Filsafat+Islam
-
Upload
novia-winardi -
Category
Documents
-
view
17 -
download
2
description
Transcript of Filsafat+Islam
MAKALAH
STUDI ISLAM II
Pengertian dan Sejarah Tumbuhnya Filsafat Islam
Disusun oleh :
1. Ahmad Mahrus Zein (108093000038)
2. Nur Wulan Zaenab Sumantri (108093000067)
Kelas SI-2B
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2009
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Masuknya filsafat berkembang di pesisir samudra Mediterania bagian
timur pada abad 6 M yang ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan untuk
menjawab persoalan seputar alam, manusia dan Tuhan. Dari Mediterania bergerak
menuju Athena, yang menjadi tanah air filsafat. Ketika Iskandariah didirikan oleh
Iskandar Agung, filsafat mulai merambah dunia timur, dan berpuncak pada 529
M.
Ketika filsafat bersentuhan dengan Islam, maka yang terjadi bahwa filsafat
terinspirasi oleh pokok-pokok yang bermuara pada sumber-sumber hukum Islam.
Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh filosofnya adalah muslim. Para
filosofnya hidup dan bernafas dalam realita Al-Quran dan As-Sunah.
Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain.
Pertama, meski semua filosof muslim menggali kembali karya-karya filsafat
Yunani, namun kemudian mereka menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua,
Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih “mencari Tuhan”,
dalam filsafat Islam justru Tuhan “sudah ditemukan”.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Filsafat Islam
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari
bahasa Arab �����������������, yang juga diambil dari bahasa Yunani, philosopia, Philo =
cinta, sopia = kebijaksanan. Jadi dilihat dari akar katanya, filsafat mengandung
pengertian ingin tahu lebih mendalam atau cinta kebijaksanaan.
Pengertian filsafat dari segi istilah adalah berpikir secara sistematis,
radikal dan universal untuk mengetahui tentang hakikat segala seesuatu yang ada,
seperti hakikat alam, hakikat mansia, hakikat masyarakat, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, muncullah filsafat alam, filsafat manusia, filsafat masyarakat,
dan lain sebagainya.
Adapun pengertian filsafat Islam adalah berpikir secara sistematis, radikal
dan universal tentang segala sesuatu berdasarkan ajaran Islam. Filsafat Islam itu
adalah filsafat yang berorientasi pada Al-Quran, mencari jawaban mengenai
masalah-masalah asasi berdasarkan wahyu Allah.
2.2. Sejarah Tumbuhnya Filsafat Islam
Jalan filsafat Islam dibentangkan oleh 2 lingkungan yang hidup sejaman
yang sama-sama meletakkan sendi-sendi kajian rasional Islam. Pertama adalah
lingkungan kaum penerjemah yang memasok dunia Islam dengan buah pemikiran
klasik, baik timur maupun barat. Kedua, lingukngan sekte-sekte teologi Islam.
Bahasa Arab memang memanfaatkan ajaran filsafat timur dan barat
sebagai penaklukan-penaklukan Islam. Mereka mempelajari teks-teks tertulis dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Pada tahun-tahun terakhir abad pertama
hijriah, tampillah sebagian penerjemah dari bahasa asing. Gerakan ini berjalan 3
abad dan dilaksanakan oleh para penerjemah spesialis yang menguasai bahas
Arab. Mereka ada yang berspesialisais pada aspek-aspek tertentu dari peradaban,
4
seperti kedokteran, filsafat-filsafat1.
Gerakan penerjemah Islam mengarah sedemikian rupa kepada hikmah dan
filsafat, sehingga berhubungan dengan kebudayaan Hindu-Persia dan
menerjemahkan dari literatur-literatur Brahmanisme, Samaniah, dsb. Ia
memberikan perhatian khusus kepada filsafat Yunani, sehingga mengenal
pendahulu Socrates dan tokoh-tokoh aliran Alexandria. Pemkiran Platinus,
walaupun pendapat orang lain, mendapat porsi yang baik dikalangan umat
muslim. Tidak diragukan lagi bahwa Platonisme lebih dekat kepada pemikiran
Islam, karena mengandung unsur perpaduan antara filsafat dan agama2.
Para penerjemah juga menulis langsung. Sebagian ada yang difokuskan
pada kedokteran, kimia, falak/filsafat, yang tidak kalah pelak lagi merupakan
langkah awal bagi tulisan ilmiah dan filsafat Islam. Para penerjemah itu
mengadakan kontak dengan para pemikir yang ada disekitarnya.
Kelompok-kelompok aliran kalamiah, pada tahun terakhir abad pertama
hijriah, mengangkat ke permukaaan problematika-problematika filsafat, seperti
masalah determinisme. Dan pada abad kedua hijriah lahir problem akidah Islam.
