General Adaptation Syndrom
-
Upload
baiqhulhizatilamni -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
description
Transcript of General Adaptation Syndrom
![Page 1: General Adaptation Syndrom](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072113/55cf9463550346f57ba1ad08/html5/thumbnails/1.jpg)
(1) General Adaptation Syndrom
Reaksi fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan akibat stress
disebut sebagai general adaption syndrome, yang terdiri dari tiga fase:
a. Alarm reaction(reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor(perubahan) dengan baik. Apabila ada rasa takut atau cemas atau khawatir tubuh akan mengeluarkan adrenalin, hormon yang mempercepat katabolisme untuk menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi bahaya mengacam. Ditambah dengan denyut jantung bertambah dan otot berkontraksi.
b. The stage of resistance( reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau melampaui tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini sudah dapat timbul gejala-gejala psikis dan somatis. Respon ini disebut juga coping mechanism. Coping berarti kegiatan menghadapi masalah, misalnya kecewa diatasi dengan humor, rasa tidak senang dihadapi dengan ramah dan sebagainya
c. Stage of exhaustion( reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak dengan jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal-gatal, impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya. Kadang muncul gangguan tidak mau makan atau terlalu banyak makan.
a. Hipothalamus
Merupakan bagian diencephalons yang paling ventral
Hypothalamus terdiri dari bagian-bagian:
1) Pars supraoptica (optica), yaitu substansia grisea sekitar chiasma
opticum, terdapat dua kelompok nuclei padat dan terdiri atas sel-sel
neuron yang berukuran besar:
a. Nucleus paraventricularis
b. Nucleus supraopticus.
2) Pars tubelaris, terdiri dari tuber cinerum dan infundibulum, pars
tuberalis dibagi menjadi daerah medial dan lateral oleh fornix.
Terdapat nuclei lateral dan nuclei ventromedial hipothalamus yang
merupakan pusat ganjaran.
3) Pars mammillaris, terdiri atas corpora mammillaria dan substansia
grisea sekitarnya. Pada manusia, corporis mammillares hampir
![Page 2: General Adaptation Syndrom](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072113/55cf9463550346f57ba1ad08/html5/thumbnails/2.jpg)
seluruhnya terdiri atas nucleus corporis mammillaris medialis, yang
terdiri dari sel-sel neuron yang relatif kecil.
Hypothalamus merupakan pusat control utama dari system saraf otonom
dan system endokrin dan memiliki peran penting dalam menjaga
homeostasis berbagai organ tubuh. Beberapa peran hypothalamus:
a. Sekresi hormone. Hypothalamus mensekresikan hormone yang
mengontrol glandula pituitary bagian anterior. Melalui pituitary ,
hypothalamus mengatur pertumbuhan, metabolisme, reproduksi, dan
respon stress. Hypothalamus juga memproduksi dua hormone yang
disimpan pada glandula pituitary bagian posterior yang berhubungan
dengan kontraksi kerja, laktasi, dan penyimpanan air.
b. Efek Autonomik. Hypothalamus merupakan pusat integrasi utama dari
system saraf otonom. Hypothalamus mengirimkan serat descenden
menuju nucleus yang lebih bawah pada batang otak yang
mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, sekresi dan motilitas
gastrointestinal, diameter pupil, dll.
c. Thermoregulation. Hypothalamic thermostat merupakan nucleus yang
memonitor temperature darah. Ketika temperature menjadi terlalu
tinggi atau terlalu rendah, thermostat mengirimkan sinyal kepada
nucleus lainnya (heat-losing center atau heat-producing center), yang
mengontrol vasodilatasi dan vasokonstriksi kutaneus, pengeluaran
keringat, menggigil, dan biloereksi.
d. Food and water intake. Neuron dari pusat lapar dan kenyang (hunger
and satiety center) memonitor level gula darah dan asam amino dan
menghasilkan sensasi lapar dan kenyang. Osmoreseptor (hypothalamic
neurons) memonitor osmolaritas darah dan menstimulasi pusat rasa
haus ketika dehidrasi timbul. Keadaan dehidrasi juga menstimulasi
hypothalamus untuk memproduksi ADH yang menghemat air dengan
mengurangi output urine.
