THT LK (Faringitis)

24
FARINGITIS PENDAHULUAN Faringitis adalah suatu peradangan didalam rongga mulut atau faring yang biasanya disertai kesulitan menelan. Kebanyakkan awal mula penyakit ini berasal dari rongga mulut yang disertai demam dan lesu. Tapi biasanya hanya berlangsung beberapa hari saja. Dan biasanya pasien datang berobat dengan keluhan rasa sakit jika menelan. (1) Faringitis banyak dijumpai pada anak-anak, remaja dan dewasa muda. Tetapi harus diperhatikan lamanya sakit tenggorokkan. Infeksi tenggorokkan oleh organisme yang resisten atau tidak di terapi dapat membentuk abses yang berbahaya diberbagai rongga jaringan lunak di sekeliling saluran nafas. (2) DEFENISI 1

Transcript of THT LK (Faringitis)

Page 1: THT LK (Faringitis)

FARINGITIS

PENDAHULUAN

Faringitis adalah suatu peradangan didalam rongga mulut atau faring yang

biasanya disertai kesulitan menelan. Kebanyakkan awal mula penyakit ini berasal

dari rongga mulut yang disertai demam dan lesu. Tapi biasanya hanya

berlangsung beberapa hari saja. Dan biasanya pasien datang berobat dengan

keluhan rasa sakit jika menelan.(1)

Faringitis banyak dijumpai pada anak-anak, remaja dan dewasa muda.

Tetapi harus diperhatikan lamanya sakit tenggorokkan. Infeksi tenggorokkan oleh

organisme yang resisten atau tidak di terapi dapat membentuk abses yang

berbahaya diberbagai rongga jaringan lunak di sekeliling saluran nafas.(2)

DEFENISI

Faringitis adalah suatu peradangan didalam rongga mulut atau faring.

Biasanya penyakit ini disertai dengan kesulitan menelan.(1)

ANATOMI

Secara anatomi faring terdiri dari 3 bagian, yaitu :(1,2,3,4)

Nasofaring

Orofaring

Laringofaring

1

Page 2: THT LK (Faringitis)

Faringitis THT FK- UISU

Nasofaring

Disebut juga dengan epifaring, terletak antara basis sphenoid sebagai batas

atas pinggir bawah pallatum molle sebagai batas bawah, koana dan pallatum

molle sebagai batas depan dan vetebre cervical 1-2 serta basis sphenoid sebagai

batas belakang.(1,2,3,4)

Pada daerah dinding batas belakang dan atap terletak jaringan limfoid

yaitu disebut dengan tonsil faring atau adenoid. Pada dinding anterior bagian atas

terdapat 2 buah lubang sebagai muara cavum nasi ke nasofaring, yang disebut

koana atau nares posterior. Dibawah koana terdapat pallatum molle.(1,2,3,4)

Pada dinding lateral kiri dan kanan ditentukan cekungan yaitu muara tuba

eustachius ke nasofaring dan di belakang, muara tuba tersebut ditemui tonjolan

yaitu disebut torus tobarius. Dibelakang torus tobarius ditemukan pada suatu

lekukan atau celah yang disebut fossa Rosenmuller.(1,2,3,4)

Orofaring

Disebut juga nasofaring dengan batas atasnya adalah pallatum molle, batas

bawah adalah tepi atas epiglottis, ke depan adalah rongga mulut, sedangkan ke

belakang adalah vetebre cervical.(1,2,3,4)

Struktur yang terdapat dirongga orofaring adalah dinding posterior faring,

tonsil palatina, fossa tonsil,serta arkus faring anterior dan posterior, uvula, tonsil

lingual dan foramen sekum.(1,2,3,4)

2

Page 3: THT LK (Faringitis)

Faringitis THT FK- UISU

Laringofaring

Batas laringofaring sebelah superior adalah tepi atas epiglottis, batas

anterior adalah laring, batas inferior adalah oesofagus serta batas posterior

vertebra cervical. Didepan epiglottis ditemukan dua buah celah yang disebut

valleculla. Batas kedua celah ini merupakan suatu ligament yang disebut ligament

faringo epiglottica. Dibelakang ligament-ligament tersebut terletak suatu celah

yang disebut sinus piriformis.(1,2,3,4)

FISIOLOGI

Secara fisiologi faring berfungsi untuk respirasi, pada waktu menelan,

resonansi suara dan untuk artikulasi.(1,2,3)

Pada fungsi menelan terdapat 3 fase :

Fase oral, yaitu bolus makanan dari mulut menuju ke faring. Gerakan

disini disengaja ( voluntary ).

