Faringitis
description
Transcript of Faringitis
![Page 1: Faringitis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071703/563dba86550346aa9aa663c9/html5/thumbnails/1.jpg)
MAKALAH FARINGITIS
UNTUK MEMENUHI TUGAS SEMESTER PENDEK MATA KULIAH
FUNDAMENTAL PATHOPHYSIOLOGY OF RESPIRATORY SYSTEM
Yang dibina oleh Ns Septi Dewi Rachmawati M.Nurs
Oleh
Kelompok 3
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
![Page 2: Faringitis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071703/563dba86550346aa9aa663c9/html5/thumbnails/2.jpg)
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang penyakit Faringits. Diharapkan makalah ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua khususnya perawat tentang
Faringitis pada system respirasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Bapak/Ibu pembimbing
dan semua pihak yang telah berperan serta mendukung kami dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Kediri, 20 Agustus 2015
Penyusun
![Page 3: Faringitis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071703/563dba86550346aa9aa663c9/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Faringitis merupakan peradangan atau infeksi pada tenggorokan, biasanya
menyebabkan gejala sakit tenggorokan. Faringitis merupakan peradangan
dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%),
alergi, trauma, toksin, dan lain-lain. Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring
dan menimbulkan reaksi inflamasi lokal. Penyakit ini banyak menyerang anak
usia sekolah, orang dewasa dan jarang pada anak umur kurang dari 3 tahun.
Penularan infeksi melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection) (Rusmarjono
et al, 2007). Faringitis terdapat 2 jenis yaitu akut dan kronis. Faringitis kadang
juga disebut sebagai radang tenggorok. Faringitis-Viral (Faringitis karena Virus)
adalah peradangan pharynx (bagian tenggorokan antara amandel dan pangkal
tenggorokan) yang disebabkan oleh virus. Selain virus, bakteri juga dapat
menyebabkan perdadangan. Namun yang paling umum penyebab peradangan
adalah virus. Ketika di tenggorokan tidak ditemukan bakteri penyebab gejala,
kemungkinan besar faringitis disebabkan virus. Peradangan ini mengkibatkan
sakit tenggorokan. Faringitis dapat terjadi sebagai bagian dari infeksi virus yang
juga melibatkan sistem organ lain, seperti paru-paru atau usus.
Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia di bawah 1 tahun. Insidensinya meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap berlanjut sepanjang akhir masa anak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian yang diakibatkan faringitis jarang terjadi, tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi penyakit ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa definisi dari faringitis?
1.2.2 Bagaimana epidemiologi dari faringitis?
1.2.3 Apa saja klasifikasi dari faringitis?
1.2.4 Apa saja etiologi dari faringitis?
1.2.5 Apa saja factor resiko faringitis ?
1.2.6 Apa saja manifestasi dari faringitis?
![Page 4: Faringitis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071703/563dba86550346aa9aa663c9/html5/thumbnails/4.jpg)
1.2.7 Bagaimana patofisiologi dari faringitis?
1.2.8 Apa saja komplikasi dari faringitis?
1.2.9 Apa saja pemeriksaan diagnostic pada faringitis?
1.2.10 Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperawatan untuk faringitis?
1.3 TUJUAN
Agar pembaca khususnya mahasiswa ilmu keperawatan
memahami dan mengerti tentang patofisiologi dari penyakit faringitis ini
dalam system respirasi.
BAB II
![Page 5: Faringitis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071703/563dba86550346aa9aa663c9/html5/thumbnails/5.jpg)
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).Faringitis (dalam
bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang
tenggorok atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorokan.
Faringitis adalah radang tenggorokan berarti dinding tenggorokan menebal atau
bengkak, berwarna lebih merah, ada bintik-bintik putih dan terasa sakit bila
menelan makanan.
