TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN...

156
TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR” DALAM KERANGKA PROGAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) Di Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan Skripsi Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu syari‟ah Oleh : FUZI RAHMAWATI 072311034 JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN...

Page 1: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”

DALAM KERANGKA PROGAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP)

Di Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan

Skripsi

Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu syari‟ah

Oleh :

FUZI RAHMAWATI

072311034

JURUSAN MUAMALAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

ii

DEPARTEMEN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS SYARI’AH

Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Km. 2 (Kampus III) Telp/Fax : 024-7614454 Semarang 50185

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eks.

Hal : Naskah Skripsi

A.n Sdri. Fuzi Rahmawati

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya

kirim naskah Saudara:

Nama : Fuzi Rahmawati

NIM : 072311034

Jurusan : Muamalah

Judul :TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN

BERGULIR” DALAM KERANGKA PROGAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-

MP) (Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan)

Dengan ini saya mohon kiranya naskah tersebut dapat segera dimunaqosahkan.

Demikian harap menjadikan maklum adanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. A. Gunaryo, M. Soc. Sc Siti Mujibatun, M. Ag.

NIP. 19620810 199103 1 003 NIP. 1959013 198703 2 001

IA IN W A L IS O N G O

S E M A R A N G

Page 3: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

iii

Page 4: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

iv

DEKLARASI

Bimillahirroahmanirrohim

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, penulis mengatakan bahwa skripsi ini

tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga

skripsi ini tidakberisi satupun pemikiran-pemikiran orang lain, kecuali informasi yang

terdapat dalam refrensi yag dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 1 Januari 2012

Deklarator,

Fuzi Rahmawati

NIM. 072311034

Page 5: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

v

MOTTO

“Lebih baik dari kepala semut daripada menjadi ekor kuda”

خير الناس ينفعه لناس

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain”

Artinya : Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

1 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya (revisi terbaru), Jakarta: 1971, hlm.

1073

Page 6: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

vi

ABSTRAK

Pengelolaan bisnis dalam konteks pengelolaan secara etik mesti menggunakan

landasan norma dan moralitas umum yang berlaku di masyarakat. Demikian pula

dengan pemerintahan yang mempunyai program penangulangan kemiskinan yang

ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial maupun dalam hal

ekonomi. Pelaksanaan PNPM MP bertujuan untuk menyediakan akses layanan

keuangan untuk menjadikan masyarakat mandiri dan mensejahterakan masyarakat.

Seperti halnya yang terjadi pada masyarakat Kecamatan Wonopringgo Kabupaten

Pekalongan. Terjadi “Pinjaman Bergulir” yang bertujuan untuk menyediakan akses

layanan keuangan kepada rumah tangga miskin.

Rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua yaitu bagaimana pelaksanaan

jasa pinjaman dalam kerangka PNPM MP yang terjadi di Kecamatan Wonopringgo

Kabupaten Pekalongan dan juga bagaimana tinjauan normatif terhadap “Pinjaman

Bergulir” dalam kerangka PNPM MP di Kecamatan Wonopringgo Kabupaten

Pekalongan.Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

kualitatif yang menggunakan metode wawancara dan observasi. Sedangkan metode

analisis menggunakan metode analisis deskripsis dan normatif guna menjawab

permasalahan pertama dan permasalahan kedua.

Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan. Pertama, Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan adalah suatu program

pemerintah yang beroperasi dalam penganggulangan kemiskinan yang bergerak dalam

bidang sosial, ekonomi masyarakat untuk mensejahterakan masyarakat miskin. Dalam

kegiatan ekonomi, diwujudkan dengan kegiatan “Pinjaman bergulir”, yaitu pemberian

pinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat miskin di wilayah kelurahan atau desa.

Hanya saja kedua cara pinjaman yang berbeda antara desa Galang Pengampon dan desa

Gondang tersebut, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri

dalam pelaksanaannya maupun dalam segi kemasyaraktannya. Kedua, Pada “Pinjaman

Bergulir” di Desa Galang Pengampon, penulis berpendapat bahwa kesepakatan tersebut

menyerupai pinjaman yang dilakukan nabi pada masa lalu tentang kesediaanya untuk

memberi kelebihan dalam pengembalian pinjaman unta. Hanya saja perbedaannya, pada

perjanjian “Pinjamam Bergulir” di Desa Galang Pengampon akad kelebihannya

diucapkan sendiri oleh masyarakat diawal pinjamannya. Beberapa ulama berpendapat

bahwa yang dinamakan riba adalah jika disyaratkan dalam akadnya. Tetapi, jika yang

seorang menambah atau mengurangi penerimaannya dengan suka rela, maka tidak

termasuk riba malahan dianjurkan demikian.Sedangkan didaerah Gondang, penulis

melihat bahwa dalam pinjaman tersebut sama sekali tidak terdapat unsur untuk

memperkaya diri atau pribadi. Bunga yang diserahkan kepada pihak pengelola

“Pinjaman Bergulir” digunakan untuk biaya-biaya operasional dan sisa dari

penambahan tersebut dikembalikan kepada masyarakat Namun pengembalian tersebut

tidak digunakan untuk memperkaya pribadi akan tetapi ditujukan untuk kesejahteraan

masyarakat miskin tanpa adanya eksploitasi atau adanya pemerasan seperti yang

dilakukan para rentenir.

Page 7: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Almarhum Bapak Saeri dan almarhumah Ibu Zumroh atas cinta dan kasih sayang serta do’anya

dan atas segala dukungan yang diberikan, baik secara moril maupun materiil dengan tulus

ikhlas selama beliau hidup di dunia demi kesuksesan putri tercinta

Saudara-saudaraku tercinta mas fuad, mbak luk dan adek indah atas segala perhatian dan

dukungan selama ini, tak lupa pula kakak iparku Agus yang selama ini membantu penulis

dalam penyelesaian penulisan skripsi ini

Orang terdekatku saat ini yang terkasih dan tercinta Purwanto atas segala pengorbannya dan

segala perhatiannya sehingga penulis menjadi lebih semangat dalam hidup dan dalam penulisan

skripsi ini

Keluarga besar kost mbah halim piqoh, desi, offy, mbak butet, lia, siska, nafis, naula, mbak umy,

anis, choris dan widya (walaupun kalian kadang sangat berisik) tetapi kalian sangat memberi

semangat dalam penulisan skripsi ini

Semua orang yang mendukung dan ikhlas membantu penulis...

Page 8: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim. Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha

Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk skripsi ini yang

berjudul: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP PERJANJIAN KEUNTUNGAN

ANTARA DEBITUR (MASYARAKAT) DAN KREDITUR DALAM

KERANGKA PNPM MP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perkotaan) (Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan) sesuai dengan

waktu yang telah direncanakan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar

Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu membantu

perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini.

Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga

kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa

dorongan moril maupun materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan

tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Allah SWT yang Maha Esa

2. Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang

3. Dekan Fakultas Syariah Dr. H. Imam Yahya, M.Ag, serta pembantu dekan Fakultas

Syariah dan para staf di IAIN Walisongo Semarang

4. Bapak Prof. Dr. A. H. Gunaryo, M. Soc. Sc dan Dra. Hj. Ibu Siti Mujibatun, M. Ag.

yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Page 9: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

ix

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah

SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari.

6. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan

dengan rendah hati dan rasa hormat kepada almarhum dan almarhumah kedua

orang tua penulis yang tercinta dan terkasih, serta kakak dan adik penulis yang

dengan segala pengorbanannya tidak akan pernah penulis lupakan atas jasa-jasa

mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka kiranya merupakan dorongan

moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini.

7. Kawan-kawanku Mahasiswa IAIN Walisongo terutama teman-teman kost yang

selalu membantu dan mensuport penulis

8. Seseorang terdekat dan terkasih Purwanto, yang selalu memberi bantuan dan

dukungan setiap hari kepada penulis sehingga terjadi penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala dari

rahmat Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk penelitian

lanjutan di masa mendatang.

Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak. Amin ya Rabbal alamin.

Semarang, 1 Januari 2012

Penulis,

Fuzi Rahmawati

NIM. 072311034

Page 10: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Sesuai dengan SKB Menteri Agama RI, Menteri Pendidikan

dan Menteri Kebudayaan RI

No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987

Tertanggal 22 Januari 1988

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin N a m a

alif tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

ba b -

ta t -

sa s s (dengan titik di atas)

jim j -

ha‟ h h (dengan titik di bawah)

kha‟ kh -

dal d -

zal ż z (dengan titik di atas)

ra r -

Page 11: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

xi

za ż -

sin s -

syin sy -

sad s s (dengan titik di bawah)

dad d d (dengan titik di bawah)

ta t t (dengan titik di bawah)

za z z (dengan titik di bawah)

„ain „ koma terbalik ke atas

gain g -

fa f -

qaf q -

kaf k -

lam l -

mim m -

Page 12: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

xii

nun n -

wawu w -

ha h -

hamzah apostrof

ya‟ y

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap. contoh :

ditulis Ahmadiyyah

C. Ta‟ Marbutah di Akhir Kata

1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap

menjadi Bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya. Contoh :

ditulis jama’ah

2. Bila dihidupkan ditulis t, contoh :

ditulis karamatul-auliya’

D. Vokal Pendek

Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.

E. Vokal Panjang

Panjang ditulis ā, i panjang ditulis ī dan u panjang ditulis ū, masing-masing dengan

tanda hubung (-) di atasnya.

F. Vokal Rangkap

1. Fathah + ya‟ mati ditulis ai, contoh :

ditulis bainakum,

Page 13: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

xiii

2. Fathah + wawu mati ditulis au, contoh :

ditulis qaul

G. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof („)

ditulis a’antum ditulis mu’annas

H. Kata Sandang Alif + Lam

1. Bila diikuti huruf Qamariyyah, contoh :

ditulis al-Qur’an ditulis al-Qiyas

2. Bila didikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah

yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya.

ditulis as-Sama ditulis asy-Syams

I. Penulisan huruf kapital

Meskipun dalam sistem tulisan arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

trasliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan itu seperti yang berlaku

pada EYD, diantara huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama

diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri diawali dengan kata sandang maka yang

ditulis menggunakan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut bukan huruf

awal kata sandang.

J. Kata dalam rangkaian Frasa dan Kalimat

1. Ditulis kata per kata, contoh :

ditulis zawi al-furud

2. Ditulis menurut bunyi atau pengucaspan dalam rangkaian tersebut,

contoh:

ditulis ahl as-Sunnah

ditulis Syaikh al-Islam atau Syaikhul-Islam شـيخ االسـالم

Page 14: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN DEKLARASI .................................................................................... iii

HALAMAN ABSTRAK ........................................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN.................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

D. Telaah Pustaka .............................................................................. 4

E. Metode Penelitian ......................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 10

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PINJAMAN DAN RIBA

A. Pengertian Dan Dasar Hukum Pinjaman Dan Riba ........................ 11

1. Pengertian Pinjaman Dan Riba .................................................. 11

a. Pengertian Utang-piutang (Qardh) atau pinjaman ................ 11

b. Pengertian Riba ..................................................................... 12

2. Dasar Hukum Pinjaman Dan Riba ............................................. 13

a. Dasar Hukum Pinjaman ........................................................ 13

b. Dasar Hukum Riba ................................................................ 15

Page 15: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

xv

B. Jenis-jenis Pinjaman dan Riba ........................................................ 19

1. Jenis-jenis Pinjaman ................................................................... 19

2. Jenis-jenis Riba ......................................................................... 20

C. Pinjaman Yang Termasuk Riba dan Bukan Riba Dalam Islam ..... 22

1. Pinjaman Yang Bukan Termasuk Riba dalam Islam ................ 22

2. Pinjaman Yang Termasuk Riba dalam Islam ..... ........... .......... 23

BAB III : “PINJAMAN BERGULIR” DALAM KERANGKA PROGAM

NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

PERKOTAAN (PNPM-MP) KECAMATAN WONOPRINGGO

KABUPAEN PEKALONGAN

A. Tinjauan Umum Tentang “Pinjaman Bergulir” dalam PNPM MP.. 25

B. Prinsip-prinsip “Pinjaman Bergulir” dalam PNPM MP.................... 32

C. Pelaksanaan “Pinjaman Bergulir” dalam Kerangka PNPM MP

Kecamatan Wonopringgo kabupaten

Pekalongan ........................................................................................ 43

1. Pelaksanaan “Pinjaman Bergulir” di desa Galang

Pengampon .................................................................................. 44

2. Pelaksanaan “Pinjaman Bergulir” di Desa Gondang ................... 52

BAB IV : ANALISIS

A. “Pinjaman Bergulir” dalam Kerangka PNPM MP di Desa Galang

Pengampon dan Desa Gondang Kecamatan Wonopringgo.................. 64

B. “Pinjaman Bergulir” Dalam Kerangka PNPM MP Menurut Islam.... 71

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................................ 87

B. Saran-saran ................................................................................... . 90

C. Penutup .............................................................................................. 91

Page 16: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

xvi

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS

LAMPIRAN

Page 17: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah mempunyai program penanggulangan kemiskinan

yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial

maupun dalam hal ekonomi. Salah satunya adalah Program

Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak

tahun 1999. Program ini sebagai suatu upaya pemerintah untuk

membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam

menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini sangat

strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa

lembaga kepemimpinan masyarakat yang representatif, mengakar dan

kondusif bagi perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di

masa mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah

dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi pengikat dalam

kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli

setempat.

Penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan memperdayakan

masyarakat melalui tiga jenis kegiatan pokok yaitu infrastruktur, sosial

dan ekonomi yang dikenal dengan tridaya. Dalam kegiatan ekonomi,

diwujudkan dengan kegiatan “ Pinjaman Bergulir”, yaitu pinjaman dalam

skala mikro kepada masyarakat miskin di wiayah kelurahan atau desa

dimana LKM/UPK berada dengan ketentuan dan persyaratan yang telah

Page 18: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

2

ditetapkan. Pedoman ini hanya mengatur ketentuan pokok untuk

pelaksanaan kegiatan “Pinjaman Bergulir”, namun keputusan untuk

melaksanakannya diserahkan sepenuhnya kepada warga masyarakat

setempat,

Berbagai kesuksesan serta kegagalan kegiatan “Pinjaman

Bergulir” dimasa lalu dapat menjadi pembelajaran berharga bagi

kelanjutan kegiatan “Pinjaman Bergulir” melalui Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan.

Pelaksanaan kegiatan “Pinjaman Bergulir” dalam PNPM

Mandiri Perkotaan bertujuan untuk menyediakan akses layanan keuangan

kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar untuk

memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan membelajarkan mereka dalam

hal mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar.

Meskipun demikian, PNPM MP bukanlah program keuangan

mikro dan tidak akan pernah menjadi lembaga keuangan mikro. Kerena

program PNPM MP bukan untuk kepentingan pengelola semata dan tidak

akan menjadi milik individu, akan teapi program pemerintah yang akan

selalu membangun dan memberi kesejahteraan bagi masyarakat. Program

keuangan PNPM MP bukan hanya pemberian pinjaman saja akan tetapi

banyak jasa keuangan lainnya yang perlu disediakan. Peran PNPM MP

hanya membangun dasar-dasar solusi yang berkelanjutan untuk jasa

pinjaman dan non pinjaman di tingkat kelurahan.

Page 19: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

3

PNPM adalah program yang bertujuan untuk menjadikan

masyarakat mandiri dan mensejahterkan masyarakat miskin. Seperti

halnya yang terjadi di dalam Kecamatan Wonopringgo Kabupaten

Pekalongan, terjadi “Pinjaman Bergulir” yang bertujuan untuk

menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin

dengan pinjaman mikro berbasis pasar untuk memperbaiki kondisi

ekonomi mereka dan membelajarkan mereka dalam hal mengelola

pinjaman dan menggunakannya secara benar. Didalam pinjaman tersebut

ada sebuah perjajian yang menyatakan kelebihan dalam pengembaliannya.

Hal inilah yang akan penulis bahas dalam penulisan skripsi ini.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh

hukum dan kajian normatif yang terkandung dalam perjanjian keuntungan

antara masyarakat dan PNPM MP. Oleh karena itu penulis juga akan

mengkaji lebih lanjut dalam sebuah skripsi yang berjudul “ Tinjauan

Normatif Terhadap Perjanjian Keuntungan Antara Debitur

(Masyarakat) dan Kreditur PNPM MP, yang mengambil contoh di

Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.

Page 20: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

4

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan jasa pinjaman dalam kerangka PNPM MP

yang terjadi di Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan?

2. Bagaimanakah tinjauan normatif terhadap “Pinjaman Bergulir” dalam

kerangka PNPM MP di Kecamatan Wonopringgo Kabupaten

Pekalongan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penulis dalam penulisan sekripsi ini

adalah untuk:

1. Mengetahui pelaksanaan jasa pinjaman dalam kerangka PNPM MP

yang terjadi di Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.

2. Menganilisis secara normatif perjanjian keuntungan antara debitur

(masyarakat) dan kreditur dalam kerangka PNPM MP di Kecamatan

Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.

D. Telaah Pustaka

Untuk menghindari penelitian terhadap objek yang sama atau

pengulangan terhadap penelitian yang sama, serta menghindari anggapan

adanya plagiasi terhadap karya tertentu, maka perlu dilakukan kajian

terhadap karya-karya yang pernah ada. Penelitian yang dilakukan penulis

adalah tentang perjanjian keuntungan antar debitur (masyarakat) dan

kreditur dalam kerangka PNPM MP.

Penelitian yang penulis ambil, berdasarkan issu dari kalangan

masyarakat. Penulis mengambil contoh penelitian sesudahnya, yang

Page 21: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

5

mempunyai sedikit kaitan dengan pembahasan yang penulis ambil

diantaranya:

Pada buku Asuransi dan Riba karangan Murtadha Mutahhari

(1995). Dalam buku ini beliaua menjelaskan bahwa segala macam bunga

dalam bentuk apapun, baik dalam bentuk formulir ataupun lainnya adalah

harm. Di dalam buku ini beliau menyatakan perumpamaan bahwa barang

siapa menabung di bank atau menyimpan deposito, maka baginya bunga

yang berjumlah tertentu adalah haram.

Dalam buku yang berjudul Fiqh Islam oleh Sulaiman Rasjid

(1950), di dalamnya sedikit membahas tentang jasa pinjaman yang

diberikan kepada orang lain baik pinjaman produktif maupun pinjaman

konsumtif. Di dalamnya membahas tentang pengertian dan dasar hukum

dari pinjaman. Namun belum membahas secara eksplisit seperti yang

sesuai dengan pembahasan yang penulis kaji yaitu pinjaman yang

produktif untuk masyarakat miskin.

Penulis juga menemukan pembahasan pembahasan dalam skripsi

hasil penelitian mahasiswa S1 jurusan muamalah IAIN Walisongo yang

berjudul “Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Simpan Pinjam di

Usaha Simpan Pinjam (USP) Mushola Pondok pesantren Al-Asyiah

Kalibeber Wonosobo” oleh Laila Nofita F, di dalamnya membahas tentang

usaha simpan pinjam antara pengelola pondok sebagai kreditur dan santri

sebagai debitur. Namun tidak membahas yang sesuai dengan pembahasan

yang penulis kaji.

Page 22: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

6

Page 23: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

7

Tinjauan normatif terhadap perjanjian yang terjadi diantara masyarakat

miskin dalam kerangka PNPM MP. Sehingga penulis mengkaji secara

lebih dalam tentang kesepakatan atau perjanjian keuntungan yang ada

dalam masyarakat miskin dengan PNPM MP.

E. Metode Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung di

Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Penulis

mengambil dua contoh dari beberapa desa yang terdapat di

kecamatan tersebut. Dua desa tersebut adalah desa Galang

Pengampon dan desa Gondang.

Penentuan lokasi tersebut diambil karena setiap penelitian

kualitatif sifatnya mengharuskan peneliti lebih banyak atau sering

dilapangan, rencana dan waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan penelitian ini, penulis akan melakukan maksimal

selama 5 bulan mulai dari bulan September dan berakhir pada

bulan Januari.

Page 24: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

8

Pemilihan penelitian observasi, karena peneliti ingin

mendapatkan data yang akurat dalam kajian yang dialami langsung

oleh seseorang ataupun sekelompok orang yang terjalin dalam

masyarakat desa Galang Pengampon dan desa Gondang. Peneliti

mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengar apa yang

diucapkan dan berpartisipasi dalam masyarakat yang dapat

dilakukan secara berstruktur sesuai dengan pedoman observasi.

Peneliti juga akan berterus terang kepada nara sumber bahwa

peneliti sedang melakukan penelitian.

b. Wawancara

Dalam wawancara peneliti mengambil informan yang sudah

terlibat langsung dalam aktifitas tersebut dalam jangka waktu

relative lama. Yang menjadi KSM, petugas UPK ataupun fasilitator

yang mendukung terlaksananya program PNPM MP. Sebagai

informan awal dipilih secara purposive, obyek penelitian yang

menguasai permasalahan yang diteliti (key informan). Dilakukan

dengan bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau

orang yang diwawancarai, dengan menggunakan pedoman (guide)

wawancara. Informasi selanjutnya diminta kepada informan awal

untuk menunjukkan orang lain yang dapat memberikan informasi,

dan kemudian informan ini diminta pula untuk menunjukkan orang

lain yang dapat memberikan informasi begitu seterusnya. Cara ini

biasanya lazim disebut sebagai snow ball yang dilakuakan secara

Page 25: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

9

serial atau berurutan. Pada penelitian ini dipandang ini yang

dipandang sebagai informan pertama adalah : Asistan Urban

Planing PNPM MP Kecamatan Wonopringgo Kabupaten

Pekalongan, Asisten Ekonomi PNPM MP, petugas UPK, serta

beberapa tokoh masyarakat yang tergabung dalam BKM (Badan

Keswadayaan Masyarakat) yang telah dipilih sebelumnya oleh

masyarakat sendiri.

Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini

maksimal akan dilakukan selama 5 bulan, bertempat di desa Galang

Pengampon dan desa Gondang yang dijadikan contoh dan sekaligus

membandingkan hasil kesejahteraan yang diperoleh dari dua

contoh desa di Kecamatan Wonopringgo tersebut.

2. Metode Analisis

Ada dua model analisis yang penulis ambil dalam kajian ini

yaitu deskripsi dan normatif. Analisis diskriptif digunakan untuk

masalah yang pertama. Karena penulis akan menggambarkan keadaan

“Pinjaman Bergulir” di Kecamatan Wonopringgo. Bagaimana

pelaksanaan “Pinjaman Bergulir” yang bertujuan untuk menyediakan

akses layanan kepada masyarakat miskin. Didalam pinjaman bergulir

tersebut ada sebuah perjanjian yang menyatakan kelebihan dalam

pengembaliannya. Permasalahannya terdapat bunga atau kelebihan

yang terdapat dalam pinjaman tersebut. Bunga yang berasal dari

masyarakat tersebut kemudian digunakan sebagai dana operasional dan

Page 26: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

10

sisanya dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk

pembangunan.

Analisis normatif digunakan untuk menjawab masalah kedua.

Karena penulis ingin memberikan informasi bersrta dengan tinjauan

normatif yang terdapat dalam pinjaman tersebut. Bagaimana

pelaksanaan dan bagaimana tinjauan normatifnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari lima bab yang saling berkaitan

yang dapat di jelaskan sebagai berikut:

BAB I : Bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari Latar

Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Telaah

Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Dalam bab ini penulis membahas mengenai Tinjauan

Umum tentang Pinjaman dan Riba, tentang Pengertian,

Dasar hukumnya, dan Pinjaman yang termasuk Riba dan

Bukan Riba dalam Islam.

BAB III : Dalam bab ini penulis mendeskripsikan secara singkat

tentang tinjauan umum “Pinjman Bergulir” dan prinsip-

prinsip “Pinjaman Bergulir”

BAB IV : bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan

“Pinjaman Bergulir” di Kecamatan Wonopringgo pada

dua desa yang menjadi contoh dan analisis “Pinjaman

Page 27: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

11

Bergulir” PNPM MP di Kecamatan Wonopringgo

Kabupaten Pekalongan

BAB V : Bab ini merupakan akhir dari penulisan yang berisikan

tentang Kesimpulan, Saran dan Penutup.

Page 28: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

11

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PINJAMAN DAN RIBA

A. Pengertian dan Dasar Hukum Pinjaman dan Riba

1. Pengertian Pinjaman dan Riba

a. Pengertian Utang-piutang (Qardh) atau Pinjaman

Secara etimologis, qardh berarti pemotongan. Sedangkan

Utang (qardh) menurut syara’ adalah harta yang diberikan oleh

kreditur (pemberi utang) kepada debitur (pemilik utang), agar debitur

mengembalikan yang serupa dengannya kepada kreditur ketika telah

mampu2. Qardh juga diartikan utang-piutang atau menghutangkan

barang dan dibayar dengan barang pula, dan disukai agama.3

Utang-piutang (qardh) dapat diartikan memberikan sesuatu

kepada seseorang dengan perjanjian dia akan membayar yang sama

dengan yang dipinjamnya. Qardh juga diartikan perjanjian sesuatu

kepada orang lain dalam bentuk pinjaman yang akan dibayar dengan

nilai yang sama, misalnya pinjaman Rp. 1000,00 harus dibayar

dengan Rp.1000,00 atau Misalnya mengutangkan beras 10 liter atau

uang Rp.10,00 dan sebagainya yang mana tentunya beras atau uang

tersebut menjadi milik orang yang berutang dimana sekehendaknya

dia boleh memanfaatkannya, akan tetapi kelak dia wajib

2 Sayyid Sabiq, 2009, Fiqh Sunnah 4, Jakarta: Cempaka Putih Tengah, 2009, hlm. 115

3 Teuku Muhammad Hasbi ash Shieddieqy, Hukum-hukum Fiqh Islam, Semarang: Pustaka Rizki

Putra,2001, hlm. 363

Page 29: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

12

menggantinya dengan barang serupa dengan pinjamnnya atau

seharganya.4

Terdapat pengertian lain tentang pinjaman, yaitu pengalihan

pemilikan dengan jaminan yaitu saya mengeluarkan uang dari

pemilikan saya dan pihak lain menyatakan akan menjamin keutuhan

bendanya jika berupa barang dan menjaga nilainya jika berupa nilai.

Hal-hal yang sejenis yakni yang satu dengan yang lainnya

sama,seperti uang, dan sebagainya.5

b. Pengertian Riba

Riba berasal dari bahasa arab “ar-riba” ( الر با ) yang artinya

tambahan. Yang dimaksud disisni adalah tambahan pokok harta. 6

Yang tersebut juga dalam al-qur’an “rabba” (الربا) yang artinya

bertambah, berkembang, naik atau meninggi.7 Sedangkan menurut

syara’ artinya akad yang terjadi dalam penukaran barang-barang yang

tertentu, tidak diketahui sama atau tidaknya menurut aturan syara’

atau terlambat menerimanya.8

Para ulama telah sepakat menyatakan bahwa riba terdapat pada

dua perkara, yakni pada jual beli dan pada penjualan ataun pinjaman

4 Sudarsono, Sepuluh Aspek Agama Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1994, hlm. 152

5 Murtadha Mutahhari, Pandangan Islam Tentang Asuransi dan Riba, Bandung: Pustaka Hidayah,

1995, hlm. 68 6 Sayyid Sabiq, op.cit, hlm. 103

7 Abul A’la al- Maududi, Riba, Jakarta: Gema Insani, 1970, hlm. 89

8 Mustofa Diibulbigha, Fiqh Syafi’I terjemahan Attahdzib, Surabaya: Bintang Pelajar,1984, hlm.

292

Page 30: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

13

atau sebagainya yang berada dalam tanggungan. Riba dalam

tanggungan terdiri dari dua jenis, yang salah satunya telah disepakati

sebagai riba jahiliyyah yang dilarang.9

Pengarang Misbah al Munir sebagaimana dikutip oleh as-Sa’di

berkata, riba adalah kelebihan dan tambahan menurut pendapat yang

mashur. Sesuatu menjadi riba jika bertambah. Imam Nawawi dalam

Tahdzhib al-Asma’ wa al-Lughat sebagaimana dikutip oleh as-Sa’di

menjelaskan, riba mengandung arti tambahan, sesuatu menjadi riba

jika bertambah. Riba dalam pengertian ahli fiqih berbeda-beda tetapi

satu sama lain saling mendekati. Diantara mereka ada yang

mengatakan, riba adalah suatu akad untuk mengganti barang yang

sudah ditentukan tanpa diketahui suatu yang menyamainya dalam

pandangan syara’, baik saat melakukan akad maupun dengan

diakhirkan keduanya atau salah satunya. Pendapat yang lain

mengatakan, riba adalah penambahan terhadap sesuatu yang sudah

ditentukan.10

2. Dasar Hukum Pinjaman dan Riba

a. Dasar Hukum Pinjaman

Memberikan pinjaman kepada orang yang butuh termasuk

akhlak yang mulia dan terpuji, karena berarti menolong melepaskan

9 Ibnu Rusyd, Terjemah Bidayatul Mujtahid, Semarang: S-Syifa’, 1990, hlm. 9

10 Abdurrahman as-Sa’di, dkk, Fiqh Jual-Beli, Jakarta: Senayan Publisshing, 2008, hlm. 151

Page 31: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

14

kesusahan orang lain. Islam mengajarkan prinsip tolong-menolong

dalam kebaikan, yang dalilnya tercermin dalam berbagai ayat al-

qur’an dan hadits-hadits nabawi. Rasulallah SAW bersabda:

1)

. قال رسالهلل صه اهلل عهي سهى: ع قال.ع ات ريرج ر

كرتح ي يا فس اهلل ع كرب اند كرتح ي يؤي فس ع ي

(را يسهى)...كرب انيى انقيا يح

Barangsiapa yang melepaskan kesusahan seorang

mu’min dari kesusahan-kesusahan dunia, niscaya Allah

akan melepaskan kesusahannya di hari kiamat..(H.R.

Muslim.11

قال (2 عثاس رضي اهلل ع ات سهى : ع قدو انثي صه اهلل عهي

فقال انستي ارانسح ف انث ى يسهف ح دي ر : "ان اسهف ف ث ي

و و إال أجم يعه يعه ز و يتفق عهي " فهيسهف ف كيم يعه

“Nabi saw datang di Madinah dan penduduknya sudah

biasa memberi pinjaman berupa buah-buahan dalam

jagka waktu setahun atau dua tahun. Kemudian beliau

bersabda, barangsiapa yang memberi pinjaman berupa

buah-buahan hendaknya ia memberi dalam takaran,

timbangan, dan waku tertentu.” 12

11

Taufik Rahman, Hadits-hadits Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2000, hlm. 131 12

Ibnu Hajar al-Asqalani, Terjemahan Lengkap Bulughul Maram, Jakarta: Akbar, 2009, hlm. 380-

381

Page 32: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

15

3)

: ا انثي صه اهلل عهي ان سهى قال, عة ات يسعد يا ي

ا يرج كصدقت انا كا ا قرضا يرتي را )يسهى يقرض يسه

(ات ياج

Tiada seorang muslim pun yang memberikan pinjaman

satu kali kepada muslim (lainnya), melainkan

(nilainya) seperti dua kali shadaqah. (H.R. Ibnu

Hibban dalam shahihnya).13

Berdasarkan dalil-dalil tersebut dapat di fahami bahwa

memberikan pinjaman kepada sesama muslim yang memerlukannya

adalah dibolehkan atau dianjurkan sebagai bentuk kasih sayang

kepada sesamanya.

b. Dasar Hukum Riba

Salah satu topik yang terus menjadi bahan diskusi fuqaha dari

dahulu hingga masa kini ialah masalah riba. Al qur’an memandang

bahwa riba merupakan kezaliman. Kezaliman adalah mengambil

sesuatu tanpa hak, yakni tanpa kebenaran yang semestinya atau tidak

ilegal. Keadilan adalah memeberikan kepada setiap yang berhak apa

13

Teuku Muhammad Hasbi ash Shieddieqy, Koleksi Hadits-hadits Hukum 7, Semarang: Pustaka

Rizki Putra, 2001, hlm. 122

Page 33: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

16

yang menjadi haknya dan kezaliman adalah perampasan hak-hak

orang lain. Maka Riba dalam al-qur’an diharamkan.14

Larangan keras memakan riba, tegas dan jelas dikemukakan

dalam al-qur’an dan hadits Nabi saw, dasar hukumnya yaitu:

1) Surat Al-Baqarah: 275

275.Artinya:

orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak

dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang

kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.

Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan

mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli

itu sama dengan riba, Padahal Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan

dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil

riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu

(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)

kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba),

Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;

mereka kekal di dalamnya.

14

Murtadha Mutahhari, op.cit, hlm. 51 15

Departemen Agama RI, op.cit, hlm. 69

Page 34: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

17

2) Surat Ali-Imran: 130

130.Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah

kamu kepada Allah supaya kamu mendapat

keberuntungan.

3) Surat Al-Baqarah:278-279

278. Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada

Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut)

jika kamu orang-orang yang beriman.

279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan

sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-

Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari

pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu;

kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

16

Ibid, hlm. 69-70

Page 35: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

18

4) Surat An-Nisa’:161

Artinya:

161. dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal

Sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan

karena mereka memakan harta benda orang dengan

jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-

orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.

5) Surat Ar-Rum: 39

39. Artinya:

dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar

Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu

tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu

berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk

mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat

demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan

(pahalanya).

17

Ibid, hlm. 150 18

Ibid, hlm. 647

Page 36: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

19

6) Hadits nabi antara lain :

حدثا حسي ت يحد حدثا جرير يعي ات حازو ع ايب ع ات

قال : اتي يهيكح ع عثداهلل ت حظهح غسيم انالئكت قال

يعهى انرجم ى رتايأكه سهى در ل اهلل صه عهي رس

ح زي ثهاثي ست . اشد ي

Rasul Saw bersabda: dirham riba yang dimakan laki-

laki dan tahu bahwa itu riba, maka dosanya lebih dari

tiga puluh enam orang berzina.(H.R.Ahmad).19

قال صار عثد اهلل انا جاترت سهى : ع ل اهلل صه عهي رس نع

قال دي شا كاتث كه ي اء: اكم انرتا ى س

Dari Jabir bin Abdillah. Dia menceritakan, bahwa

Rasul Saw mengutuk orang yang memakan riba dan

yang menyuruh, memaknnya, penulisnya, dan kedua

saksinya.20

B. Jenis-Jenis Pinjaman dan Riba

1. Jenis-Jenis Pinjaman

Para ulama mengatakan bahwa pinjaman itu ada dua macam,

pinjaman konsumtif dan pinjaman produktif. Pinjaman konsumtif adalah

peminjam mengambilnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

sedangkan pinjaman produktif adalah pinjaman yang diambil seseorang

tidak untuk digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, melainkan

19

Terjemahan Nailul Authar, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1987, hlm. 1724 20

Ahmad Ali, Bulughul Maram jus 3, Bandung: Dahlan, 1980, hlm. 491-492

Page 37: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

20

untuk modal usaha, ia menanamkan dan mengembangkannya. Disini

terdapat paksaan agar uang yang digunakan tidak sebagai kebutuhan

hidupnya, melainkan harus digunakan senagai modal dan memperbesar

keuntungan atau karena ia tidak memiliki modal untuk menjalankan

usahanya.21

Penulis akan menitik beratkan pada pinjaman produktif ini, karena

pembahasan yang penulis bahas berupa pinjaman produktif dari pihak

PNPM MP untuk masyarakat sebagai modal usaha dan usaha-usaha yang

menghasilkan lainnya.

2. Jenis-Jenis Riba

Riba terbagi menjadi dua macam:

a) Riba Nasi’ah

Berasal dari kata (النساء) dengan dibaca panjang mengandung

arti penangguhan.22

Bentuk riba ini menurut para ahli tafsir meraja lela

di zaman jahiliyah, berupa kelebihan pembayaran yang dimestikan

kepada orang yang berhutang sebagai imbalan daripada tenggang

waktu yang diberikan.23

Riba Nasi’ah adalah adanya kelebihan

pembayaran atas barang yang dibayarkan secara bertempo atau

21

Murtadha Mutahhari, op.cit , hlm. 45 22

Abdurrahman as-Sa’di, dkk, op.cit, hlm. 161 23

Hamzah Ya’qub, Kode Etik Dagang Menurut Islam, Bandung: C.V. Diponegoro, 1984, hlm. 176

Page 38: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

21

penambahan barang utang terhadap dua barang yang sama-sama

ditakar atau sama-sama ditimbang apabila keduanya sama jenisnya.24

Riba Nasi’ah juga diartikan tambahan sebagai imbalan

pengunduran batas waktu.25

Yang sudah masyhur adalah riba terbagi menjadi dua.

Sebagian ulama’ menambah lagi dengan riba qardhi yang di dalamnya

disyaratkan adanya kemanfaatan (keuntungan). Riba qardhi pada

hakikatnya sama dengan riba nasyi’ah, karena disyaratkan adanya

keuntungan yang diambil oleh pemberi utang. Seolah-olah dia

mengutangkan suatu barang untuk dikembalikan dengan adanya

tambahan yang dapat menguntungkan dia. Sedangkan ulama yang

berpendapat bahwa riba qardhi adalah bagian yang tersendiri karena

merupakan akad yang mandiri dan mempunyai hukum dan ketetapan

yang sudah tertentu.26

Riba qardhi maksudnya adalah seorang meminjam sejumlah

barang atau uang kepada orang lain, kemudian ia mengembalikannya

dengan tambahan.27

24

Abdurrahman as-Sa’di, dkk, op.cit, hlm. 151 25

Abul A’la al- Maududi, op.cit, hlm. 105 26

Abdurrahman as-Sa’di, dkk , op.cit, hlm. 173 27

Murtadha Mutahhari, op.cit, hlm. 43

Page 39: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

22

b) Riba Fadhl

Riba Fadhl adalah penambahan jumlah suatu barang yang

disyaratkan dalam suatu akad yang sesuai dengan kebutuhan syara’.28

Riba fadhl artinya tambahan atau kelebihan dari tukar menukar

barang sejenis, syari’at telah menjelaskan keharamannya dalam enam

barang, yaitu: emas, perak, gandum putih, gandum merah, kurma dan

garam. Para ulama’ setelah sepakat mengenai keharaman penambahan

barang-barang tersebut jika jenisnya sama.29

C. Pinjaman Yang Termasuk Riba Dan Bukan Riba Dalam Islam

1. Pinjaman Yang Bukan Termasuk Riba Dalam Islam

Dalam kegiatan perdagangan, jual beli dan kegiatan pemenuhan

ekonomi lainnya, adakalanya tidak dilakukan pembayaran secara tunai

ataupun peminjaman uang untuk memenuhi kebutuhannya. Berhutang

karena darurat untuk menutupi suatu hajat yang mendesak tentulah dapat

dimaklumi, tetapi apabila sifat dan sikap suka berhutang atau meminjam

ini dibiasakan, maka buruklah akibatnya. Demikian juga petunjuk agama

yang menghendaki agar setiap muslim bekerja keras untuk menutup

kebutuhan hidupnya, dan jangan terbiasa menutup kebutuhan dengan

jalan berhutang.30

28

Abdurrahman as-Sa’di, dkk, op.cit, hlm. 151 29

Ibid, hlm. 169 30

Hamzah Ya’qub, op.cit, hlm. 211-212

Page 40: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

23

Memberikan pinjaman kepada orang yang membutuhkan termasuk

akhlaq yang mulia dan terpuji, karena berarti menolong melepaskan

kesusahan orang lain. Islam mengajarkan prinsip tolong menolong dalam

kebaikan.31

Menurut sebagian besar ulama pinjaman yang diperbolehkan

adalah pinjaman yang mengandung unsur kasih sayang sesama manusia.

Disebutkan bahwa sifat dasar pinjaman tidak sama dengan pengambilan

keuntungan, melainkan keduanya saling bertolak belakang walaupun

terdapat keuntungan dalam pinjaman. Akhirnya, seseorang hendaknya

menjaga hartanya, dengan anggapan ketika ia menyadari bahwa dirinya

tidak mampu menjaganya, maka apabila terdapat kerusakan, kerusakan

itu menjadi tanggung jawab peminjam. Karen itu sifat dasar pinjamn

adalah tanpa bunga.32

2. Pinjaman Yang Termasuk Riba Dalam Islam

Salah satu diantara bentuk pertolongan melepaskan kesusahan dan

kesulitan ialah memberikan pinjaman kepada sesama muslim yang

terdesak karena kebutuhan hidup sehari-hari atau karena suatu keadaan

darurat yang terdesak karena kebutuhan hidup sehari-hari atau karena

suatu keadaan darurat yang bersifat insidentil. Pinjaman yang diberikan

tersebut mampu memberi sedikit kemudahan bagi mereka yang sedang

31

Hamzah Ya’qub, op.cit, hlm. 214 32

Murtadha Mutahhari, op.cit, hlm. 71

Page 41: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

24

kesusahan, terutama bagi warga miskin yang sangat membutuhkan

bantuan dari sesama manusia.

Namun adakalnya pinjaman tersebut dimanfaatkan sebagian

manusia yang hanya mencari untung semata. Pinjaman yang tidak

diperbolehakan dalam islam yaitu apabila tujuan dari pemberian pinjaman

hanya untuk mengambil keuntungan semata tanpa melihat hal yang

dilakukan itu benar atau tidak, atau tanpa melihathal tersebut itu

memberatkan bagi yang berhutang atau tidak. Beberapa ulama

mengatakan bahwa pinjaman yang demikian itu diharamkan dan dilaknat

oleh Allah karena hanya mengandung unsur keuntungan semata tanpa

mengindahkan orang lain. Pinjaman seperti inilah yang dilarang keras

dalam islam.33

33

Munawir Sjadzali, Ijtihad Kemanusiaan, Jakarta: Paramadina, 1997, hlm. 13

Page 42: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

25

BAB III

“PINJAMAN BERGULIR” DALAM KERANGKA PROGAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP)

KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

A. Tinjauan Umum Tentang “Pinjaman bergulir” dalam PNPM MP

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya kadang dapat

dilakukan sendiri, namun seringkali harus diusahakan bersama sama. Dalam

memenuhi kebutuhan secara bersama sama tersebut akhirnya mendorong

manusia untuk hidup berkelompok atau bermasyarakat.

Dalam perkembangannya masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya

melakukan dengan cara membentuk suatu lembaga yang mampu sedikit

meringankan atau memperlancar kehidupan perekonomian masyarakat

terutama perekonomiannya. Lembaga-lembaga itu dapat dibedakan ke dalam

lembaga profit dan non profit. Lembaga profit adalah lembaga yang bertujuan

untuk memperoleh laba atau keuntungan dari kegiatan yang dilakukannya.

Sedangkan Lembaga Non Profit adalah lembaga yang tidak bertujuan untuk

mencari laba semata di dalam kegiatannya. Namun dalam pelaksanaannya

lembaga non profit sering membentuk organisasi profit di dalamnya yang

merupakan satu bagian dari lembaga Non Profit dengan tujuan untuk

memperoleh laba yang akan digunakan menunjang pencapaian tujuan umum

organisasi non profit tersebut. Hal ini mungkin dikarenakan dari berbagai

faktor yang mempengaruhi. Salah satu lembaga non profit yang didalamnya

Page 43: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

26

memperoleh laba untuk menunjang pencapaian tujuan yaitu program

Pemerintah yang disebut Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perkotaan.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perkotaan memberikan kepercayaan kepada Lembaga Keswadayaan

Masyarakat (LKM) untuk mengelola salah satu program dalam pencapaian

tujuannya. Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) adalah organisasi non

profit, namun LKM memiliki Unit Pengelola Keuangan (UPK) yang bertujuan

memperoleh laba untuk menunjang misi utama LKM yaitu menanggulangi

kemiskinan dengan cara memberikan “Pinjaman Bergulir” yang dapat

digunakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin. Dalam

pengelolannya pemerintah membuat suatu program yang menunjang misi

utama LKM yaitu menanggulangi kemiskinan. Program ini dinamakan

“Pinjaman jasa Bergulir” yaitu salah satu dari program kerja PNPM Mandiri

Perkotaan .

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perkotaan adalah suatu program pemerintah yang beroperasi dalam

penganggulangan kemiskinan yang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi

masyarakat untuk mensejahterakan masyarakat miskin. Penganggulangan

kemiskinan dilakukan dengan memberdayakan masyarakat melalui tiga jenis

kegiatan pokok yaitu Infrastruktur, Sosial dan Ekonomi yang dikenal dengan

Tridaya. Dalam kegiatan ekonomi, diwujudkan dengan kegiatan “Pinjaman

Page 44: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

27

bergulir”, yaitu pemberian pinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat

miskin di wilayah kelurahan atau desa dimana LKM/UPK berada dengan

ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan. Pedoman ini hanya mengatur

ketentuan pokok untuk pelaksanaan kegiatan “Pinjaman Bergulir”, namun

keputusan untuk melaksanakannya diserahkan sepenuhnya kepada warga

masyarakat setempat.

Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap pelaksanaan pemberian

“Pinjaman Bergulir” di P2KP, diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan

“Pinjaman Bergulir” di awal program kinerjanya sangat buruk. Namun

dengan pemberian panduan operasional serta petunjuk pembukuan untuk

UPK, kinerja kegiatan “Pinjaman Bergulir” semakin membaik. Berbagai

kesuksesan P2KP yaitu adanya unsur keswadayaan masyarakat. Sehingga

proyeknya jadi lebih murah dan manfaatnya sangat dirasakan. Program ini

menjadi sangat strategis karena didasari kegiatan dari, oleh dan untuk

masyarakat .dengan serangkaian siklusnya harus dipahami dan dimaknai

sebagai proses pembelajaran masyarakat untuk melakukan pemberdayaan

lingkungannya, baik secara fisik, sosial, maupun ekonomi serta kegagalan

yang berupa pandangan masyarakat tentang program P2KP masih melekat

bahwa P2KP hanyalah “program bagi-bagi duit gratis”. Kegagalan penarikan

kredit yang disalurkan melalui program P2KP pada periode tahun 2006

menujukan bahwa pandangan masyarakat masih belum berubah. P2KP

bagaikan program untuk korupsi masal, yang sulit untuk di berantas dan di

Page 45: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

28

telurur siapa yang menjadi tersangka. Dalam pengalaman tersebut, kegiatan

“Pinjaman Bergulir” di masa lalu dapat menjadi pembelajaran berharga bagi

kelanjutan kegiatan “Pinjaman Bergulir” melalui Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan.

Beberapa pertimbangan dalam melanjutkan pelaksanaan kegiatan

“Pinjaman Bergulir” dalam PNPM Mandiri Perkotaan antara lain :

1. Tersedianya akses dan jasa layanan keuangan yang berkelanjutan telah

terbukti merupakan salah satu alat efektif untuk membantu rumah tangga

miskin meningkatkan pendapatan dan kekayaannya

2. Akses rumah tangga miskin ke jasa layanan keuangan formal masih

sangat rendah. Sekitar 29 juta rumah tangga miskin masih belum

mendapat akses ke jasa layanan keuangan formal. (sumber Johnston dan

Holloch) (dalam pedoman teknis PNPM MP 2007, hlm. 2)

3. “Pinjaman Bergulir” PNPM Mandiri Perkotaan memiliki peluang dapat

menjangkau sekitar 2,5 juta rumah tangga miskin yang sama sekali belum

menerima akses ke lembaga keuangan

4. Permintaan “Pinjaman Bergulir” pada rencana pembangunan masyarakat

masih tinggi.

Pelaksanaan kegiatan “Pinjaman Bergulir” dalam PNPM Mandiri

Perkotaan bertujuan untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada

Page 46: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

29

rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar untuk

memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan membelajarkan mereka dalam hal

mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar.

Meskipun demikian, PNPM bukanlah program keuangan mikro, dan

tidak akan pernah menjadi lembaga keuangan mikro. Program keuangan

mikro bukan hanya pemberian pinjaman saja akan tetapi banyak jasa

keuangan lainnya yang perlu disediakan. Peran PNPM hanya membangun

dasar-dasar solusi yang berkelanjutan untuk jasa pinjaman dan non pinjaman

di tingkat kelurahan.

PNPM Mandiri Perkotaan dijadikan momen untuk tahap konsolidasi

kegiatan kuangan mikro. Oleh sebab itu, dalam tahap ini perlu diciptakan

UPK yang kuat, sehat dan secara operasional terpisah dari LKM. Masyarakat

sendiri harus terlibat dalam keputusan untuk menentukan masa depan UPK.

Sasaran utama pelaksanaan kegiatan “Pinjaman Bergulir” adalah

rumah tangga miskin (berpendapatan rendah) di wilayah kelurahan atau desa

LKM/UPK berada, khususnya masyarakat miskin yang sudah diidentifikasi

dalam daftar masyarakat miskin.

Beberapa prinsip dasar dalam pemberian “Pinjaman Bergulir” yang

perlu mendapat perhatian dari LKM / UPK antara lain adalah:

Page 47: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

30

1. Dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) yang dialokasikan untuk

kegiatan “Pinjaman Bergulir” adalah milik masyarakat kelurahan atau

desa sasaran dan bukan milik perorangan;

2. Tujuan dipilihnya kegiatan “Pinjaman Bergulir” adalah dalam rangka

membantu program penanggulangan kemiskinan dan oleh karenanya

harus menjangkau warga masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran

utama PNPM Mandiri Perkotaan

3. Pengelolaan “Pinjaman Bergulir” berorientasi kepada proses

pembelajaran untuk penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja,

peningkatan pendapatan masyarakat miskin, serta kegiatan-kegiatan

produktif lainnya;

4. Pengelolaan “Pinjaman Bergulir” dipisahkan antara LKM sebagai

representasi dari warga masyarakat pemilik modal dengan UPK sebagai

pengelola kegiatan “Pinjaman Bergulir” yang bertanggungjawab langsung

kepada LKM;

5. Prosedur serta keputusan pemberian pinjaman harus mengikuti prosedur

pemberian “Pinjaman Bergulir” standar yang ditetapkan

6. Manajer dan Petugas UPK harus orang yang mempunyai kemampuan dan

telah memperoleh sertifikat pelatihan dasar yang diadakan oleh PNPM

Mandiri Perkotaan;

Page 48: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

31

7. UPK telah mempunyai sistim pembukuan yang standar dan sistim

pelaporan keuangan yang memadai;

UPK mendapat pengawasan baik oleh LKM melalui Pengawas UPK

maupun Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) melalui tenaga ahli dan

fasilitator, atau pihak yang ditunjuk proyek.

Pedoman pelaksanaan kegiatan “Pinjaman Bergulir” ini adalah

pedoman dasar yang menjadi pegangan fasilitator dan pihak-pihak terkait

(pelaku PNPM Mandiri Perkotaan) dalam mengawal pelaksanaan kegiatan

“Pinjaman Bergulir” oleh UPK. Pedoman pelaksanaan ini hanya berisi pokok-

pokok kegiatan yang harus dipahami dalam memberikan pendampingan

kepada LKM, UPK dan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). Sedangkan

panduan kegiatan yang lebih rinci dapat dilihat dalam pedoman teknis terkait

yang secara lengkap terdiri dari : (dilampirkan dibelakang)

1. Pedoman Teknis “Pinjaman Bergulir”

2. Pedoman Teknis Keorganisasian LKM

3. Pedoman Teknis Pembukuan UPK

4. Pedoman Teknis Pengelolaan Kas UPK

5. Pedoman Teknis Pengawasan UPK

6. Membangun Kepribadian Wirausaha

7. Memperkokoh Kepribadian Wirausaha

Page 49: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

32

B. Prinsip-prinsip “Pinjaman Bergulir” dalam PNPM MP

Di dalam pedoman teknis “Pinjaman bergulir” diatur mengenai

bagaimana mengelola “Pinjaman Bergulir” di UPK. Aturan tersebut

menyangkut mengenai kriteria pengelola dan penerima “Pinjaman Bergulir”,

Skim “Pinjaman Bergulir”, tahapan pemberian pinjaman, pembukuan

“Pinjaman Bergulir”, monitoring “Pinjaman Bergulir”, penyelesaian pinjaman

yang bermasalah serta pelaporan “Pinjaman Bergulir”.

Secara singkat aturan pokok yang diatur dalam pedoman teknis

“Pinjaman Bergulir” antara lain :

1. Kelayakan Lembaga Pengelola “Pinjaman bergulir”

Kriteria kelayakan yang harus dipenuhi oleh LKM maupun UPK

sesuai dengan kriteria kelayakan yang disebutkan berupa kelayakan

lembaganya. Lembaga yang langsung mengelola kegiatan “Pinjaman

Bergulir” adalah Unit Pengelola Keuangan (UPK). UPK adalah salah

satu Unit Pengelola dari 3 Unit Pengelola yang berada dibawah LKM.

Dua unit pengelola lainnya adalah Unit Pengelola Lingkungan (UPL) dan

Unit Pengelola Sosial (UPS). Struktur lengkap LKM sebagai berikut:

Page 50: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

33

STRUKTUR ORGANISASI LKM

STRUKTUR ORGANISASI UPK

Manajer UPK

Pembuku Petugas

Pinjaman Kasir

KSM/Masyarakat

LKM

Pengawas

Unit Pengelola

Keuangan

Unit Pengelola

Lingkungan

Unit Pengelola

Sosial

Sekretariat

Page 51: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

34

Sebelum kegiatan “Pinjaman Bergulir” dalam kelurahan yang

bersangkutan dimulai, harus dilakukan pengujian kelayakan, baik untuk

LKM/UPK, maupun untuk anggota dengan menggunakan instrumen

kriteria kelayakan yang sudah disiapkan. Kegiatan “Pinjaman Bergulir”

dapat dilaksanakan, hanya jika para pelaku tersebut telah memenuhi

kriteria kelayakan seperti yang dijelaskan di bawah. KMW

bertanggungjawab atas pendampingan tercapainya kriteria kelayakan

LKM/UPK. Sedangkan fasilitator bersama relawan setempat

bertanggungjawab atas pendampingan tercapainya kriteria kelayakan

kelompok maupun anggotanya.

a. Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM)

LKM yang akan mengelola kegiatan “Pinjaman Bergulir” harus

memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut :

1) LKM telah terbentuk secara sah sesuai ketentuan PNPM Mandiri

Perkotaan dan memiliki Anggaran Dasar (AD) yang di dalamnya

antara lain menyatakan bahwa:

a) Kegiatan “Pinjaman Bergulir” akan dijalankan sebagai salah

satu alat penanggulangan kemiskinan di wilayahnya

b) Dana “Pinjaman Bergulir” hanya diperuntukkan untuk

kegiatan “Pinjaman Bergulir” saja

Page 52: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

35

c) Pendapatan UPK hanya untuk membiayai kegiatan

operasional UPK dan tidak dapat dipergunakan untuk

membiayai kegiatan lainnya, termasuk biaya LKM dan

Pengawas.

2) LKM telah mengangkat Pengawas UPK (2–3 orang) dan petugas

UPK (minimal 2 orang). Semua telah memperoleh pelatihan dari

PNPM Mandiri Perkotaan dan telah memiliki uraian tugas dan

tanggungjawab.

3) LKM dengan persetujuan masyarakat telah membuat aturan dasar

“Pinjaman Bergulir” yang memuat kriteria KSM dan anggotanya

yang boleh menerima pinjaman, besar pinjaman mula-mula, besar

jasa pinjaman, jangka waktu pinjaman dan sistem angsuran

pinjaman serta ketentuan mengenai tanggung renteng anggota

KSM.

4) Untuk kelurahan atau desa lama (yang telah menjalankan P2KP) :

a) Kinerja “Pinjaman Bergulir” yang dijalankan mencapai

kriteria memuaskan; peminjam berisiko <10%, pinjaman

berisiko <10%, ratio pendapatan biaya > 125% dan hasil

investasi >10%.

b) Bersedia melakukan perbaikan kelembagaan antara lain:

1) Membentuk pengawas UPK

Page 53: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

36

2) LKM telah menerima pelatihan dari PNPM Mandiri

Perkotaan

3) Telah memiliki rekening atas nama LKM dengan

kewenangan menandatangani 3 orang

b. Pengawas UPK

Pengawas UPK yang bertugas mengawasi kegiatan UPK dalam

mengelola “Pinjaman Bergulir” telah memenuhi kriteria minimal

antara lain :

1) Telah diangkat oleh LKM dengan persetujuan masyarakat

sebanyak 2-3 orang, memenuhi unsur laki-laki dan perempuan

2) Telah memiliki uraian tugas yang mencakup tugas dan

tanggungjawab pengawas

3) Telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh PNPM

Mandiri Perkotaan

c. Unit Pengelola Keuangan (UPK)

Unit Pengelola Keuangan (UPK) yang akan mengelola dana

“Pinjaman Bergulir” telah memenuhi kriteria minimal sebagai berikut:

1) Telah diangkat oleh LKM sebanyak minimal 2 orang (ideal 4

orang)

2) Telah memiliki uraian tugas dan tanggungjawab

Page 54: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

37

3) Telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh PNPM

Mandiri Perkotaan

4) Telah memahami aturan dasar “Pinjaman Bergulir”

5) Telah memiliki rekening atas nama UPK/LKM dengan

kewenangan penandatangan 3 orang

6) Telah memiliki sistem pembukuan yang berlaku di PNPM Mandiri

Perkotaan

7) Untuk kelurahan/desa lama (yang telah menjalankan P2KP dan

PNPM Mandiri Perkotaan):

a) Kinerja “Pinjaman Bergulir” yang dijalankan mencapai

kriteria memuaskan; peminjam berisiko <10%, pinjaman

berisiko <10%, ratio pendapatan biaya > 125%, hasil investasi

>10%.

b) Kinerja Pembukuan UPK minimal memadai

2. Kelayakan Penerima “Pinjaman Bergulir”

Kriteria kelayakan yang harus dipenuhi oleh KSM beserta

anggotanya sesuai dengan kriteria kelayakan. KSM Peminjam dan

anggotanya sebagai calon peminjam harus memenuhi kriteria kelayakan

yang dipersyaratkan untuk mendapat “Pinjaman Bergulir” dari UPK.

