gawat darurat

10
Bermain di alam terbuka merupakan hal yang sangat menyenangkan dan menyehatkan tubuh dan pikiran kita.Namun di dalam kegiatan alam terbuka terdapat juga beberapa resiko yang dapat menyebabkan cidera, terserang penyakit, mungkin juga terjadi sesuatu yang kita tidak harapkan yaitu kematian. Untuk menghindari atau meminimalisasikan faktor-faktor resiko tadi, kita harus berlatih dan mempelajari beberapa teori tentang hidup di alam terbuka, bagaimana persiapan yang baik dan benar serta mengerti dan memahami tentang masalah kesehatan di lapangan, khususnya PPPK/PPGD. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)/Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) ditujukan untuk memberikan perawatan darurat bagi para korban, sebelum pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. Tindakan yang diambil dalam PPPK /PPGD tidaklah dimaksudkan untuk memberikan pertolongan itu hingga selesai. Hal-hal yang belum terselesaikan di tempat kecelakaan harus diserahkan kepada para dokter di rumah sakit. Tujuan PPPK/PPGD

description

kegawat daruratan

Transcript of gawat darurat

Page 1: gawat darurat

Bermain di alam terbuka merupakan hal yang sangat menyenangkan dan menyehatkan tubuh dan pikiran kita.Namun di dalam kegiatan alam terbuka terdapat juga beberapa resiko yang dapat menyebabkan cidera, terserang penyakit, mungkin juga terjadi sesuatu yang kita tidak harapkan yaitu kematian. Untuk menghindari atau meminimalisasikan faktor-faktor resiko tadi, kita harus berlatih dan mempelajari beberapa teori tentang hidup di alam terbuka, bagaimana persiapan yang baik dan benar serta mengerti dan memahami tentang masalah kesehatan di lapangan, khususnya PPPK/PPGD.

 

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)/Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) ditujukan untuk memberikan perawatan darurat bagi para korban, sebelum pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. Tindakan yang diambil dalam PPPK /PPGD tidaklah dimaksudkan untuk memberikan pertolongan itu hingga selesai. Hal-hal yang belum terselesaikan di tempat kecelakaan harus diserahkan kepada para dokter di rumah sakit.

Tujuan PPPK/PPGD

1. Menyelamatkan jiwa korban2. Meringankan penderitaan korban serta mencegah agar cedera tidak semakin parah

3. Mencegah keadaan menjadi lebih buruk

4. Mempertahankan daya tahan korban hingga pertolongan yang lebih pasti/baik dapat diberikan

Page 2: gawat darurat

5. Mempercepat kesembuhan

Pokok-pokok tindakan PPPK/PPGD

1. Jangan panic2. Perhatikan keadaan sekitar korban

3. Perhatikan pernafasan dan pendarahan si korban

4. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru

5. Usahakan agar korban tidak putus asa.

Upaya Pertolongan terhadap korban/penderita gawat darurat harus dipandang sebagai satu system yang terpadu dan tidak terpecah-pecah, mulai dari pre hospital stage, hospital stage, dan rehabilitation stage. Hal ini karena kualitas hidup penderita pasca cedera akan sangat bergantung pada apa yang telah dia dapatkan pada periode Pre Hospital Stage bukan hanya tergantung pada bantuan di fasilitas pelayanan kesehatan saja. Jika di tempat pertama kali kejadian penderita mendapatkan bantuan yang optimal sesuai kebutuhannya maka resiko kematian dan kecacatan dapat dihindari. Bisa diilustrasikan dengan penderita yang terus mengalami perdarahan dan tidak dihentikan selama periode Pre Hospital Stage, maka akan sampai ke rumah sakit dalam kondisi gagal ginjal.

Penderita dengan kegagalan pernapasan dan jantung kurang dari 4-6 menit dapat diselamatkan dari kerusakan otak . Syok karena kehilangan darah dapat dicegah jika sumber perdarahan diatasi, dan kelumpuhan dapat dihindari jika upaya evakuasi & tranportasi cedera dilakukan dengan benar. Oleh karena itu orang awam yang menjadi first responder/penolong pertama  harus menguasai lima kemampuan dasar yaitu :1. Menguasai teknik meminta bantuan pertolongan2. Menguasai teknik bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru otak)3. Menguasai teknik menghentikan perdarahan 4. Menguasai teknik memasang balut-bidai5. Menguasai teknik evakuasi dan transportasi

 

I. MEMINTA PERTOLONGAN

Apakah yang anda lakukan jika menemukan korban/seseorang pasien gawat darurat ?

Pastikan lingkungan tempat anda menolong aman, terhindar dari resiko bahaya yang dapat menimpa baik terhadap korban maupun penolong saat pertolongan diberikan.

Tertibkan masyarakat

Page 3: gawat darurat

Baringkan korban di tempat yang rata, keras dan kering (agar pemompaan jantung saat ditekan dapat efektif).

Posisikan tubuh penolong berada disebelah/disamping korban.

