Nominasi photo essay Competition

114
Warga Syiah diasingkan di tanah airnya sendiri by Dieqy Hasbi Widhana Univ Jember

description

Nominasi Photo

Transcript of Nominasi photo essay Competition

Page 1: Nominasi photo essay Competition

Warga Syiah diasingkan di tanahairnya sendiri

by Dieqy Hasbi Widhana

Univ Jember

Page 2: Nominasi photo essay Competition
Page 3: Nominasi photo essay Competition
Page 4: Nominasi photo essay Competition
Page 5: Nominasi photo essay Competition
Page 6: Nominasi photo essay Competition
Page 7: Nominasi photo essay Competition
Page 8: Nominasi photo essay Competition
Page 9: Nominasi photo essay Competition
Page 10: Nominasi photo essay Competition
Page 11: Nominasi photo essay Competition
Page 12: Nominasi photo essay Competition
Page 13: Nominasi photo essay Competition
Page 14: Nominasi photo essay Competition
Page 15: Nominasi photo essay Competition
Page 16: Nominasi photo essay Competition
Page 17: Nominasi photo essay Competition
Page 18: Nominasi photo essay Competition
Page 19: Nominasi photo essay Competition

DjonetUnas Jakarta

Sisa Hidup Waria Lansia

Sejatinya kaum waria ini juga makhluk ciptaan-Nya. Keadaan mereka sulit diterima oleh masyarakat, bahkan olehkeluarganya sendiri. Dengan niat yang tulus, Yulianus membuka rumah singgah waria pada awal 2011 di Cinere, Depok, Jawa Barat. Kini rumah yang sederhana itu sudah di singgahi delapan waria lanjut usia. Ada yang merajut, bahkan ada juga yang ahli merias, itulah bakat yang mereka miliki.

Yoti (70 tahun) setiap hari mengurus rumah singgah waria. Menyapu, memasak, dan mencuci baju sudah menjadikebiasaannya setiap hari. “Kadang jika ada waria yang babak belur tertangkap razia, aku pun juga merawatnya”. Ungkap Yoti.

Padahal Russeau dan Berlin menyatakan bahwa kunci adanya kebebasan ada pada persamaan atau equality. Tanpapersamaan, mustahil untuk mendaatkan kebebasan untuk berekspresi, berkeluarga, dan bebas dari diskrimanasibila masyarakat dan negara tidak mengakui mereka sama seperti layaknya manusia yang lainnya dan menganngapmereka harus dopenjarakan dan dieksekusi.

Kini masa kelam mereka hanya tinggal cerita. Mereka pengurus rumah singgah waria bertekad untuk dapatmembantu sesama waria yang kehadirannya sulit diterima oleh masyarakat umum. Semoga keberadaan merekadapat diperlakukan selayaknya manusia dan memiliki hak yang sama dengan manusia lainnya.

Page 20: Nominasi photo essay Competition
Page 21: Nominasi photo essay Competition
Page 22: Nominasi photo essay Competition
Page 23: Nominasi photo essay Competition
Page 24: Nominasi photo essay Competition
Page 25: Nominasi photo essay Competition
Page 26: Nominasi photo essay Competition
Page 27: Nominasi photo essay Competition
Page 28: Nominasi photo essay Competition
Page 29: Nominasi photo essay Competition
Page 30: Nominasi photo essay Competition
Page 31: Nominasi photo essay Competition
Page 32: Nominasi photo essay Competition

Dian CahyaningtyasUniv. Terbuka Surabaya

PLURALISME #1 : Sejumlah Peziarah dari berbagai lintas agama di halaman pendapa makamKH.Abdurahman Wahid , di komplek pondok pesantren Tebu Ireng Jombang Jawatimur, (09/11/2013), KH.Abdurahman Wahid atau Gus Dur merupakan ulama besar serta tokoh Pluralisme, semasa hidup beliaumenyuarakan tentang kebebasan beragama, kebebasan berpendapat serta pembela kaum marginal.

PLURALISME #2 : Sejumlah bikhu berjalan melintasi samping masjid dalam komplek pondok pesantrenTebi Ireng Jombang Jawatimur seusai melakukan Ziarah di makam Gus Dur (09/11/2013), KH.AbdurahmanWahid atau Gus Dur merupakan ulama besar serta tokoh Pluralisme, semasa hidup beliau menyuarakantentang kebebasan beragama, kebebasan berpendapat serta pembela kaum marginal.

