formulir SPT PPh 21 1721_2009

26
SPT Normal SPT Pembetulan Ke- Tahun Kalender For 20____ 17 (Bulan/Tahun) Masa Pajak 07 20 0 9 Bagian A – Informasi Identitas Wajib Pajak 1 NPWP ### 0 1 ### 0 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 2 Nama WP PT PAJAKONLINE.com 3 Alamat Bekasi Bekasi 4 021- xxxxx 5 Bagian B – Objek Pajak A. Jumlah Jumlah Penghasilan Bruto Pajak Terutang (Rp) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) 6 Pegawai Tetap 7 Penerima Pensiun Berkala 8 Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas 9 Distributor MLM 10 Petugas Dinas Luar Asuransi 11 Penjaja Barang Dagangan 12 13 14 Pegawai yang Melakukan Penarikan Dana Pensiun 15 Peserta Kegiatan 16 17 18 19 20 Jumlah Bagian B (Penjumlahan Angka 6 s.d. 19) 21 PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang telah Disetor pada Masa Pajak Januari s.d. November (Diisi hanya pada Masa Pajak Desember) 22 STP PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 (hanya Pokok Pajak) 23 Kelebihan setor PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 dari: Masa Pajak Tahun Kalender 24 Jumlah (angka 21 + angka 22 + angka 23) 25 PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor (angka 20 angka 24) 25a. Penyetoran dengan SSP PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah 25b. Penyetoran dengan SSP Jika SPT Pembetulan, maka dilanjutkan ke angka 26 dan 27 26 PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor pada SPT yang Dibetulkan (merupakan pindahan dari Bagian B Angka 25 dari SPT yang Dibetulkan) 27 PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor karena pembetulan (angka 25 28 Kelebihan setor pada angka 25 atau angka 27 akan dikompensasikan ke Masa Pajak Tahun Catatan : us Untuk Masa Pajak Desember, Jumlah Penghasilan Bruto (kolom 4) dan Jumlah Pajak Terutang (kolom 5 6 sampai dengan angka 20 diisi jumlah kumulatif dalam Tahun Kalender yang bersangkutan. Departemen Keuangan RI Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal Direktorat Jenderal Pajak Formulir ini digunakan untuk melaporkan kewajiban Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 / Nomor Telepon Alamat Email [email protected] Golongan Penerima Penghasilan Jumlah Penerima Penghasilan Anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang tidak Merangkap sebagai Pegawai Tetap Mantan Pegawai yang Menerima Jasa Produksi, Tantiem, Bonus atau Imbalan Lain Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang Bersifat Berkesinambungan Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang tidak Bersifat Berkesinambungan Mantan Pegawai yang Menerima Jasa Produksi, Tantiem, Bonus atau Imbalan Lain Pegawai atau Pemberi Jasa sebagai Wajib Pajak Luar Negeri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

description

Formulir SPT PPH 21 -2009

Transcript of formulir SPT PPh 21 1721_2009

Page 1: formulir SPT PPh 21 1721_2009

SPT Normal

SPT Pembetulan Ke-___

Tahun Kalender Formulir

20____ 1721(Bulan/Tahun)

Masa Pajak 0 7 / 2 0 0 9

Bagian A – Informasi Identitas Wajib Pajak

1 NPWP ###0 1 ###0 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0

2 Nama WP PT PAJAKONLINE.com

3 AlamatBekasi

Bekasi

4 021- xxxxx 5

Bagian B – Objek Pajak

A.Golongan Penerima Penghasilan

Jumlah Jumlah

Penghasilan Bruto Pajak Terutang

(Rp) (Rp)(1) (2) (3) (4) (5)

6 Pegawai Tetap

7 Penerima Pensiun Berkala

8 Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas

9 Distributor MLM

10 Petugas Dinas Luar Asuransi

11 Penjaja Barang Dagangan

12

13

14 Pegawai yang Melakukan Penarikan Dana Pensiun

15 Peserta Kegiatan

16

17

18

19

20Jumlah Bagian B

- (Penjumlahan Angka 6 s.d. 19)

21PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang telah Disetor pada Masa Pajak Januari s.d. November

(Diisi hanya pada Masa Pajak Desember)

22 STP PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 (hanya Pokok Pajak)

23

Kelebihan setor PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 dari:

Masa Pajak Tahun Kalender

24 Jumlah (angka 21 + angka 22 + angka 23) -

25 PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor (angka 20 – angka 24) -

25a. Penyetoran dengan SSP PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah

25b. Penyetoran dengan SSP

Jika SPT Pembetulan, maka dilanjutkan ke angka 26 dan 27

26PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor pada SPT yang Dibetulkan(merupakan pindahan dari Bagian B Angka 25 dari SPT yang Dibetulkan)

27 PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor karena pembetulan (angka 25 – angka 26) -

28 Kelebihan setor pada angka 25 atau angka 27 akan dikompensasikan ke Masa Pajak Tahun

Catatan :

Khusus Untuk Masa Pajak Desember, Jumlah Penghasilan Bruto (kolom 4) dan Jumlah Pajak Terutang (kolom 5) pada angka6 sampai dengan angka 20 diisi jumlah kumulatif dalam Tahun Kalender yang bersangkutan.

Departemen Keuangan RI

SPT Masa Pajak Penghasilan

Pasal 21 dan/atau Pasal 26Direktorat Jenderal

Pajak Formulir ini digunakan untuk melaporkan kewajiban Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal

21 dan/atau Pasal 26

Nomor Telepon

Alamat Email

[email protected]

Jumlah Penerima

Penghasilan

Anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang tidak Merangkap sebagai Pegawai Tetap

Mantan Pegawai yang Menerima Jasa Produksi, Tantiem, Bonus atau Imbalan Lain

Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang Bersifat Berkesinambungan

Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang tidak Bersifat Berkesinambungan

Mantan Pegawai yang Menerima Jasa Produksi, Tantiem, Bonus atau Imbalan Lain

Pegawai atau Pemberi Jasa sebagai Wajib Pajak Luar Negeri

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Page 2: formulir SPT PPh 21 1721_2009

Bagian C – Objek Pajak – Final

A.Jumlah Jumlah

Penghasilan Bruto Pajak Terutang

(Rp) (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5)

29

30

31Jumlah Bagian C

- (Penjumlahan Angka 29 s.d 30)

Bagian D – Lampiran

a) Surat Setoran Pajak ____ lembar b) Surat Setoran Pajak PPh Pasal 21 DTP

g) Formulir 1721 – II i)

Bagian E – Pernyataan dan Tanda Tangan

Diisi oleh Petugas

PEMOTONG PAJAK (PIMPINAN) Kuasa Wajib Pajak SPT Masa Diterima

Nama Langsung Dari WP

NPWP - Melalui Pos

Tanda Tangan Tanda tangan

____/____/_____ ____/____/_____

TARIF PPh PASAL 21 MENGGUNAKAN TARIF PASAL 17 UU PPh

1. Pegawai tetap.2. Penerima pensiun yang dibayarkan secara bulanan.3. Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang dibayarkan secara bulanan.4.

5. Bukan pegawai yang menerima pembayaran yang bersifat tidak berkesinambungan.6. Peserta kegiatan setiap kali menerima pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah.7. Bukan pegawai yang menerima imbalan yang berkesinambungan.8.

9. Mantan pegawai yang menerima atau memperoleh jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur.10. Peserta program pensiun yang berstatus sebagai pegawai yang melakukan penarikan Dana Pensiun.(Pasal 13, 14, 15 dan 16 PMK 252/PMK.03/2008)

PTKP BAGI PENERIMA PENGHASILAN BUKAN PEGAWAI

BIAYA JABATANBiaya Jabatan ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan jumlah setinggi-tingginya Rp 6.000.000,00 setahun atau Rp 500.000,00 sebulan.Biaya Pensiun ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan bruto dengan jumlah setinggi-tingginya Rp 2.400.000,00 setahun atau Rp 200.000,00 sebulan.(Pasal 1 PMK 250/PMK.03/2008)

BATAS UPAH HARIAN YANG TIDAK DIPOTONG PPh PASAL 21

(Pasal 1 dan Pasal 2 PMK 254/PMK.03/2008).

PEMOTONGAN PPh PASAL 21 YANG TIDAK MEMILIKI NPWP

(Pasal 20 PMK 252/PMK.03/2008).

Golongan Penerima Penghasilan

Jumlah Penerima

Penghasilan

Penerima Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua, dan Pembayaran Lain Sejenis yang Dibayarkan Sekaligus

Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI/POLRI dan Pensiunan yang Menerima Honorarium dan Imbalan Lain yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara/Daerah

c) Surat Kuasa Khusus/Surat Keterangan Kematian

d) Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Tidak Final

e) Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Final

f) Formulir 1721 – I (Disampaikan hanya pada Masa Pajak Desember)

h) Daftar Biaya untuk Wajib Pajak yang Tidak Wajib Menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan (Disampaikan hanya pada Masa Pajak Desember)

(Disampaikan hanya pada Masa Pajak terjadi perubahan Pegawai Tetap)

Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi - sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

Tanggal (dd/mm/yyyy) Tanggal (dd/mm/yyyy)

Dalam ketentuan baru ini, tarif pemotongan PPh Pasal 21 adalah dengan menggunakan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh atas penghasilan yang diterima oleh:

Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan dan uang saku harian yang tidak dibayarkan secara bulanan.

Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap yang menerima atau memperoleh honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur.

PTKP Bagi orang pribadi bukan Pegawai seperti petugas dinas luar asuransi yang tidak berstatus sebagai pegawai, distributor MLM atau direct selling, penjaja barang dagangan yang tidak berstatus pegawai atau penerima penghasilan lainnya yang menerima penghasilan dari pemotong PPh Pasal 21 secara berkesinambungan.

Syarat bagi penerima penghasilan bukan pegawai untuk mendapatkan pengurangan PTKP yaitu orang pribadi bukan pegawai penerima penghasilan tersebut harus memiliki NPWP (untuk wanita kawin, maka suaminya harus memiliki NPWP) dan memberikan fotokopi kartu NPWP miliknya (atau milik suaminya, bagi wanita kawin) kepada pemotong PPh Pasal 21. (Pasal 12 PMK 252/PMK.03/2008).

Batas penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh pegawai harian, mingguan dan pegawai tidak tetap lainnya sampai dengan jumlah Rp 150.000,00 sehari tidak dipotong PPh Pasal 21. Namun ketentuan ini tidak berlaku jika penghasilan bruto ini telah melebihi Rp 1.320.000,00 (jika upah harian tersebut diakumulasikan selama sebulan) atau jika penghasilan upah harian ini dibayarkan secara bulanan.

Atas penghasilan yang dibayarkan kepada pegawai dan bukan pegawai yang tidak memiliki NPWP, dikenakan Pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif yang lebih tinggi 20% daripada tarif yang diterapkan dalam PPh Pasal 21, sehingga jumlah PPh yang dipotong tarifnya menjadi 120% dari jumlah PPh Pasal 21 yang seharusnya dipotong. Pemotongan tersebut hanya berlaku untuk pemotongan PPh Pasal 21 yang bersifat tidak final.

Page 3: formulir SPT PPh 21 1721_2009

1721 - TMASA PAJAK

(Bulan/Tahun)

/ 2 0

No NPWP* Nama Wajib Pajak Status Karyawan

(1) (2) (3) (4) (5)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

* Untuk Pegawai yang tidak memiliki NPWP, maka kolom NPWP dikosongkan.

