Farmakologi infeksi bakteri

download Farmakologi infeksi bakteri

If you can't read please download the document

description

farmakologi

Transcript of Farmakologi infeksi bakteri

FarmakologiInfeksi bakteri

Kelompok 8 dan 9 :Nabila fauziahInggar deoFakhri dienul haqTristianto anggaAlvin octavianusChandraDaud yusufRidwan Fauzi

BAB IPENDAHULUANLatar Belakang

Bakteri merupakan salah satu makhluk hidup yang jumlahnya banyak disekitar kita. Bakteri pun berada di mana-mana. Di tempat yang paling dekat dengan kita pun juga terdapat bakteri contohnya saja tas, buku, pakaian, dan banyak hal lainnya. Maka dari itu bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup sering terjadi. Karena banyaknya manusia yang mengabaikan penyakit tersebut karena terkadang gejala awal yang diberikan ada gelaja awal yang biasa saja. Maka dari itu alangkah baiknya jika kita masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara bakteri itu menginfeksi dan gejala-gejala apa yang akan dberikannya.Banyaknya manusia yang mulai tidak begitu peduli dengan gejala awal terjangkitnya bakteri salah satunya adalah pada saluran pencernaan. Saluran pencernaan adalah saluran yang sangat berperan dalam tubuh. Jika saluran pencernaan terganggu akan cukup mengganggu aktivitas tubuh saat itu. Tapi banyak masyarakat yang tidak peduli dengan penyakit yang ditimbulkan. Misalnya saja penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bakteri ada diare, gejala awalnya ada kondisi perut yang tidak enak gejala awalnya cukup biasa tetapi jika terlalu didiamkan akan membuat kondisi itu menjadi akut dan fatal. Maka dari itu, bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup banyak pada saat ini.Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian kecil saja yang merupakan patogen. Patogen adalah organism atau mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada organism lain. Kemampuan pathogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan patogenisitas. Dan patogenesis disini adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit. Infeksi adalah invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan berasosiasi dengan jaringan inang. Infeksi berbeda dengan penyakit. Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan disemua tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer ( udara ) serta makanan, dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:Definisi infeksiProses Bakteri Menimbulkan PenyakitContoh contoh Dari Beberapa bakteriMengetahui rantai dan proses infeksi

Rumusan Masalah

Mengetahui lebih detail tentang infeksi

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 DefinisiInfeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit.Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan.Penyakit akan timbul jika patogen berbiak dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal.

Penyakit infeksi merupakan penyakit yang banyak kita temui dimasyarakat kita atau bahkan menimpa kita sendiri. Antiinfeksi atau antibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan dan paling banyak disalahgunakan juga. Penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh agen patogen yang masuk ke dalam tubuh dan memicu perkembangan infeksi. Agen patogen ini dapat berupa bakteri, virus, jamur (fungi), parasit, protozoa, dan mikobakterium.

Penyakit infeksi merupakan jenis penyakit yang sangat mudah menyebar dan menular, akibat perpindahan/pergerakan agen patogen tersebut dari satu individu ke individu lainnya. Penularan infeksi dapat terjadi melalui:Kontak fisik penderita dengan individu lainnyaUdara yang terkontaminasi agen patogenMakanan yang terkontaminasiCairan tubuh (darah, mukus, urin)Vektor pembawa agen patogen (lalat, nyamuk, atau binatang lainnya)

2.2 TIPE MIKROORGANISME PENYEBAB INFEKSI

Penyebab infeksi dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:

a. Bakteri

Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesies bakteri dapat menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup didalamnya, bakteri bisa masuk melalui udara, air, tanah, makanan, cairan dan jaringan tubuh dan benda mati lainnya.Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang sehat.Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari datangnya bakteri patogen.Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan infeksi jika manusia tersebut meniliki toleransi yang rendah terhadap miikrooorganisme.Cintohnya Escherechia coli paling banyak dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih.Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi secara aparodik maupun endemik.Contohnya :anaerobik Grampositif,Clostridium yang menyebabkan gangren.

