Gangguan Somatoform Revisib

12
GANGGUAN SOMATOFORM Dr. Sukristoro Wardoyo,Sp.Kj – RS Jiwa Banda Aceh Gangguan Somatoform adalah kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik: nyeri, mual, pusing, dan lain-lain tetapi tidak ditemukan adanya gangguan medik yang adekuat. Gejala dan keluhan somatik cukup serius menyebabkan penderitaan yang bermakna atau gangguan kemampuan dalam fungsi sosial atau pekerjaan. Diagnosis gangguan somatoform mencerminkan penilaian klinis bahwa faktor psikologis sebagai penyumbang besar dari onset, keparahan, dan durasi gejala. Gangguan somatoform tidak disebabkan oleh pura pura yang disadari atau gangguan buatan Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan- keluhan fisik yang berulang ulang disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali kali terbukti hasilnya negatif dan sudah dijelaskan oleh dokter bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya. Penderita juga menolak mengakui kaitan antara keluhan fisiknya dengan problem atau konflik dalam kehidupan yang dialaminya, bahkan meskipun ada gejala-gejala anxietas dan depresi yang nyata. Tidak adanya komunikasi terapeutik antara dokter dan pasien berfokus pada kemungkinan penyebab keluhan-keluhannya dapat menimbulkan frustasi dan kekecewaan. F.45.0 Gangguan Somatisasi 1

description

bnlkhnl;k

Transcript of Gangguan Somatoform Revisib

Page 1: Gangguan Somatoform Revisib

GANGGUAN SOMATOFORM

Dr. Sukristoro Wardoyo,Sp.Kj – RS Jiwa Banda Aceh

Gangguan Somatoform adalah kelompok gangguan yang

memiliki gejala fisik: nyeri, mual, pusing, dan lain-lain tetapi tidak

ditemukan adanya gangguan medik yang adekuat. Gejala dan keluhan

somatik cukup serius menyebabkan penderitaan yang bermakna atau

gangguan kemampuan dalam fungsi sosial atau pekerjaan. Diagnosis

gangguan somatoform mencerminkan penilaian klinis bahwa faktor

psikologis sebagai penyumbang besar dari onset, keparahan, dan

durasi gejala. Gangguan somatoform tidak disebabkan oleh pura pura

yang disadari atau gangguan buatan

Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan- keluhan fisik

yang berulang ulang disertai permintaan pemeriksaan medik,

meskipun sudah berkali kali terbukti hasilnya negatif dan sudah

dijelaskan oleh dokter bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi

dasar keluhannya. Penderita juga menolak mengakui kaitan antara

keluhan fisiknya dengan problem atau konflik dalam kehidupan yang

dialaminya, bahkan meskipun ada gejala-gejala anxietas dan depresi

yang nyata. Tidak adanya komunikasi terapeutik antara dokter dan

pasien berfokus pada kemungkinan penyebab keluhan-keluhannya

dapat menimbulkan frustasi dan kekecewaan.

F.45.0 Gangguan Somatisasi

Pedoman diagnosis, memerlukan semua hal berikut :

Adanya banyak keluhan-keluhan fisik bermacam-macam yang

tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang

sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun

1

Page 2: Gangguan Somatoform Revisib

Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa

praktisi medis bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat

menjelaskan keluhan-keluhannya

Terdapat disabilitas dalam fungsi sehari-hari berkaitan

dengan sifat-sifat keluhannya dan dampak perilakunya.

Gambaran klinis

Pasien dengan gangguan somatisasi memiliki banyak keluhan

somatik dan riwayat medis yang lama. Mual dan muntah, kesulitan

menelan, nyeri di lengan dan tungkai, komplikasi kehamilan dan

menstruasi, penurunan daya ingat, nafas pendek yang tidak

berhubungan dengan aktivitas, adalah gejala yang paling sering.

Keyakinan bahwa seseorang telah sakit pada sebagian besar

kehidupannya juga sering.