Hanya KSM dan anggota yang memenuhi kriteria kelayakan yang dapat

dilayani oleh LKM/UPK. Dengan kata lain, KSM peminjam dan

Page 55: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

38

anggotanya yang tidak atau belum memenuhi kriteria kelayakan tidak

dapat dilayani dan harus ada pendampingan terlebih dahulu sampai KSM

peminjam tersebut memenuhi kriteria kelayakan sebagai calon peminjam.

a. Kriteria kelayakan KSM

1) KSM telah terbentuk dan anggotanya adalah warga miskin serta

seluruh anggota telah memperoleh pembekalan tentang

pembukuan KSM, “Pinjaman Bergulir” (persyaratan peminjam,

skim pinjaman, tanggung renteng, dan tahapan peminjaman),

kewirausahaan serta telah melakukan kegiatan menabung diantara

anggota KSM.

2) KSM dibentuk hanya untuk tujuan penciptaan peluang usaha dan

kesempatan kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat

miskin dan kekuatan modal sosial;

3) KSM dibentuk atas dasar kesepakatan anggota-anggotanya secara

sukarela, demokratis, partisipatif, transparan dan kesetaraan;

4) Anggota KSM termasuk kategori keluarga miskin sesuai kriteria

yang ditetapkan sendiri oleh LKM/Masyarakat.

5) Jumlah anggota KSM minimal 5 orang;

6) Jumlah anggota KSM minimal 30% perempuan

7) Mempunyai pembukuan yang memadai sesuai kebutuhan

Page 56: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

39

8) Semua anggota KSM menyetujui sistim tanggung renteng dan

dituangkan secara tertulis dalam pernyataan kesanggupan

tanggung renteng.

9) Semua anggota KSM telah memeproleh dari fasilitator dan

LKM/UPK

b. Kriteria kelayakan anggota KSM

1) Anggota KSM adalah warga masyarakat dan memiliki Kartu

Tanda Penduduk (KTP) setempat

2) Termasuk dalam katagori keluarga miskin sesuai dengan kriteria

yang dikembangkan dan disepakati sendiri oleh masyarakat;

3) Dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dengan anggota yang lain.

4) Semua anggota KSM telah mempunyai tabungan minimal 5 %

dari pinjaman yang diajukan dan bersedia menambah tabungannya

minimal 5 % selama jangka waktu pinjaman dan tidak akan

mengambil tabungan tersebut sebelum pinjamannya lunas (tidak

wajib).

5) Memiliki motivasi untuk berusaha dan bekerja atau dapat pula

memiliki usaha mikro dan bermaksud untuk meningkatkan usaha,

pendapatan dan kesejahteraan keluarganya;

6) Belum pernah mendapat pelayanan dari lembaga keuangan yang

ada.

Page 57: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

40

Skim “Pinjaman Bergulir”

Skim Pinjaman yang diatur dalam “Pinjaman Bergulir” antara lain :

1) Peminjam adalah KSM dan angotanya yang memenuhi kriteria

yang dipersyaratkan

2) Tujuan penggunaan pinjaman adalah untuk membiayai kegiatan

usaha produktif yang sudah ada maupun untuk menciptakan

peluang usaha

3) Besar pinjaman pertama kali maksimal Rp 500.000,- namun

disesuaikan dengan usaha peminjam. Pinjaman selanjutnya

maksimal Rp. 2.000.000,- (diluar jumlah maksimal tersebut

peminjam dapat diberikan pinjaman dengan pola channeling

dengan lembaga keuangan atau bank lainnya), frekuensi

peminjaman maksimal 4 kali.

4) Jangka waktu pinjaman 3-12 bulan, tergantung dari perputaran

usaha peminjam

5) Angsuran pinjaman maksimal bulanan, tanpa grace period

(tenggang waktu)

Page 58: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

41

6) Jasa pinjaman 1,5 s/d 3 % per bulan, dihitung dari pokok pinjaman

semula. Jasa pinjaman minimal harus dapat menutup seluruh biaya

operasional UPK.34

3. Tahapan Pemberian “Pinjaman Bergulir”

Dalam pemberian “Pinjaman Bergulir”, diatur kegiatan-kegiatan

yang harus dilakukan dalam setiap tahapan sebagai berikut:

1) Tahap Pengajuan Pinjaman

Calon peminjam mempersiapkan segala keperluan yang

dipersyaratkan untuk memperoleh pinjaman, baik pelatihan,

pembentukan simpanan, maupun kelengkapan dokumen dan pengisian

blanko pengajuan pinjaman.

Pada tahap pengajuan, petugas UPK wajib menjelaskan ketentuan

“Pinjaman Bergulir” termasuk bahwa pinjaman ini sifatnya adalah

hutang yang harus dibayar kembali, bukan hibah

2) Tahap Pemeriksaan Pinjaman

Petugas pinjaman UPK memeriksa dokumen pengajuan pinjaman

yang diajukan KSM beserta anggotanya baik secara administratif

maupun kunjungan lapangan menganalisis dan membuat usulan atau

34

Desa Gondang 1,7 % dan Desa Galang Pengampon tidak ada ketentuan nominal dalam

pengembalian pinjamannya

Page 59: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

42

rekomendasi kepada Manajer UPK atas permohonan pinjaman

dimaksud.

3) Tahap Putusan Pinjaman

Manajer UPK memberikan persetujuan atau penolakan atas

pengajuan pinjaman yang dilakukan oleh KSM didasarkan pada hasil

analisis petugas pinjaman UPK.

4) Tahap Realisasi Pinjaman

Permohonan pinjaman KSM yang telah disetujui oleh manajer

UPK disiapkan dokumen untuk pencairan, kemudian direalisasikan

atau dicairkan pembayarannya kepada KSM dan anggotanya.

Pada tahap realisasi petugas UPK juga wajib kembali menegaskan

dan menjelaskan semua ketentuan “Pinjaman Bergulir” termasuk

ketentuan bahwa “Pinjaman Bergulir” adalah utang yang wajib dibayar

kembali dan bukan hibah.

5) Tahap Pembinaan Pinjaman

Minimal 1 bulan setelah pinjaman direalisasi petugas UPK wajib

memantau keadaan peminjam, perkembangan usaha dan penggunaan

pinjaman apakah digunakan sesuai tujuan semula.

Page 60: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

43

Pada tahapan ini petugas juga wajib mengingatkan peminjam

tentang kewajiban angsuran yang harus dilakukan dan juga

mengingatkan kembali bahwa pinjaman ini adalah utang bukan hibah.

6) Tahap Pembayaran Kembali Pinjaman

Peminjam melakukan pembayaran kembali atas pinjamannya.

Agar tidak sampai terjadi keterlambatan atau tunggakan, maka petugas

UPK beberapa hari sebelum waktu pembayaran wajib mengingatkan

peminjam atas kewajibannya. Dalam melaksanakan tugas ini petugas

UPK dapat dibantu oleh relawan, aparat kelurahan/desa, tokoh

masyarakat maupun pengawas UPK.35

C. Pelaksanaan “Pinjaman Bergulir” Dalam Kerangka PNPM MP

Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan

Program PNPM MP dalam hal “Pinjaman Bergulir” dilaksanakan

diberbagai kecamatan di Kabupaten Pekalongan. Namun penulis akan

mengambil contoh di Kecamatan Wonopringgo yang mempunyai banyak

desa-desa dan berbagai mata pencaharian. Akan tetapi penulis hanya akan

mengambil dua contoh desa didalamnya yang akan penulis bahas dan

perbandingkan hasilnya dalam hal kesejahteraan setelah adanya program

PNPM Mandiri Perkotaan. Dua desa tersebut adalah Desa Galang

35

Diambil dari Pedoman Teknis PNPM MP tahun 2007 yang menjelaskan secara umum tentang

PNPM-MP di Kabupaten Pekalongan

Page 61: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

44

Pengampon dan Desa Gondang Kecamatan Wonopringgo Kabupaten

Pekalongan.

1. Pelaksanaan “Pinjaman Bergulir” di Desa Galang Pengampon

1) Sistem Kerja ”Pinjaman Bergulir”

Kemiskinan adalah masalah yang sangat besar diseluruh

wilayah Indonesia dan tidak mudah untuk mengatasinya.

Pemerintah lewat PNPM MP hadir untuk menangani masalah

tersebut dengan memberdayakan potensi yang ada di

masyarakat.dari menemukenali, merencanakan, melaksanakan

sampai mengevaluasi semua kegiatan.

Melihat Kondisi Kemiskinan di Desa Galang Pengampon

yang masih banyak kondisinya sangat meprihatinkan maka perlu

upaya untuk membuat mereka terlepas dari masalah kemiskinan.

Untuk itulah PNPM membuat perencanaa jangka menengah

bersama tokoh tokoh masyarakat dari perwakilan tiap-tiap RT

dalam upaya memecahkan masalah tersebut.

Masalah kemiskinan diDesa Galang Pengampon sangat

komplek mulai dari PHK, Sulit mencari kerja, upah kerja rendah,

pemasaran sepi, kurang modal, dan keahlian yang minim

menjadi penyebab kemiskinan yang tak kunjung ada

penyelesaiannya. Oleh karena itu, melalui program

penanggulangan kemiskinan (PNPM MP) akan mengupayakan

Page 62: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

45

sumber pendapatan tambahan bagi keluarga miskin yang ada di

Desa Galang Pengampon, dengan cara mengoptimalkan potensi

atau keahlian yang dimiliki oleh warga miskin dalam sebuah

kegiatan yang bermanfaat dan menghasilkan dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Desa Galang Penagampon adalah salah satu desa yang

terdapat didalam kecamatan Wonopronggo Kabupaten

Pekalongan, yang masyarakatnya sebagian besar bermata

pencaharian sebagai petani. Karena bermatapencaharian sebagai

petani, masyarakat Galang Pengampon hanya mengandalkan

lahan sawah yang menjadi fondasi dalam kehidupannya. Apabila

sawah yang diandalkan tersebut tidak mampu menghasilkan apa

yang dituju oleh masyarakat, maka kehidupan perekonomian

mereka dalam memenuhi kebutuhan akan terganggu.

Dalam suatu kondisi dimana keadaan yang menyulitkan

para petani untuk mengembangkan hasil pertanian karena

disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang masih minim bagi

para petani, adanya program PNPM MP membawa solusi bagi

para petani dalam hal pemenuhan faktor-faktor produksi,

terutama dalam hal pemenuhan permodalan. Karena hadirnya

PNPM MP mampu memberi solusi terutama dalam hal

pemecahan dana yang selama ini mereka butuhkan untuk

Page 63: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

46

mengembngkan hasil pertanian yang lebih baik. Masa-masa

sekarang ini tedapat banyak lembaga-lembaga yang bertujuan

untuk memenuhi modal usaha masyarakat namun tidak luput dari

unsur laba didalmnya. Lembaga-lembaga profit yang hanya

mencari keuntungan semata mungkin hanya akan menambah

beban bagi masyarakat desa. Akan tetapi setelah adanya PNPM

MP, masyarakat sangat antusias untuk berpartisipasi dalam

program tersebut. Program yang ditawarkan PNPM MP adalah

program “Pinjaman Jasa Bergulir”.

Visi

Menurunkan Angka Kemiskinan Sampai 2 % pertahun di Desa

Galang Pengampon.

Misi

- Menciptakan kepedulian terhadap masyarakat miskin di

Desa Galang Pengampon

- Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

- Membantu warga miskin dalam berwira usaha sesuai potensi

yang ada, berwawasan luas dan lingkungan yang sehat.

Program “Pinjaman Jasa Bergulir” PNPM MP diDesa

Galang Pengampon pada mulanya adalah kegiatan yang

ditujukan untuk kesejahteraan dan kemajuan perekonomian

masyarakat semata. Namun didalamnya terdapat perjanjian atau

Page 64: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

47

kesepakatan antara kreditur PNPM MP dengan debitur yaitu

masyarakat miskin dalam pengembaliannya. Dalam

pengembaliannya terdapat kelebihan yang disyaratkan atau

diucapkan sendiri oleh warga masyarakat tanpa adanya ketentuan

berapa persen atau berapa nominal pengembaliannya.

Masyarakat memberikan pengembalian tanpa adanya paksaan

sedikitpun dari pihak PNPM MP. Kemudian hasil kelebihan dari

masyarakat tersebut digunakan untuk biaya opersaional dan

sisanya dikembalikan lagi pada masyarakat untuk kesejahteraan

dalam bentuk pembangunan jalan, pembangunan jembatan dan

lain sebagainya.

Berikut ini adalah skim pinjaman jasa bergulir diDesa

Galang Pengampon Kecamatan Wonopringgo Kabupaten

Pekalongan:

Skim Pinjaman yang diatur dalam “Pinjaman Bergulir” (yang

dinamakan sistem “Sender Sawah”) oleh PNPM MP antara lain:

a) Peminjam adalah KSM dan angotanya yang memenuhi

kriteria yang dipersyaratkan (warga miskin dan sesuai

dengan hasil survei dilapangan yang tertuang dalam

dokumen pemetaan swadaya yang dilakukan oleh

masyarakat sendiri berdasarkan ketentuan criteria

kemiskinan yang telah disepakati bersama)

Page 65: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

48

b) Tujuan penggunaan pinjaman adalah untuk membiayai

kegiatan usaha produktif yang sudah ada maupun untuk

menciptakan peluang usaha (tujuan untuk peningkatan

ekonomi yang diiringi dengan penguatan melalui pelatihan

pelatihan pengembangan ekonomi lokal)

c) Besar pinjaman diatur berdasarkan kesepakatan antara kedua

belah pihak dengan persetujuan BKM melalui UPK/ UPS

sesuai dengan kemampuan peminjam.

d) Jangka waktu pinjaman paling lama pada saat musim panen

tiba sesuai dengan kondisi lapangan dan kesepakatan

bersama.

e) Angsuran pinjaman maksimal bulanan, atau diberikan pada

saat musim panen, minimal dengan modal awal yang

dipinjam kembali utuh.

f) Jasa pinjaman diserahkan kepada pihak peminjam sesuai

dengan hasil panen yang didapat.

g) Jenis jasa pinjaman yang digunakan adalah bebas tergantung

besar kecilnya hasil yang didapat

h) Jasa pinjaman minimal harus dapat menutup seluruh biaya

operasional UPK (baik untuk alat tulis, fotocopy, gaji

pengelola yang disepakati bersama masyarakat) mengingat

form pembukuan yang digunakan cukup banyak.

Page 66: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

49

i) Kalau dirasa masih belum cukup perlu disepakati bersama

seluruh warga dengan tidak memberatkan warga khususnya

peminjam.

Sistem pinjaman diatur secara bergilir (peminjam yang sudah

lunas tidak diperkenankan meminjam lagi, dengan asumsi masih

terdapat daftar tunggu, kecuali jika daftar tunggu telah habis)

sesuai dengan kesepakatan BKM dan keseluruhan masyarakat

serta tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun.

Keuntungan (Laba) minimal dapat menutup biaya

operasional untuk membiayai kegiatan BKM dan lainnya , dan

untuk pemupukan modal (disesuaikan dengan aturan yang ada

dalam AD).

Dari hasil yang didapat pertahun dialokasikan sebagai

berikut berdasarkan kesepakatan bersama

- Kegiatan social 10%

- Kegiatan lingkungan 50%

- Kegiatan ekonomi (Pemupukan modal) 25%

- BOP BKM 5%

- Biaya Operasioanl Pengawas 10%

Page 67: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

50

Dasar pertimbangan diatas

- Bahwa kebutuhan masyarakat untuk porsi kegiatan

lingkungan yaitu pembangunan infrastruktur cukup besar

berdasarkan hasil perencanan yang tertuang dalam

Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulanagn

Kemiskinan(PJM Pronangkis)

- Kegiatan sosial diberikan kepada orang miskin yang tidak

mampu seperti anak yatim, beasiswa prestasi tapi kurang

mampu, dan jompo sesuai kesepakatan bersama masyarakat.

2) Tujuan dilaksanakan “Pinjaman Bergulir” di Desa Galang

Pengampon

a) Secara umum tujuan yang ingin dicapai yaitu menciptakan

desa yang mandiri dan tangguh dibidang ekonomi,

kesehatan, pendidikan, dan sosial.

b) Tujuan khusus :

- Terwujudnya masyarakat yang bisa memenuhi

kebutuhaanya sendiri terutama dalam bidang ekonomi.

- Memberikan pelayanan kesehatan bagi KK miskin

dengan kualitas baik dan terjangkau.

- Meningkatkan pendidikan di desa di Galang

Pengampon.

Page 68: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

51

- Menciptakan kerja sama dan kepercayaan antar warga.

Kegiatan ekonomi untuk pemupukan modal sangat

penting mengingat bahwa perguliran ekonomi ini merupakan

roda utama dalam kegiatan pembangunan selanjutnya karena

masayrakat diharapkan untuk bisa mandiri tanpa mengandalkan

bantuan dari pihak lain.

Sehingga masyarakat diberi modal untuk dikembangkan secara

mandiri dan berkelanjutan yang tujuan utamanya adalah untuk

penanggulangan kemiskinan yang mana direncanakan dari, oleh

dan untuk masyarakat sendiri dan hasilnya adalah untuk

masyarakat khususnya warga miskin melalui pembelajaran dan

pemberdayaan secara mandiri. konsep awal sampai akhir

program PNPM adalah pada koridor penangulangan kemiskinan

yang bertujuan mewujudkan perubahan sosial masyarakat dan

penataan lingkungan hunian yang sehat dan bertumpu pada hal

sebagai berikut:

- Bermanfaat bagi warmis

- Memberikan peningkatan ekonomi

- Perubahan perilaku

- Lingkungan tertata

- Permasalahan dapat terselesaikan

Page 69: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

52

Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan BKM

mampu secara sadar dapat mengontrol gerak, kesesuaian

sumber daya, pilihan cara dan saling menjaga kinerja di antara

para anggota dan unit pengelola serta sebagai proses

pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan BKM kepada

semua pihak yang berkepentingan terhadap penanggulangan

kemiskinan terutama masyarakat miskin. Tak kalah pentingnya

mampu menumbuhkan semangat dan proses pembelajaran,

memperkuat implementasi nilai-nilai keterbukaan, partisipasi

dan pertanggungjawaban dan mendorong terjadinya kontrol

sosial warga terhadap program-program pembangunan serta

terwujudnya komitmen bersama untuk menanggulangi masalah

kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan khususnya di Desa

Galang Pengampon.

2. Pelaksanaan ”Pinjaman Bergulir” di Desa Gondang

1) Sistem Kerja “Pinjaman Bergulir”

Dalam rangka penanggulangan kemiskinan, beragam

kebersamaan tiga pilar utama pembangunan yaitu pemerintah,

masyarakat dan kelompok peduli (LSM, Perguruan Tinggi dan

sebagainya) sangat diperlukan. Kebersamaan tersebut mutlak

doperlukan karena diharapkan mampu mewujudkan sinergitas

kepentingan dan program ketiga pilar tersebut yang pada

Page 70: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

53

akhirnya mampu mempercepat proses penanggulangan

kemiskinan.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Program

Mandiri Perkotaan (PNPM MP) adalah salah satu program yang

menggunakan strategi pendekatan penguatan kelembagaan lokal

dari masyarakat warga dan mendorong potensi masyarakat baik

secara perorangan maupun kelompok untuk mengatasi persoalan

kemiskinan secara mandiri. Untuk itulah di bangunlah Badan

Keswadayaan Masyarakat yang bersifat independen dan

bercirikan sebagai paguyuban masyarakat yang berfungsi sebagi

dewan pengambil kebijakan dalam penanggulangan kemiskinan,

maka untuk itulah disusunlah suatu Program Penanggulangan

Kemiskinan dalam sebuah perencanaan partisipatif yang tertuang

dan teraplikasi dalam Perencanaan Jangka Menengah

Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis).

PJM Pronangkis sebagai produk rencana masyarakat

memiliki dimensi waktu rencana yang perlu dievaluasi dan

direview secara berkala untuk mencapai kesempurnaan dan sesua

kebutuhan dimasyarakat. Adapun kegiatan tersebut minimal

dilakukan satu tahun sekali oleh masyarakat bersama pemerintah

baik secra teknis maupn substansi untuk menggali usulan

bersama dan mencapai kesepahama bersama khususnya dalam

Page 71: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

54

mengatasi permasalahan kemiskinan dan dikemudian hari dapat

dipertanggungjawabkan secara moral maupun materiil.

Orientasi kebijakan nasional dalam upaya

penanggulangan kemiskinan di berbagai wilayah indonesia yang

tertuang dalam Millenium Development Goals (MDG’s) turut

andil dan menjadi pijakan dalam penyusunan PJM pronangkis

diseluruh wilayah, yang antara lain memiliki tujuan yaitu

menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan

dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan

pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak,

meningkatkan kesehatan ibu, memerangi hiv/aids, malaria dan

penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan

hidup, dan membangun kemitraan global untuk pembangunan.

Seiring dengan hal tersebut, PJM Desa Gondang yang

telah disusun telah mengacu dengan delapan tujuan diatas dan

telah direalisasikan sesuai dengan kebutuhan dimasyarakat dan

tentunya tidak lepas dari aspek tridaya yaitu sosial, ekonomi dan

fisik. Terkait dengan adanya kegiatan review PJM Desa

Gondang yang telah berjalan selama satu tahun lebih, tentunya

BKM Desa Gondang akan mengalami banyak perubahan-

perubahan baik yang direncanakan maupun tidak, begitu pula

dengan program, ada program yang berjalan sesuai rencana dan

Page 72: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

55

mencapai hasil yang diinginkan dan mungkin juga ada yang

tidak. Oleh karena perlu dilakukan review PJM Pronangkis yang

ada baik program maupun renta tahun-tahun sesudahnya dengan

tetap mempertimbangkan aspek tridaya.

Dengan adanya kegiatan review, diharapkan BKM

secara sadar dapat mengontrol gerak, kesesuaian sumber daya,

pilihan cara dan saling menjaga kinerja di antara para anggota

dan unit pengelola serta sebagai proses pertanggungjawaban atas

apa yang dilakukan BKM kepada semua pihak yang

berkepentingan terhadap penanggulangan kemiskinan terutama

masyarakat miskin. Tak kalah pentingnya mampu menumbuhkan

semangat dan proses pembelajaran, memperkuat implementasi

nilai-nilai keterbukaan, partisipasi dan pertanggungjawaban dan

mendorong terjadinya kontrol sosial warga terhadap program-

program pembangunan serta terwujudnya komitmen bersama

untuk menanggulangi masalah kemiskinan secara mandiri dan

berkelanjutan khususnya di Desa Gondang.

Kegiatan review merupakan kegiatan peninjauan kembali

terhadap seluruh rangkaian program yang harus dilakukan

khususnya PJM Pronangkis untuk mencapai kesempurnaan dan

sesuai kebutuhan dimasyarakat. Secara umum proses review

PJM Pronangkis di Desa Gondang diawali dengan sosialisasi

Page 73: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

56

terhadap BKM tentang kegiatan review partisipatif baik review

kelembagaan, keuangan maupun PJM pronangkis. Khusus dalam

kegiatan review PJM pronangkis di Desa Gondang dimulai

dengan pembentukan tim review yang sebelumnya dilakukan

penguatan terhadap tim tersebut tentang proses yang akan

dilakukan. Tim review akan bertugas untuk mengadakan

penggalian ususlan ditingkat basis baik RT yang kemudian

dilakukan rekapitulasi tentang usulan yang ada. Setelah semua

telah direkap dan ditabulasi kedalam format yang ada kemudian

dilakukan lokakarya di tingkat desa untuk menyepakati program

usulan baik mengenai program, perkiraan biaya dan kapan

program tersebut akan dilaksanaan, dan hal ini jelas telah melalui

proses skoring untuk menentukan skala prioritas usulan program.

Dalam penggalian usulan tingkat basis juga dilakukan

reorientasi PS untuk mengupdate data KK miskin serta

reorientasi PJM dan renta yang telah disusun dan dilaksanaan

sebelumnya. Reorientasi ini bermaksud untuk melakukan kajian

ulang tentang KK miskin yang sudah maupun belum masuk

kedalam data, serta mengkaji ulang tentang program mana yang

belum dan sudah dilaksanakan pada periode tahun-tahun

sebelumnya. Dari proses yang telah dilakukan kemudian

didapatkan hasil review yang kemudian dikomparasikan dengan

Page 74: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

57

program Desa Gondang untuk mencapai sinergi dan

kesepahaman bersama agar tidak terjadi tumpang tindih dan

sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dari hasil yang didapatkan

kemudian dilakukan lokakarya di tingkat desa untuk

penyepakatan bersama tentang hasil review PJM dan kemudian

disahkan bersama BKM dan Kepala desa untuk dijadikan acuan

pembangunan bagi Desa Gondang dan dapat

dipertanggungjawabkan sebagai mana mestinya demi mencapai

kemnadirian bagi masyarakat Desa Gondang.

Visi

Melaksanakan program penanggulangan kemiskinan dengan

semangat kebersamaan menuju masyarakat yang berdaya,

mandiri, dan madani serta menurunkan angka keluarga miskin di

Desa Gondang berkurang 2,5 % pertahun.

Misi

- Meningkatkan pendapatan masyarakat miskin melalui

pelatihan ketrampilan dan penyediaan modal.

- Menyediakan sarana dan prasarana dasar pendukung

kegiatan ekonomi, sosial dan budaya.

- Meningkatkan ikatan dan kepedulian sosial masyarakat

terhadap anggota masyarakat lainnya yang sangat

membutuhkan.

Page 75: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

58

- Meningkatkan kwalitas pendidikan, terciptanya pendidikan

dasar 9 tahun

- Meningkatkan jaminan kesehatan terhadap gerakan sayang

ibu dan ibu hamil serta teratasinya kondisi gizi buruk

masyarakat.

- Mengajak selruruh elemen masyarakat untuk bekerjasama

dalam rangka mewujudkan masyarakat yang mandiri dan

madani

- Membantu KK miskin melalui program-program yang telah

direncanakan bersama melalui konsep pemberdayaan untuk

menuju kemandirian masyarakat yang berkelanjutan dan

madani

Skim Pinjaman yang diatur dalam “Pinjaman Bergulir” antara

lain :

1) Peminjam adalah KSM dan angotanya yang memenuhi

kriteria yang dipersyaratkan (warga miskin dan sesuai

dengan hasil surve dilapangan yang tertuang dalam

dokumen pemetaan swadaya yang dilakukan oleh

masyarakat sendiri berdasarkan ketentuan criteria

kemiskinan yang telah disepakati bersama)

2) Tujuan penggunaan pinjaman adalah untuk membiayai

kegiatan usaha produktif yang sudah ada maupun untuk

menciptakan peluang usaha (tujuan untuk peningkatan

Page 76: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

59

ekonomi yang diiringi dengan penguatan melalui pelatihan

pelatihan pengembangan ekonomi lokal)

3) Besar pinjaman pertama kali maksimal Rp 500.000,- namun

disesuaikan dengan usaha peminjam. Pinjaman selanjutnya

maksimal Rp. 2.000.000,- (Diluar jumlah maksimal tersebut

peminjam dapat diberikan pinjaman dengan pola channeling

dengan Lembaga keuangan/bank lainnya) frekuensi

peminjaman maksimal 4 kali.

4) Jangka waktu pinjaman 10 bulan, tergantung dari perputaran

usaha peminjam (hasil kesepatan masayrakat) (dalam

program banyak pilihan 10 minggu, 10 bulan atau ketentuan

lainnya sesuai kesepakatn bersama)

5) Angsuran pinjaman maksimal bulanan, tanpa grace period

(tenggang waktu)

6) Jasa pinjaman 1,75 % per bulan, dihitung dari pokok

pinjaman semula.

- Jenis jasa pinjaman yang digunakan adalah jasa pinjaman

tetap (flat) sepeti contoh diatas

- Jasa pinjaman minimal harus dapat menutup seluruh

biaya operasional UPK (baik untuk alat tulis, fotocopy,

print yang disepakati bersama masyarakat) mengingat

form pembukuan yang digunakan cukup banyak

Page 77: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

60

- Kalau dirasa masih belum cukup perlu disepakati

bersama seluruh warga dengan tidak memberatkan warga

khususnya peminjam.

Dasar untuk menetapkan besarnya jasa pinjaman:

Besarnya seluruh penerimaan jasa pendapatan (1 tahun) harus

dapat menutup seluruh biaya UPK selama 1 tahun, yang terdiri

antara lain :

a. Biaya dana (seandainya ada/biaya jasa tabungan) - %

pertahun

b. Biaya operasional UPK 6 %

pertahun

c. Biaya cadangan resiko pinjaman 5 %

pertahun

d. Keuntungan yang diharapkan 10 %

pertahun

Jumah 21 %

pertahun

21%/12 bulan =1,75 %/bulan

Pembagian Keuntungan (Laba)

Keuntungan (Laba) minimal ditentukan 10 % pertahun.

Keuntungan/Laba inilah yang dapat digunakan untuk membiayai

Page 78: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

61

kegiatan BKM dan lainnya untuk pemupukan modal

(disesuaikan dengan aturan yang ada dalam AD).

