GAMBARAN TINGKATAN KECEMASAN MAHASISWA...

download GAMBARAN TINGKATAN KECEMASAN MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25674/1/SITI... · KATA PENGANTAR Segala puji bagi ... Dalam menyusun makalah ini, tidak

If you can't read please download the document

Transcript of GAMBARAN TINGKATAN KECEMASAN MAHASISWA...

  • 1

    GAMBARAN TINGKATAN KECEMASAN MAHASISWA

    KEPERAWATAN SAAT MENGHADAPI UJIAN SKILL LAB DI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    Skripsi Ini Diajukan sebagai Tugas Akhir

    Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

    SITI NURUS SYARIFAH

    106104003515

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    2013

  • i

    GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA KEPERAWATAN

    SAAT MENGHADAPI UJIAN SKILL LAB DI UNIVERSITAS ISLAM

    NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

    Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta

    DISUSUN OLEH

    SITI NURUS SYARIFAH

    NIM : 106104003515

    Pembimbing I Pembimbing II

    Ns. Eni Nuraini, S. Kep, M. Sc Ns. Waras Budi Utomo,S. Kep, MKM

    NIP : 19800802 200604 2 001 NIP : 19790520 200901 1 012

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2013

  • ii

    SKRIPSI DENGAN JUDUL

    GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA KEPERAWATAN

    SAAT MENGHADAPI UJIAN SKILL LAB DI UNIVERSITAS ISLAM

    NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

    Nama : Siti Nurus Syarifah

    NIM : 106104003515

    Pembimbing I Pembimbing II

    Ns. Eni Nuraini, S. Kep, M. Sc Ns. Waras Budi Utomo,S. Kep, MKM NIP : 19800802 200604 2 001 NIP : 19790520 200901 1 012

    Penguji I Penguji II

    Ns. Uswatun Khasanah. S. Kep, MNS Ns. Waras Budi Utomo,S. Kep, MKM

    NIP : 19770401 2009 12 2003 NIP : 19790520 200901 1 012

    Penguji III

    Ns. Eni Nuraini, S. Kep, M. Sc NIP : 19800802 200604 2 001

  • iii

    Mengetahui,

    Ketua Program Studi Keperawatan

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Ns. Waras Budi Utomo,S. Kep, MKM

    NIP : 19790520 200901 1 012

    Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Prof. Dr (hc). dr. Muhammad Kamil Tadjudin, Sp. And.

  • iv

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa :

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran

    dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

    cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

    dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

    atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

    menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, September 2013

    Siti Nurus syarifah

  • v

    BIODATA

    Nama : Siti Nurus Syarifah

    Tempat, tanggal lahir : Bogor, 12 September 1988

    Agama : Islam

    Alamat : Jl. Arzimar 2 no. 11 Tegal gundil bogor 16152

    No telp : 082122676165

    Nama orang tua

    Ayah : Uzer Budjaerimi Hasan

    Ibu : Yati mulyati

    Riwayat pendidikan 2000-2003 SLTP 1 Bogor

    2003-2006 SMAN 7 Bogor

    2006- sekarang UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta Prodi Ilmu

    Keperawatan

  • vi

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    SKRIPSI, September 2013

    Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab

    di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Xxii+55 halaman + 10 tabel + 2 bagan + 3 lampiran

    Salah satu gangguan mental yang sering muncul adalah kecemasan, Diperkirakan

    20% dari populasi dunia menderita kecemasan Kecemasan apabila sudah memasuki

    tingkatan kecemasan sedang hingga berat sangat mengganggu homeostasis dan fungsi

    individu, karena itu perlu segera dihilangkan , Mahasiswa keperawatan merupakan

    seorang calon perawat professional yang akan melaksanakan asuhan keperawatan di

    Pelayanan kesehatan . Salah satu metode belajar yang bisa menjadi pemicu kecemasan

    adalah skill lab . Penelitian menggunakan desain penelitian cross sectional dengan

    pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan responden mahasiswa UIN

    Keperawatan semester 4, 5, dan 6. Instruments yang digunakan Zung Self Rating Anxiety

    Scale (ZSAS)

    Berdasarkan jenis kelamin, bahwa sebanyak 34 responden (73,9%) perempuan, 12

    responden (26,1%) laki-laki. Berdasarkan tingkat semester, didapatkan bahwa sebanyak

    16 responden (34,8%) semester empat, 29 responden (63%) semester enam, dan 1

    responden (2,2%) semester delapan. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak (45,7%)

    mahasiswa tidak cemas, (50,3%) mengalami cemas ringan, (4%) cemas sedang dan tidak

    ada responden yang mengalami cemas berat. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak

    (45,7%) mahasiswa tidak cemas, (50,3%) mengalami cemas ringan, (4%) cemas sedang

    dan tidak ada responden yang mengalami cemas berat.

    Kata kunci : kecemasan, mahasiswa keperawatan, ujian skill lab.

    Bibliography : 44 (1973-2005)

  • vii

    SCIENCE STUDY NURSING PROGRAM

    FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

    Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta

    Thesis , September 2013

    Anxiety level overview of current Nursing Student Trial Skill lab at State Islamic

    University Syarif Hidayatullah

    Xxii + 10 +55 pages + 2 tables + chart 3 attachments

    ABSTRACT

    One of the mental disorders that frequently arises is anxiety , estimated 20

    % of the world population suffers from anxiety anxiety when it entered the

    moderate to severe levels of anxiety are very disturbing homeostasis and function

    of the individual , because it needs to be removed , the nursing student is a

    candidate who will carry out the professional nurse nursing care in the health

    services . One method of learning which can be a trigger anxiety is a skill lab .

    Studies using cross-sectional research design with a quantitative approach .

    Research using the semester nursing student respondents UIN 4 , 5 , and 6 .

    Instruments used Zung Self- Rating Anxiety Scale ( ZSAS )

    By sex , that as many as 34 respondents ( 73.9 % ) women , 12

    respondents ( 26.1 % ) males . Based on the level of the semester , it was found

    that as many as 16 respondents ( 34.8 % ) four semesters , 29 respondents ( 63 % )

    of six semesters , and 1 respondent ( 2.2 % ) of eight semesters . Based on the

    results of the study , as many ( 45.7 % ) students were not anxious , ( 50.3 % )

    experienced mild anxiety , ( 4 % ) were anxious and no respondents who

    experienced severe anxiety . Based on the results of the study , as many ( 45.7 % )

    students were not anxious , ( 50.3 % ) experienced mild anxiety , ( 4 % ) were

    anxious and no respondents who experienced severe anxiety .

    Keywords : anxiety , nursing students , exam skills lab .

    Bibliography : 44 (1973-2005)

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya

    terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

    tugas akhir strata 1. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada

    Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni

    al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

    skripsi ini merupakan tugas akhir di program studi Ilmu Keperawatan Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta. Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan

    hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat

    dari orang terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu

    penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya

    kepada :

    1. Prof. Dr (hc). dr. Muhammad Kamil Tadjudin, Sp. And sebagai Dekan

    Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    2. Ns. Waras Budi Utomo,S. Kep, MKM sebagai Ketua Program Studi ilmu

    Keperawatan UIN Syarif hidayatullah Jakarta.

    3. Ns. Eni Nuraini, S. Kep, M. Sc danNs. Waras Budi Utomo,S. Kep, MKM

    sebagai pembimbing yang dengan kepiawaian dan kebaikannya dengan

    sabar membimbing penulis dalam penyusunan skripsi, sehingga penulis

    dapat menyelesaikan dengan baik.

  • ix

    4. Bapak dan Ibu dosen Program studi Ilmu keperawatan yang tidak bisa

    disebutkan satu persatu yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

    semoga dapat bermanfaat untuk kedepannya.

    5. Mamah dan papah tersayang yang tak letih berhenti mendukung dan

    mendoakan dalam proses studi hingga berhasil menyelesaikannya. Dengan

    kasih sayangnya menemani kuliah dan menguatkan selama 2 tahun hingga

    selesainya skripsi ini.

    6. Teman-teman Fosma, Kahfi, PSIK, dan semua sahabat terdekat yang telah

    memberikan semangat dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan

    makalah ini.

    7. Suami tercinta akang Otto yang hadir di akhir penyelesaian skripsi ini,.

    Dia selalu mensuport akhir penyelesaian skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh

    karena itu segala kritikan dan saran yang konstruktif akan penulis terima dengan

    baik. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

    Jakarta, September 2013

    Penulis

  • x

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

    LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iv

    RIWAYAT HIDUP . ...................................................................................... v

    ABSTRAK ..................................................................................................... v

    ABSTRACT ................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR . .................................................................................. viii

    DAFTAR ISI . ................................................................................................. x

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

    DAFTAR GAMBAR . .................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

    DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... . xviii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

    C. Pertanyaan penelitian .................................................................... 6

    D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

    E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

    F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kecemasan ................................................................................... 8

  • xi

    1. Pengertian Kecemasan ............................................................. 8

    2. Faktor Kecemasan .................................................................... 9

    3. Jenis Kecemasan ...................................................................... 11

    4. Respon Kecemasan ................................................................... 12

    5. Tingkat Kecemasan .................................................................. 13

    6. Rentang Respon Kecemasan ................................................... 16

    7. Reaksi Kecemasan ................................................................... 16

    8. Gejala Kecemasan .................................................................... 17

    9. Mekanisme Koping ................................................................. 18

    10. Mekanisme Pertahanan Kecemasan ........................................ 18

    11. Alau Ukur Kcemasan ............................................................... 21

    B. Ujian Skill Lab ......................................................................... 22

    C. Kerangka Teori ........................................................................ 28

    BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

    OPERASIONAL

    A. Kerangka Konsep ..................................................................... 33

    B. Definisi operasional ................................................................. 34

    BAB IV METODE PENELITIAN

    A. Desain penelitian ..................................................................... 35

    B. Lokasi dan waktu penelitian ...................................................... 35

    C. Populasi, sampel, dan teknik sampling ...................................... 35

    1. Populasi .................................................................................... 35

    2. Sampel ...................................................................................... 36

  • xii

    3. Besar sampel ............................................................................ 36

    D. Kriteria sampel ............................................................................. 37

    E. Instrument Penelitian..................................................................... 37

    1. Kusioner ................................................................................... 37

    F. Prosedur pengumpulan data ......................................................... 37

    G. Uji validitas dan reabilitas instrument .......................................... 38

    H. Teknik Analisi data ....................................................................... 39

    1. . Langkah analisis data .............................................................. 39

    a. Editing ......................................................................................... 39

    b. Coding ........................................................................................ 40

    c. Entry data ................................................................................... 40

    d. Processing data .......................................................................... 40

    e. Cleaning data .............................................................................. 40

    I. Analisis data . ............................................................................. 41

    1. Analis univariat ................................................................ 41

    J. Etika penelitian .......................................................................... 41

    1. Informed Consent ............................................................. 41

    2. Anonimity (tanpa nama) ................................................... 42

    3. Kerahasiaan (confidentiality) ......................................... 42

    BAB V HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Tempat Penelitian ....................................................... 43

    1. Gambaran unum program studi keperawatan ............................. 43

    a. Letak Wilayah ......................................................................... 43

  • xiii

    b. Visi dan Misi Program Studi Keperawatan .............................. 43

    c. Tujuan ..................................................................................... 44

    d. Kompetensi .............................................................................. 44

    B. Analisa Univariat ........................................................................ 45

    1. Gambaran Usia ...................................................................... 45

    2. Gambaran Jenis Kelamin .......................................................... 46

    3. Gambaran Tingkatan Semester ................................................ 47

    4. Gambaran Tingkat Kecemasan ................................................ 48

    5. Gambaran Tingkat Kecemasan dengan tingkat Semester ........ 49

    6. Gambaran Tingkat Kecemasan dengan Jenis Kelamin ........... 50

    BAB VI PEMBAHASAN

    A. Analisa univariat .......................................................................... 51

    B. Keterbatasan Hasil Penelitian ....................................................... 54

    BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ................................................................................... 56

    B. Saran . ............................................................................................ 56

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    No. tabel

    3.1 Definisi Operasional 38

    4.1 Skala Kecemasan .. 51

    4.2 Skala Likert . 52

    5.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan . 63

    5.2 Distribusi Frekuensi usia ........................... 64

  • xv

    DAFTAR BAGAN

    No. Bagan Halaman

    2.1 Stuart Model Adaptasi Berhubungan dengan Kecemasan ...................... 43

    2.2 Kerangka Teori......... 55

    3.1 Kerangka Konsep ......... 56

  • xvi

    LAMPIRAN

    Lampiran

    1. Kuesioner

    2. Hasil analisa univariat

  • xvii

    DAFTAR SINGKATAN

    ACTH : Adreno Cortico Tropin Hormone

    Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

    FSH : Folicle Stimulating Hormone

    GABA : Gamma Amino Butiric Acid

    GH : Growth Hormone

    HARS : Hamilton Anxiety Rating Scale

    KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

    SKRT : Survei Kesehatan Rumah Tangga

    SSP : Susunan Syaraf Pusat

    THT : Telinga Hidung dan Tenggorokan

    WHO : World Health Organization

    ZSAS : Zung Self Rating Anxiety Scale

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia tentang kesehatan

    jiwa, sehat jiwa yang diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang sehat

    secara optimal baik intelektual maupun emotional, diantaranya

    pemeliharaan dan peningkatan kesehatan jiwa, pencegahan dan

    penanggulangan masalah psikososial dan gangguan jiwa, penyembuhan dan

    pemulihan penderita gangguan jiwa (nomor 23 pasal 23 tahun 1992).

    Seseorang yang sehat jiwa tercermin dalam karakteristik identitas diri yang

    positif, memiliki integritas dan mampu beradaptasi dalam tuntutan atau

    perubahan hidup. Salah satu gangguan mental yang sering muncul adalah

    kecemasan, Diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan

    (Gail, 2002). Sedangkan hasil dari penelitian kecemasan pada remaja

    menunjukan bahwa di DKI Jakarta 47,7% remaja sering merasa cemas

    (Haryadi, 2007).

    Tuntutan atau perubahan hidup dapat terjadi dalam kehidupan

    sehari-hari. Penilaian manusia terhadap tuntutan atau perubahan tersebut

    bersifat individualistik. Sebagian orang menilai perubahan atau tuntutan

    sebagai tantangan sebagian lagi menilai sebagai ancaman ketika penilaian

  • 2

    individu menganggap hal ini dapat menimbulkan konflik. Kecemasan

    timbul akibat adanya respon terhadap kondisi atau konflik. Hal ini biasa

    terjadi dimana seseorang mengalami perubahan situasi dalam hidupnya dan

    dituntut untuk mampu beradaptasi (Solomon, 1974). Kecemasan dapat

    dilukiskan dengan perasaan penuh kekhawatiran, kegelisahan, ketakutan dan

    rasa tidak tentram yang biasanya dihubungkan dengan ancaman bahaya baik

    dari dalam maupun dari luar individu (Prawirohusodo, 1991).

    Allah berfirman,

    Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit

    ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan

    berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. AL-

    BAQOROH:155)

    Maksud dari tafsir QS. Al-Baqoroh ini adalah bahwa setiap orang

    akan diberikan ujian dengan sedikit ketakutan yang menimbulkan rasa

    kecemasan. Kecemasan merupakan gejala normal pada manusia dan disebut

    patologis bila gejalanya menetap dalam jangka waktu tertentu dan

    mengganggu ketentraman individu. Kecemasan apabila sudah memasuki

    tingkatan kecemasan sedang hingga berat sangat mengganggu homeostasis

  • 3

    dan fungsi individu, karena itu perlu segera dihilangkan dengan berbagai

    macam cara penyesuaian (Maramis, 2005).

    Kecemasan diidentifikasikan menjadi 4 tingkat yaitu ringan, sedang,

    berat dan panik (Stuart dan Laraia, 2000). Setiap individu mempunyai

    tingkat kecemasan berbeda hal ini ditandai dengan perbedaan integritas dan

    tingkatan keadaan yang ada. Karena setiap orang memiliki penyesuaian

    yang berbeda-beda sehingga tingkat kecemasan yang dihasilkan berbeda-

    beda. Bagi orang yang penyesuaiannya baik, maka kecemasan dapat diatasi.

    Namun berbeda bagi orang yang penyesuaian dirinya kurang baik, maka

    kecemasan dapat menghambat kegiatannya sehari-hari.

    Kecemasan dapat menyerang siapa saja, terutama orang yang biasa

    menghadapi tuntutan dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa pun rentan

    mengalami kecemasan, tuntutan sehari-hari yang dihadapi mahasiswa

    biasanya berupa perubahan lingkungan belajar, tugas, praktikum

    laboratorium dan ujian. Kecemasan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa,

    terutama kecemasan sedang hingga panik. Karena semakin tinggi level

    kecemasan maka cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi

    persepsi. Distorsi tersebut dapat mengganggu belajar dengan menurunkan

    kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat, mengganggu

    kemampuan menghubungkan satu hal dengan yang lain (Kaplan dan

  • 4

    Saddock, 2005). Manifestasi tersebut bisa membawa pengaruh pada prestasi

    belajar mahasiswa yang sedang aktif dalam proses belajar mengajar

    (Setyonegoro, 1991).

    Mahasiswa keperawatan merupakan seorang calon perawat

    professional yang akan melaksanakan asuhan keperawatan di Pelayanan

    kesehatan. Pada hasil penelitian Rizka (2009) dikatakan bahwa terdapat

    hubungan antara kecemasan dengan prestasi belajar pada remaja. Sebanyak

    33,3% remaja mengalami kecemasan sedang dan sebanyak 66,7%

    mengalami kecemasan ringan. Remaja yang mengalami kecemasan sedang

    cenderung mempunyai nilai prestasi belajar yang kurang baik dibandingkan

    dengan remaja yang mengalami kecemasan ringan.

    Salah satu metode belajar yang bisa menjadi pemicu kecemasan

    adalah skill lab Selain stresor psikososial, beragamnya metode pembelajaran

    di Program Studi Ilmu Keperawatan merupakan salah satu stresor pencetus

    kecemasan. Seperti yang dikatakan Cornell (2007), kecemasan akademik

    adalah hasil dari proses biokimia dalam tubuh dan otak yang meningkatkan

    dan membutuhkan perhatian, perubahan terjadi dalam respon terhadap

    situasi akademik, seperti menyelesaikan tugas-tugas di sekolah, diskusi di

    kelas atau ketika ujian.

