GEJALA DEPRESI MENURUT AL-QUR’AN (KAJIAN ...repository.uinjambi.ac.id/4428/1/Gejala Depresi...

77
GEJALA DEPRESI MENURUT AL-QUR’AN (KAJIAN TEMATIK) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Pensyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S. 1) dalam Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Oleh: SITI ZULAIHA BINTI ZAKARIA NIM: 301180001 JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Transcript of GEJALA DEPRESI MENURUT AL-QUR’AN (KAJIAN ...repository.uinjambi.ac.id/4428/1/Gejala Depresi...

  • GEJALA DEPRESI MENURUT AL-QUR’AN

    (KAJIAN TEMATIK)

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu Pensyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

    (S. 1) dalam Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

    Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

    Oleh:

    SITI ZULAIHA BINTI ZAKARIA

    NIM: 301180001

    JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

    FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    2020

  • ii

    Drs. H. Lahmuddin, M.Ag Jambi, 05 Jun 2020

    M. Ali Mubarak, S.IP.,M.Si

    Alamat: Fak Ushuluddin dan Studi Kepada Yth. Agama UIN

    STS Jambi Bapak Dekan

    Jl. Raya Jambi-Ma Bulian Fak. Ushuluddin dan studi

    Simp. Sungai Duren Agama UIN STS Jambi

    Muaro Jambi. di-

    JAMBI

    NOTA DINAS

    Assalamu’alaikumWr. Wb

    Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan pensyaratan

    yang berlaku di Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi, maka kami

    berpendapat bahwa skripsi saudari Siti Zulaiha Binti Zakaria yang berjudul “Gejala

    Depresi Menurut al-Qur’an (Kajian Tematik)” telah dapat diajukan untuk

    dimunaqasyahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata

    Satu (S. 1) Jurusan Ushuluddin dan Studi Agama dalam Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

    pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.

    Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak, semoga

    bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.

    Wassalam.

    Pembimbing I Pembimbing II

    Drs. H. Lahmuddin, M.Ag M. Ali Mubarak, S.IP.,M.Si

    NIP. 196302011991031001 NIP. 025057902

  • iii

    SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Siti Zulaiha Binti Zakaria

    Nim : IAT 301180001

    Tempat/Tanggal lahir : Kedah / 27 Julai 1998

    Konsentrasi : Ilmu al-Qur’an Dan Tafsir

    Alamat :No.02, Jl. Pakis 03, RT 27, RW 08, Kelurahan

    Simpang IV Sipin, Telanaipura, 36124, Jambi

    Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul

    “Gejala Depresi Menurut al-Qur’an (Kajian Tematik)” adalah benar karya asli

    saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai ketentuan

    yang berlaku. Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka

    saya sepenuhnya bertanggungjawab sesuai dengan hukum yang berlaku di

    Indonesia dan ketentuan di Fakultas Ushuluddin UIN STS Jambi, termasuk

    pencabutan gelar yang saya peroleh melalui Skripsi ini.

    Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat

    dipergunakan seperlunya.

    Jambi, 5 Jun 2020

    Penulis,

    SitiZulaiha Binti Zakaria

    IAT 301180001

  • iv

  • v

    MOTTO

    ه ٱ ِمۡسِب يمه ٱ لّرَِنَٰمۡحٱ لّلَ لرَّحه

    نُتُم َولَاَۡعلَۡونَ ٱتَههُنواْ َولَا تَۡحَزنُواْ َوأ

    َۡؤمهنهيَن لۡأ ٩٣١إهن ُكنُتم ّمُ

    “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal

    kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang

    beriman” (QS al-Imran: 139)1

    1 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 67.

  • vi

    ABSTRAK

    Setiap manusia pasti menginginkan ketenangan dan kebahagiaan hidup di

    dunia ini. Tiada seorang manusia yang mahu hidup dalam kegelisahan, ketakutan

    dan sebagainya. Pada era kemodenan ini banyak manusia yang mengalami masalah

    jiwa yaitu depresi. Ia adalah gangguan jiwa yang serius karena ia melibatkan

    pikiran, perasaan bahkan sekiranya dibiarkan ia akan mengganggu kehidupan

    seharian dan menghancurkan masa depannya sendiri. Namun, setiap masalah

    kehidupan manusia pasti ada jalan keluar untuk mencegah dan merawat penyakit

    depresi ini.

    Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam kajian ini adalah penelitian

    kepustkaan (library research) penelitian yang dilakukan terhadap literatur-literatur

    yang ada di perpustakaan terutama yang berkaitan dengan kitab-kitab tafsir, buku-

    buku, dan literature-literatur tentang gejala depresi serta mengkaji sumber-sumber

    tertulis yang telah dipublikasikan atau pun belum dipublikasikan. Penulis meneliti

    dan mengkaji tentang gejala depresi yang terdapat dalam kandungan Al-Qur’an

    dengan pendekatan metode maudhui (tematik)

    Antara hasil kajian yang penulis dapat adalah di dalam al-Qur’an terdapat

    beberapa kata yang menunjukkan gejala depresi secara psikis. Antaranya adalah

    Ta’sa, Bakhi’un, Tab’isu dan Asafa. Perkataan ini membawa maksud sedih, rasa

    ingin membunuh diri, sedih yang bersangatan dan marah. Para mufassir juga

    menjelaskan makna dan ayat al-Qur’an yang berkaitan. Para mufassir banyak

    menceritakan tentang kisah-kisah para nabi terdahulu yang terlalu sedih karena

    keingkaran kaumnya untuk mengikuti agama Allah SWT. Namun, Allah SWT

    memujuk para nabi-Nya untuk sentiasa sabar dan tidak terlalu sedih. Meskipun ada

    manusia yang memiliki gejala depresi ini, Islam telah memberi panduan kepada

    manusia agar bisa pulih daripada depresi ini dan juga mengamalkan gaya hidup

    yang benar agar terhindar daripada gejala depresi. Selain daripada itu, sokongan

    daripada orang sekeliling penderita depresi juga amat diperlukan bagi membantu

    golongan bergejala ini agar mereka sentiasa kuat dan positif untuk terus melawan

    penyakit depresi ini.

  • vii

    PERSEMBAHAN

    الحمد الله رب العالمين

    Ku persembahkan skripsi ini

    Kepada insan-insan tersayang

    Keluarga Tercinta

    Ayahanda terhormat Zakaria Bin Senapi, Ibunda tercinta Rohimah Binti

    Hussain yang telah mendidik anakanda daripada kecil sehingga dewasa. Tidak

    lupa juga kepada adik beradik saya yang sentiasa memberikan semangat dan

    dorongan dalam menyiapkan skripsi ini serta motivasi agar tabah dalam menjalani

    hidup sebagai mahasiswa.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji syukur tiada henti-hentinya kehadrat Allah

    SWT, yang telah menganugerahi penulis dengan sedikit ilmu pengetahuan,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Selawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan alam, yakni

    Nabi besar Muhammad SAW, seorang Nabi yang pernah memberi angin

    segar kepada umatnya disaat umatnya tenggelam dalam lautan

    kemusyrikan, hingga menjadi pantai yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

    Adapun maksud dan tujuan penulis ini adalah sebagai salah satu

    syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Al-

    Qur’an dan Tafsir pada Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi. Tak lupa pula rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis

    ucapkan kepada yang terhormat.

    1. Bapak Drs. H. Lahmuddin, M.Ag sebagai pembimbing I dan Bapak M. Ali Mubarak, S.IP.,M.Si sebagai pembimbing II yang telah sabar

    membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    2. Bapak Bambang Husni Nugroho, S. Th.I., M.HI. selaku Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan

    Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    3. Bapak Dr. Abdul Halim, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    4. Bapak Dr. Masiyan M. Syam S.Ag., M.Ag, Dr. Edy Kusnadi, S.Ag.,M.Phll, serta Bapak M. Led Al-Munir, S. Ag, M. Hum selaku

    Wakil Dekan Bidang Akademik, Wakil Dekan Bidang Administrasi

    Umum dan Perencanaan dan Keuangan, serta Wakil Dekan Bidang

    Kemahasiswaan Dan Kerjasama Luar Fakultas Ushuluddin dan Studi

    Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    5. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari MA. Ph.D, Rektor UIN STS Jambi, Indonesia, Ibu Rofiqoh Ferawati, SE., M.EI Wakil Rektor I, Bapak Dr.

    As’ad Isma, M.Pd Wakil Rektor II, dan Bapak Dr. Bahrul Ulu, S.Ag,

    MA Wakil Rektor III

    6. Bapak Ibu Dosen UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang memberi ilmu pengetahuan kepada penulis.

    7. Bapak dan Ibu karyawan dan karyawati dilingkungan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    8. Bapak Pimpinan Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi beserta staf- stafnya.

    9. Teman-teman yang memberikan semangat serta motivasi yaitu Aisyah Izzati, Nazatul Azira, Fatimah, Hidayah Asrah, Nur Adibah, Mariana,

    Muhamad Muaz dan Redha Hasan serta teman-teman lain yang

    bergabung dalam Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia

  • ix

    Cabang Jambi dan sahabat-sahabat dari jurusan Ilmu Al-Qur’an dan

    Tafsir yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

    10. Serta semua pihak yang turut membantu, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

    Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis

    mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, semoga Allah SWT.,

    membalasnya. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat

    bagi kita semua.

    Jambi, 05 Jun 2020

    Penulis,

    Siti Zulaiha Binti Zakaria

    IAT301180001

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL………………………………………………………….i

    NOTA DINAS…………………………………………………………….......ii

    SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI…………………….iii

    PENGESAHAN……………………………………………………………...iv

    MOTTO…………………………………………………………………….....v

    ABSTRAK……………………………………………………………………vi

    PERSEMBAHAN………………………………………………………...…vii

    KATA PENGANTAR……………………………………………………...viii

    DAFTAR ISI……………………………………………………………….....x

    DAFTAR TABEL…………………………………………………………....xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah.......................................................1 B. Permasalahan........................................................................6 C. Batasan Masalah...................................................................6 D. Tujuan Penelitian..................................................................6 E. Kegunaan Penelitian.............................................................7 F. Tinjauan Pustaka..................................................................7 G. Metode Penelitian...............................................................10 H. Sistematika Penulisan.........................................................11

    BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEPRESI

    A. Definisi Depresi..................................................................12 B. Faktor Berlakunya Depresi.................................................13 C. Gejala Depresi.....................................................................18 D. Depresi Menurut Pandangan Islam.....................................20

    BAB III AYAT-AYAT TENTANG GEJALA DEPRESI

    A. Lafaz Dan Ayat-Ayat Yang Berkaitan Dengan Gejala Depresi................................................................................24

    B. Asbab An.-Nuzul Dan Munasabah Ayat.............................28 C. Penafsiran Ayat Tentang Gejala Depresi............................33

    BAB IV KAIDAH PENCEGAHAN DAN MERAWAT DEPRESI

    A. Secara Individu...................................................................45 B. Secara Sosial.......................................................................55

  • xi

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan.........................................................................59 B. Saran...................................................................................59

    DAFTAR PUSTAKA

    CURRICULUM VITAE

  • xii

    PEDOMAN TRANSLITERASI

    A. Alfabet

    Arab Indonesia Arab Indonesia

    ṭ ط , ا

    ẓ ظ b ب

    ʻ ع t ت

    gh غ th ث

    f ف j ج

    q ق h ح

    k ك kh خ

    l ل d د

    m م dh ذ

    n ن r ر

    h ه z ز

    w و s س

    , ء sh ش

    ي ṣ ص

    y

    ḍ ض

  • xiii

    B. Vokal dan Harkat

    Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

    ī ىا ِ ā ا a ا

    aw وِا á ىِا u ا

    ay ىِا ū وِا i ا ِ

    C. Tā’ Marbūṭah

    Transliterasi untuk ta marbutah ini ada dua macam:

    1. Tā’ Marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, makan

    transliterainya adalah /h/.