Dari hasil 10% pertahun dialokasikan sebagai berikut

- Kegiatan social 10%

- Kegiatan lingkungan 50%

- Kegiatan ekonomi (Pemupukan modal) 25%

- BOP BKM 5%

- Biaya Pengawas 10%

Dasar pertimbangan diatas

- Bahwa kebutuhan masyarakat untuk porsi kegiatan

lingkungan yaitu pembangunan infrastruktur cukup besar

berdasarkan hasil perencanan yang tertuang dalam

Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan

Kemiskinan

- Kegiatan social diberikan kepada orang miskin yang tidak

mampu seperti anak yatim, beasiswa prestasi tapi kurang

mampu, dan jompo sesuai kesepakatan bersama masyarakat

- Kegiatan ekonomi untuk pemupukan modal sangat penting

mengingat bahwa perguliran ekonomi ini merupakan roda

utama dalam kegiatan pembanguna selanjutnya karena

Page 79: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

62

masayrakat diharapkan untuk bias mandiri tanpa

mengandalkan bantuan dari pihak lain.

2) Tujuan Dilaksanakan “Pinjaman Bergulir” di Desa Gondang

Secara umum tujuan yang ingin dicapai adalah

terbentuknya Desa Gondang terbentuknya desa yang mandiri dan

madani dibidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan sosial.

Sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut:

- Terwujudnya ekonomi kerakyatan dengan konsep

pemberdayaan, sehingga masyarakat dapat melakukannya

sendiri

- Membantu masyarakat agar lebih mudah dan cepat

melakukan kegiatan ekonomi

- Masyarakat tergerak untuk saling peduli dan kerjasama

dalam hal pemenuhan kebutuhan yang saling

menguntungkan

- Membentuk pelayanan kesehatan bagi KK miskin dengan

kualitas baik dan terjangkau

- Meningkatkan pendidikan non formal seperti ketrampilan,

kursus, dan lain-lain.

- Menuntaskan dan ikut membantu pemerintah dalam

pelaksanaan pendidikan wajar 9 tahun.

Page 80: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

63

- Meningkatkan gizi balita, ibu hamil dan menyusui

Sehingga masyarakat diberi modal untuk dikembangkan secara mandiri dan

berkelanjutan yang tujuan utamanya adalah untuk penanggulangan

kemiskinan yang mana direncanakan dari, oleh dan untuk masyarakat sendiri

dan hasilnya adalah untuk masyarakat khususnya warga miskin melalui

pembelajaran dan pemberdayaan secara mandiri. konsep awal sampai akhir

program PNPM adalah pada koridor penangulangan kemiskinan yang

bertujuan mewujudkan perubahan social masyarakat dan penataan lingkungan

hunian yang sehat dan bertumpu pada hal sebagai berikut: bermanfaat bagi

warmis, memberikan peningkatan ekonomi, perubahan perilaku, lingkungan

tertata, dan permasalahan dapat terselesaikan.36

36

Diambil dari Pedoman teknis “Pinjaman Bergulir” PNPM MP Kecamatan Wonopringgo

khususnya Desa Galang Pengampon dan Desa Gondang

Page 81: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

64

BAB IV

ANALISIS

A. “Pinjaman Bergulir” Dalam Kerangka PNPM MP di Desa Galang

Pengampon dan Desa Gondang Kecamatan Wonopringgo

Pada Desa Galang Pengampon tahun 2009 - 2011 telah mengacu

pada pencapaian tujuan dan target sasaran yang mencakup implementasi

program di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, dan lingkungan

dengan target sasaran yang lebih realistis dan terukur.

Mekanisme dalam proses penyusunan yang terdapat di Desa

Gondang juga telah mampu meningkatkan kesadaran kritis masyarakat

melalui kegiatan lokakarya, pemetaan swadaya dan pertemuan-pertemuan

di tingkat basis maupun desa dalam menyusun rencana kedepan.

Agar desa mampu berjalan efektif, diperlukan beberapa strategi

dan saran untuk menindaklanjuti implementasi ke depan. Adapun strategi

maupun langkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Agar desa mampu bersinergi dengan rencana diatasnya, maka dalam

proses penyusunan desa juga memperhatikan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Daerah

Kabupaten Pekalongan.

2. Produk rencana milik masyarakat desa harus dapat dipasarkan

kepada pihak luar melalui konsep kemitraan atau chanelling dengan

lembaga pemerintah tingkat daerah, propinsi, dan pusat maupun

dengan lembaga lain diluar pemerintahan, sehingga dengan demikian

Page 82: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

65

pendanaan program tidak sepenuhnya bergantung pada dana BLM

yang sifatnya hanya sebagai stimulan saja.

3. Guna lebih mengefektifkan pencapaian pelaksanaan desa, masing-

masing rumusan program yang ada perlu lebih diperinci lagi menjadi

rencana detail yang sifatnya teknis dimana proses penyusunannya

dapat dilakukan bersama-sama dengan unit pelaksana yang ada.

Dengan disahkannya hal tersebut sebagai keputusan desa, maka

segala hal yang ada dalam dokumen UPK menjadi pedoman dan arahan

dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan, termasuk

penggunaan data hasil sensus dan pemetaan swadaya sebagai basis data

KK atau jiwa miskin bagi semua pihak termasuk BPS dan lembaga-

lembaga lain yang berkepentingan.

1. Hasil kegiatan desa adalah rencana induk kegiatan dalam

penanggulangan kemiskinan tingkat desa yang menjadi acuan dalam

kegiatan pembangunan desa khususnya dalam penanggulangan

masalah kemiskinan,

2. Hasil pencapaian merupakan kajian peninjauan ulang terhadap hasil

sebelumnya serta kajian ulang pemetaan swadaya yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat miskin melalui perencanaan partisipatif dari

tingka basis,

3. Hasil pencapaian ini melalui tahapan proses yang panjang atas dasar

permasalahan dan kebutuhan bersama yang ada di tingkat RT, RW

Page 83: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

66

dan desa serta potensi yang dimiliki sebagai dasar dalam pemecahan

permasalahan yang ada,

4. Hasil review merupakan hasil akhir yang perlu upaya tindak lanjut

dari seluruh stakeholder yang terkait dalam penanggulangan

permasalahan kemiskinan dan dapat dipertanggungjawabkan bersama

untuk mewujudkan desa yang mandiri dan madani.

Saran dan rekomendasi untuk desa sebagai berikut :

1. Agar keberhasilan ini dapat dijadikan pedoman atau usulan dalam

kegiatan pembangunan program penanggulangan kemiskinan desa dan

sebagai alat kontrol oleh masyarakat pada setiap kegiatan

pembangunan melalui azas transparansi dan akuntabilitas.

2. Diharapkan dukungan penuh dari seluruh stakeholder baik warga

masyarakat, pemerintah desa, swasta, kelompok peduli dan BKM

selaku motor penggerak untuk tetap berkerjasama dalam menjunjung

tinggi amanah masyarakat melalui PJM Pronangkis secara konsisten

dan dapat dipertanggungjawabkan

3. Bagi segenap anggota BKM desa untuk selalu meningkatkan

kepedulian bersama sesuai dengan komitmen sebagai gerakan bersama,

kesetaraan, kejujuran dan kerelawanan yang tangguh dalam

melaksanakan amanah dari seluruh warga miskin agar dapat

dipertanggungjawabkan secara materiil maupun moral di dunia ataupun

di akherat kelak.

Page 84: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

67

Hasil wawancara dengan Bapak Rahmat37

di Desa Galang

Pengampon, masyarakatnya merasa senang dengan adanya program

pemerintah PNPM MP. Hadirnya Jasa “Pinjaman Bergulir” dari PNPM

membawa hal baik bagi kesejahteraan masyarakat disana. Bapak

Mustaqim38

juga menambahkan bahwa apalagi dengan adanya “Pinjaman

Bergulir” (sender sawah) yang berupa pinjamn modal atau uang yang

mampu meringankan beban faktor Produksi masyarakat terutama para

petani yang membutuhkan modal dalam memperlancar usaha

pertaniannya. Pinjaman tersebut dikemablikan para petani dengan

penambahan yang tidak ditentukan sebelumnya oleh pihak BKM

“Pinjaman Bergulir” (sender sawah). Penambahan tersebut diperjanjikan

sendiri oleh para petani. Perjanjian atau kesepakatan pengembalian jasa

pinjamn tersebut telah memberi keuntungan bagi para petani, karena

mereka mampu mendapatkan modal yang selama ini mereka butuhkan

tanpa harus meminjam pada pihak yang mencari keuntungan semata

terutama oleh rentenir. Keuntungan menurut mereka adalah tidak adanya

keharusan atau paksaan pada merka berapa nominal penambahan yang

harus mereka keluarkan. Besarnya nominal yang dilebihkan dalam

pengembalian sesuai dengan hasil panen mereka dan sesuai dengan

kemampuan para petani masing-masing.

37

Wawancara dengan Bapak Rahmat ketua RT 01 RW 02 dan juga tokoh masyarakat yang

berpengaruh dalam pelaksanaan “Pinjaman Bergulir” Desa Galang Pengampon 38

Wawancara dengan Bapak Mustaqim selaku salah satu KSM yang meminjam dana pada

“Pinjaman Bergulir” Desa Galang Pengampon

Page 85: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

68

Berikut ini adalah data pantauan perubahan pendapatan di Desa

Galang Pengampon39

:

No Nama KSM

Anggota Pekerjaan Hasil Pantauan

2008 2009 2010

1 Dirman

KSM Amanah

petani 4.800.000,00 5.400.000,00 6.000.000,00 2 Bunga berdagang 3.000.000,00 3.600.000,00 3.900.000,00 3 Rasali petani 4.800.000,00 5.100.000,00 5.700.000,00

4 Wahudi petani 4.200.000,00 4.800.000,00 5.500.000,00

5 Budiman buruh tani 3.000.000,00 3.300.000,00 3.900.000,00 Sumber: hasil pantauan DP BKM Amanah

Lap. Keuangan UPK tahun 2010

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pendapatan petani masyarakat

Desa Galang Pengampon tiap tahun bertamabah, walaupun tidak terlalu

signifikan tiap bulan, akan tetapi minimal bisa sedikit membantu warga.

Sedangkan di Desa Gondang, masyarakatnya merasa sangat

antusias dalam hal perjanjian jasa “Pinjaman Bergulir” yang dilakukan

oleh BKM dari PNPM MP. Menurut perkataan Bapak Khamid40

program

pemerintah seperti ini adalah salah satu cara yang bagus dalam

mementaskan kemiskinan. Warga masyarakat merasa sangat dibantu

dengan adanya program tersebut. Bapak Afifudin41

menambahkan

kegiatan tesebut diawali dengan dikumpulkannya relawan yang mau

menjadi anggota BKM. Relawan ini harus yang benar-benar mempunyai

amanat, berjiwa sosial dan mampu bertanggungjawab dibidang

perekonomian masyarakat, karena ini menyangkut kesejahteraan

masyarakat terutama Desa Gondang sendiri. Setelah terbentuk BKM,

39

Lap. Keuangan UPK tahun 2010 berdasarkan pantauan BKM Amanah Desa Galang

Pengampon 40

Wawancara dengan Bapak Khamid Selaku ketua tokoh masyarakat yang menjadi salah

satu petugas UPK 41

Wawancara dengan Bapak Afifudin, salah satu anggota KSM Mulyorejo Desa Gondang

Page 86: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

69

perwakilan dari tiap RT dikumpulkan dan bersama-sama melakukan

diskusi atau mencari kesepakatan berapa persenkah atau berapa

nominalkah penambahan pengembalian yang harus diberika oleh warga

Gondang dalam pengembaliannya. Seperti yang sudah dijelaskan diatas,

kelebihan tersebut digunakan untuk biaya operasional dan sisanya akan

dikembalikan pada masyarakat guna memberi kesejahteraan bagi mereka

sendiri. Pinjaman tersebut juga harus digunakan untuk kegiatan produktif,

karena seperti yang telah dijelaskan diatas, program ini ada untuk

menjadikan masyarakat mandiri dan madani. Masyarakat merasa senang

dengan sistem kerja dan proses pinjaman bergulir ini. Karena disamping

meringankan beban, pinjaman ini mampu memicu kemandirian

masyarakat terutama warga miskin untuk mengembangkan usahanya.

Prosesnya juga mudah dan cepat, uang sama sekali tidak berkurang,

apabila ingin meminjam Rp. 500.000,00 maka uang yang diterima tetap

Rp. 500.000,00

Berikut ini adalah data pantauan perubahan pendapatan di Desa

Gondang:42

No Nama KSM Anggota Pekerjaan Hasil Pantauan

2008 2009 2010

1 Khakimah

KSM Mulyorejo

berdagang 3.000.000,00 3.300.000,00 3.900.000,00

2 Nur

Wakidah berdagang 3.240.000,00 3.600.000,00 3.900.000,00

3 Imadul Khusni

buruh tani 3.120.000,00 3.360.000,00 3.840.000,00

4 Khasrozy tukang rongsok 3.500.000,00 3.900.000,00 4.500.000,00

5 Khamid petani 4.200.000,00 4.800.000,00 5.500.000,00 Sumber: hasil pantauan DP BKM Mulyorejo

42

Lap. Keuangan UPK tahun 2010 berdasarkan pantauan BKM Mulyorejo

Page 87: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

70

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pendapatan masyarakat Desa

Gondang tiap tahun bertamabah, walaupun tidak terlalu signifikan tiap

bulan, akan tetapi minimal lauk warga masyarakat bisa bertambah.

Manfaat dan tujuannya juga telah sedikit banyak dirasakan oleh

kedua desa tersebut, diantaranya berkurangnya angka kemiskinan,

masyarakat lebih mandiri, masyarakat terkendali (seperti preman) dan

manfaat-manfaat lainnya.

Dari ungkapan kedua warga desa diatas, tentu dapat disimpulkan

bahwa kegiatan jasa pinjaman bergulir PNPM MP ini memberi dampak

baik bagi masyarakat, mereka merasa mendapatkan bantuan dalam segi

modal maupun segi kemasyatakatan, dan juga kemandirian dan

kesejateraan dalam bidang ekonomi. Hanya saja kedua cara pinjaman yang

berbeda antara Desa Galang Pengampon dan Desa Gondang tersebut,

masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri dalam

pelaksanaannya maupun dalam segi kemasyarakatannya.

a) Kelebihan:

Galang Pengampon

Tidak ada ketentuan nominal atau persentase kelebihan

pengembaliannya, sehingga petani mengembalikan sesuai dengan

kemampuan masing-masing dari hasil panen mereka.

Gondang

Karena pinjaman bergilir di Desa Gondang bukan sistem Sender

sawah (sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai

Page 88: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

71

petani) maka kemungkinan besar warga masyarakat yang meminjam

bukan hanya dari pihak petani saja.

b) Kelemahan:

Galang Pengampon

Kelemahan pinjaman bergulir di Desa Galang Pengampon karena

sistem yang digunakan adalah ”Pinjaman Bergulir” (Sender sawah)

yang sebagian besar adalah petani maka kemungkinan besar warga

masyarakat yang meminjam adalah para petani

Gondang

Ada ketentuan nominal atau persentase kelebihan dalam

pengembaliannya, walaupun ketentuan tersebut disepakati bersama

dengan para warga, namun hal tersebut tetap menjadi kelemahan

karena tidak semua hasil usaha dan kemampuan warga masyarakat itu

sama.

B. “Pinjaman Bergulir” Dalam Kerangka PNPM MP Menurut Islam

Riba dalam bahasa Arab “ar-riba” ( انز با ) berarti tambahan, tumbuh

atau berlebih. Dalam istilah hukum islam, riba adalah tambahan baik

berupa tunai, benda maupun jasa yang mengharuskan pihak peminjam

untuk membayar selain jumlah uang yang dipinjamkan kepada pihak yang

meminjamkan pada hari jatuh tempo pengembalian uamg pinjaman itu.

Riba semacam ini disebut riba nasi’ah. Dalam transaksi tersebut terdapat

dua bentuk tambahan, dari pihak pemilik uang ia telah menambahkan

jangka waktu pembayaran dan dari pihak yang berutang ia menambahkan

Page 89: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

72

jumlah uang yang harus dibayarkan kepada pemilik uang. Karena adanya

unsur menambah, maka hal tersebut dinamakan riba.43

Islam mengutuk pemakaian riba, dan uang tambahan tersebut

dinyatakan sebagai uang haram. Sebagaimana dijelaskan pada BAB II

diatas. Belakangan timbul lembaga keuangan yang bernama bank dan

lembaga keuangan lain yang kegiatannya menyerupai riba. Yaitu dalam

tabungan ataupun pinjaman atau kredit. Seseorang yang menerima

pinjaman atau kredit di lembaga keuangan tersebut harus mengembalikan

uangnya dalam bentuk lebih banyak dari apa yang diterimanya. Kenyataan

lahir yang sama tersebut menimbulkan dugaan bahwa bunga dari lembaga

keuangan tersebut mengandung konotasi negatif dikalangan ulama Islam.44

Dalam sistem perbankan, mereka yang menitipkan uang jangka

waktu tertentu, bank menjanjikan akan mengembalikan uang titipan itu

ditambah dengan bunga yang besarnya telah ditentukan pada hari

penitipan uang kepada bank. Sebaliknya, kepada mereka yang meminjam

uang dari bank untuk jangka waktu tertentu, oleh bank diharuskan selain

mengembalikan uang yang dipinjamkan, juga memberikan tambahan yang

besar atau jumlahnya telah disepakati pada waktu pengambilan

pinjaman.45

Permasalahan tentang bunga, khusunya bunga bank dalam

pandangan hukum Islam sudah sangat sering muncul, namun sampai saat

ini belum ada yang sampai kepada suatu kesimpulan yang final, tuntas dan

43

Amir Syarifuddin, Meretas Kebekuan Ijtihad, Jakarta: Ciputat Press, 2005, hlm. 214 44

Ibid, hlm. 212-213 45

Munawir Sjadzali, op.cit, hlm. 12

Page 90: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

73

dapat diterima semua pihak. Alasannya adalah karena terma bunga selalu

dihubung-hubungkan oleh umat Islam termasuk para ulama, dengan riba

yang sudah jelas diharamkan dalam al-qur’an.

Riba sudah begitu dikenal dikalangan para ulama dan selalu

pembahasannya muncul dalam literatur fiqh ketika memperbincangkan

sekitar bab muamalat bidang harta. Semua ulama baik yang tradisional

maupun yang kontemporer berhasil dengan suatu kesimpulan bahwa riba

itu haram secara mutlak.46

Sampai sekarang ini dunia Islam masih banyak ulama yang

berpendapat bahwa sistem bunga dalam bank itu riba. Sayyid Sabiq dalam

bukunya Fiqh Sunnah memberiakan alasan-alasan mengapa islam

mengahramkan riba. Menurut beliau, terdapat empat alasan mengapa riba

dilarang dalam Islam. Pertama, riba merupakan penyebab timbulnya

permusuhan antar sesama warga masyarakat, dan menghilangkan

semangat tolong menolong. Kedua, riba cenderung melahirkan satu kelas

dimasyarakat yang hidup mewah tanpa bekerja dan akumulasi kekayaan di

tangan kelas itu tanpa ikut berusaha, ibarat benalu yang tumbuh atas

kerugian pihak orang lain. Ketiga, riba adalah penyebab penjajahan.

Keempat, Islam menghimbau agar manusia memberikan pinjaman kepada

yang memerlukan untuk mendapat pahala dan bukan tambahan.

Ulama yang berpendapat bunga termasuk riba berpendapat bahwa

mereka tidak menggunakan jasa bank dalam menyimpan kelebihan

46

Ibid, hlm. 14

Page 91: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

74

uangnya, karena dapat dianggap sebagai tindakan hati-hati dalam

melaksanakan agama, namun tindakan itu disatu sisi dapat merugikan

sang pemilik uang karena berkurangnya nilai uangnya tersebut dan dapat

pula merugikan perkembangan keuangan.47

Menurut ulama yang

mengharamkan bunga, diantara usaha bunga bank yang relevan dengan

penambahan riba adalah tabungan atau deposito dan kredit. Uang yang

dititipkan masyarakat diserahkan kepada pengusaha dalam bentuk kredit.

Pengusaha memberi keuntungan yang diperolehnya menurut kadar

persentase yang ditentukan. Sebagian dari yang diterima bank dari

pengusaha tersebut diserahkan pula kepada pemilik uang sebagai bagian

dari hasil usaha dari uang yang diserahkan kepada bank. Dalam bentuk ini

berpendapat bahwa terdapat unsur-unsur riba dalam bisnis tersebut. Itulah

sebabnya para ulama mengharamkan bunga, karena kemiripannya dengan

riba. Namun para ulama tidak menuntaskan perkara tersebut dengan alasan

darurat.48

Sedangkan pengertian dharurat itu adalah datangnya kondisi

bahaya atau kesulitan yang amat berat kepada diri manusia, yang membuat

dia kuatir akan terjadi kerusakan (dharar) atau sesuatu yang menyakiti

jiwa, anggota, kehormatan, akal, harta dan yang bertalian dengannya.

Ketika itu boleh atau tak dapat tidak harus mengerjakan yang diharamkan,

atau meninggalkan kewajiban atau menunda waktu pelaksanaannya guna

menghindari kemudharatan yang diperkirakannya dapat menimpa dirinya

47

Amir Syarifuddin, op.cit, hlm. 213 48

Ibid, hlm. 224

Page 92: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

75

selama tidak keluar dari syarat-syarat yang ditentukan oleh syarat.49

Dalam

buku konsep dharurat dalam hukum Islam, qardh atau pinjaman uang pada

hakekatnya serupa dengan jual beli utang. Akad ini merupakan penetapan

pemilikan uang bagi seseorang dengan imbalan uang yang ditunda

pembayarannya sampai masa yang akan datang. Sehingga jatuh pada

masalah riba. Namun, hal yang demikian itu dibolehkan karena kebutuhan

dan didalamnya terkandung kemaslahatan.50

Pada pendapat lain menyebutkan bahwa hukum bunga bank

apabila digunakan alur pikir lain dengan mencari titik kesamaannya

dengan mudharabah yang disepakati kebolehannya, kecuali hanya

disebagian ulama. Dalam alur pikir alternatif ini pemilik uang

menyerahkan uangnya kepada bank dan oleh bank diserahkan pula kepada

pengusaha untuk diproduktifkan. Dalam hal ini bisnis bank menyerupai

mudharabah. Pemilik uang disini disebut sahibul mal dan bank sebagai

mudharib (pengusaha). Kemudian bank menyerahkan pula uang yang

diterima dari sahibul mal kepada orang yang akan mengusahakannya

secara produktif. Bank dalam hal ini adalah perantara antara pemilik

modal dan pengusaha yang sesungguhnya. Tentang kebolehan bank

sebagai mudharib, memudharahkan pula kepada pihak lain yaitu

pengusaha yang sebenarnya, terdapat perbedaan pendapat dikalangan

ulama fiqh. Ulama Hanafiah sebagaimana yang terdapat dalam fiqhnya

membolehkan hal yang demikian.

49

Wahab az-Zuhaili, Konsep Darurat dalam Hukum Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama,

1997, hlm. 72 50

Ibid, hlm. 286

Page 93: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

76

Demikian pula keuntungan dari hasil usaha yang diserahkan

pengusaha kepada bank yang kemudian sebagiannya diserahkan pula oleh

bank kepada pemilik uang, bisnis bank itu sama dengan mudharabah.

Dari adanya unsur kesamaan bank dengan mudharabah seperti

disebutkan di atas, meskipun belum menghasilkan simpulan yang tuntas

tentang kebolehannya, setidak-tidaknya pemilik uang yang ikut bisnis

bank merasa terbebas dari tekanan perasaan memakan riba.

Namun harus diakui bahwa penyamaan bank dengan mudharabah

dalam hal ini masih belum tuntas, karena masih terdapat titik perbedaan

antara bunga bank dengan hasil jasa mudharabah dan akad awal pinjaman,

meskipun keduanya sama-sama hasil usaha atau keuntungan dari usaha

produktif.

Pada bisnis bank, bunga sebagai hasil usaha itu sudah ditentukan

sebelumnya dalam bentuk persentase, meskipun usaha itu belum tentu

berhasil, sedangkan mudharabah, hasil usaha ditentukan kemudian

sesudah usaha tersebut berlangsung dan jelas hasilnya. Perbedaan dalam

penentuan hasil usaha dapat dikatakan hanya masalah teknis administratif,

karena dapat saja keuntungan atau jasa mudharabah itu ditentukan dalam

bentuk persentase sebelum usaha tersebut dijalankan agar pengusaha

terdorong untuk berusaha maksimal dalam rangka mengejar target. Namun

titik perbedaan tersebut masih menempatkan bunga bank pada posisi yang

meragukan atau syubhat.51

51

Amir Syarifuddin, op.cit, hlm. 225-226

Page 94: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

77

Keputusan muktamar NU ke-12 di Malang 12 Rabiul Tsani 1356

H, 25 Maret 1937 M menyebutkan bahwa hukum haram oleh jumhur

ulama terhadap bunga karena memanfaatkan barang pinjaman. Yang

disunnahkan adalah pengembalian tanpa syarat sebelumnya dalam akad.

Tetapi pinjaman yang disertai syarat boleh memanfaatkan maka yang

demikian bathil sesuai hadits yang menarik manfaat itu riba. Menurut

Imam Ali al Syibramalisyi, dimaklumi bahwa ketidakbolehan tersebut jika

memang disyaratkan ditengah akad transaksi. Sedangkan seandainya

mereka saling sepakat atas pemanfaatannya, maka tidak dianggap syarat

akad dan tidak rusak, alias boleh.52

Terdapat pula praktek pinjam-meminjam uang liar dengan bunga

tinggi dan akumulatif seperti yang dilakukan oleh para rentenir memang

sering menimbulkan permusuhan antar warga masyarakat. Terutama

apabila yang meminjam adalah orang miskin yang meminjam untuk tujuan

konsumtif. Dengan sumber mata pencaharian tidak pasti dan penghasilan

yang kecil, peminjam uang yang miskin itu akan merasa kesushan dalam

pengembaliannya. Jika itu yang terjadi, rentenir yang biasanya tidak

berperikemanusiaan mengambil tindakan yang memojokkan si miskin

dengan menambahkan bunga yang terbayar kepada pokok pinjaman.

Akibatnya si miskin tidak lepas dari bayangan rentenir, sehingga semakin

52

Sahal Mahfudh, Problematika Aktual Hukum Islam, Surabaya: Khalista, 2007, hlm. 187-

188

Page 95: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

78

hari semakin memburuk. Itulah riba yang diharamkan dan dikutuk oleh

Islam53

(Sjadzali, 1997:).

Lalu yang menjadi pertanyaan apakah sama sistem bunga bank dan

bunga rentenir dengan jasa “Pinjaman Bergulir” PNPM MP? Sedangkan

seperti yang dijelaskan diatas bahwa terdapat lembaga non profit yang

membentuk organisasi profit di dalamnya yang merupakan satu bagian

dari lembaga Non Profit dengan tujuan untuk memperoleh laba yang akan

digunakan untuk menunjang pencapaian tujuan umum organisasi non

profit tersebut. Hal ini mungkin dikarenakan dari berbagai faktor yang

mempengaruhi. Salah satu lembaga non profit yang didalamnya

memperoleh laba untuk menunjang pencapaian tujuan yaitu program

Pemerintah yang disebut Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Perkotaan.

Dalam Islam tujuan jasa “Pinjaman Bergulir” dari program

pemerintah PNPM MP adalah tujuan yang mulia. Namun yang menjadi

permasalahan adalah penambahan pengembalian pinjaman yang terjadi

antara Desa Galang Pengampon dan Desa Gondang tersebut. Penambahan

yang diambil pihak kreditur dalam jasa pinjamnnya walaupun disepakati

masyarakat sendiri, namun masih harus diketahui apakah hukumnya. Islam

melarang keras hukumnya riba. Namun apakah bunga atau penambahan

jasa pinjamn tersebut merupakan riba atau bukan hal inilah yang sering

menjadi perbincangan para ulama islam. Apalagi ini demi kemandirian

53

Munawir Sjadzali, op.cit, hlm. 13

Page 96: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

79

masyarakat sosial dan kesejahteraan masyarakat miskin dan sepenuhnya

dikembalikan kepada masyarakat.

Dalam pengelolannya pemerintah membuat suatu program yang

tujuannya yaitu menanggulangi kemiskinan. Program ini dinamakan

“Pinjaman Jasa Bergulir” yaitu salah satu dari program kerja PNPM

Mandiri Perkotaan.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perkotaan adalah suatu program pemerintah yang beroperasi dalam

Penganggulangan kemiskinan yang bergerak dalam bidang sosial,

ekonomi masyarakat untuk mensejahterakan masyarakat miskin.

Penganggulangan kemiskinan dilakukan dengan memberdayakan

masyarakat melalui tiga jenis kegiatan pokok yaitu Infrastruktur, Sosial

dan Ekonomi yang dikenal dengan Tridaya. Dalam kegiatan ekonomi,

diwujudkan dengan kegiatan “Pinjaman Bergulir”, yaitu pemberian

pinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat miskin di wilayah

kelurahan atau desa.

