FEMINISME

20

Click here to load reader

Transcript of FEMINISME

Page 1: FEMINISME

A. PENGERTIAN FEMINISME

Feminisme atau yang sering dikenal dengan sebutan emansipasi berasal dari bahasa

latin yang berarti perempuan.

Menurut Kamla Bhasin dan Nighat Said Khan, feminisme adalah suatu kesadaran

akan penindasan dan pemerasan terhadap perempuan dalam masyarakat, di tempat kerja dan

dalam keluarga, serta tindakan sadar perempuan maupun lelaki untuk mengubah keadaan

tersebut.

Sedangkan menurut Yubahar Ilyas, feminisme adalah kesadaran akan ketidakadilan

jender yang menimpa kaum perempuan, baik dalam keluarga maupun masyarakat, serta

tindakan sadar oleh perempuan maupun lelaki untuk mengubah keadaan tersebut.

Ada tiga ciri feminisme, yaitu :

1. Menyadari akan adanya ketidakadilan gender

2. Memaknai bahwa gender bukan sebagai sifat kodrati

3. Memperjuangkan adanya persamaan hak.

B. SEJARAH FEMINISME

Feminisme sebagai filsafat dan gerakan dapat dilacak dalam sejarah kelahirannya

dengan kelahiran Era pencerahan di Eropa yang dipelopori oleh Lady Mary Wortley

Montagu dan Marquis de Condorcet. perkumpulan masyarakat ilmiah untuk perempuan

pertama kali didirikan di Middelburg, sebuah kota di selatan Belanda pada tahun 1785.

Menjelang abad 19 feminisme lahir menjadi gerakan yang cukup mendapatkan perhatian

dari para perempuan kulit putih di Eropa. Perempuan di negara-negara penjajah Eropa

memperjuangkan apa yang mereka sebut sebagai universal sisterhood.

Kata feminisme dikreasikan pertama kali oleh aktivis sosialis utopis,Charles Fourier

pada tahun 1837. Pergerakan center Eropa ini berpindah ke Amerika dan berkembang pesat

sejak publikasi John Stuart Mill, the Subjection of Women (1869). Perjuangan mereka

menandai kelahiran feminisme Pada awalnya gerakan ini memang diperlukan pada masa itu,

dimana ada masa-masa pemasungan terhadap kebebasan perempuan. Sejarah dunia

menunjukkan bahwa secara umum kaum perempuan (feminin) merasa dirugikan dalam

semua bidang dan dinomor duakan oleh kaum laki-laki (maskulin) khususnya dalam

Page 2: FEMINISME

masyarakat yang patriarki sifatnya. Dalam bidang-bidang sosial, pekerjaan, pendidikan, dan

lebih-lebih politik hak-hak kaum ini biasanya memang lebih inferior ketimbang apa yang

dapat dinikmati oleh laki-laki, apalagi masyarakat tradisional yang berorientasi Agraris

cenderung menempatkan kaum laki-laki didepan, di luar rumah dan kaum perempuan di

rumah. Situasi ini mulai mengalami perubahan ketika datangnya era Liberalisme di Eropa

dan terjadinya Revolusi Perancis di abad ke-XVIII yang gemanya kemudian melanda

Amerika Serikat dan ke seluruh dunia.

Dari latar belakang demikianlah di Eropa berkembang gerakan untuk ´menaikkan

derajat kaum perempuan´ tetapi gaungnya kurang keras, baru setelah di Amerika Serikat

terjadi revolusi sosial dan politik, perhatian terhadap hak-hak kaum perempuan mulai

mencuat. Di tahun 1792 Mary Wollstonecraft membuat karya tulis berjudul Vindication of

the Right of Woman yang isinya dapat dikata meletakkan dasar prinsip-prinsip feminisme

dikemudian hari. Pada tahun-tahun 1830-1840 sejalan terhadap pemberantasan praktek

perbudakan, hak-hak kaum prempuan mulai

diperhatikan, jam kerja dan gaji kaum ini mulai diperbaiki dan mereka diberi kesempatan

ikut dalam pendidikan dan diberi hak pilih, sesuatu yang selama ini hanya dinikmati oleh

kaum laki-laki.

Secara umum pada gelombang pertama dan kedua hal-hal berikut ini yang menjadi

momentum perjuangannya: gender inequality, hak-hak perempuan, hak reproduksi, hak

berpolitik, peran gender, identitas gender dan seksualitas. Gerakan feminisme adalah

gerakan pembebasan perempuan dari: rasisme, stereotyping, seksisme, penindasan

perempuan, dan phalogosentrisme.

Setelah berakhirnya perang dunia kedua, ditandai dengan lahirnya negara-negara

baru yang terbebas dari penjajah Eropa, lahirlah Feminisme Gelombang Kedua pada tahun

1960. Dengan puncak diikutsertakannya perempuan dalam hak suara parlemen. Pada tahun

ini merupakan awal bagi perempuan mendapatkan hak pilih dan selanjutnya ikut mendiami

ranah politik kenegaraan.Dalam gelombang kedua ini dipelopori oleh para feminis Perancis

seperti Helene Cixous (seorang Yahudi kelahiran Algeria Yang kemudian menetap di

Perancis) dan Julia Kristeva (seorang Bulgaria yang kemudian menetap di Perancis)

bersamaan dengan kelahiran dekonstruksionis, Derrida. Dalam the Laugh of the Medusa,

Cixous mengkritik Logosentrisme yang banyak didominasi oleh nilai-nilai maskulin.