Fase faringeal, yaitu pada waktu transport bolus makanan melalui faring.

Gerakan disini tidak disengaja ( involuntary ).

Fase esofagal, gerakan ini tidak disengaja yaitu pada waktu bolus makanan

bergerak secara peristaltic dioesofagus menuju lambung.(1,3,4)

PATOFISIOLOGI

Pada faringitis akut mula-mula terjadi infiltrasi pada lapisan epitel. Bila

epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi, terdapat

3

Page 4: THT LK (Faringitis)

pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfnuklear. Proses ini

secara klinis tampak pada kriptus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut

detritus. Suatu tonsillitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsillitis

folikularis. Bila bercak-bercak detritus ini berdekatan menjadi satu, maka

terjadilah tonsillitis lakunaris. Bercak detritus yang melebar itu dapat lebih lebar

lagi, sehingga terbentuk membran semu ( pseudo membran ).(3,4)

Sedangkan pada faringitis kronis terdiri dari dua bentuk yaitu hiperplastik

dan otropi. Pada faringitis kronis hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding

posterior faring, tampak mukosa menebal serta hipertropi kelenjar limf

dibawahnya dan dibelakang arkus faring posterior ( lateral band ). Tampak

dinding mukosa posterior tidak rata yang disebut granuler.(4)

ETIOLOGI

Penyebab faringitis akut adalah kuman-kuman golongan streptococcus B

hemoliticus, streptococcus viridans serta streptococcus pyogenes. Sisanya

disebabkan oleh infeksi virus yaitu adenovirus, ECHO, virus influenza, serta

herpes. Cara infeksinya ialah oleh percikan ludah ( droplet infection ).(2,3,4,5)

Faktor-faktor predisposisi radang kronik di faring ini adalah rhinitis

kronis, sinusitis, iritasi kronik yang dialami perokok dan peminum alkohol juga

inhalasi uap yang merangsang mukosa faring pada pekerja di laboratorium.

Infeksi dapat menyebabkan terjadinya faringitis kronis. Daerah yang berdebu serta

orang yang biasa bernafas melalui mulut karena hidung tersumbat merupakan

salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit ini.(3,4)

4

Page 5: THT LK (Faringitis)

Pada faringitis kronis atropi diduga disebabkan oleh karena udara yang

tidak cukup di hangatkan dan di lembabkan oleh hidung. Seperti yang terjadi pada

pernafasan mulut kronis dan pada keadaan rhinitis atropika dimana fungsi

pelembaban dari hidung tidak berfungsi sehingga menimbulkan rangsangan serta

infeksi pada faring.(3,4)

TANDA DAN GEJALA

1. Faringitis akut

Gejala yang sering ditemukan ialah gatal dan kering pada tenggorokkan,

suhu tubuh naik sampai mencapai 40ºC, rasa lesu, rasa nyeri di sendi, tidak

nafsu makan ( anoreksia ), rasa nyeri ditelinga (otalgia ), bila laring yang

terkena suara menjadi parau atau serak. Pada pemeriksaan tampak faring

hiperemis, tonsil membengkak dan hiperemis, terlihat detritus membentuk

folikel, kadang detritus berdekatan menjadi satu ( tonsillitis lakunaris )

atau berupa membran semu. Kelenjar submandibulla membengkak dan

nyeri tekan, terutama pada anak-anak.(3,4)

2. Faringitis kronis

Faringitis kronis hiperplastik

Pasien mengeluh gatal, kering serta berlendir yang sukar di

keluarkan di tenggorokkan, disertai batuk. Pada pemeriksaan

tampak mukosa dinding posterior faring granular.(4)

Faringitis kronis atropika

5

Page 6: THT LK (Faringitis)

Tenggorokkan terasa kering dan tebal, serta mulut berbau. Pada

pemeriksaan tampak pada mukosa faring terdapat lendir yang

melekat dan bila lendir itu diangkat tampak mukosa kering.(3,4)

DIAGNOSA

Diagnosa biasanya dibuat tanpa kesulitan, terutama terdapatnya gejala dan

tanda seperti yang dijelaskan diatas. Dan hasil pemeriksaan menyokong, maka

diagnosa faringitis dapat ditegakkan.(3,4)

DIAGNOSA BANDING

Mononukleus infeksiosa

Tonsilitis difteri

Scarlet fever

Angina agranulositosis

Tonsilitis kronik

Laringitis kronik.(4)

PENATALAKSANAAN

1. Faringitis akut

Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamide selama 5 hari

Anti piretik

Obat kumur atau obat hisap dengan desinfektan

6

Page 7: THT LK (Faringitis)

Bila alergi dengan penisilin dapat diberikan eritromisin atau

klindamisin

2. Faringitis kronik hiperplastik

Dicari dan diobati penyakit kronik di hidung dan sinus paranasal. Tetapi

lokal dengan melakukan kaustik memakai listrik atau zat kimia, misalnya

albotil atau nitras argenti. Sebagai simtomatis, diberikan obat hisap atau

obat kumur serta obat batuk ( antitusif atau ekspektoran ).