  • 5

    Skill lab merupakan latihan dari pelayanan kesehatan yang

    memerlukan penerapan pengetahuan dan keterampilan keperawatan

    profesional. Seperti lazimnya metode pembelajaran, skill lab tindakan

    keperawatan biasanya akan diikuti evaluasi hasil belajar atau ujian skill lab

    tindakan keperawatan. Ujian skill lab pada sebagian mahasiswa sering

    dirasakan sebagai stresor yang dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan

    yang timbul pada saat ujian keterampilan keperawatan diperkirakan dapat

    mengganggu konsentrasi dan kemampuan dalam berpikir dan bertindak saat

    ujian. Sehingga hal ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai

    pada ujian tersebut.

    Berdasarkan pengalaman peneliti dan hasil wawancara dengan para

    mahasiswa keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta, baik yang semester IV (angkatan 2010), semester VI (angkatan

    2009), 8 dari 10 mahasiswa yang berhasil saya wawancara mengatakan

    cemas atau takut saat akan menghadapi ujian praktik, dan hal ini

    mempengaruhi saat mereka ujian, diantaranya tremor saat melakukan

    praktik, hilang konsentrasi dan gugup. Adapun karena fenomena dan hasil

    wawancara di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

    dengan judul : Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa

  • 6

    Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian di atas, karena pengaruh kecemasan dapat

    mempengaruhi hasil belajar dan konsentrasi mahasiswa saat ujian

    berlangsung, maka saya tertarik untuk meneliti tentang bagaimana

    gambaran tingkat kecemasan terhadap ujian praktik (skill lab) mahasiswa

    keperawatan di Fakultas UIN Syarif Hidayatullah.

    C. Pertanyaan Penelitian

    1. Bagaimanakah gambaran tingkat kecemasan yang dialami Mahasiswa

    Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta?

    D. Tujuan penelitian

    1. Tujuan Umum

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

    gambaran kecemasan mahasiswa Keperawatan saat menghadapi Ujian

    Skill lab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

    2013.

  • 7

    2. Tujuan Khusus

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

    tingkat kecemasan mahasiswa terhadap ujian skill lab PSIK UIN Jakarta

    melalui gejala-gejala psikologis yang timbul atau dirasakan mahasiswa

    saat menghadapi ujian skill lab tindakan keperawatan.

    E. Manfaat Keperawatan

    1. Pendidikan Keperawatan

    Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pendidik, gambaran

    tingkat kecemasan mahasiswa saat menghadapi ujian skill lab dan data

    dasar untuk pengembangan metode ujian skill lab keperawatan.

    2. Mahasiswa keperawatan

    Hasil penelitian ini sebagai gambaran respon kecemasan yang umumnya

    muncul ketika menghadapi ujian skill lab.

    3. Penelitian selanjutnya

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan

    untuk penelitian selanjutnya yang sifatnya lebih besar dan bermanfaat

    bagi kemajuan keperawatan.

    E. Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini melihat gambaran tingkat kecemasan Mahasiswa

    Keperawatan Universitas Islam sNegeri Syarif Hidayatullah saat

  • 8

    menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta Tahun 2013. Penelitian ini dilakukan di ruang lingkup laboratorium

    Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas kedokteran UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta tahun 2013. Penelitian menggunakan desain penelitian

    cross sectional dengan pendekatan kuantitatif.

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kecemasan

    1. Definisi

    Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin

    angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik (Trismiati,

    2004). Kecemasan merupakan ketakutan yang bercampur baur samar-samar dan

    berhubungan dengan perasaan ketidakpastian dan tidak berdaya, perasaan

    terisolasi, pengasingan dan kegelisahan. Kecemasan merupakan pengalaman yang

    menjengkelkan dimulai dari bayi dan berlanjut di sepanjang kehidupan (Stuart and

    Laraia, 2005).

    Kecemasan adalah ketakutan yang tidak jelas dan tidak sesuai dengan

    situasi (Comer,1992). Ansietas merupakan alat peringatan internal yang

    memberikan tanda bahaya pada individu. (Videbeck, 2005). Ansietas merupakan

    perasaan yang tidak menentu dan tidak jelas yang dihasilkan dari antisipasi

    adanya bahaya atau ancaman (Potter&Perry, 2005). Kecemasan adalah gangguan

    alam perasaan yang ditandai dengan ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam

    dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam realitas, kepribadian masih

    utuh, perilaku masih dalam batas normal (Hawari, 2001).

  • 10

    Kecemasan dan ketakutan memiliki komponen fisiologis yang sama tetapi

    kecemasan tidak sama dengan ketakutan. Penyebab kecemasan berasal dari dalam

    dan sumbernya sebagian besar tidak diketahui sedangkan ketakutan merupakan

    respon emosional terhadap ancaman atau bahaya yang sumbernya biasanya dari

    luar yang dihadapi secara sadar. Kecemasan dianggap patologis bila mana

    mengganggu fungsi sehari-hari, pencapaian tujuan, dan kepuasan atau kesenangan

    yang wajar (Maramis, 2005). Walaupun merupakan hal yang normal dialami

    namun kecemasan tidak boleh dibiarkan, karena lama kelamaan dapat menjadi

    neurosa cemas melalui mekanisme yang diawali dengan kecemasan akut, yang

    berkembang menjadi kecemasan menahun akibat represi dan konflik yang tak

    disadari. Adanya stress pencetus dapat menyebabkan penurunan daya tahan dan

    mekanisme untuk mengatasinya sehingga mengakibatkan neurosa cemas

    (Maramis, 2005).

    2. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

    Menurut (Stuart & Sundeen, 2008) ada 2 faktor yang mempengaruhi

    kecemasan :

    a. Faktor Predisposisi

    Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat

    menyebabkan timbulnya kecemasan, yang berupa ;

  • 11

    1) Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan

    berkaitan dengan krisis yang dialami individu.

    2) Konflik emosional yang dialami individu dan terselesaikan dengan

    baik.

    3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu

    berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.

    4) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidak berdayaan untuk mengambil

    keputusan.

    5) Gangguan fisik menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman

    terhadap integritas fisik yang mempengaruhi konsep diri.

    b. Faktor Presipitasi

    Faktor presipitasi adalah ketegangan dalam kehidupan yang dapat

    mencetuskan timbulnya kecemasan, yang dikelompokkan menjadi dua :

    1) Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ;

    Sumber internal : kegagalan mekanisme fisiologi system imun,

    regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (hamil).

    Sumber eksternal : paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan

    lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat

    tinggal.

  • 12

    2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal ;

    Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah

    dan tempat kerja, penyesuaian terhadap tempat baru.

    Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian,

    perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok.

    3. Jenis - Jenis Kecemasan

    Kecemasan pada dasarnya merupakan hal yang normal apabila terjadi pada

    taraf sedang, karena hal ini berguna membantu individu untuk mencapai hal

    yang terbaik dari tingkah laku. Kecemasan ini juga membantu individu untuk

    tetap waspada. Namun apabila kecemasan ini melebihi taraf sedang dan

    terjadi setiap saat, maka kecemasan ini akan bersifat patologis Menurut Hall

    dan Lindzey (2000) kecemasan itu ada tiga kecemasan realita, neurotik dan

    moral.

    a. Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia

    luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada

    ancaman nyata.

    b. Kecemasan neurotik adalah rasa takut instink akan keluar jalur dan

    menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang dapat membuatnya

    terhukum.

  • 13

    c. Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang

    yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila

    berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.

    4. Respon Kecemasan

    Menurut Stuart dan Laraia (2005), ada 2 macam respon yang dialami seseorag

    ketika mengalami kecemasan :

    a. Respon Fisiologis terhadap Kecemasan

    1) Kardio vaskuler Peningkatan tekanan darah, palpitasi, jantung berdebar,

    denyut nadi meningkat, tekanan nadi menurun, syock dan lain-lain.

    Respirasi ; napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik.

    2) Kulit: perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh

    tubuh, rasa terbakar pada muka, telapak tangan berkeringat, gatal-gatal.

    3) Gastrointestinal ; Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa terbakar di

    epigastrium, nausea, diare.

    4) Neuromuskuler ; Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip,

    insomnia, tremor, kejang, , wajah tegang, gerakan lambat.

    b. Respon Psikologis terhadap Kecemasan

    1) Perilaku; Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat dan tidak ada koordinasi,

    menarik diri, menghindar.

  • 14

    2) Kognitif; Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, mudah lupa, salah tafsir,

    bloking, bingung, lapangan persepsi menurun, kesadaran diri yang

    berlebihan, kawatir yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut kecelakaan,

    takut mati dan lain-lain.

    3) Afektif; Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat

    gelisah dan lain-lain.

    5. Tingkat Kecemasan

    Menurut (Stuart&Sundeen, 2002) mengidentifikasi tingkat kecemasan dapat

    dibagi menjadi :

    a. Kecemasan Ringan

    Kecemasan ini berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari

    dan menyebabkan seseorang menjadi waspada serta meningkatkan lahan

    persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan

    pertumbuhan serta kreativitas. Kecemasan ini normal dalam kehidupan

    karena meningkatkan motivasi dalam membuat individu siap bertindak.

    Stimulus dari luar siap diinternalisasi dan pada tingkat individu mampu

    memecahkan masalah secara efektif, misalnya seseorang yang menghadapi

    ujian akhir, individu yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih

    tinggi, atau pasangan dewasa yang akan memasuki jenjang pernikahan.