    Arab Indonesia

    Ṣalāh صالة

    Mir’āh مراة

    2. Ta Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan

    dhammah, maka transliterasinya adalah /t/.

    Arab Indonesia

    Wizārat al-Tarbiyah ةيبالتررةِاوز

    Mir’āt al-zaman مراةِالزمن

    3. Ta Marbutah yang berharakat tanwin maka translitnya adalah

    /tan/tin/tun.

    Arab Indonesia

    Faji’tan ِِفجئة

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang sempurna dan diturunkan kepada

    nabi-Nya yang terakhir yaitu nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril AS

    untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sampai akhir zaman.1 Al-Qur’an

    juga merupakan panduan kepada manusia untuk menjalani kehidupan sehari-hari

    agar manusia bisa hidup dengan tenang dan bahagia. Kebahagiaan dan ketenangan

    itu bisa dinikmati jika kita mengikut apa yang telah digariskan dalam al-Qur’an dan

    al-hadith. Kebahagiaan bukan berarti manusia tidak perlu merasa susah dalam

    menjalani kehidupan, tetapi bahagia dan tenang itu hadir melalui cobaan yang

    diberikan oleh Allah SWT dan bagaimana kita menghadapi masalah yang datang.

    Allah SWT telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik kejadian

    sebagaimana firman Allah SWT di dalam al-Qur’an:

    ۡحَسِن َتۡقوِيٖم لۡإِنَسَٰنَ ٱلََقۡد َخلَۡقَنا َ ٤فِٓي أ

    “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-

    baiknya”.(QS. At-Tin : 4)2

    Berdasarkan ayat di atas, penulis ingin menjelaskan bahwa sebaik-baik ciptaan

    itu bukanlah bentuk fisik yang sempurna, tetapi diciptakan juga hati yang memiliki

    berbagai perasaan. Misalnya manusia akan merasa tertekan, gembira, sedih, dan

    sebagainya. Sudah menjadi lumrah ketika kita ditimpa cobaan pasti merasa sedih

    dan sebagainya. Namun, segala perasaan itu perlu dijaga agar tidak berlebihan

    karena ia akan memberi kesan dalam diri manusia yang bisa menimbulkan suatu

    1 Prajudi Atmosudirdjo, Al-Qur’an Sumber Segala Disiplin Ilmu, (Jakarta: Gema Insani

    Press, 1996), 11. 2Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007),597.

  • 2

    penyakit. Oleh itu, kita harus bersederhana dalam segala hal agar tidak mendapat

    kesan sampingan.

    Di kehidupan zaman sekarang, banyak manusia yang mengalami pelbagai

    penyakit yang bukan hanya dari segi fisik tetapi dari segi jiwa atau mental manusia.

    Pada zaman ini, generasi baru perlu menghadapi arus globalisasi yang sama sekali

    baru. Perubahan yang berlaku dari segi teknologi komunikasi yang merupakan

    “penguasa” zaman modern, makin mempercepatkan perubahan, bukan hanya aspek

    material tetapi karakteristik kehidupan manusia secara keseluruhan, keluarga,

    pendidikan, pekerjaan dan kehidupan beragama.3 Disebabkan perubahan inilah,

    banyak yang menghadapi gejala depresi.

    Menurut Dandang Hawari dalam bukunya al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa

    dan Kesehatan Jiwa menyatakan:

    “Sebagai dampak modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan

    teknologi, pola gaya hidup masyarakat dan negara maju sudah berubah, dimana

    nilai moral, etika, agama, dan tradisi lama ditinggalkan karena dianggap usang.

    Kemakmuran materi yang diperoleh ternyata tidak selamanya membawa

    kepada kesejahteraan. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat negara maju

    telah kehilangan aspek spiritual yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap

    manusia, apakah ia seorang beragama ataupun orang yang sekuler sekali pun

    kekosongan spiritual, kerohanian dan kehampaan keagamaan inilah yang

    menimbulkan permasalahan dibidang kesehatan jiwa, sehubungan dengan itu

    para ahli kini berpendapat bahwa manusia bukanlah makhluk biopsiko sosial

    melainkan juga biopsiko spiritual.”4

    Depresi ini adalah gangguan perasaan seseorang yang menyebabkan perasaan

    sedih berkepanjangan sehingga hilang minatnya dalam aktivititas keseharian

    sehingga dua minggu. Menurut kriteria diagnostik American Psychiatric

    Associalation gangguan depresi ini bisa mucul apabila seseorang mengalami lima

    atau lebih gejala depresi fisik atau psikologis selama lebih dari 2 minggu berturut-

    turut.5 Antara gejala yang bisa dilihat adalah terus menerus merasa sedih, gelisah,

    3 Badruddin Hsubky, Dilema Ulama Dalam Perubahan Zaman, (Jakarta, Gema Insani

    Press, 1995). 4 Rahmi Meldayati, Mental Disorder Dalam Al-Quran, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,

    2010), 2. 5Tim Smart Patien, “depression”(jakarta, hopital authority,2018), 2.

  • 3

    merasa tidak ada harapan, pikiran akan bunuh diri, mudah marah dan sebagainya.6

    Penyakit ini bisa dihadapi oleh siapapun tanpa dibatasi umur, gender dan

    sebagainya.7Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan depresi terjadi,

    diantaranya adalah faktor psikologis dan sosial.

    Menurut kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus kematian banyak

    terjadi pada mereka yang berumur 15 hingga 29 tahun. Hasil statistik, satu kematian

    berlaku pada setiap 40 detik menjadikan hampir 800,000 orang mati setiap tahun

    akibat bunuh diri. Oleh itu, pihak WHO telah memutuskan bahwa 10 Oktober setiap

    tahun dinyatakan sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Pada tahun 2019, tema

    Hari Kesehatan Mental Sedunia adalah “Sayangi Nyawa Hidupkan Harapan”.8

    Menurut kajian WHO juga, depresi ini bakal menduduki peringkat pertama pada

    tahun 2030.9

    Menurut statistik yang telah dilakukan oleh pihak WHO, hal ini tidak bisa

    dipandang remeh karena menurut kajian kasus bunuh diri berada di peringkat kedua

    setelah kematian disebabakan sakit fisik. Masyarakat kini belum ada kesadaran

    dalam soal depresi ini karena kurangnya pengetahuan mengenai hal tersebut dan

    menganggap depresi ini berkaitan dengan iman seseorang. Banyak di antara kita

    menyatakan bahwa orang yang mengalami penyakit depresi ini menginginkan

    perhatian dan juga lemahnya iman. Ada juga sebagian masyarakat berfikir bahwa

    depresi tidak terkait dengan iman seseorang karena mereka melihat banyak juga

    orang yang sering bermaksiat dan lemah imannya tidak menghidap penyakit depresi

    ini. Terdapat juga sebagian masyarakat yang menyangka bahwa orang yang

    mengidap penyakit depresi ini adalah orang gila. Oleh karena itu, janganlah kita

    mudah menghukum orang yang yang sedang diuji oleh Allah SWT tetapi kita coba

    membantu mereka supaya tidak berputus asa. Bahkan dalam Islam kita dianjurkan

    6Site default, “depresi dalam psikologi”, diakses melalui alamat https://dosenpsikologi.

    com/depre si-dalam-psikologi tanggal 10 januari 2020. 7 Ministry of Health, “apa itu kemurungan?”, diakses melalui alamat www.moh.my tanggal

    2 Januari 2020. 8 Zulkifli Mohamad al-Bakri, Bayan Linnas Siri ke-216, diakses melalui alamat

    https://tinyurl.com/yybwndd 8 tanggal 18 November 2019. 9 Abd Jalaluddin, Ketenangan Jiwa Menurut Fakhr Al-Din Al Razi Dalam Tafsir Mafatih

    Al-Ghayb”, Tesis (Jakarta: Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra Jakarta, 2018), 37

    http://www.moh.my/https://tinyurl.com/yybwndd%208

  • 4

    untuk membantu golongan yang sedang berada dalam kesulitan. Sebagaimana al-

    hadith Rasulullah SAW:

    حدثنا قتيبة بن سعيد حدثنا ليث عن عقيل عن الزهري عن سالم عن ابيه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال اْلمٌسِلُم أَُخو اْلمُسِلِم ََل يَظِلُمهُ َوََل يُسِلُمهُ َمن َكاَن فِي َحاَجِة أَِخيِه

    جَ َج َعن ُمسِلٍم ُكربَةً فَرَّ الله َعنهُ بَِها ُكربَةً ِمن ُكَربِ يَوِم الِقيَاَمِة َكاَن الله فِي َحاَجتِِه َو َمن فَرَّ َوَمْن َستََر ُمسِلًما َستََرهُ الله يَوَم الِقيَاَمةِ

    “Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Said, telah menceritakan kepada

    kami Laits dari Uqail dari Az Zuhri dari Salim dari Bapaknya bahwa Rasulullah

    SAW bersabda: seorang muslim dengan muslim yang lain adalah bersaudara. Ia

    tidak boleh berbuat zalim dan aniaya kepada saudaranya yang muslim.

    Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi

    kebutuhannya. Barangsiapa membebaskan seorang muslim dari suatu kesulitan,

    maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat. Dan

    barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya

    pada hari kiamat kelak”10

    Di dalam al-hadith ini menjelaskan bahwa beban yang berat mengakibatkan

    seseorang menderita dan sedih. Kita perlu meringankan beban tersebut dengan cara

    menghilangkan beban penderita dari penderitaan sehingga kesedihan dan

    kesusahannya sirna. Sebagai seorang muslim, kita perlu tahu peristiwa penting yang

    berlaku kepada Nabi Muhammad SAW yaitu Isra’ Mi’raj. Peristiwa ini terjadi

    karena baginda ditimpa beberapa cobaan dan kesedihan. Baginda telah kehilangan

    orang yang selalu membelanya dalam menyampaikan dakwah yaitu isterinya

    Saidatina Khadijah dan pamannya Abu Thalib. Oleh karena itu, Allah SAW

    menghiburkan Nabi Muhammad SAW dengan Isra’ Mi’raj.11

    Meskipun banyak pendapat tentang depresi ini, namun dalam al-Qur’an ada

    menyebutkan tentang gejala depresi ini berlaku dan dinyatakan juga jalan

    penyelesaian untuk mengobati gejla ini. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam

    al-Quran:

    10 Javanlabs, “Al-hadith menolong”, diakses melalui alamat http s://tafsirq.com/al-hadith/

    muslim/4677 tanggal 1 Januari 2020. 11 CNN Indonesia, “Kisah Nabi Muhammad dan Hikmah Isra Mi’raj”, diakses melalui

    alamathttp://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190402201146-284-383025/kisah-nabi-muhamm

    ad -dan-hikmah-isra-miraj tanggal 10 Januari 2020.

    https://tafsirq.com/hadits/muslim/4677https://tafsirq.com/hadits/muslim/4677http://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190402201146-284-383025/kisah-nabi-muhamm%20ad%20-dan-hikmah-isra-miraj%20tanggal%2010%20Januari%202020http://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190402201146-284-383025/kisah-nabi-muhamm%20ad%20-dan-hikmah-isra-miraj%20tanggal%2010%20Januari%202020

  • 5

    ُِل َٰلِِمينَ ٱَما ُهَو ِشَفآءٞ َورَۡحَمةٞ ل ِلُۡمۡؤِمنِيَن َولَا يَزِيُد لُۡقۡرَءانِ ٱِمَن َوُنَنز إِل َا لظ َ ٢٨َخَساٗرا

    “Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat

    bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada

    orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. al-Isra’ : 82)12

    Ayat al-Qur’an di atas membuktikan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya.

    Kesembuhan itu bisa dinikmati setelah kita berusaha mengobatinya. Sesungguhnya

    al-Quran tidak memberikan cara praktis secara detail tetapi ia memberi panduan

    kepada umat manusia cara untuk merawatnya. Hal ini karena al-Quran itu ibarat

    permata yang memberi keindahan dari berbagai sisi. Perumpaan ini bermaksud

    walaupun al-Quran dilihat pada sisi yang lain tetap akan memberikan jawaban

    karena setiap ilmu yang berkembang pada masa kini berawal daripada al-Quran

    yang mulia.

    Dari uraian di atas, bahasan tentang “Gejala Depresi Menurut al-Qur’an

    (kajian tematik)” dianggap penting mengingat belum ada yang membuat penelitian

    tentang hal ini. Di samping itu juga, peneliti ingin mengetahui pandangan ulama

    tafsir berkaitan ayat-ayat gejala depresi serta kaidah yang bisa dilakukan oleh orang

    yang menghadapi gejala depresi dan peranan masyarakat dalam membantu orang

    yang menghadapi gejala depresi. Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan

    kajian tentang permasalahan tersebut.

    B. Permasalahan

    Berdasarkan latar belakang di atas, masalah pokok yang diangkat sebagai

    kajian utama dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Gejala Depresi menurut

    Perspektif al-Qur’an?.” Dalam upaya menguatkan pokok masalah tersebut,

    beberapa rumusan masalah yang akan diangkat yaitu:

    12Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 290.

  • 6

    1. Bagaimanakah ayat-ayat al-Qur’an berkaitan dengan gejala depresi?

    2. Bagaimanakah pandangan ulama tafsir berkaitan dengan ayat-ayat

    gejala depresi?

    3. Bagaimanakah solusi yang dianjurkan dalam Islam berkaitan gejala

    depresi?

    C. Batasan Masalah

    Berdasarkan judul yang penulis angkat, pembahasan yang menjadi tumpuan

    agar tidak menyimpang dari bahasan adalah penulis hanya meneliti ayat al-Qur’an

    berkenaan gejala depresi dari segi psikis dan pandangan ulama tafsir. Selanjutnya,

    meneliti solusi atau kaidah yang dianjurkan dalam Islam ketika menghadapi

    masalah gejala depresi secara peribadi dan masyarakat.

    D. Tujuan Penelitian

    Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah:

    1. Untuk mengetahui ayat-ayat al-Qur’an tentang gejala depresi.

    2. Untuk mengetahui pandangan ulama tafsir tentang gejala depresi.

    3. Untuk menjelaskan solusi yang dianjurkan dalam Islam berkaitan

    depresi.

    E. Kegunaan Penelitian

    1. Kajian ini dapat memberi kesadaran kepada masyarakat bahwa penyakit

    depresi bukan perkara yang bisa dipandang remeh.

    2. Menjadi panduan untuk seseorang yang terkena depresi agar dapat

    mengubah cara hidup dengan panduan yang telah diberikan.

    3. Menambah pengetahuan tentang depresi dan mempraktekkannya untuk

    membantu orang disekitar yang mengalami depresi.

    F. Tinjauan Pustaka

    Sepanjang telaah penulis belum penulis temukan penelitian gejala depresi

    secara ilmiah yang khusus mengkaji penafsiran al-Qur’an dan mencari panduan

    merawat gejala depresi dalam al-Qur’an. Karya ilmiah yang menyinggung

    permasalahan depresi pernah dikaji oleh Ditsar Ramadhan berjudul “Mengatasi

  • 7

    Depresi Dengan Psikoterapi Islami (Membaca dan Mengkaji al-Qur’an). Karya

    ilmiah ini menjelaskan tentang simptom dan gejala depresi. Beliau juga

    menfokuskan kepada metode psikoterapi berdasarkan ilmu psikologi untuk

    mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang. Beliau menjelaskan rawatan

    terapi dengan membaca al-Qur’an. Kaidah terapi ini dapat dijadikan satu alternatif

    baru dalam dunia psikologi. Antara surah-surah yang difokuskan dalam kajiannya

    adalah al-Fatihah, ayat-ayat pilihan al-Baqarah, al-Jin, al-Ikhlas, al-Falaq dan

    sebagainya.13

    Selain itu, kajian ilmiah yang lain judulnya ialah “Mental Disoder Dalam al-

    Qur’an” oleh Rahmi Meldayati. Fokus skripsi ini ialah penjelasan jenis mental

    disoder di dalam al-Qur’an. Selain itu, dejelaskan tentang penyebab gangguan

    mental dalam al-Qur’an. Penulis juga menjelaskan dengan lebih mendalam tentang

    manusia secara basyar dan insan. Seterusnya, penulis mengkaji makna manusia

    menurut tinjauan psikologi dan ruhani. Antara mental disoder yang diberikan

    adalah neorosis, psikosi, psikomatik dan depresi. Justeru, skripsi ini lebih

    menfokuskan kepada penyakit mental disoder di dalam al-Qur’an. 14

    Selanjutnya, kajian ilmiah daripada jurnal psikologi yang berjudul “Membaca

    al-Fatihah Reflektif Intuitif untuk Menurunkan Depresi dan Meningkatkan

    Imunitas” oleh pelajar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Jurnal ini

    menjelaskan tentang penelitian mereka untuk menurunkan depresi dan

    meningkatkan imunitas melalui pelatihan membaca al-Fatihah reflektif intuitif.

    Penelitiannya menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest control

    group design. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing terdiri

    dari 10 siswa pondok pasantren. Pengikuran tingkat stres menggunakan Depression

    Anxiety Stress Scale (DASS) dan pengukuran imunitas menggunakan alat

    hematology analyzer dengan metode slide mikroskopis. Hasil daripada penelitian

    13 Ditsar Ramadhan, “Mengatasi Depresi Dengan Psikoterapi Islami”, Universitas

    Muhammadiyah, Malang, 2016 14Rahmi Meldayati, Mental Disorder Dalam Al-Quran, Tesis (Jakarta: UIN Syarif

    Hidayatullah, 2010).

  • 8

    membaca al-Fatihah reflektif intuitif dapat menurunkan depresi dan meningkatkan

    imunitas.15

    Terdapat juga bahan ilmiah daripada buku yang berjudul “Depresi: Terpuruk

    Rasa Ingin Mati” karya Dr.Zul Azlin Razali. Buku ini menceritakan tentang faktor

    berlaku depresi, cara mengatasi penyakit depresi, kajian kedoktoran, kajian statistik

    dunia dan sebagainya. Ia menceritakan depresi menurut agama Islam, psikiatri,

    psikologi dan perawatan Islam. Perubahan cara hidup dan perubahan merupakan

    sebab berlaku depresi ini karena sekarang merupakan zaman millenials yaitu

    generasi Y dan Z. Di dalamnya juga menjelaskan perbandingan antara sedih dan

    juga depresi. Buku ini bagus untuk mengetahui apa itu depresi namun ia tidak

    menjelaskan atau menceritakan depresi itu menurut al-Qur’an.16

    Kajian ilmiah yang seterusnya adalah kajian dari Abdul Hamid yaitu dosen

    agama Islam FKIP universitas Tadulako. Judul kajian beliau adalah “Agama dan

    Kesehatan Mental dalam Perspektif Psikologi Agama”. Di dalam kajiannya, beliau

    menjelaskan tentang konsep kesehatan mental berdasarkan agama yang memiliki

    konsep jangka panjang dan tidak hanya berorientasi pada masa kini. Agama juga

    dapat memberi dampak yang cukup berarti dalam kehidupan manusia, termasuk

    kesehatan. Oleh itu, beliau menjelaskan tentang terapi agama yaitu dengan

    mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan mental

    seseorang dapat dilihat dengan kemampuan orang tersebut dalam penyesuaian diri

    dengan lingkungan dan mampu mengembangkan potensi dalam dirinya semaksimal

    yang mungkin untuk menggapai ridha Allah SWT.17

    Akhir sekali, kajian ilmiah yang saya temukan adalah skripsi daripada

    Ayudiah Uprianingsih yang berjudul “Pengaruh Terapi Murottal al-Qur’an

    Terhadap Tingat Depresi Pada Lansia Di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala

    15Tim PS Psikologi Fakultas ilmu Sosial dan Humaniora, “Membaca al-Fatihah Reflektif

    Intuitif untuk Menurunkan Depresi dan Meningkatkan Imunitas”, Jurnal Psikologi, Volume 42, No.1

    (2015) 34-46. 16 Zul Azlin Azali, Depresi Terpuruk Rasa Ingin Mati (Selangor: Dubook Press, 2018). 17 Abdul hamid, “Agama dan Kesehatan Mental dalam Perspektif Psikologi Agama”, Jurnal

    Kesehatan Tadulako, Volume 3, No.1 (2017) 1-84.

  • 9

    Kota Makassar.” Kajian ini berbentuk lapangan untuk melihat respon pengurangan

    depresi dengan mendengarkan bacaan al-Qur’an daripada golongan lansia di

    Kelurahan Bantua Kacamatan Manggaa Kota Makassar. Ia menggunakan quasi

    experimental one group pretest and post test design. Pengambilan sampel dilakukan

    dengan metode purposive sampling sehingga memperoleh sampel sebanyak 20

    orang lansia yang sesuai dengan kriteria inklusi. Alat ukur yang digunakan adalah

    quisioner BDI (Beck Depression Inventory). Hasil kjiannya membuktikan bahwa

    terapi al-Qur’an berpengaruh terhadap tingkat depresi pada Lansia di Kelurahan

    Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar.18

    Dari penelusuran pustaka yang dilakukan terhadap beberapa karya tersebut,

    dapat diketahui bahwa belum ada penelitian yang secara khusus membahas tentang

    gejala depresi menurut al-Qur’an kajian tematik sebagaimana yang akan dikaji

    dalam skripsi ini. Penulis akan lebih menfokuskan kepada ayat-ayat al-Qur’an

    tentang gejala depresi serta memasukkan pandangan ulama tafsir.

