FUNGI
-
Upload
eria-harini -
Category
Documents
-
view
9 -
download
5
description
Transcript of FUNGI
FUNGI
Disusun untuk memenuhi Tugas Mikrobiologi Industri
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. Chandrawati Cahyani, M.S.
Eria Harini (135061101111032)
Kelas B
JURUSAN TEKNIK MESIN
BIDANG MINAT TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
Pengumpulan 1Rabu,
24 September 2014
Fungi
Fungi merupakan kelompok organisme eukariotik yang menempati berbagai
macam habitat. Organisme yang masuk ke dalam kelompok ini merupakan organisme
yang tersusun atas hifa dari benang-benang filament. Filamentous fungi merupakan
non-fotosintetik, sehingga perlu untuk absorbs makanan yang disebut sebagai
kemoheterotrof.Sebagian besar mensekresikan enzim hidrolitik untuk memecah
molekul polimerisasi kompleks yang diabsorbsi menjadi bagian yang lebih sederhana.
Terdapat pula organisme yang saprofit yang hidup dari tumbuhan dan hewan yang
telah mati. Beberapa juga ada organisme yang bersifat parasit dengan mengambil
nutrisi dari hewan dan tumbuhan tertentu, ada yang bersimbiosis mutualisme dengan
organisme lain, seperti antara jamur dengan alga untuk membentuk liken.
Filamentous fungi berasal dari fragmen atau hifa atau spora yang
berkecambah pada kondisi lingkungan yang cocok. Hifa dapat tumbuh dengan cepat,
hingga beberapa mikrometer per menit. Kumpulan cabang dari hifa akan membentuk
miselium vegetatif makroskopik yang berfungsi untuk menyerap nutrisi. Hifa tersebut
berdiameter 1-15 µm, tergantung dari jenisnya. Dinding selnya terdiri atas 80-90
persen polisakarida dengan lemak dan protein sebagai penyususn. Kecuali pada fungi
khusus, polisakaridanya terdiri atas mikrofibril dari kitin, yang merupakan polimer
linear yang kuat dan fleksibel.
Kromosom dan nukleus fungi relatif kecil, dan pembelahannya berbeda
dengan mikroorganisme eukariotik lainnya. Selama mitosis, nukleus tetap utuh dan
berisi. Setelah pemisahan kromosom, nukleus berpisah menjadi dua dimana benang
spindelnya akan menghilang.
Meskipun hifa dan spora pada fungi haploid, kecuali pada siklus sexual
memiliki inti diploid, beberapa micelium kemungkinan gennya termasuk heterogen,
yang dihasilkan dari peleburan hifa hasil pembelahan. Perkembangbiakan spora
dibantu oleh angin dan air. Spora tersebut sangat kuat, dan akan tumbuh jika jatuh di
tempat yang cocok.
Siklus seksual dari fungi berbeda dari organisme eukariotik lain. Jika pada
organisme eukariotik lain terjadi pertemuan antara sel haploid + dan -, atau disebut
syngamy, maka pada fungi ada dua proses yaitu plasmogami dan karyogami .
Penyatuan sitoplasma terjadi dengan beremunya sel haploid dan membentuk dikarion
kemudian dilanjutkan dengan penyatuan nucleus yang akan membentuk sel diploid,
lalau membelah dengan meiosis agar dihasilkan spora haploid.
Phycomycetes
Phycomycetes adalah jamur terkecil yang dibagi menjadi dua yaitu
Mastigomycotina (spora bergerak) dan Zygomycotina (zygosporic). Keduanya
merupakan jamur yang paling sederhanadan memiliki hifa vegetative asepatate.
Mastigomycotina terdiri dari jamur air, Saprolegnia dan tanaman patogen yaitu
Pythium dan Phytophthora. Kelompok Zygomycotina meliputi Mucor, Rhizomucor
dan Rhizopus yang banyak digunakan sebagai fermentor makanan tradisional, dan
enzim biokonversi.
Reproduksi aseksual dengan pembentukan kantong sporangia yang terletak
pada ujung hifa atau sporangiophores. Ratusan spora haploid dihasilkan dari
pembelahan mitosis dalam sporangium yang kemudian dibawa dan disebarkan oleh
angin. Sedangkan reproduksi seksual miselia setiap pembentukan gametangia
mengandung beberapa inti haploid. Hasil dalam pembentukan zygosporangium
dikariotik adalah plasmogami gametangia ( + )dan ( – ) serta sepasang inti sel.
