gangguan tumbuh kembang

5
Diagnosis Kerja 1. Perkembangan anak terlambat perkembangan motorik terlambat perkembangan bicara dan bahasa terlambat perkembangan intelegensi terlambat perkembangan mental terlambat akibat stimulasi dan motivasi dari keluarga yang kurang dalam membantu perkembangan anak baik untuk memenuhi kebutuhan gizi maupun stimulasi, maupun akibat dari masa gestasi seperti prematuritas wajar terjadi. 2. Gangguan Tumbuh Kembang anak Gangguan bicara/bahasa Cerebral palsy Sindrom Down Perawakan pendek Gangguan autisme Retardasi mental Gangguan pemusatan perhatian dan hyperaktifitas(GPPH) Akibat kelainan congenital, genetic, maupun trauma. Terapi perkembangan anak terhambat Pengaruh Nutrisi terhadap Perkembangan Otak. Perkembangan otak sangat sensitive terhadap gizi terutama antara pertengahan kehamilan sampai 2 tahun pertama kehidupan, Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik untuk otak anak, ASI mengandung kolesterol tinggi yang diperlukan untuk mielinisasi, demikian juga kadar AAdan DHA juga tinggi pada ASI. Dengan

description

keterlambatan tumbuh kembang dan gangguan tumbuh kembang

Transcript of gangguan tumbuh kembang

Page 1: gangguan tumbuh kembang

Diagnosis Kerja

1. Perkembangan anak terlambat

– perkembangan motorik terlambat

– perkembangan bicara dan bahasa terlambat

– perkembangan intelegensi terlambat

– perkembangan mental terlambat

akibat stimulasi dan motivasi dari keluarga yang kurang dalam membantu perkembangan anak

baik untuk memenuhi kebutuhan gizi maupun stimulasi, maupun akibat dari masa gestasi seperti

prematuritas wajar terjadi.

2. Gangguan Tumbuh Kembang anak

– Gangguan bicara/bahasa

– Cerebral palsy

– Sindrom Down

– Perawakan pendek

– Gangguan autisme

– Retardasi mental

– Gangguan pemusatan perhatian dan hyperaktifitas(GPPH)

Akibat kelainan congenital, genetic, maupun trauma.

Terapi perkembangan anak terhambat

Pengaruh Nutrisi terhadap Perkembangan Otak.

Perkembangan otak sangat sensitive terhadap gizi terutama antara pertengahan kehamilan

sampai 2 tahun pertama kehidupan, Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik untuk otak anak,

ASI mengandung kolesterol tinggi yang diperlukan untuk mielinisasi, demikian juga kadar

AAdan DHA juga tinggi pada ASI. Dengan menyusu bayi juga mendapat stimulasi mental yang

komprehensif, konsisten dan teratur pada ibunya. Pada masa 2 tahun pertama, anak juga perlu

makanan yang mengandung lemak tinggi yaitu sekitar 50% dari seluruh kalori terutama AA dan

DHA untuk pertumbuhan otaknya dan mielinisasi. Setelah umur 2 tahun komposisi lemak dalam

dientnya sekitar 30% saja.

Pengaruh Stimulasi terhadap Perkembangan Anak

Page 2: gangguan tumbuh kembang

Stimulasi yang diberikan kepada anak harus proporsional, baik dalam kualitas maupun

kuantitas dan sesuai dengan tingkat maturasi saraf anak.

Macam-macam stimulasi :

Sensorik : taktil, audiotori, visual, bau, rasa

Motorik (locomotion) : motorik kasar halus dan vestibular

Kongnitif, intelegensi, kreativitas

Menolong diri sendiri

Emosi, social, kerja sama dan kepemimpinan

Moral-spiritual (sopan santun/etika, moral/budi pekerti, agama)

Multi modal (semua aspek perkembangan)

Macam-macam Intelegensi yang siap untuk distimulasi:

Verbal linguistic (berbicara, kalimat, bahasa, cerita)

Logical mathematical (pemecahan masalah, berhitung)

Visual spatial (berpikir/ruang 3 dimensi, stereometris)

Bodily-kinesthetic (gerak tubuh, tari, olahraga)

Musical (suara, bunyi, nada, irama, music, lagu)

Intrapersonal (memahami dan control diri sendiri, kemandirian)

Interpersonal (memahami orang lain, bergaul, kerja sama, menyeseuaikan diri,

kepemimpinan)

Naturalis (menikmati, memanfaatkan dan menjaga lingkungan)

Prinsip-prinsip Stimulasi

Memberikan lingkungan emosional yang positif

Memberikan makanan yang bergizi dan perawatan kesehatan

Memberikan stimulasi pada semua aspek perkembangan

Memberikan suasana yang kondusif

Memberikan stimulasi bertahap dan berkesinambungan

Memberikan kebebasan pada anak untuk aktif melakukan interaksi social

Page 3: gangguan tumbuh kembang

Memacu keterampilan dan minat anak dalam perkembangan mentl, fisik, estetika, dan

emosional.

Berkan stimulasi setiap saat

Koreksi kalau anak belum mampu melakukan bukan mencela

Kenali temprement anak dlam memberikan stimulasi

Memberi kesempatan pada anak untuk aktif memilih berbagai macam kegiatan sendiri

yang bermanfaat.

Bila diperlukan berikan alat bantu stimulasi

Harus diperhatikan rentang intensitas stimulasi.

Harus peka terhadap reaksi anak yang tidak ingin melanjutkan stimulasi

o Matanya melihat kea rah lain

o Memalingkan muka

o Menutup matanya

o Mata mulai tampak sayu/tidak bersinar

o Anak tampak lesuh tidak bergairah

o Menangis

o Pada anak yang lebih besar, dapat menunjukkan tanda-tanda yang lebih jelas, baik

dengan bahasa verbal maupun non verbal.

Alat bantu stimulasi:

Pertumbuhan fisik/motorik kasar : sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik

dan didorong, Tali.

Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin

Kecerdasan/kongnitif : buku gambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka,

pensil warna, radio

Bahasa : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape,

TV/Video.

Menolong diri sendiri :gelas, piring plastic, sendok, baju, sepatu, kaos kaki

Tingkah laku social : alat permainan yang dapat dipakai bersama :

congklak, kotak pasir, bola, tali.

Page 4: gangguan tumbuh kembang

Karena keterlambatan dapat menghilang dan anak yang normal mungkin juga terlambat

perkembangannya, sebaiknya anak dipantau sebelum mengatakan bahwa anak ini spastik atau

terbelakang. Bila terdapat keraguan sebaiknya tidak mengatakan sesuatu sampaipemeriksaan

diulangi.

Bila sudah jelas terlambat, maka anak diperiksa dengan teliti, apakah keterlambatan ini

besifat fungsional yang tidak berbahaya atau merupakan tanda adanya gangguan di susunan saraf

pusat atau saraf tepi, seperti palsi serebral atau atrofi muskular spinal. DI samping itu juga harus

dipikirkan kemungkinan terdapatnya kelainan yang progresif, seperti kelainan metabolik.

Penanganan anak dengan keterlambatan perkembangan membutuhkan kerjasama

berbagai bidang keahlian, seperti dokter anak, dokter saraf anak, ahli terapi okupasi, ahli

fisioterapi, ahli ortopedi, dan berbagai bidang yang berkaitan dengan gangguan lain yang

menyertai.

 

Referensi : Nelson. 2012. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC