FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan...

133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN BERAS ORGANIK MELALUI KONSEP OVOP (ONE VILLAGE ONE PRODUCT) BERBASIS KOPERASI DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Oleh : Inneke Dita Anugraheni H 0808112 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan...

Page 1: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN BERAS ORGANIK

MELALUI KONSEP OVOP (ONE VILLAGE ONE PRODUCT)

BERBASIS KOPERASI DI KABUPATEN KARANGANYAR

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Oleh :

Inneke Dita Anugraheni

H 0808112

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN BERAS ORGANIK

MELALUI KONSEP OVOP (ONE VILLAGE ONE PRODUCT)

BERBASIS KOPERASI DI KABUPATEN KARANGANYAR

Oleh :

Inneke Dita Anugraheni

H 0808112

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal 25 Juli 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Dr. Ir. Kusnandar, M.Si. NIP.19670703 199203 1 004

Hanifah Ihsaniyati, SP. M.Si. NIP.19800302 200501 2 001

R. Kunto Adi, SP. MP NIP. 19731017 200312 1 002

Surakarta,Juli 2012

Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP 19560225 198601 1 001

Page 3: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih

karunia, penyertaan, berkat dan anugerahNya karena segala sesuatu yang

direncanakan-Nya adalah sungguh baik, sehingga Penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Produk Unggulan Beras

Organik Melalui Konsep OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi di

Kabupaten Karanganyar” ini. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam

memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak lupa Penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Nuning Setyowati, SP, M.Sc selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr. Ir. Kusnandar, M.Si. selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing

Utama yang sangat komunikatif dan solutif. Terimakasih karena selalu

memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, arahan, motivasi, nasehat,

kritik, dan saran selama masa perkuliahan dan dalam proses penyusunan skripsi

ini.

5. Hanifah Ihsaniyati, SP. M.Si selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang

sangat komunikatif dan solutif. Terimakasih karena telah memberikan bimbingan

dengan penuh kesabaran, arahan, motivasi, nasehat, kritik, dan saran selama

proses penyusunan skripsi ini

Page 4: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

6. R. Kunto Adi, SP. MP selaku Dosen Penguji yang memberikan banyak

masukan/saran yang sangat membangun dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staff administrasi Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta atas ilmu yang telah diberikan dan

bantuannya selama masa perkuliahan dan penyusunan skripsi Penulis di Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Seluruh jajaran staff Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Karanganyar,

Dispertan (Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura), Koperasi Serba Usaha

AGRIKA, KKT Tani Makaryo, KKT Sari Rejeki, KSU Anugerah Jaya, KSU

Ngremboko Mulyo, KUD Jaten dan KUD Pandan Wangi serta Balai Penyuluhan

Pertanian Kecamatan yang telah memberikan sumbangan waktu, tenaga,

pemikiran dalam penelitian Penulis

9. Seluruh responden (petani) yang telah membantu Penulis dalam melakukan

penelitian di Kabupaten Karanganyar yang meliputi Kecamatan Matesih,

Kecamatan Mojogedang, Kecamatan Karangpandan, Kecamatan Tawangmangu,

Kecamatan Jaten dan Kecamatan Kebakkramat

10. Orang tua terkasih dan tercinta, BapakBudi Utomo dan Ibu Ristati beserta Adik,

Daniel yang senantiasa memberikan dukungan doa, motivasi, kasih sayang,

kesabaran dan perhatian dalam setiap langkah Penulis.

11. Sahabat-sahabat yang penulis kasihi “7 People Family”“abang” Yuniar,

Febbry“phebz”, ‘Tante” Riska, ,“mama”Maria, “dik yurz”Yurike,

“medhog”Christy yang telah memberi dukungan doa, masukan dan semangat

yang luar biasa serta semoga persahabatan ini terus berlanjut hingga waktu yang

tak terbatas.

12. Saudara-saudara yang penulis kasihi PERKANTAS Karanganyar: Mas Yo, Mbak

Inten, Mas Davied, Anggita, Irine, Ajeng, Eli yang terus mendukung dalam doa,

menasihati dan memberikan semangat yang luar biasa.

Page 5: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

13. Seluruh teman-teman seperjuangan Agribisnis Angkatan 2008, kakak-kakak

Agrobisnis 2007, PKP 2007, Front Office kak Riri Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada

Penulis.

14. Seluruh teman-teman seperjuangan “Strategy Club Agribisnis 2008”Maria,

Eriska, Tami, Christy, Nandika, Enril, Riana,Tata, Bundo Retna dan teman lain

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih karena memberikan

banyak waktu untuk diskusi, perhatian, saran, kritik dan masukan yang berharga

bagi penulis. Diskusi dengan kalian benar-benar manis asem asin. Semangat!!!

15. Saudara-saudara Penulis di PMK dan IAAS Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang memberikan dukungan doa dan semangat kepada

Penulis.

16. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan doa dan dukunganya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

Penulis sangat mengharapkan saran dari berbagai pihak demi perbaikan dari skripsi

ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Sekian dan Terimakasih

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 6: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii RINGKASAN .................................................................................................. xiii SUMMARY ....................................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6 D. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 6

II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 8

1. Beras Organik .................................................................................. 8 2. Produk Unggulan ............................................................................. 10 3. OVOP ( One Village One Product) ................................................. 11

a. Konsep OVOP ( One Village One Product) .............................. 11 b. Koperasi ...................................................................................... 13 c. Konsep OVOP ( One Village One Product) Berbasis Koperasi 14

4. Arti Penting Strategi ........................................................................ 16 5. Perumusan Strategi .......................................................................... 18

a. Faktor Lingkungan Internal ........................................................ 18 b. Faktor Lingkungan Eksternal ..................................................... 19 c. Matrik IFE dan EFE ................................................................... 19 d. Matrik Internal-External (IE) ..................................................... 20 e. Matrik SWOT ............................................................................. 20 f. Matrik QSPM ............................................................................. 22

6. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 23 B. Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah ............................................... 26 C. Pembatasan Masalah.............................................................................. 29 D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................................... 29

III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian ........................................................................ 33 B. Metode Penentuan Responden ............................................................... 33 C. Tahapan Penelitian ................................................................................ 36

Page 7: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

D. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 37 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 38 F. Teknik Analisis Data ............................................................................. 39

IV. DISKRIPSI DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Alam ..................................................................................... 48

1. Letak Geografis Daerah Penelitian ......................................... ……48 2. Luas Wilayah .......................................................................... ……48 3. Topografi Wilayah .................................................................. ……49 4. Keadaan Iklim ........................................................................ ……50

B. Keadaan Penduduk . ............................................................................. 51 1. Menurut Matapencaharian ..................................................... ……51 2. Menurut Tingkat Pendidikan ................................................. ……52

C. Keadaan Perekonomian dan Pertumbuhan Ekonomi .......................... 54 D. Keadaan Pertanian ................................................................................ 56

1. Tata Guna Lahan .................................................................... ……56 2. Produksi Tanaman Bahan Pangan ......................................... ……57

E. Keadaan Sarana Perekonomian ............................................................ 59 F. Gambaran Umum Pengembangan Produk Unggulan Beras Organik

melalui OVOP Berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar ............ 60

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KarakteristikResponden ............................................................... ........ 67

1. Responden Petani ................................................................... ........67 2. Responden Koperasi Induk/Pemasar dan Koperasi Produsen ……69 3. Responden Dinas Pemerintah Kabupaten Karanganyar ......... ……70

B. Faktor Internaldan Faktor Eksternal ............................................. …… 71 1. Faktor Internal ....................................................................... …… 71

a) Aspek Faktor Internal .............................................................. 71 b) Identifikasi Faktor Internal Kekuatan ...................................... 77 c) Identifikasi Faktor Internal Kelemahan .................................. ̀ 80

2. Faktor Eksternal ............................................................................. 87 a) Aspek Faktor Eksternal ........................................................... 87 b) Identifikasi Faktor Ekternal Peluang ....................................... 90 a) Identifikasi Faktor Ekternal Ancaman ..................................... 96

C. Perumusan Alternatif Strategi ...................................................... ……100 1. Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) ............................... ……100 2. Matrik External Factor Evaluation (EFE) ............................. ……101 3. Matrik Internal- Eksternal (IE) ............................................... ……103 4. Matrik SWOT ........................................................................ ……104

D. Penentuan Prioritas Strategi dengan Matrik QSP ........................ ……107

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... 113

Page 8: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

B. Saran .................................................................................................... 115 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 177 LAMPIRAN...................................................................................................... 121

Page 9: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel 1. Matrik External Factor Evaluation (EFE) ........................................ 40 Tabel 2. Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) .......................................... 40 Tabel 3. Matrik SWOT .................................................................................. 43 Tabel 4. Matrik QSPM ................................................................................... 44 Tabel 5. Jumlah Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 ........................................... 51 Tabel 6. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2010 ................................................................. 52 Tabel 7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Karanganyar Tahun 2007-2009 ........ 54 Tabel 8. Tata Guna Lahan d Kabupaten Karangayar Tahun 2010 ................ 56 Tabel 9. Luas Panen dan Produksi Komoditi Bahan Pangan di Kabupaten

Karanganyar Pada Tahun 2010 ....................................................... 57 Tabel 10. Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Sawah di Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2006-2010 ........................ 58 Tabel 11. Koperasi Menurut Klasifikasi di Kabupaten Karanganyar ............. Tahun 2010 ...................................................................................... 59 Tabel 12. Produk UnggulanDaerah Pedesaan Melalui Pendekatan OVOP (One Village One product) Berbasis Koperasi di Provinsi Jawa Tengah ..................................................................... 61 Tabel 13. Potensi Pertanian Organik Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 ............................................... 63 Tabel 14. Koperasi Peserta OVOP Disperindagkop dan UMKM .................. 65 Tabel 15. Tahapan OVOP Beras Organik di Kabupaten Karanganyar ............ 66 Tabel 16. Karakteristik Responden Petani Padi Organik di Kabupaten Karanganyar .............................................................. 67 Tabel 17. Usahatani Padi Organik Selama 3 Musim Tanam di Kabupaten Karanganyar .............................................................. 69 Tabel 18. Karakteristik Responden Koperasi Induk dan Koperasi Produsen OVOP Beras Organik di Kabupaten Karanganyar .......................... 70 Tabel 19. Karakteristik Responden Dinas Pemerintahan di Kabupaten Karanganyar .............................................................. 70 Tabel 20. Identifikasi Faktor-faktor Internal Pengembangan Produk Unggulan

Beras Organik Melalui Konsep OVOP berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar ……………………………………… ....... 87

Tabel 21. Harga Produk Beras di Kabupaten Karanganyar 2011-2012 ........... 92 Tabel 22. Fasilitas /Bantuan Peralatan Pertanian dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Dinas Koperasi dan UMKM ) melalui OVOP tahun 2011-2012 di Kabupaten Karanganyar .................................. 94

Page 10: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Tabel 23. Identifikasi Faktor Eksternal Pengembangan Beras Organik Melalui Konsep OVOP berbasis Koperasi

di Kabupaten Karanganyar .............................................................. 99 Tabel 24. Matrik Internal Factor Evaluation(IFE) pada Pengembangan Produk Unggulan Beras Organik Melalui Konsep OVOP Berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar ................................ 100 Tabel 25. Matrik External Factor Evaluation(EFE) pada Pengembangan Produk Unggulan Beras Organik Melalui Konsep OVOP Berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar ................................ 102 Tabel 26. Matrik SWOT pada Pengembangan Produk Unggulan Beras Organik Melalui Konsep OVOP Berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar ................................ 106 Tabel 27. Matrik Quantitative Strategic Planning pada Pengembangan Produk Unggulan Beras Organik Melalui Konsep OVOP Berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar ................................ 110

Page 11: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Panduan Pengembagan OVOP berbasis Koperasi di Provinsi Jawa Tengah ....................................................................... 15 Gambar 2. Kerangka Berpikir .......................................................................... 29 Gambar 3. Tahapan Penelitian ......................................................................... 37 Gambar 4. Internal- Eksternal Matrik. .................................................................... 42 Gambar 5. Diagram Persentase Komposisi Penduduk 5 Tahun Ke AtasMenurut

Tingkat Pendidikan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 .................. 53 Gambar 6. Diagram Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Sawah

di Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2006-2010 ............................. 58 Gambar 7. MatrikInternal- Eksternal (IE) pada Pengembangan Produk Unggulan Beras Organik Melalui Konsep OVOP Berbasis

Koperasi di Kabupaten Karanganyar ............................................. 103

Page 12: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Identitas Responden ..................................................................... 122

Lampiran 2. Perhitungan Usahatani Padi Organik…………………………… 124

Lampiran 3. Perhitungan Matrik IFE dan EFE………………………………. 126

Lampiran 4. Peta Kabupaten Karannganyar…………………………………. 130

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian………………………………………… 131

Lampiran 6. Daftar Pertanyaan dan Kuesioner Penelitian…………………… 134

Lampiran 7. Instruksi Gubernur Provinsi Jawa Tengah……………………… 155

Page 13: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

RINGKASAN

INNEKE DITA ANUGRAHENI, H0808112. “STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN BERAS ORGANIK MELALUI KONSEP OVOP (ONE VILLAGE ONE PRODUCT) BERBASIS KOPERASI DI KABUPATEN KARANGANYAR”. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Kusnandar, M.Siselaku Pembimbing Utama dan Hanifah Ihsaniyati SP, M.Siselaku Pembimbing Pendamping. Fakultas Pertanian UniversitasSebelas Maret. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor internal dan faktor eksternal, alternatif strategi dan prioritas strategi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif analitis dan teknik survei.Metode pengambilan daerah penelitian dilakukan secara sengaja. Teknik analisis data menggunakan analisis faktor intenal dan faktor eksternal dengan matrik IFE dan matrik EFE. Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

Faktor internal yang menjadi kekuatan: lahan sawah potensial yang luas, motivasi petani yang tinggi dalambudidaya padi organik, adanya fasilitas pemasaran beras organik, adanya promosi untuk pengenalan produk beras organik, koperasi produsen menyediakan berbagai sarana produksi, penelitian dan pengecekan pada lahan organik yang telah tersertifikasi, pembinaan dari Balai Penyuluh Pertanian, adanya Asosiasi Petani Organik (APPO), SOP (Standart Operating Procedure) pada on-farm dan pinjaman modal dari koperasi induk kepada koperasi produsen. Faktor internal yang menjadi kelemahan: terbatasnya lahan beras organik yang tersertifikasi organik SNI, jumlah produk beras organik masih terbatas, kemasan dan pelabelan produk beras organik masih sederhana, belum ada kebijakan yang tegas dari pemerintah pada budidaya padi organik, koordinasi antar dinas terkait yang masih lemah, kurangnya optimalnya kerja Petugas Penyuluh Pertanian, peran koperasi produsen OVOP belum maksimal, tidak semua petani padi organik tergabung dalam koperasi produsen OVOP, dibutuhkan waktu yang lama untuk mendorong petani menuju organik, pengetahuan petani mengenai pasar dan beras organik masih rendah. Faktor eksternal yang menjadi peluang: terbukanya pasar beras organik di luar daerah/kabupaten, tingginya permintaan beras organik, harga produk beras organik lebih mahal, adanya gaya hidup baru Back To Nature, peningkatan pengunjung wisata setiap tahun, adanya program pemerintah provinsi (Koperasi dan UMKM) melalui OVOP, bantuan fasilitas/teknologi dari OVOP Provinsi Jawa Tengah dan adanya program gerakan pertanian organik (Go Organic). Faktor eksternal yang menjadi ancaman: ketersediaan pupuk anorganik yang banyak dipasar, persepsi konsumen akan produk beras organik masih rendah, posisi tengkulak yang lebih kuat dari petani, standarisasi pupuk organik belum jelas, subsidi pupuk organik sama besarnya dengan pupuk anorganik, lokasi budidaya padi organik belum menjadi kesatuan daerah budidaya, tahap konversi lahan anorganik menjadi lahan organik membutuhkan waktu lama dan munculnya produk beras organik dari daerah lain.

Alternatif strategi yang dihasilkan: pengoptimalan kapasitas produksi dan mutu beras organik yang tersertifikasi, membangun Brand Image produk beras organik melalui pameran, stand di lokasi wisata, dan melakukan pemetaan daerah yang paling berpotensi dalam produksi beras organik. Prioritas strategi yang dihasilkan: pengoptimalan kapasitas produksi dan mutu beras organik yang tersertifikasi (TAS 5,643632).

Page 14: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

SUMMARY

INNEKE DITA ANUGRAHENI, H0808112. STRATEGY OF OUTSTANDING ORGANIC RICE PRODUCT DEVELOPMENT ON THE CONCEPT OF OVOP (ONE VILLAGE ONE PRODUCT) BASED ON COOPERATION IN THE KARANGANYARREGENCY. Under guidance of Dr. Ir. Kusnandar, M.Si as the Main Consultant and Hanifah Ihsaniyati SP, M.Sias the Assistant Consultant, Agricultural Faculty of Sebelas Maret University. The purposes of this study to identity the internal factors and external factors, to identity an alternative strategy and strategic priorities. This study applied a quantitative approach of descriptive methods of analytical and survey techniques. The writer used purposive method in writing the study of making the research done. The technique of data analysis of internal and external factors to the IFE (Internal Factor Evaluation) matrix and EFE (External Factor Evaluation) matrix. The determination of alternative strategies used SWOTmatrixand IE (Internal-External) matrix. As for determining the priority strategies applied matrix QSP (Quantitative Startegic Planning).

Internal factors into strengths: a potential wetland that is wide enough (48 783 acres), the high motivation of farmers in the cultivation of organic rice, the availibility of organic rice marketing facilities, a campaign to introduce of organic rice products, producers' cooperatives provide various means of production, researching and checking to the certified organic land, a development of each district Agricultural Extension Agency, Asosiasi Petani Padi Organik (APPO), SOP (Standard Operating Procedure) in on-farm and capital loan from the parent cooperative to the producerscooperative. The weaknesses of Internal factors: limited organic rice organic land which is certified as SNI 5.59 acres, the amount of the organic rice products is still limited, packaging and labeling of organic rice products are still simple, there is not a firm policy of the government in organic rice cultivation yet, the weak of related inter-agency coordination, the lack of optimum job Agricultural Extension Officers, the role of producer cooperatives OVOP is not maximized, some of organic rice farmers are not the members of producer cooperatives OVOP, it takes a long time to push toward organic farmers, the farmers' knowledges about markets and organic rice are still low. The opportunities of external factors: the opening of the organic rice market outside the region/district, the high demand for organic rice, the organic rice products price is more expensive than inorganic rice, a new lifestyle Back To Nature, an increase in tourist visitors each year, the provincial government program (Dinas Koperasi danUMKM) through OVOP, the aid of facilities / technology of OVOP Central Java and the organic farming movement program (Go Organic). The threat of external factors: the adequacy of availability of organic rice in market, the low perception of consumers to organic rice, the stronger position of wholesalers than the farmers, the unsure standardization of organic fertilizers, the subsidize of organic fertilizers as big as

Page 15: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

inorganic fertilizers, the cultivation area of organic rice does not become the unity of cultivation area yet, the step of organic rice field conversion to organic field needs long time and the appearance of organic rice in market from another regency.

The alternative strategies may be applied: the optimization of production capacity and quality of certified organic rice, buildinga brand image of organic rice products by carrying out some exhibitions, opening stand at tourist sites, and mapping the area with the most potential in the production of organic rice. Prioritie of strategy are optimize capacity and quality of certified organic rice (TAS 5,643632)

Page 16: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beras organik merupakan produk pangan yang saat ini menjadi

salah satu pangan unggulan sehinggamempunyai potensi yang besar untuk

dikembangkan. Produk tersebut mulai dilirik oleh masyarakat karena

keunggulannya pada sisi kesehatan. Menurut Andoko (2010) keunggulan

utama beras organik dibanding beras biasa (ditanam dengan aplikasi pupuk

buatan dan pestisida kimia sintesis) adalah relatif aman untuk dikonsumsi.

Selain itu, rasa dari beras organik lebih empuk dan pulen. Keunggulan

lainnya adalah warna dan daya simpan beras organik lebih baik dibanding

beras biasa sesudah ditanak, beras organik akan menjadi nasi yang warnanya

lebih putih dibanding beras biasa. Nasi dari beras organik pun dapat bertahan

selama 24 jam, sementara nasi dari beras biasa mulai basi setelah 12

jam.Sedangkan Biocert menyatakan tentang potensi produk beras organik

(2006) bahwa peluang pasar produk pangan organik, terutama padi organik

masih terbuka lebar baik di dalam maupun luar negeri. Kontribusi pasar

organik untuk wilayah Asia termasuk Indonesia masih potensial untuk

dikembangkan. Pada Tahun 2005, pasar beras organik di Indonesia baru

mencapai Rp. 28 milyar dengan pertumbuhan sekitar 22% per tahunnya.

Volume produksi beras organik nasional meningkat dari 1.180 ton di Tahun

2001 menjadi hampir 11.000 ton di Tahun 2004. Beras organik tersebut

sebagian besar dipasarkan di supermarket tertentu di kota-kota besar di

Indonesia.

Salah satu wilayah yang mengembangkan produk unggulan beras

organik adalah Kabupaten Karanganyar. Kabupaten Karanganyar mempunyai

potensi untuk pengembangan pertanian padi organik di Jawa Tengah yaitu

didukung ketersediaan air dari pegunungan Lawu dan areal persawahan yang

luas. Di sisi lain, potensi pasar yang besar bagi produk unggulan dilihat dari

kunjungan wisatawan cukup yang tinggi serta potensi kelembagaan

(kelompok tani dan koperasi kelompok tani (KKT). Pengembangan produk

1

Page 17: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

unggulan ini dilaksanakan melalui konsep OVOP (One Village One Product)

berbasis koperasi.

One Village One Product (OVOP) merupakan suatu konsep

pengembangan kompetensi inti industri daerah untuk menemukan produk

yang menjadi kebanggaan dan keunikan suatu daerah dengan meningkatkan

isi dan mutunya sehingga dapat diterima serta diakui nilainya baik secara

nasional maupun internasional (Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah,

2011). OVOP merupakan strategi pengembangan potensi daerah di suatu

wilayah untuk menghasilkan satu produk unggulan yang unik khas daerah

dengan memanfatkan sumber daya lokal.OVOP (One Village One

Product)berbasis koperasi di Kabupaten Karanganyar ini membantu

pelaksanaan pengembangan produk beras organik mulai dari tahap on farm

sampai dengan off farm khususnya dengan pembinaan langsung dari

Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Karanganyar.Melihat potensi produk

beras organik Kabupaten Karanganyar terhadap peningkatan pendapatan

petani yang dapat dijadikan sebagai penopang perekonomian daerah,

sehingga perlu mengoptimalkan sektor pertanian khususnya produk beras

organik yang didukung dengan OVOP berbasis koperasi yang harus terus

dikembangkan. Akan tetapi, dalam tahap pengembangan tidak selalu berjalan

mulus dan banyak menghadapi tantangan yang harus selalu dihadapi karena

terdapat faktor-faktor kendala yang menjadi permasalahan dalam

pengembangan produk beras organik.

Rasahan (2000) dalam Sutrisno (2009) mengemukakan bahwa

permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian subsektor

tanaman pangan terutama yang berkaitan dengan upaya peningkatan produksi

beras meliputi: (1) lahan-lahan pertanian umumnya semakin berkurang tanpa

diimbangi dengan pengembangan lahan yang seimbang terutama disekitar

kota-kota besar baik di Jawa maupun diluar Jawa, (2) penguasaan lahan

sempit rata-rata kurang dari 0,5 ha sehingga tidak ekonomis dalam usahatani,

(3) saat panen raya harga komoditas jatuh antara lain sebagai akibat

instrumen harga dasar tidak berjalan dengan baik, (4) kebijakan makro

Page 18: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

ekonomi kurang mendukung dan kurang berpihak pada petani dalam

menciptakan pembangunan tanaman pangan yang berkelanjutan, (5) aplikasi

teknologi ditingkat usahatani banyak yang tidak sesuai dengan anjuran yang

disebabkan oleh tingginya harga sarana produksi dan rendahnya kemampuan

permodalan petani, dan (6) kondisi iklim kurang mendukung menyebabkan

penurunan produksi. Pengembangan produk unggulan daerah khususnya

beras organik merupakan hal pokok yang dibutuhkan untuk meningkatkan

kesejahteraan petani, kesejahteraan konsumen pangan sehingga diperlukan

beberapa strategi pengembangan produk tersebut sehingga dapat memenuhi

kebutuhan pangan lokal dan luar wilayah.

Pengembangan produk agribisnis pasti mengalami berbagai hambatan

sehingga diperlukan strategi. Penelitian tentang strategi pengembangan telah

banyak dilakukan, diantaranya penelitian Handayani (2007), Harisudin

(2005), Fatmawati (2009), Adiyanto (2011). Penelitian mengenai strategi di

atas merupakan salah satu upaya untuk mendorong peningkatan atau

pengembangan komoditi pertanian. Pada penelitian-penelitian tersebut hanya

memfokuskan strategi pengembangan dengan satu obyek bahasan yaitu

komoditas agribisnis. Penelitian tersebut hanya fokus pada komoditas saja,

belum meneliti pihak lain dan topik lain seperti pemerintah dalam gerakan

produk organik dan pertanian organik. Penelitian tentang padi organik yang

telah dilakukan antara lain Widyarini (2009), Suwantoro (2008) dan

Dudiagunoviani (2009). Penelitian-penelitian tersebut hanya

memfokuskanpada pengembangan padi organik secara umum yaitu mengacu

pada masalah on farm dan belum mengkaji secara khusus dalam kaitannya

dukungan pemerintah melalui konsep OVOP(One Village One Product)

berbasis koperasi.

Berdasarkan beberapa uraian di atas menyatakan bahwa beras organik

merupakan produk unggulan yang mempunyai peluang pasar dan prospek

yang besar. Disamping itu, strategi pengembangan ini diperlukan karena

belum ada penelitian/kajian baik padatataran Disperindagkop dan

UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) Kabupaten Karanganyar dan

Page 19: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

penelitian terdahulu sehingga penelitian Strategi Pengembangan Produk

Unggulan Beras Organik melalui Konsep OVOP (One Village One

Product) Berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar perlu dilakukan.

B. Perumusan Masalah

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu daerah yang berpotensi

untuk pengembangan sektor pertanian. Kabupaten Karanganyar dapat

menopang ketahanan pangan daerah dengan potensi yang dimiliki. Luas

wilayah Kabupaten Karanganyar menurut Badan Pusat Statistik (2011) adalah

77.378,64 Ha. Kabupaten Karanganyar sebagian tanahnya merupakan tanah

pertanian yang memiliki potensi cukup baik bagi pengembangan tanaman

pangan dan agroindustri.

Konsep OVOP(One Village One Product)berbasis koperasi telah

diperkenalkan di Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2010, sedangkan

Tahun 2011 merupakan tahap sosialisasi dan pengembangan awal serta Tahun

2012 merupakan tahap sosialisasi lanjutan dan pergerakan lebih lanjut. OVOP

berbasis koperasi hanya dapat disalurkan melalui koperasi. Koperasi menjadi

satu jalan yang menghubungkan pemerintah dengan petani. Koperasi induk

(KSU AGRIKA) merupakan koperasi yang menjadi sarana tempat pemasaran

produk dari semua koperasi produsen serta menjadi penyalur bantuan OVOP,

sedangkan koperasi produsen merupakan koperasi penghasil produk beras

organik. Peran Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Karanganyar dalam

upaya pengembangan produk unggulan beras organik melalui OVOP adalah

pembinaan, pelatihan, packaging produk, pemasaran produk melalui KSU

AGRIKA, pemberian bantuan alat-alat pendukung usahatani seperti motor

tossa, mesin pengelupas kulit, mesin selep (pemutih) dan sebagainya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2011), komoditas tanaman

pangan yang paling besar luasan panen dan produksinya pada Tahun 2010

adalah padi sawah dengan total luas panen sebesar 48.783 ha.Produksi padi

sawah meningkat dari Tahun 2009 hingga Tahun 2010 sebesar 31.464 ton.

Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas tanaman padi sawah di Kabupaten

Karanganyar mengalami peningkatan yang dapat menunjang ketahanan

Page 20: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pangan beras. Oleh karena itu, komoditas tanaman pangan padi sawah

mempunyai potensi dalam produk unggulan daerah yaitu produk beras

organik sehingga diperlukan suatu strategi pengembangan. Akan tetapi,

sebagian besar lahan padi organik OVOP berbasis koperasi di Kabupaten

Karanganyar masih dalam periode transisi/konversi yaitu merupakan waktu di

antara penerapan prinsip pertanian organik dan sertifikasi lahan organik.

Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 kecamatan, akan tetapi

pengembangan OVOP beras organik ini hanya merangkul 6 (enam)

kecamatan sajayaitu pada 6 (enam) koperasi produsen. Disisi lain, luas areal

padi sawah di Kabupaten Karanganyar tercatat sebesar 48.783 hektar.

Sedangkan luas areal padi sawah yang dikembangkan melalui OVOP berbasis

koperasi, masih sangat kecil yaitu 316 hektar yaitu 0,65% (Data Sementara

Disperindagkop dan UMKM, 2011). Luas areal padi sawah organik yang

kecil tersebut (0,65%) dapat menjadi suatu pendorong pengembangan produk

pada lahan sawah yang lainnya di Kabupaten Karanganyar. Produk unggulan

beras organik di Kabupaten Karanganyar dapat dikatakan masih belum baik

dalam tingkat produksi(kuantitas) salah satunya karena lahan yang terbatas

tersebut. Oleh karena hal tersebut maka pengembangan produk unggulan

beras organik di Kabupaten Karanganyar memerlukan suatu strategi

pengembangan bagi pemerintah daerah khususnya Disperindagkop dan

UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).Disamping itu, belum ada kajian

strategi pengembangan produk unggulan beras organik baik dari tataran

Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Karanganyar dan penelitian

terdahulu.

Berdasarkan permasalahan di atas, dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Apa saja faktor internal dan eksternal dalam

pengembangan produk unggulan beras organik melalui konsep OVOP

(One Village One Product) berbasis koperasi di Kabupaten Karanganyar ?

Page 21: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Alternatif strategi apa yang dapat diterapkan dalam

pengembangan produk unggulan beras organik melalui konsep OVOP

(One Village One Product) berbasis koperasi di Kabupaten Karanganyar ?

3. Prioritas strategi apa yang dapat diterapkan dalam

pengembangan produk unggulan beras organik melalui konsep OVOP

(One Village One Product) berbasis koperasi di Kabupaten Karanganyar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini

bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dalam

pengembangan produk unggulan beras organik melalui konsep OVOP

(One Village One Product) berbasis koperasi di Kabupaten Karanganyar

2. Mengidentifikasi alternatif strategi yang dapat

diterapkan dalam pengembangan produk unggulan beras organik melalui

konsep OVOP (One village one product) berbasis koperasi di Kabupaten

Karanganyar

3. Menentukan prioritas strategi terbaik yang dapat

diterapkan dalam rangka pengembangan produk unggulan beras organik

melalui konsep OVOP (One Village One Product) berbasis koperasi di

Kabupaten Karanganyar

D. KegunaanPenelitian

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan menambah

wawasan peneliti terkait dengan bahan yang dikaji dan merupakan salah

satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret.

2. Bagi pemerintah daerah setempat, Disperindagkop dan

UMKM, dan stakeholder lainnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi sumbangan pemikiran atau pertimbangan dalam menyusun suatu

kebijakan di sektor pertanian khususnya dalam strategi pengembangan

produk unggulan beras organik dengan konsep OVOP berbasis koperasi di

Kabupaten Karanganyar.

Page 22: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

3. Bagi petani padi organik, hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi suatu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

dalam pengembangan produk beras organik.

4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dipergunakan sebagai tambahan informasi dan referensi penelitian

selanjutnya.

Page 23: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Page 24: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Beras Organik

Beras organik adalah beras yang dihasilkan melalui proses

budidaya organik tanpa menggunakan pupuk dan pestisida kimia sintesis.

proses budidaya padi organik dilakukan dengan menggunakan pupuk

organik, seperti kompos, pupuk hijau, maupun pupuk biohayati.

Pemberantasan hama menggunakan pestisida alami yang dihasilkan dari

daun-daun, buah-buah yang difermentasikan secara alami

(Muladiyanto, 2011).

Beras organik merupakan beras sehat kandungan gizi dan vitamin

yang tinggi karena tidak menghilangkan seluruh lapisan kulit arinya dan

aman karena bebas dari kandungan Bahan Berbahaya Beracun (B3) yang

dihasilkan dari padi yang ditanam tanpa menggunakan pupuk dan pestisida

kimia sintesis dan telah disertifikasi oleh suatu badan mandiri.

Penanamannya dilakukan menggunakan pupuk alami, hamanya

dikendalikan dengan menggunakan pestisida alami yang dibuat sendiri

oleh petani langsung baik padat maupun cair yang tidak membahayakan

lingkungan. Beberapa tanaman yang dapat digunakan dan diolah menjadi

pestisida alami yaitu tembakau, nimbi, mengkudu, mahoni, dan sebagainya

(Pracaya dalam Dudiagunoviani, 2009).

Menurut (Bawolye & Syam, 2008) padi organik adalah padi yang

diusahakan oleh sebuah badan independen, untuk ditanam dan diolah

menurut standar “organik” yang ditetapkan. Definisi padi organik adalah :

1) Tidak ada pestisida dan pupuk dari bahan kimia sintetis atau buatan

yang telah digunakan.

2) Kesuburan tanah dipelihara melalui proses “alami” seperti

penanaman tumbuhan penutup dan/atau penggunaan pupuk kandang

yang dikomposkan dan limbah tumbuhan.

8

Page 25: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3) Tanaman dirotasikan di sawah untuk menghindari penanaman

tanaman yang sama dari tahun ke tahun di sawah yang sama.

4) Pergantian bentuk-bentuk bukan kimia sintesis, misalnya

pengendalian hama dan gulma digunakan serangga yang bermanfaat

untuk memangsa hama serta daun jerami setengah busuk untuk

menekan gulma, juga organisme lain untuk menekan serangan

penyakit.

Konsumen menganggap produk-produk organik sebagai produk

yang lebih aman dan sehat, dan memiliki nilai gizi yang lebih besar.

Menurut sebuah studi Tahun 2006 oleh US Department of Agriculture's

Research Service, beras organik mengandung protein lebih besar dari

beras konvensional yang tumbuh dengan pupuk an-organik, namun bahwa

isi pati dan mineral sama. Pada penelitian Tahun 2007 diterbitkan dalam

"Journal of Agronomy for Sustainable Development". Para peneliti

menemukan bahwa beras organik mengandung lebih banyak zat besi dan

tembaga dari pada beras konvensional. Beras organik memang tampak

menjadi lebih putih dan lembut saat dimasak dibanding beras

konvensional (Grimm, 2011).

Beras organik mengalami peningkatan permintaaan. Konsumen

menyatakan bahwa beras organik lebih aman, lebih segar, sehat, dan rasa

lebih baik dari beras konvensional. Persepsi perbedaan dalam rasa dan

tekstur antara organik dan konvensional dapat dipengaruhi oleh preferensi

atau perbedaan komposisi. Isi protein beras tumbuh dengan 50% dari

tingkat nitrogen pupuk dan organik disarankan adalah sama dan lebih

rendah dibandingkan beras tumbuh dengan 100% dari tingkat pupuk

nitrogen yang dianjurkan. Pati dan mineral isi antara beras organik dan

anorganik tidak berbeda. Tetapi kadar protein lebih tinggi terdapat pada

beras organik dan protein mempengaruhi tekstur beras (Champagne

et. all, 2006).

Beras organik dikemas dalam kantung atau karung berlabel beras

organik dan dijual dengan harga yang relatif lebih mahal dibanding beras

Page 26: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

biasa. Sertifikasi produk perlu diadakan karena pada dasarnya setiap bahan

makanan yang dipasarkan ke masyarakat secara eceran dan berlabel harus

memenuhi unsur legalitas. Sertifikasi produk pun menunjukkan mutu

produk tersebut sangat terjamin sehingga konsumen merasa aman dan

yakin terhadap produk yang dibeli. Konsumen akan merasa aman

mengonsumsi beras organik sesuai keterangan yang tertera dalam label

kemasan. Oleh karenanya, beras organik berlabel menjadi sah dan aman

dari segi hukum maupun kesehatan (Andoko,2010)

Hal di atas didukung dengan pendapat Hossain, et.all (2007)

menyatakan telah tiba waktunya menuju pertanian padi organik dari

pertimbangan pembangunan pedesaan dan faktor sosial-ekonomi dan

lingkungan. Pertanian organik berkembang pesat dan sekarang

dipraktekkan di lebih dari 120 negara di dunia. Ada dua aliran pertanian

organik di Asia, satu sebagai bagian dari pertanian berkelanjutan dan

lainnya yang berorientasi ekspor produk organik. Sekarang penting untuk

memverifikasi kesempatan untuk mengekspor beras organik yang

dihasilkan dari biaya rendah (tenaga kerja dan input pertanian).

2. Produk Unggulan

Produk unggulan dihasilkan melalui suatu proses yang

memperhatikan biaya produksi, kuantitas produksi, waktu, proses, jaminan

mutu (quality assurance), waktu pemasaran dan transportasi serta faktor-

faktor lainnya sehingga produk unggulan tersebut mampu berkompetisi di

pasar baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Produk unggulan

(competitive product) merupakan hasil proses dari suatu kegiatan berupa

barang, atau jasa yang dihasilkan oleh proses produksi yang mempunyai

daya saing tinggi. Produk unggulan dapat diukur dari indikator strategik,

yaitu:

a. Indikator ekspor, yang dapat diukur dari besar bobot dan

perkembangan nilai volume ekspor yang berkelanjutan,

Page 27: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

b. Indikator kandungan lokal dalam produk, yang dihitung menurut nilai

impor bahan baku sejenis dari jumlah volume bahan baku terhadap

total bahan baku untuk menghasilkan produk tersebut,

c. Indikator penyerapan tenaga kerja, diukur dengan menghitung porsi

pengeluaran tenaga kerja dibandingkan nilai proses untuk

menghasilkan produk,

d. Indikator pertumbuhan nilai tambah, yang dihitung berdasarkan

pertumbuhan rata-rata tahunan,

e. Indikator keterkaitan antar sektor, dihitung atas dasar keterkaitan pada

proses dan produk unggulan yang berlangsung dari tahun-ketahun

sebelumnya dan kedepannya,

f. Indikator konservasi lingkungan, proses untuk menghasilkan produk

unggulan yang berwawasan lingkungan yang akan dapat mengurangi

kerugian atau kerusakan pada lingkungan

g. Indikator jangkauan pemasaran, menunjukkan daerah pemasaran

produk unggulan (Hamzah, 2011).

Strategi pengembangan sentra produk unggulan perlu

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Potensi yang ada dan dapat dikembangkan dan dalam proses

pemanfaatan,

b. Menganalisis keterkaitan dan manfaat peluang pasar,

c. Prioritas dititikberatkan pada pengembangan produk unggulan yang

sudah menghasilkan komoditi unggulan sekaligus barang ekspor yang

menghasilkan devisa. Pemanfaatan fasilitas terbangun yang memberi

kemudahan pelayanan (Rahmad, 2007).

3. OVOP (One Village One Product)

a. Konsep Umum OVOP (One Village One Product) OVOP (One Village One Product) bukan suatu inovasi

teknologi baru bagi komunitas agribisnis. Konsep ini sudah dikenal

sejak Tahun 2001. Pertama kali OVOP diperkenalkan oleh komunitas

kota kecil Oita, Jepang yang diterjemahkan sebagai ”paling sedikit satu

Page 28: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

daerah menghasilkan satu produk unggulan”. Di Thailand OVOP lebih

dikenal sebagai OTOP, yaitu One Tambon One Product yang di

”adopt” oleh pemerintah untuk mengurangi kemiskinan di negara ini.

Melalui konsep OVOP ini beberapa negara di Asia Tenggara

menemukan keunggulan bersaing berdasarkan potensi sumberdaya dari

masing-masing produk negara tersebut. Oleh karena prakarsa OVOP

berawal dari Oita, Jepang, maka negara ini melalui Japan External

Trade Organization(JETRO) dan Ministry of Economy, Trade and

Industry (METI) membantu pelaksanaan promosi dan perkembangan

OVOP untuk mendorong perekonomian negara-negara berkembang

khususnya Least Development Countries (LDCs) sehingga pasar dan

tampilan produk yang menarik dari negara-negara kurang berkembang

tersebut termasuk negaranya sendiri dapat dipromosikan kepada

masyarakat luas. Efektivitas dan keberhasilan OVOP tersebut tidak

lepas dari 6 kunci sukses pelaksanaannya, yaitu: kesadaran dan

pemahaman SDM tentang OVOP, menggali potensi yang tersembunyi

dari masing-masing desa/wilayah. Selain memperhatikan produk-

produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi, melanjutkan

percobaan-percobaan dan usaha-usaha yang terus-menerus,

membangun pasar dan saluran distribusi serta pembinaan bakat dan

kreativitas SDM, juga merupakan beberapa kunci sukses penerapan

Konsep OVOP (Dahliani, 2009).

Hal yang penting dalam OVOP di Jepang adalah inisiatif dan

inovasi dalam keunggulan lokal. Gerakan OVOP diluncurkan pada

Tahun 1979 saat itu Gubernur Oita, Dr Morihiko Hiramatsu. Beliau

mendorong warga di desa-desa dan kota-kota untuk memilih produk

khas desa mereka atau kota kemudian menumbuhkannya menjadi

nasional, atau bahkan global. Hal yang paling penting dari model

OVOP Jepang adalah inisiatif dan inovasi praktis oleh penduduk

setempat. Kegiatan sehari-hari, alam dan hiburan lokal dapat diubah

menjadi produk berharga atau jasa yang akan dipasarkan. Terkadang,

Page 29: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

ide-ide datang dari luar tetapi dijabarkan ke dalam peristiwa lokal atau

kegiatan yang menggunakan sepenuhnya atau sebagian sumber daya

lokal, baik material dan manusia. Kantor-kantor publik, terutama

pemerintah lokal, nasional berfungsi sebagai fasilitator kegiatan OVOP

membantu inovasi teknis, produksi, dan pemasaran

(Kurokawa et.all, 2010).

b. Koperasi

Koperasi merupakan suatu lembaga usaha yang mengakomodir

kepentingan dan kebutuhan anggota. Karakteristik anggota koperasi

yang khas yaitu sebagai pemilik sekaligus pelanggan/pengguna

koperasi. Karenanya koperasi merupakan lembaga usaha yang berakar

pada kepentingan dan kebutuhan anggota. Koperasi berbasis

komoditas unggulan sebagai lembaga usaha harus mengahadapi

persaingan dengan lembaga usaha lainnya. Oleh karena itu koperasi

harus dapat menciptkan efek koperasi (cooperative effect) yang lebih

baik dari usaha yang dilakukan secara perorangan. Selain itu koperasi

harus pula mampu menciptakan efek pasar (market effect) yang lebih

baik jika dibandingkan dengan perusahaan non koperasi

(Ambya, 2006).

Kelembagaan koperasi bermanfaat untuk memperkuat

posisi/keberadaan kelompok sehingga mendapatkan kepastian hukum.

Di bidang usaha, kelembagaan koperasi ini berfungsi untuk memediasi

akses pembiayaan, untuk memediasi akses produksi, untuk memediasi

akses pemasaran, untuk memenuhi persyaratan pengucuran Konsep

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah (Hamzah, 2011).

Tugas penyediaan KUD (Koperasi Unit Desa). Terdapat lima

fasilitas yang harus tersedia agar anggota dapat berproduksi dengan

baik dan dapat mempercepat pembangunan pertanian kelima fasilitas

tersebut adalah pemasaran hasil produksi, perubahan-perubahan

teknologi, tersedianya saprodi dan peralatannya, insentif produksi pada

petani dan alat-alat transport (Swasono, 1983).

Page 30: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

c. Konsep OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi

Konsep OVOP sedang digalakkan di Indonesia dengan

mengadopsi konsep OVOP dari Jepang. Di Indonesia penerapan

konsep OVOP melalui koperasi diprakarsai oleh Kementrian Koperasi

dan UKM sehingga menjadi konsep OVOP berbasis koperasi.

Kementrian Koperasi dan UKM (2010) menyatakan bahwa sesuai

dengan semangat Inpres No. 6 Tahun 2007 tentang percepatan sektor

riil, maka pengembangan OVOP melibatkan seluruh komponen

pemerintahan baik yang di Pusat maupun Daerah serta masyarakat

setempat. Keberhasilan gerakan OVOP di suatu daerah sangat

ditentukan oleh keterlibatan dan partisipasi seluruh lintas pelaku

terutama pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat yang

menekuni produk/ komoditasnya masing-masing.

Seiring dengan Instruksi Gubernur Provinsi Jawa Tengah

(2011) dalam rangka mewujudkan pembangunan ekonomi kerakyatan

berbasis agrobisnis, pertanian, UMKM dan industri padat karya,

diperlukan koordinasi, sinkronisasi dan komitmen dari pemangku

kepentingan guna pengembangan komoditas unggulan daerah

pedesaan melalui pendekatan sistem One Village One Product.

Pendekatan sistem OVOP berbasis Koperasi sesuai dengan Instruksi

Gubernur Jawa Tengah Nomor 518/23546 Tanggal 30 Desember 2011

dapat digambarkan pada skema di bawah ini:

Page 31: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Gambar 1. Panduan Pengembangan OVOP berbasis Koperasi di Provinsi

Jawa Tengah, 2011(Sumber: Ingub Provinsi Jawa Tengah 2011)

Konsep OVOP berbasis koperasi diprakarsai oleh

Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Tujuan

pengembangan konsep OVOP (One Village One Product) antara lain:

1) Mengembangan komoditas unggulan daerah yang memiliki potensi

pemasaran lokal maupun internasional.

2) Mengembangkan dan meningkatkan kualitas serta nilai tambah

produk, agar mampu bersaing dengan produk dari luar negeri

(impor).

3) Khusus kegiatan OVOP yang dilakukan oleh Kementerian

Koperasi dan UKM dalam mengembangkan OVOP harus melalui

Koperasi.

4) Meningkatkan pendapatan masyarakat setempat

(Kementrian Koperasi dan UKM, 2010).

Prinsip Gerakan OVOP (One Village One Product) antara lain:

1) Lokal Tapi Global: Pengembangan Gerakan OVOP bertujuan untuk

meningkatkan, mengembangkan dan memasarkan produk yang bisa

menjadi sumber kebanggaan masyarakat setempat. Terutama yang

bisa dipasarkan baik di dalam maupun di luar negeri sehingga tercapai

tujuan “Lokal Tapi Global”.

Page 32: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2) Kemandirian dan Kreativitas: Sebagai penghela gerakan OVOP

adalah masyarakat setempat. Agar mampu mandiri masyarakat harus

mampu bangkit dan kreatif.

3) Pengembangan Sumberdaya Manusia: Pemerintah Daerah harus

menyadari dan mampu mendorong sumberdaya manusia yang kreatif

dan inovatif. Mampu melakukan terobosan baru di sektor pertanian,

industri, pariwisata, jasa, serta pemasaran produknya. Sehingga

meningkatkan kualitas, produktivitas, dan daya saing

(Kementrian Koperasi dan UKM, 2010).

4. Arti penting Strategi

Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan

manajemen puncak dan sumberdaya perusahann dalam jumlah yang besar.

Selain itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang

perusahaan, biasanya untuk lima tahun kedepan dan karenanya

berorientasi ke masa yang akan datang. Strategi mempunyai konsekuensi

multifungsional atau multidivisional serta perlu mempertimbangkan, baik

faktor eksternal maupun internal yang dihadapi perusahaan (David, 2009).

Marrus dalam Umar (2001) mendifinisikan strategi sebagai suatu proses

penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya

bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Sedangkan Grant (1999)

menyatakan bahwa strategi sebagai target. Konsep strategi akan

digabungkan dengan visi dan misi untuk menentukan di mana perusahaan

akan berada dalam masa yang akan datang. Penetapan tujuan tidak hanya

dilakukan untuk memberikan arah bagi penyusunan strategi, tapi juga

untuk membentuk aspirasi bagi perusahaan. Dengan demikian, strategi

juga dapat berperan sebagai target perusahaan.

Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptatif

terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan

internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Suatu perusahaan dapat

mengembangan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut

Page 33: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi

itu disebut perencanaan strategi. Tujuan perencanaan strategi adalah agar

perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan

eksternal sehhingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan

lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas, fungsi

manajeman, konsumen, distributor, dan pesaing. Jadi perencanaan strategis

penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk

yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal

dari sumber daya yang ada. Definisi strategi pertama yang dikemukan oleh

Chandler (1962:13) menyebutkan bahwa “strategi adalah tujuan jangka

panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua

sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut”. Pemahaman

yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang

berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-

konsep tersebut adalah sebagai berikut:

a. Distinctive Competence: tindakan yang dilakukan oleh perusahaan

agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan

pesaingnya.

b. Competitive Advantage: kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh

perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

(Rangkuti, 2006).

Taghibigloo (2011) mendifinisikan perencanaan strategis sebagai

proses dalam organisasi yang menganalisis dan mengenali lingkungan

eksternal dan internal. Selain itu, perencanaan strategis dapat membantu

untuk membuat strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Hunger & Whellenn (1996) menyatakan bahwa manajemen strategis

adalah suatu kesatuan rangkaian keputusan dan tindakan yang menentukan

kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Tercakup di dalamnya

mengenali dan menganalisa lingkungan, memformulasi strategi,

mengimplementasikan strategi dan melakukan evaluasi berikut

pengendalian.

Page 34: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

5. Perumusan Strategi

Perumusan strategi mencakup kegiatan pengembangan visi dan

misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi,

kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka

panjang, pencarian strategi-strategi alternatif dan pemilihan strategi

tertentu untuk mencapai tujuan (David, 2009).

Perumusan strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh

terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal

perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan

cepat sehingga melahirkan berbagai peluang dan ancaman yang datang

dari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yang senantiasa berubah.

Konsekuensi perubahan faktor eksternal tersebut juga mengakibatkan

perubahan faktor internal perusahaan seperti perubahan terhadap kekuatan

maupun kelemahan yang dimiliki perusahaan tersebut (Rangkuti, 2006).

d. Faktor Lingkungan Internal

Kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas

terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat

baik atau buruk. Mereka mucul dalam manajemen, pemasaran,

keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan,

dan aktivitas sistem informasi manajemen suatu bisnis.

Mengidentifikasi serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan

organisasional dalam wilayah-wilayah fungsional suatu bisnis

merupakan sebuah aktifitas manajemen strategis yang esensial.

Organisiasi berjuang untuk menjalankan strategi yang mampu

mengandalkan kekuatan internal sekaligus meniadakan kelemahan

internal (David, 2009).

Kekuatan dan kelemahan perusahaan atau sering disebut

kompetensi perusahaan bisa dilihat dari fungsi-fungsi bisnis yang ada

di dalam perusahaan: fungsi operasi dan produksi. Fungsi keuangan,

fungsi pemasaran, penelitian dan pengembangan, sumber daya

Page 35: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

manusia, sistem informasi manajemen dan budaya perusahaan

(Dirgantoro, 2001).

e. Faktor Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal pada umumnya dilihat dari sisi

politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Sedangkan aspek-asek internal

perusahaan konvensional pada umumnya dibagi atas lima aspek yaitu

aspek keuangan, SDM(sumber daya manusia), organisasi, pemasaran,

produksi/operasi dan sistem informasi (Umar, 2001).

Peluang dan ancaman eksternal menunjuk pada berbagai tren

dan kejadian ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan hidup,

politik, hukum, pemerintahan, teknologi dan kompetitif yang dapat

secara signifikan menguntungkan atau merugikan suatu organisasi di

masa yang akan datang. Sebagian besar peluang dan ancaman berada

di luar kendali suatu organisasi (David, 2009).

f. Matrik IFE dan EFE

Matrik Evaluasi Faktor Internal (IFE) merupakan alat

perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan

kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis, dan juga menjadi

landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan di

antara area tersebut. Sedangkan Matrik Evaluasi Faktor Eksternal

(Matrik EFE) memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas

dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis,

lingkungan, politik, pemerintahan, hokum, teknologi, dan kompetitif

(David, 2009).

Umar (2001) menyatakan bahwa matrik IFE (Internal Factor

Evaluation) digunakan untuk mengetahui faktor internal perusahaan

berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting.

Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari

beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen,

keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi, dan produksi/operasi.

Sedangkan matrik EFE (External Factor Evaluation) digunakan untuk

Page 36: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal

dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan

ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,

pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri di mana

perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini

penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun

tidak langsung terhadap perusaahaan.

Penentuan bobot setiap variabel dilakukan dengan cara

penilaian bobot faktor strategis eksternal dan internal organisasi

kepada informan yang telah dipilih, yang mengetahui betul kondisi

dan permasalahan pada suatu organisasi. Penentuan bobot untuk

matrik IFE dan matrik EFE dilakukan dengan menggunakan metode

Paired Comparison Scales (Kinnear dan Taylor dalam

Dudiagunoviani, 2009). Metode tersebut digunakan untuk

memberikan penilaian setiap faktor penentu eksternal dan internal.

g. Matrik Internal- Eksternal (IE)

Matrik IE merupakan alat untuk menentukan posisi suatu

perusahaan didasarkan pada analisis internal eksternal perusahaan.

Matrik ini dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai

dampak strategis yang berbeda (David, 2009).

Matrik Internal Eksternal (IE) ini dikembangkan dari model

General Electric (GE-Model). Parameter yang digunakan meliputi

parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang

dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh

strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail (Rangkuti, 2006).

h. Matrik SWOT(Strenght Weakness Opportunities Threats)

Matrik SWOT(Strenght Weakness Opportunities Threats)

adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis

perusahaan. Matrik ini menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat

Page 37: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

diselesaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

(Rangkuti, 2006).

Matrik SWOT merupakan matching tool yang penting untuk

membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi.

Keempat strategi yang dimaksud adalah strategi SO (Strength-

Opportunity), strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ST

(Srtenght-Threat), dan strategi WT (Weakness-Threat). Pada Matrik

ini, menentukan key succes factors untuk lingkungan internal dan

eksternal merupakan bagian yang sulit sehingga dibutuhkan

judgement yang baik (Umar, 2001).

Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk

menarik keuntungan dari peluang eksternal. Strategi WO bertujuan

untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil

keuntungan dari peluang eksternal. Strategi ST menggunakan

kekeuatan sebuah perusahaan atau mengurangi dampak ancaman

eksternal. Strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan

untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman

eksternal (David, 2009). Sedangkan dalam Rangkuti (2011)

menyatakan bahwa tidak semua rencana strategi yang disusun dari

TOWS Matrik ini digunakan seluruhnya. Strategi yang dipilih adalah

strategi yang dapat memecahkan isu strategi perusahaan.

Zardeini (2012) menyatakan pada awal abad kedua puluh satu,

SWOT model disarankan dalam kerangka kerja untuk analisis kasus di

banyak manajemen strategis terkemuka dan pemasaran. Senada

dengan Liu (2007) dan Taboli (2011) menyatakan faktor penting

dalam mendefinisikan masa depan perusahaan adalah lingkungan

eksternal dan internal. Faktor tersebut disebut sebagai faktor strategis

dan diringkas dalam analisis SWOT. Matrik SWOT dibangun

berdasarkan analisis SWOT. Hasilnya digunakan dalam pencocokan

antara sumber daya perusahaan dan kemampuan dengan peluang

pasar.

Page 38: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

i. QSPM

Umar (2001) menyatakan QSPM (Quantitative Strategic

Planning Matrix) adalah alat yang dirokemendasikan para ahli strategi

untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara obyektif,

berdasarkan key success factor internal-eksternal yang telah

diidentifikasikan sebelumnya. Secara konseptual tujuan QSPM adalah

untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari

strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan

strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan.

Hal ini didukung oleh Nurhayati (2008) yang menyatakan bahwa

QSPM merupakan hasil keputusan strategis setelah menilai skor

kemenarikan (Attractiveness Score/AS) setiap faktor strategis baik

faktor internal maupun ektsernal.

QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi

mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara obyektif, berdasarkan

faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang

diidentifikasi sebelumnya. QSPM menentukan daya tarik relatif dari

berbagai strategi yang didasarkan sampai seberapa jauh faktor-faktor

keberhasilan kristis eksternal dan internal kunci

dimanfaatkan/ditingkatkan daya tarik relatif dari masing-masing

strategi dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari masing-

masing faktor keberhasilan kritis internal dan eksternal. Sifat positif

dari QSPM adalah rangkaian strategi ini dapat diperiksa secara

berurutan atau bersamaan dan alat ini mengharuskan perencanaan

strategi untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang

terkait ke dalam proses keputusan. Mengembangkan QSPM membuat

kemungkinannnya kecil faktor-faktor kunci terabaikan atau diberi

bobot tidak sesuai. Suatu QSPM menarik perhatian akan pentingnya

hubungan-hubungan yang mempengaruhi keputusan-keputusan

strategis. Walaupun mengembangkan QSPM memerlukan sejumlah

keputusan subyektif, membuat beberapa keputusan kecil sepanjang

Page 39: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

proses akan meningkatkan kemungkinan strategi akhir adalah yang

terbaik untuk organisasi (David, 2009).

6. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang strategi pengembangan komoditas pertanian

dan produk agribisnis telah banyak dilakukan antara lain penelitian

Fatmawati (2009) yang berjudul Strategi Pengembangan Industi Kecil

Tempe di Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten, Handayani (2007) yang

berjudul Strategi Pengembangan Agribisnis Kedelai (Glicyne max

L.Merril) di Kabupaten Sukoharjo, dan Harisudin (2005) yang berjudul

Strategi Pengembangan dan Penempatan Produk Suplemem Makanan dari

Bahan Nabati.

Fatmawati (2009) penetuan alternatif strategi menggunakan

matrik SWOT yang menghasilkan alternatif strategi dengan perbaikan

sarana dan prasarana produksi, dan sumberdaya manusia serta penanaman

modal swasta dengan dukungan dari pemerintah, meningkatkan dan

mempertahankan kualitas dan kuantitas tempe serta efisiensi penggunaan

sarana dan prasarana produksi, meningkatkan kualitas sumberdaya

penegusaha secara teknis, moral, spiritual melalui kegiatan pembinaan

untuk memaksimalkan produksi dan daya saing tempe. Prioritas strategi

yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri kecil tempe di

Kabupaten Klaten berdasarkan analisis matrik QSP adalah perbaikan

sarana dan prasarana produksi dan sumberdaya manusia serat penanaman

modal swasta dengan dukungan pemerintah.