- Bakteri Gram-positif : Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru,tulang,jantung dan infeksi pembuluh darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika.

- Bakteri Gram-negatif : Enerobacteriacae,contohnya Escherechia coli,Proteus,Klebsiella,Enterobacter.Pseudomonas seringkali ditemukan di air dan penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan pasien yang dirawat.Bakteri gram negatif ini bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi di rumah sakit.

- Serratia marcescens,dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas jahitan,paru dan peritoneum.

Penyebab penyakit akibat bakteri (jasad renik dan kuman) :

TBC : ditularkan memalui udara Tetanus : melalui luka yang kotor Mencret : lalat, air dan jari yang kotor Pneumonia : lewat batuk (udara) Gonorrhea dan sifilis : hubungan kelamin Sakit telinga : dengan selesma (masuk angin dan pilek)

VirusVirus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya harus masuk dalam sel hidup untuk diproduksi.

Fungi Fungi terdiri dari ragi dan jamur

Parasit Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok parasit adalah protozoa, cacing dan arthropoda.

2.3 Tipe Infeksi

a. KolonisasiMerupakan suatu proses dimana benih mikroorganisme menjadi flora yang menetap/flora residen. Mikroorganisme bisa tumbuh dan berkembang biak tetapi tidak dapat menimbulkan penyakit. Infeksi terjadi ketika mikroorganisme yang menetap tadi sukses menginvasi/menyerang bagian tubuh host/manusia yang sistem pertahanannya tidak efektif dan patogen menyebabkan kerusakan jaringan. b. Infeksi lokal Infeksi lokal merupakan infeksi yang bersifat spesifik dan terbatas pada bagian tubuh dimana mikroorganisme tinggal.

c. Infeksi sistemik Infeksi sietemik terjadi bila mikroorganisme menyebar ke bagian tubuh yang lain dan menimbulkan kerusakan.d. Bakterimia Bakterimia terjadi ketika dalam darah ditemukan adanya bakteri.e. septikemia Septikemia merupakan multiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi sistemik.f. Infeksi akutInfeksi akut merupakan infeksi yang muncul dalam waktu singkatg. Infeksi kronik Infeksi kronik merupakan infeksi yang terjadi secara lambat dalam periode yang lama (dalam hitungan bulan sampai tahun)

2.4 Rantai InfeksiProses terjadinya infeksi seperti rantai yang saling terkait antar berbagai faktor yang mempengaruhi, yaitu agen infeksi, reservoir, portal of exit, cara penularan, portal of entry dan host/ pejamu yang rentan.a.Agen infeksiMikroorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain bakteri, virus, jamur dan protozoa. Mikroorganisme di kulit bisa merupakan flora transient maupun resident. Organisme transient normalnya ada dan jumlahnya stabil, organisme ini bisa hidup dan berbiak di kulit. Organisme transient melekat pada kulit saat seseorang kontak dengan obyek atau orang lain dalam aktivitas normal. Organisme ini siap ditularkan, kecuali dihilangkan dengan cuci tangan. Organisme residen tidak dengan mudah bisa dihilangkan melalui cuci tangan dengan sabun dan deterjen biasa kecuali bila gosokan dilakukan dengan seksama. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi tergantung pada: jumlah microorganisme, virulensi (kemampuan menyebabkan penyakit), kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup dalam host serta kerentanan dari host/penjamu.

