Morfologi fungi

20
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI MORFOLOGI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS FUNGI Oleh : Afifi Rahamdetiassani 083112620150008 Rika Safira 083112620150026 Rifky Cahyo Oktavianto 083112620150010 Ely Akbar 083112620150017 Dita Rahayu 083112620150001

Transcript of Morfologi fungi

Page 1: Morfologi fungi

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

MORFOLOGI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS FUNGI

Oleh :

Afifi Rahamdetiassani 083112620150008

Rika Safira 083112620150026

Rifky Cahyo Oktavianto 083112620150010

Ely Akbar 083112620150017

Dita Rahayu 083112620150001

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN GENETIKA

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA

2011

Page 2: Morfologi fungi

MORFOLOGI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS FUNGI

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bentuk makroskopis dan

mikroskopis beberapa jenis fungi terutama kapang dan khamir.

Tinjaun Pustaka

Fungi merupakan organisme eukariot yang memiliki dinding sel, namun tidak

memiliki klorofil, eukariotik, bereproduksi secara aseksual dan seksual. Fungi ada

yang dapat dilihat secara langsung (makroskopis) dan diamati menggunakan

mikroskop (mikroskopis). Pada umumnya jamur mempunyai sel banyak

(multiseluler) misalnya jamur merang dan jamur tempe, tetapi ada juga yang bersel

tunggal (uniseluler) seperti ragi atau yeast/ Saccharomyces sp. Jamur yang

multiseluler tersusun atas benang-benang yang disebut dengan hifa. Apabila dilihat

dengan mikroskop tampak bentuk hifa ini bersekat-sekat (bersepta) dan tidak bersekat

(Fuad, 2011).

Tiap sekat terdapat satu sel yang terdiri atas satu atau beberapa inti sel.

Adapun pada hifa yang tidak bersekat, inti selnya tersebar di dalam sitoplasma yang

disebut dengan sinositik. Dinding sel jamur ini terbuat dari kitin yang dapat

memberikan bentuk dari sel-sel jamur. Kumpulan hifa-hifa ini akan membentuk suatu

miselium, dan miselium inilah yang tumbuh menyebar di atas substrat dan berfungsi

sebagai penyerap makanan dari lingkungannya (Fuad ,2011).

Dalam pengelompokan, fungi terbagi menjadi tiga antara lain khamir, kapang

dan cendawan (Aryulina, 2004). Fungi hidup menyerap zat organik dari

lingkungannya. Secara makroskopis fungi dapat dilihat dari morfologi koloni berupa

warna, tekstur, topografi, garis radial, garis kosentris, dan ada tidaknya eksudat.

Secara mikroskopis fungi dapat dilihat dari bentuk sel dan struktur hifa (Noverita,

2009).

Page 3: Morfologi fungi

Berdasarkan cara memperoleh makanannya, fungi mempunyai sifat sebagai

berikut (Rahmandani, 2011) :

1. Saprofit

2. Parasit

3. Mutual

Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur

hidup di tempat yang lembab. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada

organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di

lingkungan yang asam (Rahmandani, 2011).

Alat, Bahan dan Cara Kerja

Alat dan Bahan :

1. Beberapa koloni kapang dan khamir dalam cawan petri.

2. Lactophenol cotton blue

3. Jarum ose dan jarum tanam

4. Lampu spirtus

5. Gelas objek dan gelas penutup

6. Mikroskop

Cara Kerja :

1. Pengamatan Makroskopis (koloni kapang dan khamir)

a. Beberapa koloni kapang dan khamir disiapkan

b. Warna, tekstur, topografi dan tetesan eksudat diamati

Beberapa karakteristik koloni fungi yang perlu diperhatikan :

Warna

Warna yang perlu diperhatikan adalah warna permukaan koloni dan warna

sebalik koloni (reverse side). Warna koloni bervariasi (putih, abu-abu, hijau

muda, hijau kekuningan, dll) sesuai dengan warna sel, spora atau konidianya.