PLURALISME # 3 : Sejumlah santri bersalaman dengan Bhiku Jaya medo , seusai melakukan ziarah dimakam Gud Dur di ponpes Tebu Ireng Jombang Jwa Timur (09/11/2013), KH.Abdurahman Wahid atau Gus Dur merupakan ulama besar serta tokoh Pluralisme, semasa hidup beliau menyuarakan tentangkebebasan beragama, kebebasan berpendapat serta pembela kaum marginal.

Page 33: Nominasi photo essay Competition
Page 34: Nominasi photo essay Competition
Page 35: Nominasi photo essay Competition
Page 36: Nominasi photo essay Competition
Page 37: Nominasi photo essay Competition
Page 38: Nominasi photo essay Competition
Page 39: Nominasi photo essay Competition
Page 40: Nominasi photo essay Competition

Fakhri HermansyahUIN Jakarta

Cap GO Meh 2014

Ratusan orang hilir mudik membawa dupa dan kertas sambilberdoadidepanapibesar dikawasanVIhara Dharma Bhakti, didaerahPetak 9 Glodok. Perayaan imlek meliputisembahyangkepada sang pencipta /thian ( thian= tuhan dalam bahasa mandarin) dan perayaan cap go meh. Tujuandaribentuk ucapan syukur, doa dan harapan agar di Tahun depanmendapat rezekiyang lebih banyak, untuk menjamu leluhur dan sebagai media silaturahmi. Imlek boleh dilakukanoleh seluruh etnis Tionghoa apapun agamanya.

Daerah pecinan lama glodok Jakarta Barat dibangun tahun 1650 letnan tionghoa kwee hoen luas3000 meter persegi. Dari sembilan vihara tua yang ada di Jakarta, Vihara Dharma Bakti atau Cin Te Yen adalah yang paling tua umurnya. Pada saat cap GO meh bukan hanya orang yang inginberibadah saja yang mendatangi tempat ini tapi banyak juga para wisatawan manca negar dan paraFotografer yang ingin mengabadikan upacara Kebudayaan etnis Tionghoa di Jakarta

Hari besar untuketnis Tinghoa ini mulai menjadi libur nasional pada masa pemerintahanABdurahman Wahid . Padatahun 2ooo presiden abdurahman Wahid mencabut inpres nomor14/1967. Serta menggantinya dengankeputusan presiden nomor 19/ter tanggal 9 april 2001 ygmeresmikan imlek sebagai hari libur fakultatif( hanyaberlaku bagi mereka yg merayakkannya). Dan sampai sekarang Imlek menjadi libur nasional di Indonesia.

Page 41: Nominasi photo essay Competition
Page 42: Nominasi photo essay Competition
Page 43: Nominasi photo essay Competition
Page 44: Nominasi photo essay Competition
Page 45: Nominasi photo essay Competition
Page 46: Nominasi photo essay Competition

FirmansyahUniv. Ahmad Dahlan Yogya

Dua MataPerbedaan itu adalah takdir pada setiap manusia yang sudah diciptakan oleh yang mahakuasa. Perbedaan itu adalah warna yang membuat pelangi menjadi terlihat indah, perbedaanjuga akan semakin indah dengan sepenuhnya mata melihat akan warna-warni perbedaan.

Perbedaan itu akan berjalan harmoni layaknya sepasang alas kaki dan akan terus melangkahmembawa satu misi, saling mendahului tanpa bersinggungan. Duduk-bersama dengan orang yang berbeda pandangan tentu akan memperkayapengetahuan, akan menumbuhkan rasa tenggang rasa dan toleransi. Kita juga akanmenemukan kata sepakat bahwa perbedaan itu bukanlah suatu jurang pemisah apabilasering duduk bersama.

Perbedaan agama merupakan perbedaan keyakinan akan Tuhan, ibadah merupakan tujuanyang sama untuk berinteraksi dengan Tuhan walaupun tiap agama mempunya caranyamasing-masing. Perbedaan adalah keindahan yang bisa diciptakan dengan cara membukamata lebar-lebar untuk selalu berjalan berdampingan dan menciptakan kedamaian diatasperbedaan.

Page 47: Nominasi photo essay Competition
Page 48: Nominasi photo essay Competition
Page 49: Nominasi photo essay Competition
Page 50: Nominasi photo essay Competition
Page 51: Nominasi photo essay Competition
Page 52: Nominasi photo essay Competition
Page 53: Nominasi photo essay Competition
Page 54: Nominasi photo essay Competition
Page 55: Nominasi photo essay Competition
Page 56: Nominasi photo essay Competition
Page 57: Nominasi photo essay Competition
Page 58: Nominasi photo essay Competition
Page 59: Nominasi photo essay Competition
Page 60: Nominasi photo essay Competition
Page 61: Nominasi photo essay Competition
Page 62: Nominasi photo essay Competition
Page 63: Nominasi photo essay Competition
Page 64: Nominasi photo essay Competition
Page 65: Nominasi photo essay Competition
Page 66: Nominasi photo essay Competition
Page 67: Nominasi photo essay Competition
Page 68: Nominasi photo essay Competition
Page 69: Nominasi photo essay Competition
Page 70: Nominasi photo essay Competition
Page 71: Nominasi photo essay Competition
Page 72: Nominasi photo essay Competition
Page 73: Nominasi photo essay Competition

Ghofuur Eka FeriantoUniv Brawijaya Malang

• Ucapan Syukur “Petik laut”

• 16 Oktober 2013, Desa. Para nelayan Tuban desa Karangsari, Jawa Timur mengungkapkan bentukrasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kelimpahan potensi maritim yang kaya selamaini dan menghidupi kebutuhan mereka. Budaya petik laut ini di adakan setahun sekali dengan khaswarna-warni bendera yang unik dan indah. Berbagai symbol sesaji seperti kepala kerbau dansepasang boneka Barbie mempunyai arti yang relevan dengan kehidupan mereka.

• Kepala sapi mempunyai filosofi sebagai Rojo Koyo yang artinya adalah sangat berarti sangat untukpendapatan pecaharian, bagi petani sapi itu adalah modal utamanya, ibaratnya kalau di nelayan, laut sebagai sawahnya dan perahu adalah sapinya. Yang kedua adalah sesaji di symbolkan dengansepasang boneka barbie yang berada di dalam perahu, artinya loro sajodo, yang artinya semuanyalengkap, maksudnya adalah berkah untuk semua baik di laut maupun yang di darat.

• Selain itu, mengapa dalam sesaji di dalam perahu itu terdapat ayam,bawang cabe, dan pisang itujuga mempunyai arti tersindiri. Daging ayam adalah sebagai lambang luxury, ingat dalammasyarakat jawa dulu jarang mempunyai kesempatan makan daging. Selain itu bumbon(nasi,bawang,dan cabe, serta pisang dsb) merupakan lambang segala rejeki dan memberi nikmat. Singkatnya dalam petik laut ini adalah mengungkapkan rasa syukur oleh masyarakat desa karangsari Tuban, dengan mempersembahkan secara penuh apapun yang mereka terima sebagai hikmahdan berkah yang maha kuasa dalam bentuk sedekah laut.

Page 74: Nominasi photo essay Competition
Page 75: Nominasi photo essay Competition
Page 76: Nominasi photo essay Competition
Page 77: Nominasi photo essay Competition
Page 78: Nominasi photo essay Competition
Page 79: Nominasi photo essay Competition
Page 80: Nominasi photo essay Competition
Page 81: Nominasi photo essay Competition
Page 82: Nominasi photo essay Competition
Page 83: Nominasi photo essay Competition
Page 84: Nominasi photo essay Competition
Page 85: Nominasi photo essay Competition
Page 86: Nominasi photo essay Competition

Hamdani AlifUn Braw - Malang

• Yadha Kasada merupakan salah satu budaya asli suku tengger yang merupakan peninggalan darikerajaan Majapahit. Yadha Kasada diadakan setiap malam ke 14 bulan kasada, kalender tradisionaltengger, terusan dari kalender hindu lama. Yadnya berarti ' ritus atau upacara' (dalam bahasasangsekerta). Yadha Kasada adalah upacara pada bulan kasada. Ritual itu sakral bagi masyarakatsetempat.

• Selain bentuk ungkapan terimakasih kepada Sang Hyang Widi Wasa (tuhan), membersihkan hati, Yadha Kasada juga meningkatkan akan nilai - nilai yang menjadi pedoman kehidupan sehari-hari. Yadha Kasada adalah hari raya semua orang tengger. Semua warga tengger wajib melarung. Pemahaman bulan kasada tidak muncul setelah Majapahit runtuh. Embiro Kasada sudah adasetengah milenium sebelum Majapahit runtuh.

