THT LK (Faringitis)
-
Upload
herman-wijayantoro -
Category
Documents
-
view
84 -
download
4
Transcript of THT LK (Faringitis)
FARINGITIS
PENDAHULUAN
Faringitis adalah suatu peradangan didalam rongga mulut atau faring yang
biasanya disertai kesulitan menelan. Kebanyakkan awal mula penyakit ini berasal
dari rongga mulut yang disertai demam dan lesu. Tapi biasanya hanya
berlangsung beberapa hari saja. Dan biasanya pasien datang berobat dengan
keluhan rasa sakit jika menelan.(1)
Faringitis banyak dijumpai pada anak-anak, remaja dan dewasa muda.
Tetapi harus diperhatikan lamanya sakit tenggorokkan. Infeksi tenggorokkan oleh
organisme yang resisten atau tidak di terapi dapat membentuk abses yang
berbahaya diberbagai rongga jaringan lunak di sekeliling saluran nafas.(2)
DEFENISI
Faringitis adalah suatu peradangan didalam rongga mulut atau faring.
Biasanya penyakit ini disertai dengan kesulitan menelan.(1)
ANATOMI
Secara anatomi faring terdiri dari 3 bagian, yaitu :(1,2,3,4)
Nasofaring
Orofaring
Laringofaring
1
Faringitis THT FK- UISU
Nasofaring
Disebut juga dengan epifaring, terletak antara basis sphenoid sebagai batas
atas pinggir bawah pallatum molle sebagai batas bawah, koana dan pallatum
molle sebagai batas depan dan vetebre cervical 1-2 serta basis sphenoid sebagai
batas belakang.(1,2,3,4)
Pada daerah dinding batas belakang dan atap terletak jaringan limfoid
yaitu disebut dengan tonsil faring atau adenoid. Pada dinding anterior bagian atas
terdapat 2 buah lubang sebagai muara cavum nasi ke nasofaring, yang disebut
koana atau nares posterior. Dibawah koana terdapat pallatum molle.(1,2,3,4)
Pada dinding lateral kiri dan kanan ditentukan cekungan yaitu muara tuba
eustachius ke nasofaring dan di belakang, muara tuba tersebut ditemui tonjolan
yaitu disebut torus tobarius. Dibelakang torus tobarius ditemukan pada suatu
lekukan atau celah yang disebut fossa Rosenmuller.(1,2,3,4)
Orofaring
Disebut juga nasofaring dengan batas atasnya adalah pallatum molle, batas
bawah adalah tepi atas epiglottis, ke depan adalah rongga mulut, sedangkan ke
belakang adalah vetebre cervical.(1,2,3,4)
Struktur yang terdapat dirongga orofaring adalah dinding posterior faring,
tonsil palatina, fossa tonsil,serta arkus faring anterior dan posterior, uvula, tonsil
lingual dan foramen sekum.(1,2,3,4)
2
Faringitis THT FK- UISU
Laringofaring
Batas laringofaring sebelah superior adalah tepi atas epiglottis, batas
anterior adalah laring, batas inferior adalah oesofagus serta batas posterior
vertebra cervical. Didepan epiglottis ditemukan dua buah celah yang disebut
valleculla. Batas kedua celah ini merupakan suatu ligament yang disebut ligament
faringo epiglottica. Dibelakang ligament-ligament tersebut terletak suatu celah
yang disebut sinus piriformis.(1,2,3,4)
FISIOLOGI
Secara fisiologi faring berfungsi untuk respirasi, pada waktu menelan,
resonansi suara dan untuk artikulasi.(1,2,3)
Pada fungsi menelan terdapat 3 fase :
Fase oral, yaitu bolus makanan dari mulut menuju ke faring. Gerakan
disini disengaja ( voluntary ).
Fase faringeal, yaitu pada waktu transport bolus makanan melalui faring.
Gerakan disini tidak disengaja ( involuntary ).
Fase esofagal, gerakan ini tidak disengaja yaitu pada waktu bolus makanan
bergerak secara peristaltic dioesofagus menuju lambung.(1,3,4)
PATOFISIOLOGI
Pada faringitis akut mula-mula terjadi infiltrasi pada lapisan epitel. Bila
epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi, terdapat
3
pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfnuklear. Proses ini
secara klinis tampak pada kriptus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut
detritus. Suatu tonsillitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsillitis
folikularis. Bila bercak-bercak detritus ini berdekatan menjadi satu, maka
terjadilah tonsillitis lakunaris. Bercak detritus yang melebar itu dapat lebih lebar
lagi, sehingga terbentuk membran semu ( pseudo membran ).(3,4)
Sedangkan pada faringitis kronis terdiri dari dua bentuk yaitu hiperplastik
dan otropi. Pada faringitis kronis hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding
posterior faring, tampak mukosa menebal serta hipertropi kelenjar limf
dibawahnya dan dibelakang arkus faring posterior ( lateral band ). Tampak
dinding mukosa posterior tidak rata yang disebut granuler.(4)
ETIOLOGI
Penyebab faringitis akut adalah kuman-kuman golongan streptococcus B
hemoliticus, streptococcus viridans serta streptococcus pyogenes. Sisanya
disebabkan oleh infeksi virus yaitu adenovirus, ECHO, virus influenza, serta
herpes. Cara infeksinya ialah oleh percikan ludah ( droplet infection ).(2,3,4,5)
Faktor-faktor predisposisi radang kronik di faring ini adalah rhinitis
kronis, sinusitis, iritasi kronik yang dialami perokok dan peminum alkohol juga
inhalasi uap yang merangsang mukosa faring pada pekerja di laboratorium.
Infeksi dapat menyebabkan terjadinya faringitis kronis. Daerah yang berdebu serta
orang yang biasa bernafas melalui mulut karena hidung tersumbat merupakan
salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit ini.(3,4)
4
Pada faringitis kronis atropi diduga disebabkan oleh karena udara yang
tidak cukup di hangatkan dan di lembabkan oleh hidung. Seperti yang terjadi pada
pernafasan mulut kronis dan pada keadaan rhinitis atropika dimana fungsi
pelembaban dari hidung tidak berfungsi sehingga menimbulkan rangsangan serta
infeksi pada faring.(3,4)
TANDA DAN GEJALA
1. Faringitis akut
Gejala yang sering ditemukan ialah gatal dan kering pada tenggorokkan,
suhu tubuh naik sampai mencapai 40ºC, rasa lesu, rasa nyeri di sendi, tidak
nafsu makan ( anoreksia ), rasa nyeri ditelinga (otalgia ), bila laring yang
terkena suara menjadi parau atau serak. Pada pemeriksaan tampak faring
hiperemis, tonsil membengkak dan hiperemis, terlihat detritus membentuk
folikel, kadang detritus berdekatan menjadi satu ( tonsillitis lakunaris )
atau berupa membran semu. Kelenjar submandibulla membengkak dan
nyeri tekan, terutama pada anak-anak.(3,4)
2. Faringitis kronis
Faringitis kronis hiperplastik
Pasien mengeluh gatal, kering serta berlendir yang sukar di
keluarkan di tenggorokkan, disertai batuk. Pada pemeriksaan
tampak mukosa dinding posterior faring granular.(4)
Faringitis kronis atropika
5
Tenggorokkan terasa kering dan tebal, serta mulut berbau. Pada
pemeriksaan tampak pada mukosa faring terdapat lendir yang
melekat dan bila lendir itu diangkat tampak mukosa kering.(3,4)
DIAGNOSA
Diagnosa biasanya dibuat tanpa kesulitan, terutama terdapatnya gejala dan
tanda seperti yang dijelaskan diatas. Dan hasil pemeriksaan menyokong, maka
diagnosa faringitis dapat ditegakkan.(3,4)
DIAGNOSA BANDING
Mononukleus infeksiosa
Tonsilitis difteri
Scarlet fever
Angina agranulositosis
Tonsilitis kronik
Laringitis kronik.(4)
PENATALAKSANAAN
1. Faringitis akut
Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamide selama 5 hari
Anti piretik
Obat kumur atau obat hisap dengan desinfektan
6
Bila alergi dengan penisilin dapat diberikan eritromisin atau
klindamisin
2. Faringitis kronik hiperplastik
Dicari dan diobati penyakit kronik di hidung dan sinus paranasal. Tetapi
lokal dengan melakukan kaustik memakai listrik atau zat kimia, misalnya
albotil atau nitras argenti. Sebagai simtomatis, diberikan obat hisap atau
obat kumur serta obat batuk ( antitusif atau ekspektoran ).
3. Faringitis kronik atropi ( sika )
Antibiotik berspektrum luas atau sesuai uji resistensi kuman
sampai gejala hilang
Obat kumur
Menjaga hygiene mulut
Obat simtomatik.(1,2,3,4)
KOMPLIKASI
Abses peritonsil
Abses para faring
Toksemia
Otitis media akut
Bronkhitis
Nefritis akut
Miokarditis
Artritis.(2)
7
PROGNOSA
Prognosa penyakit ini umumnya baik bila penyakit cepat diketahui dan
diterapi dengan tepat dan dapat sembuh dengan sempurna. Akan tetapi bila pasien
datang terlambat dan penyakit sudah berlanjut, maka prognosa akan kurang baik.
(4)
KESIMPULAN
Faringitis adalah suatu peradangan didalam rongga mulut atau faring.
Etiologi pada penyakit ini dapat disebabkan oleh kuman-kuman golongan
streptococcus B hemoliticus, streptococcus viridans, streptococcus pyogenes dan
sisanya disebabkan oleh virus seperti adenovirus, ECHO, virus influenza serta
herpes. Cara penularannya adalah oleh percikan ludah ( droplet infection ).
Diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, tanda dan gejala yaitu,
rasa gatal dan kering pada tenggorokkan, suhu naik sampai 40ºC, rasa lesu, rasa
nyeri pada sendi, anoreksia, rasa nyeri ditelinga ( otalgia ), infeksi pada laring
akan menimbulkan suara parau atau serak, juga batuk pada faringitis kronis.
Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis, tonsil membengkak dan
hiperemis. Pengobatan penyakit ini ditujukan pada penyakit primernya dan pada
umumnya prognosanya baik bila penyakit cepat diketahui dan diterapi dengan
tepat.
8
STATUS ORANG SAKIT
Anamnesa pribadi
Nama : Ginda Napa
Umur/kelamin/kawin : 23 thn/laki-laki/belum kawin
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku bangsa : Batak
Agama : Islam
Alamat : Jln. Rakyat maplindo no. 76 Medan
Anamnesa penyakit
Keluhan utama : Nyeri di tenggorokkan
Telaah : Hal ini dialami os ± 3 hari, nyeri menelan (+), riwayat me-
nelan benda asing (-), merokok (+) 1 bungkus perhari, de-
mam (+).
Hidung kanan kiri
Cairan : - Encer : - - - Kental : - - - Darah : - - - Nanah : - -
Berbau : - - Tumpat : - - Penciuman : - - Sakit : - - Gatal : - -
9
Bersin-bersin : - -
Telinga kanan kiri
Cairan : - Encer : - - - Kental : - - - Darah : - - - Nanah : - -
Gatal : - - Dikorek : - - Sakit : - - Bengkak : - - Pendengaran : - - Tinitus : - - Mengunyah sakit : - -
Kerongkongan
Sakit dileher : - Sakit menelan : + Sangkut menelan : - Seperti ada benda : - Terasa kering : + Gatal : - Lendir : - Berbunyi : -
Anamnesa keluarga : Asma (-), alergi hidung (-), kulit gatal (-), migren (-).
Anamnesa umum : Demam (+), batuk (-), pilek (-), sering makan obat (-).
Status present
Sensorium : CM aktif (+), anemia (-), cianosis (-), dispnue (-), edema (-).
KU/KG/KP : Baik/baik/baik
Jantung : t.a.k Nadi : t.d.p
10
Paru : t.a.k Tensi : t.d.p
Hati/limpa : t.a.k Pernapasan : t.d.p
Status lokalisata
Telinga
Daun telinga kanan kiri
Bentuk : N N Bisul : - - Luka : - - Cairan : - - Fistel : - - Othematom : - - Tumor/kista : - - Lain-lain : - -
Peri aurikuler depan belakang kanan kiri
Benjolan : - - Fistel : - - Luka : - - Nanah : - - Darah : - - Granulasi : - - Nyeri tekan : - - Lain-lain : - -
Liang telinga kanan kiri
Luas : luas luas Benjolan : - -
Cairan : - encer : - - - berbenang : - - - nanah : - -
11
- darah : - - Serumen : - - Granulasi : - - Polip : - - Fistel : - - Tumor : - - Nyeri tekan : - -
Membrana timpani kanan kiri
Bentuk : N N Warna : putih mutiara putih mutiara Reflek cahaya : + N + N Atropi : - - Pengapuran : - - Perforasi : - - Retraksi : - - Granulasi : - - Polip : - - Bulla/vesikel : - -
Tes pendengaran kanan kiri
Penala- 512 : + +- 1024 : + +- 2048 : + +- 4096 : + +
Rinne : AC > BC AC > BC Weber : lateralisasi (-) lateralisasi (-) Scwabach : sama sama
Hidung
Bentuk : normal Luka : - Cairan : - Krusta : - Bisul : - Fraktur : -
12
Rinoskopi anterior kanan kiri
Vestibulum- secret : - -- bisul : - -- ragaden : - -- maserasi : - -
Cavum nasi : N N Selaput lendir
- warna : merah muda merah muda- permukaan : licin licin
Konka media : N N Konka inferior : N N Meatus media : N N Meatus inferior : N N Septum
- deviasi : - -- abses : - -- krusta : - -- perforasi : - -
Cairan - darah : - -- nanah : - -
Secret : - - Polip : - - Tumor : - - Corpus alienum : - -
Rinoskopi posterior kanan kiri
Kavum nasi : dbn dbn Khoana : dbn dbn Konka superior : dbn dbn Konka media : dbn dbn Meatus superior : dbn dbn Meatus media : dbn dbn Septum nasi : dbn dbn Nasofaring : dbn dbn Tuba eustachius : dbn dbn Adenoid : - -
13
Sinus paranasal sinus maxilla sinus frontal Kanan kiri kanan kiri
Nyeri tekan : - - - - Transluminasi : tdp tdp tdp tdp
Mulut
Bibir : t.a.k Lidah : + N Pallatum molle : t.a.k Pallatum durum : t.a.k Dasar mulut : t.a.k Gigi : - caries : -
- radiks : - - abses : - - tumor gusi : -
Orofaring
Selaput lendir - Warna : hiperemis- Permukaan : bergranul
Ulkus : - Beslag : - Abses : - Limf folikel : - Korpus alienum : -
Tonsil pallatina kanan kiri
Permukaan : rata rata Warna : merah muda merah muda Besar : T1 T1 Beslag : - - Sikatrik : - - Lacuna : - - Krista : - - Perlengketan : - - Korpus alienum : - -
14
Leher
Bentuk : N Kelenjar regional : dbn
Laringoskopi indirek
Pangkal lidah : dbn Papil lidah : + N Tonsil lidah : + N Valekula : dbn Epiglottis : + N Aritenoid : dbn Plika ventrikularis : dbn Plika vokalis : dbn Trachea : dbn
Laboratorium
Darah/urin/feses : tidak dilakukan pemeriksaan
Hasil foto rongten : tidak dilakukan pemeriksaan
Hasil PA : tidak dilakukan pemeriksaan
Kesimpulan
KU : Nyeri ditenggorokkan
Telaah : Hal ini dialami os ± 3 hari, nyeri menelan (+), riwayat menelan
benda asing (-), merokok (+), 1 bungkus perhari, demam (+).
15
Status lokalisata
Orofaring
Selaput lendir : basah Warna : hiperemis Ulkus : - Beslag : - Abses : - Limf folikel : - Korpus alienum : - Bergarnul : +
Diagnosa banding
1. Faringitis Akut
2. Tonsilitis akut
3. Laringitis akut
Diagnosa sementara : Faringtis akut
Pengobatan dan tindakan
Antibiotik
Analgetik
Anti inflamasi
Anjuran
Menjaga kebersihan mulut, dengan obat kumur
Menghindari factor predisposisi.
16
17