Gangguan Somatoform Revisib
-
Upload
indahpuspitaputri -
Category
Documents
-
view
6 -
download
1
description
Transcript of Gangguan Somatoform Revisib
GANGGUAN SOMATOFORM
Dr. Sukristoro Wardoyo,Sp.Kj – RS Jiwa Banda Aceh
Gangguan Somatoform adalah kelompok gangguan yang
memiliki gejala fisik: nyeri, mual, pusing, dan lain-lain tetapi tidak
ditemukan adanya gangguan medik yang adekuat. Gejala dan keluhan
somatik cukup serius menyebabkan penderitaan yang bermakna atau
gangguan kemampuan dalam fungsi sosial atau pekerjaan. Diagnosis
gangguan somatoform mencerminkan penilaian klinis bahwa faktor
psikologis sebagai penyumbang besar dari onset, keparahan, dan
durasi gejala. Gangguan somatoform tidak disebabkan oleh pura pura
yang disadari atau gangguan buatan
Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan- keluhan fisik
yang berulang ulang disertai permintaan pemeriksaan medik,
meskipun sudah berkali kali terbukti hasilnya negatif dan sudah
dijelaskan oleh dokter bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi
dasar keluhannya. Penderita juga menolak mengakui kaitan antara
keluhan fisiknya dengan problem atau konflik dalam kehidupan yang
dialaminya, bahkan meskipun ada gejala-gejala anxietas dan depresi
yang nyata. Tidak adanya komunikasi terapeutik antara dokter dan
pasien berfokus pada kemungkinan penyebab keluhan-keluhannya
dapat menimbulkan frustasi dan kekecewaan.
F.45.0 Gangguan Somatisasi
Pedoman diagnosis, memerlukan semua hal berikut :
Adanya banyak keluhan-keluhan fisik bermacam-macam yang
tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang
sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun
1
Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa
praktisi medis bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat
menjelaskan keluhan-keluhannya
Terdapat disabilitas dalam fungsi sehari-hari berkaitan
dengan sifat-sifat keluhannya dan dampak perilakunya.
Gambaran klinis
Pasien dengan gangguan somatisasi memiliki banyak keluhan
somatik dan riwayat medis yang lama. Mual dan muntah, kesulitan
menelan, nyeri di lengan dan tungkai, komplikasi kehamilan dan
menstruasi, penurunan daya ingat, nafas pendek yang tidak
berhubungan dengan aktivitas, adalah gejala yang paling sering.
Keyakinan bahwa seseorang telah sakit pada sebagian besar
kehidupannya juga sering.
Penderitaan psikologis dan masalah interpersonal adalah
menonjol, kecemasan dan depresi adalah kondisi psikiatrik paling
menonjol. Ancaman bunuh diri sering ditemukan , tetapi bunuh diri
yang sesungguhnya jarang. Jika ada bunuh diri sering disertai dengan
penyalahgunaan zat. Riwayat medis pasien seringkali sepintas, samar-
samar, tidak jelas, tidak konsisten dan tidak sistematis. Pasien
biasanya tetapi tidak selalu menggambarkan keluhannya dengan cara
yang dramatik,emosional dan berlebih-lebihan, dengan bahasa yang
gamblang dan bermacam-macam. Pasien mungkin mengacaukan
sebab akibat tidak dapat membedakan dengan jelas gejala sekarang
dari gejala lampau. Pasien wanita dengan gangguan somatisasi
mungkin berpakaian dalam cara yang ekshibisionistik. Pasien mungkin
digambarkan sebagai tergantung, terpusat pada diri sendiri, haus akan
pujian atau sanjungan dan manipulatif.
F.45.1 Gangguan somatoform tak terinci
2
Diagnosis gangguan somatoform tak terinci adalah tepat bagi
pasien dengan satu atau lebih keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan
oleh kondisi medis yang diketahui atau secara jelas melebihi keluhan-
keluhan dari suatu kondisi medis tertentu tetapi yang tidak memenuhi
kriteria diagnostik untuk gangguan somatisasi. Gejala harus telah ada
sekurangnya enam bulan dan harus menyebabkan penderitaan yang
parah atau mengganggu fungsi sosial atau pekerjaan.
