Ge Bc 1404715667
-
Upload
nurulhasanah -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
description
Transcript of Ge Bc 1404715667
http://sumut.kemenag.go.id/
07/11/2013
URGENSI TAKSONOMI BLOOM
DOMAIN KOGNITIF VERSI BARU
DALAM KURIKULUM 2013
Oleh M.Taher
Widyaiswara Pertama
Balai Diklat Keagamaan Medan
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) memuat 3 domain yaitu Domain Afektif,
Domain Kognitif dan Domain Psikomotoris seperti table dibawah ini.
Pada domain kognitif tertulis “Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.”
Dari SKL pengetahuan diatas, maka seorang guru haruslah menggunakan
Taksonomi s bloom yang baru dalam membuat indikator untuk domain kognitif
agar pengetahuan factual, konseptual , procedural dan metakognitif dapat dicapai
sesuai SKL pada Kurikulum 2013.
Makalah ini membahas tentang Urgensi Taksonomi Bloom domain
kognitif versi baru dalam kurikulum 2013 meliputi sejarah, perbedaaan taksonomi
Bloom lama dan taksonomi bloom baru, Kata-kata kerja operasional taksonomi
bloom yang baru, tabel kata kerja untuk factual, konseptual, procedural dan
metakognitif, penggunaan kata kerja operasional dalam membuat indikator.
Materi ini bertujuan agar para guru Madrasah dapat memahami dan
mengaplikasikan kata-kata kerja operasional taksonomi s bloom yang baru dalam
membuat indikator pada domain kognitif pada kurikulum 2013.
Kata Kunci: Urgensi Taksonomi Bloom domain kognitif versi baru dalam
kurikulum 2013
http://sumut.kemenag.go.id/
07/11/2013
A. PENDAHULUAN
Semua guru disetiap jenjang Satuan Pendidikan sudah familiar dengan
Taksonomi s bloom, hal ini dapat dilihat dalam setiap Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), guru sudah mengaplikasikan Kata-kata kerja operasional
baik pada domain afektif, kognitif maupun psikomotorik pada indikator yang
terdapat pada RPP.
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), diantara ketiga domaian
tersebut yang paling menonjol adalah domain kognitif, karena KTSP lebih
mengutamakan ranah kognitif dibanding afektif dan psikomotorik, sehingga
guru lebih familiar denagn istilah C1, C2, C3, C4, C5 dan C6. Sedangkan A1,
A2, A3, A4, A5 dan P1, P2, P3, P4, P5 dan P6 sangat jaarang digunakan
bakhan tak pernah dilirik dalam proses pembelajaran
Pada kurikulum 2013 terlihat jelas bahwa ketiga domain tersebut harus
mendapat perhatian setiap guru, bahkan seorang guru harus dapat
mengevaluasi peserta didik untuk ketiga ranah tersebut. Hal ini sesuai dengan
SKL yang tertuang dalam permendikbud Nomor 54 Tahun 2013, seperti
terlihat pada tabel dibawah ini.
SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
http://sumut.kemenag.go.id/
07/11/2013
fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.
Dari SKL diatas terlihat bahwa Domain Sikap, Pengetahuan dan keterampilan
harus mendapat perhatian yang sama oleh setiap tenaga pendidik (guru) dalam
proses pembelajaran maupun evaluasi pembelajaran.
Mengingat pada domaian kognitif terdapat pengetahuan factual,
konseptual, procedural dan metakognitif maka taksonomi s bloom yang lama
sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada pembuatan indikator ranah
kognitif pada kurikulum 2013 terutama pada tataran metakognitif.
Pada taksonomi s bloom kognitif yang lama kita mengenal C1, C2, C3,
C4, C5 dan C6, tetapi pada taksonomi s bloom yang baru sudah sampai pada
level C7 merupakan pengetahuan metakognitif.
B. SEJARAH TAKSONOMI S BLOOM
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan
pendidikan. Di Indonesia, taksonomi bloom merupakan acuan penilaian
berkelanjutan dalam KTSP (Mimin Haryati, 2007:22). Taksonomi ini pertama
kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956 dan David R.