    G. Metode Penelitian

    Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode penelitian tafsir (Tafsir

    Tematik) dengan pendekatan penelitian pustaka (Library Research) dengan

    menggunakan:

    1. Sumber dan Jenis Data

    Penelitian ini merupakan penelitian pustaka, karena itu sumber data dalam

    penelitian ini adalah data-data literature, dokumentasi, atau berbagai sumber tertulis

    lainnya seperti buku ilmiah, majalah ilmiah, sumber arsip dokumen peribadi

    ataupun artikel. Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian skripsi ini

    bersifat data primer dan data sekunder.

    18Ayudiah Uprianingsih, “Pengaruh Terapi Murottal al-Qur’an Terhadap Tingat Depresi

    Pada Lansia Di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar”, Skripsi (Makassar:

    Program Sarjana Universitas Islam Negeri Alauddin,2013).

  • 10

    a. Data primer ialah data literatur yang secara langsung memiliki hubungan

    secara langsung denan topik perbahasan penelitian. Maka sumber primer

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah al-Qur’an.

    b. Data sekunder ialah data yang mendukung dan memperkuat data primer.

    Data ini bersumber dari literatur-literatur yang ada relevansinya dengan

    masalah yang dibahas. Antara kitab-kitab yang ditulis oleh ahli tafsir adalah

    seperti kitab Ibn Katsir, al-Maragi dan sebagainya. Antara buku-buku yang

    dijadikan bahan rujukan kajian penulis adalah Depresi Terpuruk Rasa Ingin

    Mati, Kaunseling Islamdan buku-buku yang berkaitan dengan judul

    penelitian.

    2. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam teknik pengumpulan data pustaka ini, penulis berupaya mengumpulkan

    buku-buku pustaka yang ada relevansinya dengan pembahasan menggunakan

    teknik analisis data.

    3. Analisis Data

    Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data

    yang diperolehi dari data-data literatur dan buku-buku yang berkaitan dengan

    bahasan penelitian. Data yang terkumpul akan dianalisis melalui metode maudhu’i.

    Langkah-langkah penerapan metode maudhu’i adalah:

    1. Menetapkan masalah yang akan dibahas topik/tema

    2. Menghimpunkan masalah yang dibahas dan menghimpunkan ayat-ayat al-

    Qur’an yang membicarakannya.

    3. Mempelajari ayat demi ayat yang berbicara tentang tema yang dipilih sambil

    melihat Asbab an-Nuzul nya.

    4. Menyusun runtutan ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan ayat-ayat yang

    sesuai dengan masa turunnya, khususnya jika berkaitan kronologi kejadian

    berkaitan dengan kisah sehingga tergambar peristiwanya dari awal sehingga

    akhir.

    5. Menyusun perbahasan dalam kerangka yang sempurna, sistematis dan utuh

  • 11

    6. Melengkapi penjelasan ayat dan al-hadith, riwayat sahabat, dan lain-lain

    yang relevan bila dipandang perlu, sehingga perbahasan menjadi semakin

    jelas.

    7. Setelah tergambar keseluruhan kandungan ayat-ayat yang dibahas, langkah

    berikutnya adalah menghimpunkan masing-masing ayat pada kelompok

    uraian ayat dengan menyisihkan yang terwakili atau mengompromikan

    antara yang umum dan khusus, Muthlaq dan Muqayyad, atau yang pada

    lahirnya bertentangan sehingga kesemuanya bertemu dalam satu muara,

    tanpa ada pemaksaan sehingga lahir satu simpulan tentang pandangan al-

    Qur’an menyangkut pada tema yang dibahas.

    H. Sitematika Penulisan

    Sistematika penulisan ini adalah sebagai gambaran agar mudah memahami isi

    skripsi ini dan menfokuskan kepada bahasan penelitian. Adapun sistematika

    penulisannya sebagai berikut:

    Bab pertama, merupakan pendahuluan yang mana dalam bab ini memaparkan

    latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka,

    metode penelitian dan sistematika penulisan.

    Bab kedua, membahas tinjauan umum tentang depresi yang berisi definisi

    depresi, faktor, gejala, jenis-jenis depresi, kesan mengahadapi depresi dan depresi

    menurut Islam.

    Bab ketiga, memaparkan ayat-ayat dan lafaz dalam al-Qur’an yang berkaitan

    dengan gejala depresi. Klasifikasi Asbab al-Nuzul dan meletakkan penafsiran para

    ulama tafsir.

    Bab keempat akan dibahaskan tentang solusi yang dianjurkan oleh agama

    Islam untuk merawat gejala depresi secara peribadi dan juga orang sekeliling.

    Bab kelima adalah penutup dalam penelitian yang berisikan

    kesimpulanyang telah didapati melalui analisis kajian, saranan serta harapan yang

    sebaiknya dilakukan untuk mengembangkan penelitian tentang tema ini.

  • 12

    BAB II

    TINJAUAN UMUM TENTANG DEPRESI

    Depresi adalah salah satu penyakit gangguan jiwa atau masalah mental yang

    bisa terjadi kepada siapa saja tanpa mengenal batas usia, status, ras, etnis, atau strata

    sosial. Depresi ini disebabkan dua faktor yaitu internal dan eksternal. Penderita

    depresi akan mengalami perubahan pola hidup yang tidak normal selama lebih dua

    minggu berturut-turut. Tanda-tandanya bisa dilihat dari segi fisik dan cara berfikir

    penderita depresi yang dipenuhi dengan perkara negatif. Setiap manusia memiliki

    tahap yang berbeda dalam mengatasi masalah yang datang karena budaya dan

    lingkungan serta proses belajar setiap manusia berbeda. Oleh karena itu, depresi

    mempunyai beberapa tahap yaitu ringan, sederhana dan berat. Namun, depresi pada

    pandangan Islam adalah bergantung kepada tahap keyakinan manusia kepada

    pencipta.

    A. Definisi Depresi

    Depresi adalah kata yang memiliki banyak arti. Diantaranya adalah menurut

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Depresi merupakan gangguan mental umum

    yang muncul dengan suasana hati yang tertekan, kehilangan minat atau kesenangan,

    penurunan energi, perasaan bersalah atau rendah diri, menghadapi gangguan tidur

    atau nafsu makan, dan konsentrasi yang buruk.19 Definisi lain bagi depresi adalah

    suatu keadaan yang berhubungan dengan suasana hati yang dapat diindikasikan

    dalam semua aspek perilaku baik itu afeksi, kognisi maupun konasi.20

    Terdapat pelbagai definisi depresi menurut ahli psikologi. Menurut Rice PL

    (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang

    mewarnai seluriuh proses mental (berpikir, berperasaan, berperilaku) seseorang.

    Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya

    dan kehilangan harapan. Menurut Iyus Yosep (2007), depresi adalah salah satu

    19Marina Marcus, “Depression”, diakses melalui alamat https://www.scribd.com/

    document/389 234451/who-paper-depression-wfmh-2012-pdf tanggal 17 Maret 2020. 20Ahmad Razak, “Terapi Spiritual Islam: Suatu Model Penanggulan Gangguan Depresi”,

    Jurnal Ilmiah Psikologi,IJIP 6(2)(2014), 70.

    https://www.scribd.com/%20document/389%20234451/who-paper-depression-wfmh-2012-pdfhttps://www.scribd.com/%20document/389%20234451/who-paper-depression-wfmh-2012-pdf

  • 13

    bentuk gangguan jiwa pada perasaan yang ditandai kemurungan, kesedihan,

    kelesuan kehilangan gairah hidup, tidak ada semangat, dan merasa tidak berdaya,

    perasaan bersalah atau berdosa, tidak berguna dan berputus asa.21

    Melalui definisi yang telah diberikan, dapat disimpulkan bahwa depresi adalah

    gangguan jiwa yang dapat diketahui melalui gejala yang berlaku kepada penderita

    depresi. Dapat kita lihat bahwa depresi ini adalah gangguan jiwa yang bertentangan

    dengan definisi kesehatan mental. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),

    kesehatan mental adalah keadaan sejahtera di mana setiap individu menyadari

    potensi dirinya sendiri, sehingga dapat mengatasi tekanan yang normal dalam

    kehidupan, dapat bekerja secara produktif dan baik, serta mampu memberikan

    kontribusi untuk komunitasnya.22

    Oleh itu, dapat disimpulkan bahwa depresi ini adalah gangguan jiwa yang

    menganggu kehidupan sehariannya menjadi tidak produktif serta cara berfikir

    penderita depresi menjadi negatif dan menurun.

    B. Faktor Terjadi Depresi

    Penderita depresi bisa diakibatkan oleh kombinasi dua faktor yaitu internal dan

    eksternal. Kedua faktor ini saling berhubung dalam mengakibatkan seseorang bisa

    mengalami depresi.

    1. Faktor Internal

    Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri individu itu sendiri dan

    biasanya berupa sikap juga sifat yang ada pada diri individu tersebut.23 Menurut

    Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), internal adalah menyangkut bagian

    21 Aries Dirgayunita, “Depresi, Penyebab dan Penangannya”, Jurnal An-Nafs, Vol.1 No.1

    (2016), 4. 22Ikhwan Fuad, “Menjaga Kesehatan Mental Perspektif Al-Qur’an dan Al-hadith”, Jurnal

    An-Nafs, Vol.1 No.1 (2016), 34. 23Tim, “Apa Yang Dimaksud dengan Faktor Internal Dan Eksternal”, diakses melalui

    https://brainly.co.id/tugas/2520902 tanggal 18 Maret 2020.

    https://brainly.co.id/tugas/2520902

  • 14

    dalam tubuh, diri dan sebagainya.24 Diantara faktor internal yang

    mempengaruhi penderita depresi adalah:

    a. Pengaruh Biologi

    Beberapa penelitian menemukan bahwa gangguan depresi dipengaruhi

    oleh faktor biologi yang ditemui oleh ahli bidang genetika. Hasil yang

    ditemukan adalah faktor keturunan dari orang tua dapat mempengaruhi

    seseorang mengalami depresi. Hal ini bisa kita temukan dalam masyarakat

    kita bahwa banyak orang mengalami depresi yang menurut sejarah

    silsilahnya.25Hasil analisis beberapa kajian daripada Levinson, ahli keluarga

    dekat kepada penderita depresi mempunyai risiko 15-25% ditimpa penyakit

    yang sama yaitu depresi.26

    Selain faktor genetika, banyak pakar dan sarjana seperti McIntosh,

    Sussman dan Goodwin bersepakat mengatakan bahwa pengambilan

    narkoba akan menjadikan manusia kepada masalah emosi seperti

    kemurungan major. Hal ini berlaku jika penagih keputusan barang yang

    ditagih karena narkoba atau kelakuan menagih yang berpanjangan akan

    merubah struktur mikro otak.27

    b. Gila Jabatan dan Stoke

    Gila jabatan dikenali sebagai Post Power Syndrome. Setelah tidak

    berkuasa lagi atau turun jabatan ia bisa megalami gangguan keseimbangan

    emosional dan ini dapat memunculkan berbagai keluhan somatik,

    kecemasan maupun depresi. Tindakan yang dilakukan oleh golongan ini,

    mereka gemar mengkritik pemerintahan yang kadang nampak berlebihan

    dan sok reformasi.28

    24KBBI, “Arti Kata Internal”, diakses melalui https://kbbi.web.id tanggal 18 Maret 2020. 25 Zaenal Abidin, “Studi Agama: Upaya Terapi Depresi Secara Islami”, Jurnal Komunika,

