GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF

5
GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF Definisi Obsesif kompulsif adalah suatu gangguan pikiran dan perilaku berulang-ulang, yang menetap atau periodik yang disadari sebagai suatu tindakan tidak menyenangkan dan tidak rasional dan sangat cemas dan mengganggu bila tidak melakukannya. Pendahuluan Menghindari suatu obsesi sangat meningkatkan kecemasan dan untuk mengurangi atau menghilangkan kecemasan dilakukan tindakan kompulsif. Seorang gangguan obsesif-kompulsif menyadari irasionalitas obsesinya serta merasakan bahwa kompulsi yang dilakukan adalah suatu kesalahan dan menyiksa. Epidemiolgi Suatu penelitian menemukan sebanyak 10 % pasen obsesif kompulsif yang dirawat jalan pada klinik psikiatri, menempatkan diagnosis obesesif-kompulsif pada urutan ke empat dalam diagnosis psikiatrik tersering. Onset usia rata-rata 20 tahun, dengan pria sedikit lebih awal, yaitu 19 tahun dibanding wanita pada usia 22 tahun. Kepustakaan menyebutkan pasen obsesif-kompulsif termuda pada onset 2 tahun.. Kulit hitam lebih jarang dibanding kulit putih Etiologi Faktor Biologis 1. Neurotransmiter Terjadi disregulasi Serotonin pada pembentukan gejala obsesif-kompulsif, tetapi belum dapat dipastikan penyebab adalah serotonin. Penelitian membuktikan terjadi penurunan metabolit serotonin, yaitu asam 5- Hidroxindolasetik, dalam cairan serebrospinalis. 2. Pencitraan Otak Dengan pemerikasaan PET (Positron Emission Tomography) menemukan peningkatan aktivitas metabolisme glukosa dan aliran darah pada lobus frontalis, ganglia basalis (khususnya nucleus kaudatus) dan singulum.

description

OBSKOM

Transcript of GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF

Page 1: GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF

GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF

DefinisiObsesif kompulsif adalah suatu gangguan pikiran dan perilaku berulang-ulang,

yang menetap atau periodik yang disadari sebagai suatu tindakan tidak menyenangkan dan tidak rasional dan sangat cemas dan mengganggu bila tidak melakukannya.

PendahuluanMenghindari suatu obsesi sangat meningkatkan kecemasan dan untuk mengurangi

atau menghilangkan kecemasan dilakukan tindakan kompulsif. Seorang gangguan obsesif-kompulsif menyadari irasionalitas obsesinya serta merasakan bahwa kompulsi yang dilakukan adalah suatu kesalahan dan menyiksa.

EpidemiolgiSuatu penelitian menemukan sebanyak 10 % pasen obsesif kompulsif yang

dirawat jalan pada klinik psikiatri, menempatkan diagnosis obesesif-kompulsif pada urutan ke empat dalam diagnosis psikiatrik tersering. Onset usia rata-rata 20 tahun, dengan pria sedikit lebih awal, yaitu 19 tahun dibanding wanita pada usia 22 tahun. Kepustakaan menyebutkan pasen obsesif-kompulsif termuda pada onset 2 tahun.. Kulit hitam lebih jarang dibanding kulit putih

EtiologiFaktor Biologis

1. NeurotransmiterTerjadi disregulasi Serotonin pada pembentukan gejala obsesif-kompulsif, tetapi belum dapat dipastikan penyebab adalah serotonin. Penelitian membuktikan terjadi penurunan metabolit serotonin, yaitu asam 5-Hidroxindolasetik, dalam cairan serebrospinalis.

2. Pencitraan OtakDengan pemerikasaan PET (Positron Emission Tomography) menemukan peningkatan aktivitas metabolisme glukosa dan aliran darah pada lobus frontalis, ganglia basalis (khususnya nucleus kaudatus) dan singulum.Dengan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging) menemukan penurunan ukuran kaudata bilateral

3. GenetikaBelum pasti, masih hipotesis, kembar monozigot lebih banyak yang terkena dibanding kembar dizigote.

4. E E GDitemukan penurunan gelombang laten REM pada keadaan tidur yang mirip dengan gelombang laten REM pasen depresi.

Faktor Perilaku1. Learning Teory, Stimulus netral yang sering dibiasakan menyertai kecemasan, oleh suatu Pembiasaan pada peristiwa yang secara alami berbahaya akan menimbulkan kecemasan.