Penelitian di atas seiring dengan Handayani (2007) yang

memperoleh alternatif strategi dengan matrik SWOT. Strategi S-O yang

diperoleh dengan mengoptimalkan pemanfaatan SDA, saprotan dan

infrastruktur yang didukung oleh pengalaman berusahatani dan S-I untuk

meningkatkan produksi dan kualitas kedelai sesuai permintaan pasar,

untuk strategi W-O yaitu memanfaatkan bantuan dana dari pemerintah

untuk modal usaha, untuk strategi S-T yaitu memperbaiki perumusan dan

implementasi kebijakan terkait bidang pertanian melalui perbaikan dan

Page 40: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

manajemen pembangunan pertanian, untuk strategi W-T yaitu memperkuat

kelembagaan petani untuk meningkatkan kualitas produksi kedelai.

Kemudian prioritas strategi diperoleh berdasarkan Matrik QSP dalam

upaya pengembangan agribisnis kedelai di Kabupaten Sukoharjo dalam

memberdayakan kelembagaan dan organisasi ekonomi di pedesaan dengan

peningkatan kualitas SDM, sarana prasarana dan permodalan untuk

meningkatkan kualitas produksi kedelai.

Sedangkan Harisudin (2005) menggunakan metode analisis data

berupa analisis faktor internal dan eksternal menggunakan matrik IFE dan

EFE, pada tahapan penentuan alternatif strategi (tahap matching stage)

menggunkan matrik IE dan matrik SWOT serta prioritas strategi dengan

matrik QSP. Hasil penelitian pada matrik IFE menunjukkan bahwa

kekuatan terbesar pada perusahaan yang memproduksi suplemen makanan

dari bahan nabati adalah pengawasan mutu pada setiap prosesnya. Hasil

dari matrik EFE menunjukkan bahwa ancaman terbesar perusahaan datang

dari faktor ketergantungan proses produksi pada perusahaan lain. Hasil

analisis matrik IE(Internal/Ekternal) menunjukkan bahwa posisi bersaing

berada pada kuadran V yang berarti posisi bersaingnya berada pada fase

harus mempertahankan dan memelihara (Hold and Maintain). Penyusunan

alternatif strategi menggunakan alat bantu matrik SWOT meliputi strategi

SO, ST, WT dan WO. Penentuan prioritas strategi dilakukan dengan

QSPM menghasilkan urutan peringkat strategi yaitu ekspansi pasar melalui

promosi yang efektif kepada konsumen target(bobot 7,2); memanfaatkan

kemajuan teknologi untuk melakukan perbaikan pada proses produksi

maupun lini produknya(bobot 6,72); meningkatkan daya saing produk

pada tataran ilmiah maupun bisnis pada konsumen (bobot 6,49);

mempertahankan dan meningkatkan kepuasan pada konsumen(bobot 6,47)

dan meningkatkan akses ke saluran distribusi sampai pada tingkat retail

(bobot 5,88).

Penelitian tentang pengembangan beras organik belum banyak

dilakukan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Dudiagunoviani (2009)

Page 41: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani

Cibeureum Jempol (Studi Kasus: Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan

Bogor Selatan, Kota Bogor),Widyarini (2009) berjudul Strategi

Pengembangan Agribisnis Padi Organik Sebagai Komoditas Unggulan Di

Kabupaten Banyumas, dan Suwantoro (2008) dalam penelitiannya yang

berjudul Analisis Pengembangan Pertanian Organik Di Kabupaten

Magelang (Studi Kasus Di Kecamatan Sawangan).

Widyarini (2009) menganalisis kondisi agribisnis padi organik

dan pemasaran beras organik di Kabupaten Banyumas diperoleh prioritas

utama yaitu dengan melakukan sertifikasi beras organik agar produknya

mampu bersaing dengan produk daerah lain dan tidak kalah dengan produk

luar negeri. Usahatani padi organik juga layak untuk dikembangkan karena

memberikan keuntungan bagi petani. Disarankan agribisnis padi organik di

Kabupaten Banyumas terus dikembangkan dengan memanfaatkan potensi

yang ada. Pemerintah juga harus memfasilitasi petani agar dapat

memperoleh sertifikasi dan lembaga berwenang, sehingga produk beras

organik Kabupaten Banyumas diakui oleh masyarakat luas. Suwantoro

(2008) melakukan pendekatan perencanaan kebijakan pengembangan

pertanian organik dengan melibatkan seluruh para pihak. Pelibatan para

pihak yang berkaitan dengan pengembangan pertanian organik akan

berpengaruh besar terhadap keberhasilan pengembangan pertanian

organik. Pelaku pertanian organik yang selama ini secara mandiri

mengembangkan pertanian organik dapat menjadi mitra yang tangguh bagi

pemerintahmenganalisis tentang kondisi pertanian organik khususnya padi

organik. Disisi lain Dudiagunoviani (2009) menganalisis faktor-faktor

yang dapat menghambat pertanian organik dengan menggunakan analisis

matrik IE yang menunjukkan posisi kelompok tani padi organik, kemudian

menganalisis alternatif strategi yang dapat diterapkan dengan strategi

tumbuh bina yang umumnya dilakukan melalui stategi intesif yaitu melalui

penetrasi pasar, pengambangan pasar dan pengembangan produk.

Penentuan strategi prieoritas menggunakan QSPM sehingga diperoleh

Page 42: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

prioritas strategi (strategi 1) yaitu dengan memperluas jaringan pasar (TAS

bobot 7,377).

Ketiga penelitian mengenai strategi pengembanganyang telah

dilakukan oleh Fatmawati (2007), Handayani (2009) dan Harisudin (2005)

merupakan salah satu upaya untuk mendorong peningkatan atau

pengembangan komoditi pertanian atau produk agribisnis. Pada penelitian

Fatmawati (2007) dan Handayani (2009) pada penentuan alternatif strategi

hanya dengan matrik SWOT saja sehingga tidak dapat mengetahui posisi

bersaing pada obyek penelitiannya,. Sedangkan Harisudin (2005)

menggunakan analisis matrik IFE dan EFE kemudian dilanjutkan dengan

penentuan Matrik IE yang dapat memberikan gambaran lebih dalam,

tentang posisi bersaing obyek peneltiannya. Melalui matrik IE juga akan

memberikan sumbangan dalam penentuan alternatif strategi yang akan

dibentuk. Kemudian dipadukan dengan Matrik SWOT sehingga diperoleh

alternatif strategi yang lebih baik karena mempertimbangakan hasil 2

matrik pada tahapan matching stage. Pada tahapan prioritas dengan matrik

QSP, matrik ini dipilih karena dapat menghasilkan gambaran strategi

terpilih yang terbaik sehingga matrik ini banyak digunakan dalam

penelitian terdahulu.

Penelitian tentang padi organik yang telah dilakukan oleh

Widyarini (2009), Suwantoro (2007) dan Dudiagunoviani (2008) hanya

fokus pada aspek komoditas sajabelum meneliti topik lain seperti tindakan

pemerintah dalam gerakan produk organik dan pertanian organik seperti

halnya konsep OVOP berbasis koperasi dan belum menggunakan alat

analisis seperti yang dilakukan pada ketiga penelitian strategi

pengembangan yang telah dibahas di paragraf atas. Hanya pada penelitian

padi organik yang dilakukan oleh Dudiagunoviani (2008) telah mengkaji

padi organik dengan menggunakan matrik IFE dan matrik EFE untuk

identifikasi dan analisis Matrik IE untuk alternatif dan Matrik QSP dalam

penentuan prioritas strategi yang terbaik.Oleh karena hal tersebut,

penelitian Strategi Pengembangan Produk Unggulan Beras Organik

Page 43: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Melalui Konsep OVOP Berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar

dapat memperkaya khasanah penelitian dan mampu mempertajam

penelitian terdahulu yang telah dilakukan sebelumnya.

B. Kerangka Berpikir

Komoditas tanaman pangan yang mempunyai luas panen dan

produktivitas tertinggi adalah pada sawah (Badan Pusat Statistik, 2011).

Potensi produk tanaman pangan yang sedang dikembangkan adalah produk

unggulan beras organik melalui konsep OVOP berbasis koperasi. Beras

organik merupakan produk unggulan daerah karena produk tersebut

mempunyai kualitas kesehatan yang lebih baik dan mempunyai nilai jual

yang lebih tinggi dibanding dengan produk beras konvensional. Telah

dijelaskan dalam rumusan masalah bahwa luas areal padi sawah di Kabupaten

Karanganyar tercatat sebesar 48.783 ha, sedangkan luas lahan pengembangan

OVOP produk unggulan beras organik mempunyai luas lahan sawah hanya

sebesar 316 ha (Data Sementara Disperindagkop dan UMKM). Berdasarkan

angka tersebut dapat menggambarkan bahwa kondisi dari keberlanjutan

produksi dari padi organik melalui konsep OVOP masih sangat kecil dilihat

dari sisi luas areal pengembangan.

Penelitian ini dimulai dengan menganalisis lingkungan internal dan

lingkungan eksternal dalam pengembangan produk unggulan beras organik

melalui konsep OVOP berbasis koperasi. Konsep OVOP ini merupakan

konsep dari Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah yang diteruskan oleh

Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Karanganyar. Analisis yang

digunakan adalah analisis faktor-faktor internal dan eksternal kemudian

dianalisis menggunakan matrik IFE dan EFE. Lingkungan internal adalah

daerah Kabupaten Karanganyar dalam pengembangan produk unggulan beras

organik melalui konsep OVOP berbasis koperasi meliputi sumber daya

daerah seperti dinas pemerintah terkait konsep OVOP berbasis koperasi

(Disperindagkop dan UMKM), Dispertan dan instansi kepemerintahan terkait,

Koperasi OVOP berbasis koperasi, Petani padi organik. Lingkungan eksternal

adalah faktor-faktor dari luar yang tidak bisa dikendalikan Kabupaten

Karanganyar dalam usaha pengembangan produk unggulan beras organik

Page 44: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

melalui konsep OVOP berbasis koperasi yang dapat mengidentifikasi

kelemahan dan kekuatan yaitu lingkungan luar Kabupaten Karangnyar;

Disperindagkop dan UMKM dan koperasi Induk yaitu sumber daya manusia

(petani padi organik peserta konsep OVOP); Dispertan; dan koperasi

produsen (KSU, KKT dan KUD). Setelah dilakukan pemberian skor pada

matrik IFE dan EFE, maka dapat diteruskan dengan matrik IE(Internal-

ekxternal) untuk mengetahui posisi bersaing organisasi yang dapat menjadi

pertimbangan dalam penetuan alternatif strategi pengembanganproduk

unggulan beras organik dengan konsep OVOP berbasis koperasi.

Alternatif strategi dapat diperoleh dengan perpaduan antara hasil

Matrik IE (internal external) dan Matrik SWOT. Pada matrik IE

menggambarkan posisi bersaing pada 9 sel yang menyatakan alternatif

strategi sedangkan Matrik SWOT ini akan menghasilkan beberapa alternatif

strategi dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Kemudian hasil dari kedua matrik pada tahap matching stage tersebut dapat

dipadukan sehingga diperoleh alternatif strategi yang terpilih. Berdasarkan

alternatif strategi tersebut, diperlukan penilaian atau evaluasi untuk

memutuskan proritas strategi terbaik yang dapat diaksanakan. Pada tahap

pemilihan strategi/keputusan (decision stage) ini alat analisis kuantitatif yang

digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). QSPM

memungkinkan perencana strategi mengevaluasi alternatif strategi secara

obyektif.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun kerangka berpikir

dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Page 45: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Gambar 2. Kerangka Berpikir Strategi Pengembangan Produk Unggulan Beras Organik melalui Konsep OVOP Berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar

C. Pembatasan Masalah

1. Faktor internal yang dianalisis meliputi kondisi keuangan, pemasaran,

sumber daya manusia, produksi/operasional, penelitian dan

pengembangan, serta organisasi yang ada di Kabupaten Karanganyar.

2. Faktor eksternal yang dianalisis meliputi kondisi konsumen, sosial dan

budaya, pemerintah pusat, lingkungan alam, teknologi dan persaingan

yang ada di Kabupaten Karanganyar.

Page 46: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3. Harga faktor produksi dan hasil diperhitungkan sesuai dengan harga

setempat yang berlaku saat penelitian.

4. Bidang usaha koperasi yang dikaji dalam penelitian adalah bidang yang

berkaitan dengan produksi beras organik khususnya pada Koperasi induk

dan Koperasi produsen.

5. Pihak-pihak yang menjadi responden adalah Disperindagkop dan UMKM,

Koperasi produsen, Koperasi induk, Dinas pertanian dan petani padi

organik di Kabupaten Karanganyar pada 6 kecamatan: Kecamatan

Matesih, Kecamatan Mojogedang, Kecamatan Karangpandan,

Kecamatan Kebakkramat, Kecamatan Jaten dan Kecamatan

Tawangmangu.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional

a. Produk Unggulan (competitive product) merupakan hasil proses dari

suatu kegiatan berupa barang, atau jasa yang dihasilkan oleh proses

produksi yang mempunyai daya saing tinggi (Hamzah, 2011).

Produk unggulan pada penelitian ini adalah beras organik di

Kabupaten Karanganyar.

b. Strategi adalah cara mencapai tujuan-tujuan jangka panjang. Strategi

dalam perumusannya perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal

meliputi eksternal yang dihadapi perusahaan (David, 2009) yang

dapat mempengaruhi usaha pengembangan produk unggulan beras

organik melalui konsep OVOP (One Village One Product) berbasis

koperasi di Kabupaten Karanganyar.

c. Alternatif strategi pengembangan produk unggulan beras organik

merupakan tindakan/cara untuk mencapai tujuan pengembangan

produk unggulan melalui konsep OVOP berbasis koperasi di

Kabupaten Karanganyar.

d. Lingkungan internal adalah faktor-faktor dari dalam pengembangan

produk unggulan beras organik melalui konsep OVOP meliputi

aspek keuangan, aspek produksi/operasi, aspek sumber daya

manusia, aspek pemasaran, aspek produksi/operasional, aspek

penelitian dan pengembangan, serta aspek organisasi.

Page 47: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

e. Lingkungan eksternal adalah faktor-faktor dari luar usaha

pengembangan produk unggulan beras organik melalui konsep

OVOP yang dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan yaitu

meliputi aspek perekonomian, aspek sosial budaya, aspek teknologi

dan aspek persaingan, aspek sosial budaya, aspek lingkungan, dan

aspek persaingan.

f. Analisis faktor internal dan faktor eksternal menggunakan IFE

(Eksternal Factor Evaluation) dan EFE (Internal Factor Evaluation)

pada penelitian strategi pengembangan produk unggulan beras

organik melalui konsep OVOP berbasis koperasi

g. Analisis untuk mengetahui posisi suatu organisasi menggunakan

matrik IE yang berguna dalam pemilihan alternatif strategi.

h. Alat analisis strategi menggunakan matrik SWOT. Matrik SWOT

(Strenght Weakness Oppurtinities Threats) adalah matrik yang

digunakan untuk menyusun strategi pengembangan produk unggulan

beras organik melalui strategi Strenght Opportunity (SO), Weakness

Oppurtinities (WO), Strenght Threats (ST) dan Weakness Threats

(WT).

i. Kekuatan adalah faktor-faktor yang berasal dari Kabupaten

Karanganyar dalam OVOP beras organik dan merupakan

keunggulan konsep OVOP berbasis koperasi.

j. Kelemahan adalah faktor-faktor yang berasal dari Kabupaten

Karanganyar dalam OVOP beras organik dan merupakan

keterbatasan.

k. Peluang adalah faktor-faktor yang berasal dari luar Kabupaten

Karanganyar dalam OVOP beras organik dan bersifat

menguntungkan.

l. Ancaman adalah faktor-faktor yang berasal dari luar Kabupaten

Karanganyar dalam OVOP beras organik dan bersifat mengganggu.

m. QSPM adalah matrik yang digunakan untuk menentukan prioritas

strategi pengembangan produk unggulan beras organik dengan

konsep OVOP di Kabupaten Karanganyar. Alternatif strategi yang

Page 48: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

memiliki nilai total terbesar pada matrik QSP merupakan strategi

yang paling baik (David, 2009).

n. Informan ahli/pakar yang menjadi responden merupakan subjek yang

telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan yang telah

menjadi infomasi, menghayati sungguh-sungguh lingkungan atau

kegiatan yang bersangkutan serta masih terlibat secara

penuh/ahli/pakar pada kegiatan yang menjadi perhatian peneliti yaitu

Disperindagkop dan UMKM, koperasi produsen, koperasi

induk/pemasar KSU AGRIKA, petani padi organik dan Dinas

Pertanian.

2. Pengukuran Variabel

a. Analisis Eksternal Factor Evaluation (Matrik EFE). Total skor

pembobotan berkisar antara 1-4 dengan rata- rata 2,5. Jika total skor

pembobotan EFE di bawah 2,5 maka kondisi eksternal organisasi

lemah, jika total skor di atas 2,5 menunjukkan posisi eksternal

organisasi yang kuat (David, 2009).

b. Analisis Internal Factor Evaluation (Matrik IFE). Total skor

pembobotan berkisar antara 1-4 dengan rata- rata 2,5. Jika total skor

pembobotan di bawah 2,5 maka kondisi internal organisasi lemah.

Sedangkan jika total skor di atas 2,5 maka posisi internal organisasi

kuat (David, 2009).

c. Sumber horisontal pada matrik IE menunjukkan skor total IFE.

Sedangkan sumbu vertikal pada matrik IE menunjukkan total skor

EFE.

d. Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT yaitu strategi SO,

WO, ST,dan WT.

e. Penentuan prioritas strategi pengembangan menggunakan QSPM

(Quantitative Strategic Planning Matrix) pengukuran dilakukan

dengan pemberian bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting)

sampai 1,0 (amat penting) (David, 2009).

Page 49: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode

dalam menentukan status kelompok obyek, suatu kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari

penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran/lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antara fenomena yang diselidiki. Data yang dikumpulkan mulai

disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis (Nazir, 2003).Teknik pelaksanaan

penelitian ini menggunakan teknik survei. Teknik survei yaitu teknik

pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (atau jangka

waktu) yang bersamaan dengan menggunakan beberapa daftar pertanyaan

berbentuk kuesioner (Surakhmad, 2004).

B. Metode Penentuan Responden

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang dirancang

untuk dapat menganalisis faktor internal dan faktor eksternal untuk

menghasilkan alternatif strategi dan prioritas strategi yang dapat berguna

untuk mengembangan produk unggulan beras organik melalui konsep OVOP

(One Village One Product) berbasis koperasi di Kabupaten Karanganyar.

Lokasi penelitian dipilih secara sengaja yaitu Kabupaten Karanganyar yang

merupakan kabupaten pelaksana konsep OVOP (One Village One Product)

berbasis koperasi dengan produk unggulan beras organik. Pemilihan produk

unggulan beras organik ini berdasarkan pada potensi yang sedang

dikembangkan dengan mengacu bahwa produk tersebut merupakan produk

pertama (Tahun 2010) yang dikembangkan melalui konsep OVOP berbasis

koperasi di Kabupaten Karanganyar. Penentuan responden dalam penelitian

ini sesuai tahapan penelitian yang telah disusun sebelumnya, antara lain:

33

Page 50: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

1) Penentuan Responden untuk Tahap I: Identifikasi Faktor Internal

dan Faktor Ekternal

Penentuan sampel dilakukan secara purposive (sengaja) karena

membutuhkan keutuhan informasi yang valid dari responden ahli/pakar.

Menurut Bungin (2005), untuk menggunakan teknik purposive ini

peneliti seharusnya mengetahui karakterisitik populasi sehingga

berdasarkan pengetahuan yang jeli terhadap populasi maka unit populasi

yang dianggap ”kunci”, diambil sebagai sampel penelitian. Penentuan

responden tahap identifikasi tersebut, berdasarkan pada pertimbangan

responden kunci yang merupakan ahli/pakar dengn kriteria dalam

penguasaan terhadap obyek penelitian. Kriteria pakar tersebut berarti

responden tersebut masih aktif dan ahli/pakar, berpengalaman dan

dianggap benar-benar mengetahui obyek penelitian seperti halnya pakar

mengenai OVOP berbasis koperasi, pakar dalam budidaya padi organik,

pakar dalam pengelolaan koperasi induk dan koperasi produsen dalam

OVOP berbasis koperasi sehingga mampu memberikan informasi yang

lengkap dan dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya yang terjadi di

lapang.

Unit penelitian terdiri dari Disperindagkop dan UMKM, Koperasi

Induk (KSU AGRIKA), Koperasi Produsen, Dispertan. Rincian dari

responden pakar tersebut antara lain:

1) Disperindagkop dan UMKM terdiri dari 2 responden yaitu Ketua

bidang Koperasi dan UMKM; Staff Kelembagaan bidang Koperasi

dan UMKMdi Kabupaten Karanganyar.

2) Koperasi induk/pemasar KSU AGRIKA terdiri dari 2 responden

yaitu Ketua KSU AGRIKA, dan Pengurus KSU AGRIKA (Staff

Penjualan).

3) Koperasi produsen (Kecamatan Mojogedang) terdiri dari 2

responden terdiri dari Ketua KKT Tani Makaryo, dan Pengurus KKT

Tani Makaryo (Bidang Pemasaran).

Page 51: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4) Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar terdiri dari 2 responden

yaitu Kepala Bidang Tanaman Pangan Perkebunan & Kehutanan dan

Kepala Sie Produksi Padi Palawija dan Hortikultura.

5) Petani padi organik pada 6 Kecamatan diambil 10 responden terdiri

dari 3 responden dari Kecamatan Mojogedang, 3 Responden dari

Kecamatan Matesih dan masing-masing 1 responden untuk

Kecamatan Kebakkramat, Kecamatan Jaten, Kecamatan

Karangpandan dan Kecamatan Tawangmangu. Responden tersebut

untuk mengidentifikasi faktor strategis dalam pengembangan produk

beras organik dan gambaran usahatani padi organik. Responden

petani padi organik dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria petani

ahli/pakaryang mempunyai pengalamandalam jangka waktu yang

cukup lama, minimal 2 tahun dalam budidaya padi organik di lokasi

penelitian sehingga responden tidak dapat ditentukan secara

random(acak).

2) Penentuan Responden untuk Tahap II: Skor Strategi Matrik IE dan

pencocokan Matrik SWOT

Responden pada penetapan alternatif strategi merupakan para

responden yang ahli/pakar yang meliputi stakeholder yang dipilih secara

purposive (sengaja). Menurut Jogiyanto (2007), pengambilan sampel

secara purposive dilakukan dengan mengambil responden berdasarkan

suatu kriteria tertentu. Kriteria yang termasuk dalam pertimbangan

penentuan responden matrik IE dalam penelitian ini adalah orang-orang

yang dianggap mengetahui keadaan serta intensif menyatu serta masih

terlibat secara aktif/penuh dan merupakan ahli/pakar dalam kegiatan

yang menjadi perhatian peneliti. Responden yang dipilih dalam

penentapan alternatif strategi berdasarkan matrik IFE dan EFE ini

berjumlah 5 (lima) responden ahli atau responden yang menjadi pihak

kunci dalam penelitian. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa

responden ahli/pakar tersebut sudah dapat memberikan keseluruhan

informasi dengan jelas. Responden ahli/pakar yang terpilih dalam

Page 52: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

penetapan alternatif strategi adalah 2 pihak Disperindagkop dan UMKM,

ketua KSU AGRIKA, Ketua Koperasi Produsen (KKT Tani Makaryo)

dan petugas Dinas Pertanian (Ketua Bidang Tanaman Pangan

Perkebunan & Kehutanan). Sedangkan untuk matrik SWOT dicocokkan

sendiri oleh peneliti berdasarkan faktor strategis yang telah ditemukan

pada tahap pertama.

3) Penentuan Responden untuk Tahap III: Bobot dan Nilai Daya Tarik

dalam Matrik QSP

Pengambilan responden dilakukan secara purposive (sengaja) yang

yang didasarkan atas pertimbangan orang-orang yang telah cukup lama

(pakar) dan masih terlibat secara penuh/aktif pada kegiatan yang menjadi

perhatian peneliti. Respoden tersebut dapat membantu menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian yang

sedang dilakukan. Dalam tahap ke III untuk penentuan bobot dan nilai

dalam QSPM diambil 5 (lima) responden yang dipilih adalah 2 pihak dari

Disperindagkop dan UMKM, ketua KSU AGRIKA, Ketua Koperasi

Produsen (KKT Tani Makaryo) dan petugas Dinas Pertanian (Ketua

Bidang Tanaman Pangan Perkebunan & Kehutanan) Kabupaten

Karanganyar. Responden ahli/pakar dalam penelitian ini dipilih

berdasarkan pertimbangan bahwa lima responden ahli/pakar tersebut

sudah dapat memberikan keseluruhan informasi.

C. Tahapan Penelitian

Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan yang dirancang untuk

dapat menganalisis faktor internal dan faktor eksternal serta menghasilkan

alternatif strategi dan prioritas strategi yang dapat berguna untuk

mengembangan produk unggulan beras organik melalui konsep OVOP (One

Village One Product) berbasis koperasi di Kabupaten Karanganyar. Tahapan

penelitian tersebut dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini:

Page 53: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Gambar 2. Tahapan Penelitian Strategi Pengembangan Produk Unggulan

Beras Organik Melalui Konsep OVOP Berbasis Koperasi Di Kabupaten Karangayar

D. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang secara langsung diperoleh dari

obyek penelitian dan pengamatan langsung di lapang. Data primer berupa

data yang diperoleh secara langsung dari petani dan pihak-pihak yang

Page 54: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

berkaitan dengan penelitian (stake holder) melalui wawancara langsung

menggunakan daftar pertanyaan dan kuisioner yang telah dipersiapkan.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini sepertiperan Disperindagkop

dan UMKM melalui OVOP berbasis koperasi, data kondisi pelaksanaan

OVOP berbasis koperasi, peran koperasi pertanian dalam OVOP berbasis

koperasi dan kondisi penerapan pertanian organik, kondisi ketersediaan

produk beras organik dan penganan pasca panen produk beras organik

sebelum dipasarkan, pemasaran produk unggulan beras organik.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari instansi atau

lembaga yang berkaitan dengan penelitian dengan cara mencatat langsung

data yang bersumber dari dokumentasi yang ada. Data sekunder yang

dikumpulkan dalam penelitian ini antara kondisi umum wilayah penelitian,

data Kabupaten Karanganyar Dalam Angka dari Badan Pusat Statistik

Karanganyar, data perkembangan OVOP berbasis koperasi dari

Disperindagkop dan UMKM, data petani padi organik OVOP berbasis

koperasi, data luas lahan, produksi, dan luas panen tanaman padi sawah

dari Dinas Pertanian (Bidang Tanaman Pangan Perkebunan & Kehutanan),

kondisi umum wilayah kecamatan melalui Badan Pusat Statistik (BPS) dan

data dari berbagai buku pustaka yang ada kaitan dengan penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan data

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi untuk

mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden

(Singarimbun dan Effendi, 2006). Teknik ini digunakan untuk

mengumpulkan data primer melalui wawancara langsung kepada

responden berdasarkan daftar pertanyaan, kuesioner yang telah

dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk

mengidentifikasi (faktor internal dan eksternal) mengenai kondisi

pelaksanaan OVOP meliputi peran koperasi pertanian dalam OVOP dan

kondisi penerapan pertanian organik, kondisi ketersediaan produk beras

Page 55: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

organik dan penganan pasca panen produk beras organik sebelum

dipasarkan, pemasaran produk unggulan beras organik di Kabupaten

Karanganyar.

2. Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan

langsung terhadap objek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran

yang jelas mengenai objek yang akan diteliti. Menurut Nazir (2003)

pengumpulan data dengan observasi langsung adalah cara pengambilan

data dengan cara mengamati langsung tanpa ada pertolongan alat standar

lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan langsung ini dilakukan untuk

mengetahui kondisi di lapang dalam kaitannya pelaksanaan OVOP

berbasis koperasimeliputi proses budidaya padi organik, lokasi budidaya

padi organik, peran koperasi pertanian dalam OVOP dan kondisi

penerapan pertanian organik, kondisi ketersediaan produk beras organik

dan penganan pasca panen produk beras organik sebelum dipasarkan,

sistem pemasaran produk unggulan beras organik,serta pelaksanaan

konsep OVOP berbasis koperasidi Kabupaten Karanganyar.

3. Pencatatan

Pencatatan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu

dengan mencatat data yang ada pada instansi pemerintah atau lembaga

yang terkait dengan penelitian ini. Dokumen-dokumen yang dicatat

merupakan dokumen atau data pada instansi seperti Badan Pusat Statistik

(BPS) meliputi kondisi umum wilayah penelitian, data OVOP beras

organik yang berupa data lokasi dan peserta OVOP berbasis koperasi dari

Disperindagkop dan UMKM serta data luasan lahan pertanian dari Dinas

Pertanian serta profil Kabupaten Karangayar.