    Vol.11, No.1 (2017), 78. 26 Zul Azlin Razali, Depresi Terpuruk Rasa ingin Mati (Selangor, Dubook Press,2018),46. 27Ibid. 47 28Unair News, “Mewaspadai Sindrom Kekuasaan”, diakses melalui http://news.unair.

    ac.id/2016/08/12/mewaspadai-sindrom-kekuasaan/ tanggal 18 Maret 2020.

    https://kbbi.web.id/

  • 15

    Pasca stroke pula adalah kelainan neuropsikologis yang menjadikan

    kelumpuhan pada organ dan otot secara fisik serta kerusakan pada susunan

    saraf otak sehingga terjadi depresi dan menganggu penyesuaian diri dengan

    lingkungan.29 Beratnya depresi ini mempunyai kaitan dengan lokasi lesi di

    otak dan depresi memberi dampak negatif terhadap penyembuhan stroke.30

    Selain dari itu, orang yang mengalami stroke menghadapi depresi karena

    adanya gangguan disforik mood yaitu perasaan tidak enak, merendahkan

    diri, tertekan batinnya, perasaan tidak berguna, perasaan berdosa dan

    sebagainya.

    2. Faktor Eksternal

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) eksternal adalah

    menyangkut bagian luar tubuh atau diri.31 Selain dari faktor dalaman, seseorang

    itu juga bisa mengalami depresi diakibatkan oleh berbagai faktor luarannya.

    Terutama orang yang mengalami tekanan berbagai persoalan hidup yang berat,

    sedang dirinya tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup. hal

    ini bisa terjadi karena setiap manusia memiliki kemampuannya tersendiri yang

    dipengaruhi oleh lingkungan, pendidikan yang diterima dan sebagainya.

    Diantara faktor luaran yang mempengaruhi adalah:

    a. Faktor Sosial

    Faktor sosial bisa dikenali sebagai faktor lingkungan hidup. Kebutuhan

    sosial antara lain berupa kebutuhan seksual, bekerja, belajar, mencari teman,

    berkumpul, berkeluarga dan sebagainya. Kepribadian manusia merupakan

    satu sistem psikofisis yang dinamis, yang dipenuhi ketegangan untuk

    memenuhi kebutuhannya. Ketegangan ini akan berkurang bila kebutuhan

    kehidupan dipenuhi. Sebagai contoh ketegangan yang berlaku seperti

    29 Zaenal Abidin, “Studi Agama: Upaya Terapi Depresi Secara Islami”, Jurnal Komunika,

    Vol.11, No.1 (2017), 78. 30 Jeanette R. Suwantara, “Depresi Pasca-Stroke: Epidiomologi, Rehabilitasi dan

    Psikoterapi”, Jurnal Kedokter Trisakti, Vol. 23, No. 4 (2004). 31KBBI, “Arti Kata Eksternal”, diakses melalui https://kbbi.web.id tanggal 18 Maret 2020.

    https://kbbi.web.id/

  • 16

    masalah keuangan, masalah keluarga, menghadapi bencana, trauma semasa

    kecil dan sebagainya.

    Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan struktur sokongan antara

    orang lain. Dalam hal ini, setiap orang dicintai dan mencintai, ingin dihargai

    sesama manusia dan ingin mendapat posisi dan status sosial yang baik.32

    Perkara inilah yang mewujudkan keyakinan pada dirinya sendiri. Jika

    kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain tidak terpenuhi ia akan

    berisiko tinggi untuk mengalami depresi.

    b. Faktor Psikologi

    Selain daripada faktor biologi dan soisal, faktor psikologi juga

    disepakati oleh ilmuwan-ilmuwan neurosains dan psikiatri bahwa ia juga

    antara punca berlakunya depresi. Faktor psikologi berkait dengan individu

    itu sendiri, yaitu cara pandang seseorang terhadap dunia yang sudah tentu

    dipengaruhi oleh cara seseorang dibesarkan dan adat budaya yang

    memayunginya. Hal ini bermaksud bahwa seseorang itu mudah mengalami

    depresi melalui cara seseorang itu menangani atau menghadapi cabaran yang

    mendatang karena ia bergantung kepada kepribadian dan personaliti

    seseorang.33

    Selain itu, banyak manusia yang merasa tidak brguna dan rendah diri

    yang berlebihan. Menurut teori Coleman, bahwa kondisi ini merupakan

    kritik diri dan rasa tidak mampu diri adalah dua sifat yang paling sering

    menimbulkan rasa bersalah dalam diri seseorang.seseorang yang dalam

    hidupnya hanya berorientasi terhadap rasa tak berguna, rasa bersalah, merasa

    tak bermakna, rasa rendah diri, sudah pasti kondisi psikologisnya menjadi

    tidak aman dan tertekan sepanjang hidupnya, bahkan tidak merasakan

    32 Yusak Burhanuddin, Kesehatan Mental untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKK,

    (Bandung, Pustaka Setia, 1999), 39. 33 Zul Azlin Razali, Depresi Terpuruk Rasa ingin Mati (Selangor, Dubook Press,2018),48.

  • 17

    kebahagiaan hidup. Ia selalu menyibukkan diri berdialog dengan diri sendiri,

    yang selanjutnya akan terjadi disorientasi terhadap lingkungan.

    c. Faktor Spiritual

    Faktor spiritual juga adalah perkara yang bisa mempengaruhi

    seseorang itu mengalami depresi. Hal ini banyak diperkatakan oleh

    kebanyakan ahli psikologi dan pakar psikiatri. Faktor ini seharusnya

    dibincangkan dalam faktor sosial tetapi banyak sarjana menarik keluar faktor

    agama supaya ia dapat berdiri dengan sendiri dan dapat diperhalusi lagi

    pembahasannya.34

    Agama merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

    manusia. Banyak manusia yang mengalami depresi karena kurang keyakinan

    terhadap agama terutama ketika menghadapi masalah. Perlu difahami bahwa

    hubungan antara kejiwaan dan agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa,

    terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan

    Yang Maha Esa. Sikap pasrah ketika diduga akan mewujudkan sikap positif,

    seperti rasa bahagia, rasa puas, sukses, merasa aman dan sebagainya. Kondisi

    inilah yang menjadikan manusia sesuai dengan fitrah kejadiannya yaitu sehat

    jasmani dan ruhani.35

    Pada hakikatnya, agama telah mengajar dan memberi panduan kepada

    kita cara menghadapi masalah yang datang melalui al-Qur’an dan al-hadith.

    Nilai-nilai murni telah dicontohi oleh Baginda Nabi Muhammad SAW.

    Sebagaimana yang kita tahu bahwa Baginda SAW adalah manusia yang

    menerima dugaan yang sangat besar yang menjadikan Baginda SAW kuat

    untuk menyampaikan risalah Islam. Sebagaimana firman Allah SWT:

    34Ibid. 48. 35Abdul Hamid, “Agama Dan Kesehatan Mental Dalam Perspektif Psikologi Agama”,

    Jurnal Kesehatan Tadulako, Vol.3, No. 1 (2017), 7.

  • 18

    ِ ٱ َكاَن لَُكۡم فِي رَُسولِ ل ََقدۡ ْ لل َ ۡسَوةٌ َحَسَنةٞ ل َِمن َكاَن يَرُۡجواَُ ٱأ لل َ

    َ ٱَوَذَكَر ٓأۡلِخرَ ٱلَۡيۡومَ ٱوَ ٨٢َكثِيٗرا لل َ“Sungguh, telah ada pada diri Rasulullahitu suri tauladan yang baik bagimu yaitu

    bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan yang

    banyak mengingat Allah”. (QS.Al-Ahzab:21).36

    C. Gejala Depresi

    Gejala atau ciri-ciri depresi yang timbul bukan hanya sekadar rasa sedih

    semata. Tetapi ia dapat dilihat melalui berbagai gejala yang dizahirkan oleh

    penderita depresi. Penderita depresi bisa dikenal pasti jika ia mengalami lima atau

    lebih gejala selama dua minggu dan menunjukkan perubahan prilaku berbanding

    masa lepas. Individu yang mengalami depresi akan menunjukkan gejala dari segi

    psikis, fisik dan sosial. Gejalanya adalah seperti berikut:

    1. Gejala Psikis

    Psikis adalah rohani dan jiwa.37Menurut Fatahillah, seseorang yang sedang

    mengalami depresi akan mengalami gejala psikis seperti manifestasi emosional.

    Individu yang mengalami depresi memiliki perasaan yang tidak menyenangkan,

    perasaan negatif terhadap diri secara berlebihan, merasa putus asa, merasa tidak

    berguna, mudah marahatau muda sensitif, merasa bersalah serta menjauhkan

    diri dari orang sekeliling.

    Selanjutnya, manifestasi kognitif yaitu penderita depresi mempunyai

    persepsi dan penilaian yang sangat rendah terhadap diri sendiri secara

    berlebihan hampir setiap hari. Ia juga gagal untuk memberi fokus sehingga

    sukar untuk mereka membuat sesuatu keputusan. Hal ini terjadi karena

    konsertasi pikirannya sudah sangat terganggu, serta munculnya persepsi negatif

    terhadap dirinya sendiri. Misalnya, merasa tidak berguna, tidak memiliki

    kemampuan apa-apa, merasa berdosa dan merasa terhukum.

    36 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 420. 37Windy Novia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya,Kashiko Press), 366.

  • 19

    Motivasi mereka juga akan berkurang karena telah dipenuhi dengan

    pemikiran yang negatif terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Selain mereka

    menyerah dalam menjalani kehidupan, mereka juga kehilangan minat untuk

    beraktivitas sama ada secara individu atau berkelompok. Perkara yang banyak

    penderita depresi akan merasai adalah perasaan ingin bunuh diri untuk

    menghilangkan penderitaan yang ditanggung atau mendengar halusinasi

    sendiri.

    2. Gejala Fisik

    Penderita depresi tidak hanya dikesan melalui gejala psikis sahaja. Ia juga

    bisa mempengaruhi fisik seseorang itu. Antara gejala yang bisa dilihat adalah

    penderita depresi kehilangan atau bertambah berat badan yaitu ia mengalami

    perubahan 5% daripada berat badan dalam masa sebulan. Hal ini karena selera

    makan penderita depresi berubah sama ada bertambah atau berkurang hampir

    setiap hari.38

    Selain itu, mereka juga bisa mempengaruhi secara negatif fungsi dan cara

    kerja organ tubuh. Hal ini ditandai dengan simptom-simptom seperti pergerakan

    fisik menjadi lemban, lemah, lesu serta kurang energik. Selain itu, mereka

    sering mengeluh rasa sakit kepala, pusing, insomnia atau hipersomnia. Perkara

    yang paling jelas terlihat adalah menurunnya tingkat aktivitas seperti

    kehilangan minat atas hobi atau aktivitas yang sebelumnya disukai.

