Kelompok 4 filsafat islam

45
“FILSAFAT ISLAM” Team Penulis : 1.Dewi Setyawati (06111404016) 2.Wiwin Draini (06111404020) 3. Veronika Yeni Astuti (06111404004) 4.Haris Maulana Putra (06111404009) A.PENDAHULUAN A.1.Konsep Filsafat Islam Masuknya filsafat berkembang di pesisir samudera Mediterania bagian timur pada abad 6 M yang ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan untuk menjawab persoalan seputar alam, manusia dan Tuhan. Dari Mediterania bergerak menuju Athena, yang menjadi tanah air filsafat. Ketika Iskandariah didirikan oleh Iskandar Agung, filsafat mulai merambah dunia timur, dan berpuncak pada 529M. Ketika filsafat bersentuhan dengan Islam, maka yang terjadi bahwa filsafat terinspirasi oleh pokok-pokok yang bermuara pada sumber-sumber hukum Islam. Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh filosofnya adalah muslim. Para filosofnya hidup dan bernafas dalam realita Al-Quran dan As-Sunah. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semua filosof muslim 1

description

 

Transcript of Kelompok 4 filsafat islam

Page 1: Kelompok 4 filsafat islam

“FILSAFAT ISLAM”

Team Penulis : 1.Dewi Setyawati (06111404016)

2.Wiwin Draini (06111404020)

3. Veronika Yeni Astuti (06111404004)

4.Haris Maulana Putra (06111404009)

A.PENDAHULUAN

A.1.Konsep Filsafat Islam

Masuknya filsafat berkembang di pesisir samudera

Mediterania bagian timur pada abad 6 M yang ditandai dengan

pertanyaan-pertanyaan untuk menjawab persoalan seputar alam,

manusia dan Tuhan. Dari Mediterania bergerak menuju Athena,

yang menjadi tanah air filsafat. Ketika Iskandariah didirikan oleh

Iskandar Agung, filsafat mulai merambah dunia timur, dan

berpuncak pada 529M. Ketika filsafat bersentuhan dengan Islam,

maka yang terjadi bahwa filsafat terinspirasi oleh pokok-pokok

yang bermuara pada sumber-sumber hukum Islam. Filsafat Islam

merupakan filsafat yang seluruh filosofnya adalah muslim. Para

filosofnya hidup dan bernafas dalam realita Al-Quran dan As-

Sunah. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam

dengan filsafat lain. Pertama, meski semua filosof muslim

menggali kembali karya-karya filsafat Yunani, namun kemudian

mereka menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam

adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih

“mencari Tuhan”, dalam filsafat Islam justru Tuhan “sudah

ditemukan”.

1

Page 2: Kelompok 4 filsafat islam

Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia

merupakan serapan dari bahasa Arab فلسفة yang juga diambil

dari bahasa Yunani, philosopia, Philo = cinta, sopia =

kebijaksanan. Jadi dilihat dari akar katanya, filsafat mengandung

pengertian ingin tahu lebih mendalam atau cinta kebijaksanaan.

Pengertian filsafat dari segi istilah adalah berpikir secara

sistematis, radikal dan universal untuk mengetahui tentang

hakikat segala sesuatu yang ada berdasarkan ajaran islam,

seperti hakikat alam, hakikat mansia, hakikat masyarakat, dan

lain sebagainya. Dengan demikian, muncullah filsafat

alam, filsafat manusia, filsafat masyarakat, dan lain sebagainya.

Filsafat Islam itu adalah filsafat yang berorientasi pada Al-Quran,

mencari jawaban mengenai masalah-masalah asasi berdasarkan

wahyu Allah Adapun pengertian Islam, dari segi bahasa dapat

diartikan selamat sentosa, berserah diri, patuh, tunduk dan taat.

Seseorang yang bersikap demikian disebut muslim, yaitu orang

yang telah menyatakan dirinya ta’at, menyerahkan diri, patuh,

dan tunduk kepada Allah SWT. Selanjutnya pengertian Islam dari

segi istilah adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan

Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai

rasul. Ajaran-ajaran Islam tersebut selanjutnya terkandung dalam

Al Qur’an dan As Sunnah. Dari pengertian filsafat dan Islam

sebagaimana diuraikan diatas, kita dapat berkata bahwa filsafat

Islam, adalah filsafat yang berorientasi pada Al Qur’an, mencari

jawaban mengenai masalah-masalah asasi berdasarkan wahyu

Allah. Jadi ciri utama kegiatan Filsafat Islam adalah berpikir

tentang segala sesuatu sejalan dengan semangat Islam. Dengan

berfilsafat, seseorang akan memiliki wawasan yang luas tentang

segala sesuatu, dapat berpikir teratur, tidak cepat puas dalam

2

Page 3: Kelompok 4 filsafat islam

penemuan sesuatu, selalu bertanya dan bertanya, saling

menghargai pendapat orang lain.

Dalam hal ini perlu juga dijelaskan tentang ciri-ciri berpikir yang

philosophis. Yaitu :

Pertama harus bersifat sistematis. Maksudnya bahwa

pemikiran tersebut harus lurus, tidak melompat-lompat

sehingga kesimpulan yang dihasilkan oleh pemikiran

tersebut benar-benar dapat dimengerti.

Kedua harus bersifat radikal , maksudnya harus sampai ke

akar-akarnya, sehingga tidak ada lagi yang tersisa untuk

dipikirkan.

Ketiga harus bersifat universal, yaitu menyeluruh, melihat

hakikat sesuatu dari hubungannya dengan yang lain, dan

tidak dibatasi untuk kurun waktu tertentu.

A.2.Teori dan Aliran Filsafat Islam

1.KETUHANAN

Problematika ketuhanan merupakan persoalan metafisika yang paling

kompleks dan tua. Dari berbagai problematika ini menjadikan sebuah objek kajian

dari berbagai tokoh agama dan moral berasal dari ilmuan dan filosof. Asasnya

merupakan ide ketuhanan. Untuk menghadapi ide tersebut manusia dituntun oleh

wahyu dan ilham yang diturunkan kepadanya. Dalam pascal tahun 1662 menyatan

bahwa “keyakinan itu mempunyai tiga aspek yaitu, kebiasan, akal dan ilham”.

Abu al-Ala al-Ma’ari pernah berkata “Seorang pemuda tak beragama secara baik,

tetapi dia diajari oleh kaum kerabatnya”.

Risalah langit menggantikan keyakinan oleh agama baru dan ajaran-

ajaran yang luhur. Dari ajaran tersebut dapat mengetahui sumber kebaikan dan

kesempurnaan, sumber-sumber eksistensi dan gerak, karena allah adalah sumber

3

Page 4: Kelompok 4 filsafat islam

segala yang ada dan bersifat mutlak. Sejak dulu para filosof menggeluti tentang

persoalan “hakikat tuhan dan pembuktian bagi adanya tuhan”. Dalam persoalan

tersebut sejak sepertiga abad yang lalu para filosof memegangi metode historik

yang bertumpu pada sumber-sumber yang kuat. Kemudian sumber-sumber ini

dinilai secara benar, dikritik secara obyektif dan menghindari sikap mengada-ada,

ekstrim dan fanatik.

2.PASAL PERTAMA

a.Awal Islam

Jazirah Arab, di zaman Jahiliah mengenal berbagai agama, yaitu

Mazdakiah, Mana’iah Yahudi dan Nasrani. Mazdakiah bertempat di Tamim,

Imperialisme Agama Yahudi berkuasa di berbagai penjuru seperti di Taima,

Khibar dan Wadi al-Qura’. Khususnya lagi di Yastrib (Madinah). Agama nasrani

bertempat di Gassan dipimpin oleh Qussa bin Sa’idah al-Ibadi 600M sebagai

seorang filosof Arab di zaman Jahiliah. Namun, didalam zaman ini dominan

penyembahan terhadap berhala, seperti patung dan arca itupun hanya orang-orang

yang suci yang boleh didekati. Setiap kabilah mempunyai berhala khusus, dari

berbagai kabilah bersama-sama menyembah satu berhala, dan disalah satu kabilah

itu yang disembah oleh semua orang Arab seperti Manat yang terletak dipinggir

pantai antara Makkah dengan Madinah. Ide ketuhanan dikalangan mereka itu

bersifat materealistis antropomorfis dan personal. Mereka berlindung kepada

Tuhan yang meraka buat dengan tangan mereka sendiri, dan mereka meminta

pertolongan ketika mereka dalam keadaan genting dan sulit.

b.Dakwah Islam

Dakwah Islam secara asasi, berlandaskan pada ide Tauhid dan

penolakan terhadap politeisme. Pada waktu ini nabi Muhammad

menginstruksikan agar semua behala dihancurkan dan Umar juga menebang

pohon tempat Bai’ah al-Ridwan karena dikhawatirkan akan disucikan manusia.