Penderitaan psikologis dan masalah interpersonal adalah

menonjol, kecemasan dan depresi adalah kondisi psikiatrik paling

menonjol. Ancaman bunuh diri sering ditemukan , tetapi bunuh diri

yang sesungguhnya jarang. Jika ada bunuh diri sering disertai dengan

penyalahgunaan zat. Riwayat medis pasien seringkali sepintas, samar-

samar, tidak jelas, tidak konsisten dan tidak sistematis. Pasien

biasanya tetapi tidak selalu menggambarkan keluhannya dengan cara

yang dramatik,emosional dan berlebih-lebihan, dengan bahasa yang

gamblang dan bermacam-macam. Pasien mungkin mengacaukan

sebab akibat tidak dapat membedakan dengan jelas gejala sekarang

dari gejala lampau. Pasien wanita dengan gangguan somatisasi

mungkin berpakaian dalam cara yang ekshibisionistik. Pasien mungkin

digambarkan sebagai tergantung, terpusat pada diri sendiri, haus akan

pujian atau sanjungan dan manipulatif.

F.45.1 Gangguan somatoform tak terinci

2

Page 3: Gangguan Somatoform Revisib

Diagnosis gangguan somatoform tak terinci adalah tepat bagi

pasien dengan satu atau lebih keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan

oleh kondisi medis yang diketahui atau secara jelas melebihi keluhan-

keluhan dari suatu kondisi medis tertentu tetapi yang tidak memenuhi

kriteria diagnostik untuk gangguan somatisasi. Gejala harus telah ada

sekurangnya enam bulan dan harus menyebabkan penderitaan yang

parah atau mengganggu fungsi sosial atau pekerjaan.

Dua pola gejala mungkin ditemukan : gejala yang melibatkan

sistem saraf otonomik dan gejala yang melibatkan sensasi kelelahan

atau kelemahan. Pasien mungkin memiliki keluhan berhubungan

dengan sistem kardiovaskular, respirasi, gastrointestinal, urogenital

dan dermatologis di samping memiliki keluhan kepenatan mental dan

fisik dan ketidakmampuan melakukan banyak aktivitas sehari-hari

karena gejalanya. Sindroma tersebut seringkali dinamakan sebagia

neurastenia. Sindroma mungkin bertumpang tindih dengan sindroma

kepenatan kronis (chronic fatigue syndrome)

Pedoman diagnostik :

Keluhan keluhan fisik bersifat multiple, bervariasi dan menetap,

akan tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap dari

gangguan somatisasi tidak terpenuhi

Kemungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab psikologis

belum jelas, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari

keluhan-keluhannya melalui pemeriksaan yang tepat dari kondisi

medik spesifik yang menjadikan keluhannya

Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis

atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi

penting lainnya

Durasi gangguan sekurangnya enam bulan

3

Page 4: Gangguan Somatoform Revisib

F.45.2 Gangguan hipokondrik (hipokondriasis)

Hipokondriasis berasal dari istilah medis “hipokondrium” =

dibawah rusuk, yang mencerminkan seringnya keluhan abdomen klien

dengan gangguan ini. Hipokondriasis disebabkan interpretasi tidak

realistik dan tidak akurat terhadap gejala atau sensasi fisik, yang

menyebabkan preokupasi dan ketakutan menderita penyakit yang

serius, meskipun tidak ditemukan penyebab medis yang diketahui.

Preokupasi menyebabkan penderitaan bermakna dan mengganggu

kemampuan mereka dalam peran personal. pekerjaan dan sosial.

Gambaran Klinis

Pasien hipokondriasis percaya bahwa mereka menderita

penyakit parah yang belum dapat dideteksi, dan tidak dapat

diyakinkan akan kebalikannya. Pasien hipokondriasis mempertahankan

keyakinan bahwa mereka memiliki penyakit tertentu. Keyakinan

tersebut menetap walaupun hasil laboratorium tidak terbukti,

perjalanan penyakit menjadi ringan seiring berjalannya waktu dan

penentraman atau safe & secure assuring yang tepat dari dokter.

Keyakinan tersebut tidak sangat terpaku sehingga merupakan suatu

waham. Hipokondriasis seringkali disertai symptom depresi dan

kecemasan, atau ditemukan bersama-sama dengan gangguan depresif

atau kecemasan sebagai syndrome.

Walaupun gejala harus ada selama sekurangnya 6 bulan, gejala

hipokondrial sementara (transient) dapat terjadi setelah stress berat,

kematian atau penyakit berat dan serius yang membahayakan hidup

yang telah disembuhkan tetapi meninggalkan hipokondriasis

sementara. Keadaan hipokondriasis tersebut berlangsung kurang dari

6 bulan dan didiagnosis sebagai gangguan somatoform yang tak

terinci. Hipokondriosis sementara sebagai respon dari stres eksternal

4

Page 5: Gangguan Somatoform Revisib

biasanya menyembuh jika stres dihilangkan, tetapi dapat menjadi

kronis jika diperkuat oleh orang-orang di dalam sistem sosial atau oleh

profesi kesehatan sendiri.

