Foto Polos Abdomen Baca

4
Foto Polos Abdomen menjadi salah satu alat bantu dalam mendiagnosis terjadinya gangguan pada abdomen. Pemeriksaan radiologis merupakan pemeriksaan penunjang untuk pertimbangan dalam memperkirakan pasien dengan abdomen akut. Foto polos abdomen dapat dilakukan dalam 3posisi,yaitu: 1. Tiduran telentang (supine), sinar dari arah vertikal dengan proyeksi anteroposterior (AP). 2. Duduk atau setengah duduk atau berdiri kalau memungkinkan, dengan sinar horizontal proyeksi AP. 3. Tiduran miring ke kiri (left lateral decubitus = LLD), dengan sinar horizontal, proyeksi AP. Sebaiknya pemotretan dibuat dengan memakai kaset film yang dapat mencakup seluruh abdomen beserta dindingnya. Perlu disiapkan ukuran kaset dan film ukuran 35 x 43 cm.4 C. Penggunaan Foto Polos Abdomen 1. Kolelitiasis (Gallbladder Stones) Foto polos abdomen biasanya tidak memberikan gambaran yang khas karena hanya sekitar 10-15% batu kandung empedu yang bersifat radioopak. Kadang kandung empedu yang mengandung cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos. Pada peradangan akut dengan kandung empedu yang membesar atau hidrops, kandung empedu kadang terlihat sebagai massa jaringan lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalam usus besar, di fleksura hepatika.5 2. Appendisitis Akut

description

a

Transcript of Foto Polos Abdomen Baca

Page 1: Foto Polos Abdomen Baca

Foto Polos Abdomen menjadi salah satu alat bantu dalam mendiagnosis terjadinya gangguan

pada abdomen. Pemeriksaan radiologis merupakan pemeriksaan penunjang untuk pertimbangan

dalam memperkirakan pasien dengan abdomen akut. Foto polos abdomen dapat dilakukan dalam

3posisi,yaitu:

1. Tiduran telentang (supine), sinar dari arah vertikal dengan proyeksi anteroposterior (AP).

2. Duduk atau setengah duduk atau berdiri kalau memungkinkan, dengan sinar horizontal

proyeksi AP.

3. Tiduran miring ke kiri (left lateral decubitus = LLD), dengan sinar horizontal, proyeksi AP.

Sebaiknya pemotretan dibuat dengan memakai kaset film yang dapat mencakup seluruh

abdomen beserta dindingnya. Perlu disiapkan ukuran kaset dan film ukuran 35 x 43 cm.4

C. Penggunaan Foto Polos Abdomen 

1. Kolelitiasis (Gallbladder Stones)

Foto polos abdomen biasanya tidak memberikan gambaran yang khas karena hanya sekitar 10-

15% batu kandung empedu yang bersifat radioopak. Kadang kandung empedu yang mengandung

cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos. Pada peradangan akut

dengan kandung empedu yang membesar atau hidrops, kandung empedu kadang terlihat sebagai

massa jaringan lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalam usus besar, di

fleksura hepatika.5

 2. Appendisitis Akut

Foto polos jarang bermanfaat kecuali terlihatnya fekalith opaque (5% pasien) didapatkan pada

kuadran kanan bawah (terutama pada anak-anak). Sehingga, X-ray abdominal tidak rutin

dilakukan kecuali terdapat keadaan lain seperti kemungkinan adanya obstruksi usus atau adanya

batu ureter.7

3. Gagal Ginjal Akut

Foto polos abdomen, dengan tomography jika perlu, adalah teknik skrining awal pada pasien

yang dicurigai mempunyai batu saluran kemih.8

4. Obstruksi ileus

Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step ladder” dan “air fluid level” pada foto polos

abdomen dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi. Foto polos abdomen mempunyai

tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus, sedangkan sensitivitas 84% pada obstruksi

Page 2: Foto Polos Abdomen Baca

kolon.9

Pada foto polos abdomen dapat ditemukan gambaran “step ladder dan air fluid level” terutama

pada obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa saja tidak tampak gas. Jika terjadi stangulasi dan

nekrosis, maka akan terlihat gambaran berupa hilangnya mukosa yang reguler dan adanya gas

dalam dinding usus. Udara bebas pada foto thoraks tegak menunjukkan adanya perforasi usus.

Penggunaan kontras tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan peritonitis akibat adanya

perforasi.10

5. Peritonitis

Pada peritonitis dilakukan foto polos abdomen 3 posisi. Sebelum terjadi peritonitis, jika

penyebabnya adanya gangguan pasase usus (ileus) obstruktif maka pada foto polos abdomen 3

posisi didapatkan gambaran radiologis antara lain:

a. Posisi tidur, untuk melihat distribusi usus, preperitonial fat, ada tidaknya penjalaran.

Gambaran yang diperoleh yaitu pelebaran usus di proksimal daerah obstruksi, penebalan dnding

usus, gambaran seperti duri ikan (Herring bone appearance).

b. Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan kemungkinan perforasi usus. Dari air fluid level

dapat diduga gangguan pasase usus. Bila air fluid level pendek berarti ada ileus letak tinggi,

sedang jika panjang – panjang kemungkinan gangguan di kolon. Gambaran yang diperoleh

adalah adanya udara bebas infra diafragma dan air fluid level.

c. Posisi setengah duduk atau berdiri. Gambaran radiologis diperoleh adanya air fluid level dan

step ladder appearance.

Jadi gambaran radiologis pada ileus obstruktif yaitu adanya distensi usus partial, air fluid level,

dan herring bone appearance. Sedangkan pada ileus paralitik didapatkan gambaran radiologis

yaitu:

a. Distensi usus general, dimana pelebaran usus menyeluruh sehingga kadang – kadang susah

membedakan anatara intestinum tenue yang melebar atau intestinum crassum.

b. Air fluid level

c. Herring bone appearance

Bedanya dengan ileus obstruktif: pelebaran usus menyeluruh sehingga air fluid level ada yang

pendek – pendek (usus halus) dan panjang – panjang (kolon) karena diameter lumen kolon lebih

lebar daripada usus halus. Ileus obstruktif bila berlangsung lama dapat menjadi ileus paralitik.

Pada kasus peritonitis karena perdarahan, gambarannya tidak jelas pada foto polos abdomen.

Page 3: Foto Polos Abdomen Baca

Gambaran akan lebih jelas pada pemeriksaan USG (ultrasonografi).

Gambaran radiologis peritonitis karena perforasi dapat dilihat pada pemeriksaan foto polos

abdomen 3 posisi. Pada dugaan perforasi apakah karena ulkus peptikum, pecahnya usus buntu

atau karena sebab lain, tanda utama radiologi adalah :

a. Posisi tiduran, didapatkan preperitonial fat menghilang, psoas line menghilang, dan kekaburan

pada cavum abdomen.

b. Posisi duduk atau berdiri, didapatkan free air subdiafragma berbentuk bulan sabit (semilunair

shadow).

c. Posisi LLD, didapatkan free air intra peritonial pada daerah perut yang paling tinggi. Letaknya

antara hati dengan dinding abdomen atau antara pelvis dengan dinding abdomen. 

Jadi gambaran radiologis pada peritonitis yaitu adanya kekaburan pada cavum abdomen,

preperitonial fat dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas subdiafragma atau intra

peritoneal.