Dua pola gejala mungkin ditemukan : gejala yang melibatkan
sistem saraf otonomik dan gejala yang melibatkan sensasi kelelahan
atau kelemahan. Pasien mungkin memiliki keluhan berhubungan
dengan sistem kardiovaskular, respirasi, gastrointestinal, urogenital
dan dermatologis di samping memiliki keluhan kepenatan mental dan
fisik dan ketidakmampuan melakukan banyak aktivitas sehari-hari
karena gejalanya. Sindroma tersebut seringkali dinamakan sebagia
neurastenia. Sindroma mungkin bertumpang tindih dengan sindroma
kepenatan kronis (chronic fatigue syndrome)
Pedoman diagnostik :
Keluhan keluhan fisik bersifat multiple, bervariasi dan menetap,
akan tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap dari
gangguan somatisasi tidak terpenuhi
Kemungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab psikologis
belum jelas, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari
keluhan-keluhannya melalui pemeriksaan yang tepat dari kondisi
medik spesifik yang menjadikan keluhannya
Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis
atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi
penting lainnya
Durasi gangguan sekurangnya enam bulan
3
F.45.2 Gangguan hipokondrik (hipokondriasis)
Hipokondriasis berasal dari istilah medis “hipokondrium” =
dibawah rusuk, yang mencerminkan seringnya keluhan abdomen klien
dengan gangguan ini. Hipokondriasis disebabkan interpretasi tidak
realistik dan tidak akurat terhadap gejala atau sensasi fisik, yang
menyebabkan preokupasi dan ketakutan menderita penyakit yang
serius, meskipun tidak ditemukan penyebab medis yang diketahui.
Preokupasi menyebabkan penderitaan bermakna dan mengganggu
kemampuan mereka dalam peran personal. pekerjaan dan sosial.
Gambaran Klinis
Pasien hipokondriasis percaya bahwa mereka menderita
penyakit parah yang belum dapat dideteksi, dan tidak dapat
diyakinkan akan kebalikannya. Pasien hipokondriasis mempertahankan
keyakinan bahwa mereka memiliki penyakit tertentu. Keyakinan
tersebut menetap walaupun hasil laboratorium tidak terbukti,
perjalanan penyakit menjadi ringan seiring berjalannya waktu dan
penentraman atau safe & secure assuring yang tepat dari dokter.
Keyakinan tersebut tidak sangat terpaku sehingga merupakan suatu
waham. Hipokondriasis seringkali disertai symptom depresi dan
kecemasan, atau ditemukan bersama-sama dengan gangguan depresif
atau kecemasan sebagai syndrome.
Walaupun gejala harus ada selama sekurangnya 6 bulan, gejala
hipokondrial sementara (transient) dapat terjadi setelah stress berat,
kematian atau penyakit berat dan serius yang membahayakan hidup
yang telah disembuhkan tetapi meninggalkan hipokondriasis
sementara. Keadaan hipokondriasis tersebut berlangsung kurang dari
6 bulan dan didiagnosis sebagai gangguan somatoform yang tak
terinci. Hipokondriosis sementara sebagai respon dari stres eksternal
4
biasanya menyembuh jika stres dihilangkan, tetapi dapat menjadi
kronis jika diperkuat oleh orang-orang di dalam sistem sosial atau oleh
profesi kesehatan sendiri.
Pedoman diagnostik,untuk diagnosis kongkrit memerlukan semua hal
berikut:
Keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya 1
penyakit fisik yang melandasi keluhan-keluhannya, meskipun
pemeriksaan yang berulang-ulang tidak menunjang adanya
alasan fisik yang memadai atau preokupasi menetap adanya
deformitas atau perubahan bentuk penampakan fisiknya.