Al-Qur’an juga memberikan sifat-sifat bagi allah yang mengandung pengertian

Keagungan, Kemahakuasaan, Kesempurnaan dan Maha Pengasih. Dari sifat-sifat

4

Page 5: Kelompok 4 filsafat islam

itulah nama baik bagi allah diambil. Nama-nama itu berjumlah 99, dan dipusat

untuk menunjukkan keagungan dan kesempurnaan Allah SWT, serta nama-nama

tersebut di sucikan sebagai untuk mendekatkan dan berdoa. Dari sifat-sifat itu

muncul problematika yang menggambarkan ilmu kalam yaitu: masalah ketuhanan,

kenabian, al-sam’iyyat. Ajaran islam mengandung materi yang memadai sehingga

bisa memecahkan problematika metafisika atau filsafat ketuhanan yang

berkembang disepanjang zaman.

2.PASAL KEDUA

a.Kaum Salaf

Ilmu kalam lahir padapertengahan kedua dari abad pertama hijriah, awal

ilmu kalam bermula dari problematika-problematika tertentu, sehingga pada abad

ketiga hijriah menjadi ilmu pengetahuan yang mempunyai kajian objek dan

pembahasan. Perintis ilmu ini adalah seorang kelompok-kelompok agama dan itu

berlandaskan berdasarkan asas politik dimana khlifah adalah masalah yang paling

heboh dipertentangkan dan kelompok-kelompok itu dibagi mejadi 3 yaitu: syi’ah,

khawarij, murji’ah. Melalui jalur politik kelompok-kelompok tersebut beralih

mengkaji tentang prinsip-prinsip agama. Maka dari itu tiap-tiap kelompok

mempunyai keyakinan-keyakinan yang berbeda, bahkan ada kelompok yang tuuan

utamanya adalah mengkaji dan memecahkan problematika-problematika

keagamaan bergabung dengan mereka. Disamping itu ada 3 kelompok yang andil

dalam pembentukan ilmu kalam yaitu: Al-Salaf, Al-Mu’tazilah dan Kaum

Asy’ariah. Ilmu kalam tumbuh dalam miliu islam dan terpengaruh berbagai

kondisi miliu islam. Dalam setiap ilmu selalu dikaitkan dengan suatu kenyataan,

atau jika dikonfirmasikan oleh teks dan peristiwa sejarah.

b.Generasi Pertama

Kaum Salaf adalah kaum yang memegangi al-ma’sur dan mendahulukan

naql atas akal. Kaum ini disebut dengan “ahl al-sunnah wa al-jama’ah “, karena

mereka berpendapat metode mereka adalah orisinal. Kaum muslimin pada awal-

awal berdirinya adalah kaum salaf, dan mereka hanya berpegang pada al-qur’an

5

Page 6: Kelompok 4 filsafat islam

dan al-hadist. Mereka mengimani allah tanpa banyak kata karena sudah berpegang

teguh dengan dua pegangan itu qur’an dan hadist.

Pada waktu banyak kelompok dan pandangan kaum muslim banyak

yang ikut kaum salaf ini, namun antara mereka kendatipun antara mereka dengan

generasi islam pertama terpisah beberapa abad. Di antara kaum muslim saat ini

banyak yang terpengaruh oleh kaum salaf dan menganggap bahwa dirinya itu

kaum salaf. Tokoh salaf pertama adalah Abd Allah bin Umar, Umar bin Abd al-

Aziz, Al-Zuhri dan Jafar Al-Sadiq. Mereka memang punya andil dalam

menumbuhkan ilmu-ilmu keagamaan. Banyak buku dan pandangan teologis yang

dianggap buah pemikiran dari kaum salaf ini. Meski begitu kaum salaf juga

berhati-hati dalam menanggapi setigma-setigma miring.

Gerakan salaf pada abad-abad ini lebih menfokuskan diri pada masalah-

masalah ibadah . Salaf ini tidak memfokuskan diri pada masalah-masalah akidah

serta prinsip-prinsip selain memerangi noda syirik, selain itu mengkeramatkan

kuburan serta mengangkat orang-orang mati atau yang masih hidup, sebagai

pemberi syafa’at di sisi allah. Kaum Wahabi dan para pendukung muhammadiyah

menyerukan bawha untuk memegangi makna sarih dan Al-qur’an. Mereka

menganggap segala sesuatu yang tidak berlandaskan berdasarkan Al-Qur’an dan

Al-sunnah sebagai bid’ah. Dakwah mereka mengenai sikap memerangi perbuatan

bid’ah. Sebaliknya, mereka mengajak untk menunaikan kewajiban dan sunnah.

Mereka juga menetapkan bahwa merokok itu hukumnya haram, memotong

jenggot itu hukumnya makruh dan selalu menganjurkan untuk menunaikan shlat

berjama’ah. Mereka juga memerangi hal yang berhubungan dengan kemusyrikan,

membongkar bangunan yang melingkupi kuburan, menyerukan bahwa tiada yang

berhak disembah selain allah, dan sikap mensucikan syeikh dan wali bukanlah

tindakan yang islami. Di mesir juga lahir gerakan modern. Gerakan ini untuk

memegangi makna syarih dari sunnah, berusaha menghidupkan sebagian adat dan

tradisi keagamaan klasik. Menentukan metode praktis untuk ibadah dan suluk,

yang amat mirip dengan metode pengikut imam ibn hambal dan wahabiah.

6

Page 7: Kelompok 4 filsafat islam

3.PASAL KETIGA

a.Mu’tazilah

Mu’tazilah adalah pendiri yang sebenarnya bagi ilmu kalam (teologi

islam). Sebagian besar pemikran penting ilmu kalam ada pada orang-orang

mu’tazilah, problematika ilmu kalam ini sekitar abad ke-2 hijriah, mu’tazilah

merupakan aliran dalam islam yang mempunyai banyak teori dan tokoh. Dengan

nama studi dan akidah mereka membahjas tentang masalah moral, polotik, fisika

dan metafisika, mereka juga membahas masalah tuhan, alam dan manusia yang

sekarang ini kita sebut dengan filsafat islam. Ada dua karya mu’tazilah generasi

pertama tentang aqidah. Pertama, “durrah al-tanzil wa garrah al-ta’wail” karya al-

iskafi. Kedua, “al-intisar” karya Khayyat.

b.Sejarah Mu’tazilah

Aliran mu’tazilah dibagi dua fase yang berbeda. Fase Abbasiah(100H-

237H) dan fase Bani Buwaihi(334H-447H). Untuk generasi pertama mereka

hidup pada pemerintahan Bani Umayah yang berlangsung tidak terlalu lama.

Kemudian pada awal Daulah Abbasiyah dengan aktivitas, teori, gerak dan

diskusi. Orang mu’tazilah Basrah berhati-hati dalam mengadapi masalah politik,

karena kelompok mu’tazilah Bagdat terlibat lebih jauh. Mereka juga menyebutkan

bahwa “Al-Qur’an adalah makhluk”.

