Filsafat Islam Dan Tasawuf

40
FILSAFAT ISLAM A. Arti Filsafat Islam Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia, kata berangkai dari kata Philo : yang berarti mencintai, dan Sophia: yang berarti kebijaksanaan. Dapat kita artikan, bahwasannya Filsafat adalah mencintai kebijaksanaan atau dapat pula diartikan, bahwa Filsafat yaitu : meraih rasa cinta akan kebijaksanaan. Objek kajiannya meliputi juga ilmu, yaitu usaha untuk mencari sebab yang universal. Maka, filsafat sangat menjunjung tinggi kebenaran atau pengetahuan yang sejati, dimana pengetahuan itu tidak akan berhenti sampai ia menemukan titik muaranya. Dari pemaparan tersebut, Filsafat adalah: hasil kerja berpikir dalam mencari hakikat segala sesuatu secara sistematis, radikal dan universal. Sedangkan Filsafat Islam adalah hasil pemikiran filsuf tentang ketuhanan, kenabian, manusia dan alamyang disinariajaran Islam dalam suatu aturan pemikiran yang logis dan sistematis. Berarti dapat ditemukan perbedaan disini, yaitu kata Islam yang menjadi kuncinya. Yang merupakan cara untuk mencapai dan Objek yang akan digunakan dalam kajian ini, serta yang paling menonjol adalah Tokoh yang melatarbelakangi pemikiran / pengetahuan sejati tersebut beragama Islam atau dari kalangan orang Muslim. B. ASAL-USUL FILSAFAT ISLAM Sesungguhnya falsafah adalah cabang pengetahuan dalam khazanah intelektual Islam, namun falsafah tidak dapat disebut

Transcript of Filsafat Islam Dan Tasawuf

Page 1: Filsafat Islam Dan Tasawuf

FILSAFAT ISLAM

A.     Arti Filsafat Islam

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia, kata berangkai dari kata Philo :

yang berarti mencintai, dan Sophia: yang berarti kebijaksanaan. Dapat kita artikan,

bahwasannya Filsafat adalah mencintai kebijaksanaan atau dapat pula diartikan, bahwa

Filsafat yaitu : meraih rasa cinta akan kebijaksanaan.

Objek kajiannya  meliputi juga ilmu, yaitu usaha untuk mencari sebab yang universal.

Maka, filsafat sangat menjunjung tinggi kebenaran atau pengetahuan yang sejati, dimana

pengetahuan itu tidak akan berhenti sampai ia menemukan titik muaranya.

Dari pemaparan tersebut, Filsafat adalah: hasil kerja berpikir dalam mencari hakikat

segala sesuatu secara sistematis, radikal dan universal. Sedangkan Filsafat Islam adalah hasil

pemikiran filsuf tentang ketuhanan, kenabian, manusia dan alamyang disinariajaran Islam

dalam suatu aturan pemikiran yang logis dan sistematis. Berarti dapat ditemukan perbedaan

disini, yaitu kata Islam yang menjadi kuncinya. Yang merupakan cara untuk mencapai dan

Objek yang akan digunakan dalam kajian ini, serta yang paling menonjol adalah Tokoh yang

melatarbelakangi pemikiran / pengetahuan sejati tersebut beragama Islam atau dari kalangan

orang Muslim.

B.     ASAL-USUL FILSAFAT ISLAM

Sesungguhnya falsafah adalah cabang pengetahuan dalam khazanah intelektual Islam,

namun falsafah tidak dapat disebut sebagai nama Filsafat Islam. Hal ini dapat dilihat ketika

falsafah yang berasal dari Yunani masuk kedalam tradisi intelektual Islam para ulama yang

umumnya fuqaha menolaknya, terutama ilmu mantiq (logika),

Akar filsafat Islam bukanlah filafat Yunani, tapi adalah konsep-konsep kunci dari

wahyu. M. Iqbal bahkan mengatakan bahwa spirit Islam adalah anti-klasik, maksudnya

adalah anti-Yunani.

Jadi framework yang mengaitkan filsafat Islam dengan filsafat Yunani menurut

C.A.Qadir jauh dari benar. Sumber aspirasi yang asli dan riel para pemikir Muslim,

menurutnya, adalah al-Qur’an dan Hadith. Pemikiran Yunani hanya memberi stimulasi dan

membuka jalan untuknya.  Karena itu fakta bahwa Muslim berhutang pada Yunani adalah

sama benarnya dengan fakta bahwa Muslim juga bertentangan dengan beberapa pemikiran

Page 2: Filsafat Islam Dan Tasawuf

filsafat Yunani. Dalam masalah Tuhan, manusia dan alam semesta para pemikir Muslim

memiliki konsep mereka sendiri yang justru tidak terdapat dalam filsafat Yunani.

Filsafat Islam dianggap sebagai idealisme yang menjadi norma yang dapat digunakan

untuk mengevaluasi filsafat Muslim. Jadi filsafat Islam adalah tujuan dan aspirasi masa

depan. Namun, sebenarnya menggunakan nama Filsafat Islam sebab hal itu justru

menjunjukkan bahwa filsafat Islam adalah filsafat yang lahir pandangan hidup Islam.

C.    NAMA FILSAFAT ISLAM

Tentang nama Disiplin Ilmu ini, ada 2 versi pendapat, yaitu, Filsafat Islam dan Filsafat

Arab. Yang berpendapat bahwasannya ini adalah filsafat Arab, karena:

1. “Arab” diberikan karena bahasa yang dipakai adalah Bahasa Arab.

2. Meskipun banyak yang bukan beragama Islam, tapi masih dalam rumpun

bangsa Arab.

3. Sejarah Arab lebih tua/dahulu daripada sejarah Islam.

Yang berpendapat bahwasannya ini adalah filsafat Islam, karena:

1. Para Filsuf yang memberikan Pokok Idenya kedalam kajian ini menamainya

dengan Filsafat Islam.

2. Islam bukan hanya unsure nama saja, tetapi juga berkebudayaan dan

peradaban. Dan lagipula tokohnya juga banyak yang non-arab sehingga jika

digunakan nama filsafat arab, maka, harus dikeluarkanlah orang tersebut,

sedangkan jumlahnya tidak sedikit.

3. Filsafat Islam terbina dengan cara da`wah Islamiyah dan persoalan yang

dibahas adalah persoalan Agama Islam.

Jika menurut pendapat penulis sendiri, sebaiknya nama yang digunakan dalam kajian

ini adalah filsafat islam, karena  jika yang digunakan adalah filsafat Arab, maka nama ini

identik dengan Bangsa, Bahasa ataupun segala sesuatu yang berbau Arab. Tetapi disini kita

lihat, ternyata yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah segala sesuatu tentang Islam dari

segi manapun dari tokoh manapun yang dari ataupun selain Arab, yang menggunakan/tidak

menggunakan bahasa Arab. Jadi lebih kita cocokkan dengan judul besar suatu kajian, bukan

hanya melihat dari satu atau dua sisi saja.

D.    ISI

Sesungguhnya falsafah adalah cabang pengetahuan dalam khazanah intelektual Islam,

namun falsafah tidak dapat disebut sebagai nama Filsafat Islam Hal ini dapat dilihat ketika

Page 3: Filsafat Islam Dan Tasawuf

falsafah yang berasal dari Yunani masuk kedalam tradisi intelektual Islam para ulama yang

umumnya fuqaha menolaknya, terutama ilmu mantiq (logika).

Tanpa menafikan adanya hubungan antara filsafat Islam dan Yunani MM Sharif

mengibaratkan pemikiran Islam dan Muslim sebagai kain sedangkan pemikiran Yunani

sebagai sulaman, “meskipun sulaman itu dari emas, kita hendaknya jangan menganggap

sulaman itu sebagai kain”. Ini adalaah pernyataan yang cukup adil, artinya meskipun didalam

filsafat Islam terdapat unsur-unsur Yunani, tapi filsafat Islam bukanlah filsafat Yunani.

Filsafat Barat sendiri yang juga mengandungi unsur Yunani, Islam dan Kristen, tetap saja

disebut Filsafat Barat dan dikaji menurut framework Barat.

Dari sini kita dapat melihat suatu framework yang berbeda dari framework orietalis

yaitu bahwa akar filsafat Islam bukanlah filafat Yunani, tapi adalah konsep-konsep kunci dari

wahyu. M. Iqbal bahkan mengatakan bahwa spirit Islam adalah anti-klasik, maksudnya

adalah anti-Yunani. Sementara Seyyed Hossein Nasr menyatakan bahwa Aristotle telah

dikirim kembali ketempat asalnya di Barat, bersamaan dengan Averroes, murid terbesarnya.

Meskipun begitu Nasr menyadari bahwa dalam filsafat Islam terdapat unsur-unsur Yunani.

Hanya saja unsur-unsurnya yang sesuai dengan semangat Islam itu kemudian diintegrasikan

kedalam peradaban Islam, khususnya jika hal itu berkaitan dengan Íikmah dalam  pengertian

yang universal. Jadi adalah salah jika berfilsafat dalam Islam itu berarti menganut paham

skeptisisme, keraguan dan aktifitas manusia yang individualistis yang melawan Tuhan.

Jika menurut DrHasyimsyah Nasution,MAdalam bukunya filsafat Islam. Islam dan

Yunani  dalam hal ini tentang Filsafat, ia mengemukakan, disana ada 2 zaman pembagian

pemikiran Yunani:

1. Zaman Yunai atau Helenis. Dari abad VI SM – akhir abad IV SM. Diantara

para pesohornya adalah: Socrates, Plato, Aristoteles, dan aliran paripatetik,

serta lainnya.

2. Zaman Helenis-Romawi. Dari setelah Aristoteles(w.322 SM) sampai abad

VIII . Zaman ini dibagi menjadi 3 masa perkembangan.:

1. Dari akhir abad IV SM – pertengahan abad I SM. Pada zaman ini

terkenal aliran stoa, Epikurus dan skeptisisme.

2. Dari pertengahan abad 1 SM hingga pertengahan abad III SM. Di

zaman ini dikenal aliran Stoa-akhir, Neo Phytogoreanisme, Epikurus-

akhir dan Helennisme Yunani. Zaman ini bersifat ekliktik

Page 4: Filsafat Islam Dan Tasawuf

3. Dari pertengahan abad III M – pertengahan abad  VI M di Romawi

barat & abad VII di Byzantium. Dizaman ini didominasi oleh Neo-

Plantonisme.

Setelah itu, Filsafat Yunani terbagi 2, Plato ( rasionalisme) dan Aristoteles ( material).