Halaman ke dari halaman

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Departemen Keuangan RI

Direktorat Jenderal

Pajak

DAFTAR PEGAWAI TETAP /

PENERIMA PENSIUN BERKALA

(TK, K, K/I,

PH, HB)

Jumlah

Tanggungan

Page 4: formulir SPT PPh 21 1721_2009

1721 - ITahun Kalender

2 0

A. DAFTAR PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PENSIUN ATAU THT/JHT YANG PENGHASILAN NETONYA

MELEBIHI PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

No NPWP Nama Wajib Pajak

(1) (2) (3) (4) (5)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.A1. Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun atau THT/JHT yang

- - Penghasilan Netonya Melebihi PTKP (jumlah nomor 1 s.d. 20)

B. Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun atau THT/JHT yang

Penghasilan Netonya tidak Melebihi PTKP orang

C. Jumlah (A1 + B) - -

Halaman ke dari halaman

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Departemen Keuangan RI

Direktorat Jenderal

Pajak

DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN

PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26

Penghasilan Bruto (Rupiah)

PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26

Terutang

(Rupiah)

Page 5: formulir SPT PPh 21 1721_2009

1721 - IIMASA PAJAK

(Bulan/Tahun)

/ 2 0

A. Pegawai Tetap yang Keluar

No NPWP Nama Wajib Pajak

(1) (2) (3) (4) (5)

1.

2.

3.

4.

5.

B. Pegawai Tetap yang Masuk

No NPWP Nama Wajib Pajak Status Karyawan

(1) (2) (3) (4) (5)

1.

2.

3.

4.

5.

C. Pegawai yang Baru Memiliki NPWP

No NPWP Nama Wajib Pajak

(1) (2) (3) (4)

1.

2.

3.

4.

5.

Halaman ke dari halaman

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Departemen Keuangan RI

Direktorat Jenderal

Pajak

DAFTAR PERUBAHAN PEGAWAI TETAP

Penghasilan Bruto

(Rupiah)

PPh Pasal 21

dan/atau Pasal 26

Terutang (Rupiah)

(TK, K, K/I, PH, HB)

Jumlah Tanggungan

Tanggal Terdaftar

Page 6: formulir SPT PPh 21 1721_2009

Masa Pajak(Bulan/Tahun)

/ 2 0

No NPWP Nama Wajib PajakBukti Pemotongan

Nomor Tanggal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

Jumlah - -

Halaman ke dari halaman

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Departemen Keuangan RI

Direktorat Jenderal

Pajak

DAFTAR BUKTI

PEMOTONGAN PAJAK

PENGHASILAN PASAL

21 DAN/ATAU

Jumlah Objek PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26

PPh Pasal 21 dan/atau

Pasal 26 yang Dipotong

Page 7: formulir SPT PPh 21 1721_2009

Masa Pajak(Bulan/Tahun)

/ 2 0

No NPWP Nama Wajib PajakBukti Pemotongan

Nomor Tanggal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

Jumlah - -

Halaman ke dari halaman

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

Departemen Keuangan RI

Direktorat Jenderal

Pajak

DAFTAR BUKTI

PEMOTONGAN PAJAK

PENGHASILAN PASAL

21 DAN/ATAU

Jumlah Objek PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26

PPh Pasal 21 dan/atau

Pasal 26 yang Dipotong

Page 8: formulir SPT PPh 21 1721_2009

FO

RM

UL

IR

TA

HU

N K

AL

EN

DE

R

1721 - A1 1. Lembar 1 untuk Pegawai2. Lembar 2 untuk Pemotong Pajak

DEPARTEMEN KEUANGAN RI

2 0DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

NOMOR URUT :

NPWP PEMOTONG PAJAK :

NAMA PEMOTONG PAJAK :

NAMA PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT :

NPWP PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT :

ALAMAT PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT :

:

