Ge Bc 1404715667

11
http://sumut.kemenag.go.id/ 07/11/2013 URGENSI TAKSONOMI BLOOM DOMAIN KOGNITIF VERSI BARU DALAM KURIKULUM 2013 Oleh M.Taher Widyaiswara Pertama Balai Diklat Keagamaan Medan e-mail: [email protected] ABSTRAK Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) memuat 3 domain yaitu Domain Afektif, Domain Kognitif dan Domain Psikomotoris seperti table dibawah ini. Pada domain kognitif tertulis “Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.” Dari SKL pengetahuan diatas, maka seorang guru haruslah menggunakan Taksonomi s bloom yang baru dalam membuat indikator untuk domain kognitif agar pengetahuan factual, konseptual , procedural dan metakognitif dapat dicapai sesuai SKL pada Kurikulum 2013. Makalah ini membahas tentang Urgensi Taksonomi Bloom domain kognitif versi baru dalam kurikulum 2013 meliputi sejarah, perbedaaan taksonomi Bloom lama dan taksonomi bloom baru, Kata-kata kerja operasional taksonomi bloom yang baru, tabel kata kerja untuk factual, konseptual, procedural dan metakognitif, penggunaan kata kerja operasional dalam membuat indikator. Materi ini bertujuan agar para guru Madrasah dapat memahami dan mengaplikasikan kata-kata kerja operasional taksonomi s bloom yang baru dalam membuat indikator pada domain kognitif pada kurikulum 2013. Kata Kunci: Urgensi Taksonomi Bloom domain kognitif versi baru dalam kurikulum 2013

description

sumber

Transcript of Ge Bc 1404715667

Page 1: Ge Bc 1404715667

http://sumut.kemenag.go.id/

07/11/2013

URGENSI TAKSONOMI BLOOM

DOMAIN KOGNITIF VERSI BARU

DALAM KURIKULUM 2013

Oleh M.Taher

Widyaiswara Pertama

Balai Diklat Keagamaan Medan

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) memuat 3 domain yaitu Domain Afektif,

Domain Kognitif dan Domain Psikomotoris seperti table dibawah ini.

Pada domain kognitif tertulis “Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.”

Dari SKL pengetahuan diatas, maka seorang guru haruslah menggunakan

Taksonomi s bloom yang baru dalam membuat indikator untuk domain kognitif

agar pengetahuan factual, konseptual , procedural dan metakognitif dapat dicapai

sesuai SKL pada Kurikulum 2013.

Makalah ini membahas tentang Urgensi Taksonomi Bloom domain

kognitif versi baru dalam kurikulum 2013 meliputi sejarah, perbedaaan taksonomi

Bloom lama dan taksonomi bloom baru, Kata-kata kerja operasional taksonomi

bloom yang baru, tabel kata kerja untuk factual, konseptual, procedural dan

metakognitif, penggunaan kata kerja operasional dalam membuat indikator.

Materi ini bertujuan agar para guru Madrasah dapat memahami dan

mengaplikasikan kata-kata kerja operasional taksonomi s bloom yang baru dalam

membuat indikator pada domain kognitif pada kurikulum 2013.

Kata Kunci: Urgensi Taksonomi Bloom domain kognitif versi baru dalam

kurikulum 2013

Page 2: Ge Bc 1404715667

http://sumut.kemenag.go.id/

07/11/2013

A. PENDAHULUAN

Semua guru disetiap jenjang Satuan Pendidikan sudah familiar dengan

Taksonomi s bloom, hal ini dapat dilihat dalam setiap Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), guru sudah mengaplikasikan Kata-kata kerja operasional

baik pada domain afektif, kognitif maupun psikomotorik pada indikator yang

terdapat pada RPP.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), diantara ketiga domaian

tersebut yang paling menonjol adalah domain kognitif, karena KTSP lebih

mengutamakan ranah kognitif dibanding afektif dan psikomotorik, sehingga

guru lebih familiar denagn istilah C1, C2, C3, C4, C5 dan C6. Sedangkan A1,

A2, A3, A4, A5 dan P1, P2, P3, P4, P5 dan P6 sangat jaarang digunakan

bakhan tak pernah dilirik dalam proses pembelajaran

Pada kurikulum 2013 terlihat jelas bahwa ketiga domain tersebut harus

mendapat perhatian setiap guru, bahkan seorang guru harus dapat

mengevaluasi peserta didik untuk ketiga ranah tersebut. Hal ini sesuai dengan

SKL yang tertuang dalam permendikbud Nomor 54 Tahun 2013, seperti

terlihat pada tabel dibawah ini.

SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,

berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung

jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan

budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak

Page 3: Ge Bc 1404715667

http://sumut.kemenag.go.id/

07/11/2013

fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan

kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai

pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara

mandiri.

Dari SKL diatas terlihat bahwa Domain Sikap, Pengetahuan dan keterampilan

harus mendapat perhatian yang sama oleh setiap tenaga pendidik (guru) dalam

proses pembelajaran maupun evaluasi pembelajaran.

Mengingat pada domaian kognitif terdapat pengetahuan factual,

konseptual, procedural dan metakognitif maka taksonomi s bloom yang lama

sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada pembuatan indikator ranah

kognitif pada kurikulum 2013 terutama pada tataran metakognitif.

Pada taksonomi s bloom kognitif yang lama kita mengenal C1, C2, C3,

C4, C5 dan C6, tetapi pada taksonomi s bloom yang baru sudah sampai pada

level C7 merupakan pengetahuan metakognitif.

B. SEJARAH TAKSONOMI S BLOOM

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan

pendidikan. Di Indonesia, taksonomi bloom merupakan acuan penilaian

berkelanjutan dalam KTSP (Mimin Haryati, 2007:22). Taksonomi ini pertama

kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956 dan David R.

Krathwohl (1964). Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa

domain (ranah) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam

pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.

Tujuan pendidikan yang dicanangkan oleh Benjamin S. Bloom pada tahun

1956 dan David R. Krathwohl (1964) memiliki tiga kemampuan (kompetensi)

yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari setiap ranah tersebut

dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan

secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai

tingkah laku yang paling kompleks. paling kompleks.

Page 4: Ge Bc 1404715667

http://sumut.kemenag.go.id/

07/11/2013

Taksonomi yang baru melakukan pemisahan yang tegas antara dimensi

pengetahuan dengan dimensi proses kognitif. Kalau pada taksonomi yang

lama dimensi pengetahuan dimasukkan pada jenjang paling bawah

(Pengetahuan), pada taksonomi yang baru pengetahuan benar-benar dipisah

dari dimensi proses kognitif. Pemisahan ini dilakukan sebab dimensi

pengetahuan berbeda dari dimensi proses kognitif. Pengetahuan merupakan

kata benda sedangkan proses kognitif merupakan kata kerja. Setidaknya ada

dua nilai positif dari taksonomi yang baru ini dalam kaitannya dengan

asesmen. Pertama, karena pengetahuan dipisah dengan proses kognitif, guru

dapat segera mengetahui jenis pengetahuan mana yang belum diukur.

Pengetahuan procedural dan pengetahuan metakognitif merupakan dua

macam pengetahuan yang dalam taksonomi yang lama kurang mendapat

perhatian. Dengan dimunculkannya pengetahuan prosedural, guru sains akan

lebih terdorong mengembangkan soal untuk mengukur keterampilan proses

siswa yang selama ini masih sering terabaikan.

C. PERBEDAAN TAKSONOMI BLOM LAMA DAN YANG BARU

Dahulu kita mengenal klasifikasi secara hirarkhis terhadap ranah kognitif

Bloom menjadi enam tingkatan, mulai dari C1 sampai C6. Klasifikasi

hirarkhis itu masih digunakan lagi dalam revisi taksonomi Bloom tersebut

sekalipun dengan nomen yang sedikit berbeda. Ada hal yang sama sekali baru

dalam taksonomi Bloom yang baru ini. Sistem hirarkhis yang dulu digunakan

dalam Bloom dari C1 sampai C6 merupakan salah satu dimensi dalam

klasifikasi tersebut, yaitu dimensi proses kognitif. Hanya saja dalam dimensi

proses kognitif, pada taksonomi yang baru mengalami revisi seperti yang

akan diuraikan berikut ini.

