FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI...

72
MANAJEMEN MUTU HOMESCHOOLING KAK SETO CABANG SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Pendidikan Islam Jurusan Kependidikan Islam (KI) Oleh: AISYAH NIM: 073311011 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI...

Page 1: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

MANAJEMEN MUTU HOMESCHOOLING KAK SETO

CABANG SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Pendidikan Islam

Jurusan Kependidikan Islam (KI)

Oleh:

AISYAH

NIM: 073311011

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Aisyah

NIM : 073311011

Jurusan / Program Studi : Pendidikan Agama Islam

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 25 November 2011

Saya yang menyatakan,

Aisyah

NIM. 073311011

Page 3: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

iii

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax 7615387

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : MANAJEMEN MUTU HOMESCHOOLING KAK SETO

CABANG SEMARANG

Nama : Aisyah

NIM : 073311011

Jurusan : Kependidikan Islam

Program Studi : Kependidikan Islam

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, 12 Desember 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua,

Ismail SM, M.Ag.

NIP: 19711021 199703 1002

Sekretaris,

Dr. Ahwan Fanani, M.Ag.

NIP: 19780930 200312 1001

Penguji I,

Dr. Achmad Sudja’i, M.Ag.

NIP: 19511005 197612 1001

Penguji II,

Siti Tarwiyah, S.S., M.Hum.

NIP: 19721108 199903 2001

Pembimbing I,

Fatkurroji, M.Pd.

NIP: 19770415 200701 1032

Pembimbing II,

Ismail, M.Ag. NIP: 19711021 199703 1 002

Page 4: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

iv

Page 5: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

v

Page 6: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

vi

ABSTRAK

Judul : MANJEMEN MUTU HOMESCHOOLING KAK SETO

CABANG SEMARANG

Penulis : Aisyah

NIM : 073311011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Penerapan manajemen mutu

Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang. 2). Pengembangan manajemen mutu

Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif lapangan dengan teknik pengumpulan data melalui: Observasi,

Wawancara, Dokumentasi dan Triangulasi data. Analisis data dalam penelitian ini

berupa teknik analisis deskriptif, yaitu metode analisis data yang berupa kata-kata,

gambar dan bukan angka.

Kesimpulan penelitian meliputi: Pertama, HSKS cabang Semarang

dilaksanakan berdasarkan filosofi sederhana “belajar dapat dilakukan dimana saja,

kapan saja, dan dengan siapa saja”. Untuk menjadi institusi pendidikan yang

selalu menjaga mutu pengembangan kedepan selalu didasarkan pada VISI dan

MISI yang telah di tetapkan. untuk mengawal agar pencapaian VISI sesuai dengan

tuntutan masyarakat maka HSKS Semarang juga membentuk gugus kendali dan

penjaminan mutu (Quality Insurance). Maka hal tersebut diimplementasikan

dalam bentuk PDMI (Plan, Do, Monev, Improvement). Siklus ini merupakan

siklus perbaikan yang never ending, dan berlaku pada semua fase organisasi/

lembaga yang selanjutnya oleh HSKS di perkuat dengan SOP (Standar

Operasional Prosedur) terkait dengan peraturan-peraturan pada HSKS semarang

sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

beberapa kegiatan yang sesuai dengan dokumentasi (perencanaan),dan selanjutnya

di tindak lanjuti dengan evaluasi bersama. Kedua, Dalam pengembangan

manajemen mutu HSKS cabang Semarang selalu mengutamakan pelayanan yang

berorientasi pada perbaikan terus menerus, dalam gerakannya HSKS Semarang

mengadakan pelatihan kepada para tutor dan wali murid dengan tujuan untuk

pengembangan potensi akademik, personal dan keserasian dalam mendidik anak

baik pada saat di HSKS dengan di rumah. HSKS Semarang memberikan

Pelayanan konsultasi untuk para wali murid dan murid sebagai salah satu bentuk

komunikasi. Pemberian portofolio homeschooler pada siswa setiap selesai

pembelajaran dan angket 3 bulan sekali pada saat parent meeting adalah salah satu

bentuk untuk peningkatan manajemen mutu HSKS.

Selanjutnya, semoga penelitian ini diharapkan menjadi khazanah dan

masukan bagi pengelola HSKS cabang Semarang agar terus meningkatkan

Quality Insurance sehingga menghasilkan produk / output yang lebih berkualitas

di segala bidang, bahan informasi bagi civitas akademika dan semua pihak yang

membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Page 7: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penelitian

skripsi ini dengan judul Manajemen Mutu Homeschooling Kak Seto Semarang.

Syukur Alhamdulillah penulis diberi kekuatan lahir dan batin sehingga dapat

menaungkan dan mencurahkan ide, gagasan serta pemikiran yang akhirnya skripsi

ini dapat terwujud.

Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Negeri Walisongo Semarang jurusan Kependidikan Islam (KI-MPI). Penelitian ini

dapat diselesaikan berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam

rangka penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Mustofa Rahman, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam (KI-

MPI) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang,

yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dan

sekaligus merangkap selaku dosen wali yang memotivasi dan memberi arahan

selama kuliah.

3. Fatkurroji, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

arahan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

porgam S1.

4. Ismail SM, M.Ag., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

arahan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

porgam S1.

5. Dosen Kependidikan Islam (KI-MPI), dosen dan staf pengajar di Institut

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang yang membekali peneliti berbagai

pengetahuan.

Page 8: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

viii

6. Suharto, M.Pd., selaku Manajer HSKS Semarang yang telah memberikan ijin

kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Segenap staf dan tutor HSKS Semarang yang telah membantu, mengarahkan

dan memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.

8. Dr. Fatah Syukur, M.Pd yang selalu memberikan arahan, bimbingan, motivasi

serta suport selama kuliah serta selama penyusunan skripsi sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian dan porgam S1.

9. Ayahanda Drs. H. Ubaidillah dan Ibunda Khaeriyah tercinta terima kasih atas

do’a, nasihat, suport, dukungan serta segala pengorbanan dan kasih sayang

selama ini dalam mendidik dan mengarahkan penulis dengan penuh

kesabaran dan cinta.

10. Adik-adiku tercinta ananda Dedeh Fasihah, Novi Nur Azizah, Yayuk Nur

Khasanah, Nida Dzalatil Illahiyah dan si bungsu Fina Farhatin (Neng) yang

senantiasa memberi canda tawa dan senyum keceriaan sehingga memotivasi

penulis dalam menyelesaikan penelitian dan porgam S1.

11. Keluarga besar KH. Qolyubi Nawawi dan keluarga besar H. Nawawi yang

selalu mendoakan, memberikan motivasi serta suport sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan porgam S1.

12. Keluarga besar Kependidikan Islam (KI-MPI) angkatan 2007 yang telah setia

menemani penulis berproses dan berjuang bersama dalam suka dan duka yang

sarat makna, ini bukanlah akhir dari persahabatan kita, esok masih ada waktu

untuk berjumpa, semoga kita selalu berada dijalan-Nya.

13. Teman-teman Jurusan Kependidikan Islam (KI), PMII, DEMA, EDUKASI

dan HMJB yang selalu setia dalam berjuang dan berproses bersama.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu, memberikan arahan, motivasi, serta suport kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan porgam S1.

Semarang, 25 November 2011

Penulis

Aisyah

073311011

Page 9: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii

PENGESAHAN .......................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ................................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI.

A. Kajian Pustaka…. ...................................................................... 9

B. Kerangka Teoritik....................................................................... 10

1. Manajemen Mutu dalam Dunia Pendidikan.......................... 10

a. Pengertian Manajemen Mutu……. ................................ 10

b. Manajemen Mutu Pada Lembaga Pendidikan

Informal (Homeschooling).. .......................................... 14

c. Prinsip-prinsip Manajemen Mutu .................................. 16

d. Komponen-komponen Manajemen Mutu ...................... 18

e. Karakteristik Manajemen Mutu ..................................... 20

f. Perbaikan yang Berkesinambungan ............................... 22

g. Pentingnya Manajemen Mutu dalam Pendidikan ........... 24

h. Fungsi dan Tujuan Manajemen Mutu ............................ 27

i. Manfaat Manajemen Mutu. ........................................... 28

Page 10: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

x

2. Homechooling dalam Dunia Pendidikan .............................. 29

a. Pengertian Homeschooling. .......................................... 29

b. Sejarah Homeschooling ................................................ 32

c. Model-model Homeschooling ....................................... 35

d. Homeschooling vs Sekolah Formal ............................... 36

e. Keunggulan dan Hambatan Homeschooling .................. 36

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian….. .................................................................... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian…... ............................................. 39

C. Sumber Penelitian. .................................................................... 39

D. Fokus Penelitian ....................................................................... 40

E. Teknik Pengumpulan Data…….... ............................................. 40

F. Teknik Analisis Data…..... ........................................................ 44

BAB IV : Manajemen Mutu Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang

A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 47

1. Sejarah berdirinya HSKS cabang Semarang ...................... 47

2. Letak Geografis HSKS cabang Semarang .......................... 47

3. Keadaan Pimpinan, Tutor, dan Peserta Didik HSKS

cabang Semarang .............................................................. 49

B. Pembahasan .............................................................................. 51

1. Analisis Penerapan Manajemen Mutu HSKS cabang

Semarang .......................................................................... 52

2. Analisis Pengembangan Manajemen Mutu HSKS

cabang Semarang .............................................................. 59

BAB V : Penutup

A. Kesimpulan ................................................................................ 72

B. Saran ......................................................................................... 73

C. Penutup ...................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Fasilitas yang dimiliki oleh HSKS cabang Semarang, 51

Tabel 4.2 : Keadaan Piminan Homsechooling Kak Seto cabang Semarang, 42

Tabel 4.3 : Keadaan Tutor Homsechooling Kak Seto cabang Semarang, 43

Tabel 4.4 : Keadaan Peserta Didik HSKS cabang Semarang, 44

Tabel 4.5 : Titik Beda Manajemen Mutu HSKS cabang Semarang Vs

Sekolah Formal, 73

Page 12: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Proses Manajemen Mutu, 21

Gambar 2.2 : Perbaikan Kualitas Berkesinambungan Dalam Lembaga

Pendidikan, 24

Gambar 2.3 : Manfaat TQM, 39

Gambar 4.1 : Bagan Struktur Organisasi HSKS cabang Semarang, 54

Gambar 4.2 : Standar Operasional Pembelajaran HSKS Cabang

Semarang,67

Gambar 4.3 : Struktur Organisasi yang menerapkan manajemen mutu, 69

Page 13: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan Negara.1

Salah satu masalah yang sedang kita hadapi adalah rendahnya mutu

pendidikan pada setiap jenjang. Berbagai usaha telah di usahakan namun belum

menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari fenomena

masih banyaknya peserta didik yang gagal sekolah (drop out), lamanya memperoleh

pekerjaan bahkan banyak yang menjadi pengangguran, merupakan indikator lain

betapa rendahnya mutu pendidikan.

Dalam dunia persaingan global yang tajam saat ini, orang banyak berbicara

tentang “mutu” terutama berhubungan dengan pekerjaan yang menghasilkan produk

dan/atau jasa. Suatu produk dibuat karena ada yang membutuhkan, dan kebutuhan

tersebut berkembang seiring dengan tuntutan mutu penggunanya.

Suatu produk dan/atau jasa dibuat sedemikian rupa agar dapat memenuhi

kebutuhan dan harapan pelanggannya. Titik temunya antara harapan dan kebutuhan

pelanggan dengan hasil produk dan/atau jasa itulah yang disebut “bermutu.” Jadi

ukuran bermutu tidaknya suatu produk dan/atau jasa adalah pada terpenuhi tidaknya

harapan dan kebutuhan pengguna/pelanggan. Semakin tinggi tuntutan pengguna

maka semakin tinggi kualitas mutu tersebut.

Dewasa ini jasa pendidikan memegang peranan vital dalam mengembangkan

dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Akan tetapi, minat dan perhatian

pada aspek kualitas jasa pendidikan bisa dikatakan baru berkembang dalam satu

1 Tim Penyusun UURI, Undang-Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang guru

dan dosen serta UURI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.

72.

Page 14: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

2

dekade terakhir. Keberhasilan jasa pendidikan ditentukan dalam memberikan

pelayanan yang berkualitas kepada para pengguna jasa pendidikan tersebut (peserta

didik/mahasiswa, wali murid dan pelanggan lain).2 Dalam prakteknya, layanan yang

diberikan dalam pendidikan dapat dilakukan melalui antara lain: 1. Pelayanan kepada

peserta didik melalui proses pembelajaran, memberikan informasi, layanan

administrasi dan pendampingan. 2. Layanan kepada orang tua peserta didik (wali

murid) melalui memberikan informasi, layanan administrasi . 3. Layanan kepada

pelanggan lain, melalui sesuai kebutuhan dan kemampuan yang ada.

Mutu pendidikan itu tidak hanya diukur dari mutu keluaran pendidikan secara

utuh (educational outcomes), dan itu dikaitkan dengan konteks dimana mutu itu

ditempatkan dan berapa besar persyaratan tambahan yang diperlukan untuk itu. Mutu

pendidikan juga dapat diukur dari besarnya kapasitas layanan pendidikan dalam

memenuhi customers needs and wants. Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi,

maka mutu pendidikan dapat diukur dari besarnya earnings yang diperoleh oleh

lulusan setelah menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu.3

“Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang

dihasilkan. Menurut Stephan Uselac, yang dimaksud mutu bukan hanya produk dan

jasa saja, namun juga mencakup proses, lingkungan dan manusia”.4 Jadi, mutu dapat

didefinisikan sebagai suatu kondisi yang berhubungan dengan produk, jasa, proses,

lingkungan dan manusia untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan guna

memenuhi kebutuhan pelanggan.

Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa mutu adalah segala sesuatu yang dibutuhkan pelanggan (eksternal dan

internal) baik itu produk, jasa, proses, lingkungan maupun manusia. Sedangkan

manajemen mutu adalah segala sesuatu yang harus dilakukan oleh organisasi baik itu

2 Eti Rochaety, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). hlm.

110.

3 Sudarwan Danim, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2003), hlm. 80.

4 Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu (Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata Langkah

Penerapan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 75.

Page 15: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

3

institusi atau perusahaan untuk memastikan bahwa produknya telah sesuai dengan

kebutuhan pelanggan.