Faringitis adalah peradangan atau infeksi pada tenggorokan, biasanya
menyebabkan gejala sakit tenggorokan. Faringitis merupakan peradangan
dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%),
alergi, trauma, toksin, dan lain-lain. Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring
dan menimbulkan reaksi inflamasi lokal. Penyakit ini banyak menyerang anak
usia sekolah, orang dewasa dan jarang pada anak umur kurang dari 3 tahun.
Penularan infeksi melalui sekret hidung dan ludah (droplet infection) (Rusmarjono
et al, 2007).
B. KLASIFIKASI
Secara umum faringitis dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Faringitis Akut
Faringitis virus atau bakterialis akut adalah penyakit yang sangat penting.
Beberapa usaha dilakukan pada klasifikasi peradangan akut yang mengenai
dinding faring. Yang paling logis untuk mengelompokkan sejumlah infeksi-infeksi
ini dibawah judul yang relatif sederhana “Faringitis Akut”. Disini termasuk
faringitis akut yang terjadi pada pilek biasa sebagai akibat penyakit infeksi akut
seperti eksantema atau influenza dan dari berbagai penyebab yang tidak biasa
seperti manifestasi herpesdan sariawan.
2. Faringitis Kronis
a. Faringitis Kronis Hiperflasi
![Page 6: Faringitis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071703/563dba86550346aa9aa663c9/html5/thumbnails/6.jpg)
Pada faringitis kronis hiperflasi terjadi perubahan mukosa dinding posterior.
Tampak mukosa menebal serta hipertofi kelenjar limfe di bawahnya dan di
belakang arkus faring posterior (lateral band). Dengan demikian tampak mukosa
dinding posterior tidak rata yang disebut granuler.
b. Faringitis Kronis Atrofi (Faringitis sika)
Faring kronis atrofi sering timbul bersama dengan rinitis atrofi.Pada rinitis atrofi
udara pernapasan tidak diatur suhu serta kelembapannya sehingga
menimbulkan rangsangan serta infeksi faring.
c. Faringitis Spesifik
1) Faringitis Luetika
a) Stadium Primer
Kelainan pada stadium ini terdapat pada lidah, palatum mole, tonsil, dan dinding
faring posterior.Kelainan ini berbentuk bercak keputihan di tempat tersebut.
b) Stadium Sekunder
Stadium ini jarang ditemukan.Pada stadium ini terdapat pada dinding faring yang
menjalar ke arah laring.
c) Stadium Tersier
Pada stadium ini terdapat guma.Tonsil dan pallatum merupakan tempat
predileksi untuk tumuhnya guma.Jarang ditemukan guma di dinding faring
posterior.
2) Faringitis Tuberkulosa
Kuman tahan asam dapat menyerang mukosa palatum mole, tonsil, palatum
durum, dasar lidah dan epiglotis. Biasanya infeksi di daerah faring merupakan
proses sekunder dari tuberkulosis paru, kecuali bila terjadi infeksi kuman tahan
asam jenis bovinum, dapat timbul tuberkulosis faring primer.
C. GEJALA
![Page 7: Faringitis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071703/563dba86550346aa9aa663c9/html5/thumbnails/7.jpg)
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan
dan nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan
berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau
mengeluarkan nanah. Gejala lainnya adalah:
1. Demam
2. Pembesaran kelenjar getah bening di leher
3. Peningkatan jumlah sel darah putih.
Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi
lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.
Kenali gejala umum radang tenggorokan akibat infeksi virus sebagai berikut:
1. Rasa pedih atau gatal dan kering.
2. Batuk dan bersin.
3. Sedikit demam atau tanpa demam.
4. Suara serak atau parau.
5. Hidung meler dan adanya cairan di belakang hidung.
D. ETIOLOGI
1. Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan
disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus,
mononukleosis atau HIV. Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah
streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae
atau Chlamydia pneumoniae.
2. Virus, 80 % sakit tenggorokan disebabkan oleh virus, dapat menyebabkan
demam .
3. Batuk dan pilek. Dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat
tenggorokan teriritasi.