    Meskipun gejala-gejala diatas dimiliki oleh seseorang, namun, ia dapat

    diidentifikasi setelah mengalami gejala ini melebihi masa selama dua minggu

    berturut-turut. Perlu ditekankan juga bahwa tidak semua gejala ini dialami oleh

    penderita depresi. Gejala yang mucul tergantung kepada tingkat keparahan

    depresi yang dialami. Tingkat keparahan depresi terbahagi kepada tiga yaitu

    ringan, sederhana dan berat. Misalnya, depresi ringat bisa menyebabkan

    aktivitas sehari-hari dan hubungan sosial terganggu, sedangkan penderita

    38Firdaus Mukhtar dan Tan Po Oei, Terapi Kognitif Tingkah Laku Bagi Rawatan

    kemurungan (Selangor,Pecetakan Info Meditasi, 2013), 21.

  • 20

    depresi berat benar-benar tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan

    membina hubungan dengan orang lain.39

    D. Depresi Menurut Pandangan Islam

    Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa depresi adalah sebahagian

    gangguan mental atau gangguan jiwa. Melalui definisi depresi daripada para ahli

    psikologi kita sudah bisa mengetahui bahwa depresi ini dimulai dari jiwa

    seseorang. Sebelum penulis meneruskan tentang depresi menurut Islam, penulis

    akan memberikan definisi Islam terlebih dahulu. Islam berasal dari kata salima

    yang bermaksud selamat dan sejahtera. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya

    menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Dari kata aslama itulah terbentuk kata

    Islam.40

    Dihubungkan dengan pengertian Islam bahwa kesehatan mental dari

    perspektif Islam merupakan suatu kemampuan seseorang dalam mengelola

    terwujudnya keserasian antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian

    dengan diri sendiri serta lingkungan sekitarnya secara dinamis berdasarkan al-

    Qur’an dan as-Sunnah. Konsep kesehatan mental atau altibb al-ruhani pertama kali

    diperkenalkan dalam dunia kedoktoran Islam oleh seorang dokter yang bernama

    Abu Zayd Ahmed Ibnu Sahl al-Balki. Beliau menggunakan istilah Tibb al-Qalb

    untuk menjelaskan kesehatan mental. Menurut beliau, badan dan jiwa bisa sehat

    dan sakit. Inilah yang disebut keseimbangan dan ketidakseimbangan. Misalan

    ketidakseimbangan dalam tubuh bisa menyebabkan demam, sakit kepala, dan

    sebagainya. Ketidakseimbangan jiwa pula akan menyebabkan kemarahan,

    kegelisahan, kesedihan dan gejala-gejala yang berhubung dengan kejiwaan.41

    Sebagaimana yang kita ketahui bahwa agama merupakan hal yang tidak bisa

    dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini karena, hubungan antara agama

    39Tjin Willy,”Gejala depresi”, diakses melalui alamat https://www.alodokter.com/depresi

    /gejala tanggal 20 Maret 2020. 40 Misbahuddin Jamal, “Konsep al-Islam Dalam al-Qur’an”, Jurnal al-Ulum, Vol.11, No.2,

    (2011), 285 41Ersya Siti Dzulisa, “Kesehatan Mental Dalam Perspektif Islam”, diakses melalui alamat

    https://www.kompasiana.com/ershadzulisa/5dfe06e4097f364c6a6aa442/kesehatan-mental-dalam-

    perspektif-islam tanggal 22 Maret 2020.

    https://www.alodokter.com/depresi%20/gejalahttps://www.alodokter.com/depresi%20/gejalahttps://www.kompasiana.com/ershadzulisa/5dfe06e4097f364c6a6aa442/kesehatan-mental-dalam-perspektif-islamhttps://www.kompasiana.com/ershadzulisa/5dfe06e4097f364c6a6aa442/kesehatan-mental-dalam-perspektif-islam

  • 21

    sebagai suatu keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap penyerahan diri

    seseorang terhadap suatu kuasa Yang Maha Esa. Namun, pengingkaran manusia

    terhadap agama mungkin karena faktor kepribadian maupun lingkungan masing-

    masing. Terdapat beberapa kasus yang membuktikan bahwa adanya hubungan

    antara faktor keyakinan dengan kesehatan jiwa atau mental. Antara pernyataan

    oleh seorang ilmuwan yaitu Carel Gustay beliau menyatakan bahwa “[d]iantara

    pasien saya setengah baya, tidak seorang pun yang penyebab penyakit kejiwaannya

    tidak dilatarbelakangi oleh aspek agama”.42

    Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa dalam diri manusia yaitu qalbu

    bertindak sebagai raja dan akal sebagai perdana menteri yang akan menginterpretasi

    dan melaksanakan apa yang menjadi keinginan sang raja. Selain itu, Gymnastir

    menyebutkan bahwa munculnya konflik, stress, depresi dan ketidakbahagiaan

    adalah karena adanya keresahan, kegelisahan dan ketidak tenangan dalam hati. Bila

    hati sedang sakit maka tindak dan perilaku manusia akan menyimpang atau mental

    menjadi tidak sehat karena hati merupakan pangkal dari segala perbuatan.43

    Dalam diri manusia ada tiga bagian potensi yaitu akal, qalb dan nafsu. Qalbu

    adalah sentral penentu baik buruknya diri manusia. Di dalam qalbu terdapat empat

    lapisan yaitu shadar, qalbu, fuad dan lubb. Lapisan pertama adalah shadar,yaitu

    suatu tempat dimana terjadinya tarik-menarik antara kutub kebaikan dan kutub

    kefasikan. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an yang berbunyi:

    لَۡهَمَهاَََٰها فَأ ٢فُُجورََها َوَتۡقَوى

    “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan

    ketakwaannya”. (QS as-Syams: 8).44

    42Abdul Hamid, “Agama Dan Kesehatan Mental Dalam Perspektif Psikologi Agama”,

    Jurnal Kesehatan Tadulako, Vol.3, No. 1 (2017), 7. 43Ahmad Razak, “Terapi Spiritual Islam: Suatu Model Penanggulan Gangguan Depresi”,

    Jurnal Ilmiah Psikologi,IJIP 6(2)(2014), 70. 44 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 595.

  • 22

    Lapisan kedua adalah qalbu, yaitu tempat memancarnya cahaya imaniah.

    Lapisan ini ketiga adalah fuad, yaitu wilayah qalbu yang lebih dalam tempat dimana

    terpancarnya cahaya makrifah. Sedangkan lapisan yang paling dalam adalah lubb,

    yaitu merupakan pusat kekuatan spiritual manusia karena disinilah tersimpan

    kekuatan ilahiyah. Apabila kutub kebaikan lebih kuat pada shadar maka praktis

    qalbu dan fuad semakin bersinar. Ini akan membuat qalbu manusia sehat. Qalbu

    yang sehat menyebabkan cara berpikir (akal) manusia menjadi baik dan secara

    otomatis perilakunya menjadi terarah dan terkontrol dengan baik. Begitu juga

    sebaliknya jika kutub keburukan lebih kuat pada lapisan shadar karena ia akan

    menjadikan perilakunya tidak sehat.

    Sesungguhnya, di dalam al-Qur’an tidak dinyatakan ayat yang khusus dengan

    depresi. Tetapi terdapat fenomena yang membawa arti kesedihan yang teramat

    sehingga efek kehidupan manusia dari segi fisik dan mental. Antara fenomena yang

    terjadi dalam Islam adalah ‘amul huzni yaitu tahun kesedihan bagi Nabi

    Muhammad SAW karena kehilangan istri tercinta yaitu saidatina Khadijah dan

    pamannya Abu Talib. Oleh itu Allah SWT datangkan Isra’ Mikraj kepada Nabi

    untuk menghiburkan Baginda Nabi SAW.

    Antara ayat al-Qur’an yang bisa kita kaitkan dengan gejala depresi adalah

    daripada surah Yusuf. Firman Allah SWT:

    ََٰبنِي َ ْ ٱ َي ُسواْ مِ ۡذَهُبوا ِخيهِ َولَا تَاْۡي َفَتَحس ََۡوِ ن يُوُسَف َوأ ِه ٱُسواْ ِمن ر َ ۥّن َهُ إِ لل َ

    ۡوِ لَا يَاْۡي ِ ٱ ُُس ِمن ر َ َٰفُِرونَ ٱ لَۡقۡومُ ٱإِل َا لل َ ٢٨ لَۡك“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan

    saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada

    berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" (QS Yusuf: 87)

    Allah SWT memberitakan kepada nabi Ya’qub bahwa dia menyuruh anak-

    anakya untuk mencari berita tentang Yusuf dan saudaranya Bunyamin. Dia

    membangkitkan semangat, memberi kabar gembira dan menyuruh mereka agar

    tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT dan agar terus berharap dan memohon

  • 23

    kepada Allah SWT supaya tercapai maksud dan tujuan mereka, karena hanya

    orang-orang kafirlah yang berputus asa dari rahmat Allah SWT.

    Selain itu, kisah Maryam yang mengandung dan melahirkan Nabi Isa AS yaitu

    beliau telah memencilkan diri dan kandungannya ke tempat yang jauh. Di saat

    beliau ingin melahirkan ia hampir berputus asa dan telah dipujuk oleh Jibril AS agar

    tidak bersedih hati. Sebagaimana firman Allah SWT:

    َجآَءَهاَقَالَۡت َيَٰلَۡيتَنِي ِمت ُ َقۡبَل َهََٰذا َوُكنُت لن َۡخلَةِ ٱإِلَيَٰ ِجۡذِع لَۡمَخاُض ٱ فَأ

    ا نِسي ٗ ٨٢نَۡسٗيا م َ“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal

    pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan

    aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan"

    Dalam keadaan lemah dan kesakitan itu, Allah pun memerintahkan Maryam

    untuk menggegarkan pohon tamar supaya dapat menikmati bertenaga semula untuk

    meneruskan hidup. Begitulah Allah Taala mengajar Maryam untuk berusaha serta

    bertawakal walau apapun yang berlaku kerana itu merupakan sunatullah.

    Oleh itu, agama juga adalah antara faktor yang mempengaruhi seseorang

    mengalami depresi meskipun ia bukanlah faktor yang major. Sebagaimana kita lihat

    dalam al-Qur’an orang yang beriman juga merasakan sedih dan berputus asa.

    Namun, indahnya Islam karena memberi panduan agar kita tidak terus jatuh dan

    berputus asa dari rahmat Allah SWT.

