FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS

18
FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS dr HM Bakhriansyah, M.Kes., M.Med.Ed Farmakologi FK UNLAM Banjarbaru

description

Farmakologi

Transcript of FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS

FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS

FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUSdr HM Bakhriansyah, M.Kes., M.Med.EdFarmakologi FK UNLAMBanjarbaruPENGGUNAAN OBAT PADA ANAKPerbedaan laju perkembangan organ, sistem dalam tubuh, maupun enzim yang bertanggung jawab terhadap metabolisme dan ekskresi obat.

Bayi prematur:fungsi biotransformasi hati belum sempurna, fungsi ekskresi ginjal hanya 60-70% kapasitas pengikatan protein (terutama albumin) masih rendah, sawar darah-otak dan sawar kulit yang belum sempurna, dan peningkatan sensitivitas reseptor terhadap beberapa obat.

UsiaBerat badan ideal (Kg)Luas permukaan tubuh (m2)Persentasi terhadap dosis dewasaNeonatus3,50,2312,51 bulan4,20,2614,53 bulan5,60,32186 bulan7,70,40221 tahun100,47253 tahun150,62335 tahun180,73407 tahun230,885012 tahun391,2575Parameter lain: UMUR

Bila umur n >12 tahun=(n/20)x DM

Bila umur n12 tahun={(n/(n+8)}xDM

Dasar pemilihan bentuk sediaanRute pemberian yang diinginkan Usia anakKetersediaan bentuk sediaanPengobatan lain yang sedang dijalaniKondisi penyakitPENGGUNAAN OBAT PADA GERIATRIKTimbulnya penyakit menetap: artritis, penyakit CV, Parkinson dan DM.

Pasien lanjut usia:penurunan (fungsi ginjal, kapasitas metabolisme, kadar albumin plasma, berat badan dan cairan tubuh, absorpsi aktif, mekanisme homeostatik).peningkatan (sensitivitas reseptor dan lemak tubuh)

Kelompok obatMasalah yang timbulAntidepresan trisklikMenyebabkan gangguan kognitif Peningkatan distribusi ke jaringan adiposaPenurunan metabolismeAntipsikotikMenyebabkan gangguan kognitifPenurunan metabolismeOpioidMenyebabkan gangguan kognitifDigoksinPenurunan ekskresiPenghambat ACEPenurunan ekskresiWarfarinPeningkatan sensitivitasLevodopaPenurunan sensitivitasBenzodiazepin aksi panjangPenurunan metabolismeAINSPeningkatan toksisitas terhadap lambungBeta blokerPenurunan khasiatPenurunan ekskresi ginjalKortikosteroidGangguan kognitifPeningkatan toksisitas terhadap lambungAntimuskarinikPeningkatan sensitivitasSefalosporinPenurunan ekskresi ginjalDiuretika tiazidTidak efektif pada gangguan ginjalpedoman pengobatan pada lanjut usia:Hindari terapi obat yang tidak diperlukanMengobati penyebab, bukan sekedar gejalaPilih obat dengan memikirkan rasio manfaat-risikoBerikan rejimen dosis yang sederhanaRiwayat pengobatanTitrasi obat Pemilihan bentuk sediaan yang tepat

PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA PENYAKIT GINJALPenyakit ginjal penurunan ekskresi obat aktif dan metabolit aktifnya mengurangi kadar protein plasma (pada sindrom nefrotik), menurunkan ikatan protein plasma, menurunkan efektivitas obat.meningkatkan sentivitas jaringan terhadap obat,

Obat yang terutama menyebabkan nefrotoksisitas (AINS, Kaptopril, Siklosporin, Aminoglikosida, Cisplatin, Rifampisin, Litium & Simetidin)

Obat mengganggu fungsi ginjal melalui:kerusakan atau perubahan fungsi ginjal secara langsung : (aminoglikosida, amfoterisin B, cisplatin, logam berat, penisilamin & metotreksat).

kerusakan secara tak langsung efek pada pasokan darah (litium & demeklosiklin).

Gagal ginjal berkaitan dengan sejumlah kondisi klinis (misalnya, ketidakseimbangan pH dan kelainan elektrolit) yang perlu diperbaiki dan diobati. Penggunaan obat pada penderita yang mengalami penurunan fungsi ginjal dapat menimbulkan permasalahan, karena:

Beberapa hal yang diperhatikan dalam penggunaan obat pada gangguan ginjal:Gunakan obat hanya jika secara jelas diindikasikan bagi penderita tersebutPilih obat yang eliminasinya terutama melalui metabolisme hati.Pilih obat dengan efek nefrotoksik minimal & hindari obat yang berpotensi nefrotoksik.Waspada terhadap peningkatan kepekaan terhadap efek obat tertentu.Cek dosis.Hindari pemakaian jangka panjang.

Idealnya, obat yang digunakan untuk mengobati penderita penyakit ginjal memiliki karakteristik :Tidak menghasilkan metabolit aktif.Disposisi obat tidak dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan cairan & ikatan protein.Respon obat tidak dipengaruhi oleh perubahan kepekaan jaringan.Mempunyai rentang terapi yang lebar.Tidak bersifat nefrotoksikPENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA PENYAKIT HATIGangguan hati parah:mengurangi metabolisme obat di hati, menurunkan sintesis protein plasma, peningkatan sensitivitas reseptor di otak terhadap obat depresan SSP dan diuretik, menurunkan faktor pembekuan darah

Hepatotoksisitas intrinsik (Tipe A, dapat diprediksi)

Contoh: Parasetamol nekrosis hati pada pemberian overdosisMetotreksat fibrosis & sirosis pada pengobatan jangka panjang.Tetrasiklin microvesicular fatty liver.Siklofosfamid nekrosis sel hati akut jarang.Kontrasepsi oral kolestasis.

Hepatotoksisitas idiosinkratik (Tipe B, tidak dapat diprediksi)

Contoh:Klorpromazin, ko-amoksiklav, eritromisin, asam fusidat, glibenklamid, fenotiazin, natrium valproat kolestasis yang parahHalotan kenaikan serum transaminase yang bersifat sementara, nekrosis sel hati yang parah.Isoniazid peningkatan transaminase.Sulfonamid hepatotoksisitas menyerupai hepatitis virus.Nitrofurantoin kolestasis & hepatitis akut & kronis.Obat-obat berikut ini memerlukan perhatian khusus:Sedatif (benzodiazepin, opioid) dapat menimbulkan koma. Contoh:.Diuretik ensefalopatiWarfarin, AINS, aspirin penurunan atau gangguan produksi faktor pembekuan darah risiko perdarahanINH dan rifampisin mempengaruhi enzim hatiParasetamol, halotan, isoniazid terkait dosisPrinsip penggunaan obat pada penderita gangguan hati yang berat:Usahakan memilih obat yang eliminasinya melalui ekskresi ginjal. Hindari penggunaan obat depresan SSP, diuretik, obat yang menyebabkan konstipasi, antikoagulan oral, kontrasepsi oral, dan obat hepatotoksik.Gunakan dosis yang lebih rendah dari biasanya.