4. Virus coxsackie (hand, foot, and mouth disease).
![Page 8: Faringitis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071703/563dba86550346aa9aa663c9/html5/thumbnails/8.jpg)
5. Alergi. Alergi dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat
kronis (menetap).
6. Bakteri streptokokus, dipastikan dengan Kultur tenggorok. Tes ini
umumnya dilakukan di laboratorium menggunakan hasil usap tenggorok pasien.
Dapat ditemukan gejala klasik dari kuman streptokokus seperti nyeri hebat saat
menelan, terlihat bintik-bintik putih, muntah – muntah, bernanah pada kelenjar
amandelnya, disertai pembesaran kelenjar amandel.
F. KOMPLIKASI
1. Otitis media purulenta bakterialis
Daerah telinga tengah normalnya adalah steril. Bakteri masuk melalui tube
eustacius akibat kontaminasi sekresi dalam nasofaring.
2. Abses Peritonsiler
Sumber infeksi berasal dari penjalaran faringitis/tonsilitis akut yang mengalami
supurasi, menembus kapsul tonsil.
3. Glomerulus Akut
Infeksi Streptokokus pada daerah faring masuk ke peredaran darah, masuk ke
ginjal. Proses autoimun kuman streptokokus yang nefritogen dalam tubuh
meimbulkan bahan autoimun yang merusak glomerulus.
4. Demam Reumatik
Infeksi streptoceal yang awalnya ditandai dengan luka pada tenggorok akan
menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada katup-katup
jantung, terutama pada katup mitral dan aorta.
5. Sinusitis
Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung dapat berupa sinusitis
maksilaris / frontalis. Sinusitis maksilaris disebabkan oleh komplikasi peradangan
jalan napas bagian atas (salah satunya faringitis), dibantu oleh adanya faktor
predisposisi. Penyakit ini dapat disebabkan oleh kuman tunggal dan dapat juga
campuran seperti streptokokus, pneumokokus, hemophilus influenza dan kleb
siella pneumoniae.
![Page 9: Faringitis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071703/563dba86550346aa9aa663c9/html5/thumbnails/9.jpg)
6. Meningitis
Infeksi bakteri padadaerah faring yang masuk ke peredaran darah, kemudian
masuk ke meningen dapat menyebabkan meningitis. Akan tetapi komplikasi
meningitis akibat faringitis jarang terjadi.
G. PETALAKSANAAN
1. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanomida
a. Faringitis streptokokus paling baik diobati peroral dengan penisilin (125-
250 mg penisilin V tiga kali sehari selama 10 hari)
b. Bila alergi penisilin dapat diberikan eritromisin (125 mg/6 jam untuk usia 0-
2 tahun dan 250 mg/6 jam untuk usia 2-8 tahun) atau klindamisin.
2. Tirah Baring
3. Pemberian cairan yang adekuat
4. Diet ringan
5. Obat kumur hangat.
Berkumur dengan 3 gelas air hangat. Gelas pertama berupa air hangat sehingga
penderita dapat menahan cairan dngan rasa enak. Gelas kedua dan ketiga
dapae diberikan air yang lebihhangat.Anjurkan setiap 2 jam. Obatnya yaitu:
a. Cairan saline isotonik (½ sendok teh garam dalam 8 oncesair hangat)
b. Bubuk sodium perbonat (1 sendok teh bubuk dalam 8 ounces air hangat).
Hal ini terutama berguna pada infeksi vincent atau penyakit mulut. (1 ounce = 28
g)
6. Pendidikan Kesehatan.
a. Instruksikan pasien menghindari kontak dengan orang lain sampai
demam hilang. Hindari penggunaan alkohol, asap rokok, tembakau dan polutan
lain.
b. Anjurkan pasien banyak minum. Berkumur dengan larutan normal salin
dan pelega tenggorokan bila perlu.
