FUTURE PLAN COMPETITION INDONESIAN STUDENT SUMMIT 2017 CUBER SI BAJA: TEKNOLOGI...
Transcript of FUTURE PLAN COMPETITION INDONESIAN STUDENT SUMMIT 2017 CUBER SI BAJA: TEKNOLOGI...
-
FUTURE PLAN COMPETITION
INDONESIAN STUDENT SUMMIT 2017
CUBER SI BAJA: TEKNOLOGI PERBANYAKAN BAKTERI
Bradyrhizobium japonicum MENGGUNAKAN NUTRISI DARI AIR
CUCIAN BERAS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
TANAMAN KEDELAI
Diusulkan oleh:
Nur Laela Ulfah 155040101111002 – Angkatan 2015
Puji Hariyanto 155040200111015 – Angkatan 2015
Berliananda Maranditya 155040207111122 – Angkatan 2015
Dosen Pembimbing: Restu Ryzkita Kusuma, SP., MP.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
-
ii
Nur Laela Ulfah
(155040101111002)
-
iii
CUBER SI BAJA: TEKNOLOGI PERBANYAKAN BAKTERI
Bradyrhizobium japonicum MENGGUNAKAN NUTRISI DARI AIR CUCIAN
BERAS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN
KEDELAI
Nur Laela Ulfah, Puji Hariyanto, Berliananda Maranditya
Dosen Pembimbing: Restu Rizkyta Kusuma, SP.,MP. Universitas Brawijaya
Malang
ABSTRAK
Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan utama yang menjadi sumber protein nabati paling
populer bagi masyarakat Indonesia. Konsumsi kedelai bagi masyarakat Indonesia sebagai lauk
pauk sangat besar. Terbukti dengan data BPS tahun 2014 bahwa konsumsi tempe rata-rata per
orang per tahun di Indonesia sebesar 6,95 kg dan tahu 7,07 kg. Namun ironisnya pemenuhan
kebutuhan kedelai sebanyak 1,9 juta ton pertahunnya masih harus di impor dari luar negeri.
Kementerian Pertanian tahun 2015 memprediksi kekurangan pasokan kedelai tahun 2016 sampai
dengan 2019 masing-masing sebesar 1,61 juta ton, 1,83 juta ton, 1,93 juta ton, dan 1,93 juta ton.
Hal tersebut memberikan peluang bagi petani untuk mengusahakan peningkatan produksi kedelai
melalui teknologi budidaya kedelai dengan menggunakan peran bakteri penambat N2. Penggunaan
inokulan Bradyrhizobium japonicum pada tanaman kedelai dapat meningkatkan produktivitas
tanaman kedelai melalui penambatan N2 di udara yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nitrogen pada tanaman kedelai sehingga dapat mengurangi kebutuhan pupuk nitrogen anorganik.
Bradyrhizobium japonicum adalah salah satu bakteri penambat nitrogen yang baik, namun disisi
lain bakteri ini memiliki pertumbuhan yang lambat dan perbanyakannya masih menggunakan
nutrisi sari kamir dan atau sari kentang yang mahal. Oleh karena itu dibutuhkan suatu inovasi
teknologi baru yang lebih baik. CUBER SI BAJA (Cucian Beras Nutrisi
Bradyrhizobium japonicum) adalah teknologi perbanyakan bakteri penambat Nitrogen bebas
mengunakan protein kulit ari yang diperoleh dari hasil cucian beras sebagai sumber nutrisi
Bradyrhizobium japonicum. Diharapkan CUBER SI BAJA dapat meningkatkan produktivitas
kedelai melalui pemberian nutrisi bagi bakteri penambat Nitrogen Bradyrhizobium japonicum.
Kata Kunci : Air Cucian Beras, Bradyrhizobium japonicum, Kedelai.
-
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
2.1 Kedelai........................................................................................................... 3
2.2 Bakteri Bradyrhizobium japonicum ............................................................... 4
2.3 Air Cucian Beras ............................................................................................ 5
BAB III. METODE PENULISAN ..................................................................... 6
3.1 Jenis Penulisan ............................................................................................... 6
3.2 Teknik Penulisan ............................................................................................ 6
3.3 Teknik Pengumpulan dan Jenis Data .............................................................. 6
3.4 Metode Analisa dan Sintesis........................................................................... 6
3.5 Kerangka Berpikir Penulis ............................................................................. 7
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 8
4.1 Potensi Air Cucian Beras ............................................................................... 8
4.2 Aplikasi Pembuatan Cuber Si Baja ................................................................. 9
4.3 Cara Kerja Cuber Si Baja pada Tanaman Kedelai ......................................... 10
BAB V. PENUTUP........................................................................................... 12
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 12
4.2 Saran ............................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Air Cucian Beras ............................................................................... 8
Gambar 2. Diagram Alur Cara Kerja Pembuatan Cuber Si Baja .......................... 9
Gambar 3. Diagram Alur Mekanisme Kerja Cuber Si Baja ............................... 11
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan utama yang menjadi
sumber protein nabati dan bahan baku utama produk tempe dan tahu di
Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014,
konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia sebesar 6,95 kg
dan tahu 7,068 kg. Data Kementerian Pertanian (2015) menunjukkan bahwa
pemenuhan kebutuhan akan kedelai yang merupakan bahan baku utama
tempe dan tahu, 67,28% atau sebanyak 1,96 juta ton harus diimpor dari luar
negeri. Hal ini terjadi karena produksi kedelai dalam negeri tidak mampu
mencukupi permintaan produsen tempe dan tahu di Indonesia.
Kedelai (Glycine max) merupakan tumbuhan yang memiliki bintil
akar pengikat nitrogen bebas. Menurut Riniarsi (2015), peningkatan produksi
kedelai baik dari kuantitas maupun kualitas terus diupayakan oleh pemerintah
dengan cara intensifikasi melalui program revolusi hijau. Namun upaya
tersebut tidak berlangsung lama sebab revolusi hijau memberikan banyak
dampak negatif bagi pertanian di Indonesia. Upaya pemerintah selanjutnya
yaitu ekstensifikasi pertanian melalui peningkatan luas panen kedelai di
Indonesia pada tahun 1980-2015 dengan tren yang berfluktuasi namun
cenderung meningkat dengan laju peningkatan sebesar 0,62% per tahun.
Upaya lain harus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kedelai
di Indonesia. Salah satu upaya yang pernah dilakukan adalah dengan
meningkatkan aktivitas mikroorganisme penambat nitrogen bebas yang
bersimbiosis dengan akar tanaman kedelai. Bradyrhizobium japonicum adalah
salah satu jenis bakteri bintil akar (BBA) yang berperan penting dalam
meningkatkan produktivitas tanaman kedelai. Namun menurut Somasegaran
(1994), kelemahan bakteri Bradyrhizobium japonicum yaitu memiliki
pertumbuhan yang lambat serta dalam perbanyakan bakteri ini masih
menggunakan nutrisi khamir dan ekstrak kentang yang mahal.
Disisi lain terdapat potensi air cucian beras yang dalam bahasa Jawa
disebut leri berwarna putih susu, yang mengandung protein, fosfor, dan
-
2
vitamin B1. Menurut Tarigan (1988), didalam air cucian beras terdapat
makronutrien yaitu protein yang mengandung sistein dan metionin (asam
amino yang mengandung sulfur) dan kandungan forfor yang berperan dalam
mendungkung pertumbuhan Bradyrhizobium japonicum. Penggunaan limbah
air cucian beras (CUBER SI BAJA) dapat meningkatkan aktivitas bakteri
serta peningkatan pertumbuhan akar pada tanaman kedelai melalui adanya
proses simbiosis. Sehingga pemberian nutrisi dari air cucian beras diharapkan
mampu meningkatkan peran Bradyrhizobium japonicum dalam menambat
nitrogen bebas dan mampu menyediakan kecukupan Nitrogen untuk menjaga
dan meningkatkan produktivitas tanaman kedelai di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan nutrisi bakteri Bradyrhizobium japonicum
dan perbanyakannya?
2. Bagaimana cara aplikasi limbah cucian beras menjadi nutrisi bagi bakteri
penambat Nitrogen bebas Bradyrhizobium japonicum pada bintil akar
tanaman kedelai?
1.3 Tujuan
1. Mengaplikasikan pemanfaatan limbah cucian air beras (leri) sebagai
sumber nutrisi dalam perbanyakan Bradyrhizobium japonicum pada bintil
akar tanaman kedelai.
2. Merancang dan membuat inovasi baru dalam penerapan perbanyakan
bakteri Bradyrhizobium japonicum secara mudah dan murah.
1.4 Manfaat
1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai potensi air cucian
beras (leri) sebagai sumber nutrisi pada proses perbanyakan bakteri
Bradyrhizobium japonicum.
2. Menjadikan CUBER SI BAJA (Cucian Beras Nutrisi Bradyrhizobium
japonicum) sebagai sumber pengganti nutrisi bakteri yang mudah dan
murah sehingga masyarakat, khususnya petani dapat belajar membuatnya
sendiri untuk keperluan meningkatkan hasil produksi kedelai.
3. Terciptanya teknologi yang ramah lingkungan.
-
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kedelai
Kedelai merupakan sumber protein nabati paling dibutuhkan bagi
masyarakat Indonesia. Konsumsi utamanya dalam bentuk tempe dan tahu
yang merupakan lauk pauk utama bagi masyarakat. Menurut data SUSENAS
(2014), Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan
menjadi pasar kedelai terbesar di Asia dengan konsumsi tempe rata-rata per
orang per tahun di Indonesia sebesar 6,95 kg dan tahu 7,07 kg. Masalah yang
ada yaitu pemenuhan kebutuhan akan kedelai yang merupakan bahan baku
utama tempe dan tahu, 67,28% atau sebanyak 1,96 juta ton harus diimpor dari
luar. Hal ini terjadi karena produksi kedelai dalam negeri tidak mampu
mencukupi permintaan produsen tempe dan tahu di Indonesia. Padahal
kedelai merupakan salah satu tanaman yang cukup mudah untuk
dibudidayakan.
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada berbagai keadaan jenis tanah
dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup baik serta air yang cukup
selama pertumbuhan tanaman. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik pada
tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol atau andosol. Pada tanah yang
kurang subur dan jenis tanah podsolik merah-kuning, perlu diberi pupuk
organik dan pengapuran. Kedelai dapat tumbuh subur dengan curah hujan
optimal 100- 200 mm/bulan. Temperatur suhu berkisar antara 25- 27 derajat
Celcius dengan penyinaran penuh minimal 10 jam/hari. Tinggi tempat dari
permukaan laut 0-900 m. Curah hujan yang cukup selama pertumbuhan dan
berkurang saat pembungaan dan menjelang pemasakan biji akan
meningkatkan hasil kedelai (Hanun, 2008).
Kedelai merupakan tanaman semusim berupa semak rendah, tumbuh
tegak, berdaun lebat, dan beragam morfologi. Tinggi tanaman kedelai ini
berkisar antara 10-200 cm dapat bercabang sedikitatau banyak. Tanaman
kedelai mempunyai daun lebar yang dapat memberikan hasil yang lebih
tinggi karena mampu menyerap sinar matahari lebih banyak bila
dibandingkan dengan yang berdaun sempit. Kedelai memiliki akar tunggang
-
4
dan memiliki bintil-bintil akar yang merupakan koloni dari bakteri Rhizobium
japonicum. Menurut Riniarsi (2015), bakteri Rhizobium bekerja mengikat
nitrogen dari udara yang kemudian dapat digunakan untuk pertumbuhan
tanaman.