Pelaksanaan kegiatan “Pinjaman Bergulir” dalam PNPM Mandiri

Perkotaan bertujuan untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada

rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar untuk

memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan membelajarkan mereka dalam

hal mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar. Meskipun

demikian, PNPM bukanlah program keuangan mikro, dan tidak akan

pernah menjadi lembaga keuangan mikro. Program keuangan mikro bukan

Page 97: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

80

hanya pemberian pinjaman saja akan tetapi banyak jasa keuangan lainnya

yang perlu disediakan. Peran PNPM hanya membangun dasar-dasar solusi

yang berkelanjutan untuk jasa pinjaman dan non pinjaman di tingkat

kelurahan.

Pemerintah melihat kondisi kemiskinan Kecamatan Wonopringgo

terutama di Desa Galang Pengampon dan Desa Gondang yang masih

banyak kondisinya sangat meprihatinkan, maka perlu upaya untuk

membuat mereka terlepas dari masalah kemiskinan.Untuk itulah PNPM

MP membuat perencanaa jangka menengah bersama tokoh tokoh

masyarakat dari perwakilan tiap-tiap RT dalam upaya memecahkan

masalah tersebut.

Program pinjaman jasa bergulir PNPM MP diDesa Galang

Pengampon pada mulanya adalah kegiatan yang ditujukan untuk

kesejahteraan dan kemajuan perekonomian masyarakat semata. Namun

didalam pinjamannnya terdapat perjanjian atau kesepakatan antara kreditur

PNPM MP dengan debitur yaitu masyarakat miskin dalam

pengembaliannya. Dalam pengembaliannya terdapat kelebihan yang

disyaratkan atau diucapkan sendiri oleh warga masyarakat tanpa adanya

ketentuan berapa persen atau berapa nominal pengembaliannya.

Masyarakat memberikan pengembalian tanpa adanya paksaan sedikitpun

dari pihak PNPM MP. Kemudian hasil kelebihan dari masyarakat tersebut

digunakan untuk biaya opersaional dan sisanya dikembalikan lagi pada

Page 98: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

81

masyarakat untuk kesejahteraan dalam bentuk pembangunan jalan,

pembangunan jembatan dan lain sebagainya.

Begitu juga dengan kegiatan “Pinjaman Bergulir” di Desa

Gondang, didalam pinjamannnya terdapat perjanjian atau kesepakatan

antara kreditur PNPM MP dengan debitur yaitu masyarakat miskin dalam

pengembaliannya. Dalam pengembaliannya terdapat kelebihan yang

disepakati oleh perwakilan masyarakat biasanya ketua RT masing-masing

bersama pihak fasilitator. Kemudian hasil kelebihan dari masyarakat

tersebut juga digunakan untuk biaya opersaional dan sisanya

dikembalikan lagi pada masyarakat untuk kesejahteraan dan pembangunan

dalam bentuk pembangunan jalan, pembangunan jembatan dan lain

sebagainya.

Dari pemaparan diatas, sedikitnya penulis mampu melihat berbagai

kesimpulan yang berupa persamaan dan perbedaan antara bunga bank,

bunga rentenir dan bunga atau tambahan dari pinjaman jasa bergulir

PNPM MP.

Diantara persamaannya yaitu:

Bunga bank, bunga rentenir dan bunga (tambahan) pinjaman bergulir

PNPM MP, dalam pengembalian pinjamannya sama-sama terdapat

kelebihan atau tambahan,

Kelebihan pengembaliannya sama-sama ditentukan atau diperjanjikan

di awal pinjaman.

Page 99: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

82

Perbedaan antara ketiganya yaitu:

Bunga bank dan tambahan dalam “Pinjaman Bergulir” PNPM MP

dipinjamkan hanya untuk usaha produktif yang mampu mendapatkan

hasil atau untuk modal usaha saja. Sedangkan dalam bunga rentenir,

tidak ada ketentuan harus pinjaman produktif atau pinjaman

konsumtif.

Dalam pinjaman bunga bank walaupun tidak ada persyaratan

peminjam harus dari masyarakat miskin atau kaya, namun dalam

prakteknya hanya mampu dijangkau masyarakat kaya saja dan bunga

rentenir tujuannya ditetapkan hanya untuk warga miskin namun sangat

memberatkan, sedangkan pinjaman “Jasa Bergulir” diperuntukkan

hanya untuk masyarakat miskin dan tidak terdapat paksaan

Pinjaman “Jasa Bergulir” ditujukan untuk mementaskan masyarakat

miskin sehinnga menjadi masyarakat yang mandiri dan madani,

sedangkan pada bunga bank dan bunga rentenir tidak semata demi

kemandirian masyarakat miskin, melainkan terdapat unsur

keuntungan.

Bunga atau kelebihan pada Pinjaman “Jasa Bergulir” digunakan atau

dikembalikan lagi kepada masyarakat miskin dalam bentuk

pembangunan masyarakat, sedangkan bunga bank dan rentenir

kelebihannya digunakan untuk memperkaya diri.

Page 100: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

83

Menurut sebagian besar ulama Islam pinjaman yang terdapat

kelebihan dalam pengembaliannya dimasukkan dalam kategori riba karena

mengambil dasar hadits pada BAB II yang mengatakan penambahan

dalam pengembalian utang adalah riba. Namun apabila dilihat dari unsur

tujuannya, “Pinjaman Bergulir” yang dilakukan oleh pihak PNPM MP

adalah suatu program pemerintah yang beroperasi dalam penganggulangan

kemiskinan yang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi masyarakat

untuk mensejahterakan masyarakat miskin. Penganggulangan kemiskinan

dilakukan dengan memberdayakan masyarakat melalui tiga jenis kegiatan

pokok yaitu Infrastruktur, Sosial dan Ekonomi. Dalam kegiatan ekonomi,

diwujudkan dengan kegiatan “Pinjaman Bergulir” tersebut.

Pada “Pinjaman Bergulir” diDesa Galang Pengampon, penulis

berpendapat bahwa kesepakatan tersebut menyerupai pinjaman yang

dilakukan nabi pada masa lalu tentang kesediaanya untuk memberi

kelebihan dalam pengembalian pinjaman unta. Seperti yang dilakukan

oleh nabi Muhammad pada masa lalu yang disebutkan dalam hadits 54

(ash

Shieddieqy, 2001:) atau dalam Bulughul Maram atau dalam kitab Nailul

Authar disebutkan bahwa:

زيزةقال ابي ل اهلل ص: "ع ، .استقزض رس س و سا، فاعط سا خبزا ي

(را أحد انتزيذ صحح)." خيار كى احاسكى قضاء: قال

“Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah saw. pernah

pinjam onta, kemudian ia membayar dengan onta yang lebih baik

dari pada onta yang dipinjam, lalu ia bersabda: “Sebaik-baik di

54

Teuku Muhammad Hasbi ash Shieddieqy, op.cit, hlm. 124

Page 101: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

84

antara kamu ialah yang lebih baik dalam membayar pinjaman”.

(HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Tirmidzi mengesahkannya).

Pinjaman tersebut dapat penulis katakan menyerupai pinjaman

“qardhul hasan” yang pengembalian kelebihannya di berikan sendiri oleh

peminjam atau debitur tanpa ada ketentuan berapa nominal atau persentase

penambahan pengembalian sesuai dengan kemampuan masing-masing

debitur. Hanya saja perbedaannya, pada perjanjian “Pinjamam Bergulir” di

Desa Galang Pengampon akad kelebihannya diucapkan sendiri oleh

debitur atau masyarakat diawal perjanjian pinjamannya. Dikatakan juga

dalam kitab Bulughul Maram yang menyatakan bahwa yang dinamakan

riba adalah jika disyaratkan dalam akadnya. Tetapi, jika yang seorang

menambah atau mengurangi penerimaannya dengan suka rela, maka tidak

termasuk riba malahan dianjurkan demikian. Jadi dapat penulis simpulkan

bahwa pinjaman tersebut dibolehkan karena terdapat unsur “rela sama

rela” dan tidak ada paksaan sedikitpun dari pihak manapun. Masyarakat

juga merasa terbantu dengan adanya program PNPM MP tersebut. Seperti

yang disebutkan dalam al-qur’an surat an-nisa’: 29 sebagai berikut:

كى تزاض ي تجارة ع تك كى بانباطم إال أ انكى بي آيا ال تأكها أي ا انذي يا أي

ا بكى رحي كا انه فسكى إ ال تقتها أ55

29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di

antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu,

sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

55

Departemen Agama RI, op.cit, hlm. 122

Page 102: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

85

Sedangkan didaerah Gondang, penulis melihat bahwa dalam

pinjaman tersebut sama sekali tidak terdapat unsur untuk memperkaya diri

atau pribadi dalam proses “Pinjaman Bergulir” tersebut. Bunga yang

diserahkan kepada pihak pengelola “Pinjaman Bergulir” digunakan untuk

biaya-biaya operasional seperti alat tuli-menulis, foto copy, dan sisa dari

penambahan tersebut dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk

pembangunan jembatan, jalan-jalan rusak ataupun saluran air sehingga

masyarakat tidak perlu lagi memberi uang iuran untuk pembangunan desa,

terutama bagi masyarakat miskin. Walaupun hal ini terdapat penambahan

dalam pengembaliannya, dan akadnya disyaratkan dimuka. Namun

pengembalian tersebut benar-benar tidak digunakan untuk memperkaya

pribadi akan tetapi ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat miskin tanpa

adanya eksploitasi atau adanya pemerasan seperti yang dilakukan para

rentenir.

Meskipun penambahan tersebut menyerupai riba, namun

penambahan tersebut diartikan sebagai penambahan yang ditujukan wadah

atau sarana, agar uang yang bersal dari pemerintah tidak hanya statis, akan

tetapi uang tersebut mampu berkembang dan mampu memberikan manfaat

kepada masyarakat berupa kemudahan dalam segi pinjaman modal

produksi dan juga mampu pendapatkan kemandirian sosial, ekonomi

masyarakat miskin. Masyarakat juga mampu merasakan uang mereka

kembali yaitu berupa pembangunan daeraah masing-masing dan

didalamnya juga terkandung unsur rela sama rela. Seperti yang disebutkan

Page 103: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

86

dalam keputusan Muktamar NU bahwa apabila mereka saling sepakat atas

pemanfaatannya, maka tidak dianggap syarat akad dan tidak rusak, alias

boleh.

Namun apabila diartikan secara literatur, bahwa setiap apapun

yang bertambah merupakan riba maka kedua akad qardh diatas sama

dengan riba. Karena dalam pengembaliannya terdapat kelebihan yang

disepakati sebelum pinjam-meminjam dilaksanakan. Namun dalam bentuk

apapun itu, secara faktanya pinjaman tersebut sangat memberi manfaat

bagi para masyarakat miskin. Apakah penambahan riba diatas diartikan

secara lafadh atau secara lebih luas dilihat dari segi kemanfatannya dan

segi pelaksanaanya.

Sampai sekarang para ulama masih berselisih pendapat mengenai

kelebihan dalam pinjaman produktif. Termasuk juga dalam pinjaman

produktif PNPM MP ini. Namun pada kenyataannya “Pinjaman Bergulir”

ini memberi manfaat yang sangat besar bagi masyarakat miskin di kedua

desa tersebut.

Page 104: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

87

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari beberapa uaraian diatas, penulis memperoleh kesimpulan bahwa:

1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perkotaan adalah suatu program pemerintah yang beroperasi dalam

Penganggulangan kemiskinan yang bergerak dalam bidang sosial,

ekonomi masyarakat untuk mensejahterakan masyarakat miskin. Dalam

kegiatan ekonomi, diwujudkan dengan kegiatan “Pinjaman bergulir”,

yaitu pemberian pinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat miskin

di wilayah kelurahan atau desa.

Hanya saja kedua cara pinjaman yang berbeda antara desa Galang

Pengampon dan desa Gondang tersebut, masing-masing memiliki

kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri dalam pelaksanaannya

maupun dalam segi kemasyaraktannya.

- Kelebihan:

Galang Pengampon

Tidak ada ketentuan nominal atau persentase kelebihan

pengembaliannya, sehingga petani mengembalikan sesuai dengan

kemampuan masing-masig dari hasil panen mereka

Page 105: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

88

Gondang

Karena pinjaman bergilir di desa Gondang bukan sistem Sender

sawah (sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai

petani) maka kemungkinan besar warga masyarakat yang

meminjam bukan hanya dari pihak petani saja.

- Kelemahan:

Galang Pengampon

Kelemahan pinjaman bergulir di desa Galang Pengampon karena

sistem yang digunakan adalah ”Pinjaman Bergulir” (Sender sawah)

yang sebagian besar adalah petani maka kemungkinan besar warga

masyarakat yang meminjam adalah para petani

Gondang

Ada ketentuan nominal atau persentase kelebihan dalam

pengembaliannya, walaupun ketentuan tersebut disepakati bersama

dengan para warga, namun hal tersebut tetap menjadi kelemahan

karena tidak semua hasil usaha dan kemampuan warga masyarakat

itu sama

2. Pada “Pinjaman Bergulir” didesa Galang Pengampon, penulis

berpendapat bahwa kesepakatan tersebut menyerupai pinjaman yang

dilakukan nabi pada masa lalu tentang kesediaanya untuk memberi

kelebihan dalam pengembalian pinjaman unta. Seperti yang dilakukan

Page 106: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

89

oleh nabi Muhammad pada masa lalu yang pengembaliannya di berikan

sendiri oleh peminjam atau debitur tanpa ada ketentuan berapa nominal

atau persentase penambahan pengembalian sesuai dengan kemampuan

masing-masing debitur. Hanya saja perbedaannya, pada perjanjian

“Pinjamam Bergulir” di desa Galang Pengampon akad kelebihannya

diucapkan sendiri oleh debitur atau masyarakat diawal pinjamannya.

Dikatakan juga dalam kitab Bulughul maram yang menyatakan bahwa

yang dinamakan Riba adalah jika disyaratkan dalam akadnya. Tetapi,

jika yang seorang menambah atau mengurangi penerimaannya dengan

suka rela, maka tidak termasuk riba malahan dianjurkan demikian.

Sedangkan didaerah Gondang, penulis melihat bahwa dalam

pinjaman tersebut sama sekali tidak terdapat unsur untuk memperkaya

diri atau pribadi dalam proses “Pinjaman Bergulir” tersebut. Bunga yang

diserahkan kepada pihak pengelola “Pinjaman Bergulir” digunakan

untuk biaya-biaya operasional dan sisa dari penambahan tersebut

dikembalikan kepada masyarakat Namun pengembalian tersebut benar-

benar tidak digunakan untuk memperkaya pribadi akan tetapi ditujukan

untuk kesejahteraan masyarakat miskin tanpa adanya eksploitasi atau

adanya pemerasan seperti yang dilakukan para rentenir.

Masyarakat juga mampu merasakan uang mereka kembali yaitu

berupa pembangunan daeraah masing-masing dan didalamnya juga

terkandung unsur rela sama rela. Seperti yang disebutkan dalam

Page 107: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

90

keputusan Muktamar NU bahwa apabila mereka saling sepakat atas

pemanfaatannya, maka tidak dianggap syarat akad dan tidak rusak, alias

boleh.

Akan tetapi apabila dilihat dari segi pengertian literaturnya, itu

merupakan suatu tambahan. Jadi dapat dikategorikan riba karena

tambahan dalam pengembaliannya. Namun bagaimanapun pendapatnya,

faktanya hal tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat miskin.

B. Saran

Program PNPM MP adalah program yang tujuannya untuk memajukan

masyarakat dalam kesejahteraannya. Tujuannya untuk penanggulangan

kemiskinan dalam PNPM MP dilaksanakan dengan membangun kelembagaan

masyarakat di tingkat desa agar mengakar dan representatif. Keberadaannya

diharapkan menjadi pondasi terbangunnya tatanan masyarakat berdaya.

Sehingga upaya penanggulangan kemiskinan akan menjadi gerakan bersama

yang inklusif berlandaskan kemitraan dan kesetaraan. Dalam kegiatan yang

telah dilaksanakan, diharapkan benar-benar mampu meningkatkan ekonomi

kerakyatan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat terutama masyarakat

miskin.

Dana yang tersedia dari pemerintahan tersebut, sebisa mungkin

dialokasikan dengan yang sebenarnya kepada masyarakta miskin dan tidak

terdapat manipulasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab sehingga

terjadi penyaluran yang benar dan kepada orang yang benar pula.

Page 108: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

91

Sebisa mungkin, bunga yang mendekati pada riba dihilangkan dengan

perlahan. Akan tetapi karena dilihat dari latar belakang dan tujuan yang

terdapat dalam sasaran utamanya, seperti yang disebutkan diatas bahwa dana

yang berasal dari pemerintah tidak boleh diam atau statis, maka bunga ada

karena dalam keadaan dharurat. Akan tetapi bunga atau kelebihan tersebut

benar-benar tidak boleh digunakan untuk memperkaya pribadi dan kelebihan

tersebut benar-benar dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk

pembangunan desa.

C. Penutup

Dengan rasa syukur Alhamdulillahirobbil‟aalamiin penulis ucapkan

kehadirat Allah SWT yang dengan hidayah, inayah, dan taufiq-Nya sehingga

penulis telah mampu mengantarkan pembahasan skripsi yang berjudul

TINJAUAN NORMATIF TERHADAP PERJANJIAN KEUNTUNGAN

ANTARA DEBITUR (MASYARAKAT) DAN KREDITUR DALAM

KERANGKA PNPM MP (Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perkotaan) (Kecamatan Wonopringgo Kabupaten

Pekalongan) pada titik paling akhir, meskipun banyak hambatan dan

kesulitan karena kemampuan yang terbatas namun

Alhamdulillahirobbil‟aalamiin penulis tetap berusaha semampunya untuk

menyelesaikan dan memecahkan problem yang penulis hadapi dalam

penulisan skripsi ini.

Page 109: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

92

Tidak lupa penulis mohon maaf apabila dalam penulisan kalimat

maupun bahasanya masih dijumpai banyak kekeliruan. Penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif guna perbaikan dimasa

mendatang.

Sebelum dan sesudahnya penulis mengucapkan terimakasih kepada

Allah SWT dan kepada semua pihak yag telah memberi kelancaran dalam

penulisan karya skripsi ini. Semoga dapat bermanfaat, amiiin ya robbal

„alamiin……………

Page 110: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

DAFTAR PUSTAKA

Ali , Ahmad, Bulughul Maram, Juz 3, Bandung: Dahlan, 1980

Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Terjemahan Lengkap Bulughul Maram, Jakarta:

Akbar, 2009

Al- maududi , Abul A’la, Riba, Jakarta: Gema Insani, 1970

Ash- Sa’di , Abdurrahman, dkk, Fiqh Jual-Beli, Jakarta: Senayan

Publisshing, 2008

Az-Zuhaili, Wahab, Konsep Darurat dalam Hukum Islam, Jakarta: Gaya

Media Pratama, 1997

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnnya (revisi terbaru),

Jakarta, 1971

Diibulbigha, Mustofa, Fiqh Syafi’I terjemahan Attahdzib, Surabaya:

Bintang Pelajar,1984

Hasbi ash Shieddieqy, Teuku Muhammad, Hukum-hukum Fiqh Islam,

Semarang: Pustaka Rizki Putra,2001

__________________, Koleksi Hadits-hadits Hukum 7, Semarang:

Pustaka Rizki Putra, 2001

Mahfudh, Sahal, Problematika Aktual Hukum Islam, Surabaya: Khalista,

2007

Masyhur, Kahar, Beberapa Pendapat Mengenai Riba, Jakarta: Kalam

Mulia, 1992

Mutahhari, Murtadha, Pandangan Islam Tentang Asuransi dan Riba,

Bandung: Pustaka Hidayah, 1995

Rahman , Taufik, Hadits-hadits Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2000

Rusyd , Ibnu, Terjemah Bidayatul Mujtahid, Semarang: S-Syifa’, 1990

Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah 4, Jakarta: Cempaka Putih Tengah, 2009

Sjadzali, Munawir, Ijtihad Kemanusiaan, Jakarta: Paramadina, 1997

Sudarsono, Sepuluh Aspek Agama Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1994

Syarifuddin, Amir, Meretas Kebekuan Ijtihad, Jakarta: Ciputat Press, 2005

Page 111: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Terjemahan Nailul Authar, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1987

Ya’qub , Hamzah, Kode Etik Dagang Menurut Islam, Bandung: C.V.

Diponegoro, 1984

Wawancara dengan bapak Agus sarwo Edy sebagai Asisten Urban

Planning PNPM MP kecamatan Wonopringgo kabupaten

Pekalongan pada tanggal 21 April2011 jam 09.00 WIB

Wawancara dengan Bapak Rahmat didesa Galang Pengampon pada

tanggal 9 Oktober 2011 jam 09.00 WIB

Wawancara dengan Bapak Mustaqim didesa galang pengampon pada

tanggal 9 Oktober 2011 jam 11.00 WIB

Wawancara dengan Bapak Khamid Selaku ketua RT desa Gondang pada

tanggal 13 Oktober 2011 09.00 WIB

Wawancara dengan Bapak Afifudin dari desa Gondang pada tanggal 13

Oktober 2011 jam 12.00 WIB

Pedoman Teknis PNPM MP tahun 2007

Pedoman teknis “Pinjaman Bergulir” PNPM MP Kecamatan

Wonopringgo

Page 112: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang representatif, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi pengikat dalam

kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

Penganggulangan kemiskinan dilakukan dengan memberdayakan masyarakat melalui tiga jenis kegiatan pokok yaitu Infrastruktur, Sosial dan Ekonomi yang dikenal dengan Tridaya. Dalam kegiatan ekonomi, diwujudkan dengan kegiatan Pinjaman Bergulir, yaitu pemberian pinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat miskin di wilayah kelurahan atau desa dimana LKM/UPK berada dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan. Pedoman ini hanya mengatur ketentuan pokok untuk pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir, namun keputusan untuk melaksanakannya diserahkan sepenuhnya kepada warga masyarakat setempat.

Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap pelaksanaan pemberian pinjaman bergulir di P2KP-1, P2KP-2 dan P2KP-3 diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir di awal program kinerjanya sangat buruk. Namun dengan pemberian Panduan Operasional serta petunjuk pembukuan untuk UPK, kinerja kegiatan pinjaman bergulir semakin membaik. Berbagai kesuksesan serta kegagalan kegiatan pinjaman bergulir di masa lalu dapat menjadi pembelajaran berharga bagi kelanjutan kegiatan pinjaman bergulir melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan.

Beberapa pertimbangan dalam melanjutkan pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir dalam PNPM Mandiri Perkotaan antara lain :

a. Tersedianya akses dan jasa layanan keuangan yang berkelanjutan telah terbukti merupakan salah satu alat efektif untuk membantu rumah tangga miskin meningkatkan pendapatan dan kekayaannya

b. Akses rumah tangga miskin ke jasa layanan keuangan formal masih sangat rendah. Sekitar 29 juta rumah tangga miskin masih belum mendapat akses ke jasa layanan keuangan formal. (sumber Johnston dan Holloch)

c. Pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan memiliki peluang dapat menjangkau sekitar 2,5 juta rumah tangga miskin yang sama sekali belum menerima akses ke lembaga keuangan

d. Permintaan pinjaman bergulir pada rencana pembangunan masyarakat masih tinggi

e. Pemutusan pendampingan yang telah berjalan selama ini bila tanpa disertai kinerja yang memadai akan merusak budaya meminjam dan jaminan sosial yang ada di masyarakat

Pedoman ini disusun untuk diberlakukan bagi seluruh lokasi yang pernah dan akan memperoleh program P2KP dan PNPM Mandiri Perkotaan

Page 113: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

2

2. TUJUAN :

Pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir dalam PNPM Mandiri Perkotaan bertujuan untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan membelajarkan mereka dalam hal mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar.

Meskipun demikian, PNPM bukanlah program keuangan mikro, dan tidak akan pernah menjadi lembaga keuangan mikro. Program keuangan mikro bukan hanya pemberian pinjaman saja akan tetapi banyak jasa keuangan lainnya yang perlu disediakan. Peran PNPM hanya membangun dasar-dasar solusi yang berkelanjutan untuk jasa pinjaman dan non pinjaman di tingkat kelurahan.

PNPM Mandiri Perkotaan dijadikan momen untuk tahap konsolidasi kegiatan keuangan mikro. Oleh sebab itu, dalam tahap ini perlu diciptakan UPK yang kuat, sehat dan secara operasional terpisah dari LKM. Masyarakat sendiri harus terlibat dalam keputusan untuk menentukan masa depan UPK.

BAB 2

SASARAN, PENDEKATAN, PRINSIP DAN STRATEGI

1. SASARAN Sasaran utama pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir adalah rumah tangga miskin (berpendapatan rendah) di wilayah kelurahan/desa LKM/UPK berada, khususnya masyarakat miskin yang sudah diidentifikasi dalam daftar masyarakat miskin PS2. Indikator tercapainya sasaran tersebut meliputi: a. Peminjam berasal dari rumah tangga miskin yang telah diidentifikasi dalam PJM

Pronangkis dan telah masuk dalam Daftar PS2. b. Minimal 30% peminjam adalah perempuan c. Para peminjam dari rumah tangga miskin tersebut telah bergabung dalam Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM) khusus untuk kegiatan ini beranggotakan minimal 5 orang. d. Akses pinjaman bagi KSM peminjam yang kinerja pengembaliannya baik terjamin

keberlanjutannya baik melalui dana BLM maupun melalui dana hasil chanelling dengan kebijakan pinjaman yang jelas.

2. PENDEKATAN

Pendekatan yang digunakan adalah dengan mengarahkan kegiatan pinjaman bergulir sebagai akses pinjaman masyarakat miskin yang saat ini belum mempunyai akses pinjaman ke lembaga keuangan lain melalui: a. Kegiatan pinjaman bergulir dilaksanakan ditingkat kelurahan, dikelola secara

profesional untuk menjaga keberlangsungan akses pinjaman bagi masyarakat miskin. b. Transparansi atas pengelolaan dan kinerja UPK serta monitoring partisipatif oleh warga

masyarakat sebagai wujud pertanggungjawaban pengelolaan dana masyarakat . c. Penyediaan akses pinjaman yang jumlahnya maupun tingkat bunganya hanya menarik

bagi kelompok masyarakat miskin. d. Menggunakan sistem tanggung renteng kelompok sebagai alat kontrol pengelola (UPK)

maupun kelompok peminjam (KSM) e. Meningkatkan kapasitas kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan ekonomi rumah

tangga, kewirausahaan dan pembukuan sederhana.

Page 114: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

3

3. PRINSIP - PRINSIP Beberapa prinsip dasar dalam pemberian pinjaman bergulir yang perlu mendapat perhatian dari LKM / UPK antara lain adalah: a. Dana BLM yang dialokasikan untuk kegiatan pinjaman bergulir adalah milik masyarakat

kelurahan/desa sasaran dan bukan milik perorangan; b. Tujuan dipilihnya kegiatan pinjaman bergulir adalah dalam rangka membantu program

penanggulangan kemiskinan dan oleh karenanya harus menjangkau warga masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran utama PNPM Mandiri Perkotaan

c. Pengelolaan pinjaman bergulir berorientasi kepada proses pembelajaran untuk penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat miskin, serta kegiatan-kegiatan produktif lainnya;

d. Pengelolaan pinjaman bergulir dipisahkan antara LKM sebagai representasi dari warga masyarakat pemilik modal dengan UPK sebagai pengelola kegiatan pinjaman bergulir yang bertanggungjawab langsung kepada LKM;

e. Prosedur serta keputusan pemberian pinjaman harus mengikuti prosedur pemberian pinjaman bergulir standar yang ditetapkan

f. Manajer dan Petugas UPK harus orang yang mempunyai kemampuan dan telah memperoleh sertifikat pelatihan dasar yang diadakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan;

g. UPK telah mempunyai sistim pembukuan yang standar dan sistim pelaporan keuangan yang memadai;

h. UPK mendapat pengawasan baik oleh LKM melalui Pengawas UPK maupun konsultan pelaksana (KMW) melalui tenaga ahli dan fasilitator, atau pihak yang ditunjuk proyek.