Page 3: FEMINISME

Sebagai bukan white-Anglo-American-Feminist, dia menolak esensialisme yang sedang

marak di Amerika pada waktu itu. Julia Kristeva memiliki pengaruh kuat dalam wacana

pos-strukturalis yang sangat dipengaruhi oleh Foucault dan Derrida. Secara lebih spesifik,

banyak feminis-individualis kulit putih, meskipun tidak semua, mengarahkan obyek

penelitiannya pada perempuan-perempuan dunia ketiga. Meliputi Afrika, Asia dan Amerika

Selatan. Dalam berbagai penelitian tersebut, telah terjadi pretensi universalisme perempuan

sebelum memasuki konteks relasi sosial, agama, ras dan budaya. Spivak membongkar tiga

teks karya sastra Barat yang identik dengan tidak adanya kesadaran sejarah kolonialisme.

Mohanty membongkar beberapa peneliti feminis barat yang menjebak perempuan sebagai

obyek. Dan Bell Hock mengkritik teori feminisme Amerika sebagai sekedar kebangkitan

anglo-white-american-feminism karena tidak mampu mengakomodir kehadiran black-

female dalam kelahirannya.

Banyak kasus menempatkan perempuan dunia ketiga dalam konteks "all women".

Dengan apropriasi bahwa semua perempuan adalah sama. Dalam beberapa karya sastra

novelis perempuan kulit putih yang ikut dalam perjuangan feminisme masih terdapat lubang

hitam, yaitu: tidak adanya representasi perempuan budak dari tanah jajahan sebagai Subyek.

Penggambaran pejuang feminisme adalah yang masih mempertahankan posisi budak sebagai

yang mengasuh bayi dan budak pembantu di

rumah-rumah kulit putih.

Perempuan dunia ketiga tenggelam sebagai Subaltern yang tidak memiliki politik

agensi selama sebelum dan sesudah perang dunia kedua. Selama sebelum PD II, banyak

pejuang tanah terjajah Eropa yang lebih mementingkan kemerdekaan bagi laki-laki saja.

Terbukti kebangkitan semua Negara-negara terjajah dipimpin oleh elit nasionalis dari

kalangan pendidikan, politik dan militer yang kesemuanya adalah laki-laki. Pada era itu

kelahiran feminisme gelombang kedua mengalami puncaknya. Tetapi perempuan dunia

ketiga masih dalam kelompok yang bisu.

Dengan keberhasilan gelombang kedua ini, perempuan dunia pertama melihat bahwa

mereka perlu menyelamatkan perempuan-perempuan dunia ketiga, dengan asumsi bahwa

semua perempuan adalah sama. Dengan asumsi ini, perempuan dunia ketiga menjadi obyek

analisis yang dipisah dari sejarah kolonialisasi, rasisme, seksisme, dan relasi sosial.

Page 4: FEMINISME

C. JENIS-JENIS FEMINISME

Para pelopor gerakan feminisme memandang kebebasan dan persamaan hak

perempuan dan laki-laki sebagai penyempurnaan dan pencapaian tujuan gerakan hak asasi

manusia. Mereka percaya bahwa segala kesulitan di dalam keluarga timbul, karena tidak

adanya kebebasan perempuan, dan karena perbedaan hak mereka dengan laki-laki.Bila

persamaan hak tersebut dipenuhi, maka seluruh kesulitan dalam keluarga akan terpecahkan.

Perbedaan perspektif tersebut melahirkan- sejauh ini- 4 aliran besar, yakni feminisme

liberal, marxisme, radikal, dan sosialis, dan sejmulah aliran feminisme lain, seperti

feminisme psikoanalisis dan gender, eksistensialis, anarkis, postmodern, multicultural dan

global, teologis, feminisme kegemukan, dan ekofeminisme.

1. Feminisme Liberal

Aliran feminisme liberal berakal dari filsafat liberalisme yang memiliki konsep

bahwa kebebasan merupakan hak setiap individu sehingga dia harus diberi kebebasan

untuk memih tanpa terkekang oleh pendapat umum dan hokum. Ketidaksetaraan dalam

masyarakat terjadi, karena ada pelanggaran terhadap kebebasan individu yang terjadi

melalui proses sosialisasi peran atau dasar sexs. Oleh karena itu, kesetaraan hanya bisa

dicapai melalui pembaruan peraturan atau hukum, dan proses pendidikan.

Akar teori ini bertumpu pada kebebasan dan kesetaraan rasionalitas. Perempuan

adalah makhluk rasional, kemampuannya sama dengan laki-laki sehingga harus diberi

hak yang sama juga dengan laki-laki. Oleh karena itu, mereka menuntut persamaan

kesempatan dibidang pendidikan, politik, sosial, ekonomi, maupun personal. Dalam

konteks Indonesia, reformasi hukum melalui desakan 30% kuota bagi perempuan dalam

parlemen adalah kontribusi para feminis liberal.

Teori ini dicetus oleh Naomi Wolf, menyatakan bahwa "Feminisme Kekuatan"

merupakan solusi. Kini perempuan telah mempunyai kekuatan dari segi pendidikan dan

pendapatan, dan perempuan harus terus menuntut persamaan haknya serta saatnya kini

perempuan bebas berkehendak tanpa tergantung pada lelaki.

2. Feminisme Marxis

Page 5: FEMINISME

Aliran ini memandang masalah perempuan dalam kerangka kritik kapitalisme.