2.2 Bakteri Bradyrhizobium japonicum
Somasegaran (1994) menyatakan bahwa Bradyrhizobium japonicum
merupakan bakteri pembentuk bintil akar tanaman kedelai yang tumbuhnya
lambat akan tetapi mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menambat N2
atmosfir. Lestari (2006) menjelaskan bahwa kedelai yang diinokulasi dengan
Bradyrhizobium japonicum menunjukkan peningkatan jumlah dan berat
kering nodul serta berat kering total tanaman dibandingkan dengan tanpa
inokulasi. Selain itu inokulasi Bradyrhizobium japonicum pada tanaman
kedelai ternyata juga meningkatkan fiksasi N2 seiring dengan perkembangan
nodul.
Menurut Mardigan dan Martinko (2000), Bradyrhizobium adalah
bakteri gram negatif dan berbentuk batang yang dapat bersimbiosis dengan
tanaman legum. Infeksi pada akar tanaman legum oleh salah satu spesies
tersebut dapat membentuk nodul (bintil) pada akar yang dapat mengubah
nitrogen dalam bentuk gas menjadi nitrogen terikat, proses ini dinamakan
fiksasi nitrogen. Somasegaran dan Hoben (1994) menyatakan bahwa
Bradyrhizobium japonicum termasuk dalam grup II Rhizobium yang spesifik
menodulasi kedelai. Grup II Rhizobium tumbuh lambat dan menghasilkan
basa (alkali). Anggota dari kelompok Rhizobium ini memerlukan waktu
pertumbuhan 3-5 hari pada medium cair dan rata-rata waktu pembelahan 6-7
jam. Kebanyakan galur dalam kelompok ini tumbuh dengan baik dengan
menggunakan pentosa sebagai sumber karbon. Sel-selnya berbentuk batang
dan mempunyai flagel tunggal polar atau subpolar.
Rhizobium sebagian besar bersifat kemoorganotrof aerobik, mudah
dikultur, dan tumbuh baik dengan keberadaan oksigen, karbohidrat serta asam
amino sederhana. Keberhasilan penambatan N di udara oleh Rhizobium
tergantung pada interaksi antara faktor-faktor diantaranya keserasian galur
Rhizobium dengan tanaman inang, kemampuan berkompetisi dengan
-
5
Rhizobium indigenos, kemampuan tanaman inang untuk menyediakan nutrisi
bagi Rhizobium yang bersimbiosis dengannya, serta faktor lingkungan
terutama faktor pembatas dalam tanah, seperti pH, suhu, kelembaban tanah,
dan ketersediaan haramakro dan mikro (Saraswati, 2003).
2.3 Air Cucian Beras
Makanan pokok sebagian besar penduduk di Indonesia adalah nasi.
Nasi merupakan beras yang telah direbus dan ditanak yang sebelumnya dicuci
sehingga menghasilkan air cucian beras (leri). Air cucian beras banyak
mengandung zat gizi seperti kandungan yang terdapat pada beras. Dalam 100
gram beras terdapat protein 7,6 gram, karbohidrat 78,3 gram, fosfor 221 mg,
vitamin B1 (thiamin) 190 mg. Djaeni (1999) menyatakan bahwa vitamin B1
mempunyai sifat larut dalam air dan akan hilang atau berkurang selama
proses pencucian beras. Sehingga zat gizi pada beras sebagian akan larut
dalam air cucian beras. Pada air cucian beras juga terdapat fosfor. Menurut
Djoehana (1986), peranan fosfor bagi tumbuhan adalah memacu pertumbuhan
akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik dari benih dan tanaman
muda, serta mempercepat pemasakan buah dan biji.
Menurut Tarigan (1988), salah satu kebutuhan mikroorganisme untuk
pertumbuhan yaitu adanya makronutrien diantaranya Karbon (C), Oksigen
(CO2), Nitrogen (N), Hidrogen (H), dan Fosfor (P). Fungsi fosfor dalam
perkembangan bakteri Rhizobium yaitu sebagai konstituen dari asam nukleat,
nukleotida, dan fosfolipid. Menurut Subba (1994) sebagian besar protein
mengandung sistein dan metionin (asam amino yang mengandung sulfur).