Mu’tazilah pada sekitar satu abad (237H-334H) mengalami

kemunduran. Mereka tidak bisa memanfaatkan apa yang dilakukan oleh al-Jahiz

(225H=869M)dan al-Khayyat. Pada tahun-tahun terakhir dari abad ke-3 H dan

awal tahun abad ke-4 H Abu Ali al-Jubba’i (303 H=933 M) hendak

membangkitkan kembali Mu’tazilah, tapi serangan al-Asy’ari tidak

memungkinkan mereka untuk melaksanakan rencana itu, dengan kata lain mereka

harus bergandengan tangan dengan Syi’ah dan Rafidah. Pada awalnya mu’tazilah

menghabiskan waktu dua abad untuk tidak bermazhab, karena mereka

mengutamakan sikap netral dalam berpendapat dan tindakan. Mu’tazilah

mengambil sikap tengah disebut “al-manzilah bin al-mazilatin” artinya tempat

7

Page 8: Kelompok 4 filsafat islam

diantara dua tempat namun hal itu berada dibawah tekanan kaum Asy’ariah dan

ahl al-sunnah namun mereka berlindung kepada Bani Bwaihi. Dalam prakarsa

Sahib bin ibbad (995M=385H) beliau adalah seorang mentri dari Bani Buwaihi

mengungkapkan pandangan-pandangan mu’tazilah dengan berbagi macam cara,

dengan cara , memberi kepuasan dan cara menghasut. Pendapat-pendapat

mu’tazilah sekarang masih menggema, khususnya teori-teori yang dikemukakan

oleh al-jubbai, dengan tanpa ditambah kreasi baru. Orang mu’tazilah khususnya

kelompok Zaidiah, bertumpu pada tokoh-tokoh awal, mengulang-ulang pendapat

mereka dan jarang sekali menghasilkan pendapat yang baru. Yang paling

menonjol adalah al-murtada al-zaidi penulisnya al-munniyyah.

c.Metode Mu’tazilah

Ciri khas paling khusus dari mu’tazilah adalah bahwa mereka meyakini

sepenuhnya kemampuan akal. Mereka berpendpat bahwa alam ini mempunyai

hukum kokoh yang tunduk kepada akal. Mereka tidak mengingkari naql tetapi

tanpa ragu-ragu mereka menundukan naql kepada hukum akal. Secara global

mereka menghindari hadist ahad. Aliran mu’tazilah juga menyucikan

kemerdekaan berfikir. Perlu kita ketahui bawha kaum mu’tazilah memberikan tori

ketuhanan, dengan sejuat tenaga untuk menopak kaum dualis, yang terdiri atas

mazdakiah dan manawiyah. Dalam rangka pembelaan ini mereka memanfaatkan

segala prinsip yang ada didalam peradaban asing. Mu’tazilah pada abad ke-3

hijriah tidak lebih sedikit terpengaruh. Seprti yang dikatakan oleh mu’ammar bin

ibbada al-sulami mengatakan bahwa sifat-sifat allah adalah kondisi-kondisi

(ahwal) seprti yang ditandaskan oleh abu Hasyim al-jubba’i. walaupun telah

terpengaruh oleh pihak lain, tetapi mu’tazilah juga mempengaruhi orang-orang

yang mendebat mereka. Berulang kali dikatan oleh, adalah salah jika memisahkan

pemikran filsafat dari pemikiran teologi didalam islam. Kaum asy’riah sebagai

pihak yang menentang dan mengganti kedudukan mu’tazilah. Abu al-Hasan al-

asy’ari sendiri sebenarnya mengambil dari sumber-sumber mu’tazilah. Beliau

adalah seorang mu’tazilah sebelum menjadi imam bagi kaum asy’ariah.

8

Page 9: Kelompok 4 filsafat islam

Orang-orang latin tidak pernah menrjemahkan buku-buku karangan

mu’tazilah karena peninggalan-peninggalan mu’tazilah terlebih dahulu sirna di

timur sebelum zaman gerakan penerjemahan latin. Ibnu Rusyd sendiri mengeluh

karena buku-buku mu’tazilah jarang ditemukan lagi. Jika mu’tazilah diperangi

dan dibuang disebagian besar Negara islam sepanjang 6 abad, antara abad ke-6

dan abad ke-12 hijriah. Tetapi mulai hidup kembali di abad ke-13 hijriah. Hal ini

bisa terjadi karena gerakan reformasi islam modern memperluas. Ruang gerak

bagi akal. Bahkan bertumpunpada akal disamping al-qur’an dan hadist.

Muhammad abduh walaupun cenderung kepada kaum salaf, termasuk pendukung

aliran rasional. Beliau berjuang untuk memadukan antara agama dan akal, agama-

agama dengan penumuan-penemuan ilmu pengetahuan. Beliah sangat mendukung

pandangan mu’tazilah tentang kemerdekaan dan kebebasan memilih bagi

individu. Sekarang sudah jelas bahwa mu’tazilah telah membuka berbagai pintu di

hadapan pemikiran islam. Juga memperluas jalur bagi studi-studi ilmiah serta

filosofis. Dengan mu’tazilah diperangi dan ditumpas, berarti juga mengikat dunia

islam dan menghambat gerak kemajuan.

A.3.Pengaruh Filsafat Islam Dengan Perkembangan IPTEK di Eropa

Kontak utama antara filsafat islam dengan filsafat eropa terjadi pada

perang salib abad 11 dan 13 masehi. Ketika gereja mulai kaya raya. Gereja lebih

kaya dari kerajaan. Kerajaan-kerajaan telah menjadikan agama kristen sebagai

agama negara. Gereja sampai waktu itu yaitu abad ke-13, masih buta tentang

filsafat yunani. Bahasa pengantar eropa adalah bahasa latin sedangkan karya tulis

yunani berbahasa yunani belum diterjemahkan kecuali ada dalam bahasa arab.

Maka pasca perang salib gereja dikejutkan dan dibangunkan oleh karya

Aristoteles yang terbaca dalam bahasa arab oleh mereka yang bisa bahasa arab

dan bahasa latin.

Bahasa arab adalah bahasa pengantar dalam dunia islam. Sedangkan bahasa

pengantar di eropa ialah bahasa latin, maksudnya di eropa yang non islam.

Terdapat dua macam karya tulis yunani dalam bahasa arab yaitu

9

Page 10: Kelompok 4 filsafat islam

1. Terjemah karya filosof yunani, terutama karya Aristoteles plus sedikit karya

Plato gurunya Aristoteles.

2. Ulasan / komentar tentang filsafat Yunani terutama ulasan Ibnu Rusyd /

Averous terntang karya-karya Aristoteles.

Bahkan pada waktu itu ketika mereka mulai mengenal karya-karya

Aristoteles dan kemudian dipelajari di mana-mana. Aristoteles terkenal sebagai

the fhilosofer sang filosof, dan averoes / Ibnu Rusyd terkenal sebagai sang

pengulas comentator seakan-akan hamya ada seorang ahli filsafat yaitu Aristoteles

dan hanya ada seorang komentator/pengulas yaitu Ibnu Rusyd. Maka timbullah

upaya terjemah besar-besaran dari naskah bahasa arab tentang filsafat yunani

dialihbahasakan dari bahasa arab ke bahasa latin.

Jadi pasca perang salib selagi di  masyarakat islam terjadi keguncangan,

pro kontra, Al Ghazali dan gerakan shufinya melawan gerakan dari Ibnu Sina dan

kemudian Ibnu Rusyd sesudah Al Ghazali yang menjawab kritikan Al Ghazali di

eropa terjadi penerjemahan untuk universitas yang baru berdiri meniru universitas

yang berada di Baghdad dan di Kairo. Bahkan hal itu merintis

gerakan renesaince yaitu hidupnya kembali budaya klasik menjadi budaya baru

atau yang diperbaharui di eropa.

Adapun filsafat Aristoteles yang diajarkan dan dikomentari filosof kristen mulai

juga dikomentari oleh filosof kristen. Tapi yan benar-benar ahli komentator ialah

Ibnu Rusyd. Maka hal itu menjadikan filsafat aristoteles diteriama di eropa. Tetapi

logika deduktif yang diajarkan Ibnui Rusyd meneruskan ajaran Aristoteles, lebih

mengutamakan intelek daripada iman, Ibnu Rusyd juga melupakan ajaran Alkindi

bahwa di alam ruh yang dihembuskan tuhan kedalam janin itu terdapat juga

intelek. Hal itu timbul menurut Ibnu Rusd karena intelek tejadi pada semua

integensi. Atas dasar itu terkenal ajaran alkinas thomas alkinas, kemudian di akhir

abad ke -13 dan awal abad ke -14 tentang beberapa argumentasi sebagai bukti

adanya tuhan karena mengutamakan intelek maka intelek harus membuktikan

adanya tuhan dikenal dengan teori-teori atau argumentasi tentang tuhan,

argumentasi yang bersifat deduktif.

10

Page 11: Kelompok 4 filsafat islam

Pada sisi lain usaha dari Thomas Akines ini merupakan kelanjutan gerakan

yang dimulai oleh Agustinus sebelum adanya trinitas dalam kristen yaitu masalah

kemauan bebas. Sedangkan masalah kemauan bebas terutama tetap menarik

perhatian Cuma diantara umat islam pada kaum mu’tazilah. Pada sisi lain ajaran

alghazali mengecam filsafat Ibnu Rusyd, Ibnu Sina dan Alfarabi bahwa

matematika tidak relevan dengan agama.