Dan kebanyakan sejarah tentang Filsafat Yunani dan Islam dihubungkan dengan penyebaran

Islam, tetapi dalam hal ini Hasyimsyah banyak berpihak kepada Filsafat Yunanilah yang

lebih mempengaruhi filsafat Islam. Jika kita tela`ah kembali buku ini, maka akan kita

temukan suatu keganjalan, bahwa ia berkaca pada framework barat, yang mana diawalilah

kajjian Sufi Islam pertama yaitu Al-Kindi. Jika Al-Kindi merupakan Filsuf pertama, maka

Sebelumnya dalam Islam tidak ada filsafat ? itu merupakan suatu paham yang membelokkan

Islam sendiri.

Filsafat Islam dipahami sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan dalam peradaban

Islam yang konsep-konsep dasarnya berakar pada al-Qur’an dan hadith yang kemudian

ditafsirkan dan dikembangkan oleh para ulama sehingga menggambarkan struktur konsep

yang berbeda dari filsafat Yunani.  Karena sumber pemikiran filsafat Islam adalah wahyu,

maka kajian sejarah filsafat Islam dimulai dari konsep-konsep seminal (seminal concepts)

dalam al-Qur’an dan dilanjutkan dengan kajian terhadap pemahaman, penafsiran, penjelasan

dan pengembangan konsep-konsep tersebut oleh para pemikir Muslim.

HUBUNGAN ILMU KALAM DENGAN FILSAFAT DAN TASAWUF

A. PENDAHULUAN

Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang mengedepankan persoalan kalam

Tuhan dengan dasar-dasar argumentasi, baik rasional/aqliyah (berpikir filosofis) maupun

naqliyah (dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits). Ilmu kalam atau ushuluddin atau aqidah atau

teologi membahas masalah ketuhanan dan kewajiban manusia terhadap tuhan, tentang

keimanan, serta kufur dengan menggunakan argumentasi logika. Berbicara Siapa yang

sebenarnya muslim dan masih tetap dalam islam, siapa yang sebenarnya kafir den telah

keluar dari islam, bagaimana dengan muslim yang mengerjakan hal haram dan kafir yang

mengerjakan hal baik. Empat masalah pokok dalam ilmu kalam yaitu mengetahui tuhan dan

kewajiban mengetahui tuhan serta mengetahui baik dan jahat dan kewajiban mengerjakan

yang baik dan menjauhi kejahatan.

Page 5: Filsafat Islam Dan Tasawuf

Ilmu kalam memiiki hubungan sengan disipin ilmu-ilmu keislaman lainnya. Ilmu kalam

berhubungan terutama dengan filsafat dan tasawuf dan yang lainnya misalnya fiqih dan

ushul fiqih ditinjau melalui objek kajian, hasil kajian (kebenaran) yang memuncukan titik

persamaan diantara ketiganya sedangkan metode, perkembangan keilmuan, dasar

argumentasi, dan dilihat dari aspek aksiologi sehingga muncul pula titik perbedaan diantara

ketiganya.

B. PERSAMAAN ILMU KALAM, FILSAFAT DAN TASAWUF

Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek kajian ilmu

kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya. Objek kajian

filsafat adalah masalah ketuhanan disamping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu

yang ada. Sedangkan objek kajian tasawuf adalah Tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan

terhadap-Nya. Jadi dilihat dari objeknya ketiga ilmu itu membahas tentang ketuhanan.

Menurut argument filsafat, ilmu kalam dibangun di atas dasar logika. Oleh karena itu, hasil

kajiannya bersifat spekulatif (dugaan yang tak bisa dibuktikan secara empiris, riset dan

eksperimental). Kerelatifan logika menyebabkan beragamnya kebenaran yang dihasilkan.

Baik ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berususan dengan hal yang sama, yaitu

kebenaran.

Page 6: Filsafat Islam Dan Tasawuf

C. PERBEDAAN ILMU KALAM, FILSAFAT DAN TASAWUF

Perbedaan antara ketiga ilmu tersebut terletak pada aspek metodologinya. Ilmu

kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika (aqliyah landasan pemahaman yang

cenderung menggunakan metode berfikir filosofis) dan argumentasi naqliyah yang berfungsi

untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama. Pada dasarnya ilmu ini menggunakan

metode dialektika (jadilah) /dialog keagamaan.Sementara filsafat adalah sebuah ilmu yang

digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional. Filsafat menghampiri kebenaran dengan

cara menuangkan akal budi secara radikal (mengakar) dan integral (menyeluruh) serta

universal (mendalam) dan terikat logika. Berkenaan dengan keragaman kebenaran yang

dihasilkan oleh kerja logika maka di dalam filsafat dikenal dengan yang disebut:

kebenaran korespodensi: persesuaian antara suatu pernyataan fakta dan data itu

sendiri Tidak sesuai dengan Apa yang ada dalam rasio dan alam nyata

kebenaran koherensi: kesesuaian antara suatru pertimbangan baru dan suatu

pertimbangan yang telah diakui kebenarannya secara umum dan permanen. Tidak sesuai

dengan kebenaran ulama umum.

kebenaran pragmatik: sesuatu yang bermanfaat (utility) dan mungkin dapat

dikerjakan dengan dampak yang memuaskan. Tidak terlihat manfaat nyata dan sulit

untuk dikerjakan.

Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada rasio. Ilmu

tasawuf bersifat sangat subjektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang.

Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu tasawuf adalah intuisi, atau ilham, atau

Page 7: Filsafat Islam Dan Tasawuf

inspirasi yang datang dari Tuhan. Kebenaran yang dihasilkan ilmu tasawuf dikenal dengan

istilah kebenaran hudhuri, yaitu suatu kebenaran yang objeknya datang dari subjek sendiri.

Di dalam pertumbuhannya, ilmu kalam (teologi) berkembang menjadi teologi rasional

dan teologi tradisional. Filsafat berkembang menjadi sains dan fisafat sendiri. Tasawuf

berkembang menjadi tasawuf praktis dan teoritis.

Dilihat dari aspek aksiologinya, ilmu kalam berperan sebagai ilmu yang mengajak

orang yang baru untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal Tuhan secara rasional.

Adapun filsafat berperan sebagai ilmu yang mengajak kepada orang yang mempunyai rasio

secara prima untuk mengenal Tuhan secara bebas melalui pengamatan dan kajian alam dan

ekosistemnya langsung. Sedangkan tasawuf lebih berperan sebagai ilmu yang memberi

kepuasan kepada orang yang telah melepaskan rasionya secara bebas karena tidak

memperoleh apa yang ingin dicarinya.

D. KORELASI ANTARA ILMU KALAM DENGAN FILSAFAT, TASAWUF, DAN FIQIH

a) Ilmu Kalam dengan Filsafat

Ilmu kalam merupakan bagian atu ruang lingkup dari filsafat (Ibn Khadun, A-Iji,

Musthafa Abd al-Razik, Renant) terutama filsafat islam karena persoalan-persoalan

ketuhanan meluas yang dalam kenyataanya penggunaan dalil aqli melebihi penggunaan dalil

naqli.

Filsafat dijadikan sebagai aat untuk membenarkan nash agama. Filsafat mengawali

pembuktiannya dengan argumentasi akal, barulah pembenarannya diberikan wahyu

sedangkan ilmu kalam mencari wahyu yang berbicara tentang keberadaan Tuhan baru

kemudian didukung oleh argumentasi akal.

b) Ilmu Kalam dengan Imu Tasawuf

Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf berfungsi sebagai:

• pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam

• Penghayatan yang mendalam lewat hati (dzauq dan widjan) terhadap ilmu tauhid dan ilmu

kalam agar lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku.

• penyempurnaan ilmu tauhid (ilmu tasawuf merupakan sisi terapan rohaniyah dari ilmu

tauhid)

• pemberi kesadaran rohaniah dan perdebatan-perdebatan kalam agar ilmu kalam tidak

Page 8: Filsafat Islam Dan Tasawuf

dikesani sebagai dialetika keislaman belaka, yang kering dari kesadaran penghayatan atau

sentuhan secara qabliyah (hati).

Dalam kaitannya dengan Ilmu Tasawuf, Ilmu kalam berfungsi sebagai:

• pengendali ilmu tasawuf. Oleh karena itu, jika timbul suatu aliran yang bertentangan

dengan akidah, atau lahir suatu kepercayaan baru yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan

As-Sunnah atau belum pernah diriwayatkan oleh ulama-ulama salaf, hal itu harus ditolak.

Dapat dilihat bahwa ilmu tauhid merupakan jenjang pertama dalam pendakian menuju

Allah. Begitu juga Dengan ilmu tasawuf , semua persoalan yang berada dalam kajian ilmu

tauhid terasa lebih bermakna, tidak kaku, tetapi lebih dinamis dan aplikatif.

c) Ilmu kalam dengan Fiqih dan Ushu Fiqih

Menurut Abu Hanifah hokum islam (Fikih) terbagi kedalam dua yaitu Fiqih Al-akbar

dan Fiqih Al-Asghar, Fiqih al-Akbar merupakan keyakinan, pokok agama, ketauhidan

sedangkan fiqih al-Asghar adalah cabang agama berupa cara-cara beribadah seperti

muamalah. Dari pendapat Abu Hanifah bahwa adanya hubungan antara ilmu kalam dengan

fiqih. Ilmu kalam membahas soal-soal dasar dan pokok, pandangan lebih luas, tinjauan

dapat memberi sikap toleran, member keyakinan yang mendalam berdasarkan pada

landasan yang kuat sedangkan Fiqh membahas soa furu’ atau cabang dan ranting,

pandangannyapun lebih detai dan rinci.

Dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat al-Quran yang berkenaan dengan

hokum diperlukan ijtihad yaitu suatu usaha dengan mempergunakan akal dan prinsip

kelogisan untuk mengeluarkan ketentuan hokum dari sumbernya. Misalnya adalah qiyas

yaitu menyamakan hokum sesuatu yang tidak ada nask hukumnya dengan hokum sesuatu

yang lain atas dasar persamaan illat. Dalam menentukan persamaan diperlukan pemikiran.

Artinya, pertimbangan akal diniai lebih baik bagi kehidupan masyarakat dan perorangan.