![Page 10: Faringitis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071703/563dba86550346aa9aa663c9/html5/thumbnails/10.jpg)
Terapi Nutrisi
Diet cair atau lunak disediakan selama tahap akut penyakit, tergantung
pada selera pasien dan tingkat ketidaknyamanan yang terjadi dengan
menelan
Kadang-kadang, tenggorokan begitu sakit bahwa cairan tidak dapat
diambil dalam jumlah yang cukup melalui mulut.
Dalam situasi yang parah, cairan diberikan secara intravena.
Jika tidak, pasien didorong untuk minum cairan sebanyak mungkin
(minimal 2 sampai 3 L per hari)
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pada pemeriksaan dengan mempergunakan spatel lidah, tampak tonsil
membengkak, hiperemis, terdapat detritus, berupa bercak (folikel, lakuna,
bahkan membran). Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan,
terutama pada anak.
2. Pemeriksaan Biopsi
Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran pernapasan
(sekitar faring) dengan menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan
diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui adanya peradangan akibat
bakteri atau virus.
3. Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau bakteriologik penting dalam
diagnosis etiologi penyakit.Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk
yang berharga.
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Sel darah putih (SDP)
Peningkatan komponen sel darah putih dapat menunjukkan adanya infeksi atau
inflamasi.
b. Analisa Gas Darah
![Page 11: Faringitis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071703/563dba86550346aa9aa663c9/html5/thumbnails/11.jpg)
Untuk menilai fungsi pernapasan secara adekuat, perlu juga mempelajari hal-hal
diluar paru seperti distribusi gas yang diangkut oleh sistem sirkulasi.
Faringitis kronik
Faringitis kronik adalah peradangan persisten dari faring.
Hal ini umum pada orang dewasa yang bekerja atau tinggal di lingkungan
yang berdebu, menggunakan suara mereka secara berlebihan, menderita
batuk kronis, dan biasa menggunakan alkohol dan tembakau.
Tiga jenis faringitis kronis :
• Hypertrophic: ditandai dengan penebalan umum dan kemacetan selaput
lendir faring
• Atrofi: mungkin tahap akhir dari jenis pertama (membran adalah keputihan
yang tipis,, berkilau, dan kadang-kadang keriput)
• Granular kronis ("radang tenggorokan pendeta itu"): ditandai dengan
banyak folikel getah bening di dinding faring
Manifestasi Klinik
Pasien dengan faringitis kronis mengeluhkan rasa konstan iritasi atau
kepenuhan di tenggorokan, lendir yang mengumpul di tenggorokan dan dapat
ditandai dengan batuk, dan kesulitan menelan.
Penatalaksanaan Medis
Pengobatan faringitis kronis didasarkan pada menghilangkan gejala,
menghindari paparan iritasi, dan memperbaiki setiap pernapasan
bagian atas, paru, atau kondisi jantung yang mungkin bertanggung
jawab untuk batuk kronis
Hidung tersumbat bisa dikurangi dengan penggunaan jangka pendek
dari semprotan hidung atau obat yang mengandung efedrin sulfat
atau fenilefrin hidroklorida (Neo-Synephrine)
Jika ada riwayat alergi, salah satu obat dekongestan antihistamin
diambil secara lisan setiap 4 sampai 6 jam
![Page 12: Faringitis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071703/563dba86550346aa9aa663c9/html5/thumbnails/12.jpg)
Aspirin atau acetaminophen direkomendasikan untuk sifat
antiinflamasi dan analgesik.
![Page 13: Faringitis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071703/563dba86550346aa9aa663c9/html5/thumbnails/13.jpg)
BAB III
KESIMPULAN
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).Faringitis(dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring.Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.
Radang tenggorokan berarti dinding tenggorokan menebal atau bengkak, berwarna lebih merah, ada bintik-bintik putih dan terasa sakit bila menelan makanan.
![Page 14: Faringitis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071703/563dba86550346aa9aa663c9/html5/thumbnails/14.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
- Somantri, Irman. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Sisten Penapasan. Jakarta: Salemba Medika.
- Mutaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.