Asumsinya, sumber penindasan perempuan berasal dari eksploitasi kelas dan cara

produksi. Teori Friedrich Engels dikembangkan menjadi landasan aliran ini. Status

perempuan jatuh karena adanya konsep kekayaan pribadi (private property). Kegiatan

produksi yang semula bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri berubah menjadi

keperluan pertukaran (exchange). Laki-laki mengontrol produksi untuk keperluan

pertukaran, dan sebagai konsekuensinya mereka mendominasi hubungan sosial.

Sedangkan perempuan direduksi menjadi bagian dari property.

Untuk membebaskan perempuan dari penindasan dalam keluarga itu, Engels

mengajak perempuan untuk memasuki sektor publik yang dapat membuat perempuan

juga produktif (menghasilkan materi atau uang). Bahkan institusi keluarga perlu

dihapus karena dianggap melahirkan kapitalisme. Sebagai gantinya, dibuatlah keluarga

kolektif, dimana pekerjaan rumah tangga dilakukan secara kolektif, termasuk dalam hal

pengasuhan dan pendidikan anak.

3. Feminisme Radikal

Aliran ini bertumpu pada pandangan bahwa penindasan terhadap perempuan

terjadi akibat sistem patriarki (sistem yang berpusat pada laki-laki). Mereka memandang

bahwa patriarki merupakan system kekuasaan yang seksis, yang menganggap laki-laki

memiliki superioritas atas perempuan. Kelemahan di hadapan laki-laki adalah karena

struktur biologis fisiknya, dimana perempuan harus mengalami haid, menopause, hamil,

sakit haid dan melahirkan, menyusui, mengasuh anak, dan sebagainya. Semua itu

membuat perempuan tergantungt pada laki-laki. Perbedaan fungsi reproduksi inilah

yang menyebabkan pembagian kerja atas dasar seks yang terjadi di masyarakat.

Feminisme radikal mempermasahkan, antara lain, tubuh serta hak-hak reproduksi,

seksualitas (termasuk lesbianisme), seksisme, relasi kuasa perempuan dan lski-laki dan

dikotomi privat-publik. Mereka berjuang agar perbedaan-perbedaan seksual laki-laki

dan perempuan dihapuskan. Bentuknya dapat berupa pemberian kesempatan pada

perempuan untuk memilih melahirkan sendiri, atau melahirkan anak secara buatan, atau

bahkan tidak melahirkan sama sekali. Begitu juga ketergantungan anak kepada ibunya,

dan sebaliknya harus diganti dengan ketergantungan singkat terhadap sekelompok orang

dari kedua jenis kelamin.

Page 6: FEMINISME

Aliran ini berupaya menghancurkan sistem patriarki, yang fokusnya terkait fungsi

biologis tubuh perempuan. Mereka mencemooh perkawinan, menghalalkan aborsi,

menyerukan lesbianism, dan revolusi seks. Bagi para feminis radikal, menjadi seorang

istri sama saja dengan disandera. Tinggal bersama suami dianggap sama dengan musuh.

4. Feminisme Sosialis

Sebuah faham yang berpendapat "Tak Ada Sosialisme tanpa Pembebasan

Perempuan. Tak Ada Pembebasan Perempuan tanpa Sosialisme". Feminisme

sosialis berjuang untuk menghapuskan sistem kepemilikan. Lembaga perkawinan yang

melegalisir kepemilikan pria atas harta dan kepemilikan suami atas istri dihapuskan

seperti ide Marx yang menginginkan suatu masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan

gender.

Feminisme sosialis muncul sebagai kritik terhadap feminisme Marxis. Aliran ini

mengatakan bahwa patriarki sudah muncul sebelum kapitalisme dan tetap tidak akan

berubah jika kapitalisme runtuh. Kritik kapitalisme harus disertai dengan kritik dominasi

atas perempuan. Feminisme sosialis menggunakan analisis kelas dan gender untuk

memahami penindasan perempuan. Ia sepaham dengan feminisme marxis bahwa

kapitalisme merupakan sumber penindasan perempuan. Akan tetapi, aliran feminis

sosialis ini juga setuju dengan feminisme radikal yang menganggap patriarkilah sumber

penindasan itu. Kapitalisme dan patriarki adalah dua kekuatan yang saling mendukung.

Seperti dicontohkan oleh Nancy Fraser di Amerika Serikat keluarga inti dikepalai oleh

laki-laki dan ekonomi resmi dikepalai oleh negara karena peran warga negara dan

pekerja adalah peran maskulin, sedangkan peran sebagai konsumen dan pengasuh anak

adalah peran feminin. Agenda perjuagan untuk memeranginya adalah menghapuskan

kapitalisme dan sistem patriarki. Dalam konteks Indonesia, analisis ini bermanfaat untuk

melihat problem-problem kemiskinan yang menjadi beban perempuan.

5. Feminisme Teologis

Teori ini dikembangkan berdasarkan paham teologi pembebasan yang

menyatakan bahwa sistim masyarakat dibangun berdasarkan ideology,agama, dan

norma norma masyarakat. Mereka berpandangan bahwa penyebab tertindasnya

perempuan oleh laki-laki adalah teologi atau ideology masyarakat yang menempatkan

perempuan di bawah laki-laki (subordinasi). Oleh karena itu , ideology yang bias jender

Page 7: FEMINISME

tersebut harus dirubah, antara lain,dengan cara mengkaji ulang sumber ideology tersebut.

Kajian ulang ini diarahkan untuk mendapatkan pijakan yang sah guna mengembangkan

suatu ideology atau teologi yang menempatkan perempuan setara dengan laki-laki.