Krathwohl (1964). Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa
domain (ranah) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam
pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan yang dicanangkan oleh Benjamin S. Bloom pada tahun
1956 dan David R. Krathwohl (1964) memiliki tiga kemampuan (kompetensi)
yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari setiap ranah tersebut
dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan
secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks. paling kompleks.
http://sumut.kemenag.go.id/
07/11/2013
Taksonomi yang baru melakukan pemisahan yang tegas antara dimensi
pengetahuan dengan dimensi proses kognitif. Kalau pada taksonomi yang
lama dimensi pengetahuan dimasukkan pada jenjang paling bawah
(Pengetahuan), pada taksonomi yang baru pengetahuan benar-benar dipisah
dari dimensi proses kognitif. Pemisahan ini dilakukan sebab dimensi
pengetahuan berbeda dari dimensi proses kognitif. Pengetahuan merupakan
kata benda sedangkan proses kognitif merupakan kata kerja. Setidaknya ada
dua nilai positif dari taksonomi yang baru ini dalam kaitannya dengan
asesmen. Pertama, karena pengetahuan dipisah dengan proses kognitif, guru
dapat segera mengetahui jenis pengetahuan mana yang belum diukur.
Pengetahuan procedural dan pengetahuan metakognitif merupakan dua
macam pengetahuan yang dalam taksonomi yang lama kurang mendapat
perhatian. Dengan dimunculkannya pengetahuan prosedural, guru sains akan
lebih terdorong mengembangkan soal untuk mengukur keterampilan proses
siswa yang selama ini masih sering terabaikan.
C. PERBEDAAN TAKSONOMI BLOM LAMA DAN YANG BARU
Dahulu kita mengenal klasifikasi secara hirarkhis terhadap ranah kognitif
Bloom menjadi enam tingkatan, mulai dari C1 sampai C6. Klasifikasi
hirarkhis itu masih digunakan lagi dalam revisi taksonomi Bloom tersebut
sekalipun dengan nomen yang sedikit berbeda. Ada hal yang sama sekali baru
dalam taksonomi Bloom yang baru ini. Sistem hirarkhis yang dulu digunakan
dalam Bloom dari C1 sampai C6 merupakan salah satu dimensi dalam
klasifikasi tersebut, yaitu dimensi proses kognitif. Hanya saja dalam dimensi
proses kognitif, pada taksonomi yang baru mengalami revisi seperti yang
akan diuraikan berikut ini.
Tingkatan Ranah Kognitif Versi Lama Versi Baru/ Dimensi
C1 Knolwdge Remember
C2 Understand Understand
C3 Apply Apply
C4 Analyze Analyze
C5 Aynthesis Evaluate
C6 Evaluate Create
C7 - Imagine
http://sumut.kemenag.go.id/
07/11/2013
ORIGINAL DOMAIN NEW DOMAIN
Evaluattion Creating
Synthesis Evaluating
Analysis Analyzing
Aplication Applying
Comprehension Understanding
Knowledge Remembering
Dimensi Pengetahuan Dimensi Proses Kognitif
1. Pengetahuan Faktual
a. Pengetahuan ttg terminologi
b. Pengetahuan ttg bagian detail
dan unsur- unsur
C.1. Mengingat (Remember)
1. Mengenali (recognizing)
2. Mengingat (recalling)
2. Pengetahuan Konseptual
a. Pengetahuan ttg klasifikasi
dan kategori
b. Pengetahuan ttg prinsip dan
generalisasi
c. Pengetahuan ttg teori, model &
struktur
C.2. Memahami (Understand)
1. Menafsirkan (interpreting)
2. Memberi contoh (exampliying)
3. Meringkas (summarizing)
4. Menarik inferensi (inferring)
5. Membandingkan (compairing)
6. Menjelaskan (explaining)
http://sumut.kemenag.go.id/
07/11/2013
3. Pengetahuan Prosedural
a. Pengetahuan ttg keterampilan
khusus yg berhubungan dgn
suatu bidang tertentu dan
pengetahuan algoritma
b. Pengetahuan ttg teknik dan
metode
c. Pengetahuan ttg kriteria
penggunaan suatu prosedur
C.3. Mengaplikasikan (Apply)
1. Menjalankan (executing)
2. Mengimplementasikan
(implementing)
4. Pengetahuan Metakognitif
a. Pengetahuan strategik
b. Pengetahuan ttg operasi kognitif
c. Pengetahuan ttg diri sendiri
C.4. Menganalisis (Analyze)
1. Menguraika (diffrentiating)
2. Mengorganisir(organizing)
3. Menemukan makna tersirat
(attributing)
C.5. Evaluasi (Evaluate)
1. Memeriksa (checking)
2. Mengritik (Critiquing)
C.6. Membuat Create)
1. Merumuskan (generating)
2. Merencanakan (planning)
3. Memproduksi (producing)
D. KATA-KATA KERJA OPERASIONAL TAKSONOMI BLOOM BARU
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya
perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima
kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang
paling kompleks.
RANAH KOGNITIF – PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)
No.
Kategori Penjelasan Kata kerja kunci
Mengingat Kemampuan menyebutkan kembali informasi / pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan. Contoh: menyebutkan arti taksonomi.