Meskipun manajemen mutu dapat didefinisikan dalam berbagai versi, namun

pada dasarnya manajemen mutu itu berfokus pada perbaikan terus-menerus untuk

memenuhi kepuasan pelanggan. Jadi, dengan demikian manajemen mutu berorientasi

pada proses yang mengintegrasikan semua SDM, pemasok-pemasok, dan para

pelanggan yang ada di lingkungan tersebut.5

“Definisi relative tentang mutu tersebut memiliki dua aspek. Pertama adalah

menyesuaikan diri dengan spesifikasi. Kedua adalah memenuhi kebutuhan

pelanggan. Mutu bagi produsen bisa diperoleh melalui produk atau layanan yang

memenuhi spesifikasi awal yang telah ditetapkan dalam gaya yang konsisten”.6

Manajemen mutu tidak hanya terdapat pada pendidikan formal dan non-

formal, dalam pendidikan informal manajemen mutu atau standar mutu pendidikan

ada, sebagaimana isi dalam Permen No 63 tahun 2009 bab II pasal 9 tentang

“Penjaminan Mutu Pendidikan Informal” yang isinya adalah “Penjaminan mutu

pendidikan informal dilaksanakan oleh masyarakat baik secara perseorangan,

kelompok, maupun kelembagaan”.7 guna untuk memberikan jaminan kepada

pelanggan jasa pendidikan, karena pendidikan informal jelas tercantum dalam pasal 1

No 13 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional-Sisdiknas No.20/2003 yang

isinya adalah “Departemen Pendidikan Nasional menyebut sekolah rumah dalam

pendidikan homeschooling”. Jalur sekolah-rumah ini dikategorikan sebagai jalur

pendidikan informal yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.8

5 Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu (Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata Langkah

Penerapan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 6-7.

6 Edward Sallis Total Quality Manjemen In Education (Manjemen Mutu Pendidikan),

(Yogyakarta: Ircisod, 2008), hlm. 54.

8 Peraturan Mentri No 63 tahun 2009. Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan,

“http://www.linkpdf.com/ebookviewer.php?url=http://daa.ugm.ac.id/images/SK/menteri/permen_200

9_63_penjaminan_mutu.pdf. di akses tanggal 20-11-2010”.

7 Ara Hidayat Dan Imam Machali, Pengelola Pendidikan, (Konsep, Prinsip dan Aplikasi

Mengelola Sekolah dan Madrasah , (Bandung: Pustaka Educa, 2010 , hlm. 355.

Page 16: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

4

Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan

seperti (Homeschooling) berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Meskipun

pemerintah tidak mengatur standar isi dan proses pelayanan pendidikan informal,

namun hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal (sekolah

umum) dan non formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar

nasional pendidikan (pasal 27 ayat 1-2 UU SISDIKNAS No. 20/2003).9

Dengan adanya persaingan yang ada di dunia pendidikan sekarang ini tentu

menuntut sekolah untuk berlomba-lomba menghasilkan output dalam hal ini siswa

yang memiliki daya saing, sehingga banyak sekolah yang muncul dengan

bermacam-macam desain, misalnya sekolah dengan background Islam terpadu (IT),

full day school, berstandar nasional atau bahkan internasional. Dari bermacam-

macam bentuk sekolah ini tentu memiliki manajemen sekolah yang berbeda.

Sedangkan mereka yang kurang puas dengan pendidikan formal cenderung

memilih pendidikan alternatif, yakni sekolah yang bentuk dan metode belajarnya

berbeda dari sekolah formal. Bentuk dari sekolah alternatif sendiri beragam, mulai

kategori anak berkebutuhan khusus (ABK) atau yang dahulu dikenal dengan anak

cacat, homeschooling atau belajar di rumah, sampai sekolah alternatif berbasis

kurikulum alam yang bisa melebar dalam bentuk outbound.10

Dalam hal ini peneliti akan fokus pada salah satu pendidikan alternatif yaitu

pendidikan homeschooling. Salah satu pengertian homeschooling adalah model

pendidikan dimana sebuah keluarga memilih bertanggung jawab sendiri atas

pendidikan anak-anaknya dan mendidik anaknya dengan menggunakan rumah

sebagai basis pendidikan.

Pendidikan yang berkualitas merupakan “condition sine quanon” berupaya

guna memenangkan persaingan global, berasal dari inilah keadaan akan pentingnya

perbaikan mutu sumber daya manusia mulai dilakukan masyarakat. Homeschooling

adalah salah satu upaya untuk itu, dimana pendidikan ini berdiri sendiri secara

9. Seto Mulyadi, Home Schooling Keluarga Kak-Seto, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007),

hlm. 34-35.

10 Satmoko Budi Santoso, Sekolah Alternatif Mengapa Tidak?! (buku pintar sekolah

alam/outbound, home schooling, dan anak berkebutuhan khusus), (Jogjakarta: Diva Press, 2010), hlm.

9.

Page 17: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

5

mandiri atau merupakan pendidikan berbasis rumah. Model pendidikan ini menuntut

adanya peran langsung dari orang tua untuk mendidik anak sesuai dengan

perkembangannya. Selain itu, juga disesuaikan dengan zamannya. Misal kalau pada

zaman pra kemerdekaan, bahwa masyarakat pada waktu itu ingin sekali

menghilangkan dominasi dari kolonialisme, sehingga mereka tidak ingin

berkomunikasi dengan ajaran-ajaran orang yang dianggap menjajah. Sedang pada

masa globalisasi saat ini, ketakutan yang ada adalah adanya budaya-budaya yang

negative arus globalisasi, seperti pergaulan bebas, narkoba, dan sebagainya. Dari sini

mereka melihat bahwa rumah adalah tempat aman dalam menjalani proses

pendidikan keluarga sebagaimana Q.S. Al-Luqman ayat 13-14 tentang nasehat-

nasehat Luqman pada anak-anaknya untuk tidak berbuat dzalim.11

Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi

pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,

Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang

besar". Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua

orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah

yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah

kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah

kembalimu. (Q.S. Al-Luqman ayat 13-14).12

Setiap orang tua menghendaki anak-anaknya mendapatkan pendidikan

bermutu, nilai-nilai iman dan moral yang tertanam baik, dan suasana belajar anak

yang menyenangkan. Kerapkali hal-hal tersebut tidak ditemukan oleh karena itu

muncullah ide orang tua untuk “menyekolahkan” anak-anaknya di rumah. Dalam

perkembangannya berdirilah lembaga sekolah yang disebut sekolah rumah

11

Bulletin LPM Edulasi Quantum, Homeschooling Pendidikan Alternatif. (Semarang, Edukasi

: 2007). hlm. 2-3.

12 Al Qur’an dan Terjemahannya (Arab Saudi: Asy-Syarif Medinah Munawwarah, 1421 H ,

hlm. 654

Page 18: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

6

(Homeschooling) atau dikenal juga dengan sekolah mandiri, atau Home Education

atau Home based learning. Homeschooling menjadi tempat harapan orang tua untuk

meningkatkan mutu pendidikan anak-anak, mengembangkan nilai-nilai iman/agama,

moral serta mendapatkan suasana belajar yang menyenangkan.13

HSKS merupakan sebuah lembaga pendidikan alternatif yang dalam proses

pembelajarannya menggunakan pendekatan yang lebih tematik, aktif, konstruktif,

dan kontekstual, serta belajar mandiri melalui penekanan pada kecakapan hidup (life

skill) dan pemecahan masalah. Sebagai institusi yang bergerak pada bidang jasa

pendidikan HSKS cabang Semarang telah diakui dibawah naungan PNFI

(Pendidikan Non Formal Indonesia) yang bersifat fleksibel.

HSKS cabang Semarang bercermin berdasarkan filosofi sederhana “belajar

dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja”, dengan

mengedepankan kreatifitas, ceria dan inovatif serta mengutamakan pada karakter

building sebagai investasi saat peserta didik terjun dimasyarakat. Dari hal tersebut

pendapat hemat penulis pembelajaran yang dilakukan oleh HSKS tidak hanya pada

seputar pelajaran-pelajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah tetapi lebih pada

penekanan life skill, bakat dan minta peserta didik dan orang tua. seperti pada yang

tertera pada paragraph diatas. Dalam penerimaan peserta didik HSKS cabang

semarang mempunyai serangkaian SOP (Standar Operasional Prosedur) sebagai

informasi dan data awal bagi pihak sekolah guna menentukan kelas untuk peserta

didik diantara kelasnya adalah kategori ABK, korban bullying, dan kelas akselerasi.

di HSKS cabang Semarang SOP bukan hanya saja pada penerimaan peserta didik,

pada sistem pemebelajaranpun serangkaian standar operasional prosedur diterapkan

guna pencapaian tujuan. Lain halnya dengan manajemen mutu pada homeschooling

Kak Seto cabang Semarang. Istilah yang diterapkan dalam HSKS adalah Quality

Insurance (Penjaminan Mutu) terdapat 4 komponen yaitu adalah 1. Plan

(Perencanaan) 2. Do (proses). 3. Money (Monitoring dan evaluasi). 4. Improvement

(pengembangan).

13

Nugroho Widiasmadi, Spot Capturing (Metode Dasyat Mencetak Otak Super untuk

melejitkan kecerdasan anak), (Yogyakarta: Indonesia Tera.2010). hlm. 205-211.

Page 19: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

7

Homeschooling Kak Seto (HSKS) cabang Semarang salah satu lembaga

pendidikan akan menjadi tempat atau tujuan penelitian dikarenakan HSKS tersebut

telah mencantumkan penjaminan mutu akademik berlandaskan pada kementerian

pendidikan nasional. Kerjasama yang baik dari semua komponen HSKS serta

komitmen untuk maju yang dibangun di HSKS tersebut sangat mendukung

tercapainya sistem manajemen mutu.

Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti bermaksud

mengadakan penelitian tentang “Manajemen Mutu Homeschooling Kak Seto Cabang

Semarang”. Dengan harapan hasil penelitian ini akan menjadi bahan kajian bagi para

pengelola pendidikan lain yang tertarik menerapkan sistem manajemen mutu

tersebut.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti paparkan di atas, maka

peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Penerapan Manajemen Mutu Homeschooling Kak Seto cabang

Semarang?

2. Bagaimana Pengembangan Manajemen Mutu Homeschooling Kak Seto cabang

Semarang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mendeskripsikan Penerapan Manajemen Mutu Homeschooling Kak Seto cabang

Semarang.

2. Menjelaskan Pengembangan Manajemen Mutu Homeschooling Kak Seto cabang

Semarang.

Secara umum penelitian yang berjudul “Manajemen Mutu Homeschooling

Kak Seto Cabang Semarang” ini berguna untuk mengetahui bagaimana manajemen

mutu di Homeschooling Kak Seto cabang Semarang

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya adalah:

Page 20: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

8

1. Manfaat teoritis

a) Dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengamatan langsung

serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh selain studi di

perguruan tinggi.

b) Dapat memberikan motivasi kepada para pendidik, pembimbing dan pihak

lembaga agar tercipta manajemen mutu yang inovatif dan kreatif sehingga

dapat memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan pendidikan dan

mendapatkan citra yang baik.

c) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca dan

pihak-pihak yang berkepentingan.

d) Penelitian ini di harapkan dapat menambah khazanah intelektual, keilmuan.

2. Manfaat praktis

a) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pemimpin dalam

menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan mutu

Homeschooling Kak Seto cabang Semarang.

b) Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangsih pemikiran guna meningkatkan

mutu Homeschooling Kak Seto cabang Semarang.

Page 21: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang peneliti lakukan dalam penyusunan karya ilmiah (skripsi) ini

tergolong penelitian kualitatif, yaitu “suatu jenis penelitian yang temuan-temuannya

tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau berupa hitungan lainnya”.66

Atau

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.67

Penelitian ini digunakan untuk

mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan manajemen mutu di

Homeschooling Kak Seto cabang Semarang.

“Penelitian ini tergolong sebagai penelitian lapangan (field research) yakni

penelitian yang langsung dilakukan atau pada responden”.68

Oleh karena itu, obyek

penelitiannya adalah berupa obyek di lapangan yang sekiranya mampu memberikan

informasi tentang kajian penelitian. Dalam hal ini peneliti menjadikan

Homeschooling Kak Seto cabang Semarang sebagai obyek penelitian dengan

difokuskan pada pelaksanaan manajemen mutu di Homeschooling Kak Seto cabang

Semarang sehingga mengetahui keunggulan komparatif yang dimiliki dalam

pelaksanaan dan pengembangan manajemen mutu Homeschooling Kak Seto cabang

Semarang.

66

Straus dan Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Daftar Pustaka, 2003),

hlm. 4

67 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),

cet. 20, hlm. 6.

68 M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2002), hlm. 11.

Page 22: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

39

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada sebuah lembaga pendidikan yang berlokasi

di Homeschooling Kak Seto cabang Semarang, terletak di Jl. Klenteng Sari No 3

Semarang 50268, Jawa Tengah, Indonesia. Phone dan Fax : +62.+24+7475416.

Penelitian ini dilaksanakan Pada tanggal 02-15 agustus 2011.69

C. Sumber Penelitian

Homeschooling Kak Seto cabang Semarang resmi berdiri ditandai dengan

ditanda tanganinya MoU antara pendiri HSKS semarang yaitu Dr. Ir. H. Nugroho

Widiasmadi, M.Eng dengan HSKS pusat yaitu Dr. Seto mulyadi pada tanggal 3 Juni

2009. HSKS cabang Semarang ini membuka 3 jenjang pendidikan yaitu SD (Sekolah

Dasar) SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Mengenah Atas),

selain itu pula HSKS cabang Semarang membuka kelas keahlian Seperti kelas

robotik, desain, seni, dan lain-lain.

HSKS cabang Semarang yang telah didirikan pada tanggal 3 Juni 2009

dilaksanakan berdasarkan filosofi sederhana “belajar dapat dilakukan dimana saja,

kapan saja, dan dengan siapa saja”. Untuk menjadi institusi pendidikan yang selalu

menjaga mutu pengembangan ke depan selalu mendasarkan VISI dan MISI yang

telah ditetapkan. untuk mengawal agar pencapaian VISI tersebut sesuai dengan

tuntutan masyarakat maka HSKS cabang Semarang juga membentuk gugus kendali

dan penjaminan mutu pendidikan (Academic Quality Insurance).

1. Visi Sekolah

Menjadikan Homeschooling Kak Seto cabang Semarang sebagai salah satu

insitusi pendidikan anak yang unggul dalam menyediakan program pendidikan

bagi anak untuk dapat terampil, memiliki Life Skill, dan karakter yang kokoh

sebagai calon pemimpin bangsa dimasa depan70

69

Brosur Homeschooling Kak Cabang Semarang

70 Laporan Akhir Tahun Ajaran 2009-2010 Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang, hlm

I- 1

Page 23: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

40

2. Misi Sekolah

a. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi

peserta didik sesuai dengan kebutuhan, gaya belajar, kekuatan dan

keterbatasan yang dimilikinya.

b. Membantu peserta didik menemukan minat dan bakatnya serta

mengembangkan bakat dan minat peserta didik secara optimal.

c. Membentuk peserta didik menjadi manusia pembelajaran seumur hidup

yang mempunyai kepedulian social yang tinggi dan karakter yang kuat.

d. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh hubungan dari pelajaran

yang dipelajarinya dengan kehidupan nyata.

e. Mengatasi keterbatasan, kelemahan peserta didik dengan melakukan

pendekatan personal.71

Dalam hal ini yang menjadi sumber data adalah manajer, kepala sekolah

mengenai manajemen mutu homeschooling Kak Seto cabang Semarang, koordinator

Penjaminan mutu dan para staf HSKS cabang Semarang dalam hal pelaksanaan dan

pengembangan manajemen mutu HSKS cabang Semarang, orang tua dan perserta

didik selaku konsumen/pelanggan jasa pendidikan di HSKS cabang Semarang

terkait dengan pendapat mengenai manajemen mutu HSKS cabang Semarang.

Pengertian sumber data dalam penelitian menurut Suharsimi adalah subyek dari

mana data diperoleh.72

Dengan adanya sumber data maka data yang diperlukan

dalam penelitian ini akan mudah diperoleh.

D. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan terhadap bagaimana pelaksanaan dan

pengembangan manajemen mutu Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau

keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen

populasi yang akan mendukung penelitian, atau cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. Sehubungan dengan penelitian lapangan terhadap

71

Laporan Akhir Tahun Ajaran 2009-2010 Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang, hlm

I- 1-2

72 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), hlm. 129.

Page 24: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

41

studi kasus, maka untuk mendapatkan data-data yang dimaksudkan, perlu dilakukan

dengan proses terjun langsung di lokasi penelitian yakni melalui observasi,

interview, dokumentasi, maupun dengan pencatatan lapangan. Sedangkan untuk

memperkuat teori-teori yang dipakai, maka peneliti melengkapi dengan penelitian

kepustakaan (library research).

Beberapa metode yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data di

antaranya:

1. Metode Observasi (Pengamatan)

“Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat atau mengamati

perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang, serta kemudian dapat

dilakukan penilaian atas perubahan tersebut”.73

“Sanafiah Faisal mengklasifikasikan observasi menjadi 3 yaitu: observasi

berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan

tersamar (overt observation dan covert observation), dan observasi yang tak

berstruktur (unstructured observation)”.74

Peneliti dalam hal ini akan menggunakan observasi terus terang dan tersamar,

dimana peneliti akan mengamati dan mengetahui secara langsung bagaimana

manajemen mutu yang diterapkan di HSKS cabang Semarang, serta menjelaskan

faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan manajemen mutu tersebut, letak

geografis, sarana prasarana, tutor, administrator dan peserta didik.

Peneliti juga akan mengobservasi bagaimana kondisi lembaga tersebut serta

bagaimana perkembangannya untuk masa depan.

2. Metode Interview (Wawancara)

“Interview adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Ciri utama dari interview adalah adanya kontak langsung dengan cara tatap

73

Joko Subagyo, Metode Penelitian (Dalam Teori dan Praktek), (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2004), hlm. 63.

74 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),

(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 310.

Page 25: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

42

muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee)”.75

“Untuk memperoleh informasi yang tepat dan objektif, setiap interviewer harus

mampu menciptakan hubungan baik dengan interviewe”.76

Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana kondisi HSKS

Cabang Semarang tersebut serta untuk memperoleh kejelasan dari proses observasi

yang bersifat mendukung data penelitian. Peneliti akan menggunakan wawancara

tidak terstruktur, dimana pihak-pihak yang terkait akan diwawancarai diminta

informasinya terkait dengan manajemen mutu HSKS cabang Semarang.

“Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang hanya memuat garis

besar permasalahan yang akan ditanyakan”.77

Tentu saja kreativitas pewawancara

sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis ini lebih banyak tergantung

dari pewawancara. Jenis interview ini cocok untuk penelitian sebuah kasus.

Peneliti dalam wawancara ini akan mendata pihak-pihak mana saja yang akan

menjadi objek penelitian yang akan memperkuat data yang diperoleh, karena dari

pihak-pihak tersebut dapat diperoleh data-data yang valid. Metode wawancara

tersebut akan peneliti gunakan untuk memperoleh jawaban dari pihak-pihak tersebut

di atas.

3. Metode Dokumentasi

“Dokumen merupakan catatan peristiwa lampau. Dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif”.78

“Schatzman dan Strauss menegaskan bahwa dokumen historis merupakan

bahan penting dalam penelitian kualitatif. Menurut mereka, sebagai bagian dari

75

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D).

hlm. 317.

76 Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 165

77 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). hlm.227.

78 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D).

hlm. 329.

Page 26: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

43

metode lapangan, peneliti dapat menelaah dokumen historis dan sumber-sumber

sekunder lainnya untuk menjelaskan sebagian aspek situasi tersebut”.79

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan

fasilitas pendukung dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu. Data dapat berupa

foto, tulisan, check list maupun dokumen-dokumen yang penting lainnya, yang mana

data tersebut dapat memperkuat proses pelaksanaan manajemen mutu tersebut.

4. Metode Triangulasi Data

“Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan

data dan sumber data yang telah ada”.80

Bila peneliti melakukan pengumpulan data

dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus

menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai

sumber data.

“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap suatu data”.81

Dalam penelitian kualitatif, teknik triangulasi dimanfaatkan sebagai

pengecekan keabsahan data yang peneliti temukan dari hasil wawancara peneliti

dengan informan kunci dan dibandingkan dengan hasil wawancara dengan beberapa

informan lainnya dan kemudian peneliti mengkonfirmasikan dengan studi

dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian serta hasil pengamatan peneliti di

lapangan sehingga kemurnian dan keabsahan data terjamin.82

Triangulasi Pada penelitian ini, peneliti gunakan sebagai pemeriksaan

melalui sumber lainnya. Dalam pelaksanaannya peneliti melakukan pengecekan data

yang berasal dari hasil wawancara dengan Manajer HSKS cabang Semarang,

79

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan

Ilmu Sosial Lainnya), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 195-196.

80 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D).

hlm. 330.

81 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 330.

82 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitatif Dan Kualitatif ),

(Jakarta: GP. Press, 2009), hlm. 230-231.

Page 27: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

44

koordinator penjamin mutu dan para staf HSKS cabang Semarang, wali murid dan

peserta didik HSKS cabang Semarang.

Lebih jauh lagi, hasil wawancara tersebut kemudian peneliti telah lagi dengan

hasil pengamatan yang peneliti lakukan selama masa penelitian untuk mengetahui

bagaimana manajemen mutu yang ada di Homeschooling Kak Seto cabang

Semarang.

Setelah keempat metode tersebut di atas terlaksana, maka data-data yang

dibutuhkan akan terkumpul. Peneliti diharapkan untuk mengorganisasi dan

mensistematisasi data agar siap dijadikan bahan analisis.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam sebuah penelitian merupakan bagian yang sangat penting

karena dengan analisis inilah data yang ada akan nampak manfaatnya terutama dalam

memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir dalam penelitian.

Analisis data merupakan proses mencari dan menata data dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi secara sistematis untuk meningkatkan pemahaman

peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi yang

lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut, analisis perlu dilanjutkan

dengan berupaya mencari makna (interpretasi).83

Penelitian ini bersifat kualitatif, sehingga dalam hal ini peneliti

menggunakan metode analisis yang disebut analisis data kualitatif. Menurut Bogdan

dan Biklen analisis data kualitatif dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan

apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.84

Peneliti dalam hal ini akan menyusun secara sistematis data-data yang telah

diperoleh dari hasil observasi, interview serta dokumentasi yang kemudian

83

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), hlm.

104.

84 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 248.

Page 28: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

45

dilanjutkan dengan cara mendeskripsikan dan menginterpretasikan bagaimana

implementasi dari manajemen mutu Homeschooling Kak Seto cabang Semarang.

Analisis data penelitian kualitatif, dapat dilakukan melalui langkah-langkah,

diantaranya sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang

peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak,

apabila peneliti mampu menerapkan metode obsevasi, wawancara atau dari berbagai

dokumen yang berhubungan dengan Homeschooling Kak Seto cabang Semarang.

Selama proses reduksi data peneliti dapat melanjutkan ringkasan,

pengkodean, menemukan tema, reduksi data berlangsung selama penelitian di

lapangan sampai pelaporan penelitian selesai.

2. Melaksanakan Display Data atau Penyajian Data

Biasanya dalam penelitian, kita mendapatkan data banyak. Data yang kita

dapat tidak mungkin kita paparkan secara keseluruhan. Untuk itu, dalam penyajian

data dapat dianalisis oleh peneliti untuk disusun secara sistematis, atau simultan

sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan yang

diteliti.

3. Verifikasi/Mengambil Kesimpulan.

Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data, dan

display data sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk

menerima masukan. penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali

dengan data di lapangan dengan cara merefleksikan kembali, peneliti dapat bertukar

pikiran dengan teman sejawat, triangulasi, sehingga kebenaran ilmiah dapat

dicapai.85

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,

karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam

85

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitatif Dan Kualitatif ), hlm.

222-224.

Page 29: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

46

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian

berada di lapangan.86

Oleh karena itu, dalam analisis data ini peneliti menggunakan analisis

deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan

menginterpretasikan bagaimana implementasi manajemen mutu pada Homeschooling

Kak Seto cabang Semarang.

86

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),

hlm. 345.

Page 30: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

47

BAB IV

MANAJEMEN MUTU HOMESCHOOLING

KAK SETO CABANG SEMARANG

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang

Berdirinya HSKS Semarang pada tanggal 3 Juni 2009 ditandai dengan

ditandatanganinya MoU antara pendiri HSKS cabang Semarang yaitu Dr. Ir. H.

Nugroho M.Eng dengan HSKS Pusat yaitu Dr. Seto Mulyadi.

Motivasi didirikannya HSKS ini didasarkan pada pengalaman pendiri dalam

dunia pendidikan baik formal atau non formal. Pengalaman pendiri dimulai sejak

tahun 1999 sampai sekarang sebagai dosen Universitas Pandanaran Semarang dan

juga di Universitas Wahid Hasyim Semarang. Menurut beliau Pengalaman yang

sangat menarik ketika beliau mendirikan pendidikan lingkungan untuk anak yang

dikemas dalam program wisata, dimana kawasan wisata yang disiapkan merupakan

wahana pembelajaran bagi setiap pengunjung untuk peduli akan lingkungan.

Kawasan wisata yang disiapkan sejak sebelas tahun silam yaitu tepatnya

tahun 2000 dengan konsep ekowisata (ecotourism) dengan nama Ekowisata Taman

Air Indonesia (ETASIA).87

Animo masyarakat terhadap wahana alami ini cukup besar, hal ini terlihat

dari kunjungan berbagai sekolah khususnya TK, SD, dan SMP. pengunjung sebagian

besar dari Surakarta, Klaten, Boyolali, Semarang, Salatiga dan bahkan dari luar

propinsi seperti Yogyakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Program wisata disiapkan

dengan kurikulum terpadu bagaimana para siswa dapat langsung berinteraksi untuk

menyentuh lingkungan khususnya air diantaranya untuk mencari satwa air seperti

udang kali dan belut air. Serta mengenal tumbuhan air seperti papyrus, stok, teratai,

kegiatan lain seperti menanam padi, memandikan kerbau dan lain sebagainya.

Peserta juga dikenalkan dengan konsep entrepreneurship untuk bidang usaha

restorisasi mulai dari pemeliharaan ikan, pengelolaan, dan penyajian.

87

Laporan Akhir Tahun Ajaran 2009-2010 Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang, hlm

I- 2-3

Page 31: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

48

Program pendidikan lingkungan yang dikemas dalam ekowisata tersebut

ternyata telah mampu melahirkan putra-putri yang berkarakter pada masa pendidikan

yang lebih tinggi, tidak heran bahwa pemenang olimpiade biologi, fisika dan

pemenang kejuaraan dari tingkat propinsi atau nasional bahkan internasional pernah

tercatat mengikuti program pendidikan lingkungan tersebut.

Maka dengan pengalaman sebelas tahun melihat pendidikan yang seirama

dengan konsep ini, Kak Seto yang peduli akan anak dipandang sebagai tokoh yang

konsisten dalam dunia tersebut. Pemikirannya pun sangat konstruktif termasuk dalam

pemikiran memenuhi hak anak pada pendidikan. Konsep HSKS sangat tepat untuk

dijadikan payung dalam rangka program yang sedang dirintis, sehingga dengan seijin

Kak Seto maka terjadilah kesepakatan kerja sama untuk mendirikan Homeschooling

Kak Seto cabang Semarang.88

2. Letak Geografis Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang

Lokasi di HSKS cabang Semarang, terletak di Jl. Klenteng Sari No 3

Kelurahan. Padalangan, Kecamatan. Banyumanik, Semarang 50268, Jawa Tengah.

Fasilitas yang dimiliki HSKS cabang Semarang terdapat pada tabel 4.1.89

Tabel 4.1

Fasilitas yang dimiliki oleh HSKS cabang Semarang

NO. FASILITAS LUAS AREA

1. Gedung sekolah 700m2

2. Ruang kelas 150 m

2 (6 kelas/indoor)

100 m2

(outdoor)

3. Front Office 25 m2

4. Ruang kantor dan Guru 100 m2

5. ruang perpustakaan dengan koleksi

2500 judul buku

25 m2

6. Ruang keterampilan 50 m2

7. Out bound area 20.000 m2

(2 Ha)

8. Gedung pertemuan 1000m2

88

Laporan Akhir Tahun Ajaran 2009-2010 Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang, hlm

I- 3-8

89 Laporan Akhir Tahun Ajaran 2009-2010 Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang, hlm

II- 24-30

Page 32: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

49

9. Mobil operasional 1 buah avanza

10. Lapangan olahraga & kolam

renang

1000m m2

3. Keadaan Pimpinan, Tutor dan Pesrta Didik Homeschooling Kak Seto

cabang Semarang

Keadaan Pimpinan HSKS cabang Semarang sebagai berikut:90

Tabel 4.2

Keadaan Piminan Homsechooling Kak Seto cabang Semarang

No NAMA JABATAN KOMPETENSI / PENGALAMAN

1. Drs. H. Much

Sahid

Pembina I Mantan kepala sekolah SMA 5

Semarang

Mantan kepala bidang pendidikan

menengah umum Kanwil

Depdikbud Jateng

Ketua dewan pendidikan Nasional

Boyolali

2. Hj. Sri Mulyati

S.Pd

Pembina II Mantan kepala sekolah SMA N 1

Boyolali

Mantan Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Komisi Pendidikan

Kab.Boyolali

3. Dr. Ir. H.

Nuroho W

Asmadi,

M.Eng

Direktur Mantan pembatu Rektor III

Unwahas

Mantan pembatu Rektor I Unwahas

Kepala Lemlit Unwahas

4. Dra. Krisna

Soeswanti

M.Si

Wakil Direktur

& Koordinator

Mutu

Akademik

Dosen tidak tetap Unwahas

Konsultan bidang pemberdayaan

masyarakat

5. Suhato, S.Pd Koordinator

Kepala Sekolah

(Akademisi)

Praktisi pendidikan

6. Age Ayu

Merdiani

Manajer

(Administrasi/

keuangan/

pemasaran)

Ass. Dosen psikologi UNDIP

7. Fitriyono Administrasi &

Keuangan Praktisi pajak, Administrator &

Keuangan

90

Laporan Akhir Tahun Ajaran 2009-2010 Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang, hlm

II- 3-5

Page 33: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

50

Keadaan Tutor HSKS cabang Semarang sebagai berikut:

Tabel 4.3

Keadaan Tutor Homsechooling Kak Seto cabang Semarang91

NO. NAMA ALAMAT KOMPETISI

1. Suharto, S.Pd Jl. Ki Ageng Selo No %

Grobogan

IPA/ Biolagi.

Matematika

2. Hana

Kusmawati, S.Pd

Jl. Al Munawaroh Gg. Serayu II

No. 8 Banjarnegara

IPS/ Bahasa

Indonesia

3. Muhamad Iqbal

B, S.Pd

Jl. Raya Patemon Kompleks

Masjid At-Taqwa

IPS/ Geografi

/Sejarah

4. Miftah Ichtiyarini

S.Si

Jl. Stonen Timur No. 77 Gajah

Mungkur Semarang

IPA/ Kimia

/ Biologi

5. Muhamad Anggi

S.Pd

Jl. Raya Timur Pasar Balaoma

No. 20 Kel. Karangjati kec.

Tarub, Kab. Legal

IPS/ Ekonomi

6. Badrus Soleh

S.Pd

Griya Ananda Jl. Cempaka

Timur Sekaran Gunung Pati

Semarang

IPS/ Matematika/

Ekonomi

7. M. Dwi

Fakhrudin S.Pd

Jl. Raya Sekaran Patemon

Rt.01/Rw. VI Gunung Pati

Semarang

IPA/Matematika/

Fisika

8. Rika Rahma

S.Pd

Jl. Gurami Raya 34 Ungaran IPS/ Bahasa

Ingris

Keadaan peserta didik HSKS cabang Semarang sebagai berikut:

Tabel 4.4

Keadaan Peserta Didik HSKS cabang Semarang92

No. Jenjang Kelas Pogram Jumlah

Siswa DL Komunitas

1.

SD

1 - 4 4

2. 2 1 7 6

3. 3 2 8 6

4. 4 2 4 2

5. 5 - 6 6

6. 6 - 6 6

7.

SMP

7 2 8 10

8. 8 2 6 8

9. 9 - 6 6

10. SMA 10 2 10 12

91

Laporan Akhir Tahun Ajaran 2009-2010 Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang, hlm

III- 11

92 Laporan Akhir Tahun Ajaran 2009-2010 Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang, hlm

III- 12-14

Page 34: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

51

11. 11 5 15 20

12. 12 9 6 15

Jumlah Total Siswa HSKS 101

Bagan Struktur Organisasi HSKS cabang Semarang sebagai berikut:

Gambar 4.1

Bagan Struktur Organisasi HSKS cabang Semarang93

B. Pembahasan

Sebagaimana yang telah tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini

untuk Mendeskripsikan bagaimana pengelola HSKS cabang Semarang menerapkan

manajemen mutu di lembaga mereka, serta memberikan gambaran yang jelas tentang

pengembangan manajemen mutu di HSKS cabang Semarang. Oleh karena itu dalam

Bab IV ini penulis menganalisis dua hal tersebut sesuai dengan metode yang

digunakan yaitu menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.

Dalam hal ini penulis menganalisis dua aspek pokok yaitu. Pertama,

mengenai penerapan manajemen mutu. Kedua, tentang pengembangan manajemen

mutu HSKS cabang Semarang. melalui analisis fungsi manajemen yang terdiri dari

93

Laporan Akhir Tahun Ajaran 2009-2010 Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang, hlm

II- 2

Page 35: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

52

planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan),

dan controlling (pengawasan) dalam penerapan manajemen mutu pada HSKS cabang

Semarang dalam meningkatkan akuntabilitas lembaga pendidikan sehingga

mengetahui faktor pendukung dan faktor keterbatasan manajemen mutu HSKS

cabang Semarang dan proses penelitian.

1. Analisis Penerapan Manajemen Mutu Homeschooling Kak Seto cabang

Semarang

Penerapan manajemen mutu secara efektif di lembaga pendidikan

memerlukan sistem yang terstruktur dan terdokumentasi secara baik. Setiap lembaga

yang menerapkan manajemen mutu yang sudah berjalan dengan baik umumnya akan

memiliki dokumentasi penerapan manajemen mutu yang baik. yaitu memiliki

panduan mutu, panduan prosedur dan panduan instruksi kerja.

Tujuan dari penerapan manajemen mutu HSKS cabang Semarang adalah

memberikan kepuasan kepada pelanggan yang arahnya untuk peningkatan mutu.

Jadi, dalam hal ini manajemen ditata sedemikian rupa agar pelanggan merasa puas

dengan hasilnya.

Manajemen Mutu pada HSKS cabang Semarang dikembangkan berdasarkan

pada suatu model proses dengan menggunakan “Komponen-komponen Manajemen

Mutu, Karena komponen manajemen mutu tersebut merupakan dasar penerapan

manajemen mutu, yang menunjang suatu evolusi menuju terciptanya lembaga

pendidikan yang baik dan dengan menekankan pada kepuasan pelanggan”.94

Komponen-komponen manajemen mutu yang dapat menunjang atau

memfasilitasi suatu evolusi menuju terciptanya lembaga pendidikan yang lebih baik

adalah sebagai berikut:

a. Kepemimpinan yang berorientasi pada mutu

Manajer puncak harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan secara

terpadu dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif,

menggunakan data, dan mengidentifikasi orang-orang (SDM, Dalam

94

Mulyono, MA, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar Ruzz

Media, 2008), hlm. 306

Page 36: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

53

implementasi TQM sebagai kunci proses manajemen, manajer puncak berperan

sebagai penasehat, guru dan pimpinan).95

Penulis menilai proses kepemimpinan di HSKS cabang Semarang bisa

dikategorikan sebagai kepemimpinan yang akomodatif. Berdasarkan struktur

organisasi (Tercantum dalam gambar 4.1) dapat dilihat bahwa manajer dalam hal

ini mempunyai tugas koordinatif dan instruktif kepada kepala sekolah, wali-wali

kelas yang dapat dilihat dalam bagan (Tercantum dalam gambar 4.1) dan manajer

juga berkedudukan sebagai top management (manajer puncak), yang harus

memberikan bukti ikrar pelibatannya pada pengembangan dan penerapan

manajemen mutunya dan terus-menerus memperbaiki keefektifannya dengan cara:

1) menyampaikan ke semua staf HSKS akan pentingnya memenuhi persyaratan

pelanggan serta undang-undang dan peraturan.

2) menetapkan kebijakan mutu melalui SOP sebagai landasan utama.

3) memastikan sasaran mutu yang ditetapkan.

4) melakukan tinjauan manajemen dan

5) memastikan tersedianya sumber daya.

Menurut hemat peneliti manajer HSKS cabang Semarang memanage

semua bagian unit kerja dengan dibantu oleh Koordinator manajemen mutu dan

para kepala sekolah. Tanggung jawab Koordinator manajemen mutu dan para

kepala sekolah dapat mencakup sebagai penghubung dengan pihak luar dalam

masalah yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu seperti contoh yang

disampaikan oleh tutor bahasa Indonesia kak Hana Kusumawati adalah proses

pembelajaran yang berlangsung ketika siswa tidak hadir tanpa keterangan dan

keadaan siswa yang tidak seperti biasanya, hal itu akan di komunikasikan oleh

tutor kepada wali kelas kemudian wali kelas menghubungi wali murid mencari

informasi akan hal tersebut.

b. Pendidikan dan Pelatihan

Perwujudan mutu berdasarkan pada keterampilan setiap pegawai dalam

merencanakan, mengorganisasi, membuat, mengevaluasi dan mengembangkan

95

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen

Pendidikan. hlm.302

Page 37: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

54

barang/jasa sebagaimana tuntutan pelanggan. Pemahaman dan keterampilan

pegawai menjadi kunci untuk mewujudkan hal itu melalui aplikasi pemahaman

dan kemampuannya. Perkembangan tuntutan pelanggan inilah yang terus

berkembang dan harus direspon positif oleh manajer puncak melalui penyiapan

SDM/pegawai yang kompeten dalam bidangnya.96

Pemborosan terbesar dalam sebuah organisasi adalah kekeliruan

menggunakan keahlian orang-orangnya secara tepat. Mempergunakan uang

untuk pelatihan tenaga kerja adalah penting, namun yang lebih penting lagi

adalah melatih dengan standar terbaik dalam kerja. Pelatihan adalah alat kuat dan

tepat untuk perbaikan mutu.97

Pada bagian ini merupakan perwujudan komitmen dalam perbaikan terus

menerus melalui penyiapan SDM yang kompeten, kredibel dan profesional.

Upaya ini selalu dilakukan dan dilaksanakan rutin oleh HSKS cabang Semarang

setiap satu bulan sekali yang di beri istilah Tutor Gathering untuk memfasilitasi

para staf dan tutor HSKS guna menunjang kinerja dan pengetahuannya.

Untuk meningkatkan sumber daya manusia khususnya dalam program

pembelajaran maka HSKS cabang Semarang mengadakan pelatihan baik untuk

para orang tua siswa dan para tutor. Pelatihan tersebut diharapkan antara orang

tua murid dan tutor mempunyai kesamaan khususnya anak berkebutuhan khusus.

Kegiatan ini merupakan suatu bentuk pelayanan HSKS cabang Semarang

pada masyarakat Semarang dan sekitarnya khususnya dalam bidang pendidikan.

Peningkatan SDM tenaga pengajar perlu ditingkatkan terus. Hal ini sesuai dengan

program penjaminan mutu pendidikan untuk mewujudkan VISI HSKS cabang

Semarang.

Pelatihan dan pendidikan yang dilakukan oleh HSKS cabang Semarang

bersifat Kondisional sesuai dengan kebutuhan dan pelaksanaannya hampir

tergolong rutin setiap tahunnya. Pelatihan dan pendidikan yang dilakukan bersifat

pengetahuan dan keterampilan, mulai dari pelatihan dan pendidikan yang

96

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen

Pendidikan. hlm.302.

97 Edward Sallis, Total Quality Management in Education, hlm 58

Page 38: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

55

berkaitan dengan pembelajaran, pengenalan karakteristik anak, serta tentang cara

menghadapi dan memperlakukan para peserta didik yang membutuhkan

pelayanan khusus.

Salah satu contoh pelatihan yang dilaksanakan oleh HSKS cabang

Semarang adalah Pelatihan Penatalaksanaan prilaku bagi anak berkebutuhan

khusus. Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan kemauan serta

kemampuan pada diri anak-anak berkebutuhan khusus tersebut, dalam hal

komunikasi, bersosial, berempati, dan berkonsentrasi. Tata laksana yang di

tempuh mengadopsi metode ABA (Applied Behavior Analysis) dan konsep ABC

(Antecedent Behavior Consequence).98

c. Struktur Pendukung

“Manajer puncak akan memerlukan dukungan untuk melakukan

perubahan yang dianggap perlu dalam melaksanakan strategi pencapaian

mutu”.99

Komponen ini merupakan strategi dalam pencapaian mutu, perencanaan

dan perumusan program sekolah seperti program rutinan, program semester dan

program tahunan serta standar operasional prosedur (SOP) sebagai penunjang

penerapan dan pengembangan manajemen mutu.

Dalam komponen ini HSKS cabang Semarang selalu berusaha

mengedepankan perencanaan yang matang sebagai wujud komitmen mutu.

Dilihat dari proses perumusan dan perencanaan yang dipersiapkan untuk jangka

waktu satu tahun kedepan dengan tanpa melupakan evaluasi sebagai control

pelaksanaan.

Adapun struktur pendukung sebagai pelaksanaan manajemen mutu antara

lain adalah :

1) Kurikulum HSKS cabang Semarang

Kurikulum HSKS Cabang Semarang mengacu kepada Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No 23 tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) selain itu kurikulum yang diterapkan adalah

98

Laporan Akhir Tahun Ajaran 2009-2010 Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang, hlm

IV- 12-13. 99

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen

Pendidikan. hlm.303.

Page 39: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

56

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang di dukung oleh HSKS

cabang Semarang. Dalam kegiatan tutorial kedua acuan tersebut disusun dan

disampaikan dengan metode HSKS cabang Semarang sehingga dirasa

berbeda dengan sekolah formal, sehingga peserta didik mengikuti

pembelajaran dengan menyenangkan.

2) Proses pembelajaran

Metode pembelajaran pada HSKS cabang Semarang adalah

menggunakan pendekatan yang lebuh tematik, aktif, kontekstual serta

belajar mandiri melalui penekanan kepada kecakapan hidup dan

keterampilan dalam memecahkan masalah. Untuk itulah proses

pembelajaran di HSKS cabang Semarang dilakukan menyenangkan tidak

terpaku dengan akademik.

3) Komunitas

Komunitas merupakan proses pembelajaran dimana peserta

dikumpulkan di sebuah kelas untuk belajar sambil bersosialisasi dengan

teman-temannya. Dalam komunitas jadwal belajar peserta di tentukan oleh

tutorial.

4) Distance learning (Belajar Jarak Jauh)

Merupakan proses pembelajaran dimana peserta belajar di rumah

dengan modul dan orang tua yang berperan besar sebagai pendidiknya. Dalam

distance learning jadwal belajar disusun sesuai kesepakatan antara peserta

dengan orang tua.

5) Tutor Visit

Merupakan metode pembelajaran dimana peserta belajar di rumah dan

didampingi oleh tutor. Dalam tutor visit jadwal belajar disusun sesuai dengan

kesepakatan antara peserta, orang tua dan tutor.100

6) Project Class

Merupakan proses pembelajaran dimana peserta belajar melakukan

percobaan-percobaan ilmiah dan keterampilan lainnya. Dimana dengan

melakukan project class peserta dapat mengembangkan kreatifitasnya.

100

Brosur Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang

Page 40: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

57

7) Menonton Pertunjukan

Merupakan proses pembelajaran dimana peserta belajar ,melalui

pertunjukan film , teater, orkestra, seni drama, seni lawak, seni music, seni

modern / tradisional dan konser musik.

8) Parent Meeting

Pertemuan tiga bulanan antara wali murid, dengan manajemen dan

tutor HSKS, dimana Kak Seto selaku Pembina HSKS akan menyempatkan

hadir untuk mendiskusikan perkembangan belajar anak didiknya.

9) Outing

Merupakan proses pembelajaran dimana peserta belajar diluar kelas

baik berupa kunjungan ke tempat terbuka maupun tertutup, seperti kebun raya,

kebun satwa, ekowisata, agrowisata, industry manufacturing, museum,

puspitek, pusat seni, peninggalan purbakala. Dan sebagainya.101

d. Komunikasi

Komunikasi dalam suatu organisasi yang berorientasi pada mutu perlu

ditempuh dengan cara yang bervariasi agar pesan yang di komunikasikan dapat

tersampaikan secara efektif dan manajer puncak dapat berkomunikasi kepada

seluruh pegawai mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk

melakukan perubahan dalam usaha peningkatan mutu.

Komunikasi yang di terapkan di HSKS cabang Semarang adalah

komunikasi terbuka dan demokratis. Hubungan kekeluargaan yang di terapkan

dalam HSKS cabang Semarang antar manager dengan para staf dan masyarakat

HSKS cabang Semarang yang lainnya membuat keakraban dan simpati satu sama

lain tercipta akan tetapi tidak melupakan batasan-batasan profesionalitas kerja.

e. Ganjaran dan pengakuan

Tim atau individu-individu yang berhasil menerapkan prinsip-prinsip

mutu dalam proses mutu harus diakui dan diberi ganjaran sebagaimana

101

Brosur Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang

Page 41: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

58

kemampuan organisasi, sehingga pegawai lainnya sebagai anggota organisasi

akan mengetahui apa yang diharapkan.

Komponen ini sebagai motivasi untuk para warga HSKS cabang

Semarang agar selalu berprestasi, kreatif. Inovatif dan berkreasi dalam

melaksanakan tugasnya.

Ganjaran dan Pengakuan yang diberikan HSKS cabang Semarang kepada

para tutor yang berprestasi diantaranya adalah kenaikan jabatan, peningkatan

kesejahteraan, pemberian jaminan hari tua dan jaminan kesehatan, hal tersebut

sesuai dengan point-point yang ditetapkan oleh HSKS cabang Semarang

sebagaimana yang dikutip dalam wawancara dengan tutor kak Miftah Ictiyarini.

Sedangkan bagi siswa yang berprestasi baik dalam bidang pengetahuan, keahlian

dan ekstrakurikuler pihak HSKS memberikan penghargaan dengan pemberian

tambahan poin dan piagam sebagai pengakuan atas prestasi yang di raih seperti

yang disampaikan oleh kak Ajeng selaku ketua OSIS HSKS cabang Semarang.

f. Pengukuran

“Menggunakan data hasil pengukuran (evaluasi) menjadi sangat penting

di dalam menetapkan manajemen mutu”.102

Kepuasan pelanggan bisa

disimbolkan dengan pengukuran statistika atau bisa pula dengan feet back baik

dari para pelanggan.

Perbaikan yang berkesinambungan berkaitan dengan komitmen

(Continuous, Quality in improvement atau CQI) dan proses Continuous Proses

Improvement. Komitmen terhadap kualitas dimulai dengan pernyataan dedikasi

pada Visi dan Misi bersama, serta pemberdayaan. Semua persiapan untuk secara

inkuiri mental mewujudkan visi tersebut. Perbaikan yang berkesinambungan

tergantung kepada dua unsur. pertama: mempelajari proses, alat, dan

keterampilan. Kedua: menerapkan keterampilan baru small achievable project,

proses perbaikan berkesinambungan yang dapat dilakukan berdasarkan siklus

PDAC (Plan, Do, Check, Action). Siklus ini merupakan siklus perbaikan yang

never ending, dan berlaku pada semua fase organisasi / lembaga.

102

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Manajemen

Pendidikan. hlm. 304

Page 42: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

59

Komponen ini selalu digunakan oleh HSKS cabang Semarang sebagai

peningkatan mutu. Pemberian portofolio homeschooler (Jurnal Tutorial) kepada

para siswa HSKS cabang Semarang setiap selesai proses pembelajaran dan

Penyebaran angket kepada orang tua siswa dalam 3 bulan sekali pada saat

penerimaan rapot siswa. untuk lebih meyakinkan pengukuran tingkat kepuasan

pelanggan internal dan eksternal HSKS cabang Semarang. Hasil dari angket

tersebut kemudian dijadikan bahan meeting yang dilaksanakan HSKS cabang

Semarang secara periodic dan analisa statistik HSKS cabang Semarang

sebagaimana terlampir.

2. Analisis Pengembangan Manajemen Mutu Homeschooling Kak Seto

Cabang Semarang

Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang

pendidikan Nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas

manusia Indonesia secara menyeluruh. Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan diri dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.103

Kekuatan dalam perubahan memperlihatkan fenomena yang terus

berkelanjutan dalam pemenuhan akan perubahan tersebut. Akhirnya akan mendorong

dalam upaya pemilihan strategi yang dapat diterapkan pada kondisi-kondisi yang

terduga maupun tak terduga yang kemudian muncul. Banyak orang mengetahui

kasus seperti ini bukan merupakan kasus pendidikan–sektor swasta, dimana sekolah-

103 Maryono, Peningkatan Manajemen Mutu Pembelajaran di Sekolah,

http://suaraguru.wordpress.com/2009/10/05/peningkatan-manajemen-mutu-pembelajaran- di-

sekolah/. di akses tanggal 28 – 10 - 2011

Page 43: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

60

sekolah bersaing dalam menawarkan layanan spesial mereka–tempat– keahlian

orang-orang–hasil (spesifikasi fokus dalam kurikulum), harga–semua ini disebut

sebagai 4Ps (place, people & skills, product, price).104

Akhirnya, keberhasilan strategi sangat bergantung pada kemampuan dalam

kepemimpinan untuk membangun komitmen, menghubungkan strategi dan visi yang

tetap, mengatur sumber-sumber yang mendukung terlaksananya strategi.105

Dalam upaya peningkatan mutu, pendidikan dipandang sebagai lembaga

produksi yang menghasilkan jasa yang dibutuhkan oleh para pelanggannya. Mutu

jasa yang dihasilkan ditentukan oleh sejauh mana dia memenuhi kebutuhan

pelanggan. Agar jasa yang dihasilkan itu secara terus-menerus disesuaikan dengan

kebutuhan pelanggan, maka feedback dari pelanggan sangat penting untuk dijadikan

dasar dalam menentukan derajat mutu yang harus dicapai.

Untuk mencapai derajat mutu yang diinginkan itu, lembaga pendidikan hanya

menggunakan SDM yang terdidik dan yang baik, serta sistem dan pengembangan

produksi jasa yang memiliki nilai tambah yang memungkinkan pelanggan

memperoleh kepuasan yang tinggi.

Perhatian setiap perusahaan atau organisasi tidak lagi hanya terbatas pada

produk saja, namun juga pada aspek proses, SDM, dan lingkungan. Oleh karena itu,

para pelaku bisnis dan produsen harus terus berusaha untuk mengembangkan

konsepsi dan teknologi mutu sejalan dengan trend globalisasi agar dapat

memenangkan persaingan dalam pasar global.

Pada saat ini terdapat tiga konsepsi mutu yang paling populer yang telah

dikembangkan oleh tiga pakar mutu tingkat internasional, yaitu W. Edwards Deming,

Philip B. Crosby, dan Joseph M. Juran.

W. Edwards Deming mendefinisikan mutu adalah apapun yang menjadi

kebutuhan dan keinginan pelanggan. Philip B. Crosby mendefinisikan mutu adalah

sebagai kesesuaian terhadap persyaratan. Sedangkan Joseph M. Juran mendefinisikan

mutu adalah kesesuaian terhadap spesifikasi.

104

Nanang Fattah dan Mohammad Ali,, http://www.keren.web.id/mendongkrak-mutu-sekolah-

dasar.html. di akses pada tanggal 24 oktober 2011

105 Zulian Yamit, Manajemen Kualitas (Produk dan Jasa), hlm. 142

Page 44: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

61

Dalam upaya peningkatan mutu, pendidikan dipandang sebagai lembaga

produksi yang menghasilkan jasa yang dibutuhkan oleh para pelanggannya. Mutu

jasa yang dihasilkan ditentukan oleh sejauh mana dia memenuhi kebutuhan

pelanggan. Agar jasa yang dihasilkan itu secara terus-menerus disesuaikan dengan

kebutuhan pelanggan, maka feedback dari pelanggan sangat penting untuk dijadikan

dasar dalam menentukan derajat mutu yang harus dicapai.

Untuk mencapai derajat mutu yang diinginkan itu, lembaga pendidikan hanya

menggunakan SDM yang terdidik dan yang baik, serta sistem dan pengembangan

produksi jasa yang memiliki nilai tambah yang memungkinkan pelanggan

memperoleh kepuasan yang tinggi.

Tujuan lembaga pendidikan adalah memproduksi jasa yang didistribusikan

kepada semua pelanggan baik internal (guru dan karyawan), dan eksternal

(khususnya yang primer yaitu siswa). Setiap aktivitas yang menjadi jasa yang

diproduksi harus diberikan dalam tingkatan mutu yang lebih tinggi sehingga orang

tua dan masyarakat bangga terhadap anak-anak mereka yang mendapat pendidikan

bermutu tinggi yang mampu bersaing dalam berbagai bidang.106

Menurut hasil wawancara, usaha pengembangan manajemen mutu yang

dilaksanakan homeschooling Kak Seto meliputi :

a. Mengadakan pelatihan untuk para tutor sebagai usaha peningkatan kualitas

personal dan kinerja sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara efektif, efisien

dan profesional untuk mencapai tujuan.

b. Mengevaluasi setiap kebijakan yang di telah dirumuskan bersama dan proses

kegiatan lembaga (pembelajaran, pendampingan) secara rutin sehingga hal-hal

yang dirasa kurang mendukung dan tidak sesuai maka akan diperbaharui atau

bahkan diganti sesuai kebutuhan yang bersifat kondisional.

c. Menganalisa kebutuhan atau analisis strategi sebagai pencapaian mutu yang baik.

106

Edward Sallis, Total Quality Management in Education, hlm. 86

Page 45: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

62

2.1. Analisis Pengembangan Manajemen Mutu Homeschooling Kak Seto

Cabang Semarang Melalui Fungsi Manajemen

Untuk dapat mengetahui strategi pengelolaan manajemen mutu pendidikan di

HSKS cabang Semarang, maka dapat dianalisis melalui fungsi-fungsi manajemen

yaitu “POAC” (Planning: perencanaan, Organizing: pengorganisasian, Actuating:

penggerakan, dan Controlling: pengawasan).

a. Planning (perencanaan)

Perencanaan merupakan kegiatan awal dalam suatu lembaga untuk

menetapkan kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur sumber daya agar hasil yang dicapai

sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk

melakukan tindakan selama waktu tertentu (sesuai dengan jangka waktu

perencanaan) agar penyelenggaraan sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan

efisien dan menghasilkan output yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan

masyarakat.

Untuk membangun kerja sama yang baik dan membuat perencanaan

yang tepat, maka diperlukan personil yang berpengalaman dan berpengetahuan

dalam bidang perencanaan agar dapat menentukan dengan tepat apa yang harus

dikerjakan.

Perencanaan pendidikan terutama terkait dengan manajemen mutu

pendidikan di HSKS cabang Semarang adalah perencanaan jangka panjang dan

jangka pendek. Perencanaan jangka panjang HSKS berlaku untuk satu tahun ke

depan, sedangkan untuk perencanaan jangka pendek dilaksanakan oleh tiap unit

dari Sekolah tersebut dalam waktu tiga bulan.

Adapun perencanaan terkait dengan manajemen mutu di sekolah tersebut

meliputi perencanaan dari tiap unit (distribusi) tersebut di atas dan perencanaan

sekolah yang tercakup dalam sasaran mutu sekolah.

Setelah diadakan penelitian, maka perencanaan manajemen mutu di

HSKS cabang Semarang dapat dikatakan baik dikarenakan perencanaan tersebut

disusun berdasarkan persyaratan-persyaratan yang ada dalam SOP (Standar

Page 46: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

63

Operasional Prosedur) dan disesuaikan dengan kondisi sekolah, dan hal itu dapat

dilihat dari seriusnya dan kerja sama yang baik dari semua anggota dari tiap unit

dalam menjalankan sistem tersebut mulai dari pelatihan sampai dengan

pelaksanaan dan pengembangan, terealisasinya perencanaan jangka panjang dan

jangka pendek yang telah disusun, seperti: berjalannya proses pembelajaran

dengan baik dan benar sesuai dengan sasaran mutu sekolah yang telah dibuat

seperti yang dipaparkan sebelumnya, dan sebagainya. Salah satu SOP yang

terdapat pada HSKS cabang Semarang seperti terdapat pada Gambar. 4.2

Page 47: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

64

Gambar 4.2

Standar Operasional Pembelajaran HSKS Cabang Semarang

Page 48: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

65

b. Organizing (pengorganisasian)

Proses pengorganisasian dapat dibagi ke dalam beberapa tahapan yaitu:

perincian tugas, pembagian tugas, penyatuan tugas, koordinasi tugas, dan

monitoring serta reorganisasi. Jika kelima tahapan tersebut dilaksanakan dengan

baik, maka proses pengorganisasian dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan

tujuan (sasaran) yang diinginkan.

Struktur organisasi adalah mekanisme kerja organisasi yang

menggambarkan unit-unit kerjanya dengan tugas-tugas individu di dalamnya

serta kerja sama dengan individu-individu lain.

Struktur organisasi HSKS cabang Semarang (sebagaimana pada gambar

4.1), menggambarkan posisi kerja, pembagian kerja dan jenis kerja yang

dilakukan. Suatu organisasi dapat berperan dan berjalan dengan baik,

memerlukan adanya komponen-komponen yang dapat dijadikan pedoman dalam

pelaksanaan tugasnya, seperti: dibentuknya struktur organisasi, koordinasi dan

sebagainya.

Untuk menggambarkan struktur jabatan, perlu dipertimbangkan apakah

bagan dari struktur organisasi tersebut sudah mencakup aspek penting dari

struktur, ataukah telah mencerminkan apa yang sebenarnya ada dalam organisasi

secara cermat. Struktur hubungan kerja dalam sekolah disusun berdasarkan atas

asas, tujuan, prinsip dan program-program yang mendasari misi organisasi.

Struktur organisasi dari industri maju yang telah menerapkan manajemen

mutu biasanya ditunjukkan seperti dalam gambar di bawah ini.

Page 49: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

66

Gambar 4.3 Struktur Organisasi yang menerapkan manajemen mutu

Gambar tersebut terlihat jelas bahwa terdapat Manajer Pengendalian Mutu

yang berada langsung di bawah Manajer Umum pusat (General Manager).

Manajer Pengendalian Mutu bertanggung jawab kepada Manajer Umum

berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan mutu perusahaan.

Melihat struktur organisasi diatas, maka dapat dikatakan terdapat

kesesuaian dengan struktur organisasi sekolah pada gambar 4.1 di mana manajer

umum pusat dalam sekolah selaku top management, selanjutnya koordinator

pengendalian mutu dijabat oleh wakil direktur, dan posisi selebihnya dapat

ditempati oleh unit-unit yang ada dalam struktur organisasi sekolah. Oleh karena

itu, dapat disimpulkan bahwa HSKS cabang Semarang mempunyai cara

pengorganisasian yang baik sehingga komunikasi antara atasan dan bawahan

dapat dilakukan secara langsung, hal itu dapat dilihat dengan adanya garis

koordinatif dan garis instruktif dalam struktur organisasi sekolah tersebut.

c. Actuating (penggerakan)

Penggerakan adalah kegiatan manajemen untuk membuat orang lain

senang dan dapat bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk bekerjasama dalam

rangka untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan perencanaan dan

pengorganisasian.

Manajer

Umum

Manajer

Pemasaran

Manajer

Manufakturing

Manajer

Pengendalian

Kualitas

Manajer

Pembelian

Manajer

Desain

Rekayasa

Inspeksi

Proses

Inspeksi

Material

Inspeksi

Akhir dan

Pelayanan

Desain Produk

Baru Riset dan

Pengembangan

Page 50: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

67

Penggerakan merupakan kegiatan yang berkaitan erat dengan manusia

dan merupakan masalah yang paling kompleks dan paling sulit dilakukan dari

semua fungsi manajemen. Penggerakan sebagai usaha menggerakkan pegawai

(dalam hal ini tiap unit) agar mau bekerja dengan penuh kesadaran dalam rangka

merealisasi rencana yang telah disusun. Adapun ethos kerja yang diterapkan di

HSKS adalah dengan melaksanakan semua kegiatan dengan sungguh-sungguh

untuk mencapai tujuan. Upaya maksimal dilakukan saat mengajak

mempengaruhi dengan cara kerja sama dan memotivasi tiap unit agar secara

serius dan bertanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-

masing.

Tugas menggerakkan dilakukan oleh top management sebagai tugas

untuk melaksanakan fungsi manajerial. Oleh karena itu, top management

memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan anggotanya sehingga

semua program kerja institusi terlaksana. Maka untuk itu dibutuhkan strategi,

terutama strategi kepemimpinan dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya

yang dimiliki.

Top management selalu memberikan semangat kepada tutor dengan

sentuhan moral (bersifat rohani) serta pendekatan moral perjuangan (bersifat

jasmani) sehingga tutor tergugah hatinya untuk selalu berjuang membentuk

siswa agar berkualitas dibidang Kecakapan Hidup (Life Skill), iman dan takwa

(IMTAQ) serta dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan sesuai

dengan visi, misi, dan tujuan Sekolah.

Pemimpin dalam hal ini harus mempunyai hubungan dengan bawahan

(unit) yang sifatnya mendukung dan meningkatkan rasa percaya diri dengan

menggunakan kelompok dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan

tersebut, dalam hal ini sekolah mempunyai program rutin mingguan yang diberi

istilah Meeting setiap hari senin sore yang di isi dengan pemberian motivasi,

sharing, evaluasi yang diikuti oleh seluruh staf dan tutor HSKS cabang

Semarang.

Kemudian jika dilihat dari aspek kepemimpinan Manager umum.

Kepemimpinan Manager umum HSKS juga sangat efektif. Hal ini terlihat pada

Page 51: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

68

semua komponen HSKS mulai dari kepala sekolah, Wakil Kepala sekolah, wali

kelas, tutor dan staf dapat bekerja secara maksimal.

Atas dasar gaya kepemimpinan demokratis manajer tersebut, menurut

peneliti manajer telah memberikan wewenang atau tanggung jawab kepada tiap

unit untuk melaksanakan program kerjanya sesuai dengan apa yang telah mereka

dokumenkan. Jadi, dalam hal ini manajer mempunyai wewenang untuk

mengambil kebijakan yang sesuai dengan sasaran mutu sekolah.

Berdasarkan gaya kepemimpinan demokratis manajer tersebut, maka

dapat dianalisis berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Mampu memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang baik, lancar dan produktif.

2. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat waktu dan tepat

sasaran.

3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat, sehingga

dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan

sekolah dan kependidikan.

4. Mampu menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat

kedewasaan pendidikan di sekolah.

5. Bekerja secara kolaboratif dengan tim manajemen

6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan.

d. Controlling (pengawasan)

Pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap

diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya organisasi. Pengawasan

dimaksudkan untuk memastikan apakah anggota organisasi sudah

melaksanakan kegiatan secara efektif dan efisien sesuai dengan sasaran mutu

atau tidak.

Pengawasan dalam hal ini dilakukan oleh Koordinator Manajemen

Mutu yang diangkat oleh top management, dimana tugas coordinator

manajemen mutu adalah mengawal dan mengawasi pelaksanaan proses dan

dokumen terkait dengan pembelajaran, informasi dan administrasi yang

Page 52: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

69

semuanya itu sudah ada acuannya dalam dokumen SOP yang telah

direncanakan, disepakati bersama dan disosialisasikan pada saat meeting

sebagai pengembangan manajemen mutu HSKS cabang Semarang.

Pengawasan meliputi tindakan untuk menuntun dan memotivasi usaha

pencapaian tujuan maupun tindakan untuk mendeteksi dan memperbaiki

pelaksanaan yang tidak efektif dan tidak efisien dengan cara pencegahan,

perbaikan serta pengembangan baik pada proses pembelajaran, informasi dan

administrasi.

Pengawasan juga digunakan untuk menemukan dan mengoreksi

penyimpangan-penyimpangan penting terhadap hasil yang ingin dicapai. Jadi

ketika menemukan ketidaksesuaian, maka akan dibahas pada saat meeting

yang diikuti oleh seluruh anggota dari tiap unit dan pihak-pihak yang terkait,

dimana program yang tidak sesuai tersebut apakah perlu

dibatalkan/diperbaiki/diganti dengan program lain seperti contoh dalam

program outing ketika tema outing A yang telah disepakati pada awal tahun

ajaran baru tenyata tidak sesuai dengan kondisi siswa maka akan dibahas

pada saat meeting dan mencari solusi bersama untuk menentukan tema dan

tempat outing yang sesuai dengan kondisi siswa (kutipan wawancara dengan

kepala sekolah SMA dengan panggilan akrab Kak Uus). Meeting

diselenggarakan oleh top management beserta tutor dan staf-staf sesuai aturan

yang telah ditetapkan dalam dokumen. Semua tergantung pada keputusan

dalam meeting bersama dengan mempertimbangkan sasaran mutu yang telah

dibuat.

Penulis mencoba menentukan titik beda manajemen mutu HSKS

cabang Semarang dengan Sekolah Formal.

Page 53: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

70

Tabel 4.5

Titik Beda Manajemen Mutu HSKS cabang Semarang Vs Sekolah Formal

No.

Titik Beda Manajemen Mutu HSKS Cabang Semarang

dengan Sekolah Formal

HSKS Cabang Semarang Sekolah Formal

1. Dari segi perencanaan HSKS

memiliki SOP dari tiap-tiap unit salah

satu diantaranya adalah SOP Quality

unsurance, SOP Pembelajaran, SOP

Penerimaan Tamu dan Telpon. Hal

tesebut dijadikan sebagai landasan

awal dalam membuat perencanaan

Sehingga ketika membuat perencanaan

pendidikan sesuai dengan SOP.

Dari segi Perencanaan Sekolah formal

hanya terdapat peraturan umum untuk

semua unit sehingga dalam membuat

perencanaan semua tergantung pada

unit-unit tersebut. Salah satu contoh

diantaranya adalah Perencanaan

manajemen kurikulum format RPP dan

silabus sering terdapat perbedaan satu

dengan yang lain karena tidak ada

standar yang mengikat.

2. Dari segi organizing komunikasi yang

diterapkan adalah komunikasi

kekeluargaan sehingga komunikasi

antara atasan, bawahan dan warga

HSKS dapat dilakukan secara

langsung tanpa melupakam

profesionalisme kerja.

Dari segi organizing komunikasi yang

diterapkan adalah komunikasi formal

yang terikat dengan peraturan.

3. Dari segi Actuating pemberian

motivasi dan sheryng rutin

dilaksanakan setiap 1 minggu sekali

tepatnya pada Hari senin sore.

Dari segi Actuating sekolah formal

biasanya pemberian motivasi setiap 1

semester dan ketika ajaran baru.

4. Dari segi Controlling menurut hemat

penulis HSKS menerapkan

pengawasan melalui acuan dasar yaitu

dengan SOP. Dan evaluasi rutin yang

selalu dilaksanakan pada hari senin

sore sebagai control yang dilakukan.

Dari segi Controlling sekolah formal

setiap 1 semester atau 1 tahun.

2.2.Faktor Pendukung dan Keterbatasan Efektivitas Manajemen Mutu

Homeschooling Kak Seto cabang Semarang

a. Faktor Pendukung

1) Lokasi gedung sekolah yang nyaman. Karena didesain seperti rumah

sehingga siswa merasa senang dan tidak merasa terbebani untuk berangkat ke

sekolah.

2) Kinerja guru yang tinggi dapat terlihat dari semangatnya mengajar dan

mendampingi para siswa dalam proses pembelajaran.

Page 54: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

71

3) Motivasi siswa yang tinggi dalam belajar terlihat dari output yang telah

diterima oleh sekolah atau universitas baik negri atau swasta ternama dalam

negri/nasional dan luar negeri/internasional. Output HSKS cabang Semarang

yang tersebar diantaranya adalah seperti dalam negri di UNDIP, UNIKA,

UNAIR sedangkan output yang tersebar diluar negri diantaranya adalah di

Kanada University, Jepang, Australia.

4) Supervisor yang tanggap dalam mengatasi masalah yang ditemui dan sangat

memperhatikan kinerja tutor sehingga tutor selalu termotivasi dalam

melaksanakan tugasnya.

b. Faktor Keterbatasan

1) Para tutor yang masih mempunyai kesibukan di luar lembaga diantaranya ada

beberapa yang sedang melanjutkan studi program S2 sehingga ketika

meeting/evaluasi tidak sepenuhnya bisa hadir. Menurut hemat penulis para

tutor dan karyawan ketika jadwal meeting tidak ada kegiatan di luar jadwal

tersebut sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan

dapat menghasilkan inovasi yang baru.

2) Ada beberapa keluarga homeschooler yang belum mengerti sepenuhnya akan

tugasnya sebagai homeschooler. Hemat penulis HSKS cabang Semarang

harus sering memberikan pengarahan dan penjelasan kepada keluarga

homeschooler sehingga homeschooler mengerti tugas dan tanggung

jawabnya.

C. Keterbatasan Penelitian

Adapun hambatan-hambatan yang di rasakan oleh peneliti dalam penelitian

ini di antaranya sebagai berikut:

a. Keterbatasan yang dirasakan paling utama bagi peneliti ialah jarak lokasi

penelitian cukup jauh karena keterbatasan fasilitas yang dimiliki.

b. Keterbatasan kondisi dan kemampuan peneliti untuk mengkaji masalah yang

diangkat.

Page 55: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan tentang Manajemen

Mutu Homeschooling Kak Seto Cabang Semarang, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

Pertama Pelaksanaan manajemen mutu merupakan suatu proses

berkesinambungan dan membutuhkan dukungan dari semua pihak yang terkait

dengan institusi. Quality Insurance telah di terapkan oleh HSKS cabang Semarang

secara baik dan benar, sehingga antara dokumen dengan pelaksanaannya di lapangan

terdapat kesesuaian. Pada akhirnya lembaga tersebut mendapatkan tempat

dimasyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari manajemen lembaga baik dari segi fisik

maupun non fisik, baik dari aspek administrasi maupun proses belajar mengajar

siswa sehingga dihasilkan produk (lulusan) yang berkualitas baik akademik, moral

maupun sosial. Ini adalah wujud nyata dari peningkatan akuntabilitas lembaga HSKS

cabang Semarang atas kepercayaan yang telah diberikan publik pada lembaga

pendidikan.

Kedua Pengembangan manajemen mutu yang dilakukan oleh HSKS cabang

Semarang tidak terlepas dari peran serta dukungan semua warga HSKS cabang

Semarang untuk selalu berusaha melakukan perbaikan secara terus menerus sehingga

HSKS cabang Semarang lebih dikenal oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat

dari manajemen lembaga yang selalu berusaha memberikan pelayanan yang baik,

baik dari segi administrasi, konsultasi maupun proses pembelajaran yang

mengahasilakan Output yang berkualitas tidak hanya dari segi Knowlage, Skill akan

tetapi dibekali pula dengan keterampilan life Skill sebagai bekal masa depannya. Dari

segi Pelayanan yang diberikan oleh HSKS cabang Semarang berupa layanan

konsultasi dan administrasi untuk wali murid, karena tanggung jawab pendidikan

bukan hanya terpusat pada lembaga, karena orang tua memiliki peran yang penting di

dalam mendidik anak, dan menghantarkan anak menuju masa depannya. Usaha

pengembangan yang dilakukan oleh HSKS cabang Semarang salah satu caranya

Page 56: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

73

adalah menyebarkan angket kepada wali murid setiap 3 bulan pada saat kegiatan

Parent Meeteng dan pemberian portofolio homeschooler (jurnal tutor) kepada siswa

setiap selesai pembelajaran. Sehingga lembaga mendapatkan masukan yang

membangun dan dapat segera memperbaikinya jika ada kekeliruan dan dapat

meningkatkan pelayanan bagi warga HSKS cabang Semarang.

B. Saran

Tanpa mengurangi rasa hormat (ta’dzim) kepada semua pihak, dan demi

suksesnya kegiatan belajar mengajar dan berhasilnya proses penerapan manajemen

mutu HSKS cabang Semarang sehingga dilakukan berjalan dengan lancar dan

memperoleh hasil yang maksimal, maka penulis memberikan saran, antara lain:

1. Bagi Pihak HSKS cabang Semarang

a. Produk (lulusan) sudah dapat dikatakan baik dan berkualitas, maka penulis

hanya memberi saran agar tetap dipertahankan dan tambah ditingkatkan lagi

sehingga menghasilkan produk yang lebih berkualitas di segala bidang.

b. Semua unit yang masuk dalam manajemen mutu khususnya dan pihak-pihak

yang terkait lainnya, sebaiknya menambah pemahaman dan pengetahuan

tentang manajemen mutu sehingga proses penerapan dapat berjalan sesuai

dengan apa yang telah tertulis dalam dokumen.

c. Untuk Koordinator Quality Insurenc Homeschooling Kak Seto cabang

Semarang yang sekarang dijabat oleh Ibu Dra. Krisna agar terus

meningkatkan kualitas HSKS cabang Semarang.

2. Bagi Pihak Luar

a. Hendaknya masyarakat selalu memberikan arahan atau masukan yang

bermanfaat sehingga HSKS Semarang menjadi lembaga pendidikan yang

terbaik dan terunggul di berbagai bidang, guna tercapainya evaluasi diri.

b. Hendaknya pemerintah dapat senantiasa menjadi pengayom dan

memperhatikan perkembangan dan kesejahteraan bagi semua pihak HSKS

(baik guru maupun siswa) melihat biaya pendidikan sekarang yang semakin

mahal.

Page 57: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

74

c. Untuk lembaga HSKS pusat, hendaknya selalu menjalin hubungan yang

harmonis dengan pihak HS sehingga HSKS Semarang menjadi lembaga yang

berhasil guna dan berdaya guna di kancah Nasional maupun internasional.

C. Penutup

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Ilahi Robbi atas segala nikmat

dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis hanya dengan pertolongan

dan ridho Allah SWT, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini, dan berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya, penulis memiliki

kemampuan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi yang sederhana ini. akhirnya

penulisan skripsi yang berjudul “Manajemen Mutu Homeschooling Kak Seto

Cabang Semarang” ini dapat selesai tepat waktu.

Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

proses pelaksanaan penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir. Semoga bantuan

baik berupa doa, Suport, materi maupun tenaga dan pikiran yang telah diberikan

kepada penulis mendapat balasan dan diterima sebagai amal saleh di hadapan Allah

SWT.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan yang tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan sebab tiada gading

yang tak retak dan tidak ada manusia yang tidak berbuat salah. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi

kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Wa Allahu a’lam bi

al-shawab.

Page 58: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur‟an dan Terjemahannya Arab Saudi: Asy-Syarif Medinah Munawwarah,

1421 H.

Arcaro, Jerome S., Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-Prinsip Perumusan dan

Tata Langkah Penerapan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

--------------, Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata

Langkah Penerapan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 2006.

Brosur Homeschooling Kak Cabang Semarang

Bulletin LPM Edukasi Quantum, Homeschooling Pendidikan Alternatif.

Semarang, Edukasi : 2007.

Danim, Sudarwan, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2003.

Echols, John M., dan Hassan Shadily, 2003, An English-Indonesian Dictionary,

Cet. XXV, Jakarta: PT Gramedia, 2003.

Fattah, Nanang, dan Mohammad Ali,, http://www.keren.web.id/mendongkrak-

mutu-sekolah-dasar.html. di akses pada tanggal 24 oktober 2011

Gaspersz, Vincent, Total Quality Management, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2001.

Ghafur, Hanief Saha, Manajemen Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi Di

Indonesia „‟Suatu Analisis Kebijakan”, Jakarta, Sinar Grafika Offset:

2008.

Hasan, M. Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya,

Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan

Aplikasi dalam mengelola Pendidikan Sekolah dan Madrasah, Bandung,

Pustaka Educa :2010.

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial Kuantitatif Dan

Kualitatif , Jakarta: GP. Press, 2009.

Page 59: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

Kho, Loy, Homeschooling Untuk Anak Kenapa Tidak?, Yogyakarta,

Kanisius:2007.

Laporan Akhir Tahun Ajaran 2009-2010 Homeschooling Kak Seto Cabang

Semarang.

Maryono, Peningkatan Manajemen Mutu Pembelajaran

di Sekolahhttp://suaraguru.wordpress.com/2009/10/05/peningkatan-manajemen-

mutu-pembelajaran-di-sekolah/

Mashudi, Pelaksanaan Manajemen Mutu Kegiatan Ekstrakurikuler Di SD Islam

Al Azhar BSB Semarang.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004.

Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin,

1996,

Mulyadi, Seto, Home Schooling Keluarga Kak-Seto, Bandung: PT. Mizan

Pustaka, 2007.

Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2008.

Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, Jogjakarta: Ar

Ruzz Media, 2008.

Mutowi, Ibrahim Ishmat dan Amin Ahad Hasan, Al-Ushul al Idariyah li al

Tarbiyah Ar-Riyad: Dar al Syuruq, 1996.

Nilna, Homeschooling Pendidikan Berbasis Keluarga.

http://www.pustakanilna.com/pendidikan-anak/homeschooling-

pendidikan-berbasis-keluarga/. Diskses 11 Januari 2011.

Peraturan Mentri No 63 tahun 2009. Tentang Sistem Penjaminan Mutu

Pendidikan,

“http://www.linkpdf.com/ebookviewer.php?url=http://daa.ugm.ac.id/imag

es/SK/menteri/permen_2009_63_penjaminan_mutu.pdf. di akses tanggal

20-11-2010”.

Rochaety, Eti, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara:

2008.

S, Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.

Page 60: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

Sagala, Syaiful, Manajemen Strategik Dalam Meningkatkan Mutu pendidikan,

Bandung, Alfabeta:2009.

Sallis, Edward, Total Quality Manjemen In Education Manjemen Mutu

Pendidikan, Yogyakarta: Ircisod, 2008.

Santoso, Satmoko Budi, Sekolah Alternatif Mengapa Tidak?! buku pintar sekolah

alam/outbound, home schooling, dan anak berkebutuhan khusus,

Jogjakarta: Diva Press, 2010.

Straus dan Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Jogjakarta: Daftar Pustaka,

2003.

Subagyo, Joko, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2004.

Sugian, Syahu O, Kamus Manajemen mutu, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2006.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.

Sularso dan Nurdijanto, Pengaruh Penerapan Total Quality Management

Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia,

“http://repository.usu.ac.id/bitstream/

123456789/19414/4/Chapter%20II.pdf.

Sumardiono, Homeschooling A Lesp For Better Learning Lompatan Cara

Belajar, Jakarta, PT.Alex Media Komputindo: 2007.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Manajemen Pendidikan Alfabeta, Bandung:2009.

Tim Penyusun UURI, Undang-Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005

tentang guru dan dosen serta UURI No 20 Tahun 2003 tentang

SISDIKNAS, Bandung: Citra Umbara, 2006.

Tjiptono, F., dan A. Diana,, Total Quality Management TQM edisi revisi,

Yogyakarta: Andi Offset, 2003.

Ubaidillah, Khasan, Penerapan Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2000 Pada Ma

NU Banat Kudus. Tahun 2009.

Ulum, Abdullah Nasih, Pedoman Pendidikan Dalam Islam, penerjemah Hery

Noer Ali, Bandung, Asyafi’i: 1996.

Page 61: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

Umiarsi dan Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Daerah,

Yogyakarta, Ircisod, 2010.

Umiarsi dan Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Daerah, .

116.

Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta, Bumi

Aksara:2009, cet.I.

--------------, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2006.

Widiasmadi, Nugroho, Spot Capturing Metode Dasyat Mencetak Otak Super

untuk melejitkan kecerdasan anak, Yogyakarta: Indonesia Tera.2010.

Yamit, Zulian, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Yogyakarta: Ekonisia,

2001.

Yusuf, Musfirotun, Manajemen Pendidikan Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Andi

Offset, 2005.

Page 62: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

PEDOMAN WAWANCARA

No. Rumusan

masalah Pedoman wawancara Informan

1. Bagaimana

penerapan

manajemen

mutu HSKS

Semarang?

1.1. Apa makna dan tujuan dari

Visi, Misi yang di terapkan

oleh HSKS Semarang?

1. Manajer

1.2. Apa makna dari filosofi

yang di pegang oleh HSKS

Semarang?

1. Manajer

1.3. Pola komunikasi seperti

apa yang di terapkan oleh

HSKS Semarang?

1. Manajemer

2. Coordinator

mutu

3. Wali murid

4. Tutorial

5. Karyawan

6. Peserta didik

1.4. Bagaimana HSKS

Semarang melakukan

control dalam kinerja para

orang yang

disekelilingnya?

1. Manajer

2. Coordinator

mutu

3. Tutorial

4. Wali murid

5. Peserta didik

1.5. Berapa biaya/tarif yang

yang di keluarkan oleh

keluarga HS ?

1. Coordinator

mutu

2. Wali murid

1.6. Peserta didik HS dari

kalangan keluarga apa?

1. Manajer

1.7. Gaya kepemimpinan yang

seperti apa yang di

terapkan oleh HSKS

Semarang?

1. Tutorial

2. Coordinator

mutu

3. Wali murid

4. Peserta didik

1.8. Bagaiamana kerja tim antar

departemen di HSKS

Semarang?

1. Manajer

2. Coordinator mutu

3. Peserta didik

1.9. Apakah jaminan yang di

janjikan sesuai dengan

harapan pelanggan?

1. Wali murid

2. Peserta didik

3. Tutorial

1.10. Apakah pelayanan telah

memuaskan dan sesuai

dengan harapan (layanan

pembelajaran, fasilitas dan

bimbingan konseling) di

HSKS Semarang.

1. Wali murid

2. Peserta didik

3. Tutorial

Page 63: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

1.11. Bagaimana model prinsip-

prinsip TQM yang

dikembangkan oleh HSKS

Semarang ?

1. Coordinator

mutu

2. Bagaimana

perkembangan

dari manajemen

mutu HSKS

Semarang

2.1. Apakah pelayanan telah

memuaskan dan sesuai

dengan harapan (layanan

pembelajaran, fasilitas dan

bimbingan konseling) di

HSKS Semarang.

1. Wali murid

2. Peserta didik

3. Tutorial

2.2. Apa saja yang menjadi

struktur pendukung Mutu

di HSKS Semarang

(program persemester,

tahunan, rutinan dan

jangka panjang)?

1. Coordinator

mutu

2. Tutorial

2.3. Apa kelebihan dari control

tersebut salah satunya

adalah dari input dan

prosesnya?

1. Manajer

2. Coordinator

mutu

3. Tutorial

4. Wali murid

5. Peserta didik

2.4. Sistem evaluasi yang

seperti apa yang di

terapkan di HSKS

Semarang dan kapan

dilaksanakannya?

1. Manajer

2. Coordinator

mutu

3. Tutorial

4. Wali murid

2.5. Apakah ada penghargaan

dan pegakuan terhadap

hasil kinerja untuk orang-

orang disekelilingnya di

HSKS Semarang?

1. Manajer

2. Tutorial

3. Peserta didik

2.6. Pendidikan dan pelatihan

apa saja yang dilakukan

oleh HSKS Semarang?

1. Manajer

2. Coordinator

mutu

3. Tutorial

Page 64: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

HASIL WAWANCARA

(DENGAN HSKS CABANG SEMARANG)

Hari : Rabu

Tanggal : 10 Agustus 2010

Waktu : Pukul 09.00-15.30WIB

Tempat : Ruang Manajer HSKS Cabang Semarang

Informan : 1. Manajer HSKS Cabang Semarang Kak Ito

2. Koordinator QI Ibu Krisna

3. Kepala sekolah SMA Kak Uus

4. Wali kelas Kak Hana

5. Tutor Kak Pipt

6. Wali murid Ibu Yaya

7. ketua OSIS Kak Ajeng

8. Siswa ABK Kak Lewi

1. Apa makna dan tujuan dari Visi, Misi yang di terapkan oleh HSKS Cabang

Semarang?

Menurut ibu Krisna Visi, Misi yang di terapkan di dalam HSKS

Cabang Semarang sama dengan HSKS pusat.

2. Apa makna dari filosofi yang dipegang oleh HSKS Cabang Semarang?

Menurut Kak Ito “dengan belajar kita agar cerdas, kreatif dan ceria

dalam mengembangkan otak kanan. Senada dengan yang disampaikan oleh

ibu Krisna “cerdas dalam materi/akademik, kreatif mengembangkannya pada

kehidupan nyata materi yang di berikan dan ceria dalam kegiatannya”,

3. Pola komunikasi seperti apa yang di terapkan oleh HSKS Cabang Semarang?

Menurut Kak Uus pola komunikasi yang di terapkan :

a. Setiap hari senin sore meeting bersama kepala sekolah bersama tutor untuk

evaluasi 1 Minggu sebelumnya dan untuk merencanakan 1 Minggu ke

depannya.

b. Manajerial, direksi dengan manajer beserta kepala sekolah dilaksanakan

setiap hari Sabtu jam 11 siang

c. HSKS Cabang Semarang dengan Wali murid dilaksanakan 3 bulan sekali

selain itu wali kelas di tuntut kontinu komunikasi yang langsung

berhubungan dengan wali murid.

Page 65: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

Komunikasi yang diterapkan oleh HSKS Cabang Semarang secara

terbuka, jika ada masalah langsung di pecahkan dalam forum. komunikasi ini

belum termasuk dengan layanan konsultasi wali murid. Karena HSKS Cabang

Semarang berbeda dengan sekolah formal. Di sekolah formal lebih

menekankan pada aspek akademik sedangkan di HSKS Cabang Semarang

menekankan pada aspek pertama psikologis yang kedua akademis. Karena

konsep HSKS Cabang Semarang adalah sekolah rumah jadi orientasinya pada

perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan undang-undang sistem

pendidikan nasional meningkatkan potensi sesuai dengan apa yang dimiliki

oleh anak.

Keaktifan dan peran orang tua ditekankan dan dinilai oleh HSKS

Cabang Semarang hal tersebut masuk pada Penilaian rapor itu. Walaupun anak

pintar tapi orang tua cuek maka HSKS Cabang Semarang tidak dapat

memberikan nilai yang bagus.

Menurut kak Hana dan kak pipit komunikasi diterapkan adalah pola

langsung baik itu di luar ataupun di kelas Cuma jika di kelas lebih formal. Jika

sesama tutor dan manajemen komunikasi kekeluargaan tanpa melupakan

profesionalisme.

Menurut ketua OSIS komunikasi HSKS Cabang Semarang bagus

karena menerapkan prinsip kekeluargaan tidak hanya yang di ajarkan berbau

akademik tetapi juga pendekatan, tapi akademiknya seperti apa semua bisa

sharing kapan pun baik dengan manajer, tutor sekalipun dalam pelajaran jika

merasa belum nyaman bagaimana caranya agar nyaman terlebih dahulu

dengan pelajaran itu sendiri agar yang didapatkan tidak sia-sia. Kelebihan

adalah komunikasi dan Controlnya sangat detail jadi dalam hal menangani

anak itu tepat.

Berbeda halnya menurut manajer HSKS Cabang Semarang mengenai

komunikasi yang diterapkannya, beliau mengungkapkan bahwa tidak pernah

menganggap atasan atau bawahan, seorang manajer tidak akan berdiri tegak

tanpa adanya karyawan sebaliknya karyawan tidak akan pernah mampu bisa

arahan dari manajer, semua adalah partner yang mempunyai VISI MISI yang

Page 66: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

sama kemudian menerapkan dalam pola kesatuan jadi tidak ada batasan2

bawahan dan atasan tanpa melupakan profesionalitas.

Sedangkan menurut Koordinator mutu bahwa Komunikasi yang

dilakukan di HSKS Cabang Semarang menyesuaikan dengan anak melakukan

pendekatan dengan anak di tinjau melihat situasi dan kondisi anak. Kemudian

komunikasi yang di pakai yang nyaman.

4. Bagaimana HSKS Cabang Semarang melakukan control pada orang yang di

sekelilingnya?

KAK Uus mengatakan HSKS Cabang Semarang mempunyai quality

insurance. Yang didalamnya terdapat Plan, Do, Monev dan improvement jadi

merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengembangkan. jaminan

kualitas yang HSKS Cabang Semarang tawarkan kepada orang tua murid.

Ada kegiatan outing yang mempunyai acuan tidak hanya mengunjungi

tempat-tempat tertentu yang tidak mempunyai relevansi, semua terukur

relevansinya dengan pembelajaran ketika dia di sekolah. Kegiatan yang

dilaksanakan oleh HSKS Cabang Semarang bermanfaat, pendekatan yang di

lakukan adalah pendekatan kontekstual teaching dan learning jadi

pembelajaran tidak hanya berupa teori, verbalisasi tetapi juga melihat

langsung di lapangan dan anak mengalami sendiri.

Sedangkan kontrol kepada OSIS menurut Kak Ajeng Setiap kumpul

OSIS ada tutor yang mendampingi kak Eko selaku pembina OSIS. Dan di

setiap kumpul pasti ada laporan baik sebelum atau sesudah rapat berupa

tulisan/notulen dan lisan kepada pembina baik jumlah yang datang ataupun

rencana dan evaluasi itu sendiri.

Sedangkan dari segi Quality Insurance menurut koordinator mutu

menyatakan bahwa Quality control, ada perencanaan, penerapan dan evaluasi

sesuai dengan SOP. Portofolio homeschooler, project class, yang menilai

adalah kepala sekolah. Akademik Quality insurance, setiap minggu rapat. ada

perbaikan-perbaikan yang sekiranya belum cocok dari kasus-kasus yang

terjadi. dari setiap kegiatan meminta laporan sebagai kontrol, sedangkan

kontrol dari HSKS pusat adalah setiap setengah semester yang didalamnya

berupa sharing bersama agar lebih baik lagi.

Page 67: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

Jika menurut manajer kontrol yang dilakukan Melalui absen kehadiran

dan meeting dimana semua bidang melaporkan atas tugasnya masing-masing.

5. Latar kalangan keluarga HSKS Cabang Semarang?

Guru, Dokter, Dosen, Duta besar, Pilot, Pengusaha. dan sebagainya.

6. Gaya kepemimpinan yang seperti apa yang di terapkan oleh HSKS Cabang

Semarang?

Menurut para informan Gaya kepemimpinan yang di terapkan adalah

gaya kepemimpinan demokratis.

7. Bagaimana kerja tim antar departemen di HSKS Cabang Semarang?

Menurut kak Uus Organisasi pada HSKS Cabang Semarang bukan

superman tapi super tim, jika Superman pintar sendiri, tapi jika super tim

membagi kepentingan orang. manajemen HSKS Cabang Semarang sesuai

dengan latar belakang pendidikan mereka, bakat apa yang dimiliki atau soft

skill apa yang dimiliki. Manajernya berasal dari S2 MSDM, keuangan berasal

dari keuangan, tutornya sesuai dengan latar belakang pendidikannya

kesimpulannya di HSKS Cabang Semarang sesuai dengan profesionalitas.

8. Apakah pelayanan telah memuaskan dan sesuai dengan harapan (layanan

pembelajaran, fasilitas dan bimbingan konseling) di HSKS Cabang Semarang?

Kak Ajeng dan Kak Lewi berpendapat pelayanan yang di berikan

sudah memuaskan karena dari sisi pelayanan kapan pun siswa membutuhkan

pihak HSKS Cabang Semarang membantu dan menolong, dari sesi akademik

dan kurikulum sudah memenuhi tidak berbeda dengan sekolah formal hanya

saja perbedaannya adalah kuantitas saja untuk intensitas HSKS Cabang

Semarang dengan sekolah formal sama, pelayanan konseling 24 jam di bantu

tidak hanya di dalam sekolah bahkan di luar sekolah pun dilayani.

Sedangkan menurut para tutor dan kepala sekolah pelayanan yang di

berikan berupa pemenuhan kebutuhan fasilitas pengajaran seperti alat peraga,

laboratorium, ruang multimedia, area hotspot, honorium semua dicukupi oleh

HSKS Cabang Semarang. karena manajemen yang di terapkan manajemen

terbuka.

9. Bagaimana model prinsip-prinsip TQM yang dikembangkan oleh HSKS

Cabang Semarang?

Di dalam quality insurance terdapat plan, do, money dan improvement,

di mana setiap staf dan tutor dalam setiap bulan ada perencanaan (paln), do

Page 68: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

pelaksanaan dari apa yang telah direncanakan karena perencanaan di tulis

mulai dari program yang akan dilaksanakan, anggaran, baru setelah itu monev

(monitoring dan evaluasi) memonitoring proses-proses di dalam HSKS

Cabang Semarang melaksanakan perencanaanya kemudian membuat evaluasi

dimana kekurangan-kekurangan dan kelebihan dari perencanaan dan

pelaksanaan tersebut mana yang akan di pertahankan dan mana yang perlu di

tindak lanjuti. selanjutnya HSKS Cabang Semarang melakukan improvement,

improvement bukan artinya ketika HSKS Cabang Semarang sudah bagus

improvement berhenti pada satu titik, tetapi HSKS Cabang Semarang mampu

mengimprovisasikan/mengembangkan bagaimana lebih baik dan baik lagi,

bagaimana konsep-konsep yang sesuai dikembangkan dan yang tidak sesuai di

ganti dengan yang lebih baik dan bervariasi. Prinsip yang lainnya adalah

dinamis dan fleksibel.

a. Struktur pendukung QI

SDM, Dana mencukupi, SOP

b. Hambatan QI

Ketika rapat koordinasi terkadang ada yang tidak hadir, karena ada

beberapa tutor yang sedang melanjutkan pendidikan. Solusinya ada

notulen sehingga yang tidak hadir untuk mempelajarinya sendiri.

Hambatan siswa yang ingin masuk ke sekolah formal karena di

HSKS Cabang Semarang yang dipelajari hanya mata pelajaran yang

diujikan dan solusi yang sekarang sedang direncanakan akan d adakan

mata pelajaran agama, olahraga dan bahasa daerah.

c. Kelebihan QI

Dinamis, punya aturan tetapi jika tidak sesuai maka akan di

perbaiki Terus memantau, perbaikan terus menerus.

10. Apa saja yang menjadi struktur pendukung Mutu di HSKS Cabang Semarang?

Koordinator QI Salah satu struktur pendukung di HSKS Cabang

Semarang adalah SOP (Standar Operasional Prosedur) yang menjadi

landasan dasar dari berbagai hal, macam-macam SOP antara lain: SOP

pembelajaran Bagaimana tata cara orang tersebut di jamin mutunya dari

Page 69: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

belajar sampai pulang, SOP penerimaan murid tata cara penanganan mulai

terapi dan sebagainya..

a. Apa latar belakang dirumuskannya SOP?

1) HSKS pusat mengatakan HS tidak seragam tetapi berwarna-warni

sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah di mana HS itu

berdiri, walaupun HS itu sama HSKS tapi satu daerah dengan yang

lain itu berbeda.

2) HSKS Cabang Semarang sebagai lembaga jasa yang di terapkan adalah

kepuasan dari pelayanan kepada masyarakat dari itulah di buat

peraturan yang di bentuk menjadi SOP.

b. Pelaksanaan SOP?

1) Pemantauan terus menerus seperti melekat, dari proses ada

pemantauan dan dari situ dilakukan perbaikan-perbaikan.

Menurut Kak Uus struktur pendukung yang ada pada HSKS Cabang

Semarang antara lain sebagai berikut:

a. Fasilitas lengkap

b. SDM berkualitas tidak hanya dari segi akademik tetapi mengetahui

karakteristik anak karena awal anak masuk di tes sidik jari guna

mengetahui bakat dan mintanya.

c. Quality insurance

d. Program outing setiap 1 bulan sekali

e. Melengkapi apa yang di formal tidak ada dengan program yang berbeda

f. Mengacu pada DIKNAS, hanya saja HSKS Cabang Semarang

mengembangkannya sendiri tidak lepas dari koridor tersebut.

11. Sistem evaluasi yang seperti apa yang di terapkan di HSKS Cabang Semarang

dan kapan dilaksanakannya?

Menurut Kak Uus ada beberapa evaluasi yang di terapkan untuk tutor

dan kepala sekolah setiap hari senin, manajerial setiap hari sabtu Dan evaluasi

untuk orang tua HSKS Cabang Semarang memberikan angket kepada orang

tua murid ketika parents meeting selain orang tua konsultasi kepada wali

kelasnya. Dari pihak manajemen juga memberikan evaluasi berupa angket

yang disana mencakup berbagai macam item dari manajemen, keuangan, tutor

mengajar, akademis, kegiatan dan berbagai aspek yang berkaitan dengan

pembelajaran. Angket tersebut menjadi salah satu introspeksi diri bagi HSKS

Cabang Semarang untuk improvement jadi benar-benar objektif dinilai oleh

pihak luar. Karena orang tua sebagai pemakai jasa.

Sedangkan evaluasi untuk peserta didik, melalui ulangan harian, UTS,

UAS, Post test, free test, yang terpenting laporan perkembangan akademik

Page 70: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

anak. Jadi tiap periode HSKS Cabang Semarang membuat laporan

perkembangan anak. karena di HSKS Cabang Semarang evaluasi tidak hanya

dari 1 arah saja maka setelah pembelajaran di berikan portofolio agar

mengetahui perasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hal tersebut

dijadikan evaluasi untuk tutor bukan hanya saja tutor yang mengevaluasi diri

tetapi siswa mengevaluasi tutor.

Sedangkan untuk evaluasi yang dilakukan oleh QI menurut

koordinator mutu Dilihat dari perencanaan maka akan terlihat, jadi dari situlah

dapat di tindak lanjuti dengan perbaikan dan di setiap 6 bulan sekali ada

outing dan mereka membuat laporan. Kontrol ke wali murid.

12. Apakah ada penghargaan dan pengakuan terhadap hasil kinerja untuk orang-

orang disekelilingnya di HSKS Cabang Semarang?

Menurut para tutor dan manajer penghargaan tersebut berupa reward

baik berupa finansial dan material.

Sedangkan menurut Kak Ajeng, penghargaan yang diberikan untuk

para peserta didik yang berprestasi bukan berupa nominal tetapi motivasi dan

pendampingan penuh serta sertifikat.

13. Pendidikan dan pelatihan apa saja yang dilakukan oleh HSKS Cabang

Semarang?

HSKS Cabang Semarang memanggil ahli-ahli dari luar contohnya

mengikuti program NLP (neuro linguistik programming), pelatihan

penatalaksanaan anak berkebutuhan khusus jadi dari Kak Krisno melatih tutor

dalam langkah menangani anak berkebutuhan khusus. Ketika di parents

meeting mendatangkan ahli contohnya dr. Guan ahli neurologi dan saraf dari

Singapura memberikan wawasan, psikiater dari UNDIP untuk memberikan

pelatihan kepada tutor untuk meningkatkan kualitas kepada SDM HSKS

Cabang Semarang Pelatihan dilihat dari kebutuhan rutinnya 3 bulan sekali.

Pelatihan dan pendidikan yang dilakukan HSKS Cabang Semarang melihat

dari kebutuhan dan kondisi dari HSKS Cabang Semarang sendiri.

14. Perbedaan yang di rasakan dengan sekolah formal itu apa menurut anda?

Menurut Kak Ajeng ketika sebelum mengikuti HSKS Cabang

Semarang kurang mempunyai percaya diri dan lebih banyak menyendiri

Pendekatan yang dilakukan sangat intens maka lama kelamaan mulai berbaur

Page 71: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

dan berani di depan orang. Jika di sekolah formal dari segi akademik tidak

diragukan lagi akan tetapi pendekatan yang dilakukan di masing-masing siswa

dirasa sangat kurang Masalah pribadi yang mengganggu kenyamanan di

sekolah kurang di tindak lanjuti, tetapi jika di HSKS Cabang Semarang

perhatian tersebut didapatkan jadi hubungan baik dengan teman sejawat atau

dengan tutor tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi di luar sekolah pun

terjalin, karena mendapatkan kenyamanan yang tidak dapat kan di sekolah

formal.

Page 72: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · sebagai pedoman kerja setiap unit yaitu dapat diketahui dari terlaksananya

BIODATA

Data Pribadi

Nama : AISYAH

NIM : 073311011

Jurusan : KEPENDIDIKAN ISLAM (KI)

TTL : TANGERANG, 19 FEBRUARI 1990

Telp/HP : 085 718 474 827

Judul Skripsi : MANAJEMEN MUTU HOMESCHOOLING KAK SETO

CABANG SEMARANG

Lulus Munaqosah : Senin, 12 Desember 2011

IPK : 3.45

Nama Ayah : Drs. H. UBAIDILLAH

Pekerjaan Ayah : DOSEN / GURU

Alamat : Desa. RENGED RT. 01/ RW. 01

Kel. KRENGED

Kec. KRESEK

Kab. TANGERANG

Biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagai dasar

pembuatan Ijazah dan Transkrip serta data lain yang diperlukan. Apabila ada kesalahan

data yang saya sampaikan, maka resiko akan saya tanggung sendiri.

Semarang, 20 Desember 2011

AISYAH

NIM. 073311011