Dengan mengembangkan teologi semacam ini diharapkan perempuan tidak lagi

dianggap subordinasi dari laki-laki. Melainkan mitra sejajar. Dengan demikian,

penindasan terhadap perempuan dalam masyarakat akan hilang dengan

sendirinya.Aliran feminisme teologis banyak dikembangkan oleh para feminis yang

mengikatkan diri pada agama tertentu, seperti Kristen,yahudi dan islam.

6. Ekofeminisme

Ekofeminisme mengkritik pemikiran aliran-aliran sebelumnya yang menggunakan

prinsip maskulinita-ideologi untuk menguasai-dalam usaha untuk mengakhiri

penindasan perempuanakibat system patriarki. Sebab prinsip tersebut tidak hanya anti

terhadap feminitas, melainkan juga ekologi. Ekofeminisme merupakan usaha

mengaitkan ekologi dengan feminisme. Mereka berpendapat bahwa eksistensi alam

bekerja dengan prinsip feminitas sehingga bila maskulintas menguasai alam, maka akan

terjadi kehancuran alam di samping penindasan terhadap perempuan. Oleh karena itu,

u[aya memecahkan masalah hubungan jender dan menjaga lingkungan, mereka lakukan

melalui peran perempuan sebagai ibu, pengasuh, dan pemelihara dalam keluarga dan

lingkungan dengan menggunakan prinsip feminitas yang ramah

D. RESPON MASYARAKAT MUSLIM TENTANG FEMINISME

Sebenarnya feminis Islam itu tidak ada, adanya feminis islam ini dikarenakan adanya

adopsi dari luar islam yang dibawa oleh para akademisi yang melakukan penelitian terhadap

feminis islam. Dalam sejarah masyarakat Islam, sebenarnya perjuangan mereka yang sadar

gender terhadap keadilan hak-hak telah menjadi sesuatu yang sangat penting. Mengingat

memang perlu dibangun suatu ’alarm’ yang dapat menyadarkan ketidakadilan dan

kesalahpahaman-kesalahpahaman yang telah lama menjamur di masyarakat mereka. Dalam

menyikapi masalah feminisme ini masyarakat islam memiliki pola-pola untuk merespon

terhadap paham feminisme, ada tiga pola yang diterapkan oleh masyarakat islam yaitu :

1. Feminisme apologetic

Page 8: FEMINISME

Aliran ini merupakan aliran yang mencoba mengadaptasikan agama agar cocok dengan

prinsip-prinsip feminis. Namun yang perlu digarisbawahi bahwa aliran ini memberi

porsi yang lebih besar pada prinsip-prinsip feminis. Dalam pengertian lain, aliran ini

menerima feminisme sebagai aliran yang tak terbantahkan.

2. Feminisme Reaksioner (defensive)

Aliran ini merupakan aliran yang memandang bahwa perempuan sudah mendapatkan

kesetaraan dan posisi yang terhormat dalam tradisi Islam. Sehingga dengan demikian

tidak dibutuhkan lagi adanya reformasi dalam hal-hal yang terkait dengan wanita.

3. Pendekatan Strukturalis

Pendekatan ini melihat hak-hak dan posisi perempuan dalam keseluruhan konteks

struktur masyarakat dan menghindari perpecahan masyarakat dalam terminologi

“feminisme” atau “maskulinisme”. Pendekatan ini menghubungkan antara pria dan

wanita dengan tanggung jawab sosial dan individual (tentunya dengan memperhatikan

ajaran-ajaran religius), tanpa adanya tendensi monoseksual.

E. KONSEP ISLAM TENTANG PEREMPUAN

Sebelum membahas tentang bagaimana islam memandang kedudukan perempuan,

alangkah baiknya bila kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana pandangan sejumlah

peradaban lain tentang kedudukan perempuan.

Dalam peradaban Yunani, Perempuan tidak begitu mendapat perhatian yang lebih.

Bagi kalangan elite, perempuan disekap dalam istana. Di kalangan bawah, mereka sangatlah

diperlakukan tidak baik, mereka diperjualbelikan, bagi yang sudah berumah tangga mereka

selalu dibawah bayang-bayang suaminya, dan tidak memiliki hak sama sekali. Namun pada

saat puncak kejayaan Yunani, mereka mendapatkan hak yang berlebihan, sampai merekalah

yang menjadi sumber kemaksiatan.

Pada peradaban Romawi, sebelum adanya kekuasaan kaisar Constantine, para kaum

perempuan sebelum menikah dibawah kendali para ayahnya setelah mereka menikah kendali

berpindah ke tangan oara suaminya. Namun setelah kepemimpinan kaisar Constantine

mereka mendapata beberapa hak kepemilikan meskipun masih harus mendapat persetujuan

dari pihak keluarga.

Page 9: FEMINISME

Dalam peradaban Hindu dan China, ketika suami para perempuan meninggal, para

perempuan juga harus dibakar hidup-hidup. Lain lagi dalam peradaban Yahudi, martabat

perempuan dianggap sama dengan kedudukan para pembantu. Bagi para Nasrani,

perempuan dianggap sebagai senjata Iblis untuk menyesatkan manusia.

Ketika para perempuan selalu dianggap remeh oleh banyak peradaban yang ada,

muncullah islam sebagai agama yang menempatkan perempuan sebagai makhluk yang sama

kedudukannya dengan laki-laki. Para perempuan dilepaskan dari perlakuan-perlakuan yang

buruk yang tidak selayaknya diberikan pada mereka.

1. Kesamaan Kedudukan Perempuan dengan Laki-laki

Pada dasarnya, dalam islam tidak mengenal perbedaan kedudukan antara laku-laki

dan perempuan, mereka semua dianggap sama dimata Allah, meraka memiliki potensi

yang sama untuk menjadi Khalifah Allah.

