STRATEGI PENGELOLAAN ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH...

106
STRATEGI PENGELOLAAN ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN MUZAKI PADA BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Ekonomi Islam Disusun Oleh : ABDUS SALAM 072411013 JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of STRATEGI PENGELOLAAN ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH...

STRATEGI PENGELOLAAN ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH

DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN

MUZAKI PADA BADAN AMIL ZAKAT (BAZ)

KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

dalam Ilmu Ekonomi Islam

Disusun Oleh :

ABDUS SALAM

072411013

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

ii

Drs. H. Hasyim Syarbani, MM

NIP. 19570913 198203 1 002

Jl. Pelem Kuweni No. 6 Tambakaji Semarang

Johan Arifin, S.Ag, MM

NIP. 19710908 200212 1 001

Jl. Perum BPI Blok D No 1 Ngaliyan Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eks.

Hal : Naskah Skripsi

An. Abdus Salam

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini

saya kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : Abdus Salam

NIM : 072411013

Judul Skripsi : Strategi Pengelolaan Zakat Infak Dan Sedekah Dalam Upaya

Meningkatkan Kepercayaan Muzaki Pada Badan Amil Zakat

(BAZ) Kota Semarang

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera

dimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Semarang, 12 Desember 2011

iii

PENGESAHAN

Skripsi saudara : Abdus Salam

NIM : 072411013

Judul : STRATEGI PENGELOLAAN ZAKAT INFAK DAN

SEDEKAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN

KEPERCAYAAN MUZAKI PADA BADAN AMIL

ZAKAT (BAZ) KOTA SEMARANG

Telah dimunaqosahkan oleh dewan penguji Fakultas Syari’ah Institut Agama

Islam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan lulus dengan predikat

cumlaude/baik/cukup pada tanggal :

22 Desember 2011

Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata I (S1)

dalam ilmu Syari'ah Jurusan Ekonomi Islam tahun akademik 2010/2011

Semarang, 22 Desember 2011

Dewan Penguji

iv

MOTTO

$ yϑ̄ΡÎ) àM≈ s%y‰¢Á9$# Ï!#t�s)à�ù=Ï9 ÈÅ3≈|¡yϑø9$#uρ t,Î#Ïϑ≈ yèø9$#uρ $ pκö� n=tæ Ïπ x�©9xσßϑø9$#uρ öΝåκæ5θè=è% †Îû uρ

É>$ s%Ìh�9$# tÏΒÌ�≈ tóø9$#uρ †Îûuρ È≅‹Î6y™ «! $# Èø⌠$#uρ È≅‹Î6¡¡9$# ( ZπŸÒƒÌ�sù š∅ÏiΒ «!$# 3 ª! $#uρ íΟŠÎ=tæ

ÒΟ‹Å6ym ∩∉⊃∪

Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk

hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan

Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan

yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

(QS.Al-Taubah: 60)

v

PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN

Persembahan yang tertinggi hanyalah kepada Allah SWT,

yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya

Hingga pada Dia lah segalanya bergantung.

Nabi Muhammad SAW

Sang inspirator hidup

Dengan segala kerendahan hati, kupersembahakan karya kecilku ini untuk :

Alamameterku tercinta, Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang

Bapakku (Hasyim (Alm)) dan Ibuku (Malikah)

yang selalu melimpahkan kasih sayangnya dan tidak pernah bosan

untuk terus mendoakan anak-anaknya.

Terima kasih, kasih sayangmu telah membawa anakmu pada pembelajaran arti hidup.

Kakak-kakakku: Ahmad Faizin dan istri, Mohamad Islah, Siti Ngumdah dan suami,

M.A Mufidz, serta keponakan-keponakan yang menjadi contoh dan motivator dalam

meraih tujuan hidup.

Terima kasih juga kepada seluruh Pak Dhe, Bu Dhe, Pak Lek dan Bu Lek yang telah

memberi dukungan moril dan materiil.

Semoga Allah SWT selalu memberikan Rahman dan Rahim Nya, Amiin…

Orang-orang spesial dalam hidup ku,

Yang telah senantiasa hadir dalam hidup ku

vi

DEKLARASI

Dengan kejujuran dan tanggung jawab,

penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak

berisi materi yang pernah ditulis oleh orang

lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini

tidak berisi satupun pikiran pikiran orang lain,

kecuali informasi yang terdapat dalam

referensi yang dijadikan sebagai rujukan.

Semarang, 12 Desember 2011

Deklarator

ABDUS SALAM

072411013

vii

ABSTRAK

Dengan berkembangnya zaman dan teknologi BAZ Kota Semarang

menggunakan strategi yang sangat mendunia yaitu menggunakan media website

atau internet. Dengan media ini menunjukkan terbukanya pengelolaan BAZ Kota

Semarang karena dalam website ini juga dicantumkan segala hal yang terkait

dengan BAZ Kota Semarang salah satunya laporan keuangan. Strategi ini

dikatakan sangat mudah dan bisa dilihat siapa saja yang mengaksesnya. Masalah

yang dihadapi apakah para muzaki itu tahu dan paham dengan media

internet/website selain itu juga media internet/website sering kali terjadi kesalahan

mulai dari lamanya loading ataupun website yang tidak bisa diakses. Hal ini yang

melatarbelakangi untuk diadakan penelitian. Permasalahan dalam penelitian ini

adalah: (1) Bagaimana apresiasi muzaki terhadap BAZ. (2) Bagaimana sistem

BAZ dalam pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah. (3) Bagaimana strategi

pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah untuk peningkatan kepercayaan

muzaki.

Tujuan penelitian: (1) Mengetahui apresiasi muzaki terhadap BAZ Kota

Semarang. (2) Mengetahui sistem pengelolaan dana ZIS di BAZ Kota Semarang.

(3) Mengetahui strategi pengelolaan dana ZIS dan kepercayaan muzaki di Kota

Semarang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan

terhadap Kepercayaan muzaki di BAZ Kota Semarang. Strategi pengelolaan

Badan Amil Zakat melalui media internet maupun website yang dinilai strategis

oleh BAZ Kota Semarang ternyata masih kurang tepat sasaran terhadap muzaki,

karena ada sebagian dari muzaki yang jarang menggunakan media internet.

Namun peran pengelolaan ZIS di BAZ Kota Semarang masih mendapatkan

kepercayaan dari para muzakinya. Ini disebabkan terbukanya pengelolaan Badan

Amil Zakat Kota Semarang dan transparannya dalam pengelolaan dananya.

BAZ Kota Semarang sistem pengelolaan ZISnya dikelola secara

professional, amanah, transparan dan akuntabel sesuai dengan standar operasional

dan prosedur (SOP) lembaga pengelola zakat. Sedangkan strategi pengelolaan

dana ZISnya dengan menggunakan yaitu Aghniya’ (muzaki, munfik dan

mushoddik) langsung bayar zakat ke kantor, juga membentuk aksi jemput zakat,

membentuk UPZ dan Transfer bank.

viii

KATA PENGANTAR

Asslamu ‘alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah Wasyukurillah, senantiasa penulis panjatkan ke hadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-

Nya, sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan ketetapan Iman dan Islam.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita

Rasulullah Muhammad SAW pembawa rahmat bagi makhluk sekian alam,

keluarga, sahabat dan para tabi’in serta kita umatnya, semoga kita senantiasa

mendapat syafa’at dari beliau.

Pada penyusunan skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak, baik dalam ide, kritik, saran maupun dalam bentuk lainnya. Oleh karena itu

penulis menyampaikan terima kasih sebagai penghargaan atau peran sertanya

dalam penyusunan skripsi ini kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo

Semarang.

2. Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang.

4. Bapak DR. Ali Murtadho, M.Ag selaku ketua Jurusan Ekonomi Islam dan

bapak Nur Fatoni, M.Ag selaku sekertaris jurusan, serta bapak Ratno

Agriyanto, S.E, M.Si selaku staf ahli jurusan, atas kebijakan yang

dikeluarkan khususnya yang berkaitan dengan kelancaran penulisan skripsi

ini.

5. Bapak Drs. H. Hasyim Syarbani, MM selaku dosen pembimbing I dan

Johan Arifin, S.Ag, MM selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

membantu, dengan meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat

berharga semata-mata demi mengarahkan dan membimbing penulis

selama penyusunan skripsi ini.

ix

6. Segenap Dosen Fakultas Syari’ah yang telah banyak memberikan ilmunya

kepada penulis dan senantiasa mengarahkan serta memberi motivasi

selama penulis melaksanakan kuliah sehingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Bapak, Ibu dan segenap keluarga tercinta yang telah mengasuh dan

membimbing serta memberikan dorongan kepada penulis, baik moral

maupun spiritual

8. Orang yang selalu ada di hati dan orang penting penulis yang senantiasa

sabar dan mendukung penulis, terimakasih atas kepercayaan, motivasinya

selama ini.

9. Keluarga kecil penulis “Wadyabala Justisia”. Senior-senior Justisia: (Kang

Sumanto Al-Qurtuby, mas Aziz Hakim, mas Umam Ar-Rozy, mas Zaenal

Abidin, mas Sarung, mbak Uun, mbak Muas, mbak Fauzun, kang Choi,

mas Tedy, mas Iman, mas Tofu (alm), mas Sujiantoko, mas broo Najib,

mas Arief, Gus Ikhrom, mas Attan, mbak Ika, mbak Dyah, mbak Erna,

mas Ali “Kopling”, mas Nasrudin, mas Yoni, mas Hendy, mas Harjo, mas

Saifudin, mas Hery, mas Ghozy, mas Zarkoni, Mbak Rofi’ah, mbak Una,

mbak Ana) terima kasih atas kasih sayang dan kesabarannya membimbing

kami. Senior Justisia ’05 : (mas Rouf, mas Hamdani, mas, Faizin, mbak

Lina, mbak Ela), senior Justisia ’06: mbak Nikmah, mbak Icha, mas Ubed,

Mas Bams, mas Hambali, mas Vian, mas Yayan, pa’e Khoirudin.

Angkatan seperjuangan Justisia 2007: Ainung, Sholi, Ifa, Malik, Rifa,

Wahid, Hamid, Kholik, Fahri, Nasron Ok, Saad, Ubed,. Junior Justisia ‘08:

Inul, Farid, Rifatul, Siswoyo, Ariyani, maskoky Cecep, Nazar, Erfan,

Musyapii, Putri. Junior Justisia ‘09: Khomsah, Diah, Tika, Ima, Umdah,

Lismanto, Toni Blank, Huda, Lutfi, Ali Rambo, Ardi. Junior Justisia ‘10 :

Lynta, Anis, Putri, Icha’ Nadia, Nia, Widya, Wahib, Wahid, Budi, Yono,

Nufus, Uul, Syahdu, Jamil, Tsanie, Crew magang Justisia tahun 2011 yang

tidak bisa disebutkan satu persatu (selalu semangat dalam berproses). “Just

For Justis Always”.

x

10. Sahabat-sahabati AL MAPABA ’07, yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu. Terimakasih penulis ucapkan untuk kalian yang telah setiasa

berjuang bersama.

11. Seluruh teman-teman mahasiswa “khususnya EIA ’07 , Agus, Asrikan,

Ulfa, Torik, Kolik, Juli, Auliya’, Izza, Oby, Aziz, Agus Tabung, Afit W,

Aift N, Adinda, Lyan, Ela, Intan, Lina, Maskhun, Naja, Janah, Dwi, Kayis,

Icoh, Inul, Aufa, Duki, Enis, Sri, Macho, Fandi, Ali K, Arif, Terima kasih

penulis ucapkan untuk kalian yang telah senang tiasa berjuang bersama -

sama mencari ilmu di Fakultas dan sedih senang bersama.

12. Seluruh team Futsal JFC, COR’S ‘07 dan team KKN Posko 31 angkatan

56 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

13. Seluruh teman-teman Baladewa, KRB Jateng, Triader, The Rockers,

Backboner, Pemuja Mahadewi, Virginity, Jamelians dll..

14. Kerabat kerja dan Karyawan di “Shodiq Komputer”: M. Sodiqin, M.

Iksan, M. Basori, Adi, dan lain-lain

15. Pihak-pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung yang turut

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan

yang lebih dari yang mereka berikan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun

analisisnya, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Amin Ya Rabbal Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 12 Desember 2011

ABDUS SALAM

072411013

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. vi

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vii

HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian ............................................ 8

D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 9

E. Metode Penelitian ......................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 14

BAB II : PEMBAHASAN UMUM

A. Zakat ............................................................................................. 15

1. Pengertian Zakat ...................................................................... 15

xii

2. Syarat-Syarat Wajib Zakat ..................................................... 16

3. Dasar Hukum Zakat ................................................................. 17

4. Prinsip-Prinsip Zakat ............................................................... 20

5. Zakat dan Pajak ........................................................................ 22

6. Hikmah Zakat........................................................................... 31

B. Pengertian infak dan sedekah ........................................................ 33

C. Definisi Amil Zakat ....................................................................... 33

D. Manajemen Strategi ...................................................................... 35

1. Pengertian Strategi ................................................................... 35

2. Tahapan Manajemen Strategi................................................... 36

E. Strategi Badan Amil Zakat ........................................................... 39

BAB III : GAMBARAN UMUM PENELITIAN

A. Profil BAZ Kota Semarang .......................................................... 43

1. Latar Belakang Pendirian BAZ Kota Semarang ..................... 43

2. Susunan Organisasi BAZ Kota Semarang .............................. 46

3. Fungsi dan Tugas Pokok Pengurus BAZ Kota Semarang ...... 50

4. Struktur Organisasi BAZ Kota Semarang ............................... 53

5. Visi dan Misi BAZ Kota Semarang ....................................... 54

6. Tujuan dan Sasaran BAZ Kota Semarang ............................. 54

B. Program Umum BAZ Kota Semarang ......................................... 55

1. Semarang Cerdas ..................................................................... 55

2. Semarang Makmur .................................................................. 56

xiii

3. Semarang Peduli ...................................................................... 58

4. Semarang Sehat ....................................................................... 58

5. Semarang Taqwa ..................................................................... 58

C. Apresiasi Muzaki Terhadap BAZ Kota Semarang........................ 59

D. Sistem Pengelolaan ZIS di BAZ Kota Semarang.......................... 62

E. Strategi Pengelolaan BAZ Kota Semarang .................................. 65

1. Strategi Penghimpunan ZIS ..................................................... 65

2. Strategi Pendistribusian ZIS ................................................... 74

BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Apresiasi Muzaki Terhadap BAZ Kota Semarang.......... 79

B. Analisis Sistem Pengelolaan ZIS di BAZ Kota Semarang ........... 80

C. Analisis Strategi Pengelolaan ZIS di BAZ Kota Semarang ......... 83

1. Analisis Strategi Penghimpunan ZIS ....................................... 83

2. Analisis Strategi Pendistribusian ZIS ...................................... 85

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 87

B. Saran ............................................................................................. 88

C. Penutup ......................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dipenuhi oleh setiap

muslim. Menunaikan zakat adalah urusan individu, sebagai pemenuhan

kewajiban seorang muslim. Apabila seorang mukmin telah melaksanakan

zakat, berarti ia telah beribadah dan melaksanakan kewajibannya di sisi Allah

dan mendapat ganjaran sebagaimana yang Allah telah janjikan.1

Zakat dalam pelaksanaannya harus ditetapkan dan diatur oleh agama

dan negara, baik dari segi jenis harta yang dizakatkan, para wajib zakat

(muzaki) maupun para penerima zakat (mustahik), sampai pada

pengelolaannya oleh pihak ketiga, dalam hal ini pemerintah atau lembaga

yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengolah zakat demi kemaslahatan

bersama (umat).2

Dalil yang dijadikan dasar hukum bahwa negara/pemerintah

bertanggung jawab dan berkewajiban dalam mengelola zakat adalah Al-

Qur'an surat at-taubah : 103 :

õ‹ è{ ôÏΒ öΝÏλÎ;≡uθøΒr& Zπs%y‰ |¹ öΝ èδã�ÎdγsÜ è? Ν Íκ�Ïj. t“è? uρ $pκ Í5 Èe≅|¹uρ öΝÎγø‹ n=tæ ( ¨βÎ) y7s? 4θn=|¹ Ös3y™

öΝ çλ°; 3 ª!$# uρ ìì‹ Ïϑy™ íΟŠÎ=tæ ∩⊇⊃⊂∪

1 Asnaini, Zakat Produktif Dalam Prespektif Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2008, hlm. 2 2 Ibid,, hlm. 2

2

Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah

untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)

ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi

Maha mengetahui (QS. At-Taubah : 103).

Manajemen pengelolaan zakat adalah untuk meningkatkan betapa

umat Islam dengan struktur sosial yang sekarang, berikut kemenangan pada

kuantitas, tetap saja masih terasa tawar untuk pengelolaan dana zakat. Hanya

sebagian kecil potensi dana zakat yang berhasil dikumpulkan dan

didistribusikan kepada yang berhak. Bila melihat pengelolaan dana zakat

hanya berlaku sporadis atau kurang terorganisir. 3

Hasilnya justru pada saat optimalisasi pengelolaan dana diluncurkan

lewat UU No. 38 tahun 1999, isu yang muncul kemudian malah

mempertanyakan akan kemampuan sistem zakat sebagai solusi kemiskinan

dan pemerataan, dan kemudian diusunglah isu perbedaan dan persamaannya

dengan sistem pajak.4

Pengumpulan zakat seharusnya merupakan sesuatu yang terprogram

dan terencana, termasuk ditentukan jadwalnya dengan jelas, dan tetap

berlandasan untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas. Dalam penanganan

zakat, perlu dicamkan bahwa pembayar zakat hendaknya mengetahui kemana

harta zakatnya itu dibagikan dan dimanfaatkan. Badan amil zakat harus

mempunyai dokumen dan data atau pembukuan yang rinci mengenai jumlah

3 M. Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengomunikasikan Kesadaran dan

Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, hlm.123-124 4 Ibid, hlm. 123

3

uang zakat yang diterima, orang yang membayarnya, kemana digunakan, dan

semacamnya.5

Apabila ketentuan-ketentuan hukum mengenai zakat diterapkan dan

dikembangkan dengan merumuskan kembali hal-hal yang berhubungan

dengan sumber zakat (harta yang wajib dizakatkan) dan pendayagunaan

(pendistribusian) zakat, yang ditopang oleh manajemen yang baik, maka

peran dan fungsi zakat akan dapat terwujud. 6

Ketentuan-ketentuan yang mengatur pembagian zakat hakikat, makna

dan fungsi zakat yang begitu banyak, akan terwujud apabila pengelolaan zakat

dilakukan secara baik dan profesional. Misalnya menggunakan metode

pembagian (pendistribusian) zakat yang lebih sesuai dengan kebutuhan para

mustahik, yaitu menyentuh kepada akar permasalahan yang dihadapi oleh

para mustahik.7

Berdasarkan UU No 38 tahun 1999, bahwa organisasi yang berhak

mengelola zakat terbagi menjadi dua bagian, yakni organisasi yang tumbuh

atas prakarsa masyarakat dan disebut Lembaga Amil Zakat (LAZ) serta

organisasi yang dibentuk oleh pemerintah dan disebut dengan Badan Amil

Zakat (BAZ).

Kedua bentuk organisasi ini memiliki kesamaan tujuan, yakni

bertujuan mengelola dana zakat dan sumber-sumber dana sosial yang lain

5 A. Qodri Azizy, Membangun Fondasi Ekonomi Umat: Meneropong Prospek

Berkembangnya Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cetakan I, 2004, hlm. 144-145 6 Op.cit, hlm. 5

7 Ibid, hlm. 5

4

secara maksimal untuk keperluan umat. Misi mulia yang diemban ini jangan

sampai berbenturan dalam pelaksanaan programnya.8

Dalam pasal 1 butir 2, zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh

seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan

ketentuan agama untuk diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya.9

Setiap warga Indonesia yang beragama Islam yang mampu atau orang muslim

yang telah memiliki suatu badan berkewajiban menunaikan zakat.

Zakat memiliki peranan yang sangat strategis dalam upaya

pengentasan kemiskinan atau pembangunan ekonomi. Berbeda dengan

sumber keuangan untuk pembangunan yang lain, zakat tidak memiliki

dampak balik apapun kecuali ridha dan mengharap pahala dari Allah semata.

Namun demikian, bukan berarti mekanisme zakat tidak perlu sistem kontrol.

Nilai strategis zakat dapat dilihat melalui: Pertama, zakat merupakan

panggilan agama. Ia merupakan cerminan dari keimanan seseorang. Kedua,

sumber keuangan zakat tidak akan pernah berhenti. Artinya orang yang

membayar zakat, tidak akan pernah habis dan yang telah membayar setiap

tahun atau periode waktu yang lain akan terus membayar. Ketiga, zakat secara

empirik dapat menghapus kesenjangan sosial dan sebaliknya dapat

menciptakan redistribusi aset dan pemerataan pembangunan.10

Pengelolaan zakat adalah suatu kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan terhadap pengumpulan, dan

8 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Yogykarta: UII Press,

2004, hlm. 206 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan

Zakat, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2009, hlm. 7 10 Ridwan, Op.cit, hlm.189-190

5

pendistribusian, serta pendayagunaan zakat. Pengelolaan zakat dilakukan oleh

badan amil yang dibentuk oleh pemerintah yang diorganisasikan dalam suatu

badan atau lembaga. Pengumpulan zakat dilakukan oleh badan amil zakat

dengan cara menerima atau mengambil dari muzaki atas dasar pemberitahuan

muzaki.11

BAZ sebagai lembaga pengelola zakat yang didirikan oleh pemerintah

ternyata sistem manajemen pengelolaannya masih belum optimal dan kurang

dipercaya masyarakat atau muzaki. Artinya kinerjanya masih perlu

ditingkatkan untuk menjaga kesinambungan manfaat penggunaan zakat dan

infak tersebut.

Target penghimpunan dana zakatnya di BAZ Kota Semarang yaitu

para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Semarang. Selain itu BAZ Kota

Semarang sendiri membuka pintu lebar-lebar untuk para muzaki yang ingin

menyalurkan zakatnya walaupun itu orang di luar Kota Semarang. 12

Setiap bulan BAZ selalu memberikan laporan terhadap muzaki, untuk

setiap tahunnya juga melaporkan terhadap pemerintah. Sistem pemberian

laporan pencatatan inilah yang membedakan dengan lembaga-lembaga zakat

lain yang ada di Kota Semarang. Selama tahun 2010 strategi yang digunakan

BAZ Kota Semarang yaitu memanfaatkan media internet dengan

menggunakan website, karena internet ini mendunia dan bisa dibaca oleh

siapapun, ini menunjukkan transparasi BAZ. Selain itu juga memberikan

11 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf, Jakarta: Grasindo, 2006, hlm.

44 12 Wawancara dengan salah satu pegawai BAZ Kota Semarang

6

laporan pengelolaan zakat. Untuk pengumpulan zakat sendiri yang sekarang

dijalankan yaitu menggunakan optimalisasi pengumpul zakat. 13

Prinsip zakat dalam tatanan sosial ekonomi mempunyai tujuan untuk

memberikan pihak tertentu yang membutuhkan untuk menghimpun dirinya

selama satu tahun ke depan dan bahkan diharapkan sepanjang hidupnya.

Dalam konteks ini, zakat didistribusikan untuk dapat mengembangkan

ekonomi baik melalui keterampilan yang menghasilkan, maupun dalam

bidang perdagangan.14

Dengan berkembangnya usaha kecil menengah dengan modal berasal

dari zakat akan menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti angka pengangguran

bisa dikurangi, berkurangnya angka pengangguran akan berdampak pada

meningkatnya daya beli masyarakat terhadap suatu produk barang ataupun

jasa, meningkatnya daya beli masyarakat akan diikuti oleh pertumbuhan

produksi, pertumbuhan sektor produksi inilah yang akan menjadi salah satu

indikator adanya pertumbuhan ekonomi.15

Kegiatan industri kecil di daerah yang potensial menyerap banyak

tenaga kerja meliputi pengelolaan barang produksi, pengelolaan limbah,

pemanfaatan sumber daya alam, dan pendistribusinya. Hal ini dapat dijadikan

kebijakan yang ditujukan untuk mencapai sasaran pembangunan, yakni

meningkatnya produktivitas masyarakat kecil, meningkatnya lapangan kerja,

dan terciptanya semangat pembentukan iklim SDM yang kreatif. Dengan

13 Ibid.

14 Musrsyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, hlm.

171 15 Wawancara dengan pihak BAZ Kota Semarang

7

menyediakan usaha produktif bagi masyarakat sehingga mereka dapat

mengembangkan ekonomi keluarga mereka sendiri.16

Karena itu, strategi pengelolaan dana yang baik akan menciptakan

kepercayaan masyarakat sehingga masyarakat akan terdorong menyalurkan

dananya pada BAZ dari pada menyalurkannya langsung pada mustahik.

Penyaluran secara langsung tersebut lebih dekat pada pemanfaatan konsumtif

sehingga agak mengaburkan tujuan produktif.17

Amil berperan menghubungkan antara pihak muzaki dengan mustahik.

Sebagai perantara keuangan, amil dituntut menerapkan azas trust

(kepercayaan). Sebagaimana layaknya lembaga keuangan yang lain, azas

kepercayaan menjadi syarat mutlak yang harus dibangun. Sekali unsur

kepercayaan sudah runtuh, sangat sulit untuk membangun kembali. Itulah

sebabnya pengurus amil harus orang yang dapat dipercaya.18

Dengan berkembangnya zaman dan teknologi, BAZ menggunakan

strategi yang sangat mendunia yaitu menggunakan media website atau

internet. Dengan media ini menunjukkan terbukanya pengelolaan BAZ Kota

Semarang karena dalam website ini juga dicantumkan segala hal yang terkait

dengan BAZ salah satunya laporan keuangan. Strategi ini dikatakan sangat

mudah dan bisa dilihat siapa saja yang mengaksesnya. Masalah yang dihadapi

apakah para muzaki itu tahu dan paham dengan internet selain itu juga media

website sering kali terjadi kesalahan mulai dari lamanya loading ataupun

website yang tidak bisa diakses. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan

16 Muhammad Muflih, Op.cit, hlm. 146

17 Ibid, hlm. 141

18 Op.cit, hlm. 207-208

8

penelitian mengenai kepercayaan muzaki terhadap strategi pengelolaan ZIS di

BAZ Kota Semarang. Penelitian ini berjudul “STRATEGI

PENGELOLAAN ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH DALAM UPAYA

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN MUZAKI PADA BADAN AMIL

ZAKAT (BAZ) KOTA SEMARANG”

B. Perumusan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah yang dipaparkan peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana apresiasi muzaki terhadap BAZ ?

b. Bagaimana sistem BAZ dalam pengelolaan dana zakat, infak dan

sedekah?

c. Bagaimana strategi pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah untuk

peningkatan kepercayaan muzaki ?

C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui apresiasi muzaki terhadap BAZ Kota Semarang.

b. Mengetahui sistem pengelolaan dana ZIS di BAZ Kota Semarang.

c. Mengetahui strategi pengelolaan dana ZIS di BAZ Kota Semarang dan

kepercayaan muzaki di Kota Semarang.

9

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi akademisi

Sebagai bahan referensi untuk penelitian dibidang kualitas

kepercayaan dan kepuasan jasa dimasa yang akan datang dan sebagai

bahan untuk menambah khasanah pustaka dibidang manajemen

berdasarkan penerapan yang ada dalam kenyataan.

2. Bagi Badan Amil Zakat

Dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi pihak BAZ

dalam meningkatkan kualitas manajemen supaya lebih dipercaya oleh

muzaki serta untuk mempertahankan tingkat kepercayaan dimasa kini

dan dimasa mendatang. Hasil penelitian ini juga membantu pihak BAZ

apabila ingin meningkatkan kepercayaan muzaki dengan menekankan

pada manajemen-manajemen yang berpengaruh terhadap kepercayaan

muzaki.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka bertujuan untuk menyediakan informasi tentang

penelitian-penelitian atau karya-karya ilmiah lain yang ada hubungannya

dengan penelitian yang akan diteliti agar lebih mudah. Beberapa penelitian

yang ada hubungannya dengan penelitian penulis adalah:

a. Penelitian Sofyan Rizal, mahasiswa Universitas Indonesia program

pascasarjana, penelitian tersebut berjudul Pengaruh tingkat kepuasan dan

kepercayaan muzaki kepada lembaga amil zakat terhadap perilaku

10

berzakat muzaki. Dalam penelitian tersebut diperoleh hasil kualitas

pelayanan LAZ terhadap muzaki terbukti berpengaruh secara signifikan

terhadap kepuasan dari muzaki.

b. Penelitian Budi Prayitno, SH mahasiswa Universitas Diponegoro

Semarang program magister ilmu hukum, penelitian tersebut berjudul

Optimalisasi Pengelolaan Zakat Pada Badan Amil Zakat Daerah

(Tinjauan Terhadap Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Muna

Propinsi Sulawesi Tenggara). Dalam penelitian tersebut diperoleh hasil

Pengelolaan dana zakat dan infak atau sedekah yang ada pada Badan

Amil Zakat Daerah Kabupaten Muna telah dilakukan sesuai ketentuan

syariat Islam dan peraturan perundangan yang berlaku. Dengan

dikeluarkannya UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat maka

penunaian kewajiban zakat lebih terorganisir dan sesuai dengan tujuan

diwajibkannya zakat sehingga lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Sebagai pendukung utama kegiatan Badan Amil Zakat Daerah

Kabupaten Muna adalah adanya respon positif dari Pemerintah dan

DPRD Kabupaten Muna melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun

2004. Campur tangan pemerintah diperlukan dalam pengelolaan zakat

karena pengelolaan zakat adalah perbuatan hukum publik yang

merupakan wewenang dan tanggung jawab pemerintah atau lembaga

yang disahkan oleh pemerintah.

11

E. Metode Penelitian

Adapun jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan

menggunakan metode penulisan sebagai berikut :

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu data

yang diperoleh peneliti dari sumber asli. Dalam hal ini maka proses

pengumpulan datanya perlu dilakukan dengan memerhatikan siapa

sumber utama yang akan dijadikan objek penelitian.19

a. Sumber data lapangan dengan menggunakan :

Field Study20

yaitu dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kepada responden dengan cara :

1). Menggunakan daftar pertanyaan yang disusun sebagai

pedoman

2). Menggunakan perantaraan secara bebas.

Selain itu, sumber data juga didapatkan dari arsip-arsip

Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Semarang.

b. Sumber data kepustakaan dengan menggunakan library research

yaitu dengan cara menelaah buku-buku perpustakaan sebagai

bahan yang ada hubungannya dengan zakat.

2. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

19 Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, Jakarta:

Rajawali Pres, 2008, hlm. 103 20 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta, Andi Offset, 1995, hlm. 10

12

a. Metode Dokumentasi

Pengertian dokumentasi adalah: “laporan tertulis dan

peristiwa-peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan

pemikiran peristiwa itu dan dituliskan dengan sengaja untuk

menyimpan atau meneruskan peristiwa.21

Menurut metode ini penulis akan mengumpulkan data

berupa Strategi Pengelolaan Zakat di Kota Semarang, meliputi latar

belakang berdirinya, profil BAZ, visi-misi BAZ, dan struktur

organisasi BAZ Kota Semarang.

b. Metode Interview

Interview atau wawancara diartikan dengan suatu

percakapan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang

duduk berhadapan secara fisik dan didasarkan pada suatu masalah

tertentu.22

Dalam metode ini peneliti menggunakan metode

nonprobality sampling yaitu setiap unsur dalam populasi tidak

memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel, bahkan probabilitas anggota populasi tertentu untuk dipilih

tidak diketahui.23

Dan dengan mengajukan berbagai pertanyaan

yang berhubungan dengan judul penelitian secara langsung kepada

muzaki, mustahik dan pengurus BAZ Kota Semarang.

21 Winarno Surakhman, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tasito, 1982, hlm. 180

22 Ibid, hlm.187

23 Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008, hlm.

173

13

c. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode yang digunakan dengan

cara melakukan pengamatan langsung dan pencatatan secara

sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.24

Melalui metode observasi ini peneliti akan mengumpulkan

data berkaitan dengan persoalan yang penulis teliti dan sumber data

penulis jumpai selama observasi berlangsung.

Pengamatan ini dilakukan di kantor BAZ Kota Semarang

dan di lokasi-lokasi yang dijadikan aktifitas kerja BAZ Kota

Semarang dalam melakukan pengumpulan dan pendistribusian

ZIS. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh data

yang akurat dan faktual berkenaan dengan aktifitas BAZ Kota

Semarang.

3. Metode Analisis Data

Langkah selanjutnya yang penulis lakukan setelah data-data

terkumpul adalah mengolah data dan menganalisis dengan

menggunakan metode deskriptif analisis yakni suatu metode analisis

yang menekankan pada pemberian sebuah gambaran baru terhadap

data yang telah terkumpul. Bertujuan untuk menggambarkan secara

obyektif bagaimana apresiasi muzaki, dan strategi pengelolaan dana

zakat, infak dan sedekah untuk peningkatan kepercayaan muzaki.

24 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES,

1989, hlm. 60.

14

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini dapat

dijabarkan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : PEMBAHASAN UMUM

Bab ini membahas tentang landasan teori dan tentang pengertian

strategi, pengertian zakat, infak dan sedekah dasar hukum zakat,

prinsip dan syarat sahnya zakat, hikmah zakat dan definisi amil.

BAB III : GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Bab ini membahas tentang gambaran umum Badan Amil Zakat

(BAZ) Kota Semarang, pelaksanaan terhadap pengelolaan dana

zakat infak dan sedekah.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang deskripsi obyek penelitian dan analisis

data.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian dan

pengolahan data yang diperoleh.

BAB II

PEMBAHASAN UMUM

A. ZAKAT

1. Pengertian zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar

(masdar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. Sesuatu

itu zaka, berarti tumbuh dan berkembang dan seseorang itu zaka, berarti

orang itu baik. Dan bila seseorang diberi sifat zaka dalam arti baik, maka

berarti orang itu lebih banyak mempunyai sifat yang baik. Seorang itu

zaki, berarti seorang yang lebih banyak sifat-sifat orang baik, dan kalimat

“hakim - zaka - saksi” berarti hakim menyatakan jumlah saksi-saksi

diperbanyak. 25

Zakat dari segi istilah fikih berarti “sejumlah harta tertentu yang

diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak” di samping

berarti “mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri. Jumlah yang

dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu

menambah banyak, membuat lebih berarti dan melindungi kekayaan itu

dari kebinasaan.26

Adapun zakat menurut syara’, berarti hak yang wajib (dikeluarkan

dari) harta. Kata zakat dalam bentuk ma’rifah (definisi) disebut tiga puluh

25 Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, Studi Komparatif Mengenai Status Dan Filsafat Zakat

Berdasarkan Quran Dan Hadis, Jakarta: Pustaka Litera Antarnusa, 2004, Cetakan ke 7, hlm. 34 26 Ibid, hlm. 35

43

kali di dalam Al-Qur'an, diantaranya dua puluh tujuh kali disebutkan

dalam satu ayat bersama shalat, dan hanya satu kali disebutkan dalam

konteks yang sama dengan shalat tetapi tidak di dalam satu ayat, yaitu

firman-Nya : Dan orang-orang yang giat menunaikan zakat, setelah ayat :

orang-orang yang khusus dalam bershalat.

Bila diperiksa ketiga puluh kali zakat disebutkan itu, delapan

terdapat dalam surat-surat yang turun di Makkah dan selebihnya di dalam

surat-surat yang turun di Madinah.27

2. Syarat-Syarat Wajib Zakat 28

a. Milik Sempurna

Yang dimaksud dengan milik sempurna adalah kemampuan

pemilik harta mentransaksikan barang miliknya tanpa campur tangan

orang lain pada waktu datangnya kewajiban membayar zakat.

b. Berkembang Secara Riil Atau Estimasi

Bahwa harta tersebut harus dapat berkembang secara riil atau

secara estimasi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan riil adalah

pertambahan akibat perkembangbiakan atau perdagangan.

Sedangkan yang dimaksud dengan estimasi adalah harta yang

nilainya mempunyai kemungkinan bertambah, seperti emas, perak

dan mata uang yang semuanya mempunyai kemungkinan

pertambahan nilai dengan memperjual belikannya.

27 Yusuf Qardhawi, Op.cit, hlm. 39

28 Hikmat Kurnia, H. A. Hidayat, Panduan Pintar Zakat, Jakarta: Qultum Media, 2008,

hlm. 11

44

c. Sampai Nisab

Nisab adalah sejumlah harta yang mencapai jumlah tertentu

yang ditentukan secara hukum, yang mana harta tidak wajib dizakati

jika kurang dari ukuran tersebut.

d. Melebihi Kebutuhan Pokok

Harta tersebut merupakan kelebihan dari nafkah dari kebutuhan

asasi bagi kehidupan muzaki dan orang yang berada di bawah

tanggungannya, seperti istri, anak, pembantu, dan asuhannya.

e. Cukup Haul

Haul adalah perputaran harta satu nishab dalam 12 bulan

qomariyah (hijriyah). Harta yang wajib zakat tersebut telah dimiliki

selama satu haul secara sempurna.

3. Dasar Hukum Zakat

Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam yang lima, yang

merupakan pilar agama yang tidak dapat berdiri tanpa pilar ini. Zakat

hukumnya wajib ‘ain (fardhu ‘ain) bagi setiap muslim apabila sudah

memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan syariat. Dan merupakan

kewajiban yang disepakati oleh umat Islam dengan berdasarkan dalil Al-

Qur'an, hadist dan ijma’.29

Orang yang enggan membayarnya boleh diperangi. Orang yang

menolak kewajibannya dianggap kafir, karena ia mengingkari perkara

dasar agama. Akan tetapi, barang siapa yang mengakui kewajiban zakat,

29 Ibid, hlm. 4

45

namun ia tidak mau menunaikannya, maka ia hanya dianggap sebagai

orang Islam yang bermaksiat, karena tidak mau menunaikan perintah

agama, juga sebagai orang yang telah melakukan dosa besar. 30

Allah SWT mewajibkan zakat kepada setiap muslim atas hartanya

yang telah mencapai nisab. Zakat merupakan instrument dalam

mensucikan harta dengan membayarkan hak orang lain. Selain itu, zakat

merupakan mediator dalam mensucikan diri dan hati dari rasa kikir, pelit,

dan cinta harta. Dan zakat merupakan instrument sosial yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan dasar fakir dan miskin.31

Dasar hukum zakat kewajiban mengeluarkan zakat terdapat dalam

nash yang sharih, baik dari Al-Qur'an maupun al-hadist. Diantaranya

tercantum dalam surat al baqarah ayat 43 dan 277:

(#θßϑŠÏ%r& uρ nο4θn=¢Á9$# (#θè?#uuρ nο4θx.̈“9$# (#θãèx.ö‘$#uρ yìtΒ t ÏèÏ.≡ §�9$# ∩⊆⊂∪

Artinya : Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta

orang-orang yang ruku'. (QS. Al Baqarah: 43).32

¨βÎ) šÏ% ©!$# (#θãΖtΒ#u (#θè=Ïϑtãuρ ÏM≈ysÎ=≈ ¢Á9$# (#θãΒ$ s%r& uρ nο4θn=¢Á9$# (#âθs?#uuρ

nο4θŸ2̈“9$# óΟßγs9 öΝèδã�ô_r& y‰ΖÏã öΝÎγÎn/u‘ Ÿωuρ ì∃ öθyz öΝÎγøŠn=tæ Ÿωuρ öΝèδ

šχθçΡt“óstƒ ∩⊄∠∠∪

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal

saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka

30 Ibid, hlm. 5

31 Said Sa’ad Marthon, Ekonomi Islam Ditengah Krisis Ekonomi Global, Jakarta: Zikrul

Hakim, Cet. Ke 3, 2007, hlm. 119

32 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemehannya, Bandung: Diponegoro, 2005,

hlm. 7

46

mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran

terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS.

Al Baqarah: 277).33

Ketegasan hukum wajib zakat ini dapat pula dilihat dalam beberapa

ayat Al-Qur'an yang mengecam dan mengancam orang-orang yang enggan

mengeluarkan zakat. Padahal mereka termasuk kategori orang-orang yang

wajib zakat. Hal ini antara lain terungkap dalam firman Allah SWT :

$ pκš‰r' ¯≈ tƒ t Ï%©!$# (#þθãΖtΒ#u ¨βÎ) #Z%7 ÏW Ÿ2 š∅ÏiΒ Í‘$ t6ômF{$# Èβ$ t7 ÷δ”�9$#uρ tβθè=ä.ù' u‹ s9 tΑ≡ uθøΒr&

Ĩ$ ¨Ψ9$# È≅ÏÜ≈ t6ø9$$Î/ šχρ‘‰ÝÁtƒuρ tã È≅‹Î6y™ «!$# 3 šÏ% ©!$#uρ šχρã”É∴õ3tƒ

|=yδ©%!$# sπ�ÒÏ�ø9$#uρ Ÿωuρ $ pκtΞθà)Ï�Ζム’Îû È≅‹Î6y™ «!$# Νèδ÷%Åe³t7 sù A>#x‹yèÎ/ 5ΟŠÏ9r& ∩⊂⊆∪

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian

besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani

benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan

mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan

orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak

menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah

kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang

pedih, (QS. At-Taubah: 34)

Hal ini juga tercermin dalam hadist riwayat Ahmad :

��� �� �� � � � � ���� ���� �� ��� ���� �� ��� � ��

� !��� "#!�� " �$� " %�� �� �%� � �&' " �$� ( �%� �� �)

��*!���) .*-� .��)(

Artinya : Dari Aisyah bahwa sesungguhnya rasulullah SAW bersabda :

Allah azza wa jalla tidak akan memperlakukan orang yang

mempunyai saham dalam Islam seperti halnya orang yang

33 Ibid, hlm. 36

47

tidak mempunyai saham dan saham-saham Islam yaitu puasa,

shalat dan zakat (HR. Ahmad).

Berdasarkan ayat dan hadist, dapat dikatakan bahwa zakat

merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mempunyai kelebihan

harta. Zakat tidak bersifat sukarela atau hanya pemberian dari orang-orang

kaya kepada orang-orang miskin/fakir, tetapi merupakan hak mereka

dengan ukuran dan ketentuan tertentu. Hukum zakat adalah wajib tidak

ada alasan bagi para muzaki untuk tidak menunaikan zakat.34

4. Prinsip-Prinsip Zakat

Sejalan dengan ketentuan dasar bahwa zakat dapat disebut sebagai

pajak kekayaan seseorang, maka dapat ditarik prinsip-prinsip :

a. Zakat hanya dikenakan kepada harta yang mempunyai sifat secara

potensial dapat berkembang, baik secara riil berkembang atau

tengah disiapkan untuk berkembang, bahkan juga yang tidak

dikembangkan, ditimbun dalam simpanan.

b. Zakat dibayarkan dari harta yang terkena wajib zakat, jika harta itu

merupakan benda bergerak kecuali jika tidak mungkin. Misalnya

zakat harta dagangan tidak dibayarkan berupa uang harganya.

c. Zakat dipungut dari harta yang benar-benar harganya milik dan

berada di tangan para wajib zakat. Dengan piutang yang berada di

tangan debitur tidak wajib dikeluarkan zakatnya oleh pemiliknya

sebagai kreditur.

34 Asnaini, Ibid, hlm. 30-34

48

d. Zakat yang tidak dibayarkan pada waktunya tetapi menjadi

tanggungan para wajib zakat dan menyangkut semua harta yang

terkena wajib zakat.

e. Zakat tetap merupakan kewajiban disamping pajak-pajak yang

ditetapkan atas dasar peraturan perundang-undang negara. Zakat

merupakan kewajiban keagamaan yang hanya dikenakan terhadap

harta kekayaan penganut agama Islam. Sedang pajak dikenakan

terhadap semua penduduk negara, baik yang beragama Islam

maupun lainnya. Bagi umat Islam, pajak merupakan beban infak di

luar zakat, sesuai dengan ajaran Al-Qur'an surat Al-Baqarah : 177

yang menyebutkan perihal kebaktian atau kebajikan, antara lain

ditegaskan adanya kewajiban zakat dan infak di luar zakat.35

Sedangkan menurut M.A Manan zakat mempunyai enam prinsip:

Pertama, keyakinan keagamaan menyatakan bahwa orang yang membayar

zakat yakin bahwa pembayaran tersebut merupakan salah satu manifestasi

keyakinan agamanya, sehingga kalau orang yang bersangkutan belum

menunaikan zakatnya, belum merasa sempurna ibadahnya.

Kedua, pemerataan dan keadilan cukup jelas menggambarkan

tujuan zakat yaitu membagi lebih adil kekayaan yang telah diberikan

Tuhan kepada umat manusia. Ketiga, produktivitas dan kematangan

35 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Zakat, Yogyakarta: Lukman Offset, 1997, hlm. 22

49

menekankan bahwa zakat memang wajar harus dibayar karena milik

tertentu telah menghasilkan produk tertentu.36

Keempat, nalar, dan kelima, kebebasan menjelaskan bahwa zakat

hanya dibayar oleh orang yang bebas dan sehat jasmani serta rohaninya,

yang mempunyai tanggung jawab untuk membayar zakat untuk

kepentingan bersama. Keenam, prinsip etik dan kewajaran menyatakan

bahwa zakat tidak akan diminta secara semena-mena tanpa memperhatikan

akibat yang ditimbulkan. Zakat tidak mungkin dipungut kalau karena

pemungutan itu orang yang membayarnya justru akan menderita.37

5. Zakat Dan Pajak

Berbagai pendapat kini berkembang dikalangan masyarakat

tentang persamaan dan perbedaan antara zakat dan pajak. Sebagian

mempersamakan secara mutlak, yaitu sama dalam status hukumnya, tata

cara pengambilannya, maupun pemanfaatannya. Sebagian lagi

membedakannya secara mutlak, berbeda dalam pengertian, tujuan, tata

cara pengambilan, sekaligus penggunaannya. Akan tetapi, ada pula yang

melihat bahwa disatu sisi terdapat persamaan antara keduanya. Sedangkan

disisi lain, terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara keduanya. 38

Secara sepintas, zakat dan pajak terdapat persamaan, yaitu sama-

sama merupakan kewajiban atas harta yang wajib dibayarkan dan

36 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, Jakarta: UI Pres,1988,

hlm. 39 37 Ibid, hlm. 40

38 Nuruddin Mhd. Ali, Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2006, hlm. 38

50

dikeluarkan. Namun, sebenarnya terdapat perbedaan mendasar diantara

keduanya.

Persamaan dan perbedaan antara zakat dan pajak yang

dikemukakan oleh beberapa pemikir Islam.

A. Persamaan Antara Zakat Dan Pajak

Ada beberapa persamaan antara zakat dan pajak, antara lain

sebagai berikut :39

1. Unsur Paksaan

Seorang muslim yang telah memenuhi persyaratan

zakat, jika melalaikan atau tidak mau menunaikannya,

penguasa yang diwakili oleh para petugas zakat, wajib

memaksanya. Hal ini sejalan dengan firman-Nya dalam QS Al-

taubah : 103 :

õ‹è{ ôÏΒ öΝÏλ Î;≡uθøΒr& Zπs%y‰|¹ öΝèδã�ÎdγsÜè? ΝÍκ� Ïj.t“è?uρ $ pκÍ5 Èe≅|¹uρ öΝÎγø‹ n=tæ ( ¨βÎ)

y7s?4θn=|¹ Ö s3y™ öΝçλ °; 3 ª! $#uρ ìì‹ Ïϑy™ íΟŠÎ=tæ ∩⊇⊃⊂∪

Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan

zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan

mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya

doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi

mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha

mengetahui. (QS Al-Taubah : 103 )40

39 Didin Hafidhudin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press,

2002, hlm. 25-55 40 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemehannya, Bandung: Diponegoro, 2005,

hlm.

51

Demikian pula halnya bagi seorang yang telah termasuk

dalam kategori wajib pajak, dapat dikenakan tindakan tegas

oleh negara, baik secara langsung maupun tidak langsung,

selama wajib pajak tersebut melalaikan kewajibannya.

Tindakan paksaan tersebut dilakukan secara bertingkat, mulai

dari peringatan teguran, surat paksa, sampai penyitaan.41

2. Unsur pengelola

Bila pajak harus disetorkan kepada lembaga masyarakat

(negara) pusat maupun daerah, maka zakat pun demikian,

karena pada dasarnya zakat itu harus diserahkan kepada

pemerintah sebagai badan yang disebut dalam Al-Qur'an yaitu

amil zakat (al-amilin alaiha).42

Asas pelaksanaan zakat didasarkan pada firman Allah

dalam QS Al-Taubah: 60

$ yϑ̄ΡÎ) àM≈ s%y‰¢Á9$# Ï!#t� s)à�ù=Ï9 ÈÅ3≈|¡yϑø9$#uρ t,Î#Ïϑ≈ yèø9$#uρ $ pκö� n=tæ Ïπ x�©9xσßϑø9$#uρ

öΝåκæ5θè=è% †Îû uρ É>$ s%Ìh�9$# tÏΒÌ�≈tóø9$#uρ †Îû uρ È≅‹Î6y™ «! $# Èø⌠$#uρ È≅‹Î6¡¡9$# ( ZπŸÒƒÌ� sù š∅ÏiΒ «! $# 3 ª!$#uρ íΟŠÎ=tæ ÒΟ‹Å6ym ∩∉⊃∪

Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-

orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus

zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang

sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan

41 Op.cit, hlm. 30

42 Yusuf Qardhawi, Op.cit, hlm. 1000

52

yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui

lagi Maha Bijaksana. (QS Al-Taubah: 60)43

Berdasarkan ayat di atas dapat diketahui bahwasanya

pengelolaan zakat bukanlah semata-mata dilakukan secara

individul dari muzaki diserahkan langsung kepada mustahik,

tetapi dilaksanakan oleh sebuah lembaga yang khusus

menangani zakat, yang memenuhi persyaratan tertentu yang

disebut dengan amil zakat. Amil zakat inilah yang bertugas

untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, melakukan

penagihan, pengambilan, dan mendistribusikan secara tepat dan

benar. 44

Sementara itu, dalam bab II pasal 5 Undang-undang

nomor 38 tahun 1999 dikemukakan bahwa pengelolaan zakat,

melalui amil zakat bertujuan untuk :

a. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam

menunaikan zakat sesuai dengan tuntutan agama.

b. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan

dalam upaya mewujudkan kesejahteran masyarakat dan

keadilan sosial.

c. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.

43 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemehannya, Bandung: Diponegoro, 2005,

hlm. 44 Nuruddin Mhd. Ali, Op.cit, hlm. 30

53

3. Dari sisi tujuan

Apabila pajak pada zaman modern ini mempunyai

tujuan kemasyarakatan, ekonomi dan politik di samping tujuan

keuangan, maka zakat pun mempunyai tujuan yang lebih jauh

dan jangkauan yang lebih luas pada aspek-aspek yang

disebutkan tadi dan aspek-aspek lain, semua itu sangat besar

pengaruhnya terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat.45

Dari sudut pembangunan kesejahteraan masyarakat,

zakat memiliki tujuan yang sangat mulia, seperti digambarkan

oleh Muhammad Said Wahbah sebagai berikut :

a. Membangun jiwa dan semangat untuk saling menunjang

dan solidaritas sosial dikalangan masyarakat Islam.

b. Menerapkan dan mendekatkan jarak dan kesenjangan sosial

ekonomi dalam masyarakat.

c. Menanggulangi pembiayaan yang mungkin timbul akibat

berbagai bencana, seperti bencana alam maupun bencana

lainnya.

d. Menutup biaya-biaya yang timbul akibat terjadinya konflik,

persengketaan dan berbagai bentuk kekerasan dalam

masyarakat.

e. Menyediakan suatu dana taktis dan khusus untuk

penanggulangan biaya hidup para gelandangan, para

45 Yusuf Qardhawi, Op.cit, hlm. 1000

54

pengangguran, dan para tuna sosial lainnya, termasuk dana

untuk membantu orang-orang yang hendak menikah, tetapi

tidak memiliki dana untuk itu. 46

B. Perbedaan Antara Zakat Dan Pajak

Adapun perbedaan antara zakat dan pajak yang terpenting

sebagai berikut :

1. Dari segi nama dan etiketnya

Perbedaan antara zakat dan pajak sepintas lalu nampak

dari etiketnya, baik arti maupun kiasannya. Kata zakat menurut

bahasa, berarti suci, tumbuh dan berkah. Bila dikatakan zakat

nafsuh artinya, jiwanya bersih. Zakaz-zar’u artinya, tanaman

itu tumbuh. Zakatil-buq’ah artinya tanah itu berkah.

Syariat Islam memilih kata tersebut (zakat) untuk

mengungkapkan arti dari bagian harta yang wajib dikeluarkan

untuk fakir miskin dan para mustahik lainnya. Kata tersebut

memiliki gambaran yang indah dalam jiwa, berbeda dengan

gambaran dari kata pajak. Sebab kata dharibah (pajak) diambil

dari kata dharbah, yang artinya utang, pajak tanah atau upeti

dan sebagainya. Yaitu sesuatu yang mesti dibayar, sesuatu yang

menjadi beban.

Kata zakat dan makna yang terkandung di dalamnya,

seperti kesucian, pertumbuhan dan berkah, mengisyaratkan

46 Nuruddin Mhd. Ali, Op.cit, hlm. 32

55

bahwa harta yang ditimbun dan dipergunakan untuk

kesenangan dirinya serta tidak dikeluarkan hak yang

diwajibkan Allah atasnya, akan menjadi harta yang kotor dan

najis. Harta tersebut akan menjadi suci bila dizakatkan. 47

2. Mengenai hakikat dan tujuannya

Perbedaan antara zakat dan pajak adalah, bahwa zakat

itu ibadah yang diwajibkan kepada orang Islam, sebagai tanda

syukur kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Adapun pajak adalah kewajiban dari negara semata-mata yang

tidak ada hubungannya dengan makna ibadat dan pendekatan

diri.

Oleh karena itu, zakat dalam fikih Islam dimasukkan ke

dalam bab ibadat, karena mengikuti jejak Al-Qur'an dan sunnah

yang menyebutkan zakat bersama dengan shalat. Dalam Al-

Qur'an, zakat disebutkan lebih dari dua puluh kali, baik dalam

surah yang diturunkan di Makkah maupun di Madinah. Adapun

dalam sunnah hampir tidak terhitung banyaknya, seperti dalam

hadist Islam didirikan di atas lima hal dan hadist-hadist lain.

Shalat dan zakat termasuk rukun Islam yang lima, dan

termasuk empat macam ibadat. Karena zakat itu ibadat, syiar

47 Yusuf Qardhawi, Op.cit, hlm. 1000-1001

56

agama dan rukun Islam, maka tidak diwajibkan kecuali kepada

kaum muslimin. 48

3. Mengenai batas nisab dan ketentuannya

Zakat adalah hak yang ditentukan oleh Allah, sebagai

pembuat syariat. Dialah yang menentukan batas nisab bagi

setiap macam benda dan membebaskan kewajiban itu terhadap

harta yang kurang dari senisab. Juga Allah memberikan

ketentuan atas kewajiban zakat itu dari seperlima,

sepersepuluh, separuh, sampai seperempat puluh. Seorangpun

tak boleh mengubah atau mengganti apa yang telah ditentukan

oleh syariat. Tidak boleh juga menambah atau mengurangi.49

4. Mengenai kelestarian dan kelangsungannya

Zakat adalah kewajiban yang bersifat tetap dan terus

menerus. Ia akan berjalan terus selagi Islam dan kaum

muslimin ada di muka bumi ini. Kewajiban tersebut tak akan

dapat dihapuskan oleh siapa pun. Seperti shalat, ia merupakan

tiang agama dan pokok ajaran Islam. Adapun pajak tidak

memiliki sifat yang tetap dan terus menerus, baik mengenai

macam, prosentase dan kadarnya. 50

5. Mengenai pengeluarannya

Zakat mempunyai sasaran khusus yang ditetapkan oleh

Allah dalam Al-Qur'an dan dijelaskan oleh rasulullah dengan

48 Ibid, hlm. 1002-1003

49 Ibid,

50 Ibid,

57

perkataan dan perbuatannya. Sasaran itu terang dan jelas.

Setiap muslim dapat mengetahuinya, dan membagikan

zakatnya sendiri, bila diperlukan.

Sasaran itu adalah kemanusiaan dan keislaman. Adapun

pajak dikeluarkan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

umum negara. Sebagaimana ditetapkan pengaturannya oleh

penguasa.51

6. Hubungan dengan penguasa

Dapat diketahui bahwa pajak selalu berhubungan antara

wajib pajak dengan pemerintah yang berkuasa. Karena

pemerintah yang mengadakan, maka pemerintah pula yang

memungutnya dan membuat ketentuan wajib pajak. Pemerintah

pula yang berwenang untuk mengurangi besar pajak dalam

keadaan dan kasus tertentu, bahkan berwenang pula mencabut

suatu macam pajak atau semua bila menghendaki.

Bila pemerintah membiarkan atau terlambat menarik

pajak, maka wajib pajak tidak diberi teguran dan tidak

dikenakan denda. Adapun zakat adalah hubungan antara

pezakat dengan tuhannya. Allah lah yang memberinya harta

dan mewajibkan membayar zakat, semata-mata karena

mengikuti perintah dan mengharapkan ridha-Nya.52

51 Ibid, hlm. 1003-1004

52 Ibid, hlm. 1004

58

7. Maksud dan tujuan

Zakat memiliki tujuan spiritual dan moral yang lebih

tinggi dari pajak. Tujuan yang luhur itu bersifat pada kata zakat

yang terkandung di dalamnya. Pajak tidak memiliki tujuan

luhur seperti zakat. Para ahli keuangan berabad-abad lamanya

menolak adanya tujuan lain pada pajak, selain untuk

menghasilkan pembiayaan (uang) untuk mengisi kas negara

(mazhab netral pajak).

6. Hikmah Zakat

Meskipun zakat hakikatnya adalah kewajiban atas orang kaya

untuk menunaikan hak fakir miskin dan lain-lainnya. Namun amat besar

pula hikmah yang diperoleh para wajib zakat dari adanya kewajiban

tersebut. Sesuai dengan arti zakat yang antara lain adalah suci, maka zakat

itu diwajibkan dengan tujuan agar dapat menyucikan hati si wajib zakat

dari sifat kikir yang merupakan watak pembawaan manusia. 53

Zakat sebagai lembaga Islam mengandung hikmah (makna yang

dalam manfaat) yang bersifat rohaniah dan filosofis. Hikmah itu

digambarkan di dalam berbagai ayat Al-Qur'an dan hadist.

Diantara hikmah-hikmah itu adalah : (1) mensyukuri karunia ilahi,

menumbuh suburkan harta dan pahala serta membersihkan diri dari sifat-

sifat kikir, dengki, iri serta dosa. (2) Melindungi masyarakat dari bahaya

kemiskinan dan akibat kemelaratan, (3) mewujudkan rasa solidaritas dan

53 Ahmad Basyir, Ibid, hlm. 11

59

kasih sayang antara sesama manusia. (4) manifestasi kegotong-royongan

dan tolong menolong dalam kebaikan dan takwa, (5) Mengurangi kefakir

miskinan yang merupakan masalah sosial, (6) Membina dan

mengembangkan stabilitas sosial, (7) salah satu jalan mewujudkan

keadilan zakat. 54

Hikmah zakat lainnya yaitu :

a. Memelihara harta dan membentengi dari pandangan mata dan

tangan panjang orang-orang pendosa dan durhaka.

b. Menolong orang-orang kafir yang membutuhkan, dengan

tangan-tangan mereka untuk memulai pekerjaan dan

kesungguhan sekiranya mereka mampu, membantu mereka

untuk menempatkan kehidupan yang mulia jika mereka

lemah. Dengan demikian masyarakat akan terjaga dari

penyakit fakir dan kekurangan, kebodohan dan kelemahan.

c. Membersihkan jiwa dari segala macam penyakit kikir dan

bakhil, membiasakan diri orang yang beriman akan sifat

kesungguhan dan kedermawanan.

d. Sebagai ungkapan terima kasih (syukur) atas egala

kenikmatan yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT. 55

54 Mohammad Daud Ali, Ibid, hlm. 41

55 Ahmad Rofiq, Fiqh Kontekstual Dari Normative Ke Pemaknaan Sosial, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 302-304

60

B. Pengertian Infak Dan Sedekah

Infak berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu

(harta) untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut terminology syariat,

infak berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/ penghasilan

untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Jika ada zakat ada

nisabnya, infak tidak mengenal nisab. Infak dikeluarkan oleh setiap orang

beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat

lapang maupun sempit.56

Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang

suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut

terminologi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infak,

termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infak

berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal

yang bersifat non materiil.57

C. Definisi Amil Zakat

Amil zakat adalah petugas yang ditunjuk oleh pemerintah atau

masyarakat untuk mengumpulkan zakat, menyimpan dan kemudian membagi-

bagikannya kepada yang berhak menerimanya (mustahik).

Para amil mengingatkan para wajib zakat, seperti petani pada waktu

panen dan bidang-bidang lain, karena ada kemungkinan para wajib zakat tidak

mengerti dan ada pula kemungkinan karena kikir.

56 Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak Dan Sedekah, Jakarta:

Gema Insani Pres, 1998, hlm.11 57 Ibid, hlm. 12

61

Para amil juga mendata siapa-siapa yang wajib menerima zakat di

lingkungannya tempat bertugas secara teliti, agar jangan sampai terjadi para

mustahik tidak menerima zakat dan sebaliknya yang tidak berhak

menerimanya. Ketelitian dalam pendataan ini amat penting, sebab ada

kemungkinan ada orang yang sengsara hidupnya, tetapi dia tidak mau

memperlihatkan kesengsaraan hidupnya kepada orang lain.58

Seseorang diberi tugas sebagai amil apabila memenuhi persyaratan-

persyaratan:

1. Seorang muslim, karena ia mengurusi zakat yang berhubungan

dengan kaum muslimin, tetapi ada pengecualian, seperti penjaga

gudang, pengangkat barang yang tidak langsung berhubungan

dengan penerimaan dan pembagian zakat.

2. Seorang mukalaf (dewasa) yang sehat akal pikirannya kemudian

harus bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan tugasnya

itu.

3. Seorang yang jujur, karena dia menerima amanat harta kaum

muslimin, jangan sampai disalahgunakan.

4. Seseorang yang memahami seluk beluk zakat, mulai dari hukumnya

sampai kepada pelaksanaannya.

5. Seorang yang dipandang mampu melaksanakan tugasnya, apalagi

kalau amil itu benar-benar difungsikan.59

58 M.Ali Hasan, Zakat Dan Infak Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial Di

Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, hlm. 96 59 Ibid, hlm. 97

62

D. Manajemen Strategi

1. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti:

kepemimpinan dalam ketentaraan. Konotasi ini berlaku selama perang

yang kemudian berkembang menjadi manajemen ketentaraan dalam

rangka mengelola para tentara bagaimana melakukan mobilisasi pasukan

dalam jumlah yang besar, bagaimana mengkoordinasikan komando yang

jelas, dan lain sebagainya.60

Manajemen strategi merupakan kumpulan keputusan dan tindakan

yang digunakan dalam penyusunan dan implementasi strategi, yang akan

menghasilkan kesesuaian superior yang kompotitif antara organisasi dan

lingkungannya, untuk meraih tujuan organisasi.61

Ada beberapa macam mengenai pengertian manajemen strategi.

Pertama, manajemen strategi adalah proses atau rangkaian kegiatan

pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai

penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak

dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi

untuk mencapai tujuannya.

Kedua, manajemen strategi adalah usaha manajerial menumbuhkan

kekuatan organisasi untuk mengeksploitasi peluang yang muncul guna

mencapai tujuannya yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah

ditentukan.

60 Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik Konsep, Kasus Dan Implementasi, Jakarta:

Grasindo, 2001, hlm. 5 61 Richard L. Daft, Manajemen, Jakarta: Salemba Empat, 2006, hlm. 355

63

Ketiga, manajemen strategi adalah arus keputusan dan tindakan

yang mengarah pada pengembangan suatu strategi atau strategi-strategi

yang efektif untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Keempat,

manajemen strategi adalah perencanaan berskala besar yang berorientasi

pada jangkauan masa depan yang jauh, dan ditetapkan sebagai keputusan

manajemen puncak agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara

efektif.62

Perencanaan strategi adalah proses manajerial untuk

mengembangkan dan mempertahankan kesesuaian terus menerus antara

tujuan, keterampilan dan sumber daya organisasi dengan peluang pasar

yang terus berubah.63

2. Tahapan Manajemen Strategi

Ada beberapa tahap yang dilalui dalam proses manajemen strategi

yaitu :

a.) Perumusan Misi Organisasi

Bagi suatu organisasi atau perusahaan penentuan misi sangat

penting karena misi itu bukan hanya sangat mendasar sifatnya, akan

tetapi membuat organisasi memiliki jati diri yang bersifat khas.

Dengan kata lain misilah yang membedakan satu organisasi dari

organisasi lainnya yang sejenis, dalam arti bergerak dibidang serupa.64

62 H. Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan

Dengan Ilustrasi Di Bindang Pendidikan, Yogyakarta: UGM Press, 2000, hlm. 148-149 63 Murni Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank (Edisis Revisi), Yogyakarta: Liberti,

1993 hlm. 156 64 Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, hlm.31

64

b.) Penentuan Profil Organisasi

Peranan profil organisasi menjadi sangat penting dalam melihat

apa yang mungkin atau tidak mungkin dikerjakan oleh badan dalam

organisasi. Tidak kurang pentingnya untuk memperhatikan adalah

bahwa profil organisasi juga menggambarkan sejarah organisasi

dimasa lalu dikaitkan dengan sistem nilai dan kultur korporasi yang

dianut dibandingkan dengan kondisi yang dihadapi sekarang untuk

digunakan sebagai dasar meramalkan kemampuan organisasi dimasa

depan.65

c.) Analisis dan Pilihan Strategi

Pada umumnya disadari bahwa menentukan pilihan yang

sifatnya strategi bukanlah hal yang mudah. Sebelum pilihan dijatuhkan

pada satu alternatif tertentu, diperlukan terlebih dahulu suatu analisis

strategi yang dimaksudkan untuk menyetarakan setiap peluang yang

diperkirakan akan timbul dengan tujuan atau sasaran jangan panjang

tertentu. Pada gilirannya, tujuan dan sasaran jangka panjang tersebut

dikaitkan pula dengan cara-cara yang paling memberikan harapan.66

d.) Penentuan Strategi Induk

Untuk mencapai berbagai sasaran yang telah ditentukan, setiap

organisasi memerlukan strategi induk. Yang dimaksud dengan strategi

induk adalah suatu rencana umum yang bersifat menyeluruh atau

komprehensif yang mengandung arahan tentang tindakan-tindakan

65 Ibid, hlm. 32

66 Ibid, hlm. 35

65

utama yang apabila terlaksana dengan baik akan berakibat pada

tercapainya berbagai sasaran jangka panjang dalam lingkungan

eksternal yang bergerak dinamis.

e.) Penentuan Strategi Operasional

Telah diketahui bahwa suatu organisasi terdiri dari berbagai

satuan kerja yang dikenal dengan berbagai nomenklatur seperti

departemen, divisi, bagian, seksi dan lain sebagainya yang

bertanggung jawab untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan

fungsional seperti produksi, pemasaran, keuangan, akunting, sumber

daya manusia dan berbagai fungsi organisasional lainnya.

f.) Perumusan Kebijaksanaan

Kebijaksanaan merupakan bagian dari upaya menjamin bahwa

segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi dimaksudkan untuk

mencapai berbagai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

g.) Penciptaan Sistem Pengawasan

Maksud dari sistem pengawasan ini adalah untuk mengetahui

apakah dalam pelaksanaan terdapat penyimpangan disengaja atau tidak

dari rencana dan program yang telah ditentukan sebelumnya

h.) Penciptaan Sistem Umpan Balik

Manajemen puncak sangat berkepentingan memperoleh umpan

balik tentang bagaimana strategi yang telah ditetapkan

diimplementasikan. Dengan umpan balik yang faktual, tepat waktu dan

66

objektif, manajemen puncak memperoleh pengetahuan tentang segi-

segi keberhasilan organisasi maupun kekurang berhasilannya, atau

bahkan kegagalannya. Sekaligus dapat diketahui faktor-faktor

penyebabnya yang pada gilirannya dimanfaatkan dalam melakukan

proses manajemen strategi berikutnya.67

E. Strategi Badan Amil Zakat

Tampaknya, pendekatan lama yang cenderung menunggu bola sudah

tidak tepat lagi diterapkan saat ini. Sikap menunggu bola, yaitu menunggu ada

kelebihan dana kemudian baru berpikir, akan menimbulkan kontradiksi

sasaran dan manfaat pendayagunaan. Disinilah letak pentingnya BAZ sedari

awal menciptakan strategi sebagai dasar referensi organisasi, anggaran, sistem,

pengukuran, kinerja, penetapan sasaran, pemilihan jenis usaha, program kerja

harian pegawai amil dan lainnya.68

Strategi yang baik mencerminkan BAZ memiliki kemampuan teknis

ilmiah yang lebih tinggi untuk mencapai tujuannya, khususnya dalam

menciptakan kesempatan kerja dan mengubah keadan ekonomi.69

Dengan berfokus pada strategi, BAZ akan mengetahui bagaimana cara

menyelematkan dirinya agar eksis dalam mendayagunakan dana masyarakat

dimasa depan.

67 Ibid, hlm. 41

68 Muhammad Muflih, Ibid, hlm. 141

69 Ibid, hlm. 142

67

Ada lima poin pola pengembangan yang perlu diterapkan BAZ.

1. Pengenalan Masalah

Dalam menanggulangi permasalahan sosial disuatu tempat,

yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengenali persoalan.

Solusi tidak akan berguna bila persoalan tidak dikenali terlebih

dahulu. Persoalan muncul karena ada penyebab dan penyebab

mengakibatkan dampak. Permasalahan sosial yang umumnya

sangat mencolok di daerah adalah kurang diperhatikannya

kesejahteraan bagi masyarakat miskin dan kesenjangan sosial.70

2. Penciptaan Peluang Bagi Mustahik

Menciptakan peluang usaha bagi para mustahik

membutuhkan analisis keputusan yang tepat. Dengan analisis ini,

BAZ daerah dapat menentukan prioritas apa yang memiliki tingkat

kemaslahatan yang penting. Pemilihan prioritas didasarkan pada

rasio peluang, rasio harapan dan rasio kemampuan, baik dalam

bentuk tersedianya dana, maupun kapabilitas mudharib, teknik ini

berguna dalam mengurangi dampak negative keresahan sosial.71

3. Mengembangkan Usaha Produktif

Kegiatan industri kecil di daerah yang potensial menyerap

banyak tenaga kerja meliputi pengelolaan barang produksi,

pengelolaan limbah, pemanfaatan sumber daya alam, dan

pendistribusinya. Hal ini dapat dijadikan kebijakan yang ditujukan

70 Ibid. hlm. 145

71 Ibid, hlm. 146

68

untuk mencapai sasaran pembangunan, yakni meningkatnya

produktivitas masyarakat kecil meningkatnya lapangan kerja, dan

terciptanya semangat pembentukan iklim SDM yang kreatif.

Dengan menyediakan usaha produktif bagi masyarakat sehingga

mereka dapat mengembangkan ekonomi keluarga mereka sendiri.72

4. Membuat Jaringan Pengusaha Kecil

Industri kecil berbasis syari'ah harus solid bila tidak ingin

tergilas zaman. Yang dibutuhkan adalah hadirnya asosiasi ekonomi

industri kecil yang berbasis syari'ah pula. Asosiasi ini disesuaikan

dengan ragam jenis industri yang digeluti.

Asosiasi ini bisa berbentuk koperasi syari'ah, maupun juga

jaringan ekonomi syari'ah. Bila asosiasi ini bergerak dibidang

agroindustri, ia dapat berupa koperasi dan JES yang bergerak

agroindustri pula. Asosiasi ini akan berperan dalam mengokohkan

bargaining position pengusaha-pengusaha kecil, baik dalam bentuk

jaringan bisnis advokasi, maupun pertukaran informasi.73

5. Memanfaatkan Peran Bappeda

Selaras dengan semangat otonomi daerah, maka

desentralisasi untuk mengembangkan industri kecil akan berhasil

bila dibarengi dengan penguatan peran serta masyarakat. Bappeda

harus menciptakan perencanaan strategis bagi berkembangnya

bisnis sektor ini. Bappeda perlu juga bekerja sama dengan BAZ

72 Ibid, hlm. 146

73 Ibid. hlm. 147

69

daerah untuk membicarakan soal kontribusi zakat, sedekah, dan

dana sosial lainnya yang dapat dialokasikan untuk pengembangan

investasi.74

74 Ibid, hlm. 147

BAB III

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

A. Profil BAZ Kota Semarang

1. Latar Belakang Pendirian BAZ Kota Semarang

Sesuai amanah Undang-undang Nomor 38 tahun 1999 tentang

pengelolaan zakat, maka struktur Badan Amil Zakat (BAZ) mulai dari

tingkat nasional sampai ke tingkat kecamatan harus ada. Untuk itu di Kota

Semarang perlu adanya Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Semarang yang

mengelola dana zakat, infak dan sedekah.75

Badan Amil Zakat (BAZ)

Kota Semarang berdiri pada hari jum’at tanggal 13 Juni 2003 sesuai

dengan keputusan Walikota Semarang No. 451.1.05.159, tanggal 13 Juni

2003 tentang pembentukan Badan Amil Zakat Kota Semarang. Badan

Amil Zakat (BAZ) Kota Semarang dibentuk untuk mencapai daya guna,

hasil guna dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana zakat, infak dan

sedekah (ZIS) sehingga dapat meningkatkan peran serta umat Islam Kota

Semarang dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dengan

pengumpulan dan pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS).76

Sebelum BAZ Kota Semarang dibentuk, pengumpulan dan

pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah ditangani oleh BAZIS Kota

Semarang. Masa bakti pengurus BAZ Kota Semarang adalah 3 tahun.

75 Wawancara dengan pihak BAZ Kota Semarang

76 Company Profile BAZ Kota Semarang, hlm.3

44

Ketua BAZ Kota Semarang periode I (2003-2007) adalah H. Mustain.

Pada periode II (2007-2010) ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Kota

Semarang dijabat oleh H. Mahfudz Ali, SH, M.Si, yang juga menjabat

sebagai wakil Walikota Semarang periode 2004-2010, sesuai dengan surat

keputusan Walikota Semarang No. 451.1.05.240, tanggal 6 September

2007 tentang pengangkatan pengurus Badan Amil Zakat (BAZ) Kota

Semarang masa bakti 2007-2010.

Seiring berjalannya waktu BAZ Kota Semarang mengalami

peningkatan dalam hal pengumpulan dan pengelolaan dana zakat, infak,

dan sedekah (ZIS). Hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya

perolehan dan meningkatkan pula dana yang disalurkan melalui program-

program yang telah dibentuk77

.

Arah kebijakan umum BAZ Kota Semarang mengacu pada

peraturan perundang-perundang yang berlaku yaitu :

a.) Undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan

zakat.78

b.) Peraturan pemerintah nomor 60 tahun 2010 tentang zakat

atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang boleh

dikurangkan dari penghasilan bruto.

c.) Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 tahun 2003

tentang pelaksanaan Undang-undang nomor 38 tahun 1999

tentang pengelolaan zakat.

77 Ibid

78 Wawancara dengan pihak BAZ Kota Semarang

45

d.) Keputusan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan urusan

haji nomor D/291 tahun 2000 tentang pedoman teknis

pengelolaan zakat.

e.) Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor; 451.12/442

tanggal 20 Desember 2010 tentang pengangkatan pengurus

Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Semarang Masa Bhakti 2010-

2013.

f.) Surat edaran Walikota nomor 451.1/7296 tangga 04 Oktober

2007 tentang himbauan pembayaran zakat. 79

Zakat sebagai rukun Islam merupakan kewajiban setiap muslim

yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang

berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik, zakat merupakan

sumber dana potensial yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan

kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. 80

Agar menjadi sumber dana yang dapat dimanfaatkan bagi

kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari

kemiskinan dan menghilangkan kesenjangan sosial, perlu adanya

pengelolaan zakat secara profesional dan bertanggungjawab yang

dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah.81

Dalam hal ini pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan,

pembinaan, dan pelayanan kepada muzaki, mustahik dan pengelola zakat.

79 Ibid,

80 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan

Zakat, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2009, hlm. 18 81 Ibid, hlm. 18

46

Untuk maksud tersebut perlu adanya undang-undang tentang pengelolaan

zakat yang berasaskan iman dan takwa dalam rangka mewujudkan

keadilan sosial, kemaslahatan, keterbukaan dan kepastian hukum sebagai

pengamalan pancasila dan undang-undang dasar 1945.

Dengan dibentukan undang-undang tentang pengelolaan zakat,

diharapkan dapat ditingkatkan kesadaran muzaki untuk menunaikan

kewajiban zakat dalam rangka mensucikan diri terhadap harta yang

dimilikinya, mengangkat derajat mustahik, dan meningkatkannya

keprofesionalan pengelola zakat, yang semuanya untuk mendapatkan ridha

Allah SWT.82

2. Susunan Organisasi BAZ Kota Semarang

Anggota pengurus BAZ Kota Semarang terdiri dari unsur

masyarakat dan unsur pemerintah. Unsur masyarakat terdiri dari tokoh

masyarakat, ulama, kaum cendekia, tenaga profesional dan lembaga

pendidikan yang terkait.

a. Dewan Pertimbangan

Meliputi unsur: ketua, wakil ketua, sekertaris, wakil sekertaris,

dan anggota sebanyak 3 orang.

Ketua : Drs. H. Soemarmo HS, M,Si (Walikota Semarang)

Wakil Ketua : Drs. H. Taufik Rahman, SH., M.Hum (Kepala

Kantor Kementerian Agama Kota Semarang)

Sekertaris : Ir. Kukrit Suryo Wicaksono (CEO Suara Merdeka)

82 Ibid, hlm 19

47

Wakil Sekertaris : Drs. KH. Karim Assalawy, M.Ag (Ketua MUI

Kota Semarang)

Anggota :

1. Drs. KH. Hadlor Ichsan (Syuriah PCNU Kota Semarang)

2. Dr. Yusuf Suyono, MA (Ketua PD Muhammadiyah Semarang)

3. H. Mustain (Tokoh Masyarakat)

4. Drs. H, Hasan Toha Putra (Tokoh Masyarakat)

5. DR. Ir. Edi Nursasongko, M. Kom (Rektor UDINUS)

b. Komisi Pengawas

Meliputi unsur: ketua, wakil ketua, sekertaris, wakil sekertaris,

dan anggota sebanyak 4 orang.

Ketua : Drs. H. Jasiruddin, SH., MM (Ketua Pengadilan

Agama Semarang)

Wakil Ketua : H.B Priyono, SH, MM (Kepala Bawasda Kota

Semarang)

Sekertaris : Drs. H. Akhmat Zaenuri, MM (Kepala Diknas

Kota Semarang)

Wakil Sekertaris : Rahmulyo Adi Wibowo, SH, MH. (Ketua KIP

JATENG)

Anggota :

1. H. Mahfudz Ali, SH., M.Si (Tokoh Masyarakat)

2. Drs. KH. Dzikron Abdillah (Tokoh Masyarakat)

48

3. H. Azhar Wibowo, SH., M.Pd.I (Kepala Seksi Pekapontren Kantor

Kemenag Kota Semarang)83

c. Badan Pelaksana

Meliputi unsur: ketua, wakil ketua 2 orang, sekertaris, wakil

sekertaris 2 orang, bendahara, dan anggota serta beberapa seksi; yakni

seksi pengumpulan, seksi pendistribusian, seksi pendayagunaan dan

seksi pengembangan.

Ketua : Hendrar Prihadi, SE, MM (Wakil Walikota

Semarang)

Wakil Ketua I : Prof. Dr. Muhibbin, MA (Rektor IAIN

Walisongo Semarang)

Wakil Ketua II : H. Supriyadi, S. Sos (Ketua Komisi D DPRD

Kota Semarang)

Sekertaris : Dra. Chuwaisoh (Gara Zawa Kantor

Kemenag Kota Semarang)

Wakil Sekertaris I : Drs. H. Bambang Indriyatmo, M.Si (Kabag.

Kesra Setda)

Wakil Sekertaris II : Imam Sucahyo, SE (Staf Zawa Kantor

Kemenag Kota)

Bendahara : Djody Aryo Setiawan, SE., Akt. (Pengusaha)

Seksi-seksi :

1.) Seksi Pengumpulan

83 Susunan Pengurus Masa Bakti 2010-2013 BAZ Kota Semarang (Sesuai SK WaliKota

Semarang Nomor 451.12/442)

49

1. Drs. Agung Hardjito, MM (Kabid Anggaran DPKAD)

2. H. Ahmad Tohari, BA (Tokoh Masyarakat)

3. Ir. Devri Alviandy, MM (Pengusaha GAPENSI Kota)

4. R.M Waluyo Sejati, SH., MM (Kasubag Agama,

Pendidikan dan kebudayaan Setda Kota)

5. Bambang Sutrisno, SE (Komisi A DPRD Kota Semarang)

6. Muhtadin, S.HI (Unsur Masyarakat)84

2.) Seksi Pendistribusian

1. H.A Samsudin, S.Ag., MH (Kabag TU Kankemenag Kota

Semarang)

2. Adri Wibowo, SH, MM (Kabag. Hukum Setda Kota

Semarang)

3. H. Sapari, S.Ag., M.Pd.I (Pengawas Agama Kankemenag

Kota Semarang)

4. H. Much. Nuh, BA (Tokoh Masyarakat)

5. Hj. Siti Rochayah (Unsur Masyarakat)

3.) Seksi Pendayagunaan

1. Dra. Hj. Ayu Entys W LES, MM (Kepala Dinas

Pertanian)

2. Arnaz Agung Andrarasmara, MM (Ketua HIPMI Kota

Semarang)

3. DR. H. Ali Imron, M.Ag (Tokoh Masyarakat)

84 Ibid

50

4. Zumroni, S.HI (Staf Kankemenag Kota Semarang)

5. Tri Mursito, A.Md (Unsur Masyarakat)

4.) Seksi Pengembangan

1. DR. Imam Yahya, M.Ag (Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang)

2. H. Imron Rosyadi, S.Pd.I (Kepala seksi MAPENDA

Kankemenag Kota Semarang)

3. Farhan Hilmie, S.Sos.I (Tokoh Masyarakat/LSM Iddem)

4. M. Rikza Chamami, S.Pd.I, M.Si (IAIN Walisongo

Semarang)

5. Muhammad Busro, S.Pd.I (Unsur Masyarakat)

6. Muhammad Asyhar, S.Sos.I (Unsur Masyarakat)85

3. Fungsi dan Tugas Pokok Pengurus BAZ Kota Semarang

a. Dewan Pertimbangan

Berfungsi memberikan pertimbangan, saran, fatwa dan

rekomendasi kepada Badan Pelaksana dan Komisi Pengawas dalam

pengelolaan Badan Amil Zakat; meliputi aspek syari’ah dan aspek

manajerial.86

Tugas pokok:

1.) Memberikan garis-garis kebijakan umum Badan Amil Zakat.

2.) Mengesahkan rencana kerja dari Badan Pelaksana dan Komisi

Pengawas.

85 Ibid

86 Didin Hafidhuddin, Op.cit,

51

3.) Mengeluarkan fatwa syari’ah baik diminta maupun tidak berkaitan

dengan hukum zakat yang wajib diikuti oleh pengurus BAZ.

4.) Memberikan pertimbangan saran dan rekomendasi kepada Badan

Pelaksana dan Komisi Pengawas baik diminta maupun tidak.

5.) Memberikan persetujuan atas laporan tahunan hasil kerja Badan

Pelaksana dan Komisi Pengawas.

b. Komisi Pengawas

Berfungsi sebagai pengawas internal lembaga atas operasional

kegiatan yang dilaksanakan Badan Pelaksana.

Tugas pokok:

1.) Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan.

2.) Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan

Dewan Pertimbangan.

3.) Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan Badan

Pelaksana, yang mencakup pengumpulan, pendistribusian,

pendayagunaan dan pengembangan.

4.) Melakukan pemeriksaan operasional dan pemeriksaan syari’ah.

c. Badan Pelaksana

Berfungsi sebagai pelaksana pengelolaan zakat.

Tugas pokok:

1.) Membuat rencana kerja.

52

2.) Melaksanakan operasional pengelolaan zakat sesuai rencana kerja

yang telah disahkan dan sesuai dengan kebijakan yang telah

ditetapkan.

3.) Menyusun laporan tahunan.

4.) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada pemerintah.

5.) Bertindak dan bertanggung jawab untuk dan atas nama BAZ ke

dalam maupun keluar.

53

4. Struktur Organisasi BAZ Kota Semarang 87

87 Peraturan Perundang-Undangan Pengelolaan Zakat, Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama RI

Nomor 373 Tahun 2003 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang

Pengelolaan Zakat Dan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakar Islam dan Urusan

Haji Nomor D/291 Tahun 2000 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat, Diperbanyak oleh

Badan Amil Zakat Kota Semarang. Semarang, hlm. 73

DEWAN

PERTIMBANGAN

DEWAN

PELAKSANA

DEWAN

PENGAWAS

KETUA

WAKIL KETUA

SEKERTARIS

WAKIL

SEKERTARIS

ANGGOTA

5 ORANG

KEPALA DIVISI

PENGUMPULAN

UPZ-UPZ

MUZAKI

BENDAHARA KETUA

KETUA I

KETUA II

KETUA

SEKERTARIS I

SEKERTARIS II

KETUA

WAKIL KETUA

SEKERTARIS

WAKIL

SEKERTARIS

ANGGOTA

5 ORANG

KEPALA DIVISI

PENGEMBANGAN

STAF-STAF

MOTIVATOR

KEPALA DIVISI

PENDISTRIBUSIAN

KEPALA DIVISI

PENDAYAGUNAAN

STAF-STAF

MUSTAHIK

STAF-STAF

MUSTAHIK

54

5. Visi dan Misi BAZ Kota Semarang

Visi

Mewujudkan pengelolaan zakat, infak dan sedekah (ZIS), yang

berdaya guna dan berhasil guna berdasarkan asas keadilan dan

keterbukaan.

Misi

− Menumbuhkan kepercayaan masyarakat muslim akan arti pentingnya

ZIS

− Mengelola dana ZIS secara professional, berbasis manajamen

modern dan syari'ah.

Motto

Mengukuhkan hati, mengikhlaskan amal, berbagi sesama.

6. Tujuan dan Sasaran BAZ Kota Semarang

Sesuai dengn visi dan misinya BAZ Kota Semarang memiliki

tujuan menjadi lembaga pengelola ZIS yang terpercaya di Kota Semarang

dengan asas keadilan dan keterbukaan sehingga muzaki, munfik dan

mushoddik mempercayakan dana ZISnya kepada BAZ Kota Semarang.

Selain itu mengubah mustahik menjadi muzaki dengan mengangkat kaum

dhuafa melalui ekonomi produktif.88

88 Wawancara dengan pihak BAZ Kota Semarang

55

B. Program Umum BAZ Kota Semarang

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah dicanangkan oleh

BAZ Kota Semarang dibuatlah berbagai program sebagai berikut:

1.) Semarang Cerdas

Semarang cerdas adalah pemberian bantuan kepada siswa dan

mahasiswa yang berlatar belakang kurang mampu namun berprestasi

dalam pendidikan yang notabane warga Semarang. Yang berbentuk

seperti berikut :

a. Beasiswa Bagi Mahasiswa

Merupakan program pemberdayaan dan pemberian

beasiswa bagi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota

Semarang dengan bekal pemahaman agama yang utuh. Peserta juga

ikut berpatisipasi dan berperan aktif dalam program-program BAZ

Kota Semarang.

Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa asli Semarang

yang miskin dan berprestasi dengan melalui tes tertulis dan

wawancara.89

b. Beasiswa Bagi Pelajar Dan Santri Berdayaguna

Merupakan program beasiswa, pendampingan dan

pemberdayaan bagi generasi muda yang bertujuan membentuk

generasi yang mandiri, memiliki kemampuan motivasi, bermental

89 Ibid,

56

leadership dan enterpreneurship. Diharapkan mereka tidak hanya

cerdas tetapi juga memiliki kemampuan bersusaha secara mandiri.

Beasiswa ini diberikan kepada pelajar asli Semarang yang

miskin dan prestasi. Prioritas utama anak yatim/ piatu atau yatim

piatu yang sekolah di SMA/SMK/MA Islam yang ada di Kota

Semarang

c. Bantuan Pendidikan

Merupakan program bantuan pendidikan kepada pelajar

kurang mampu yang bertujuan membantu meringankan beban

biaya pendidikan dalam membentuk generasi yang cerdas, mandiri,

memiliki kemampuan motivasi, bermental leadership dan

enterpreneurship.

Bantuan ini diberikan kepada pelajar asli Semarang dari SD

sampai SMA di Kota Semarang yang mengalami kesulitan biaya

pendidikan, baik itu untuk membeli seragam, buku, SPP dan

sebagainya.90

2.) Semarang Makmur

Semarang makmur adalah pemberian bantuan kepada warga

asli Semarang yang kurang mampu untuk mengembangkan usaha baik

itu ternak maupun dagang. Yang berbentuk seperti berikut :

90 Ibid,

57

a. Sentra Ternak

Merupakan program pemberdayaan ekonomi produktif

kepada masyarakat miskin yang dikelola secara bergulir, intensif

dan berkesinambungan. Disini peserta (mustahik) diberikan

bantuan berupa hewan ternak untuk dibudidayakan dan diberikan

pendampingan pembinaan yang berkesinambungan untuk didorong

lebih mandiri.

Bantuan ini berupa hewan ternak bagi warga miskin

produktif di Kota Semarang. Saat ini BAZ Kota Semarang telah

memiliki 2 Desa Binaan yakni:

− Kelurahan Karangmalang Mijen : Peternakan Kambing

− Kelurahan Jangli Tembalang : Peternakan Kambing

b. Bina Mitra Mandiri

Merupakan program pemberdayaan ekonomi produktif

yang dikelola secara sistematis, intensif dan berkesinambungan.

Disini peserta (mustahik) diberikan dana bergulir, keterampilan,

wawasan berusaha dan pendampingan usaha, pendidikan

menabung, penggalian potensi, pembinaan akhlak dan karakter

menjadi berdaya guna dan didorong untuk lebih mandiri.

Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Semarang memberikan

pinjaman modal usaha kecil kepada para pedagang asongan, PKL

dan sebagainya dengan sistem qordhul hasan dan Mudhorabah

sesuai dengan mekanisme yang ada.

58

3.) Semarang Peduli

Semarang peduli adalah pemberian bantuan sosial yang bersifat

tanggap darurat. Yang berbentuk seperti berikut :

a. Bantuan Sosial Langsung

Merupakan program pemberian bantuan sosial kepada

mustahik di Kota Semarang yang sifatnya tanggap darurat seperti

bantuan kepada Ibnu Sabil, masyarakat yang terkena musibah/

bencana baik banjir, rob dan tanah longsor.

b. Bedah Rumah

Merupakan program rehabilitasi rumah kepada mustahik di

Kota Semarang yang berfungsi untuk memberikan tempat tinggal

yang lebih layak dan meringankan beban hidup warga miskin di

Kota Semarang.

4.) Semarang Sehat

Merupakan program layanan kesehatan kepada mustahik di

Kota Semarang seperti pengobatan gratis, bulan sehat, mobil ambulan,

khitanan masal dan lain-lain.

5.) Semarang Taqwa

a. Tebar Al-Qur'an

Merupakan program layanan memakmurkan masjid dan

musholla serta lembaga penyandang cacat mata di Kota Semarang

dengan memberikan bantun berupa Al-Qur'an dan Al-Qur'an

Braille.

59

b. Stimulus Pengembangan Masjid/Musholla

Merupakan pemberian bantuan dana untuk masjid dan

musholla di Kota Semarang yang sifatnya stimulus sehingga bisa

membantu memakmurkan masjid atau musholla.

C. Apresiasi Muzaki Terhadap BAZ Kota Semarang

BAZ Kota Semarang penghimpunan dana ZIS diprioritaskan pada

pegawai negeri sipil (PNS) yang ada di pemerintahan Kota Semarang. Untuk

mendapatkan kepercayaan dari muzaki BAZ Kota Semarang menerapkan

berbagai bentuk pengelolaan mulai dari penghimpunan sampai ke

pendistribusian zakat.

Pengelolaan dana zakat sangatlah perlu adanya kerjasama antara

pengurus zakat (amil), muzaki dan mustahik. Terlebih lagi untuk mendapat

kepercayaan dari muzaki agar terus memberikan dana zakatnya kepada badan

atau lembaga.

Berbagai cara telah digunakan oleh BAZ Kota Semarang, seperti

membentuk unit pengumpul zakat (UPZ), aksi jemput zakat, yaitu menjemput

zakat, infak dan sedekah dari para muzaki, strategi pengelolaan Badan Amil

Zakat melalui media internet maupun website yang dinilai strategis oleh BAZ

Kota Semarang.

Data penghimpunan zakat perorangan yang disetorkan kepada BAZ

Kota Semarang :

60

No Nama Jumlah Zakat

1 Hendrar prihadi, SE, MM 12.000.000,00

2 Tia Semarang 8.500.000,00

3 Priyo beringin 3.000.000,00

4 Adri wibowo, SH, MM 1.683.000,00

5 Suwardi 62.500,00

6 Herry 50.000,00

7 Didik ariyanto 200.000,00

8 BAZNAS 22.500.000,00

9 Handayani dan Rusdiana

ketahanan pangan

193.000,00

10 Pradita Ola Wiladatika 120.000,00

11 Ibu Rahmi 200.000,00

12 Hamba Allah 100.000,00

13 Aditya Ginung Diknas 50.000,00

14 Rifqi Nugroho 100.000,00

15 Ida Muharomah 150.000,00

16 Agung Dwi Laksono 50.000,00

17 Syarif Effendi 213.208

Jumlah 49.171.708,00

Data penghimpunan ZIS bulan Agustus tahun 2011

Data penghimpunan infak perorangan yang disetorkan kepada BAZ

Kota Semarang :

No Nama Jumlah Infak

1 Ibu Ratih 50.000,00

2 Lilies Nur Aini 25.000,00

61

3 Suwardi 37.500,00

4 STIE BPD 83.000,00

5 Desi Ariyani 10.000,00

6 Rohman 10.000,00

7 Ibu Solecha Ashari 50.000,00

8 Hamba Allah 150.000,00

9 Hamba Allah 300.000,00

10 Anggi Caskia 250.000,00

11 Agung Hardjito 50.000,00

12 Rofiq 10.000,00

13 Mahasiswa Undip 215.000,00

14 Siti Nur Hayati 80.000,00

15 Ibu Nanik 100.000,00

16 Toyo 20.000,00

17 Arman Praseyo 10.000,00

18 Tri mulyani 40.000,00

19 Nuri 50.000,00

20 Dian 50.000,00

21 Ibu Siti 37.500,00

22 Karyawan BAZ 80.000,00

23 Rustam 50.000,00

24 Mujiono 50.000,00

25 Abdul Ghofar 20.000,00

26 Rifai 25.000,00

27 Hamba Allah 500.000,00

28 SMP 11 Semarang 1.281.000,00

62

29 Wasirah 3.389.149,00

30 Hamba Allah 500.000,00

31 Hamba Allah 10.000.000,00

32 Hamba Allah 1.300.000,00

33 Hamba Allah 50.000,00

Jumlah 18.873.149,00

Data penghimpunan ZIS bulan Agustus tahun 2011

Data penghimpunan zakat UPZ yang disetorkan kepada BAZ Kota

Semarang :

No Nama UPZ Jumlah zakat Jumlah infak

1 UPZ SETDA 4.394.000,00 3.547.000,00

2 UPZ BADAN 7.211.400,00 4.590.000,00

3 UPZ KANTOR - 591.900

4 UPZ DINAS 62.971.800 21.803.500

5 UPZ BUMD - 2.058.000

6 UPZ

INSTANSI

VERTIKAL

26.646.500 203.000,00

Jumlah 101.223.700,00 32.793.400,00

Data penghimpunan ZIS bulan Agustus tahun 2011

D. Sistem Pengelolaan ZIS di BAZ Kota Semarang

Standar pengelolaan ZIS di BAZ Kota Semarang sebagai berikut :

1. Setiap awal tahun BAZ Kota Semarang menetapkan target pengumpulan

ZIS dan strategi prioritas pendayagunaannya.

63

2. Berdasarkan target dan strategi tersebut, BAZ Kota Semarang menyusun

rencana dan program kerja, termasuk cara-cara yang harus ditempuh

dalam pelaksanaannya.

3. Unit-unit operasional (BAZ tingkat Pemerintah Kotamadya, Kecamatan)

melaksanakan rencana dan program kerja yang telah ditetapkan. Dengan

diberikan kebebasan bertindak dalam pengembangan teknis operasional

pengumpulan ZIS sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan hukum

dan kebijaksanaan atasan. Hasil pengumpulan ZIS tersebut disetorkan

kepada BAZ Kota Semarang dan dilaporkan berkala kepada Muzaki,

Munfik dan Mushoddik serta memberikan Laporan Tahunan Kepada

Walikota Semarang dengan tembusan Kepala Kantor Kementerian Agama

Kota Semarang.

4. BAZ Kota Semarang menerima, memonitor dan memberikan bimbingan

yang diperlukan. Kemudian menyimpan hasil pengumpulan ZIS di Bank

dan melaporkan penyimpanan tersebut kepada Kepala Daerah melalui

Dewan Pertimbangan.

5. Dalam rangka pendistribusian dan pendayagunaan dana ZIS yang

terkumpul, BAZ Kota Semarang menampung dan menyeleksi semua

usulan pendayagunaan ZIS yang berasal dari para mustahik yang

dikoordinasikan oleh Pemerintah Kotamadya, Kecamatan, Kelurahan serta

Unit/Satuan Kerja.

64

6. Merumuskan strategi kebijaksanaan pendistribusian dan pendayagunaan

ZIS untuk tahun yang bersangkutan, untuk diusulkan kepada Kepala

Daerah guna memperoleh penetapan lebih lanjut.

7. Berdasarkan ketetapan kebijaksanaan Kepala Daerah tersebut, Ketua BAZ

Kota Semarang menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan tentang alokasi

dan rincian pendayagunaan hasil pengumpulan ZIS serta menyalurkan

secara bertahap kepada yang berhak menerimanya.

8. BAZ Kota Semarang menyalurkan kepada mustahik dan membina usaha

produktif para mustahik. Dalam pembinaan ini BAZ Kota Semarang

melakukan kerja sama dengan semua instansi/lembaga sosial

kemasyarakatan yang terkait.

9. Mengadakan evaluasi terhadap segala kegiatan yang telah dilakukan pada

tahun itu dan merumuskan program dan rencana kerja untuk tahun

berikutnya berdasarkan kebijaksanaan (target dan strategi) pendayagunaan

yang ditetapkan oleh Dewan Pertimbangan.91

Dalam pendistribusian dan pendayagunaan hasil pengumpulan ZIS,

BAZ Kota Semarang melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut-,

1. Pada akhir tahun anggaran mengeluarkan pemberitahuan atau

pengumuman kepada khalayak ramai, agar para mustahik

mengusulkan permintaan bantuan (santunan) kepada BAZ Kota

Semarang melalui jalur masing-masing, seperti:

• BAZ Kecamatan, untuk mustahik taraf Kecamatan.

91 Wawancaran dengan pihak BAZ Kota Semarang

65

• BAZ Kotamadya, untuk mustahik taraf Kotamadya.

2. Menerima usulan-usulan dari, UPZ BAZ pada Unit/Satuan Kerja.

3. Merumuskan kebijaksanaan Kepala Daerah dalam mendayagunakan

uang ZIS, sesuai dengan aspirasi/ usulan dari mustahik.

4. Menetapkan rincian pendistribusian dan pendayagunaan ZIS sesuai

dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

5. Menyalurkan/membagikan dana ZIS kepada para mustahik.

6. Memonitor dan membina pemanfaatan ZIS yang diterima oleh mustahik.

7. Mengevaluasi pendayagunaan ZIS, untuk mengetahui apakah

pendistribusian telah mencapai sasaran secara optimal, yaitu

meningkatkan kesejahteraan umat, khususnya para duafa.

8. Meningkatkan tertib administrasi.92

E. Strategi Pengelolaan BAZ Kota Semarang

1. Strategi Penghimpunan ZIS

Untuk memaksimalkan penghimpunan dana ZIS, dilakukanlah

beberapa upaya, antara lain :

a. Mensosialisasikan gerakaan sadar zakat, infak, sedekah, dan yang

sejenisnya pada kelompok masyarakat muslim.

Cara ini dilakukan melalui berbagai media; misalnya saja

ketika ada acara di lingkungan Pemerintah Kota Semarang yang

melibatkan muzaki potensial, maka dibukalah stand BAZ Kota

92 Wawancaran dengan pihak BAZ Kota Semarang

66

Semarang yang akan mensosialisasikan gerakaan sadar zakat, infak

dan sedekah sejenisnya pada para muzaki potensial tersebut.

Selain itu, sosialisasi gerakaan sadar zakat, infak dan sedekah,

juga dilakukan melalui media majelis taklim yang banyak terdapat di

masyarakat Semarang. Harapannya, masyarakat Semarang menjadi

tergugah untuk bersama-sama menunaikan kewajibannya berzakat

melalui wadah/tempat yang telah disediakan oleh pemerintah.

Sehingga dengan demikian, dana yang terkumpul menjadi lebih besar

dibandingkan jika muzaki berzakat secara individu. Dengan sokongan

dana zakat yang besar, maka dapat diperoleh hasil (manfaat dari zakat

tersebut) yang besar pula.

b. Membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ)

Mengingat banyaknya instansi pemerintahan di Kota Semarang

maka dibentuklah unit pengumpulan zakat di kantor instansi

pemerintah dan swasta. Pegawai negeri sipil dan swasta ini merupakan

muzaki potensial, oleh karena itu disetiap intansi pemerintah dan

swasta yang ada di Kota Semarang didirikanlah unit pengumpul zakat

untuk memudahkan muzaki dalam menyerahkan dana ZISnya. Adapun

pembentukan unit pengumpulan zakat ini antara lain pada:

1. Unit Pengumpul Zakat (UPZ) SETDA

KETERANGAN

NO INSTANSI ZAKAT INFAK SEDEKAH

1 Sekertariat DPRD

67

2 Bagian Otonomi Daerah 270.000

3 Bagian Tata Pemerintahan 393.000 350.000

4 Bagian Hukum 459.200 240.000

5 Bagian Perekonomian 160.000

6 Bagian Pembangunan

7 Bagian Kesejahteraan Rakyat 220.000

8 Bagian Organisasi 635.000 75.000

9 Bagian Humas 230.000 470.000

10 Bagian PDE 565.000 492.000

11 Bagian Kerjasama 450.000 350.000

12 Bagian Umum dan Protokol 966.000 360.000

13 Bagian Perlengkapan 556.800 100.000

14 Bagian RT dan Santel 139.000 460.000

Jumlah 4.394.000 3.547.000

2. Unit Pengumpul Zakat (UPZ) BADAN

KETERANGAN NO INSTANSI

ZAKAT INFAK SEDEKAH

1 BAPPEDA 4.353.900 100.000

2 KESBANGPOLINMAS 350.000

3 Badan Lingkungan Hidup 420.000

68

4 BAPERMAS PKB 315.000

5 BKD 933.000 650.000

6 ISNPEKTORAT

7 RSUD 2.135.000

8 BPPT 620.000

9 SATPOL PP 1.924.500

Jumlah 7.211.400 4.590.000

3. Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kantor

KETERANGAN NO INSTANSI

ZAKAT INFAK SEDEKAH

1 Kantor Perpustakaan dan Arsip

Daerah

441.900

2 Kantor Pendidikan dan

Pelatihan

3 Kantor Ketahanan Pangan 150.000

Jumlah 591.900

4. Unit Pengumpul Zakat (UPZ) DINAS

KETERANGAN NO INSTANSI

ZAKAT INFAK SEDEKAH

1 Dinas Pendidikan 56.916.900 1.617.500

2 Dinas Sosial Pemuda Dan

Olahraga

500.000

3 Dinas Kesehatan Kota 6.545.000

69

4 Dinas Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi

890.000

5 Dinas Perhubungan,

Komunikasi Dan Informatika

200.000

6 DISPENDUKCAPIL 2.035.000

7 Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata

8 Dinas Bina Marga 1.130.000

9 Dinas Pengelolaan SDA dan

ESDM

995.000

10 Dinas Tata Kota Dan

Perumahan

1.239.000

11 Dinas Koperasi UKM 815.000 450.000

12 Dinas Perindustrian Dan

Perdagangan

2.331.900

13 Dinas Pertanian 300.000

14 Dinas Kelautan Dan Perikanan 322.000

15 Dinas Kebersihan Dan

Pertamanan

1.500.000

16 Dinas Penerangan Jalan Dan

Pengelolaan Reklame

2.908.000

17 Dinas Kebakaran 1.210.000

18 Dinas Pasar 990.000

19 DPKAD 1.880.000

Jumlah 62.971.800 2.058.000

70

5. Unit Pengumpul Zakat (UPZ) BUMD

KETERANGAN

NO INSTANSI

ZAKAT INFAK SEDEKAH

1 PDAM 1.000.000

2 PD BPR BKK 500.000

3 PERUSDA PERCETAKAN 90.000

4 PERUSDA RPH BHP 200.000

5 PD BPR BANK PASAR 266.000

Jumlah 2.058.000

6. Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Instansi Vertikal

KETERANGAN

NO INSTANSI

ZAKAT INFAK SEDEKAH

1 Kantor Kementerian Agama

Kota

26.646.500

2 Kantor Pertanahan Nasional

3 BPS 203.000

Jumlah 26.646.500 203.000

Laporan Keuangan Penerimaan ZIS Bulan Agustus 2011

71

c. Melalui Rekening

Dari nomer rekening yang disediakan terdapat beberapa muzaki

yang menyetokan zakat, infak maupun sedekahnya melalui rekening

kepada BAZ Kota Semarang antara lain :

KETERANGAN

NO NAMA /INSTANSI

ZAKAT INFAK SEDEKAH

1 Hamba Allah 500.000

2 Hamba Allah 500.000

3 Hamba Allah 1.300.000

4 Hamba Allah 50.000

5 Wasirah 3.389.149

6 SMP 11 Semarang 1.281.000

Jumlah 7.020.149

Laporan Keuangan Penerimaan ZIS Bulan Agustus 2011

d. Jemput zakat atau datang langsung ke kantor BAZ Kota Semarang

Jemput zakat yakni petugas BAZ mengambil dana zakatnya ke

rumah atau tempat aghniya’ tersebut bekerja dan pada unit pengumpul

zakat (UPZ).

e. Mengadakan pembenahan diintern BAZ Kota Semarang yang

diwujudkan melalui program kerja untuk mengoptimalkan

penghimpunan dana ZIS. Langkah-langkah yang ditempuh BAZ Kota

Semarang antara lain:

72

1.) Meningkatkan sistem pengelolaan BAZ Kota Semarang, sehingga

BAZ dapat meningkatkan pola pelayanannya kepada masyarakat.

Hal ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a.) Merumuskan kebijakan dalam pengelolaan BAZ Kota

Semarang tiap tahun, sehingga kendala yang ada dapat diatasi

ditahun berikutnya.

b.) Mengembangkan kajian dan pemahaman hukum perzakatan.

c.) Membuka ruang konsultasi pengaduan dan mengolah pendapat

umat.

2.) Meningkatkan kualitas pengelolaan BAZ Kota Semarang, sehingga

kualitas pengelolaan BAZ meningkat dan menjadikan pelayanan

BAZ kepada masyarakat menjadi lebih baik. Hal ini dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a.) Mengawasi dan memonitor pelaksanaan kegiatan BAZ Kota

Semarang.

b.) Mengadakan kunjungan dan pemantauan kegiatan BAZ/UPZ.

3.) Mengevaluasi program kerja BAZ Kota Semarang, sehingga

kinerja lebih terawasi hingga kinerja BAZ meningkat. Hal ini

diwujudkan dengan:

a.) Mencermati dan mengevaluasi program kerja BAZ Kota

Semarang

b.) Mengevaluasi laporan pertanggungjawaban BAZ Kota

Semarang.

73

4.) Meningkatkan operasional pengelolaan BAZ Kota Semarang,

sehingga pengelolaan BAZ menjadi terbentuk. Hal ini dilakukan

dengan cara:

a.) Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan BAZ Kota

Semarang dengan merintis berdirinya kantor BAZ Kota

Semarang dan mengoptimalkan website BAZ Kota Semarang.

b.) Melaksanakan rencana kerja BAZ Kota Semarang dengan

sebaik-baiknya, sesuai dengan program kerja yang telah

dirumuskan.

c.) Mengadakan rapat pleno.

5.) Menyusun laporan kegiatan BAZ Kota Semarang, sehingga

laporan BAZ lebih jelas dan kegiatan BAZ lebih terpantau. Hal ini

dilakukan dengan cara:

a.) Menyusun laporan kinerja kegiatan.

b.) Menyusun laporan kinerja kegiatan pertanggungjawaban

kegiatan BAZ Kota Semarang.

6.) Mengembangkan perencanaan pengelolaan BAZ Kota Semarang,

sehingga pengelolaan BAZ menjadi terencana dan lebih baik. Hal

ini dilakukan dengan cara:

a.) Mengumpulkan data muzaki dan mustahik dari UPZ yang ada

di instansi pemerintah dan swasta untuk selanjutnya

mengolahnya menjadi sebuah data yang baik.

74

b.) Merumuskan pengembangan dan pengolahan dana BAZ Kota

Semarang.

c.) Mengadakan pembinaan manajemen pengelolaan BAZ Kota

Semarang dengan melibatkan pengelola UPZ instansi, UPZ

perusahaan, UPZ masyarakat, dan BAZ Kecamatan.

7.) Meningkatkan sistem pengelolaan BAZ Kota Semarang, sehingga

pengelolaan BAZ menjadi lebih baik dan pemahaman masyarakat

tentang BAZ meningkat. Hal ini dilakukan dengan cara:

a.) Mensosialisasikan kebijakan dan pedoman pengelolaan BAZ

kepada UPZ instansi, UPZ perusahaan, UPZ masyarakat, dan

BAZ Kecamatan.

b.) Menerbitkan leaflet pedoman dan spanduk BAZ.

8.) Meningkatkan dana BAZ Kota Semarang, sehingga kualitas

pengumpulan dana BAZ Kota Semarang menjadi meningkat. Hal

ini dilakukan dengan cara:

a.) Mengadakan penggalian dana BAZ dan melaporkannya setiap

bulan.

b.) Membentuk UPZ-UPZ di instansi pemerintah, perusahaan

swasta, maupun di tengah-tengah masyarakat Kota Semarang.

2. Strategi Pendistribusian ZIS

Dalam pengelolaan dana BAZ, dana dari masyarakat Kota

Semarang yang tidak sedikit jumlahnya, harus mendapatkan perhatian

yang serius. Pendistribusiannya harus sesuai dengan peruntukkan dan

75

penggolongan. Misalnya dana zakat harus dilaporkan secara jelas, prioritas

pendistribusiannya pada 8 asnaf atau delapan kelompok penerima zakat.

Dalam rangka pengembangan diri BAZ Kota Semarang menjadi

Badan Amil Zakat yang profesional, dengan tingkat kesadaran muzaki

yang tinggi serta tumbuh kembangnya perekonomian warga masyarakat

yang berlandaskan syariat Islam, serta untuk meningkatkan kepercayaan

masyarakat terhadap BAZ Kota Semarang sehingga dapat menghasilkan

dana zakat yang optimal untuk kesejahteraan masyarakat; dilakukanlah

beberapa upaya dalam usaha pendistribusian dana ZIS, yaitu:

a. Pendistribusian (Penstasyarufan) Setiap Bulan

Mustahik (orang/badan/lembaga) yang berhak menerima zakat

sesuai dengan 8 ashnaf yang ada terlebih dahulu mengajukan

permohonan kepada BAZ Kota Semarang, setelah didisposisi ketua

BAZ Kota Semarang petugas (pegawai) BAZ Kota Semarang akan

melakukan survei ke lokasi. Hal tersebut dimaksudkan agar bantuan

dari dana zakat, infak dan sedekah lebih tepat guna dan tepat sasaran.93

Pendistribusian dana ZIS yang di distribusikan setiap bulan

No Nama Bantuan Jumlah

1 Beasiswa Produktif 29

2 Beasiswa pelajar santri berdayaguna 19

3 Bantuan pendidikan 6

4 Bantuan ibnu sabil 4

93 Wawancara dengan pihak BAZ Kota Semarang

76

5 Bantuan bina mitra mandiri 5

6 Bantuan fi sabilillah 15

Data pendistribusian bulan Agustus 2011

b. Pendistribusian (Penstasyarufan) Masal

Pendistribusian (pentasyarufan) masal ini dilakukan dibulan

suci ramadhan menjelang idul fitri yang diberikan kepada mustahik

berdasarkan usulan dari unit pengumpul zakat (UPZ) BAZ Kota

Semarang.

Pendistribusian masal ini BAZ Kota Semarang pada bulan

ramadhan memberikan bantuan dana ZIS yang bertempat di kantor

BAZ Kota Semarang, kantor Kemenag Kota Semarang dan di Dinas

Pendidikan Kota Semarang.

c. Pendistribusian Zakat Produktif

Program ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat dengan harapan para mustahik yang diberdayakan

ekonominya, kedepannya dapat menjadi muzaki. Mekanismenya; para

calon mustahik diharuskan mengajukan proposal mengenai usaha yang

akan dijalankan, kemudian setelah diadakan survei dan dinyatakan

layak untuk dijalankan, maka dana ZIS dapat disalurkan untuk

menjalankan usaha tersebut.94

94 Wawancara dengan pihak BAZ Kota Semarang

77

d. Pendistribusian ZIS untuk program insidental

Kegiatan keagamaan dimasyarakat Kota Semarang cukup

tinggi. Seringkali warga mengajukan proposal ke BAZ Kota Semarang

untuk meminta bantuan dana penyelenggaraan kegiatan keagamaan

tersebut. Oleh karena itu, BAZ Kota Semarang tidak menutup pintu

untuk kegiatan dakwah islam. Setelah dilakukan survei mengenai

kegiatan yang akan dilaksanakan, dan dinyatakan layak untuk

dijalankan, maka dana ZIS dapat disalurkan untuk melaksanakan

kegiatan tersebut.

e. Mengadakan pembenahan di intern BAZ Kota Semarang yang

diwujudkan melalui program kerja untuk mengoptimalkan

pendistribusian dana ZIS. Antara lain:

1. Mengembangkan pemberdayaan BAZ Kota Semarang, sehingga

pemberdayaan lebih meningkat dan berkembang. Hal ini dilakukan

dengan cara:

a. Memberikan pendampingan pelayanan sosial kemanusiaan

pada masyarakat dan lembaga.

b. Mengembangkan pemberdayaan pendistribusian dana BAZ

dengan mengadakan pendampingan pemberdayaan peningkatan

ekonomi pada masyarakat.

2. Melaksanakan distribusi dana BAZ Kota Semarang, sehingga

pendistribusian dana BAZ menjadi lebih baik dan sesuai aturan

yang berlaku. Hal ini dilakukan dengan cara:

78

a. Menerima dan menyeleksi calon mustahik.

b. Mengadakan pendistribusian dana BAZ kepada mayarakat dan

lembaga masyarakat.

c. Mencatat pendistribusian dana BAZ.

79

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Apresiasi Muzaki Terhadap BAZ Kota Semarang

Pengertian muzaki dalam undang-undang nomor 38 tahun 1999 yaitu

orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban

menunaikan zakat.

Pengelola zakat atau amil zakat mesti bermualamah dengan muzaki

secara baik. Begitu juga muzaki harus bermuamalah secara baik dengan amil

zakat. Dengan terbentuknya strategi unit pengumpul zakat (UPZ), strategi ini

dinilai positif dari para muzaki, selain memudahkan para muzaki juga

memberikan motivasi bagi para PNS khususnya untuk berzakat, infak dan

sedekah. Selain itu aksi jemput zakat, yaitu menjemput zakat, infak dan

sedekah dari para muzaki. Strategi ini juga sangat memudahkan para muzaki,

menurut Sukarno bendahara UPZ di Dinas PJPR karena para muzaki tidak

punya banyak waktu untuk menyetorkan zakat, infak dan sedekah ke kantor

BAZ.95

Dari data penghimpunan dana zakat dan infak menunjukkan data

pengimpunan dana ZIS pada UPZ lebih tinggi dibandingkan dengan

penghimpunan dana ZIS perorangan yaitu dana zakat perorangan

49.171.708,00, dan dana infak perorangan 18.873.149,00. sedangkan dana

95 Wawancara dengan bendaha UPZ dinas PJPR (Muzaki)

80

penghimpunan dana zakat di UPZ yaitu 101.223.700,00, dan dana infak yaitu

32.793.400,00.

Perbedaan penghimpunan dana ZIS ini karena dari UPZ khususnya

pegawai negeri sipil memang sudah ada hubungan kerjasama antara BAZ

Kota Semarang dengan pemerintah Kota Semarang.

Dari data lapangan yang diperoleh melalui wawancara dan angket,

bisa disimpulkan bahwa strategi pengelolaan Badan Amil Zakat melalui

media internet maupun website/internet yang dinilai strategis oleh BAZ Kota

Semarang ternyata masih kurang tepat sasaran terhadap muzaki, ini

dikarenakan tidak semua muzaki tahu adanya website/internet tersebut atau

menggunakan media tersebut. Namun peran pengelolaan ZIS di BAZ Kota

Semarang masih mendapatkan kepercayaan dari para muzakinya. Selain itu

terbukanya pengelolaan Badan Amil Zakat Kota Semarang dan transparannya

dalam pengelolaan dananya dan adanya hubungan kerjasama menjadi

kepercayaan tersendiri dari muzaki untuk menyetorkan dana ZISnya. Menurut

Marzuqi (muzaki) pemberian laporan keuangan kepada muzaki menunjukkan

transparannya pengelolaan dana ZIS di BAZ Kota Semarang.

B. Analisis Sistem Pengelolaan ZIS di BAZ Kota Semarang

Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Semarang merupakan lembaga semi

pemerintah, yang keberadaannya dibentuk dan dilindungi pemerintah sesuai

dengan amanat UU No. 38 Tahun 1999. Sedangkan manajemen

pengelolaannya secara professional, amanah, transparan dan akuntabel sudah

81

sesuai dengan standar operasional dan prosedur (SOP) lembaga pengelola

zakat.

Standar operasional prosedur pengelolaan ZIS di BAZ Kota Semarang

sebagai berikut :

1. Setiap awal tahun BAZ Kota Semarang menetapkan target pengumpulan

ZIS dan strategi prioritas pendayagunaannya.

2. Berdasarkan target dan strategi tersebut, BAZ Kota Semarang menyusun

rencana dan program kerja, termasuk cara-cara yang harus ditempuh

dalam pelaksanaannya.

3. Unit-unit operasional (BAZ tingkat Pemerintah Kotamadya, Kecamatan)

melaksanakan rencana dan program kerja yang telah ditetapkan. Dengan

diberikan kebebasan bertindak dalam pengembangan teknis operasional

pengumpulan ZIS sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan hukum

dan kebijaksanaan atasan. Hasil pengumpulan ZIS tersebut disetorkan

kepada BAZ Kota Semarang dan dilaporkan berkala kepada Muzaki,

Munfik dan Mushoddik serta memberikan Laporan Tahunan Kepada

Walikota Semarang dengan tembusan Kepala Kantor Kementerian Agama

Kota Semarang.

4. BAZ Kota Semarang menerima, memonitor dan memberikan bimbingan

yang diperlukan. Kemudian menyimpan hasil pengumpulan ZIS di Bank

dan melaporkan penyimpanan tersebut kepada Kepala Daerah melalui

Dewan Pertimbangan.

82

5. Dalam rangka pendistribusian dan pendayagunaan dana ZIS yang

terkumpul, BAZ Kota Semarang menampung dan menyeleksi semua

usulan pendayagunaan ZIS yang berasal dari para mustahik yang

dikoordinasikan oleh Pemerintah Kotamadya, Kecamatan, Kelurahan serta

Unit/Satuan Kerja.

6. Merumuskan strategi kebijaksanaan pendistribusian dan pendayagunaan

ZIS untuk tahun yang bersangkutan, untuk diusulkan kepada Kepala

Daerah guna memperoleh penetapan lebih lanjut.

7. Berdasarkan ketetapan kebijaksanaan Kepala Daerah tersebut, Ketua BAZ

Kota Semarang menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan tentang alokasi

dan rincian pendayagunaan hasil pengumpulan ZIS serta menyalurkan

secara bertahap kepada yang berhak menerimanya.

8. BAZ Kota Semarang menyalurkan kepada mustahik dan membina usaha

produktif para mustahik. Dalam pembinaan ini BAZ Kota Semarang

melakukan kerja sama dengan semua instansi/lembaga sosial

kemasyarakatan yang terkait.

9. Mengadakan evaluasi terhadap segala kegiatan yang telah dilakukan pada

tahun itu dan merumuskan program dan rencana kerja untuk tahun

berikutnya berdasarkan kebijaksanaan (target dan strategi) pendayagunaan

yang ditetapkan oleh Dewan Pertimbangan.

83

C. Analisis Strategi Pengelolaan ZIS di BAZ Kota Semarang

1. Strategi Penghimpunan ZIS BAZ Kota Semarang

Hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Bab III pasal

6 Undang-undang zakat disebutkan bahwa pengelolaan zakat dilakukan

oleh Badan Amil Zakat yang dibentuk oleh pemerintah. Yang terdiri atas

unsur masyarakat dan pemerintah dengan tugas mengumpulkan,

mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan

agama.

Sedangkan hukum Islam memerintahkan agar ‘amil memungut

zakat untuk mensucikan harta benda muzaki. Oleh karena itu BAZ Kota

Semarang melalui UPZ yang telah dibentuknya mengharuskan memungut

zakat dari para muzaki.

Dari strategi penghimpunan dana ZIS yang dilaksanakan, terlihat

kekuatan yang sangat besar apabila hal itu dilaksanakan dengan sungguh-

sungguh. Dengan adanya UPZ yang dibentuk, maka penghimpunan zakat

menjadi semakin mudah.

Data yang diperoleh di Badan Amil Zakat Kota Semarang dapat

dianalisis bahwa konsep strategi penghimpunan dana zakat yang dilakukan

oleh BAZ Kota Semarang telah sesuai dengan Hukum Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Oleh karena itu BAZ Kota Semarang melalui UPZ yang telah

dibentuk sudah mampu mengumpulkan dana ZIS dari para muzaki yang

ada di UPZ masing-masing. Namun tidak semua UPZ ini berperan aktif,

84

terbukti pada bulan Agustus 2011 ada beberapa UPZ yang tidak

menyetorkan dana ZISnya.

Selain itu para muzaki lebih berpotensi menyalurkan dana infak

(munfik) dari pada zakat. Dikarenakan dari para munfik atau muzaki

tersebut harta kekayaannya belum memenuhi syarat untuk berzakat atau

belum sampai nisabnya.

Sebagaimana kita ketahui syarat wajib zakat salah satunya yaitu

mencapai nisab, apabila harta tersebut belum mencapai nisab maka harta

tersebut belum wajib dizakati, namun harta tersebut boleh disedekahkan

maupun diinfakkan.

Dari strategi yang sudah berjalan khusus untuk strategi jemput

zakat ini perlu lebih dikembangkan karena strategi jemput zakat ini sangat

berpontensi untuk meningkatkan pengumpulan dana ZIS. Selama ini aksi

jemput zakat ini lebih berpotensi kepada para PNS di Pemerintahan Kota

Semarang, ini dikarenakan muzaki atau PNS di Pemerintahan Kota

Semarang sudah ada hubungan dengan BAZ Kota Semarang.

Untuk muzaki di luar PNS juga harus dijalin hubungan yang baik

dengan BAZ Kota Semarang, selain mengenalkan BAZ Kota Semarang

juga mempercayakan dana ZIS nya pada BAZ Kota Semarang.

Untuk meyakinkan muzaki tersebut perlu diterapkan strategi

sebagai berikut:

- Amil mencari dan mendata muzaki

- Mendatangi rumah muzaki

85

- Mengenalkan dan mensosialisasikan strategi BAZ Kota

Semarang

- Memberikan informasi mengenai kinerja BAZ Kota Semarang

- Memberikan informasi kemana arah pendistribusian dana ZIS

- Di ikut sertakan dalam pendistribusian dana ZIS

- Memberikan laporan keuangan ZIS

Dari strategi di atas hubungan muzaki di luar PNS terhadap BAZ

Kota Semarang akan terjalin lebih harmonis, karena muzaki tahu kemana

dananya ZISnya didistribusikan. Dengan demikian kepercayaan muzaki

terhadap BAZ akan lebih meningkat.

2. Analisis Strategi Pendistrbusian ZIS di BAZ Kota Semarang

Dari sekitar 1,5 juta jiwa warga Semarang, ternyata 389.009

diantaranya termasuk kategori miskin. Data tersebut dilansir dalam

sambutan tertulis Walikota Semarang, saat peletakan batu pertama

pembangunan Rumah Bersalin Gratis.96

Dari sinilah tugas penting amil

zakat dalam pendistribusian dana ZIS. Dengan dana yang ada sebaik

mungkin harus bisa diditrisbusikan secara merata.

Program pendistribusian dana ZIS di BAZ Kota Semarang telah

berjalan dengan baik. Dengan dana yang terhimpun BAZ Kota Semarang

mampu menunjukan keeksisannya dalam mengelola dana ZIS yang

terkumpul. Dalam pendistribusian pun BAZ Kota Semarang merumuskan

96 Kompas.com selasa (26/07/2011).

86

suatu cara agar kedepannya dana ZIS yang dapat dihimpun menjadi lebih

maksimal.

Peran UPZ sebagai ujung tombak BAZ Kota Semarang dalam

usaha menggali potensi zakat, diberikan kepercayaan pula untuk kemudian

menyalurkan dana ZIS kepada mustahik; yang tentu UPZ tersebut lebih

mengenal calon mustahik yang akan diberikan dana ZIS tersebut. Selain

itu dengan keterlibatan UPZ dalam menyalurkan dana ZIS, UPZ tersebut

menjadi lebih bersemangat menghimpun zakat, infak, sedekah dari

potensi-potensi disekitarnya.

Untuk mewujudkan harapan masyarakat fakir dan miskin yang

akan mendirikan sebuah usaha, BAZ Kota Semarang berusaha membantu

dan mendampingi kegiatan usaha tersebut melalui program zakat

produktif. Dengan usaha yang dilakukannya sendiri sedangkan modalnya

melalui dana ZIS dari BAZ Kota Semarang.

Selain itu untuk membantu dakwah Islam, BAZ Kota Semarang

juga berusaha merealisasikan proposal kegiatan yang masuk. Dengan

adanya harapan masyarakat akan dukungan dari BAZ Kota Semarang,

diharapkan masyarakat menjadi lebih mengenal akan kehadiran BAZ Kota

Semarang di tengah-tengah mereka. Apabila masyarakat telah merasakan

manfaat dari kehadiran BAZ Kota Semarang, maka diharapkan masyarakat

menjadi terbuka hatinya untuk bersama-sama melaksanakan kewajibannya

berzakat, berinfak, dan bersedekah melalui BAZ Kota Semarang.

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian yang didapat peneliti berdasarkan teori dan hasil

penelitian lapangan, dapat ditarik kesimpulan bahwa BAZ Kota Semarang

dalam pengelolaan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) mendapatkan

respon yang baik dari para muzaki-muzakinya. Dalam penerapan

pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan aksi jemput zakat ini

sangat membantu sekali untuk para muzaki karena mempermudah dalam

menyalurkan zakat infak dan sedekah.

2. Sistem pengelolaan dana ZIS yang digunakan oleh BAZ Kota Semarang

yaitu manajemen pengelolaannya secara profesional, amanah, transparan

dan akuntabel sesuai dengan standar operasional dan prosedur (SOP)

lembaga pengelola zakat.

3. Dalam strategi pengelolaan dana ZIS untuk penghimpunan BAZ Kota

Semarang menggunakan strategi aksi jemput zakat yang ada pada masing-

masing Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan juga menyediakan nomor

rekening agar para muzaki bisa langsung mentransfernya langsung ke

rekening BAZ Kota Semarang. Selain itu juga menerapkan para muzaki

untuk datang langsung ke kantor BAZ Kota Semarang.

Dari segi pendistribusian dana zakat BAZ Kota Semarang

menerapkan dua bentuk pendistribusian yaitu zakat produktif dan zakat

88

konsumtif. Zakat produktif yaitu pemberian zakat yang dapat membuat

para penerimanya menghasilkan sesuatu seara terus menerus. Sedangkan

zakat konsumtif yaitu zakat yang diberikan hanya untuk memenuhi

keperluan sehari-hari.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas,

maka diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. BAZ Kota Semarang diharapkan dapat memacu UPZ-UPZ yang telah

dibentuk, agar mampu menghimpun dana ZIS se maksimal mungkin.

2. BAZ Kota Semarang diharapkan mampu mengintensifkan program

zakat produktif, sehingga dengan demikian para mustahik mempunyai

kemungkinan akan terangkat kehidupan ekonominya; dari mustahik

menjadi muzaki.

3. Dalam memberikan zakat produktif yang digunakan sebagai modal

usaha kecil kepada para mustahik, hendaknya BAZ Kota Semarang

mempunyai pegawai khusus dalam keahlian usaha kecil dan menengah

dan juga dalam bidang peternakan, sehingga mampu memberikan

pengawasan dan bimbingan yang lebih baik dan nantinya dana yang

sudah disalurkan benar-benar menjadi dana yang digunakan untuk

keperluan produktif dan mampu menurunkan tingkat kemiskinan yang

ada.

89

4. Strategi jemput zakat ini perlu ditingkatkan fungsinya terhadap muzaki

diluar muzaki PNS di Pemerintahan Kota Semarang.

5. Strategi yang menggunakan website/internet ini perlu disosialiasikan

lebih mendalam kepada para muzaki maupun mustahik. Agar strategi

ini lebih tepat sasaran dan tidak sia-sia begitu saja.

C. Penutup

Dengan kebesaran serta kekuasaan Allah SWT, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir dari studi penulisan skripsi ini. Tanpa bimbingan

dan terkabulnya do’a, skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan. Penulis

yakin Allah SWT Maha Mendengar dan Maha Menyayangi semua makhluk-

Nya. Jadi minimalitas pengetahuan yang dimiliki penulis adalah sebuah

anugerah dari ciptaan Allah SWT.

Oleh karena itu kritik dan saran yang kontrsuktif sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga dengan selesainya skripsi

ini dapat memberikan manfaat yang sebaik-baiknya, khususnya bagi penulis

sendiri dan bagi pembaca pada umumnya. Senantiasa Allah SWT

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Amin…

90

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad Daud, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, Jakarta: UI

Pres,1988.

Ali, Nuruddin Mhd., Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal, Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2006.

Asnaini, Zakat Produktif Dalam Prespektif Hukum Islam, Yogykarta: Pustaka

Pelajar, 2008.

Azizy, A. Qodri, Membangun Fondasi Ekonomi Umat: Meneropong Prospek

Berkembangnya Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cetakan I,

2004.

Basyir, Ahmad Azhar, Hukum Zakat, Yogyakarta: Lukman Offset, 1997.

Company Profile BAZ Kota Semarang.

Daft, Richard L., Manajemen, Jakarta: Salemba Empat, 2006.

Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemehannya, Bandung: Diponegoro,

2005.

Dirgantoro, Crown, Manajemen Stratejik Konsep, Kasus Dan Implementasi,

Jakarta: Grasindo.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta: Andi Offset, 1995.

Hafidhudin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani

Press, 2002.

______________, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak Dan Sedekah, Jakarta:

Gema Insani Pres, 1998.

Hasan, M.Ali, Zakat Dan Infak Salah Satu Solusi Mengatasi Problema Sosial Di

Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Kurnia, H. Hikmat, H. A. Hidayat, Panduan Pintar Zakat, Jakarta: Qultum Media,

2008.

Marthon, Said Sa’ad, Ekonomi Islam Ditengah Krisis Ekonomi Global, Jakarta:

Zikrul Hakim, Cet. Ke 3, 2007.

Mufraini, M. Arif, Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengomunikasikan

Kesadaran dan Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2006.

Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Rajawali Pers, Jakarta: 2008.

91

Musrsyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Nawawi, H. Hadari, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan Dengan Ilustrasi Di Bindang Pendidikan, Yogyakarta: UGM

Press, 2000.

Peraturan Perundang-Undangan Pengelolaan Zakat, Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan

Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2003 Tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Dan Keputusan

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakar Islam dan Urusan Haji Nomor

D/291 Tahun 2000 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat,

Diperbanyak oleh Badan Amil Zakat Kota Semarang.

Qardhawi, Yusuf, Hukum Zakat, Studi Komparatif Mengenai Status Dan Filsafat

Zakat Berdasarkan Quran Dan Hadis, Jakarta: Pustaka Litera Antarnusa,

2004.

______________, Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan,

Jakarta: Zikrul Hakim, 2005.

Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Yogykarta:

UII Press, 2004.

Rofiq, Ahmad, Fiqh Kontekstual Dari Normative Ke Pemaknaan Sosial,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Sari, Elsi Kartika, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf, Jakarta: Grasindo, 2006.

Siagian, Sondang P., Manajemen Stratejik, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta:

LP3ES, 1989.

Sumarni, Murti, Manajemen Pemasaran Bank (Edisis Revisi), Yogyakarta:

Liberti, 1993.

Surakhman, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tasito, 1982.

Susunan Pengurus Masa Bakti 2010-2013 BAZ Kota Semarang (Sesuai SK

Walikota Semarang Nomor 451.12/442).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan

Zakat, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2009.

Wawancara dengan bendahara UPZ dinas PJPR (Muzaki).

Wawancara dengan pihak BAZ Kota Semarang.

Kompas.com selasa (26/07/2011).

92

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Abdus Salam

Tempat, tanggal lahir : Rembang, 12 Juli 1989

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat Asal : Desa Pamotan, Kampung Palan RT/RW 02/1

Kec. Pamotan Kab. Rembang, Jawa Tengah

HP : 085 727 698 655/085 290 753 576

II. PENDIDIKAN FORMAL

Tahun 1994 – 2001 : SD N Pamotan 1

Tahun 2001 – 2004 : SLTP N 1 Pamotan

Tahun 2004 – 2007 : MAN Rembang

Tahun angkatan 2007 : Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo Semarang

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

Tahun 1997 - 2003 : Madrasah Diniyah Ibtidaiyah Manbaul Huda

Pamotan

Tahun 2003 - 2006 : Madrasah Diniyah Tsanawiyah Manbaul Huda

Pamotan

93

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

- Menjadi Layouter di LPM Justisia, Fakultas Syariah IAIN Walisongo

Semarang tahun 2008 - 2011

- Anggota SEMA Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo Semarang tahun

2010

- Anggota eLKP Rayon Syari’ah Komisariat Walisongo Semarang tahun

2009-2010

- Direktur LiKSA LPM Justisia, Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo

Semarang 2011

Demikian daftar riwayat ini saya buat dengan sungguh-sungguhnya.

Semarang, 12 Desember 2011

Penulis

ABDUS SALAM

NIM : 072411013