Tingkatan Ranah Kognitif Versi Lama Versi Baru/ Dimensi

C1 Knolwdge Remember

C2 Understand Understand

C3 Apply Apply

C4 Analyze Analyze

C5 Aynthesis Evaluate

C6 Evaluate Create

C7 - Imagine

Page 5: Ge Bc 1404715667

http://sumut.kemenag.go.id/

07/11/2013

ORIGINAL DOMAIN NEW DOMAIN

Evaluattion Creating

Synthesis Evaluating

Analysis Analyzing

Aplication Applying

Comprehension Understanding

Knowledge Remembering

Dimensi Pengetahuan Dimensi Proses Kognitif

1. Pengetahuan Faktual

a. Pengetahuan ttg terminologi

b. Pengetahuan ttg bagian detail

dan unsur- unsur

C.1. Mengingat (Remember)

1. Mengenali (recognizing)

2. Mengingat (recalling)

2. Pengetahuan Konseptual

a. Pengetahuan ttg klasifikasi

dan kategori

b. Pengetahuan ttg prinsip dan

generalisasi

c. Pengetahuan ttg teori, model &

struktur

C.2. Memahami (Understand)

1. Menafsirkan (interpreting)

2. Memberi contoh (exampliying)

3. Meringkas (summarizing)

4. Menarik inferensi (inferring)

5. Membandingkan (compairing)

6. Menjelaskan (explaining)

Page 6: Ge Bc 1404715667

http://sumut.kemenag.go.id/

07/11/2013

3. Pengetahuan Prosedural

a. Pengetahuan ttg keterampilan

khusus yg berhubungan dgn

suatu bidang tertentu dan

pengetahuan algoritma

b. Pengetahuan ttg teknik dan

metode

c. Pengetahuan ttg kriteria

penggunaan suatu prosedur

C.3. Mengaplikasikan (Apply)

1. Menjalankan (executing)

2. Mengimplementasikan

(implementing)

4. Pengetahuan Metakognitif

a. Pengetahuan strategik

b. Pengetahuan ttg operasi kognitif

c. Pengetahuan ttg diri sendiri

C.4. Menganalisis (Analyze)

1. Menguraika (diffrentiating)

2. Mengorganisir(organizing)

3. Menemukan makna tersirat

(attributing)

C.5. Evaluasi (Evaluate)

1. Memeriksa (checking)

2. Mengritik (Critiquing)

C.6. Membuat Create)

1. Merumuskan (generating)

2. Merencanakan (planning)

3. Memproduksi (producing)

D. KATA-KATA KERJA OPERASIONAL TAKSONOMI BLOOM BARU

Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya

perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima

kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang

paling kompleks.

RANAH KOGNITIF – PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)

No.

Kategori Penjelasan Kata kerja kunci

Mengingat Kemampuan menyebutkan kembali informasi / pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan. Contoh: menyebutkan arti taksonomi.

Mendefinisikan, menyusun daftar, menjelaskan, mengingat, mengenali, menemukan kembali, menyatakan, mengulang, mengurutkan, menamai, menempatkan, menyebutkan.

Page 7: Ge Bc 1404715667

http://sumut.kemenag.go.id/

07/11/2013

Memahami Kemampuan memahami instruksi dan menegaskan pengertian/makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik dalam bentuk lisan, tertulis, maupun grafik/diagram Contoh : Merangkum materi yang telah diajarkan dengan kata-kata sendiri

Menerangkan, menjelaskan, menterjemahkan, melaporkan menguraikan, mengartikan, menyatakan kembali, menafsirkan, menginterpretasikan, mendiskusikan, menyeleksi, mendeteksi, menduga, mengelompokkan, memberi contoh, merangkum menganalogikan, mengubah, memperkirakan.

Menerapkan Kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep dalam situasi tetentu. Contoh: Melakukan proses pembayaran gaji sesuai dengan sistem berlaku.

Memilih, menerapkan, melaksanakan, mengubah, menggunakan, mendemonstrasikan, memodifikasi, menginterpretasikan, menunjukkan, membuktikan, menggambarkan, mengoperasikan, menjalankan memprogramkan, mempraktekkan, memulai.