3. Faringitis kronik atropi ( sika )

Antibiotik berspektrum luas atau sesuai uji resistensi kuman

sampai gejala hilang

Obat kumur

Menjaga hygiene mulut

Obat simtomatik.(1,2,3,4)

KOMPLIKASI

Abses peritonsil

Abses para faring

Toksemia

Otitis media akut

Bronkhitis

Nefritis akut

Miokarditis

Artritis.(2)

7

Page 8: THT LK (Faringitis)

PROGNOSA

Prognosa penyakit ini umumnya baik bila penyakit cepat diketahui dan

diterapi dengan tepat dan dapat sembuh dengan sempurna. Akan tetapi bila pasien

datang terlambat dan penyakit sudah berlanjut, maka prognosa akan kurang baik.

(4)

KESIMPULAN

Faringitis adalah suatu peradangan didalam rongga mulut atau faring.

Etiologi pada penyakit ini dapat disebabkan oleh kuman-kuman golongan

streptococcus B hemoliticus, streptococcus viridans, streptococcus pyogenes dan

sisanya disebabkan oleh virus seperti adenovirus, ECHO, virus influenza serta

herpes. Cara penularannya adalah oleh percikan ludah ( droplet infection ).

Diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, tanda dan gejala yaitu,

rasa gatal dan kering pada tenggorokkan, suhu naik sampai 40ºC, rasa lesu, rasa

nyeri pada sendi, anoreksia, rasa nyeri ditelinga ( otalgia ), infeksi pada laring

akan menimbulkan suara parau atau serak, juga batuk pada faringitis kronis.

Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, tonsil membengkak dan

hiperemis. Pengobatan penyakit ini ditujukan pada penyakit primernya dan pada

umumnya prognosanya baik bila penyakit cepat diketahui dan diterapi dengan

tepat.

8

Page 9: THT LK (Faringitis)

STATUS ORANG SAKIT

Anamnesa pribadi

Nama : Ginda Napa

Umur/kelamin/kawin : 23 thn/laki-laki/belum kawin

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku bangsa : Batak

Agama : Islam

Alamat : Jln. Rakyat maplindo no. 76 Medan

Anamnesa penyakit

Keluhan utama : Nyeri di tenggorokkan

Telaah : Hal ini dialami os ± 3 hari, nyeri menelan (+), riwayat me-

nelan benda asing (-), merokok (+) 1 bungkus perhari, de-

mam (+).

Hidung kanan kiri

Cairan : - Encer : - - - Kental : - - - Darah : - - - Nanah : - -

Berbau : - - Tumpat : - - Penciuman : - - Sakit : - - Gatal : - -

9

Page 10: THT LK (Faringitis)

Bersin-bersin : - -

Telinga kanan kiri

Cairan : - Encer : - - - Kental : - - - Darah : - - - Nanah : - -

Gatal : - - Dikorek : - - Sakit : - - Bengkak : - - Pendengaran : - - Tinitus : - - Mengunyah sakit : - -

Kerongkongan

Sakit dileher : - Sakit menelan : + Sangkut menelan : - Seperti ada benda : - Terasa kering : + Gatal : - Lendir : - Berbunyi : -

Anamnesa keluarga : Asma (-), alergi hidung (-), kulit gatal (-), migren (-).

Anamnesa umum : Demam (+), batuk (-), pilek (-), sering makan obat (-).

Status present

Sensorium : CM aktif (+), anemia (-), cianosis (-), dispnue (-), edema (-).

