General Adaptation Syndrom

15
(1) General Adaptation Syndrom Reaksi fisiologis tubuh terhadap perubahan- perubahan akibat stress disebut sebagai general adaption syndrome, yang terdiri dari tiga fase: a. Alarm reaction(reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor(perubahan) dengan baik. Apabila ada rasa takut atau cemas atau khawatir tubuh akan mengeluarkan adrenalin, hormon yang mempercepat katabolisme untuk menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi bahaya mengacam. Ditambah dengan denyut jantung bertambah dan otot berkontraksi. b. The stage of resistance( reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau melampaui tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini sudah dapat timbul gejala-gejala psikis dan somatis. Respon ini disebut juga coping mechanism. Coping berarti kegiatan menghadapi masalah, misalnya kecewa diatasi dengan humor, rasa tidak senang dihadapi dengan ramah dan sebagainya c. Stage of exhaustion( reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak dengan jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal- gatal, impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya. Kadang muncul gangguan tidak mau makan atau terlalu banyak makan. a. Hipothalamus Merupakan bagian diencephalons yang paling ventral Hypothalamus terdiri dari bagian-bagian:

description

syndrom

Transcript of General Adaptation Syndrom

Page 1: General Adaptation Syndrom

(1) General Adaptation Syndrom

Reaksi fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan akibat stress

disebut sebagai general adaption syndrome, yang terdiri dari tiga fase:

a. Alarm reaction(reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor(perubahan) dengan baik. Apabila ada rasa takut atau cemas atau khawatir tubuh akan mengeluarkan adrenalin, hormon yang mempercepat katabolisme untuk menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi bahaya mengacam. Ditambah dengan denyut jantung bertambah dan otot berkontraksi.

b. The stage of resistance( reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau melampaui tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini sudah dapat timbul gejala-gejala psikis dan somatis. Respon ini disebut juga coping mechanism. Coping berarti kegiatan menghadapi masalah, misalnya kecewa diatasi dengan humor, rasa tidak senang dihadapi dengan ramah dan sebagainya

c. Stage of exhaustion( reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak dengan jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal-gatal, impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya. Kadang muncul gangguan tidak mau makan atau terlalu banyak makan.

a. Hipothalamus

Merupakan bagian diencephalons yang paling ventral

Hypothalamus terdiri dari bagian-bagian:

1) Pars supraoptica (optica), yaitu substansia grisea sekitar chiasma

opticum, terdapat dua kelompok nuclei padat dan terdiri atas sel-sel

neuron yang berukuran besar:

a. Nucleus paraventricularis

b. Nucleus supraopticus.

2) Pars tubelaris, terdiri dari tuber cinerum dan infundibulum, pars

tuberalis dibagi menjadi daerah medial dan lateral oleh fornix.

Terdapat nuclei lateral dan nuclei ventromedial hipothalamus yang

merupakan pusat ganjaran.

3) Pars mammillaris, terdiri atas corpora mammillaria dan substansia

grisea sekitarnya. Pada manusia, corporis mammillares hampir

Page 2: General Adaptation Syndrom

seluruhnya terdiri atas nucleus corporis mammillaris medialis, yang

terdiri dari sel-sel neuron yang relatif kecil.

Hypothalamus merupakan pusat control utama dari system saraf otonom

dan system endokrin dan memiliki peran penting dalam menjaga

homeostasis berbagai organ tubuh. Beberapa peran hypothalamus:

a. Sekresi hormone. Hypothalamus mensekresikan hormone yang

mengontrol glandula pituitary bagian anterior. Melalui pituitary ,

hypothalamus mengatur pertumbuhan, metabolisme, reproduksi, dan

respon stress. Hypothalamus juga memproduksi dua hormone yang

disimpan pada glandula pituitary bagian posterior yang berhubungan

dengan kontraksi kerja, laktasi, dan penyimpanan air.

b. Efek Autonomik. Hypothalamus merupakan pusat integrasi utama dari

system saraf otonom. Hypothalamus mengirimkan serat descenden

menuju nucleus yang lebih bawah pada batang otak yang

mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, sekresi dan motilitas

gastrointestinal, diameter pupil, dll.

c. Thermoregulation. Hypothalamic thermostat merupakan nucleus yang

memonitor temperature darah. Ketika temperature menjadi terlalu

tinggi atau terlalu rendah, thermostat mengirimkan sinyal kepada

nucleus lainnya (heat-losing center atau heat-producing center), yang

mengontrol vasodilatasi dan vasokonstriksi kutaneus, pengeluaran

keringat, menggigil, dan biloereksi.

d. Food and water intake. Neuron dari pusat lapar dan kenyang (hunger

and satiety center) memonitor level gula darah dan asam amino dan

menghasilkan sensasi lapar dan kenyang. Osmoreseptor (hypothalamic

neurons) memonitor osmolaritas darah dan menstimulasi pusat rasa

haus ketika dehidrasi timbul. Keadaan dehidrasi juga menstimulasi

hypothalamus untuk memproduksi ADH yang menghemat air dengan

mengurangi output urine.