b.Reservoar (Sumber Mikroorganisme)Adalah tempat dimana mikroorganisme patogen dapat hidup baik berkembang biak atau tidak. Yang bisa berperan sebagai reservoir adalah manusia, binatang, makanan, air, serangga dan benda lain. Kebanyakan reservoir adalah tubuh manusia, misalnya di kulit, mukosa, cairan maupun drainase. Adanya microorganisme patogen dalam tubuh tidak selalu menyebabkan penyakit pada hostnya. Sehingga reservoir yang di dalamnya terdapat mikroorganisme patogen bisa menyebabkan orang lain menjadi sakit (carier). Kuman akan hidup dan berkembang biak dalam reservoar jika karakteristik reservoarnya cocok dengan kuman. Karakteristik tersebut yaitu oksigen, air, suhu, pH, dan pencahayaan.

c. Portal of exit (Jalan Keluar)Mikroorganisme yang hidup di dalam reservoir harus menemukan jalan keluar (portal of exit untuk masuk ke dalam host dan menyebabkan infeksi. Sebelum menimbulkan infeksi, mikroorganisme harus keluar terlebih dahulu dari reservoarnya. Jika reservoarnya manusia, kuman dapat keluar melalui saluran pernapasan, pencernaan, perkemihan, genitalia, kulit dan membrane mukosa yang rusak serta darah.

d. Transmission ( cara penularan )Kuman dapat menular atau berpindah ke orang lain dengan berbagai cara seperti kontak langsung dengan penderita melalui oral, fekal, kulit atau darahnya;kontak tidak langsung melalui jarum atau balutan bekas luka penderita; peralatan yang terkontaminasi; makanan yang diolah tidak tepat; melalui vektor nyamuk atau lalat.

e. Port de Entry ( portal masuk )Sebelum seseorang terinfeksi, mikroorganisme harus masuk dalam tubuh. Kulit merupakan barier pelindung tubuh terhadap masuknya kuman infeksius. Rusaknya kulit atau ketidakutuhan kulit dapat menjadi portal masuk. Mikroba dapat masuk ke dalam tubuh melalui rute atau jalan yang sama dengan portal keluar. Faktor-faktor yang menurunkan daya tahan tubuh memperbesar kesempatan patogen masuk ke dalam tubuh.f. Daya tahan hospes ( manusia )Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan terhadap agen infeksius. Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan tubuh individu terhadap patogen. Meskipun seseorang secara konstan kontak dengan mikroorganisme dalam jumlah yang besar, infeksi tidak akan terjadi sampai individu rentan terhadap kekuatan dan jumlah mikroorganisme tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerentanan tubuh terhadap kuman yaitu usia, keturunan, stress (fisik dan emosional), status nutrisi, terapi medis, pemberian obat dan penyakit penyerta.

2.5 Proses InfeksiInfeksi terjadi secara progresif dan beratnya infeksi pada klien tergantung dari tingkat infeksi, patogenesitas mikroorganisme dan kerentanan penjamu. Dengan proses perawatan yang tepat, maka akan meminimalisir penyebaran dan meminimalkan penyakit. Perkembangan infeksi mempengaruhi tingkat asuhan keperawatan yang diberikan.Berbagai komponen dari sistem imun memberikan jaringan kompleks mekanisme yang sangat baik, yang jika utuh, berfungsi mempertahankan tubuh terhadap mikroorganisme asing dan sel-sel ganas. Pada beberapa keadaan, komponen-komponen baik respon spesifik maupun nonspesifik bisa gagal dan hal tersebut mengakibatkan kerusakan pertahanan hospes. Orang-orang yang mendapat infeksi yang disebabkan oleh defisiensi dalam pertahanan dari segi hospesnya disebut hospes yang melemah. Sedangkan orang-orang dengan kerusakan mayor yang berhubungan dengan respon imun spesifik disebut hospes yang terimunosupres.

Efek dan gejala nyata yang berhubungan dengan kelainan pertahanan hospes bervariasi berdasarkan pada sistem imun yang rusak. Ciri-ciri umum yang berkaitan dengan hospes yang melemah adalah infeksi berulang, infeksi kronik, ruam kulit, diare, kerusakan pertumbuhan dan meningkatnya kerentanan terhadap kanker tertentu.