  • 15

    b. Kecemasan Sedang

    Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal

    yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang yang

    mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang

    lebih terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan

    meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi,

    lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal,

    kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada

    rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar,

    mudah lupa, marah dan menangis. Pada kondisi ini individu masih bisa

    belajar dari arahan orang lain. Stimulus dari luar tidak mampu diinternalisasi

    dengan baik, tetapi individu sangat memperhatikan hal-hal yang menjadi

    pusat perhatian.

    c. Kecemasan Berat

    Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi orang yang cenderung

    untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat

    berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi

    ketegangan. Seseorang memerlukan banyak pengarahan untuk dapat

    memusatkan pada suatu area lain. Lapang persepsi individu sangat sempit.

    Pusat perhatiannya pada detail yang kecil (spesifik) dan tidak berfikir tentang

  • 16

    hal-hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan

    perlu banyak perintah atau arahan untuk berfokus pada area lain misalnya

    individu yang mengalami kehilangan harta benda dan orang yang dicintai

    karena bencana alam, individu dalam penyanderaan. Manifestasi yang

    muncul pada tingkatan ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea,

    tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi

    menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri,

    dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak

    berdaya, bingung, disorientasi.

    d. Panik

    Panik Berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror karena

    mengalami kehilangan kendali. Individu yang mengalami panik tidak mampu

    melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Manifestasi terjadi pada

    keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis,

    pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yanng

    sederhana, berteriak, menjerit, menga;ami halusinasi dan delusi. Tingkat

    ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam

    waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian.

  • 17

    6. Rentang Respon Kecemasan

    Rentang respon kecemasan terdiri dari respon adaptif dan maladaptif. Respon

    adaptif seseorang menggunakan koping yang bersifat membangun

    (konstruktif) dalam mengatasi kecemasan berupa antisipasi. Respon

    maladaptif merupakan koping yang bersifat merusak (destruktif) dan

    disfungional seperti individu menghindari kontak dengan orang lain atau

    mengurung diri, tidak mau mengurus diri (Suliswati, 2005).

    Gambar : Rentang Respon Cemas (Stuart&Sundeen, 1998)

    7. Reaksi Kecemasan

    Kecemasan dapat menimbulkan reaksi konstruktif maupun destruktif bagi

    individu.

    a. Konstuktif : Individu termotivasi untuk belajar mengadakan perubahan

    terhadap perasaan tidak nyaman dan berfokus pada kelangsungan hidup.

    b. Destruktif : Individu bertingkah laku maladptif dan disfungsional.

    Adaptif Maladaptif

  • 18

    8. Gejala Kecemasan

    Keluhan dan gejala umum yang berkaitan dengan kecemasan dapat dibagi

    menjadi gejala somatik dan psikologis (Conley, 2006).

    a. Gejala somatik

    1) Keringat berlebih.

    2) Ketegangan pada otot skelet: sakit kepala, kontraksi pada bagian belakang

    leher atau dada, suara bergetar, nyeri punggung.

    3) Sindrom hiperventilasi: sesak nafas, pusing, parestesi.

    4) Gangguan fungsi gastrointestinal: nyeri abdomen, tidak nafsu makan,

    mual, diare, konstipasi.

    5) Iritabilitas kardiovaskuler: hipertensi, takikardi.

    6) Disfungsi genitourinaria: sering buang air kecil, sakit saat berkemih,

    impoten, sakit pelvis pada wanita, kehilangan nafsu seksual.

    b. Gejala psikologis

    1) Gangguan mood: sensitif sekali, cepat marah, mudah sedih.

    2) Kesulitan tidur: insomnia, mimpi buruk, mimpi yang berulang-ulang.

    3) Kelelahan, mudah capek.

    4) Kehilangan motivasi dan minat.

    5) Perasaan-perasaan yang tidak nyata.

  • 19

    6) Sangat sensitif terhadap suara: merasa tak tahan terhadap suara-suara yang

    sebelumnya biasa saja.

    7) Berpikiran kosong, tidak mampu berkonsentrasi, mudah lupa.

    8) Kikuk, canggung, koordinasi buruk. Tidak bisa membuat keputusan: tidak

    bisa menentukan pilihan bahkan untuk hal-hal kecil.

    9) Gelisah, resah, tidak bisa diam.

    10) Kehilangan kepercayaan diri.

    11) Kecenderungan untuk melakukan segala sesuatu berulang-ulang.

    12) Keraguan dan ketakutan yang mengganggu.

    13) Terus menerus memeriksa segala sesuatu yang telah dilakukan

    9. Mekanisme Koping

    Menurut Stuart dan Laraia (2005) mekanisme koping merupakan cara yang

    digunakan individu dalam menghadapi masalah, mengatasi perubahan yang

    terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.

    Mekanisme koping dibagi menjadi 2, yaitu :

    a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan

    berorientasi pada tindakan untuk memenuhi tuntutan secara realistik.

    Perilaku menyerang digunakan untuk menghilangkan dan mengatasi

    hambatan pemenuhan kebutuhan. Perilaku menyerang digunakan untuk

  • 20

    mengubah cara yang biasa dilakukan individu, mengganti tujuan atau

    mengorbankan aspek kebutuhan personal.

    b. Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi kecemasan ringan dan

    sedang. Tetapi karena mekanisme tersebut berlangsung secara relatif

    pada tingkat sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi realitas,

    maka mekanisme ini merupakan respon maladaptif terhadap stres.

    Beberapa mekanisme pertahanan atau koping oleh freud (dalam Semium

    2006) digunakan untuk melawan kecemasan antara lain adalah:

    1) Represi

    Pada terminologi Freud, represi adalah pelepasan tanpa sengaja sesuatu

    dari kesadaran (conscious). Pada dasarnya merupakan upaya penolakan

    secara tidak sadar terhadap sesuatu yang membuat tidak nyaman atau

    menyakitkan.

    2) Reaksi Formasi

    Reaksi formasi adalah bagaimana mengubah suatu impuls yang

    mengancam dan tidak sesuai serta tidak dapat diterima norma sosial

    diubah menjadi suatu bentuk yang lebih dapat diterima.

  • 21

    3) Proyeksi

    Proyeksi adalah mekanisme pertahanan dari individu yang menganggap

    suatu impuls yang tidak baik, agresif dan tidak dapat diterima sebagai

    bukan miliknya melainkan milik orang lain.

    4) Regresi

    Regresi adalah suatu mekanisme pertahanan saat individu kembali ke masa

    periode awal dalam hidupnya yang lebih menyenangkan dan bebas dari

    frustasi dan kecemasan yang saat ini dihadapi.

    5) Rasionalisasi

    Rasionalisasi merupakan mekanisme pertahanan yang melibatkan

    pemahaman kembali perilaku kita untuk membuatnya menjadi lebih

    rasional dan dapat diterima oleh kita.

    6) Pemindahan

    Suatu mekanisme pertahanan dengan cara memindahkan impuls terhadap

    objek lain karena objek yang dapat memuaskan Id tidak tersedia.

    7) Sublimasi

    Berbeda dengan displacement yang mengganti objek untuk memuaskan Id,

    sublimasi melibatkan perubahan atau penggantian dari impuls Id itu

    sendiri. Energi instingtual dialihkan ke bentuk ekspresi lain, yang secara

    sosial bukan hanya diterima namun dipuji.

  • 22

    8) Isolasi

    Isolasi adalah cara kita untuk menghindari perasaan yang tidak dapat

    diterima dengan cara melepaskan mereka dari peristiwa yang seharusnya

    mereka terikat, merepresikannya dan bereaksi terhadap peristiwa tersebut

    tanpa emosi.

    10. Alat Ukur Kecemasan

    Kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrumen

    Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), Analog Anxiety Scale, Zung Self-

    Rating Anxiety Scale (ZSAS), dan Trait Anxiety Inventory Form Z-I (STAI

    Form Z-I) (Kaplan & Saddock, 1998).

    ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale)

    Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah penilaian kecemasan

    pada pasien dewasa yang dirancang oleh William W.K.Zung (1997),

    dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam diagnostic and

    Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-II). Terdapat 20

    pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4 (1: tidak pernah, 2:

    kadang-kadang, 3: sebagaian waktu, 4: hampir setiap waktu). Terdapat 15

    pertanyaan ke arah peningkatan kecemasan dan 5 pertanyaan ke arah

    penurunan kecemasan (Zung Self-Rating Anxiety Scale dalam Ian

    mcdowell, 2006).

  • 23

    Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain :

    Skor 20-44 : normal/tidak cemas

    Skor 45-59 : kecemasan ringan

    Skor 60-74 : kecemasan sedang

    Skor 75-80 : kecemasan berat

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen Zung Self-Rating

    Anxiety Scale (ZSAS), yang merupakan instrumen yang dirancang untuk

    meneliti tingkat kecemasan secara kuantitatif, kemudian dilakukan

    beberapa modifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian misalnya, dengan

    memasukan judul, data demografi maupun conditioning. Instrumen ZSAS

    dikembangkan oleh William W.K Zung (1997).

    B. Skill lab

    1. Definisi

    Skill lab merupakan keterampilan medik laboratorium yang telah berdiri

    sejak jauh sebelum dimulainya sistem pendidikan belajar berdasarkan masalah

    atau Problem Based Learning (PBL) pada tahun 1992. Skill lab pada waktu itu

    berperan dalam mempersiapkan calon-calon perawat untuk memasuki masa

    pendidikan klinik, yaitu belajar praktik terhadap pasien di rumah sakit

    pendidikan maupun di Rumah Sakit elit dan pelayanan primer lainnya. Dapat

    dibayangkan bagaimana perawat, setelah 4 tahun belajar dari buku teks, jurnal-

  • 24

    jurnal, perkuliahan dan praktikum di Laboratorium harus segera beradaptasi

    dengan lingkungan belajar di Rumah Sakit dan Puskesmas, dimana mereka

    akan langsung berhadapan dengan pasien. Ketrampilan fisik diagnostik serta

    bagaimana cara menyuntik dan memasang infus menjadi kebutuhan yang amat

    mendesak saat itu, dalam suatu program yang disebut Kepaniteraan Umum

    (Panum).