Aliran-aliran teologi dalam islam semuanya memakai akal dalam menyelesaikan

persoalan teologinya dan berpedoman kepada wahyu, yang membedakannya yatu dalam

derajat kekuataan yang diberikan kepada akal dan dalam interpretasi mengenai teks al-

Quran dan Hadits. Teolog yang berpendapat akal memiliki daya yang kuat memberi

interpretasi yang liberal mengenai teks ayat al-Quran dan hadits (terikat ayat qath’i)

sehingga dinamakan teologi liberal yang bebas berkehendak (contoh:mu’tazilah) yang

berpegang teguh pada logika namun sukar ditangkap golongan awam dan Teolog yang

Page 9: Filsafat Islam Dan Tasawuf

berpendapat akal memiliki daya yang lemah memberi interpretasi harfi/dekat mengenai

teks ayat al-Quran dan hadits (terikat ayat zanni) sehingga dinamakan teologi tradisional

yang terbatas dalam berkehendak (contoh: as’ariyah) yang berpegang pada arti harfi dan

kurang menggunakan logika namun mudah diterima kaum awam. Begitupun madzhab-

madzhab dalam fiqih adanya perbedaan dikarenakan kemampuan akal dalam

menginterpretasikan teks Al-Quran dan Hadits.

E. PENUTUP

Hubungan Ilmu kalam, filsafat dan tasawwuf ketiganya berusaha mencari kebenaran

(al-haq) dengan metode berbeda jika tasawuf memperoleh kebenaran sejati melalui mata

hati, ilmu kalam ingin mengetahui kebenaran ajaran agama melalui penalaran ratio lalu

dirujukkan kepada nash, dan fisafat menghasilkan kebenaran spekulatif tentang segala yang

ada. Pada intinya ketiganya mendalami pencarian segala yang bersifat ghaib/rahasia yang

dianggap sebagai kebenaran terjauh dimana tidak semua orang dapat menjangkaunya.

HUBUNGAN TASAWUF DAN ILMU-ILMU LAIN DALAM ISLAM

a.    Hubungan Tasawuf Dengan Ilmu Kalam

Ilmu kalam adalah disiplin ilmu keIslaman yang banyak mengedepankan pembicaraan

tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan. Persoalan-persoalan kalam ini biasanya mengarah

sampai pada perbincangan yang mendalam dengan dasar-dasar argumentasi, baik rasional

(aqliyah) maupun naqliyah. Argumentasi yang dimaksudkan adalah landasan pemahaman

yang cenderung menggunakan metode berpikir filosofis, sedangkan argumentasi naqliyah

biasanya bertendensi pada argumentasi berupa dalil-dalil Al-Qur’an dan hadits. Pembicaraan

materi-materi yang tercakup dalam ilmu kalam terkesan tidak menyentuh rasa rohaniah. 

Sebagai contoh, ilmu kalam menerangkan bahwa Allah bersifat Sama’, Bashar, Kalam,

Iradah, Qudrah, Hayat, dan sebagainya. Namun, ilmu kalam tidak menjelaskan bagaimana

seorang hamba dapat merasakan langsung bahwa Allah mendengar dan melihatnya,

bagaimana pula perasaan hati seseorang ketika membaca Al-Qur’an, bagaimana seseorang

merasa bahwa segala sesuatu yang tercipta merupakan pengaruh dari kekuasaan Allah ?

Page 10: Filsafat Islam Dan Tasawuf

Pernyataan-pernyataan diatas sulit terjawab hanya dengan berlandaskan pada ilmu kalam.

Biasanya, yang membicarakan penghayatan sampai pada penanaman kejiwaan manusia

adalah ilmu Tasawuf. Disiplin inilah yang membahas bagaimana merasakan nilai-nilai

akidah dengan memperhatikan bahwa persoalan bagaimana merasakan tidak saja termasuk

dalam lingkup hal yang diwajibkan. 

Pada ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan definisinya, kekufuran dan

manifestasinya, serta kemunafikan dan batasannya. Sementara pada ilmu tasawuf ditemukan

pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan ketentraman.

Sebagaimana dijelaskan juga tentang menyelamatkan diri dari kemunafikan. Semua itu tidak

cukup hanya diketahui batasan-batasannya oleh seseorang. Sebab terkadang seseorang sudah

tahu batasan-batasan kemunafikan, tetapi tetap saja melaksanakannya.

Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu Tasawuf mempunyai fungsi sebagai

berikut. Sebagai pemberi wawasan  spiritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan yang

mendalam lewat hati terhadap ilmu kalam menjadikan ilmu ini lebih terhayati atau

teraplikasikan dalam perilaku. Dengan demikian, ilmu Tasawuf merupakan penyempurna

ilmu kalam.

1. Berfungsi sebagai pengendali ilmu Tasawuf. Oleh karena itu, jika timbul suatu

aliran yang bertentangan dengan akidah, atau lahir suatu kepercayaan baru yang

bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, hal itu merupakan penyimpangan atau

penyelewengan. Jika bertentangan atau tidak pernah diriwayatkan dalam Al-Qur’an dan As-

Sunnah, atau belum pernah diriwayatkan oleh ulama-ulama salaf, hal itu harus ditolak.

2. Berfungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan-perdebatan

kalam. Sebagaimana disebutkan bahwa ilmu kalam dalam dunia Islam cenderung menjadi

sebuah ilmu yang mengandung muatan rasional disamping muatan naqliyah, ilmu kalam

dapat bergerak kearah yang lebih bebas. Disinilah ilmu Tasawuf berfungsi memberi muatan

rohaniah sehingga ilmu kalam terkesan sebagai dialektika keIslaman belaka, yang kering

dari kesadaran penghayatan atau sentuhan hati.

Andaikata manusia sadar bahwa Allahlah yang memberi, niscaya rasa hasud dan dengki akan

sirna, kalau saja dia tahu kedudukan penghambaan diri, niscaya tidak akan ada rasa sombong

dan membanggakan diri. Kalau saja manusia sadar bahwa Allahlah pencipta segala sesuatu,

Page 11: Filsafat Islam Dan Tasawuf

niscaya tidak akan ada sifat ujub dan riya. Dari sinilah dapat dilihat bahwa ilmu tauhid

merupakan jenjang pertama dalam pendakian menuju Allah (pendakian para kaum sufi).

Dalam ilmu Tasawuf, semua persoalan yang berada dalam kajian ilmu kalam terasa lebih

bermakna, tidak kaku, tetapi akan lebih dinamis dan aplikatif.

b.    Hubungan Tasawuf Dengan Ilmu Filsafat

Biasanya Tasawuf dan filsafah selalu dipandang berlawanan. Ada juga anggapan

bahwa pencarian jalan Tasawuf mengharuskan pencelaan filsafat, tidak hanya berupa timbal

balik dan saling mempengaruhi, bahkan asimilasi (perpaduan) dan hubungan ini sama sekali

tidak terbatas pada kebencian dan permusuhan. Tasawuf adalah pencarian jalan ruhani,

kebersatuan dengan kebenaran mutlak dan pengetahuan mistik menurut jalan dan sunnah.

Sedangkan filsafah tidak dimaksudkan hanya filsafah peripatetic yang rasionalistik, tetapi

seluruh mazhab intelektual dalam kultur Islam yang telah berusaha mencapai pengetahuan

mengenai sebab awal melalui daya intelek. Filsafat terdiri dari filsafat diskursif (bahtsi)

maupun intelek intuitif (dzawqi).

Hubungan antara Tasawuf dan filsafat, yaitu : 

Bentuk hubungan yang paling luas antara Tasawuf dan filsafat tentu saja adalah pertentangan satu sama lain, sebagaimana tampak dalam karya-karya al-Ghazali bersaudara, Abu hamid dan Ahmad. Dan penyair sufi besar seperti Sana’I, Athar, dan Rumi. Kelompok sufi ini hanya memperhatikan aspek rasional dari filsafat, dan setiap kali berbicara tentang intelek, mereka tidak mengartikan intelek dalam arti mutlaknya, namun mengacu kepada aspek rasional intelek (akal). Athar juga memahami filsafat hanya sebagai filsafat peripatetic yang rasionalistik, dan menekankan bahwa hal itu tidak boleh dikelirukan dengan misteri ilahiah dan pengetahuan ilahiah, yang merupakan usaha puncak pensucian jiwa dibawah bimbingan spiritual para guru sufi. Intelek tidak sama dengan hadist Nabi dan falsafah tidak sama dengan teosofi (hikmah) dalam makna Qur’aninya. Matsnawi adalah sebuah Masterpiece filsafat.

Hubungan antara Tasawuf dan filsafat tampak dalam munculnya bentuk khusus yang terjalin erat dengan filsafat. Meskipun bentuk tasawuf ini tidak menerima filsafat peripatetic dan mazhab-mazhab filsafat lain yang seperti itu, namun ia sendiri tercampur dengan filsafat atau teosofi (hikmah) dalam bentuknya yang paling luas. Dalam mazhab Tasawuf itu, intelek sebagai alat untuk mencapai realitas tentang yang mutlak dengan memperoleh kedudukan yang tinggi. Dengan demikian, dalam tasawuf berkembang satu jenis teosofi (ilmu ilahi) yang tidak hanya datang untuk menggantikan filsafat didunia Arab, tapi di Persia ia juga amat mempengaruhi jika bukan menggantikan filsafat dan kemudian secara amat efektif  menggabungkan filsafat dan Tasawuf, bahkan mengganti nama Tasawuf menjadi Irfan (gnosis,makrifat) pada periode safawi. Penentangan terhadap filsafat masih tetap tampak, tapi penentangan ini sebenarnya muncul dalam kaitannya dengan istilah

Page 12: Filsafat Islam Dan Tasawuf

falsafah dan rasionalisme. Hubungan Tasawuf dan filsafah berbeda dari apa yang diamati dalam tasawuf yang didominasi cinta, seperti pada Athar dan lainnya.