![Page 3: General Adaptation Syndrom](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072113/55cf9463550346f57ba1ad08/html5/thumbnails/3.jpg)
e. Sleep and circadian rhythms. Bagian caudal dari hypothalamus
merupakan bagian dari formation reticularis, yang mengandung
nucleus yang mengatur keadaan tidur dan terjaga. Bagian superior dari
chiasma opticum, hypothalamus mengandung nucleus suprachiasmatic
yang mengontrol ritme 24jam (circadian) aktivitas kita.
f. Memory. Badan Mammillaris dari hypothalamus merupakan pathway
sinyal yang berjalan dari hypocampus (pusat memory penting) menuju
thalamus. Lesi pada badan mammillaris mengakibatkan deficit memory
g. Emotional behavior. Pusat hypothalamus terlibat dalam berbagai
macam respon emosional, termasuk marah, agresi, takut, senang, dan
puas, dan terlibat juga dalam rangsangan seksual, copulasi, dan
orgasme.
b. Area Asosiasi
Area ini disebut sebagai area asosiasi karena berfungsi untuk menerima dan
mengartikan sinyal-sinyal secara bersamaan dari berbagai regio, baik dari
korteks motorik maupun korteks sensorik, demikian juga dari struktur-struktur
subkortikal. Namun masing-masing bagian pada area asosiasi ini memiliki
fungsi masing-masing. Area asosiasi paling penting adalah area asosiasi
parieto-oksipitotemporal, area asosiasi prefrontal, area asosiasi limbic.
1. Area asosiasi parieto-oksipitotemporal
Letak : ruang kortikal parietal dan oksipital besar
Batas : anterior : korteks somatosensorik, posterior : korteks
penglihatan, lateral : korteks pendengaran
Subarea fungsional dari area asosiasi parieto-oksipitotemporal
Analisis terhadap keserasian spasial tubuh
Letak : bagian posterior korteks parietalis dan meluas ke korteks
oksipitalis superior
Fungsi : menerima informasi dari sensoris penglihatan dari korteks
oksipital posterior dan dari somatosensoris dari korteks parietalis
![Page 4: General Adaptation Syndrom](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072113/55cf9463550346f57ba1ad08/html5/thumbnails/4.jpg)
anterior. Kemudian dari informasi ini, area tersebut menghitung
koordinasi penglihatan, pendengaran, dan sekeliiling tubuh.
Area pemahaman bahasa (area wernicke)
Letak : belakang korteks auditorik primer pada bagian posterior
girus temporalis di lobus temporalis.
Fungsi : intelektual yang tinggi karena hampir semuanya
didasarkan pada bahasa.
Area untuk melakukan proses awal bahasa penglihatan (membaca)
Letak : bagian posterior area wernicke
Fungsi ; untuk pemahaman bahasa dengan cara membaca.
Area penamaan objek
Letak : di daerah paling lateral lobus oksipitalis anterior dan lobus
temporalis posterior
Fungsi : mempelajari nama-nama terutama dari input pendengaran
sedangkan bagaimana sifat fisik suatu objek dipelajari dari
pengliatan atau input visual.
2. Area asosiasi prefrontal
Area asosiasi prefrontal memiliki funsi yang berkaitan erat dengan korteks
motorik untuk merencanakan pola-pola yang kompleks dan berurutan dari
gerakan motorik. Area ini mendapat Input yang kuat dari serabut saraf
yang menghubungkan area asosiasi parieto-oksipitotemporalis dengan
area asosiasi prefrontal selain itu juga endapatkan input yang belum
dianalisis, khususnya informasi mengenai banyak informasi tentang
keserasian tubuh secara spasial yang diperlukan untuk merencanakan
gerakan-gerakan yang efektif.
Kebanyakan Output dari area ini masuk ke dalam system pengatur
motorik yang berjalan melalui system pengatur motorik yang berjalan
melalui bagian kaudatus dari lintasan umpan balik ganglia basalis-
thalamus guna melakukan perencanaan motorik. Area asosiasi prefrontal
juga penting untuk melakukan proses berfikir dalam benak fikiran.
![Page 5: General Adaptation Syndrom](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072113/55cf9463550346f57ba1ad08/html5/thumbnails/5.jpg)
Area broca
Area broca merupakan region khusus pada region frontalis, memiliki
lintasan saraf untuk membentuk kata. Region ini terletak sebagian
dikorteks prefrontal bagian posterior lateral, dan sebagian lagi di
bagian area premotorik.
Pada daerah inilah rencana dan pola-pola motorik untuk menyatakan
kata-kata atau bahkan kalimat pendek dicetuskan dan dilaksanakan.
Area ini sangat berkaitan erat dengan pusat pemahaman bahasa
wernicke di korteks asosiasi temporal.
3. Area asosiasi limbic.
Area ini ditemukan di belahan anterior lobus temporalis, di bagian ventral
lobus frontalis dan di gyrus cingulata terletak di dalam pada fisura
longitudinalis di bagian tengah setiap hemisferium cerebri. Semua ini
secara primer berhubungan dengan tingkah laku, emosi dan motivasi.
System limbic meliputi serangkaian neuron kompleks di region mid basal
otak. System limbic ini menghasilkan banyak sekali pengaturan emosi
untuk mengaktifkan area otak lain ke dalam suatu aksi dan bahkan
menghasilkan pengaturan motivasi untuk pengaturan proses belajar itu
sendiri.