Mendefinisikan, menyusun daftar, menjelaskan, mengingat, mengenali, menemukan kembali, menyatakan, mengulang, mengurutkan, menamai, menempatkan, menyebutkan.
http://sumut.kemenag.go.id/
07/11/2013
Memahami Kemampuan memahami instruksi dan menegaskan pengertian/makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk lisan, tertulis, maupun grafik/diagram Contoh : Merangkum materi yang telah diajarkan dengan kata-kata sendiri
Menerangkan, menjelaskan, menterjemahkan, melaporkan menguraikan, mengartikan, menyatakan kembali, menafsirkan, menginterpretasikan, mendiskusikan, menyeleksi, mendeteksi, menduga, mengelompokkan, memberi contoh, merangkum menganalogikan, mengubah, memperkirakan.
Menerapkan Kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep dalam situasi tetentu. Contoh: Melakukan proses pembayaran gaji sesuai dengan sistem berlaku.
Memilih, menerapkan, melaksanakan, mengubah, menggunakan, mendemonstrasikan, memodifikasi, menginterpretasikan, menunjukkan, membuktikan, menggambarkan, mengoperasikan, menjalankan memprogramkan, mempraktekkan, memulai.
Menganalisis Kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen dan mnghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. Contoh: Menganalisis penyebab meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan komponen- komponennya.
Mengkaji ulang, membedakan, membandingkan, mengkontraskan, memisahkan, menghubungkan, menyisihkan, menduga, mengubah mempertimbangkan mempertentangkan, menata ulang, mencirikan, struktur, melakukan pengetesan, mengintegrasikan, mengorganisir, mengkerangkakan. menunjukan hubungan antara variabel, memecah menjadi beberapa bagian
Mengevaluasi Kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria atau patokan tertentu Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa dengan kunci jawaban.
Mengkaji ulang, mempertahankan, menyeleksi, mempertahankan, mengevaluasi, mendukung, menilai, menjustifikasi, mengecek, mengkritik, memprediksi, membenarkan, menyalahkan.
Mencipta Kemampuan memadukan unsurunsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil. Contoh: Membuat kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber
Kemampuan memadukan unsurunsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil. Contoh: Membuat kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber
http://sumut.kemenag.go.id/
07/11/2013
DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL YANG BARU
Mengetahui Menganalisiuat
Memahami Menganalisvaluas
Mengaplikasikan Menganalisis
Menganalisis
Mengevaluasi
Membuat
Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Menamai Manandai Membaca Menyadari Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memberi kode Menelus
Memperkirakan Menjelaskan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan
Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifikasi Menghitung Membangun Mengurutkan Membiasakan Mencegah Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mengoperasikan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Mensimulasikan Memecahkan Melakukan Mentabulasi
Menganalisis Mengaudit Memecahkan Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Memerinci Menominasikan Mendiagramkan Mengkorelasikan Merasionalkan Menguji Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan Menelaah Memaksimalkan Memerintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Mentransfer
Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Mengkritik Menimbang Memutuskan Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan
Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Mengkategorikan Mengkode Mengkombinasikan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulangi Menghubungkan Menciptakan Mengkreasikan Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatas Mereparasi Menampilkan Menyiapkan Memproduksi Merangkum Merekonstruksi
E. KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK FAKTUAL, KONSEPTUAL,
PROSEDURAL DAN METAKOGNITIF
Table 1: Anderson’s et al (2001) Cognitive Revised Domain
http://sumut.kemenag.go.id/
07/11/2013
Mengingat
Memahami Menerapkan Menganalisi menilai mencipta
Factual
List Mendaftar Mencatat Meninjukkan Menyatakan Mengikuti Menyesuaikan mencocokkan
Summarize Meringkas Menyimpulkan Menjumlahkan membandingkan
Classify Mengklasifikasi Menggolongkan Mencirikan Menggolongkan melukiskan
Order mengurutkan menyimpan memesan meggunakan melaksanakan
Rank Menggolongkan Mengumpulkan menghimpun
Combine menggabungkan mengkombinasikan menyatukan mempertemukan menggabungkan
Konseptual
Describe Menggambarkan Memikirkan Menggambarkan Menyusun menaruh
Interpret Menafsirkan Menjelaskan Menetapkan Mengartikan Meperhinggakan mempertetap
Experiment Mencoba Menguji Memeriksa Mempertimbangkan membahas
Explain Menjelaskan Menerangkan Memaparkan Mengucapkan merumuskan
Assess Menilai Menaksir Mengukur mendalami
Plan merencanakan memproyeksikan menguraikan memecahkan menafsirkan
Procedural
Tabulate Mentabulasi Menyelesaikan Mengatur Mengarang
Predict Meramalkan Membuat praduga menandakan
Calculate Menghitung Menghitung Membayangkan Melukiskan menceritakan
Differentiate Membedakan Mempertikaiakan Memperlainkan Memutuskan Memisahkan Mendistribusikan membagikan
Conclude Menyimpulkan meringkas
Compose menyusun menguraikan
Metakognitif
Approriate use Menggunakan Menyisihkan menyediakan
Execute Melaksanaka Menjalankan Membuat Mengesahkan Menyusun Menetapkan Membentuk Membuktikan Memperlihatkan menempatkan
Construct Membangun Menyusun Menciptakan Mengonsep Menulis Mengarang menderetkan
Achieve Mempresentasikan Melaksanakan Memilah menyampaikan
Action Melakukan memindahkan
Actualize mewujudkan menciptakan menjadikan menyelesaikan
F. PENGGUNAAN TAKSONOMI BLOOM UNTUK INDIKATOR
Indikator merupakan penanda tercapai atau tidak pembelajaran oleh guru
yang dilihat pada diri siswa, ketercapaian ini tentunya diukur dengan sebuah
evaluasi sehingga dapat ditentukan tuntas atau tidaknya seorang peserta didik.