2.3. Ciri Khas Filsafat Islam
2.3.1 Sebagai filsafat religius-spritual
Dikatakan filsafat religius, karena filsafat Islam tumbuh dijantung
Islam, tokoh-tokohnya dididik dengan ajaran Islam dan hidup dalam
suasana Islam. Filsafat Islam merupakan perpanjangan dari pembahasam-
pembahasan keagamaan dan teologi yang ada sebelumnya.
Topik-topik filsafat Islam itu bersifat religius, seperti meng-Esakan
Tuhan. Karena Ia adalah pencipta, maka Ia mencipta dan bukan sesuatu,
mengatur dan menatanya3. Ia menciptakan dengan semata-mata anugerah-
Nya. Ia jaga dengan perhatian-Nya dan Ia tundukan dengan kepada
hukum-hukum permanen dan kokoh. Dengan cara religius dan spiritual
1 Madkour,. L.organon, halm 27-28 2 Ibid,. halm 35-38 3 Ibnu Sina, al-Irsyad, Leiden 1982. halm 147-157
5
ini, filsafat Islam bisa mendekati filsafat skolastik, bahkan sejalan dengan
filsafat kontemporer.
2.3.2 Filsafat Rasional
Walaupun bersifat religius-spiritual, tetapi filsafat Islam juga amat
bertumpu pada akal dalam menafsirkan problematika ketuhanan, manusia
dan alam. Akal manusia merupakan salah satu potensi jiwa. Ia ada 2
macam. Pertama, praktis bertugas mengendalikan badan dan mengatur
tingkah laku. Kedua, teoritis khusus berkenaan dengan persepsi dan
epistemology. Karena akal praktis inilah yang menerima persepsi-persepsi
inderawi dan meringkas pengertian universal dengan bantuan akal aktif.
Dengan akal, kita menganalisa dan membuktikan. Dengan akal, kita
menyingkap realita-realita ilmiah. Karena akal merupakan salah satu pintu
pengetahuan.
Para filosof Islam sejalan dengan Mutazilah yang mendahului
mereka dalam mengagungkan akal dan tunduk kepada hukumnya. Mereka
bertumpu pada akal dalam banyak hal. Untuk itu, mereka sepakat bahwa
dengan akalnya manusia mampu membedakan baik dan buruk, bahkan
mampu membedakan baik dan buruk sebelum ada ketentuan agama.
Mereka mengemukakan teori bahwa Allah harus melakukan yang baik dan
yang terbaik, sehingga perbuatan Allah tidak terlepas dari kriteria baik4.
2.3.3 Filsafat Sinkretis
Filsafat Islam memadukan antar sesama filosof. Akan tetapi,
mereka konsentrasi khusus mempelajari Plato dan Aristoteles. Mereka
menerjemahkan hampir semua buku standar Aristoteles. Aritoteles dan
Plato amat mempengaruhi banyak aliran Islam. Tidak pelak lagi,
Aristoteles dan Plato adalah pemimpin filsafat, yang meletakkan prinsip-
rinsipnya, membicarakannya secara detail, mencapai tujuan dengan
prinsip-prinsip itu. Namun, tidak mungkin kita mengharapkan kesuksesan
4 Al-Syahrastani, Nihayah, Oxford 1934, halm 397-400
6
perpaduan yang landasannya salah. Akan tetapi, hal ini merupakan titik
awal yang melandasi para filosof selanjutnya.
Jika perpaduan Plato dan Aristoteles sebagai salah satu asas yang
melandasi filsafat Islam, maka prinsip yang kedua adalah memadukan
filsafat dengan agama. Selain berciri religius, filsafat Islam juga
memasukan teks agama dengan akal.
Dalam filsafat, ada aspek yang tidak sesuai dengan agama. Itu
sebabnya mengapa para filosof Islam sibuk memberi ciri agama kepada
filsafat. Perpaduan yang diusahakan para filosof Islam merupakan salah
satu rajutan jembatan yang mendekatkan filsafat Arab dengan filsafat latin.
