Mcr Cici Faringitis

33
KAJIAN PUSTAKA FARINGITIS A. Definisi Faringitis adalah sindroma inflamsi yang terjadi pada faring yang disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme. Faringitis dapat merupakan gejala infeksi umum dari saluran nafas bagian atas atau merupakan suatu infeksi lokal yang spesifik di faring. Jaringan yang mungkin terlibat antara lain orofaring, nasofaring, hipofaring, tonsil dan adenoid 1 B. Anatomi Faring Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang berbentuk seperti corong dengan bagian atas yang besar dan bagian bawah yang sempit. Faring merupakan ruang utama traktus resporatorius dan traktus digestivus. Kantong fibromuskuler ini mulai dari dasar tengkorak dan terus menyambung ke esophagus hingga setinggi vertebra servikalis ke-6. Ke atas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus orofaring, sedangkan dengan laring di

description

laporan mini case report

Transcript of Mcr Cici Faringitis

KAJIAN PUSTAKA

FARINGITISA. DefinisiFaringitis adalah sindroma inflamsi yang terjadi pada faring yang disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme. Faringitis dapat merupakan gejala infeksi umum dari saluran nafas bagian atas atau merupakan suatu infeksi lokal yang spesifik di faring. Jaringan yang mungkin terlibat antara lain orofaring, nasofaring, hipofaring, tonsil dan adenoid 1B. Anatomi FaringFaring adalah suatu kantong fibromuskuler yang berbentuk seperti corong dengan bagian atas yang besar dan bagian bawah yang sempit. Faring merupakan ruang utama traktus resporatorius dan traktus digestivus. Kantong fibromuskuler ini mulai dari dasar tengkorak dan terus menyambung ke esophagus hingga setinggi vertebra servikalis ke-6. Ke atas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus orofaring, sedangkan dengan laring di bawah berhubungan melalui auditus laring dan ke bawah berhubungan dengan esofagus.2Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa 14 cm dan bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal. Otot - otot faring tersusun dalam lapisan melingkar (sirkular) dan memanjang (longitudinal). Otot-otot yang sirkular terdiri dari M.Konstriktor faring superior, media dan inferior. Otot-otot ini terletak ini terletak di sebelah luar dan berbentuk seperti kipas dengan tiap bagian bawahnya menutupi sebagian otot bagian atasnya dari belakang. Di sebelah depan, otot- otot ini bertemu satu sama lain dan di belakang bertemu pada jaringan ikat. Kerja otot konstriktor ini adalah untuk mengecilkan lumen faring dan otot-otot ini dipersarafi oleh Nervus Vagus.2

Otot-otot faring yang tersusun longitudinal terdiri dari M.Stilofaring dan M.Palatofaring. letak otot-otot ini di sebelah dalam. M.Stilofaring gunanya untuk melebarkan faring dan menarik laring, sedangkan M.Palatofaring mempertemukan ismus orofaring dan menaikkan bagian bawah faring dan laring. Kedua otot ini bekerja sebagai elevator, kerja kedua otot ini penting pada waktu menelan.2M.Stilofaring dipersarafi oleh Nervus Glossopharyngeus dan M.Palatofaring dipersarafi oleh Nervus Vagus. Pada Palatum mole terdapat lima pasang otot yang dijadikan satu dalam satu sarung fasia dari mukosa yaitu M.Levator veli palatini, M.Tensor veli palatine, M.Palatoglosus, M.Palatofaring dan M.Azigos uvula. M.Levator vela palatine membentuk sebagian besar palatum mole dan kerjanya untuk menyempitkan ismus faring dan memperlebar ostium tuba Eustachius dan otot ini dipersarafi oleh Nervus Vagus. M.Tensor veli palatini membentuk tenda palatum mole dan kerjanya untuk mengencangkan bagian anterior palatum mole dan membuka tuba Eustachius dan otot ini dipersarafi oleh Nervus Vagus. M. Palatoglosus membentuk arkus anterior faring dab kerjanya menyempitkan ismus faring. M.Palatofaring membentuk arkus posterior faring. M.Azigos uvula merupakan otot yang kecil dan kerjanya adalah memperpendek dan menaikkan uvula ke belakang atas.2Faring mendapat darah dari beberapa sumber dan kadang-kadang tidak beraturan. Yang utama berasal dari cabang arteri karotis eksterna (cabang faring asendens dan cabang fausial) serta dari cabang arteri maksila interna yakni cabang palatine superior. Persarafan motorik dan sensorik daerah faring berasal dari pleksus faring yang ekstensif. Pleksus ini dibentuk oleh cabang faring dari Nervus Vagus, cabang dari Nervus Glossopharyngeus dan serabut simpatis. Cabang faring dari Nervus Vagus berisi serabut motorik. Dari pleksus faring yang ekstensif ini keluar cabang-cabang untuk otot-otot faring kecuali M.Stilofaring yang dipersarafi langsung oleh cabang Nervus Glossopharyngeus.1,2Aliran limfa dari dinding faring dapat melalui 3 saluran, yakni superior, media dan inferior. Saluran limfa superior mengaalir ke kelenjar getah bening retrofaring dan kelenjar getah bening servikal dalam atas. Saluran limfa media mengalir ke kelenjar getah bening jugulodigastrik dan kelenjar servikal dalam atas, sedangkan saluran limfa inferior mengalir ke kelenjar getah bening servikal dalam bawah.1Berdasarkan letaknya maka faring dapat dibagi menjadi Nasofaring, Orofaring dan Laringofaring (Hipofaring).

Nasofaring merupakan bagian tertinggi dari faring, adapun batas-batas dari nasofaring ini antara lain :- batas atas: Basis Kranii- batas bawah: Palatum mole- batas depan: rongga hidung- batas belakang : vertebra servikalNasofaring yang relatif kecil mengandung serta berhubungan erat dengan beberapa struktur penting seperti adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral faring dengan resesus faring yang disebut fossa Rosenmuller, kantong ranthke, yang merupakan invaginasi struktur embrional hipofisis serebri, torus tubarius, suatu refleksi mukosa faring di atas penonjolan kartilago tuba Eustachius, koana, foramen jugulare, yang dilalui oleh Nervus Glossopharyngeus, Nervus Vags dan Nervus Asesorius spinal saraf cranial dan vena jugularis interna, bagian petrosus os temporalis dan foramen laserum dan muara tuba Eustachius.2 Orofaring disebut juga mesofaring, karena terletak diantara nasofaring dan laringofaring. Dengan batas-batas dari orofaring ini antara lain, yaitu : - batas atas : palatum mole- batas bawah : tepi atas epiglottis- batas depan : rongga mulut - batas belakang : vertebra servikalisStruktur yang terdapat di rongga orofaring adalah dinding posterior faring, tonsil palatine, fosa tonsil serta arkus faring anterior dan posterior, uvula, tonsil lingual dan foramen sekum.2