    Menurut Schewerr (1972) laboratorium adalah tempat dimana peserta didik

    menggunakan pendekatan pemecahan masalah untuk mengembangkan

    berbagai masalah untuk mengembangkan berbagai teknik dalam mengontrol

    lingkungan belajar. Laboratorium dapat diadakan dikelas maupun di Klinik

    atau Komunitas.

    Infante (1985) membedakan antara skill lab dengan pra klinik, yaitu pada skill

    lab peserta didik tidak ada kontak dengan klien. Sedangkan pada pra klinik,

    peserta didik melakukan kontak langsung dengan klien sehingga pembelajaran

    praktikum dapat memberikan pengalaman nyata bagi peserta didik.

    Cook dan Hill (1985) menggambarkan pembelajaran praktikum keperawatan

    sebagai sistem pembelajaran keterampilan yang menekankan pada praktik

    terbimbing dan sistem pembelajaran melibatkan serangkaian audio visual dan

    teknologi komputerisasi.

  • 25

    2. Konsep Pengembangan dan Implementasi

    Ilmu pendidikan keperawatan dalam perkembangannya menjelaskan bahwa

    proses belajar ketrampilan medik yang amat singkat dan tidak sistematis

    menghambat penguasaan kompetensi untuk dapat bertahan lama. Dengan

    demikian selain ilmu pengetahuan yang telah didapat dari kuliah, mahasiswa

    keperawatan selayaknya juga mendapatkan kesempatan berlatih ketrampilan

    medik sejak dari tahun pertama pendidikannya. Skill lab pada prinsipnya bukan

    hanya sekedar learning resources, melainkan mempunyai fungsi dan manfaat

    yang jauh lebih kompleks dari itu. Di skill lab-lah seluruh kompetensi

    mahasiswa keperawatan yang didapat melalui berbagai pengalaman belajar

    seperti Tutorial, Kuliah, Kunjungan Lapangan, dan belajar mandiri,

    diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses penalaran klinik. Melalui

    Skill lab pula mahasiswa akan belajar melakukan level shows how pada

    Millers Pyramid sesuai prinsip di pendidikan keperawatan: When I see I

    forget, when I hear I remember, when I do I understand.

    3. Sarana Pendukung Proses Belajar Mengajar di Skill lab

    Ketrampilan medik yang diajarkan di Skill lab saat ini meliputi ketrampilan

    Komunikasi PerawatPasien, Pemeriksaan Fisik Diagnostik, dan berbagai

    Prosedur Klinik. Mahasiswa tidak hanya belajar APA, tetapi juga MENGAPA

    & KAPAN dan BAGAIMANA ketrampilan itu dilakukan (melalui proses

  • 26

    clinical reasoning yang bertahap dan sistematis). Metode belajar yang

    digunakan adalah role-play, learning from mannequins, and learning from

    simulated patients. Boneka, teman sendiri, maupun pasien simulasi adalah

    GURU bagi kita semua. Dengan demikian sejak dari awal pendidikannya,

    penggunaan Skill lab adalah bukan sebagai simulasi, bukan pula proses pura-

    pura. Meskipun masih diperkenankan melakukan kesalahan, semua

    dilaksanakan dengan proses penalaran klinik sesuai tingkat perkembangan

    mahasiswa. Skill lab dalam perkembangannya harus mampu menjadi sebuah

    Laboratorium ideal yang mendekati kehidupan yang sebenarnya (Life-like

    education).

    Peralatan yang tersedia di Skill lab diusahakan untuk mendekati situasi

    sebenarnya di rumah sakit. Beberapa peralatan medis dan boneka dapat

    mencapai harga yang amat tinggi. Untuk mewujudkan sarana belajar mengajar

    yang sesuai dengan teknologi mutakhir, maka instruktur maupun mahasiswa

    dituntut menguasai konsep dasar suatu ketrampilan dengan optimal.

    4. Peran Skill lab dalam Pelaksanaan Sistim Pembelajaran Berbasis Komptensi

    Dalam kurikulum berbasis kompetensi, jelas bahwa keberadaan Skill lab amat

    vital dalam menunjang kompetensi mahasiswa. Selama ini para Tutor menilai

    bahwa mahasiswa amat aktif selama proses diskusi, bahkan mencapai tingkat

    pengetahuan yang lebih tinggi dari tutornya. Namun demikian hal yang sama

  • 27

    belum tampak di dalam penguasaan ketrampilan medik, seperti yang

    diungkapkan oleh para instruktur. Tentu saja mahasiswa sebagai pemula tidak

    akan begitu saja menjadi seorang ahli, seperti instruktur. Perlu waktu bertahun-

    tahun dan berbagai pengalaman variasi kasus untuk mencapai seorang ahli.

    Dengan demikian dapat dibayangkan, tanpa Skill lab, mahasiswa tidak

    mempunyai kesempatan berlatih ketrampilan medik dengan diberikan umpan

    balik, sesuai kompetensinya. Dalam KBK, konten materi ketrampilan medik

    disesuaikan dengan konten blok yang sedang berjalan. Dengan demikian proses

    belajar mengajar di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diharapakan

    mencapai hasil yang optimal.

    Saat ini Skill lab memiliki anggota Tim materi ketrampilan medik yang

    bertanggung jawab terhadap konten masing-masing ketrampilan klinik.

    5. Strategi pembelajaran Praktikum

    Strategi pembelajaran praktikum dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tentang

    proses PBP dalam mempersiapkan peserta didik melakukan pembelajaran

    klinik dan tentang penjabaran rancangan pembelajaran instruksional.

    6. Proses Pembelajaran Praktikum

    Proses pembelajaran praktikum dikaitkan dengan pembelajaran klinik dapat

    dilihat pada siklus pembelajaran klinik (clinical learning cycle, White, 1992).

    Berdasarkan model pembelajaran praktik klinik tersebut, dapat digambarkan

  • 28

    bahwa pembelajaran laboratorium (praktikum) memperkuat teori-teori/

    pengetahuan yang telah didapatkan peserta didik melalui pengalaman belajar

    lain, misalnya pengalaman belajar ceramah (PBC). Pada pembelajaran

    praktikum terjadi proses aplikasi berbagai konsep dari komponen teori dalam

    paktik klinik dan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mendapat

    kemampuan baik sikap, tingkah laku, pengetahuan dan ketrampilan dasar

    profesional sebagai persiapan melakukan pembelajaran klinik di Lingkungan

    yang sebenarnya.

    7. Desain Instruksional Pembelajaran praktikum

    Desain instruksional merupakan rancangan pembelajaran untuk mencapai

    tujuan pendidikan pada tingkat instruksional. Komp (1977) mengembangkan

    desain instruksional tersebut menjadi delapan bagian yang merupakan proses

    fleksibel dan interdependen serta konsisten. Goals, topics, and general

    purposes merupakan bagian yang meliputi kegiatan berikut ini.

    1. Identifikasi tujuan mencakup sosial/masyarakat, peserta didik, dan area

    subjek.

    2. Memilih topik utama.

    3. Membuat daftar tujuan yang dirumuskan menggunakan taksonomi.

    Karakteristik peserta didik dapat dilihat dari faktor-faktor dibawah ini :

  • 29

    1. Faktor akademik : jumlah peserta didik, latar belakang pendidikan, tingkat

    intelegensi, motivasi, dan kebiasaan belajar.

    2. Faktor sosial : usia, maturitas, tempramen, hubungan di antara peserta

    didik, dan situasi sosial ekonomi.

    3. Kondisi belajar (Dunn, 2007) : lingkungan emosional, sosial, dan

    fisiologis peserta didik.

    4. Cara belajar/gaya belajar : gaya setiap orang unik berpengaruh dalam

    merencanakan strategi pembelajaran adalah sebagai berikut.

    Pembelajaran individual : perlu data setiap peserta didik untuk

    menyeleksi alternatif aktivitas dan sumber belajar yang sesuai.

    Pembelajaran kelompok : perlu karakteristik akademik dan sosial

    peserta didik tentang rata-rata kemampuan, ketertarikan, dan tingkat

    kebutuhan.

  • 30

    B. Kerangka Teori

    Teori Kecemasan

    Teori stress adaptasi Stuart dan Suddent model adaptasi berhubungan dengan

    kecemasan (1998)

    Antisipasi ringan sedang berat panik

    Faktor Predisposisi

    Psikoanalisa, interpersonal, behavior, keluarga, biologi

    Faktor prespitasi

    Integritas fisik

    System self esteem

    Kekuatan koping

    Mekanisme koping

    Penilaian stressor

    Reaksi beorientasi tugas

    Destruktif Konstruktif

    Adaptif Maladaptif

    Mekanisme pertahanan ego

  • 31

    Keterangan :

    Gejala yang biasanya mucul pada masing-masing kecemasan antara lain :

    Kecemasan ringan

    1. Persepsi dan perhatian meningkat, waspada

    2. Mampu mengatasi situasi bermasalah

    3. Dapat mengatakan pengalaman masa lalu, saat ini dan masa mendatang,

    menggunakan belajar, dapat memvalidasi secara konsensual, merumuskan

    makna

    4. Ingin tahu, mengulang pertanyaan

    5. Kecenderungan untuk tidur

    Kecemasan sedang

    1. Persepsi agak menyempit, secara selektif tidak perhatian tetapi dapat

    mengarahkan perhatian.