F. Teknik Analisis Data

Metode yang dapat digunakan dalam penelitian untuk menentukan

strategi yang diperlukan dalam pengembanganproduk unggulan beras organik

melalui konsep OVOP (One Village One Product)berbasis koperasi adalah:

Page 56: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

1. Analisis Faktor Internal dan faktor Eksternal

Data eksternal dan internal organisasi yang teridentifikasi akan

dirangkum dalam suatu matrik External Factor Evaluation (EFE) dan

Internal Factor Evaluation (IFE), data-data tersebut merupakan faktor

strategis. Matrik EFE (Tabel 1), digunakan untuk menganalisis faktor-

faktor eksternal, mengklasifikasinya menjadi peluang dan ancaman bagi

perusahaan, kemudian dilakukan pembobotan. Matrik IFE (Tabel 2)

digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internal dan

mengklasifikasikannya menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Tabel 1.Matrik External Factor Evaluation (EFE) Faktor –faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor = Bobot x Peringkat

Peluang 1. 2. 3. .... 10 Ancaman 1. 2. ... 10

Total

Sumber: David, 2009 Tabel 2. Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor Strategis Internal Bobot Peringkat Skor = Bobot x Peringkat Kekuatan 1. 2. 3. .... 10. Kelemahan 1. 2. .... 10.

Total

Sumber: David, 2009 Tahap- tahap pembobotan faktor- faktor sukses kritis eksternal dan

internal dalam matrik EFE dan matrik IFE adalah sebagai berikut :

Page 57: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1) Menentukan faktor- faktor eksternal utama sebagaimana

disebutkan dalam proses audit eksternal dan faktor-faktor internal

utama dalam proses audit internal.

2) Memberikan masing- masingfaktor tersebut dengan

bobotberkisar dari dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting).

3) Memberiperingkat 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal dan

internal utama untuk menunjukkan seberapa efektif strategi saat ini

dalam merespon faktor tersebut. faktor-faktor sukses kritis eksternal

dan internal dalam matrik EFE dan matrik IFE adalah sebagai berikut:

a) Pada kolom peringkat dalam matrik EFE diberi peringkat mulai 1

sampai 4 untuk masing-masing faktor eksternal guna

mengidentifikasikan seberapa efektif strategi perusahaan dalam

memberi respon terhadap faktor- faktor tersebut, dimana :Nilai 1 =

respon di bawah rata-rata, Nilai 2 = respon rata- rata, Nilai 3 =

respon di atas rata- rata, Nilai 4 = respon sangat bagus. Sedangkan

pada kolom 3 matrik IFE, juga diberi nilai 1 sampai dengan 4 untuk

masing- masing faktor dimana:Nilai 1 = sangat lemah, Nilai 2 =

lemah, Nilai 3 = kuat, Nilai 4 = sangat kuat. Pada matrik IFE

kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 sedangkan kelemahan

harus mendapat peringkat 1 atau 2.

b) Pada kolom 4, bobot pada kolom 2 dikalikan dengan peringkatpada

kolom 3, untuk memperoleh bobot skor masing- masing variabel.

c) Jumlah bobot skor pada kolom 4 untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi organisasi yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana organisasi bereaksi terhadap faktor- faktor

strategis eksternal dan internalnya.

Dalam matriks EFE, total skor pembobotan berkisar antara 1-4

dengan rata- rata 2,5. Jika total skor pembobotan EFE di bawah 2,5

maka kondisi eksternal organisasi lemah. Sedangkan jika total skor di

atas 2,5 menunjukkan posisi eksternal organisasi yang kuat. Total skor

4,0 menunjukkan organisasi merespon peluang maupun ancaman yang

Page 58: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dihadapi dengan baik. Sedangkan total skor 1,0 berarti organisasi tidak

dapat memanfaatkan peluang dan menghadiri ancaman yang ada.

Dalam matriks IFE, total skor pembobotan berkisar antara 1-4

dengan rata- rata 2,5. Jika total skor pembobotan di bawah 2,5 maka

kondisi internal organisasi lemah. Sedangkan jika total skor di atas 2,5

maka posisi internal organisasi kuat.

2. Alternatif Strategi

Analisis faktor internal bertujuan untuk mengindentifikasi

faktor-faktor internal kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan di

dalam pengembangan produk unggulan beras organik melalui konsep

OVOP(One Villlage One Product) berbasis koperasi di Kabupaten

Karanganyar.

a. Matriks Internal- External (IE)

Penyusunan matrik IE ini bertujuan untuk memposisikan

berbagai divisi suatu organisasi (David, 2009). Dalam matriks Internal

Eksternal seperti yang terlihat pada Tabel 4, sumber horisontal pada

matriks IE menunjukkan skor total IFE. Sedangkan sumbu vertikal

pada matriks IE menunjukkan total skor EFE. Pada sumbu horizontal

skor mulai dari 1,00 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal lemah,

skor dari 2,00 sampai 2,99 menunjukkan posisi internal yang

kuat.Pada sumbu vertikal skor antara 1,00 sampai 1,99 menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam merespon peluang dan ancaman

tergolong rendah. Skor antara 2,00 sampai 2,99 tergolong sedang dan

skor 3,00 sampai 4,00 tergolong tinggi.

Total Skor IFE Kuat Rata- rata Lemah 4,0 3,0 2,0 1,0

Tinggi 3,0 Rata- rata 2,0 Rendah 1,0 Gambar 4. Internal- Eksternal Matrix

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

Total Skor EFE

Page 59: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Sel- sel pada matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama dengan

implikasi yang berbeda- beda yaitu:

1) Daerah pertama yaitu sel I, II, atau IV, merupakan tahap

tumbuh dan membangun (Growth and Build). Strategi yang

cocok untuk daerah ini adalah strategi intensif seperti, penetrasi

pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk atau

strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan

integrasi horisontal).

2) Daerah ke dua yaitu sel III, V, atau VII, akan sangat baik jika

menggunakan strategi menjaga dan mempertahankan (Hold and

Maintain). Strategi yang cocok untuk daerah ini adalah penetrasi

pasar, dan pengembangan produk.

3) Daerah ketiga yaitu sel VI, VIII dan IX, lebih baik menggunakan

strategi panen dan divestasi (Harvest and Divest)(David, 2009).

Organisasi yang sukses dapat mencapai posisi portofolio di dalam

atau sekitar sel I dalam matriks IE.

b. Matriks SWOT

Penyusunan strategi pengembangan produk unggulan beras

organik dilakukan melalui analisis kekuatan dan kelemahan, peluang

dan ancaman (Strenght-Weakness-Opportunities-Threats) pada usaha.

Setelah menganalisis dengan matriks IFE dan EFE maka dilakukan

berbagai kombinasi dengan menggunakan matriks SWOT. Matrik

SWOT digunakan untuk menyusun alternatif strategi dalam

pengembangan produk unggulan beras organik dengan konsep OVOP

berbasis koperasi di Kabupaten Karanganyar.

Tabel 3. Matrik SWOT IFE EFE

Strenght (S) Menentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

Weakness (W) Menentukan 5-10 Faktor-faktror kelemahan internal

Opportunities (O): Menentukan 5-10 Faktor-faktor peluang eksternal

Strategi SO: Menciptakan Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO:Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Threats (T): Menetukan 5-10 Faktor-faktor ancaman eksternal

Strategi ST: Menciptakan strategi yang menggunakan kekeuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT: Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti, 2006.

Page 60: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Secara lebih jelas dapat dibuat delapan langkah penentuan

alternatif strategi dengan matriks SWOT:

1) Menetukan faktor-faktor peluang ekternal utamaproduk unggulan

beras organik melalui konsep OVOP berbasis koperasi

2) Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal utama produk unggulan

beras organik melalui konsep OVOP berbasis koperasi

3) Menetukan faktor-faktor kekuatan internal utama pengembangan

produk unggulan beras organik melalui konsep OVOP berbasis

koperasi

4) Menentukan faktor-faktor kelemahan internal utama produk unggulan

beras organik melalui konsep OVOP berbasis koperasi

5) Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk

mendapatkan strategi S-O produk unggulan beras organik melalui

konsep OVOP berbasis koperasi

6) Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk

mendapatkan strategi W-O produk unggulan beras organik melalui

konsep OVOP berbasis koperasi

7) Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk

mendapatkan strategi S-T produk unggulan beras organik melalui

konsep OVOP berbasis koperasi

8) Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk

mendapatkan strategi W-T produk unggulan beras organik melalui

konsep OVOP berbasis koperasi

3. Prioritas Strategi (Matrik Quantitative Strategic Planning Matrix)

Penentuan prioritas strategi dalam pengembangan produk

unggulan beras organik di Kabupaten Karanganyar menggunakan analisis

Matriks QSP. Matriks QSP digunakan untuk mengevaluasi dan memilih

strategi terbaik yang paling cocok dengan lingkungan eksternal dan

internal. Matriks QSP dibuat berdasarkan faktor-faktor utama internal dan

eksternal pada matriks EFE, IFE, IE serta matriks SWOT. Alternatif

Page 61: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

strategi yang memiliki nilai total terbesar pada Matrik QSP merupakan

strategi yang paling baik.

Tabel 4. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Alternatif Strategi Faktor-Faktor Utama

Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor-faktor Eksternal Utama

Faktor-faktor Internal Utama

Total Bobot

Sumber: David, 2009.

Matrik QSP menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi

yang didasarkan sampai seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan kritis

eksternal dan internal kunci dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik

relatif dari masing-masing strategi dihitung dengan menentukan dampak

kumulatif dari masing-masing faktor keberhasilan kritis internal dan

eksternal (David, 2009). Langkah yang diperlukan dalam

mengembangkanQSPM sebagai berikut:

a) Membuat daftar peluang-ancaman dari faktor eksternal dan

kekuatan-kelemahan faktor internal utama. Informasi ini diambil

langsung dari matrik EFE dan matrik IFE, IE dan SWOT.

b) Memberi bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama

tersebut. Nilai dimulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat

penting). Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebut.

Jumlah bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0.bobot yang

ditampilkan dalam kolom kecil tepat di kanan faktor-faktor

keberhasilan penting eksternal dan internal.

c) Memeriksa matrik pada tahap 2 dan mengidentifikasi strategi-

strategi alternatif yang harus dipertimbangkan untuk diterapkan.

Page 62: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Mencatat strategi-strategi ini di baris teratas QSPM. Mengelompokkan

berbagai strategi tersebut dalam satu rangkaian eksklusif

d) Menetukan Nilai Daya Tarik atau Attractiveness Scores(AS) yang

didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan daya tarik relatif

masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Skor

dayatarik (Attractiveness Scores-AS) ditentukan dengan mengamati

setiap faktor eksternal dan faktor internal utama pada suatu waktu

tertentu, sembari mengajukan pertanyaan, ”apakah faktor ini

mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?” jika ya, strategi kemudian

perlu diperbandingkan relatif terhadap faktor utama tersebut. Secara

khusus, skor daya tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk

menunjukkan daya tarik relatif satu strategi atas strategi lain, dengan

mempertimbangkan faktor tertentu. Kisaran skor daya tarik adalah 1=

tidak memiliki daya tarik, 2= daya tarik rendah, 3=daya tarik sedang,

4= daya tarik tinggi. Jika jawaban di atas adalah tidak, yang

mengidentifikasikan bahwa faktor utama bersangkutan tidak memiliki

pengaruh terhadap pilihan spesifik yang dibuat, jangan memberikan

skor daya tarik pada strategi dalam rangkaian tersebut.

e) Menghitung skor daya tarik atau Total Attractiveness Scores (TAS).

TAS didefinisikan sebagai hasil kali antara bobot (langkah b)

denganskor daya tarik (langkah d) di setiap baris. Skor daya tarik

mengidentifikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi

alternatif, dengan hanya mempertimbangkan dampak dari faktor

keberhasilan penting eksternal atau internal yang berdekatan. Semakin

tinggi skor daya tarik totalnya, semakin menarik strategi alternatif

tersebut.

f) Menghitung jumlah keseluruhan daya tarik total. Jumlah

keseluruhan daya tarik total di setiap kolom strategi dari QSPM. Jumlah

keseluruhan daya tarik total menunjukkan strategi yang paling menarik

di setiap rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan

semakin menarik strategi tersebut mengingat semua faktor internal dan

Page 63: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

faktor eksternal relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis.

Besarnya selisih antara jumlah keseluruhan daya tarik total di rangkaian

alternatif strategi tertentu menunjukkan tingkat ketertarikan relatif satu

strategi terhadap strategi yang lain.

Page 64: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Letak Geografis Daerah Penelitian

Secara geografis apabila dilihat dari garis bujur dan garis lintang,

Kabupaten Karanganyar terletak di antara 70 28’ sampai dengan 70 46’ Lintang

Selatan, dan 1100 40’ sampai 1100 70’ Bujur Timur dan 70 28’ sampai dengan

70 46’ Lintang Selatan. Kabupaten Karanganyar merupakah daerah yang

beriklim tropis dengan temperatur 220-310C. Adapun batas-batas wilayah

Kabupaten Karanganyar yaitu:

Sebelah Utara : Kabupaten Sragen

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri

Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta

Sebelah Timur : Propinsi Jawa Timur

Wilayah di Kabupaten Karanganyar mempunyai posisi yang strategis

karena berbatasan dengan kabupaten-kabupaten lain. Kegiatan ekonomi

khususnya pemasaran dan perdagangan dapat menyebar keluar kabupaten

dengan mudah. Salah satunya adalah memasarkan produk pertanian ke

wilayah lain yang dapat menjadi pemasukan yang besar bagi daerah. Dengan

demikian pula, produk beras organik yang sedang dikembangkan ini didukung

kondisi wilayah (pasar) yang dalam hal ini berbatasan dengan beberapa

kabupaten dan propinsi.

2. Luas Wilayah

Wilayah Kabupaten Karanganyar membentang dari barat ke timur.

Secara administratif luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64

hektar, yang terdiri dari luas tanah sawah dan tanah kering. Luas tanah sawah

sebesar 22.459,80 hektar dan luas tanah kering 54.917,84 hektar. Tanah sawah

terdiri dari irigasi teknis sebesar 12.918,37 hektar, non teknis sebesar 7.586,58

48

Page 65: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

hektar dan tidak berpengairan 1.955,61 hektar. Jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya, luas tanah sawah di Kabupaten Karanganyar mengalami

penyusutan sekitar 5,31 hektar. Sedangkan luas tanah kering mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 5,31 hektar, namun

penggunaan tanah kering untuk tegalan/kebun sesungguhnya mengalami

penurunan yakni sebesar 10,99 hektar, dan peningkatan penggunaan untuk

pekarangan/bangunan sebesar 16,30 hektar (BPS, 2011).

Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 kecamatan dengan 162 desa dan

15 kelurahan. Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Karanganyar adalah

Kecamatan Ngargoyoso, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Tasikmadu,

Kecamatan Jaten, Kecamatan Colomadu, Kecamatan Gondangrejo,

Kecamatan Kebakkramat, Kecamatan Jatipuro, Kecamatan Jatiyoso,

Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, Kecamatan Mojogedang,

Kecamatan Matesih, Kecamatan Tawangmangu, Kecamatan Karangpandan,

Kecamatan Kerjo dan Kecamatan Jenawi. Kecamatan paling luas adalah

Kecamatan Tawangmangu, kecamatan terluas setelah Tawangmangu adalah

Kecamatan Jatiyoso kemudian disusul Kecamatan Ngargoyoso. Sedangkan

kecamatan yang wilayahnya paling kecil adalah Kecamatan Colomadu. Luas

wilayah di Kabupaten ini cukup besar dan mempunyai potensi di bidang

pertanian yang besar pula. Potensi di bidang pertanian ini dapat digali apabila

pada setiap kecamatan mampu menghasilkan produk yang bernilai jual dan

berdaya saing. Pada saat ini salah satu produk yang sedang dikembangkan

adalah beras organik yang mempunyai peluang untuk dikembangkan di

beberapa kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang mempunyai potensi

yang perlu digali lebih dalam.

3. Topografi Wilayah

Kabupaten Karanganyar mempunyai topografi yang bergelombang

meliputi dataran rendah, dataran sedang dan dataran tinggi. Rata-rata

ketinggian wilayah di Kabupaten Karanganyar berkisar antara 511 meter di

Page 66: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

atas permukaan laut. Sedangkan wilayah terendah di Kabupaten Karanganyar

berada di Kecamatan Jaten yang hanya 90 meter di atas permukaan laut dan

wilayah tertinggi berada di Kecamatan Tawangmangu yang mencapai 2.000

meter di atas permukaan laut. Kondisi geografis tersebut dapat mempengaruhi

sektor pertanian khususnya mengenai jenis tanaman yang cocok dan cara

pengelolaan pada setiap wilayah. Dengan demikian, terdapat beberapa

wilayah yang cocok atau berpotensi dalam budidaya beras organik untuk

menghasilkan produk beras organik yang berkualitas menyebar di Kabupaten

Karanganyar.

4. Keadaan Iklim

Keadaan iklim pada suatu wilayah merupakan salah satu kondisi alam

yang menentukan jenis tanaman yang tepat untuk dibudidayakan di wilayah

tersebut. Faktor-faktor ikilm yang perlu diperhatikan antara lain curah hujan,

jumlah penyinaran serta suhu rata-rata harian. Wilayah di Kabupaten

Karanganyar merupakan daerah yang beriklim tropis dengan temperatur 22-

31ºC. Berdasarkan metode Schimidt Ferguson, tipe iklim di Kabupaten

Karanganyar adalah iklim C (agak basah). Pada iklim tersebut, tanaman padi

sawah dapat tumbuh dengan baik sehingga pertumbuhan tanaman akan terjaga

tetap optimal.

Curah hujan akan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar

terhadap perkembangan sektor pertanian di suatu wilayah. Curah hujan

mempengaruhi produksi hasil pertanian, dalam kaitannya dengan penelitian

ini adalah budidaya beras organik. Berdasarkan data dari 6(enam) stasiun

pengukur yang ada di Kabupaten Karanganyar, banyaknya hari hujan selama

Tahun 2010 adalah 154,5 hari dengan rata-rata curah hujan 9.307,5 mm, dan

curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Maret. Sedangkan curah

hujan terendah pada bulan Juli dan Agustus.

Page 67: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

B. Keadaan Penduduk

1. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Keadaan penduduk menurut mata pencaharian digunakan untuk

mengetahui tingkat sosial ekonomi dan karakteristik daerah dengan melihat

lapangan usaha yang menjadi mata pencahariaan penduduk di daerah tersebut.

Mata pencaharian penduduk menunjukkan struktur perekonomian yang ada

pada wilayah tersebut, hal ini akan menentukan arah kebijakan pembangunan

di daerah setempat. Selain itu perkembangan suatu daerah bisa juga dilihat

dari jenis pekerjaan yang dimiliki penduduknya. Jumlah penduduk menurut

mata pencaharian di Kabupaten Karanganyar tersaji pada tabel di bawah ini :

Tabel 5. Jumlah Penduduk 10 tahun ke Atas Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

Uraian Jumlah (jiwa) Persentase (%) Petani 135.557 18,50 Buruh Tani 67.540 9,20 Nelayan - 00,00 Pengusaha 10.312 1,40 Buruh Industri 107.063 14,60 Buruh Bangunan 50.349 6,86 Pedagang 36.468 4,98 Pengangkutan 6.269 0,87 PNS/TNI/Polri 20.163 2,75 Pensiunan 10.293 1,42 Lain-lain 288.919 39,42

Jumlah 732.933 100,00

Sumber : Karanganyar Dalam Angka, 2011

Penduduk di Kabupaten Karanganyar mempunyai mata pencaharian

yang cukup beragam. Jenis mata pencaharian akan mempengaruhi tingkat

pendapatan yang diterima oleh seseorang. Mata pencaharian yang paling besar

adalah lain-lain sebesar 38,42 persen. Hal ini berarti terdapat cukup besar

penduduk yang mata pencahariannya tidak dapat terdata dengan jelas.

Sedangkan mata pencaharian sebagai petani menempati posisi ke dua terbesar

yaitu 18,50 persen dan hal ini menggambarkan bahwa mata pencaharian

Page 68: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

sebagai petani masih banyak diandalkan masyarakat sehingga sektor pertanian

masih diunggulkan di Kabupaten Karanganyar.

Mata pencaharian sebagai petani masih banyak dipilih oleh sebagian

besar penduduk di Kabupaten Karanganyar. Hal ini didukung dengan

ketersediaan lahan sawah yang luas. Dengan demikian, produk beras organik

yang merupakan bahan pangan pokok mempunyai potensi untuk

dikembangkan, dilihat dari besarnya mata pencaharian penduduk sebagai

petani di Kabupaten Karanganyar. Menurut Slamet (1993) dalam Suciati

(2006) menyatakan faktor-faktor internal yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,

dan mata pencaharian. Dalam kaitan penelitian ini, mata pencaharian

masyarakat akan sangat mendukung jalannya pengembangan produk unggulan

beras organik melalui konsep OVOP(One Village One product) berbasis

koperasi di Kabupaten Karanganyar.

2. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan kemajuan

suatu masyarakat. Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk suatu

wilayah akan menentukan kualitas dari tenaga kerja yang ada di wilayah

tersebut. Penduduk yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih dalam

berpikir dan lebih terbuka menerima informasi dan inovasi baru.

Tabel 6. Komposisi Penduduk 5 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

No. Pendidikan Jumlah (jiwa)

1 Tidak/Belum Pernah Sekolah 60.422 2 Belum Tamat SD/MI 82.326 3 Tidak Tamat SD/MI 60.779 4 Tamat SD/MI 299.143

5 Tamat SLTP/MTs 143.410

6 Tamat SLTA,DI, DII 131.516 7 Tamat DIII, S1, S2, S3 30.214

JUMLAH 807.778

Sumber : Karanganyar Dalam Angka 2011

Page 69: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Gambar 5. Diagram Persentase Komposisi Penduduk 5 Tahun Ke Atas Menurut

Tingkat Pendidikan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

Tingkat pendidikan penduduk pada usia 5 tahun ke atas di Kabupaten

Karanganyar sangat beragam. Tingkat pendidikan yang paling tinggi di

Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2011 adalah tamat Sekolah Dasar.

Penduduk yang berpendidikan hingga tamat perguruan tinggi (DIII, S1, S2,

S3) masih sangat sedikit dan merupakan jumlah terkecil dari tingkat

pendidikan yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa dilihat dari tingkat

pendidikannya, sebagian besar penduduk Kabupaten Karanganyar memiliki

kualitas sumberdaya manusia yang rendah karena hanya mengenyam

pendidikan yang singkat.

Tingkat pendidikan yang ditempuh masyarakat akan mempengaruhi

pola pikir individu. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka daya tangkap

mengenai teknologi atau inovasi akan semakin baik dan lebih terbuka.

Kemampuan petani dalam mengambil keputusan dalam usahatani padi

organik di Kabupaten Karanganyar dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan

melalui pendidikan yang pernah ditempuh. Apabila tingkat pendidikan masih

rendah maka masyarakat khususnya petani padi organik memerlukan

bimbingan dan penyuluhan yang baik sehingga tidak tertinggal dari

Page 70: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

perkembangan yang ada untuk dapat menilai budidaya padi sawah yang benar

dan aman sehingga mampu menghasilkan produk beras organik yang optimal

melalui konsep OVOP (One Village One Product). Hal di atas didukung

dengan penelitian yang telah dilakukan Litwin (1986) dalam Suciati (2006)

bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap partisipasi karena

semakin tinggi latar belakang pendidikan yang dimiliki seseorang, semakin

luas pula pengetahuannya tentang pembangunan dan bentuk serta tata cara

partisipasi yang diberikan, demikian pula sebaliknya.

3. Keadaan Perekonomian dan Pertumbuhan Ekonomi

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh

seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai

barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu

wilayah. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menggambarkan nilai

tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun.

Besarnya PDRB atas harga berlaku, tersaji pada tabel di bawah ini :

Tabel 7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Karanganyar Tahun 2007 - 2009

No. Lapangan Usaha 2007 2008 2009 Juta (Rp.) % Juta (Rp.) % Juta (Rp.) %

1. Pertanian 1.496.358,39 19,47 1.701.539,07 20,08 1.921.348,45 19,62 2. Pertambangan &

Penggalian 71.047,85

0,83 80.483,00 0,80 90.935,05 0,83

3. Industri Pengolahan

3.288.513,83 52,88 3.578.431,04 52,08 3.748.465,45 52,13

4. Listrik, Gas dan Air Minum

110.207,47 1,38 124.816,13 1,36 142.498,05 1,38

5. Bangunan 197.841,47 2,40 228.249,70 2,37 263.726,59 2,45 6. Perdagangan 788.762,79 10,09 890.413,99 10,29 995.643,64 10,21 7. Angkutan &

Komunikasi 233.376,92 2,80 256.509,36 2,75 278.574,06 2,79

8. Lembaga Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan

184.872,62 2,12 207.807,07 2,09 232.986,70 2,13

9 Jasa-Jasa 534.009,14 8,03 611.425,99 8,19 704.137,70 8,45 Total PDRB 6.904.990,47 100 7.679.675,35 20,08 8.378.315,88 100

Sumber : Kabupaten Karanganyar Dalam Angka 2011

Page 71: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Besarnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat

digunakan untuk mengetahui struktur perekonomian suatu daerah.

Berdasarkan Tabel 7. kegiatan perekonomian di Kabupaten Karanganyar

ditopang oleh sembilan sektor perekonomian, antara lain sektor pertanian;

sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor

listrik, gas, dan air minum; sektor bangunan; sektor perdagangan; sektor

angkutan dan komunikasi; sektor lembaga keungan, sewa bangunan dan jasa

perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Karanganyar dari sembilan yang ada pada PDRB, 5 (lima) sektor

menghasilkan pertumbuhan yang positif. Sektor yang menghasilkan

pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah sektor industri pengolahan sebesar

52,88%. Sedangkan sektor pertanian mampu memberikan sumbangan

19,47%, diikuti dengan sektor perdagangan sebesar 10,29%, sektor jasa

sebesar 8,03%, dan sektor keuangan 10%.

Sektor pertanian menempati posisi kedua dalam menunjang total PDRB

kabupaten. Hal ini berarti sektor pertanian masih mempunyai posisi yang baik

dan masih menjadi salah satu sektor yang mampu memberikan sumbangan

yang besar bagi perekonomian penduduk di Kabupaten Karanganyar. Apabila

sektor pertanian dikembangkan lebih lagi maka sektor pertanian akan

memberikan sumbangan yang lebih besar dibandingkan sektor yang lain,

mengingat mata pencaharian sebagai petani masih mendominasi dan lahan

pertanian yang cukup luas.

C. Keadaan Pertanian

1. Tata Guna Lahan

Tata guna lahan di Kabupaten Karanganyar dibedakan menjadi dua, yaitu

tanah sawah dan tanah kering. Penggunaan lahan di Kabupaten Karanganyar

adalah sebagai berikut:

Page 72: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 8. Tata Guna Lahan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

No. Tata Guna Lahan Luas (Ha) Persentase(%) 1. 2.

Tanah Sawah a. Irigasi Teknis b. Irigasi Non Teknis c. Tidak Berpengairan Tanah Kering a. Pekarangan/Bangunan b. Tegalan/Kebun c. Padang Gembala d. Tambak/Kolam e. Hutan Negara f. Perkebunan g. Lain-lain

12.918,37 7.586,58 1.955,61

21.213,99 17.836,49

219,67 25,54

9.729,50 3.251,51 2.641,14

16,70

9,80 2,55

27,40 23,00

0,30 0,03

12,60 4,22 3,40

JUMLAH 77.378,64 100

Sumber :Karanganyar Dalam Angka 2011

Di Kabupaten Karanganyar penggunaan tanah yang terbesar adalah

tanah kering. Tanah kering tersebut berupa pekarangan/bangunan. Tingginya

luas pekarangan/bangunan dapat terjadi karena pengaruh dari jumlah

penduduk di Kabupaten Karanganyar yang semakin meningkat. Peningkatan

jumlah penduduk tersebut dapat menyebabkan alih fungsi lahan pertanian

(tanah sawah) menjadi lahan bangunan/pekarangan. Sedangkan penggunaan

tanah kering yang terkecil jumlahnya adalah tambak/kolam. Hal ini

disebabkan masih sedikitnya minat dalam budidaya perikanan di Kabupaten

Karanganyar.

Pemanfaatan tanah sawah di Kabupaten Karanganyar yang terbesar

adalah irigasi teknis. Menurut penggunaannya, sebagian besar tanah sawah di

Kabupaten Karanganyar merupakan sawah irigasi. Sedangkan untuk tanah

tidak berpengairan/tadah hujan jumlahnya sangat sedikit. Budidaya beras

organik pada umumnya pada tanah sawah irigasi yaitu sawah irigasi teknis.

Hal ini disebabkan karena ketersediaan air pada budidaya beras organik akan

mempengaruhi produksi beras yang akan dihasilkan.

Page 73: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

2. Produksi Tanaman Bahan Pangan

Pertanian tanaman bahan makanan merupakan salah satu sektor

dimana produk yang dihasilkan menjadi kebutuhan pokok rakyat.

