Fitofarmaka Untuk Anti-Inflamasi

11
FITOFARMAKA UNTUK ANTI-INFLAMASI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2015

description

anti inflasmasis

Transcript of Fitofarmaka Untuk Anti-Inflamasi

FITOFARMAKA UNTUK ANTI-INFLAMASI

FITOFARMAKA UNTUK ANTI-INFLAMASIPROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS ISLAM BANDUNG2015Kelompok 3

Riza Andriani Hanifa10060311107Wina Sonya Puzi H10060311124Rian Trilaksana Putra10060311132Fatty Ratna Sari10060311134Alfi Fitriyani10060311136PendahuluanInflamasi adalah respon terhadap cedera jaringan dan infeksi.Proses inflamasi merupakan suatu mekanisme perlindungan dimana tubuh berusaha untuk menetralisisr dan membasmi agen-agen yang berbahaya pada tempat cedera dan untuk mempersiapkan keadaan untuk perbaikan jaringan.Pengetahuan mengenai penggunaan tumbuhan sebagai agen anti-inflamasi telah banyak dikembangkan, seiring dengan mulai banyak dikajinya system-system pengobatan seperti TCM, Thai Herbal Medicine, dan AyurvedaTujuan dan ManfaatTujuanMempelajari beberapa jenis tumbuhan yang memiliki aktivitas sebagai anti-inflamasi yang dimungkinkan dapat dijadikan sebagai fitofarmaka.ManfaatDapat dijadikan sebagai rujukan untuk penelitian yang lebih menyeluruh maupun untuk mengembangkan suatu usaha di bidang farmasi maupun bidang lain.

Definisi Inflamasireaksi jaringan terhadap cedera, yang secara khas terdiri atas respon vascular dan selular, yang bersama-sama berusaha menghancurkan substansi yang dikenali sebagai asing untuk tubuh. Jaringan itu kemudian dipulihkan seperti sediakala atau diperbaiki sedemikian rupa agar jaringan atau organ itu dapat tetap bertahan hidup (Tambayong, 2000: 48).Menurut Robbins (2004: 47) inflamasi (peradangan) merupakan reaksi kompleks pada jaringan ikat yang memiliki vaskularisasi akibat stimulus eksogen maupun endogen. Secara sederhana didefinisikan sebagai respon proektif yang ditujukan untuk menghilangkan penyebab awal kerusakan sel.Patofisiologi inflamasiInflamasi adalah reaksi terhadap cedera jaringan akibat dilepaskannya mediator-mediator kimia yang menyebabkan baik respon vascular dan cairan serta sel-sel (leukosit, atau SDP) untuk bermigrasi ke tempat cedera.. Mediator-mediator kimianya adalah (1) histamine, (2) kinin, dan (3) prostaglandin.Proses peradangan atau inflamasi melibatkan sederet peristiwa yang dapat disebabkan oleh berbagai stimulus (misalnya zat-zat penginfeksi, iskemia, iteraksi antigen-antibodi, serta cedera karena panas atau cedera fisik lain).

LanjutanRespon peradangan terjadi dalam tiga fase yang berbeda, masing-masing tampak diperantarai oleh mekanisme yang berbeda:1. Fase singkat akutDitandai oleh vasodilatasi lokal dan peningkatan permeabilitas kapiler.2. Fase sub akut lambatTanda yang paling menonjol berupa infiltrasi sel leukosit dan sel fagosit.3. Fase proliferatif kronikPada fase ini terjadi kerusakan jaringan dan fibrosis (II and Morrow, 2008: 667).

Jenis InflamasiRadang akutTahap vascular

b. Tahan selularLanjutan2. Radang KronisPeradangan kronis diinfiltrasi oleh banyak fibroblast, yang membentuk kolagen, dan terbentuk jaringan parut. Luka parut dan radang menahun itu sering mengganggu fungsi organ. Pola radang kronis khas adalah radang granulomatosa, yang ditandai berkumpulnya banyak makrofag atau histiositCiri-ciri InflamasiRubor (kemerahan)Kalor (panas)Dolor (sakit)Tumor (pembengkakan)

Price dan Wilso, 1994