STATUS, JENIS KELAMIN DAN KARYAWAN ASING : KAWIN TIDAK KAWIN LAKI-LAKI PEREMPUAN KARYAWAN ASING

JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP : K / TK/ HB/

JABATAN : MASA PEROLEHAN PENGHASILAN: S.D

A. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 SEBAGAI BERIKUT : RUPIAH

• PENGHASILAN BRUTO :

1. GAJI / PENSIUN ATAU THT / JHT 1

2. TUNJANGAN PPh 2

3. TUNJANGAN LAINNYA, UANG LEMBUR, DAN SEBAGAINYA 3

4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA 4

5. PREMI ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA 5

6. 6

7. JUMLAH (1 s.d. 6) 7

8. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI, DAN THR 8

9. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (7 + 8) 9

• PENGURANGAN :

10. BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PENGHASILAN PADA ANGKA 7 10

11. BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PENGHASILAN PADA ANGKA 8 11

12. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/ JHT 12

13. JUMLAH PENGURANGAN (10 + 11 + 12) 13

• PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :

14. JUMLAH PENGHASILAN NETO (9 - 13) 14

15. PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA 15

16. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN) 16

17. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 17

18. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN / DISETAHUNKAN (16 - 17) 18

19. PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN 19

20. PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA SEBELUMNYA 20

21. PPh PASAL 21 TERUTANG 21

22. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI 22

22a. Dipotong dan dilunasi dengan SSP PPh Pasal 21 Ditanggung 22a

Pemerintah

22b. Dipotong dan dilunasi dengan SSP 22b

23. JUMLAH PPh PASAL 21 :a. YANG KURANG DIPOTONG (21 - 22)

23b. YANG LEBIH DIPOTONG (22 - 21)

24. JUMLAH TERSEBUT PADA ANGKA 23 TELAH

a. DIPOTONG DARI PEMBAYARAN GAJI BULAN TAHUN24

b. DIPERHITUNGKAN DENGAN PPh PASAL 21 BULAN TAHUN

B. TANDA TANGAN DAN CAP PERUSAHAAN

PEMOTONG PAJAK KUASA (tempat) TGL BLN THN

TANDA TANGAN DAN CAP PERUSAHAAN

NAMA LENGKAP

NPWP

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEGAWAI TETAP ATAU PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI

TUA/TABUNGAN HARI TUA/JAMINAN HARI TUA

PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNYA YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21

Page 9: formulir SPT PPh 21 1721_2009

TA

HU

N K

AL

EN

DE

R

FO

RM

UL

IR 1721 - A21. Lembar 1 untuk Pegawai2. Lembar 2 untuk Pemotong Pajak

2 0DEPARTEMEN KEUANGAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

NOMOR URUT :

NAMA INSTANSI / BADAN LAIN :

NPWP BENDAHARA :

NAMA BENDAHARA :

NAMA PEGAWAI / PENSIUNAN :

NIP / NRP :

NPWP PEGAWAI / PENSIUNAN :

ALAMAT PEGAWAI / PENSIUNAN :

:

PANGKAT / GOLONGAN :

JABATAN :

STATUS DAN JENIS KELAMIN : KAWIN TIDAK KAWIN LAKI-LAKI PEREMPUAN

JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP : K / TK/ HB/

MASA PEROLEHAN PENGHASILAN : S.D

A. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 SEBAGAI BERIKUT : RUPIAH

• PENGHASILAN BRUTO :

1. GAJI POKOK / PENSIUN 1

2. TUNJANGAN ISTERI 2

3. TUNJANGAN ANAK 3

4. JUMLAH GAJI DAN TUNJANGAN KELUARGA ( 1+2+3 ) 4

5. TUNJANGAN PERBAIKAN PENGHASILAN 5

6. TUNJANGAN STRUKTURAL / FUNGSIONAL 6

7. TUNJANGAN BERAS 7

8. TUNJANGAN KHUSUS 8

9. TUNJANGAN LAIN-LAIN 9

10. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO ( 4 S.D. 9) 10

• PENGURANGAN

11. BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN 11

12. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT 12

13. JUMLAH PENGURANGAN (11 + 12) 13

• PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :

14. JUMLAH PENGHASILAN NETO (10 - 13) 14

15. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN) 15

16. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 16

17. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN / DISETAHUNKAN (15 - 16) 17

18. PPh PASAL 21 TERUTANG 18

19. PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI 19

20. JUMLAH PPh PASAL 21 :

a. YANG KURANG DIPOTONG (18 - 19)20

b. YANG LEBIH DIPOTONG (19 - 18)

B. • PEGAWAI TERSEBUT : DIPINDAHKAN PINDAHAN BARU PENSIUN

C. TANDA TANGAN BENDAHARA

(Tempat) TGL BLN THN

Tanda Tangan dan Cap

BENDAHARA

NAMA :

NIP/NRP :

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI

BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL, ANGGOTA TENTARA NASIONAL

INDONESIA/POLISI REPUBLIK INDONESIA, PEJABAT NEGARA DAN PENSIUNANNYA

RINCIAN

Page 10: formulir SPT PPh 21 1721_2009

Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak

Lembar ke-2 untuk : Pemotong Pajak

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR PELAYANAN PAJAK

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26

N P W P : - - - - - (3)

Nama Wajib Pajak :

Alamat :

No. Jenis Penghasilan Tarif

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Upah Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga

Kerja Lepas

2. Imbalan Distributor MLM

3. Imbalan Petugas Dinas Luar Asuransi

4. Imbalan kepada Penjaja Barang Dagangan

5. Imbalan Kepada Tenaga Ahli

6. Honorarium atau Imbalan kepada Anggota

Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang

tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap

7. Jasa Produksi, Tantiem, Bonus atau Imbalan

Lain kepada Mantan Pegawai

8. Penarikan Dana Pensiun oleh Pegawai

9. Imbalan kepada Peserta Kegiatan

10. Imbalan kepada Bukan Pegawai yang

bersifat berkesinambungan

11. Imbalan kepada Bukan Pegawai yang

tidak bersifat berkesinambungan

12. Penghasilan kepada Pegawai atau Pemberi

Jasa sebagai Wajib Pajak Luar Negeri

Jumlah

Terbilang : …………………………………………………………………………………………………………………

*) Lihat petunjuk pengisian

Perhatian :

1.

N P W P : - - - - -

N a m a :

2. Bukti Pemotongan ini dianggap sah apabila

diisi dengan lengkap dan benar.

Tanda tangan, nama dan cap

……………………………………...…………. (1)

NOMOR : ……………………………………… (2)

Jumlah Penghasilan Bruto (Rp)

Tarif lebih tinggi 20%

(Tidak Ber-

NPWP)

PPh yang Terutang (Rp)

…………………., ……………………. 20 ……. (4)

Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang

dipotong di atas merupakan Angsuran atas

Pajak Penghasilan yang terutang untuk tahun

pajak yang bersangkutan. Simpanlah bukti

pemotongan ini baik-baik untuk

diperhitungkan sebagai kredit pajak dalam

Surat Pemberitahu

Pemotong Pajak (5)

Page 11: formulir SPT PPh 21 1721_2009

F.1.1.33.01 ......................................................... (6)

Page 12: formulir SPT PPh 21 1721_2009

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIRBUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26

(F.1.1.33.01)

Petunjuk Umum:

-

- Kertas berukuran F4/Folio (8.5 x 13 inchi) dengan berat minimal 70 gram.- Kertas tidak boleh dilipat atau kusut.- Kolom Identitas:

Contoh: Nama

- Kolom-kolom nilai rupiah atau US dollar harus diisi tanpa nilai desimal.Contoh: dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN 10.000.000,00)

dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125 (BUKAN 125,50)