Interpretasi keliru terhadap gejala-gejala fisik tidak memiliki
intensitas sebagai waham.
Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa
praktisi bahwa tidak ditemukan penyakit ataupun
abnormalitas fisik yang melandasi keluhan-keluhan yang
dikemukakan.
Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara
klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau
fungsi penting lainnya,
Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.
F.45.3 Disfungsi Otonom Somatoform
Keluhan keluhan fisik yang ditampilkan merupakan gejala dari
sistem saraf otonom. Contoh lazim adalah yang mengenai sistem
kardiovaskular (cardiac neurosis), sistem pernapasan (hiperventilasi
psikogenik & cegukan) dan sistem gastrointestinal (gastric neurosis
dan nervous diarrhea). Gejala-gejalanya tidak menunjukkan adanya
gangguan fisik dari sistem ataupun organ yang terlibat. Ciri klinis
keluhan-keluhannya didasarkan tanda-tanda objektif hyperaktivitas
5
syaraf otonom seperti palpitasi,berkeringat, muka panas/merah
(flushing) dan tremor. Gejala subjektif nonspesifik, seperti rasa sakit,
nyeri, rasa terbakar, rasa berat, rasa tertekan, atau perasaan badan
seperti mengembang dimana keluhan-keluhan tersebut dihubungkan
dengan organ atau sistem tertentu sebagai penyebabnya.
Pada banyak kasus dengan gangguan ini ditemukan bukti
adanya stress psikologis atau problem yang berkaitan dengan
gangguan yang dialami. Beberapa gangguan ringan fungsi fisiologis
mungkin ada, seperti cegukan, perut kembung dan hiperventilasi,
tetapi keadaan ini tidak mengganggu fungsi fisiologis yang esensial
dari organ atau sistem yang bersangkutan
Pedoman diagnostik, diagnosis konkrit memerlukan semua hal
berikut :
Adanya gejala-gejala bangkitan otonomik, seperti palpitasi,
berkeringat,tremor, muka panas “flushing” yang menetap dan
mengganggu
Gejala subjektif tambahan mengacu pada sistem atau organ
tertentu (gejala tidak khas)
Preokupasi dan atau penderitaan (distress) adanya gangguan
serius (sering tidak begitu khas) dari sistem atau organ
tertentu , yang tidak terpengaruh oleh hasil pemeriksaan
yang berulang, maupun penjelasan-penjelasan dari para
praktisi medis
Tidak terbukti adanya gangguan yang cukup berarti pada
struktur/fungsi dari sistem atau organ berkaitan dengan
gejala yang dialami
Karakter kelima digunakan untuk mengklasifikasikan
gangguan-gangguan individual dalam kelompok ini, yang
6
menunjukkan pada organ atau sistem yang oleh pasien
dijadikan fokus penyebab keluhannya.
F.45.30 Jantung dan sistem kardiovaskular : Neurosis jantung
(cardiac neurosis), Astenia neurosirkulatorik
F.45.31 Saluran pencernaan atas : Neurosis lambung (gastric
neurosis), Aerofagia = kembung lambung psikogenik (psychogenic
aerophagy), cegukan (hiccough), dyspepsia dan pilorospasme
F.45.32 Saluran pencernaan bawah: Kembung colon psikogenik
(psychogenic flatulence),irritable bowel syndrome,
diarrhea gas syndrome
F.45.33 Sistem pernapasan : Batuk dan hiperventilasi psikogenik
F.45.34 Sistem genitourinaria : Sering buang air kecil dan
disuria
psikogenik
F.45.38 Sistem atau organ lainnya
F.45.4 Gangguan nyeri somatoform menetap
Pasien dengan gangguan nyeri tidak merupakan kelompok yang
seragam, tetapi heterogen dengan berbagai nyeri, seperti nyeri
punggung bawah, nyeri kepala, nyeri wajah atipikal, dan nyeri pelvis
kronis. Nyeri yang dialami pasien mungkin paska traumatik,
neuropatik, neurologis, atau muskuloskeletal, tetapi untuk memenuhi
diagnosis, gangguan harus memiliki ”faktor psikologis” yang dianggap
terlibat secara bermakna dalam gejala nyeri dan permasalahannya.
