FUNGSI - 2

download FUNGSI - 2

of 21

Transcript of FUNGSI - 2

BAGIAN KEDUA FUNGSI PEMBACAAN METERI. U M U M. Fungsi Pembacaan Meter (FPM) adalah fungsi yang melaksanakan perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengendalian dalam kegiatan pembacaan, pencatatan dan perekaman angka kedudukan meter alat pengukur meter kWh, meter kVArh, meter kVA Maksimal pada setiap pelanggan meter serta pembacaan dan pencatatan penunjukan sakelar waktu. II. TUGAS POKOK. A. Merencanakan jadual dan rute pembacaan meter serta memelihara rute baca meter. B. Menyiapkan kegiatan pelaksanaan pembacaan meter. C. Melaksanakan pembacaan dan pencatatan angka kedudukan meter, secara tepat sesuai jadual yang telah ditetapkan. D. Menyampaikan surat pemberitahuan kepada pelanggan yang tidak berhasil dilakukan pembacaan meter. E. Menyampaikan segi pemberitahuan hasil pembacaan meter kepada pelanggan yang pembacaan meternya menggunakan PDE F. Melakukan pembacaan khusus sehubungan dengan adanya pengaduan dan penyambungan baru. G. Melakukan perekamanan angka kedudukan meter dan perhitungan pemakaian tenaga listrik (kWh, kVArh, kVA Maksimal) H. Mengirim hasil pembacaan meter kepada Fungsi Pembuatan Rekening. I. Melakukan pengawasan dan pembinaan pembaca meter. J. Melakukan pemeriksaan hasil pembacaan meter dan perbaikan kesalahan pembacaan meter. K. Mencatat dan menindak lanjuti laporan pembaca meter. L. Melakukan koordinasi dengan fungsi yang terkait. M. Membuat laporan sesuai bidangnya. III. URAIAN DAN PENJELASAN KEGIATAN. A. Perencanaan Pembacaan Meter. 1. Pembentukan Rute Baca Meter (RBM).

Yang dimaksud dengan RBM adalah urutan langkah pembaca meter yang sepraktis mungkin dilapangan dalam melakukan pembacaan meter sesuai dengan jumlah kemampuan membaca meter seorang pembaca meter dalam 1 hari kerja. Untuk memperoleh pembacaan meter yang efektif dan efisien diperlukan adanya RBM yang baik, yaitu RBM yang memenuhi kriteria urutan dan jumlah tersebut diatas. RBM dibentuk dengan memberikan nomor kode kedudukan pelanggan dengan struktur sebagai berikut : X X X XX XX XXX XX - - - -- -- --- | | | | | | \-> Nomor sisipan | | | | | \-----> Nomor urut baca meter | | | | \----------> Kode rute baca meter | | | \--------------> Area baca meter | | \-----------------> Kode Sub Rayon/Ranting | \-------------------> Kode Rayon/Ranting \---------------------> Kode Cabang Untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan pembacaan meter, urutan pelanggan yang tercantum dalam Daftar Pembacaan Meter/DPM (TUL II-01) harus sesuai dengan urutan langkah pembaca meter yang sepraktis mungkin dilapangan, serta jumlah pelanggan yang sesuai dengan standar kapasitas baca meter (RBM) yang ditetapkan. Standar kapasitas baca meter adalah jumlah pelanggan yang mampu dibaca dalam satu hari kerja oleh seorang pembaca meter. Penetapan jumlah pelanggan tersebut disusun dengan memperhatikan antara lain macam daerah, transportasi dari dan ke kantor PLN, lama waktu pembacaan, tingkat produktifitas pembacaan meter, dan lain lain. 2. Pengaturan Jadual Pembacaan Meter. Untuk mempermudah pengawasan dan kelancaran pembacaan meter, maka perlu dibuat rencana jadual pelaksanaan pembacaan angka kedudukan meter. Pembacaan meter dilakukan setiap bulan sekali.