(1) Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak (KPP)(2) Diisi dengan Nomor Bukti Pemotongan sesuai dengan urutan yang dibuat oleh Pemotong Pajak(3) Diisi dengan Identitas Wajib Pajak yang di potong PPh Pasal 21(4) Diisi dengan tanggal dibuatnya Bukti Pemotongan Pajak(5) Diisi dengan identitas lengkap Pemotong Pajak(6) Diisi dengan tanda tangan, nama dan cap Pemotong Pajak

Petunjuk Khusus: Sesuai ketentuan Pasal 21 UU Pajak Penghasilan yang berlaku, bagi Wajib Pajak Orang Pribadi/Badan Dalam Negeri yangmembayarkan obyek Pajak Penghasilan 21 kepada Orang Pribadi Dalam Negeri, berkewajiban memotong PPh Pasal 21.Saat memotong Pajak Penghasilan, Pemotong Pajak membuat Bukti Pemotongan ini (F.1.1.33.01) dalam rangkap 3 (tiga) yaitu:

Lembar ke 1 : Untuk Wajib Pajak (Penerima Penghasilan)Sebagai bukti bahwa penerima penghasilan telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21.

Lembar ke 2 : Untuk Pemotong PajakSebagai bukti bahwa Pemotong Pajak telah memenuhi kewajibannya sesuai dengan Pasal 21 UUPajak Penghasilan yang berlaku (diarsipkan sesuai dengan nomor urut).

Kolom 1 :Kolom 2 :Kolom 3 : Jumlah Penghasilan Bruto

Diisi dengan besarnya penghasilan yang dibayarkan.

Kolom 4 : Tarif Lebih Tinggi 20 % (Tidak Ber-NPWP)

Kolom 5 : TarifDiisi dengan besarnya tarif yang berlaku.Jika dikenakan pemotongan 20% lebih tinggi, maka isilah kolom tarif dengan 120% x besarnya tarif yang berlaku.

Kolom 6 : PPh yang TerutangDiisi dengan jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong, yaitu Kolom 3 x Kolom 5.

Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 menggunakan format yang dapat dibaca dengan mesin scanner, oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:

Jika Wajib Pajak membuat sendiri formulir Bukti Pemtongan ini, jangan lupa untuk membuat tanda ■ (segi empat hitam) di keempat sudut kertas sebagai pembatas agar dokumen dapat di-scan.

Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan komputer atau tulis tangan, semua isian identitas harus ditulis di dalam kotak-kotak yang disediakan.

Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan mesin ketik, NPWP harus ditulis di dalam kotak-kotak sedangkan nama dan alamat Wajib Pajak dapat ditulis dengan mengabaikan kotak-kotak namun tidak boleh melewati batas kotak paling kanan.

PPh Pasal 21 yang telah dipotong dapat dikreditkan dengan PPh yang Terutang pada SPT Tahunan PPh Orang Pribadi.

Nomor, cukup jelas.Jenis Penghasilan, cukup jelas.

Atas penghasilan bagi pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang tidak dibayar secara bulanan atau jumlah

kumulatifnya dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi PTKP sebulan untuk diri Wajib Pajak sendiri, tidak

dilakukan pemotongan PPh Pasal 21

Jika pemotongan dilakukan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP, isilah kotak dengan tanda X, namun jika pemotongan dilakukan terhadap Wajib Pajak yang memiliki NPWP maka kosongkan kotak.

BUDI JAYA MULYA ATMAJA

Page 13: formulir SPT PPh 21 1721_2009

Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak

Lembar ke-2 untuk : Pemotong Pajak

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR PELAYANAN PAJAK

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21(FINAL)

N P W P : - - - - - (3)

Nama Wajib Pajak :

Alamat :

No. Jenis Penghasilan Jumlah Penghasilan Bruto Tarif PPh yang dipotong

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Uang Pesangon, Uang

Tebusan Pensiun, Tunjangan

Hari Tua/Jaminan Hari Tua

yang dibayarkan sekaligus.2. Honor & Imbalan lain yang

dibebankan kepada APBN

atau APBD yang diterima

oleh PNS, Anggota TNI/

POLRI dan Pensiunan.