Pada saat penciptaan manusia pun, mereka berasal dari jenis yang sama dan dari

keduanya Allah mengembangbiakkan keturunannya, dalam sebuah hadits dijelaskan

“Bahwasannya para wanita itu saudara kandung para pria”(HR. Ahmad, Abu Daud,

dan Tirmidzi)

Kesamaan lain antara perempuan dan laki-laki adalah kesamaan mereka dalam

menerima hukuman ketika mereka melakukan sebuah kesalahan dan kesamaan balasan

ketika mereka ada di akhirat kelak. Dalam Q.S. al-Mu’min ayat 40 dijelaskan bahwa:

“Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka ia tidak akan dibalas melainkan

sebanding dengan kejahatan itu. Dan, barangsiapa mengerjakan amal shaleh, baik

laki-laki maupun perempuan, sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan

masuk surge, diberi rizki di dalamnya tanpa terhitung”

Islam melarang kita semua untuk saling menyakiti baik laki-laki ataupun

perempuan, dujelaskan dalam Q.S. al-Buruj ayat 10 bahwa :

Page 10: FEMINISME

“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang

mukmin laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka

azab jahanam, dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar”

Disamping pernyataan-pernyataan diatas. Islam juga memberikan kemuliaan yang

lebih pada perempuan.

2. Perbedaan Perempuan dengan Laki-laki

Telah dijelaskan bada subbab sebelumnya bahwasnnya ada banyak kesamaan

kedudukan antara laki-laki dan perempuan dari sudut pandang islam. Namun ada

banyak perbedaan antara perempuan dan laki-laki.

Perbedaan antara perempuan dan laki-laki dapat dilihat dalam berbagai sudut

pandang. Menurut K.H. Ali Yafie, perbedaan tersebut terbagi menjadi dua hal, yaitu

perbedaan biologis dan perbedaan fungsional dalam hal kehidupan sosial.

Perbedaan biologis dari keduanya dapat muncul perbedaan fungsional. Bila

dikaitkan dengan proses reproduksi, laki-laki berperan sebagai pemberi bibit, sedangkan

perempuan berperan sebagai penampung dan pengembang bibit tersebut. Dari

perbedaan di atas muncul perbedaan kedudukan posisi mereka dalam berkeluarga. Laki-

laki diberi kedudukan sebagai kepala keluarga, laki-laki juga bertugas sebagai pencari

nafkah untuk menafkahi kehidupan istri dan anak-anaknya. Perempuan dalam keluarga

bertugas sebagai penanggung jawab dalam urusan rumah tangga dan mendidik anak.

Perasaan perempuan yang lembut, membuat mereka sangat berperan penting dalam hal

pemeliharaan dan pengasuhan anak. Dijelaskan dalam al-Qu’ran surat At-Tahrim ayat 6

bahwa :

”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang

kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Page 11: FEMINISME

Dalam hal aurat, batasan aurat antara laki-laki dan perempuan juga berbeda. Bagi

laki-laki aurat mereka hanya antara pusar sampai lutut. Sedangkan untuk perempuan,

aurat mereka adalah seluruh tubuh mereka kecuali wajah dan telapak tangannya.

Dalam ibadah, laki-laki diwajibkan untuk melaksanakan shalat jum’at dan mereka

selalu menjadi imam saat melakukan shalat. Sedangkan perempuan, mereka hanya

disunnahkan saja untuk melakukan sholat jum’at, dan apabila ada laki-laki mereka

diharamkan untuk menjadi imam dalam shalat. Dalam hak sipilhal pembagian harta

warisan, jatah laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Selain itu, dalam hukum

islam mereka mendapatkan hukum-hukum yang dikhususkan bagi mereka, seperti

hukum tentang haid, iddah, kehamilan, dan sebagainya.

Meskipun perempuan dalam keluarga tidak mendapatkan kewajiban untuk

mencari nafkah, namun islam memperbolehkan mereka untuk berkarir, namun hasil

pendapatan mereka tidak boleh digunakan untuk menghidupi keluarga. Namun dalam

berkarier mereka tidak boleh terlalu focus dalam berkarier sehingga membuat mereka

lupa akan mengurus rumah tangga yang seharusnya menjadi kewajiban utama mereka.

3. Hak-hak Perempuan

Islam memberikan hak-hak istimewa pada perempuan diberbagai bidang, antara

lain :

a. Hak politik

Banyak sekali pada jaman Rasulullah perempuan-perempuan yang terlibat dalam

hal politik praktis, hal ini diperbolehkan apabila perempuan yang terjun dalam

bidang politik tersebut dapat membawa keuntungan bagi negara bukan malah

membawa kerugian bagi negara. Namun belakangan ini malah lebih banyak

kerugian yang didapat ketika perempuan banyak yang terjun dalam bidang politik.

Dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 71 dijelaskan :

Page 12: FEMINISME

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka

(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh

(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,

menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan

diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana.”

b. Hak profesi

Dalam pekerjaan perempuan juga mempuanyai hak didalamnya. Namun para ulama

fikih memberikan batasan-batasan untuk perempuan, dalam keadaan apa saja

mereka dapat melakukan pekerjaan diluar rumah, yaitu :

1) Ketika rumah tangga memerlukan biaya untuk pengeluaran kebutuhan primer

dan sekunder. Jika suami telah meninggal dunia atau sedang sakit dan rumah

tangga sudah tidak memiliki pendapatan lain selain dari suami, serta sudah

tidak ada lagi yang bisa menolong kebutuhan rumah tangga mereka, maka

seorang istri diperbolehkan bekerja diluar rumah dengan pekerjaan-pekerjaan

yang tentunya diperbolehkan menurut syara’

2) Ketika tenaga wanita benar-benar dibutuhkan oleh lingkungan sekitar atau

masyarakat dalam bidang-bidang yang sesuai dengan kepribadian wanita.

c. Hak dan kewajiban belajar

Hak dan kewajiban belajar bagi semua manusia (tanpa terkecuali perempuan)

banyak dicantumkan dalam al-Qur’an. Misalnya pada surat al-Alaq ayat 1-5 :

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha

pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar

kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Dalam sejarah islam, banyak sekali perempuan yang sangat menonjol dalam bidang

ilmu pengetahuan.

d. Hak sipil

Page 13: FEMINISME

Muhammad Utsman al-Husyt menyatakan bahwa perempuan juga memiliki hak-

hak untuk mendapatkan kepemilikian, mengatur hartanya sendiri, melakukan

perjanjian, jual beli, dan hak-hak sipil lainnya.

e. Hak berpendapat

Perempuan juga berhak mengeluarkan pendapat dan mempertimbangkan

pendapatnya. Bahkan dalam rumah tangga, ketika seorang istri tidak sanggup untuk

meneruskan pernikahannya, mereka juga berhak untuk mengajukan gugatan untuk

bercerai (khulu’)

f. Hak dalam rumah tangga

Wanita diberi hak untuk menentukan pendamping hidupnya dan diperkenankan

menolak calon suami yang diajukan orang tua atau kerabatnya bila tidak

menyukainya. Beberapa hadits di bawah ini menjadi bukti:

Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

أن تسكت: يا رسىل اهلل وكيف إذنها؟ قال: قالىا. ال تنكح األين حتى تستأهر وال تنكح البكر حتى تستأذن

“Tidak boleh seorang janda dinikahkan hingga ia diajak musyawarah (dimintai

pendapatnya), dan tidak boleh seorang gadis dinikahkan hingga diminta izinnya.”

Para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimanakah izinnya seorang gadis?”

“Izinnya adalah dengan ia diam”, jawab Rasulullah. (HR. Al-

Bukhari dan Muslim)

Banyak hak yang diberikan Islam kepada istri, seperti suami dituntut untuk bergaul

dengan baik terhadap istrinya, ia berhak memperoleh nafkah, pengajaran, penjagaan

dan perlindungan, yang ini semua tidak didapatkan oleh para istri di luar agama

Islam. Dalam surat An-Nisa’ ayat 19 dijelaskan :

Page 14: FEMINISME

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita

dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka Karena hendak

mengambil kembali sebagian dari apa yang Telah kamu berikan kepadanya,

terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. dan bergaullah

dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka

bersabarlah) Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah

menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”

Ketika seorang perempuan berperan sebagai ibu, maka islam menempatkan

kedudukan mereka lebih tinggi daripada ayah, dalam menerima perbuatan baik dari

anaknya. Hal itu disebabkan seorang ibulah yang merasakan kepayahan

mengandung, melahirkan, dan menyusui. Ibulah yang bersendiri merasakan dan

menanggung ketiga perkara tersebut, kemudian nanti dalam hal mendidik baru

seorang ayah ikut andil di dalamnya. Seorang anak diharamkan untuk durhaka

kepada ibu mereka, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam haditsnya :

…إن اهلل حرم عليكن عقىق األههات

“Sesungguhnya Allah mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada para

ibu…” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

4. Hadis –hadis dan tafsir yang merendahkan Perempuan

Tidak dapat di pungkiri bahwa di kalangan masyarakat muslim beredar sejumlah

hadist dan tafsir al-Qur’an yang di pandang merendahkan dan meremehkan perempuan.

Hadist-hadis itu antaralain:

“Barang siapa menuruti istrinya, maka ia masuk neraka”

Dalam hadis ini tidak dipaparkan sesuai konteks atau hanya di sampaikan sebagian.

Sebab dalam hadist tersebut masih ada kelanjutannya.

Yang di maksud “menuruti” menurut Rasulullah adalah mengizinkan perempuan untuk

berbuat sesuatu yang melanggar syariat.

“Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada kaum

perempuan”(HR. al-Bukhari, Ahmad dan al-Nasa’i)

Dalam hadis ini terkadang disampaikan tanpa menyebut konteks (sebab) munculnya.

Page 15: FEMINISME

Hadis ini ditujukan kepada masyarakat Persia, bukan terhadap semua masyarakat

dan dalam semua urusan (Sulaeman).

“Aku tidak menyaksikan orang yang kurang akal dan agamanya,di banding

perempuan.”lalu ,seseorang bertanya,”Apa kekurangan kami?”kekurangan akalnya

karena kesaksian dua orang wanita dinilai sama seperti kesaksian seorang

pria.Kekurangan agamanya, karena seseorang di antara kamu tak puasa di bulan

Ramadhan (akibat haid), dan beberapa hari diam tanpa shalat.”(HR. Abu Dawud).

Adapun hadis yang perempuan kurang akal dan agamanya bisa di telusuri melalui sisis

psikologis atau konteks zaman,dan konteks konteks mun culnya hadist tersebut.

Demikian tindakan yang selayaknya dilakukan bila di temukan hadis-hadis atau tafsir

yang “merendahkan”perempuan.