1. Mekanisme Intergrasi Sistem Limbik dan korteks cerebri
Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala
fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan
penjelasan medis yang adekuat. Gejala dan keluhan somatik adalah cukup serius
untuk menyebabkan penderitaan emosional yang bermakna pada pasien atau
gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau
pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform mencerminkan penilaian klinisi
bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan,
dan durasi gejala. Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura-pura
yang disadari atau gangguan buatan. ( Engelberta Perdamaian, 2007 )
![Page 6: General Adaptation Syndrom](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072113/55cf9463550346f57ba1ad08/html5/thumbnails/6.jpg)
Rasa khawatir, gelisah, takut, waswas, tidak tenteram, panik dan sebagainya
merupakan gejala umum akibat cemas. Namun sampai sebatas mana situasi jiwa
berupa cemas itu dapat ditoleransi oleh seorang individu sebagai kesatuan utuh.
Karena seringkali ”cemas” menimbulkan keluhan fisik berupa berdebar-debar,
berkeringat, sakit kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan beragam lainnya.
Kecemasan pada umumnya berhubungan dengan adanya situasi yang mengancam
atau membahayakan. Dengan berjalannya waktu, keadaan cemas tersebut
biasanya akan dapat teratasi sendiri. Namun, ada keadaan cemas yang
berkepanjangan, bahkan tidak jelas lagi kaitannya dengan suatu faktor penyebab
atau pencetus tertentu. Hal ini merupakan pertanda gangguan kejiwaan yang
dapat menyebabkan hambatan dalam berbagai segi kemampuan dan fungsi sosial
bagi penderitanya. Tidaklah mudah untuk membedakan cemas yang wajar dan
cemas yang sakit. Karena keduanya merupakan dan normal dalam kehidupan
sehari-hari.
Kecemasan sangat erat hubungannya dengan emosi dan memori seseorang
terhadap suatu peristiwa atau pengalaman. Sesungguhnya ada mekanisme
fisiologis yang dapat menjelaskan bagaimana sebenarnya kaitan emosi dan
memori kita dengan sistem saraf pusat.
Emosi dan memori diatur secara terkoordinasi oleh sistem saraf pusat kita.
Melibatkan suatu sistem yang disebut Sistem Limbik. Sistem Limbik ini terletak
di regio basal dari serebrum yang seluruh lintasan neuronalnya mengatur tingkah
laku emosional dan dorongan motivasional. Bagian meliputi hipotalamus,
septum, area paraolfaktoria, epitalamus, nuklei anterior talamus, hipokampus ,
bagian ganglia basalis, hipokampus, dan amigdala. Memiliki korteks limbik
disekitarnya, antara lain area orbitofrontal, girus subkalosal, girus cinguli, gyrus
parahipokampal, dan uncus ( Guyton, 2007 ) . Sistem Limbik dalam
pengaturaannya tidak bekerja sendiri. Sistem ini memiliki hubungan ke area
batang otak dan ke area korteks otak.
James Papez menemukan suatu sirkuit, yang menurutnya sirkuit ini membentuk
emosi dan memori seseorang. Menurut Papez sirkuit ini terdiri atas hipotalamus,
corpus mamilary, nuclei anterior thalamus, gyrus cinguli, dan formation
hipokampal. Teori sirkuit Papez ini masih digunakan saat ini, walaupun saat ini
![Page 7: General Adaptation Syndrom](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072113/55cf9463550346f57ba1ad08/html5/thumbnails/7.jpg)
telah ditemukan steuktur-struktur lain yang berperan dalam emosi dan memori
( Greenstein, 2000).
Berikut ini skema mengenai sirkuit Papez dan koordinasinya dengan strukur otak
lainnya .
[Gambar 4: Sirkuit Papez]
![Page 8: General Adaptation Syndrom](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072113/55cf9463550346f57ba1ad08/html5/thumbnails/8.jpg)
Misalkan seseorang mengalami pengalaman yang menyakitkan dan
menyedihkan. Ingatan mengenai pengalaman tersebut akan terus tertanam karena
salah satu sifat otak adalah cenderung untuk mengulang informasi baru yang ia
terima terutama informasi yang menyita perhatian pikiran ( Guyton, 2007 ).
Dari proses visual dan pendengaran kita mengenai suatu peristiwa, pengalaman
ini akan dibawa ke area wernicke . Aktivasi area wernicke ini dapat
menginterpretasikan arti yang rumit dari bermacam-macam pengalaman sensorik.
Stimulus dari pengalaman ini akan ditangkap daerah-daerah lain di korteks.
Kemudian melalui entorhinal cortex dihubungkan ke formatio hipokampal, yang
terdiri atas gyrus dentatus, hipokampus dan subiculum. Di hipokampus terjadi
suatu proses konsolidasi ingatan ( Guyton, 2007 ). Hipokampus menyebabkan
timbulnya dorongan untuk mengubah ingtan jangka pendek menjadi ingatan
jangka panjang melalui proses yang disebut Long-term potentiation ( Greenstein,
2000)
Mekanisme Long-term Potentiation ini mengacu pada suatu peningkatan kekuatan
hubungan-hubungan sinaps yang sudah ada. Berdasarkan gambar diatas dapat
diketahui bahwa jika quisqualate/ kainane receptor ( Q/K ) pada neuron pascasinaps
terdepolarisasi ( yaitu berikatan dengan glutamat ), blok Mg2+ di reseptor NMDA
pada neuron pasca sinaps yang sama akan terbuka sehingga kanal terbuka, terjadi
influks ion Ca2+. Masuknya ion Ca2+ ini akan mempengaruhi protein kinase, dalam
pembuatan nitrit oxide ( NO ). Adanya senyawa nitrit oxside menyebabkan produksi
quisqualate / kainane receptor ( Q/K ) dan neurotrasmiter bertambah. Proses Long-
term Potentiation telah dibuktikan bertahan selama beberapa hari atau minggu, cukup
lama bagi proses konsolidasi ingatan jangka panjang yang lebih permanen. Jadi
Hipokampus men-setting emosi dengan cara memanggil memori.
Dari Hipokampus , berlanjut ke tiga arah. Dapat dikembalikan kembali ke korteks
atau berlanjut ke amigdala atau melalui fornix menuju corpus mamilary dan
hipotalamus.
Di amigdala akan terjadi penentuan isi dari emosi sesuai dengan setiap keadaan.
Amigdala juga berperan sebagai reward center yang kurang peka. Dari amigdala
kemudian berlanjut ke Hipotalamus.
![Page 9: General Adaptation Syndrom](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072113/55cf9463550346f57ba1ad08/html5/thumbnails/9.jpg)
Hipotalamus ini erat kaitaannya dengan fungsi prilaku kita. Selain memiliki
fungsi vegetatif, ia juga memiliki fungsi endokrin. Di Hipotalamus, akan terjadi
pembentukan respon kita terhadap emosi yang kita miliki. Apakah nantinya
jantung kita berdebar-debar atau berkeringat dingin. Perangsangan berbagai area
tertentu di hipotalamus akan menimbulkan efek neurogenik.
Hipotalamus mengirimkan sinyal keluaran ke bawah menuju batang otak
terutama ke area mesensefalon, pons dan medula, kemudian dilanjutkan ke saraf
perifer sistem saraf otonom. Jadi impuls dari hipotalamus akan mempengaruhi
sistem saraf simpatis dan parasimpatis
Contoh, jika terjadi perangsangan di hipotalamus posterior dan lateral, akan
terjadi peningkatan denyut jantung. Di hipotalamus juga terdapat utama untuk
reward and punishment center. Kedua pusat ganjaran dan hukuman limbik ini
akan menimbulkan latar belakang suasana hati dan motivasi seseorang. Sehingga
motivasi –motivasi ini mendorong otak untuk mengingat pengalaman-
pengalaman dan pikiran-pikiran yang menyenangkan atau yang tidak
menyenangkan. Jika merangsang reward center akan muncul perasaan senang,
sebaliknya jika yang teraktivasi adalah punishment center maka muncul merasaan
sedih. Jalur tidak berhenti di Hipotalamus. Sinyal akan diteruskan ke cortex
prefrontal . Dari area reward center di hipotalamus di bagian ventromedial dan
lateral dapat diteruskan ke cortex untuk menimbulkan suatu respon tindakan
karena senang. Untuk area punishment center di daerah zone periventrikular
hipotalamus jika hanya berhenti di area ini, masalah tidak akan terselesaikan.
Jalur bisa diteruskan ke area yang lebih tinggi ( prefrontal ) untuk dipikirkan agar
menemukan suatu jalan keluar. Sebagaimana telah diketahui area prefrontal otak
memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah. Area prefrontal ini
mempertahankan jejak potongan kecil informasi secara simultan dan kemudian
mencetuskan pemanggilan kembali informasi ini segera mungkin, sebagaimana
yang diperlukan untuk pemikiran selanjutnya. Inilah yang disebut konsep ingatan
aktif otak. Dengan ingatan aktif inilah kita bisa mencoba untuk bisa
berkonsentrasi untuk memecahkan suatu masalah. Jika masalah ini tidak bisa
diselesaikan muncullah kecemasan diri.
![Page 10: General Adaptation Syndrom](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022072113/55cf9463550346f57ba1ad08/html5/thumbnails/10.jpg)