Apabila dianggap perlu dapat dilakukan beberapa bulan sekali yang diatur tersendiri oleh Direksi. Jadual pembacaan meter dimulai tanggal 1 setiap bulan pembacaan. 3. Pengaturan Jadual Rotasi Pembaca Meter. Yang dimaksud rotasi pembaca meter adalah perpindahan penugasan pembaca meter dari 1 RBM ke RBM yang lain baik secara periodik maupun insidentil. Untuk meningkatakan kualitas hasil pembacaan meter dan meningkatkan produktifitas pembaca meter diperlukan rotasi pembaca meter. Rotasi pembaca meter dilakukan berdasarkan jadual rotasi yang telah ditetapkan sebelumnya. B. Persiapan Pembacaan Meter. 1. Pembacaan Meter dengan menggunakan Daftar Pembacaan Meter/DPM (TUL II-01 A /TUL II-01 B). a. Pelanggan Lama : Sebelum pelaksanaan pembacaan meter di lapangan, Daftar Pembacaan Meter/DPM (TUL II01) disiapkan untuk masing masing pembaca meter per hari. Untuk memperlancar dan mempermudah pelaksanaan serta pengawasan pembacaan meter harus disiapkan DPM (TUL II-01) dibuat 2 macam : (1). DPM pelanggan tarif tunggal tanpa kVArH (TUL II-01 A). (2). DPM pelanggan tarif ganda dan tunggal dengan kVArH (TUL II-01 B). Untuk pelanggan tertentu ( menurut pertimbangan Kepala Cabang ), disiapkan Berita Acara Pembacaan Meter (TUL II-02). b. Pelanggan Baru : Untuk pelanggan baru berdasarkan PDL yang diterima dari FPL, maka FPM menyiapkan DPM pelanggan baru (susulan) sesuai dengan jenis pelanggan dan lokasi pelanggan yang bersangkutan. Isi DPM Susulan sama dengan DPM (TUL II-01 A / TUL II-01 B). 2. Kartu Meter Pelanggan (TUL II-03) a. Pelanggan Baru. Setiap pelanggan baru dibuatkan Kartu Meter Pelanggan (TUL II-03).

Kartu Meter Pelanggan (TUL II-03) diisi hasil pembacaan meter. Kartu Meter Pelanggan (TUL II-03) dipasang didekat APP pelanggan. b. Pelanggan Lama. Kartu Meter Pelanggan (TUL II-03) disiapkan sekurang-kurangnya 1 tahun sekali. Kartu Meter Pelanggan diisi hasil pembacaan meter. Kartu Meter Pelanggan dipasang didekat APP pelanggan. c. Kartu Meter Pelanggan Hilang/Rusak. Apabila Kartu Meter Pelanggan hilang/rusak, maka harus segera dibuatkan dan dipasang penggantinya. 3. Pemberitahuan Pembacaan Meter (TUL II-04). Pemberitahuan Pembacaan Meter (TUL II-04) disiapkan untuk dibawa oleh pembaca meter pada saat pembaca meter akan melakukan pembacaan meter. Pemberitahuan ini disampaikan ke alamat pelanggan jika pembacaan meter tidak berhasil karena sesuatu hal pembaca meter tidak dapat mencapai tempat meter pada saat datang ke tempat pelanggan yang bersangkutan. 4. Pembagian Tugas Pembacaan Meter. Masing-masing pengawas menyiapkan pembagian tugas pembacaan meter per pembaca meter sesuai jadual dan daerah masing-masing dengan dilengkapi DPM dan surat pemberitahuan pembacaan meter secara harian. 5. Rekapitulasi Pembacaan Meter Harian (TUL II-05). Rekapitulasi pembacaan meter harian (TUL II-05) ini digunakan untuk mengawasi kegiatan/ produktifitas pembacaan meter. Formulir ini disiapkan untuk mencatat jumlah pelanggan yang harus dibaca, yang berhasil dibaca dan yang tidak berhasil dibaca pada hari pembacaan. C. Pelaksanaan Pembacaan Meter : 1. Tata Cara Pembacaan dan Pencataan Angka Kedudukan Meter. Dalam melaksanakan pembacaan meter setiap petugas harus membawa a.l : - Kartu jati diri pembaca meter. - Surat tugas. - DPM atau PDE.