Ibnu Rusyd yang lahir 15 tahun setelah meninggalnya Al Ghazali

kemudian membantah  dan mempertahankan filsafat bahwa hanya filsafat yang

mampu menjawab masalah-masalah yang tak tetjawab baik dalam agama maupun

dalam ilmu. Dengan filsafat kita dapat memperbincangkan segala masalah hingga

mencapai kepuasan bathin. Amat disayangkan bahwa setelah sepeninggal Al

Ghazali dan Averoes terjadi kegoncangan dan pengabaian IPA dan matematik.

Seperti pernah saya singgung

1. Ibnu Haldun yang sampai sekarang masih dianggap orang yang paling cerdas

di abad ke 14 hanya mendalami ilmu sosial dan filsafat sejarah bahwa sejarah

harus dipelajari dalam membangun masa depan. Jangan menutupi sejarah,

jangan buta terhadap sejarah, apalagi merekayasa sejarah. Karena dengan

demikian kita tidak belajar apa-apa dari sejarah sehingga kesalahan demi

kesalahan akan diulangi lagi. Tidak dapat mempunyai visi masa depan yang

lebih baik walaupun masa depan itu garis besarnya sudah ada di tangan tuhan

dalam perjalanan menjelang kiyamat.

2. Beberapa kemajuan di eropa mulai abad ke-14 berkat masuknya literatur

iptek islam ke dalam perpustakaan dan kurikulum universitas terutama di

paris terjadilah penyebaran ilmu di eropa mulai akhir abad ke 13 dan akhir

abad ke-14 atau abad ke 7 hijriyah.

Kejadian ini dapat dibilang aneh karena setelah terjadi invasi islam oleh

mongol TERUS TERJADI pertentangan diperbatasan-perbatasan tertentu antara

dunia islam dengan kristen, bahkan trjadi pertempuran pada jalan menuju paris

oleh tentara yang berpangkalan di spanyol  dan winadengan tentara yang

berpangkalan di konstantinopel.

11

Page 12: Kelompok 4 filsafat islam

Kekalahan islam dimulai sedikit demi sedikit di andalusia diiringi dengan

pejanjian-perjanjian damai. Perjanjian damai mulanya di patuhi pihak kristen juga

tetapi itu hanya sementara sebelum seluruh kekuaan islam di spanyol jatuh. Orang

eropa tidak tidak hanya belajar iptek yang diabaikan islam, melainkan juga

menemukan jalan perdagangan ke timur tanpa melalui konstantinopel atau

istambul tetapi melalui wina di austria, hongaria, rusia dan asia tengah. Sedangkan

sebagian cendekiawan kristen tanpa mempedulikan peringatan gereja terlihat

sebagai berikut:

1. pelukis leonardo da vinci berangan-angan tentang iptek masa depan termasuk

penggunaan mesin terbang.

2. Alkemi tidak hanya diterapkan untuk memperkaya pihak di gereja yang

sudah kaya tetapi juga dikembangkan menjadi ilmu zat kimia.

3. Perkembangan ilmu sosial dan filsafat sejarah ibnu khaldun jugan dipelajari

karena karyanya dapat diterjemahkan. Bahkan kemungkinan juga ada

terjemahan tak resmi alquran dalam bahasa latin atau bahasa lokal yang

dipergunakan oleh cendekiawan di kampus-kampus terutama diparis karena

di sana berkumpul para cendekiawan sebagai dosen yang berasal dari

berbagai bagian eropa. Dosen asing lebih banyak daripada dosen lokal,

dengan begitu mereka bisa membaca, saya kira tafsiran saya  ayat surat

wasyamsi bahwa bulan mengikuti matahari sekalipun kadang kadang bulan

tampak sebaliknya bulan mendahului matahari seperti sebelum matahari

terbit.

Dalam filsafat agama pada orang nasrani masalah yang mula-mula menarik adalah

masalah kemauan bebas. Hal itu diteruskan oleh akuinas dengan teori atau

akobitasi tentang adanya tuhan. Sedangkan dalam agama islam, rintisan alkindi

tentang iman dan akal seperti diteruskan oleh alfarabi dipertentangkan sebagai dua

hal yang bisa harmonis atau tidak harmonis oleh ibnu rusyd bisa ada dikotomi

antara iman dan akal. Begitulah dikotomi antara Al Ghazali dan averoes.

12

Page 13: Kelompok 4 filsafat islam

B.PEMBAHASAN

B.1.Ciri Khas Filsafat Islam

Sebagai filsafat religius-spritual

Dikatakan filsafat religius, karena filsafat Islam tumbuh

dijantung Islam, tokoh-tokohnya dididik dengan ajaran Islam dan

hidup dalam suasana Islam. Filsafat Islam merupakan

perpanjangan dari pembahasampembahasan keagamaan dan

teologi yang ada sebelumnya. Topik-topik filsafat Islam itu

bersifat religius, seperti meng-Esakan Tuhan. Karena Ia adalah

pencipta, maka Ia mencipta dan bukan sesuatu, mengatur dan

menatanya3. Ia menciptakan dengan semata-mata anugerah-

Nya. Ia jaga dengan perhatian-Nya dan Ia tundukan dengan

kepada hukum-hukum permanen dan kokoh. Dengan cara

religius dan spiritual ini, filsafat Islam bisa mendekati filsafat

skolastik, bahkan sejalan dengan filsafat kontemporer.

13

Page 14: Kelompok 4 filsafat islam

Filsafat Rasional

Walaupun bersifat religius-spiritual, tetapi filsafat Islam

juga amat bertumpu pada akal dalam menafsirkan problematika

ketuhanan, manusia dan alam. Akal manusia merupakan salah

satu potensi jiwa. Ia ada 2 macam. Pertama, praktis bertugas

mengendalikan badan dan mengatur tingkah laku. Kedua, teoritis

khusus berkenaan dengan persepsi dan epistemology. Karena

akal praktis inilah yang menerima persepsi-persepsi inderawi dan

meringkas pengertian universal dengan bantuan akal aktif.

Dengan akal, kita menganalisa dan membuktikan. Dengan akal,

kita menyingkap realita-realita ilmiah. Karena akal merupakan

salah satu pintu pengetahuan. Para filosof Islam sejalan dengan

Mutazilah yang mendahului mereka dalam mengagungkan akal

dan tunduk kepada hukumnya. Mereka bertumpu pada akal

dalam banyak hal. Untuk itu, mereka sepakat bahwa dengan

akalnya manusia mampu membedakan baik dan buruk, bahkan

mampu membedakan baik dan buruk sebelum ada ketentuan

agama. Mereka mengemukakan teori bahwa Allah harus

melakukan yang baik dan yang terbaik, sehingga perbuatan Allah

tidak terlepas dari kriteria baik.

Filsafat Sinkretis

Filsafat Islam memadukan antar sesama filosof. Akan

tetapi, mereka konsentrasi khusus mempelajari Plato dan

Aristoteles. Mereka menerjemahkan hampir semua buku standar

Aristoteles. Aritoteles dan Plato amat mempengaruhi banyak

aliran Islam. Tidak pelak lagi, Aristoteles dan Plato adalah

pemimpin filsafat, yang meletakkan prinsi-prinsipnya,

membicarakannya secara detail, mencapai tujuan dengan

prinsip-prinsip itu. Namun, tidak mungkin kita mengharapkan

14

Page 15: Kelompok 4 filsafat islam

kesuksesan perpaduan yang landasannya salah. Akan tetapi, hal

ini merupakan titik awal yang melandasi para filosof selanjutnya.

Jika perpaduan Plato dan Aristoteles sebagai salah satu asas

yang melandasi filsafat Islam, maka prinsip yang kedua adalah

memadukan filsafat dengan agama. Selain berciri religius, filsafat

Islam juga memasukan teks agama dengan akal. Dalam filsafat,

ada aspek yang tidak sesuai dengan agama. Itu sebabnya

mengapa para filosof Islam sibuk memberi ciri agama kepada

filsafat. Perpaduan yang diusahakan para filosof Islam

merupakan salah satu rajutan jembatan yang mendekatkan

filsafat Arab dengan filsafat latin.