Hubungan antara Tasawuf dan filsafat ditemukan dalam karya-karya para sufi yang sekaligus juga filosof, Yang telah berusaha untuk merujuk tasawuf dan filsafat. Afdhaluddin kasyani, Quthbuddin syirazi, Ibd Turkah al-Isfahani, dan Mir Abul Qosim findiriski, orang-orang ini seluruhnya adalah sufi yang berjalan pada jalan spiritual dan telah mencapai maqam spiritual, dan beberapa diantara mereka terdapat para wali, tetapi pada saat yang sama secara mendalam memahami filsafat dan cukup mengherankan, beberapa diantara mereka lebih tertarik pada  filsafat peripatetic dan rasionalistik daripada filsafat intuitif (dzawqi), sebagaimana dapat diamati dalam kasus Mir Findiriski yang amat mendalami As-Syifanya Ibnu Sina. Diantara kelompok ini, Afdhaluddin Kasyani memegang kedudukan yang unik. Ia tidak hanya salah satu sufi terbesar yang hingga hari ini mouseleumnya di Maqam Kasyani menjadi tempat Ziarah, baik orang-orang yang awam maupun orang-orang terpelajar, tetapi ia juga dianggap sebagai salah satu filosof Persia terbesar yang sumbangannya bagi pengembangan bahasa filsafat Persia tak tertandingi. Karya-karya filsafatnya dalam logika, teologi, ataupun dalam ilmu-ilmu alam ditulis dalam bahasa Persia yang jelas dan fasih, dan merupakan Masterpiece dalam bahasa ini. Ia tidak hanya menunjukkan dengan jelas wawasan tasawuf dalam syair-syairnya, namun dalam hal logika dan filsafat yang paling ketat sekalipun. Figur besar lain seperti Quthbuddin al-Syirazi, yang dalam masa remajanya bergabung dengan para sufi dan juga menulis karya besar dalam filsafat peripatetic dalam bahasa Persia, Durrat al-Tajj, lalu bin Turkah Isfahani, yang Tamhid al-Qawaidnya merupakan Masterpiece filsafat sekaligus Tasawuf, dan Mir Abul Qosim Findiriski, yang menjadi komentator karya metafisika Hindu penting, Yoga Vaisithsa adalah sufi dan ahli makrifat   yang kepadanya banyak mukjizat dinisbatkan. Mereka semua sesungguhnya adalah para pengikut mazhab Afdhluddin Kasyani, sejauh menyangkut upaya pemantapan hubungan antara Tasawuf dan Filsafat.

Kategorisasi umum kita mengenai hubungan Tasawuf dengan filsafat, mencakup para filosof yang mempelajari atau mempraktekan Tasawuf. Yang pertama dari kelompok ini adalah Al-Farabi, yang mempraktekan Tasawuf dan bahkan telah mengubah musik yang dimainkan dalam pertemuan Sama’ pada sufi, mutiara hikmah yang dinisbatkan kepadanya sangatlah penting. Karena, pada dasarnya, inilah buku mengenai filsafat maupun makrifat dan hingga kini diajarkan di Persia bersama komentar-komentar makrifati.

c.    Hubungan Tasawuf Dengan Ilmu Fiqih

Biasanya, pembahasan kitab-kitab fiqih selalu dimulai dari Thaharah, kemudian persoalan-persoalan kefiqihan lainnya. Namun, pembahasan ilmu fiqih tentang thaharah atau yang lainnya secara tidak langsung terkait dengan pembicaraan nilai-nilai rohaniahnya. Persoalannya sekarang, disiplin ilmu apakah yang dapat menyempurnakan ilmu fiqih dalam persoalan-persoalan tersebut ? Ilmu Tasawuf tampaknya merupakan jawaban yang paling tepat karena ilmu ini berhasil memberikan corak batin terhadap ilmu fiqih. Corak batin yang dimaksud adalah ikhlas dan khusyuk berikut jalannya masing-masing. Bahkan ilmu ini mampu menumbuhkan kesiapan manusia untuk melaksanakan hukum-hukum fiqih. Akhirnya, pelaksanaan kewajiban manusia tidak akan sempurna tanpa perjalanan rohaniah.

Page 13: Filsafat Islam Dan Tasawuf

Dahulu para ahli fiqih mengatakan “Barang siapa mendalami fiqih, tetapi belum bertasawuf, berarti ia fasik. Barang siapa bertasawuf, tetapi belum mendalami fiqih, berarti ia zindiq. Dan Barang siapa melakukan ke-2 nya, berarti ia melakukan kebenaran”. Tasawuf dan fiqih adalah 2 disiplin ilmu yang saling menyempurnakan. Jika terjadi pertentangan antara ke-2 nya, berarti disitu terjadi kesalahan dan penyimpangan. Maksudnya, boleh jadi seorang sufi berjalan tanpa fiqih, atau seorang ahli tidak mengamalkan ilmunya. Jadi, seorang ahli sufi harus bertasawuf (sufi), harus memahami dan mengikuti aturan fiqih. Tegasnya, seorang fiqih harus mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan hukum dan yang berkaitan dengan tata cara pengamalannya. Seorang sufi pun harus mengetahui aturan-aturan hukum dan sekaligus mengamalkannya. Ini menjelaskan bahwa ilmu Tasawuf dan ilmu Fiqih adalah 2 disiplin ilmu yang saling melengkapi.

d.    Hubungan Tasawuf Dengan Ilmu JiwaDalam pembahasan Tasawuf dibicarakan tentang hubungan jiwa dengan badan. Yang dikehendaki dari uraian tentang hubungan antara jiwa dan badan dalam Tasawuf tersebut adalah terciptanya keserasian antara ke-2 nya. Pembahasan tentang jiwa dan badan ini dikonsepsikan para sufi dalam rangka melihat sejauh mana hubungan perilaku yang dipraktikan manusia dengan dorongan yang dimunculkan jiwanya sehingga perbuatan itu dapat terjadi. Dari sini, baru muncul kategori-kategori perbuatan manusia, apakah dkategorikan sebagai perbuatan jelek atau perbuatan baik. Jika perbuatan yang ditampilkan seseorang baik, ia disebut orang yang berakhlak baik. Sebaliknya, jika perbuatan yang  ditampilkannya jelek, ia disebut sebagai orang yang berakhlak jalek. Dalalm pandangan kaum sufi, akhlak dan sifat seseorang bergantung pada jenis jiwa yang berkuasa atas dirinya. Jika yang berkuasa dalam tubuhnya adalah nafsu-nafsu hewani atau nabati, yang akan tampil dalam perilakunya adalah perilaku hewani atau nabati pula. Sebaliknya, jika yang berkuasa adalah nafsu insani, yang akan tampil dalam perilakunya adalah perilaku insani pula. Orang yang sehat mentalnya adalah yang mampu merasakan kebahagiaan dalam hidup, karena orang-orang inilah yang dapat merasakan bahwa dirinya berguna, berharga, dan mampu menggunakan segala potensi dan bakatnya semaksimal mungkin dengan cara membawa kebahagiaan dirinya dan orang lain. Disamping itu, ia mampu menyesuaikan diri dalam arti yang luas, terhindar dari kegelisahan-kegelisahan dan gangguan jiwa, serta tetap terpelihara moralnya.Perkembangan Tasawuf Pada Abad ke 20

Kaum sufi yang merupakan kaum elit dan kaum terdepan. Merupakan roda penggerak utama islam pada masanya.

Sepanjang abad ke-18, ke-19 dan awal abad ke-20, gerakan-gerakan sufi besar di Afrika dan Asia sering dihubungkan dengan gerakan-gerakan Islam umumnya.

Kaum sufi adalah kaum elit masyarakatnya, dan sering memimpin gerakan pembaruan, atau perlawanan terhadap penindasan dan dominasi asing atau kolonial. Maka, misalnya, mereka terlibat jauh dalam gerakan politik seperti kebangkitan di Maroko dan Aljazair melawan Prancis, dan pembangunan kembali masyarakat dan pemerintahan Islam di Libya, yang sebagian besar dilakukan oleh para anggota tarekat Sanusi. Di Nigeria utara, Syekh 'Utsman dan Fobio (m. 1817), seorang anggota Tarekat Qadiriyah, memimpin jihad melawan para penguasa Habe yang telah gagal memerintah menurut syariat Islam, yang telah mengadakan

Page 14: Filsafat Islam Dan Tasawuf

pembebanan pajak yang dibuat-buat, korupsi umum, penindasan, dari menjatuhkan moralitas Islam pada tingkat rakyat maupun istana. Lebih jauh ke timur, Syekh Muhammad Ahmad al-Mahdi (m. 1885), anggota tarekat Tsemaniyah, berhasil menentang pemerintahan kolonial Inggris di Sudan. Fenomena serupa terjadi pula di Timur. Misalnya, kaum sufi Naqsabandiyyah dan Syah Waliyullah menentang kekuasaan kolonial Inggris di India.

Demikianlah kaum sufi beraksi di banyak negara di masa penjajahan, menentang usaha kolonial untuk menjungkirkan pemerintahan Islam, dan berusaha menghidupkan kembali serta mempertahankan Islam yang asli. Mereka sering membentuk atau berada di jantung kelompok-kelompok sosial yang kuat, dan mempunyai banyak pengikut di banyak bagian dunia. Yang membuat gerakan-gerakan ini tetap berhubungan dan kuat ialah kenyataan bahwa selama abad ke-19 rakyat tidak aktif, dan kendali atas pemilikan tanah, bersama dengan pengaruh tradisi kultural yang telah lama mapan, memainkan peranan penting dalam stabilitas masyarakat. Namun, di abad ke-20 situasi ini mulai berubah secara cepat dan radikal.

Penjajahan Barat atas kebanyakan negeri Muslim hampir sempurna menjelang akhir Perang Dunia Pertama. Setelah itu, kedatangan para penguasa sekuler dan sering "klien", yang ditunjuk atau disetujui oleh Barat, menentukan suasana. Kepentingan serta pengaruh agama dan kaum sufi menjadi nomor dua, karena erosi yang cepat dalam nilai-nilai dan gaya hidup masa lalu dan tradisional, dan menjadi bertambah sulit dan berbahaya untuk mengikuti jalan Islam yang asli secara utuh di negeri-negeri Muslim. Berlawanan dengan apa yang terjadi di Timur, banyak organisasi dan masyarakat spiritual muncul di Barat, sering dimulai oleh para pencari pengetahuan Barat.

Kenyataan bahwa banyak orang dari masyarakat Barat mengikuti gerakan-gerakan agama semu (psendo-religions), seperti gerakan Bahai dan Subud, maupun berbagai cabang Budhisme, Hinduisme, dan agama-agama baru minor lainnya, atau versi-versi agama lama yang dihidupkan kembali, menunjukkan kehausan dan minat akan pengetahuan spiritual di Barat, dimana berbagai versi agama Kristen yang lebih berdasarkan pikiran atau emosi ketimbang berdasarkan "hati", telah gagal memberikan santapan rohani yang sesungguhnya selama beberapa abad. Lebih berpengaruh dari berbagai gerakan ini adalah gerakan kaum Teosofi dan Mason. Menjelang awal abad ke-20 kita dapati perhatian yang amat besar pada spiritualisme di Eropa maupun Amerika Utara.

Karya para orientalis yang berusaha menggali dimensi spiritual agama-agama Timur --sekalipun dalam kerangka konseptual mereka yang khas, termasuk Islam, turut memperbesar minat terhadap spiritualisme dan pencarian pengalaman mistik di Barat, melalui tulisan dan terjemahan mereka atas karya-karya asli tentang tradisi-tradisi, kesenian, kultur, falsafah dan agama-agama Timur. Tasawuf mulai tiba di Barat bersama dengan gerakan spiritual semu atau gerakan spiritual sesungguhnya.