JUMLAH

Terbilang : …………………………………………………………………………………………………………………

*) Lihat petunjuk pengisian

N P W P : - - - - -

N a m a :

Perhatian : 1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang Tanda tangan, nama dan cap

dipotong di atas bukan merupakan kredit

pajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT)

Tahunan PPh Orang Pribadi.

2. Bukti Pemotongan ini dianggap sah

apabila diisi dengan lengkap dan benar.

F.1.1.33.02

……………………………………...…………. (1)

NOMOR : ……………………………………… (2)

…………………., ……………………. 20 ……. (4)

Pemotong Pajak (5)

......................................................... (6)

Page 14: formulir SPT PPh 21 1721_2009

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIRBUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21 (FINAL)

(F.1.1.33.02)

Petunjuk Umum:

-

- Kertas berukuran F4/Folio (8.5 x 13 inchi) dengan berat minimal 70 gram.- Kertas tidak boleh dilipat atau kusut.- Kolom Identitas:

Contoh: Nama

- Kolom-kolom nilai rupiah atau US dollar harus diisi tanpa nilai desimal.Contoh: dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN 10.000.000,00)

dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125 (BUKAN 125,50)

(1) Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak (KPP)(2) Diisi dengan Nomor Bukti Pemotongan sesuai dengan urutan yang dibuat oleh Pemotong Pajak(3) Diisi dengan Identitas Wajib Pajak yang di potong PPh Pasal 21 (Final)(4) Diisi dengan tanggal dibuatnya Bukti Pemotongan Pajak(5) Diisi dengan identitas lengkap Pemotong Pajak(6) Diisi dengan tanda tangan, nama dan cap Pemotong Pajak.

Petunjuk Khusus:

Lembar ke 1 : Untuk Wajib Pajak

Sebagai bukti bahwa Wajib Pajak telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21. PPh Pasal 21 final tidak dapat dikreditkan dengan PPh yang terutang pada SPT Tahunan PPh.

Lembar ke 2 : Untuk Pemotong PajakSebagai bukti bahwa Pemotong Pajak telah memenuhi kewajibannya (arsip sesuai nomor urut).

Kolom 1 :Kolom 2 :Kolom 3 : Jumlah Penghasilan Bruto

Diisi sesuai dengan besarnya penghasilan yang dibayarkan oleh Pemotong Pajak.Kolom 4 : Tarif (sesuai jenis penghasilan)

Orang Pribadi” yang berlaku.Kolom 5 : PPh yang dipotong

Diisi dengan jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong yaitu Kolom 3 x Kolom 5.

Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Final) menggunakan format yang dapat dibaca dengan mesin scanner, oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:

Jika Wajib Pajak membuat sendiri formulir Bukti Pemtongan ini, jangan lupa untuk membuat tanda ■ (segi empat hitam) di keempat sudut kertas sebagai pembatas agar dokumen dapat di-scan.

Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan komputer atau tulis tangan, semua isian identitas harus ditulis di dalam kotak-kotak yang disediakan.

Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan mesin ketik, NPWP harus ditulis di dalam kotak-kotak sedangkan nama dan alamat Wajib Pajak dapat ditulis dengan mengabaikan kotak-kotak namun tidak boleh melewati batas kotak paling kanan.

Saat memotong Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang, Pemotong Pajak membuat Bukti Pemotongan ini dalam rangkap 3 (tiga) yaitu:

Nomor, cukup jelasJenis Penghasilan, cukup jelas

Diisi sesuai dengan tarif berdasarkan “Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan

BUDI JAYA MULYA ATMAJA