Page 2: GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF

Faktor Psikodinamika Ada tiga Mekanisme Pertahanan Psikologis ,Yaitu:

a. Isolasi, adalah pelepasan afektif dari keadaan menyakitkan dengan membuat sekat-sekat emosional yang memisahkan sikap yang bertentanga.

b. Undoing (pelepasan=penebusan), adalah meniadakan atau membatalkan suatu pikiran atau tindaka yang tidak disetujui oleh ego.

c. Reaction Formation (Penyusunan reaksi) adalah mencegah keinginan berbahaya bila dilakukan, dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang bertentangan dengan keinginan.

Gambaran KlinisGambaran klinis obsesif-kompulsif ada empat pola gejala utama yaitu:1. Kontaminasi, di ikuti dengan tindakan membersihkan atau mencuci berulang-ulang disertai dengan penghindaran pada obyek yang mungkin terkontaminasi. Obyeknya sering hal-hal yang sukar dihindari, contohnya feses, urin, debu, kuman. Ada yang setiap kembali dari luar rumah, harus mandi karena merasa dirinya kotor (bisa oleh debu, kuman, asap kendaraan, serbuk bunga dan lain-lain).2. Keragu-raguan, obsesinya adalah ancaman berbahaya terhadap suatu tindak kekerasan atau malapetaka. Pikiran adanya ancaman bahaya ini menyebabkan kecemasan sehingga harus berulang-ulang memeriksa kunci pintu, jendela, memeriksa kompor sudah dimatikan. 3. Obsesional, hanya pikiran yang berulang-ulang untuk melakukan tindakan seksual atau agresi (memaki, menghardik, memukul) yang dicela sebagai suatu yang salah .4. Kebutuhan pada Ketepatan, Kesimetrisan dan Kerapian, disini pasien menyadari bahwa ukuran suatu benda harus selalu tepat, atau seimbang atau letak harus selalu teratur rapi tapi tidak pernah menyenangkan sehingga berulang-ulang mengukur, menata dan menyusun.

DiagnosisDi Indonesia diagnosis obsesi kompulsif mengikuti Pedoman Penggolongan

Diagnosis Gangguan Jiwa III sebagai berikut1. Gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut. 2. Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu kegiatan penderita.3. Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut:

(a) harus disadari sebagai suatu pikiran atau impuls diri sendiri (b) sedikitnya harus ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil

dilawan, meskipun lainnya ada yang tidak dilawan oleh penderita)(c) pikiran untuk melakukan tindakan tersebut distas bukan merupakan

hal memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau kecemasan, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti dimaksud di atas).

Page 3: GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF

(d) gagasan, bayangan pikiran atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan (unpleasantly repetitive).

4. Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif, dengan depresi. Penderita gangguan obsesif kompulsif seringkali juga menunjukkan gejala depresi. Dan sebaliknya penderita gangguan depresi berlang (F33) dapat menunjukkan pikiran-pikiran obsesif selama episode depresifnya.Dalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut, meningkat atau menurunnya gejala depresif umumnya disertai secara parallel dengan perubahan gejala obsesif.

Bila terjadi episode akut dari gangguan tersebut, maka diagnosis diutamakan dari gejala-gajala yang timbul lebih dahulu. Diagnosis gangguan obsesif-kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada gangguan depresi sebagai diagnosis yang primer.Pada gangguan menahun, maka prioritas diberikan pada gejala yang paling bertahan saat gejala yang lain menghilang.5. Gejala obsesif “sekunder” yang terjadi pada gangguan skizofrenia, sindrom Tourette, atau ganguan mental organik, harus dianggap sebagai bagian dari kondisi tersebut

Pengobatan1. Clomipramin 25 mg , 2 X 1 selama 3 hari lalu dosis dinaikkan sampai terlihat gejala atau perasaan pasen lebih nyaman, maksimum 250 mg perhari.2. Sertralin

Prognosis Dikatakan baik apabila 1. Terlihat penyesuaian sosial dan pekerjaan yang baik. 2. Ada pencetus 3. Gejala bersifat episodik

___________________