Laringofaring (hipofaring) merupakan bagian terbawah dari faring. Dengan batas-batas dari laringofaring antara lain, yaitu : - batas atas : epiglotis- batas bawah : kartilago krikodea- batas depan : laring- batas belakang : vertebra servikalisAda dua ruang yang berhubungan dengan faring yang secara klinik mempunyai arti penting yaitu ruang retrofaring dan ruang parafaring. Dinding anterior Ruang retrofaring (retropharyngeal space) adalah dinding belakang faring yang terdiri dari mukosa faring, fasia faringobasilaris dan otot-otot faring. Ruang ini berisi jaringan ikat jarang dan fasia prevetebralis. Ruang ini mulai dari dasar tengkorak di bagian atas sampai batas paling bawah dari fasia servikalis. Serat-serat jaringan ikat di garis tengah mengikatnya pada vertebra. Di sebelah lateral ruang ini berbatasan dengan fosa faringomaksila.2,3Ruang parafaring (fosa faringomaksila) merupakan ruang berbentuk kerucut dengan dasarnya terletak pada dasar tengkorak dekat foramen jugularis dan puncaknya ada kornu mayus os hyoid. Ruang ini dibatasi di bagian dalam oleh M.Konstriktor faring superior, batas luarnya adalah ramus asendens mandibula yang melekat dengan M.Pterigoid interna dan bagian posterior kelenjar parotis. Fosa ini dibagi menjadi dua bagian yang tidak sama besarnya oleh os stiloid dengan otot yang melekat padanya. Bagian anterior (presteloid) adalah bagian yang lebih luas dan dapat mengalami proses supuratif. Bagian yang lebih sempit di bagian posterior (post stiloid) berisi arteri karotis interna, vena jugularis interna, Nervus vagus yang dibungkus dalam suatu sarung yang disebut selubung karotis (carotid sheat). Bagian ini dipisahkan dari ruang etrofaring oleh suatu lapisan fasia yang tipis.2,3

C. Fisiologi FaringFungsi faring yang terutama adalah ialah untuk respirasi, pada waktu menelan, resonansi suara dan artikulasi.2,4Fungsi MenelanProses menelan dibagi menjadi 3 fase, yaitu : fase oral, fase faringeal dan fase esophagus yang terjadi secara berkesinambungan. Pada proses menelan akan terjadi hal-hal sebagai berikut: 2,4a. Pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi yang baikb. Upaya sfingetr mencegah terhamburnya bolus selama fase menelanc. Mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada saat respirasid. Mencegah masuknya makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan laringe. Kerjasama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong bolus makanan ke arah lambungf. Usaha untuk membersihkan kembali esofagusFase oral terjadi secara sadar. Makanan yang telah dikunyah dan bercampur dengan air liur akan membentuk bolus makanan. Bolus ini akan bergerak dari rongga mulut melalui dorsum lidah, terletak di tengah lidah akibat kontraksi otot intrinsic lidah.2,4 Kontraksi M.Levator veli palatine mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat dan bagian atas dinding posterior faring (Passavants ridge) akan terangkat pula. Bolus terdorong ke posterior karena lidah terangkat ke atas. Bersamaan dengan ini terjadi penutupan nasofring sebagai akibat kontraksi M.Levator veli palatine. Selanjutnya terjadi kontraksi M.Paltoglossus yang menyebabkan ismus fausium tertutup, diikuti oleh kontraksi M.Palatofaring, sehingga bolus makanan tidak akan berbalik ke rongga mulut.2,4Fase faringeal terjadi secara reflex pada akhir fase oral, yaitu perpindahan bolus makanan dari faring ke esophagus. Faring dan laring bergerak ke atas oleh kontraksi M.Stilofaring, M.Tirohioid dan M.Palatofaring. Aditus laring tertutup oleh epiglottis, sedangkan ketiga sfingter laring, yaitu plika ariepligotika, plika ventrikularis dan plika vokalis tertutup karena kontraksi M.Ariepliglotika dan M.Aritenoid obligus. Bersamaan dengan ini terjadi juga penghentian aliran udara ke laring karena reflex yang menghambat pernapasan, sehingga bolus makanan akan meluncur kea rah esophagus, karena valekula dan sinus piriformis sudah dalam keadaan lurus.2,4 Fase esophageal ialah fase oerpindahan bolus makanan dari esophagus ke lambung. Dalam keadaan istirahat introitus esophagus selalu tertutup. Dengan adanya rangsangan bolus makanan pada akhir fase faringeal, maka terjadi relaksasi M.Krikofaring, sehingga introitus esophagus terbuka dan bolus makanan masuk ke dalam esophagus.2,4Setelah bolus makanan lewat, maka sfingter akan berkontraksi lebih kuat, melebihi tonus introitus esophagus pada saat istirahat, sehingga makanan tidak akan kembali ke faring. Dengan demikian refluks dapat dihindari. Gerak bolus makanan di esophagus bagian atas masih dipengaruhi oleh kontraksi M.Konstriktor faring inferior pada akhir fase faringeal. Selanjutnya bolus makanan akan didorong ke distal oleh gerakan peristaltic esophagus.2,4Dalam keadaan istirahat sfingter esophagus bagian bawah selalu tertutup dengan tekanan rata-rata 8mmHg lebih dari tekanan di dalam lambung sehingga tidak akan terjadi regurgitasi isi lambung. Pada akhir fase esofagal sfingter ini akan terbuka secara reflex ketika dimulainya peristaltic esophagus servikal untuk mendorong bolus makanan ke distal. Selanjutnya setelah bolus makanan lewat maka sfingter ini akan menutup kembali.2,4