    2. Sedikit lebih sulit untuk konsentrasi, belajar menuntut upaya lebih.

    3. Memandang pengalaman ini dengan masa lalu.

    4. Dapat gagal untuk mengenali sesuatu apa yang terjadi pada situasi, akan

    mengalami beberapa kesulitan dalam beradaptasi dan menganalisa.

    5. Perubahan suara atau ketinggian suara.

    6. Peningkatan frekuensi pernafasan dari jantung.

    7. Tremor, gemetar

  • 32

    Kecemasan berat

    1. Persepsi sangat berkurang/berfokus pada hal-hal detail, tidak dapat

    berkonsentrasi lebih bahkan ketika diinstruksikan untuk melakukannya.

    2. Belajar sangat terganggu, sangat mudah mengalihkan perhatian, tidak mampu

    untuk memahami situasi saat ini.

    3. Memandang pengalaman saat ini dengan arti masa lalu, hampir tidak mampu

    untuk memahami situasi ini.

    4. Berfungsi secara buruk, komunikasi sulit dipahami.

    5. Hiperventilasi, takhikardi, sakit kepala, pusing, mual.

    Kecemasan panik

    1. Persepsi yang menyimpang, fokus pada hal yang tidak jelas.

    2. Belajar tidak dapat terjadi.

    3. Tidak mampu untuk mengikuti, dapat berfokus hanya pada hal saat ini, tidak

    mampu melihat atau memahami situasi, hilang kemampuan mengingat.

    4. Tidak mampu berpikir, biasanya aktifitas motorik meningkat atau respon yang

    tidak dapat diperkirakan bahkan pada stimuli minor, komunikasi yang tidak

    dapat dipahami.

    5. Muntah, perasaan mau pingsan.

  • 33

    Kerangka Teori :

    Bagan 2.3 kecemasan ( Stuart & Laraia, 2000. Dan teori belajar.)

    Faktor Predisposisi

    Kecemasan

    - Psikoanalisa

    - Interpersonal

    - Behaviour

    - Keluarga

    - Biologi

    Faktor Precipitasi

    - Gangguan

    intergritas fisik

    - Sistem self ested

    Karakterisitik responden

    - Usia

    - Jenis kelamin

    - Tingkat semester

    Mahasiswa

    keperawatan

    yang

    menghadapi

    ujian

    Teori belajar :

    Skill lab

    Ujian Skill lab

    Kecemasan

    Respon fisiologi

    dan Psikologi

    Gambaran

    kecemasan

  • 34

    BAB III

    KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

    Bedasarakan latar belakang dan tujuan penelitian Gambaran Tingkat Kecemasan

    Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negri Syarif

    Hidayatullah Jakarta saat menghadapi Ujian Skill lab keperawatan di Universitas

    Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 maka kerangka konsep yang

    peneliti gunakan untuk menilai kecemasan mahasiswa sebagai berikut

    Bagan 3.1 Kerangka Konsep

    Gambaran tingkat kecemasan

    mahasiswa meliputi respon

    psikologis Perilaku, Kognitif,

    afektif .

  • 35

    3.2 DefinisiOperasional

    NO Variabel Definisi Cara Ukur Alat

    Ukur

    Hasil Ukur Skala

    Ukur

    1 Kecemasan Perasaan

    terancam dan

    stressfull, yang

    disebabkan oleh

    ujian skill lab

    Wawancara

    dengan

    menggunakan

    kuisioner

    sebagai alat

    ukur respon

    kecemasan.

    Kuesioner

    Zung Self

    Anxiety

    Scale

    (ZSAS)

    Tidak cemas

    (20-40)

    Cemas ringan

    (41-60)

    Cemas

    sedang (61-

    80)

    Cemas berat

    (81-100)

    Ordinal

  • 36

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan

    desain penelitian Cross Sectional. Desain tersebut dipilih oleh peneliti dengan

    pertimbangan waktu yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, relatif murah namun

    tetap dapat menjelaskan variabel yang diteliti.

    B. Tempat Dan Waktu Penelitian

    1. Tempat penelitian

    Penelitian dilaksanakan di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada bulan April tahun 2013.

    C. Populasi Dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Keperawatan semester 4 dan 6

    Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta .

  • 37

    2. Sampel

    Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi siswa Universitas Islam

    Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sampel diambil secara simple random

    sampling.

    3. Besar Sampel

    Perhitungan besar sampel penelitian dengan menggunakan rumus.

    Estimasi

    Keterangan :

    TK = 95%

    = 5%

    P = 50%

    d = 15%

    n = 43 responden

    10% nya = 4 responden

    Total = 47 responden

  • 38

    D. Kriteria Sampel

    Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian adalah mahasiswa yang

    menghadapi ujian skill lab.

    E. Instrumen Penelitian

    Instrument penelitian berupa kuesioner yang berisikan pertanyaan respon dan

    tingkatan kecemasan.

    1. Kuesioner

    Kuesioner yang digunakan untuk wawancara dengan responden tentang respon

    dan tingkat kecemasan menghadapi ujian Praktik adalah kuisioner ZSAS yang

    disusun berdasarkan tujuan literature dan dikembangkan berdasarkan gejala

    kecemasan dalam diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-

    II). Yang sudah diukur validitas dan reabilitas oleh William W.K.Zung.

    F. Prosedur Pengumpulan Data

    Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian melalui beberapa tahap

    yaitu:

    1. Menyelesaikan kelengkapan administrasi seperti surat izin penelitian dari

    Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Menentukan calon responden dari undian calon responden penelitian.

    3. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk ditandatangani

    oleh calon responden apabila setuju menjadi subjek penelitian.

  • 39

    4. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian

    kuesioner.

    5. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti

    apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.

    6. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.

    7. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada

    peneliti untuk diperiksa.

    G. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

    Salah satu Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

    Untuk mendapatkan data yang valid dan realibel maka kuesioner tersebut harus

    diuji validitas dan reabilitas. Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian,

    terlebih dahulu kuesioner dilakukan uji validitas dengan rumus Pearson Product

    Moment dan dicari reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach.

    Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar- benar

    mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

    kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

    tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa item pertanyaan yang dapat secara

    tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut. Uji ini dilakukan dengan

    menghitung korelasi antara masingmasing skor item pertanyaan dari tiap variabel

    dengan total skor variabel tersebut. Uji validitas menggunakan korelasi Product

  • 40

    Moment dari Pearson. Suatu instrument dikatakan valid atau sahih apabila korelasi

    tiap butiran memiliki nilai positif dan nilai t hitung > t tabel (Hidayat, 2008).

    Reabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

    dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil

    pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

    terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.

    Pengukuran reabilitas menggunakan bantauan software computer dengan rumus

    Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha

    Cronbach> 0,60 (Hidayat, 2008).

    H. Teknik Analisis Data

    1. Langkah Analisis Data

    Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan

    mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh

    digunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian

    hipotesis (Hidayat, 2007). Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-

    langkah yang harus ditempuh, diantaranya :

    a. Editing

    Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data atau formulir

    kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

    tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

  • 41

    b. Coding

    Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

    yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila

    pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.Biasanya dalam

    pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code

    book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu

    variabel.

    c. Entry data

    Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam

    master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi

    sederhana atau bisa dengan membuat tabel kontingensi.

    d. Processing data

    Setelah semua isian kuesioner tersisi penuh dan benar, dan juga data sudah

    dikoding, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dianalisis.

    Proses pengolahan data dilakukan dengan cara memindahkan data dari

    kuesioner ke paket program komputer pengolahan data statistik.

    e. Cleaning data

    Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah di-

    entry, apakah ada kesalahan atau tidak.Kesalahan mungkin terjadi pada saat

    meng-entry data ke komputer.

  • 42

    I. Analisa Data

    1. Analisis Univariat

    Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variable gambaran

    tingkat kecemasan dan respon psikologis dalam bentuk proporsi atau rasio.

    J. Etika Penelitian

    Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting

    dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung

    dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2007).

    Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

    1. Informed Consent

    Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

    responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.Informed consent

    tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

    persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan dari Informed consent adalah

    agar subjek mengerti maksud, tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya.

    Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.

    Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormatinya.

  • 43

    2. Anonimity (tanpa nama)

    Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan

    dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

    mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan

    kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

    3. Kerahasiaan (confidentiality)

    Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

    kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

    Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

    peneliti.

    Etika penelitian bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identitas responden,

    melindungi dan menghormati hak responden dengan mengajukan surat

    pernyataan persetujuan (informed consent). Sebelum menanda tangani surat

    persetujuan, peneliti menjelaskan judul penelitian, tujuan penelitian, manfaat

    penelitian dan menjelaskan kepada responden bahwa penelitian tidak akan

    membahayakan bagi responden. Peneliti akan menjamin kerahasian identitas

    responden, dimana data-data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk

    kepentingan penelitian dan apabila telah selesai maka data tersebut akan

    dimusnahkan.