Page 3: General Adaptation Syndrom

e. Sleep and circadian rhythms. Bagian caudal dari hypothalamus

merupakan bagian dari formation reticularis, yang mengandung

nucleus yang mengatur keadaan tidur dan terjaga. Bagian superior dari

chiasma opticum, hypothalamus mengandung nucleus suprachiasmatic

yang mengontrol ritme 24jam (circadian) aktivitas kita.

f. Memory. Badan Mammillaris dari hypothalamus merupakan pathway

sinyal yang berjalan dari hypocampus (pusat memory penting) menuju

thalamus. Lesi pada badan mammillaris mengakibatkan deficit memory

g. Emotional behavior. Pusat hypothalamus terlibat dalam berbagai

macam respon emosional, termasuk marah, agresi, takut, senang, dan

puas, dan terlibat juga dalam rangsangan seksual, copulasi, dan

orgasme.

b. Area Asosiasi

Area ini disebut sebagai area asosiasi karena berfungsi untuk menerima dan

mengartikan sinyal-sinyal secara bersamaan dari berbagai regio, baik dari

korteks motorik maupun korteks sensorik, demikian juga dari struktur-struktur

subkortikal. Namun masing-masing bagian pada area asosiasi ini memiliki

fungsi masing-masing. Area asosiasi paling penting adalah area asosiasi

parieto-oksipitotemporal, area asosiasi prefrontal, area asosiasi limbic.

1. Area asosiasi parieto-oksipitotemporal

Letak : ruang kortikal parietal dan oksipital besar

Batas : anterior : korteks somatosensorik, posterior : korteks

penglihatan, lateral : korteks pendengaran

Subarea fungsional dari area asosiasi parieto-oksipitotemporal

Analisis terhadap keserasian spasial tubuh

Letak : bagian posterior korteks parietalis dan meluas ke korteks

oksipitalis superior

Fungsi : menerima informasi dari sensoris penglihatan dari korteks

oksipital posterior dan dari somatosensoris dari korteks parietalis

Page 4: General Adaptation Syndrom

anterior. Kemudian dari informasi ini, area tersebut menghitung

koordinasi penglihatan, pendengaran, dan sekeliiling tubuh.

Area pemahaman bahasa (area wernicke)

Letak : belakang korteks auditorik primer pada bagian posterior

girus temporalis di lobus temporalis.

Fungsi : intelektual yang tinggi karena hampir semuanya

didasarkan pada bahasa.

Area untuk melakukan proses awal bahasa penglihatan (membaca)

Letak : bagian posterior area wernicke

Fungsi ; untuk pemahaman bahasa dengan cara membaca.

Area penamaan objek

Letak : di daerah paling lateral lobus oksipitalis anterior dan lobus

temporalis posterior

Fungsi : mempelajari nama-nama terutama dari input pendengaran

sedangkan bagaimana sifat fisik suatu objek dipelajari dari

pengliatan atau input visual.

2. Area asosiasi prefrontal

Area asosiasi prefrontal memiliki funsi yang berkaitan erat dengan korteks

motorik untuk merencanakan pola-pola yang kompleks dan berurutan dari

gerakan motorik. Area ini mendapat Input yang kuat dari serabut saraf

yang menghubungkan area asosiasi parieto-oksipitotemporalis dengan

area asosiasi prefrontal selain itu juga endapatkan input yang belum

dianalisis, khususnya informasi mengenai banyak informasi tentang

keserasian tubuh secara spasial yang diperlukan untuk merencanakan

gerakan-gerakan yang efektif.

Kebanyakan Output dari area ini masuk ke dalam system pengatur

motorik yang berjalan melalui system pengatur motorik yang berjalan

melalui bagian kaudatus dari lintasan umpan balik ganglia basalis-

thalamus guna melakukan perencanaan motorik. Area asosiasi prefrontal

juga penting untuk melakukan proses berfikir dalam benak fikiran.

Page 5: General Adaptation Syndrom

Area broca

Area broca merupakan region khusus pada region frontalis, memiliki

lintasan saraf untuk membentuk kata. Region ini terletak sebagian

dikorteks prefrontal bagian posterior lateral, dan sebagian lagi di

bagian area premotorik.

Pada daerah inilah rencana dan pola-pola motorik untuk menyatakan

kata-kata atau bahkan kalimat pendek dicetuskan dan dilaksanakan.

Area ini sangat berkaitan erat dengan pusat pemahaman bahasa

wernicke di korteks asosiasi temporal.