Kedatangan banyak guru India dan ahli kebatinan Budha bertepatan dengan lahirnya perhatian terhadap tasawuf. Di pertengahan abad ke-20, cukup banyak masyarakat dan

Page 15: Filsafat Islam Dan Tasawuf

gerakan sufi muncul di Eropa dan Amerika Utara, sebagian didirikan oleh orang sufi yang sesungguhnya dan sebagian oleh sufi semu. Dengan berjalannya waktu, lebih banyak informasi tentang tasawuf dan Islam yang lengkap dapat diperoleh di Barat. Krisis minyak di Barat dan ledakan minyak di sejumlah negara Timur Tengah juga membantu meningkatkan kontak dengan Timur Tengah dan bahasa Arab serta informasi tentang Islam. Kemudian datang Revolusi Islam Iran di tahun 1979 yang menyebabkan bangkitnya perhatian dunia kepada tradisi Islam. Tidaklah lepas dari konteks apabila dikatakan di sini bahwa kediaman Imam Khomeini sebelumnya, dan tempat di mana ia menyambut tamu-tamu rakyatnya di utara Teheran, adalah masjid dan tempat suci sufi. Sebenarnya Imam Khomeini berkonsentrasi pada ilmu tasawuf dan 'irfaan (gnosil), pada tahun-tahun awal di sekolah agama di Qum. dan tulisan-tulisannya yang awal terutama mengenai makna batin dari berjaga malam (qiyamul-lail), shalat malam dan kebangunan-diri.

Perlu diperhatikan bahwa kita jangan merancukan kualitas spiritual dari seorang individu dengan kejadian lahiriah. Imam 'Ali, guru semua sufi, hanya mengurusi peperangan selama bertahun-tahun sebagai pemimpin umat Islam. Kejadian-kejadian lahiriah kadang membingungkan penonton dan menyembunyikan cahaya orang-orang semacam itu. Tentang keadaan tasawuf di Barat di masa lalu yang lebih belakangan ini, kami mengamati dan menyimpulkan bahwa banyak kelompok yang menerima tasawuf untuk mengambil manfaat dari beberapa disiplin, doktrin, praktik atau pengalamannya, telah mulai terpecah belah.

Kelompok-kelompok gerakan zaman baru ini yang mengikuti sejumlah gagasan yang diambil dari tasawuf sedang terpecah-pecah karena jalan hidup mereka tidak selaras dengan garis umum Islam yang asli, dan oleh karena itu mereka tidak mendapat perlindungan lahiriah yang diperlukan untuk melindungi dan menjamin keselamatan gerakan batinnya. Maka selama beberapa dasawarsa terakhir abad ini, kita lihat bahwa kebanyakan gerakan sufi di Barat telah menguat karena berpegang pada amal-amal lahiriah Islam, atau melemah dan merosot karena tidak berlaku demikian.

TASAWWUF FALSAFI

A.    Definisi tasawwuf falsafiSecara garis besar tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional.Tasawuf ini menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya, yang berasal dari berbagai macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya.

Di dalam tasawuf falsafi metode pendekatannya sangat berbeda dengan tasawuf sunni atau tasawuf salafi. kalau tasawuf sunni dan salafi lebih menonjol kepada segi praktis (العملي ), sedangkan tasawuf falsafi menonjol kepada segi teoritis (النطري ) sehingga dalam konsep-konsep tasawuf falsafi lebih mengedepankan asas rasio dengan pendektan-pendekatan filosofis yang ini sulit diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi orang awam, bahkan bisa dikatakan mustahil.Kaum sufi falsafi menganggap bahwasanya tiada sesuatupun yang wujud kecuali Allah, sehingga manusia dan alam semesta, semuanya adalah Allah..Dalam tasawuf falsafi, tentang bersatunya Tuhan dengan makhluknya,setidaknya

Page 16: Filsafat Islam Dan Tasawuf

terdapat beberapa term yang telah masyhur beserta para tokohnya yaitu ; hulul,wadah al~wujud, insan kamil, Wujud Mutlak.1. HululHulul merupakan salah satu konsep didalam tasawuf falsafi yang meyakini terjadinya kesatuan antara kholiq dengan makhluk. Paham hululini disusun oleh Al-hallaj

Kata hulul berimplikasi kepada bahwa tuhan akan menempati dan memilih tubuh manusia untuk ditempati, bila manusia dapat  menghilangkan sifat nasut( kemanusiaannya) dengan cara fana (menghilangkan sifat-sifat tercela melalui meniadakan alam duniawi menuju kesadaran ketuhanan).

2.Wahdah Al-Wujud Istilah wahdah Al-wujud adalah paham yang mengatakan bahwa manusia dapat bersatu padu dengan tuhan, akan tetapi tuhan disini bukanlah tapi yang dimkasud tuahn bersatu padu disini bukanalh Dzat yang tuhan yang sesungguhnya, melainkan sifat-sifat tuhan yang memancar pada manusia ketika manusia sudah melakukan proses fana’3. Ittihad                                                                                                                            Pembawa faham ittihad adalah Abu Yazid Al-busthami. Menurutnya manusia adalah pancaran Nur Ilahi,oleh karena itu manusia hilang kesadaranya [sebagai manusia] maka padadasarnya ia telah menemukan asal mula yang sebenarnya, yaitu nur ilahiatau dengan kata lain ia menyatu dengan Tuhan

4.Insan kamil.5. kesatuan MutlakB.    Latar Belakang Berkembangnya Tasawwuf  FalsafiCorak dari pada tasawwuf falsafi tentunya sangat berbeda dengan tasawwuf yang pernah diamalkan oleh masa sahabat dan tabi’in, karena tasawwuf ini muncul karena pengaruh filasafat Neo-Platonisme.Berkembangnya tasaawuf sebagai jalan dan latihan untuk merealisir kesucia batin dalam perjalanan menuju kedekatan dengan Allah, juga menarik perhatian para pemikir muslim yang berlatar belakang teologi dan filsafat. Dari kelompok inilah (teologi dan filsafat) tampil sejumlah kelompok sufi yang filosofis atau filosofis yang sufi. Konsep-konsep mereka yang disebut dengan tasawuf falsafi yakni tasawuf yang kaya dengan pemikiran-pemikiran filsafat. ajaran filsafat yang paling banyak dipergunakan dalam analisis tasawuf adalah Paham emanasi neo-Plotinus.       Adanya pemaduan antara filsafat dengan tasawuf pertama kali di motori oleh para filsuf muslim yang pada saat itu mengalami helenisme pengetahuan. Misalnya filsuf muslim yang terkenal yang membahas tentang Tuhan dengan menggunakan konsep-konsep neo-plotinus ialah Al-Kindi. Dalam filsafat emanasi Plotinus roh memancar dari diri Tuhan dan akan kembali ke Tuhan. Tapi, sama dengan Pythagoras, dia berpendapat bahwa roh masuk ke dalam tubuh manusia juga kotor, dan tak dapat lagi kembali ke Tuhan. Selama masih kotor, ia akan tetap tinggal di bumi berusaha. dari sini di tarik ke dalam ranah konsep tasawuf yang berkeyakinan bahwa penciptaan alam semesta adalah pernyataan cinta kasih Tuhan yang direfleksikan dalam bentuk empirik atau sebagai Sifat madzohir dari sifat tuhan.           

 Namun istilah tasawuf   falsafi bulum terkenal pada waktu itu, setelah itu baru tokoh-tokoh sufi falfasi  yang populer. Abu Yazid al-Bustami, Ibn Masarrah (w.381 H) dari Andalusia dan sekaligus sebagai perintisnya. orang kedua yang mengombinasikan antara teori filsafat dan tasawuf ialah Suhrawardi al-Maqtul yang berkembang di Persia atau Iran. Masih banyak

Page 17: Filsafat Islam Dan Tasawuf

tokoh tasawwuf falsafi yang berkembang di Persia ini sepeti al-Haljj dengan konsep al-Hulul yakni perpaduan antara Mansusia dengan sifat-sifat tuhan.

C.    Perkembangan Tasawuf Falsafi     Perkembangan puncak dari tasawuf falsafi, sebenarnya telah dicapai dalam konsepsi al-wahdatul wujud sebagai karya pikir mistik Ibn Arabi. sebelum Ibn arabi muncul teorinya seorang sufi penyair dari Mesir Ibn al-Faridh mengembangkan teori yang sama yaitu al-wahdatasa-syuhud.

Pada umumnya konsep ini diterima dan berkembang dari kaum syi’ah dan bermazhabkan Mu’tazilah. Makanya nama lain dari tasawuf falsafi juga di sebut dengan tasawuf Syi’i. diterimanya konsep-konsep atau pola pikir tasawuf falsafi di kawasan Persia, karena dimungkinkann disana dulu adalah kawasan sebelum Islam sudah mengenal filsafat.

Semenjak masa Abu Yazid al-Busthami, pendapat sufi condong pada konsep kesatuan wujud. Inti dari jaran ini adalah bahwa dunia fenomena ini hanyalah bayangan dari realitas yang sesungguhnya, yaitu Tuhan. Satu-satunya wujud yang hakiki adalah wujud Tuhan yang merupakan dasar dan sumber kejadian dari segala sesuatu. Dunia ini hanyalah bayangan yang keberadaannya tergantung dengan wujud Tuhan, sehingga realitas Hidup ini hakikatnya tunggal.          

Atas dasar seperti itu tentang Tuhan yang seperti itu, mereka berpendapat bahwa alam dan segala yang ada termasuk manusia merupakan radiasi dari hakikat Ilahi. Dalam diri manusia terdapat unsur-unsur ke –Tuhanan Karena merupakan pancaran dari tuhan.

Dari renungan yang bersifat filosofis inilah sehingga menimbulkan pertentangan dalam pemikiran dunia islam lebih-lebih kepada tasawuf falsafi yang mendapat klaim penodaan agama. Tidak jarang dari tokoh falsafi ini mendapatkan hukum mati dan klaim Takfir yang dilakukan oleh para penguasa dan didukung oleh para fuqaha’ yang menganggap orang Zindiq halal darahnya , seperti al-hallaj yang dihukum mati oleh para penguasa dan para tokoh yang lain, yang dianggap kafir oleh para fuqaha’.

Yang jelas dalam islam tidak lepas dari perbedaan, baik itu berupa ideologi, doktrin, sosial , budaya, peradaban, politik dan lain-lain. Tapi yang jelas Allah SWT telah memberikan petunjuk yang sangat jelas melalui al-Qur’an dan Hadist. Perilaku manusia dapat dikatakan benar, tidak menyimpang manakala sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Ajaran apapun tidak masalah kita ikuti dan dibuat acuan kita menuju ridho Allah SWT asalkan sesuai dengan yang digariskan dalam al-Qur’an dan Hadist

b.    karakteristik ajaran pokok para tokoh tasawuf falsafiSecara garis besar tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional.Tasawuf ini menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya,yang berasal dari berbagai macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya.