Menganalisis Kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen dan mnghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. Contoh: Menganalisis penyebab meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan komponen- komponennya.

Mengkaji ulang, membedakan, membandingkan, mengkontraskan, memisahkan, menghubungkan, menyisihkan, menduga, mengubah mempertimbangkan mempertentangkan, menata ulang, mencirikan, struktur, melakukan pengetesan, mengintegrasikan, mengorganisir, mengkerangkakan. menunjukan hubungan antara variabel, memecah menjadi beberapa bagian

Mengevaluasi Kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria atau patokan tertentu Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa dengan kunci jawaban.

Mengkaji ulang, mempertahankan, menyeleksi, mempertahankan, mengevaluasi, mendukung, menilai, menjustifikasi, mengecek, mengkritik, memprediksi, membenarkan, menyalahkan.

Mencipta Kemampuan memadukan unsurunsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil. Contoh: Membuat kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber

Kemampuan memadukan unsurunsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil. Contoh: Membuat kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber

Page 8: Ge Bc 1404715667

http://sumut.kemenag.go.id/

07/11/2013

DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL YANG BARU

Mengetahui Menganalisiuat

Memahami Menganalisvaluas

Mengaplikasikan Menganalisis

Menganalisis

Mengevaluasi

Membuat

Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Menamai Manandai Membaca Menyadari Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memberi kode Menelus

Memperkirakan Menjelaskan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan

Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifikasi Menghitung Membangun Mengurutkan Membiasakan Mencegah Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mengoperasikan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Mensimulasikan Memecahkan Melakukan Mentabulasi

Menganalisis Mengaudit Memecahkan Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Memerinci Menominasikan Mendiagramkan Mengkorelasikan Merasionalkan Menguji Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan Menelaah Memaksimalkan Memerintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Mentransfer

Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Mengkritik Menimbang Memutuskan Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan

Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Mengkategorikan Mengkode Mengkombinasikan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulangi Menghubungkan Menciptakan Mengkreasikan Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatas Mereparasi Menampilkan Menyiapkan Memproduksi Merangkum Merekonstruksi

E. KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK FAKTUAL, KONSEPTUAL,

PROSEDURAL DAN METAKOGNITIF

Table 1: Anderson’s et al (2001) Cognitive Revised Domain

Page 9: Ge Bc 1404715667

http://sumut.kemenag.go.id/

07/11/2013

Mengingat

Memahami Menerapkan Menganalisi menilai mencipta

Factual

List Mendaftar Mencatat Meninjukkan Menyatakan Mengikuti Menyesuaikan mencocokkan

Summarize Meringkas Menyimpulkan Menjumlahkan membandingkan

Classify Mengklasifikasi Menggolongkan Mencirikan Menggolongkan melukiskan

Order mengurutkan menyimpan memesan meggunakan melaksanakan

Rank Menggolongkan Mengumpulkan menghimpun

Combine menggabungkan mengkombinasikan menyatukan mempertemukan menggabungkan

Konseptual

Describe Menggambarkan Memikirkan Menggambarkan Menyusun menaruh

Interpret Menafsirkan Menjelaskan Menetapkan Mengartikan Meperhinggakan mempertetap

Experiment Mencoba Menguji Memeriksa Mempertimbangkan membahas

Explain Menjelaskan Menerangkan Memaparkan Mengucapkan merumuskan

Assess Menilai Menaksir Mengukur mendalami

Plan merencanakan memproyeksikan menguraikan memecahkan menafsirkan

Procedural

Tabulate Mentabulasi Menyelesaikan Mengatur Mengarang

Predict Meramalkan Membuat praduga menandakan

Calculate Menghitung Menghitung Membayangkan Melukiskan menceritakan

Differentiate Membedakan Mempertikaiakan Memperlainkan Memutuskan Memisahkan Mendistribusikan membagikan

Conclude Menyimpulkan meringkas

Compose menyusun menguraikan

Metakognitif

Approriate use Menggunakan Menyisihkan menyediakan

Execute Melaksanaka Menjalankan Membuat Mengesahkan Menyusun Menetapkan Membentuk Membuktikan Memperlihatkan menempatkan

Construct Membangun Menyusun Menciptakan Mengonsep Menulis Mengarang menderetkan

Achieve Mempresentasikan Melaksanakan Memilah menyampaikan

Action Melakukan memindahkan

Actualize mewujudkan menciptakan menjadikan menyelesaikan

F. PENGGUNAAN TAKSONOMI BLOOM UNTUK INDIKATOR

Indikator merupakan penanda tercapai atau tidak pembelajaran oleh guru

yang dilihat pada diri siswa, ketercapaian ini tentunya diukur dengan sebuah

evaluasi sehingga dapat ditentukan tuntas atau tidaknya seorang peserta didik.