Rumusan pembuatan indikator adalah Kata Kerja Operasional yang diikuti
dengan materi pembelajaran ata dapat ditulis:
Langkah-langkah yang harus digunakan dalam menerapkan Taksonomi
Bloom dalam pembuatan indikator adalah sebagai berikut:
1. Tentukan kompetensi dasar yang akan diajarkan
2. Tentukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi
pembelajaran.
Indikator = KKO + Materi pembelajaran
http://sumut.kemenag.go.id/
07/11/2013
a. Ranah kognitif : Tentukan tingkatan taksonomi, apakah pada
tingkatan Mengingat, Memahami,Menerapkan, Menganalisis, Menilai,
Membuat.
3. Gunakan Kata Kerja Operasional (KKO) yang ada dan sesuaikan dengan
dimensi pengetahuan faktua, konseptual, procedural dan metakognitif
,
G. PENUTUP
Kesimpulan
1. Taksonomi bloom sangat penting dalam pembuatan Rencana pelaksanaan
pembelajaran terutama dalam pembuatan indikator dari setiap kompetensi
dasar
2. Dalam membuat indikator pada ranah kognitif harus dibedakan antara
factual, konseptua, procedural dan metakognitif dengan memperhatikan
Kata-kata kerja operasional yang sesuai pula
3. Dimensi pengetahuan yang diterapkan pada kurikulum 2013 dapata
dibedakan antara factual, konseptual, procedural dan metakognitif
4. Dimensi proses kognitif pada taksonomi bloom revisi berbeda dengan
dimensi proses kognitif taksonomi bloom yang lama yaitu pada tataran
C1(pengethuan berubah menjadi mengingat) dan pada C6 (evaluasi
berubah menjadi kreasi)
5. Dalam membuat indi
6. Fadhilah puasa Ramadhan di antaranya: malam Lailatur Qadar, Al-Qur’an
diturunkan pada bulan Ramadhan, setan dibelenggu, dosa diampuni, pahala
ibadah dilipatgandakan dan shalat tarawih.
http://sumut.kemenag.go.id/
07/11/2013
REFERENSI
1. Leslie Owen Wilson, 2006. New blooms in established fields: four
domains of learning and doing.
http://goliath.ecnext.com/coms2/gi_0199-5400788/New-blooms-
in-established-fields.html
2. From Anderson, Lorin and David Krathwohl, A Taxonomy For Learning,
Teaching and Assessing. New York: Longman, 2001.
3. Businessballs.com (2009) Blooms TaxonomyLearning Domains
http://www.businessballs.com/bloomstaxonomyoflearningdomains.htm
4. Andersons et al (2001) new cognitive domain:
http://oregonstate.edu/instruct/coursedev/models/id/taxonomy/#table
Based upon R.
H. Dave, as reported in R. J. Armstrong et al., Developing and Writing
Behavioural Objectives (Tucson, AZ: Educational Innovators Press,
1970)
5. Barbara J. Ehren & Patricia Gildroy, Background Knowledge,
http://itc.gsu.edu/academymodules/a304/support/xpages/a304b0_20400.ht
ml Chitima Thamraksa (2005) Metacognition: A Key to Success for EFL
Learners
6. Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2001). A taxonomy for learning,
teaching, and assessing. New York: Longman.
7. Bloom, B.S., (Ed.). 1956. Taxonomy of educational objectives: The
classification of educational goals: Handbook I, cognitive domain. New
York: Longman.
8. Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pembelajaran