Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

24
DEFINISI DAN PENALARAN RYAN AHDILAN MPI III

Transcript of Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Page 1: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

DEFINISI DAN PENALARAN

RYAN AHDILAN

MPI III

Page 2: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

SESAT PIKIR

SILOGISME

MAJEMUK &

DILEMA

PROPOSISI

MAJEMUK

DEFINISI

PENALARAN

SILOGISME

KATEGORIS

Page 3: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Definisi berasal dari bahasa Latin

definire artinya menandai batas – batas pada

sesuatu, menentukan batas, memberi

ketentuan atau batasan arti.

Macam –

macam

DefinisiSyarat Definisi

Page 4: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Definisi Nominalis

Definisi Realis

Definis Praktis

Page 5: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Adalah menjelaskan sebuah kata denga kata yang lain yang lebih umum dipakai. Dibagi pada 6 macam:

Definisi sinonim, menjelaskan dengan persamaan katanya.

Definisi simbolis, dengan memberikan simbol.

Definis etimologis, dengan menggunakan asalah usul kata secara kebahasaan.

Definisi semantis, penjelasan tandan dengan suatu arti yang telah terkenal.

Definisi stifulatif, pemberian atas kesepakatan bersama.

Definisi denotatif, menunjukan atau memberi contoh suatu benda.

Page 6: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Adalah penjelasan hal yang ditandai oleh sutu term. Dibagi pada dua bagian:

Definisi esensial, menjelaskan dengan unsur-unsur yang membentuknya. Dibagi atas 2 bagian:

Definisi analitis, menunjukan bagian-bagian suatu dengan mewujudkan esensinya.

Definisi konotatif, menunjukan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan diferensiasi.

Definisi deskriptif, menunjukan sifat yang dimilikinya, dibagi dua bagian:

Definisi aksidental, menunjukan jenis dengan sifat-sifat khusus yang menyertai hal tersebut.

Definisi kausal, menyatakan proses terwujudnya suatu term.

Page 7: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Adalah ditinjau dari kegunaann dan

tujuannya yang sederhana. Dibagi atas tiga

macam:

Definisi operasional, menggunakan langkah-

langka khusus yang harus dilaksanakan serta

menunjukan hasil yang dapat diamati.

Definisi persuasif, merumuskan suatu

pernyataan yang dapat mempengaruhi orang

lain.

Definisi fungsional, berdasarkan guna atau

tujuan.

Page 8: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Sebuah definisi (definiens) harus menyatakan

ciri – ciri hakiki dari apa yang didefinisikan

(definiendum).

Definiens harus merupakan suatu kesetaraan

arti dengan definiendum.

Definiens harus menghindarkan pernyataan

yang memuat term definiendum.

Definiens harus dinyatakan dalam rumusan

yang positif.

Definiens harus dinyatakan dengan singkat.

Page 9: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Penalaran adalah suatu proses penarikan

kesimpulan dari satu atau lebih proposisi. Dibagi pada

dua bagian:

Penalaran langsung adalah penalaran yang

didasarkan pada sebuah proposisi kemudian disusul

proposisi lain sebagai kesimpulan dengan

menggunakan term yang sama.

Penalaran tidak langsung adalah, penalaran yang

didasarkan pada dua proposisi atau lebih kemudian

disimpulkan.

Prinsip – prinsip

Penalaran

Prinsip Proposisi

Kategoris

Page 10: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Prinsip identitas, “suatu hal adalah sama

dengan halnya sendiri”.

Prinsip kontradiksi, “sesuatu yang tidak dapt

sekaligus merupakan hal itu dan hal itu pada

waktu yang bersamaan”.

Prinsip eksklusi tertii, “sesuatu jika

dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan

hal tertentu maka tidak ada kemungkinan

ketiga yang merupakan jalan tengah”.

Page 11: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Proposisi kategois adalah suatu

pernyataan yang terdiri atas hubungan dua

term sebagai subjek dan predikat serta dapat

dinilai benar atau salah. Unsur – unsur dalam

proposisi kategoris adalah:

Term sebagai subjek

Term sebagai predikat

Kopula

Kuantor

Page 12: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Jenis proposisi kualitas dan kuantitas digabung

dan membentuk empat proposisi kategoris, yakni

sebagai berikut:

Proposisi Universal Alfirmatif, proposisi yang

kuantitasnya universal dan kualitasnya afirmatif.

Proposisi Universal Negatif, proposisi yang

kuantitasnya universal dan kualitasnya negatif.

Proposisi Partikular Afirmatif, proposisi yang

kuantitiasnya partikular dan kualitasnya afirmatif.

Proposisi Partikular Negatif, proposisi yang

kuantitasnya partikular dan kualitasnya negatif.

Page 13: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Penalaran Langsung

Perlawanan

(Oposisi)Eduksi Induksi Deduksi

Penalaran Tidak

Langsung

Adalah sebuah

kegiatan

menyimpulkan

secara langsung

dengan

membandingkan

antara proposisi yang

satu dengan proosisi

yang lainnya dalam

term yang sama,

tetapi bisa berbeda

kuantitas dan

kualitasnya untuk

menentukan

keshahihan proposisi.