B.2.Perspektif Filsafat Dalam Islam

Filsafat sebagai suatu cabang dari ilmu pengetahuan diyakini merupakan suatu

disiplin ilmu yang cukup sulit dan terkadang dianggap hantu bagi sementara

kalangan pelajar. Kadang cabang ilmu ini menjadi sebuah cemoohan yang dihujat

dan dilaknat sebagian umat muslim yang tulen dan shalih dalam mendalami,

mengkaji dan mengamalkan nilai – nilai ajaran islam karena dianggap berbahaya

dan bisa membawa orang yang berkecimpung didalamnya menjadi seorang kafir.

Filsafat sering difitnah sebagai sekuleristik, ateis, dan anarkis karena suka

menyobek selubung – selubung ideologis pelbagai kepentingan duniawi, termasuk

yang tersembunyi dibalik pakaian seorang 'alim. Ia tidak sopan. Ia bagaikan

anjing yang menggonggong, mengganggu dan menggigit.

Pandangan semacam ini sangat wajar dan seringkali kita jumpai dalam

pandangan sementara masyarakat terutama masyarakat muslim yang

berkecimpung dalam urusan 'ubudiyah. Kekhawatiran inipun juga sangat wajar

mengingat banyak pemburu filsafat yang pada akhirnya karena kesalahan dalam

memahami dan mengkaji ilmu ini kemudian tidak lagi mengindahkan nilai – nilai

yang ada dalam ajaran agama islam. Namun bagaimana sebenarnya islam

15

Page 16: Kelompok 4 filsafat islam

memandang ilmu ini? Apakah islam benar melarang tumbuh dan berkembangnya

ilmu ini? Atau justeru sebaliknya?

Pada dasarnya tidak ada larangan didalam islam tentang mempelajari ilmu

filsafat. Bahkan islam sangat menganjurkan agar manusia berfilsafat. Hal ini

tertuang didalam al qur'an surat al ankabut ayat 20 :

:َه8 الَّل ?َّن: ِإ َة8 8ِخ?َر8 Dاَآْل 8َة8 َأ Dْش: الَّن Iْش?ُئD Iَّن ُي Iَه: الَّل Iَّم: ُث َّلDَق8 Dَخ8 ال 8 8َد8َأ َب Dَف8 8ْي َك وا IَرIُظD َف8اْن ْرDِض?8 Dاَأْل َف?ي وا Iْيَر ِس? DْلIُق

) bُق8َد?ُيَر cٍءDي َش8 fْلI َك )20َع8َّل8ى

Artinya : "Katakanlah : "Berjalanlah dibumi, maka perhatikanlah bagaimana

(Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian

yang akhir, Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." ( Q.S. Al Ankabut:

20)

Ayat ini memberikan sebuah inspirasi dan motivator kepada umat islam

agar melakukan proses penelitian analisis yang mendalam terhadap apa yang ada

di bumi. Kata َبَدَأالَخَّلَق َكْيَف memberikan َأْنُظَروا sebuah pemahaman bahwa

proses penciptaan Allah terhadap makhluq adalah sebuah proses yang perlu

mendapat perhatian yang serius, analisis yang mendalam dan juga penelitian yang

detail. Penelitian, analisis ini merupakan sebuah bagian dari kerja filsafat. Hal ini

dikarenakan filsafat secara hakiki adalah ilmu kritis.

Sebagai sebuah ilmu kritis maka filsafat akan bergulat pada masalah –

masalah dasar kemanusian bahkan tentang masalah – masalah ketuhanan.

Filasafat harus mengkritik jawaban – jawaban yang tidak memadai dan harus ikut

serta dalam mencari jawaban yang benar. Bahwa filsafat juga harus mencari

jawaban perlu ditegaskan berhadapan dengan suatu trend modis masakini, seakan

– akan tugas filsafat terbatas pada menanyakan pertanyaan – pertanyaan yang

betul. Seakan – akan bukan tugasnya untuk mencoba memberi sebuah jawaban.

Sebagai ilmu kritis filsafat juga harus mampu untuk bersikap kritis bahkan

pada hakikat ilmu filsafat itu sendiri. Filsafat memang harus mencari jawaban –

jawaban, namun demikian jawaban – jawaban itu tidaklah abadi. Karena itu

16

Page 17: Kelompok 4 filsafat islam

filsafat tidak akan pernah selesai dan tak pernah sampai pada akhir sebuah

masalah. Filsafat akan berkembang sejalan dengan kehidupan manusia yang

dinamis, berkembang dan senantiasa diliputi masalah.

Sebagai sebuah agama islam tidak pernah melarang manusia untuk berfikir

secara bebas, akan tetapi islam memberikan batasan bahwa pemikiran yang

dilakukan oleh manusia tidak berhubungan dengan dzat Allah sebagai Tuhan yang

wajib disembah. Hal ini sesuai dengan pernyataan hukama' :

الَّلَه ذات َفى تفكَروا وال الَّلَه ِخَّلَق َفى تفكَروا

Artinya : berfikirlah tentang apa yang telah diciptakan Allah dan janganlah kalian

berfikir tentang dzat Allah.

Hal ini dapat dimaklumi karena Dzat Allah sebagi Tuhan yang wajib

disembah memiliki sifat yang tak terbatas. Berbeda dengan manusia. Sehebat

apapun manusia namun kehebatan manusia itu hanya bersifat nisbi. Kemampuan

akal manusia takkan mampu menjangkau pada hal – hal yang bersifat transenden.

Manusia hanya mampu memahami dan menjangkau hal – hal yang bersifat

immanent yang menjadi bidang garapan manusia yang dalam term diatas disebut

sebagai الَّلَه .( ciptaan Allah ) ِخَّلَق

Dalam sejarah islam kita mengenal tokoh – tokoh yang menjadi panutan

dunia dalam bidang filsafat. Dibelahan dunia bagian timur kita mengenal Abu

Yusuf Ya'kub ibnu Ishaq ibnu Ismail al Ash'ats ibnu Qais Al Kindi, Ar razi, Al

Farabi, Ikhwanus Shafa dll. Sementara dibelahan barat ada Ibnu Bajjah, Ibnu

Thufail, ibnu Rusyd dan masih banyak lagi yang lain. Para filosof ini menjadi

sebuah bukti bahwa islam tidak memandang filsafat sebagi sebuah ilmu yang

tidak boleh dipelajari dalam dunia islam. Justeru sebenarnya dalam islam sangat

menekankan proses berfikir yang dengan proses tersebut keimanan bertambah,

islam menjadi kuat dan disegani di seluruh belahan dunia. Intinya berfilsafat

adalah penting demi dan untuk menegakkan kalimah Allah atas orang – orang

yang menentangnya. Karena para penentang itu tidak akan menerima argument

yang hanya berdasarkan keimanan saja akan tetapi mereka butuh rasional, logis

17

Page 18: Kelompok 4 filsafat islam

dan realistis. Pemikiran semacam itu hanya mungkin didapat ketika kita belajar

tentang filsafat.

B.3.Tokoh-Tokoh Filsafat Islam

Adapun definisi filsafat menurut tokoh filsafat pada awal masuknya

filsafat ke dalam ranah berfikir orang islam adalah sebagai berikut :

a. Al-Kindi

Al-Kindi mendefinisikan filsafat dari berbagai sudut pandang,namun Ia

lebih menspesifikasikan filsafat sebagai pengetahuan tentang segala sesuatu yang

abadi dan besifat menyeluruh (umum), baik esensinya maupu kausa-

kausanya.Defiisi ini di ambil dari sudut pandang materinya.

b. Al-Farabi

Al-Farabi mendefinisikn filsafat sebagai : Al Ilmu bilmaujudaat bima Hiya

Al Maujudaat,yaitu suatu ilmu yang menyelidiki hakikat sebenarnay dari segala

yang ada ini.

Al Farabi berusaha memadukan beberapa aliran filsafat fal safah al

taufiqhiyah atau wahdah ala falsafah yang bebrkembang sebelumnya, terutama

pemikiran Plato, Aristoteles, dan Plotinus, juga antara agama dan filsafat. 