Produktivitas tanaman bahan pangan pada suatu wilayah akan dapat

menggambarkan ketahanan pangan pokok masyarakatnya. Kabupaten

Karanganyar mempunyai tanah pertanian yang berpotensi bagi pengembangan

tanaman bahan pangan. Luas panen dan produksi tanaman bahan pangan

Kabupaten Karanganyar, dapat disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 9. Luas Panen dan Produksi Komoditi Bahan Pangan di Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2010

No. Komoditi Luas Areal Panen (Ha)

Persentase (%)

Produksi (Ton)

Persentase(%)

1. Padi Sawah 48.783 66,35 292.698 60,70 2. Padi Gogo 549 0,75 3.195 0,66 3. Jagung 9.036 12,30 63.379 13,14 4. Kacang Tanah 8.123 11,05 10.739 2,20 5. Ubi Kayu 6.191 8,50 101.891 21,13 6. Ubi Jalar 553 0,75 9.990 2,07 7. Kedelai 288 0,39 527 0,10 Total 73523 100 482419 100

Sumber: Karanganyar Dalam Angka 2011

Kabupaten Karanganyar merupakan kabupaten yang mempunyai

keragaman tanaman pangan. Komoditas tanaman pangan yang mempunyai

produksi terbesar adalah tanaman padi sawah. Sedangkan produksi terendah

pada tanaman pangan kedelai. Produksi suatu tanaman akan dipengaruhi pula

oleh luas areal panen suatu tanaman. Di Kabupaten Karanganyar luas areal

panen terbesar adalah padi sawah. Dengan demikian tanaman pangan padi

sawah mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

komoditas lain. Oleh karena itu, pengembangan produk beras organik melalui

konsep OVOP (One Village One product) berbasis koperasi mempunyai

peluang yang besar apabila dilihat dari produktivitas tanaman padi yang tinggi

di Kabupaten Karanganyar.

Page 74: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 10. Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Sawah di Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2006-2010

No. Tahun Luas Areal Panen (Ha)

Produksi (Ton)

1. 2006 41.856 223.284 2. 2007 42.848 246.003 3. 2008 45.274 279.341 4. 2009 46.263 261.234 5. 2010 48.783 292.698

Sumber: Karanganyar Dalam Angka 2011

Gambar 6. Diagram Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Sawah di Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2006-2010

Luas areal panen dan produksi tanaman padi sawah di Kabupaten

Karanganyar semakin meningkat dari tahun ke tahun. Produksi (ton) padi sawah

terbesar terjadi pada Tahun 2010 dengan selisih peningkatan dengan tahun

sebelumnya sebesar 31.464 ton/ha. Sedangkan untuk luas areal panen juga

mengalami peningkatan dan terbesar pada Tahun 2010 dengan selisih dengan

tahun sebelumnya sebesar 2.520 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas

tanaman padi di Kabupaten Karanganyar terus mengalami peningkatan setiap

tahun yang dapat mendukung pengembangan beras organik di Kabupaten

Karanganyar. Apabila pengelolaan tanaman padi sawah ini dikelola dengan

baik/terpadu dalam sistem pertanian organik maka Kabupaten Karanganyar akan

mempunyai produk beras organik yang sehat dan aman serta mempunyai nilai

tambah ekonomis.

Page 75: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

D. Keadaan Sarana Perekonomian (Koperasi)

Koperasi sebagai soko guru perekonomian di Indonesia, sebagai usaha

peningkatan kesejahteraan masyarakat, fungsi dan perannya semakin besar.

Koperasi diharapkan berperan dalam meningkatkan posisi tawar dan efisiensi

ekonomi rakyat, sekaligus turut memperbaiki kondisi persaingan usaha di pasar

melalui dampak eksternalitas positif yang ditimbulkannya. Dalam OVOP (One

Village One Product), koperasi mempunyai peranan yang sangat pokok yaitu

menjadi suatu sarana yang menunjang konsep tersebut. Kondisi koperasi yang

ada di Kabupaten Karangayar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 11. Koperasi Menurut Klasifikasi di Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

No. Jenis Koperasi Jumlah (Unit) Persentase (%) 1. Pertanian/KUD 17 0,94 2. Fungsional 65 3,60 3. Karyawan 89 4,90 4. Inkara/KSU 642 35,60 5. Jasa 29 1,60 6. Perkreditan 29 1,60 7. Pemuda/Wanita 27 1,54 8. Golongan Masyarakat (KKT +

KSU) 900 50,00

9. Pusat 4 0,22 Total 1802 100

Sumber: Karanganyar Dalam Angka 2011

Kabupaten Karanganyar memiliki beragam jenis koperasi. Jenis koperasi

yang terbanyak jumlahnya adalah koperasi golongan masyarakat yang terdiri dari

Koperasi Kelompok Tani dan Koperasi Serba Usaha. Sedangkan, koperasi

Pertanian/KUD jumlahnya hanya 17 seperti jumlah kecamatan yang ada di

Kabupaten Karanganyar. Menurut Badan Pusat Statistik (2011), guna menunjang

laju perekonomian di Kabupaten Karanganyar pada Tahun 2010 hanya terdapat 1

KUD/BUUD di setiap kecamatan atau sekitar 17 KUD/BUUD. Jumlah tersebut

berarti tidak ada peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.

Page 76: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Koperasi merupakan soko guru perekonomian di Indonesia, sebagai usaha

peningkatan kesejahteraan masyarakat, fungsi dan perannya semakin besar.

Kopersi dengan jenis KKT dan KSU merupakan jenis koperasi terbesar di

Kabupaten Karanganyar. Sedangkan koperasi Inkara menempati posisi kedua

terbesar. Jumlah KKT dan KSU yang besar tersebut dikarenakan semakin

meningkatnya bentuk organisasi pada petani menjadi perkumpulan Gapoktan

yang mendirikan KKT untuk kesejahteraan petani anggota. Koperasi dalam

konsep OVOP (One Village One Product) dimaksudkan dapat menjadi wadah

bagi anggotanya yaitu petani untuk memperoleh berbagai informasi, sosialiasasi

dan bantuan fasilitas dari pemerintah/instansi lainnya.

E. Gambaran Umum Pengembangan Produk Unggulan Beras Organik Melalui Konsep OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar

OVOP (One Village One Product) merupakan salah satu konsep yang

tidak asing lagi karena telah banyak diterapkan dibeberapa Negara Asia.

Penerapannya dapat dimulai pada tahapan on-farm hingga off-farm pada kegiatan

agribisnis. Sedangkan saat ini Provinsi Jawa Tengah menerapkan OVOP (One

Village One Product) berbasis koperasi yang berarti mengoptimalkan peran

koperasi sebagai salah satu wadah atau sarana penyaluran suatu kegiatan yang

fungsional dalam upaya pengembangan produk unggulan pada setiap daerah

untuk peningkatan kesejahteraaan masyarakat.

Provinsi Jawa Tengah merupakan wilayah penuh dengan potensi

unggulan. Oleh karena hal itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah

menetapkan pengembangan produk unggulan daerah pedesaan melalui

pendekatan OVOP (One Village One Product ) berbasis koperasi. Pengembangan

komoditas unggulan daerah pedesaan ini dimaksudkan mewujudkan

pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis agrobisnis, pertanian, UMKM dan

industri padat karya. Daftar wilayah serta produk unggulan daerah perdesaan

melalui pendekatan OVOP berbasis koperasi sesuai dengan Instruksi Gubernur

Page 77: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Jawa Tengah Nomor 318/23546 Tanggal 30 Desember 2011 dapat disajikan pada

tabel di bawah ini:

Tabel 12. Produk Unggulan Daerah Pedesaan Melalui Pendekatan OVOP (One Village One product) Berbasis Koperasi di Provinsi Jawa Tengah

No. Kabupaten/ Kota se-Jawa Tengah

Potensi Daerah

1. Banjarnegara Keramik dan Salak 2. Banyumas Produk Gula Kelapa dan Produk Bambu 3. Batang Emping Minjo dan Minyak Atsiri 4. Blora Souvenir Ukir AntikKayu Limbah dan Batik 5. Brebes Rumput laut dan Telur Asin 6. Boyolali Kerajinan Tembaga dan Abon Lele 7. Cilacap Sebutret dan Sale Pisang 8. Demak Tempe dan Pengasapan Ikan 9. Grobogan Makanan dan Minuman Khas 10. Jepara Tenun Troso dan Kerajinan Ukir Relief 11. Karanganyar Beras Organik dan Ikan Air Tawar 12. Kebumen Pengolahan Kelapa (Sebutret) dan Gula Kelapa 13. Kendal Jambu Getas Merah dan Bandeng Cabut Duri 14. Klaten Ikan Nila dan Tenun Lurik Batik 15. Kudus Konveksi dan Bordir dan Industri Tahu Tempe 16. Magelang (Kabupaten) Salak dan Pahat Batu 17. Magelang (Kota) Getuk dan Tahu 18. Pati Tepung Tapioka dan Jeruk Pamelo 19. Pekalongan (Kabupaten) Tenun Akar Wangi dan Aneka Produk Pengolahan

Ikan 20. Pekalongan (Kota) Batik dan Canting 21. Pemalang Minyak Atsiri dan Tenun ATBM/ Sarung Goyor 22. Purbalingga Knalpot dan Sapu Glagah 23. Purworejo Gula Kelapa dan Kerajinan Bambu 24. Rembang Batik dan Genteng/Batu Bata Merah 25. Salatiga (Kota) Konveksi dan Makanan Khas 26. Semarang (Kabupaten) Agrobisnis bunga krisan dan agrowisata perikanan

Kampung Rawa 27. Semarang (Kota) Batik Semarangan dan Bandeng 28. Sragen Sarung goyor dan pertanian organik 29. Sukoharjo Makanan olahan Karak dan Kulit 30. Surakarta (Kota) Batik dan Kertas Limbah Koran 31. Tegal (Kabupaten) Batik Tulis dan Makanan Khas 32. Tegal (Kota) Batik Tulis dan Budidaya Itik 33. Temanggung Kopi dan Makanan Ringan

Page 78: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

34. Wonosobo Minuman Carica dan Produk Herbal Purwaceng. 35. Wonogiri Batik Wonogiren dan Patung Loroblonyo

Sumber: Instruksi Gubernur Provinsi Jawa Tengah, 2012 OVOP (One Village One Product) berbasis koperasi sedang

dikembangkan di berbagai daerah di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan tabel di

atas total produk unggulan se-Jawa Tengah sebanyak 70 produk, dimana satu

kabupaten/kota mempunyai 2 produk unggulan. Salah satu kabupaten yang

masuk dalam konsep OVOP ini adalah Kabupaten Karanganyar. Produk

unggulan Kabupaten Karanganyar adalah produk beras organik dan ikan air

tawar. OVOP (One Village One Product) di Kabupaten Karanganyar mulai

diperkenalkan pada Tahun 2010 dengan produk unggulannya beras organik.

sedangkan Ikan Air Tawar merupakan produk unggulan kedua untuk OVOP

berbasis koperasi yang selanjutnya akan dikembangkan pula.

Produk beras organik diharapkan dapat menjadi salah satu ciri khas

produk dari Kabupaten Karanganyar. Pada awalnya, pemilihan produk unggulan

beras organik ini bukan tanpa alasan yang jelas, akan tetapi dengan melihat

potensi wilayah. Salah satu wilayah tersebut adalah Kecamatan Mojogedang

yang telah lama membudidayakan beras organik sejak Tahun 2000. Kemudian

dilanjutkan dengan penyebaran di beberapa wilayah/kecamatan lainnya untuk

dapat memproduksi beras organik yang baik dalam jumlah kualitas dan kuantitas

seperti Kecamatan Matesih, Kecamatan Karangpandan, Kecamatan Kecamatan

Tawangmangu, Kecamatan Kebakkramat, Kecamatan Jaten. Penyebaran

produksi beras organik pada kecamatan tersebut membutuhkan waktu yang tidak

sebentar sehingga diperlukan dukungan dari berbagai pihak.

Sampai pada saat ini OVOP (One Village One Product) beras organik

berbasis koperasi masih terus berjalan dengan adanya hubungan antara

Disperindagkop dan UMKM, serta koperasi induk (KSU AGRIKA) dan 6

(enam) Koperasi Produsen yang terdapat pada 6 kecamatan serta beberapa dinas

terkait seperti Dinas Pertanian Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Page 79: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

OVOP(One Village One Product) ini akan mendukung pelaksanaan

pengembangan produk beras organik mulai dari tahap on farm sampai dengan off

Farm khususnya dengan pembinaan langsung dari Disperindagkop dan UMKM

Kabupaten Karanganyar, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah yang

akan menjalin kerjasama yang lebih dalam dengan beberapa instansi daerah

terkait (Dispertan, BP4K, Dinas Peternakan, Instansi terkait lainnya), LSM dan

perguruan tinggi.

Kabupaten Karanganyar mempunyai potensi dalam pengembangan beras

organik. Potesi tersebut didukung dengan adanya peran dari dinas pemerintah

Kabupaten Karangnyar. Potensi pertanian organik tanaman pangan dan

hortikultura di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 13. Potensi Pertanian Organik Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011

No. Kecamatan Kelompok Tani

Komoditas Luas Lahan (Ha)

Kemampuan Produksi Beras/Th(kw)

Sasaran Luas Tanam Th. 2011 (Ha)

Jumlah Anggota (Jiwa)

1. Mojogedang: Pereng, Gentungan, Mojoroto, Munggur, Kedung jeruk.

Rukun Makaryo, Mulyo, Dawe, Umbul Makmur, Mulyo Tani

Padi dan Sayuran

142 3550 142 333

2. Karangpandan: Harjosari, Karang

Sri Mulyo, Krido Tani Lestari

Padi 45 1125 45 72

3. Tawangmangu: Nglebak Kalisoro Gondosuli

Ngudi Mulyo, Ngudi Makmur, Tani Maju,Tani Tulus, Ngudi Subur

Padi dan Sayuran

110 - 110 275

4. Karanganyar: Jungke

Asem Grendel

Padi 15 375 15 55

Page 80: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

5. Jumantono: Sambirejo

Ngudi Makmur II

Padi, Pala dan Sayuran

25 - 25 45

6. Jumapolo: Kwangsan

Ranjing Kidul

Padi dan Palawija

10 - 10 21

Sumber : Dinas Pertanian Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Karanganyar, 2011

Beberapa daerah di Kabupaten Karanganyar mempunyai potensi dalam

produksi pertanian organik. Data di atas dapat menggambarkan bahwa banyak

potensi yang dapat dikembangkan lebih jauh. Potensi pertanian organik terbesar

berada di Kecamatan Mojogedang dengan sasaran potensi luas lahan organik

sebesar 142 Hektar pada Tahun 2011 dengan kemampuan produksi beras sebesar

3550 kuintal/tahun. Kemudian disusul oleh Kecamatan Tawangmangu dengan

potensi lahan organik sebesar 110 Hektar dengan komoditas padi dan sayuran.

Potensi pertanian organik ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah agar

potensi pertanian organik yang ada ini dapat menjadi sumbangan yang besar bagi

kemajuan Kabupaten Karanganyar. Salah satu yang dapat mendukung

pengembangan potensi tersebut adalah OVOP yang merupakan konsep yang

telah digerakkan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah.

Pelaksanaan OVOP(One Village One Product) beras organik berbasis

koperasi di Kabupaten Karanganyar melalui koperasi induk/pemasar dan

koperasi produksi/produsen. KSU AGRIKA dalam hal ini merupakan koperasi

induk di bawah pengawasan Disperindagkop dan UMKM Kabupaten

Karanganyar. Koperasi induk/pemasar yaitu KSU AGRIKA merupakan koperasi

yang mempunyai tugas, antara lain:

1. Menampung produk beras organik dari koperasi produsen

2. Penentuan standarisasi kualitas produk beras organik dari koperasi produsen

3. Pengemasan dan penyimpanan produk beras organik

4. Memasarkan produk beras organik kepada konsumen

5. Sebagai pihak yang menjadi perantara penyerahan fasilisasi/bantuan dari

OVOP provinsi kepada koperasi produsen.

Page 81: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 14. Koperasi Peserta OVOP (One Village One Product) di Kabupaten Karanganyar

No Koperasi OVOP Kecamatan Peran/Fungsi 1. KKT Tani Makaryo Mojogedang Koperasi Produsen 2. KKT Sari Rejeki Kebakkramat Koperasi Produsen 3. KSU AGRIKA Karanganyar Koperasi Induk 4. KSU Anugerah Jaya Matesih Koperasi Produsen 5. KSU Ngremboko Mulyo Tawangmangu Koperasi Produsen 6. KUD Jaten Jaten Koperasi Produsen 7 KUD Pandan Wangi Karangpandan Koperasi Produsen

Sumber: Disperindagkop dan UMKM, 2011

Koperasi produksi/produsen terdapat di 6 (enam) kecamatan yang terdapat

di Kabupaten Karanganyar. Koperasi produksi pada masing-masing kecamatan

mempunyai keragaman jenis antara lain: KKT(Koperasi Kelompok Tani),

KSU(Koperasi Serba Usaha), dan KUD(Koperasi Unit Desa). Dalam satu

kecamatan hanya terdapat satu koperasi produsen peserta OVOP berbasis

koperasi. Hal ini disebabkan karena salah satu syarat peserta OVOP adalah

koperasi yang telah berbadan hukum dan mempunyai potensi dari anggotanya

yang mampu mengembangkan produk unggulan daerah. Fungsi dari koperasi

produksi antara lain:

1. Memfasilitasi petani (anggota) berupa: penyediaan pupuk organik, obat-

obatan organik seperti pestisida nabati, benih padi standar organik, dan sarana

transportasi, serta sarana dan prasarana pasca panen.

2. Memfasilitasi teknis budidaya beras organik

3. Memonitori dan mengevaluasi pelaksanaan budidaya beras organik oleh

anggota

4. Fasilitasi permodalan bagi petani (anggota)

Page 82: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Konsep OVOP (One Village One Product) Beras Organik berbasis

koperasi di Kabupaten Karanganyar memerlukan sedang ditekuni oleh

Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Karanganyar dengan melibatkan

beberapa dinas lain di Kabupaten Karanganyar.

Tabel 15. Tahapan OVOP (One Village One Product) Beras Organik di Kabupaten Karanganyar

No. Tahun Kegiatan Target Penanggungjawab 1. 2011-

2012 Sosialisasi, Pemantapan, Kelembagaan, Fasilitasi: sarana, prasarana, dan modal

Pemahaman program, kelembagaan yang mantab dan perluasan produk

Kabupaten dan Provinsi

2. 2013 a. Intensifikasi dan ekstensifikasi

b. Sarana dan prasarana pemasaran

c. Permodalan

a. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk

b. Pemasaran lokal dan regional

c. Memperlancar produksi dan pemasaran

Kabupaten dan Provinsi

3. 2014 a. Standarisasi produk b. Pengadaan laboraturium c. Perluasan dan pemantapan

pasar

a. Sertifikasi (SNI) b. Menjamin kualitas

produk c. Pasar lokal, regional,

dan nasional

a. Pemerintah Pusat b. Pemerintah Pusat c. Kabupaten,

Provinsi dan Pusat

4. 2015 Perluasan dan pemantauan pasar Ekspor Kabupaten, Provinsi, dan Pusat

Sumber: Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Karanganyar, 2011

Tahapan OVOP (One Village One Product) berbasis koperasi yang telah

disusun oleh Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Karanganyar dalam usaha

mengembangkan produk beras organik menjadi produk unggulan daerah dapat

Pengembangan produk unggulan ini dilaksanakan secara bertahap dimulai pada

Tahun 2011-2012 yang merupakan tahap awal untuk sosialisasi dan bertujuan

dilihat pada tabel di atas. Rancangan tersebut dapat menjadi gambaran suatu

bentuk keseriusan dalam pengembangan produk beras organik. untuk

pemberdayaan petani untuk beralih pada pertanian organik. Tujuan akhir

pengembangan produk unggulan beras organik ini ditargetkan pada Tahun 2015

yaitu dapat memenuhi pasar lokal dan ekspor. Semua target tersebut tidak dapat

Page 83: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

lepas dari berbagai peran dinas terkait baik pemerintah daerah maupun

pemerintah provinsi Jawa Tengah dalam pemberdayaan petani melalui koperasi

yang ada baik, Koperasi Kelompok Tani maupun Koperasi Serba Usaha dan

Koperasi Unit Desa.

Page 84: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Identitas responden menggambarkan pelaku pada pengembangan

produk unggulan beras organik melalui konsep OVOP (One Village One

Product) berbasis koperasi di Kabupaten Karanganyar. Identitas responden

digunakan untuk mengetahui sebagian dari latar belakang kehidupan

responden yang dijadikan sebagai gambaran umum pengembangan produk.

Responden dalam penelitian ini terdiri dari beberapa pihak antara lain:

1.Responden Petani

Tabel 16. Karakteristik Responden Petani Padi Organik di Kabupaten Karanganyar

No. Uraian Keterangan 1. Jumlah petani responden 10 orang

2. Umur petani a. 42-51 b. 52-61 c. 62-71

5 orang 2 orang 3 orang

3. Pendidikan petani a. SD b. SMP c. SMA d. Diploma

2 orang 2 orang 4 orang 2 orang

4. Jumlah anggota keluarga petani a. Kurang dari 4 orang b. Lebih dari 4 orang

3 orang 7 orang

5. Jumlah anggota keluarga yang aktif usahatani a. Kurang dari sama dengan 4 orang b. Lebih dari 4 orang

10 orang 0 orang

6. Pengalaman dalam usahatani padi organik a. 2-6 tahun b. 7-11 tahun

6 orang 4 orang

7. Luas lahan sawah a. Kurang dari 0,3 Hektar b. Lebih dari 0,3 Hektar

4 orang 6 orang

8. Mata Pencaharian utama Petani 9. Varietas padi yang diusahakan Mentik, IR64, Sentanur,Conde

Sumber : Analisis Data Primer, 2012

Responden petani dalam pengembangan beras organik melalui

OVOP berbasis koperasi di Kabupaten Karanganyar merupakan petani

yang mempunyai pengalaman dan keahlian (pakar) yang lebih

dibandingkan petani lain dalam kelompok taninya. Kisaran umur akan

berpengaruh pada produktifitas tenaga kerja. Berdasarkan data tersebut

67

Page 85: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

kisaran umur petani cukup beragam dari 10 responden terdapat 9

responden yang berada pada usia produktif yaitu di antara 15-64 tahun.

Dengan usia produktif maka petani dapat mengoptimalkan tenaganya

dalam berusahatani padi organik. Pendidikan petani akan mempengaruhi

keputusan petani dalam berusahatani. Petani responden merupakan petani

yang sudah mengenal bangku sekolah. Tahap pendidikan SMA

merupakan pendidikan yang mendominan di antara petani responden

yaitu sebesar 40 %. Sedangkan 60 % lainnya terdiri dari SD, SMP, dan

Diploma.

Di sisi lain tenaga kerja keluarga dapat memberikan sumbangan

yang besar dalam berlangsungnya usahatani. Kisaran jumlah anggota

keluarga petani kurang dari 4 orang sebanyak 30% petani responden,

sedangkan 70% petani responden mempunyai jumlah keluarga lebih dari

4 orang. Akan tetapi jumlah keluarga yang aktif kurang dari 4 orang dari

10 responden. Jumlah tenaga kerja keluarga yang aktif dalam usaha tani

akan mempengaruhi biaya tenaga kerja yang akan dikeluarkan dalam

usahatani. Hal ini mengidentifikasikan bahwa sumbangan tenaga kerja

keluarga sedikit maka dalam usahatani memerlukan banyak tenaga kerja

luar keluarga. Dengan demikian, biaya yang dikeluarkan untuk tenaga

kerja luar keluarga akan lebih besar.

Pengalaman petani responden dalam budidaya padi organik

terbagi pada 2 interval yaitu kurang 2-6 tahun sebesar 60 % dan 7-11

tahun sebesar 40 %. Pengalaman dalam usahatani merupakan salah satu

bekal dalam menjalankan usahatani musim selanjutnya. Lama

pengalaman tersebut bermanfaat untuk melakukan usahatani yang lebih

baik dari musim tanam sebelumnya. Petani padi organik termasuk petani

kecil karena luas lahannya kurang dari 0,5 Hektar sebesar 90% Luas

lahan setiap petani responden dapat dicermati pada lampiran 2 tabel 5.

Analisis usahatani yang berupa total biaya, penerimaan dan

pendapatan usahatani padi organik di Kabupaten Karanganyar dapat

ditampilkan pada tabel di bawah ini:

Page 86: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 17. Usahatani Padi Organik Selama 3 Musim tanam Di Kabupaten Karanganyar

Rata-rata Luas lahan

(ha) Biaya Usahatani

(Rp) Penerimaan

(Rp) Pendapatan

(Rp) 0,3 44.502.357,143 33.423.171,43 28.920.814,29

Sumber: Analisis Data Primer, 2012

Berdasarkan data di atas, dapat menunjukkan usahatani padi

organik secara garis besar. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk

mengusahakan padi organik 3 musim tanam memerlukan biaya sebesar

Rp 4.502.357,143 setiap 0,3 Hektar. Biaya yang dikeluarkan ini terdiri

dari biaya benih, biaya pupuk organik cair dan padat, biaya pestisida

organik, biaya tenaga kerja luar dan biaya sewa tanah/pajak tanah.

Sedangkan penerimaan yang diperoleh petani dalam mengusahakan

padi organik sebesar Rp 33.423.171,43 setiap 0,3 Hektar. Pendapatan

yang diterima petani padi organik dapat diperoleh dengan selisih antara

biaya dan penerimaan yaitu sebesar Rp 28.920.814,29 setiap 0,3 Hektar.

Rata-rata produksi beras organik setiap 0,3 hektar sebesar 1,2 ton beras

organik dengan harga per kilogram beras ditangan produsen dengan

varietas IR 64 seharga Rp. 8000,00 dan varietas Mentik seharga Rp.

9000,00. Akan tetapi pendapatan akan selalu berfluktuatif/tidak tetap

karena dipengaruhi oleh produksi yang sangat tergantung pada

pengaruh faktor-faktor alam yang dapat mempengaruhi produksi

tanaman padi organik. Semakin mendukung kondisi alam seperti

ketersediaan air, cuaca, hama dan penyakit, maka akan semakin baik

pula produksi beras organik tersebut.

2. Responden Koperasi Induk/Pemasar dan Koperasi Produsen

Koperasi Induk dalam konsep OVOP berbasis koperasi adalah

KSU AGRIKA. Responden yang diidentifikasi merupakan responden

yang aktif dalam kegiatan KSU AGRIKA. Sedangkan koperasi

produsen berada di 6 kecamatan yang dicanangkan untuk dapat

mendorong anggota (petani) mampu memproduksi beras organik

secara optimal.

Page 87: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 18. Karakteristik Responden Koperasi Induk dan Koperasi Produsen OVOP (One Village One Product) Beras Organik di Kabupaten Karanganyar

No. Uraian Keterangan 1 Umur pengurus (tahun)

a. 34-41 b. 42-49 c. 50-57

3 orang 3 orang 3 orang

2. Pendidikan pengurus a. Sarjana/S1, Diploma b. SMA

6 orang 3 orang

Sumber: Analisis Data Primer, 2012

Berdasarkan data di atas, dapat mengidentifikasikan bahwa

pengurus koperasi OVOP berada pada usia produktif berkisar antara

15-64 tahun. Oleh karena itu, pengurus koperasi OVOP masih berada

dalam tahap produktif dalam mengembangkan koperasi. Pendidikan

seseorang akan dapat berpengaruh pada kualitas kerja yang

ditampilkan. pendidikan pengurus koperasi adalah setaraf dengan

pendidikan jenjang perguruan tinggi Sarjana/S1, Diploma/D3 sebesar

67 % sedangkan sisanya 33 % mengenyam pendidikan hingga bangku

SMA. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat

pendidikan pengurus koperasi sudah cukup tinggi.

3. Responden Dinas Pemerintah di Kabupaten Karanganyar

Pihak dinas pemerintah yang berperan dalam pengembangan

produk unggulan beras organik melalui konsep OVOP berbasis

koperasi adalah Disperindagkop dan UMKM serta Dinas Pertanian

Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Tabel 19. Karakteristik Responden dari Dinas Pemerintah di Kabupaten Karanganyar

No. Uraian Keterangan 1 Umur pengurus (tahun)

a. 53-54 b. 55-56

2 orang 2 orang

2. Pendidikan pengurus Sarjana/S1, Diploma

4 orang

Sumber : Analisis Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui umur responden

dinas pemerintah masih dalam usia produktif. Usia akan menentukan

Page 88: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

kinerja seseorang dalam pekerjaannya. Apabila dilihat dari lama

jenjang pendidikan, rata-rata dinas pemerintah telah menempuh

jenjang pendidikan hingga Sarjana/S1, Diploma. Hal ini menyatakan

bahwa responden dinas pemerintahan berada pada usia produktif serta

didukung dengan tingkat pendidikan yang mampu menunjang

pengembangan produk unggulan beras organik melalui konsep OVOP

berbasis koperasi di Kabupaten Karanganyar.

B. Faktor Internal dan Faktor Eksternal

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

oleh pemerintah daerah Kabupaten Karanganyar yang akan berpengaruh

terhadap kelangsungan pengembangan produk beras organik ke masa

yang akan datang. Faktor kekuatan dan kelemahan ini dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan alternatif strategi

pengembangan. Analisis faktor internal dalam penelitian ini meliputi

analisis terhadap analisis sumber daya manusia, pemasaran,

produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, organisasi, dan

keuangan dalam pengembangan beras organik di Kabupaten

Karanganyar.

a. Aspek Faktor Internal

1) Sumber Daya (Manusia dan Alam)

Sumber daya manusia dan sumber daya alam merupakan

aset dan input dari faktor produksi yang berfungsi untuk

meningkatkan proses produksi dan menentukan kelancaran suatu

program kerja. Sumber daya manusia yang termasuk pada faktor

internal di Kabupaten Karanganyar yang terlibat dalam

pengembangan produk beras organik antara lain petani padi

organik, Dispertan, Disperidagkop dan UMKM, Koperasi

Produsen dan Koperasi Induk/KSU AGRIKA dan instansi/pihak

terkait lainnya. Sedangkan sumber daya alam yang dimiliki dapat

berupa lahan sawah potensial yang berada di Kabupaten

Page 89: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Karanganyar. Sumber daya tersebut merupakan modal yang

dimiliki yang mampu menjadi kekuatan dalam pengembangan

produk unggulan beras organik di Kabupaten Karanganyar.

2) Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu aspek penting dalam

pengembangan produk beras organik. Pemasaran merupakan suatu

aspek penting dalam pengembangan produk beras organik.

Menurut Stanton (1984) adalah suatu sistem total dari kegiatan

bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat

memudahkan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat

ini maupun dari konsumen potensial.

a) Produk

Sebuah produk adalah sekumpulan atribut yang nyata

(tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah

tercakup warna, harga, kemasan, prestis pengecer dan pelayanan

dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli

sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya

(Stanton, 1984).

Produk beras oganik dari Kabupaten Karanganyar yang

telah dipasarkan melalui Koperasi Serba Usaha (KSU) AGRIKA

terdiri dari empat varietas yaitu mentik, mentik wangi, IR-64

dan beras merah. Sama halnya dengan produk beras organik

yang dipasarkan sendiri oleh koperasi produsen (KKT Makaryo

Tani) dapat meliputi empat varietas yaitu mentik, mentik wangi,

IR-64 dan beras merah. Produk beras organik yang dipasarkan

di KSU AGRIKA mempuyai ukuran/berat yaitu 1 kg, 2 kg dan 5

kg. Akan tetapi, KSU AGRIKA juga menerima pesanan ukuran

kemasan/berat produk beras organik sesuai permintaan. Berat

produk beras organik per kemasan dapat disesuaikan dengan

permintaan konsumen sehingga dapat tercipta kepuasan

Page 90: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

konsumen terhadap pelayanan. Produk beras organik juga dijual

di pasar jumat dengan ukuran berat kemasan dan label yang

berbeda dari produk beras organik yang dijual di KSU

AGRIKA. Kemasan tersebut hanya mencatumkan KKT Rukun

Makaryo dan label beras organik dalam tahap konversi.

b) Harga

Harga produk pertanian sangat dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu tingkat penawaran, permintaan serta biaya

pengadaan bahan baku/produksi. Harga jual produk beras

organik ditentukan oleh kedua belah pihak yaitu koperasi

produsen dan KSU AGRIKA. Hal ini disebabkan karena kedua

belah pihak telah menjalani kemitraan. Dengan demikian, harga

produk yang dihasilkan tidak hanya menguntungkan satu pihak

saja.

c) Promosi

Promosi adalah unsur yang didayagunakan untuk

memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk baru

perusahaan. Iklan, penjualan perorangan, dan promosi penjualan

merupakan kegiatan utama promosi (Stanton, 1984). Produk

beras organik yang berasal dari Kabupaten Karanganyar

merupakan produk yang memerlukan pengenalan/promosi lebih

besar. Hal ini disebabkan karena produk beras organik dari

Kabupaten Karanganyar ini secara resmi dipasarkan dan

diperkenalkan kepada konsumen pada Tahun 2010. Promosi

yang telah dilakukan adalah mengadakan pameran produk

daerah, mengikuti berbagai pameran baik di dalam atau di luar

Kabupaten Karanganyar.

d) Distribusi

Distribusi merupakan penyampaian barang/jasa dari

produsen sampai ke konsumen. Saluran distribusi yang baik

akan memperlancar pemasaran suatu produk. Saluran distribusi

Page 91: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

produk beras organik terutama pasar lokal dan pasar luar daerah

(masih kecil). Distribusi yang dilakukan adalah distribusi

langsung dan tidak langsung. Distribusi langsung: konsumen

dapat secara langsung memperoleh produk di stand atau

koperasi pemasar. Sedangkan distribusi tidak langsung

(konsumen luar daerah) memperoleh produk setelah melewati

perantara/pedangang besar. Lokasi pemasaran produk beras

organik antara lain KSU AGRIKA, Pasar Jumat, Toko oleh-oleh

se-Solo Raya yang berada di pelataran Bandara Adi Sumarmo

Surakarta, dan pasar kawasan Jakarta.

3) Produksi/Operasi

Proses produksi suatu komoditas pertanian dapat

dipengaruhi oleh suatu proses pemeliharaan dan perlakuan yang

dilakukan oleh petani. Produksi beras organik di Kabupaten

Karanganyar telah mempunyai suatu pedoman yaitu SOP (Standart

Operating Prosedure) budidaya padi organik sesuai SNI (Standar

Nasional Indonesia) dimana secara teknis yang mengacu pada

budidaya padi organik di Kecamatan Mojogedang. Budidaya padi

organik ini didukung pula oleh fasilitas/bantuan dari pemerintah,

salah satunya dari Dinas Koperasi Provinsi Jawa Tengah melalui

OVOP berbasis koperasi.

Kecamatan Mojogedang tepatnya di Desa Pereng

merupakan kecamatan pelopor yang sejak Tahun 2000 telah

memulai budidaya padi organik. Saat ini, produksi utama beras

organik yang dipasarkan di KSU AGRIKA berasal dari KKT

Makaryo Tani, Pereng Kecamatan Mojogedang. Sedangkan KSU

Anugrah Jaya sedang merintis pemasaran di KSU AGRIKA dan

pemasaran sendiri di luar KSU AGRIKA. Sedangkan empat

koperasi produsen lainnya belum dapat memberikan sumbangan

produk beras organik karena masih dalam tahapan sosialisasi dan

Page 92: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

pengembangan beras organik pada petani anggota koperasi

produsen.

4) Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan merupakan suatu kunci

peningkatan pengembangan produk unggulan beras organik di

Kabupaten Karanganyar. Penelitian dan pengembangan dapat

dilakukan oleh lembaga pendidikan dan lembaga/instansi lainnya

yang berwenang, dalam usaha pengembangan beras organik di

Kabupaten Karanganyar. Pada Tahun 2008 terdapat penelitian oleh

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian UNS pada

Laboratorium Pangan dan Gizi yang menganalisa kandungan-

kandungan yang terdapat pada beras organik dengan varietas

mentik wangi. Dari tahun ke tahun beras organik Kabupaten

Karanganyar terus dikembangkan, pada Tahun 2010 lahan padi

sawah yang berada di Kabupaten Karanganyar telah mendapatkan

sertifikasi lahan sawah 5,59 hektar dari Lembaga Sertifikasi

Organik (LSO) Persada Yogyakarta.

Keberadaan Lembaga Sertifikasi Organik (LSO)

mendesak mengingat penggunaan label organik yang saat ini marak

dilakukan belum semuanya mencerminkan proses produksi yang

sesuai dengan sistem pertanian organik. Jumlah Lembaga

Sertifikasi Organik (LSO) sudah cukup banyak di Indonesia.

Menurut data Direktorat Mutu dan Standardisasi (2009) LSO

nasional yang telah diakreditasi KAN ada 7 buah yaitu: Sucofindo

(Jakarta), Mutu Agung Lestari (Depok), INOFICE (Bogor),

BPTPH Sumatera Barat, LeSOS (Mojokerto), BIOCert Indonesia

(Bogor), PT. Persada (Yogyakarta), sedangkan lembaga

sertifikasi asing ada IMO (Institute for Marketocologi), Control

Union, NASAA, Naturland, GOCA, Ecocert dan ACO.

Keberadaan lembaga sertifikasi organik diharapkan dapat

mendorong produsen untuk disertifikasi, namun kenyataan di

Page 93: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

lapangan masih banyak produsen organik yang enggan untuk

disertifikasi (Mirawati, 2011).

5) Organisasi

Organisasi yang berkaitan dengan pengembangan produk

unggulan beras organik di Kabupaten Karanganyar adalah

kelompok tani, koperasi dan dinas terkait seperti Dispertan, Balai

Penyuluh Pertanian dan Disperindagkop dan UMKM. Kelompok

tani merupakan organisasi yang terdekat dengan petani. Bantuan

dan sosialiasai dari pemerintah untuk petani dapat disalurkan

melalui perantara kelompok tani. Kelompok tani akan mempunyai

peran yang besar apabila dikelola dengan baik dan pemanfaatannya

benar. Kelompok tani ini juga akan memperoleh pembinaan dari

Balai Penyuluh Pertanian tiap kecamatan. Keaktifan organisasi dan

anggota akan semakin meningkatkan kinerja dalam usaha

pengembangan produk unggulan beras organik di Kabupaten

Karanganyar.

6) Keuangan

Kondisi keuangan internal merupakan salah satu bagian

yang penting dalam suatu usaha pengembangan produk. Akses

terhadap modal akan mempengaruhi suatu proses produksi dalam

peningkatan produksi beras organik di Kabupaten Karanganyar.

Berdasarkan hasil observasi di lapang, dilihat dari sisi petani padi

organik, pada umumnya akses permodalan diperoleh petani sendiri

dari hasil produksi Musim tanam sebelumnya. Selain itu, petani

juga memperoleh pinjaman modal dari koperasi produsen maupun

koperasi induk/KSU AGRIKA. Sedangkan akses modal pada

lembaga perbankan masih sangat jarang diperoleh petani padi

organik karena sulitnya persyaratan peminjaman. Walaupun saat ini

telah banyak perbankan yang mempunyai kredit lunak untuk

pertanian akan tetapi petani padi organik di Kabupaten

Karanganyar masih merasa enggan untuk melakukan peminjaman.

Page 94: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

b. Identifikasi Faktor Internal

1) Identifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan:

a) Lahan sawah potensial yang luas

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2011) menyatakan

bahwa lahan sawah di Kabupaten Karanganyar seluas 48.783

Ha. Hal tersebut mengidentifikasikan bahwa kabupaten tersebut

mempunyai ketersediaan sumber daya alam berkaitan dengan

ketersediaan lahan sawah dalam pengembangan produk

unggulan beras organik.

b) Motivasi petani yang tinggi dalam budidaya padi organik

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden petani padi

organik di Kabupaten Karanganyar. Seluruh responden petani

(100%) menyatakan mempunyai tekat yang kuat untuk terus

membudidayakan padi organik. Hal ini dikarenakan kesadaran

akan kesehatan produk dan kesuburan lahan pertanian mereka.

Faktor ini menjadi suatu kekuatan pada sisi sumber daya

manusia yang dapat menunjang pengembangan beras organik

di Kabupaten Karanganyar.

c) Terdapat fasilitas pemasaran (koperasi

pemasar/induk/AGRIKA) beras organik di Kabupaten

Karanganyar

Produk beras organik merupakan produk pangan istimewa

karena mempunyai keunggulan dibanding dengan beras biasa.

Kabupaten Karanganyar telah mempunyai fasilitas pemasaran

yaitu KSU AGRIKA yang mengangkat produk beras organik

sebagai produk utama yang dipasarkan. Hal ini menjadi suatu

nilai tambah karena petani padi organik mempunyai fasilitas

untuk memudahkan memasarkan produk beras organik mereka

melalui koperasi pemasar tersebut.

Page 95: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

d) Adanya promosi untuk pengenalan produk beras organik

Kabupaten Karanganyar

KSU AGRIKA serta Disperindagkop dan UMKM aktif

mengikuti berbagai pameran-pameran sebagai bentuk

pengenalan produk Kabupaten Karangayar. Promosi yang telah

dilakukan oleh KSU AGRIKA dan Disperindagkop dan

UMKM adalah dengan mengikuti pameran-pameran, baik

pameran dalam daerah (Kabupaten Karanganyar dan

Kotamadaya Surakarta) maupun pameran luar daerah seperti

pameran produk unggulan di Bali dan Yogyakarta.

e) Koperasi produsen menyediakan berbagai sarana produksi

Koperasi produsen dalam konsep OVOP berbasis koperasi

merupakan koperasi yang anggotanya memproduksi beras

organik. Dalam kegiatannya, koperasi produsen juga

mempunyai peran lain bagi anggotanya. Seperti yang ada pada

KSU Anugrah Jaya, KKT Sari Rejeki, KKT Makaryo Tani,

KSU Pandan Wangi yang menyediakan kebutuhan sarana

produksi seperti pupuk organik, benih, peminjaman peralatan

pertanian dan sebagainya. Kegiatan tersebut dapat menjadi

kekuatan karena petani merasakan manfaat yang besar dengan

memperoleh sarana produksi pertanian dengan lebih mudah dan

pembayaran yang ringan/bisa diangsur.

f) Terdapat penelitian dan pengecekan pada lahan organik

yang telah tersertifikasi

Lahan padi organik di Pereng Kecamatan Mojogedang telah

memperoleh sertifikasi organik. Oleh karena itu, terdapat

pengecekan dari dinas pertanian berserta Lembaga Sertifikasi

Organik (LSO) Persada Yogyakarta. Pengecekan tersebut

dilakukan dalam jangka waktu 3 tahun sekali. Hal ini menjadi

suatu kekuatan untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu

produk beras organik yang diproduksi.

Page 96: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

g) Adanya pembinaan dari Balai Penyuluh Pertanian setiap

kecamatan

Pada setiap kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten

Karanganyar terdapat BPP (Balai Penyuluh Pertanian). Hal

tersebut dapat menjadi suatu kekuatan karena dengan adanya

petugas penyuluh maka akan mampu memberikan bimbingan

bagi petani. Satu petugas penyuluh pertanian biasanya

bertanggung jawab atas 1 hingga 2 desa. Oleh karena hal

tersebut, petugas peyuluh pertanian dapat berkonsentrasi pada

satu desa binaannya. Dengan adanya petugas penyuluhan maka

sosialisasi dan pertanian organik di Kabupaten Karanganyar

akan mengalami peningkatan tiap tahunnya.

h) Adanya Asosiasi Petani Padi Organik (APPO)

Asosiasi Petani Padi Organik (APPO) merupakan asosiasi

yang muncul pertama kali di Kecamatan Mojogedang.

Asosisiasi ini rutin mengadakan pertemuan setiap bulannya

pada tanggal 27. Asosiasi ini mempunyai anggota para petani

padi organik di Kecamatan Mojogedang. Akan tetapi, karena

adanya pengembangan pertanian organik maka anggota

asosiasi ini semakin menyebar ke beberapa kecamatan di

Kabupaten Karanganyar antara lain Kecamatan Matesih,

Kecamatan Tawangmangu. APPO mempunyai beberapa

kegiatan salah satunya adalah mengadakan sosialisasi ke

kelompok tani di wilayah Kabupaten Karanganyar mengenai

pertanian organik. Hal ini menjadi suatu kekuatan yang dapat

mendorong beberapa kecamatan di Karanganyar menuju

budidaya padi organik.

i) Terdapat SOP (Standart Operating Procedure) pada on-

farm

Salah satu aturan yang dapat mempertahankan kualitas suatu

produk pertanian adalah SOP (Standart Operating Procedure).

Page 97: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Di Kabupaten Karanganyar telah mempunyai SOP dalam

budidaya padi organik yang telah mengacu pada standar SNI.

Hal ini menjadi suatu kekuatan dalam mepertahankan kualitas

produk karena SOP menjadi suatu pedoman petani untuk

membudidayakan padi organik yang benar. Dengan mengikuti

SOP dalam budidaya, maka petani akan terus dapat menjaga

dan meningkatkan kualitas produk beras organik.

j) Pinjaman modal dari Koperasi Induk kepada Koperasi

Produsen

Pinjaman modal yang diperoleh dari KSU AGRIKA

merupakan pinjaman bersyarat. Pinjaman modal ini telah

diperoleh oleh petani anggota koperasi produsen KSU Anugrah

Jaya Kecamatan Matesih. Berdasarkan hasil wawancara dengan

ketua KSU AGRIKA menyatakan bahwa setiap patok lahan

sawah (3300 m2) diberikan pinjaman Rp. 800.000,- per petani.

Pengembalian pinjaman tidak berupa uang tunai melainkan

berupa beras organik yang diproduksi dari lahan petani anggota

koperasi produsen. Hal ini bertujuan agar KSU AGRIKA

mendapatkan supplai produk beras organik yang terus stabil

dari petani dan mencegah penjualan beras organik ke pedagang

besar lainnya (luar daerah). Pinjaman ini dapat kurang lebih

membantu petani dalam pemenuhan keuangan dalam biaya

usahatani.

2) Identifikasi faktor internal yang menjadi kelemahan

a) Terbatasnya lahan padi organik yang tersertifikasi organik SNI

Permintaan produk beras organik pasti akan

mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan tersebut

harus diikuti oleh peningkatan lahan organik yang telah

tersertifikasi organik. Dengan adanya sertifikasi organik maka

akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk

beras organik. Sesuai dengan UU Nomor 8 Tahun 1999

Page 98: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

tentang perlindungan konsumen dan UU Nomor 69 Tahun

1999 tentang Label dan Iklan Pangan telah mengintruksikan

agar pelabelan sesuai dengan yang sebenarnya sehingga

konsumen tidak dirugikan. Di sisi lain, salah satu hal yang

menghambat dalam penyertifikasian lahan adalah prosedur

yang panjang dan biaya yang mahal yang tidak mampu petani

padi organik keluarkan.

Sertifikasi yang dimiliki oleh lahan sawah di Pereng

Kecamatan Mojogedang dengan No 006/P/0511/11 dikeluarkan

oleh lembaga sertifikasi organik Persada Yogyakarta.

Sertifikat tersebut menyatakan telah menerapkan sistem

produksi pangan organik sesuai SNI 6729-2010 Organic Food

& Production System dan CAC/GL 32/1999 Codex

Alimentarius Commision-Guidelines for the production,

processing, labeling and marketing of organically produced

foods. Ruang lingkup sertifikasi tanaman padi-palawija dengan

luas lahan yang tersertifikasi seluas 5,59 Hektar. Sertifikasi

tersebut diperoleh petani dengan bantuan Dinas Pertanian

Kabupaten Karanganyar melalui Dinas Pertanian Provinsi Jawa

Tengah.

b) Jumlah produk beras organik masih terbatas

Produksi beras organik sangat dipengaruhi oleh banyak

faktor antara lain luas lahan, kesuburan tanah, iklim,

kemampuan/ketrampilan petani. Jumlah produk beras organik

yang dihasilkan tergolong masih rendah. Hal ini disebabkan

karena terbatasnya lahan padi organik yang memperoleh

sertifikasi. Walaupun, di lapang terdapat banyak produk

organik akan tetapi belum mendapat pengakuan dari lembaga

sertifikasi. Hal ini menjadi kelemahan karena jumlah produk

beras organik resmi yang diperoleh dari lahan yang telah

tersertifikasi seluas 5,59 Hektar dengan kapasitas produksi per

Page 99: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Musim tanam kurang lebih 180 ton. Menurut pihak koperasi,

produksi tersebut sebagian besar produk dipasarkan di dalam

daerah sedangkan hanya sedikit produk yang dipasarkan ke

pasar luar daerah. Hal ini disebabkan karena keterbatasan

jumlah produk beras organik.

c) Kemasan dan pelabelan produk beras organik masih sederhana

Pengemasan produk beras organik dilakukan oleh koperasi

produsen dan koperasi AGRIKA. Kemasan beras organik yang

telah berlabel disediakan oleh KSU AGRIKA. Koperasi

produsen setelah memperoleh beras organik dari petani

anggota, kemudian menimbang beras tersebut sesuai dengan

kemasan yang telah dipesan oleh KSU AGRIKA. Kemudian

pihak KSU AGRIKA akan menerima produk beras organik

tersebut dengan kemasan berlabel beras organik yang siap

untuk dipasarkan. Pengemasan produk beras organik masih

manual yaitu menggunakan siler/alat perekat biasa. Apabila

melihat produk lain di pasar, beberapa produk beras organik

telah menggunakan perlatan yang lebih maju sehingga daya

simpan beras organik lebih lama yaitu dengan alat vacum

(kedap udara).

Produk beras organik yang menggunakan alat vacum lebih

mempunyai umur simpan yang lebih lama. Sedangkan beras

organik yang menggunakan kemasan biasa akan lebih rentan

terhadap hama pasca panen. Apabila terkena hama pasca panen

maka beras akan rusak menjadi serpihan seperti bubuk. Beras

dengan kemasan manual siler akan bertahan selama 2 minggu

saja sedangkan beras dengan kemasan yang kedap udara/vacum

akan bertahan lebih dari 2 minggu karena mikroorganisme dari

udara terhambat perkembangannya.

Page 100: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

d) Belum ada kebijakan yang tegas dari pemerintah pada budidaya

padi organik

Kebijakan pemerintah daerah merupakan salah aspek yang

penting dalam mengarahkan penduduknya kepada suatu

tataran. Dalam hal gerakan pertanian organik, pemerintah

daerah belum mempunyai kebijakan yang membawa petani

pada suatu perubahan cara budidaya organik yang

berkelanjutan. Seperti kebijakan dalam penggunaan pupuk

anorganik pada lahan sawah. Belum adanya kebijakan yang

tegas dan tepat seperti Peraturan Daerah mengenai beras

organik seperti Gerakan Organik di Kabupaten Karanganyar.

Oleh karena itu, dapat menjadi suatu kelemahan yang

menghambat pengembangan produk unggulan beras organik

melalui konsep OVOP berbasis koperasi di Kabupaten

Karanganyar.

e) Koordinasi antar dinas terkait yang masih lemah

Pengembangan beras organik di Kabupaten Karanganyar

bukan hanya tugas dari satu dinas saja melainkan kesatuan

instansi/dinas yang berada di Kabupaten Karanganyar. Hal

yang dapat menghambat adalah koordinasi antar dinas yang

berupa otonomi masing-masing dinas. Koordinasi dapat

dilakukan dengan mengadakan pertemuan dan pembagian

tugas, akan tetapi saat ini belum terdapat tindakan atau gerakan

kerjasama yang signifikan dari semua dinas untuk OVOP

berbasis koperasi dengan produk unggulan beras organik

seperti Disperindagkop dan UMKM, Dispertan, BP4K, Dinas

peternakan di Kabupaten Karanganyar dan instansi terkait

lainnya. Seperti halnya untuk Dispertan dapat mengakomodir

dalam pengembangan budidaya padi organik di Kabupaten

Karanganyar, didukung dengan Balai Penyuluhan Pertanian

Kabupaten yang mengakomodir kepada petani pada kondisi di

Page 101: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

lapang dalam budidaya padi organik, Dinas peternakan yang

dapat mendukung dalam persediaan pupuk organik didukung

dengan Disperindagkop dan UMKM melalui konsep OVOP

berbasis koperasi yang mempunyai sumbangan dalam

pengambangan produk baik pada sisi pemasaran, packaging,

bantuan alat pertanian. Apabila tercipta kerjasama yang baik

maka pengembangan produk beras organik di Kabupaten

Karanganyar akan mempunyai keberlanjutan yang baik.

f) Kurang optimalnya kerja Petugas Penyuluh Pertanian

Petugas penyuluh pertanian mempunyai peran yang cukup

signifikan dalam pengembangan pertanian suatu wilayah. Petugas

penyuluh pertanian mempunyai kewajiban dalam menyampaikan

dan melaksanakan program dari pemerintah yang ditujukan

kepada petani. Akan tetapi, dalam kaitannya pengembangan

produk beras organik, kinerja penyuluh kurang optimal,

khususnya komitmen dalam mendorong/memotivasi petani untuk

beralih pada sistem pertanian organik. Hal ini menjadi suatu

kelemahan, karena sebenarnya petani memerlukan pembinaan,

percontohan dan pelatihan yang lebih intensif dalam melangkah

ke pertanian organik.

g) Peran koperasi produsen OVOP (One Village One Product) belum

maksimal

Berdasarkan observasi di lapang, sebagian besar koperasi

produsen kurang mempunyai gerakan yang aktif dalam

mendukung pengembangan produk beras organik sehingga

pergerakan pada tiap kecamatan menjadi lambat. Hal yang

menjadi kekurangan koperasi produsen adalah belum dapat

menjangkau semua petani padi yang mempunyai potensi dalam

produksi beras organik sebagai anggota. Selain itu, terdapat

beberapa fasilitas bantuan alat pertanian dari OVOP berbasis

koperasi yang telah diberikan kepada koperasi produsen tetapi

Page 102: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

belum digunakan. Alat-alat tersebut masih yang belum dapat

digunakan oleh anggota koperasi.

h) Tidak semua petani padi organik tergabung dalam koperasi

produsen OVOP (One Village One Product)

Banyak petani di Kabupaten Karanganyar yang belum

bergabung dengan koperasi produsen OVOP. Koperasi produsen

hanya berada di 6 kecamatan, disamping itu tidak semua petani

bergabung aktif. Hal ini menyebabkan kinerja koperasi produsen

tidak optimal karena kurangnya sosialisasi/perekrutan anggota

petani padi organik. Berdasarkan observasi di lapangan, terdapat

petani padi organik yang belum mengenal/merasa tergabung

dengan koperasi produsen. Hal ini dapat disebabkan karena

terdapat petani padi organik yang tidak aktif dalam koperasi

sehingga kurang mendapat pengertian mengenai peran dan fungsi

koperasi. Hal tersebut dapat dijumpai di beberapa kecamatan

terutama di Kecamatan Karangpandan, Kecamatan Tawangmangu

dan Kecamatan Jaten. Selain itu dapat disebabkan karena koperasi

produsen kurang mengadakan sosialisasi. Hal ini menjadi suatu

kelemahan karena banyak petani padi organik yang belum

terfasilitasi dan bergabung secara aktif.

i) Dibutuhkan waktu yang lama untuk mendorong petani menuju

organik

Salah satu yang menjadi penghambat perkembangan

pertanian di Indonesia adalah pola pikir petani yang sulit berubah.

Para petani sudah terbiasa dengan cepat/instan menggunakan

pupuk dan pestisida anorganik. Sama halnya di Kabupaten

Karanganyar, pergerakan pertanian organik belum optimal. Salah

satu yang menjadi penghambat adalah ketidakpuasan/kekawatiran

petani akan produksi yang menurun apabila meninggalkan pupuk

anorganik. Hal ini menjadi suatu kelemahan di sisi sumber daya

Page 103: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

manusia. Oleh karena hal itu, pemberdayaan petani menuju

organik tidak dapat langsung berjalan dengan cepat.

j) Pengetahuan petani mengenai pasar dan beras organik masih

rendah

Berdasarkan observasi di lapang, sebagian besar petani padi

organik menjual produksinya berupa gabah kepada tengkulak

dengan harga yang ditentukan oleh tengkulak. Apabila produksi

padi yang berupa gabah ini dijual kembali oleh tengkulak ke pasar

maka akan dihargai dengan harga yang jauh lebih tinggi. Hal ini

dapat menyebabkan kerugian di pihak petani. Sebagian besar

petani yang belum tergabung aktif dalam koperasi produsen

OVOP, beranggapan bahwa sulit untuk memasarkan beras

organik. Hal ini disebabkan karena kelemahan sumber daya petani

untuk menangkap potensi yang besar dan potensi pasar produk

beras organik. Sedangkan untuk petani padi organik yang sudah

tergabung dengan koperasi produsen OVOP sudah mempunyai

pasar yang jelas akan tetapi masih ada beberapa petani anggota

yang masih menjual kepada tengkulak dengan alasan kemudahan

penjualan dengan waktu jual yang cepat.

Page 104: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Tabel 20. Identifikasi Faktor-faktor Internal Pengembangan Produk Unggulan Beras Organik Melalui Konsep OVOP berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar

Aspek Internal Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness) Sumber Daya Manusia dan Alam

1. Motivasi petani yang tinggi dalam budidaya padi organik

2. Lahan sawah potensial yang luas

1. Terbatasnya lahan padi organik yang tersertifikasi organik SNI

2. Jumlah produk beras organik masih terbatas

3. Pengetahuan petani mengenai pasar dan beras organik masih rendah

Pemasaran 1. Terdapat fasilitas pemasaran (koperasi pemasar/induk) beras organik di Kabupaten Karanganyar

2. Adanya promosi untuk pengenalan produk beras organik Kabupaten Karanganyar

Kemasan dan pelabelan produk beras organik masih sederhana

Produksi/Operasi Terdapat SOP (Standart Operating Procedure) pada on-farm

Dibutuhkan waktu yang lama untuk mendorong petani menuju organik

Penelitian dan Pengembangan

Terdapat penelitian dan pengecekan pada lahan organik yang telah tersertifikasi

Organisasi 1. Koperasi produsen menyediakan berbagai sarana produksi

2. Adanya Asosiasi Petani Padi Organik (APPO)

3. Adanya pembinaan dari Balai Penyuluh Pertanian setiap kecamatan

1. Belum ada kebijakan yang tegas dari pemerintah pada budidaya padi organik

2. Koordinasi antar dinas terkait yang masih lemah

3. Kurang optimalnya kerja Petugas Penyuluh Pertanian

4. Peran koperasi produsen OVOP belum maksimal

5. Tidak semua petani padi organik tergabung dalam koperasi produsen OVOP

6. Pembinaan dari Balai penyuluh pertanian setiap kecamatan

Keuangan Pinjaman modal dari Koperasi Induk kepada Koperasi Produsen

Sumber: Analisis Data Primer, 2012

2. Faktor Eksternal

a) Aspek Faktor Eksternal

1) Konsumen

Kepuasan konsumen merupakan salah satu hal yang dapat

menjaga stabilitas perusahaan. Kepuasaan konsumen dapat dinilai

dari segi produk dan pelayanan. Jaminan dan kepastian bahwa

produk yang dipasarkan sesuai dengan label yang dicantumkan

Page 105: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

merupakan hak konsumen yang harus dipenuhi oleh produsen.