- Formulir Kartu Meter Pelanggan (TUL II-03). - Formulir Pemberitahuan Pembacaan Meter(TUL II-04). - Formulir Berita Acara Pembacaan Meter (TUL II-02). Pembacaan angka kedudukan meter dilakukan dengan melihat angka meter di pelanggan masing-masing. Contoh : Angka kedudukan meter = 25765,09

dibaca dan dicatat sebagai = 25765 a. Pembacaan angka kedudukan meter pelanggan meter tarif tunggal tanpa kVARh dilakukan dengan melihat angka kedudukan meter di pelanggan sesuai dengan spesifikasi meter yang bersangkutan dan dicatat dalam DPM (TUL II-01 A/TUL II-01 B) serta Kartu Meter Pelanggan (TUL II-03). Pembacaan meter dapat disaksikan oleh pelanggan yang bersangkutan. b. Pembacaan angka meter pelanggan meter tarif ganda dan tunggal dengan kVArh dilakukan dengan melihat angka kedudukan meter di pelanggan , dan dicatat dalam DPM (TUL II-01 A/TUL II-01 B) serta Kartu Me ter Pelanggan (TUL II-03). Pembacaan meter dapat disaksikan oleh pelanggan yang bersangkutan. c. Untuk pelanggan tertentu menurut pertimbangan Kepala Cabang dibuatkan Berita Acara Pembacaan Meter (TUL II-02) yang ditandatangani oleh petugas pembaca meter dan pelanggan atau yang mewakili. d. Apabila dalam pelaksanaan pembacaan angka kedudukan meter diketahui kelainan agar dicatat di DPM (TUL II-01 A/TUL II-01 B) sebagai laporan kepada pengawas. e. Jenis laporan dikelompokan sebagai berikut :

1. Meter sulit dibaca. 2. Meter tidak ada. 3. Meter rusak. 4. Tarif tidak sesuai. 5. Kode kedudukan. Laporan untuk diteliti dan ditindak lanjuti dengan segera. f. Apabila dalam pelaksanaan pembacaan meter terdapat hambatan kelancaran pembaca meter diberi pesan sebagai berikut : 1. Meter didalam bangunan. 2. Bangunan tidak dihuni. 3. Hubungi tetangga / petugas. 4. Ada anjing galak. 2. Penyampaian Pemberitahuan Pembacaan Meter (TUL II-04). Pemberitahuan ini disampaikan ke alamat pelanggan jika pemba caan meter tidak berhasil karena sesuatu hal pembaca meter tidak dapat mencapai tempat meter pada saat datang ke tempat pelanggan yang bersangkutan. Pemberitahuan Pembacaan Meter (TUL II-04) dibuat dalam bentuk kartu dengan 2 segi. - segi kesatu untuk pelanggan. - segi kedua untuk arsip FPM. Pemberitahuan Pembacaan Meter mengandung arti : a. Pembacaan meter tidak dapat dilakukan karena sesuatu hal pembaca tidak dapat mencapai tempat meter pada saat datang ke pelanggan dan pelanggan diminta membaca sendiri angka kedudukan meter serta menyampaikannya ke PLN dengan menggunakan formulir Pemberitahuan Pembacaan Meter (TUL II-04) segi kesatu.

b. Apabila sampai dengan 2 hari setelah tanggal pemberitahuan, pelanggan belum menyampaikan angka kedudukan meternya ke PLN, maka pemakaian tenaga listriknya akan diperhitungkan sama dengan pemakaian bulan yang lalu atau dihitung rata-rata maksimal pemakaian tiga bulan terakhir. 3. Pencatatan Angka Kedudukan Meter pada Kartu Meter Pelanggan (TUL II-03). Angka kedudukan meter yang telah dibaca dan dicatat dalam DPM (TUL II-01 A/TUL II-01 B) maupun direkam dalam Portable Data Entry dicatat pula di Kartu Meter Pelanggan (TUL II-03) yang ditempatkan didekat APP. Pembaca meter membubuhkan paraf pada kolom yang tersedia dan pelanggan dapat menyaksikan pembacaan angka kedudukan meter dengan membubuhkan paraf pada kolom yang tersedia. 4. Penyerahan Hasil Pembacaan Angka Kedudukan Meter Kepada Pengawas. Angka kedudukan meter yang telah dicatat ke dalam DPM tersebut diserahkan kepada pengawas pembaca meter pada setiap hari pembacaan dan selanjutnya oleh pengawas dicatat dalam Rekapitulasi Hasil Pembacaan Meter (TUL II-05). 5. Pencatatan dan Perhitungan Pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal. Pencatatan dan perhitungan pemakaian kWh/kVArh/kVAMaksimal dilakukan dengan menggunakan Kartu Pemakaian kWh/kVArh/KVA Maksimal (TUL II-07). a. Angka kedudukan yang dicatat di DPM, dicatat dan dihitung pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal dalam Daftar Pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal (TUL II-06 A/TUL II-06 B). b. Bagi Cabang yang pencatatan dan perhitungan pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal menggunakan Komputer, Daftar Pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal dibuat oleh komputer. c. Untuk pelanggan dengan meter kVArh dan pelanggan lainnya yang dianggap perlu, angka kedudukan meter terakhir yang dicatat di DPM dipindahkan ke Kartu Pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal (TUL II-07).

Untuk keperluan pengawasan pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal setiap pelanggan, dibuatkan Kartu Pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal (TUL II-07). Pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal dihitung dengan rumus : Jumlah pemakaian kWh dihitung dengan rumus : /----------------------------\ | kWh = ( A - L ) x FM x FRT | \----------------------------/ Jumlah pemakaian kVArh dihitung dengan rumus : /------------------------------\ | kVArh = ( A - L ) x FM x FRT | \------------------------------/ Keterangan : A = Angka kedudukan akhir L = Angka kedudukan bulan lalu FM = Faktor Kali Meter FRT = Faktor Rugi Trafo Jumlah pemakaian kVA Maksimal dihitung dengan rumus : /------------------------\ | kVA = P x CT x PT x K | \------------------------/ Keterangan : P = angka penunjukan kVA Maksimal. CT = ratio trafo arus. PT = ratio trafo tegangan. K = konstanta meter.

Apabila terdapat pelanggan yang karena sesuatu hal tidak dipasang kVA Maksimal melainkan dipasang kW Maksimal maka besarnya daya terukur yang digunakan untuk menghitung biaya beban adalah dengan rumus : /----------------------------\ | kVA = P x CT x PT x K x FD | \----------------------------/ Keterangan : P = angka penunjukan kVA Maksimal. CT = ratio trafo arus. PT = ratio trafo tegangan. K = konstanta meter. FD = faktor daya. 6. Pemeriksaan Hasil Pembacaan Meter. Hasil pembacaan meter (DPM) yang diterima oleh tiap - tiap pengawas diperiksa antara lain tentang : - angka kedudukan meter - produktivitas pembaca meter - laporan pembaca meter Apabila terdapat angka pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal yang tidak wajar, maka perlu dilakukan penelitian sebagai mana mestinya. Setiap koreksi angka kedudukan meter bulan lalu dilakukan dengan membuat Daftar Koreksi Angka Kedudukan Meter Bulan Lalu (TUL II-08) yang ditanda tangani oleh Kepala Bagian. 7. Pemeriksaan Pemakaian kWh, kVArh dan kVA Maksimal. a. Setelah dilakukan perhitungan pemakaian kWh/kVArh/ kVA Maksimal harus dilakukan pemeriksaan atas perhitungan tersebut untuk melihat kewajaran pemakaiannya. Pemeriksaan dilakukan pada :