Adalah mengambil

kesimpulan yang

hakikatnya sudah

tercakup dalam

suatu proposisi atau

lebih

yaitu proses

peningkatan dari hal-

hal yang bersifat

individual kepada

yang bersifat

universal.

Ada tiga bentuk,

menukar kedudukan

term, menegasikan

term, dan bisa

menukar dan

menegasikan term

dalam proposisi

Page 14: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Proses menggabungkan tiga proposisi,

dua menjadi dasar penyimpulan, satu menjadi

kesimpulan.

Silogisme yang tidak mengikuti kaidah

silogisme kategoris adalah silogisme tidak

beraturan atau tidak standar. Yaitu:

Entimema

Epikheirema

Sorites

Polisilogisme

Pola Silogisme

Kaidah Silogisme

Kategoris

Page 15: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Silogisme Sub-Pre, silogisme yang term

pembandingnya (M) menjadi subjek dalam premis

mayor dan menjadi predikat dalam premis minor.

Silogisme Bis-Pre, Silogisme yang term

pembandingnya (M) menjadi predikat dalam premis

mayor dan premis minor.

Silogisme Bis-Sub, silogisme yang term

pembandingnya (M) menjadi predikat dalam premis

mayor dan premis minor.

Silogisme Pre-Sub, silogisme yang term

pembandingnya (M) menjadi predikat dalam premis

mayor dan menjadi subjek dalam prems minor.

Page 16: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Term Proposisi

Silogisme tidak boleh mengandung kurang atau kebih dari 3 (minor, mayor, antara)

Term antara tidak boleh masuk dalam kesimpulan

Term subjek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh labih luas dari term dalam premis

Term antara harus sekurang-kurangnya satu kali muncul sebagai term/pengertian universal

Apabila kedua premis positif maka kesimpulannya harus positif

Kedua premis tidak boleh negatif

Kedua premis tidak boleh partikular

Kesimpulan harus mengikuti premis yang paling lemaho Jika salah satu premis negatif maka

kesimpulannya harusa negatif

o Jika salah satu premis negatif atau partikular, maka kesimpulannya negatif dan partikular

o Jika salah satu premis partikular maka kesimpulan harus partikular

Page 17: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Adalah pernyataan terdiri atas dua

bagian yang dapat dinilai benar atau salah.

Proposisi

Hipotetik

Proposisi

Disjungtif

Proposisi

Konjungtif

Page 18: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Adalah pernyataan yang terdiri atas dua

bagian yang hubungan kedu bagian itu adala

ketergantungan yang satu sebagai antiseden

(premis) yang satu sabagai konsekuen

(kesimpulan).

Proposisi Hipotetik Kondisional/Implikasi

Proposisi Hipotetis Bikondisional/Ekuivalen

Page 19: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Eksklusif, ditandai dengan “atau”. Dua bagian merupakan pilihan, tidak dapat menyatu dan ada kemungkinan ketiga.

Diagram simbolnya: p ˅ q

Inklusif, ditandai dengan “dan atau” salah satu/keduanya dapat benar, tidak bisa keduanya salah.

Diagram simbolnya: p ˅ q

Alternatif, ditandai dengan “atau” tetapi dua bagian itu tidak dapat menyatu dan tidak ada kemungkinan ketiga.

Diagram simbolnya: p ˅ q

Page 20: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Proposisi majemuk yang menegaskan

bahwa 2 predikat dihubungkan dengan subjek

yang sama. Proposisi ini ditandai dengan “....

dan .....”

Diagram simbolnya: p ˄ q

Dalam penalaran proposisi majemuk,

hasil akhirnya ada tiga kemungkinan yaotu bisa

terjadi tautologi, kontradiksi dan kontigensi.

Page 21: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Dilema adalah suatu silogisme yang

terdiri atas dua pilihan yang seraba salah.

Dilema selalu ada dua proposisi hipotetik

sebagai premis mayor.

Silogisme Disjungtif Inklusif

Silogisme Disjungtif Eksklusif

Silogisme Disjungtif Alternatif

Silogisme Hipotetis Kondisiona

Silogisme Hipotetis Bikondisional

Page 22: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Sesat pikir dapat terjadi karena

menyimpulkan sesuatu lebih luas daripada

dasarnya (latius hos). Sesat pikir juga dapat

terjadi karena bentuknya tidak tepat atau

tidak shahih.

Sesat Pikir dibedakan atas dua, kesesatan

karena bahasa dan kesesatan karena relevansi.

Page 23: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Kesesatan karena aksen atau tekanan

Kesesatan karen term atau ekuivok

Kesesatan karena arti kiasan (metaphora)

Kesesatan karena amfiboli

Page 24: Filsafat ilmu - Definisi dan Penalaran

Argumentum ad hominem

Argumentum ad verecundiam atau argumentum auctoritatis

Argumentum ad baculum

Argumentum ad misericodian

Argumentum ad populum

Kesesatan non causa pro causa

Ignoratio elenchi

Argumentum ad ignorantiam

Kesesatan aksidensi

Kesesatan karena komposisi dan divisi