Pedoman diagnostik,untuk diagnosis kongkrit memerlukan semua hal

berikut:

Keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya 1

penyakit fisik yang melandasi keluhan-keluhannya, meskipun

pemeriksaan yang berulang-ulang tidak menunjang adanya

alasan fisik yang memadai atau preokupasi menetap adanya

deformitas atau perubahan bentuk penampakan fisiknya.

Interpretasi keliru terhadap gejala-gejala fisik tidak memiliki

intensitas sebagai waham.

Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa

praktisi bahwa tidak ditemukan penyakit ataupun

abnormalitas fisik yang melandasi keluhan-keluhan yang

dikemukakan.

Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara

klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau

fungsi penting lainnya,

Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.

F.45.3 Disfungsi Otonom Somatoform

Keluhan keluhan fisik yang ditampilkan merupakan gejala dari

sistem saraf otonom. Contoh lazim adalah yang mengenai sistem

kardiovaskular (cardiac neurosis), sistem pernapasan (hiperventilasi

psikogenik & cegukan) dan sistem gastrointestinal (gastric neurosis

dan nervous diarrhea). Gejala-gejalanya tidak menunjukkan adanya

gangguan fisik dari sistem ataupun organ yang terlibat. Ciri klinis

keluhan-keluhannya didasarkan tanda-tanda objektif hyperaktivitas

5

Page 6: Gangguan Somatoform Revisib

syaraf otonom seperti palpitasi,berkeringat, muka panas/merah

(flushing) dan tremor. Gejala subjektif nonspesifik, seperti rasa sakit,

nyeri, rasa terbakar, rasa berat, rasa tertekan, atau perasaan badan

seperti mengembang dimana keluhan-keluhan tersebut dihubungkan

dengan organ atau sistem tertentu sebagai penyebabnya.

Pada banyak kasus dengan gangguan ini ditemukan bukti

adanya stress psikologis atau problem yang berkaitan dengan

gangguan yang dialami. Beberapa gangguan ringan fungsi fisiologis

mungkin ada, seperti cegukan, perut kembung dan hiperventilasi,

tetapi keadaan ini tidak mengganggu fungsi fisiologis yang esensial

dari organ atau sistem yang bersangkutan

Pedoman diagnostik, diagnosis konkrit memerlukan semua hal

berikut :

Adanya gejala-gejala bangkitan otonomik, seperti palpitasi,

berkeringat,tremor, muka panas “flushing” yang menetap dan

mengganggu

Gejala subjektif tambahan mengacu pada sistem atau organ

tertentu (gejala tidak khas)

Preokupasi dan atau penderitaan (distress) adanya gangguan

serius (sering tidak begitu khas) dari sistem atau organ

tertentu , yang tidak terpengaruh oleh hasil pemeriksaan

yang berulang, maupun penjelasan-penjelasan dari para

praktisi medis

Tidak terbukti adanya gangguan yang cukup berarti pada

struktur/fungsi dari sistem atau organ berkaitan dengan

gejala yang dialami

Karakter kelima digunakan untuk mengklasifikasikan

gangguan-gangguan individual dalam kelompok ini, yang

6

Page 7: Gangguan Somatoform Revisib

menunjukkan pada organ atau sistem yang oleh pasien

dijadikan fokus penyebab keluhannya.

F.45.30 Jantung dan sistem kardiovaskular : Neurosis jantung

(cardiac neurosis), Astenia neurosirkulatorik

F.45.31 Saluran pencernaan atas : Neurosis lambung (gastric

neurosis), Aerofagia = kembung lambung psikogenik (psychogenic

aerophagy), cegukan (hiccough), dyspepsia dan pilorospasme

F.45.32 Saluran pencernaan bawah: Kembung colon psikogenik

(psychogenic flatulence),irritable bowel syndrome,

diarrhea gas syndrome

F.45.33 Sistem pernapasan : Batuk dan hiperventilasi psikogenik

F.45.34 Sistem genitourinaria : Sering buang air kecil dan

disuria

psikogenik

F.45.38 Sistem atau organ lainnya

F.45.4 Gangguan nyeri somatoform menetap

Pasien dengan gangguan nyeri tidak merupakan kelompok yang

seragam, tetapi heterogen dengan berbagai nyeri, seperti nyeri

punggung bawah, nyeri kepala, nyeri wajah atipikal, dan nyeri pelvis

kronis. Nyeri yang dialami pasien mungkin paska traumatik,

neuropatik, neurologis, atau muskuloskeletal, tetapi untuk memenuhi

diagnosis, gangguan harus memiliki ”faktor psikologis” yang dianggap

terlibat secara bermakna dalam gejala nyeri dan permasalahannya.