Tarigan (1988) menyatakan bahwa sulfur merupakan salah satu mikronutrien
bagi Rhizobium yang berperan sebagai konstituen dari senyawa ionik dan
beberapa koenzim.
-
6
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Jenis Penulisan
Jenis penulisan yang digunakan adalah penulisan kualitatif. Metode
penulisan ini mendeskripsikan secara kualitatif peran air cucian beras dalam
meningkatkan aktivitas dan pertumbuhan bakteri Bradyrhizobium japonicum
serta perannya dalam meningkatkan produktivitas tanaman kedelai.
3.2 Teknik Penulisan
Teknik penulisan ialah deskriptif, yaitu dengan menguraikan,
menjabarkan dan merangkai variabel-variabel yang diteliti menjadi sebuah
pembahasan yang runut dan sistematis. Studi kajian deskriptif ini dilakukan
dengan mengambil studi kasus terhadap permasalahan rendahnya tingkat
pertumbuhan bakteri Bradyrhizobium japonicum di luar fungsinya sebagai
penambat Nitrogen bebas yang berperan dalam peningkatan jumlah produksi
tanaman kedelai.
3.3 Teknik Pengumpulan dan Jenis Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi pustaka
(library research) dan penelusuran informasi digital dengan sasaran tujuan
antara lain studi literatur. Sumber pustaka studi yang didapatkan berasal dari
membaca, menganalis dan mengkaitkan informasi dari sumber bacaan dengan
topik yang diangkat. Studi pustaka ini meliputi buku, dan jurnal penelitian
yang dianggap relevan dengan pembahasan. Jenis data yang digunakan dalam
penulisan ini ialah data sekunder atau data pendukung yang merupakan data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui media
perantara.
3.4 Metode Analisa dan Sintesis
Proses analisis dilakukan pada data-data yang terkumpul yang
kemudian dipaparkan dalam pembahasan. Sintesis dilakukan dengan
menggunakan studi silang (cross link) antara data yang terkumpul dengan
teori dan konsep yang relevan. Kemudian dapat diambil titik utama yang
-
7
kemudian di olah menjadi beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut
diperkuat dengan saran dan rekomendasi yang terkait.
3.5 Kerangka Berpikir Penulis
Kedelai sebagai bahan
pangan utama
Produksi kedelai fluktuatif
dan masih impor
Bradyrhizobium
japonicum POTENSI
Air cucian beras
“CUBER SI BAJA”
Metode Perbanyakan
Bradyrhizobium
japonicum
Prosedur
perbanyakan Pemanfaatan air
cucian beras
Peningkatan aktivitas
dan pertumbuhan
Bradyrhizobium
japonicum
Multiplier effect yang Ditimbulkan
Terciptanya teknologi
perbanyakan Bradyrhizobium
japonicum yang mudah,
murah, dan ramah lingkungan
Meningkatkan
produktivitas dan
mengurangi impor kedelai
di Indonesia
Menekan dampak
negatif serangan hama
dan penyakit pada
tanaman kedelai
Memberi nilai manfaat
dengan penggunaan
limbah air cucian beras
MASALAH
Pertumbuhan
lambat
-
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Potensi Air Cucian Beras
Proses pencucian beras biasanya dilakukan sebanyak 3 kali sebagai
upaya untuk membersihkan beras dari kotoran. Air cucian beras atau dalam
bahasa Jawa sering disebut leri memiliki warna putih susu, hal itu berarti
bahwa protein dan vitamin B1 yang banyak terdapat dalam beras juga ikut
terkikis. Secara tidak langsung protein dan vitamin B1 banyak terkandung di
dalam air cucian beras. Vitamin B1 merupakan kelompok vitamin B yang
mempunyai peranan di dalam metabolisme tanaman dalam hal
mengkonversikan karbohidrat menjadi energi untuk menggerakkan aktivitas
di dalam tanaman.