• Ini dibuktikan dengan adanya tiga prasasti, yakni Lingga Suntan (tahun 927), Muncang (tahun 944), dan Pananjakan ( abad ke-14). Prasasti Lingga Suntan dan Muncang berasal pada masa EmpuSendok saat Mataram (Hindu). Dalam Prasasti disebutkan, masyarakat pada saat itu melakukanpemujaan terhadap Dewata Iwalandit dan Swayambhu atau Swayambhuva, yang tidak lain adalahdewata yang berkuasa pada kekuatan alam vulkanik di Bromo. Dewata itu adalah Brahma. Pemujaan itu dilakukan setiap tahun pada bulan Asada.

Page 87: Nominasi photo essay Competition
Page 88: Nominasi photo essay Competition
Page 89: Nominasi photo essay Competition
Page 90: Nominasi photo essay Competition
Page 91: Nominasi photo essay Competition
Page 92: Nominasi photo essay Competition
Page 93: Nominasi photo essay Competition
Page 94: Nominasi photo essay Competition

Riska HasnawatyISI Yogyakarta

Rumah Ibadah Pemersatu Warga Pulo Geulis

Vihara Mahabrahma atau Klenteng Pan Kho Bio ini merupakan klenteng tertua yang ada di kota Bogor yang terletak di PuloGeulis. Pemandangan yang berbeda terlihat di Vihara Mahabrahma dengan suasana asimilasi dan akulturasi budaya padamasyrakat etnis Tionghoa dan Sunda.

Meskipun Vihara ini adalah rumah ibadah umat Budha dan Konghucu, tetapi kita bisa melihat aktivitas yang berbeda sepertiumat muslim, kristiani, dan lain-lain pun masuk serta beribadah atau Menurut Bram salah satu tokoh masyarakat di PuloGeulis, sekitar tahun 1703 atau sekitar abad ke-18. Vihara Mahabrahma telah berdiri dan merupakan bagian dari situspeninggalan Kerajaan Pakuan Pajajaran. Di dalam vihara terdapat beberapa makan dan peninggalan-peninggalan batumenhir yang

diperkirakan dan diyakini berasal dari Kerajaan Pakuan Pajajaran. Pada saat itu Pulo Geulis adalah area hutan yang belumbanyak berdiri pemukiman kemudian digunakan sebagai tempat peristirahatan raja dari kerajaan Pakuan Pajajaran. Padasaat itu pula ditemukan pelataran yang didalamnya berdiri sebua klenteng yang saat ini bernama Vihara Maha Brahma

Pada awalnya bangunan klenteng ini berukuran kecil, dengan lapangan besar yang mengelilinginya. Namun pada tahun 1984, vihara ini direnovasi total sehingga bangunan aslinya sudah tidak tampak lagi. Meskipun begitu rumah ibadah ini dianggapsangat penting dan selalu diadakan upacara perayaan Imlek di kota Bogor. Perayaan Imlek itu sendiri membawa berkah bagiwarga di Pulo Geulis karena panitia Imlek pun menyediakan makanan gratis dan baksos disekitarnya. Selain itu ada halmenarik lainnya, yaitu sebelum merayakan Imlek, warga Pulo Geulis yang muslim melakukan pengajian, tawasulan, melantunkan ayat suci Al-Quran dan berdia bersama di Vihara Mahabrahma.

Klenteng ini mengajarkan sikap toleransi atau nilai pluralisme warga sekitar klenteng yang sama-sama menjaga bangunantersebut. Meskipun terkesan berlebihan atau diluar ketentuan kegiatan beragama, namu kembali lagi pada kepercayaan dankesadaran diri para penganut agama terhadap apa yang mereka sembah.

Page 95: Nominasi photo essay Competition
Page 96: Nominasi photo essay Competition
Page 97: Nominasi photo essay Competition
Page 98: Nominasi photo essay Competition
Page 99: Nominasi photo essay Competition
Page 100: Nominasi photo essay Competition
Page 101: Nominasi photo essay Competition
Page 102: Nominasi photo essay Competition
Page 103: Nominasi photo essay Competition
Page 104: Nominasi photo essay Competition
Page 105: Nominasi photo essay Competition
Page 106: Nominasi photo essay Competition
Page 107: Nominasi photo essay Competition
Page 108: Nominasi photo essay Competition
Page 109: Nominasi photo essay Competition
Page 110: Nominasi photo essay Competition
Page 111: Nominasi photo essay Competition
Page 112: Nominasi photo essay Competition
Page 113: Nominasi photo essay Competition
Page 114: Nominasi photo essay Competition