2.4. Tokoh-Tokoh Filsafat Islam
Beberapa tokoh filsafat Islam antar lain :
2.4.1 Al-Kindi
Al-Kindi merupakan filosof kenamaan pertama. Beliau bukan
hanya seorang filosof, tetapi juga ilmuwan pada jamannya. Mengenai
filsafat, Al-Kindi berpendapat bahwa antara agama dan filsafat tidak ada
pertentangan. Ilmu tauhid adalah cabang termulia dari filsafat. Filsafat
membahas kebenaran/hakekat. Dan hakekat pertama itu adalah Tuhan. Al-
Kindi mengulas teori keadilan Tuhan dan berpendapat bahwa semua
perbuatan Allah itu tidak mengandung unsur zalim. Al-Kindi juga
membicarakan soal jiwa dan akal. Jiwa manusia mempunyai 3 daya. Daya
bernafsu yang terpusat di perut, daya berani yang berpusat di dada, dan
daya berpikir yang berpusat di kepala. Daya berpikir inilah yang disebut
akal. Dalam pemikiran filosofisnya, Al-Kindi banyak dipengaruhi oleh
Aristoteles, Plato dan Neo-Platonisme.
Sebagian besar karya beliau (berjumlah sekitar 270 buah) lenyap.
Ibnu al nadim berdasarkan tulisan alqifti mengelompokkan tulisan-tulisan
Al-Kindi menjadi 17 kelompok,yaitu:
7
• Filsafat,seperti kitab al kindi ilal mu’tasyim billah fil falsafah al
ula,kitab al harts ala ta’allum al falsafah,kitab fi ibarat al jawami al
fikriyah,dan lain sebagainya.
• Logika,seperti ikhtisar kitab isaghuji li farfuris,risalah fi’amal alah
mukhrijat al jawami,risalah fil ashwat al khomsah,dan lain
sebagainya.
• Ilmu hitung,seperti risalah fil kamiyat al mudhofah,risalah fi ta’lif al
a’dad,risalah fil madkhal ilal aritmatiqhi,dan lain sebagainya.
• Sferika,seperti risalah fil kuriyat,rialah fi amalia samiti ala
kuroh,risalah fi tashihil kurah,dan lain sebagainya.
• Music,risalah al kubra fit ta’lif,risalah fil madkhal ila shina’atil
musiqi,dan lain sebagainya.
• Astronomi,seperti risalah mathrah al syu’aa,risalah fil fashlayn,dan
lain sebagainya.
• Geometri,sepeerti risalah fi ikhtilaf manazhir al mir’at,risalah fi
aghradh kitab uglidis,dan lain sebagainya.
• Sfera-sfera langit,seperti risalah fi zhahiriyah al falak,risalah fil alan
al aqsha,dan lain sebagainya.
• Ilmu pengobatan,seperti risalah fil ghidza wad dawa’al muhlik,risalh
fi aqsam al humayyat,dan lain sebagainya.
• Astrologi,seperti risalah fi madkhal ahkam,risalah fil qada’ alal
kusuf,dan lain sebagainya.
• Psikologi,seperti risalah fi mahiyat al nawm war ru’ya,kalm lil kindi
fin nafs,mukhtasyar wajiz,dan lain sebagainya.
• Tulisan-tulisan polemix,seperti risalah fir radd alats
tsanawiyah,risalah fi jawahir alajsm,dan lain sebagainya.
• Politik,seperti risalah fi tashil subul al fadhail,risalah fi alfazh
sughath,dan lain sebagainya.
• Meteorology,seperti risalah fi illat ikhtilaf anwa’us sanah,risalah fi
ma’iyat az zaman wal hin wad dhar,dna lain sebagainya.
8
• Kebesaran(magnitude),seperti risalatuhul kubra fir rub’il
maskun,risalah fi akbar an ad ajram,dan lain sebagainya.
• Ramalan,seperti risalah fin nahl,risalah fi na’til hijarah,dan lain
sebagainya
2.4.2 Al-Farabi
Al-Farabi memfokuskan diri pada kebahagiaan, yang menurutnya
tujuan tertinggi yang didambakan manusia yang bisa diraih hanya dengan
perbuatan terpuji melalui kehendak dan pemahaman yang diniati.
Dari aspek psikologis, Al-Farabi berkonsentrasi untuk menjalankan
‘amal iradi. Untuk itu, beliau membedakan iradah dari ikhtiar. Beliau
berpendapat bahwa iradah (kehendak) dilahirkan oleh rasa rindu dan
keinginan yang dibangkitkan oleh rasa dan imajinasi. Sedangkan ikhtiar
semata-mata dilahirkan oleh pemikiran dan analisa5.
Al-Farabi menjelaskan bahwa manusia bisa berbuat baik jika ia
berkehendak. Karena ia bebas untuk mewujudkan apa yang ia kehendaki
dan perbuat. Namun kebebasan ini tunduk kepada hukum-hukum alam,
masing-masing diberi fasilitas sesuai dengan kejadiannya, dan setiap yang
ada ini terjadi atas qada dan qadarnya6. Karangan-karangan beliau yaitu:
• Agradhu ma ba’da at tabi’ah
• Al jam’u baina ra’jai al hakimain
• Tahsil as sa’adah
• ‘ujun ul masa’il,dan lain sebagainya.