Pada umumnya, konsumen poduk beras organik di Kabupaten

Karanganyar adalah konsumen yang sadar akan

kesehatan/mempunyai gaya hidup sehat yaitu konsumen kalangan

ekonomi menengah ke atas. Konsumen menerima harga produk

yang ditawarkan karena menurut mereka harga tersebut sesuai

dengan kualitas produk dan lebih murah dibandingkan produk lain

di pasaran. Saat ini konsumen beras organik masih pada kalangan

tertentu sehingga diperlukan promosi/pengenalan produk kembali

agar beras organik dapat dinikamati berbagai kalangan. Oleh

karena hal itu, kepuasan konsumen akan produk beras organik

harus ditingkatkan.

2) Lingkungan Alam

Lingkungan alam merupakan salah satu faktor yang mampu

menjadi pendukung bahkan ancaman. Faktor lingkungan alam ini

tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Pada proses produksi padi

organik, waktu lingkungan akan mampu mendatangkan peluang

atau bahkan ancaman. Budidaya padi organik sangat tergantung

dengan kondisi lingkungan seperti air, cuaca/agroklimat, curah

hujan, dan sebagainya.

3) Teknologi

Penemuan teknologi/inovasi mempunyai dampak yang besar

terhadap organisasi/kelompok. Tingkat penyerapan suatu

teknologi/inovasi pada suatu kelompok akan mempengaruhi

produktivitas kelompok tersebut. Teknologi menggambarkan

peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam

merumuskan alternatif strategi pengembangan. Petani sebagai

pelaku utama dalam produksi beras organik merupakan salah satu

pelaku yang menjadi sasaran penggunaan teknologi. Salah satu hal

yang dapat mempengaruhi tingkat penerapan teknologi adalah

tingkat perekonomian petani. Petani yang mempunyai ekonomi

Page 106: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

menengah ke bawah akan lebih sulit menerapkan teknologi karena

ketidakmampuan ekonomi untuk mendapatkan teknologi tersebut.

Hal di atas dapat didukung oleh Sutarto (2008) yang menyatakan

bahwa keadaan sosial ekonomi petani, dan penilaian petani

terhadap kinerja penyuluh pertanian akan mempengaruhi sikap

petani terhadap inovasi teknologi adalah saling kait mengkait

dan saling berhubungan.

4) Sosial dan budaya

Aspek sosial dan budaya dapat menyangkup pola dan gaya

hidup yang dianut oleh masyarakat karena pengaruh lingkungan

sosial/budaya dalam masyarakat. Saat ini mulai tren mengenai gaya

hidup kembali ke alam. Prinsip ini mulai menggerakkan

masyarakat untuk masuk ke dalam trend gaya hidup sehat. Oleh

karena itu, perilaku masyarakat akan mempengaruhi keputusan

masyarakat yang lain. Selain itu, gaya hidup tersebut akan tumbuh

dan berkembang menjadi budaya. Masyarakat akan terbiasa

melakukan hal-hal yang telah lumrah atau banyak dilakukan

banyak orang di lingkuangan hidupnya. Konsumsi beras organik

akan mampu menjadi suatu trend gaya hidup masyarakat yang

peduli terhadap kesehatan.

5) Pemerintah Pusat

Pemerintah pusat sebagai suatu lembaga formal memegang

peranan penting dalam membuat kebijakan yang tepat sasaran guna

menjaga keberlangsungan hidup masyarakatnya. Kebijakan

pemerintah diperlukan untuk mengatur dan mengkondisikan suatu

hal agar tertata secara sistematis dan tepat guna. Kebijakan

pemerintah dapat membatasi atau melarang tindakan masyarakat

yang menyimpang. Peran pemerintah cukup strategis dan

berpengaruh pada kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan

budidaya padi organik. Kebijakan pemerintah yang tegas dalam

budidaya padi organik akan memberikan pengaruh pada

Page 107: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

peningkatan budidaya padi secara organik. Oleh karena hal

tersebut, kebijakan pemerintah hendaknya dapat diterapkan dengan

benar untuk mengatur semua hal agar lebih tepat guna dan

menimbulkan tindakan nyata.

6) Persaingan

Hadirnya pesaing dapat menimbulkan perang persaingan

dalam memperebutkan pangsa pasar. Persaingan dapat terjadi

dengan industri dengan produk yang sejenis dan produk lain

sebagai substitusi. Di dalam pengembangan produk unggulan beras

organik di Kabupaten Karanganyar terdapat pesaing yaitu produk

beras organik dari daerah lain. Menurut Umar (2001) menyatakan

bahwa aspek persaingan dan lingkungan eksternal merupakan

kondisi di luar perusahaan yang bersifat dinamis dan tidak dapat

dikendalikan.

b) Identifikasi Faktor Eksternal

1) Identifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang:

a) Terbukanya pasar beras organik di luar daerah/kabupaten

Tidak semua daerah mempunyai potensi dalam

pengembangan produk beras organik. Hal ini disebabkan

karena berbedanya potensi sumber daya alam yang dimiliki

serta faktor iklim. Menurut responden dari Disperindagkop dan

UMKM serta Koperasi OVOP menyatakan bahwa Kabupaten

Karanganyar mempunyai potensi pengembangan beras organik,

apabila terjadi peningkatan produksi beras organik. Salah satu

daerah yang menjadi peluang pasar bagi produk organik adalah

Daerah Khas Ibu Kota Jakarta. Jakarta tidak mempunyai luas

lahan sawah yang besar justru tergolong kecil.

Saat ini KSU AGRIKA telah memperoleh pesanan produk

organik di Jakarta, akan tetapi pemenuhan pesanan tersebut

masih terbatas jumlahnya. Hal ini disebabkan karena petani

dari koperasi produsen belum mampu untuk mensuplai produk

beras organik dalam jumlah besar mengingat permintaan lokal

Page 108: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

yang tinggi serta kondisi lahan yang tersertifikasi. Apabila pada

waktu ke depan terjadi peningkatan jumlah lahan organik yang

tersertifikasi maka dapat memenuhi permintaan produk beras

organik ke Jakarta dan kota besar lainnya.

b) Tingginya permintaan beras organik

Tingginya permintaaan beras organik dapat digambarkan

dengan ketersediaan beras organik yang terbatas di pasar.

Produk organik yang dijual di KSU AGRIKA selalu habis

dalam waktu yang relatif singkat. Setiap bulannya KSU

AGRIKA menjual produk beras organik sebanyak 2,5 ton,

jumlah ini untuk memenuhi permintaan konsumen lokal

(pelanggan rumah tangga, catering) dan konsumen dari luar

daerah (Jakarta). Permintaan akan produk beras organik yang

cenderung meningkat ini disebabkan karena kesadaran

konsumen akan gaya hidup yang sehat.

c) Harga produk beras organik lebih mahal dibanding beras

anorganik

Salah satu keunggulan dari beras organik adalah harga jual

di pasar yang lebih mahal dibandingkan dengan beras

biasa/konvensional. Harga beras organik yang berbeda sangat

signifikan dengan beras bukan organik merupakan daya tarik

tersendiri bagi banyak produsen. Faktor ini menjadi salah

satu faktor yang dapat meningkatkan pendapatan petani. pada

umumnya konsumen beras organik merupakan kalangan

terbatas yaitu kalangan ekonomi menengah ke atas yang

mempunyai gaya hidup sehat sehingga faktor harga yang mahal

tersebut tidak begitu berpengaruh.

Page 109: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 21. Harga Produk Beras di Kabupaten Karanganyar

No. Varietas Harga (Rp/Kg) Beras Organik Beras Non-

Organik 1. Mentik Wangi 10.000,00 8.000,00 2. 3.

IR 64 Beras Merah

9.000,00 12.000,00

7.000,00 -

Sumber : Analisis Data Primer, 2012

Berdasarkan data di atas menyatakan bahwa terdapat

perbedaan harga yang di antara beras organik dan beras non

organik yang berada di Kabupaten Karanganyar. Harga beras

organik mengacu pada harga KSU AGRIKA sedangkan harga

beras non organik berdasarkan harga di pasar tradisonal. Pada

umumnya beras organik mempunyai harga yang lebih tinggi

dibanding beras non organik. Beras organik varietas mentik

dan beras merah merupakan beras yang mempunyai harga

tinggi dibanding dengan varietas lain. Harga beras organik

varietas mentik dan beras merah yang dijual di KSU AGRIKA

hanya mempunyai selisih Rp 1000,00 dengan varietas IR-64.

Hal ini dapat disebabkan karena varietas mentik mempunyai

tahap pasca panen yang lebih sulit dibandingkan varietas lain.

d) Adanya gaya hidup baru Back To Nature

Trend peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga

kesehatan turut berimbas pada sektor pertanian. Sebagian besar

masyarakat telah menyadari pentingnya kesehatan, dan

kesehatan tersebut salah satunya dapat dirasakan ketikan

mengkonsumsi bahan pangan yang sehat pula. Dengan adanya

perubahan pandangan megenai pangan yang sehat maka produk

beras organik mempunyai peluang untuk masuk ke dalam gaya

hidup sehat yang telah banyak dianut oleh masyarakat.

Disamping itu, saat ini mulai banyak berdiri restoran-

restoran/catering yang mengangkat tema makanan sehat. Hal

ini dapat dilihat bahwa produk beras organik sudah mempunyai

Page 110: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

pelanggan tetap yaitu catering yang berada di Kota

Karanganyar.

e) Peningkatan pengunjung wisata setiap tahun

Salah satu potensi untuk peningkatan pendapatan daerah

adalah kunjungan wisata. Di Kabupaten Karanganyar terdapat

banyak objek wisata yang selalu ramai dikunjungi oleh

wisatawa baik domestik maupun luar daerah. Obyek wisata

yang ada di Kabupaten Karanganyar meliputi taman hiburan,

pemandangan alam, pemandian air panas dan peninggalan

sejarah. Selama Tahun 2009 (BPS, 2010) jumlah pengunjung

yang datang keseluruh obyek wisata mencapai 563.218 orang

dengan obyek yang paling banyak dikunjungi adalah Grojogan

Sewu di Tawangmangu sebanyak 285.974 orang (50,78%),

Kolam renang Intanpari 125.809 orang (22,34%), Air Terjun

Jumog Ngargoyoso sebanyak 46.439 orang (8,25%), dan

Taman Balekambang Tawangmangu sebanyak 20.206 orang

(3,59%). Potensi jumlah pengunjung wisata mampu

memberikan dukungan terhadap pengembangan beras organik.

Khususnya dalam sasaran konsumen potensial yaitu

pengunjung wisata di Kabupaten Karanganyar. Apabila

terdapat stand/kios beras organik di lokasi wisata maka dapat

meningkatkan citra produk beras organik yang melekat pada

Kabupaten Karanganyar.

f) Adanya program pemerintah pusat (Dinas Koperasi dan

UMKM) melalui OVOP (One Village One Product)

Program pemerintah pusat merupakan salah satu bentuk

kinerja pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya

wilayahnya. OVOP merupakan satu konsep yang dianut dari

Jepang. Dengan adanya konsep OVOP maka suatu daerah

didorong untuk mengetahui potensi daerah dan

mengembangkan potensi tersebut untuk menjadi suatu produk

Page 111: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

unggulan yang menjadi ciri khas daerah. Berdasarkan Instruksi

Gubernur Jawa Tengah 2011(pada Lampiran 6) menyatakan

bahwa setiap daerah/kabupaten/kota dianjurkan untuk

mempunyai produk unggulan. Adanya OVOP berbasis koperasi

sangat membantu dalam pengembangan produk unggulan pada

setiap kabupaten seperti halnya Kabupaten Karanganyar yang

mempunyai salah satu produk unggulan yaitu beras organik.

Beberapa peran konsep OVOP berbasis koperasi yaitu berbagai

pembinaan, pelatihan, sosialisasi, bantuan dan modal.

g) Bantuan fasilitas/teknologi dari OVOP (One Village One Product) Fasilitas/alat pertanian dari OVOP berbasis koperasi

sangat dirasakan manfaatnya oleh petani padi organik yang

tergabung dalam koperasi produsen OVOP. Beberapa

fasilitas/bantuan peralatan pertanian yang diberikan untuk

menunjang pengembangan produk unggulan beras organik di

Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 22. Fasilitas/Bantuan Peralatan Pertanian dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Dinas Koperasi dan UMKM) melalui OVOP Tahun 2011-2012 di Kabupaten Karanganyar

No. Koperasi Jenis Bantuan Jumlah (Unit)

1. KSU AGRIKA a. Kendaraan Roda Tiga/TOSSA b. Hand Sprayer

1 3

2. KSU Anugerah Jaya a. Rice Mile Unit (RMU) tipe Pemecah Kulit b. Kendaraan Roda Tiga/TOSSA c. Hand Sprayer

1 1 2

3. KUD Jaten a. APO (Alat Pengolah Organik) b. Kendaraan Roda Tiga/TOSSA c. Hand Sprayer

1 1 2

4. KUD Pandan Wangi a. Kendaraan Roda Tiga/TOSSA b. Hand Tractor c. Hand Sprayer

1 1 2

5. KKT Makaryo Tani a. Rice Mile Unit (RMU) tipe Pemutih b. Sprayer

1 2

6. KSU Ngremboko Mulyo Hand Sprayer 2

7. KKT Sari Rejeki Hand Sprayer 2

Sumber : KSU AGRIKA, 2012

Fasilitas bantuan OVOP yang diterima oleh koperasi

produsen ini diberikan secara bertahap oleh Dinas Koperasi dan

Page 112: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

UMKM Provinsi Jawa Tengah. Bantuan berupa alat-alat pertanian

tersebut akan diserahkan oleh Disperindagkop dan UMKM

Kabupaten Karanganyar yang kemudian disalurkan melalui KSU

AGRIKA. Bantuan alat-alat pertanian tersebut oleh KSU

AGRIKA disalurkan kembali oleh Koperasi Produsen yang benar-

benar mempunyai komitmen untuk bergerak atau mengembangan

pertanian organik pada anggota koperasi produsen. Bantuan

tersebut tidak diberikan secara gratis, akan tetapi diterapkan

dengan sistem peminjaman tanpa biaya. Apabila suatu hari alat

tersebut tidak dipergunakan seperti mestinya/pertanian organik

maka alat tersebut akan diambil oleh pihak KSU AGRIKA dan

akan dipinjamkan kepada koperasi produsen lain yang mampu

melakukan komitmen. Di sisi lain, pada Bulan Mei Tahun 2012

ini, Disperindagkop dan UMKM melakukan tindakan yang lebih

tegas mengenai alat-alat pertanian bantuan OVOP. Tindakan

tersebut meliputi mengutus utusan Disperindagkop dan UMKM

mengunjungi semua koperasi produsen, untuk meminta

komitmen/surat pernyataan mengenai kesanggupan penggunaan

waktu alat-alat bantuan. Hal ini disebabkan, karena belum semua

koperasi produsen menggunakan alat-alat tersebut secara optimal

sehingga terdapat alat bantuan yang dianggurkan.

h) Adanya program gerakan pertanian organik (Go Organic)

Gerakan pertanian organik atau sering disebut Go Organic

2010 telah dicanangkan oleh pemerintah pusat pada Tahun 2010.

Kebijakan pemerintah pusat ini dapat menjadi suatu peluang yang

dapat mendukung pengembangan beras organik di Kabupaten

Karanganyar. “Go Organic 2010” berkeinginan untuk

mewujudkan Indonesia sebagai salah satu produsen dan

pengekspor pangan organik utama di dunia Tahun 2010. Pada

Tahun 2012 ini, gerakan organik ini masih terus digalakkan.

Adanya kebijakan tersebut dapat mendukung pemerintah daerah

Page 113: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

terkhusus Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar untuk

mempunyai program kerja yang tegas untuk melangkah pada

pertanian organik di Kabupaten Karanganyar, apabila dapat

dirancang Peraturan Daerah tentang “Go Organic” di Kabupaten

Karanganyar. Oleh karena itu, petani dapat memperoleh

sosialisasi perkenalan atau pemahaman kembali mengenai

pertanian organik sehingga tumbuh motivasi untuk memperbaiki

lahan pertaniannya yang telah terbiasa menggunakan pupuk

anorganik buatan pabrik didukung dengan masyarakat yang

memahami dengan produk organik.

2) Identifikasi faktor eksternal yang menjadi ancaman

a) Ketersediaan pupuk anorganik yang banyak di pasar, berbanding

terbalik dengan pupuk organik.

Pupuk organik tidak hanya dapat diperoleh dengan

mengolah sendiri pupuk kandang, tetapi dapat dengan membeli

pupuk organik di pasar/toko. Akan tetapi, pupuk anorganik lebih

banyak dijumpai di pasar. Sedangkan pupuk organik tersedia akan

tetapi jumlah sedikit dan sebagian besar merupakan pupuk

organik buatan pabrik yang kualitasnya belum terdapat

standarisasi yang baik. Sebagian besar petani responden lebih

memilih menggunakan pupuk organik yang berasal dari ternak

dan diolah secara manual/alami daripada pupuk organik buatan

pabrik. Hal ini disebabkan karena, menurut petani pupuk organik

dari kotoran ternak yang diolah secara alami akan mempunyai

unsur hara yang lebih tinggi. Oleh karena itu, ketersediaan pupuk

organik yang berkualitas, sulit untuk ditemukan sehingga mampu

menghambat keberlanjutan pengembangan produk beras organik

di Kabupaten Karanganyar.

b) Persepsi konsumen akan produk beras organik masih rendah

Persepsi konsumen terhadap kualitas beras organik

tergolong masih rendah. Konsumen masih belum memahami

Page 114: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

perbedaan (dari segi kualitas) produk beras organik dengan beras

biasa. Hal ini disebabkan, karena konsumen di Kabupaten

Karanganyar belum memahami secara benar perbedaan

keunggulan beras organik dibandingkan non organik. Hal ini

menjadi suatu kelemahan, karena sebagian besar konsumen belum

mempercayai dan menghargai adanya produk organik.

c) Posisi tengkulak yang lebih kuat dari petani pada penetapan harga

Salah satu kelemahan petani adalah mempunyai posisi yang

lemah dalam penetapan harga jual produk. Berdasarkan hasil

obeservasi dan wawancara sebagian besar petani menjual hasil

panennya ke tengkulak. Kebanyakan petani padi organik yang

belum tergabung dalam koperasi produsen menjual hasil panennya

kepada tengkulak. Sedangkan Hasil panen yang dijual dalam

bentuk gabah, pada umumnya langsung dijual semuanya dan

hanya disisihkan sedikit untuk kosumsi keluarga. Tengkulak

membeli dengan harga rendah, kemudian menyimpan gabah

tersebut dan kembali menjual gabah tersebut dengan harga yang

lebih tinggi. Petani yang bertindak sebagai produsen tidak

mempunyai kesempatan untuk mendapat pendapatan yang lebih

tinggi daripada tengkulak. Sedangkan untuk petani yang

bergabung dengan koperasi produsen OVOP, terdapat pula yang

menjual hasil panennya kepada tengkulak dengan alasan

kemudahan dan cepatnya waktu pembayaran.

d) Standarisasi pupuk organik belum jelas (yang dijual di toko/pasar)

Pupuk organik dapat diperoleh dengan mengusahakan kotoran

ternak dan rerumputan yang ada di sekitar petani. Akan tetapi, tidak

semua petani berkesempatan untuk mengolah sendiri sehingga petani

tergantung dengan pupuk organik yang dijual di toko pertanian.

Salah satu hal yang dapat mengancam kerberlanjutan pertanian

organik adalah kualitas pupuk organik yang dijual di pasar. Belum

ada standarisasi mengenai komposisi unsur hara pada setiap pupuk

Page 115: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

organik kemasan pabrik yang dijual umum. Oleh karena itu, belum

adanya standarisasi pupuk organik dapat menyebabkan beredarnya

pupuk organik palsu atau rendah unsur hara karena salah

pengolahan.

e) Subsidi pupuk organik sama besarnya dengan pupuk anorganik

Harga sarana produksi seperti pupuk akan menentukan

besarnya biaya dan pendapatan bagi petani. Subsidi merupakan salah

satu insentif yang diperoleh petani dari pemerintah. Akan tetapi,

dalam pengembangan padi organik kebutuhan pupuk organik

merupakan hal yang pokok dalam usahatani. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Dinas Pertanian, menyatakan bahwa subsisdi

pupuk anorganik dan organik mempunyai kesamaan nilai besarnya.

Pupuk kimia sintesis yang disubsidi adalah Urea. Sedangkan untuk

pupuk organik adalah Pusriganik, Petroganik. Oleh karena nilai

subsidi yang sama diantara kedua pupuk tersebut maka penggunaan

pupuk kimia ini masih mudah atau murah untuk dibeli petani.

Dengan demikian dapat menjadi penghambat berlangsungnya

pertanian organik yang berkelanjutan.

f) Lokasi budidaya padi organik belum menjadi kesatuan daerah

budidaya

Lokasi suatu daerah budidaya komoditas pertanian seperti padi

organik ini sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti lingkungan.

Di Kabupaten Karanganyar sendiri lokasi budidaya padi organik

masih belum menjadi kesatuan. Lokasi budidaya yang masih belum

benar-benar tersterilisasi dari budidaya padi konvensional. Hal

tersebut dapat menjadi salah satu ancaman yang dapat mengganggu

kualitas beras organik yang diproduksi.

g) Tahap konversi lahan anorganik menjadi lahan organik

membutuhkan waktu lama

Salah satu faktor yang berpengaruh pada produksi beras

organik adalah kondisi lahan pertanian. Apabila melihat di lapang,

Page 116: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

lahan pertanian di Kabupaten Karanganyar sebelumnya telah lama

diberikan masukan pupuk anorganik yang tinggi sehingga banyak

residu dari pupuk anorganik yang masih tertinggal di lahan.

Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian bahwa waktu yang

dibutuhkan untuk konversi lahan organik pada tanaman semusim

adalah minimal 12 bulan. Hal tersebut dapat menjadi suatu ancaman

karena untuk memulihkan lahan pertanian yang teresidu pupuk

anorganik membutuhkan jangka waktu yang lama yaitu dengan

memberikan masukan bahan organik yang cukup sesuai dengan

kondisi kerusakan lahan.

h) Munculnya produk beras organik dari daerah lain

Produk beras organik tidak hanya diproduksi oleh Kabupaten

Karanganyar saja. Hal ini disebabkan karena beberapa kabupaten di

luar Kabupaten Karangayar juga mempunyai peluang yang sama

dalam produksi beras organik. Selain itu didukung dengan adanya

program pemerintah pusat untuk gerakan Go Organic 2010. Salah

satu daerah terdekat di Kabupaten Karanganyar yang juga

mempunyai potensi pada beras organik adalah Kabupaten Sragen.

Produk beras organik dari Kabupaten Sragen tersebut lebih dikenal

masyarakat luas karena waktu pengenalan yang lebih awal

dibandingkan dengan Kabupaten Karanganyar.

Page 117: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Tabel 23. Identifikasi Faktor Eksternal Pengembangan Beras Organik Melalui Konsep OVOP berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar

Aspek Eksternal

Peluang(Opportunity) Ancaman(Threats)

Konsumen 1. Terbukanya pasar beras organik di luar daerah/kabupaten

2. Tingginya permintaan beras organik di luar daerah/kabupaten

Persepsi konsumen akan produk beras organik masih rendah

Sosial Budaya 1. Adanya gaya hidup baru Back To Nature

2. Peningkatan pengunjung wisata setiap tahun

Posisi tengkulak yang lebih kuat dari petani pada penetapan harga

Teknologi Bantuan fasilitas/teknologi dari OVOP Provinsi Jawa Tengah

1. Standarisasi pupuk organik belum jelas (yang dijual di toko/pasar)

2. Ketersediaan pupuk anorganik yang banyak di pasar, berbanding terbalik dengan pupuk organik

Pemerintah pusat

1. Adanya rogram pemerintah provinsi (Koperasi dan UMKM) melalui OVOP berbasis koperasi

2. Adanya program gerakan pertanian organik (Go Organic)

Subsidi pupuk organik sama besarnya dengan pupuk anorganik

Ekonomi Harga produk beras organik lebih mahal dibanding beras anorganik

Persaingan Munculnya produk beras organik dari daerah lain

Lingkungan Alam

1. Lokasi budidaya padi organik belum menjadi kesatuan daerah budidaya

2. Tahap konversi lahan anorganik menjadi lahan organik membutuhkan waktu lama

Sumber: Analisis Data Primer, 2012

C. Perumusan Alternatif Strategi

1) Matrik Internal Factor Evaluation (IFE)

Matrik IFE dipergunakan untuk mengetahui nilai pembobotan

dari faktor-faktor internal yang terdapat dalam pengembangan produk

unggulan beras organik melalui konsep OVOP berbasis koperasi, yang

berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan yang penting.

Page 118: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Tabel 24. Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) No. Faktor-faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor Bobot

Kekuatan

1. Lahan sawah potensial yang luas sebesar 48.783 Ha 0.10772 4 0.430880 2. Motivasi petani yang tinggi dalam budidaya padi organik 0.0252 3 0.075600 3. Terdapat fasilitas pemasaran (koperasi

pemasar/induk/AGRIKA) beras organik di Kabupaten Karanganyar 0.040392 3.6 0.147296

4. Adanya promosi untuk pengenalan produk beras organik Kabupaten Karanganyar 0.036392 3 0.109176

5. Koperasi produsen menyediakan berbagai sarana produksi 0.0708 3 0.212400 6. Terdapat penelitian dan pengecekan pada lahan organik

yang telah tersertifikasi 0.031492 3.2 0.097876 7. Ada pembinaan dari Balai Penyuluh Pertanian

setiap kecamatan 0.0264 3 0.079200 8. Adanya Asosiasi Petani Padi Organik (APPO) 0.036092 3.4 0.120276 9. Terdapat SOP (Standart Operating Procedure) pada on-

farm 0.040392 3.6 0.145896 10. Pinjaman modal dari Koperasi Induk kepada Koperasi

Produsen 0.0396 3 0.118800 Kelemahan

1. Terbatasnya lahan padi organik yang tersertifikasi organik SNI 0.07772 1 0.077720

2. Jumlah produk beras organik masih terbatas 0.060692 1.2 0.067964 3. Kemasan dan pelabelan produk beras organik masih

sederhana 0.036092 1.4 0.051764 4. Belum ada kebijakan yang tegas dari pemerintah pada

budidaya padi organik 0.03172 1.8 0.059404 5. Koordinasi antar dinas terkait yang masih lemah 0.059994 1.2 0.067268 6. Kurangnya optimalnya kerja Petugas Penyuluh Pertanian 0.03472 1.6 0.052720 7. Peran koperasi produsen OVOP belum maksimal 0.032074 1.6 0.052148 8. Tidak semua petani padi organik tergabung dalam koperasi

produsen OVOP 0.09112 1.8 0.173840 9. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mendorong petani

menuju organik 0.083394 1.6 0.138388 10. Pengetahuan petani mengenai pasar dan beras organik masih

rendah 0.037994 1.6 0.063988 Total 1,000 2.342640

Sumber: Rekapitulasi Hasil Pembobotan dengan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE), 2012

Faktor kelemahan dan kekuatan merupakan faktor yang

menggambarkan kondisi internal pada pengembangan produk

unggulan beras organik. Faktor kunci kekuatan terbesar dalam

pengembangan produk beras organik adalah lahan sawah potensial

yang cukup luas sebesar 48.783 Ha dengan total skor pembobotan

sebesar 0,04388. Sedangkan nilai kelemahan terbesar terdapat pada

Page 119: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

faktor ke 8(delapan) yaitu tidak semua petani padi organik tergabung

dalam koperasi produsen OVOP dengan total skor 0.17384.

Berdasarkan tabel 24, dapat dijelaskan bahwa dari nilai

kumulatif matrik IFE pada pengembangan produk unggulan beras

organik melalui konsep OVOP adalah 2,24264. Nilai matrik IFE

tersebut mengidentifikasikan bahwa faktor internal berada dalam posisi

lemah karena berada di bawah 2,5 (David, 2009). Hal ini

mengidentifikasikan bahwa pemerintah daerah belum mampu

memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan untuk

mengembangkan produk unggulan beras organik.

2) Matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Analisis matrik EFE terhadap faktor-faktor eksternal pada

pengembangan produk unggulan beras organik melalui konsep

OVOP berbasis kopersi terbagi menjadi dua bagian yaitu peluang

dan ancaman. Tabel matrik EFE dapat ditampilkan pada tabel di

bawah ini:

Page 120: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Tabel 25. Matrik Ekternal Factor Evaluation (EFE) No.