4. STRATEGI

Kelanjutan pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan dengan strategi di masing-masing tataran antara lain : a. Memprioritaskan pada meningkatkan kemampuan institusi yang sudah ada berkelanju

tan, daripada memperbanyak institusi ke seluruh kelurahan b. Menunda pembentukan UPK baru hingga kebijakan dan prosedur lengkap dan

fasilitator telah siap c. Membuat sistem penjenjangan sederhana terhadap UPK berdasarkan kinerja

keuangan, manajemen, kejujuran, dan kinerja sosial untuk membedakan UPK yang kinerjanya bagus dan yang buruk.

d. Menetapkan kriteria untuk kinerja memuaskan dan kinerja minimal yang transparan dan mudah diukur oleh UPK, PMU dan PNPM Mandiri Perkotaan. Indikator utama untuk melihat kinerja pinjaman bergulir adalah LAR, PAR, RoI dan CCr.Indikator kinerja memuaskan dan indikator kinerja minimal selengkapnya sebagaimana Lampiran 1

e. Menunda penambahan dana apabila kegiatan operasional UPK tidak mencapai keriteria minimal, dan menutup UPK yang gagal mencapai kriteria minimal dalam waktu satu tahun setelah penundaan.

f. Membuat peringatan akan menutup UPK yang kinerjanya tidak memuaskan. Memperbaiki dan melaksanakan strategi untuk secara agresif menagih peminjam yang menunggak.

g. Mengubah orientasi Manajemen Keuangan ke pengelolaan Kredit Mikro dan menyesuaikan struktur tim agar mampu mendisain pinjaman mikro, menyusun dan melaksanakan program pelatihannya, meningkatkan kemampuan dan monitoring fasilitator dalam bidang pinjaman bergulir.

h. Struktur organisasi UPK secara jelas dan tegas terpisah baik operasional maupun keuangannya dari LKM, dan beroperasi menurut prinsip usaha yang seimbang dengan misi sosialnya.

i. LKM membentuk Pengawas yang bertugas mengawasi dan mendukung UPK dalam promosi dan penagihan tunggakan pinjaman serta memastikan bahwa semua

Page 115: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

4

ketentuan telah dipatuhi UPK. Pengawas terdiri dari 2-3 orang yang mengandung unsur laki-laki dan perempuan.

j. LKM harus membuat/mengubah Anggaran Dasarnya yang secara jelas mengatur tentang tujuan, tugas, tanggung jawab serta hasil yang diharapkan dari Pengawas dan UPK.

k. LKM membuat pernyataan khusus bahwa BLM yang dialokasikan untuk Pinjaman Bergulir adalah menjadi modal lembaga UPK dan digunakan hanya untuk mendanai kegiatan yang berkaitan dengan Pinjaman Bergulir saja. Penggunaan diluar kegiatan Pinjaman Bergulir harus dengan persetujuan dari KMP.

l. Pendapatan UPK tidak boleh untuk membiayai kegiatan-kegiatan diluar Pinjaman Bergulir. Pendapatan UPK hanya untuk membayar insentif pegawai dan biaya operasional UPK.

m. Unit Pengelola Keuangan (UPK) perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitas pelatihannya. Fasilitator di bidang kredit mikro perlu mengubah fokus pelatihan dari pembukuan ke pelatihan dasar perkreditan, antara lain; pengenalan nasabah, analisis pinjaman, teknik penagihan, cash flow sederhana, laporan kinerja keuangan dan pembinaan. Modul pelatihan perlu ditambah sesuai dengan penambahan materi baru dan revisi materi yang sudah ada.

n. LKM harus menetapkan besarnya jasa pinjaman yang berfokus pada keberlanjutan. Jasa pinjaman harus dapat menutup semua biaya, yang antara lain terdiri dari : Cost of Fund (biaya dana), Biaya operasional, Cadangan Risiko Pinjaman, Inflasi serta untuk Laba yang diinginkan. (lihat Jasa pinjaman Lampiran 2)

Page 116: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

5

BAB 3

KETENTUAN DASAR PINJAMAN BERGULIR

Agar pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, perlu dibuat aturan dasar untuk Pinjaman Bergulir, antara lain mengenai kelayakan lembaga pengelola pinjaman bergulir, kelayakan peminjam, Dana Pinjaman, Pelayanan Pinjaman Bergulir dan Pendampingannya. Masing-masing aturan dasar tersebut adalah sebagaimana uraian berikut.

1. KELAYAKAN LEMBAGA PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

Lembaga yang langsung mengelola kegiatan Pinjaman Bergulir adalah Unit Pengelola Keuangan (UPK). UPK adalah salah satu Unit Pengelola dari 3 Unit Pengelola yang berada dibawah LKM. Dua unit pengelola lainnya adalah Unit Pengelola Lingkungan (UPL) dan Unit Pengelola Sosial (UPS). Struktur lengkap LKM sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI LKM

STRUKTUR ORGANISASI UPK

Lampiran 2

LKM

Pengawas

Unit Pengelola Keuangan

Unit Pengelola Lingkungan

Unit Pengelola Sosial

Manajer UPK

Pembuku Petugas Pinjaman

Kasir

Masyarakat

KSM/Masyarakat

Sekretariat

Page 117: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

6

Sebelum kegiatan pinjaman bergulir dalam kelurahan yang bersangkutan dimulai, harus dilakukan pengujian kelayakan, baik untuk LKM/UPK, maupun untuk KSM/anggota dengan menggunakan instrumen kriteria kelayakan yang sudah disiapkan. Kegiatan pinjaman bergulir dapat dilaksanakan, hanya jika para pelaku tersebut telah memenuhi kriteria kelayakan seperti yang dijelaskan di bawah. KMW bertanggung jawab atas pendampingan tercapainya kriteria kelayakan LKM/UPK. Sedangkan Fasilitator bersama relawan setempat bertanggung jawab atas pendampingan tercapainya kriteria kelayakan kelompok maupun anggotanya a. Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM)

LKM yang akan mengelola kegiatan Pinjaman Bergulir harus memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut : 1) LKM telah terbentuk secara sah sesuai ketentuan PNPM Mandiri Perkotaan

dan memiliki Anggaran Dasar yang di dalamnya antara lain menyatakan bahwa: a) Kegiatan Pinjaman Bergulir akan dijalankan sebagai salah satu alat

penanggulangan kemiskinan di wilayahnya b) Dana Pinjaman Bergulir hanya diperuntukkan untuk kegiatan Pinjaman

Bergulir saja c) Pendapatan UPK hanya untuk membiayai kegiatan operasional UPK dan

tidak dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan lainnya, termasuk biaya LKM dan Pengawas. Pengawas hanya bisa dibiayai dari Laba bersih tahunan UPK.

2) LKM telah mengangkat Pengawas UPK (2–3 orang) dan petugas UPK (minimal 2 orang). Semua telah memperoleh pelatihan dari PNPM Mandiri Perkotaan dan telah memiliki uraian tugas dan tanggung jawab.

3) LKM dengan persetujuan masyarakat telah membuat aturan dasar Pinjaman Bergulir yang memuat kriteria KSM dan anggotanya yang boleh menerima pinjaman, besar pinjaman mula-mula, besar jasa pinjaman, jangka waktu pinjaman dan sistem angsuran pinjaman serta ketentuan mengenai tanggung renteng anggota KSM.

4) Untuk kelurahan/desa lama (yang telah menjalankan P2KP) : a) Kinerja pinjaman bergulir yang dijalankan mencapai kriteria memuaskan;

peminjam berisiko (LAR) <10%, pinjaman berisiko (PAR) <10%, ratio pendapatan biaya (CCr) > 125% dan hasil investasi (ROI) >10%.

b) Bersedia melakukan perbaikan kelembagaan antara lain:

Membentuk pengawas UPK

LKM telah menerima pelatihan dari PNPM Mandiri Perkotaan

Telah memiliki rekening atas nama LKM dengan kewenangan menandatangani 3 orang

b. Pengawas UPK

Pengawas UPK yang bertugas mengawasi kegiatan UPK dalam mengelola Pinjaman Bergulir telah memenuhi kriteria minimal antara lain : 1) Telah diangkat oleh LKM dengan persetujuan masyarakat sebanyak 2-3 orang,

memenuhi unsur laki-laki dan perempuan 2) Telah memiliki uraian tugas yang mencakup tugas dan tanggung jawab

pengawas 3) Telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan

c. Unit Pengelola Keuangan (UPK) Unit Pengelola Keuangan (UPK) yang akan mengelola dana Pinjaman Bergulir telah memenuhi kriteria minimal sebagai berikut : 1) Telah diangkat oleh LKM sebanyak minimal 2 orang (ideal 4 orang) 2) Telah memiliki uraian tugas dan tanggung jawab 3) Telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh PNPM Mandiri Perkotaan 4) Telah memahami aturan dasar Pinjaman Bergulir

Page 118: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

7

5) Telah memiliki rekening atas nama UPK/LKM dengan kewenangan penandatangan 3 orang

6) Telah memiliki Sistem Pembukuan yang berlaku di PNPM Mandiri Perkotaan 7) Untuk kelurahan/desa lama (yang telah menjalankan P2KP dan PNPM Mandiri

Perkotaan): a) Kinerja pinjaman bergulir yang dijalankan mencapai kriteria memuaskan;

peminjam berisiko (LAR) <10%, pinjaman berisiko (PAR) <10%, ratio pendapatan biaya (CCr) > 125%, hasil investasi (ROI) >10%.

b) Kinerja Pembukuan UPK minimal memadai 2. KELAYAKAN PEMINJAM

KSM Peminjam dan anggotanya sebagai calon peminjam harus memenuhi kriteria kelayakan yang dipersyaratkan untuk mendapat pinjaman bergulir dari UPK. Hanya KSM dan anggota yang memenuhi kriteria kelayakan yang dapat dilayani oleh LKM/UPK. Dengan kata lain, KSM Peminjam dan anggotanya yang tidak atau belum memenuhi kriteria kelayakan tidak dapat dilayani dan harus ada pendampingan terlebih dahulu sampai KSM Peminjam tersebut memenuhi kriteria kelayakan sebagai calon peminjam. a. Kriteria kelayakan KSM

1) KSM telah terbentuk dan anggotanya adalah warga miskin yang tercantum dalam daftar PS2 sebagaimana Lampiran 3 serta seluruh anggota telah memperoleh pembekalan tentang pembukuan KSM, pinjaman bergulir (persyaratan peminjam, skim pinjaman, tanggung renteng, dan tahapan peminjaman), PERT, kewirausahaan serta telah melakukan kegiatan menabung diantara anggota KSM.

2) KSM dibentuk hanya untuk tujuan penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat miskin dan kekuatan modal sosial;

3) KSM dibentuk atas dasar kesepakatan anggota-anggotanya secara sukarela, demokratis, partisipatif, transparan dan kesetaraan;

4) Anggota KSM termasuk kategori keluarga miskin sesuai kriteria yang ditetapkan sendiri oleh LKM/Masyarakat.

5) Jumlah anggota KSM minimal 5 orang; 6) Jumlah anggota KSM minimal 30% perempuan 7) Mempunyai pembukuan yang memadai sesuai kebutuhan 8) Semua anggota KSM menyetujui sistim tanggung renteng dan dituangkan secara

tertulis dalam Pernyataan kesanggupan Tanggung Renteng. 9) Semua anggota KSM telah memeproleh dari fasilitator dan LKM/UPK

b. Kriteria kelayakan anggota KSM

1) Anggota KSM adalah warga masyarakat dan memiliki kartu tanda penduduk (KTP) setempat

2) Termasuk dalam katagori keluarga miskin daftar PS 2 sesuai dengan kriteria yang dikembangkan dan disepakati sendiri oleh masyarakat;

3) Dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dengan anggota yang lain. 4) Semua anggota KSM telah mempunyai tabungan minimal 5 % dari pinjaman

yang diajukan dan bersedia menambah tabungannya minimal 5 % selama jangka waktu pinjaman dan tidak akan mengambil tabungan tersebut sebelum pinjamannya lunas.

5) Memiliki motivasi untuk berusaha dan bekerja atau dapat pula memiliki usaha mikro dan bermaksud untuk meningkatkan usaha, pendapatan dan kesejahteraan keluarganya;

6) Belum pernah mendapat pelayanan dari lembaga keuangan yang ada. Proses pembentukan KSM Peminjam mengacu kepada proses pembentukan KSM pada umumnya, hanya tujuan KSM Peminjam disini adalah untuk memperoleh pinjaman bergulir dari UPK.

Page 119: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

8

3. SUMBER DANA PINJAMAN BERGULIR

Sumber dana untuk kegiatan pinjaman bergulir, dapat berasal dari: a. Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), yang merupakan sumber dana utama b. Dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) c. Dana yang berasal dari pihak Swasta d. Dana dari swadaya masyarakat e. Dana dari sumber lainnya

Dana dari sumber lain berupa channeling atau pinjaman dari Lembaga Keuangan formal baik bank maupun koperasi di sekitar lokasi LKM berada. Tujuan dana chanelling atau pinjaman tersebut adalah untuk menyediakan akses pinjaman bagi KSM yang sudah memenuhi batas maksimal pemberian pinjaman baik dari sisi jumlah pinjaman (telah mencapai Rp 2.000.000,-) atau dari sisi frekuensi peminjaman (sudah mencapai 4 kali pinjam). Diharapkan dengan dana channeling maupun pinjaman dari Lembaga Keuangan formal tersebut nantinya KSM dan anggotanya dapat memperoleh akses pinjaman lebih lanjut dari lembaga tersebut.

4. PELAKSANAAN KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Bergulir ini adalah pedoman dasar yang menjadi pegangan Fasilitator dan pihak-pihak terkait (pelaku PNPM Mandiri Perkotaan) dalam mengawal pelaksanaan kegiatan Pinjaman Bergulir oleh UPK. Pedoman pelaksanaan ini hanya berisi pokok-pokok kegiatan yang harus dipahami dalam memberikan pendampingan kepada LKM, UPK dan KSM. Sedangkan panduan kegiatan yang lebih rinci dapat dilihat dalam Pedoman Teknis terkait yang secara lengkap terdiri dari :

Pedoman Teknis Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Keorganisasian LKM

Pedoman Teknis Pembukuan UPK

Pedoman Teknis Pengelolaan Kas UPK

Pedoman Teknis Pengawasan UPK

Membangun Kepribadian Wirausaha

Memperkokoh Kepribadian Wirausaha

Konsep Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga (PERT) Di dalam Pedoman Teknis Pinjaman Bergulir diatur mengenai bagaimana mengelola pinjaman bergulir di UPK. Aturan tersebut menyangkut mengenai Kriteria Pengelola dan Penerima Pinjaman Bergulir, Skim Pinjaman Bergulir, Tahapan Pemberian Pinjaman, Pembukuan Pinjaman Bergulir, Monitoring Pinjaman Bergulir, Penyelesaian Pinjaman yang Bermasalah serta Pelaporan Pinjaman Bergulir. Secara singkat Aturan Pokok yang diatur dalam Pedoman Teknis Pinjaman Bergulir antara lain : a. Kelayakan Lembaga Pengelola Pinjaman Bergulir

Kriteria kelayakan yang harus dipenuhi oleh LKM maupun UPK sesuai dengan kriteria kelayakan sebagaimana bab 3 butir 1.

b. Kelayakan Penerima Pinjaman Bergulir Kriteria kelayakan yang harus dipenuhi oleh KSM beserta anggotanya sesuai dengan kriteria kelayakan sebagaimana penjelasan bab 3 butir 2.

c. Skim Pinjaman Bergulir Skim Pinjaman yang diatur dalam Pinjaman Bergulir antara lain : 1) Peminjam adalah KSM dan angotanya yang memenuhi kriteria yang

dipersyaratkan 2) Tujuan penggunaan pinjaman adalah untuk membiayai kegiatan usaha produktif

yang sudah ada maupun untuk menciptakan peluang usaha

Page 120: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

9

3) Besar Pinjaman pertama kali maksimal Rp 500.000,- namun disesuaikan dengan usaha peminjam. Pinjaman selanjutnya maksimal Rp. 2.000.000,- (Diluar jumlah maksimal tersebut peminjam dapat diberikan pinjaman dengan pola channeling dengan Lembaga keuangan/bank lainnya) Frekuensi peminjaman maksimal 4 kali.

4) Jangka waktu pinjaman 3-12 bulan, tergantung dari perputaran usaha peminjam 5) Angsuran pinjaman maksimal bulanan, tanpa grace period (tenggang waktu) 6) Jasa pinjaman 1,5 s/d 3 % per bulan, dihitung dari pokok pinjaman semula. Jasa

pinjaman minimal harus dapat menutup seluruh biaya operasional UPK. d. Tahapan Pemberian Pinjaman Bergulir

DaLam pemberian pinjaman bergulir, diatur kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam setiap tahapan sebagai berikut: 1) Tahap Pengajuan Pinjaman

Calon peminjam mempersiapkan segala keperluan yang dipersyaratkan untuk memperoleh pinjaman, baik pelatihan, pembentukan simpanan, maupun kelengkapan dokumen dan pengisian blanko pengajuan pinjaman. Pada tahap pengajuan, petugas UPK wajib menjelaskan ketentuan Pinjaman bergulir termasuk bahwa pinjaman ini sifatnya adalah hutang yang harus dibayar kembali, bukan hibah

2) Tahap Pemeriksaan Pinjaman Petugas pinjaman UPK memeriksa dokumen pengajuan pinjaman yang diajukan KSM beserta anggotanya baik secara administratif maupun kunjungan lapangan menganalisis dan membuat usulan/rekomendasi kepada Manajer UPK atas permohonan pinjaman dimaksud.

3) Tahap Putusan Pinjaman Manajer UPK memberikan persetujuan atau penolakan atas pengajuan pinjaman yang dilakukan oleh KSM didasarkan pada hasil analisis petugas pinjaman UPK.

4) Tahap Realisasi Pinjaman Permohonan pinjaman KSM yang telah disetujui oleh Manajer UPK disiapkan dokumen untuk pencairan, kemudian direalisasikan / dicairkan pembayarannya kepada KSM dan anggotanya. Pada tahap realisasi petugas UPK juga wajib kembali menegaskan dan menjelaskan semua ketentuan pinjaman bergulir termasuk ketentuan bahwa pinjaman bergulir adalah hutang yang wajib dibayar kembali dan bukan hibah.

5) Tahap Pembinaan Pinjaman Minimal 1 bulan setelah injaman direalisasi petugas UPK wajib memantau keadaan peminjam, perkembangan usaha dan penggunaan pinjaman apakah digunakan sesuai tujuan semula. Pada tahapan ini petugas juga wajib mengingatkan peminjam tentang kewajiban angsuran yang harus dilakukan dan juga mengingatkan kembali bahwa pinjaman ini adalah hutang bukan hibah.

6) Tahap Pembayaran Kembali Pinjaman Peminjam melakukan pembayaran kembali atas pinjamannya. Agar tidak sampai terjadi keterlambatan atau tunggakan, maka petugas UPK beberapa hari sebelum waktu pembayaran wajib mengingatkan peminjam atas kewajibannya. Dalam melaksanakan tugas ini petugas UPK dapat dibantu oleh relawan, aparat kelurahan/desa, tokoh masyarakat maupun Pengawas UPK.

e. Monitoring Pinjaman Bergulir Dalam kegiatan monitoring pinjaman diuraikan secara rinci kegiatan untuk mencapai kinerja pinjaman bergulir yang memuaskan dengan cara memantau secara administratif dan kunjungan kepada peminjam di lapangan.

f. Penyelesaian Pinjaman Bermasalah

Page 121: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

10

Dalam kegiatan penyelesaian pinjaman bermasalah, dibahas mengenai penyebab dan upaya penyelesaian pinjaman yang bermasalah (tunggakan) baik melalui penagihan secara intensif, maupun dengan penyelamatan pinjaman bermasalah.

g. Pelaporan Pinjaman Bergulir Dalam kegiatan ini diuraikan mengenai laporan yang harus dibuat oleh UPK baik laporan bulanan maupun khusus atau yang tidak terjadwal, baik neraca/laba rugi maupun untuk aplikasi SIM dalam rangka transparansi dan pertanggungjawaban UPK atas kinerja Pinjaman Bergulir yang dikelolanya.

5. PELAKSANAAN PENDAMPINGAN

Pendampingan atau konsultasi merupakan elemen penting dalam upaya memperkuat kemampuan pengelolaan pinjaman bergulir. Kegiatan pendampingan diberikan dalam bentuk coaching (petunjuk singkat), konsultasi atau diskusi, membantu pelaksanaan kegiatan sampai dengan petugas dapat melaksanakan secara mandiri, perbaikan terhadap hal–hal yang kurang/tidak benar, membimbing hingga terjadi perubahan sikap/perilaku, serta upaya lain yang mengarah pada peningkatan kemampuan para petugas dan anggota masyarakatnya. Strategi pendampingan ini perlu diberikan baik kepada LKM, UPK, maupun kepada kelompok pemanfaat pinjaman. a. Pendampingan kepada LKM/UPK

Pendampingan kepada LKM maupun UPK dilakukan oleh Konsultan pendamping: 1) Fasilitator dan Senior Fasilitator

a) Menjaga proses agar sesuai dengan tujuan, strategi dan prinsip pengelolaan pinjaman bergulir

b) Mendorong proses pembelajaran bagi masyarakat miskin dalam hal penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan mereka serta kegiatan produktif lainnya

c) Mendorong proses pembelajaran bagi pengelola pinjaman bergulir agar dana BLM dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin

d) Memberikan konsultasi terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh LKM/UPK dalam proses pelaksanaan pengelolaan pinjaman bergulir, meliputi: pengambilan keputusan persetujuan pinjaman, memproyeksi pendapatan dan biaya (proyeksi laba rugi), memproyeksi tingkat ketersediaan modal sebagai dana bergulir, dan berbagai aspek lainnya.

e) Memberikan coaching dan peningkatan kemampuan kepada LKM dan UPK f) Melakukan monitoring, evaluasi, analisis dan rekomendasi perbaikan

kinerja LKM dan UPK.

2) Asisten Kordinator Kota (Askorkot) dan Korkot a) Melakukan monitoring, evaluasi, analisis dan rekomendasi perbaikan

kinerja LKM / UPK secara terus menerus dalam pengelolaan pinjaman bergulir.

b) Melakukan pengumpulan sumber daya (polling resources) terhadap sumber daya yang ada baik individu maupun lembaga yang mempunyai kemampuan serta kepedulian terhadap pengembangan keuangan mikro dan pinjaman bergulir.

c) Memfasilitasi terbukanya akses bagi LKM/UPK terhadap sumber pelayanan dari luar.

d) Mengupayakan pencapaian target pelayanan LKM dan UPK sesuai indikator kinerja yang ditetapkan.

3) TA Kredit Mikro/ Manajemen Keuangan

Page 122: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

11

a) Melakukan monitoring, evaluasi, analisis dan rekomendasi perbaikan kinerja LKM / UPK secara terus menerus dalam pengelolaan pinjaman bergulir.

b) Melakukan pengumpulan sumber daya (polling resources) terhadap sumber daya yang ada baik individu maupun lembaga yang mempunyai kemampuan serta kepedulian terhadap pengembangan keuangan mikro dan pinjaman bergulir.

c) Memfasilitasi terbukanya akses bagi LKM/UPK terhadap sumber pelayanan dari luar.

d) Mengupayakan pecapaian target pelayanan LKM dan UPK sesuai indikator kinerja yang ditetapkan.

b. Pendampingan kepada KSM.

Konsultasi serta pendampingan kepada KSM penerima pinjaman dilakukan oleh : 1) Fasilitator dengan dukungan KMW, dengan kegiatan :

a) Menjaga agar KSM yang dilayani selalu memenuhi kriteria kelayakan. b) Menghadiri pertemuan anggota yang diselenggarakan oleh kelompok

maupun pertemuan antar kelompok yang ada. c) Membantu menyusun proposal, pengembangan usaha maupun Ekonomi

Rumah Tangga (ERT) anggota. d) Mengembangkan berbagai sikap positip dalam berkelompok (komunikasi,

kerjasama, disiplin, tanggung renteng, dan lain-lain). e) Membantu serta memfasilitasi KSM/anggota dalam hal memerlukan

bantuan teknik usaha. f) Mendorong ke arah berfungsinya kelompok dalam memperlancar

pengelolaan pinjaman bergulir. g) Mendorong proses belajar KSM dan anggota dalam melakukan akses ke

lembaga keuangan mikro. 2) UPK

a) Menjaga agar KSM yang dilayani selalu memenuhi kriteria kelayakan b) Memberikan pelatihan dasar pinjaman berguir, pembukuan , PERT dan

Kewirausahaan c) Mengembangkan berbagai sikap positip dalam berkelompok (komunikasi,

kerjasama, disiplin, tanggung renteng, dan lain-lain) d) Mendorong ke arah berfungsinya kelompok dalam memperlancar

pengelolaan pinjaman bergulir e) Mendorong proses belajar KSM dan anggota dalam melakukan akses ke

lembaga keuangan mikro.

3) Relawan a) Mengembangkan berbagai sikap positip dala berkelompok (komunikasi,

kerjasama, disiplin, tanggung renteng, dan lain-lain) b) Mendorong ke arah berfungsinya kelompok dalam memperlancar

pengelolaan pinjaman bergulir c) Mendorong proses belajar KSM dan anggota dalam melakukan akses ke

lembaga keuangan mikro.

Page 123: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

12

BAB 4

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR Tahapan pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir dibagi dalam tiga tahap yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap terminasi. Di bawah diuraikan kegiatan strategis yang perlu dilakukan pada setiap tahap.

1. TAHAP PERSIAPAN.

Tahap persiapan pada dasarnya adalah menyiapkan para pelaku terkait agar memahami konsep pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir dalam P2KP. Tahap persiapan ini tidak berdiri sendiri melainkan paralel dan terintegrasi dengan langkah-langkah persiapan yang dilakukan oleh program. Berbagai hal strategis yang perlu mendapat perhatian dalam tahap persiapan disajikan dalam Tabel-1.

Tabel 1 : Proses Kegiatan Tahap Persiapan

NO KEGIATAN PELAKU HASIL YANG DIHARAPKAN

1 Penyampaian konsep pelaksanaan pinjaman bergulir dalam berbagai lokakarya/orientasi, baik di tingkat nasional, propinsi, kab/kota, maupun kecamatan/kelurahan.

KMP dan KMW Kesamaan persepsi/ pemaham-an dari para pelaku dalam konsep program pinjaman bergulir

2 Tim pinjaman bergulir baik di tingkat KMP maupun KMW telah ada dan siap menjalankan tugasnya.

PIMPRO Tersedia tenaga ahli yang kompeten untuk pinjaman bergulir.

3 Identifikasi kebutuhan pinjaman bergulir yang tercermin dalam PJM/Pronangkis

LKM Diketahui ada / tidak adanya kebutuhan pinjaman bergulir di satu kelurahan

4 Pengujian kelayakan untuk LKM/UPK, KSM, anggota KMW, Relawan, Fasilitator, UPK

LKM/UPK, KSM-KSM, anggota memenuhi kriteria kelayakan.

5 Pelatihan orientasi program pinjaman bergulir untuk LKM Askorkot dan atau Fasilitator

LKM siap melaksanakan program pinjaman bergulir

6. Pelatihan dasar pinjaman bergulir , pembukuan dan pengawasan untuk Pengawas UPK

Askorkot dan atau Fasilitator

Pengawas siap melaksanakan tugas pengawasan UPK

7 Pelatihan dasar pengelolaan pinjaman bergulir bagi calon manajer UPK dan petugas UPK

Fasilitator UPK siap melaksanakan program pinjaman bergulir

8 Pelatihan dasar pinjaman bergulir serta pembukuan sederhana bagi KSM calon penerima pinjaman.

LKM, Fasilitator, Relawan.

KSM siap berfungsi sebagai instrumen pelaksanaan program pinjaman bergulir.

Page 124: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

13

2. TAHAP PELAKSANAAN Tahap pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir dapat dimulai setelah berbagai langkah strategis dalam tahap persiapan dilakukan. Berbagai kegiatan strategis yang perlu dilakukan dalam tahap pelaksanaan disajilkan dalam Tabel-2.

Tabel 2 : Proses Kegiatan Tahap Pelaksanaan

NO KEGIATAN

PELAKU HASIL YANG DIHARAPKAN

1 Bimbingan anggota-anggota KSM dalam mengindentifikasi dan mengembangkan rencana usaha, Ekonomi Rumah Tangga, kebutuhan modal pinjaman, kemampuan membayar, kesanggupan melaksanakan prinsip tanggung renteng dll

Fasilitator, UPK Relawan

Setiap KSM mempunyai rencana usaha yang berbasis pada rencana usaha anggota.

2 Bimbingan penyusunan proposal berdasar rencana Fasilitator, Relawan

Setiap kelompok dapat menyusun proposal yang realistis.

3 Memotivasi dan memobilisasi tabungan anggota sesuai kemampuan dan menempatkannya di bank atau lembaga keuangan terdekat

Fasilitator, UPK, Relawan

Anggota KSM termotivasi memupuk tabungan berdasar kemampuannya.

4 Analisa kelayakan KSM dan proposal pinjaman KSM oleh UPK yang berbasis pada karakter, kelayakan usaha, dan kemampuan bayar, sebelum diteruskan ke Manajer UPK untuk disetujui atau ditolak

UPK Proposal yang akan diserahkan kepada Manajer UPK telah disaring UPK sesuai prinsip pinjaman bergulir.

5 Realisasi pinjaman ke KSM (bagi yang layak dan disetujui) dengan surat perjanjian pinjaman

UPK, KSM Ada pengadministrasian pinjaman.