(1). Kartu pemakaian kWh/kVArH/kVA Maksimal (TUL II-07) (2). Daftar pemakaian kWh/kVARh/kVA Maksimal (DPK/ TUL II-06 A/TUL II-06 B). (3). Daftar pelanggan yang perlu diperhatikan (DLPD). (4). PDL/DPM susulan bagi penyambungan baru. (5). Daftar koreksi kedudukan meter bulan lalu. Apabila terdapat angka pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal yang tidak wajar, maka perlu dilakukan koreksi sebagaimana mestinya. b. Berdasarkan pengaduan pelanggan dari FPL, maka dilakukan pemeriksaan/penelitian dan dibuatkan Berita Acara Perhitungan Kembali Pemakaian kWh/kVArh/ kVA Maksimal (TUL II09) dalam rangkap 4. - lembar asli untuk FPR sebagi bahan pembuatan rekening perbaikan. - tembusan kesatu untuk FPL. - tembusan kedua untuk FPM untuk melakukan koreksi angka kedudukan yang bersangkutan. - tembusan ketiga untuk FBL sebagai lampiran pembukuan. c. Apabila pengaduan pelanggan menyangkut permintaan restitusi rekening listrik maka berdasarkan data pendukung dari FPL, setelah dilakukan pemeriksaan /penelitian dibuatkan surat Pemeriksaan / Penelitian untuk Restitusi Rekening Listrik.( TUL II - 10 ). 8. Pengiriman Hasil Pembacaan Meter ke Fungsi Pembuatan Rekening (FPR). Hasil pembacaan angka kedudukan meter dalam bentuk DPM, setelah dilakukan pemeriksaan dikirim ke FPR dengan daftar pengiriman yang ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang. Daftar pengiriman berisi antara lain rekapitulasi jumlah pelanggan dan jumlah angka kedudukan meter per daerah baca meter. D. Pengendalian Pembacaan Meter. 1. Pengawasan Hasil Pembacaan Meter.

a. Pengawasan Kualitas Baca Meter. Pengawasan terhadap kualitas dilakukan dengan cara membandingkan angka kedudukan meter bulan ini dengan angka kedudukan meter bulan lalu di DPM dan membandingkan pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal bulan ini dengan bulan lalu serta jam nyala dengan menganut skala prioritas. Apabila dijumpai kelainan, dilakukan pemeriksaan ulang ke lapangan bila diperlukan. b. Pengawasan Kuantitas Baca Meter. Pengawasan kuantitas baca meter dilakukan dengan cara membandingkan jumlah yang harus dibaca, yang berhasil dibaca setiap hari masing masing pembaca meter. 2. Pembinaan Pembaca Meter. Pembinaan terhadap pembaca meter harus dilakukan secara periodik antara lain memberikan pendidikan dan latihan tentang tata cara membaca meter, etika baca meter, penerapan sanksi terhadap pembaca meter yang melakukan pelanggaran peraturan, dll. 3. Tindak lanjut Laporan Pembaca Meter. Yang termasuk laporan pembaca meter : a. Kelainan kondisi instalasi PLN. b. Perubahan peruntukan tenaga listrik di pelanggan. c. Penyambungan tenaga listrik dengan alas tidak syah. d. Keluhan pelanggan. Laporan pembaca meter yang ditulis di DPM dipindahkan ke Pengaduan Pelanggan (TUL I-14) segera setelah pengawas baca meter menerima laporan tersebut. Setiap laporan diberi nomor agenda dan dicatat dalam buku/agenda serta dikirim ke FPLdalam rangkap 2. - lembar asli untuk FPL - tembusan untuk FPM.