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Andrianto (2007) yang
menyatakan bahwa air bekas cucian beras dapat merangsang pertumbuhan
akar tanaman karena air cucian beras mengandung vitamin B1 yang berfungsi
merangsang pertumbuhan serta metabolisme akar. Manfaat air cucian beras
juga telah diteliti oleh Leonardo (2009), air cucian beras bilasan pertama
berpengaruh terhadap peningkatan jumlah daun dan tinggi tanaman tomat dan
terong. Salah satu kandungan leri adalah fosfor yang merupakan unsur hara
makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Berikut ini adalah gambar air
cucian beras.
Gambar 1. Air Cucian Beras
(Sumber : Fitriyah, 2009)
Menurut hasil penelitian Heddy et al.,(1989) menyatakan di dalan
limbah air cucian beras mengadung hormon auksin yang berperan dalam
pertumbuhan dan proses pemanjangan sel serta hormon sitokinin yang
-
9
berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis). Oleh sebab itu penggunaan
limbah air cucian beras dapat diaplikasikan menjadi salah satu campuran
nutrisi bagi perbanyakan bakteri Rhizobium di lahan maupun di luar lahan.
4.2 Aplikasi Pembuatan Cuber Si Baja
Bakteri Bradyrhizobium japonicum merupakan bakteri pembentuk
bintil akar tanaman kedelai yang tumbuhnya lambat akan tetapi mempunyai
kemampuan yang tinggi dalam menambat N2 atmosfir (Somasegaran dan
Hoben 1994). Kemampuan regenerasi Bradyrhizobium japonicum yang
rendah dapat dimanipulasi dari perbaikan faktor nutrisi. Mikroba memerlukan
nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun sel,
untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain. Dari hasil analisis
kimia diketahui bahwa penyusun utama sel adalah unsur kimia C, H, O, N,
dan P, yang jumlahnya 95% dari berat kering sel, sedangkan sisanya tersusun
dari unsur-unsur lain.
Pembuatan Cuber Si Baja dibedakan menjadi dua tipe. Komposisi
tersebut dibedakan berdasarkan metode perbanyakan Bradyrhizobium. Perlu
diketahui bahwa Bradyrhizobium adalah salah satu genus Rhizobia yang
bersifat obligat sehingga dalam perbanyakan di luar habitat aslinya dilakukan
dengan menggunakan biang. Dibutuhkan 3-5 hari untuk membuat kekeruhan
moderat dan 6-8 jam untuk ganda dalam ukuran populasi. Dibutuhkan
beberapa bahan tambahan untuk membuat Cuber Si Baja selain dari air cucian
beras, berikut adalah langkah-langkah pembuatannya:
Persiapan alat dan bahan
Pembuatan Cuber Si Baja
Nutrisi perbanyakan di luar lahan
- 2,5 liter leri (air cucian beras) - 200 gr gula merah - Satu sendok injet - 20 liter air bening
Nutrisi perbanyakan di lahan
Air Cucian Beras dalam bentuk
nano molekul
Direbus dan didiamkan Menggunakan nanoteknologi
-
10
Gambar 2. Diagram Alur Cara Kerja Pembuatan Cuber Si Baja
Pada tipe nutrisi pertama Cuber Si Baja untuk perbanyakan di luar
habitat aslinya dapat digunakan dalam perbanyakan metode media cair.
Dimana komposisi Cuber Si Baja ini terdiri dari 2,5 liter air cucian beras
sebagai penyedia protein, karbohidrat, dan vitamin, kemudian ditambahkan
200 gram gula merah sebagai sumber glukosa. Penambahan kapur sirih (injet)
berfungsi untuk menambah kandungan fosfor. Air digunakan sebagai pelarut
dan penyedian unsur Hidrogen dan Oksigen.
Selanjutnya adonan bahan nutrisi tersebut direbus sampai mendidih,
tunggu selama 15-20 menit setelah itu dinginkan dalam suhu ruangan. Hasil
saringan yang berupa larutan kental tersebut dapat digunakan langsung pada
perbanyakan bakteri.Tipe nutrisi kedua adalah nutrisi perbanyakan di lahan
dimana Cuber Si Baja dapat langsung diaplikasikan pada lahan yang sudah
ditanamami tanaman kedelai. Komposisi dari Cuber Si Baja ini diolah
terlebih dahulu menggunakan metode nanoteknologi agar diharapkan lebih
cepat diserap oleh akar tanaman dan mikroorganisme dalam tanah.