  • 24

    BAB III

    AYAT-AYAT TENTANG GEJALA DEPRESI DALAM AL-QUR’AN

    A. Lafaz dan Ayat-ayat yang Berkaitan dengan Gejala Depresi

    1. Lafaz Ta’sa )تأس(

    a. Surah al-Maa’idah Ayat 26

    ۛۡ يَتِيُهوَن فِي قَاَل ۡرَبعِيَن َسَنٗةَۡرِض ٱفَإِن ََها ُمَحر ََمٌة َعلَۡيِهۡمۛۡ أ

    ََس َعلَ لۡأ

    ۡي فَلَا تَأ

    ٨٢ لَۡفَِٰسقِينَ ٱلَۡقۡومِ ٱ“Allah berfirman, "Jika demikian, maka sesungguhnya negeri itu terlarang buat

    mereka selama empat puluh tahun, selama itu, mereka akan berputar-putar

    kebingungan di bumi. Maka janganlah kamu bersedih hati memikirkan nasib

    orang-orang yang fasik itu.”45

    b. Surah al-Maa’idah Ayat 68

    ۡهَل قُۡل َأ ْ لِۡكَتَٰبِ ٱَيَٰٓ َٰةَ ٱ لَۡسُتۡم َعلَيَٰ َشۡيٍء َحت َيَٰ تُقِيُموا َمآ وَ لۡإِّنِجيَل ٱوَ لت َۡوَرى

    ب َِك ّنزَِل إِلَۡيَك مِن ر َُٓ أ ا ِۡنُهم م َ ب ُِكۡمۗۡ َولََيزِيَدن َ َكثِيٗرا م ِن ر َ ّنزَِل إِلَۡيُكم م

    ُأ

    َس َعلَي َٰۡفِرِينَ ٱِم لَۡقوۡ ٱُطۡغَيَٰٗنا َوُكۡفٗراه فَلَا تَأ ٢٢ لَۡك

    “Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun

    hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan al-Qur’an yang

    diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan

    kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan

    kekafiran kepada kebanyakan dari mereka, maka janganlah kamu bersedih hati

    terhadap orang-orang yang kafir itu.”46

    45 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 112. 46 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 119.

  • 25

    c. Surah al-Hadid Ayat 23

    َُٰكۡمۗۡ وَ ل َِكۡيلَا َسۡواْ َعلَيَٰ َما فَاتَُكۡم َولَا َتۡفرَُحواْ بَِمآ َءاتَىُۡ ٱتَأ ل َ لَا يُِحب ُ كُ لل َ

    ٨٢ُمۡخَتاٖل فَُخوٍر “Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap

    apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa

    yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang

    sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al-Hadid: 23)47

    2. Lafaz Tab’isu )تبئس)

    a. Surah Hud Ayat 36

    وِحيَ ُّن َهُ َوأ

    َن قَۡد َءاَمَن فَلَا تَبَۡتئ ُِۡس بَِما لَن يُۡؤِمَن ِمن قَۡوِمَك إِل َا مَ ۥإِلَيَٰ ّنُوٍ أ

    ٢٢َكاّنُواْ َيۡفَعلُوَن “Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di

    antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah

    kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan” (QS Hud: 36)48

    b. Surah Yusuf Ayat 69

    ا ُخوَك فَلَا تَبَۡتئ ُِۡس بَِما َولَم ََّنَا۠ أ

    َه قَاَل إِّن ِٓي أ َخاهُ

    ََدَخلُواْ َعلَيَٰ يُوُسَف َءاَوىَٰٓ إِلَۡيهِ أ

    ٢٦َكاّنُواْ َيۡعَملُوَن “Dan tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf. Yusuf membawa saudaranya

    (Bunyamin) ke tempatnya, Yusuf berkata: "Sesungguhnya aku (ini) adalah

    saudaramu, maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang telah mereka

    kerjakan” (QS Yusuf: 69)49

    47 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 540. 48Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 225. 49 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 243.

  • 26

    3. Lafaz Bakhi’un )بخع(

    a. Surah As-Syua’ara Ayat 3

    ل َ لََعل ََك َ ٢ا يَُكوّنُواْ ُمۡؤِمنِيَن َبَِٰخٞع ن َۡفَسَك أ

    “Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka

    tidak beriman” (QS As-Syu’ara: 3)50

    b. Surah al-Kahfi Ayat 6

    َسًفا لَۡحِديِث ٱَبَِٰخٞع ن َۡفَسَك َعلَيَٰٓ َءاَثَٰرِهِۡم إِن ل َۡم يُۡؤِمُنواْ بَِهََٰذا فَلََعل ََك َ ٢أ

    “Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati

    setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini

    (Al-Qur’an)” (QS Al-Kahfi: 6)51

    4. Lafaz ‘Asafa )أسف( a. Surah al-A’raf Ayat 150

    ا ِسٗفا قَاَل بِۡئَسَما َخلَۡفُتُموِِن ِمۢن َبۡعِدٓيۖٓ ۦ يَٰ قَۡوِمهِ رََجَع ُموَسيَٰٓ إِلَ َولَم َََغۡضَبََٰن أ

    لَۡقي َۡمَر َرب ُِكۡمه َوأ

    ََعِجلُۡتۡم أ

    َلَۡوا َ ٱأ

    َهُ لۡأ ِخيهِ يَُجر ُ

    َِس أ

    َۡخَذ بَِرأ

    َ ۡبنَ ٱإِلَۡيهِ قَاَل ۥٓ َوأ

    م َ إِن َ ُْ َيۡقُتلُوّنَنِي فَ ۡسَتۡضَعُفوِِن ٱلَۡقۡومَ ٱأ ۡعَدآءَ ٱلَا تُۡشِمۡت بَِي َوََكُدوا

    ََولَا لۡأ

    َٰلِِمينَ ٱلَۡقۡومِ ٱتَۡجَعلۡنِي َمَع ٢٥١ لظ َ“Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati

    berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah

    kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? Dan Musapun

    melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya

    (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku,

    sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka

    membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira

    50 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 367. 51 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 294.

  • 27

    melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang

    yang zalim” (QS Al-A’raf: 150)52

    b. Surah Yusuf Ayat 84

    ََٰسَفيَٰ َعلَيَٰ يُوُسَف وَ َوتََول َ

    َأ ۡت ٱَعۡنُهۡم َوقَاَل َيَٰٓ ُهَو فَ لُۡحۡزنِ ٱَعۡيَناهُ ِمَن ۡبَيض َ

    ٢٤َكِظيٞم “Dan Ya´qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai

    duka citaku terhadap Yusuf", dan kedua matanya menjadi putih karena

    kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-

    anaknya)” (QS Yusuf: 84)53

    c. Surah Taha Ayat 86

    لَۡم يَعِۡدُكۡم َرب ُُكۡم وَۡعًدا ۦ ُموَسيَٰٓ إِلَيَٰ قَۡوِمهِ فَرََجعَ َََٰقۡوِم أ ِسٗفاۚ قَاَل َي

    ََغۡضَبََٰن أ

    َفَطاَل َعلَۡيُكُم َۚ أ ِن ۡهدُ لۡعَ ٱَحَسًنا ن يَِحل َ َعلَۡيُكۡم َغَضٞب م

    ََردت ُۡم أ

    َۡم أ

    َأ

    وِۡعِدي ۡخلَۡفُتم م ََب ُِكۡم فَأ ٢٢ر َ

    “Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: "Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu

    suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu

    atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu

    melanggar perjanjianmu dengan aku?” (QS Taha: 86)54

    5. Lafaz ‘Asaa)آسى( a. Surah al-a’araf Ayat 93

    َِٰ َوّنََصۡحُت لَُكۡمه َعۡنُهۡم َوقَاَل َيََٰقوۡ َفَتَول َ َلَِٰت َرّب ۡغُتُكۡم رَِسَٰ

    بۡلََِم لََقۡد أ

    ٦٢فََكۡيَف َءاَسيَٰ َعلَيَٰ قَۡوٖم َكَٰفِرِيَن “Maka Syu´aib meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku,

    sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan

    52 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 169. 53 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 243. 54 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 254

  • 28

    aku telah memberi nasehat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati

    terhadap orang-orang yang kafir?” (QS Al-A’raf)55

    B. Asbab an-Nuzul Dan Munasabah Ayat

    Asbab an-Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa turunnya

    ayat, baik sebelum maupun sesudah turunnya, di mana kandungan ayat tersebut

    berkaitan dengan peristiwa tersebut. Peristiwa yang dimaksudkan adalah kejadian

    tertentu yang berupa pertanyaan yang diajukan serta ia terjadi pada masa turunnya

    al-Qur’an dalam rentang waktu dua puluh dua tahun.56 Perkara yang disebabkan

    olehnya diturunkan suatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebabnya,

    jawaban terhadap Sesuatu sebab atau menerangkan hukumnya pada saat terjadinya

    peritiwa itu.57

    Munasabah ayat dari segi bahasa bermakna kedekatan. Menurut pendapat

    ulama munasabah ayat adalah hubungan kedekatan antara ayat atau kumpulan ayat

    al-Qur’an satu dengan lainnya. Namun, ia mencakup banyak ragam dan yang akan

    digunakan oleh penulis adalah hubungan ayat dengan ayat sesudahnya.58

    Di sini, penulis akan berusaha memberikan Asbab an-Nuzul ayat bagi setiap

    ayat yang telah diberikan sebanyak 11 ayat serta menjelaskan munasabah ayat

    sebelum, atau ayat sesudahnya.

    1. Surah al-Maa’idah Ayat 26

    Surah al-Maa’idah ini adalah surah madaniyyah yang terdiri dari 120 ayat.

    Surah ini juga dinamakan al-‘Uqud yaitu perjanjian dan al-Munqidah yaitu

    penyelamat. Di dalam surah ini terdapat beberapa persesuaian antara surah ini

    dengan sesudahnya yaitu surah an-Nisa’. Diantaranya adalah sebagian besar

    surah ini memberi sanggahan terhadap orang-orang Yahudi dan Nasrani, di

    55 Tim Kementerian Keselamatan Dalam Negeri, Al-Quran Dan Terjemahannya (Selangor:

    Pustaka Darul Iman, 2007), 162. 56Quraisy Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang, Lantera Hati, 2013), 235. 57Wahyuddin, “Asbabun Nuzul Sebagai Langkah Awal Menafsirkan al-Qur’an”, Jurnal

    Sosial Humaniora,Vol.3, No.1(2010), 192. 58Quraisy Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang, Lantera Hati, 2013), 244.

  • 29

    samping menerangkan sedikit tentang orang-orang munafik dan kaum

    musyrikin, yang sering dibicarakan dalam surah an-Nisa’.59

    Ayat sebelumnya menceritakan tentang Nabi Musa mengajak kaumnya

    yaitu bani Israil untuk berjihad dan memasuki Baitul Maqdis yang dahulunya

    berada di tangan mereka di masa Nabi Ya’qub. Sampai mereka keluar, mereka

    mendaptkan di Baitul Maqdis orang-orang raksasa yang gagah perkasa telah

    menguasainya. Tetapi bani Israil menolak ajakan Nabi Musa dan berkata

    “pergilah bersama Tuhan untuk berperang dan kami tunggu duduk di sini”.