  • 44

    BAB V

    HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Tempat Penelitian

    1. Gambaran Umum Program Studi Ilmu Keperawatan

    a. Profil Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Ilmu

    Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Program studi Ilmu Keperawatan bertujuan untuk menghasilkan lulusan

    berkualitas yang dapat menjadi tenaga ahli terampil di bidang

    keperawatan, beriman dan bertaqwa, berintegritas tinggi, berwawasan

    luas, dan profesional, berdasarkan relevansi dan kebutuhan pasar melalui

    peningkatan kualitas penelitian dan pendidikan serta berperan serta

    dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Gelar Akademik yang

    diperoleh adalah Sarjana Keperawatan (S.Kep).

    b. Visi dan Misi

    Visi

    Mewujudkan program studi ilmu keperawatan sebagai program studi

    terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan, keperawatan,

    keislaman, dan keIndonesian

    Misi

  • 45

    1. Menyelenggarakan pendidikan ners yang mengintegrasikan keislaman

    dan keperawatan

    2. Mengembangkan pusat ilmu keperawatan yang berlandaskan

    keislaman

    3. Mengembangkan etika ilmu yang didasarkan pada kaidah keislaman

    dalam pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan

    4. Memberikan kontribusi dalam pembangunan karakteristik bangsa

    5. Memberikan kontribusi dalam pengembangan profesi keperawatan

    c. Tujuan

    Menghasilkan profesi Ners (Ns) dengan kualifikasi akademik Sarjana

    Keperawatan (SKep) yang beriman dan bertaqwa, berintegritas tinggi,

    mempunyai keunggulannang kompetetitif dalam persaingan global serta

    mampu mengintegrasikan ilmu keperawatan dan ilmu pengetahuan

    keislaman sehingga mampu berkontribusi dalam peningkatan kualitas

    derajat kesehatan bangsa Indonesia.

    Tujuan khusus

    1. Memiliki sikap profesional dan Islami

    2. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan

    3. Mampu mengelola pelayanan keperawatan di ruang rawat inap

    4. Mampu melaksanakan penelitian sederhana

  • 46

    5. Mampu berperan sebagai pendidik tenaga keperawatan yang berada di

    ruang lingkup tanggung jawabnya

    d. Kompetensi

    Kompetensi lulusan Program Studi ilmu keperawatan di FKIK

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Kompetensi Dasar

    1. Mampu memahami dan menerapkan nilai nilai Keislaman

    2. Mampu menjadi warga negara Indonesia yang baik

    3. Mampu menggunakan bahasa Arab secara pasif.

    4. Mampu menggunakan bahasa Inggris secara pasif dan aktif

    5. Mampu mengintegrasikan ilmu fiqih dalam keperawatan

    6. Mampu melakukan Praktek ibadah dan qiroah.

    B. Analisa Univariat

    1. Gambaran Usia Responden di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Tabel 5.1

    Distribusi Frekuensi Usia Responde Program Studi Ilmu

    Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Tahun 2013

    Usia Jumlah Persentase (%)

    18 1 2,2

    19 7 15,2

    20 22 47,8

  • 47

    21 12 26,1

    22 4 8,7

    Jumlah 46 100

    Berdasarkan tabel 5.1 dari hasil analisis gambaran usia responden tentang

    Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill

    Lab di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan bahwa sebanyak 1 responden

    (2,2%) usia 18 tahun , 7 responden (15,2%) berusia 19 tahun, 22

    responden (47,8%) berusia 20 tahun, sebanyak 12 responden (26,2%)

    berusia 21 tahun dan 4 responden (8,7%) berusia 22 tahun.

    2. Gambaran Jenis Kelamin Responden di Program Studi Ilmu

    Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Tabel 5.2

    Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin di Program Studi Ilmu

    Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

    Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

    Laki-laki 12 26,1

    Perempuan 34 73.9

    Jumlah 46 100

  • 48

    Berdasarkan tabel 5.2 dari hasil analisis gambaran jenis kelamin

    responden tentang Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat

    menghadapi ujian Skill Lab di Program Studi Ilmu Keperawatan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013 didapatkan

    bahwa sebanyak 34 responden (73,9%) perempuan, 12 responden

    (26,1%) laki-laki.

    3. Gambaran Tingkat Semester Responden Program Studi Ilmu

    Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Tabel 5.3

    Distribusi Frekuensi Semester Responden Program Studi Ilmu

    Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013.

    Semester Jumlah Persentase (%)

    Empat 16 34,8

    Enam 29 63

    Delapan 1 2,2

    Jumlah 46 100

    Berdasarkan tabel 5.3 dari hasil analisis gambaran tingkat semester

    responden tentang Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat

    menghadapi ujian Skill Lab di Program Studi Ilmu Keperawatan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan

  • 49

    bahwa sebanyak 16 responden (34,8%) semester empat, 29 responden

    (63%) semester enam, dan 1 responden (2,2%) semester delapan.

    4. Gambaran Tingkat Kecemasan Responden Program Studi Ilmu

    Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Tabel 5.4

    Distribusi Frekuensi Tingkat KecemasanResponden Program Studi

    Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Tingkat Kemasan Jumlah Persentase (%)

    Tidak Cemas 21 45,7

    Cemas Ringan 22 50,3

    Cemas Sedang 3 4

    Cemas Berat 0 0

    Jumlah 46 100

    Berdasarkan tabel 5.4 dari hasil analisis responden tentang Gambaran

    Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab di

    Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan bahwa sebanyak 21 responden

    (45,7%) tidak cemas, 22 responden (50,3%) cemas ringan, 3

    responden(4%) cemas sedang dan 0 responden (0%) atau tidak ada

    responden yang mengalami cemas berat.

  • 50

    5. Gambaran Tingkat Kecemasan dengan Tingkat Semester Responden

    Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Tabel 5.5

    Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan dengan Tingkat Semester

    Responden Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta

    Semester Tingkat kecemasan

    Tidak cemas Cemas ringan Cemas sedang

    N % N % N %

    Empat 6 37,5 9 56,2 1 6,2

    Enam 15 51,7 13 44,8 1 3,4

    Delapan 0 0 1 100 0 0

    Berdasarkan tabel 5.5 dari hasil analisis responden tentang Gambaran

    Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab di

    Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan bahwa mahasiswa semester empat

    yang tidak cemas sebanyak 6 responden (37,5), cemas ringan sebanyak 9

    orang (56,2%), dan cemas sedang sebanyak 1 orang (6,2%). Sedangkan

    mahasiswa semester enam yang tidak cemas sebanyak 15 orang (51,7%),

    cemas ringan sebanyak 13 orang (44,8%) dan cemas sedang sebanyak 1

    orang (3,4%). Mahasiswa semester 8 hanya 1 orang, mengalami cemas

    sedang.

  • 51

    6. Gambaran Tingkat Kecemasan dengan Jenis Kelamin Responden

    Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Tabel 5.6

    Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan dengan Jenis Kelamin

    Responden Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta

    Jenis

    Kelamin

    Tingkat kecemasan

    Tidak cemas Cemas ringan Cemas sedang

    N % N % N %

    Perempuan 12 27,2 30 68,1 2 4,7

    Laki-laki 9 75 3 25 0 0

    Berdasarkan tabel 5.6 dari hasil analisis responden tentang Gambaran

    Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab di

    Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan bahwa mahasiswa perempuan

    yang tidak cemas sebanyak 12 responden (27,2%), cemas ringan

    sebanyak 30 orang (60,1%), dan cemas sedang sebanyak 2 orang (4,7%).

    Sedangkan mahasiswa laki-laki yang tidak cemas sebanyak 9 orang

    (75%), cemas ringan sebanyak 3 orang (25%) dan cemas sedang

    sebanyak 0 orang (0 %).

  • 52

    BAB VI

    PEMBAHASAN

    A. Analisa Univariat

    1. Gambaran Karakteristik Responden di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    a. Usia Responden

    Berdasarkan dari hasil analisis gambaran usia responden tentang

    Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab

    di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan bahwa sebanyak 1 responden

    (2,2%) usia 18 tahun , 7 responden (15,2%) berusia 19 tahun, 22

    responden (47,8%) berusia 20 tahun, sebanyak 12 responden (26,2%)

    berusia 21 tahun dan 4 responden (8,7%) berusia 22 tahun.

    b. Jenis Kelamin

    Berdasarkan hasil analisis gambaran jenis kelamin responden tentang

    Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab

    di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta 2013 didapatkan bahwa sebanyak 34 responden

    (73,9%) perempuan, 12 responden (26,1%) laki-laki.

  • 53

    c. Tingkat Semester

    Berdasarkan hasil analisis gambaran tingkat semester responden tentang

    Gambaran Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab

    di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan bahwa sebanyak 16 responden

    (34,8%) semester empat, 29 responden (63%) semester enam, dan 1

    responden (2,2%) semester delapan

    2. Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa

    Berdasarkan tabel 5.3 dari hasil analisis responden tentang Gambaran

    Tingkat kecemasan Mahasiswa saat menghadapi ujian Skill Lab di

    Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta 2013, didapatkan bahwa sebanyak 21 responden

    (45,7%) tidak cemas, 22 responden (50,3%) cemas ringan, 3 responden

    (4%) cemas sedang dan 0 responden (0%) atau tidak ada responden yang

    mengalami cemas berat.

    Menurut Cornell (2007), kecemasan akademik adalah hasil dari proses

    biokimia dalam tubuh dan otak yang meningkatkan dan membutuhkan

    perhatian. Perubahan terjadi dalam respon terhadap situasi akademik,

    seperti menyelesaikan tugas-tugas di sekolah, diskusi di kelas atau ketika

  • 54

    ujian. OConnor (2008), membagi gejala-gejala kecemasan akademik

    menjadi 2, yaitu berat dan ringan.

    Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanan

    diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi

    sesuatu yang mengancam dan berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam

    situasi semacam itu memberi isyarat kepada makhluk hidup agar

    melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindar atau

    mengurangi bahaya atau ancaman. (Anwar 2007). Menjadi cemas pada

    tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk

    mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila kecemasan ini

    berlebihan dan tidak sebanding dengan situasi , hal itu dianggap sebagai

    hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis. (Anwar 2007).

    Tingkat kecemasan ringan yang dialami oleh responden menurut Stuart

    (2001) berhubungan dengan ketegangan yang dialami dalam kehidupan

    sehari-hari sebagai dampak adanya stressor dari luar, dan Kecemasan ini

    meningkatkan lapangan persepsi, dapat memotivasi belajar, dan

    menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

    Secara umum rasa cemas dimiliki oleh setiap individu, kecemasan

    merupakan respon yang paling umum yang menyatakan kondisi

    waspada dan mendorong siswa untuk melakukan aktivitasnya secara

  • 55

    kreatif. Pada tingkat kecemasan yang sedang, persepsi individu lebih

    memfokuskan hal yang penting saat itu saja dan mengesampingkan hal

    yang lainnya. Pada tingkat kecemasan berat/tinggi, persepsi individu

    menjadi turun, hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan

    yang lainnya, sehingga individu tidak dapat berpikir dengan tenang.

    Fenomena sangat cemas dalam menghadapi ujian pada siswa, sudah

    tentunya dapat menghambat tujuan belajar yang ingin dicapai oleh

    mahasiswa. Kecemasan menghadapi ujian dipicu oleh kondisi pikiran,

    perasaan dan perilaku motorik yang tidak terkendali. Manifestasi kognitif

    yang tidak terkendali menyebabkan sspikiran menjadi tegang, manifestasi

    afektif yang tidak terkendali mengakibatkan timbulnya perasaan akan

    terjadinya hal buruk, dan perilaku motorik yang tidak terkendali

    menyebabkan mahasiswa menjadi gugup dan gemetar saat menghadapi

    ujian, khususnya ujian akhir semester.

    B. Keterbatasan Hasil Penelitian

    Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross sectional, yang memiliki

    kelemahan rawan terhadap bias, karena pada rancangan ini peneliti

    mengobservasi variabel tingkat kecemasan menggunakan responden dengan

    tingkat semester yang berbeda, empat, enam dan delapan. Hal ini akan

    memunculkan hasil yang berbeda. Pada penelitian ini, jenis ujian skill lab

  • 56

    yang dihadapi mahasiswa juga berbeda, sehingga akan memunculkan hasil

    gambaran yang berbeda tentang tingkat kecemasan.

    Adapun kendala yang dihadapi peneliti yaitu penolakan untuk diminta

    menjadi responden diperkirakan karena responden memiliki kecemasan yang

    tinggi dan kesiapan yang kurang. Lalu waktu pengambilan sample yang

    menjadi kendala karena harus menunggu saat ujian akan berlangsung baru

    dapat dilaksanakannya penelitian. Ada nya perkuliahan sebelum ujian yang

    menyebabkan peneliti harus mengatur waktu dan melakukan penelitian

    secara cepat agar tidak mengganggu saat ujian.

  • 57

    BAB VII

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

    1. Sebanyak (45,7%) mahasiswa tidak cemas, (50,3%) mengalami cemas ringan,

    (4%) cemas sedang dan tidak ada responden yang mengalami cemas berat.

    2. Gambaran data demografi dengan kecemasan yaitu:

    a. Berdasarkan jenis kelamin, bahwa sebanyak 34 responden (73,9%)

    perempuan, 12 responden (26,1%) laki-laki.

    b. Berdasarkan tingkat semester, didapatkan bahwa sebanyak 16 responden

    (34,8%) semester empat, 29 responden (63%) semester enam, dan 1

    responden (2,2%) semester delapan

    B. SARAN

    1. Pendidikan Keperawatan

    Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pendidik, bagaimana

    memberikan terapi atau kelas bagi mahasiswa yang akan menghadapi ujian.

    2. Penelitian selanjutnya

    Diharapkan penelitian selanjutnya untuk meneliti mengenai faktor predisposisi

    dan faktor presipitasi mengenai kecamasan menghadapi ujian skill lab.

  • 58

    DAFTAR PUSTAKA

    Aprianawati, 2007. Hubungan antara tingkat religiusitas dengan kecemasan pada

    remaja, Fakultas Psikologi UGM, Yogjakarta.

    Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Edisi revisi ke-6. Jakarta : PT Rineka

    Cipta.

    Azwar, S. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

    Atwater, E, 1993. Psychology of Adjustment, 3nd ed, New Jersey: Prentice-Hall

    INC.

    Capernito, Lynda Jual, 1998. Diagnosa keperawatan aplikasi pada praktek

    keperawatan, Edisi 6. Jakarta : EGC.

    Efenddi Nursalam Fery, Pendidikan Dalam Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika

    Ghizali, I. (2001). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang

    : UNDIP.

    Notoatmojo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

    Nursalam. (2003). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

    Jakarta : Salemba Medika.

    Psychiatry, Br. J. 2002. British journal of Pschiatry.

    LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN

    1992 Sumber: LN 1992/100; TLN NO. 3495

    Hall, Lindzey G. 1993. Teori-teori psikodinamik klinis. Yogyakarta : penerbit

    Kanisius.

    Halloway, 1994. Abnormal Psychology

    Hawari, D. Manajemen Stres Cemas Dan Depresi, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

    2002.

    Harber, J, et all, 2003. Comprehensive psychiatric Nursing, New York; Mc Graw

  • 59

    Hidayat, A. Aziz Alimul. 1998. Metode penelitian keperawatan dan tekhik

    analisis data. Jakarta : Salemba Medika.

    Hudak & Gallo, 1997. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC

    Kaplan, H.I and Saddock, BJ. 1998. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik.

    Jakarta: EGC.

    Nursalam, 2008. Konsep dan penerapan metode penelitian ilmu keperawatan.

    Jakarta ; Salemba Medika.

    Panggabean, L, 2003. Pengembangan Kesehatan Perkataan ditinjau dari Aspek

    Psikososial. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat Depkes.

    Sagrestono, Sarwono Prawirohardjo, 1973. Klasifikasi Penyakit Jiwa dan Aspek

    Pengobatannya Ed. 3. Yogyakarta.

    Schultz D, 1986. Psycoanalitic approach : Sigmund Freud in Theories of

    Personality, 3rd ed. California : Brooks/ Cole Publishing Company

    Ratih Ni Komang, Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Koping Siswa

    SMUN 16 Dalam Menfhadapi Ujian Nasional, Jakarta, : FIKUI. 2012

    Semium Yustinus, Kesehatan mental 2, penerbit kanisius, Yogyakarta, 2010.

    Stuart & Laraia. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing. USA:

    Mosby Company

    Stuart, G. W & Laraia, 2005. Principles and practice of psychiatric nursing. (8th

    ed) St. Louis: Mosby Year Book

    Stuart, G.W.,& Sundeen, S.J (1995). Principles and Practice of Psychiatric

    Nursing. St. Louis: Mosby Year Book.

    , (1995). Pocket Guide to Psychiatric Nursing. St.Louis: Mosby Year. Louis:

    Mosby Year Book,

    (1998). Principles and practice of psychiatric nursing. (6 th ed.). St. Louis:

    Mosby Year Book.

    Stuart, G.W. (2006). Keperawatan Jiwa. (Edisi 5.). Jakarta: EGC.

  • 60

    ,(2007). Buku saku keperawatan jiwa. (Edisi 5). Jakarta: Penerbit Buku

    Kedokteran EGC.

    Potter&Perry, Fundamental keperawatan, EGC, Jakarta, 2005.

    Ridwan. (2005). Skala Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfa Beta.

    Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta : EGC.

    Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia

    Tomb, D. (2003). Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC.

    Townsand, M.C. (1998). Diagnosa keperawatan pada keperawatan

    Zung, W.W.K. 1997. Rating Anxiety for anxiety disorder physychosomatic. USA:

    Mosby Company

  • 61

    KUISIONER ZUNG SELF ANXIETY SELF-RATING SCALE

    Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan saat menghadapi Ujian Skill lab di Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah. Data Demografi :

    Nama :

    Semster :

    Usia:

    Jenis kelamin :

    Petunjuk Umum Pengisian Kuisioner :

    1. Bacalah pernyataan yang diberikan dengan baik sehingga dimengerti

    2. Mengisi seluruh nomor pernyataan tanpa bantuan orang lain

    3. Setiap pernyataan hanya berlaku untuk satu jawaban

    4. Pada kuisioner, berilah satu tanda cheklist () pada kolom yang sesuai dengan sikap dan berhubungan dengan kecemasan.

    5. Jika ingin mengganti jawaban, cukup dengan mencoret jawaban pertama

    dengan tanda (=), kemudian beri tanda () pada jawaban terakhir 6. Bila mengalami kesulitan dalam menjawab dapat menanyakan langsung pada

    peneliti

    Apakah anda mengalami pernyataan dibawah ini, keteika menghadapi ujian skill

    lab?.

    No. Pernyataan Sering Kadang-

    kadang

    Jarang Tidak

    pernah

    1 Saya lebih sering merasa gelisah

    atau gugup dan cemas dari

    biasanya.

    2 Saya merasa takut tanpa alasan

    yang jela