Tekstur

Tekstur koloni yang dilihat merupakan aerial hipha (hifa udara). Berikut ini

beberapa tekstur hifa fungi :

Page 4: Morfologi fungi

Absent : Koloni dengan miselium tenggelam, permukaan agak halus.

Cattony: Koloni dengan hifa aerial yang panjang dan padat, menyerupai

kapas.

Woolly: Koloni dengan tenunan hifa atau kumpulan hifa hampir panjang,

tenunannya mirip kain wool.

Velvety: Koloni dengan hifa aerial yang pendek menyerupai kain beludru.

Downy: Koloni dengan hifa halus, pendek dan tegak, secara keseluruhan

sering transparan.

Glabrous atau waxy : Koloni dengan permukaan halus, karena tidak ada

hifa aerial. Biasanya koloni khamir berbentuk seperti ini.

Granular atau powdery : Koloni rata dan terlihat banyak konidia yang

terbentuk. Koloni granular tampak lebih kasar permukaannya, sementara

itu koloni powdery permukaannya kelihatan seperti tepung.

Topografi

Rugose: Koloni yang memiliki alur-alur yang ketinggiannya tidak

beraturan dan tampak merupakan garis radial dari reverse side.

Umbonate: Koloni yang memiliki penonjolan seperti sebuah kancing pada

bagian tengah koloni. Seringkali koloni ini juga memiliki alur-alur garis

radial.

Verrugose: Koloni yang memiliki penampakan kusut dan keriput. Biasanya

koloni tidak memiliki aerial hifa.

Tetesan Eksudat

Pada beberapa koloni fungi sering terlihat adanya tetesan eksudat yang

merupakan titik-titik cairan yang terlihat pada permukaan koloni. Biasanya

eksudat ini merupakan hasil metabolit sekunder dari fungi.

c. Garis-garis radial dari pusat koloni ke arah tepi koloni serta lingkaran

konsentris ada atau tidak juga diamati.

Page 5: Morfologi fungi

Garis radial dan lingkaran kosentris

Garis radial merupakan garis yang terlihat seperti jari-jari koloni, sedangkan

lingkaran kosentris merupakan lingkaran-lingkaran yang terbentuk dalam suatu

koloni. Garis radial dan lingkaran kosentris seringkali lebih jelas terlihat pada

reverse side.

d. Semua hasil pengamatan diamati

2. Pengamatan Mikroskopis (sel dan hifa)

a. Gelas objek serta gelas penutup disiapkan

b. Gelas objek ditetesi satu tetes lactophenol cotton blue

c. Diambil dengan menggunakan jarum tanam kapang dan jarum ose khamir

d. Diletakan di atas tetesan lactophenol cotton blue dan diratakan

e. Diamati dengan menggunakan mikroskop pembesaran objektif 10 x -40 x

f. Diperhatikan ifa berseptum atau tidak, hialin atau berwarna bila diberi cat

atau gelap serta bentuk hifa (berspiral, bernodul atau berhizoid).

g. Spora aseksual serta spora seksual kalau ada diperhatikan

h. Untuk khamir, bentuk sel, dinding sel (halus, kasar, berpigmen atau tidak),

spora aseksual dan seksual kalau ada, budding serta pseudohifa

diperhatikan

i. Semua hasil pengamatan dicatat dan digambar

Hasil dan Pembahasan

A. Pengamatan Makroskopis Fungi

No. Jenis Fungi Warna

(permukaan,

reverse side)