6 Melakukan pembukuan dan pelaporan sesuai sistim akuntansi pinjaman bergulir

UPK, Fasilitator Laporan keuangan secara periodik dibuat dan diumumkan di tempat strategis

7 Melakukan monitoring dan supervisi pemanfaatan pinjaman

UPK, Fasilitator, Relawan, KSM

Pemanfaatan pinjaman oleh anggota-anggota KSM dilakukan dengan benar

8 Supervisi pasif berdasar laporan keuangan UPK Fasilitator, KMW Kinerja Keuangan UPPK berkembang baik

9 Kunjungan konsultasi sebulan sekali ke UPK TA Keu.Mikro KMWKMP

Membantu menyelesaikan masalah yang ada.

10 Melakukan monitoring pelaksanaan pinjaman bergulir di wilayahnya berdasar SIM yang ada.

SIM KMW updating data pinjaman bergulir setiap bulan.

11 Menyusun laporan perkembangan pelaksanaan pinjaman bergulir di wilayahnya setiap bulan dan triwulan untuk KMP

TA Keuangan Mikro KMW

Laporan setiap region tersedia baik bulanan maupun triwulan

12 Menganalisis laporan KMW dan memberikan umpan balik serta dukungan

KMP Laporan sebagai alat pengawasan manajemen.

13 Melakukan monitoring program pinjaman bergulir secara nasional berdasar SIM yang ada

KMP Data secara nasional selalu up to date.

14 Melakukan pertemuan 3 bulan sekali dengan TA Keuangan Mikro KMW dan untuk membahas issu-issu strategis

KMP Proses perbaikan lebih terkonsep.

15 Menyusun laporan bulanan maupun triwulan mengenai pelaksanaan pinjaman bergulir secara nasional untuk PMU/Proyek

KMP Laporan secara nasional tersedia baik bulanan maupun triwulan.

16 Membuat kebijakan yang dianggap perlu guna mendukung pelaksanaan pinjaman bergulir

PMU/Proyek Penyesuaian kebijakan yang mendukung (bila perlu).

Page 125: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

14

3. TAHAP TERMINASI Tahap terminasi bukan berarti baru dilakukan menjelang program berakhir, melainkan sudah merupakan satu strategi yang inheren dalam setiap langkah mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan menjelang akhir sebuah program. Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan pada menjelang akhir program agar dapat lebih menunjang kelestarian kegiatan meskipun program telah berakhir : disajikan dalam Tabel-3. Tabel 3. : Proses Kegiatan TAHAP Terminasi

NO KEGIATAN

PELAKU HASIL YANG DIHARAPKAN

1 Mengembangkan jaringan kerjasama dengan sumberdaya luar baik LSM, perguruan tinggi, individu, pengusaha, perbankan, dinas dll yang mempunyai kemampuan dan kepedulian dalam pengembangan usaha mikro, keuangan mikro dan pinjaman bergulir

KMW, LKM Ada “polling resources”

2 Membantu akses LKM/UPK, KSM/anggota terhadap berbagai sumber daya luar sesuai kebutuhan.

KMW, LKM Terjadi kerjasama antara LKM/UPK, KSM/anggota dengan sumberdaya yang ada.

3 Memperkuat asosiasi/forum antar LKM atau UPK atau KSM

KMW, LKM, UPK, KSM

Terdapat berbagaii asosiasi/forum sesuai kebutuhan.

4 Melakukan evaluasi akhir tingkat kesehatan pengelolaan dana bergulir UPK berdasarkan indikator yang telah ditetapkan

KMW Diketahui UPK yang kinerjanya memuaskan, minimum dan suspend.

5 Menyiapkan rekomendasi bentuk bantuan teknis lebih lanjut bagi UPK yang kinerjanya memuaskan.

KMW, KMP. Ada konsep bantuan teknis lebih lanjut bagi UPK yang kinerjanya memuaskan.

6 Menyiapkan rekomendasi bentuk tindakan yang harus dilakukan oleh proyek terhadap UPK yang kinerjanya inimum atau suspend.

KMW, KMP Ada rekomendasi untuk UPK yang kinerjanya minimum atau suspend.

7 Mendorong secara bertahap UPK potensial dapat membayar sendiri biaya konsultasi dan supervisi paska proyek.

KMW, LKM/UPK Ada kemandirian financial.

Page 126: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

15

BAB 5

PELATIHAN DAN PEMBEKALAN YANG DIPERLUKAN Beberapa pelatihan diperlukan bagi LKM, Pengawas, UPK, dan KSM dalam rangka persiapan pelaksanaan Pinjaman Bergulir. Pelatihan ini sebagian dapat dilaksanakan bersamaan dengan pelatihan dasar LKM, sebagian lainnya harus berdiri sendiri. Untuk daerah lokasi lama, dapat juga diberikan materi yang sama dengan lokasi baru, sebagai bahan penyegaran dan penyamaan materi. Pihak-pihak yang dilatih dan materi yang harus disampaikan dalam pelatihan/pembekalan disajikan dalam Tabel-4.

Tabel-4. Daftar sasaran dan materi pelatihan/pembekalan pada tahap persiapan

No. Sasaran Materi Pemandu

Askot MK Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman

Bergulir

Pedoman Teknis Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Keorganisasian

Pedoman Teknis Pembukuan

Pedoman Teknis Pengelolaan Kas

Pedoman Teknis Pengawasan

Kewirausahaan

Rencana Usaha

PERT

TA KMW

Faskel Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman

Bergulir

Pedoman Teknis Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Keorganisasian

Pedoman Teknis Pembukuan

Pedoman Teknis Pengelolaan Kas

Pedoman Teknis Pengawasan

Kewirausahaan

Rencana Usaha

PERT

Askot, TA KMW

1. LKM Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Keorganisasian

Pedoman Teknis Pembukuan

Pedoman Teknis Pengawasan

Rencana Usaha

Fasilitator dan atau Askorkot

2. Pengawas Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Keorganisasian

Pedoman Teknis Pembukuan

Pedoman Teknis Pengelolaan Kas

Pedoman Teknis Pengawasan

Kewirausahaan

Rencana Usaha

PERT

Fasilitator dan atau Askorkot

3. UPK Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Fasilitator

Page 127: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

16

Bergulir

Pedoman Teknis Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Keorganisasian

Pedoman Teknis Pembukuan

Pedoman Teknis Pengelolaan Kas

Pedoman Teknis Pengawasan

Kewirausahaan

Rencana Usaha

PERT

4. KSM PERT(Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga)

Kewirausahaan

Pinjaman Bergulir

Pembukuan sederhana KSM

Fasilitator dan UPK

Dalam tahap pelaksanaan kepada Fasilitator, LKM, Pengawas, UPK serta KSM dan anggotanya perlu diberikan coaching penyegaran mengenai hal–hal yang perlu mendapatkan perbaikan (Sasaran, Materi dan Pemandu disajikan dalam Tabel-5).

Tabel-5. Daftar sasaran dan materi coaching penyegaran tahap pelaksanaan

No. Sasaran Materi Pemandu

1. Fasilitator Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Keorganisasian

Pedoman Teknis Pembukuan

Pedoman Teknis Pengelolaan Kas

Pedoman Teknis Pengawasan

Kewirausahaan

Rencana Usaha

PERT

TA dan Askot MK

2. LKM Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Keorganisasian

Pedoman Teknis Pembukuan

Pedoman Teknis Pengawasan

Rencana Usaha

Fasilitator

3. Pengawas Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Keorganisasian

Pedoman Teknis Pembukuan

Pedoman Teknis Pengelolaan Kas

Pedoman Teknis Pengawasan

Kewirausahaan

Rencana Usaha

PERT

Fasilitator

4. UPK Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Bergulir

Pedoman Teknis Pinjaman Bergulir

Fasilitator

Page 128: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

17

Pedoman Teknis Keorganisasian

Pedoman Teknis Pembukuan

Pedoman Teknis Pengelolaan Kas

Pedoman Teknis Pengawasan

Kewirausahaan

Rencana Usaha

PERT

5. KSM Pinjaman Bergulir

Pembukuan sederhana KSM

PERT(Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga)

Kewirausahaan

UPK dibantu Fasilitator

BAB 6

MONITORING DAN EVALUASI Monitoring proyek secara umum bertujuan untuk mengukur kinerja proyek berdasar pada tujuan proyek yang telah dirumuskan, input, aktivitas serta output. Sedangkan monitoring program pinjaman bergulir bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan pinjaman bergulir dari UPK kepada nasabah sehingga tujuan program pinjaman bergulir tercapai. Monitoring serta evaluasi pinjaman bergulir didasarkan pada kerangka logis (logical framework) yang telah dirumuskan dan terdiri dari 31 indikator keberhasilan yang akan digunakan untuk menguji apakah tujuan serta 4 output / hasil dari strategi pendukung telah tercapai. Sedangkan monitoring kinerja UPK akan didasarkan pada sistim pembukuan yang standar, sistim pengelolaan pinjaman dan nasabah, serta sistim pemeriksaan UPK. Informasi yang akan didapat dari sistim pelaporan tersebut antara lain informasi pengenai transaksi pinjaman, kualitas pinjaman, serta tingkat kesehatan UPK. Khususnya untuk pemeriksaan tingkat kesehatan UPK, KMW dapat bekerjasama dengan konsultan/lembaga external yang mempunyai kompetensi di bidang itu. Monitoring kinerja pinjaman bergulir secara umum didasarkan pada kerangka logis yang terdiri dari satu tujuan umum, satu tujuan pinjaman bergulir, 4 (empat) output/hasil pinjaman bergulir dan 31 indikator kinerja sebagaimana tertera di bawah ini :

Tabel 6 : Kerangka logis strategi pengembangan pinjaman bergulir

Hirarki Tujuan Indikator Kinerja Jun 08

Des 08

Jun 09

Des 09

Des 10

Tujuan umum : Keadaan ekonomi dari masyarakat golongan miskin telah meningkat.

1. Meningkatnya omzet usaha, pendapatan, dan modal sendiri bagi warga miskin kelompok sasaran proyek.

2. Meningkatnya aset, pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, bagi warga miskin kelompok sasaran proyek.

3. Kegiatan sistem Pinjaman Bergulir tidak merusak tatanan lembaga keuangan mikro yang sudah ada

Tujuan pinjaman mikro: UPK telah mening-katkan jangkauan pelayanan nya kepada

4. UPK yang telah seluruh peminjamnya berasal dari keluarga miskin / berpenghasilan rendah

5. % UPK yang KSM peminjamnya beranggotakan minimal 30 % perempuan

6. % KSM yang telah selesai dengan periode pinjaman bergu lir UPK dan telah menabung ke lembaga keuangan formal

70%

20%

20%

75%

40%

40%

80%

50%

50%

90%

70%

70%

90%

70%

70%

Page 129: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

18

Hirarki Tujuan Indikator Kinerja Jun 08

Des 08

Jun 09

Des 09

Des 10

kelompok masyarakat miskin dengan pinjam an bergulir yang sehat untuk memperbaiki ekonominya dan mem bangun pengalaman memanfaatkan pinjam an yang layak

7. % UPK dengan KSM Peminjam yang mendapat pinjaman kembali (berulang ) >25%

8. Peminjam dengan catatan pinjaman yang bagus berlanjut akses pinjamannya

9. UPK dengan kinerja memuaskan.

10. UPK yang memenuhi standard pelayanan minimal

20%

-

2.000

60%

40%

-

3.000

65%

50%

80%

3.500

75%

70%

90%

4.000

85%

70%

90%

4.000

85%

Output/hasil 1 : Sedikitnya 70% UPK telah mencapai kinerja keuangan yang memuaskan.

11. % UPK dengan LAR > 3 bulan kurang dari 10%

12. % UPK dengan PAR > 3 bulan kurang dari 10 %.

13. % UPK dengan CCR lebih dari 125 %.

14. % UPK dengan ROI lebih dari 10 %

15. % UPK yang memiliki jasapinjaman lebih tinggi dari BRI untuk kredit mikronya

30%

35%

35%

35%

80%

50%

70%

50%

50%

90%

55%

80%

80%

80%

90%

60%

90%

90%

90%

90%

70%

90%

90%

90%

90%

Output/hasil 2 : Semua UPK secara operasional terpisah dari LKM dan berfungsi secara memuaskan

16. % UPK yang telah memiliki tanggung jawab penuh dan mengelola kegiatannya sehari-hari

17. % UPK yang secara keuangan terpisah dari LKM

18. % UPK yang kinerjanya “Sangat Baik” dalam evaluasi bulanan.

19. % UPK yang menyerahkan Laporan Keuangan Bulanan tepat waktu kepada Pengawas

20. % UPK yang menyerahkan data Keuangan tepat waktu kepada PNPM melalui sistem pelaporan on-line

10%

10%

10%

60%

10%

40%

40%

30%

70%

40%

75%

75%

50%

80%

100%

100%

100%

75%

90%

100%

100%

100%

75%

90%

100%

Output/hasil 3 : LKM telah memiliki pengawasan yang memadai ke UPK .

21. % LKM memenuhi persyaratan kelayakan untuk mengelola pinjaman bergulir

22. % LKM telah memiliki landasan hukum yang dipersyaratkan (AD / ART)

23. % LKM yang memiliki UPK dan telah memiliki sistem pengawasan.

24. % LKM yang memiliki UPK telah memiliki laporan pemeriksaan terakhir termasuk risalah nya

10%

10%

10%

10%

30%

40%

40%

30%

65%

75%

75%

50%

70%

90%

90%

75%

70%

90%

90%

75%

Output/hasil 4 : PNPM telah menyediakan pelatihan yang memadai, dukungan teknis dan monitoring ke masyarakat

25. TA Pinjaman Mikro telah dimobilisir, TA Pinjaman Bergulir Nasional telah dibentuk dan aktif

26. Fasilitator khusus kredit mikro telah dilatih dan telah siap aktif

27. Sistem Klasifikasi UPK telah dibentuk dan semua UPK telah dibuat rangkingnya

28. UPK telah diaudit tahunan

29. % UPK yang tertunda karena RR < 75 %.

30. Pedoman Teknis untuk LKM dan UPK telah selesai .

31. Rencana Tahunan untuk pelaksanaan telah lengkap dan telah dimonitor

Febr 2008

X

Siap

20%

X

X

75% 50%

40%

100%

50 %

90%

70%

90%

70%

Page 130: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

19

Pelaku Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan Evaluasi dilakukan secara berjenjang dan periode waktu yang berbeda, demikaian juga tanggung jawabnya. Jenjang monitoring, periode dan tanggung jawab tersebut adalah sebagai berikut: 1. UPK wajib membuat Neraca dan Laba Rugi setiap akhir bulan, menempelkannya di tempat

strategis sebagai wujud transparansi serta bahan monitoring partisipatif warga, dan dengan bantuan fasilitator memasukkan data Pinjaman Bergulir kedalam aplikasi SIM (Sistem Informasi Manajemen) yang dapat diakses di semua tataran PNPM dan publik.

2. Pengawas mempunyai tanggung jawab utama memantau kinerja UPK. Untuk itu Pengawas harus melakukan kegiatan pengawasan baik secara singkat maupun pengawasan lengkap secara terjadwal - minimal sekali sebulan - terhadap kinerja pegawai UPK, kegiatan operasional UPK maupun kinerja Keuangan dan Pembukuan UPK. Pedoman Pengawas dalam melakukan kegiatan pengawasan secara rinci diatur dalam Pedoman Teknis Pengawasan UPK.

3. Fasilitator wajib melakukan kunjungan uji petik ke UPK / LKM di wilayah dampingannya minimal sekali bulan untuk melakukan pemantauan kinerja dengan menggunakan lembar pengukuran kinerja yang telah dimodifikasi mencakup hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Pengawas.

4. Level Korkot (Koordinator Kota) wajib melakukan uji petik tiap bulan sebanyak 25% dari seluruh kelurahan di wilayahnya, difokuskan pada UPK dengan kinerja buruk dengan sedikit uji petik di UPK yang berkinerja baik, untuk memverifikasi penemuan fasilitator dan memastikan kepatuhan fasilitator dalam melaksanakan kegiatan monitoringnya. Korkot melakukan uji petik menggunakan lembar pengukuran kinerja yang telah ditentukan PNPM.

5. TA KMW wajib melakukan uji petik tiap bulan terhadap 10% dari seluruh UPK/LKM di wilayahnya. Tujuannya adalah untuk memastikan kinerja UPK/LKM , memastikan kepatuhan Fasilitator dan Korkot dalam melaksanakan kegiatan monitoringnya. TA KMW melakukan uji petik menggunakan lembar pengukuran kinerja yang telah ditentukan PNPM.

6. KMP juga wajib melakukan uji petik untuk memastikan kinerja UPK / LKM serta memastikan bahwa TA KMW, Korkot, Fasilitator telah melaksanakan pendampingan dan monitoring secara benar.

Di samping monitoring yang dilakukan secara berjenjang, kinerja keuangan pinjaman bergulir dapat juga dipantau melalui kegiatan monitoring/review partisipatif oleh warga kelurahan/desa setempat minimal sekali setahun bersamaan dengan review kelembagaan dan program. Selain review partisipatif, Pemda setempat baik melalui Satker maupun PJOK dapat melakukan monitoring terhadap BKM baik untuk keuangan maupun kegiatan infrastruktur dan sosial.

Page 131: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

20

BAB 7

PELAPORAN UPK setiap akhir bulan harus membuat Laporan Keuangan berupa Neraca dan Laba Rugi UPK yang disampaikan kepada LKM serta menempelkannya di lima tempat strategis. LKM menyampaikan Laporan Neraca dan Laba Rugi UPK beserta laporan keuangan Sekretariat LKM kepada Kelurahan dan PJOK Kecamatan sebagai wujud pertanggung jawaban pengelolaan dana BLM yang disalurkan melalui LKM. Bentuk Laporan Neraca dan Laba Rugi UPK serta Laporan Keuangan LKM dapat dilihat dalam Pedoman Teknis Pembukuan. Disamping itu fasilitator wajib menghimpun data Pinjaman Bergulir dari UPK yang didampinginya setiap bulan sebagai bahan masukan sistem informasi manajemen (SIM). Kegiatan ini harus dilakukan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya dan telah diterima oleh KMP tanggal 10 pada bulan yang sama. Pengumpulan data ini menggunakan form Pengumpulan Data Pinjaman Bergulir sebagaimana Lampiran 4. Melalui data Laporan Neraca dan Laba Rugi serta Pengumpulan Data Pinjaman Bergulir yang kesemuanya dibuat tiap bulan (selambat-lambatnya tanggal 5) dapat dilihat indikator pencapaian kinerja pinjaman bergulir yang telah ditetapkan baik indikator utama maupun indikator keseluruhan Melalui pembuatan indikator kinerja dapat diketahui capaian kinerja UPK apakah memuaskan, minimal atau ditunda (suspend). Informasi ini dapat dijadikan bahan untuk membuat rencana kerja UPK/LKM bulan berikutnya.

BAB 8

PENUTUP

Pedoman Pelaksanaan pinjaman bergulir ini merupakan acuan kebijakan dan dasar penyusunan

pedoman teknis dan modul pelatihan yang diperlukan dalam pelaksanaan pemberian Pinjaman Bergulir oleh UPK. Hal yang lebih utama harus digunakan sebagai acuan dasar adalah Pedoman Umum PNPM ”Mandiri” Jika di kemudian hari diperlukan penyesuaian atau perubahan, maka harus mendapat persetujuan Project Management Unit.

Page 132: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

21

Lampiran 1

INDIKATOR KINERJA PINJAMAN BERGULIR Satisfac

tory

Mini

mum

Suspend

PNPM Level

Loans at Risk (LAR) Jumlah KSM yang menunggak ≥ 3 bln Jumlah

KSM peminjam

< 10% <20% >20%

PMU LEVEL

Cost coverage (CCR) Total Pendapatan Tunai

Total Biaya Tunai

>125% >100% <100%

Return on investment (ROI) Laba / Rugi Bersih

Modal Pinjaman Bergulir

>10% >0% < 0%

OTHER INDICATORS

Jumlah Kelurahan PB

Jumlah KSM

Jumlah anggota KSM

peminjam

% peminjam perempuan > 30% >20% <20%

Rata-rata besarnya pinjaman Saldo pinjaman

Jumlah anggota KSM peminjam

<IDR 2

million

>IDR 2

million

Loans at Risk (LAR) > 1 bulan Jumlah peminjam yang menunggak > 1 bl Jumlah

peminjam

<25% < 35% >35%

Portfolio at risk (PAR) SaldoPinjaman yang menunggak ≥ 3 months

Saldo Pinjaman

< 10% <20% >20%

Non-performing loans (NPL) Tunggakan angsuran ≥ 3 months

Saldo Pinjaman

< 5% <20% > 20%

* Portfolio yield Pendapatan tunai dari Jasa dan fee

Rata-rata saldo pinjaman

> 30% >20% < 20%

* Return on investment (ROI) Laba / Rugi Bersih

Modal Pinjaman Bergulir

> 10% >0% < 0%

* Return on assets (ROA) Laba / Rugi Bersih

Rata-rata harta UPK

> 5% >0% < 0%

* Biaya per (anggota KSM )

peminjam

Biaya / beban Operasional UPK

Rata-rata jumlah anggota KSM peminjam

< IDR

60,000

<IDR

100,000

> IDR

100,000

Sasaran Pengentasan

Kemiskinan

Jumlah peminjam miskin

Jumlah seluruh peminjam

> 70% >25% <25%

Perputaran nasabah

Jumlah anggota peminjam awal periode laporan +

Jumlah anggota peminjam baru selama periode –

jumlah anggota peminjam pada akhir periode

laporan

<15% <50% > 50%

Rata-rata anggota peminjam selama periode

laporan

Tingkat Pengembalian

Tunggakan

Jmlh pembayaran tunggakan yang diterima

Jumlah tunggakan pinjaman

> 75% >25% <25%

Page 133: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

22

Lampiran-2

JASA PINJAMAN Jenis jasa pinjaman : 1. Jasa Pinjaman tetap (flat) 2. Jasa Pinjaman menurun 3. Jasa Pinjaman annuitas

1. Jasa Pinjaman Tetap (flat)

Jasa Pinjaman Tetap : jasa pinjaman dihitung dari pokok pinjaman mula-mula, dan dibebankan/dipungut sama dalam setiap kali membayar angsuran Contoh : A menerima pinjaman sebesar 1.000.000,- jangka waktu 10 bulan, dengan angsuran bulanan Jasa pinjaman ditetapkan 2% tetap (flat) A wajib membayar angsuran pinjaman tiap bulan – selama 10 bulan – sebesar :

Pokok Pinjaman = Rp. 100.000,-

Jasa Pinjaman 2% x Rp. 1.000.000,- = Rp. 20.000,-

Jumlah = Rp. 120.000,-

Bulan ke Perhitungan jasa pinjaman Pembayaran Angsuran

Saldo Pinjaman Pokok Jasa

0 Realisasi/Pencairan Pinjaman 1.000.000,-

1 2% x 1.000.000,- = 20.000,- 100.000,- 20.000,- 900.000,-

2 2% x 900.000,- = 18.000,- 100.000,- 20.000,- 800.000,-

3 2% x 800.000,- = 16.000,- 100.000,- 20.000,- 700.000,-

4 2% x 700.000,- = 14.000,- 100.000,- 20.000,- 600.000,-

5 2% x 600.000,- = 12.000,- 100.000,- 20.000,- 500.000,-

6 2% x 500.000,- = 10.000,- 100.000,- 20.000,- 400.000,-

7 2% x 400.000,- = 8.000,- 100.000,- 20.000,- 300.000,-

8 2% x 300.000,- = 6.000,- 100.000,- 20.000,- 200.000,-

9 2% x 200.000,- = 4.000,- 100.000,- 20.000,- 100.000,-

10 2% x 100.000,- = 2.000,- 100.000,- 20.000,- lunas

Jumlah 1.000.000,- 200.000,-

2. Jasa Pinjaman Menurun

Jasa Pinjaman Menurun : jasa pinjaman dihitung dari saldo pokok pinjaman yang lalu, dibebankan/dipungut setiap kali membayar angsuran. Contoh : A menerima pinjaman sebesar 1.000.000,- jangka waktu 10 bulan, dengan angsuran bulanan Jasa pinjaman ditetapkan 2% menurun. A wajib membayar angsuran pinjaman tiap bulan dengan besar pembayaran tiap bulan sebagai berikut :

Bulan ke Perhitungan jasa pinjaman Pembayaran Angsuran

Saldo Pinjaman Pokok Jasa

0 Realisasi/Pencairan Pinjaman 1.000.000,-

1 2% x 1.000.000,- = 20.000,- 100.000,- 20.000,- 900.000,-

2 2% x 900.000,- = 18.000,- 100.000,- 18.000,- 800.000,-

3 2% x 800.000,- = 16.000,- 100.000,- 16.000,- 700.000,-

4 2% x 700.000,- = 14.000,- 100.000,- 14.000,- 600.000,-

5 2% x 600.000,- = 12.000,- 100.000,- 12.000,- 500.000,-

6 2% x 500.000,- = 10.000,- 100.000,- 10.000,- 400.000,-

7 2% x 400.000,- = 8.000,- 100.000,- 8.000,- 300.000,-

8 2% x 300.000,- = 6.000,- 100.000,- 6.000,- 200.000,-

9 2% x 200.000,- = 4.000,- 100.000,- 4.000,- 100.000,-

10 2% x 100.000,- = 2.000,- 100.000,- 2.000,- lunas

Jumlah 1.000.000,- 120.000,-

Page 134: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

23

3. Jasa Pinjaman Annuitas

Jasa Pinjaman Annuitas : jasa pinjaman dihitung terlebih dari saldo pokok pinjaman yang lalu, dijumlahkan seluruh jasa hasil perhitungan tersebut kemudian dibagi dengan frekuensi angsuran. Hasil perhitungan ini ditambah dengan kewajiban angsuran pokok, menjadi jumlah besarnya angsuran yang wajib dibayar setiap kali angsuran. Contoh: A menerima pinjaman sebesar 1.000.000,- jangka waktu 10 bulan, dengan angsuran bulanan Jasa pinjaman ditetapkan 2% annuitas. Maka angsuran yang dilakukan oleh A adalah sebagai berikut

Bulan ke Perhitungan jasa pinjaman Pembayaran Angsuran Saldo Pinjaman (+

jasa pinjaman) Pokok Jasa

0 Realisasi Pokok + Jasa 1.120.000,-

1 2% x 1.000.000,- = 20.000,- 112.000,- 1.008.000,-

2 2% x 900.000,- = 18.000,- 112.000,- 896.000,-

3 2% x 800.000,- = 16.000,- 112.000,- 784.000,-

4 2% x 700.000,- = 14.000,- 112.000,- 672.000,-

5 2% x 600.000,- = 12.000,- 112.000,- 560.000.-

6 2% x 500.000,- = 10.000,- 112.000,- 448.000,-

7 2% x 400.000,- = 8.000,- 112.000,- 336.000,-

8 2% x 300.000,- = 6.000,- 112.000,- 224.000,-

9 2% x 200.000,- = 4.000,- 112.000,- 112.000,-

10 2% x 100.000,- = 2.000,- 112.000,- lunas

Jumlah 120.000,- 1.120.000,-

Catatan : Apabila menggunakan perhitungan jasa pinjaman annuitas, maka secara administratip seluruh bunga diterima sebagai penerimaan pada waktu realisasi/pencairan, sehingga jasa tersebut ditambahkan kedalam pokok menjadi hutang pokok seluruhnya. Dasar untuk menetapkan besarnya jasa pinjaman: Besarnya seluruh penerimaan jasa pendapatan (1 tahun) harus dapat menutup seluruh biaya UPK selama 1 tahun, yang terdiri antara lain : a. Biaya dana (seandainya ada/biaya jasa tabungan) - % pertahun b. Biaya operasional UPK 6 % pertahun c. Biaya cadangan resiko pinjaman 5 % pertahun d. Keuntungan yang diharapkan 10 % pertahun

Jumah 21 % pertahun Pembagian Keuntungan (Laba) Keuntungan (Laba) minimal ditentukan 10 % pertahun. Keuntungan/Laba inilah yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan BKM dan UP-2 lainnya termasuk Pengawas dan untuk pemupukan modal (disesuaikan dengan aturan yang ada dalam AD. Contoh peruntukan pembagian Keuntungan (Laba) : a. Pemupukan modal (minimal 20% dari seluruh laba) b. Dana Lingkungan c. Dana Sosial d. BOP BKM e. Biaya Pengawas f. Dll (sesuai AD LKM)

Page 135: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

Lampiran-3

Daftar Rumah Tangga Sasaran Utama dan Sasaran Tambahan PINJAMAN BERGULIR

No. Nama Alamat Umur L/P Pekerjaan/Usaha Pendapatan/bulan

Jumlah Tanggungan

Status Rumah

Miskin/ Non

Miskin Pokok Lain2 Pokok Lain2

Page 136: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

Lampiran-4 FORM PENGUMPULAN DATA DANA PINJAMAN BERGULIR

Bulan : ..........................20..