Struktur ini secara metabolisme telah aktif dan tahan terhadap keadaan kering. Ketika
kondisi yang sesuai, karyogami mengalami penggabungan inti sel dan mengahasilkan
inti diploid secara meiosis sehingga terbentuk spora haploid.
Ascomycotes ( Jamur Kantong )
Ascomycotes merupakan kelas terbesar dari jamur dan termasuk yeast atau
ragi yang berguna dalam proses fermentasi. Anggota yang memiliki peran di industri
diantaranya neurospora, claviceps dan jamur yang dapat dimakan seperti morchela
dan spesies truffle.
Hifa Ascomycotes memiliki sekat (septat) dan reproduksinya aseksual, ujung
hifanya (konidiofor) berbentuk konidiospora haploid yang biasanya dibawa oleh
angin. Spora seksual atau askospora terkandung dalam kantong seperti askus yang
tertutup dalam tubuh buah atau askokarpus. Ragi seperti Saccharomyces cerevisiae
menghasilkan ascus pada reproduksi seksual dan sebagian tunas selama reproduksi
aseksual sama pada pembentukan konidiospora. Namun pada ragi yang tertentu,
terutama spesies Schizosaccharomyces mengalami pembelahan biner seperti pada
bakteri.
Basidiomycetes
Pada kelompok ini dihasilkan hifa septate dan basidiospora seksual haploid
disebut basidia. Biasanya memiliki bagian tubuh yang besar seperti Agaricus bisporus
( jamur kancing ). Industri lain pada basidiomycets adalah jamur kayu yang
membusuk untuk proses biodegradasi seperti Phanerochaete chrysosporium.
Deuteromycetes
Kelompok jamur ini terdiri dari berbagai spesies sekitar 25.000 spesies yang
tidak dikelompok - kelompokkan karena tidak memiliki tahap reproduksi seksual
yang belum diketahui. Diindikasi bahwa kelompok tersebut merupakan tahap konidia
dari ascomycetes yang tahap askusnya belum ada. Fungi yang sering digunakan pada
industri adalah Aspergilus, Cephalosporium, Fusarium, Penicillium dan Trichoderma.
Yeast atau Ragi
Yeast terutama S. cerevisiae merupakan mikroorganisme yang penting dalam
dunia industri. Istilah ‘yeast’ karena pembentukannya secara uniseluler yang sebagian
besar merupakan filament. Perubahan dari satu bentuk yang lain dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan.
Yeast merupakan heterotof dan ditemukan pada berbagai habitat di alam
terutama pada tanaman bunga, runtuhan tanaman di permukaan tanah. Tidak seperti
jamur pada umumnya yang merupakan obligat aerob, yeast ternasuk anaerob
fakultatif yang mampu tumbuh tanpa adanya oksigen.
S.cerevisiae adalah ragi yang paling terkenal yaitu untuk memproduksi
minuman beralkohol dan roti. Selain itu juga digunakan dalam beberapa produksi
produk fermentasi terutama bahan bakar etanol, protein sel tunggal, enzim dan
protein heterolog seperti insulin manusia. S. cerevisiae telah menjadi unsur penting
penelitian genetika molekuler karena mekanisme dasar replikasi, rekombinasi,
pembelahan sel dan metabolismenya yang sangat mirip dengan eukariotik .
Sangat sedikit ragi yang merugukan. Namun ada seperti Cryptococcus
neoformans yang menyebabkan penyakit meningitis, dan Candida albicans yang
dapat menginfeksi kulit dan membran mukosa mulut, vagina, dan saluran pencernaan
C. albicans dapat menjadi patogen terutama pada individu yang memiliki respon
kekebalan tubuh melemah.
Pertumbuhan dan siklus hidup
Saccharomyces memiliki sel berbentuk bulat ellisodial dengan lebar sekitar 1-
7 µm dan panjang antara 5-10 µm. Selnya dikelilingi oleh dinding tebal yang
merupakan membrane sel disertai dengan matrik sitoplasma yang mengandung
enzim, penyimpanan granula, beberapa jenis organel dan membrane system.