Fungsi Faring dalam BicaraPada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari otot-otot palatum dan faring. Gerakan ini antara lain berupa pendekatan palatum mole kearah dinding belakang faring. Gerakan penutupan ini terjadi sangat cepat dan melibatkan mula-mula M.Salpingofaring dan M.Palatofaring, kemudian M.Levator veli palatine bersama-sama M.Konstriktor faring superior.2,5Pada gerakan penutupan nasofaring M.Levator veli palatine menarik paltum mole ke atas belakang hampIr mengenai dinding posterior faring. Jarak yang tersisa ini diisi oleh tonjolan (fold of) Passavant pada dinding belakang faring yang terjadi akibat 2 macam mekanisme, yaitu pengangkatan faring sebagai hasil gerakann M.Palatofaring (bersama M.Salpingofaring) dan oleh kontraksi aktif M.Konstriktor faring superior. Mungkin kedua gerakan ini bekerja tidak pada waktu yang bersamaan. Ada yang berpendapat bahwa tonjolan Passavant ini menetap pada periode fonasi tetapi ada pula pendapat yang mengatakan tonjolan ini timbul dan hilang secara cepat bersamaan dengan gerakan palatum.2,5

D. Epidemiologi FrekuensiFaringitis memberikan konstribusi 40 juta kunjungan penderita berobat ke tenaga kesehatan tiap tahunnya. Sebagian besar anak-anak dan orang dewasa mengalami 3-5 infeksi saluran nafas atas (termasuk didalamnya faringitis akut) tiap tahunnya.6 MortalitasFaringitis akut merupakan salah satu penyebab terbesar absensi anak di sekolah dan absensi di tempat kerja bagi orang dewasa.6 RasFaringitis mengenai semua golongan ras dan suku bangsa secara merata.6

Jenis KelaminFaringitis akut mengenai kedua jenis kelamin dalam komposisi yang sama.6 UsiaFaringitis akut mengenai semua golongan usia, tetapi yang terbesar mengenai anak-anak.6

E. Etiologi Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan akibat infeksi maupun non infeksi. Banyak microorganism yang dapat menyebabkan faringitis, virus (40-60%) bakteri (5-40%). Respiratory viruses merupakan penyebab faringitis yang paling banyak teridentifikasi dengan Rhinovirus (20%) dan coronaviruses (5%). Selain itu juga ada Influenza virus, Parainfluenza virus, adenovirus, Herpes simplex virus type 1&2, Coxsackie virus A, cytomegalovirus dan Epstein-Barr virus (EBV). Selain itu infeksi HIV juga dapat menyebabkan terjadinya faringitis.5Faringitis yang disebabkan oleh bakteri biasanya oleh grup S.pyogenes dengan 5-15% penyebab faringitis pada orang dewasa. Group A streptococcus merupakan penyebab faringitis yang utama pada anak-anak berusia 5-15 tahun, ini jarang ditemukan pada anak berusia