Bangunkan korban dengan menepuk-nepuk/mengguncang-guncangkan bahu korban, panggil namanya/panggilan (bapak…ibu…dll).

Bila korban tetap tidak merespon, teriak minta tolong untuk dipanggilkan ambulance atau hubungi pelayanan kesehatan terdekat untuk pertolongan ambulans.

 

II. TEKNIK BANTUAN HIDUP DASAR (Basic Life Support)

Usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa yang dikenal sebagai “Bantuan Hidup” (Life Support). Bila usaha Bantuan Hidup ini tanpa memakai cairan intra-vena, obat ataupun kejutan listrik maka dikenal sebagai Bantuan Hiudp Dasar (Basic Life Support).

Tahapan/Langkah-langkah  Basic Life Support

1.       Airway (jalan nafas)

Buka jalan nafas untuk melihat apabila ada sumbatan jalan nafas yang perlu dibersihkan . Apabila tidak dicurigai ada trauma leher (patah tulang leher), ekstensi (tengadahkan) kepala dengan tangan kanan menengadahkan dahi, tangan kiri di belakang leher atau dapat juga tangan kiri menarik dagu, teknik ini disebut head tilt chin lift.

Apabila dicurigai ada trauma leher (patah tulang leher yang ditandai dengan jejas/lebam dari batas leher ke atas, perdarahan area wajah dan kepala), maka jangan tengadahkan kepala korban karena akan memperburuk keadaan korban. Cukup buka mulut korban dengan posisi penolong berlutut diatas kepala korban dengan kedua tangan di sisi kanan kiri wajah, letakkan ibu jari pada tulang pipi dan telunjuk pada kedua engsel rahang sehingga mulut terbuka, teknik ini disebut jaw thrust.

Dengan langkah ini, pada survivor yang tidak sadar biasanya akan terjadi pernapasan spontan, jika tidak terjadi pernapasan spontan mungkin terjadi penyumbatan jalan napas yang disebabkan oleh jatuhnya lidah kebelakang, terdapat muntahan, darah atau benda asing lainnya. Bersihkan mulut dari muntahan atau darah yg menyebabkan penyumbatan jalan napas.

2.       Breathing (pernapasan)

Setelah jalan napas terbuka, penolong harus menilai apakah pasien dapat bernapas spontan. Lakukan teknik look, listen and feel (lihat, dengar dan rasakan) dengan cara mendekatkan wajah penolong kewajah korban. Lihat ke arah dada untuk melihat gerakan pernapasan,telinga untuk

Page 4: gawat darurat

mendengarkan suara napas, dan pipi untuk merasakan  hembusan napas dari mulut dan hidung. Teknik ini dilakukan hanya dalam waktu 10 detik.

Apabila pernapasan tidak ada, berikan pertolongan pernapasan buatan yakni dengan mulut ke mulut (mouth to mouth) sebanyak  2 kali, kemudian lakukan kembali teknik lihat, dengar dan rasakan pernapasan sambil meraba nadi di leher (nadi karotis).

Apabila teraba nadi tapi napas tetap tidak ada, berikan hanya pertolongan napas saja sebanyak 12x dengan jarak tiap 5 detik (selama 1 menit diberikan 12x bantuan napas).

3.       Circulation (sirkulasi)

Apabila tidak teraba nadi dan napas juga tidak ada, lakukan pemompaan jantung sebanyak 15x dan bantuan napas sebanyak 2x. (selama 1 menit diberikan 15x pemompaan jantung dan 2x bantuan napas). Cara melakukan: letakkan tangan pada tulang dada tengah (sternum) kira-kira 2 jari diatas ujung tulang dada (sepertiga bawah tulang sternum), tangan yang lain diletakkan diatas tangan pertama dengan jari-jari terkunci,posisi tangan lurus. Pada bayi tekanan dilakukan dengan 2 atau 3 jari, pada garis yang menghubungkan kedua putting susu. Perbandingan penekanan jantung dan pemberian napas buatan dalam 1 menit pada bayi usia lebih dari 1 tahun -  anak-anak adalah  5 :1.

Setelah 1 menit, lakukan kembali teknik lihat, dengar dan rasakan, apabila nadi dan napas tetap tidak ada, lakukan kembali prosedur pemberian napas buatan dan pemompaan jantung.

Prosedur dihentikan bila :

Sudah dilakukan 30 menit tetapi tidak ada tanda-tanda kehidupan

Penolong kelelahan dan tidak ada orang lain yang menggantikan

Dokter menyatakan korban sudah meninggal

Pertolongan yang lebih lengkap sudah tiba

Korban sudah bernapas spontan dan denyut nadi teraba.

Bila korban sudah sadar, berikan posisi relaksasi.

III. MENGHENTIKAN PERDARAHAN

Cara :1. Menekan dengan jari tangan2. Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada luka3. Balut tekan4. Torniket- hanya dalam keadaan tertentu

Page 5: gawat darurat

A.      Menekan dengan jari tanganPembuluh darah yang terdekat dengan permukaan kulit ditekan dengan jari. Dengan menekan pembuluh darah antara jari dan tulang, maka pembuluh darah akan berhenti.Pada satu sisi manusia terdapat 6 titik pembuluh darah yang dapat ditekan dengan jari : Arteri temporalis Superficialis, Arteri Subclavia, Arteri Femoralis, Arteri Fasialis, Arteri Carotis Kommunis, Arteri Brachialis

B.      Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada lukaSapu tangan yang sudah disterilkan dan belum dipakai ,lipatan bagian dalam dianggap bersihLetakkan bagian yang bersih tersebut langsung diatas luka dan tekanlahPerdarahan dapat berhenti dan pencemaran oleh kuman-kuman dapat dihindarkan

C.      Balut tekan

D.      Torniket

Torniket adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah di bawahnya terhenti sama sekali, Sehelai pita kain lebar, pembalut segitiga yang dilipat-lipat atau sepotong karet ban sepeda dapat dipergunakan untuk keperluan ini. Panjang torniket harus cukup untuk 2x melilit bagian yang hendak dibalut. Tempat terbaik ialah 5 jari di bawah ketiak (untuk perdarahan lengan) dan 5 jari di bawah lipat paha (untuk perdarahan di kaki). Torniket dilepaskan setiap 15 menit selama 1 menit.Pemasangan torniket hanya pada keadaan tertentu, yaitu apabila anggota badan atas (lengan) atau anggota badan bawah (kaki) terputus.

IV. BALUT-BIDAI

BALUTTujuan pembalutan:

1. Mencegah / menghindari terjadinya pencemaran kuman kedalam suatu luka2. Menutup luka agar tidak kemasukan kotoran

3. Menahan/menghentikan terjadinya pendarahan

4. Mengurangi gerakan yang dapat menimbulkan bertambahnya luka

Alat balut: 

·         kain Segitiga, Perban gulung, Pembalut Cepat,dan kassa steril berguna untuk menutup dan membungkus luka sehingga bebas dari kotoran dan terhindar dari terjadinya infeksi

·         Elastic verbandt yaitu verban gulung yang bersifat lentur dan berguna untuk membalut pada kasus-kasus yang mungkin terjadi pembengkakan, contoh: terkilir, bengkak karena timbunan darah (hematom)

·         Ransel verbandt berguna untuk penderita dengan patah tulang selangka

Page 6: gawat darurat

BIDAIAlat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah.Tujuan :

 

1. Mencegah pergerakan/pergeseran tulang yang patah.2. Memberikan istirahat pada anggota badan yang patah

3. Mengurangi penderitaan (rasa sakit)

4. Imobilisasi (posisi stabil)

Sarat : Bidai harus dapat mempertahankan dua sendi tulang didepan tulang yang patahTidak boleh terlalu kencang dan ketat, karena akan merusak jaringan tubuh.

Alat Bidai :

·         Kayu, Papan, bambu, dahan, Karton, majalah, kain, Bantal,guling, selimut,

·         pneumo splint yaitu: alat bidai dari plstik yang dapat ditiup seperti balon, yang dirancang untuk penderita patah tulang anggota badan, dapat dikerjakan dengan cepat. Alat ini member tekanan terhadap anggota badan yang patah, bebas dari goncangan, sehingga rasa sakit bias dihindari.

·         Traksi, alat untuk menarik bila terjadi patah tulang pada tungkai, sehingga dapat mengembalikan posisi tulang tersebut pada tempatnya dan dapat menghindari penusukan tulang pada jaringan sekitarnya

·         Neck culler digunakan pada penderita yang dicurigai dengan patah tulang leher, alat ini penting sekali, karena bila patah tulang leher meluas dapat menimbulkan kelumpuhan dan penyembuhan yang sulit.

V. EVAKUASI danTRANSPORTASI

Adalah proses memindahkan korban gawat darurat dari satu tempat kejadian ketempat lain sampai di Rumah Sakit.Alat : 1. Tenaga Manusia : Satu orang, dua orang, tiga orang, empat orang2. Tandu  : Kasur, papan, dahan/bambu, matras3. Kendaraan : Darat, laut, udara

Satu orang ; terutama untuk anggota pemadam kebakaran kalau menolong korban yang tidak sadar didalam gedung yang terbakar atau yang melewati jalan / lorong sempit. Catatan: Cara seperti ini tidak boleh dilakukan pada penderita yang mengalami patah tulang punggung.Dua orang ; kedua tangan korban pada bahu penolong yang berdiri di kanan dan dikiri, posisi setengah duduk pada keempat tangan penolong dapat juga menggunakan kursi.

Page 7: gawat darurat

Tiga orang ; tiga penolong saling berhadapan dan berpegangan tangan dibawah si korbanEmpat orang ; empat penolong saling berhadapan dan berpegangan tangan dibawah si korbanEnam orang ; cara mengangkat korban dengan menggunakan kain sprei, terutama kalau ada kecurigaan adanya patah tulang punggung.

 

Foto-foto Materi Kesehatan Lapangan pada ORMEN UIN Jakarta, Februari 2010

 

 

 

Page 8: gawat darurat