4. Historis Pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal. Untuk mengetahui pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal dalam kurun waktu 12 bulan terakhir perlu dibuatkan data historis pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal dengan menggunakan formulir Kartu Pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal (TUL II-07). 5. Pemeliharaan Arsip Pembacaan Meter. Daftar Pembacaan Meter (TUL II-01 A/TUL II-01 B), Kartu Pemakaian kWh/kVArh/ kVA Maksimal (TUL II-07), Daftar Pemakaian kWh/kVArh/kVA Maksimal (TUL II-06 A/TUL II-06 B), disimpan secara tertib dan teratur.

E. Formulir TUL yang dipergunakan : 1. Formulir Daftar Pembacaan Meter (DPM). a. Pengertian : Formulir Pembacaan Meter adalah formulir yang berisi informasi pelanggan-pelanggan dan rute yang harus dibaca oleh pembaca meter dalam satu hari baca. b. Tujuan : Sebagai daftar pelanggan yang akan dibaca oleh pembaca meter dalam satu hari baca. c. Kandungan data : 1. Bulan dan tahun rekening yang akan dicetak. 2. Area Baca meter/daerah 3. Hari baca ke 4. Nomor urut 5. Nama Pelanggan 6. Alamat

7. Data Gardu Tiang 8. Nomor Kontrak 9. Nomor kontrol/Kedudukan(PDE) 10. Stand meter 11. Keterangan 12. Daya/VA 2. Formulir Daftar Pemkaian kWH (DPK). a. Pengertian : Adalah formulir yang berisi informasi pemakaian kWh dan stand meter s.d 4 bulan yang lalu untuk masing-masing pelanggan. b. Tujuan : Sebagai alat untuk mengetahui pemakaian kWh bulan ini dan pemakaian kWh rata-rata selama 3 bulan per pelang gan. c. Kandungan data : 1. Bulan dan tahun rekening yang akan dicetak 2. Nomor urut 3. Nomor kontrol 4. Daya 5. Tarip 6. Stand 4 bulan yang lalu 7. Stand 3 bulan yang lalu 8. Stand 2 bulan yang lalu 9. Stand 1 bulan yang lalu 10. Stand bulan ini 11. Koreksi srand lalu 12. Faktor kali 13. Jumlah pemakaian kWh bulan ini 14. KWh rata-rata 15. KWh maksimum 16. Keterangan.

3. Formulir Kartu Meter Langganan. a. Pengertian : Adalah formulir yang berisi informasi-informasi data stand meter pelanggan dan petugas pencatat meter selama satu tahun. b. Tujuan : 1. Sebagai alat pencatat angka stand meter tiap-tiap bulan pembacaan/siklis. 2. Sebagai alat kontrol apakah petugas pembaca meter melakukan tugasnya atau tidak. c. Kandungan data : 1. Nomor urut 2. Nama Pelanggan 3. Alamat pelanggan 4. Nomor kontrol/kedudukan 5. Tarip & daya 6. Nomor meter 7. Tanggal pasang meter 8. Nomor gardu 9. Nomor tiang 10. Nomor kontrak 11. Faktor meter 12. Bulan tahun 13. Tanggal pembacaan 14. Stand meter siang & malam 15. Parap pencatat & pemakai 4. Formulir Rekapitulasi Pembacaan Meter. a. Pengertian : Adalah formulir yang berisi informasi-informasi tenang produktivitas kerja pembaca meter per daerah atau per RBM baik harian maupun satu periode pembacaan/bulanan.

b. Tujuan : Sebagai alat untuk mengetahui produktivitas kerja perpembaca meter baik harian maupun bulanan. c. Kandungan data : 1. Nomor urut 2. Nama pembaca meter 3. Daerah/Rute baca neter 4. Jumlah pelanggan yang harus dibaca 5. Jumlah pelanggan yang berhasil dibaca 6. Jumlah pelanggan yang tidak berhasil dibaca 5. Formulir Berita Acara Pembacaan Meter. a. Pengertian : Adalah formulir yang berisi informasi-informasi hasil pembacaan angka stand meter pada periode pembacaan saat itu. b. Tujuan : Formulir ini dipakai sebagai alat untuk meyakinkan bahwa pembacaan telah dilakukan dan disetujui kebenarannya baik oleh pelanggan maupun PLN. c. Kandungan data : 1. Hari dan Tanggal Pembacaan 2. Nama petugas pembaca meter 3. Nama pelanggan 4. Alamat 5. Nomor kontrol/kedudukan 6. Nomor kontrak 7. Tarip 8. Stand angka meter 6. Formulir Surat Pemberitahuan Pembacaan Meter.

