gagal ginjal kronik

10
Gagal Ginjal Kronik Pengertian Gagal ginjal kronik adalah gangguan atau kerusakan struktural dan fungsional pada ginjal yang membatasi atau menurunkan kapasitas filtrasi glomerulus ginjal yang bersifat progresif secara perlahan-lahan. Gagal ginjal kronik merupakan penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan ireversibel, dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Batasan penyakit ginjal kronik adalah: 1. Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan: Kelainan patologik Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria 2. Laju filtrasi glomerulus <60 ml/menit/1,73m 2 selama > 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal. Perjalanan klinis gagal ginjal kronik dibagi dalam tiga stadium, yaitu: 1. Stadium penurunan cadangan ginjal, pada stadium ini pasien asimtomatik namun dapat diketahui dengan GFR (laju filtrasi glomerulus) yang menurun 25% dari normal.

description

KKKKKKKKKK

Transcript of gagal ginjal kronik

Page 1: gagal ginjal kronik

Gagal Ginjal Kronik

Pengertian

Gagal ginjal kronik adalah gangguan atau kerusakan struktural dan fungsional

pada ginjal yang membatasi atau menurunkan kapasitas filtrasi glomerulus ginjal

yang bersifat progresif secara perlahan-lahan. Gagal ginjal kronik merupakan

penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan ireversibel, dimana

kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan

cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain

dalam darah). Batasan penyakit ginjal kronik adalah:

1. Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal,

dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan:

Kelainan patologik

Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria

2. Laju filtrasi glomerulus <60 ml/menit/1,73m2 selama > 3 bulan dengan

atau tanpa kerusakan ginjal.

Perjalanan klinis gagal ginjal kronik dibagi dalam tiga stadium, yaitu:

1. Stadium penurunan cadangan ginjal, pada stadium ini pasien asimtomatik

namun dapat diketahui dengan GFR (laju filtrasi glomerulus) yang

menurun 25% dari normal.

2. Insufisiensi ginjal, selama keadaan ini pasien mengalamipoliuria dan

nokturia, GFR 10% - 25% dari normal, kadar kreatin serum dan BUN

sedikit meningkat di atas normal.

3. Penyakit ginjal stadium akhir (ESDR) atau sindrom uremik, ditandai

dengan GFR kurang dari 5 atau 10 ml/menit (kurang dari 10% keadaan

normal), kadar serum kreatin dan BUN meningkat tajam, dan terjadi

perubahan biokimia dan gejala yang komplek.

Etiologi

Penyebab gagal ginjal kronik dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu:

1. Penyebab pre-renal: berupa gangguan aliran darah kearah ginjal sehingga

ginjal kekurangan suplai darah sehingga menyebabkan kurang oksigen

Page 2: gagal ginjal kronik

dengan akibat lebih lanjut jaringan ginjal mengalami kerusakan, misal:

volume darah berkurang karena dehidrasi berat atau kehilangan darah

dalam jumlah besar, berkurangnya daya pompa jantung, dan adanya

sumbatan atau hambatan aliran darah pada arteri besar yang kearah ginjal.

2. Penyebab renal: berupa gangguan atau kerusakan yang mengenai jaringan

ginjal sendiri, misal: kerusakan akibat penyakit diabetes mellitus (diabetic

nephropathy), hipertensi (hypertensive nephropathy), penyakit sistem

kekebalan tubuh seperti SLE (SystemicLupusErythematosus), peradangan,

keracunan obat, kista dalam ginjal, dan berbagai gangguan aliran darah

didalam ginjal yang merusak jaringan ginjal.

3. Penyebab post renal: berupa gangguan atau hambatan aliran keluar

(output) urin sehingga terjadi aliran balik urin kearah ginjal yang dapat

menyebabkan kerusakan ginjal, misal: akibat adanya sumbatan atau

penyempitan pada saluran pengeluaran urin antara ginjal sampai ujung

saluran kencing, contoh: adanya batu pada ureter sampai uretra,

penyempitan akibat saluran tertekuk, penyempitan akibat pembesaran

kelenjar prostat, tumor, dan sebagainya.

Patofisiologi

Pada gagal ginjal kronik fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein

yang normalnya diekskresikan ke dalam urin tertimbun dalam darah. Terjadi

uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk

sampah, maka gejala akan semakin berat. Penurunan jumlah glomeruli yang

normal menyebabkan penurunan jumlah substansi darah yang seharusnya

dibersihkan oleh ginjal. Dengan menurunnya glomerulo filtrat rate (GFR)

mengakibatkan penurunan klirens kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin

serum. Hal ini menimbulkan gangguan metabolisme protein dalam usus yang

menyebabkan anoreksia, nausea maupan vomitus yang menimbulkan perubahan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Peningkatan ureum kreatinin sampai ke otak

mempengaruhi fungsi kerja, mengakibatkan gangguan pada saraf, terutama pada

neurosensori. Selain itu Blood Ureum Nitrogen (BUN) biasanya  juga meningkat.

Page 3: gagal ginjal kronik

Pada penyakit ginjal tahap akhir urin tidak dapat dikonsentrasikan atau

diencerkan  secara normal sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan elektrolit.

Natrium dan cairan tertahan meningkatkan resiko gagal jantung kongestif.