Karakteristik dari ajaran tasawuf ini adalah 

ajarannya lebih mengarah pada teori-teori yang rumit dan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam.

Mengedepankan akal mereka  

Page 18: Filsafat Islam Dan Tasawuf

Ajarannya memadukan antara visi mistis dan rasional

a)    Adapun  karakteristik ajaran para tokoh-tokoh tasawuf ini antara lain adalah:

•    Al-hallajAl-hallaj menggunakan paham hulul. Hulul merupakan salah satu konsep didalam tasawuf falsafi yangmeyakini terjadinya kesatuan antara kholiq dengan makhluk. Kata hulul berimplikasi kepada bersemayamnya sifat-sifat ke-Tuhanan kedalam diri manusia atau masuk suatu dzat kedalam dzat yang lainnya.Hulul adalah doktrin yang sangat menyimpang. Hulul ini telah disalah artikan oleh manusia yang telah mengaku bersatu dengan Tuhan. Sehingga dikatakan bahwa seorang budak tetaplah seorang budak dan seorang raja tetaplah seorang raja. Tidak ada hubungan yang satu dengan yang lainnya sehingga yang terjadi adalah hanyalah Allah yang mengetahui Allah dan hanya Allah yang dapat melihat Allah dan hanya Allah yang menyembah Allah.

•    Abu yazid al-bustami. Ia mengembangkan faham ittihad yaitu. Menurutnya manusia adalah pancaran Nur Ilahi,oleh karena itu manusia hilang kesadaranya [sebagai manusia] maka pada dasarnya ia telah menemukan asal mula yang sebenarnya, yaitu nur ilahi atau dengan kata lain ia menyatu dengan Tuhan.

sebagaimana Pengertian ittihad disebutkan dalam sufi terminologi  ittihad adalah penggabungan antara dua hal yang menjadi satu.Ittihad merupakan doktrin yang menyimpang dimana didalamnya terjadi proses pemaksaan antara dua ekssistensi. Kata ini berasal dari katawahd atau wahdah yang berarti satu atau tunggal.Jadi ittihad artinya bersatunya manusia dengan Tuhan.                                                                                         

•    Ibn ‘Arabi Ibn Arabi menggunakan bentuk pola akal yang bertingkat-tingkat, seperti; akal pertama, kedua, ketiga dan sampai akal kesepuluh. Dimana ia mencoba mengambarkan bahwa proses terjadinya sesuatu ini berasal dari yang satu, kalau meminjam Bahsanya plotinus ialah the one

Wahdatul-wujud

Wujud semua yang ada hanya satu dan wujud mahluk pada hakekatnya adalah wujud khaliq.Tidak ada perbedaan dari segi hakekat,kalaupun ada perbedaan hal itu dilihat dari sudut pandang pancaindra lahir dan akal yang terbatas kemampuannya dalam menangkap hakekat apa yang ada pada zat-nya dari kesatuan dzatiyah yang segala sesuatunya berhimpun padanya.

Wahdatul-adyan

Konsep wahdatul adyan adalah kesamaan agama,al-arabi memandang bahwa sumber agama adalah satu,karakteristik dari tasawuf ini adalah lebih mengedepankan akal dari pada al-qur’an dan as-sunnah.

•    Al-jilliKonsep al-jilli adalah insan kamil yaitu nukhsoh atau copy tuhan,Tuhan memiliki sifat pandai,berkehendak,mendengar,dan sebagainya.Manusiapun memiliki sifat tersebut,dari

Page 19: Filsafat Islam Dan Tasawuf

konsep ini ia berusaha memberikan pemahaman kepada kita bahwa manusia adalah insan kamil dengan segala kesempurnaannya,sebab pada dirinya terdapat sifat dan nama illahi.Sama dengan al-arabi karekteristik ajarannya lebih mengedepankan akal.

•    Ibn Sabi’inIbn Sabi’in terkenal dengan fahamnya yaitu kesatuan mutlak yang menempatkan ketuhanan pada tempat pertama,sebab wujud Alloh menurutnya adalah asal segala yang ada.Sementara wujud materi yang tampak justru dia rujukkan pada wujud mutlak .pemikirannya ini dirujuk dengan dalil al-qur’an,yang diinterprestasikan secara khusus dan terkadang ia memperkuatnya dengan hadis nabi saw.

•    Ibnu-massarahIa menganut faham emanasi yaitu tingkatan-tingkatan wujud yang memancar dari tuhan ,dalam fahamnya adalah materi pertama yang bersifat rohaniah,kemudian akal universal,diikuti dengan jiwa yang bersifat murakkab.

Tasawwuf Sunni

A.    Pengertian Tasawuf Sunni

Tasawwuf sunni ialah aliran tasaawuf  yang berusaha memadukan asapek hakekat dan syari'at,  yang senantiasa memelihara sifat kezuhudan dan mengkonsentrasikan pendekatan diri kepada allah, dengan berusaha sungguh-sugguh berpegang teguh terhadap ajaran al-Qur'an, Sunnah dan Shirah para sahabat.

Dalam kehidupan sehari-hari para pengamal tasawwuf ini berusaha untuk menjauhkan drii dari hal-hal yang bersifat keduniawian, jabatan, dan menjauhi hal-hal yang  dapat mengganggu kekhusua’an ibadahnya.

B.     Latar Belakang Timbulnya Tasawuf SunniLatar belakang munculnya ajaran ini tidak telepas dari pecekcokan masalah aqidah yang  melanda para ulama' fiqh dan tasawwuf lebih-lebih pada abad  kelima hijriah aliran syi'ah al-islamiyah yang berusaha untuk memngembalikan kepemimpinan kepada keturunan Ali Bin Abi Thalib. Dimana syi’ah lebih banyak mempengaruhi para sufi dengan doktrin bahwa imam yang ghaib akan pindah ketangan sufi yang layak menyandang gelar waliyullah, dipihak lain para sufi banyak yang dipengaruhi oleh filsafat Neo-Platonisme yang memunculkan corak pemikiran taawwuf falsafi yang tentunya sangat bertentangan dengan kehidupan para sahabat dan tabi’in. dengan ketegangan inilah muncullah sang pemadu syari’at dan hakekat yaitu Imam Ghazali yang selalu memagari pemikirannya dengan Al-Qur’an, Hadits dan ditambah dengan doktrin Ahlusunnah Wal jama’ah  .

Pada intinya tasawuf ini sangat menolak pendekatan kepada allah SWT dengan akal rasio, sebagaimana yang dikatakan Harun Nasution yang mengomentari pendapat Dzun An-Nun Misri tentang pengetahuan ( makrifat), Bahwa makrifat   yang paling tertinggi  ialah yang diperoleh oleh para wali Allah  ( sufi).

Pertentangan ini nampak jelas pada perkataan Junaid Al- Baqhdati ” seandainya aku jadi hakim niscaya akan aku penggal kepala orang yang mengatakan tidak ada yang maujud terkecuali Allah”

Page 20: Filsafat Islam Dan Tasawuf

C.     Tokoh-tokoh Tasawuf SunniMunculnya aliran-aliran tasawuf ini tidak terlepas dari tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya. Begitu juga sama halnya dengan Tasawuf sunni. Diantara sufi yang mempunyai ajaran sama dengan Tasawuf sunni ( berpegang teguh kepada Qurdis dan shirah nabawiyah) dan menjadi tokoh tasawuf sunni adalah:

1. Hasan al-Basri.Hasan al-Basri adalah seorang sufi angkatan tabi’in, seorang yang sangat taqwa, wara’ dan zahid. Nama lengkapnya adalah Abu Sa’id al-Hasan ibn Abi al-Hasan. Lahir di Madinah pada tahun 21 H diantara  ajarannya yang terpenting ialah Zuhud, Khouf dan raja’

2. Rabiah Al-AdawiyahNama lengkapnya adalah Rabiah al-adawiyah binti ismail al Adawiyah al Bashoriyah, juga digelari Ummu al-Khair. Ia lahir di Bashrah tahun 95 H, disebut rabi’ah karena ia puteri ke empat dari anak-anak Ismail. Diantara ajarannya yang terpenting ialah Konsep Mahabbah

3. Dzu Al-Nun Al-MisriNama lengkapnya adalah Abu al-Faidi Tsauban bin Ibrahim Dzu al-Nun al-Mishri al-Akhimini Qibthy. Ia dilahirkan di Akhmin daerah Mesir. Ajarannya yang paling termashur ialah makrifat sufiyah dan makrifat aqliyah

4. Abu Hamid Al-GhazaliTokoh yang satu ini tidak asing lagi dikalangan umat islam, Ia Masyhur di kalangan sufi dengan ajarannya Makrifat Ahlusunnah waljama’ah

KARAKTERISTIK AJARAN POKOK DAN TOKOH

a.    Karakteristik ajaran pokok para tokoh tasawuf sunni  yaitu tasawuf yang benar-benar mengikuti Al-qur’an dan Sunnah, terikat, bersumber, tidak keluar dari batasan-batasan keduanya, mengontrol prilaku, lintasan hati serta pengetahuan dengan neraca keduanya. Sebagaimana ungkapan Abu Qosim Junaidi al-Bagdadi: “Mazhab kami ini (Tasawuf) terikat dengan dasar-dasar Al-qur’an dan Sunnah”, perkataannya lagi: “Barang siapa yang tidak hafal (memahami) Al-qur’an dan tidak menulis (memahami) Hadits maka orang itu tidak bisa dijadikan qudwah dalam perkara (tarbiyah tasawuf) ini, karena ilmu kita ini terikat dengan Al-Qur’an dan Sunnah.”. Tasawuf ini diperankan oleh kaum sufi yang mu’tadil (moderat) dalam pendapat-pendapattnya, mereka mengikat antara tasawuf mereka dan Al-qur’an serta Sunnah dengan bentuk yang jelas. Boleh dinilai bahwa mereka adalah orang-orang yang senantiasa menimbang tasawuf mereka dengan neraca Syari’ah..