3. Area asosiasi limbic.

Area ini ditemukan di belahan anterior lobus temporalis, di bagian ventral

lobus frontalis dan di gyrus cingulata terletak di dalam pada fisura

longitudinalis di bagian tengah setiap hemisferium cerebri. Semua ini

secara primer berhubungan dengan tingkah laku, emosi dan motivasi.

System limbic meliputi serangkaian neuron kompleks di region mid basal

otak. System limbic ini menghasilkan banyak sekali pengaturan emosi

untuk mengaktifkan area otak lain ke dalam suatu aksi dan bahkan

menghasilkan pengaturan motivasi untuk pengaturan proses belajar itu

sendiri.

1. Mekanisme Intergrasi Sistem Limbik dan korteks cerebri

Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala

fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan

penjelasan medis yang adekuat. Gejala dan keluhan somatik adalah cukup serius

untuk menyebabkan penderitaan emosional yang bermakna pada pasien atau

gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau

pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform mencerminkan penilaian klinisi

bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan,

dan durasi gejala. Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura-pura

yang disadari atau gangguan buatan. ( Engelberta Perdamaian, 2007 )

Page 6: General Adaptation Syndrom

Rasa khawatir, gelisah, takut, waswas, tidak tenteram, panik dan sebagainya

merupakan gejala umum akibat cemas. Namun sampai sebatas mana situasi jiwa

berupa cemas itu dapat ditoleransi oleh seorang individu sebagai kesatuan utuh.

Karena seringkali ”cemas” menimbulkan keluhan fisik berupa berdebar-debar,

berkeringat, sakit kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan beragam lainnya.

Kecemasan pada umumnya berhubungan dengan adanya situasi yang mengancam

atau membahayakan. Dengan berjalannya waktu, keadaan cemas tersebut

biasanya akan dapat teratasi sendiri. Namun, ada keadaan cemas yang

berkepanjangan, bahkan tidak jelas lagi kaitannya dengan suatu faktor penyebab

atau pencetus tertentu. Hal ini merupakan pertanda gangguan kejiwaan yang

dapat menyebabkan hambatan dalam berbagai segi kemampuan dan fungsi sosial

bagi penderitanya. Tidaklah mudah untuk membedakan cemas yang wajar dan

cemas yang sakit. Karena keduanya merupakan dan normal dalam kehidupan

sehari-hari.

Kecemasan sangat erat hubungannya dengan emosi dan memori seseorang

terhadap suatu peristiwa atau pengalaman. Sesungguhnya ada mekanisme

fisiologis yang dapat menjelaskan bagaimana sebenarnya kaitan emosi dan

memori kita dengan sistem saraf pusat.

Emosi dan memori diatur secara terkoordinasi oleh sistem saraf pusat kita.

Melibatkan suatu sistem yang disebut Sistem Limbik. Sistem Limbik ini terletak

di regio basal dari serebrum yang seluruh lintasan neuronalnya mengatur tingkah

laku emosional dan dorongan motivasional. Bagian meliputi hipotalamus,

septum, area paraolfaktoria, epitalamus, nuklei anterior talamus, hipokampus ,

bagian ganglia basalis, hipokampus, dan amigdala. Memiliki korteks limbik

disekitarnya, antara lain area orbitofrontal, girus subkalosal, girus cinguli, gyrus

parahipokampal, dan uncus ( Guyton, 2007 ) . Sistem Limbik dalam

pengaturaannya tidak bekerja sendiri. Sistem ini memiliki hubungan ke area

batang otak dan ke area korteks otak.

James Papez menemukan suatu sirkuit, yang menurutnya sirkuit ini membentuk

emosi dan memori seseorang. Menurut Papez sirkuit ini terdiri atas hipotalamus,

corpus mamilary, nuclei anterior thalamus, gyrus cinguli, dan formation

hipokampal. Teori sirkuit Papez ini masih digunakan saat ini, walaupun saat ini

Page 7: General Adaptation Syndrom

telah ditemukan steuktur-struktur lain yang berperan dalam emosi dan memori

( Greenstein, 2000).

Berikut ini skema mengenai sirkuit Papez dan koordinasinya dengan strukur otak

lainnya .

[Gambar 4: Sirkuit Papez]

Page 8: General Adaptation Syndrom

Misalkan seseorang mengalami pengalaman yang menyakitkan dan

menyedihkan. Ingatan mengenai pengalaman tersebut akan terus tertanam karena

salah satu sifat otak adalah cenderung untuk mengulang informasi baru yang ia

terima terutama informasi yang menyita perhatian pikiran ( Guyton, 2007 ).

Dari proses visual dan pendengaran kita mengenai suatu peristiwa, pengalaman

ini akan dibawa ke area wernicke . Aktivasi area wernicke ini dapat

menginterpretasikan arti yang rumit dari bermacam-macam pengalaman sensorik.

