Flail Chest

3
Hasil analisis gas darah pada pasien dengan flail chest menunjukkan adanya asidosis metabolic dan hipoksemia ringan hingga berat. Kondisi ini berhubungan erat dengan mekanisme pernapasan paradoksal dan hiperkarbia yang berakhir dengan gagal pernapasan akut. Beberapa alasan yang mendukung terjadinya gagal pernapasan akut adalah sebagai berikut: 1. Kontusio paru sering terjadi pada trauma toraks, salah satunya fraktur costae. Kerusakan parenkim paru akibat kontusio, dapat menyebabkan edema dan retensi darah di ruang alveolar sehingga mengganggu strutur dan fungsi paru normal. Kondisi ini berkembang selama 24 jam, yang menyebabkan pertukaran gas yang buruk, peningkatan resistensi vaskuler paru, dan penurunan keelastisan paru. Terdapat juga reaksi inflamasi yang signifikan akibat retensi darah di paru. Pada akhirnya terjadi insufisiensi pernapasan, atelektasis, dan pneumonia. 2. Fraktur costae dengan pergeseran fragmennya menimbulkan nyeri yang menyebabkan penderita menahan napas sehingga pernapasan menjadi dangkal. Hal ini diperberat dengan adanya retensi darah yang menyebabkan atelektasis dan pneumonia. Selanjutnya akan terjadi gangguan ventilasi, hipoksemia, hiperkarbia dan menyebabkan insufisiensi pernapasan. 3. Flail chest, bila berat akan menyebabkan volume intratorak berkurang sehingga mengganggu pengembangan paru, ventilasi menurun yang mengakibatkan hipoksemia, dan hiperkarbia. Gangguan ekspansi paru diakibatkan elastic recoil ke dalam tak tertahankan sehingga volumenya berkurang. Penekanan ventilasi dan atelektasis akan menyebabkan terjadinya pirau

description

BTKV

Transcript of Flail Chest

Page 1: Flail Chest

Hasil analisis gas darah pada pasien dengan flail chest menunjukkan adanya asidosis

metabolic dan hipoksemia ringan hingga berat. Kondisi ini berhubungan erat dengan

mekanisme pernapasan paradoksal dan hiperkarbia yang berakhir dengan gagal pernapasan

akut. Beberapa alasan yang mendukung terjadinya gagal pernapasan akut adalah sebagai

berikut:

1. Kontusio paru sering terjadi pada trauma toraks, salah satunya fraktur costae. Kerusakan

parenkim paru akibat kontusio, dapat menyebabkan edema dan retensi darah di ruang

alveolar sehingga mengganggu strutur dan fungsi paru normal. Kondisi ini berkembang

selama 24 jam, yang menyebabkan pertukaran gas yang buruk, peningkatan resistensi

vaskuler paru, dan penurunan keelastisan paru. Terdapat juga reaksi inflamasi yang

signifikan akibat retensi darah di paru. Pada akhirnya terjadi insufisiensi pernapasan,

atelektasis, dan pneumonia.

2. Fraktur costae dengan pergeseran fragmennya menimbulkan nyeri yang menyebabkan

penderita menahan napas sehingga pernapasan menjadi dangkal. Hal ini diperberat

dengan adanya retensi darah yang menyebabkan atelektasis dan pneumonia. Selanjutnya

akan terjadi gangguan ventilasi, hipoksemia, hiperkarbia dan menyebabkan insufisiensi

pernapasan.

3. Flail chest, bila berat akan menyebabkan volume intratorak berkurang sehingga

mengganggu pengembangan paru, ventilasi menurun yang mengakibatkan hipoksemia,

dan hiperkarbia. Gangguan ekspansi paru diakibatkan elastic recoil ke dalam tak

tertahankan sehingga volumenya berkurang. Penekanan ventilasi dan atelektasis akan

menyebabkan terjadinya pirau arteriovenosa (AV) yang memperberat insufisiensi

pernapasan.

4. Nyeri hebat juga akan menyebabkan penderita mengurangi gerakan segmen melayang

sambil terus menerus berupaya paksa menarik dan mengeluarkan napas, Hal ini

terlihatdengan pernapasan cepat dan dangkal dan bila dibiarkan akan menyebabkan

kelelahan otot-otot pernapasan yang dapat berakhir dengan gagal pernapasan akut.Akibat

dari atelektasis, pneumonia, pirau AV sendiri akan memperberat kerja napas.

Page 2: Flail Chest