Tekstur Topografi Garis

Radial

Garis

Konsentris

1 X HIjau

kebiruan, Putih

Velvety Rugose ada -

Page 6: Morfologi fungi

kehijauan

2 Saccaromyces

cerevisae

Kuning,

Kuning

Glabrous Umbunate - -

3 Candida sp. Putih

kekuningan,

Putih susu

Glabrous Umbunate - -

4 Trichoderma

viridae

Hijau tua,

Hijau muda

Granular Umbunate Ada -

5 Aspergilus niger Hitam, Putih

kekuningan

Velvety Umbunate - Ada

6 Rhizopus sp. Putih bercak

hitam, Kuning

Cattony Rugose - -

7 Isolat Tanah Putih, Putih

kecokelatan

Cattony Rugose Ada -

B. Pengamatan Mikroskopis Fungi

No. Jenis Fungi Hifa Spora

1. Candida sp. Pseudohifa Ada

2. X Ada Ada

3. Trichoderma viridae Ada Ada

4. Pennicillium sp. Ada Ada

5. Isolat tanah Ada Ada

6. Rhizopus sp. Ada Ada

Pada praktikum ini, jenis fungi yang diamati antara lain Saccaromyces

cerevisae, Candida sp., Trichoderma viridae, Aspergilus niger, Rhizopus sp., isolat

tanah dan X jenis yang belum teridentifikasi. Saccaromyces cerevisae, memiliki

Page 7: Morfologi fungi

warna kuning (permukaan dan belakang), tekstur glabrous dan topografi umbonate,

tidak memiliki garis radial maupun konsentris. Candida sp., berwarna putih

kekuningan pada permukaan dan putih susu pada sisi belakang, tekstur glabrous dan

topografi umbonate, tidak memiliki garis radial maupun konsentris.

Trichoderma viridae, berwarna hijau tua pada permukaan hijau muda pada

sisi belakangnya, tekstur granular, topografi umbonate dan memiliki garis radial.

Aspergilus niger, berwarna hitam pada permukaannya dan putih kekuningan pada sisi

balakangnya, tekstur velvety dan topografi umbonate, hanya memiliki garis

konsentris. Rhizopus sp, berwarna putih bercak hitam pada permukaannnyakuning

pada sisi belakangnya, tekstur cattony dan topografi rugose, tidak memiliki garis

radial maupun konsentris. Isolat tanah, berwarna putih pada permukaannya, putih

kecoklatan pada sisi belakangnya, tekstur cattony, topografi rugose dan hanya

memiliki garis radial. Jenis X, berwarna hijau kebiruan pada sisi permukaannya dan

putih kehijauan pada sisi belakangnya, tekstur velvety, topografi rugose dan hanya

memiliki garis radial.

Pada praktikum pengamatan makroskopis fungi, isolat yang diamati

berdasarkan beberapa karakteristik morfologinya seperti tekstur, warna, topografi dan

garis radial atau garis konsentris yang dimiliki. Pengamatan makroskopis dapat

dilihat dari bentuk koloni yang terbentuk (terutama kapang dan khamir). Koloni

merupakan kumpulan dari miselium/sel, sedangkan miselium adalah kumpulan dari

hifa. Untuk tekstur, warna dan topografi, setiap fungi memiliki beberapa karakter

yang berbeda-beda, namun untuk garis radial atau konsentris, hanya beberapa fungi

yang memilikinya. Hal ini tergantung jenis/spesies fungi yang diamati.

Sedangkan pada pengamatan mikroskopis, fungi diamati berdasarkan ada atau

tidaknya hifa dan spora. Hifa dan spora dapat terlihat dengan pewarnaan oleh

lactophenol cotton blue, namun berbeda dengan bakteri, pada fungi tidak diperlukan

NaCl. Dari hasil pengamatan hampir semua fungi memiliki hifa dan spora, namun

ada juga yang berupa pseudohifa (semi hifa). Penicillium sebenarnya tidak ada dalam

daftar pengamatan, isolat fungi yang diamati sebenarnya adalah Aspergillus, namun

Page 8: Morfologi fungi

diindikasikan bahwa terjadi kontaminasi sehingga setelah dilihat di mikroskop yang

terlihat adalah struktur Penicillium.

DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, D., Muslim,C.,Manaf,S.,Winarni,E.W. Biologi SMA Untuk Kelas X. Esis.

Jakarta, 2004.

Fuad,A.A. Jamur. http://auvicena.blogspot.com/2009/07/bab-4-jamur.html. Diakses

pada tanggal 27 Maret 2011.

Rahmandani,T. Fungi (Jamur). http://daniteer.blogspot.com/2011/03/fungi-

jamur.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2011.