Penderita dapat menjadi sesak nafas, akibat ketidakseimbangan suplai oksigen

dengan kebutuhan. Dengan tertahannya natrium dan cairan bisa terjadi edema dan

ascites. Hal ini menimbulkan resiko kelebihan volume cairan dalam tubuh,

sehingga perlu dimonitor balance cairannya. Semakin menurunnya fungsi renal

terjadi asidosis  metabolik akibat ginjal mengekskresikan muatan asam (H+) yang

berlebihan. Terjadi penurunan produksi eritropoetin yang mengakibatkan

terjadinya anemia. Sehingga pada penderita dapat timbul keluhan adanya

kelemahan dan kulit terlihat pucat menyebabkan tubuh tidak toleran terhadap

aktifitas.

Dengan menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal terjadi peningkatan kadar

fosfat serum dan penurunan kadar serum kalsium. Penurunan kadar kalsium

serum menyebabkan sekresi parathormon dari kelenjar paratiroid. Laju penurunan

fungsi ginjal dan perkembangan gagal ginjal kronis berkaitan dengan gangguan

yang mendasari, ekskresi protein dalam urin, dan adanya hipertensi.

Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik yang muncul pada pasien dengan gagal ginjal kronik  yaitu:

1. Gangguan pada sistem gastrointestinal

Anoreksia, nausea, dan vomitus yang berhubungan dengan gangguan

metaboslime protein dalam usus.

Mulut bau amonia disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur.

Cegukan (hiccup)

Gastritis erosif, ulkus peptik, dan kolitis uremik

2. Kulit

Kulit berwarna pucat akibat anemia.

Page 4: gagal ginjal kronik

Gatal dengan ekskoriasi akibat toksin uremik.

Ekimosis akibat gangguan hematologis

Urea frost akibat kristalisasi urea

Bekas-bekas garukan karena gatal

3. Sistem Hematologi

Anemia

Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia

Gangguan fungsi leukosit

Defisiensi imun

4. Sistem Saraf dan Otot

Restles leg syndrome

Pasien merasa pegal pada kakinya, sehingga selalu digerakkan.

Burning feet syndrome

Rasa semutan dan seperti terbakar, terutama ditelapak kaki.

Ensefalopati metabolic

Lemah, tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor, asteriksis,

mioklonus, kejang.

Miopati

Kelemahan dan hipotrofi otot-otot terutama otot-otot ekstremitas

proksimal.

Letargi, malaise, anoreksia, tremor, flap, mioklonus, kejang, koma.

Page 5: gagal ginjal kronik

5. Sistem kardiovaskuler

Hipertensi

Akibat penimbunan cairan dan garam.

Nyeri dada dan sesak nafas

Gangguan irama jantung

Edema akibat penimbunan cairan

Gagal jantung

6. Sistem endokrin

Gangguan seksual: libido, ginekosmastia, galaktore, impotensi, fertilitas

dan ereksi menurun pada laki-laki.

Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin, dan gangguan sekresi

insulin.

Gangguan metabolisme lemak.

Gangguan metabolisme vitamin D.

7. Sistem Pernafasan

Hiperventilasi asidosis

edema paru

effusi pleura.

8. Kemih

Nokturia

Anuria

Haus

Page 6: gagal ginjal kronik

Proteinuria

penyakit ginjal yang mendasarinya

9. Gangguan sistem lain

Tulang : osteodistrofi renal, Hiperparatiroidisme, defisiensi vitamin D.

Asidosis metabolik.

Kepala dan leher: Rambut rontok, JVP meningkat.

Mata: Fundus hipertensif, mata merah.

Sendi: Gout, pseudogout, kalsifikasi ekstra tulang.

Farmakologi: Obat-obat yang diekskresi oleh ginjal.

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada gagal ginjal kronik yaitu:

1. Pemeriksaan laboratorium

Untuk menentukan ada tidaknya kegawatan, menentukan derajat GGK,

menentukan gangguan sistem, dan membantu menetapkan etiologi. Blood

ureum nitrogen (BUN)/kreatinin meningkat, kalium meningkat,

magnesium meningkat, kalsium menurun, protein menurun.

2. Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)

Untuk melihat kemungkinan hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda

perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia, hipokalsemia).

Kemungkinan  abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan

asam/basa.

3. Ultrasonografi (USG)

Page 7: gagal ginjal kronik

Untuk mencari adanya faktor yang reversibel seperti obstruksi oleh karena

batu atau massa tumor, dan untuk menilai apakah proses sudah lanjut.

4. Foto Polos Abdomen

Sebaiknya tanpa puasa, karena dehidrasi akan memperburuk fungsi ginjal.

Menilai bentuk dan besar ginjal dan apakah ada batu atau obstruksi lain.

5. Pieolografi Intra-Vena (PIV)

Dapat dilakukan dengan cara intravenous infusion pyelography, untuk

menilai sistem pelviokalises dan ureter.

6. Pemeriksaan Pielografi Retrograd

Dilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang reversibel.

7. Pemeriksaan Foto Dada

Dapat terlihat tanda-tanda bendungan paru akibat kelebihan air (fluid

overload), efusi pleura, kardiomegali dan efusi perikadial.

8. Pemeriksaan Radiologi Tulang

Mencari osteodistrofi dan kalsifikasi metastatik.