Al farabi berpandapat bahwa pada hakikatnya filsafat itu adalah satu kesatuan,

oleh karena itu para filosof besar harus menyatujui bahwa satu-satunya tujuan

adalah mencari kebenaran.

c. Ikhwan Al-Shafa’

Ikhwan Al-Shafa’ adalah golongan dalam filsafat yang menyatakan filsafat itu

bertingkat-tingkat,yaitu :

1. Cinta ilmu

2. mengetahui hkikat wujud-wujud menurut kesanggupan manusia

3. berkata dan berbuat sesuai dengan ilmu.

d. Ibnu Rusyd

Aliran filsafat Ibn Rusyd adalah rasional. Ia menjunjung tinggi akal fikiran

dan menghargai peranan akal, karena dengan akal fikiran itulah manusia dapat

18

Page 19: Kelompok 4 filsafat islam

menafsirkan alam maujud. Akal fikiran bekerja atas dasar pengertian umum

(ma¡¦ani kulliyah) yang didalamnya tercakup semua hal ihwal yang bersifat partial

(juz¡¦iyah). Ia menjelaskan bahwa kuliyyat adalah gambaran akal, tidak berwujud

kenyataan diluar akal.

e. Ibnu Maskawih

Maskawih membedakan antar pengertian hikmah dan filsafat.

Menurutnya, hikmah adalah keutamaan jiwa yang cerdas (aqilah) yang mampu

membedakan mana yang bak dan man yang buruk.

Mengenai filsafat Ia tidak memberikan pengertian secara tegas.Ia membagi

filsafat menjadi dua bagian yaitu teoritis dan praktis. Teoritis merupakan

kesmpurnaan manusia yang mengisi potensinya untuk dapat mengetahui segala

sesuatu sehingga dengan kesempurnaan ilmunya itu pikrannya benar. Sedangkan

bagia praktis merupakan kesempurnan manusia yang mengisi potensinya untk

dapat melakukan perbuatan-perbuatan moral.

f. Suhrowardi Al-Maqtul

Pandangan Suhrowardi terhadap metafisika dan cahaya pada dasarnya

tetap bersifat immaterial. Entitas yang pertama yang diciptakan Tuhan adalah

akal pertama, kemudian melalui proses emanasi timbul akal kedua dan seterusnya.

g. Ibnu Sina

Dari Tuhanlah kemajuan yang mesti, mengalir intelegensi pertama

sendirian karena hanya dari yang tunggal. Yang mutlak, sesuatu yang dapat

mewujud. Tetapi sifat ontelegensi pertama tidak selamanya mutlak satu, karena ia

bukan ada dengan sendirinya, ia hanya mungkin dan kemungkinannnya itu

diwujudkan oleh Tuhan. Berkat kedua sifat itu, yang sejak saat itu melingkupi

seluruh ciptaan di dunia, intelgensi pertama memunculkan dua kewujudan yaitu:

a. Intelegensi kedua melalui kebaikan ego tertinggi dari adanya aktualitas. 

b. Lingkungan pertama dan tertingi berdasarkan segi terendah adanya,

kemungkinan alamiyah. Dua proses pamancaran inii berjalan terus sampai kita

mencapai intelegensi kesepuluh yang mengatur dunia ini, yang oleh kebanyakan

filosuf muslim disebut sebagai malaikat Jibril.

h. Al-Ghazali

19

Page 20: Kelompok 4 filsafat islam

Pada mulanya ia berangggapan bahwa pengetahuan itu adalah hal-hal

yang dapat ditangkap oleh panca indra. Tetapi kemudian ternyata bahwa baginya

panca indra juga berdusta. Karena tidak percaya pada panca indra, al Ghazali

kemudian meletakan kepercayaannya kepada akal. Alasan lain yang membuat al

Ghazali terhadap akal goncang, karena ia melihat bahwa aliran-aliran yang

mengunakan akal sebagai sumber pengetahuan, ternyata menghasilkan

pandangan-pandangan yang bertentangan, yang sulit diselesaikan dengan akal.

Lalu al Ghazali mancari ilm al yaqini yang tidak mengandung pertentangan pada

dirinya. Tiga bulan kemudian Allah memberikan nur yang disebut juga oleh Al

Ghazali sebagai kunci ma¡¦rifat ke dalam hatinya. Dengan demikian bagi Al

Ghazali intuisi lebih tinggi dan lebih dipercaya daripada akal untuk menangkap

pengetahuan yang betul-betul diyakini.

i. Ibnu Thufail

Ibn Thufail menunjukkan jalan untuk sampai kepada objek pengetahuan

yang maha tingi atau Tuhan. Jalan pertama melalui wahyu, dan jalan kedua

adalah melalui filsafat. Ma’rifat melalui akal ditempuh dengan jalam keterbukaan,

mengamati, meneliti, mancari, mencoba, membandingkan, klasifikasi,

generalisasi dan menyimpulkan. Jadi ma’rifah adalah sesuatu yang dilatih mulai

dari yang kongkrit berlanjut kepada yang abstrak. Dan khusus menuju global.

Seterusnya dilanjutkan dengan perenungan yang terus menerus. Ma’rifah melalui

agama terjadi lewat pemahaman wahyu dan memahami segi batinnya dzauq.

Hasilnya hanya bisa dirasakan, sulit untuk dikatakan. Tidak heran kalau muncul

syatahat dari mulut seorang sufi. Jadi proses yang dilalui ma’rifat semacam ini

tidak mengikuti deduksi atau induksi, tetapi bersifat intuitif lewat cahaya suci.

j. Ibnu ‘Arabi

Filsafat Ibn ‘Arabi tentang wujud (realitas) Tuhan, alam semesta, dan

manusia. 

-Pengertian Wahdat al wujud. Terdiri dari dua kata, yaitu: wahdat (sendiri,

tunggal,kesatuan) sedangkan wujud (ada). Dengan demikian Wahdat al wujud

berarti kesatuan wujud.

20

Page 21: Kelompok 4 filsafat islam

- Kata al wahdah digunakan pula oleh para ahli filsafat dan sufistik sebagai suatu

kesatuan antara materi dan roh, substansi (hakikat) dan format (bentuk), antara

yang nampak (lahir) dan yang batin, antara alam dan Allah, karena alam dari segi

hakikatnya qadim dan berasal dari Tuhan.

k. Mulla Shadra

Ia mendefinisikn filsafat dalam dua bagian utama.yang pertma adalah

bagian teoritis yang mengacu pada pengetahuan tentang segala sesuatu

sebagaiman adanya, dan yang kedua yaitu bagian praktis yang mengacu pada

pencapaian kesempurnaan-kesempyrnan yang cocok bagi jiwa.

l. Muhammad Iqbal

- Agama ialah suatu konsep dari suatu pengalaman yang kompleks, sebagian

bersifat rasional, etik, dan sebagian lagi bersifat spiritual.

- Agama bukan semata-semata hanya pikiran atau cuma perasaan juga bukan

sekedar tindakan tetapi merupakan ekspresi manusia secara keseluruhan,

karenanya agama tak bertentangan dengan filsafat, bahkan merupakan suatu segi

yang penting dari pengalama total, tentang realitas yang harus dirumuskan oleh

filsafat.

B.4.Pandangan Filsafat Sejarah Islam

Pandangan Filsafat ini bersifat integral-holistik. Filsafat Islam mengakui,

sebagai sumber ilmu, bukan hanya pencerapan indrawi, tetapi juga persepsi

rasional dan pengalaman mistik. Dengan kata lain menjadikan indera, akal dan

hati sebagai sumber-sumber ilmu yang sah. Akibatnya terjadilah integrasi di

bidang klasifikasi ilmu antara metafisika, fisika dan matematika, dengan berbagai

macam divisinya. Demikian juga integrasi terjadi di bidang metodoogi dan

penjelasan ilmiah. Karena itu filsafat Islam tidak hanya mengakui metode

observasi, sebagai metode ilmiah, sebagaimana yang dipahami secara eksklusif

dalam sains modern, tetapi juga metode burhani, untuk meneliti entitasentitas

yang bersifat abstrak, ‘irfani, untuk melakukan persepsi spiritual dengan

menyaksikan (musyahadah) secara langsung entitas-entitas rohani, yang hanya

bisa dianalisa lewat akal, dan terakhir bayani, yaitu sebuah metode untuk

21

Page 22: Kelompok 4 filsafat islam

memahami teks-teks suci, seperti al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, filsafat

Islam mengakui kebasahan observasi indrawi, nalar rasional, pengalaman intuitif,

dan juga wahyu sebagai sumbersumber yang sah dan penting bagi ilmu.