4.3 Cara Kerja Cuber Si Baja Pada Tanaman Kedelai
Mekanisme kerja Cuber Si Baja sebagai nutrisi Bradyrhizobium
terbagi menjadi dua tipe berdasarkan pengaplikasiannya. Cuber Si Baja
aplikasi nutrisi perbanyakan dalam medium cair dan perbanyakan didalam
habitat aslinya (lahan). Perlu diketahui bahwa air cucian beras mengandung
zat gizi seperti kandungan yang terdapat pada beras. Dalam 100 gram beras
terdapat protein 7,6 gram, karbohidrat 78,3 gram, fosfor 221 mg, dan vitamin
B1. Protein dan karbon dapat diubah menjadi senyawa pentosa sebagai
sumber karbon bagi bakteri agar menyuplai enzim nitrogenase. Sedangkan
mekanisme Cuber Si Baja dalam cucian terdapat fosfor, peranan fosfor bagi
tumbuhan adalah memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem
perakaran yang baik dan juga terdapat Vitamin B1 yang mempunyai peranan
di dalam metabolisme tanaman dalam hal mengkonversikan karbohidrat
menjadi energi untuk menggerakkan aktivitas Bradyrhizobium di dalam akar
tanaman kedelai.
-
11
Gambar 3. Diagram alur Mekanisme Kerja Cuber Si Baja
Penggunaan nutrisi Cuber Si Baja pada perbanyakan Bradyrhizobium
di luar habitat dapat digunakan dengan 100 gram biang. Pada pengaplikasian
Cuber Si Baja maintance dapat dilakukan sebanyak 5 ml per liter air pada tiga
hari sebelum tanam, 15 hst, 30 hst, dan 45 hst dengan cara di kocorkan atau
disemprotkan. Aplikasi dianjurkan pada sore hari setelah pukul 15.00 WIB
atau pagi hari sebelum pukul 09.00 WIB. Sehingga diharapkan kemampuan
kombinasi Cuber Si Baja dan bakteri Bradyrhizobium dapat meningkatkan
efisiensi pemupukan fosfat dan peningkatan ketahanan tanaman terhadap
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Pembuatan Cuber Si Baja
Pengaplikasian
Nutrient
Perbanyakan
Maintance
- Protein, - Karbohidrat
- Vitamin
- Vitamin B1 - Pentosa
-
-
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Cuber Si Baja merupakan inovasi teknologi yang berperan dalam
meningkatkan aktivitas dan pertumbuhan bakteri Bradyrhizobium japonicum.
Secara garis besar, metode utama Cuber Si Baja yaitu pemanfaatan nutrisi
dalam air cucian beras untuk perbanyakan bakteri Bradyrhizobium japonicum
dengan dua tipe penggunaan yaitu perbanyakan di lahan dan di luar lahan
(menggunakan biang). Harapan dari penggunaan teknologi Cuber Si Baja
yaitu dapat memacu aktivitas dan pertumbuhan bakteri bintil akar penambat
Nitrogen bebas Bradyrhizobium japonicum sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan mengurangi impor kedelai di Indonesia.
5.2 Saran
Berdasarkan kajian yang telah diuraikan penulis dan adanya beberapa
permasalahan, maka saran yang dapat diberikan adalah:
1. Meneliti lebih lanjut tentang teknik perbanyakan, regenerasi, dan
peningkatan pertumbuhan bakteri Bradyrhizobium japonicum.
2. Melengkapi komponen yang dapat mendukung dalam meningkatkan
aktivitas dan pertumbuhan bakteri Bradyrhizobium japonicum.
3. Membentuk tim khusus dalam upaya pengkajian ilmiah, implementasi, dan
pelatihan kepada petani maupun masyarakat luas.