“Perempuan menghadap dalam bentuk setan,dan membelakangi dalam bentuk

setan.jika salah seorang dari kamu melihat perempuan, maka hendaklah ia berkumpul

dengan keluarganya. Sesungguhnya yang demikian itu dapat menolah gejolak

jiwanya”(HR.Muslim).

Selain beberapa hadist di atas juga terdapat beberapa contoh penafsiran terhadap

ayat-ayat al-Qur’an merendahkan kaum perempuan diantaranya adalah dalam surat an-

Nisa’ ayat 34 :

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah

melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan

Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu

Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika

suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita

Page 16: FEMINISME

yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka

di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka

janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha

Tinggi lagi Maha besar.”

Dalam ayat tersebut di tafsirkan bahwa sebagai laki-laki harus memilki kedudukan lebih

tinggi daripada perempuan disegala bidang,dan perempuan dianggap tidak berhak untuk

memimpin.

F. PANDANGAN ISLAM TENTANG FEMINISME

Ide feminisme ternyata membuat ketertarikan umat muslim dan muslimah yang

progresif dan mempunyai semangat,idealis yang tinggi untuk mengubah kenyataanya

menjadi lebih baik. Selain didukung teknik penyuguhan secara ilmiah,ide-ide feminisme ini

di buat dengan retorika dan jargon emosional yang dapat menyentuh lubuk perasaan mereka.

Kenyataan juga didukung dengan realitas masyarakat islam yang terjadi menampilkan sosok

kaum wanita yang memilukan. Bagaimana sebenarnya islam memandang ide dan gerakan

tersebut?

Secara umum dapat dikatakan bahwa ide dan gerakan feminism tidak sesuai dengan

ajaran islam. Meski terdapat satu jenis feminism yang membutuhkan kajian lebih

lanjut,yaitu eko-feminisme. Dalam islam ketidaksesuaian tersebut antaralain adalah adanya

persamaan kedudukan dan hak antara laki-laki dan perempuan, ide penindasan terhadap

perempuan terutama dalam intuisi keluarga, metode yang di tempuh untuk menghilangkan

penindasan terhadap maupun ide-ide feminisme muslim liberal.

Sejarah munculnya feminisme,memperlihatkan bahwa feminism lahir dalam konteks

sosio-historis khas Negara barat yang secular dan materealistik, terutama ketika saat itu

perempuan tertindas oleh system masyarakat liberal-kapitalistikyang cenderung eksploitatif.

Maka dari itu, mentransfer ide ini ke tengah umat islam, yang memiliki sejarah dan nilai

yang unik dan jauh berbeda, jelas merupakan generalisasi sosiologis yang terlalu di

paksakan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Menurut pandangan islam, ide dasar dan utama yang diperjuangkan oleh feminisme

berupa keadilan antara laki-laki dan perempuan dalam wujud kesetaraan kedudukan dan hak

antara laki-laki dan perempuan adalah sesuatu yang tidak benar dan menyalahi kodrat

Page 17: FEMINISME

kemanusiaan. Dalam pandangan islam membenarkan bahwa antaraperempuan dan laki-laki

memiliki kedudukan yang setara dalam sejumlah aspek, terutama aspek kemanusiaan.

Namun hal ini islam tidak memberikan hak-hak yang identik kepada perempuan dan laki-

laki dalam semua hal,sebagaimana islam juga menentukan kewajiban yang identik kepada

mereka dalam semua hal.

Allah menciptakan manusia dengan keadaan fisik, biologis, dan psikologis yang

berbeda. Maka dari itulah perbedaan ini menimbulkan fungsi yang berbeda juga.

Perkembangan ilmu pengetahuan, terutama kedokteran dan fisiologis mencatat perbedaan

diantara keduanya secara nyata, antaralain:

Bentuk tubuhnya

Berat otak

Sel darah

Susunan saraf

Hormon

Yang secara biologis tidak sama. Perbedaan ini menimbulkan watak yang berbeda

pula, sehingga menimbulkan watak perempuan yang lebih atau cenderung perasa

implusif(cepat merespon), sensitive, dan watak laki-laki yang cenderung rasional dan

sistematis.

Adapun isu tentang penindasan kaum perempuan oleh laki-laki yang menjadi titik

awal lahirnya femisme,dan ini terjadi diberbagai tempat sejak dulu hingga sekarang, baik

diwilayah muslim maupun non muslim. Di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim

masih sering terjadi kekerasan dan pelecahan terhadap perempuan di tempat kerja, sekolah

maupun dalam keluarga, begitu juga pelacuran dan lain sebagainya.

Dalam konteks keluarga, islam memandang seorang perempuan sebagai pasangan partner,

dan sahabat laki-laki dalam menjalankan ugas mengabdi kepada Allah dan menjadi khalifah

dibumi melalui perdagangan pekerjaan diantara keduanya. Maka dari itu masalah yang

sesungguhnya menimpa perempuan adalah masalah laki-laki juga.

Dalam keluarga tugas suami adalah pemimpin keluarga dan pelindung serta

mengayomi istri dan anaknya, tidak boleh membiarkan perempuan(istri dan anakanya)

ditindas oleh orang lain palagi oleh dirinya sendiri.

Tentang tugas dan peran perempuan dalam lingkungan keluarga(domestic), sebaiknya dari

Page 18: FEMINISME

sisi kesetaraan gender. Persoalan ini lebih tepat di pandang dari sisi hikmat al-tasyri’, yakni

Allah yang Maha Tahu memberikan tugas kepada suami dan istri dengan maksud tertentu

(Q.S. al-Najm:45,al-Taubah:71).