Hal ini penting dikemukakan, mengingat selama ini banyak orang yang

setelah menjadi ilmuwan, lalu menolak filsafat dan tasawuf sebagai tidak

bermakna. Atau ada juga yang telah merasa menjadi filosof, lalu menyangkal

keabsahan tasawuf, dengan alasan bahwa tasawuf bersifat irrasional. Atau ada

juga yang telah merasa menjadi Sufi lalu menganggap tak penting filsafat dan

sains. Dalam pandangan filsafat Islam yang holistik, ketiga bidang tersebut diakui

sebagai bidang yang sah, yang tidak perlu dipertentangkan apa lagi ditolak, karena

ketiganya merupakan tiga aspek dari sebuah kebenaran yang sama. Sangat

mungkin bahwa ada seorang yang sekaligus saintis, filosof dan Sufi, karena

sekalipun indera, akal dan hati bisa dibedakan, tetapi ketiganya terintegrasi dalam

sebuah pribadi. Namun, seandainya kita tidak bisa menjadi sekaligus ketiganya,

seyogyanya kita tidak perlu menolak keabsahan dari masing-masing bidang

tersebut, karena dalam filsafat Islam ketiga unsur tersebut dipandang sama

realnya.

B.5.Peran Filsafat Islam dalam Dunia Modern

a.      Menjawab Tantangan Kontemporer

Pada saat ini, dalam pandangan Beliau (Mulyadhi Kartanegara), umat

Islam telah dilanda berbagai persoalah ilmiah filosofis, yang datang dari

pandangan ilmiah-filosofis Barat yang bersifat sekuler. Berbagai teori ilmiah, dari

berbagai bidang, fisika, biologi, psikologi, dan sosiologi, telah, atas nama metode

ilmiah, menyerang fondasi-fondasi kepercayaan agama. Tuhan tidak dipandang

perlu lagi dibawa-bawa dalam penjelasan ilmiah. Misalnya bagi Laplace (w.

1827), kehadiran Tuhan dalam pandangan ilmiah hanyalah menempati posisi

hipotesa.Dan ia mengatakan, sekarang saintis tidak memerlukan lagi hipotetsa

tersebut, karena alam telah bisa dijelaskan secara ilmiah tanpa harus merujuk

kepada Tuhan. Baginya, bukan Tuhan yang telah bertanggung jawab atas

keteraturan alam, tetapi adalah hukukm alam itu sendiri. Jadi Tuhan telah

22

Page 23: Kelompok 4 filsafat islam

diberhentikan sebagai pemelihara dan pengatur alam. Demikian juga dalam

bidang biologi, Tuhan tidak lagi dipandang sebagai pencipta hewanhewan, karena

menurut Darwin (w. 1881), munculnya spesies-spesies hewan adalah karena

mekanisme alam sendiri, yang ia sebut sebagai seleksi alamiah (natural selection).

Menurutnya hewan-hewan harus bertransmutasi sendiri agar ia dapat tetap

survive, dan tidak ada kaitannya dengan Tuhan. Ia pernah berkata, “kerang harus

menciptakan engselnya sendiri, kalau ia mau survive, dan tidak karena campur

tangan sebuah agen yang cerdas di luar dirinya. Oleh karena itu dalam pandangan

Darwin, Tuhan telah berhenti menjadi pencipta hewan. Dalam bidang psikologi,

Freud (w. 1941) telah memandang Tuhan sebagai ilusi. Baginya bukan Tuhan

yang menciptakan manusia, tetapi manusialah yang menciptakan Tuhan. Tuhan,

sebagai konsep, muncul dalam pikiran manusia ketika ia tidak sanggup lagi

menghadapi tantangan eksternalnya, serti bencana alam dll., maupun tantangan

internalnya, ketergantungan psikologis pada figur yang lebih dominan. Sedangkan

Emil Durkheim, menyatakan bahwa apa yang kita sebut Tuhan, ternyata adalah

Masyarakat itu sendiri yang telah dipersonifikasikan dari nilai-nilai sosial yang

ada.

Dengan demikian jelaslah bahwa, dalam pandangan sains modern Tuhan tidak

memiliki tempat yang spesial, bahkan lama kelamaan dihapus dari wacana ilmiah.

Tantangan yang lain juga terjadi di bidang lain seperti bidang spiritual, ekonomi,

arkologi dll. Tentu saja tantangan seperti ini tidak boleh kita biarkan tanpa kritik,

atau respons kritis dan kreatif yang dapat dengan baik menjawab tantangan-

tantangan tersebut secara rasional dan elegan, dan tidak semata-mata bersifat

dogmatis dan otoriter. Dan di sinilah beliau melihat bahwa filsafat Islam bisa

berperan sangat aktif dan signifikan.

b.      Filsafat sebagai Pendukung Agama

Berbeda dengan yang dikonsepsikan al-Ghazali, di mana filsafat

dipandang sebagai lawan bagi agama, beliau (Mulyadhi Kartanegara) melihat

filsafat bisa kita jadikan sebagai mitra atau pendukung bagi agama. Dalam

keadaan di mana agama mendapat serangan yang gencar dari sains dan filsafat

modern, filsafat Islam bisa bertindak sebagai pembela atau tameng bagi agama,

23

Page 24: Kelompok 4 filsafat islam

dengan cara menjawab serangan sains dan filsafat modern terhadap agama secara

filosofis dan rasional. Karena menurut hemat saya tantangan ilmiah-filosofis harus

dijawab juga secara ilmiah-filosofis dan bukan semata-mata secara dogmatis.

Dengan keyakinan bahwa Islam adalah agama yang menempatkan akal pada

posisi yang terhormat, saya yakin bahwa Islam, pada dasarnya bisa dijelaskan

secara rasional dan logis.

Selama ini filsafat dicurigai sebagai disiplin ilmu yang dapat mengancam

agama. Ya, memang betul. Apaalagi filsafat yang selama ini kita pelajari bukanlah

filsafat Islam, melainkan filsafat Barat yang telah lama tercerabut dari akar-akar

metafisiknya. Tetapi kalau kita betul-betul mempelajari filsafat Islam dan

mengarahkannya secara benar, maka filsafat Islam juga adalah sangat potensial

untuk menjadi mitra filsafat atau bahwan pendukung agama.

Di sini filsafat bisa bertindak sebagai benteng yang melindungi agama dari

berbagai ancaman dan serangan ilmiah-filosofis seperti yang saya deskrisikan di

atas.

Serangan terhadap eksistensi Tuhan, misalnya dapat dijawab dengan

berbagai argumen adanya Tuhan yang telah banyak dikemukakan oleh para filosof

Muslim, dari al-Kindi, Ibn Sina, Ibn Rusyd dll., seperti yang telah saya jelaskan

antara lain dalam buku saya Menembus Batas Waktu. Serangan terhadap wahyu

bisa dijawab oleh berbagai teori pewahyuan yang telah dikemukakan oleh banyak

pemikir Muslim dari al-Ghazali, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Taymiyyah, Ibn Rusyd,

Mulla Shadra dll.

B.6.      Filsafat Islam di Indonesia

a.      Masa Lalu

Filsafat Islam belum begitu dikenal di Indonesia, karena memang filsfat

Islam baru diperkenalkan ke publik pada tahun 70-an oleh almarhum Prof. Dr.

Harun Nasution dalam bukunya yang terkenal Falsafah & Mistisime dalam Islam,

yang diterbitkan Bulan Bintang pada tahun 1973. Dalam buku ini pak Harun telah

memperkenalkan 6 filosof Muslim yang terkenal yaitu al-Kindi, al-Razi, al-

24

Page 25: Kelompok 4 filsafat islam

Farabi, Ibn Sina dan Ibn Rusyd, setelah sebelumnya ia membicarakan tentang

“Kontak Pertama antara Islam dan ilmu pengetahuan serta falsafah Yunani.”

Dalam buku ini pak Harun dengan singkat tetapi esensial memperkenalkan

biografi dan ajaran para filosof Muslim tersebut, sehingga para mahasiswa

Muslim, khususnya mahasiswa IAIN di seluruh Indonesia, telah menyadari

keberadaan filsafat Islam yang sebelumnya hampir tidak pernah diperkenalkan

kepada mereka. Dan dengan dijadikannya buku tersebut sebagai buku wajib, maka

pak Harun boleh dikata telah berhasil memperkenalkan filsafat Islam di Indonesia

ini.