a. Pengertian : Adalah formulir yang berisi informasi-informasi pelaksanaan pembacaan meter yang telah dilakukan namun tidak berhasil. b. Tujuan : Sebgai alat pemberitahuan bahwa stand meter bulan ini ditaksir karena pembacaan tidak berhasil dilakukan dan sebagai alat untuk meminta kesedian pelanggan membaca stand meterny serta mengirimkannya ke PLN. c. Kandungan data : 1. Nomor kontrak 2. Nomor kontrol/kedudukan 3. Nama pelanggan 4. Alamat pelanggan 5. Tanggal pembacaan 6. Stand angka meter 7. Parap pelanggan 7. Formulir Pengiriman Hasil Pembacaan Meter. a. Pengertian : adalah formulir yang berisi informasi jumlah pelanggan per daerah/RBM yang telah dibaca dan dikirim ke bagian pengolahan data. b. Tujuan : Sebagai alat bukti pengiriman DPM/RBM ke bagian pengolahan data. c. Kandungan data : 1. Bulan tahun rekening yang dicetak 2. Nomor urut 3. Daerah/RBM 4. Tanggal pengiriman

5. Nama Pengirim 6. Mengetahui Kepala Cabang 7. Nama penerima 8. Formulir Kartu Pemakaian kWH (KPK). a. Pengertian : Adalah formulir yang berisi informasi-informasi angka stand meter dan pemakaian kWh oleh pelanggan tiap-tiap bulan. b. Tujuan : Sebagai alat mencatat angka stand meter dan mengitung pemakaian kWh masing-masing pelanggan setiap bulan. c. Kandungan data : 1. Hari baca ke/Siklis ke 2. Area Baca meter 3. Nama pelanggan 4. Alamat pelanggan 5. Tarip/Daya 6. Nomor kontrol 7. Nomor kontrak 8. Faktor meter 9. Tanggal pencatatan 10. Stand angka meter 11. Pemakaian kWh 9. Formulir Laporan Pembacaan Meter. a. Pengertian : Adalah formulir yang berisi informasi laporan pembaca meter tentang kelainan meter, keluhan dan pesan pelanggan. b. Tujuan : Sebagai alat mencatat berbagai kelainan yang ditemui, keluhan dan pesan pelanggan. c. Kandungan data : 1. Pengawas pembaca meter

2. Pembaca meter 3. Tanggal Laporan 4. Nama pelanggan 5. Alamat pelanggan 6. Nomor kontrol/kontrak 7. Tarip/Daya 8. Keterangan laporan 10. Formulir DPM Susulan/Koreksi. a. Pengertian : Adalah formulir yang berisi informasi tentang koreksi stand angka meter. b. Tujuan : Sebagai alat untuk mengkoreksi stand angka meter yang salah yang sudah dikirim ke fungsi pembuatan rekening c. Kandungan data : 1. Nomor 2. Bulan rekening yang dicetak 3. Header stand koreksi 4. Header stand meter 5. Kode cabang 6. Nomor kontrol/kedudukan 7. Bulan/Tahun 8. Stand koreksi 9. Stand meter 10. Pengirim 11. Penerima F. Bagan alir pembacaan meter : 1. Cara pembacaan dan pencatatan angka meter ke dalam DPM (Manual). 2. Cara Pembacaan dan perekaman angka meter ke dalam PDE (Komputer).