Tasawuf ini berawal dari zuhud, kemudian tasawuf dan berakhir pada akhlak. Mereka adalah sebagian sufi abad kedua, atau pertengahan abad kedua, dan setelahnya sampai abad keempat hijriyah. Dan personal seperti Hasan Al-Bashri, Imam Abu Hanifa, al-Junaidi al-Bagdadi, al-Qusyairi, as-Sarri as-Saqeti, al-Harowi, adalah merupakan tokoh-tokoh sufi utama abad ini yang berjalan sesuai dengan tasawuf sunni. Kemudian pada pertengahan abad kelima hijriyah imam Ghozali membentuknya ke dalam format atau konsep yang sempurna, kemudian diikuti oleh pembesar syekh Toriqoh. Akhirnya menjadi salah satu metode tarbiyah ruhiyah Ahli Sunnah wal jamaah. Dan tasawuf tersebut menjadi sebuah ilmu yang menimpali kaidah-kaidah praktis.

Page 21: Filsafat Islam Dan Tasawuf

        Karakteristik dari ajaran tasawuf ini adalah

Ajarannya bener-bener menurut al-qur’an dan sunnah,terikat dan tidak keluar dari ajaran-ajaran syariah islamiah.

Lebih cenderung pads prilaku atau moral keagamaan dan pada pemikiran. Banyak dikembangkan oleh kaum salaf. Termotivasi untuk membersihkan jiwa yang lebih berorientasi pada aspek dalam

yaitu  cara hidup yang lebih mengutamakan rasa,dan lebih mementingkan keagungan tuhan dan bebas dari egoisme.

a)    Adapun  karakteristik ajaran para tokoh-tokoh tasawuf ini antara lain adalah:•    Al Bashri HasanKarakteristik dasar pendiriannya yang paling utama adalah zuhud terhadap kehidupan dunawi sehingga ia menolak segala kesenangan dan kenikmatan duniawi. kedua adalah al-khouf dan raja’. Dengan pengertian merasa takut kepada siksa Allah karena berbuat dosa dan sering melalakukan perintahNya. Serta menyadari kekurang sempurnaannya. Oleh karena itu, prinsip ajaran ini adalah mengandung sikap kesiapan untuk melakukan mawas diri atau muhasabah agar selalu memikirkan kehidupan yang akan dating yaitu kehidupan yang hakiki dan abadi.•     Rabiah Al AdawiyahKarakteristik ajarannya adalah Ia merupakan orang pertama yang mengajarkan al hubb dengan isi dan pengertian yang khas tasawuf.Cinta murni kepada Tuhan merupakan puncak ajarannya dalam tasawuf yang pada umumnya dituangkan melalui syair-syair dan kalimat-kalimat puitis. Bisa dikatakan, dengan al-hubb ia ingin memandang wajah Tuhan yang ia rindu, ingin dibukakan tabir yang memisahkan dirinya dengan Tuhan.•     Dzu Al Nun Al MisriKarekteristik ajaran yang paling besar dan menonjol dalam dunia tasawuf adalah sebagai peletak dasar tentang jenjang perjalanan sufi menuju Allah,yang disebut Al maqomat. Beliau banyak memberikan petunjuk arah jalan menuju kedekatan dengan Allah sesuai dengan Pandangan sufi.•    Abu Hamid Al-GhazaliInti tasawuf Al Ghazali adalah jalan menuju Allah atau ma’rifatullah. Oleh karena itu,serial Al maqomat dan al ahwal,pada dasarnya adalah rincian dari metoda pencapaian•     Al-junaid Al-Junaid dikenal dalam sejarah atsawuf sebagai seorang sufi yang banyak membahas tentang tauhid. Al-Junaid juga menandaskan bahwa tasawuf berarti “allah akan menyebabkan mati dari dirimu sendiri dan hidup di dalam-Nya.” Peniadaan diri ini oleh Junaid disebut fana`, sebuah istilah yang mengingatkan kepada ungkapan Qur`ani “segala sesuatu akan binasa kecuali wajah-Nya (QA. 55:26-27) dan hidup dalam sebutannya baqa`. Al-Junaid menganggap bahwa tasawuf merupakan penyucian dan perjuangan kejiwaan yang tidak ada habis-habisnya.•    Al-Qusyairi An-Naisabur  Imam Al-Qusyairy pernah mengkritik para sufi aliran Syathahi yang mengungkapkan ungkapan-ungkapan penuh kesan tentang terjadinya Hulul (penyatuan) antara sifat-sifat kemanusiaan, khususnya sifat-sifat barunya, dengan Tuhan. Al-Qusyairy juga mengkritik kebiasaan para sufi pada masanya yang selalu mengenakan pakaian layaknya orang miskin. Ia menekankan kesehatan batin dengan perpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Hal ini lebih disukainya daripada penampilan lahiriah yang memberi kesan zuhud, tapi hatinya tidak

Page 22: Filsafat Islam Dan Tasawuf

demikian. Dari sini dapat dipahami, Al-Qusyairy tidak mengharamkan kesenangan dunia, selama hal itu tidak memalingkan manusia dari mengingat Allah. Beliau tidak sependapat dengan para sufi yang mengharamkan sesuatu yang sebenarnya tidak diharamkan agama. •    Al-Harawial-Harwi berbicara tentang maqam ketenangan (sakinah). Maqam ketenangan timbul dari perasaan ridha yang aneh. Dia mengatakan: “peringkat ketiga (dari peringkat-peringkat ketenangan) adalah ketenagan yang timbul dari perasaan ridhaatas bagian yang diterimanya. Ketenangan tersebut bias mencegah ucapan aneh yang menyesatkan ; dan membuat orang yang mencapainya tegak pada batas tingkatannya. “yang dimaksud dengan ucapan  yang menyesatkan itu adalah seperti ungkapan-ungkapan yang diriwayatkan dari Abu yazid dan lain-lain. Tasawwuf SunniPENGARUH TRADISI/BUDAYA TERHADAP TASAWUF

Tasawuf yang sering kita temui dalam khazanah dunia Islam, dari segi sumber perkembangannya, ternyata memunculkan pro dan kontra, baik dikalangan musli maupun nonmuslim. Mereka yang kontra menganggap bahwa tasawuf Islam merupakan sebuah paham yang bersumber dari agama-agama lain.

Mereka mengatakan bahwa tasawuf dalam Islam (misticisme, sifisme) tumbuh karena terpengaruh oleh ajaran luar Islam, antara lain ajaran agama Hindu, agama Persia, ajaran agama Masehi, pemikiran filsafat Yunani, dan ajaran Neo Platonisme.

Sebagian beranggapan bahwa tasawuf berasal dari Masehi (Kriten), sebagian lagi mengatakan dari unsur Hindu-Budha, Persia, Yunani, Arab, dan sebagainya.

a.    Agama Nasrani

Pertama, adanya interaksi antara orang Arab dan kaum Nasrani pada masa Jahiliah maupun zaman Islam. Kedua, adanya segi-segi kesamaan antara kehidupan para asketis atau sufi dalam hal ajaran cara mereka melatih jiwa (riyadhah) dan mengasingkan diri (khalwat) dengan kehidupan Al-Masih dan ajaran-ajarannya, serta dengan para rahib ketika sembahyang dan berpakaian.

Von Kromyer berpendapat bahwa tasawuf merupakan buah kenasranian pada zaman jahiliah. Sementara itu, Goldziher berpendapat bahwa sikap fakir dalam Islam merupakan pengaruh dari agama Nasrani. Goldziher membagi tasawuf menjadi dua: Pertama, asketisme. Menurutnya, sekalipun telah terpengaruh oleh kependetaan Kristen, aliran ini, lebih mengakar pada semangat Islam dan para Ahli Sunnah. Kedua, tasawuf dalam arti lebih jauh lagi, seperti pengenalan kepada Tuhan (Ma’rifat), pendakian batin (hal), intuisi (wijdah), dan rasa (dzauq), yang terpengaruh oleh agama Hindu disamping Neo-Platonisme.

Abu Bakar Aceh, sebagaimana dikutip Abdul Qadir Zaelani, pernah menulis bahwa agama Yahudi dan agama Kristen mempengaruhi pula cara berfikir dalam Islam.

Pokok-pokok ajaran tasawuf yang diklaim berasal dari agama Nasrani antara lain adalah:

1. Sikap fakir. Al-Masih adalah fakir. Injil disampaikan kepada orang fakir sebagaimana kata Isa dalam Injil Matius, “Berntunglah kamu orang-orang miskin karena bagi

Page 23: Filsafat Islam Dan Tasawuf

kamulah kerajaan Allah… Beruntunglah kamu orang yang lapar karena kamu akan kenyang.”

2. Tawakal kepada Allah dalam soal penghidupan. Para pendeta telah mengamalkan dalam sejarah hidupnya, sebagaimana dikatan dalam Injil, “Perhatikan burung-burung dilangit, dia tidak menanam, dia tidak mengetam dan tidak duka cita pada waktu susah. Bapak kamu dari langit memberi kekutan kepadanya. Bukankah kamu lebih mulia daripada burung?”

3. Peranan Syeikh yang menyerupai pendeta. Perbedaanya pendeta dapat menghapuskan dosa.

4. Selibasi, yaitu menahan diri tidak menikah karena menikah dianggap dapat mengalihkan diri dari Tuhan.

5. Penyaksian, bahwa syufi menyaksikan hakikat Allah dan mengadakan hubungan dengan Allah. Injil pun telah menerangkan terjadinya hubungan langsung dengan Tuhan.

b.    Agama Budha/Hindu

Tasawuf dan Kristen kepercayaan agama Hindu memiliki persamaan, seperti sikap fakir. Pada paham reinkarnasi (perpindahan roh dari satu badan kebadan lain), cara pelepasan dari dunia versi Hindu-Budha dengan persatuan diri dengan jalan mengingat Allah.

Salah satu maqamat syufiyah, yaitu al-Fana memiliki persamaan dengan ajaran tentang nirwana dalam agama Hindu. Menurut Harun Nasution, ajaran nirwana agama Budha mengajarkan umatnya untuk meninggalkan dunia dan memasuki hidup kontemplatif.

Goldziher mengatakan bahwa ada hubungan persamaan antara tokoh Budha Sidharta Gautama dengan Ibrahim bin Adham, tokoh syufi yang muncul dalam sejarah umat Islam sebagai seorang putra mahkota dari Balkh yang kemudian mencampakkan mahkotanya dan hidup sebagai darwish.

Qamar Kailani dalam ulasannya tentang asal-usul tasawuf menolak pendapat mereka yang mengatakan tasawuf berasal dari agama Hindu-Budha. Menurutnya, pendapat ini terlalu ekstrim. Kalau diterima bahwa ajaran tasawuf itu berasal dari Hindu-Budha, berarti pada zaman Nabi Muhammad telah berkembang ajaran Hindu-Budha ke Mekkah. Padahal, sepanjang sejarah belum ada kesimpulan seperti itu.

c.     Budaya Persia

Sebenarnya Arab dan Persia memiliki hubungan sejak lama, yaitu pada bidang politik, pemikiran, kemasyarakatan dan sastra. Namun, belum ditemukan argumentasi kuat yang menyatakan bahwa kehidupan rohani Persia telah masuk ke tanah Arab.