7
Pasien dengan gangguan nyeri seringkali memiliki riwayat
perawatan medis dan bedah yang panjang, mengunjungi banyak
dokter dan meminta banyak medikasi. Mereka mungkin cukup kuat
dalam hal kemauannya untuk pembedahan. Sama sekali terokupasi
dengan nyerinya, nyeri sebagai sumber dari semua kesengsaraannya.
Pasien sering menyangkal adanya sumber disforia dan mengaku hidup
di dalam kebahagiaan kecuali nyerinya. Gambaran klinis kadang
dipersulit oleh gangguan penggunaan dengan zat, karena berusaha
meringankan nyeri melalui penggunaan zat.
Gangguan depresif berat ditemukan kira-kira 25-50 persen dari
semua pasien dengan gangguan nyeri dan gejala gangguan distimik
atau depresi neurotik dilaporkan pada 60-100 persen pasien. Beberapa
peneliti yakin bahwa nyeri kronis adalah hampir selalu merupakan
varian dari gangguan depresif, yang menyatakan bahwa hal ini
merupakan bentuk depresi yang tersamar atau mengalami somatisasi.
Gejala depresif yang paling menonjol pada pasien dengan gangguan
nyeri somatoform adalah anergia, anhedonia, penurunan libido,
insomnia dan lekas tersingggung sedangkan variasi diurnal, penurunan
berat badan dan retardasi psikomotor tampaknya lebih jarang
daripada gejala tersebut.
Pedoman diagnostik :
Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan menetap, yang
tidak dapat dijelaskan sepenuhnya atas dasar proses fisiologik
maupun adanya gangguan fisik.
Nyeri timbul dalam hubungan adanya konflik emosional atau
problem psikososial yang dapat dijadikan alasan dalam
mempengaruhi terjadinya gangguan tersebut.
Nyeri tidak dapat diterangkan oleh gangguan mood, kecemasan
atau gangguan psikotik
8
Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan dukungan, baik
personal maupun medis, untuk yang bersangkutan.
F.45.8 Gangguan Somatoform lainnya
Adalah suatu kategori sisa bagi pasien yang memiliki gejala yang
mengarah kepada gangguan somatoform tetapi tidak memenuhi
kriteria diagnosis spesifik untuk gangguan somatoform. Pasien
mungkin memiliki gejala yang tidak ditemukan pada salah satu
gangguan somatoform atau tidak pernah memenuhi kriteria enam
bulan dari gangguan somatoform.
Pedoman diagnostik:
Pada gangguan ini keluhan-keluhan tidak melalui sistem saraf
otonom, dan terbatas secara spesifik pada bagian tubuh atau
sistem tertentu. Ini sangat berbeda dengan gangguan somatisasi
(F.45.0) dan somatoform tak terinci (F.45.1) yang menunjukkan
keluhan yang banyak dan berganti ganti.
Melibatkan keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan (misalnya
kelelahan atau kelemahan tubuh) dengan lama kurang dari
enam bulan yang tidak karena gangguan mental lain
Tidak ada kaitan dengan adanya kerusakan jaringan
Suatu gangguan yang melibatkan gejala hipokondriasis dengan
lama kurang dari enam bulan
Gangguan-gangguan berikut juga di masukkan dalam kelompok
ini : Globus hystericus ( perasaan ada benjolan di kerongkongan
yang menyebabkan disfagia) dan bentuk disfagia lainnya,
tortikolis psikogenik dan gangguan gerakan spasmodik lainnya,
9
pruritus psikogenik, dismenore psikogenik, pseudokiesis, teeth
grinding.
10