-
DAFTAR PUSTAKA
Alip. 2010. Pengaruh pemberian fosfat alam dan bahan organik pada tanah
sulfat masam potensial terhadap P-tersedia tanah dan produksi padi (Oryza
sativa L.) {The Effect of Phosphate Fertilizer and Organic Matter In A
Potential Acid Sulphate Soils to P-soil Available and Production of Rice (Oryza sativa L.)}. Jurnal Online Agroekoteknologi 3(3):938-948.
Andrianto, H. 2007. Pengaruh air cucian beras pada Adenium. Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Damardjati, D.S., Marwoto, D.K.S. Swastika, D.M. Arsyad, dan Y. Hilman. 2005.
Prospek dan arah pengembangan agribisnis kedelai. Badan Litbang
Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta.
Djaeni, Sediaoctama Ahmad. 1993. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.
Djoehana, Setyamidjaja. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Jakarta: Simplex.
Fitriyah, L. 2009. Pemanfaatan Air Cucian Beras sebagai Bahan Pembuat Nata
De Leri. Universitas Mataram: Seminar Kimia Fakultas MIPA.
Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Jakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Heddy, Somasegaran P, HJ Hoben. 1989. Methods in Legume-Bradyrhizobium
japonicum Technology. Hawaii: University of Hawaii.
Karlina, Utami P. 2013. Nutrisi Tanaman. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Kementerian Pertanian. 2015. Basis Data Ekspor-Impor Komoditi Pertanian.
Diperoleh dari website Kementerian Pertanian Republik Indonesia : http://www.pertanian.go.id (diakses pada tanggal 20 Oktober 2015).
Leonardo, Difco. 2009. Manual of Microbiological Culture Media. Zimbro MJ,
Power DA, Miller SM, Wilson GE, Johnson JA (Eds). 2nd ed. Becton, Dickinson and Co. Maryland.
Lestari P, Van K, Kim MY, Lee SH. 2006. Nodulation and Growth of a
Supernodulating soybean mutant SS2-2 Simbiotically Associated With Bradyrhizobium japonicum. J Agro Biogen. 2: 8-15.
Madigan, M.T., Martinko, J.M., dan Parker, J., 2000, Brock Biology of
Microorganisms, 9th Edition, Prentice-Hall Inc., New Jersey.
Riniarsi, Dyah. 2015. Outlook Komoditas Pertanian Tanama Pangan Kedelai. Jakarta. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
Somasegaran P, HJ Hoben. 1994. Methods in Legume-Bradhyrhizobium
japonicum Technology. Hawaii: University of Hawaii.
-
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri Ketua Tim
1 Nama Nur Laela Ulfah
2 Tempat, Tanggal Lahir Ngawi, 12 Januari 1997
3 NIM 155040101111002
4 Fakultas/Jurusan Pertanian/Sosial Ekonomi Pertanian
5 Jenis Kelamin Pertanian
6 Nomor HP 081231681482
Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Tambakromo 3 SMPN 2 Geneng SMAN 1 Ngawi
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk -
Lulus
2003 - 2009 2009- 2012 2012- 2015
B. Identitas Anggota Tim 1
1 Nama Puji Hariyanto
2 Tempat, Tanggal Lahir Tulungagung, 2 Mei 1997
3 NIM 155040200111015
4 Fakultas/Jurusan Pertanian/Ilmu Tanah
5 Jenis Kelamin Laki-laki
6 Nomor HP 089678691458
Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 04 Panjerejo SMPN 02 Ngunut MAN 3
Tulungagung
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk -
Lulus
2003 - 2009 2010- 2012 2012- 2015
C. Identitas Anggota Tim 2
1 Nama Berliananda Maranditya
2 Tempat, Tanggal Lahir Bojonegoro, 02 Maret 1996
3 NIM 155040207111122
4 Fakultas/Jurusan Pertanian/Hama Penyakit Tanaman
5 Jenis Kelamin Perempuan
6 Nomor HP 08816923685
Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Sumberrejo 1 SMPN 1 Balen SMAN 1 Balen
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk -
Lulus
2003 - 2009 2011- 2012 2012- 2015