Faktor –faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor

Peluang

1. Terbukanya pasar beras organik di luar daerah/kabupaten 0.084 4 0.3360

2. Tingginya permintaan beras organik di luar daerah/kabupaten 0.07 3.2 0.2260

3. Harga produk beras organik lebih mahal dibanding beras anorganik 0.079 3.2 0.2530

4. Adanya gaya hidup baru Back To Nature 0.073 3.6 0.2610 5. Peningkatan pengunjung wisata setiap

tahun 0.046 2.2 0.1080 6. Adanya Program pemerintah provinsi

(Koperasi dan UMKM) melalui OVOP berbasis koperasi 0.0732 3 0.2248

7. Bantuan fasilitas/teknologi dari OVOP Provinsi Jawa Tengah 0.0672 3.2 0.2188

8. Adanya program gerakan pertanian organik (Go Organic) 0.044 2.2 0.0940

Ancaman

1. Ketersediaan pupuk anorganik yang banyak di pasar, berbanding terbalik dengan pupuk organik 0.0592 3 0.1928

2. Persepsi konsumen akan produk beras organik masih rendah 0.066 2.6 0.1780

3. Posisi tengkulak yang lebih kuat dari petani pada penetapan harga 0.052 2.8 0.1500

4. Standarisasi pupuk organik belum jelas (yang dijual di toko/pasar) 0.0872 3.4 0.2988

5. Subsidi pupuk organik sama besarnya dengan pupuk anorganik 0.032 2 0.0620

6. Lokasi budidaya padi organik belum menjadi kesatuan daerah budidaya 0.062 3 0.1900

7. Tahap konversi lahan anorganik menjadi lahan organik membutuhkan waktu lama 0.0752 3.4 0.2568

8. Munculnya produk beras organik dari daerah lain 0.03 1.6 0.0460

Total 1,000 3.0960

Sumber: Rekapitulasi Hasil Pembobotan dengan Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil

analisis matrik EFE pada pengembangan produk unggulan beras

organik melalui konsep OVOP berbasis koperasi diperoleh nilai

indeks kumulatif sebesar 3,096. Hasil dari analisis tersebut diperoleh

dari beberapa peluang dan ancaman yang dapat dicermati pada tabel

25. Nilai matrik EFE yang sebesar 3,096 mempunyai arti bahwa

pemerintah daerah sudah mampu memanfaatkan peluang yang ada

Page 121: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

untuk mengatasi ancaman yang dihadapi dalam pengembangan beras

organik. Berdasarkan nilai skor matrik EFE maka dapat dijelaskan

bahwa kondisi eksternal organisasi berada pada posisi yang kuat

karena total skor lebih dari 2,5 (David, 2009). Faktor peluang terbesar

adalah terbukanya pasar beras organik di luar daerah/kabupaten

sebesar 0,366. Sedangkan faktor ancaman terbesar adalah standarisasi

pupuk organik belum jelas (yang dijual di toko/pasar) dengan nilai

skor sebesar 0,2988.

3) Matrik Intenal Eksternal (IE)

Matrik IE diperoleh dari hasil matrik IFE dan EFE. Nilai rata-rata

Matrik EFE yang telah diperoleh sebelumnya sebesar 3,096 dan

matrik IFE sebesar 2.34264. berdasarkan nilai matrik IFE dan matrik

EFE tersebut, dapat memposisikan pengembangan produk unggulan

beras organik melalui konsep OVOP berbasis koperasi pada sel II.

Posisi ini menggambarkan bahwa pengembangan produk unggulan

beras organik melalui konsep OVOP berbasis koperasi berada dalam

kondisi tumbuh dan membangun .

Total Skor IFE

Kuat Rata- rata Lemah

4,0 3,0 2,0 1,0

Tinggi

3,0

Sedang

2,0

Rendah

1,0

Gambar 6. Matrik Internal Eksternal (IE) pada Pengembangan Produk Unggulan Beras Organik Melaui Konsep

OVOP Berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar

I

Tumbuh dan Membangun

Tumbuh dan Membangun

III

Menjaga dan Pertahankan

IV

Tumbuh dan Membangun

V

Menjaga dan Pertahankan

VI

Panen dan Divestasi

VII

Menjaga dan Pertahankan

VIII

Panen dan Divestasi

IX

Panen dan Divestasi

Total Skor EFE

II

Page 122: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Menurut David (2009), strategi yang seharusnya diambil oleh

pemerintah daerah untuk pengembangan produk unggulan beras

organik adalah sel II. Sel tersebut merupakan stretegi tumbuh dan

membangun. Strategi ini pada umumnya dilakukan melalui strategi

intesif yaitu melalui penetrasi pasar, pengembangan pasar dan

pengembangan produk. Strategi pengembangan produk adalah suatu

kegiatan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang

selalu berubah. Strategi pengembangan pasar merupakan suatu strategi

untuk penjangkauan pasar yang lebih luas. Strategi penetrasi pasar

merupakan pencarian pangsa pasar yang lebih besar atau peningkatan

pangsa pasar produk yang sudah ada melalui usaha pemasaran.

Penetrasi pasar ini harus diawali dengan strategi perbaikan produk

yang meliputi peningkatan jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas)

produk beras organik di Kabupaten Karanganyar.

4) Matrik SWOT

Berbagai alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan

model analisis matrik SWOT. Keunggulan dari penggunaan matriks

SWOT ini adalah kemudahan dalam memformulasikan strategi

berdasarkan gebungan faktor internal dan faktor eksternal. Strategi

utama yang dapat disarankan terdiri dari 4(empat) macam yaitu

strategi SO, WO, ST dan WT. Menurut Fouladgar (2011) perpaduan

antara faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dapat

menjadi suatu penyusun alternatif strategi yang baik. Matrik SWOT

yang diperoleh dalam pengembangan produk unggulan beras organik

melalui konsep OVOP berbasis koperasi yaitu:

a. Strategi S-O

Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan

internalnya untuk mengambil keuntungan dari peluang-peluang

yang ada. Alternatif strategi S-O yang dapat dirumuskan yaitu:

1) Perluasan lahan padi organik dengan pengoptimalan peran

penyuluh pertanian dan kelembagaan lokal petani

Page 123: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

2) Membangun Brand Image merk produk beras organik melalui

pameran-pameran (dalam dan luar daerah) dan membuka stand

di lokasi wisata

b. Strategi W-O

Strategi W-O adalah strategi yang mengatasi kelemahan dengan

memanfaatkan peluang. Alternatif strategi W-O yang dapat

dirumuskan antara lain:

1) Membangun kerjasama antar dinas dengan membentuk tim

yang terdiri dari beberapa dinas terkait untuk bekerja secara

intensif

2) Pengoptimalan kapasitas produksi dan mutu beras organik

yang tersertifikasi dengan pemanfaatan bantuan peralatan dari

OVOP untuk memenuhi permintaan pasar luar daerah

c. Strategi S-T

Strategi S-T adalah strategi yang mengoptimalkan kekuatan

internal yang dimilikinya dalam mengatasi ancaman. Alternatif

strategi S-T yang dapat dirumuskan antara lain:

1) Melakukan pemetaan daerah yang paling berpotensi dalam

produksi beras organik

2) Melakukan rehabilitasi lahan sawah yang kurang produktif

menjadi produktif dalam produksi beras organik

d. Strategi W-T

Strategi W-T adalah strategi yang meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman. Alternatif strategi W-T yang dapat

dirumuskan antara lain:

1) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (petani) melalui

pelatihan dan peningkatan ketrampilan, penguatan

kelembagaan koperasi OVOP

2) Menjaga kualitas produk beras organik agar menjadi produk

andalan di mata konsumen

Page 124: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Tabel 26. Alternatif Strategi Matrik SWOT Pengembangan Produk Unggulan Beras Organik Melalui Konsep OVOP Berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar.

IFE EFE

Strenght (S) 1) Lahan sawah potensial yang luas

(48.783 Ha) 2) Motivasi petani yang tinggi dalam

budidaya padi organik 3) Terdapat fasilitas pemasaran

(koperasi pemasar/induk/AGRIKA) beras organik di Kab. Karanganyar

4) Adanya promosi untuk pengenalan produk beras organik Kabupaten Karanganyar

5) Koperasi produsen menyediakan berbagai sarana produksi

6) Terdapat penelitian dan pengecekan pada lahan organik yang telah tersertifikasi

7) Ada pembinaan dari Balai Penyuluh Pertanian setiap kecamatan

8) Adanya Asosiasi Petani Padi Organik (APPO)

9) Terdapat SOP (Standart Operating Procedure) pada on-farm

10) Pinjaman modal dari Koperasi Induk kepada Koperasi Produsen

Weakness (W) 1) Terbatasnya lahan padi organik

yang tersertifikasi organik SNI 2) Jumlah produk beras organik masih

terbatas 3) Kemasan dan pelabelan produk

beras organik masih sederhana 4) Belum ada kebijakan yang tegas

dari pemerintah pada budidaya padi organik

5) Koordinasi antar dinas terkait yang masih lemah

6) Kurang optimalnya kerja Petugas Penyuluh Pertanian

7) Peran koperasi produsen OVOP belum maksimal

8) Tidak semua petani padi organik tergabung dalam koperasi produsen OVOP

9) Dibutuhkan waktu yang lama untuk mendorong petani menuju organik

10) Pengetahuan petani mengenai pasar dan beras organik masih rendah

Opportunities (O): 1) Terbukanya pasar beras organik di luar

daerah/kabupaten 2) Tingginya permintaan beras organik di luar

daerah/kabupaten 3) Harga produk beras organik lebih mahal

dibanding beras anorganik 4) Adanya gaya hidup baru Back To Nature 5) Peningkatan pengunjung wisata setiap

tahun 6) Adanya Program pemerintah provinsi

(Koperasi dan UMKM) melalui OVOP 7) Bantuan fasilitas/teknologi dari OVOP

Provinsi Jawa Tengah 8) Adanya program gerakan pertanian organik

(Go Organic)

Strategi S-O: 1) Perluasan lahan padi organik dengan

pengoptimalan peran penyuluh pertanian dan kelembagaan lokal petani (S1, S7, S8, S9, O1, O2, O6, O8)

2) Membangun Brand Image produk beras organik melalui pameran-pameran (dalam dan luar daerah) dan membuka stand di lokasi wisata ( S3, S4, O3, O4, O5)

Strategi W-O: 1) Membangun kerjasama antar dinas

dengan membentuk tim yang terdiri dari beberapa dinas terkait untuk bekerja secara intensif (W4, W5, W6, W9, O6, O8)

2) Pengoptimalan kapasitas produksi dan mutu beras organik yang tersertifikasi dengan pemanfaatan bantuan peralatan dari OVOP untuk memenuhi permintaan pasar luar daerah (W1, W2, W3,O1, O2, O3, O4, O5, O6,O7,O8)

Threats (T): 1) Ketersediaan pupuk anorganik yang

banyak di pasar, berbanding terbalik dengan pupuk organik

2) Persepsi konsumen akan produk beras organik masih rendah

3) Posisi tengkulak yang lebih kuat dari petani pada penetapan harga

4) Standarisasi pupuk organik belum jelas (yang dijual di toko/pasar)

5) Subsidi pupuk organik sama besarnya dengan pupuk anorganik

6) Lokasi budidaya padi organik belum menjadi kesatuan daerah budidaya

7) Tahap konversi lahan anorganik menjadi lahan organik membutuhkan waktu lama

8) Munculnya produk beras organik dari daerah lain

Strategi S-T: 1) Melakukan pemetaan daerah yang

paling berpotensi dalam produksi beras organik (S1, S2, S7, T6, T7)

2) Melakukan rehabilitasi lahan sawah yang kurang produktif menjadi produktif dalam produksi beras organik (S7, S8, S9, T6, T7)

Strategi W-T: 1) Meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia (petani) melalui pelatihan dan peningkatan ketrampilan, penguatan kelembagaan koperasi OVOP (W7, W8, W9, W10, T1, T3, T4, T5, T7)

2) Menjaga kualitas produk beras organik agar menjadi produk andalan di mata konsumen (W1, T2, T8)

Sumber: Analisis Hasil Penelitian

Page 125: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

D. Penentuan Prioritas Strategi dengan Matrik QSP

Berdasarkan hasil analisis Matrik IE dan Matrik SWOT telah

diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh

pemerintah daerah dalam pengembangan produk unggulan beras organik

melalui konsep OVOP(One Village One Product) berbasis koperasi. Dari

analisis matrik IE (internal-eksternal) menunjukkan bahwa posisi

pemerintah daerah dalam mengembangkan produk unggulan beras organik

melalui konsep OVOP berbasis koperasi berada pada posisi tumbuh dan

membangun, dengan beberapa alternatif strategi yaitu strategi intensif

berupa penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk.

Sedangkan pada analisis matrik SWOT dapat dirumuskan 8 (delapan)

alternatif strategi yang selanjutnya dipilih untuk menjadi prioritas strategi.

Penentuan prioritas strategi yang tepat dan utama, maka dilakukan dengan

analisis QSPM untuk tahapan pengambilan keputusan. Analisis QSPM

memadukan antara alternatif strategi pada tahapan matching stage yaitu

perpaduan antara matrik IE (Internal Eksternal) dan Matrik SWOT yang

telah diperoleh. Alternatif strategi dari Matrik SWOT dan Matrik IE

menghasilkan 3 strategi dimana strategi tersebut merupakan perpaduan

antara alternatif strategi pada ke dua matrik yang digunakan. Alternatif

tersebut antara lain:

1) Alternatif strategi 1 : Membangun Brand Image produk beras organik

melalui pameran-pameran (dalam dan luar daerah) dan membuka

stand di lokasi wisata.

Strategi ini mempunyai hubungan dengan strategi penetrasi pasar

yang diperoleh pada matrik IE. Strategi penetrasi pasar adalah suatu

strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk meningkatkan

penjualannya atas produk dan pasar yang telah tersedia melalui usaha-

usaha pemasaran yang lebih agresif. Menurut David (2009) strategi

penetrasi pasar merupakan strategi yang mengusahakan peningkatan

pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya

pemasaran yang lebih besar. Strategi ini merupakan salah satu upaya

Page 126: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

untuk melangkah pada pasar yang lebih luas dengan cara memperluas

kegiatan pemasaran melalui promosi dengan menambah lokasi

pemasaran di lokasi yang strategis/tempat wisata karena dapat

memperkenalkan/menanamkan citra produk beras organik pada semua

kalangan ekonomi masyarakat di dalam daerah maupun luar daerah.

Strategi ini didukung dengan adanya faktor peluang terbukanya pasar

beras organik di luar daerah/kabupaten. Langkah kedepannya

Pemerintah/instansi terkait di Kabupaten Karanganyar dapat

mendorong masyarakat untuk membeli lebih sering, sekaligus untuk

membeli lebih banyak setiap pembelian produk beras organik melalui

promosi harga saat kegiatan pameran dan stand basar.

2) Alternatif strategi 2: Pengoptimalan kapasitas produksi dan mutu

beras organik yang tersertifikasi dengan pemanfaatan bantuan

peralatan dari bantuan OVOP untuk memenuhi permintaan pasar luar

daerah.

Alternatif strategi ini berhubungan dengan strategi pengembangan

pasar dan peluang yang ada pada matrik SWOT. Strategi

pengembangan pasar ini merupakan strategi untuk memperluas

wilayah pemasaran produk beras organik ke luar daerah. David (2009)

menyatakan bahwa pengembangan pasar merupakan pengenalan

produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang

baru. Strategi ini erat kaitannya dengan pengembangan pasar. Hal ini

disebabkan bahwa pada keadaan di lapang beras organik sudah dapat

dipasarkan pada pasar luar daerah (Jakarta) akan tetapi jumlahnya

masih terbatas. Strategi ini didukung dengan peluang yaitu terbukanya

pasar beras organik di luar daerah/kabupaten dan tingginya

permintaan beras organik di luar daerah. Oleh karena hal tersebut,

alternatif strategi ini dapat meningkatkan pemasaran produk ke luar

daerah untuk dapat menangkap peluang yang ada.

Page 127: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

3) Alternatif strategi 3: Melakukan pemetaan daerah yang paling

berpotensi dalam produksi beras organik.

Strategi tersebut sebagai upaya untuk mengembangkan produk

beras organik dapat dilakukan dengan pewilayahan atau pemetaan

potensi daerah yang mampu mengoptimalkan sumber daya alam di

Kabupaten Karanganyar untuk mengembangkan beras organik. Faktor

kekuatan yang dapat mendukung terlaksananya strategi ini adalah

lahan sawah potensial di Kabupaten Karanganyar yang luas sebesar

48.783 Hektar dan adanya Asosiasi Petani Padi Organik (APPO).

Alternatif strategi ini merupakan bagian dari strategi pengembangan

produk. Strategi ini dapat mendukung terjadi pengembangan produk

yang berpandangan pada jangka panjang khususnya persediaan

produk beras organik yang kemudian dapat mendukung modifikasi

produk pada modifikasi kemasan produk. Menurut David (2009)

Strategi pengembangan produk adalah suatu strategi yang

mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau

memodivikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Produk beras

organik di Kabupaten Karanganyar memerlukan sebuah strategi

pengembangan produk sehingga untuk mencapai hal tersebut

diperlukan beberapa upaya awal salah satunya meningkatkan produksi

dengan pemetaan wilayah yang paling berpotensi dalam produksi

beras organik.

Alternatif strategi 1, 2 dan 3 dapat menjadi prioritas strategi dengan

melalui perhitungan yang dapat ditampilkan pada hasil Nilai Daya

Tarik matrik QSP(Quantitative Strategi Planning) yang ditampilkan

pada tabel di bawah ini:

Page 128: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Tabel 27. Matriks QSPM pada Pengembangan Produk Unggulan Beras Organik Melalui Konsep OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar

Faktor-Faktor Strategis Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

Faktor Kunci Internal Bobot AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan 1. Lahan sawah potensial yang

luas sebesar 48.783 Ha 0,10772 3 0,32316 2 0,21544 4 0,43088 2. Motivasi petani yang tinggi

dalam budidaya padi organik 0,0252 1 0,0252 2 0,0504 2 0,0504 3. Terdapat fasilitas pemasaran

(koperasi pemasar/induk/AGRIKA) beras organik di Kab. Kra 0,040392 3 0,121176 1 0,040392 2 0,080784

4. Adanya promosi untuk pengenalan produk beras organik Kabupaten Karanganyar 0,036392 3 0,109176 2 0,072784 1 0,036392

5. Koperasi produsen menyediakan berbagai sarana produksi 0,0708 1 0,07080 2 0,1416 3 0,2124

6. Terdapat penelitian dan pengecekan pada lahan organik yang telah tersertifikasi 0,031492 1 0,031492 2 0,062984 3 0,094476

7. Ada pembinaan dari Balai Penyuluh Pertanian setiap kecamatan 0,0264 3 0,0792 2 0,0528 4 0,1056

8. Adanya Asosiasi Petani Padi Organik (APPO) 0,036092 1 0,036092 3 0,108276 2 0,72184

9. Terdapat SOP (Standart Operating Procedure) pada on-farm 0,040392 4 0,161568 2 0,080784 3 0,121176

10. Pinjaman modal dari Koperasi Induk kepada Koperasi Produsen 0,0396 1 0,0396 3 0,1188 2 0,0792

Kelemahan 1. Terbatasnya lahan padi

organik yang tersertifikasi organik SNI 5,59 Ha 0,07772 2 0,15544 4 0,31088 3 0,23316

2. Jumlah produk beras organik masih terbatas 0,060692 2 0,121384 3 0,182076 4 0,242768

3. Kemasan dan pelabelan produk beras organik masih sederhana 0,036092 2 0,072184 3 0,108276 2 0,072184

4. Belum ada kebijakan yang tegas dari pemerintah pada budidaya padi organik 0,03172 1 0,03172 2 0,06344 3 0,09516

5. Koordinasi antar dinas terkait yang masih lemah 0,059994 1 0,059994 3 0,179982 2 0,119988

6. Kurang optimalnya kerja Petugas Penyuluh Pertanian 0,03472 1 0,03472 3 0,10416 2 0,06944

7. Peran koperasi produsen OVOP belum maksimal 0,032074 2 0,064148 3 0,096222 2 0,064148

8. Tidak semua petani padi organik tergabung dalam koperasi produsen OVOP 0,09112 1 0,09112 3 0,27336 2 0,18224

9. Dibutuhkan waktu yang lama 0,083394 1 0,083394 2 0,166788 3 0,250182

Page 129: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

untuk mendorong petani menuju organik

10. Pengetahuan petani mengenai pasar dan beras organik masih rendah 0,037994 3 0,113982 2 0,075988 1 0,037994

Faktor Kunci Eksternal Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

Peluang Bobot AS TAS AS TAS AS TAS 2. Terbukanya pasar beras

organik di luar daerah/kabupaten 0,084 4 0,336 3 0,252 2 0,168

3. Tingginya permintaan beras organik 0,07 4 0,28 3 0,21 2 0,14

4. Harga produk beras organik lebih mahal dibanding beras anorganik 0,079 2 0,158 3 0,237 1 0,0,079

5. Adanya gaya hidup baru Back To Nature 0,073 3 0,219 4 0,292 2 0,146

6. Peningkatan pengunjung wisata setiap tahun 0,046 3 0,138 4 0,184 2 0,092

7. Adanya Program pemerintah provinsi (Koperasi dan UMKM) melalui OVOP 0,0732 3 0,2196 4 0,2928 2 0,1464

8. Bantuan fasilitas/teknologi dari OVOP Provinsi Jawa Tengah 0,0672 2 0,1344 4 0,2688 3 0,2016

9. Adanya program gerakan pertanian organik (Go Organic) 0,044 1 0,044 2 0,088 3 0,132

Ancaman 1. Ketersediaan pupuk

anorganik yang banyak di pasar, berbanding terbalik dengan pupuk organik 0,0592 2 0,1184 3 0,1184 2 0,1184

2. Persepsi konsumen akan produk beras organik masih rendah 0,066 4 0,264 3 0,198 2 0,132

3. Posisi tengkulak yang lebih kuat dari petani pada penetapan harga 0,052 2 0,104 3 0,156 1 0,052

4. Standarisasi pupuk organik belum jelas (yang dijual di toko/pasar) 0,0872 2 0,1744 4 0,3488 3 0,2616

5. Subsidi pupuk organik sama besarnya dengan pupuk anorganik 0,032 2 0,064 3 0,096 1 0,032

6. Lokasi budidaya padi organik belum menjadi kesatuan daerah budidaya 0,062 2 0,124 3 0,186 4 0,248

7. Tahap konversi lahan anorganik menjadi lahan organik membutuhkan waktu lama 0,0752 1 0,1504 2 0,1504 3 0,2256

8. Munculnya produk beras organik dari daerah lain 0,03 3 0,09 2 0,06 1 0,03

TOTAL TAS 4,44375 5,643632 5,505012

Sumber : Analisis Data Primer, 2012

Page 130: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Berdasarkan hasil penilaian dengan matrik QSP(Quantitative Strategi

Planning), maka diperoleh prioritas strategi pengembangan yang terpilih. Prioritas

strategi yang diperoleh dapat diperoleh dengan nilai daya tarik (TAS/Total

Attractiveness Score) yang terbesar. Dengan demikian strategi pengembangan

produk unggulan beras organik melalui konsep OVOP(One Village One Product)

berbasis koperasi dapat diimplementasikan oleh instansi/pemerintah daerah sesuai

kewenangannya.

Prioritas strategi yang diperoleh dalam pengembangan produk unggulan

beras organik melalui konsep OVOP berbasis koperasi di Kabupaten Karanganyar

adalah Pengoptimalan kapasitas produksi dan mutu beras organik yang

tersertifikasi dengan pemanfaatan bantuan peralatan dari OVOP untuk memenuhi

permintaan pasar luar daerah. Strategi prioritas ini terpilih dengan perolehan total

Nilai Daya Tarik (TAS) terbesar yaitu 5,643632 yaitu pada alternatif strategi 2.

Strategi prioritas yang terpilih tersebut merupakan strategi yang meniktikberatkan

untuk mencapai pengembangan pasar. Strategi ini untuk mengimbangi aspek

permintaan pasar dan merupakan suatu langkah untuk menambah kapasitas

produk agar dapat melayani pasar yang lebih luas. Strategi ini kedepannya akan

dapat menjadi suatu pembuka bagi strategi pegembangan pasar produk beras

organik.

Strategi ini didukung dengan adanya faktor peluang yang bernilai

AS/Attrativeness Score: 4 yaitu adanya gaya hidup baru Back To Nature

Peningkatan pengunjung wisata setiap tahun, adanya Program pemerintah

provinsi (Koperasi dan UMKM) melalui OVOP Bantuan fasilitas/teknologi dari

OVOP Provinsi Jawa Tengah. Beberapa aspek peluang eksternal yang ada maka

strategi ini dapat diterapkan sebagai mestinya untuk menghindari ancaman yang

dapat mengahambat pengembangan produk unggulan beras organik melalui

konsep OVOP berbasis koperasi.

Page 131: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Strategi Pengembangan Produk

Unggulan Beras Organik Melalui Konsep OVOP (One Village One

Product) Berbasis Koperasi di Kabupaten Karanganyar, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor internal dan eksternal pada pengembangan produk

unggulan beras organik melalui konsep OVOP (One Village One

Product) berbasis koperasi di Kabupaten Karanganyar.

a) Faktor internal yang menjadi kekuatan meliputi: lahan sawah

potensial yang luas sebesar 48.783 hektar, motivasi petani yang

tinggi dalam budidaya padi organik, terdapat fasilitas pemasaran

(koperasi pemasar/induk/AGRIKA) beras organik di Kabupaten

Karanganyar, adanya promosi untuk pengenalan produk beras

organik Kabupaten Karanganyar, koperasi produsen menyediakan

berbagai sarana produksi, terdapat penelitian dan pengecekan pada

lahan organik yang telah tersertifikasi, ada pembinaan dari Balai

Penyuluh Pertanian setiap kecamatan, adanya Asosiasi Petani Padi

Organik (APPO), terdapat SOP (Standart Operating Procedure)

pada on-farm dan pinjaman modal dari koperasi induk kepada

koperasi produsen.

b) Faktor internal yang menjadi kelemahan meliputi : terbatasnya lahan

padi organik yang tersertifikasi organik SNI, jumlah produk beras

organik masih terbatas, kemasan dan pelabelan produk beras organik

masih sederhana, belum ada kebijakan yang tegas dari pemerintah

pada budidaya padi organik, koordinasi antar dinas terkait yang

masih lemah, kurang optimalnya kerja Petugas Penyuluh Pertanian,

peran koperasi produsen OVOP belum maksimal, tidak semua petani

padi organik tergabung dalam koperasi produsen OVOP, dibutuhkan

114

Page 132: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

waktu yang lama untuk mendorong petani menuju organik,

pengetahuan petani mengenai pasar dan beras organik masih rendah.

c) Faktor eksternal yang menjadi peluang meliputi : terbukanya pasar

beras organik di luar daerah/kabupaten ,tingginya permintaan beras

organik, harga produk beras organik lebih mahal dibanding beras

anorganik, adanya gaya hidup baru Back To Nature, peningkatan

pengunjung wisata setiap tahun, adanya Program pemerintah

provinsi (Koperasi dan UMKM) melalui OVOP, bantuan

fasilitas/teknologi dari OVOP Provinsi Jawa Tengah dan adanya

program gerakan pertanian organik (Go Organic).

d) Faktor eksternal yang menjadi ancaman meliputi : ketersediaan

pupuk anorganik yang banyak di pasar, berbanding terbalik dengan

pupuk organik, persepsi konsumen akan produk beras organik masih

rendah, posisi tengkulak yang lebih kuat dari petani pada penetapan

harga, standarisasi pupuk organik belum jelas (yang dijual di

toko/pasar), subsidi pupuk organik sama besarnya dengan pupuk

anorganik, lokasi budidaya padi organik belum menjadi kesatuan

daerah budidaya, tahap konversi lahan anorganik menjadi lahan

organik membutuhkan waktu lama dan munculnya produk beras

organik dari daerah lain

2. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan produk

unggulan beras organik melalui konsep OVOP (One Village One

Product) berbasis koperasi antara lain:

a) Pengoptimalan kapasitas produksi dan mutu beras organik yang

tersertifikasi dengan pemanfaatan bantuan peralatan dari bantuan

OVOP untuk memenuhi permintaan pasar.

b) Membangun Brand Image produk beras organik melalui pameran-

pameran (dalam dan luar daerah) dan membuka stand di lokasi

wisata.

c) Melakukan pemetaan daerah yang paling berpotensi dalam produksi

beras organik.

Page 133: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · Alternatif strategi menggunakan matrik SWOT dan matrik IE.Prioritas strategimenggunakan QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

3. Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam upaya pengembangan

produk unggulan beras organik melalui konsep OVOP (One Village One

Product) berbasis koperasi adalah pengoptimalan kapasitas produksi dan

mutu beras organik yang tersertifikasi dengan pemanfaatan bantuan

peralatan dari OVOP untuk memenuhi permintaan pasar

(nilai TAS/Total Attractiveness Score 5,643632).

B. Saran

1. Hendaknya penggunaan peralatan pertanian bantuan dari OVOP (One

Village One Product) Provinsi Jawa Tengah dapat dimanfaatkan secara

merata dengan pengaturan peminjaman peralatan oleh koperasi

produsen bagi kepentingan semua petani anggota pada lahan sawah

potensial yang ada di Kabupaten Karanganyar.

2. Hendaknya strategi yang dihasilkan dari penelitian ini dapat menjadi

pertimbangan bagi pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan

dalam pengembangan produk beras organik dengan kerjasama yang

baik Disperindagkop dan UMKM, Dispertan, BP4K, Dinas Peternakan

salah satunya penguatan kegiatan-kegiatan seperti pelatihan dan

pembinaan secara intensif kepada petani padi organik untuk menunjang

keberlanjutan produksi dan mutu beras organik, penguatan sistem

pemasaran dan packaging produk beras organik di Kabupaten

Karanganyar.