Tetapi karena buku ini merupakan satu-satunya buku yang digunakan

dalam matakuliah filsafat Islam selama puluhan tahun, maka timbul kesan yang

keliru bahwa seakan filsafat Islam hanya menghasilkan 6 orang filosof

sebagaimana yang diperkenalkan oleh Pak Harun di atas. Untunglah pada tahun

1987 Pustaka Jaya telah menerbitkan sebuah buku terjemahan yang bagus dan

komprehensif tentang filsafat Islam karangan Majid Fakhry yang berjudul Sejarah

Filsafat Islam, yang diterjemahkan oleh (Mulyadhi Kartanegara), sehingga dengan

demikian sadarlah kita bahwa filsafat Islam telah melahirkan bukan hanya 6

filosof, sebagaimana yang telah diperkenalkan oleh Pak harun, tetapi puluhan

bahkan mungkin ratusan para filosof yang tidak kalah hebatnya daripada filosof-

filosof yang telah diperkenalkan sebelumnya.

Buku ini menjelaskan filsafat Islam dari sudut historis, yang meliputi

paparan tentang perkembangan filsafat sebelum Islam, pada masa awal Islam,

masa pertengahan dan masa modern. Dan buku ini telah menikmati posisi yang

penting di universitas-universitas Islam, sebagai buku daras yang tak ada duanya

pada saat itu. Mahasiswa Muslim sangat diuntungkan dengan kehadiran karya

terjemahan ini, karena ia telah banyak mengubah persepsi yang keliru tentang

filsafat Islam dari sudut lingkup, rentangan waktu, ajaran dll. Dengan buku ini

pula kita menjadi sadar bahwa ternyata filsafat Islam tidak berhenti pada Ibn

Rusyd sebagaimana dikesankan setelah membaca buku pak harun, tetapi terus

hidup dan berlangsung hingga saat ini.

b.      Masa Kini

25

Page 26: Kelompok 4 filsafat islam

Yang di maksud dengan masa kini, adalah kurang lebih periode sepuluh

tahun terkahir dari sekarang. Pada saat ini kita telah menikmati banyak informasi

tentang filsafat Islam. Diterjemahkannya buku yang diedit oleh M.M. Syarif yang

berjudul, History of Muslim Philosophy secara parsial ke dalam bahasa Indonesia

telah memperkaya khazanah filsafat Islam di Indonesia. Tetapi tambahan

informasi yang sangat signifikan terjedi setelah penerbit Mizan menerjemahkan

karya besar dalam sejarah filsafat Islam yang diedit oleh Nasr dan Oliver Leaman,

yang berjudul A History of Islamic Philosophy ke dalam bahasa Indonesia,

dengan judul Ensiklopedia Filsafat Islam (dua jilid). Berbagai karya filosofis yang

lebih spesifik (misalnya yang membahas tentang pemikiran para filosof tertentu)

juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, seperti The Philosophy of

Mulla Sadra yang ditulis oleh Fazlur Rahman, yang membahas beberapa aspek

dari pemikiran Mulla Shadra, atau Knowledge and Illumination, karangan

Hussein Ziai, yang membicarakan secara khusus filsafat iluminasi Suhrawardi.

Namun sejauh ini, informasi ini lebih bersandar pada terjemahan dari karya asing,

dan bukan karangan sarjana Muslim Indonesia sendiri.

Sedikit sekali karya filsafat Islam yang ditulis oleh para penulis negeri ini.

Ada misalnya buku 5 tentang Suhrawardi yang ditulis oleh sdr Amroeni,

khususnya kritik Suhrawardi terhadap filsafat peripatetik,atau yang ditulis oleh M.

Iqbal tentang Ibn Rusyd, sebagai bapak rasionalisme. Namun tulisan-tulisan

tersebut masih bersifat studi tokoh, dan pada dasarnya diadaptasi dari sebuah tesis

atau disertasi. Tidak banyak penulis Muslim Indonesia yang menulis buku

pengantar terhadap filsafat Islam yang bersifat independen, kecuali pak Haidar

Bagir dengan Buku Saku Filsafat Islam-nya, dan beliau (Mulyadhi Kartanegara)

sendiri dengan Gerbang Kearifan-nya.

C.1.Kesimpulan

26

Page 27: Kelompok 4 filsafat islam

Dunia Islam telah berhasil membentuk suatu filsafat yang sesuai dengan

prinsip-prinsip agama dan keadaan masyarakat Islam sendiri. Filsafat Islam segala

bentuk pemikiran ilmuwan muslim yang mendalam secara teoritis maupun

empiris, bersifat universal yang berlandaskan Wahyu. Filsafat Islam merupakan

pengembangan filsafat Plato dan Aristoteles yang telah dilandasi dengan ajaran

Islam dan memadukan antara filsafat dan Agama, filsafat yang berciri religius dan

berusaha sekuat tenaga memasukkan teks agama dengan akal.

Filsafat Islam :

- Berfilsafat menggunakan akal dan bersandar pada Wahyu.

- Ruang lingkup pembahasannya yang abstrak maupun konkrit, fisik maupun

metafisik.

- Berfilsafat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memahami realitas alam.

- Berfilsafat dimulai dengan keimanan kepada Allah

Dapat disimpulkan, dari lahirnya para tokoh filsafat islam yang menjadi

sebab adanya karya-karya mereka yang banyak, merupakan hal yang

membanggakan bagi khazanah keilmuan islam. Sayangnya saja, karya-karya

mereka yang banyak itu tidak kita temui secara keseluruhan pada saat ini, karena

terjadinya keadaan-keadaan yang menyulitkan para filosof, seperti halnya

kejadian yang menimpa ibnu rusyd yang karya-karyanya di bakar.

Tapi, bukan berarti kita tidak dapat mempelajari karya-karya mereka yang

tersisa saat ini, kita juga dapat mempelajari karya-karya filosof yang lahir setelah

mereka dan dengan sebab ini pula banyak karya-karya baru yang mereka tuliskan

sehingga kita sebagai orang muslim tidak kehilangan akan khazanah keilmuan

berkat jerih payah mereka.

Kejayaan Islam masa lalu merupakan bagian kehidupan sejarah umat

muslim yang tidak mungkin dilupakan. Dalam kehidupan yang semakin

mengglobal ini menjadi tidak mungkin dijalankan syariat Islam menjadi konstitusi

27

Page 28: Kelompok 4 filsafat islam

negara ketika Muslim menjadi minoritas; juga bila Islam menjadi mayoritas,

dapatkan Islam menerapkan hukum syar’i Islam sebagai konstitusi negara kepada

non Muslim? Karena itu berarti membatasi kebebasan individu. Perlu dibangun

aturan-aturan hukum yang universal, sehingga tidak meninggalkan Al-Quran. Al-

Quran memang bersifat ilahiyah, sehingga jangan ditinggalkan; tetapi syari’ah

merupakan produk interpretasi manusiawi, sehingga dapat diperbaharui terus.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,Hanafi.1996. Pengantar Filsafat Islam.Jakarta : Bulan Bintang

28

Page 29: Kelompok 4 filsafat islam

Muhammad Yusuf Musa.1945.falsafat al-Ahklaq fi al-Islam, Kairo: Dar al-A’raf,

Nasution Hasyimsyah.1998.filsafat islam, Jakarta : Gaya media Pratama

Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, M.A.2004. filsafat islam, filosof dan

filsafatnya.Jakarta: Rajawali pers

Sudarsono.2001.Ilmu Filsafat – Suatu Pengantar, Jakarta : Rineka Cipta

Supriyadi, Dedy M.Ag. 2009.Pengantar Filsafat Islam (Konsep,Filsuf,dan

Ajarannya).Bandung : CV Pustaka Setia.

2013.http://semilicity.wordpress.com/2009/04/24/definisi-filsafat-islam/ , diakses

tanggal 13 April 2013 (Sumber dari Internet)

2013.http://islamiccenter.upi.edu/2011/02/pengaruh-filsafat-islam-dan-iptek-

islam-di-eropa/ , diakses tanggal 13 April 2013 (Sumber dari Internet)

2013.http://paisnews.blogspot.com/2009/01/perbandingan-filsafat-barat-dan-

islam.html, diakses tanggal 13 April 2013 (Sumber dari Internet)

29