Perempuan juga bukan penentu sebagai kualitas kehidupan seseorang, namun yang

menjadi tolak ukur kemulian adalah ketakwaan yang diukur secara kualitatif yaitu sebaik

apa-bukan sebanyak apa-seseorang bertakwa kepada Allah SWT.

Terkait dengan perbedaan peran inilah dalam Q.S. al-Nisa’:32, Allah SWT

mengingatkan dan menyadarkan laki-laki dan perempuan, yang artinya:

“Janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih

banyak dari sebagian yang lain, karena bagi lelaki ada bagian dari apa yang mereka peroleh

(usahakan), dan bagi perempuan juga ada bagian dari apa yang mereka peroleh (usahakan).

Bermohonlah kepada Allah dari karunia-Nya.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala

sesuatu”(Q.S.al-Nisa’:32).

Sebenarnya jika diteliti lebih lanjut ide-ide feminisme muslim liberal akan ditemukan

bahwa sebenarnya yang mereka lakukan adalah mengambil asumsi-asumsi feminisme, lalu

mencari-cari hadis atau ayat untuk membenarkannya bukan untuk dalil syar’I sebagai

tumpuan ide feminisme, denan bukti jika ada ayat atau hadis yang tidak sesuai dengan

konsep kesetaraan gender yang mereka anut, maka ayat atau hadis itu di tafsirkan maknanya

sedemikian rupa agar tunduk kepada konsep kesetaraan gender(al-jawi,2005). Hal ini berarti

mereka menempatkan islam nomer dua setelah ide-ide feminism, ini sungguh bertentangan

dan harus di tolak.

Untuk menjustifikasikan penafsiran ini, para feminis muslim liberal menggunakan metode

historis-sosiologis khas kaum modernis untuk memahami teks-teks agama. Metode ini

sebenarnya berasal dari system barat yang memandang kondisi masyarakat sebagai sumber

hukum. Jika karena perkembangan jaman membuat kondisi masyarakat berubah, maka

hukum juga harus mengikutinya dan ini sangat keliru. Sumber hukum islam tiada lain adalah

wahyu, yang termaktub dalam al-qur’an dan sunnah, bukan realitas masyarakat yang ada.

Realitas social pada saat suatu ayat hukum turun, atau ketika suatu hukum disimpulkan dari

ayat atau hadis oleh seorang mujtahid, adalah fakta yang kepadanya hukum diterapkan,

bukan fakta yang darinya hukum di lahirkan (al-jawi,2005). Kesalahan lain dari metoda

tafsir ini kemajuan, namun tidak selalu mengarah pada kebaikan. Penyebabnya adalah,

Page 19: FEMINISME

manusia sebagai agen perubahan zaman cenderung melakukan pelanggaran dan tidak lepas

dari nafsu duniawi yang senantiasa mengarah pada keburukan(Muthahhari,2003:56). Karena

perkembangan zaman sangat mungkin mengarah pada kejelekan,bagaimana mungkin

menjadikan sebagai sumber hukum.

G. KRITIK TENTANG FEMINISME

Gerakam feminisme telah banyak diakui oleh kalangan masyarakat dan juga

membawa perubahan positif pada perempuan. Perempuan banyak yang telah masuk ke

segala sector pekerjaan yang dulu banyak di monopoli oleh kaum laki-laki. Dilain dampak

positif yang dialami oleh perempuan namun juga menimbulkan dampak negatif.

Dari sisi negatife feminism juga terdapat kritik dan tanggapan negative dari sejumlah

tokoh yang di tunjukan padafeminisme. Kritik dan tanggapan tersebut antara lain adalah:

1. Berbagai eksperimen membuktikan bahwa pria dan perempuan sama-sama mengalami

kegagalan.Sebagai contoh ketika pada tahun 1997 pemerintah inggris memberlakukan

“gender free approach”dalam merekrut tentaranya dan memberlakukan ujian fisik

terhadap perempuan dan laki-laki ,maka tingkat cidera yang lebih tinggi di alami pada

perempuan.Dan pada saat perang teluk dilakukan,satu per 10 kru perempuan kapal

perang Amerika USS Acadia di kembalikan karena hamil diperjalanan,sementara tidak

ada satupun tentara pria yang di kembalikan.

2. Eksperimen penerapan persamaan gender juga di lakukan dinegara skandinavia.Mereka

berkampanye agar laki-laki tidak malu bekerja di sector domestic dan perempuan di

dorong untuk bekerja diluar rumah dengan cara penitipan anak secara besar-besaran.

Umat islam perlu mengambil sisi positif munculnya gerakan feminisme di kalangan

umat islam. Salah satunya adalah keberadaan tatanan social masyarakat yang cenderung

merugikan perempuan di berbagai wilayah yang mayoritas berpenduduk islam. Baik hal itu

di sebabkan oleh pengaruh budaya setempat yang tidak sesuai dengan islam maupun karena

pengaruh politik local dan asing.

Islam adalah agama yang sempurna, yang didalamnya terdapat konsep yang utuh

tentang perempuan. Namun kesempurnaan ajaran islam tidak ada artinya bila umat islam

tidak menjadikannya sebagai pedoman hidup. Menjadi tugas dan agenda penting umat islam

untuk mengetahui konsep yang benar tentang perempuan menrut islam, dan yang lebih

Page 20: FEMINISME

penting adalah menerapkannya dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Dengan

demikianlah masalah-masalah social yang muncul terkait dengan perempuan dapat

diselesaikan dengan semestinya. Sehingga tak perlu bagi umat islam tidak perlu “melirik’

ideologi lain guna memecahkan masalah tersebut.