3. Pengiriman hasil pembacaan meter ke Fungsi Pembuatan Rekening. 4. Koreksi pemakaian kWH sesudah rekening dicetak. G. Laporan : 1. Laporan Pembacaan Meter Bulanan. a. Pengertian : Laporan Pembacaan Meter Bulanan adalah laporan yang berisi informasi tentang jumlah pelanggan seluruhnya yang harus dibaca dan yang tidak berhasil dibaca, serta jumlah pelanggan yang berhasil dibaca. b. Tujuan : 1. Untuk memonitor tingkat keberhasilan kegiatan pembacaan meter. 2. Sebagai dasar perhitungan pembayaran premi petugas pembaca meter. c. Isi laporan : 1. Nama/kode pengawas. 2. Nama/kode pembaca meter. 3. Jumlah pelanggan seluruhnya yang harus dibaca. 4. Jumlah pelanggan yang berhasil dibaca. 5. Jumlah pelanggan yang tidak berhasil dibaca. 6. Keterangan. 7. Tanggal pembuatan laporan. 8. Yang membuat laporan. 9. Kode siklis kelompok pembacaan meter. 2. Laporan Produktivitas Pembacaan Meter. a. Pengertian : Adalah laporan yang berisi informasi-informasi tentang hasil kerja pembaca meter selama satu periode pembacaan meter. b. Tujuan : 1. Sebagai alat untuk mengetahui produktivitas pembaca meter secara kualitas dan kuantitas.

2. Untuk meningkatkan dan memelihara efisiensi kerja para pembaca meter. c. Kandungan data : 1. Nama/kode pembaca meter. 2. Nama dan alamat pelanggan, No.Kontrak/No.Kontrol/Kode Kedudukan. 3. Kode/Jenis kelainan, pesan, keluhan, pengaduan pelanggan. 4. Tanggal laporan. 5. Tanggal penyelesaian. 6. Fungsi yang menyelesaikan. 3. Laporan Pengaduan Pembacaan Meter : a. Pengertian : Laporan Pengaduan Pembacaan Meter adalah laporan yang berisi informasi-informasi tentang kelainan pada alat pembatas dan pengukur (APP), keluhan, pesan dan pengaduan pelanggan. b. Tujuan : Sebagai alat untuk memonitor serta menindak lanjuti hal-hal yang dijumpai diterima oleh pembaca meter yaitu kelainan pada alat pembatas dan pengukur (APP), keluhan, pesan dan pengaduan pelanggan. c. Kandungan data : 1. Nama/kode pembaca meter. 2. Nama/kode pengawas pembaca meter. 3. Jumlah pelanggan yang harus dibaca. 4. Tanggal pembacaan. 5. Jumlah pelanggan yang berhasil dibaca. 6. Jumlah pelanggan yang tidak berhasil dibaca. 7. Alasan tidak berhasil dibaca. 8. Lama waktu pembaccan meter. 9. Route pembacaan meter. 4. Laporan Rekapitulasi Pembaccan Meter. a. Pengertian :

Laporan Rekapitulasi Pembacaan Meter adalah laporan yang berisi informasi-informasi tentang produktivitas kerja seluruh pembaca meter, dalam satu bulan. b. Tujuan : 1. Sebagai alat untuk menganalisa dan mengevaluasi hasil kerja para pembacaan meter dalam hal kualitas dan kuantitas hasil pembacaan meter. 2. Untuk mengatur pendistribusian beban kerja pada pembaca meter dan para pengawas dengan sebaik-baiknya. c. Kandungan Data : 1. Nama/Kode pengawas. 2. Nama/Kode pembaca meter. 3. Jumlah route baca meter. 4. Jumlah pelanggan yang harus dibaca. 5. Jumlah pelanggan yang berhasil dibaca. 6. Jumlah pelanggan yang tidak berhasil dibaca. 7. Tanggal pembuatan. 8. Yang membuat laporan. 9. Jumlah hari kerja. 10. Jumlah siklis kelompok pembacaan meter.