Stimulus dari pengalaman ini akan ditangkap daerah-daerah lain di korteks.

Kemudian melalui entorhinal cortex dihubungkan ke formatio hipokampal, yang

terdiri atas gyrus dentatus, hipokampus dan subiculum. Di hipokampus terjadi

suatu proses konsolidasi ingatan ( Guyton, 2007 ). Hipokampus menyebabkan

timbulnya dorongan untuk mengubah ingtan jangka pendek menjadi ingatan

jangka panjang melalui proses yang disebut Long-term potentiation ( Greenstein,

2000)

Mekanisme Long-term Potentiation ini mengacu pada suatu peningkatan kekuatan

hubungan-hubungan sinaps yang sudah ada. Berdasarkan gambar diatas dapat

diketahui bahwa jika quisqualate/ kainane receptor ( Q/K ) pada neuron pascasinaps

terdepolarisasi ( yaitu berikatan dengan glutamat ), blok Mg2+ di reseptor NMDA

pada neuron pasca sinaps yang sama akan terbuka sehingga kanal terbuka, terjadi

influks ion Ca2+. Masuknya ion Ca2+ ini akan mempengaruhi protein kinase, dalam

pembuatan nitrit oxide ( NO ). Adanya senyawa nitrit oxside menyebabkan produksi

quisqualate / kainane receptor ( Q/K ) dan neurotrasmiter bertambah. Proses Long-

term Potentiation telah dibuktikan bertahan selama beberapa hari atau minggu, cukup

lama bagi proses konsolidasi ingatan jangka panjang yang lebih permanen. Jadi

Hipokampus men-setting emosi dengan cara memanggil memori.

Dari Hipokampus , berlanjut ke tiga arah. Dapat dikembalikan kembali ke korteks

atau berlanjut ke amigdala atau melalui fornix menuju corpus mamilary dan

hipotalamus.

Di amigdala akan terjadi penentuan isi dari emosi sesuai dengan setiap keadaan.

Amigdala juga berperan sebagai reward center yang kurang peka. Dari amigdala

kemudian berlanjut ke Hipotalamus.

Page 9: General Adaptation Syndrom

Hipotalamus ini erat kaitaannya dengan fungsi prilaku kita. Selain memiliki

fungsi vegetatif, ia juga memiliki fungsi endokrin. Di Hipotalamus, akan terjadi

pembentukan respon kita terhadap emosi yang kita miliki. Apakah nantinya

jantung kita berdebar-debar atau berkeringat dingin. Perangsangan berbagai area

tertentu di hipotalamus akan menimbulkan efek neurogenik.

Hipotalamus mengirimkan sinyal keluaran ke bawah menuju batang otak

terutama ke area mesensefalon, pons dan medula, kemudian dilanjutkan ke saraf

perifer sistem saraf otonom. Jadi impuls dari hipotalamus akan mempengaruhi

sistem saraf simpatis dan parasimpatis

Contoh, jika terjadi perangsangan di hipotalamus posterior dan lateral, akan

terjadi peningkatan denyut jantung. Di hipotalamus juga terdapat utama untuk

reward and punishment center. Kedua pusat ganjaran dan hukuman limbik ini

akan menimbulkan latar belakang suasana hati dan motivasi seseorang. Sehingga

motivasi –motivasi ini mendorong otak untuk mengingat pengalaman-

pengalaman dan pikiran-pikiran yang menyenangkan atau yang tidak

menyenangkan. Jika merangsang reward center akan muncul perasaan senang,

sebaliknya jika yang teraktivasi adalah punishment center maka muncul merasaan

sedih. Jalur tidak berhenti di Hipotalamus. Sinyal akan diteruskan ke cortex

prefrontal . Dari area reward center di hipotalamus di bagian ventromedial dan

lateral dapat diteruskan ke cortex untuk menimbulkan suatu respon tindakan

karena senang. Untuk area punishment center di daerah zone periventrikular

hipotalamus jika hanya berhenti di area ini, masalah tidak akan terselesaikan.

Jalur bisa diteruskan ke area yang lebih tinggi ( prefrontal ) untuk dipikirkan agar

menemukan suatu jalan keluar. Sebagaimana telah diketahui area prefrontal otak

memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah. Area prefrontal ini

mempertahankan jejak potongan kecil informasi secara simultan dan kemudian

mencetuskan pemanggilan kembali informasi ini segera mungkin, sebagaimana

yang diperlukan untuk pemikiran selanjutnya. Inilah yang disebut konsep ingatan

aktif otak. Dengan ingatan aktif inilah kita bisa mencoba untuk bisa

berkonsentrasi untuk memecahkan suatu masalah. Jika masalah ini tidak bisa

diselesaikan muncullah kecemasan diri.

Page 10: General Adaptation Syndrom