Secara umum proses infeksi adalah sebagai berikut:Periode/ Masa InkubasiInterval antara masuknya patogen ke dalam tubuh dan munculnya gejala pertama.Contoh: flu 1-3 hari, campak 2-3 minggu, mumps/gondongan 18 hari.

Tahap ProdromalInterval dari awitan tanda dan gejala nonspesifik (malaise, demam ringan, keletihan) sampai gejala yang spesifik. Selama masa ini, mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan klien lebih mampu menyebarkan penyakit ke orang lain.

Tahap SakitKlien memanifestasikan tanda dan gejala yang spesifik terhadap jenis infeksi. Contoh: demam dimanifestasikan dengan sakit tenggorokan, mumps dimanifestasikan dengan sakit telinga, demam tinggi, pembengkakan kelenjar parotid dan saliva.

PemulihanInterval saat munculnya gejala akut infeksi

2.6Pertahanan Terhadap InfeksiTubuh memiliki pertahanan normal terhadap infeksi. Flora normal tubuh yang tinggal di dalam dan luar tubuh melindungi seseorang dari beberapa patogen. Setiap sistem organ memiliki mekanisme pertahanan terhadap agen infeksius. Flora normal, sistem pertahanan tubuh dan inflamasi adalah pertahanan nonspesifik yang melindungi terhadap mikroorganismeFlora Normal

Secara normal tubuh memiliki mikroorganisme yang ada pada lapisan permukaan dan di dalam kulit, saliva, mukosa oral dan saluran gastrointestinal. Manusia secara normal mengekskresi setiap hari trilyunan mikroba melalui usus. Flora normal biasanya tidak menyebabkan sakit tetapi justru turut berperan dalam memelihara kesehatan. Flora ini bersaing dengan mikroorganisme penyebab penyakit unuk mendapatkan makanan. Flora normal juga mengekskresi substansi antibakteri dalam dinding usus. Flora normal kulit menggunakan tindakan protektif dengan meghambat multiplikasi organisme yang menempel di kulit. Flora normal dalam jumlah banyak mempertahankan keseimbangan yang sensitif dengan mikroorganisme lain untuk mencegah infeksi. Setiap faktor yang mengganggu keseimbangan ini mengakibatkan individu semakin berisiko mendapat penyakit infeksi.

Sistem Pertahanan Tubuh

Sejumlah sistem organ tubuh memiliki pertahanan unik terhadap mikroorganisme. Kulit, saluran pernafasan dan saluran gastrointestinal sangat mudah dimasuki oleh mikroorganisme. Organisme patogen dengan mudah menempel pada permukaan kulit, diinhalasi melalui pernafasan atau dicerna melalui makanan. Setiap sistem organ memiliki mekanisme pertahanan yang secara fisiologis disesuaikan dengan struktur dan fungsinya.

2.7pengobatanAntiinfeksi dapat berupa antibiotik/antimikroba, antivirus, antifungi, antiparasit. Antibiotik merupakan agen antiinfeksi yang paling banyak digunakan.

Konsep penggunaan antibiotik dapat berupa terapi spesifik, pencegahan (profilaksis) dan terapi empirik.

Terapi Spesifik

Pada terapi ini, antibiotik digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh organisme penginfeksi dimana pilihan antimikroba yang tepat telah diketahui. Antibiotik yang digunakan dalam terapi ini telah teruji, sehingga pemilihannya relatif mudah berdasarkan sensitivitas mikroba dan kondisi pasiennya, disamping faktor lain seperti biaya.

Terapi Empirik

Terapi empirik antibiotik adalah terapi terhadap organisme penginfeksi dan antimikroba tepatnya belum diketahui, tetapi dapat diprediksi berdasarkan studi sebelumnya. Terapi ini harus dilakukan pada penyakit-penyakit infeksi yang serius dan bersifat life-threatening. Pemilihan antibiotik didasarkan pada pengalaman klinis dengan menggunakan antibiotik tertentu yang diduga akan efektif pada kondisi tersebut. Antibiotik dengan spektrum luas menjadi pilihan pada kondisi ini. Karena antibiotik kelompok ini akan efektif pada banyak organisme penginfeksi.