Pertumbuhan aseksualnya menggunakan tunas dari sel induk dan
pertumbuhan selnya selalu diikuti dengan perkembangan seperti gambar diatas . Sel
induk memulai berkembang dimana dinding sel akan melemah oleh enzim litik dan
tumbuh kira – kira berukuran sama dengan sel induk. Pertumbuhan dinding
mengalami polarisasi Selama periode ini terjadi proses mitosis. Kromosom
bereplikasi kemudian sel memanjang dan membentuk 2 kromosom yang terpisah dan
tertutup. Dinding sel antara sel induk dan anak telah terbentuk dan dapat dipisahkan.
Tahap ini terus menerus terjadi hingga 10 - 20 kali.
Dinding sel
Yeast memiliki dinding sel yang tebalnya 100-200 nm. Sekitar 80-90%
komponen dinding sel adalah glukan, phospomannan, kitin, dan protein. . Glukan
merupakan polimer bercabang yang membentuk mikrofibil agar dinding dalamnya
kuat. Phosphomanna merupakan polimer bercabang dari manosa gula heksosa yang
terletak di bagian luar dari dinding sel. Kitin membentuk dinding ragi yang tipis
disekitar bekas tunas. Jumlah bekas tunas pada dinding menunjukkan berapa kali
sebuah sel telah bertunas yang dapat digunakan untuk memperkirakan usia sel.
Protein yang terdapat pada dinding sel terdiri atas protein strukturan dan enzim.
Enzim memiliki peran dalam biosintesis dinding sel dan hidrolisis substrat yang tidak
dapat melewati membran sel. Enzim yang ditemukan dibagian tersebut diantaranya
adalah mannanase, lipase, alkaline phosphate dan invertase.
Struktur membrane sel
Membrane sel digunakan untuk mengontrol materi yang keluar masuk ke
dalam sel. Bagian luar membran sel bersifat hidrofil (suka air), sedangkan bagian
dalam bersifat hidrofob (tidak suka air). Lipid tersusun atas mono-, di-, dan
trigliserida, gliseropospatid, dan sterol. Komponen sterol terdiri atas ergosterol dan
zymosterol, yang tidak ditemukan dalam sel prokariot. Protein berperan untuk
merespon stimulus yang datang dari luar dan dalam. Membran enzim berfungsi untuk
transportasi senyawa seperti gula dan asam amino dengan adenosine triphosphatases
yang bertanggung jawab agar proton dapat melintasi membrane sehingga dapat
menyediakan transportasi energi.
Nukleus
Nukleus atau Inti sel dikelilingi oleh membrane ganda dengan jarak yang
teratur. Mayoritas organel ini mengandung 80 – 85 % DNA selular. Inti DNA
berkaitan dengan dasar protein histon dan dalam bentuk 16 kromosom linier terdiri
dari 150 – 2500kbp. Lebih dari 6000 gen telah diidentifikasi tetapi sekitar 50%
fungsinya tidak diketahui. Struktur yang berhubungan dengan inti disebut plakat yang
fungsinya sama dengan sentriol sel hewan dengan membentuk poros diatas
kromosom dan direplikasi selama mitosis.
Mitokondria
Mitokondria hanya ada pada ragi yang tumbuh secara aerobic. Struktur yang
sederhana pada keadaan anaerob yang disebut promitochondria. Fungsinya untuk
menginduksi pertumbuhan anaerob. Bagian tubuh ini dikembangkan dengan bentuk
bulat menyerupai batang, tertutup oleh membrane ganda. Membran dalam memiliki
protein yang terlibat dalam transport electron untuk membentuk struktur jari .
Organel Sitoplasma dan Struktur Lain.
Matriks sitoplasma mengandung ribosom, organel membrane tunggal dan
vakuola, sitoskeleton yang terdiri dari mikrotubulus dan mikrofilamen serta reticulum
endoplasma yang memiliki system membrane rumit. Sebagian berisi enzim hidrolitik
dan bertindak sebagai cadangan nutrisi. Peroksisom dan glyoxysome merupakan
membrane yang mengandung berbagai enzim tertentu. Jumlah dan macam dari
peroksisom bermacam-macam tergantung pada lingkungan dan nutrisi.
Penyimpanan granula sitoplasma pada ragi biasanya berisi lipid atau
karbohidrat. Karbohidrat merupakan 40% dari berat ragi. Glikogen memiliki peran
sebagai cadangan makanan .
Daftar Pustaka
Waites, Michael J., Morgan, Neil L., Rockey, John S., Higton, Gary. 2001.
Industrial Microbiology. London: Blackwell Science