KU/KG/KP : Baik/baik/baik

Jantung : t.a.k Nadi : t.d.p

10

Page 11: THT LK (Faringitis)

Paru : t.a.k Tensi : t.d.p

Hati/limpa : t.a.k Pernapasan : t.d.p

Status lokalisata

Telinga

Daun telinga kanan kiri

Bentuk : N N Bisul : - - Luka : - - Cairan : - - Fistel : - - Othematom : - - Tumor/kista : - - Lain-lain : - -

Peri aurikuler depan belakang kanan kiri

Benjolan : - - Fistel : - - Luka : - - Nanah : - - Darah : - - Granulasi : - - Nyeri tekan : - - Lain-lain : - -

Liang telinga kanan kiri

Luas : luas luas Benjolan : - -

Cairan : - encer : - - - berbenang : - - - nanah : - -

11

Page 12: THT LK (Faringitis)

- darah : - - Serumen : - - Granulasi : - - Polip : - - Fistel : - - Tumor : - - Nyeri tekan : - -

Membrana timpani kanan kiri

Bentuk : N N Warna : putih mutiara putih mutiara Reflek cahaya : + N + N Atropi : - - Pengapuran : - - Perforasi : - - Retraksi : - - Granulasi : - - Polip : - - Bulla/vesikel : - -

Tes pendengaran kanan kiri

Penala- 512 : + +- 1024 : + +- 2048 : + +- 4096 : + +

Rinne : AC > BC AC > BC Weber : lateralisasi (-) lateralisasi (-) Scwabach : sama sama

Hidung

Bentuk : normal Luka : - Cairan : - Krusta : - Bisul : - Fraktur : -

12

Page 13: THT LK (Faringitis)

Rinoskopi anterior kanan kiri

Vestibulum- secret : - -- bisul : - -- ragaden : - -- maserasi : - -

Cavum nasi : N N Selaput lendir

- warna : merah muda merah muda- permukaan : licin licin

Konka media : N N Konka inferior : N N Meatus media : N N Meatus inferior : N N Septum

- deviasi : - -- abses : - -- krusta : - -- perforasi : - -

Cairan - darah : - -- nanah : - -

Secret : - - Polip : - - Tumor : - - Corpus alienum : - -

Rinoskopi posterior kanan kiri

Kavum nasi : dbn dbn Khoana : dbn dbn Konka superior : dbn dbn Konka media : dbn dbn Meatus superior : dbn dbn Meatus media : dbn dbn Septum nasi : dbn dbn Nasofaring : dbn dbn Tuba eustachius : dbn dbn Adenoid : - -

13

Page 14: THT LK (Faringitis)

Sinus paranasal sinus maxilla sinus frontal Kanan kiri kanan kiri

Nyeri tekan : - - - - Transluminasi : tdp tdp tdp tdp

Mulut

Bibir : t.a.k Lidah : + N Pallatum molle : t.a.k Pallatum durum : t.a.k Dasar mulut : t.a.k Gigi : - caries : -

- radiks : - - abses : - - tumor gusi : -

Orofaring

Selaput lendir - Warna : hiperemis- Permukaan : bergranul

Ulkus : - Beslag : - Abses : - Limf folikel : - Korpus alienum : -

Tonsil pallatina kanan kiri

Permukaan : rata rata Warna : merah muda merah muda Besar : T1 T1 Beslag : - - Sikatrik : - - Lacuna : - - Krista : - - Perlengketan : - - Korpus alienum : - -

14

Page 15: THT LK (Faringitis)

Leher

Bentuk : N Kelenjar regional : dbn

Laringoskopi indirek

Pangkal lidah : dbn Papil lidah : + N Tonsil lidah : + N Valekula : dbn Epiglottis : + N Aritenoid : dbn Plika ventrikularis : dbn Plika vokalis : dbn Trachea : dbn

Laboratorium

Darah/urin/feses : tidak dilakukan pemeriksaan

Hasil foto rongten : tidak dilakukan pemeriksaan

Hasil PA : tidak dilakukan pemeriksaan

Kesimpulan

KU : Nyeri ditenggorokkan

Telaah : Hal ini dialami os ± 3 hari, nyeri menelan (+), riwayat menelan

benda asing (-), merokok (+), 1 bungkus perhari, demam (+).

15

Page 16: THT LK (Faringitis)

Status lokalisata

Orofaring

Selaput lendir : basah Warna : hiperemis Ulkus : - Beslag : - Abses : - Limf folikel : - Korpus alienum : - Bergarnul : +

Diagnosa banding

1. Faringitis Akut

2. Tonsilitis akut

3. Laringitis akut

Diagnosa sementara : Faringtis akut

Pengobatan dan tindakan

Antibiotik

Analgetik

Anti inflamasi

Anjuran

Menjaga kebersihan mulut, dengan obat kumur

Menghindari factor predisposisi.

16

Page 17: THT LK (Faringitis)

17