Dalam semua kasus ini, pengujian spesimen kultur harus dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sensitivitas agen penginfeksi.

Terapi Profilaksis

Terapi profilaksis adalah terapi antibiotik yang diberikan dengan tujuan pencegahan infeksi spesifik pada beberapa individu atau infeksi pasca operasi. Terapi ini harus diberikan pada kondisi-kondisi pasien berikut:Pencegahan infeksi oleh paparan bakteri patogen spesifik, misal pada seseorang yang kontak dengan pasien meningitis menikokus harus menerima terapi rifampisin.Pencegahan penyakit oleh akteri patogen dorman yang telah menginfeksi orang tersebut. INH dapat diberikan pada pasien TB dorman untuk mencegah konversi tuberkolin.Pencegahan infeksi spesifik pada pasien yang rentan terkena infeksi, misalnya pasien penyakit jantung rheumatik sebelum penanganan gigi untuk mencegah endokarditis.Pencegahan infeksi pasca operasi

Dalam terapi profilaksis operasi antibiotik jangka pendek diberikan sebelum terdapat bukti klinis terjadinya infeksi. Dalam terapi ini perlu dilakukan pertimbangan berikut:Waktu, antibiotik yang diberikan harus tersedia dalam jumlah yang memadai pada tempat kontaminasi sebelum insisi dilakukan. Artinya antibiotik tersebut tersedia dalam konsentrasi hambat minimumnya (KHM)Durasi, profilaksis dilakukan dalam rentang operasi. Patokan umumnya 24 jamSpektrum antibiotika, patokan umumnya adalah dengan menggunakan sefalosporin generasi I. Sefazolin menjadi obat pilihan utama terkait efek sampingnya yang rendah dan harga yang relatif murah. Selain itu vankomisin dapat menjadi pilihan yang cocok bagi pasien yang alergi terhadap penisilin.Rute pemberian, sebaiknya intravena atau intramuskular untuk menjamin konsentrasi yang memadai pada saat insisi.

Pertimbangan Pemilihan Antibiotika

Dalam pemilihan antibiotik, maka perlu dilakukan pertimbangan-pertimbangan berikut:Mengidentifikasi organisme penginfeksi berdasarkan informasi klinis, tropisme jaringan, dan data mikrobiologiKesesuaian antimikroba dan mikroba penginfeksi harus diketahuiPemilihan obat juga harus menjamin tercapainya konsentrasi terapeutik pada tempat infeksiSpektrum dan cara kerja antibiotikFaktor kondisi pasien. Dalam pemilihan antibiotik ini harus diperhatikan juga usia, status imunologi, keberadaan benda asing (pace maker), sejarah reaksi alergi, disfungsi ginjal dan atau hati, adanya penyakit tertentu, kehamilan dan ibu menyusui, serta faktor genetik. Adanya benda asing dalam tubuh seperti alat pacu jantung dan alat-alat lain dapat menurunkan aktivitas antibiotik.Faktor harga

Spektrum Kerja Antibiotik

Berdasarkan spektrum kerjanya antibiotik dapat digolongkan menjadi:Antibiotik spektrum sempit (narrow spectrum), yaitu kelompok antibiotik yang aktif hanya terhadap satu atau sekelompok mikroorganisme tertentu. Misalnya INH yang hanya aktif terhadap micobacteria TB.Antibiotik spektrum diperluas (extended spectrum) yaitu antibiotik yang efektif untuk bakteri gram positif, namun juga efektif terhadap beberapa bakteri gram negatif. Contoh ampisilin.