7

Page 8: Gangguan Somatoform Revisib

Pasien dengan gangguan nyeri seringkali memiliki riwayat

perawatan medis dan bedah yang panjang, mengunjungi banyak

dokter dan meminta banyak medikasi. Mereka mungkin cukup kuat

dalam hal kemauannya untuk pembedahan. Sama sekali terokupasi

dengan nyerinya, nyeri sebagai sumber dari semua kesengsaraannya.

Pasien sering menyangkal adanya sumber disforia dan mengaku hidup

di dalam kebahagiaan kecuali nyerinya. Gambaran klinis kadang

dipersulit oleh gangguan penggunaan dengan zat, karena berusaha

meringankan nyeri melalui penggunaan zat.

Gangguan depresif berat ditemukan kira-kira 25-50 persen dari

semua pasien dengan gangguan nyeri dan gejala gangguan distimik

atau depresi neurotik dilaporkan pada 60-100 persen pasien. Beberapa

peneliti yakin bahwa nyeri kronis adalah hampir selalu merupakan

varian dari gangguan depresif, yang menyatakan bahwa hal ini

merupakan bentuk depresi yang tersamar atau mengalami somatisasi.

Gejala depresif yang paling menonjol pada pasien dengan gangguan

nyeri somatoform adalah anergia, anhedonia, penurunan libido,

insomnia dan lekas tersingggung sedangkan variasi diurnal, penurunan

berat badan dan retardasi psikomotor tampaknya lebih jarang

daripada gejala tersebut.

Pedoman diagnostik :

Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan menetap, yang

tidak dapat dijelaskan sepenuhnya atas dasar proses fisiologik

maupun adanya gangguan fisik.

Nyeri timbul dalam hubungan adanya konflik emosional atau

problem psikososial yang dapat dijadikan alasan dalam

mempengaruhi terjadinya gangguan tersebut.

Nyeri tidak dapat diterangkan oleh gangguan mood, kecemasan

atau gangguan psikotik

8

Page 9: Gangguan Somatoform Revisib

Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan dukungan, baik

personal maupun medis, untuk yang bersangkutan.

F.45.8 Gangguan Somatoform lainnya

Adalah suatu kategori sisa bagi pasien yang memiliki gejala yang

mengarah kepada gangguan somatoform tetapi tidak memenuhi

kriteria diagnosis spesifik untuk gangguan somatoform. Pasien

mungkin memiliki gejala yang tidak ditemukan pada salah satu

gangguan somatoform atau tidak pernah memenuhi kriteria enam

bulan dari gangguan somatoform.

Pedoman diagnostik:

Pada gangguan ini keluhan-keluhan tidak melalui sistem saraf

otonom, dan terbatas secara spesifik pada bagian tubuh atau

sistem tertentu. Ini sangat berbeda dengan gangguan somatisasi

(F.45.0) dan somatoform tak terinci (F.45.1) yang menunjukkan

keluhan yang banyak dan berganti ganti.

Melibatkan keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan (misalnya

kelelahan atau kelemahan tubuh) dengan lama kurang dari

enam bulan yang tidak karena gangguan mental lain

Tidak ada kaitan dengan adanya kerusakan jaringan

Suatu gangguan yang melibatkan gejala hipokondriasis dengan

lama kurang dari enam bulan

Gangguan-gangguan berikut juga di masukkan dalam kelompok

ini : Globus hystericus ( perasaan ada benjolan di kerongkongan

yang menyebabkan disfagia) dan bentuk disfagia lainnya,

tortikolis psikogenik dan gangguan gerakan spasmodik lainnya,

9

Page 10: Gangguan Somatoform Revisib

pruritus psikogenik, dismenore psikogenik, pseudokiesis, teeth

grinding.

10