    Karena keingkaranmereka dihukum oleh Allah SWT dengan diharamkan kota

    itu atas mereka selama 40 tahun.Oleh itu, Nabi Musa berdoa kepada Allah SWT

    agar dipisahkan ia dan Nabi Harun daripada orang fasik. Namun, di dalam ayat

    ini asbab an-Nuzul belum ditemukan.

    2. Surah Al-Maa’idah Ayat 68

    Pada ayat ini menceritakan tentang golongan ahli kitab yang tidak

    dipandang beragama sehingga mereka menegakkan ajaran Taurat dan Injil. Dan

    banyak golongan mereka yang ingkar dan durhaka kepada Nabi Muhammad

    SAW. Oleh itu, pada ayat seterusnya Allah SWT menyatakan bahwa orang

    mukmin, yahudi dan shabi’in serta orang nasrani yang beriman dan percaya

    kepada Allah SWT akan dijamin keamanan kepada mereka sehingga tidak ada

    rasa takut atau kesusahan bagi mereka baik di dunia atau di akhirat. Namun, di

    dalam ayat ini asbab an-Nuzul belum ditemukan.

    3. Surah Al-Hadid Ayat 23

    Surah ini memiliki 29 ayat dan merupakan surah makiyyah. Maksud surah

    ini adalah besi. Sebelum ayat ini Allah SWT menceritakan tentang takdir-Nya

    yang telah ditetapkan terhadap makhluk-Nya sebelum Dia memulai penciptaan-

    59 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir al-Maragi, Diterjemahkan dari buku

    aslinya yang berjudul “Tafsir Al-Maragi” oleh Bahrun Abubakar (Semarang, PT.Karya Toha Putra

    Semarang, 1993), 76.

  • 30

    Nya. Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata: Aku

    pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

    السموات واألض بخمسين ألف سنة قدر الله المقادير قبل أن يخلق

    “Sesungguhnya Allah telah menetapkan takdir-takdir makhluk lima puluh

    ribu tahun sebelum langit dan bumi diciptakan.”60

    Pada ayat ini Allah SWT mengingatkan agak kita agar tidak berduka cita

    terhadap apa yang telah luput dari kita dan Dia juga mengingatkan agar kita

    tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan. Sesungguhnya Allah

    SWT tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.

    Pada ayat selanjutnya, Allah SWT menyambung bahwa mereka adalah

    orang yang mengerjakan kemunkaran dan mendorong orang lain untuk

    melakukan hal yang sama. Namun, pada ayat ini juga, penulis belum

    menemukan asbab an-Nuzul.

    4. Surah Hud Ayat 36

    Surah ini terdapat 123 ayat dan merpakan ayat Makiyyah. Pada ayat ini

    Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Nuh bahwa kaumnya tidak akan beriman

    kepadanya. Ada yang mengatakan, ada seorang laki-laki dari kaum Nabi Nuh

    yang membawa anaknya di atas pundaknya, anak itu meminta batu dari ayahnya

    lalu melemparkannya kepada Nabi Nuh hingga berdarah, lalu Allah SWT

    menurunkan ayat ini kepadanya.61

    Pada ayat selanjutnya, Allah SWT memerintahkan agar Nabi Nuh segera

    membuat kapal atau bahtera yaitu di bawah pimpinan Allah SWT dengan

    wahyu bagaimana cara membuat kapal itu.

    60 Ibn Katsir, Tafsir Ibn Katsir, Diterjemahkan dari buku aslinya yang berjudul “Lubabut

    Tafsir Min Ibn Katsir” oleh Abdul Ghoffar dan Abu Ihsan, (Indonesia, Pustaka Imam Syafi’i,2017)

    389. 61 Al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi Jilid 9, Diterjemahkan dari buku aslinya yang berjudul

    “Al-Jami’ li Ahkaam al-Qur’am” oleh Sudi Rosadi et. al (Jakarta, Pustaka Azzam, 2008), 70.

  • 31

    5. Surah Yusuf Ayat 69 dan 84

    Surah ini tergolong dalam surah Makiyyah dan memiliki ayat sebanyak

    111 ayat. Surah ini menceritakan tentang kisah Nabi Yusuf daripada kecil

    sehingga umur dewasa sehingga diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Pada ayat

    68 menceritakan tentang anak-anak Nabi Ya’kub masuk ke Mesir menurut apa

    yang telah diperintahkan oleh ayah mereka yaitu masuk pintu gerbang yang

    berbeza. Hal ini karena agar mereka dapat berhati-hati. Namun, sekiranya Allah

    SWT mendatangkan bahaya kepada mereka, tetap ia akan datang.

    Pada ayat ini, diceritakan pula bahwa Nabi Yusuf bertemu dengan

    saudaranya yaitu Bunyamin dan diberitahu bahwa dia adalah saudara kepada

    Bunyamin yang telah terpisah sekian lama. Nabi Yusuf juga memsan kepada

    adiknya agar tidak berkecil hati atas perbuatan saudara-saudaranya memisahkan

    mereka dengan perbuatan amat jahat 25 tahun yang lalu.

    Pada ayat 84 berkisahkan kesabaran Nabi Ya’kub yang kecewa dengan

    anak-anaknya membuat ia kehilangan anaknya kali kedua yaitu Bunyamin. Ia

    berharap agar anaknya Nabi Yusuf dan Bunyamin tidak mati.

    Pada ayat selanjutnya, anak-anaknya itu mencoba menenangkan hati Nabi

    Ya’kub yang sudah sakit sehingga putih matanya dan tidak kuat lagi

    pengelihatannya. Mereka juga takut ayah mereka meninggal dalam keadaan

    makan hati berulam jantung. Namun, pada kedua ayat ini, tidak dijumpai asbab

    an-Nuzulnya.

    6. Surah Al-A’raf Ayat 93 dan 150

    Surah ini secara keseluruhan adalah Makiyyah dan memiliki 205 ayat.

    Surah ini banyak persamaan dengan surah sebelumnya al-An’am yang banyak

    membahaskan tentang dasar-dasar umum agama dan surah ini menerangkan dan

    menjelaskan hal yang telah dinyatakan dengan ringkas di dalam surah

    sebelumnya. Terutama kisah-kisah rasul-rasul sebelumnya dengan keadaan

    kaum masing-masing.

  • 32

    Pada ayat 93 Nabi Syu’aib mempersoalkan mengapa ia perlu bersedih

    memikirkan kaumnya yang telah dibinasakan oleh Allah SWT karena ingkar

    terhadap keesaan Allah SWT dan mendustakan Rasul-Nya. Ayat ini sangat

    berkait dengan ayat selepasnya.

    Ayat sebelumnya membicarakan tentang dalam mengikuti ajaran-Nya ada

    sunnatullah yang berlaku kepada hamba-Nya yaitu Allah SWT akan mengutus

    guru untuk memimpin umat menunjukkan jalan yang selamat dan berbahaya.

    Allah SWT juga menguji kesusahan dan kesenangan supaya kembali tunduk,

    mengakui kebesaran dan takut serta patuh pada-Nya.

    Di dalam ayat 150 surah al-A’raf menceritakan tentang Nabi Musa yang

    amat marah dan sedih dengan perbuatan kaumnya yang menyembah berhala

    berupa anak sapi ketika ditinggal selama ia bermunajat kepada Allah SWT.

    Pada ayat seterusnya, Nabi Musa berdoa kepada Allah SWT agar mengampuni

    dosa-dosa dia dan saudaranya serta memasuki mereka dalam rahmat-Nya.

    Kedua ayat ini juga, belum ditemukan asbab an-Nuzul.

    7. Surah As-Syu’ara Ayat 3

    Surah as-Syu’ara ini tergolong surah Makiyyah dan terdiri dari 227 ayat.

    Ayat ini tentang Nabi Muhammad SAW akan membinasakan diri karena sedih

    melihat kaumnya yang enggan beriman atau karena keinginannya yang keras

    melihat kaumnya menerima risalahnya. Pada ayat selanjutnya, Allah SWT

    memujuk Nabi Muhammad SAW dengan mengatakan bahwa jika Dia

    kehendaki, Dia akan menurunkan sesuatu mukjizat dari langit yang akan

    memaksa orang kafir dan musyrik itu tunduk kepada kekasih-Nya dan beriman.

    Akan tetapi Allah SWT inginkan orang beriman dan menerima risalah Nabi

    Muhammad SAW karena keyakinan dan kesadaran, bukan karena paksa atay

    ketakutan.62 Namun, di dalam ayat ini belum ditemukan asbab an-nuzulnya.

    62 Ibn Katsir, Terjemahan Singkat Tafsir Ibn Katsir Jilid 3, (Surabaya, PT Bina Ilmu, 2002),

    39.

  • 33

    8. Surah Al-Kahfi Ayat 6

    Surah al-Kahfi tergolong dalam surah Makiyyah dan terdiri dari 110 ayat.

    Di dalam ayat ini Allah SWT menghiburkan Nabi SAW yang bersedih hati

    akibat kaumnya enggan beriman dengannya. Pada ayat selanjutnya, Allah SWT

    menyebutkan bahwa apa yang dijadikan di atas muka bumi ini adalah sebagai

    perhiasan untuk menguji siapakah yang berbuat baik dan siapakah yang berbuat

    buruk. Namun, pada ayat ini belum ditemukan asbab an-Nuzul.

    9. Surah Taha Ayat 86

    Surah Taha ini terdiri daripada 135 ayat dan tergolong dalam surah

    Makiyyah. Pada ayat ini menceritakan tentang Nabi Musa yang murka akan

    samiri yang telah menipu dan kepada kaumnya yang tidak mau mengerti serta

    kepada saudaranya Nabi Harun karena lemah. Ia sangat sedih karena kaumnya

    melupakan apa yang telah diajarkan tentang kepercayaan kepada Allah SWT

    beberapa hari sebelum ia meninggalkan kaumnya.

    Pada ayat selanjutnya, kaumnya menjawab bahwa mereka melanggar janji

    buka atas kemauan mereka sendiri tetapi mereka diajak memikul beban-beban

    perhiasan kaum itu. Setelah barang-barang itu dikumpulkan, Samiri membuat

    satu lobang dan dilemparkan barang-barang itu ke dalamnya. Lalu, dibakar dan

    dijadikan berhala yang menyerupai anak lembu. Pada ayat ini juga tidak

    ditemukan asbab an-Nuzul.

    C. Penafsiran Ayat Tentang Gejala Depresi

    1. Surah al-Maa’idah Ayat 26

    Menurut tafsir Ibn Katsir, ketika bani Israil benar-benar tidak mahu

    berjihad sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT, maka Nabi Musa berdoa

    supaya Allah SWT menghukum mereka. Ibn Abbas r.a berkata: Bani Israil

    telah merantau empat puluh tahun, maka matilah saat itu Nabi Musa dan Nabi

    Harun dan semua orang yang usianya lebih dari empat puluh tahun, kemudian

    sesudah itu, Yusya’ sebagai khalifah pengganti Nabi Musa mengajak bani Israil

    memasuki kota Baitul Maqdis sehingga dapat membukanya dan mendapat

  • 34