Antibiotik spektrum luas (broad spectrum) yaitu antibiotika yang efektif untuk kelompok besar organisme gram posistif dan negatif. Contoh tetrasiklin dan kloramfenikol. Antibiotik golongan ini beresiko terhadap resistensi bakteri dan terbunuhnya flora normal tubuh (komensalisme) sehingga berpotensi terjadinya superinfeksi.

Cara Kerja Antibiotik

Setiap antibiotik dapat memiliki mekanisme kerja yang khas dalam peranannya menghambat/membunuh bakteri patogen. Namun secara umum, berdasarkan cara kerjanya antibiotik dapat digolongkan menjadi:Antibiotik bakterisida, yaitu antibiotik yang dapat menyebabkan kematian mikroba pada konsentrasi yang dapat dicapai secara klinis. Contoh: beta laktam, glikoprotein, aminoglikosida, kuinolon dan metronidazol.Antibiotik bakteriostatik, yaitu antibiotik yang menghambat pertumbuhan mikroba pada konsentrasi yang dapat dicapai secara klinis. Contoh: klindamisin, makrolida, sulfonamida, trimetoprim, tetrasiklin dan kloramfenikol.

Kombinasi Antibiotika

Kombinasi antibiotik atau penggunaan bersama beberapa antibiotik dapat dibenarkan pada kondisi-kondisi berikut:Data klinis menunjukan bahwa kombinasi antibiotika terbukti lebih efektif daripada terapi tunggalPenanganan infeksi oleh polimikroba, misal pada infeksi intraabdominalPenanganan awal terhadap infeksi yang mengancam jiwa sebelum ditemukan penyebabnyaPencegahan terbentuknya resistensi, misal pada penanganan TB dan ulkus peptikum akibat infeksi Helicobacter pylori.Jika terdapat efek sinergis terhadap organisme penginfeksi spesifik, sehingga kombinasi antibiotik dapat mengurangi dosis obat. Contoh kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol (kotrimoksazol)

Kombinasi antibiotik juga dapat menimbulkan beberapa kerugian diantaranya:Resiko toksisitas meningkat dari dua atau lebih antibiotikaMeningkatkan potensi resistensi beberapa mikroorganisme terhadap antibiotikaHilangnya flora normal sehingga meningkatkan potensi superinfeksiMeningkatkan biaya pengobatan

Resistensi Antibiotika

Resistensi antibiotika adalah kondisi dimana pertumbuhan mikroba tidak terpengaruh oleh antimikroba pada konsentrasi maksimum yang dapat ditoleransi. Resistensi antibiotik dapat berupa resistensi alami (intrinsik) dan resistensi dapatn (acquired).

Resistensi alami terjadi karena adanya perubahan sifat genetik yang stabil yang dikode dialam kromosom dan terdapat dalam semua galur dari spesies mikroba tersebut. Sedangkan resistensi dapatan terjadi akibat galur tertentu dari suatu spesies mikroba mengembangkan kemampuan resistensi yang mana spesies yang lain tidak memiliki kemampuan tersebut. Resistensi antibiotika ini dapat dipicu oleh beberapa hal diantaranya:Penggunaan antibiotika yang tidak tepat dari segi dosis, durasi maupun jenisnya.Penggunaan dua atau lebih antibiotikaPenyalahgunaan antibiotika, seperti penggunaan antibiotika untuk pertanian, peternakan dan perikananPaparan antibiotika sub-dosis yang berkepanjangan

Resistensi antibiotika dapat terjadi melalui mekanisme-mekanisme berikut:Inaktivasi atau modifikasi obat oleh enzim bakteri, mekanisme ini terjadi pada golongan beta laktamPerubahan Barrier permeability sehingga antibiotika tidak dapat mencapai tempat kerjanya, seperti yang terjadi pada sefalosporinPerubahan tempat kerja di sel mikroba, seperti pada kuinolonKonsentrasi antibiotika yang dicapai melalui transport aktif (efflux) yang lebih rendah dari konsentrasi hambat minimumnya (KHM), seperti yang terjadi pada tetrasiklin