Rumusan pembuatan indikator adalah Kata Kerja Operasional yang diikuti

dengan materi pembelajaran ata dapat ditulis:

Langkah-langkah yang harus digunakan dalam menerapkan Taksonomi

Bloom dalam pembuatan indikator adalah sebagai berikut:

1. Tentukan kompetensi dasar yang akan diajarkan

2. Tentukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi

pembelajaran.

Indikator = KKO + Materi pembelajaran

Page 10: Ge Bc 1404715667

http://sumut.kemenag.go.id/

07/11/2013

a. Ranah kognitif : Tentukan tingkatan taksonomi, apakah pada

tingkatan Mengingat, Memahami,Menerapkan, Menganalisis, Menilai,

Membuat.

3. Gunakan Kata Kerja Operasional (KKO) yang ada dan sesuaikan dengan

dimensi pengetahuan faktua, konseptual, procedural dan metakognitif

,

G. PENUTUP

Kesimpulan

1. Taksonomi bloom sangat penting dalam pembuatan Rencana pelaksanaan

pembelajaran terutama dalam pembuatan indikator dari setiap kompetensi

dasar

2. Dalam membuat indikator pada ranah kognitif harus dibedakan antara

factual, konseptua, procedural dan metakognitif dengan memperhatikan

Kata-kata kerja operasional yang sesuai pula

3. Dimensi pengetahuan yang diterapkan pada kurikulum 2013 dapata

dibedakan antara factual, konseptual, procedural dan metakognitif

4. Dimensi proses kognitif pada taksonomi bloom revisi berbeda dengan

dimensi proses kognitif taksonomi bloom yang lama yaitu pada tataran

C1(pengethuan berubah menjadi mengingat) dan pada C6 (evaluasi

berubah menjadi kreasi)

5. Dalam membuat indi

6. Fadhilah puasa Ramadhan di antaranya: malam Lailatur Qadar, Al-Qur’an

diturunkan pada bulan Ramadhan, setan dibelenggu, dosa diampuni, pahala

ibadah dilipatgandakan dan shalat tarawih.

Page 11: Ge Bc 1404715667

http://sumut.kemenag.go.id/

07/11/2013

REFERENSI

1. Leslie Owen Wilson, 2006. New blooms in established fields: four

domains of learning and doing.

http://goliath.ecnext.com/coms2/gi_0199-5400788/New-blooms-

in-established-fields.html

2. From Anderson, Lorin and David Krathwohl, A Taxonomy For Learning,

Teaching and Assessing. New York: Longman, 2001.

3. Businessballs.com (2009) Blooms TaxonomyLearning Domains

http://www.businessballs.com/bloomstaxonomyoflearningdomains.htm

4. Andersons et al (2001) new cognitive domain:

http://oregonstate.edu/instruct/coursedev/models/id/taxonomy/#table

Based upon R.

H. Dave, as reported in R. J. Armstrong et al., Developing and Writing

Behavioural Objectives (Tucson, AZ: Educational Innovators Press,

1970)

5. Barbara J. Ehren & Patricia Gildroy, Background Knowledge,

http://itc.gsu.edu/academymodules/a304/support/xpages/a304b0_20400.ht

ml Chitima Thamraksa (2005) Metacognition: A Key to Success for EFL

Learners

6. Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2001). A taxonomy for learning,

teaching, and assessing. New York: Longman.

7. Bloom, B.S., (Ed.). 1956. Taxonomy of educational objectives: The

classification of educational goals: Handbook I, cognitive domain. New

York: Longman.

8. Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pembelajaran