Sejak zaman klasik, bahkan hingga saat ini, terkenal sebagai wilayah yang melahirkan sufi-sufi ternama. Dalam konsep ke-fana-an diri dalam universalitas, misalnya, salah seorang penganjurnyaadalah seorang ahli mistik dari Persia, yakni Bayazid dari Bistam, yang telah menerima dari gurunya, Abu Ali (dari Sind).

Page 24: Filsafat Islam Dan Tasawuf

Kebanyakan ahli tasawuf muslim yang berpikiran moderat mengatakan bahwa factor pertama timbulnya tasawuf hanyalah Al-Quran dan As-Sunnah, bukan dari luar Islam.

d.    Pemikiran Hellinisme/Yunani

Kebudayaan Yunani, seperti filsafat, telah masuk kedunia Islam pada akhir Daulah Amawiyah dan puncaknya pada masa Daulah Abasyiah ketika berlangsung zaman penerjemahan filsafat Yunani.

Metode-metode berfikir filsafat ini juga turut mempengaruhi pola piker sebaian orang Islam yang ingin berhubungan dengan Tuhan. Pada persoalan ini, boleh jadi tasawuf yang terkena pengaruh Yunani adalah tasawuf yang kemudian diklasifikasikan sebagai tasawuf yang bercorak filsafat.

Mungkin saja ajaran tasawuf itu dimasuki oleh paham pemikiran Yunani. Misalnya, perkataan, “Apabila sudah baik, seseorang hanya memerlukan sedikit makan. Dan apabila sudah baik, hati manusia hanya memerlukan sedikit hikmat.” Ahli-ahli sejarah, seperti Syaufan menerangkan bahwa banyak bagian dari cerita “Seribu Satu Malam” berasal dari Yahudi.

Selain itu, ada yang mengatakan bahwa masuknya filsafat kedunia Islam melalui mazhab peripatetic dan Neo-Platonisme. Mazhab yang pertama (peripatetic) kelihatannya lebih banyak masuk kedalam bentuk skolastisisme ortodoks (kalam), sedangkan untuk Neo-Platonisme lebih masuk kepada dunia tasawuf.

Filsafat emanasinya plotinus yang mengatakan bahwa wujud ini memancarkan dari Dzat Tuhan Yang Maha Esa menjadi salah satu dasar argumentasi para orientalis dalam menyikapi asal-mula tasawuf di dunia Islam.

Ketika ajaran Neo-Platonisme ini berhasil menyusup kedalam tasawuf, hal yang pertama terjadi adalah penolakan terhadap “keberbedaan” benda-benda (ghairiyat) dari Allah.

Al-Ghazali menegaskan bahwa cahaya kenabian mustahil di dapat oleh sufi yang terkenal dengan keganjilan atau keekstriman konsep-konsepnya. Ia mengambil contoh ungkapan keganjilan yang dibawakan oleh Al-Hallaj, “Aku Yang Maha besar”, atau ungkapan Abu Yazid Al-Busthami, “Maha Suci Aku.” Karena mengaku “Mahasuci”, mereka merasa tidak perlu lagi syari’at Isalam. Ini pulalah yang dikatakan “nihilisme syari’at.”

Neo-Platonisme, menurut mir Valiudin, adalah benda yang bukan merupakan satu-satunya objek mulai di anggap sebagai satu-satunya objek yang sebenarnya justru diabaikan.

Ungkapan Neo-Platonisme, “Kenalilah dirimu dengan dirimu”, diambil oleh para sufi menjadi ungkapan, “siapa yang mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya.” Hal ini bias jadi mengerah munculnya teori Hulul, Wahdat Asy-Syuhud, dan Wahdat Al-Wujud. Tidak dapat disangsikan lagi bahwa cara berfikir kelompok Neo-Shopi (Sufi berketuhanan dan filosof), seperti Al-Farabi, Ibnu Arabi, dan Al-Hallaj, banyak dipengaruhi oleh filsafat.KARAKTERISTIK UMUM TASAWUF

Meskipun kata tasawuf sudah begitu terkenal, namun bersamaan dengan hal itu pengertian terhadap kata ini kabur dalam beragam makna yang adakalanya malah bertentangan. Hal ini

Page 25: Filsafat Islam Dan Tasawuf

terjadi karena agama, filsafat, dan kebudayaan dalam berbagai kurun-masa. Dalam kenyataannya setiap sufi ataupun mistikus selalu berusaha meng-ungkapkan pengalamannya dalam kerangka ideologi dan pemikiran yang berkembang di tengah masyarakatnya, ini berarti ungkapan-ungkapannya itu tidak dapat bebas dari kemunduran dan kemajuan kebudayaan jamannya sendiri.

Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengalaman para sufi ataupun mistikus itu adalah sama. Perbedaan di antara mereka hanyalah karena ketidaksamaan interprestasi atas pengalaman itu sendiri, karena pengaruh kebudayaan di masa sang sufi atau mistikus tersebut berafilisasi.

Ada dua bentuk tasawuf atau mistisisme. Yang satu bercorak religius, yang lain bercorak filosofis. Tasawuf atau mistisisme religius adalah semacam gejala yang sama dalam semua agama, baik di dalam agama-agama langit ataupun agama-agama purba. Begitu juga dengan tasawuf atau mistisisme filosofis, sejak lama telah dikenal di timur sebagai warisan filsafat orang-orang yunani, maupun di Eropa abad pertengahan ataupun modern. Dalam kalangan filosof Eropa modern yang mempunyai kecenderungan mistis ialah Bradley di Inggris, dan Bergson di Prancis.

Tasawuf atau mistisisme religius adakalanya perpadu dengan filsafat. Hal ini dapat kita lihat pada beberapa sufi Muslim atau banyak mistikus Kristen. Karena itu pada diri seorang filosof, terjadinya perpaduan antara kecenderungan intelektual dan kecenderungan mistis terlah merupakan sesuatu yang tidak asing. Bertrand Russell dalam bukunya mysticism and logic, mengatakan bahwa di antara para filosof pun ada yang mampu memadukan kecenderungan mistis dan kecenderungan intelektual ini. Menurutnya pemaduan atau pengkompromian kedua kecenderungan itu merupakan pendakian akal, sehingga orang yang mampu melakukanya pun dipandang sebagai seorang filosof dalam pengertian sebenar-benarnya. “para tokoh besar yang filosof sangat memerlukan baik itu ilmu pengetahuan maupun mistisisme”, sebab “intuisi mistis adalah semacam pemberi ilham bagi berbagai problema besar yang terdapat pada setiap manusia”, yang untuk ini ia menyebut Heraclitus, Plato, dan Parmenides sebagai contohnya.

a.    Menurut Analisa Ilmuan Barat (Orientalis)

Sebagian peneliti telah berusaha mandefinisikan karakteristik umum yang sama di antara berbagai kecenderungan tasawuf atau mistisisme. William James, misalnya, seorang ahli ilmu jiwa Amerika, mengatakan bahwa kondisi-kondisi mistisisme selalu ditandai oleh empat karakteristik sebagai berikut :

1. Ia merupakan suatu kondisi pemahaman (noetic). Sebab, bagi para penempuhnya ia merupakan kondisi pengetahuan serta dalam kondisi tersebut tersingkaplah hakekat realitas yang baginya merupakan ilham, dan bukan merupakan pengetahuan demonstratif.

2. Ia merupakan suatu kondisi yang mustahil dapat dideskripsikan atau dijabarkan. Sebab ia semacam kondisi perasaan (states of feeling), yang sulit diterangkan pada orang lain dalam detail kata-kata seteliti apa pun.

3. Ia merupakan suatu kondisi yang cepat sirna (transiency). Dengan kata lain, dia tidak berlangsung lama tinggal pada sang sufi atau mistikus, tapi ia menimbulkan kesan-kesan sangat kuat dalam ingatan.

Page 26: Filsafat Islam Dan Tasawuf

4. Ia merupakan suatu kondisi pasif (passivity).Dengan kata lain, seorang tidak mungkin menumbuhkan kondisi tersebut dengan kehendak sendiri. Sebab, dalam pengalaman mistisnya, justru dia tampak seolah-olah tunduk di bawah suatu kekuatan supernatural yang begitu menguasainya.

Sedangkan menurut R.M.Bucke, terdapat tujuh karakteristik di dalam kondisi mistisisme, yaitu ;

1. Pancaran diri subyektif (subyective light).2. Peningkatan moral (moral elevation).3. Kecerlangan intelektual (intelektual illumination).4. Perasaan hidup kekal (sence of immotality)5. Hilangnya perasaan takut mati (loss of fear of death)6. Hilangnya perasaan dosa (loss of sense of sin).7. Ketiba-tibaan (suddynness).

Karakteristik umum tasawuf atau mistisisme, sebagaimana yang dikemukakan James dan Bucke, dapat dikatakan terdapat pada sebagian besar aliran tasawuf atau mistisisme. Namun, karakteristik yang dikemukakan di atas itu belum lagi lengkap, sebab masih banyak ciri-ciri lainya yang tidak kalah penting yang tidak tercakup disana. Misalnya perasaan tentram, keiklasan jiwa atau penuh penerimaan, perasaan fana penuh dalam realitas mutlak, perasaan pencapaian yang mengatasi dimensi ruang dan waktu, dan lain-lain.

Sementara itu Bertrand Russell, setelah menganalisa kondisi-kondisi tasawuf atau mistisme, telah berusaha ubtuk membatasi ciri-ciri flosofis tasawuf atau mistisisme kedalam empat karakteristik yang menurutnya akan membedakan tasawuf atau mistisisme dari filsafat-filafat lainya, pada semua kurun-masa dan di seluruh penjuru dunia. Empat karakteristik itu ialah sebagai berikut ;

1. Keyakinan atas intuisi (intuition) dan pemahaman batin (insight)sebagai metode pengetahuan, sebagai kebalikan dari pengetahuan rasional analitis.

2. Keyakinan atas ketunggalan (wujud), serta pengingkaran atas kontradiksi dan diferensiasi, bagaimana pun bentuknya.

3. Pengingkaran atas realitas zaman.4. Keyakinan atas kejahatan sebagai sesuatu yang hanya sekedar lahiriah dan ilusi saja,

yang dikenakan kontradiksi dan diferensiasi, yang dikendalikan rasio analitis.