Nama Kelurahan / Desa :

Nama Kecamatan :

Nama Kabupaten / Kota :

Kode Nama Rekening Jumlah

Informasi Keuangan

10000 Kas

11000 Bank

12000 Pinjaman KSM

12010 Cadangan Resiko Pinjaman

13000 Pinjaman Lain-lain

14000 Inventaris / Harta Tetap

14010 Akumulasi Penyusutan Inventaris /Harta Tetap

JUMLAH: Aktiva/Kekayaan

20000 Hutang dari pihak III

21000 Tabungan KSM

22000 Alokasi Laba untuk LKM

JUMLAH :Kewajiban

30000 Modal Pinjaman Bergulir

31000 Modal PNPM

32000 Modal dari sumber lain

33000 Pemupukan Modal dari Laba

34000 Laba/Rugi Tahun lalu

34010 Laba/Rugi Tahun Berjalan

JUMLAH: Modal

JUMLAH : Modal dan Kewajiban

Informasi Pendapatan dan Biaya

41000 Jasa Pinjaman

42000 Pendapatan lain dari pinjaman

JUMLAH: Pendapatan Operasional

43000 Bunga Tabungan di Bank

44000 Pendapatan non operasional Lainnya

JUMLAH: Pendapatan Non operasional

JUMLAH : Pendapatan

51010 Biaya Insentif Petugas UPK

51020 Biaya Administrasi Kantor

51030 Biaya Transportasi dan Komunikasi

51040 Biaya Rapat

51050 Biaya Cadangan Resiko Pinjaman

51060 Biaya Penyusutan Inventaris dan Harta Tetap

JUMLAH: Biaya Operasional

52000 Biaya Non Operasional

JUMLAH :Biaya

JUMLAH: Laba (Rugi) s/d Bulan ini

Informasi Pinjaman

61000 Realisasi pinjaman bulan ini

61000 Realisasi pinjaman s/d bulan lalu

JUMLAH : Realisasi Pinjaman s/d bulan ini

Page 137: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

26

Halaman 2

FORM PENGUMPULAN DATA DANA PINJAMAN BERGULIR

Bulan : ...........................................20..

No.Sandi Nama Rekening Jumlah

Informasi Saldo Pinjaman

70000 Saldo Pinjaman lancar

70010 Saldo Pinjaman yang mengandung tunggakan < 3 bulan

70030 Saldo Pinjaman yang Mengandung Tunggakan 3 s/d 6 bln / kali angsuran

70060 Saldo Pinjaman yang Mengandung Tunggakan > 6 s/d 9 bln / kali angsuran

70090 Saldo Pinjaman yang Mengandung Tunggakan > 9 bln / kali angsuran

JUMLAH : Saldo Pinjaman

70100 Jumlah Saldo Pinjaman yang mengandung Tunggakan > 3 bulan/kali angsuran

Informasi Nilai Tunggakan

71010 Jumlah tunggakan < 3 bulan/kali angsuran

71030 Jumlah tunggakan 3 s/d 6 bln / kali angsuran

71060 Jumlah tunggakan > 6 s/d 9 bln / kali angsuran

71090 Jumlahi tunggakan > 9 bln / kali angsuran

JUMLAH : Tunggakan .

71100 Jumlah tunggakan > 3 bulan/ kali angsuran

71110 Pembayaran tunggakan yang diterima bulan ini

Informasi Peminjam / Nasabah

72010 Jumlah KSM penerima pinjaman pertama bulan ini

72020 Jumlah KSM penerima pinjaman pertama s/d bulan lalu

Jumlah KSM penerima pinjaman pertama s/d bulan ini

72030 Jumlah KSM penerima pinjaman kedua dst bulan ini

72040 Jumlah KSM penerima pinjaman kedua dst s/d bulan lalu

Jumlah KSM penerima pinjaman kedua dst s/d bulan ini

72050 Jumlah KSM penerima pinjaman bulan ini

72060 Jumlah KSM penerima pinjaman s/d bulan lalu

Jumlah KSM penerima pinjaman s/d bulan ini

72100 Jumlah KSM pinjaman lancar

72110 Jumlah KSM pinjaman menunggak < 3 bln/kali angsuran

72130 Jumlah KSM pinjaman menunggak 3 s/d 6 bln/kali angsuran

72160 Jumlah KSM pinjaman menunggak 6 s/d 9 bln/kali angsuran

72190 Jumlah KSM pinjaman menunggak >9 bln/kali angsuran

JUMLAH : KSM peminjam (aktif )

72210 Jumlah KSM pinjaman menunggak > 1 bln/kali angsuran

72230 Jumlah KSM pinjaman menunggak > 3 bln/kali angsuran

72300 Jumlah KSM yang melunasi pinjaman dan tidak pinjam lagi bulan ini

72310 Jumlah KSM yang melunasi pinjaman dan tidak pinjam lagi s/d bulan lalu

JUMLAH: KSM yang melunasi pinjaman dan tidak pinjam lagi s/d bulan ini

72320 Jumlah KSM yang melunasi pinj. & menabung di Lembaga Keuangan Formal bln ini

72330 Jumlah KSM yang melunasi pinj. & menabung di Lembaga Keuangan Formal s/d bln lalu

Jumlah kSM yg melunasi pinj. & menabung di Lemb. Keuangan Formal s/d bln ini

Page 138: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

27

halaman : 3

FORM PENGUMPULAN DATA DANA PINJAMAN BERGULIR

Bulan : .................................20..

No.Sandi Nama Rekening Jumlah

Informasi Anggota KSM Peminjam

80000 Jumlah anggota KSM penerima pinjaman pertama s/d bulan ini

80010 - Jumlah anggota KSM perempuan penerima pinjaman pertama s/d bulan ini

80020 - Jumlah anggota KSM miskin penerima pinjaman pertama s/d bulan ini

81000 Jumlah anggota KSM penerima pinjaman kedua dst s/d bulan ini

81010 - Jumlah anggota KSM perempuan penerima pinjaman kedua dst s/d bulan ini

81020 - Jumlah anggota KSM miskin penerima pinjaman kedua dst s/d bulan ini

82000 Jumlah anggota KSM penerima pinjaman pertama bulan ini (baru)

82010 - Jumlah anggota KSM perempuan penerima pinjaman pertama bulan ini

82020 - Jumlah anggota KSM miskin penerima pinjaman pertam bulan ini

83000 Jumlah anggota KSM penerima pinjaman kedua dst bulan ini

83010 - Jumlah anggota KSM perempuan penerima pinjaman kedua dst bulan ini

83020 - Jumlah anggota KSM miskin penerima pinjaman kedua dst bulan ini

84000 Jumlah anggota KSM penerima pinjaman bulan ini

84010 Jumlah anggota KSM penerima pinjaman s/d bulan lalu

JUMLAH : anggota KSM penerima pinjaman s/d bulan ini

85000 Jumlah anggota KSM pinjaman lancar

85010 Jumlah anggota KSM penjaman menunggak < 3 bln/kali angsuran

85030 Jumlah anggota KSM penjaman menunggak 3 s/d 6 bln/kali angsuran

85060 Jumlah anggota KSM penjaman menunggak >6 s/d 9 bln/kali angsuran

85090 Jumlah anggota KSM penjaman menunggak > 9 bln/kali angsuran

JUMLAH : anggota KSM peminjam (aktif)

Page 139: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

Skim Pinjaman yang diatur dalam Pinjaman Bergulir antara lain :

1) Peminjam adalah KSM dan angotanya yang memenuhi kriteria yang dipersyaratkan

2) Tujuan penggunaan pinjaman adalah untuk membiayai kegiatan usaha produktif yang sudah ada maupun untuk menciptakan peluang usaha

3) Besar Pinjaman pertama kali maksimal Rp 500.000,- namun disesuaikan dengan usaha peminjam. Pinjaman selanjutnya maksimal Rp. 2.000.000,- (Diluar jumlah maksimal tersebut peminjam dapat diberikan pinjaman dengan pola channeling dengan Lembaga keuangan/bank lainnya) Frekuensi peminjaman maksimal 4 kali.

4) Jangka waktu pinjaman 3-12 bulan, tergantung dari perputaran usaha peminjam 5) Angsuran pinjaman maksimal bulanan, tanpa grace period (tenggang waktu) 6) Jasa pinjaman 1,5 s/d 3 % per bulan, dihitung dari pokok pinjaman semula. Jasa

pinjaman minimal harus dapat menutup seluruh biaya operasional UPK.

JASA PINJAMAN

Jenis jasa pinjaman :

1. Jasa Pinjaman tetap (flat) 2. Jasa Pinjaman menurun 3. Jasa Pinjaman annuitas

1. Jasa Pinjaman Tetap (flat) Jasa Pinjaman Tetap : jasa pinjaman dihitung dari pokok pinjaman mula-mula, dan

dibebankan/dipungut sama dalam setiap kali membayar angsuran

Contoh :

A menerima pinjaman sebesar 1.000.000,- jangka waktu 10 bulan, dengan angsuran bulanan

Jasa pinjaman ditetapkan 2% tetap (flat)

A wajib membayar angsuran pinjaman tiap bulan – selama 10 bulan – sebesar :

Pokok Pinjaman = Rp. 100.000,-

Jasa Pinjaman 2% x Rp. 1.000.000,- = Rp. 20.000,-

Jumlah = Rp. 120.000,-

Bulan ke Perhitungan jasa pinjaman Pembayaran Angsuran

Saldo Pinjaman Pokok Jasa

0 Realisasi/Pencairan Pinjaman 1.000.000,-

1 2% x 1.000.000,- = 20.000,- 100.000,- 20.000,- 900.000,-

2 2% x 900.000,- = 18.000,- 100.000,- 20.000,- 800.000,-

3 2% x 800.000,- = 16.000,- 100.000,- 20.000,- 700.000,-

4 2% x 700.000,- = 14.000,- 100.000,- 20.000,- 600.000,-

5 2% x 600.000,- = 12.000,- 100.000,- 20.000,- 500.000,-

6 2% x 500.000,- = 10.000,- 100.000,- 20.000,- 400.000,-

7 2% x 400.000,- = 8.000,- 100.000,- 20.000,- 300.000,-

8 2% x 300.000,- = 6.000,- 100.000,- 20.000,- 200.000,-

Page 140: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

2

9 2% x 200.000,- = 4.000,- 100.000,- 20.000,- 100.000,-

10 2% x 100.000,- = 2.000,- 100.000,- 20.000,- lunas

Jumlah 1.000.000,- 200.000,-

2. Jasa Pinjaman Menurun Jasa Pinjaman Menurun : jasa pinjaman dihitung dari saldo pokok pinjaman yang lalu,

dibebankan/dipungut setiap kali membayar angsuran.

Contoh :

A menerima pinjaman sebesar 1.000.000,- jangka waktu 10 bulan, dengan angsuran bulanan

Jasa pinjaman ditetapkan 2% menurun.

A wajib membayar angsuran pinjaman tiap bulan dengan besar pembayaran tiap bulan

sebagai berikut :

Bulan ke Perhitungan jasa pinjaman Pembayaran Angsuran

Saldo Pinjaman Pokok Jasa

0 Realisasi/Pencairan Pinjaman 1.000.000,-

1 2% x 1.000.000,- = 20.000,- 100.000,- 20.000,- 900.000,-

2 2% x 900.000,- = 18.000,- 100.000,- 18.000,- 800.000,-

3 2% x 800.000,- = 16.000,- 100.000,- 16.000,- 700.000,-

4 2% x 700.000,- = 14.000,- 100.000,- 14.000,- 600.000,-

5 2% x 600.000,- = 12.000,- 100.000,- 12.000,- 500.000,-

6 2% x 500.000,- = 10.000,- 100.000,- 10.000,- 400.000,-

7 2% x 400.000,- = 8.000,- 100.000,- 8.000,- 300.000,-

8 2% x 300.000,- = 6.000,- 100.000,- 6.000,- 200.000,-

9 2% x 200.000,- = 4.000,- 100.000,- 4.000,- 100.000,-

10 2% x 100.000,- = 2.000,- 100.000,- 2.000,- lunas

Jumlah 1.000.000,- 120.000,-

3. Jasa Pinjaman Annuitas Jasa Pinjaman Annuitas : jasa pinjaman dihitung terlebih dari saldo pokok pinjaman yang lalu,

dijumlahkan seluruh jasa hasil perhitungan tersebut kemudian dibagi dengan frekuensi

angsuran. Hasil perhitungan ini ditambah dengan kewajiban angsuran pokok, menjadi jumlah

besarnya angsuran yang wajib dibayar setiap kali angsuran.

Contoh:

A menerima pinjaman sebesar 1.000.000,- jangka waktu 10 bulan, dengan angsuran bulanan

Jasa pinjaman ditetapkan 2% annuitas.

Maka angsuran yang dilakukan oleh A adalah sebagai berikut

Page 141: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

3

Bulan ke Perhitungan jasa pinjaman Pembayaran Angsuran Saldo Pinjaman

(+ jasa pinjaman) Pokok Jasa

0 Realisasi Pokok + Jasa 1.120.000,-

1 2% x 1.000.000,- = 20.000,- 112.000,- 1.008.000,-

2 2% x 900.000,- = 18.000,- 112.000,- 896.000,-

3 2% x 800.000,- = 16.000,- 112.000,- 784.000,-

4 2% x 700.000,- = 14.000,- 112.000,- 672.000,-

5 2% x 600.000,- = 12.000,- 112.000,- 560.000.-

6 2% x 500.000,- = 10.000,- 112.000,- 448.000,-

7 2% x 400.000,- = 8.000,- 112.000,- 336.000,-

8 2% x 300.000,- = 6.000,- 112.000,- 224.000,-

9 2% x 200.000,- = 4.000,- 112.000,- 112.000,-

10 2% x 100.000,- = 2.000,- 112.000,- lunas

Jumlah 120.000,- 1.120.000,-

Catatan :

Apabila menggunakan perhitungan jasa pinjaman annuitas, maka secara administratip

seluruh bunga diterima sebagai penerimaan pada waktu realisasi/pencairan, sehingga jasa

tersebut ditambahkan kedalam pokok menjadi hutang pokok seluruhnya.

Dasar untuk menetapkan besarnya jasa pinjaman:

Besarnya seluruh penerimaan jasa pendapatan (1 tahun) harus dapat menutup seluruh biaya

UPK selama 1 tahun, yang terdiri antara lain :

a. Biaya dana (seandainya ada/biaya jasa tabungan) - % pertahun b. Biaya operasional UPK 6 %

pertahun c. Biaya cadangan resiko pinjaman 5 % pertahun d. Keuntungan yang diharapkan 10 % pertahun

Jumah 21 %

pertahun

Pembagian Keuntungan (Laba)

Keuntungan (Laba) minimal ditentukan 10 % pertahun. Keuntungan/Laba inilah yang dapat

digunakan untuk membiayai kegiatan BKM dan UP-2 lainnya termasuk Pengawas dan untuk

pemupukan modal (disesuaikan dengan aturan yang ada dalam AD.

Contoh peruntukan pembagian Keuntungan (Laba) :

a. Pemupukan modal (minimal 20% dari seluruh laba)

Page 142: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

4

b. Dana Lingkungan c. Dana Sosial d. BOP BKM e. Biaya Pengawas f. Dll (sesuai AD LKM)

Page 143: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

5

Contoh Yang Sudah Diterapkan

Desa gondang

Skim Pinjaman yang diatur dalam Pinjaman Bergulir antara lain : 1) Peminjam adalah KSM dan angotanya yang memenuhi kriteria yang dipersyaratkan (warga

miskin dan sesuai dengan hasil surve dilapangan yang tertuang dalam dokumen pemetaan swadaya yang dilakukan oleh masyarakat sendiri berdasarkan ketentuan criteria kemiskinan yang telah disepakati bersama)

2) Tujuan penggunaan pinjaman adalah untuk membiayai kegiatan usaha produktif yang sudah ada maupun untuk menciptakan peluang usaha (tujuan untuk peningkatan ekonomi yang diiringi dengan penguatan melalui pelatihan pelatihan pengembangan ekonomi lokal)

3) Besar Pinjaman pertama kali maksimal Rp 500.000,- namun disesuaikan dengan usaha peminjam. Pinjaman selanjutnya maksimal Rp. 2.000.000,- (Diluar jumlah maksimal tersebut peminjam dapat diberikan pinjaman dengan pola channeling dengan Lembaga keuangan/bank lainnya) Frekuensi peminjaman maksimal 4 kali.

4) Jangka waktu pinjaman 10 bulan, tergantung dari perputaran usaha peminjam (hasil kesepatan masayrakat) (dalam program banyak pilihan 10 minggu, 10 bulan atau ketentuan lainnya sesuai kesepakatn bersama)

5) Angsuran pinjaman maksimal bulanan, tanpa grace period (tenggang waktu) 6) Jasa pinjaman 1,75 % per bulan, dihitung dari pokok pinjaman semula.

Jenis jasa pinjaman yang digunakan adalah Jasa Pinjaman tetap (flat) sepeti contoh diatas

Jasa pinjaman minimal harus dapat menutup seluruh biaya operasional UPK (baik untuk alat tulis, fotocopy, gaji pengelola yang disepakati bersama masyarakat) mengingat form pembukuan yang digunakan cukup banyak

Kalau dirasa masih belum cukup perlu disepakati bersama seluruh warga dengan tidak memberatkan warga khususnya peminjam

Dasar untuk menetapkan besarnya jasa pinjaman:

Besarnya seluruh penerimaan jasa pendapatan (1 tahun) harus dapat menutup seluruh

biaya UPK selama 1 tahun, yang terdiri antara lain :

e. Biaya dana (seandainya ada/biaya jasa tabungan) - % pertahun f. Biaya operasional UPK 6 % pertahun g. Biaya cadangan resiko pinjaman 5 % pertahun h. Keuntungan yang diharapkan 10 % pertahun

Jumah 21 % pertahun

21%/12 bulan =1,75 %/bulan

Pembagian Keuntungan (Laba)

Keuntungan (Laba) minimal ditentukan 10 % pertahun. Keuntungan/Laba inilah yang dapat

digunakan untuk membiayai kegiatan BKM dan UP-2 lainnya termasuk Pengawas dan

untuk pemupukan modal (disesuaikan dengan aturan yang ada dalam AD).

Page 144: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

6

Dari hasil 10% pertahun dialokasikan sebagai berikut

- Kegiatan social 10%

- Kegiatan lingkungan 50%

- Kegiatan ekonomi (Pemupukan modal) 25%

- BOP BKM 5%

- Biaya Pengawas 10%

Dasar pertimbangan diatas

- Bahwa kebutuhan masyarakat untuk porsi kegiatan lingkungan yaitu pembangunan

infrastruktur cukup besar berdasarkan hasil perencanan yang tertuang dalam

Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulanagn Kemiskinan

- Kegiatan social diberikan kepada orang miskin yang tidak mampu seperti anak yatim,

beasiswa prestasi tapi kurang mampu, dan jompo sesuai kesepatan bersama

masyarakat

- Kegiatan ekonomi untuk pemupukan modal sangat penting mengingat bahwa

perguliran ekonomi ini merupakan roda utama dalam kegiatan pembanguna

selanjutnya karena masayrakat diharapkan untuk bias mandiri tanpa mengandalkan

bantuan dari pihak lain

Catatan

Sehingga masyarakat diberi modal untuk dikembangkan secara mandiri dan berkelanjutan yang

tujuan utamanya adalah untuk penanggulangan kemiskinan yang mana direncanakan dari, oleh

dan untuk masyarakat sendiri dan hasilnya adalah untuk masyarakat khususnya warga miskin

melalui pembelajaran dan pemberdayaan secara mandiri. konsep awal sampai akhir program

PNPM adalah pada koridor penangulangan kemiskinan yang bertujuan mewujudkan perubahan

social masyarakat dan penataan lingkungan hunian yang sehat dan bertumpu pada hal sebagai

berikut

Bermanfaat bagi warmis

Memberikan peningkatan ekonomi

Perubahan perilaku

Lingkungan tertata

Permasalahan dapat terselesaikan

Page 145: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

1

Contoh Yang Sudah Diterapkan

Desa Galang Pengampon

Skim Pinjaman yang diatur dalam Pinjaman Bergulir (Sender Sawah) antara lain : 1) Peminjam adalah KSM dan angotanya yang memenuhi kriteria yang dipersyaratkan (warga

miskin dan sesuai dengan hasil surve dilapangan yang tertuang dalam dokumen pemetaan swadaya yang dilakukan oleh masyarakat sendiri berdasarkan ketentuan criteria kemiskinan yang telah disepakati bersama)

2) Tujuan penggunaan pinjaman adalah untuk membiayai kegiatan usaha produktif yang sudah ada maupun untuk menciptakan peluang usaha (tujuan untuk peningkatan ekonomi yang diiringi dengan penguatan melalui pelatihan pelatihan pengembangan ekonomi lokal)

3) Besar Pinjaman diatur berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak dengan persetujuan BKM melalui UPK/ UPS sesuai dnegan kemampuan peminjam.

4) Jangka waktu pinjaman paling lama pada saat musim panen tiba sesuai dengan kondisi lapangan dan kesepakatan bersama.

5) Angsuran pinjaman maksimal bulanan, atau diberikan pada saat musim panen, minimal dengan modal awal yang dipinjam kembali utuh.

6) Jasa pinjaman diserahkan kepada pihak peminjam sesuai dengan hasil panen yang didapat.

Jenis jasa pinjaman yang digunakan adalah bebas tergantung besar kecilnya hasil yang didapat

Jasa pinjaman minimal harus dapat menutup seluruh biaya operasional UPK (baik untuk alat tulis, fotocopy, gaji pengelola yang disepakati bersama masyarakat) mengingat form pembukuan yang digunakan cukup banyak

Kalau dirasa masih belum cukup perlu disepakati bersama seluruh warga dengan tidak memberatkan warga khususnya peminjam

7) Sistem pinjaman diatur secara bergilir (peminjam yang sudah lunas tidak diperkenankan meminjam lagi, dengan asumsi masih terdapat daftar tunggu, kecuali jika daftar tunggu telah habis) sesuai dengan kesepakatan BKM dan keseluruhan masyarakat serta tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun Pembagian Keuntungan (Laba)

Keuntungan (Laba) minimal dapat menutup biaya operasional untuk membiayai kegiatan

BKM dan UP-2 lainnya termasuk Pengawas dan untuk pemupukan modal (disesuaikan

dengan aturan yang ada dalam AD).

Dari hasil yang didapat pertahun dialokasikan sebagai berikut berdasarkan kesepakatan

bersama

- Kegiatan social 10%

- Kegiatan lingkungan 50%

- Kegiatan ekonomi (Pemupukan modal) 25%

- BOP BKM 5%

- Biaya Pengawas 10%

Dasar pertimbangan diatas

Page 146: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pedoman Pelaksanaan

KEGIATAN PINJAMAN BERGULIR

2

- Bahwa kebutuhan masyarakat untuk porsi kegiatan lingkungan yaitu pembangunan

infrastruktur cukup besar berdasarkan hasil perencanan yang tertuang dalam

Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulanagn Kemiskinan

- Kegiatan social diberikan kepada orang miskin yang tidak mampu seperti anak yatim,

beasiswa prestasi tapi kurang mampu, dan jompo sesuai kesepatan bersama

masyarakat

- Kegiatan ekonomi untuk pemupukan modal sangat penting mengingat bahwa

perguliran ekonomi ini merupakan roda utama dalam kegiatan pembanguna

selanjutnya karena masayrakat diharapkan untuk bias mandiri tanpa mengandalkan

bantuan dari pihak lain

Catatan

Sehingga masyarakat diberi modal untuk dikembangkan secara mandiri dan berkelanjutan yang

tujuan utamanya adalah untuk penanggulangan kemiskinan yang mana direncanakan dari, oleh

dan untuk masyarakat sendiri dan hasilnya adalah untuk masyarakat khususnya warga miskin

melalui pembelajaran dan pemberdayaan secara mandiri. konsep awal sampai akhir program

PNPM adalah pada koridor penangulangan kemiskinan yang bertujuan mewujudkan perubahan

social masyarakat dan penataan lingkungan hunian yang sehat dan bertumpu pada hal sebagai

berikut

Bermanfaat bagi warmis

Memberikan peningkatan ekonomi

Perubahan perilaku

Lingkungan tertata

Permasalahan dapat terselesaikan

Page 147: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

DESA GALANG PENGAMPON KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

Alamat : Desa Galang Pengampon Wonopringgo Pekalongan

Lampiran

DOKUMENTASI KEGIATAN PRASARANA

Nama KSM : Amanah

Desa : Galang P

Jenis Prasarana : Lingkungan

Titik : 1 Kondisi : 0 %

Nama KSM : Amanah

Desa : Galang P

Jenis Prasarana Lingkungan : Pavingisasi

Titik : 2 Kondisi : 50 %

Nama KSM : Amanah

Desa : Galang P

Jenis Prasarana Lingkungan : Pavingisasi

Titik : 3 Kondisi : 100 %

Page 148: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

DESA GALANG PENGAMPON KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

Alamat : Desa Galang Pengampon Wonopringgo Pekalongan

Lampiran

DOKUMENTASI KEGIATAN PRASARANA

Nama KSM : Amanah

Desa : Galang P

Jenis Prasarana : Lingkungan

Titik : 1 Kondisi : 0 %

Nama KSM : Amanah

Desa : Galang P

Jenis Prasarana Lingkungan : Pavingisasi

Titik : 2 Kondisi : 50 %

Nama KSM : Amanah

Desa : Galang P

Jenis Prasarana Lingkungan : Pavingisasi

Titik : 3 Kondisi : 100 %

Page 149: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

DESA GALANG PENGAMPON KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

Alamat : Desa Galang Pengampon Wonopringgo Pekalongan

Lampiran

DOKUMENTASI KEGIATAN PRASARANA

Nama KSM : Amanah

Desa : Galang P

Jenis Prasarana : Lingkungan

Titik : 1 Kondisi : 0 %

Nama KSM : Amanah

Desa : Galang P

Jenis Prasarana Lingkungan : Pavingisasi

Titik : 2 Kondisi : 50 %

Nama KSM : Amanah

Desa : Galang P

Jenis Prasarana Lingkungan : Pavingisasi

Titik : 3 Kondisi : 100 %

Page 150: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

DESA GALANG PENGAMPON KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

Alamat : Desa Galang Pengampon Wonopringgo Pekalongan

Lampiran

DOKUMENTASI KEGIATAN PRASARANA

Nama KSM : Amanah

Desa : Galang P

Jenis Prasarana : Lingkungan

Titik : 1 Kondisi : 0 %

Nama KSM : Amanah

Desa : Galang P

Jenis Prasarana Lingkungan : Pavingisasi

Titik : 2 Kondisi : 50 %

Nama KSM : Amanah

Desa : Galang P

Jenis Prasarana Lingkungan : Pavingisasi

Titik : 3 Kondisi : 100 %

Page 151: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

DESA GONDANG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

Alamat : Balai Desa GONDANG Wonopringgo Pekalongan

Lampiran

DOKUMENTASI KEGIATAN PRASARANA

Nama KSM : Mulyorejo

Desa : Gondang

Jenis Prasarana Lingkungan : Pembuatan Saluran Air

Titik : 1 Kondisi : 0 %

Nama KSM : Mulyorejo

Desa : Gondang

Jenis Prasarana Lingkungan : Pembuatan Saluran Air

Titik : 2 Kondisi : 50 %

Nama KSM : Mulyorejo

Desa : Gondang

Jenis Prasarana Lingkungan : Pembuatan Saluran Air

Titik : 3 Kondisi : 100 %

Page 152: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

DESA GONDANG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

Alamat : Balai Desa GONDANG Wonopringgo Pekalongan

DOKUMENTASI KEGIATAN PRASARANA

Nama KSM : Mulyorejo

Desa : Gondang

Jenis Prasarana Lingkungan : Pembuatan Saluran Air

Titik : 1 Kondisi : 0 %

Nama KSM : Mulyorejo

Desa : Gondang

Jenis Prasarana Lingkungan : Pembuatan Saluran Air

Titik : 2 Kondisi : 50 %

Nama KSM : Mulyorejo

Desa : Gondang

Jenis Prasarana Lingkungan : Pembuatan Saluran Air

Titik : 3 Kondisi : 100 %

Page 153: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Kantor sekretariat PNPM kabupaten Pekalongan

Ruangan kantor PNPM MP- tahapan kegiatan di

masyarakat

Page 154: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Mesin paving untuk masyarakat agar bisa membuat dan memperdayakannya

Pemberian beasiswa terhadap anak-anak kurang mampu

Page 155: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

Pembangunan rumah warga yang meningkat daya perekonominnya

Page 156: TINJAUAN NORMATIF TERHADAP “PINJAMAN BERGULIR”library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-fuzirahmaw-5827-1... · H. Kata Sandang Alif + Lam 1. Bila diikuti huruf

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fuzi Rahmawati

Tempat/tanggallahir : Grobogan, 19 Maret 1989

Alamat : RT/RW: 09/03, Desa Tungu,

Kec. Godong, Kab. Grobogan.

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Jenjang pendidikan :

1. TK Masyitoh Tungu Tahun lulus 1994

2. MI Tungu Tahun lulus 2000

3. MTs N Jeketro Tahun lulus 2004

4. SMA N 1 Gubug Tahun lulus 2007

5. Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang Tahun lulus 2012

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga

dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 12 Desember 2011

Penulis,

Fuzi Rahmawati

NIM. 072311034