Noverita, Widowati. R, Yulneriwarni dan Darnely. Penuntun Praktikum

Mikrobiologi. Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta. 2009.

Page 9: Morfologi fungi

KESIMPULAN

Rika Safira

083112620150026

1. Dari hasil praktikum, bentuk makroskopis fungi yang terlihat dari beberapa

karakteristik koloni adalah:

a. warna (hijau kebiruan, kuning, putih, putih kehijauan, putih

kecoklatan, putih bercak hitam, hijau tua, hijau muda, hitam, putih

susu)

b. tekstur (glabrous, velvety, cattony, dan granular)

c. topografi (rugose dan umbonate)

d. garis radial dan konsentris (memiliki salah satu garis atau tidak

keduanya).

2. Dari hasil praktikum, bentuk mikroskopis fungi yang terlihat dari beberapa

karakteristik bentuk sel adalah:

a. hifa, hampir semua jenis fungi memilikinya kecuali Candida sp

(pseudohifa).

b. spora, semua jenis fungi yang diamati memilikinya.

Page 10: Morfologi fungi

KESIMPULAN

Afifi Rahmadetiassani

083112620150008

Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa makroskopis dan mikroskopis

pada setiap fungi berbeda-beda. Pengamatan makroskopis dilakukan pada preparat

X, Saccaromyces cerevisae, Candida sp., Trichoderma viridae, Aspergilus niger,

Rhizopus sp., dan isolat tanah yang dilihat dari warna, tekstur, topografi, ada tidaknya

garis radial dan garis konsentris.

Pada pengamtan mikroskopis menggunakan preparat X, Candida sp.,

Trichoderma viridae, Penicillium , Rhizopus sp., dan isolat tanah yang diamati adalah

bentuk hifa dan spora.

Page 11: Morfologi fungi

KESIMPULAN

Rifki Cahyo O. F.

083112620150010

MORFOLOGI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS FUNGI

Secara makroskopis dapat dilihat pada warna permukaan atas dan bawah,

tekstur, topografi, ada tidaknya garis radial dan kosentris. Sedangkan secara

mikroskopis dapat dilihat pada bentuk hifa, atau miselium dan bentuk sel.

Pemeriksaan isolat dengan pengamatan makroskopis dilakukan terhadap

karakteristik koloni fungi. Karakteristik tersebut berupa warna, tekstur, topografi

serta garis radial dan lingkaran konsentris dan ada tidaknya tetesan eksudat (metabolit

sekunder yang dihasilkan).

Isolat diamati hifa dan bentuk konidianya, sebagai bagian dari identifikasi

fungi karena bentuk konidia dan hifa pada fungi berbeda-beda, hifa ada yang ber-

segmen dan ada yang berbentuk untaian. Warna yang di timbulkan juga berbeda-

beda, sebagian besar warna yang terlihat merupakan warna spora, seperti

Saccharomices cereviseae, hijau muda pada Trichoderma viridae, dan putih pada

Candida.

Eksudat / metabolit sekuder merupakan hasil sampingan dan bentuk proteksi

fungi terhadap organisme lain di sekitarnya. Pembentukan eksudat di tandai dengan

pertumbuhan organisme lain yang terhambat pertumbuhannya disekitar fungi yang

menghasilkan eksudat.

Page 12: Morfologi fungi

LAMPIRAN

Gambar 1. Tampak depan dan tampak belakang Aspergillus niger

Gambar 2. Tampak depan dan tampak belakang Candida sp.

Page 13: Morfologi fungi

Gambar 3. Tampak depan dan tampak belakang Rhizopus sp.

Gamar 4. Mikroskopis Rhizopus sp

Gambar 5. Tampak depan dan tampak belakang Saccaromyces cerevisae

Page 14: Morfologi fungi

Gambar 6. Tampak depan dan tampak belakang isolat tanah

Gambar 7. Tampak depan dan tampak belakang preparat X

Gambar 8. Tampak depan dan tampak belakang Trichoderma viridae