Durasi Terapi Antibiotik

Untuk mengasilkan efek terapi yang tepat, antibiotik harus diberikan pada rentang waktu yang tepat pula. Panduan umum sehubungan dengan durasi terapi antibiotik adalah sekurang-kurangnya 72 jam pada terapi infeksi akut yang tidak kompleks. Sedangkan pada infeksi kronis seperti endokarditis dan osteomyelitis, terapi memerlukan durasi yang lebih panjang, yaitu berkisar antara 4-6 minggu dengan analisis lanjutan untuk menilai keberhasilan terapi.

Komplikasi Terapi Antibiotika

Komplikasi terapi antibiotika dapat mengakibatkan terjadinya:Hipersensitivitas, contoh pada penisilinToksisitas langsung, contoh aminoglikosida pada konsentrasi tinggiSuperinfeksi, contoh antibiotika spektrum luas atau kombinasi antibiotika

Superinfeksi

Superinfeksi ditandai dengan adanya data klinis dan bakteriologi yang menunjukan adanya infeksi baru selama terapi infeksi primer. Gejala ini relatif umum dan sangat berbahaya sebab mikroba penyebab infeksi baru ini dapat berupa drug-resistant starint (Enterobacteriaceae, Pseudomonas, Candida dan fungi lainnya).

Superinfeksi terjadi karena hilangnya pengaruh dari hambatan flora normal yang juga menghasilkan antibakteri tertentu dan berkompetisi dalam memperebutkan komponen nutrisi penting.

Efektivitas Terapi Antibiotika

Untuk menilai efektivitas terapi antibiotika dapat dilihat/dikaji dari berbagai parameter-parameter klinis berikut:Derajat demam. Demam merupakan parameter penting untuk menilai respon terapi antibiotika. Karena demam merupakan salah satu gejala adanya infeksi.Jumlah sel darah putih (neutrofil), jumlah sel darah putih pada tahap awal infeksi akan meningkat secara signifikan.Data radiografi; effusi kecil, abses, dan ruang yang muncul menandakan adanya pusat infeksi.Nyeri dan inflamasi; pembengkakan, eritema, permukaan yang empuk/lunak muncul pada infeksi permukaan, sendi dan tulang.Laju endap darah (LED), peningkatan LED berkaitan dengan infeksi akut maupun kronis, seperti: endokarditis, osteomyelitis, dan infeksi intraabdominal.Konsentrasi komponen serum, khususnya komponen C3 akan turun pada infeksi yang serius.

Kegagalan Terapi Antibiotika

Kegagalan terapi antibiotika dapat terjadi akibat beberapa faktor berikut:Salah diagnosa (unsuspected infection)Regimen obat yang tidak tepat baik dari segi dosis, rute pemberian, frekuensi dan durasinyaPemilihan antibiotika yang tidak tepatResistensi mikrobaEkspektasi yang berlebihan; nekrosis jaringan, pengurasan secara operasi, demam virus, artritis, neoplasma, dan reaksi obatInfeksi oleh dua atau lebih mikroba

BAB IIIPENUTUPAN

Kesimpulan :Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Infeksi dapat disebabkanoleh berbagai macammikroorganisme antara lain:virus, bakteri, fungi (jamur), dan parasit. Adapun tandadan gejala yang diakibatkan infeksi tersebut berbeda-beda, tergantung dari penyebab dariinfeksi yang mengakibatkannya

Daftar pustaka

Baratawidjaja, Karnen. 2006.Imunologi DasarEdisi ke-7. Jakarta: FKUIBloom. 2002.Buku Ajar Histologi Edisi 12.Jakarta: EGCJudarwanto, Widodo.2010. Mekanisme Pertahanan Tubuh Terhadap Virus. Jakarta: FKUIRoit, Ivan. 1990.Pokok-pokok Ilmu Kekebalan.Jakarta:Gramedia