2.4.3 Ibnu Sina
Ibnu Sina terkenal dengan 2 bukunya, yaitu Al-Qanun Fi AL-Tibb
dan Al-Syifa. Al-Qanun, suatu ensiklopedia tentang ilmu kedokteran. Al-
Syifa merupakan ensiklopedia tentang filsafat Aristoteles dan ilmu
pengetahuan.
5 Al-Farabi, Ara’u, Leiden 1890, halm 64 6 Al-Farabi, al-Samiah, al-Mardiyyah fi Ba’d AlRisalah al-Farabiyyah, Leiden 1890, halm 64
9
Ibnu Sina mengulang pernyataan Al-farabi, “berbuatlah karena
masing-masing diberi kebebasan sesuai dengan kodratnya”.
2.4.4 Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd banyak memusatkan perhatiannya pada filsafat
Aristoteles dan menulis ringkasan-ringkasan dan tafsiran yang mencakup
sebagian besar karangan filosof Yunani tersebut. Dalam bidang filsafat,
Tahafut Al-Tahafut, beliau tulis sebagai jawaban atas buku Al-Ghazali,
Tahafut Al-Falasiyah.
Buku-buku Ibnu Rusyd mengenai filsafat Aristoteles banyak
diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan berpengaruh bagi ahli pikir
Eropa. Kemudian di Eropa trdapat aliran Averroism. Menurut aliran ini,
filsafat mengandung kebenaran, sedangkan agama dan wahyu membawa
hal-hal yang tidak benar. Pendapat ini mungkin bersumber dari Ibnu
Rusyd. Kekeliruan ini timbul dari kesalahpahaman penulis barat tentang
tafsiran Ibnu Rusyd terhadap filsafat Aristoteles.
2.5. Pengaruh Filsafat Islam
Hingga kini dapat diketahui bahwa filsafat Kristen tepengaruh oleh filsafat
Islam. Ini berakar pada tahun-tahun terakhir abad 12, disaat orang latin mulai
kontak dengan Arab melalui utusan-utusan mereka ke Sisilia dan Andalusia.
Pengaruh ini tampak jelas dan kuat pada abad 13 dan merambat hingga jaman
Renaissance.
10
BAB 3
PENUTUP
Filsafat Islam muncul bersamaan dengan filosof pertama, yaitu Al-Kindi,
pada pertengahan abad 9 M. Setelah berlangsung gerakan penterjemah buku ilmu
dan filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab lebih dari setengan abad di Baghdad.
Para filosof tertarik dengan filsafat Islam karena berfilsafat merupakan tuntutan
agama dalam rangka mencari kebenaran dan mengamalkan kebenaran itu. Yang
mereka gunakan sebagai saringan (filter) adalah Al-Quran dan As-Sunah.
Filsafat Islam membicarakan masalah besar filsafat, seperti teori mengenal
kebahagiaan dan keutamaan, hubungan manusia dan Tuhan dan sebaliknya. Selain
itu, filsafat Islam juga mencakup kedokteran, hukum dan ekonomi. Juga
memasuki ilmu-ilmu keislaman, seperti ilmu fikih.
Filsafat Islam mencapai puncaknya di zaman Al-Farabi dan Ibnu Sina.
Setelah ada pertentangan di antara para ulama mengenai kefilsafatan Ibnu Rusyd,
perhatian orang terhadap filsafat menjadi berkurang. Dan perhatian itu baru
bangkit dan berkembang kembali pada satu abad terakhir ini (abad 20).
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Nasution, Prof. Dr. Harun. 1985. Islam ditinjau dari Berbagai Aspek Jilid II.
Jakarta : UIP
2. Nasution, Prof. Dr. Harun. 1992. Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam. Jakarta :
Bulan Bintang
3. Madkour, Dr. Ibrahim. 1995. Aliran dan Teori Filsafat Islam. Jakarta : Bumi
Aksara
4. Qadir, C. A. 1989. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam. Jakarta : Yayasan
Obor Indonesia
5. Nata, Dr. H. Abuddin. 2001. Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
6. Anshari, Endang Saifudin. 1982. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya : Bina Ilmu
7. Bakhtiar, Amsal. 1997. Filsafat Agama. Jakarta : Logos Wacana Ilmu
8. http://filsafat.ugm.ac.id/download/artikel/ahmad_azhar_basyir.pdf
9. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/agama_islam/bab12-
agama_dan_filsafat.pdf
10. http://rizkisaputro.files.wordpress.om/2008/03/sedikit-tentang-filsafat-islam.pdf
11. http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat