FAKTOR-FAKTOR EFEKTIVITAS PROGRAM “SAKINAH,...
Transcript of FAKTOR-FAKTOR EFEKTIVITAS PROGRAM “SAKINAH,...
FAKTOR-FAKTOR EFEKTIVITAS PROGRAM “SAKINAH,
MAWADDAH, WA RAHMAH (SAMARA)” DALAM
PEMBINAAN KELUARGA ISLAMI DI RADIO DAKTA 107
FM BEKASI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh
Diah Anggraini
NIM: 107051002626
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu penyataan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 Maret 2011
Diah Anggraini
ABSTRAK
Diah Anggraini
Faktor-Faktor Efektivitas Program “ Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah
(SAMARA)” dalam Pembinaan Keluarga Islami di Radio Dakta 107 FM
Bekasi
Keluarga Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah (SAMARA) merupakan
keluarga yang dibangun berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah. Yakni keluarga yang
didalamnya terdapat keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan secara materi
(bersifat kebendaan) dan kebutuhan secara non materi (kasih sayang dan cinta).
Dalam hal ini, Radio Dakta memiliki tujuan untuk membina masyarakat Bekasi
untuk membina keluarganya menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah wa
Rahmah, dengan bantuan narasumber yang ahli dibidang keluarga.
Keefektifannya dalam menyampaikan pesan-pesan keluarga sakinah yang
dikemasnya sesuai dengan kebutuhan pendengar mampu memberikan
kontribusinya dalam menyelesaikan problematika keluarga dan mampu
memasangkan ± 20 pasangan. Adapun pembahasan lebih rinci terumuskan dalam
pertanyaan: (1) apa faktor pendukung efektivitas format siaran program Samara?,
(2) apa faktor pendukung pesan yang dikemas tim produksi?, (3) apa faktor
pendukung efektivitas kerja tim produksi?, dan (4) bagaimana keseimbangan
program Samara on air dan off air?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif –analisis, yang
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor efektivitas program Sakinah,
Mawaddah, wa Rahmah (SAMARA) dalam pembinaan keluarga Islami di Bekasi.
Melalui observasi partisipan, wawancara, Focus Group Disscution (FGD) pada
pendengar Samara, dan dokumentasi berupa rekaman program Sakinah,
Mawaddah, wa Rahmah (SAMARA) yang disiarkan secara on air dan foto-foto
kegiatan Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah (SAMARA) secara off air.
Hasil penelitian ini menunjukkan 1) format yang digunakan adalah format
Prolog Skrip Kasus, Prolog Pendalaman Materi dengan Dua Arah, dan Tanya
Jawab Multimedia,dengan faktor pendukung yang berorientasi pada narasumber,
2) faktor pendukung pesan yang terdiri dari: (a)urutan pesan deduktif, (b) gagasan
menarik selanjutnya menerima pesan, (c) imbauan rasional, imbauan motivasi,
dan imbauan emosional sebagai faktor pendukung, (d) abstraksi pesan, dan (e)
pesan nonverbal, 3) faktor pendukung seorang komunikator yang terdiri dari: (a)
kredibiilitas prior ethos, (b) atraksi narasumber, dan (c) kekuasaan tim produksi,
dan 4) faktor pendukung keseimbangan program Samara on air dan off air adalah
(a) kerjasama tim produksi dan keaktifan narasumber dalam menyeimbangkan
pra-produksi sampai produksi bahkan sampai pasca produksi, (b) profesi radio
sebagai Radio Islam, Radio Dakwah, (c) faktor nonverbal (pesan paralinguistik),
dan (d) faktor komunikator yang menunjukkan kredibilitasnya.
Berdasarkan temuan dan simpulan penelitian ini, maka dapat disimpulkan
bahwa faktor pendukung yang menonjol dalam efektivitas program Samara
dipengaruhi oleh orientasi narasumber dalam kegiatan on air maupun off air.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Illahi Rabbi, karena dengan rahmat,
hidayah-Nya, serta shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
saw, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.
Skripsi ini tidak akan bisa tuntas tanpa bantuan, bimbingan, arahan,
dukungan serta kontribusi dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayahanda tercinta Pitoyo dan Ibunda tercinta Warih Septiarti serta Kakak ku
Teguh Indrianto beserta Istrinya, Nurmalia Susanti dan Ricky Restianto yang
selalu memberikan semangat dan pembelajaran yang tiada hentinya.
2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, serta Seketaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. DR. Armawati Arbi, M. Si yang telah menyempatkan waktu untuk
memberikan bimbingannya hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini
berdasarkan cara penulisannya, tujuannya, dan manfaat bagi masyarakat
akademik.
5. Seluruh dosen atas segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan,
dan pengalaman yang mendorong penulis selama menempuh studi, serta
seluruh staff akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Pimpinan dan segenap staff Radio DAKTA 107 FM, yang telah bekerjasama
dalam kelancaran penelitian skripsi ini serta motivasinya.
7. Ust. Anwar Anshari Mahdum Spd. yang telah bekerjasama dalam memenuhi
data-data penelitian serta motivasinya untuk menyelesaikan penelitian.
8. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah .
9. Semua sahabat – sahabat ku seperjuangan KPI 2007, yang telah bersama-sama
berjuang dan saling memberikan pengalaman dan motivasi.
10. Semua sahabat – sahabatku di Dewan Alumni SMAN (DASMAN) 3 Bekasi,
teman-teman Dewan Kepengurusan Masjid (Rohis) SMAN 3 Bekasi dan
sahabat – sahabatku di Bekasi. Semoga Allah memudahkan langkah kita.
11. Semua sahabat – sahabatku di UKM Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Syahid, dan Komisariat Dakwah Ushuludin dan Dakwah (KOMDA USWAH),
terima kasih atas doanya. Allah selalu bersama kita.
Akhirnya penulis menyadari dengan wawasan keilmuan penulis
yang masih sedikit, referensi dan rujukan-rujukan lain yang belum terbaca,
menjadikan penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Namun, penulis telah
berupaya menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sebagai bahan perbaikan penulisan ini. Penulis
berharap semoga Allah swt, memberikan balasan yang lebih dari semua pihak
pada umumnya.
Bekasi, Maret 2011
Diah Anggraini
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Permasalahan 1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5
D. Tinjauan Pustaka 6
E. Kerangka Konsep 8
F. Metodologi Penelitian 11
G. Teknis Penulisan 13
H. Sistematika Penulisan 13
BAB II. KAJIAN TEORI 15
A. Format Program Radio 15
B. Faktor-Faktor Pendukung Efektivitas Pesan 28
C. Faktor-Faktor Pendukung Efektivitas Seorang Komunikator 37
BAB III. GAMBARAN UMUM PROGRAM SAMARA DAN RADIO
DAKTA 107 FM BEKASI 43
A. Sejarah Radio Dakta 107 FM Bekasi 43
B. Profil Program Samara Dakta On air 47
C. Profil Program Samara Dakta Off air 51
BAB IV. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG EFEKTIVITAS
PROGRAM SAMARA RADIO DAKTA 107 FM BEKASI 54
A. Faktor Pendukung Format Program Samara 54
B. Faktor Pendukung Pesan Program Samara 60
C. Karakter Komunikator Program Samara 80
D. Keseimbangan Program Samara On air dan Off air 89
BAB V. PENUTUP 93
A. Kesimpulan 93
B. Saran 94
DAFTAR PUSTAKA 96
LAMPIRAN 98
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi yang efektif apabila pesan yang disampaikan komunikator
dapat dipahami oleh komunikannya, baik komunikasi secara langsung atau
melalui chanel. Makna pesan yang disampaikan komunikator haruslah sama
saat pesan itu sampai pada komunikan. Sehingga komunikator dapat
mempengaruhi sikap komunikan. Efektivitas dalam memaknai pesan timbul
adanya sikap komunikan dalam melaksanakan pesan yang diterimanya.
Misalnya saja seorang anak kepada orang tuanya. Jika si anak melakukan
perintah orang tuanya sesuai dengan keinginan orang tuanya, maka
komunikasi yang terjalin efektif. Kemudian keefektifan komunikasi terlihat
dari kenyamanan dan kesenangan komunikan saat menjalin interaksi dengan
komunikator. Kesenangan ini yang akan mengembangkan suasana
komunikasi. Pesan yang disampaikan akan seragam sampai akhirnya
komunikator dan komunikan menimbulkan sikap saling percaya.
Efektivitas bermula dari komunikator dan pesannya. Komunikan atau
pendengar tidak hanya mendengarkan apa yang komunikator sampaikan akan
tetapi juga melihat siapa dia. Bukan hanya apa yang disampaikan tetapi siapa
yang menyampaikan. Maka, dalam karakter komunikator, Aristoteles
menyebutnya sebagai ethos. Ethos atau faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas komunikator terdiri dari kredibilitas, atraksi, dan kekuasaan. Akan
tetapi, komunikator tidak lepas dari pesannya. Efektivitas pesan itu sendiri
dilihat dari urutan pesannya, struktur pesannya, bahasa verbal dan non-
verbalnya, imbauan pesan dan ada/tidaknya abstraksi dalam pesan.1
Karakter efektivitas komunikasi tersebut tidak hanya dilakukan saat
komunikasi secara face to face (pertemuan langsung), tetapi juga melalui
media massa. Pesan yang disampaikan terurut dan terstruktur sehingga
komunikan yang membaca atau yang mendengarnya paham dengan maksud
komunikatornya. Seperti halnya penyampaian pesan melalui media massa
elektronik, Radio. Radio memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai
sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh luas. Radio memiliki posisi
yang stragtegis dan banyak kelebihan, diantaranya radio memiliki
kesederhanaan probability dan kemampuan menjangkau setiap pendengarnya
yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan lain sekalipun, atau bahkan sedang
menikmati media massa lainnya. Hal ini dikarenakan radio tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu. Suatu pesan yang disampaikan oleh penyiar dan pada saat
itu juga dapat diterima oleh masyarakat, walaupun sasaran yang dituju sangat
jauh.2
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki radio membuat komunikator untuk
mengemas pesannya sehingga komunikan paham dengan apa yang
didengarnya dan menyikapi apa yang telah didengarnya. Seperti radio Dakta
yang dapat menyampaikan visi-misinya melalui pesan-pesan yang dikemas
dalam program-programnya. Radio Dakta adalah radio komersial yang
memiliki karakter sebagai radio informasi. Memberikan informasi secara
1 Jalaluddin Rakhmat, M. Sc. Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya:
2008), h. 256-294 2 Onong Uchajan Effendy. Dinamika Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya,2000).
Cet. Ke-4, h.108
umum dengan realitas yang ada dan memberikan informasi tentang keislaman.
Walaupun sebagai radio informatif, Radio Dakta hanya memberikan
informasi-informasi yang bermanfaat bagi pendengarnya. Terutama informasi
keislaman, yang dikemas dalam program-program unggulan. Salah satu
progam yang memberikan informasi tentang keislaman adalah program
Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah (SAMARA) Dakta dalam pembinaan
keluarga Islami di masyarakat Bekasi. Untuk selanjutnya penulis
mengangkatnya dengan nama “Samara”.
Program Samara merupakan program yang pesannya membina
masyarakat, khususnya di Bekasi untuk menerapkan keluarga Sakinah,
Mawaddah, dan Rahmah. Program ini terbentuk dari banyaknya pertanyaan
yang masuk dalam program antatas alwanah religi (anda bertanya kami
menjawab) mengenai problematika keluarga dan belum juga bertemu dengan
jodohnya, sehingga membentuk program Samara. Adapun faktor lainnya,
adalah kurangnya pemahaman masyarakat dalam mengelola keluarga sesuai
dengan syariat Islam. Seperti yang dijelaskan dalam surat ar-Ruum ayat 21.
Artinya:
“dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir.”
Program Samara telah menyumbangkan paradigmanya tentang keluarga
sakinah, mawaddah, wa rahmah dalam kehidupan masyarakat di Bekasi.
Banyak yang antusias dengan program tersebut dengan mengikuti kegiatan
program Samara baik on air maupun off airnya. Pada program Samara on air
yang secara live disiarkan pendengar dapat bertanya langsung pada
narasumber. Narasumber memberikan paradigma kajian ilmiah mengenai
keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah. Sehingga membuat pendengar
memahami syariat Islam baik dalam mengelola keluarga maupun dalam
meraih pasangan hidup kedepannya. Sedangkan program Samara off air
merupakan program Samara turunan yang bersifat konsultasi yang tidak
dibatasi dengan waktu dan berinteraksi langsung dengan narasumbernya
dalam bentuk kajian/ta’lim dan pembentukkan kelompok (halaqah).
Dalam Program Samara dengan narasumber memberikan pengalaman dan
pemahamannya dalam mengelola keluarga yang sakinah, mawaddah, wa
rahmah dengan pesan-pesan yang dikemas sesuai dengan karakter
pendengarnya. Sehingga masyarakat khususnya keluarga di Bekasi, mampu
memahami dan melaksanakan makna pesan dari narasumbernya. Mampu
mengatasi permasalahan rumah tangga dan mampu mengatasi kegelisahan
karena belum mendapat pendamping hidup sebanyak 20 pasang sampai saat
ini.3 Tidak hanya itu, pendengar juga ikut mensukseskan kajian Samara off
air sehingga menjadi anggota Samara.
3 Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program
Samara. (Bekasi: 25 Desember 2010)
Berangkat dari pemikiran di atas penulis tertarik untuk mengangkat judul
penelitian “FAKTOR-FAKTOR EFEKTIVITAS PROGRAM
“SAKINAH, MAWADDAH, WA RAHMAH (SAMARA)” DALAM
PEMBINAAN KELUARGA ISLAMI DI RADIO DAKTA 107 FM
BEKASI”. Yakni menganalisis lebih dalam faktor-faktor efektivitas program
Samara di Radio Dakta 107 FM.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan MasalaH
1. Pembatasan Masalah
Penelitian ini berfokus pada tim produksi, pesan dan channel efektivitas
yaitu format program Samara di Radio Dakta 107 FM Bekasi, baik program
Samara on air maupun off air.
2. Perumusan Masalah
Untuk itu, permasalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi faktor-faktor efektivitas yang meliputi
sebagai berikut:
a. Apa faktor-faktor pendukung efektivitas format siaran yang disiarkan
program Samara di Radio Dakta?
b. Apa faktor-faktor pendukung efektivitas pesan yang dikemas oleh tim
produksi?
c. Faktor-faktor pendukung efektivitas kerja tim produksi program
Samara di Radio?
d. Apakah program on air dan program off air saling mendukung
efektivitas program Samara di Radio Dakta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung efektivitas format siaran
terhadap siaran langsung program Samara di Radio Dakta,
b. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung efektivitas pesan yang
dikemas dalam program Samara di Radio Dakta,
c. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung efektivitas kerja tim
produksi dalam program Samara di Radio Dakta,
d. Untuk mengetahui program Samara on air dan off air saling
mendukung efektivitas program.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Secara akademis: menambah dan memperkaya wawasan pengetahuan
konsep efektivitas dalam produksi program.
b. Secara praktisi: memberikan gambaran pada media massa lainnya yang
menjadi sarana dakwah untuk memakai metode dan format yang sesuai
dengan kebutuhan objek dakwah.
D. Tinjauan Pustaka
Ulfatun Ni’mah menulis skripsi dengan judul “ Studi terhadap Konseling
Keluarga pada Program Samara di Radio Dakta 107 FM”.4 Kesamaan
4 Ulfatun Ni’mah. Studi Terhadap Konseling Keluargga Pada Program Samara Di Radio
Dakta 107 FM. Skripsi Bimbingan Penyuluhan Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi.
UIN Syarif Hidayatullah. 2010
penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah pada objek penelitiannya
yaitu program Samara di Radio Dakta 107 FM. Juga subjeknya yang
mengarah pada pendengar Radio Dakta 107 FM dalam konteks keluarga. Juga
metodologinya dengan pendekatan kualitatif, analisis-deskriptif. Perbedaannya
penelitian penulis terhadap penelitian sebelumnya adalah pada permasalahan
yang akan diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfatun Ni’mah mengenai
studi konseling program Samara, sedangkan penelitian penulis mengenai
faktor-faktor efektivitas program Samara dalam mengemas pesan keluarga
yang Islami.
Gita Desie Permanasari menulis skripsi dengan judul “ Efektivitas
Program Iklan TV Produk Minuman Okky Jelly Drink terhadap Mahasiswa
Fisip UI”.5 Perbedaan dengan penelitian ini adalah fokus penelitiannya pada
efektivitas iklan terhadap mahasiswa UI. Objek dan subjeknya pun berbeda,
objeknya terhadap efek mahasiswa UI, subjeknya pada program iklan
minuman Okky Jelly Drink dengan metode survei. Sedangkan penelitian ini
fokus penelitiannya pada faktor-faktor efektivitas program Samara, maka
objek penelitian ini adalah program Samara, sedangkan subjeknya adalah tim
produksi dan pendengar program Samara.
Silma Mausuli menulis skripsi dengan judul “Efektivitas Dakwah
Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi DKI Jakarta
melalui Program Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tahun 2009”6.
5 Gita Desie Permanasari. Efektivitas Program Iklan TV Produk Minuman Okky Jelly
Drink terhadap Mahasiswa Fisip UI. Skripsi Komunikasi. Fakultas Fisip. Universitas Indonesia.
2006 6 Silma Mausuli. Efektivitas Dakwah Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ)
Provinsi DKI Jakarta melalui Program Musahabah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tahun 2009.
Skripsi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. 2010.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah fokus penelitiannya pada efektivitas
dakwah pada lembaga. Subjek dan objeknya berbeda, subjeknya terhadap
Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an, sedangkan objeknya terhadap
program Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ). Metode yang digunakan adalah
survei lapangan. Sedangkan penelitian ini fokus peneliannya pada faktor-
faktor efektivitas program Samara, maka objek penelitian ini adalah program
Samara, sedangkan subjeknya adalah tim produksi dan pendengar program
Samara.
E. Kerangka Konsep
Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (1974:9-14), komunikasi
yang efektif menimbulkan tanda-tanda pengertian, kesenangan, mempengaruhi
sikap, hubungan sosial yang baik dan tindakan. Pengertian yang dimaksud
disini adalah penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud
Faktor-faktor
Pendukung
Efektivitas
Komunikasi
Efektivitas Komunikator
- Kredibilitas
- Atraksi
- Kekuasaan
Efektivitas Pesan
- Urutan pesan
- Sturktur pesan
- Imbauan pesan
- Abstraksi
- Non-verbal
Faktor Pendukung
Pengemasan program
keluarga Sakinah
oleh komunikator. Apa yang dimaksud komunikator dipahami oleh komunikan.
Kesenangan bukanlah mencari informasi. Akan tetapi, komunikasi yang
dilakukan untuk menimbulkan kehangatan, akrab dan menyenangkan.
Mempengaruhi sikap, merupakan komunikasi yang dilakukan memiliki tujuan
dan maksud tertentu. Sedangkan hubungan sosial yang baik akan melahirkan
tindakan dalam masyarakat7. Seperti Lott dan Lott (1966) menemukan bahwa
murid-murid belajar bahasa Spanyol lebih cepat bekerja sama dengan orang-
orang yang mereka senangi.
Efektivitas komunikator dipengaruhi oleh faktor kredibilitas, atraksi dan
kekuasaan. Kredibilitas merupakan persepsi komunikan terhadap komunikator.
Tingkat kepercayaan yang ditimbulkan komunikan terhadap komunikator.
Atraksi merupakan komunikasi yang dilakukan komunikator terhadap
komunikan dikarenakan adanya kesamaan dan daya tarik fisik. Akan tetapi,
atraksi lebih banyak terjadi jika ada kesamaan satu sama lain. Sedangkan
kekuasaan, kekuatan komunikator dalam komunikasi. Komunikator memiliki
kekuatan untuk melakukan apapun terhadap komunikas. Hal ini, tidak lain
merupakan hasil dari kredibilitas dan atraksi komunikator terhadap
komunikan.8
Aristoteles, dalam buku klasik tentang komunikasi De Arte Rhetorika,
menerangkan peranan taxis dalam memperkuat efek pesan persuasif. Yang
dimaksud taxis ialah pembagian atau rangkaian penyusunan pesan. Penyusunan
pesan ditujukan untuk mudah dingat dan dapat melahirkan perubahan sikap.
Pesan yang tersusun akan mudah dipahami oleh komunikannya. Setelah pesan
7 Jalaluddin Rakhmat, M. Sc. Psikologi Komunikasi. (PT.Remaja Rosdakarya: Bandung,
2008), h. 13-15 8 Ibid, h. 256-267
itu tersusun, pesan juga terstruktur. Struktur pesan menunujukkan konsisten
pesan oleh komunikator sehingga dapat mempengaruhi komunikan, baik dari
sikap maupun cara berpikirnya. Imbauan pesan bermaksud untuk
mempengaruhi orang lain dengan menyentuh motif yang menggerakkan atau
mendorong perilaku komunikate. Kemudian, pesan yang terstruktur dilihat
kembali supaya mengurangi bahasa-bahasa yang abstrak. Pesan verbal dan
non-verbal pun termasuk dalam efektivitas pesan. Karena pesan itu dikatakan
efektif apabila komunikator memberikan keyakinan pada komunikannya. Salah
satu pemberian keyakinan itu dilihat dari penampilannya dan expresinya.9
Komunikator memiliki tujuan dalam menyampaikan pesan terhadap
komunikan. Tujuan dari komunikator dalam program Samara adalah pesan
yang terkandungan dalam Surat ar-Rum ayat 21. Kata litaskunu ilaiha, yang
artinya bahwa Tuhan menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu
merasa tentram terhadap yang lain. Dalam bahasa Arab, kata sakinah di
dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang,
mantap dan memperoleh pembelaan.
Jadi keluarga sakinah adalah kondisi yang sangat ideal dalam kehidupan
keluarga, dan yang ideal biasanya jarang terjadi, oleh karena itu ia tidak terjadi
mendadak, tetapi ditopang oleh pilar-pilar yang kokoh, yang memerlukan
perjuangan serta butuh waktu serta pengorbanan terlebih dahulu.10
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
9 Jalaluddin Rakhmat, M. Sc. Psikologi Komunikasi. (PT.Remaja Rosdakarya: Bandung,
2008), h. 282-302 10
Ahmad Mubarok. Psikologi Keluarga. (Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara, 2005).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode penelitian deskriptif-analisis kualitatif dan paradigma yang digunakan
adalah konstruktivisme, dimana tiap individu akan memberikan pengaruh
terhadap masyarakatnya, dengan catatan tindakan sosial dilakukan oleh
individu harus berhubungan dengan rasionalitas dan tindakan sosial harus
dipelajari melalui penafsiran serta pemahaman (interpretive understanding).11
Dalam hal ini pendengar dan tim produksi program Samara di Radio Dakta
107 FM Bekasi yang menjadi subjek penelitian. Adapun untuk
menggambarkan realitas objek penelitian berdasarkan fakta-fakta dan
informasi-informasi yang tampak.
Dalam penelitian kualitatif ini penulis menggunakan teknik pengumpulan
penelitian lapangan (Field Reseach), yakni mengumpulkan data dengan
observasi, wawancara mendalam (interview) dan dokumentasi.
2. Tempat dan waktu penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di kantor Radio Dakta 107 FM Bekasi,
yang berlokasi di Jl. KH. Agus Salim 77, Bekasi 17112. Adapun waktu
penelitian ini dilaksakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2011.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pendengar
(anggota Samara) dan program Samara, yang disiarkan setiap Senin malam
pukul 20.00 wib. Sedangkan objeknya yaitu efektivitas program Samara di
Radio Dakta 107 FM Bekasi.
4. Tahap Penelitian
11
Ulviah Maullivah. Paradigma Konstruktivisme & Paradigma Kritikal.
www.scribd.com › School Work › Essays & Theses. 2009
Prosedur penelitian menggunakan berbagai instrument, sebagai berikut:
a. Teknik Pengumpulan Data
Instrument-instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Observasi
Teknik observasi dilakukan untuk mengetahui atraksi tim produksi
pada pendengar saat mendengarkan program Samara di Radio Dakta
107 FM. Serta teknik penyampaian Ustad Anwar Anshari sebagai
pembicara dalam kajian Samara off air.
2) Wawancara
Wawancara mendalam sebagai primer dilakuan kepada tim
produksi untuk mengetahui riwayat hidup, pengalaman dan cara kerja
tim produksi program SAMARA Dakta di Radio Dakta 107 FM.
3) Focus Group Disscusion.
Intstrument ini digunakan untuk mengetahui efektivitas pesan
(imbauan pesan dan verbal & non-verbal) terhadap pendengar.
4) Dokumentasi
Yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen.
b. Teknik Pengolahan Data
Dalam menyederhanakan data dan mengolah data, teknik
pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan kategorisasi dan pola. Hasil penelitian lapangan dari
wawancara di kategorisasikan dan dilihat keterkaitannya dengan fokus
penelitian. Kemudian data dimasukkan ke dalam tabel untuk
memudahkan dalam mengkategorisasikannya.
c. Teknik analisis data
Temuan ditafsirkan berdasarkan kerangka konsep.
G. Teknis Penulisan
Teknis penulisan dalam skripsi ini berpedoman kepada buku “Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dam Disertasi)”, yang diterbitkan oleh
CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007.
H. Sistematika Penulisan
Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal
yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis membagi sistematika
penyusunan ke dalam lima bab. Masing-masing bab terbagi ke dalam sub-sub
bab, dengan rincian sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Membahas Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori,
Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II: TINJAUAN TEORITIS
Format Program Radio, Faktor-Faktor Pendukung Efektivitas Pesan, dan
Faktor-Faktor Pendukung Efektivitas Seorang Komunikator
BAB III: GAMBARAN UMUM PROGRAM “Sakinah, Mawaddah, wa
Rahmah (SAMARA)” DAN RADIO DAKTA 107.00 FM BEKASI
Sejarah Radio Dakta, Profil Program Samara On air dan Profil Program
Samara Off air
BAB IV: FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG EFEKTIVITAS
PROGRAM “Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah (SAMARA)” DAKTA
RADIO DAKTA 107.00 FM BEKASI
Faktor Pendukung Format Program Samara, Faktor Pendukung Pesan
Program Samara, Faktor Pendukung Karakter komunikator Program Samara,
dan Faktor Keseimbangan program on air dengan off air.
BAB V: PENUTUP
Membahas tentang Kesimpulan dan Saran.
BAB II.
KAJIAN TEORI
A. Format Program Radio
Radio merupakan salah satu jenis media massa (mass media), yakni sarana
atau saluran komunikasi massa (channel of mass communication), seperti hal
suratkabar, majalah atau televisi. Ciri khas radio adalah auditif, yakni
dikonsumsi telinga atau pendengaran. 12
Media radio dipandang sebagai “kekuatan kelima” (the fifth estate) setelah
lembaga eksekutif (pemerintah), legislative (parlemen), yudikatif (lembaga
peradilan), dan pers atau surat kabar. Disebut kekuatan kelima karena
dianggap sebagai “adiknya” suratkabar. Yang menjadikan radio sebagai
kekuatan kelima karena radio memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal
jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik sendiri seperti kekuatan sauara,
musik, dan efek suara13
.
Stasiun penyiaran radio komersial dalam upaya mengoptimalkan
pendapatannya berawal dari target dan perolehan pendengar. Data pendengar
yang diperoleh dijadikan dasar untuk melakukan promosi oleh pengiklan,
selanjutnya memberi slot waktu penyiaran radio tersebut.14
Tujuan program stasiun penyiaran radio komersial adalah untuk
menyiarkan atau mengudarakan sesuatu yang bisa menarik perhatian
pendengar, kemudian bisa “dijual” kepada para pengiklan. Untuk mengetahui
bagaimana membuat program menarik dan mendapatkan pendengar
12
Asep Syamsul M. Romli. Broadcast Journalism. ( Bandung: Nuansa, 2004), h. 19 13
Ibid, h. 19 14
Harley Prayudha, M. Si. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik
Penyiaran. (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 46
merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam konsep radio-
programming dan setara dengan pengembangan format. Misalnya sebuah
stasiun penyiaran radio komersial yang berhasil akan menerima dan meraih
kelompok pendengar tertentu, maka konsep programming-nya harus
memenuhi keinginan yang diharapkan oleh para pendengarnya.15
1. Format
Pengelola stasiun penyiaran radio terlebih dahulu memperhatikan
positioning yang dicapai dalam menentukan programming penyiaran radio.
Positioning itu sendiri adalah upaya agar pendengar yang ingin diraih sesuai
dengan citra yang dikehendaki. Salah satu upayanya adalah membuat format
acara yang akan diudarakan kepada pendengar, sehingga antara positioning
dan format akan membentuk citra stasiun penyiaran.
Format adalah kerangka kerja, konseptualisasi dari sebuah stasiun siaran.
Format siaran radio merupakan variasi – sekaligus distributor – program
siaran informasi, musik, dan iklan. Setiap radio ,erancang format siarannya
untuk target-target tertentu, yaitu: hiburan khalayak, peringkat rating,
profesionalisme memproses informasi-auditif, dan memasok persepsi
masyarakat akan informasi tertantu, serta merebut perhatian khalayak16
.
Menyusun format, sebaiknya memperhatikan faktor persaingan penyiaran
radio, geografis-demografis-psikografis-perilaku-individu dalam jumlah
populasi penduduk dan yang paling penting adalah memahami bagaimana
15
Ibid, h. 47 16
Septiawan Santana K. Jurnalisme Kontemporer. ( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2005), h. 109
peluang periklanan dari positioning dan format stasiun untuk usaha penyiaran
radio.17
Dalam penataan acara, yang akan dihadapi adalah elemen pendukung
acara seperti musik, kata-kata, identitas stasiun, iklan, gaya siaran, dan
penjadwalan acara sesuai dengan segmen-segmen waktu yang direncanakan.
Oleh karena itu, setiap jamnya mengatur elemen-elemen acara yang sudah
direncanakan agar tertata dengan baik, dalam kepenyiaran disebut “ Hot
Clock” atau “ Format Wheel”. Kemasan inilah yang nantinya menjadi “roh”
penyiaran dengan kemasan produksi yang khas dan beda dari stasiun
penyiaran radio lain18
.
Gambar 2.1 “Format wheel at all-news station”
Sumber: Joseph R. Dominick, “Dynamics of Mass Commmunication”
17
Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran.
(Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 47 18
Ibid, h. 48
Gambar 2.2 Contoh Format Program Durasi 60 Menit
Pada umunya, radio memiliki format penyiaran sebagai berikut:
a. Siaran informasi.
Informasi menjadi materi utama dalam siaran. Informasinya selalu
diaktualisasikan, berdasarkan perkembangan peristiwa yang baru terjadi.
Iklan menyusup sesekali, mengiringi sajian informasi. Talk show dipakai
sebagai sisipan lain yang memperjelas pemberitaan.
b. Siaran musik-informasi.
Format ini menekankan musik sebagai targetnya. Dalam komposisi 60-
70% musik dan 30-40% informasi, format siaran radio ini mengisi
kebuuhan masyarakat akan hiburan lewat radio.
c. Siaran informasi-musik.
Format siaran ini memakai perbandingan 60-70% informasi dan 30-
40% musik. Siaran informasinya menyisipkan musik sebagai selingan,
namun dengan titik berat pada unsur informasi sebagai target siarannya.
d. Siaran musik
Format siaran radio ini mencirikan stasiun radio yang menekankan
musik sebagai piranti utamanya. Jumlah siaran informasi, termasuk
program-program informasi singkat dan siaran berita, tidak melebihi 10-
20% waktu siaran. Selebihnya 80-90% diisi dengan siaran musik.19
Upaya yang dilakukan untuk menentukan jenis-jenis program yang
menarik sesuai tipe pendengar yakni identifikasi format-format yang mendekati
pendengar khusus. Suatu format pada dasarnya merupakan pengaturan elemen-
elemen program: musik, identitas stasiun, informasi, dan spot komersial ke
dalam suatu susunan yang menarik untuk mempertahankan segmen pendengar
yang dicari stasiun penyiaran radio. Misalnya, sebuah format yang diberi nama
“Top 40” atau CHR ( Contemporary hit Radio) disusun dari rekaman-rekaman
musik yang paling populer disajikan kepada pendengar remaja belasan tahun
dan usia awal dua puluhan20
.
Rumusan untuk membuat format, mungkin bisa disebut sebagai produksi,
personalitas, dan pembuatan program. Bagaimana ketiga komponen tersebut
menjadi satu ke dalam sebuah format tergantung pada keputusan penjualan dari
pengelolaan stasiun penyiaran radio yang bersangkutan. Keputusan itu
biasanya, berdasarkan sebuah analisis persaingan yang cermat untuk
disuguhkan kepada target pendengar dengan harapan pendengar itu akan
19
Septiawan Santana K. Jurnalisme Kontemporer. ( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2005), h. 109 20
Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran.
(Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 51-52
menyukai dan setia terhadap stasiun radio tersebut. Format kemudian menjadi
sebuah daya tarik positioning yang dapat menarik pendengar lebih banyak21
.
Format sangat penting karena menjadikan pribadi stasiun penyiaran radio
tersebut dimaksimalkan untuk menarik pendengar. Penyiaran radio merakit
formatnya dalam berbagai cara, hal termudah yang sering dijumpai yaitu
membuat program yang diletakkan dibeberapa segmen waktu. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perbedaan populasi dan demographi (usia, ekonomi, dan
lainnya) pendengar akan dipengaruhi oleh ketertarikan pengdengar terhadap
program-program yang disajikan. Ketertarikan itu disebabkan oleh kebutuhan
dan keinginan pendengar, misalnya dipagi hari tentang lalu lintas, karena
pendengar membutuhkan info lalu lintas, siangnya suasana santai dengan
menyiarkan lagu-lagu, dan malamnya sesuai dengan program yang ingin
didengar seperti talkshow22
.
2. Penyiar Radio
Yang menjadikan radio sebagai kekuatan kelima karena radio
memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan
memiliki daya tarik sendiri seperti kekuatan suara, musik, dan efek suara23
.
Kekuatan suara dan efek suara dipengaruhi oleh penyiarnya (announcer).
Penyiar (announcer) adalah orang yang bertugas membawakan atau memandu
acara radio, misalnya acara berita, pemutaran lagu pilihan, talk show, dan
sebagainya. Penyiar menjadi ujung tombak sebuah stasiun radio dalam
berkomunikasi dengan pendengar. Keberhasilan sebuah program acara –
dengan parameter jumlah pendengar dan pemasukan iklan – utamanya
21
Ibid, h. 51-52 22
Ibid, h. 53-54 23
Asep Syamsul M. Romli. Broadcast Journalism. ( Bandung: Nuansa, 2004), h. 19
ditentukan oleh kepiawan penyiar dalam membawakan sekaligus
“menghidupkan” acara tersebut.24
Penyiar paling tidak selain harus memiliki suara yang bagus, bisa
mengoperasikan peralatan siaran, juga harus memiliki kemampuan menulis
paling tidak untuk mempersiapkan bahannya sendiri ketika siaran. Secara luas
penyiar bisa diartikan sebagai penyaji musik dan kata-kata. Penyiar pada
stasiun-stasiun penyiaran radio terkadang bisa juga difungsikan menjadi orang
yang bertugas dalam produksi program, serta bisa menjadi operator studio,
atau terkadang bisa berfungsi menjadi teknisi jika penyiar memiliki bakat dan
memahami teknik, misalnya menangani komputer siaran, menempatkan
mikrofon, menghidupkan dan mematikan pemancar. Tetapi, yang paling
penting di masa sekarang dalam penyiaran radio, untuk menjadi penyiar selain
harus memiliki dasar suara yang bagus, juga harus mampu memahami tentang
penjualan stasiun penyiaran radio, serta tanggap terhadap hal-hal yang
dihadapi dalam melakukan tugas-tugas kepenyiaran.25
a. Kecakapan Penyiar
Ada beberapa kecakapan yang harus dimiliki seorang penyiar (announcer’s
skill).
1) Berbicara. Pekerjaan penyiar adalah berbicara, mengeluarkan suara, atau
melakukan komunikasi secara lisan. Karenanya penyiar harus “lancar
bicara” dengan kualitas vocal yang baik – seperti pengaturan suara,
pengendalian irama, tempo, artikulasi, dan sebagainya. Kelancaran
berbicara dengan kualitas vocal yang baik dapaat sibentuk dengan latihan
24
Ibid, h. 31 25
Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Pneyiaran.
(Malang: PT. Bayumedia Publishing, 2005), h. 204
pernafasan, latihan intonasi (nada suara), latihanan aksentuasi (konsep
penekanan kata), latihan speed (kecepatan berbicara), dan latihan artikulasi
(kejelasan pengucapan).
2) Membaca. Spoken reading, yakni membaca naskah siaran namun terdengar
seperti bertutur atau tidak membaca naskah.
3) Menulis. Menulis naskah siaran merupakan bagian dari persiapan sebelum
melakukan siaran.26
Menurut Ben G. Hennke dalam bukunya The Radio Announcer’s
Handbook (1954), kecakapan yang harus dimiliki penyiar meliputi:
1) Komunikasi gagasan. Seorang penyiar mampu menyampaikan gagasan,
pemikiran, atau informasi dengan baik dan mudah dipahami pendengar,
2) Komunikasi kepribadian,
3) Proyeksi kepribadian. Penyiar harus memproyeksikan dirinya sebagai
pribadi yang memiliki keaslian suara, kelincahan dalam berbicara sehingga
dinamis dan penuh semangat, keramah tamahan sehingga hangat dan akrab
di telinga pendengar, dan kesanggupan menyesuaikan diri,
4) Pengucapan yang jelas dan benar atas setiap kata atau istilah yang
dikemukakan,
5) Kontrol suara, meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness),
tempo (time), dan kadar suara (quality)27
.
b. Keterampilan Penyiar Radio
Adapun beberapa keterampilan yang harus dimiliki seorang penyiar
adalah, sebagai berikut:
26
Asep Syamsul M. Romli. Broadcast Journalism. ( Bandung: Nuansa, 2004), h. 32-33 27
Ibid, h. 38
1) Suara.
Kebutuhan dasar seorang penyiar adalah suara. Suara yang sangat
diharapkan adalah suara yang jelas, bergema dan tenang. Suara penyiar dalam
media penyiaran radio memang lebih mementingkan kejelasan dan resonansi.
Latihan dapat memungkinkan seseorang untuk meningkatkan keterampilan
dan meningkatkan kualitas suara. Yang paling penting agar suara terdengar
jelas dapat dipahami, bertenaga, resonansi yang bagus diperlukan latihan
mengolah “Suara Diafragma”, yaitu suara yang keluar dari perut.
2) Pengucapan.
Pengucapaan yang benar menjadi hal yang penting bagi penyiar dan yang
dipahamai oleh pendengar. Perbedaan antar individu menurut latar belakang
asal muasal penyiar diperlukan pembiasaan hal-hal yang menjadi standar
penyiaran. Pengucapan yang “lebih disukai” oleh karya-karya referensi, tokoh
public, dan oleh sejawat seharusnya menjadi pedoman penyiar. Gunakan
keyakinan penuh dalam memilih pengucapan.
3) Artikulasi
Hal ini berkaitan dengan pengucapan vocal, konsonan, dan difrong.
Artikulasi harus jelas dan menyenangkan tanpa terlalu menarik perhatian.
Pertimbangkan lagi posisi pendengar dalam hubungannya dengan
orang yang ada di depan mikrofon. Mikrofon berjarak sangat dekat dengan
penyiar. Pendengar di rumah juga sama dekatnya dengan yang berbicara di
depan mikrofon, karena suara. Pendengar akan sangat cepat tanggap terhadap
kecerobohan dan perbedaan pada penyiar yang tidak terlatih.
Devito, dalam bukunya “The Element of Public Speaking” menyebutkan:
Kejelasan ucapan dan pembendaharaan kata hamper sama, jika
mengacu pada pengucapan, dimana menghasilkan suara dan kata-kata,
tetapi mereka berbeda. Bagaimanapun tekniknya, kejelasan ucapan adalah
perpindahan kata-kata yang dibuat sebagai perubahan dan gangguan pada
aliran udara yang dikirim dari paru-paru.28
Maka, artikulasi yang baik membutuhkan suplai udara yang banyak,
kerongkongan yang rileks, penggunaan kepaladan gerakan bibir, lidah, dan
rahang yang kuat dan cerdas.
4) Penekanan
Penyiar menggunakan penekanan untuk menunjukkan pada pendengar hal-
hal yang penting atau tidak penting dalam suatu materi bacaan. Catatan untuk
penyiar, bahwa perilaku yang empatik dan antusias dapat diterima jika sesuai
dengan produk dan program acara, tapi jika penyiar melakukan “teriakan”
dalam memberi penekanan, boleh jadi akan membuat pendengar tidak antusias
dan malah bisa berakibat tidak suka.
5) Warna kata
Warna kata sangat berkaitan dengan penekanan. Penekanan terutama yang
berkaitan dengan kuat lemahnya suara, warna kata dengan kualitas suara serta
sikap emosional. Seorang penyiar radio tidak hanya menampilkan denotation
(tanda) saja yang telah diterima umum, tapi impression (kesan), behavior
(perilaku), dan mood (suasana jiwa) juga harus dikomunikasikan kepada
pendengar.
6) Kecepatan atau tempo
Ada dua faktor yang berhubungan dengan kecepatan, yang pertama
kecepatan keseluruhan, yaitu tingkat atau jumlah kata per menit, dan yang
28
Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Pneyiaran.
(Malang: PT. Bayumedia Publishing, 2005), h. 206
kedua kecepatan dalam mengucapkan kata per kata. Pilihan kecepatan bisa
mempengaruhi tingkat pemahaman. Penyiar perlu untuk mengetahui kapan
harus lambat, bagaimana memperlihatkan kontras dalam ritme, dan bagaimana
menggunakan jeda.
7) Infleksi (perubahan nada suara)
Bahasa mempunyai pola melodi yang khusus. Pola melodi yang sangat
umum adalah mekanis (menahan suara secara tradisional), pola menyanyi dan
pola naik –turun.
8) Perilaku
Hal terpenting dari perilaku pribadi penyiar adalah kepercayaan diri. Harus
tenang dan percaya diri saat mengudara.
9) Gaya
Ini bisa dikatakan sebagai “personalitas” penyiar waktu mengudara.
Seorang penyiar mungkin memiliki kehangatan, kekuatan dan terlihat seperti
seorang teman yang menarik; penyiar yang lain mungkin membuat
pendekatan “homey (seperti di rumah)”, yang berbicara sebagai seorang
tetangga kepada tetangga yang lewat pagar belakang; yang lain mungkin
percaya pada jaminan kewenangan, yang secara jelas tidak terganggu oleh
sesuatu atau seseorang; penyiar menggunakan perilaku yang gembira dan
lembut.
10) Pemahaman terhadap materi.
11) Penghafalan
Iklan dan kontinuitas acara kadang-kadang berhubungan dengan memori,
meskipun praktik ini sekarang lebih jarang dilakukan dibandingkan dengan
masa-masa awal penyiaran.
12) Sinkronisasi
Penyiar radio harus mampu membayangkan bahwa pendengar dekat di
sampingnya ketika dia membaca narasi. Penyiar harus tahu apa yang benar-
benar bisa dibayangkan untuk mengarahkan perhatian pendengar, dan melalui
nuansa ketika penyiar membaca, memberikan penekanan pada hal-hal
tertentu.29
3. Produksi Penyiaran Radio
Untuk menghasilkan bunyi atau efek tertentu yang diproduksi dari sebuah
stasiun penyiaran radio bisa diciptakan atau dibentuk dengan menggunakan
berbagai sumber. Suara yang unik dari sebuah stasiun penyiaran radio akan
tercipta dari beberapa hal yaitu, kombinasi jenis musik yang memang
diprogram sesuai rencana, gaya dan tatanan vokal yang diudarakan oleh para
penyiar, teknik-teknik yang digunakan dalam proses produksi iklan komersial
serta pada iklan layanan masyarakat, sound efek yang digunakan untuk
mengiringi siaran, dan sejumlah teknik perekaman khusus lainnya serta
penggunaan metode-metode produksi suara.
Struktur departemen dari stasiun penyiaran radio sangat bervariasi
disesuaikan dengan ukuran.
Tingkatan manajer memiliki tanggung jawab akan perencanaan dan
pelaksanaan kebijakan stasiun penyiaran radio, pemelihara hubungan dengan
29
Harley Prayudha. Radio:Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran.
(Malang: PT. Bayumedia Publishing, 2005), h. 205-215
komunitas, serta monitoring isi program, jumlah pendengar, dan informasi
penjualan.
1) Program director, bertanggung jawab untuk suara stasiun dan
menyupervisi musik atau materi acara lain untuk kelangsungan penyiaran
dan juga bertanggung jawab performa penyiar. Tiga belas kerangka dasar
untuk mengoptimalisasi kerja seorang pengarah program antara lain:
monitoring, mendengarkan stasiun penyiaran radio setiap saat, setiap hari,
dalam kondisi apa pun tetap memantau. Act (bertindak), mengoreksi
kesalahan penyiaran sesegera mungkin, harus peduli dengan kesalahan-
kesalahan yang dilakukan oleh tim kerja program. Create ( mencipta),
membuat ide-ide baru untuk penyegaran. Involve yourself with your people
(libatkan diri dengan semua karyawan), sering berdialog dengan tim kerja.
Get input (cari masukan), memberikan masukan-masukan yang
membangun datang dari mana saja, mendorong untuk mempelajari
kritikan-kritikan yang dilontarkan karena respeknya. Be aware of the
competition (menyadarkan tentang persaingan), memahami peta
persaingan. Involve yourself in the community (libatkan diri dalam
komunitas), jangan melepaskan diri dari masyarakat, dalam hal ini adalah
pendengar. Be positive (selalu berpikir positif). Share (berbagi),
membicarakan gagasan-gagasan dan rencana stasiun penyiaran radio.
Review your goal (telaah kembali tujuan-tujuannya), mengecek kembali
apa yang sudah dilakukan oleh tim kerja. Set an example (berikan contoh),
memberikan contoh untuk mengurangi kesalahan. Be conscious (hemat),
menyadari tujuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan
tidak membuang-buang waktu. Do something (lakukan sesuatu), biarkan
tim kerja melakukan pekerjaannya sehingga menimbulkan keterarikan dan
keseriusan serta kepedulian terhadap stasiun penyiaran radio.
2) News department, bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menulis, dan
menyiarkan berita-berita atau informasi baik lokal, nasional, maupun
internasional.
3) Sales, memiliki fungsi merencanakan dan mengelola kegiatan promosi dan
penjualan stasiun penyiaran radio sesuai dengan strategi promosi yang
telah ditentukan, serta segala aktivitas penjualan untuk mencapai target
penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.30
B. Faktor-Faktor Pendukung Efektivitas Pesan
Jose Delgado (1969) mengembangkan alat-alat stimulasi yang dapat
merangsang otak. Dengan menggunakan transdermal stimoceiver yang
ditanamkan pada otak pasien, dari jauh Delgado dapat menggerakkan tingkah
laku orang: mengubahnya dari agresif menjadi tenang atau sebaliknya, dari
gembira menjadi sedih atau sebaliknya. Dengan demikian Delgado
menyatakan “ predictable behavioral and mental responses may be induced in
direct manipulation of the brain.” (Perilaku dan respon mental yang dapat
diramalkan dapar diinduksikan sengan manipulasi otak secara langsung).31
30
Harley Prayudha, M.Si. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik
Penyiaran. (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 79 31
Ibid, h. 268
Delgado bekerja keras untuk mengidentifikasi daerah pada otak manusia,
membuat peta otak, mengembangkan alat-alat elektronis halus; semua
mengendalikan dan menggerakkan manusia.32
Goerge A. Miller menyatakan ada alat yang bisa mempengaruhi perilaku
manusia, dapat mengendalikan pikiran manusia. Teknik ini telah digunakan
manusia sejak presejarah. Teknik pengendalian perilaku orang lain ini lazim
disebut bahasa. Bahasa yang merupakan kumpulan dari beberapa kata, dapat
mengatur perilaku orang lain. Misalnya tangisan anak dapat menggerakan
perilaku ibunya. Dengan aba-aba “maju, jalan” , seorang sersan dapat
menggerakkan puluhan terntara menghentakkan kakinya dan berjalan dengan
langkah-langkah tegap. Inilah kekuatan bahasa, kekuatan kata-kata, the power
of words.33
1. Urutan pesan
Aristoteles, dalam buku klasik tentang komunikasi De Arte Rhetorica
menerangkan peranan taxis dalam memperkuat efek pesan persuasif. Taxis
yang dimaksud adalah pembagian atau rangkaian penyusunan pesan. Urutan
pesan seperti: pengantar, pernyataan, argument, dan kesimpulan.34
Beighley pada tahun 1952 meninjau berbagai penelitian yang
membandingkan efek pesan yang tersusun dengan pesan yang tidak tersusun.
Ia menemukan bukti yang nyata yang menunjukkan bahwa pesan yang
diorganisasikan dengan baik lebih mudah dimengerti daripada pesan yang
tidak tersusun baik. 35
32
Ibid, h. 267 33
Ibid, h. 267 34
Ibid, h. 294 35
Ibid, h. 294-295
Retorika mengenal enam macam organisasi pesan, yaitu deduktif, induktif,
kronologis, logis, spasial, dan topical. Urutan deduktif dimulai dengan
menyatakan dulu gagasan utama, kemudian memperjelasnya dengan
keterangan penunjang, penyimpulan dan bukti. Sebaliknya, dalam urutan
induktif mengemukakan perincian-perincian dan kemudian menarik
kesimpulan. Urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu
terjadinya peristiwa. Urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab ke akibat
atau akibat ke sebab. Urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat,
sedangkan urutan topical, pesan diurutkan berdasarkan topik pembicaraan.
Klasifikasinya dari yang penting kepada yang kurang penting, dari yang
mudah menjadi sukar, dari yang dikenal kepada yang asing (Rakhmat,
1982:46).36
Alan H. Monroe menyarankan lima langkah dalam penyusunan pesan
yang di sebut “motivated sequence”, yaitu sebagai berikut:
a) Attention (perhatian)
b) Need (kebutuhan)
c) Satisfaction (pemuasan)
d) Visualization (visualisasi)
e) Action (tindakan)37
Jadi, pertama kali yang harus dilakukan untuk mempengaruhi orang lain
adalah perhatiannya, selanjutnya bangkitkan kebutuhannya, berikan petunjuk
bagaimana cara memuaskan kebutuhan itu, gambarkan dalam pikirannya
keuntungan dan kerugian apa yang akan diperoleh bila menerapkan atau tidak
36
Ibid, h. 295 37
Ibid, h. 297
menerapkan gagasan tersebut, maka pada akhirnya mendorong untuk
bertindak.
2. Struktur Pesan
Menyampaikan informasi di hadapan khalayak yang memiliki pemikiran
yang berbeda haruslah terstruktur isi pesannya. Tentukan terlebih dahulu
pesan yang akan disampaikan apakah yang penting terlebih dahulu atau yang
tidak penting.
Koehler et al. (1978: 170-171), dengan mengutip Cohen, menyebutkan
kesimpulan struktur pesan:
a. Bila pendengar secara terbuka memihak satu sisi argumen, sisi
yang lain tidak mungkin mengubah posisi mereka.
b. Pembicara menyajikan informasi tentang persoalan yang menarik
perhatian pendengarnya, sehingga akan diingat dan diterapkan.
c. Menyajikan informasi yang menyenangkan bagi orang lain.
d. Urutan pro-kontra lebih baik dibandingkan kontra-pro
e. Argumen yang terakhir didengar akan lebih efektif bila ada jangka
waktu cukup lama diantara dua pesan, dan pengujian segera terjadi
setelah pesan kedua.38
3. Imbauan Pesan
Pesan-pesan yang disampaikan dimaksudkan untuk mempengaruhi orang
lain dengan menyentuh motif yang menggerakkan atau mendorong perilaku
komunikate. Secara psikologis imbauan khalayak untuk menerima dan
melaksanakan gagasan yang disampaikan, dipengaruhi oleh imbauan rasional,
38
Ibid, h. 297-298
imbauan emosional, imbauan takut, imbauan ganjaran, dan imbauan
motivasional.39
Imbauan rasional menganggap manusia sebagai makhluk yang rasional
yang baru bereaksi pada imbauan emosional bila imbauan rasional tidak ada.
Menggunakan imbauan rasional artinya meyakinkan orang lain dengan
pendekatan logika atau penyajian bukti-bukti.40
Imbauan emosional menggunakan penyataan-pernyataan atau bahasa
yang menyentuh emosi komunikate. Lewan dan Stotland (1961) menunjukkan
bahwa pengaruh imbauan emosional oleh pengalaman sebelumnya. Efek
imbauan emosional akan kurang kuat jika topik yang dibicarakan bukan
sesuatu yang baru, artinya, komunikate bereaksi berdasarakan kerangka
rujukan yang sudah mapan. Betiinghaus (1973) menyarankan beberapa hal
untuk membangkitkan emosi manusia, yaitu:
a. Gunakan bahasa yang penuh muatan emosional untuk melukiskan
situasi tertentu,
b. Hubungan gagasan yang diajukan dengan gagasan yang tengah
populer atau tidak popular.41
Imbauan takut menggunakan pesan yang mencemaskan, mengancam,
atau meresahkan. Penelitian pertama menelaah imbauan takut dilakukan oleh
Janis dan Feshbach (1953). Mereka menyampaikan topik kerusakan gigi pada
siswa-siswa sekolah menengah. Sebagian menerima pesan yang sangat
menakutkan, dan sebagian lagi menerima pesan yang kurang menakutkan.
39
Ibid, h. 298 40
Ibid, h. 298 41
Ibid, h. 299
Mereka menemukan bahwa tingkat imbauan takut yag rendah lebih efektif
dalam mengubah sikap anak-anak terhadap kesehatan gigi. Mereka menduga
tingkat kecemasan yang tinggi akan menimbulkan kecemasan yang tinggi
sehingga komunikate kurang memperrhatikan pesan dan lebih banyak
memusatkan perhatian pada kecemasannya sendiri.42
Imbauan ganjaran menggunakan rujukan yang menjanjikan komunikate
sesuatu yag mereka perlukan atau yang mereka inginkan.43
Imbauan motivasional menggunakan imbauan motif (motif appeals) yang
menyentuh kondisi intern dalam diri manusia. Imbauan motivasional
diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu motif biologis dan motif
psikologis44
, berikut penjabarannya:
Tabel 2.1 Imbauan Motif
No. Motif Imbauan motif
1. Biologis
- Lapar dan dahaga Kenikmatan, kesenangan, kemewahan
- Lelah Reaksi, permainan, pelepasan dari tegangan
- Seks Daya tarik seks, perkosaan, penistaan
- keselamatan Kesehatan, keamanan perlindungan,
ketentraman
2. Psikologi
Organismis
- Ingin tahu Pengetahuan, pengalaman, petualangan variasi
- Prestasi Perjuangan, kemampuan, ambisi, kreasi, hasrat
membangun
Sosial
- Kasih sayang Kesetiaan, kekeluargaan, simpati, rasa belas,
hasrat meniru
- Harga diri Kebanggaan, kemuliaan, gengsi, perhatian
- Kekuasaan Kekuatan, paksaan, pengaruh, kebebasan
Transendental
- Rasa agama Pemujaan, kesucian, mirakel, kegaiban,
kepercayaan
- Nilai filosofi Keindahan, keagungan, keadilan, kebenaran
42
Ibid, h. 300 43
Ibid, h. 301 44
Ibid .
4. Abstraksi
Abstraksi adalah proses memilih unsur-unsur realitas untuk
membedakannya dari hal-hal yang lain (Taylor el al., 1977: 48). Misalnya saja
buku cerita. Buku cerita merupakan kumpulan dari kertas yang dijilid. Jadi,
buku cerita satu kategori dengan buku induk di kantor, buku catatan anak
sekolah. Hal ini diabstraksikan berdasarkan materialnya. Sedangkan apabila
diabstraksikan berdasarkan fungsi informasinya, seperti media cetak, maka
dikategorikan dengan surat-kabar, majalah, pamflet, buletin dan sebagainya.45
Abstraksi menyebabkan cara-cara penggunaan bahasa yang tidak cermat.
Delapan buah diantaranya adalah:
a. Dead level abstracting (abstraksi kaku). Berhenti pada abstraksi
tertentu. Misalnya pembangunan, keadilan. Pada tipe ini biasanya
digunakan oleh para politisi yang bertujuan untuk menarik
perhatian dan mendapat dukungan.
b. Undue identification (identifikasi yang tak layak). Maksudnya
banyak menggunakan kata-kata abstrak. Misalnya “dasar batak”,
“perempuan semuanya matrealistis”, dan sebagainya.
c. Two-valued evaluation (penilaian dengan dua nilai). Adalah
kecenderungan menggunakan hanya dua kata untuk melukiskan
keadaan. Misalnya hitam-putih, baik-buruk, benar-salah, dan
sebagainya.
45
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008),
h. 282-283
d. Intensional, yakni menggunakan makna yang dimaksud oleh
seorang pemakai lambing. Misalnya makna ibu. Orang berbeda-
beda memaknai kata ibu.
e. Isomorfisme, yakni pengelompokan makna sesuai dengan
kesamaan budaya, status social, pendidikan, dan ideologi.
Misalnya kelompok remaja mempunyai bahasa “prokem”: doku,
bokap, bacut, sableng, teter, dan sebagainya.
f. Inferensial, yakni objek, gagasan, pikiran, konsep yang dirujuk
oleh kata tersebut. Misalnya “jari-jari” dapat menunjukkan
setengah diameter, bagian dari roda sepeda, atau bagian tangan.
g. Significance, yakni menunjukkan istilah sejauh dihubungkan
dengan konsep-konsep yang lain.
h. Tidak menggunakan kata dengan rujukan
i. Tidak mempengaruhi pengamatan dengan kesimpulan46
5. Pesan non-verbal
Duncan menyebutkan enam jenis pesan non-verbal, yaitu:
a. Pesan kinesik, merupakan pesan yang disampaikan dengan
menggunakan gerakan tubuh yang berarti. Pesan kinesik dapat
dilihat dari tiga komponen:
b. Pesan fasial, menggunakan air muka untuk menyampaikan makna
tertentu. Leathers (1976: 33) menyimpulkan penelitian-penelitian
tentang wajah; wajah mengkomunikasikan penilaian dengan
ekspresi senang dan tak senang, yang menunjukkan apakah
46
Ibid, h. 268-284
komunikator memandang objeknya baik atau jelek, wajah
mengkomunikasikan berminat dan tak berminat pada orang lain
atau lingkungan, wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan
dalam suatu situasi, wajah mengkomunikasikan tingkat
pengendalian individu terhadap pernyataannya sendiri, dan wajah
mengkomunikasikan adanya atau kurangnya pengertian.
c. Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan
seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai
makna.
d. Pesan postural, berkenaan dengan keseluruhan anggota badan.
Mahrabain menyebutkan tiga makna yang dapat disampaikan
postur: immediacy, power, dan responsiveness. Immediacy adalah
ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap individu yang
lain. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri
komunikator. Individu mengkomunikasikan responsiveness bila ia
bereaksi secara emosional pada lingkungan, secara positif dan
negetif.
e. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan – tubuh - ,
pakaian dan kosmetik. Umunya pakaian yang digunakan untuk
menyampaikan identitas kepada orang lain. Menyampaikan
identitas berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana
perilaku kita dan bagaimana orang lain sepatutnya memperlakukan
kita. Selain itu, pakaian dipakai untuk menyampaikan perasaan
(seperti blus hitam ketika wanita berduka cita), status dan peranan
(seperti seragam pegawai kantor), dan formalitas (seperti memakai
batik untuk situasi informal). Sedangkan kosmetik,
mengungkapkan kesehatan, sikap yang eskpresif dan komunikatif,
dan kehangatan (dengan mengatur warna bibir).
f. Pesan paralinguistik adalah pesan non-verbal yang berhubungan
dengan cara mengucapkan pesan verbal. Pesan paraliungstik terdiri
atas nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme.47
C. Faktor-Faktor Pendukung Efektivitas Seorang Komunikator
Persuasi tercapai karena personal pembicara, yang ketika ia
menyampaikan pembicaraannya kita menganggapnya dapat dipercaya. Kita
lebih penuh dan lebih cepat percaya pada orang-orang yang baik daripada
orang lain: ini berlaku umunya pada masalah apa saja dan secara mutlak
berlaku ketika tidak mungkin ada kepastian dan pendapat terbagi. Tidak benar,
anggapan sementara penulis retorika bahwa kebaikan personal yang
diungkapkan pembicara tidak berpengaruh apa-apa pada kekuatan
persuasinya; sebaliknya karakternya hampir bisa disebut sebagai alat persuasi
yang paling efektif yang dimilikinya (Aristoteles, 1954:45).48
Aristoteles menyebutkan karakter komunkator ini sebagai ethos. Ethos
terdiri dari pikiran baik, akhlak yang baik, dan maksud yang baik (good sense,
good moral character, good will).
Ethos atau faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikator
adalah sebagai berikut:
47
Ibid, h. 289-294 48
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008), h. 255
1. Kredibilitas
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate (pelaku persepsi)
tentang sifat-sifat komunikator. Dalam definisi ini terkandung dua hal yaitu
kredibilitas adalah persepsi komunikate; jika tidak inheren dalam diri
komunikator, dan kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator.49
Karena kredibilitas itu masalah persepsi, kredibilitas berubah bergantung
pada pelaku persepsi (komunikate), topik yang dibahas, dan situasi.
Hal-hal yang mempengaruhi persepsi komunikate tentang komunikasi
sebelum ia berlakukan komunikasinya disebut prior ethos (Andersen, 1972:
82). Misalnya tekun mendengarkan ceramah dengan penceramahnya
diperkenalkan sebagai Kiai Haji Doktor, karena gelar-gelar itu melahirkan
persepsi tentang kelompok yang mendalami ilmu agamanya. Kemudian prior
ethos juga dipengaruhi oleh tindakan verbal dan non-verbal dari
komunikator.50
Dalam penelitiannya mengenai kredibilitas dengan deskripsi verbal,
Kelman dan Hovland (1974:138-149) memutar kaset didepan subjek
eksperimen. Pada suatu kelompok dikatakan bahwa pembicara adalah hakim
yang banyak menulis masalah kenakalan remaja (kredibilitas tinggi); dan
kelompok lain dilukiskan pembicara sebagai pengedar narkotika (kredibilitas
rendah). Keduanya berbicara tentang perlunya perlakuan yang lebih ringan
terhadap remaja-remaja yang nakal. Segera setelah komunikasi, sikap subjek
diukur. Hasilnya menunjukkan bahwa subjek cenderung lebih setuju pada
komunikator yang berkredibilitas tinggi. Penelitian ini membuktikan bahwa
49
Ibid, h. 257 50
Ibid, h. 258
prior ethos mempengaruhi perubahan sikap komunikate ke arah yang
dikehendaki komunikator. 51
Selain persepsi dan topic yang dibahas, faktor situasi juga mempengaruhi
kredibilitas. Pembicara pada media massa memiliki kredibilitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pembicara pada pertemuan RT.
Kredibilitas dipengaruhi oleh dua komponen, yaitu keahlian dan
kepercayaan. Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikate tentang
kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan.
Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap cerdas, mampu, ahli,
tahu banyak, berpengalaman, atau terlatih. Kepercayaan adalah kesan
komunikate tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya.52
Koehler, Annatol, dan Applbaum (1978: 144-147) menambahkan empat
komponen lagi:
a. Dinamisme; dipandang sebagai bergairah, bersemangat, aktif,
tegas, dan berani. Hal ini memperkokoh kesan keahlian dan
kepercayaan.
b. Sosialibilitas; kesan komunikate tentang komunikator sebagai
orang yang periang dan senang bergaul.
c. Kooreientasi; kesan komunikate tentang komunikator sebagai
orang yang mewakili kelompok yang disenangi, mewakili nilai-
nilai kita.
51
Ibid. 52
Ibid, h. 260
d. Karisma digunakan untuk menunjukkan suatu sifat luar biasa yang
dimiliki komunikator yang menarik dan mengendalikan
komunikate.53
2. Atraksi
Atraksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu daya tarik fisik, ganjaran,
kesamaan, dan kemampuan. Secara tidak langsung komunikasi terjalin
pertama kali melihat dari wajahnya yang cantik atau tampan, hal ini
dibuktikan oleh Shelly Chaiken (1979), yang menelaah pengaruh kecantikan
komunikator terhadap persuasi dengan studi lapangan. Chaiken merekrut 110
komunikator – pria dan wanita - . Ia membaginya dengan keadaan fisik cantik-
tampan dan jelek. Mereka dilatih untuk menyampaikan persuasif tentang
seruan agar universitas tidak lagi menyediakan makan pagi dan makan siang
di ruang makan asrama. Hasil akhir, komunikator yang cantik dan tampan
ternyata lebih berhasil meyakinkan responden dan mendapat persetujuan
dengan menandatangi petisi yang disebarnya.54
Banyaknya kesamaan antar komunikator dengan komunikate juga
merupakan faktor efektivitas komunikator. Rogers membuktikan pengaruh
faktor kesamaan ini dari penelitian-penelitian sosiologis. Orang mudah
berempati dan merasakan perasaan orang lain yang dipandang sama dengan
mereka. Stotland dan Patchan (1961) juga menunjukkan bahwa kesamaan
antara komunikator dan komunikate memudahkan terjadinya perubahan
pendapat.
53
Ibid. 54
Ibid, h. 261
Karena itulah, komunikator yang ingin mempengaruhi orang lain
sebaiknya memulai dengan menegaskan kesamaan antara dirinya dengan
komunikate, Kenneth Burke, ahli retorika, menyebut upaya seperti ini sebagai
“ strategy of identification”. Hebert W. Simons (1976) menamainya sebagai
“establishing common grounds”. Menyamakan pandangan antara komunikator
dengan komunikate dengan menegaskan persamaan dalam kepercayaan, sikap,
maksud, dan nilai-nilai sehubungan dengan suatu persoalan.55
3. Kekuasaan
Dalam kerangka teori Kelman, kekuasaan adalah kemampuan
menimbulkan ketundukan. Seperti kredibilitas dan atraksi, ketundukan timbul
dari interaksi antara komunikator dan komunikate. Kekuasaan menyebabkan
seorang komunikator dapat “memaksakan” kehendanya kepada orang lain,
karena ia memiliki sumber daya yang sangat penting.
Lima jenis kekuasaan:
a. Kekuasaan Koersif (coercive power). Kekuasaan koersif
menunjukkan kemampuan komunikator untuk mendatangkan
ganjaran atau hukuman kepada komunikate.
b. Kekuasaan Keahlian (expert power). Kekuasaan ini berasal dari
pengetahuan, pengalaman, keterampilan, atau kemampuan yang
dimiliki komunikator.
c. Kekuasaan Informasional (informational power). Kekuasaan ini
berasal dari isi komunikasi tertentu atau pengetahuan baru yang
dimiliki oleh komunikator.
55
Ibid , h.262
d. Kekuasaan rujukan (referent power). Komunikate menjadikan
komunikator sebagai kerangka rujukan untuk menilai dirinya.
e. Kekuasaan legal (legitimate power). Kekuasaan ini berasal dari
seperangkat peraturan atau norma yang menyebabkan komunikator
berwewenang untuk melakukan suatu tindakan.56
Kekuasaan adalah pengaruh yang paling lemah dibandingkan dengan
identifikasi dan internalisasi. Maka, kekuasaan sepatutnya digunakan setelah
kredibilitas dan atraksi komunikator.
56
Ibid, h.265
BAB III.
GAMBARAN UMUM PROGRAM SAMARA DAN RADIO DAKTA 107
FM BEKASI
A. Sejarah Radio Dakta 107 FM Bekasi
Sejarah Radio Dakta 107 FM Bekasi meliputi profil dan perkembangan,
visi dan misi radio, dan program kerja radio. Berikut penjelasannya:
1. Profil dan Perkembangan
Eksistensi Radio Dakta berawal dari keinginan Bapak H. Iman Loebis,
sebagai pemilik PT Java Motors yang bercita-cita untuk membangun sebuah
radio sebagai sarana menyebarkan informasi dan dakwah ditengah
masyarakat. Pada awal tahun 1991 beliau membeli izin Radio Famor yang
berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Setelah melalui berbagai proses
administrasi dan persiapan teknis maka dipindahkanlah izin penyiarannya ke
wilayah Bekasi dengan tujuan agar daya pancarnya bisa menjangkau wilayah
Jabodetabek.
Dibawah PT Radio Nada Komunikasiutama, pada 27 Maret 1992
mengudaralah Radio Dakta dengan format radio informasi digelombang FM
92,15 yang dipancarkan dari Jalan KH Agus Salim Nomor 77 Bekasi Timur.
Menyusul adanya penataan frekuensi siaran radio yang dilakukan oleh
Departemen Komunikasi dan Informatika, maka sejak 1 Agustus 2004 Radio
Dakta pindah gelombang di jalur FM 107.
Dalam perjalanannya Radio Dakta menglami beberapa kali perubahan
format, yaitu beralih ke format Radio Sahabat Wanita, Radio Keluarga
hingga akhirnya memantapkan kembali formatnya menjadi Radio Informasi
bernuansa Islami sejak 1 Februari 2005 hingga sekarang.
Sejak awal bersiaran Radio Dakta memang dikenal masyarakat sebagai
radio yang telah memberikan kontribusi dan melayani masyarakat luas,
khususnya di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi dengan menyajikan format
interaktif, edukatif dan solutif. Kini radio Dakta dengan motto “ Bijak dan
Cerdas” berkomitmen untuk memberikan sajian yang mencerdaskan dan
mencerahkan bagi pendengar. Kami juga terus membangun kesadaran
masyarakat tentang citizen journalism yang memungkinkan bagi pendengar
untuk memberikan informasi secara langsung, menyampaikan saran dan
keluhan tentang fasilitas dan pelayanan publik serta memberikan tanggapan
dan opini mengenai berbagai isu-isu aktual yang sedang menjadi perhatian
masyarakat.
Alhamdulillah ditengah semakin ketatnya persaingan industri penyiaran,
Radio Dakta hingga kini masih tetap eksis melayani pendengarnya dengan
beragam program acara yang mengedepankan konten informasi, pendidikan
dan dakwah dengan warna yang unik dan berbeda dibandingkan radio-radio
lainnya di Jabodetabek. Radio Dakta senantiasa konsisten untuk membangun
komunitas pendengar yang produktif, kreatif dan mandiri dengan terus
meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan profesional serta
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
Kegiatan Radio Dakta 107 FM tidak hanya terpaku pada siaran on air,
tetapi juga pada kegiatan off air yang sesuai dengan moment-moment tertentu
atau sesuai dengan keadaan masyarakat seperti mother’s day, bakti sosial,
pengobatan murah dan kegiatan kemanusiaan lainnya. Radio Dakta memiliki
pendengar setia yang bergabung dalam member dakta card dan audience call-
nya adalah rekan dakta.
Member dakta card memiliki berbagai fungsi yang menguntungkan
pendengar setianya, yaitu:
1. Sebagai kartu anggota Komunitas Radio Dakta
2. Sebagai kartu Diskon diberbagai tempat belanja (rumah makan,
busana, rumah sakit, toko buku, bengkel, apotik, lembaga
pendidikan, dan lain-lain)
3. Sebagai kartu ATM Bank Syariah Mandiri.57
Dengan komitmen dan kedispilanan yang tinggi untuk memberikan yang
terbaik bagi para pendengarnya, didukung oleh team work yang senantiasa
melahirkan kreatifitas dalam menyampaikan informasi, hiburan serta
dakwahnya memberikan keyakinan pada Radio Dakta untuk tetap
berkontribusi untuk kemakmuran umat.
2. Visi dan Misi
Visi dan misi bagi sebuah organisasi merupakan arah dan tujuan yang
hendak dicapai oleh organisasi. Visi dan misi merupakan gambaran tentang
program yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi sehingga dengan
57
Company Profile Radio Dakta 107 FM Bekasi
adanya visi dan misi suatu organisasi akan lebih mudah dalam menentukan
program kerja sesuai dengan tujuan organisasi tersebut.
Visi dari Radio Dakta 107 FM adalah “Menjadi media informasi dan
pembelajaran terbaik di Indonesia yang bernafaskan Islam sehingga
bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan”.58
Sedangkan misi yang diusungnya adalah:
a. Membangun image sebagai radio pemersatu umat Islam,
b. Radio yang memberi referensi ke-Islam-an yang lengkap dan
baik ,
c. Mengantarkan kepada kemaslahatan umat59
.
3. Program Siaran
Program acara yang disiarkan Radio Dakta 107 FM Bekasi merupakan
program acara yang bersifat informasi dan pembelajaran terbaik di Indonesia
yang bernafaskan Islam sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan
lingkungannya. Secara umum Radio Dakta mengudara setiap harinya dari
pukul 04.45-23.00 WIB dengan program yang dikemas secara rapih dan
diklasifikasikan. Menghadirkan siaran yang beraneka ragam mulai dari acara
hiburan, berita dan agama. Dalam persentase acara yang disiarkan yaitu
format siaran: siaran kata 60%, iklan 25%, lagu 15%. Komposisi acara:
58
Company Profile Radio Dakta 107 FM Bekasi 59
Ibid.
program informasi 60%, program religi 35%, program hiburan 10%.
Sedangkan lagu: pop Indonesia 80%, nasyid 20%60
.
B. Profil Program Siaran Samara Dakta On Air
Program Samara adalah program yang menyiarkan nilai-nilai keluarga
Islam. Nama SAMARA disalah satu program Radio Dakta merupakan
singkatan dari kata Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah. Mawaddah merupakan
kebutuhan yang bersifat kebendaan seperti uang, rumah, dan benda lainnya,
rahmah merupakan kebutuhan yang bersifat perasaan seperti halnya
kenyamanan, saling perhatian. Sedangkan sakinah merupakan pemenuhan dari
mawaddah dan rahmah sehingga menjadi keluarga yang sejahtera. Jadi,
maksud dari Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah atau yang disingkat dengan
nama Samara adalah menciptakan kesejateraan dalam membina rumah tangga
dengan memenuhi kebutuhan materi ataupun non-materi.
Program Samara pertama kali disiarkan pada tahun 2002-an oleh Ustad
Murhali Barda dengan konsep off air biro jodoh dengan nama SAKINAH,
yaitu Satukan Kasih sesuai Sunnah. Akan tetapi, acara Sakinah tidak berjalan
dengan baik, pasif selama 4 tahun. Kemudian Ustad Murhali Barda, Ustad
Anwar Anshari Mahdum dan Ustad Warsono Bisri mengembangkan program
Sakinah yang sempat pasif dengan mengganti nama menjadi Samara, program
on air, yang merupakan singkatan dari sakinah, mawaddah dan rahmah61
.
Awal adanya program religi di Radio Dakta saat itu adalah program
antatas alwanah religi (anda bertanya kami menjawab) yang dipimpin oleh
60
Ibid 61
Wawancara dengan Ust. Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program
Samara. (Bekasi: 25 Desember 2010)
Ustad Sulaiman Jaka dan Ustad Hafidz Ahsan Almahdani. Dalam program
inilah semua permasalahan yang dihadapi pendengar dibicarakan dan
dicarikan solusinya. Pembicaraa yang tidak terarah dan melebar, tidak
spesifik, terbentuklah program kajian malam yang setiap harinya disesuaikan
ilmunya. Salah satunya program Samara, yang membahas tentang
problematika rumah tangga dan proses menikah.62
Nilai dakwah pada program Samara adalah membangun keluarga yang
berkah, membangun paradigma keluarga yang sakinah, mawaddah dan
rahmah serta proses mencapai keluarga yang SAMARA. Juga proses
menemukan jodoh, karena yang harus dilakukan pertama kali adalah niat
menikah dengan cara yang syar’i.
Program Samara disiarkan secara langsung setiap hari Senin pukul 20.00-
22.00 WIB. Program ini merupakan bagian dari program Kajian Malam yang
disiarkan setiap harinya. Metode yang digunakan dua arah, maksudnya
pendengar tidak hanya mendengarkan siaran yang dilakukan akan tetapi
merespon siaran tersebut dengan menanyakan materi yang disampaikan
melalui via telpon, facebook dan sms.
1. Pendiri Program Samara On air
Program Samara dipelopori atas ide Ustad Anwar Anshari Mahdum, Ustad
Murhali Barda dan Ustad Warsono Bisri, dan didirikan atau dibentuk pada
tahun 2002.
2. Waktu Penyiaran Program Samara On air
62
Ibid
Program Samara adalah program dakwah yang dimiliki Radio Dakta 107
FM yang diharapkan dapat memberikan kontribusinya dalam membentuk
keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah di kalangan masyarakat.
Program Samara (on air) disiarkan pada malam hari secara live setiap
pekannya, Senin pukul 20.00-22.00 WIB.63
3. Format Siaran Samara Dakta On air
Format program Samara on air yang merupakan acara siaran berupa talk
show, dibagi empat segmen dalam kajiannya. Segmen pertama, prolog.
Segmen kedua, dialog atau percakapan antara penyiar dan narasumber yang
merupakan prolog ke-2. Segmen ketiga dan keempat tanya jawab dengan
multimedia. Keempat segmen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Format Program Samara On air
Segmen Strategi Priming Ket. Menit
Segmen
ke-1
Sounder 1 Lagu nasyid dari
Gradasi
25 (detik)
Pembukaan Sapa pendengar 5 menit
Tease1 Publikasi dan
memanggil pendengar
Prolog 1 Kasus-kasus
(konseling off air)
10 menit
Dialog penyiar dan
narasumber (prolog
2)
Skrip kasus 15 menit
Tease2 Tetap dalam program
Samara
10 (detik)
Iklan 1 4 iklan 5 menit
Jingle 1 Radio Dakta 107 FM 6 (detik)
Adlibs 1 Berita (ungkapan) 2 menit
Segmen ke-
2
Sounder2 Lagu nasyid dari
Gradasi
25 (detik)
Tease3 Layanan interaktif 10 (detik)
Dialog penyiar dan
narasumber (prolog
2)
Kasus problematika
keluarga
15 menit
Tease4 Tetap dalam program 10 (detik)
63
Company Profile Dakta 107 FM. Bekasi
Samara
Iklan 2 4 iklan 5 menit
Jingle 2 Radio Dakta 107 FM 6 (detik)
Adlibs 2 Berita (ungkapan) 2 menit
Segmen ke-
3
Sounder3 Lagu nasyid dari
Gradasi
25 (detik)
Tease5 Layanan interaktif 10 (detik)
Dialog pendengar
dan narasumber
(tanya jawab 1)
Telepon 20 menit
Tease6 Tetap dalam program
Samara
10 (detik)
Berita+sponsor
berita
Dalm negeri dan luar
negeri
4 menit
Iklan 3 4 iklan 5 menit
Jingle 3 Radio Dakta 107 FM 6 (detik)
Adlibs3 Berita (ungkapan) 2 menit
Segmen ke-
4
Sounder4 Lagu nasyid dari
Gradasi
25 (detik)
Tease 7 Layanan interaktif 10 (detik)
Dialog pendengar
dan narasumber
(tanya jawab2 )
SMS, facebook dan
telepon
22 menit
Kesimpulan Ringakasan 1 menit
Penutup Lagu nasyid “Kupinang
Engkau dengan al-
Qurán”
1 menit
Sumber: Rekaman Program Samara on air
Pada program siaran Samara Dakta yang disiarkan secera on air
dipertanggujawabkan kepada penyiar dan narasumber program Samara.
Penyiar yang diberikan pertanggungjawaban program Samara on air adalah
Maula Ahmad. Sedangkan narasumbenya adalah Ustad Anwar Anshari
Mahdum Spd. Format siaran program Samara Dakta on air berisikan materi
selama 60 menit atau 1 jam dari 2 jam, jam siar Radio Dakta. Penentuan tema
disesuaikan dengan fenomena yang ada atau dari permintaan pendengar.64
64
Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program
Samara. (Bekasi: 15 Januari 2011)
C. Profil Program Siaran Samara Off air
Awal mulanya terbentuk program Samara dimulai dari terbentuknya
program off air dengan nama SAKINAH (Satukan Kasih menuju Sunnah).
Program ini merupakan program off air yang bertujuan untuk menyelesaikan
permasalahan keluarga (dari pra nikah sampai pasca nikah). Kemudian
program off air ini dihentikan selama 4 tahun. Kemudian terbentuk kembali
program keluarga di Radio Dakta dengan nama baru, yaitu Samara (Sakinah,
Mawaddah, wa Rahmah) disiarkan secara on air. Kemudian dibentuk kembali
program keluarga off air yang merupakan bagian dari Samara on air, yaitu
Samara off air.65
Program Samara off air terbentuk dua tahun setelah program Samara on
air. Usia program Samara off air sampai saat ini adalah berkisar ± 6 tahun.
program Samara off air merupakan kajian mengenai menikah (pra-pasca
menikah) dan program biro jodoh. Program Samara off air biasanya
dilaksanakan setiap 2 minggu tiap bulannya. Pelaksanaan Samara off air di
halaman kantor Radio Dakta, di Jl. Griya Agus Salim no. 77 Bekasi. 66
Tujuan dari program Samara off air adalah memberikan paradigma tentang
keislaman. Paradigma keislaman yang dikembangkan dalam program Samara
off air seperti memberikan pemahaman mengenai bagaimana Islam mengatur
perjodohan, memberikan pemahaman mengenai proses menikah sesuai dengan
nilai-nilai Islam, dan memberikan solusi dalam menyelasikan problematika
rumah tangga secara Islam. 67
65
Ibid 66
Ibid. 67
Ibid.
Program Samara off air terbagi menjadi dua bagian, yaitu kajian keluarga
dan konsultasi. Kajian keluarga adalah kajian yang bersifat umum. Dihadiri
oleh bukan hanya anggota Samara, tetapi juga bagi pendengar yang bukan
termasuk anggota Samara. Kajian Samara off air menyajikan pemahaman
membangun keluarga yang berkah. Dimulai dari proses niat menikah sampai
membentuk keluarga yang sakinah. 68
Sedangkan program Samara off air yang berupa konsultasi dikhususkan
bagi pendengar yang menjadi anggota Samara. Konsultasi Samara off air
sifatnya pembentukkan kelompok (halaqah) setelah kajian Samara off air
selesai. Pendengar dapat berkonsultasi mengenai permasalahan-permasalahan
yang dihadapi baik permasalah belum mendapatkan jodoh sehingga meminta
untuk dicarikan jodoh sampai permasalahan rumah tangga bagi pendengar
yang sudah berkeluarga. Konsultasi Samara off air tidak hanya dilakukan saat
selesai kajian Samara off air saja, akan tetapi bisa dilakukan kapan saja. Tidak
terikat oleh waktu. 69
1. Pendiri Program Samara Off air
Awal terbentuknya seluruh program off air di Radio Dakta dipelopori oleh
Ustad Warsono Bisri. Kemudian, program Samara off air dipegang tanggung
jawabnya oleh Ustad. Murhali Barda. Program Samara off air didirikan atau
dibentuk pada tahun 2004. Sifat program Samara off air berupa kajian keluarga
Islam dan konsultasi. Untuk sekarang ini program Samara off air diasuh atau
diisi oleh Ustad Anwar Anshari Hahdum.70
68
Ibid. 69
Ibid. 70
Ibid.
2. Waktu Penyiaran Program Samara off air
Program Samara adalah program dakwah yang dimiliki Radio Dakta 107
FM yang diharapkan dapat memberikan kontribusinya dalam membentuk
keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah di kalangan masyarakat.
Program Samara off air berupa kajian dilaksanakan pada minggu ke-2 tiap
bulannya pukul 09.00-11.00 WIB di halaman Kantor Radio Dkata, Jl. Griya
Agus Salim no.77 Bekasi , sedangkan program Samara off air berupa
konsultasi dilaksanakan kapan saja, baik setelah kajian Samara off air
maupun diluar waktu kajian Samara off air.71
71
Ibid
BAB IV.
FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG EFEKTIVITAS PROGRAM
SAMARA RADIO DAKTA 107 FM BEKASI
A. Faktor Pendukung Format Program Samara
Format merupakan konseptualisasi dari sebuah perencanaan dalam stasiun
radio. Format berfungsi sebagai urutan atau rangkaian acara yang akan
disiarkan oleh radio. Pra produksi format merupakan kebijakan dalam
perencanaan program acara. Kebijakan stasiun radio dalam menjalankan
program acara yang bersifat susunan acara (rundown). Kebijakan ini
dilaksanakan pada saat siaran berlangsung. Tidak semua rencana dilaksanakan
saat on air karena dipengaruhi oleh keberadaan narasumber dan hambatan
lainnya. Maka, diperlukan evasluasi dalam setiap pelaksanaan program on air.
Berdasarkan teori dan olah data dari tiga rekaman. Dimulai dari
pembahasan berikut ini:
Ketiga rekaman tersebut menjelaskan bahwa terbagi empat segmen dalam
dua jam siaran pada program Samara on air. Segmen pertama(1), pada segmen
ini pembukaan dimulai dengan memutarkan sounder lagu dari grup Nasyid
Gradasi dengan judul “Kupinang Engkau dengan al-Qurán”. Kemudian,
pembukaan oleh penyiar dengan menyapa pendengar dengan panggilan rekan
dakta dan melakukan lead mengenai tema yang akan dikaji dan tease, yaitu
memanggil pendengar. Menyapa narasumber yang sudah berada di studio,
serta mempersilahkan narasumber untuk memberikan prolog1. Prolog1 yang
disajikan merupakan kasus masyarakat dari program off air (konsultasi).
Segmen kedua (2), penyiar dan narasumber berdialog (prolog2) atau tanya
jawab mengenai prolog yang disampaikan oleh narasumber sebelumnya dan
juga membahas kasus-kasus yang terjadi pada masyarakat. Hal ini merupakan
pendalaman materi dari prolog1.
Segmen ketiga (3), segmen ini, tim produksi membuka layanan interaktif
bagi pendengar (rekan dakta) yang ingin bergabung dengan memberikan
pertanyaan ataupun tanggapan mengenai pembahasan sebelumnya. Dengan
menggunakan beberapa media seperti telepon, pesan singkat atau SMS, dan
facebook. Pada segmen ini, tim produksi membuka layanan telepon terlebih
dahulu.
Sedangkan, segmen keempat (4), tidak jauh berbeda dengan segmen
ketiga. Karena segmen ketiga dan keempat merupakan segmen khusus bagi
pendengar yang ingin bergabung melalui layanan interaktif (tanya jawab)
dengan SMS dan facebook. Tidak ada umpan balik dari pendengar. Kemudian,
kesimpulan dan penutup.72
Penggunaan lagu sounder merupakan permintaan dari narasumber untuk
lebih memberikan warna dan karakter pada program Samara. 73
Adapun iklan
yang menjadi jarak antara segmen satu dengan segmen yang lainnya
merupakan iklan produk-produk lembaga Islam yang bekerjasama dalam
menyiarkan Islam dan juga melibatkan jasa narasumber di Radio Dakta.
72
Rekaman Format Program Samara on air. Lihat di lampiran 73
Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program
Samara. (Bekasi: 25 Februari 2011)
Berdasarkan tiga rekaman format siaran Program Samara Dakta dapat
disimpulkan bahwa secara umum format yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Table 4.1 Format Siaran Program Samara Secara Umum
Segmen Strategi Priming Ket. Menit
Segmen ke-1 Sounder Lagu nasyid dari Gradasi 25 (detik)
Pembukaan Sapa pendengar 5 menit
Tease Publikasi dan memanggil
pendengar
Prolog 1 Kasus-kasus
(konseling off air)
10 menit
Dialog penyiar dan
narasumber (prolog 2)
Skrip kasus 15 menit
Tease Tetap dalam program Samara 10 (detik)
Iklan 4 iklan 5 menit
Jingle Radio Dakta 107 FM 6 (detik)
Adlibs Berita (ungkapan) 2 menit
Segmen ke-2 Sounder Lagu nasyid dari Gradasi 25 (detik)
Tease Layanan interaktif 10 (detik)
Dialog penyiar dan
narasumber (prolog 2)
Kasus problematika keluarga 15 menit
Tease Tetap dalam program Samara 10 (detik)
Iklan 4 iklan 5 menit
Jingle Radio Dakta 107 FM 6 (detik)
Adlibs Berita (ungkapan) 2 menit
Segmen ke-3 Sounder Lagu nasyid dari Gradasi 25 (detik)
Tease Layanan interaktif 10 (detik)
Dialog pendengar dan
narasumber (tanya
jawab 1)
Telepon 20 menit
Tease Tetap dalam program Samara 10 (detik)
Berita+sponsor berita Dalm negeri dan luar negeri 4 menit
Iklan 4 iklan 5 menit
Jingle Radio Dakta 107 FM 6 (detik)
Adlibs Berita (ungkapan) 2 menit
Segmen ke-4 Sounder Lagu nasyid dari Gradasi 25 (detik)
Tease Layanan interaktif 10 (detik)
Dialog pendengar dan
narasumber (tanya
jawab2 )
SMS, facebook dan telepon 22 menit
Kesimpulan Ringakasan 1 menit
Penutup Lagu nasyid “Kupinang
Engkau dengan al-Qurán”
1 menit
Armawati Arbi, menemukan dan mengelompokkan hasil penelitian ke
dalam tipe format menjadi dua, yaitu tiga tipe Format Dialog dan dua tipe
Format Pendakwah Menjawab. Tipe format Dialog terbagi menjadi tiga
kelompok: a) Narasumber dan Pendengar, b) Penyiar dan Pendengar dan c)
Pendengar dan Pendengar. Sedangkan format Pendakwah Menjawab terbagi
menjadi dua kelompok: a) format Pendengar Bertanya dan Pendakwah
Menjawab, tanpa Umpan Balik dan b) format Pendengar Bertanya dan
Pendakwah Menjawab, dengan Umpan Balik Tertunda.74
Berdasarkan temuan di atas, format Program Samara menggunakan dua
tipe format, yaitu a) format dialog antara penyiar dan narasumber sebagai
fragmen di Radio SPFM dan b)format Pendengar Bertanya dan Pendakwah
Menjawab dengan multimedia, Tanpa Umpan Balik di Radio Bens dan skrip
solusi.
Kelebihan format Radio SPFM yakni, memudahkan pendengar untuk
memahami pesan yang disampaikan narasumber. Kelemahannya narasumber
harus mempersiapkan rekaman drama sesuai dengan kasus yang akan
dianalisis.75
Sedangkan kelebihan menggunakan format Radio Bens , yakni
Pendengar bertanya Pendakwah menjawab tanpa umpan balik ialah
memberikan ruang dan waktu yang cukup banyak kepada pendengar untuk
mengajukan pertanyaan. Kelemahannya, banyak SMS yang dijawab oleh
74
Armawati Arbi, Dakwah Melalui Radio: Konstruksi Radio Dangdut Jakarta Atas
Realitas Problem Keluarga. Disertasi Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel. Surabaya. 2010 75
Ibid, h. 279-280
narasumber sehingga pembahasannya melebar dan tidak berfokus pada satu
tema.76
Table 4.2 Format Program Samara
Priming Format
Prolog 1 Skrip kasus (hasil konsultasi off air) mengenai tidak
merasakan cinta dalam rumah tangga
Prolog 2 Pendalaman materi secara dua arah (dialog)
Tanya-jawab multimmedia 1 Tanya jawab dengan media telepon
Tanya-jawab multimedia 2 Tanya jawah dengan media SMS dan Facebook
Kesimpulan Hasil dari pembahasan
Berdasarkan table di atas, dapat disimpulkan tipe format program Samara
adalah format Prolog Skrip Kasus, Prolog Pendalaman Dua Arah, dan Tanya
Jawab Multimedia.
Kelebihan format Prolog Skrip Kasus, Prolog Pendalaman Dua Arah, dan
Tanya Jawab Multimedia adalah memudahkan narasumber untuk
menyampaikan pesan atau informasi dengan menggunakan skrip kasus,
membingkai narasumber sebagai pendakwah yang ahli dibidang keluarga
dengan segala kasus yang dihadapi, dan mempermudah pendengar untuk
berpartisipasi melalui beberapa media yang di sediakan oleh tim produksi.
Kelemahan format tersebut adalah waktu untuk pendengar lebih sedikit
dibandingkan narasumber. Batasan waktu untuk menerima telepon dan
membacakan SMS dan facebook sangat terbatas, sehingga tidak banyak SMS
atau facebook yang dibacakan. Kesempatan untuk pendengar sangat kecil
dibandingkan narasumber.
76
Ibid, h. 295
Format prolog skrip kasus terdapat pada segmen kesatu (1). Pada segmen
ini narasumber memberikan informasi dan memberikan penjelasan dengan
menampilkan kasus-kasus masyarakat saat konsultasi secara off air. Kasus-
kasus tersebut dijadikannya sebagai bahan informasinya supaya pendengar
dapat memahami dengan mudah.
Format prolog pendalaman dua arah dilakukan pada segmen kesatu (1),
setelah prolog skrip kasus, dan juga pada segmen kedua (2). Keaktifan penyiar
untuk menanyakan lebih dalam prolog yang disampaikan narasumber dengan
menanyakan fenomena yang ada di masyarakat. Sifatnya tanya-jawab, penyiar
bertanya dan narasumber menjawab. Tujuan penggunaan format ini adalah
membantu narasumber untuk aktif berbicara, dan membantu narasumber untuk
menyampaikan pesan secara terstruktur.77
Sedangkan format tanya jawab multimedia, diposisikan disegmen ketiga
(3) dan keempat (4). Pendengar berpartisipasi untuk menanyakan permasalahan
yang dihadapi dengan menggunakan media yang disediakan oleh tim produksi,
yaitu telepon, SMS, dan facebook. Disegmen ketiga (3), penyiar membuka
layanan interaksi telepon dari 5 penelpon pertama. Kelima penelpon tersebut
berhak mengajukan pertanyaan atau pernyataan. Dijawab oleh narasumber
secara bertahap. Tidak ada umpan balik dalam format ini. Pendengar hanya
dapat bertanya, tidak bisa langsung merespon pernyataan narasumber.
Jadi, format yang digunakan dalam program Samara adalah format Prolog
Skrip Kasus, Prolog Pendalaman Dua Arah, dan Tanya Jawab Multimedia.
77
Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program
Samara. (Bekasi: 25 Februari 2011)
Dengan berorientasi pada narasumber dan menggunakan beberapa media
sebagai alat penghubung tim produksi dengan pendengarnya.
B. Faktor Pendukung Pesan Program Samara
Faktor-faktor pendukung efektivitas pesan pada program Samara adalah
sebagai berikut:
1. Urutan Pesan
Berdasarkan tiga rekaman yang penulis gunakan untuk mengetahui urutan
pesan yang disampaikan narasumber pada program Samara, dapat dilihat dari
ketiga teks berikut:
Teks pertama (1), yang bertemakan “Mahligai Cinta Rumah Tangga”,
narasumber menyampaikan pesannya dengan menggunakan pola deduktif
sebagai urutan pesannya.
Dalam teks pertama, cinta dalam rumah tangga yang menjadi gagasan
utama. Tujuan dari tema tersebut ialah bagaimana agar cinta dalam rumah
tangga terus terbangun. Maka, narasumber menjelaskan hakikat cinta dengan
tingkatan-tingkatan cinta yang diungkapkan Abdullah Hasyim Urwan. Seperti
berikut”
… Biduk rumah tangga ini juga harus kita bangun dengan cinta
kepada Allah, cinta kita kepada Rasulullah, cinta kita kepada hal-hal yang
sangat penting dalam hidup seperti jihad fi sabilillah. Kalau kita bicara
cinta seperti yang dikatakan Abdullah Hasyim Urwan, dia pakar tarbiyah
Islam. Dia mengatakan cinta itu ada 3 tingkatan : yang pertama yang
paling tinggi yang harus kita berikan kepada Allah, Rasulullah dan Jihad
fi sabilillah. Kemudian dalam tingkatan yang menengah, cinta kepada
istri,anak, keluarga, kepada anak-orang tua, kepada suami-istri, harta
benda, kekuasaan, cinta pada tingkatan menengah. Dan itu tidak
disalahkan. Yang ketiga adalah cinta pada tingkatan terendah, apa hakikat
cinta yang rendah ini, ketika mencintai istri, mencintai anak, dan lainnya
itu lebih kita cinta daripada cinta kita kepada Allah….78
Gagasan utama pada teks ini adalah tiga tingkatan yang digambarkan oleh
Abdullah Hasyim Urwan dalam hakikat cinta secara Islam. Narasumber
mengemasnya untuk menjadi suatu perhatian yang penting dalam rumah
tangga sehingga dapat mencapai keluarga atau rumah tangga yang idaman.
Rumah tangga yang idaman, dilengkapi dengan adanya cinta, pemahaman
antara suami-istri yang seimbang, sikap percaya antar keduanya, dan
terpenuhinya kebutuhan seks. Disini, narasumber menjelaskan hal-hal
penunjang hadirnya rumah tangga yang bahagia dengan memenuhi komponen
tersebut, yaitu cinta, pasangan yang seiman, kepercayaan, dan seksualitas. Hal
ini dijelaskan dalam dialognya dengan penyiar, sebagai berikut:
Penyiar: Bagaimana kalau misalkan ada seseorang terutama
ikhwan yang ingin menyatakan pada calon istrinya bahwasanya modal kita
dalam berumah tangga ini cukup dengan cinta?
Narasumber: … Rumah tangga yang tepat memberikan porsi cinta insya
allah akan memberikan kedudukan yang bagus. Tapi memang cinta juga
tidak cukup, paling tidak kalau kita menginginkan tips-tips bahagia itukan
memerlukan komponen-komponen yang lain. Jadi, cinta ini bukan satu-
satunya syarat dalam rumah tangga bahagia, tapi dia memiliki peran
penting membangun keluarga yang lebih bahagia dan lebih baik. Kedua
selain cinta yang hadir untuk memposisikan keluarga kita agar lebih baik
adalah kesamaan fikroh, dalam artian orang-orang yang betul-betul
seiman… Dan kemudian selain seiman yang menjadi ujung tombak dalam
rumah tangga itu yaitu antara suami-istri harus ada kepercayaan yang kuat.
Tanpa adanya saling percaya antara suami-istri perjalanan rumah tangga
tidak berjalan mulus … Kalau sudah saling percaya maka akan
menyatukan pemikiran kita, fikroh kita. Mungkin juga untuk meraih
kebahagaian itu perlu bukti. Jadi, sebelumnya harus ada bukti dalam
menungkapkan cinta kepada orang yang dicintai. Maka dalam rumah
tangga diperlukan bukti, salah satu buktinya adalah tingkat seksualnya.79
78
Rekaman Siaran Program Samara on air, Mahligai Cinta Rumah Tangga. 10 Januari
2011, prolog1. 79
Rekaman prolog 2 (narasumber) Siaran Program Samara on air,Mahligai Cinta Rumah
Tangga. 10 Januari 2011.
Jadi, urutan pesan pada teks pertama ini adalah urutan pesan dengan pola
deduktif, yang menjelaskan terlebih dahulu cinta rumah tangga dengan
tingkatan-tingkatan cinta yang merupakan gagasan utamanya. Kemudian
dilengkapi dengan komponen rumah tangga, bukti kasus masyarakat, dan
sampai pada posisi kesimpulan. Sedangkan pesan tersebut mengandung dua
sisi, yaitu sisi positif dan negatif.
Pada teks kedua, “Meredam Api Cemburu”, mulai dijelaskan oleh
narasumber dengan memberikan penjelasan mengenai pemahaman cemburu.
Setelah menjelaskan apa itu cemburu dan seperti apa cemburu, kemudian
narasumber melanjutkannya dengan, bagaimana meredam kecemburuan
tersebut. Jadi, gagasan utama dari tema ini adalah mengatasi cemburu agar
tidak menjadi konflik perpecahan rumah tangga.
Kecemburuan ini merupakan sifat yang wajar, wajar sekali ya.
Apalagi jika salah satu pihak, entah istri maupun suami, dan ini
merupakan suatu perasaan yang sangat rasional sebetulnya. Walaupun
banyak orang yang menyatakan cemburu itu adalah sifat yang tidak
rasional, “ngapain sih harus cemburu, nagapain sih harus cemburu”. Tapi
faktanya memang dilapangan kecemburuan inilah yang sering kali yang
menghadirkan persoalan-persoalan yang lebih besar. Dan kita temukan
bahwa proses hubungan kekeluargaan dan terjadi berbagai permasalahan
dan problema sampai pada tingkat perceraian itukan merupakan penyebab
dari kecemburuan… Bagaimana menyikapi kecemburuan itu, sebab
keluarga-keluarga, jangankan keluarga-keluarga kita ya, keluarga Nabi
pun, istrinya Rasulullah banyak yang cemburu, termasuk juga maaf kalau
kita bicara dalam siroh tentang Aisyah yang sangat cemburu dan cemburu
beliau sangat amat wajar.80
Potret Aisyah RA yang cemburu kepada Rasulullah SAW karena selalu
mengingat Khadijah RA, istri pertamanya yang sudah meninggal,
membuatnya sangat cemburu. Inilah yang dicontohkan narasumber diawal
80
Rekaman prolog 1 Siaran Program Samara on air, Meredam Api Cemburu. 17 Januari
2011.
pembahasan untuk dapat mengendalikan rasa cemburu terhadap orang yang
dicintainya.
Kemudian, secara khusus narasumber menjelaskan cemburu dengan
perasaan-perasaan yang lainnya, seperti hadirnya cemburu menandakan
hadirnya cinta, hadirnya cemburu merupakan perasaan curiga, hadirnya
cemburu juga menghadirkan rasa benci dan lainnya. Misalnya, (1) orang yang
mencintai pasti memiliki rasa cemburu karena dia tidak ingin orang yang
dicintainya itu dimiliki orang lain, dan (2) cemburu itu dia takut kalau dia
beralih kepada orang lain, juga bisa dia sangat sayang, tapi juga bisa
cemburu karena kecurigaan. Kecurigaan inikan berlebihannya sifat su’udzon,
berburuk sangka. Sebab, karena kecurigaan itu berburuk sangka.81
Sedangkan jika dilihat dari sisinya, pesan pada teks kedua memiliki dua
sisi, yaitu positif dan negatif.
Pesan yang mengandung unsur atau sisi positif:
Nah kalau ada orang yang sangat bagus aktivitas gerakannya (mati
syahid), kita boleh cemburu sebab kita tidak punya apa-apa yang bisa
dilakukan. Kita balik bertanya, apa yang akan saya berikan untuk kebaikan
umat ini? Kalau kita memiliki kemampuan A, maka maksimalkan dalam
memberikan kemampuan kita. Jadi yang terpenting sekarang apa yang
dapat kita lakukan untuk Islam. Ketika secara umum kita tidak bisa
melakukan apa-apa, kita Islamkan diri kita. Sebab berjuang itukan banyak
komponennya, setiap kita dapat berjuang sesuai kapasitas kemampuan
kita.82
Pesan yang mengandung unsur atau sisi negatif:
… Usahakan permasalahan yang kecil kita redam, sebab jika
diceritakan kepada orang lain maka kita membuka aib. Tidak hanya suami
yang jelek, tidak hanya istri yang jelek, jadi kita tidak punya kemampuan
untuk membuat rumah tangga kita rumah tangga yang baik. Usahakan
81
Rekaman prolog 2 Siaran Program Samara on air, Meredam Api Cemburu. 17 Januari
2011. 82
Ibid. Segmen ke-3
untuk tidak ada cerita-cerita. Apalagi kan memang suami atau istri tidak
boleh menceritakan suatu hal yang merupakan kekurangan dalam rumah
tangganya. Semakin sering kita menceritakan aib orang lain maka semakin
sering kita memperlihatkan aib kita dihadapan orang lain. 83
Jadi, urutan pesan pada teks kedua menggunakan pola deduktif, yang
menjelaskan gagasan utamanya terlebih dahulu secara umum sampai pada
akhirnya mendefinisikan dan menjelaskan sifat-sifat cemburu. Serta memiliki
sisi positif dan negatifnya.
Sedangkan teks ketiga (3), dengan tema “Nikah Beda Fikroh”.
Narasumber mengawalinya dengan menjelaskan tentang, “apa itu fikroh?”.
Seperti dalam ungkapannya, “Sefikroh itu artinya orang-orang yang memiliki
pemikiran, sepemikiran. Memiliki kesamaan tentang masalah-masalah
pandangan hidup. Jadi kalau judul kita hari ini adalah nikah beda fikroh, itu
maknanya nikah berbeda pandangan”.84
Kemudian, narasumber membaginya dengan beberapa pembahasan secara
khusus, yaitu untuk yang belum menikah dalam kategori mencari dan memilih
dan untuk yang sudah menikah. Maksudnya bagi yang belum menikah
persiapkan diri untuk menerima permasalahan-permasalahan yang akan
dihadapi nantinya, karena tidak pernah tahu siapa jodohnya nanti. Akan tetapi,
berusaha untuk mencari yang sepaham. Begitu juga sebaliknya bagi yang
sudah berkeluarga.85
Pada teks ketiga, pola urutan pesan yang digunakan adalah pola deduktif.
Gagasan utama dijelaskan terlebih dahulu, baru kemudian bagian khususnya.
83
Ibid. 84
Rekaman prolog 1Program Samara On air, Nikah Beda Fikroh. 24 Januari 2011. 85
Ibid
Berdasarkan urutan pesan dari ketiga rekaman di atas, dapat disimpulkan
bahwa urutan pesan yang digunakan dalam tiga teks rekaman di atas
merupakan pola urutan deduktif, yaitu menjelaskan bagian terpenting atau
gagasan utamanya kemudian diperjelas dengan bagian-bagian pesan
khususnya. Juga menghadirkan sisi positif dan negatifnya dalam
menyampaikan pesan.
2. Struktur Pesan
Struktur pesan terdiri dari 5 indikator, antara lain: (a) pendengar secara
terbuka memihak satu sisi argumen, sisi yang lain tidak mungkin mengubah
posisi mereka, (b) pembicara menyajikan informasi tentang persoalan yang
menarik perhatian pendengarnya, sehingga akan diingat dan diterapkan, (c)
menyajikan informasi yang menyenangkan bagi orang lain, (d) urutan pro-
kontra lebih baik dibandingkan kontra-pro, dan (e) argumen yang terakhir
akan lebih efektif bila ada jangka waktu cukup lama diantara dua pesan, dan
pengujian segera terjadi setelah pesan kedua.
Struktur pesan prolog1 yang membahas kasus dari konsultasi saat program
off air terdiri dari indikator-indikator:
Dalam prolog1 “Mahligai Cinta Rumah Tangga”, indikator yang
digunakan adalah indikator menyampaikan gagasan yang menyenangkan
pendengar diawal penyajian sehingga pendengar akan cenderung akan
memperhatikan dan menerima pesan yang berikutnya. Menarik perhatian
pendengar dengan hal yang paling banyak disukai dengan membahas cinta.
Kecendrungan seseorang itu kuat sekali dengan yang namanya
cinta. Dan cinta ini harus terus terbangun, bukan hanya saat kita ingin
mendapatkan pendamping hidup yang mencintai dan dicintai. Tetapi juga
kita berada pada bahtera rumah tangga yang terjalani. Kendatinya ketika
seseorang suami memiliki istri kemudian memiliki anak. Ketika lahir anak
pertama dia sangat cinta. Ketika lahir anak kedua, dia amat sangat cinta.
Ketika lahir anak yang ketiga dia sangat amat-amat cinta, ya. Karena dari
kecintaan istri kepada suami sudah diperlihatkan, dan bukti dari kecintaan
suami kepada istri sudah Nampak betul kan, dari lahirnya buah hati itu.
Buah hati itukan sebetulnya buah dari rasa cinta. Ada orang yang
bertanya,” ustad, terus terang saya menikah tanpa cinta”. Kemudian saya
tanya, “apakah Anda memiliki anak”. Dia menjawab, “Alhamdulillah saya
sudah punya anak empat”.86
Menarik perhatian pendengar dengan hal-hal yang fakta akan hadirnya
cinta dalam rumah tangga. Pendengar mendapatkan emosinya saat
mendengarkan pesan tersebut, karena itu adalah bukti akan hadirnya rasa cinta
dalam rumah tangga.
Prolog 1 dalam tema “Meredam Api cemburu”, indikator yang digunakan
adalah indikator urutan pro-kontra yang disajikan diawal. Narasumber
menyetujui akan sesuatu hal yang terjadi sebelum akhirnya memberikan
pengarahan untuk bersikap lebih baik dan menentang hal tersebut. Misalnya:
Kecemburuan ini merupakan sifat yang wajar, wajar sekali ya.
Apalagi jika salah satu pihak, entah istri maupun suami, dan ini
merupakan suatu perasaan yang sangatrasional sebetulnya. Walaupun
banyak orang yang menyatakan cemburu itu adalah sifat yang tidak
rasional, “ngapain sih harus cemburu, nagapain sih harus cemburu”. Tapi
faktanya memang dilapangan kecemburuan inilah yang sering kali yang
menghadirkan persoalan-persoalan yang lebih besar. Dan kita temukan
bahwa proses hubungan kekeluargaan dan terjadi berbagai permasalahan
dan problema sampai pada tingkat perceraian itukan merupakan penyebab
dari kecemburuan.87
Ini adalah sikap pro narasumber dalam menyampaikan pesannya.
Narasumber menjelaskan bahwa kecemburuan itu hal yang lumrah bagi
manusia. Kecemburuan akan selalu dalam diri manusia karena itu merupakan
salah satu sifat manusia.
86
Rekaman prolog 1 Program Samara On air, Mahligai Cinta Rumah Tangga . 10
Januari 2011. 87
Rekaman prolog 1 Program Samara On air, Meredam Api Cemburu . 17 Januari 2011.
Sehingga banyak orang yang punya masa lalu, banyak orang yang
masih berinteraksi dengan orang masa lalunya, ya. Atau memang
kecemburuan-kecemburuan yang sifatnya sangat berlebihan yang
kemudian kita sebut dengan cemburu buta. Misalnya seorang istri yang
masih berhubungan dengan seorang mantan pacarnya yang dulu, iya kan…
Tapi kecemburuan Aisya tidak berlebihan, masih dalam proses hal-hal
yang sangat wajar bagi seorang istri ketika suami mengingat masa
lalunya.88
Sikap kontra narasumber yang mengarahkan bahwa cemburu sewajarnya
saja, jangan sampai cemburu yang berlebihan yang akhirnya menjadi cemburu
buta. Karena pada dasarnya adanya perceraian itu dikarenakan kecemburuan
manusia yang berlebihan.
Sedangkan prolog1 tema “Nikah Beda Fikroh”, menggunakan indikator
menyampaikan gagasan yang menyenangkan pendengar diawal penyajian
sehingga pendengar akan cenderung akan memperhatikan dan menerima
pesan yang berikutnya. Dalam tema ini, narasumber menarik perhatian
pendengar untuk lebih mengetahui persoalan-persoalan yang terjadi dalam
menuju dalam pernikahan terutama dengan permasalahan pemikiran atau
pandangan.
Sefikroh itu artinya orang-orang yang memiliki pemikiran,
sepemikiran. Memiliki kesamaan tentang masalah-masalah pandangan
hidup. Jadi kalau judul kita hari ini adalah nikah beda fikroh, itu maknanya
nikah berbeda pandangan. Hal ini sering kali didiskusikan bagi rekan-
rekan yang memang aktif dalam dunia dakwah… Padahal kedua-duanya
memiliki kesamaan yang tak terpisahkan. 89
Ungkapan, ” Hal ini sering kali didiskusikan…” menunjukkan bahwa hal
ini menarik untuk diperbincangkan. Menarik pehatian pendengar dengan
tema-tema yang sering menjadi perbincangan orang, terutama yang aktif
88
Ibid. 89
Rekaman Program Samara On air, Nikah Beda Fikroh . 24 Januari 2011, prolog 1.
dalam pergerakkan. Jadi, pada tema ini narasumber menarik perhatian
pendengar dengan perbedaan pandangan atau pemikiran.
Jadi, struktur pesan pada prolog1 membahas kasus dari konsultasi program
off air adalah struktur pesan kesukaan pendengar. Maksudnya menyampaikan
hal-hal yang menyenangkan dan menarik perhatian pendengar dengan
menyentuh emosinya, sehingga cenderung memperhatikan dan menerima
pesan-pesan berikutnya.
Struktur pesan prolog 2 dua arah, tanya-jawab penyiar dengan narasumber
terdiri dari indikator-indikator:
Prolog 2 dua arah ditema, “Mahligai Cinta Rumah Tangga”, menggunakan
indikator menyampaikan gagasan yang menyenangkan pendengar diawal
penyajian sehingga pendengar akan cenderung akan memperhatikan dan
menerima pesan yang berikutnya. Berawal dari prolog1, pembahasan sudah
dikehendaki oleh pendengar, maka pada prolog2, dialog penyiar dengan
narasumber, berkaitan dengan hal-hal yang perasaannya.
Rumah tangga yang tepat memberikan porsi cinta insya allah akan
memberikan kedudukan yang bagus. Tapi memang cinta juga tidak
cukup… Kedua selain cinta yang hadir untuk memposisikan keluarga kita
agar lebih baik adalah kesamaan fikroh, dalam artian orang-orang yang
betul-betul seiman. Jadi, untuk menjadikan keluarga bahagia bukan hanya
cinta, tapi orang-orang yang seiman, orang-orang yang satu pemikiran…
Dan kemudian selain seiman yang menjadi ujung tombak dalam rumah
tangga itu yaitu antara suami-istri harus ada kepercayaan yang kuat…
Mungkin juga untuk meraih kebahagaian itu perlu bukti. Jadi, sebelumnya
harus ada bukti dalam menungkapkan cinta kepada orang yang dicintai.
Maka dalam rumah tangga diperlukan bukti, salah satu buktinya adalah
tingkat seksualnya.90
90
Rekaman prolog 2 Program Samara On air , Mahligai Cinta Rumah Tangga . 10
Januari 2011.
Pembahasan mengenai cinta, kendatinya disenangi oleh semua orang.
Kemudian, disajikan oleh narasumber dan penyiar dengan pembahasan yang
menarik pula dan mengajak untuk memenuhi kebutuhan keluarga bahagia.
Prolog2 dua arah pada tema “Meredam Api Cemburu”, termasuk dalam
indikator struktur pesan menyampaikan gagasan yang menyenangkan
pendengar diawal penyajian sehingga pendengar akan cenderung akan
memperhatikan dan menerima pesan yang berikutnya. Dalam hal ini, penyiar
menarik perhatian dan emosi pendengar dengan mengajukan pertanyaan yang
umum dilakukan. Seperti:
Penyiar: Bang kalau tadikan istilah cemburu itu bertanda cinta,
tapi ada bahkan cemburu itu bertanda curiga, nah ini seperti apa Bang?
Narasumber: Ini bisa saja cemburu itu dia takut kalau dia beralih kepada
orang lain, juga bisa dia sangat sayang, tapi juga bisa cemburu karena
kecurigaan. Kecurigaan inikan berlebihannya sifat su’udzon, berburuk
sangka. Sebab, karena kecurigaan itu berburuk sangka….91
Penyiar yang menyajikan pembahasan yang dikehendaki pendengar
sehingga narasumber menjawabnya sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
oleh narasumber dan yang diinginkan pendengar.
Sedangkan prolog2 dua arah pada tema “Nikah Beda Fikroh” merupakan
indikator menyampaikan gagasan yang menyenangkan pendengar diawal
penyajian sehingga pendengar akan cenderung akan memperhatikan dan
menerima pesan yang berikutnya. Tidak jauh berbeda dengan prolog-prolog
ditema yang lain, disini penyiar menggugah pendengar dengan pertanyaan
yang umum dilakukan oleeh sekelompok orang. Maka, menarik untuk
diketahui solusi dari perbedaan tersebut. Misalnya saja:
91
Rekaman prolog 2 Program Samara On air, Meredam Api Cemburu . 17 Januari 2011.
Penyiar: Bang Aan kalau misalnya,seseorang yang memang sudah
menjiwai suatu pergerakan atau bahkan dalam sebuah ormas ya, ini kan
pasti ada kekhawatiran-kekhawatiran bahkan ada istilahnya rekomendasi-
rekomendasi khusus dari atasannya, Murabinya atau Murobiahnya?
Narasumber: Ketika kita berbicara pernikahan dalam bentuk perbedaan
fikroh ini, orang yang memiliki pemahaman Islam, Islam inikan
menyatukan, bukan menyeraikan, bukan memutuskan. Unsur Islam ini
menyatukan perbedaan yang sangat kuat. Nah, ketika seseorang itu
menikah dengan mendapatkan restu dari “sang murabbi”, dan kemudian
murabbinya menekankan hal-hal yang harus begini, harus begini, harus
begini. Pada prinsipnya sang murabbi itu hanya memberikan apa yang
disebut dengan pandangan-pandangan saja….92
Jadi, ketiga prolog2 dua arah, struktur pesannya menggunakan indikator
pembicara menyajikan informasi tentang persoalan yang menarik perhatian
pendengarnya, sehingga akan diingat dan diterapkan.
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur pesan pada
prolog1 skrip kasus dan prolog2 pendalaman materi dengan dua arah adalah
indikator pembicara menyajikan informasi tentang persoalan yang menarik
perhatian pendengar atau menyampaikan gagasan yang dikehendaki
pendengar sehingga cenderung memperhatikan dan menerima pesan-pesan
berikutnya.
3. Imbauan Pesan
Imbauan pesan yang digunakan oleh narasumber dalam menyampaikan
pesan yakni, (a) imbauan rasional, (b) imbauan motivasi dan (c) imbauan
emosional.
a. Imbauan rasional, imbauan ini melihat dari realitas atau kenyataan yang
menjadi contoh, misalnya saja sikap Rasulullah SAW saat jaman dahulu dan
bukti-bukti secara realita. Jadi, ada contoh yang dijadikan cerminan di
92
Rekaman prolog 2 Program Samara On air. Nikah Beda Fikroh . 24 Januari 2011.
kehidupan selanjutnya. Hal ini digunakan untuk memberikan keyakinan
kepada pendengar bahwa pesan-pesan yang disampaikan adalah suatu pesan
yang bisa diterima dengan akal sehat. Pesan yang bisa diterima dengan logika
masyarkat. Karena pendengar membutuhkan penyataan yang riil yang bisa
dijadikan sebagai tauladan atau rujukan.
Banyaknya pesan yang mengandung imbauan rasional pada teks kesatu
dengan tema “Mahligai Cinta Rumah Tangga”, tanggal 10 Januari 2011,
terdapat 10 pesan imbauan rasional. Beberapa pesan tersebut adalah:
Buah hati itukan sebetulnya buah dari rasa cinta. Ada orang yang
bertanya,” ustad, terus terang saya menikah tanpa cinta”. Kemudian saya
tanya, “apakah Anda memiliki anak”. Dia menjawab, “Alhamdulillah
saya sudah punya anak empat”. 93
Kadang-kadang cinta yang berlebihan
itu akan menjadi fitnah, harta dan anak-anak itu adalah perhiasan yang
bisa menjadi fitnah jika berlebihan mencintainya. Maka Rasulullah SAW
pernah memberi saran kepada Ali bin Abi Thalib,” apabila kau mencintai
orang, cintailah sekedarnya saja, sebab bisa saja orang yang cintai bisa
jadi orang yang kau benci nantinya, begitu sebaliknya”.94
Seharusnya yang lebih banyak dicintai adalah ibunya yang sudah
melahirkan.95
Kemudian, pada teks kedua dengan tema “Meredam Api Cemburu”,
tanggal 17 Januari 2011, terdapat 12 pesan imbauan rasional. Salah satu yang
menggambarkan imbauan rasional adalah:
Cuma harus ditarik kesimpulan cemburu yang bagaimana yang
harus diwajarkan dan yang diwaspadai. Aisyah cemburu sekali dengan
Khadijah, padahal Khadijah sudah tidak ada, sudah dipanggil oleh Allah…
Tapi kecemburuan Aisyah tidak berlebihan, masih dalam proses hal-hal
yang sangat wajar bagi seorang istri ketika suami mengingat masa
lalunya.96
93
Rekaman prolog 1 Program Samara On air Mahligai Cinta Rumah Tangga . 10 Januari
2011. Segmen ke-1. 94
Ibid. 95
Rekaman prolog 1 Program Samara On air, Mahligai Cinta Rumah Tangga . 10
Januari 2011. Segmen ke-2. 96
Rekaman Prolog1Program Samara On air, Meredam Api Cemburu. 17 Januari 2011.
Segmen ke-1.
Sedangkan pada teks ketiga, yang bertema “Nikah Beda Fikroh”, yang
disiarkan tanggal 24 Januari 2011, terdapat 11 pesan imbauan rasional.
Diantaranya yang menggambarkan imbauan rasional adalah:
Dan sebetulnya permasalahan inikan bukan pada perbedaan-
perbedaan pada pandangan kehidupan, bahwa Rasulullah SAW telah
menetapkan bahwa yang namanya pernikahan ini semua sesuai sunnah. 97
Jadi ini menjadi satu catatan penting bahwa berbeda fikroh memang tidak
ada secara detail dalilnya mentidak bolehkannya atau mengharamkannya.98
Imbauan ini menjelaskan bahwa nikah beda fikroh itu tidak masalah dan
sah dilakukan karena tidak ada aturan yang menjelaskan hukum perbedaan
dalam menikah. Maka, pesan ini menuntun pendengar untuk menikah dengan
siapa pun sesuai aturan Islam.
Oleh karena itu, pesan yang mengandung imbauan rasional secara
keseluruhan dari tiga rekaman tersebut adalah sebanyak 33 pesan imbauan
rasional.
b. Imbauan motivasi. Pada imbauan ini, narasumber memberikan pengarahan
dan pencerahan kepada pendengar yang mengalami permasalahan. Sifat
pendengar yang membutuhkan perhatian dan dukungan yang membuat
narasumber lebih banyak menggunakan imbauan motivasi dibandingkan
imbauan yang lainnya. Karena dengan motivasi yang akan menggerakkan
pendengar untuk dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada dan
membangkitkan semangatnya untuk menjalani kehidupan kedepannya,
terlebih dalam masalah rumah tangga atau keluarga.
97
Rekaman prolog 1 Program Samara On air,.Nikah Beda Fikroh . 24 Januari 2011,
segmen ke-1. 98
Rekaman prolog 2 Program Samara On air, Nikah Beda Fikroh . 24 Januari 2011,
segmen ke-1.
Teks pertama dengan tema “Mahliagai Cinta Rumah Tangga”, tanggal 10
Januari 2011, pesan yang mengandung imbauan motivasi sebanyak 10
imbauan. Berikut beberapa pesan yang menggambarkan imbauan motivasi
adalah:
Fungsi pemilihan suami yang seiman ini seharusnya salah satu
kunci dalam mencapai kebahagiaan dalam rumah tangga… Dan kemudian
selain seiman yang menjadi ujung tombak dalam rumah tangga itu yaitu
antara suami-istri harus ada kepercayaan yang kuat. Jadi, mari kita bangun
komunikasi yang lebih efektif, sebab masalah yang tidak baik dalam
hubungan interaksi adalah komunikasi kita yang kurang yang tidak
semestinya.99
Teks kedua dengan tema “Meredam Api Cemburu”, tanggal 17 Januari
2011, hanya 5 pesan yang termasuk dalam imbauan motivasi, seperti:
Yang terpenting adalah kita harus percaya kepada suami.
Prinsipnya kan itu, kalau kita memberikan kepercayaan kepada suami
dengan tulus, maka suami kita akan menjalankan kepercayaannya
termasuk terhadap orang lain kepadanya.100
Imbauan motivasi kepada pasangan untuk saling mempercayai satu sama
saling supaya tidak berlebihan dalam menyikapi rasa cemburu.
Jadi yang terpenting sekarang apa yang dapat kita lakukan untuk
Islam. Ketika secara umum kita tidak bisa melakukan apa-apa, kita
Islamkan diri kita.101
Memotivasi untuk melakukan sesuatu yang positif yang sesuai dengan
kemampuan untuk mengembangkan Islam. Akan tetapi sebelumnya,
narasumber memotivasi untuk mengislamkan diri sendiri terlebih dahulu.
Teks ketiga dengan tema “Nikah Beda Fikroh”, 24 Januari 2011
merupakan pesan yang cukup banyak mengandung imbauan motivasinya.
99
Rekaman prolog 2 Program Samara On air, Mahligai Cinta Rumah Tangga. 10 Januari
2011, segmen ke-2 100
Rekaman tanya jawab 1 Program Samara On air, Meredam Api Cemburu. 17 Januari
2011, segmen ke-3. 101
Ibid.
Sebanyak 20 imbauan motivasi. Beberapa diantaranya yang mengandung
imbauan motivasi adalah:
Yang harus kita lakukan adalah ketika kita memahami pemahaman,
yang seperti ini, maka kita harus mencoba memberikan pembelajaran
kepada istri atau memberikan pelajaran kepada suami.102
Memotivasi untuk saling mengisi kekurangan dari masing-masing pihak.
Jika memang ada yang kurang disalah satu pasangan, maka pasangan yang
lebih mengetahui bicarakan kepada pasangannya yang belum paham. Jadi,
saling berkomunikasi.
Yang penting bagi kita bagaimana sekarang ini memupuk cinta
kasih kita, rasa perhatian sehigga kekuatan kasih sayang kita membuat
orang terdekat kita menjadi dungkan untuk melihat-lihat halaman tetangga,
ya.103
Memotivasi pendengar yang sudah berkeluarga untuk mempertahankan
cinta dan membangun rasa cinta tersebut.
c. Imbauan emosional. Dalam setiap menyampaikan pesan-pesan dakwah,
seorang narasumber menggunakan imbauan emosional untuk menarik
perhatian pendengarnya. Juga supaya pendengarnya mengikuti pesan-pesan
yang disampaikannya. Berikut beberapa pesan yang terdapat imbauan
emosional:
Kecenderungan seseorang itu kuat sekali dengan yang namanya
cinta. Dan cinta ini harus terus terbangun, bukan hanya saat kita ingin
mendapatkan pendamping hidup yang mencintai dan dicintai. Tetapi juga
kita berada pada bahtera rumah tangga yang terjalani.104
102
Rekaman prolog 2 Program Samara On air, Nikah Beda Fikroh . 24 Januari 2011,
segmen ke-2. 103
Rekaman tanya jawab 1 Program Samara On air, Nikah Beda Fikroh . 24 Januari
2011, segmen ke-3. 104
Rekaman prolog 1 Program Samara On air, Mahligai Cinta Rumah Tangga. 10
Januari 2011, segmen ke-1.
Pembahasan cinta yang menjadi pusat perhatian orang, membuktikan
bahwa cinta tidak dibatasi oleh apapun dan kepada siapapun. Cinta itu hadir
disetiap langkah. Inilah emosi yang didominankan, sehingga pendengar
memahami hakikat cinta.
Kecemburuan-kecemburuan yang sifatnya sangat berlebihan yang
kemudian kita sebut dengan cemburu buta. Misalnya seorang istri yang
masih berhubungan dengan seorang mantan pacarnya yang dulu….105
Membawa masa lalu dalam perbincangan akan membawa emosi
seseorang. Narasumber menggunakan pengalaman masa lalu seseorang untuk
mengexpresikan emosinya sehingga dipahami oleh pendengar.
Alasan narasumber tidak menggunakan imbauan takut dan hanya sedikit
memberikan imbauan ganjaran karena apabila menggunakan imbauan takut itu
hanya membuat pendengar untuk takut dalam melakukan sesuatu, tidak mau
mencoba sesuatu atau bahkan tidak mau melangkah kedepan. Sedangkan
setiap orang saat mendapat masalah, yang dibutuhkannya adalah solusi dan
motivasi untuk melangkah. Misalnya saja, seseorang yang mau menikah
dengan orang Batak, katakanlah. Kemudian diberikan imbauan takut, yang
terjadi orang tersebut takut untuk melangkah (dalam hal ini menikah). Berbeda
jika diberikan motivasi untuk memaklumi karakter dari calon pendampingnya
kelak, maka orang tersebut berani melangkah dan memiliki semangat untuk
menikah. Maka, imbauan yang digunakan hanya imbauan rasional, imbauan
motivasi, dan imbauan emosional.106
4. Faktor-Faktor Abstraksi Pesan
105
Rekaman prolog 1 Program Samara On air, Meredam Api Cemburu. 17 Januari 2011,
segmen ke-1. 106
Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum, Selaku narasumber Program
Samara. 25 Februari 2011
Abstraksi pesan yang digunakan narasumber dalam menyampaikan
informasi atau pesan adalah sebagai berikut:
Dead level abstracting ( abstraksi kaku), digunakan narasumber untuk
memberikan gambaran intelektual dan penguasaan bahasa-bahasa yang
diplomatis. Seperti misalnya literature Islam seperti “Nah, pernikahan sekufu
inikan dalam literature Islam, terkait adanya kesamaan.”107
, literature rumah
tangga seperti “Nah kenapa cinta ini begitu penting dalam literature rumah
tangga, karena berawal dari konsep cinta itulah kemudian kita memahami
calon pendamping kita, kemudian nanti ketika mempunyai anak kita juga
harus melahirkan perasaan ini.”, kamuflase belaka seperti “Ini sebenarnya
bahasa yang keluar karena ketidak yakinan atau bahkan cinta yang terbangun
bahagia karena perbedaan akidah sangat tidak mungkin terjadi, yang ada
hanyalah kamuflase belaka.”, imprealisasi seperti “Bahkan terkadang orang
menikah untuk mengimperealisasikan keinginan seksualnya.”, stabil seperti
“Mengawali proses rumah tangga memang cinta harus dipertahankan pada
posisi yang stabil, walaupun sering kita akui bahwa orang mengatakan cinta
selalu terlihat dalam bentuk lahiriyah.”, orientasi seperti “Nah inilah
oreintasinya dunia, orientasinya syahwati”., perspektif Islam seperti “Cuma
ta’aruf dalam perspektif Islami berbeda dengan ta’aruf yang sudah tersebar
atau pacaran.”, tolelir seperti “Mengenai pembatasan-pembatasan
perbedaan dalam fikroh itu terkait dengan sesuatu yang bisa ditolelir.”,
embargo seperti “Dan itu terjadi pada Rasulullah SAW, bagaimana ketika
Rasulullah SAW itu mendapatkan cobaan yang berat dari umatnya, yak an,
107
Rekaman Siaran Program Samara on air. Nikah Beda Fikroh. 24 Januari 2011
dia diembargo secara ekonomi, dijauhi” 108
, realitas seperti “Di surat al-Isra
wala takrobidzinnah… tetapi realitas dilapangan juga tidak semuanya orang
paham tentang hakikat ini.”, akses seperti “Jadi cemburu adalah akses dari
rasa takut seseorang sehingga dia tidak mengharapkan orang yang
dicintainya beralih ke orang lain atau diperhatikan oleh orang lain.”109
, dan
lainnya.
Intensional, yakni menggunakan makna yang dimaksud oleh seseorang
pemakai lambang. Seperti ambu, ibu, dan ukhti. Pemanggilan tersebut
sebenarnya hanya menuju kepada satu orang saja, akan tetapi kata-kata
tersebut memiliki makna yang luas. Bukan hanya yang dengan yang
berhubungan darah akan tetapi secara menyeluruh.
Selanjutnya, abstraksi yang digunakan isomorfisme, yakni
pengelompokkan makna sesuai dengan kesamaan budaya, status sosial,
pendidikan dan ideologi. Misalnya kalangan tarbiyah, kalangan harakah,110
dan kepergok111
.
Jadi, faktor-faktor abstraksi pesan yang dipergunakan pada program
Samara adalah faktor abstraksi dead level abstracting, intensional, dan
isomorfisme.
5. Nonverbal
Pesan nonverbal yang tampak dalam diri narasumber pada program
Samara adalah pesan fasial, pesan gestural, pesan artifaktual, dan pesan
paralinguistik.
108
Rekaman Siaran Program Samara on air. Mahligai Cinta Rumah Tangga. 10 Januari
2011 109
Rekaman Siaran Program Samara on air. Meredam Api Cemburu. 17 Januari 2011 110
Rekaman Siaran Program Samara on air. Nikah Beda Fikroh. 24 Januari 2011 111
Rekaman Siaran Program Samara on air. Meredam Api Cemburu. 17 Januari 2011
a. Pesan fasial, air muka sangat mendukung dalam mengexpresikan pesan-
pesan verbal. Air muka narasumber dalam menyampaikan pesan-pesan
dakwah dengan dua tipe, yaitu senyum dan mengkerutkan dahi. Senyum
menandakan keakraban dan kesejukkan pada pendengar. Juga saat menyapa
pendengar atau dengan memberikan pesan-pesan yang mengandung motivasi.
Sedangkan pesan-pesan yang mengandung ketegasan didukung dengan
expresi mengkerutkan dahi dan suara yang tinggi.112
b. Pesan gestural. Menurut Galloway, pesan gestural digunakan untuk
mengungkapkan: (1) mendorong/membatasi, (2)
menyesuaikan/mempertentangkan, (3) responsif/tidak responsif, (4) perasaan
positif/negatif, (5) memperhatikan/ tidak memperhatikan, (6)
melancarkan/tidak reseptif, dan (7) menyetujui/menolak.
Sedangkan pesan gestural yang digunakan atau yang tampak pada
narasumber adalah (1) mendorong/membatasi, (2) responsif/tidak responsif,
(3) perasaan positif/negatif, (4) memperhatikan/tidak memperhatikan, dan (5)
menyetujui/menolak. Narasumber menggunakan bagian tangannya untuk
memaknai pesan gesturalnya.
112
Penelitian Lapangan Ustad Anwar Anshari Mahdum pada Samara off air. Selaku
Narasumber Program Samara. 20 Januari 2011.
Gerakkan tangannya seringkali menampakkan, membatasi jika ada hal-hal
yang negatif atau memberikan pengarahan, melambai-lambai jika menolak
sesuatu atau melarang dan gerakan tangan lainnya.113
c. Pesan artifaktual. Pesan artikfaktual menjelaskan tentang penampilan
narasumber. Penampilan narasumber dapat dilihat dari cara berpakaiannya
yang mencirikan sebagai seorang da’i atau narasumber. Narasumber pada
program Samara selalu memakai pakaian serba putih. Baju koko putih, celana
bahan berwarna putih dan kopiah putih bercorak. Ini pakaian yang selalu
digunakan narasumber saat mengisi kajian Samara off air. Tujuannya adalah
untum menarik pusat perhatian pendengar yang datang atau hadir dalam
kajian Samara off air dan menandakan karakternya yang tenang dan bersih.114
d. Pesan paralinguistic. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang
berhubungan dengan cara pengucapan pesan verbal. Pesan paralinguistik
113
Penelitian Lapangan Ustad Anwar Anshari Mahdum pada Samara off air. Selaku
Narasumber Program Samara. 13 & 20 Januari 2011. 114
Ibid.
merupakan pesan utama dalam program on air, karena seseorang dapat
mengenal dan mendapatkan semangat narasumber dari suaranya. Narasumber
pada program on air dapat mengexpresikan dirinya melalui suaranya.
Suaranya mampu membentuk karakteristik dirinya sebagai orang yang bijak
dalam menyampaikan sesuatu, orang yang sabar dengan kelemah
lembutannya, dan nada tingginya mengexpresikan ketegasannya pada pesan
tertentu. Jadi, suara mampu menyejukkan pendengarnya dan menenangkan
hati pendengarnya.115
C. Faktor-Faktor Karakter Komunikator Program Samara
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Komunikator Program
Samara adalah kredibilitas tim produksi, atraksi, dan kekuasaan tim produksi.
1. Kredibilitas Tim Produksi
a. Narasumber Samara Dakta, Ustad Anwar Anshari Mahdum alias
Bang Aan.
Hal-hal yang mempengaruhi kresibilas narasumber adalah sebagai berikut:
Latar belakangnya sebagai seorang pendakwah, didukung oleh
perjalanannya dalam menuntut ilmu. Mulai dari Sekolah Dasar (SD) di SDN
Hutan Poncol Bekasi, Tsanawiyah al-Baqiyatus Sholihat Bogor, PGAN di
Bogor dan kuliah di PT. IQ Jakarta. Di PT. IQ dan mendapatkan gelar Sarjana
Setara 1 (S1) dengan jurusan Tarbiyah.116
Pengalaman bekerja dan berogranisasi. Bang Aan (penulis memanggilnya),
memiliki pengalaman sebagai narasumber diberbagai tempat selama ± 14
115
FGD (Fokus Group Discution) dengan anggota Samara atau peserta Samara off air di
Masjid Agung al-Barkah Bekasi. 13 Februari 2011 116
Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program
Samara. (Bekasi: 15 Januari 2011)
tahun. Awal mulanya, Bang Aan bekerja sebagai narasumber pada program
Tadarus. Pada saat itu, Bang Aan menggantikan temannya yang menjadi
narasumber di program Tadarus. Program Tadarus ini memberikan tausiyah
secara on air.
Setelah 3 bulan Bang Aan menjadi narasumber di radio Dakta 107 FM
akhirnya Bang Aan dijadikan sebagai narasumber tetap di radio Dakta.
Keterlibatannya dalam menata radio Dakta sebagai radio news menjadi
radio Islam inilah yang mengangkat Bang Aan menjadi program director
diradio Dakta selama 3 tahun. Pemahaman mengenai produksi radio
didapatkannya saat Bang Aan berada di organisasi PMII. Saat itulah, Bang
Aan mendiskusikan produksi radio untuk memperbaiki manajemen radio
Dakta. Kemudian, Bang Aan kembali menjadi narasumber karena
ketidakadaan narasumber sehingga Bang Aan diminta untuk menjadi
narasumber kembali.
Selain menjadi narasumber di radio Dakta, Bang Aan juga menjadi
narasumber dibeberapa stasiun televisi dan radio lainnya. Misalnya saja, di
Radio Gema Insani di daerah Cikarang, Radio Nurani Islam (NURIS) di
Bintaro. Bahkan radio Nurani Islam (NURIS) sudah merambah ke televisi
dengan nama RadarTV dan Bang Aan pun menjadi narasumbernya.
Keterlibatan Bang Aan sebagai narasumber di RadarTV, membawanya untuk
mengisi diberbagai stasiun televisi lainnya, seperti ANTV dan MetroTV. 117
Tidak hanya itu, Bang Aan juga mendapatkan kepercayaan untuk
mengelola organisasi Eldasi al-Isro, aktif di Kongres Islam di Bekasi, dan saat
117
Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program
Samara. (Bekasi: 15 Januari 2011)
ini Bang Aan juga mendirikan pesantren dan yayasan di Muara Gembong.
Juga sebagai penasehat di Tabloid Bekam dan Tabloid Syiar dan trainer di
organisasi Danau Aulia.118
Kegiatan tambahannya adalah menulis dengan
judul “Menggapai Hati yang Bersih” dan membuat rekaman kegiatannya yang
menjadi rutinitasnya yaitu Getar Kalam. Karya belum tersebar secara luas,
dalam arti baru tersebar di daerah lokal saja belum sampai pada tingkatan
nasional.
Kesimpulan yang didapat dari data-data tersebut mengenai kredibilitas
komunikator adalah termasuk dalam tingkatan menengah atau prior ethos.
Karena karyanya dan gerakkan dakwah belum tersebar secara nasional dan
belum banyak dikenal masyarakat secara nasional.
b. Faktor Penyiar Samara Dakta, Maula Ahmad
Tahapan-tahapan menjadi penyiar handal adalah sebagai berikut: (1)
Memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas, (2) Cerdas, (3) Rasa
Humor, (4) Sabar, (5) Imajinasi, (6) Antusias, (7) Rendah hati dan bersahabat,
dan (8) Kemampuan bekerjasama.119
Penyiar Samara Dakta memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup
di dunia broadcast. Walaupun tidak memiliki pengetahuan khusus di bidang
broadcasting, artinya tidak memiliki pengalaman bersekolah atau kuliah di
bidang broadcasting. Akan tetapi, memiliki pengalaman selama ± 7,5 tahun
bekerja di bidang broadcasting.
Pengetahuannya di bidang agama, membawanya menjadi penyiar tetap
program religi di Radio Dakta dan pembawa acara atau MC di Masjid Islamic
118
Ibid. 119
Fatmawati Amir & Ade Sofyan Mulazid. Cara Cepat Menjadi MC Handal. (Jakarta:
Kalam Pustaka, 2007), h. 7-28
Center Bekasi. Pengalamannya di bidang agama, dimulai dari pendidikannya
di salah satu pesantren setara Gontor, dan dilanjutkan ke perguruan tinggi di
Universitas Ibnu Khaldun Bogor, jurusan Pendidikan dan Pemikiran Islam.
Jadi, pengetahuannya tentang Islam dan pengalamannya menjadi penyiar,
mampu menjadikannya sebagai penyiar religi di Radio Dakta.
Kecerdasannya dalam menciptakan suasana hangat sehingga tidak terlihat
kaku dan formal. Karena saat berinteraksi dengan narasumber, penyiar Samara
berusaha untuk melalukan guyonan dengan narasumber. Hal ini dilakukan
untuk mencairkan suasana.
Suasana yang bersahabat mengajak para pendengar untuk ikut merasakan
dan berpatisipasi dalam program tersebut. Terkadang juga dikarenakan
perbincangan yang sangat menarik. Sehingga mengundang pendengar untuk
berpartisipasi dalam program tersebut. Banyaknya pendengar yang
berpartisipasi atau banyaknya pertanyaan secara berturut-turut dari satu
pendengar yang menguji kesabaran penyiar untuk membagi waktu dengan
pendengar yang lainnya. jadi, penyiar juga harus menjaga kesabarannya jika
ada pendengar yang lebih aktif.
Penyiar radio juga harus bisa membayangkan bahwa sedang melakukan
komunikasi secara interpersonal. Inilah yang kemudian disebut sebagai
prinsip dasar siaran.120
Penyiar harus berusaha untuk menampilkan imajinasi
dengan kata-kata. Sehingga pendengar merasakan sikap sahabat penyiar.
Inilah yang dilakukan oleh penyiar program Samara Dakta.
120
Asep Syamsul M. Romli. Broadcast Journalism. (Bandung: Nuansa, 2004), h. 38
Sebelum mengudara, biasanya yang dilakukan adalah melatih pernafasan
perut, agar saat mengudara tidak melakukan kesalahan dan pendengar
mengetahui siapa yang berbicara dengan karakter penyiar. Penyiar memiliki
jenis suara tenor, yaitu suara tinggi, kesannya ringan.121
Jadi, dapat dikatakan bahwa Muala Ahmad adalah penyiar radio yang
handal. Karena mampu membangkitkan kebersamaan antara pendengar
dengan tim produksi yang bertugas. Memiliki jenis suara tenor, ringan dan
pengucapan yang jelas. Serta pengetahuan tentang agama dan pengalamannya
di bidang penyiaran.
2. Faktor-Faktor Atraksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dalam atrasksi adalah
sebagai berikut:
a. Faktor Atraksi Komunikator pada Program On air
Faktor daya tarik fisik yang dimiliki narasumber saat siaran secara on air
adalah suaranya. Suaranya yang elegan, lemah lembut dan penuh semangat
menjadi daya tarik fisik narasumber bagi pendengarnya. Lemah lembut pada
volume suara yang dimilikinya, membingkai pandangan pendengar tentang
karakter dari narasumber. Bingkai pendengar terhadap narasumber melalui
suaranya merupakan orang yang bijaksana dalam menghadapi dan
menyelesaikan permasalahan atau problematika kehidupan. Tutur bahasanya
yang terorganisir dan kata-katanya yang menyejukkan hati para
pendengarnya.122
121
Fatmawati Amir dan Ade Sofyan Mulazid. Cara Cepat Menjadi MC Handal. (Jakarta:
Kalam Pustaka, 2007), h. 64 122
FGD (Fokus Group Discution) dengan anggota Samara atau peserta Samara off air di
Masjid Agung al-Barkah Bekasi. 13 Februari 2011
Subjek pertama (1), menggambarkan suara narasumber tegas123
, subjek
yang kedua (2), menggambarkan suara narasumber yang memilki cirri khas
syahdu, lembut namun tegas124
, subjek ketiga (3), menggambarkan bahwa
suaranya leah lembut dan sangat menggetarkan hati apalagi ketika
bermuhasabah125
, subjek keempat (4), menggambarkan suara yang lembut dan
empuk, langsung ketahuan saat berbicara126
, subjek kelima (5),
menggambarkan suara narasumber seperti lemah lembut127
, dan subjek
keenam (6), menggambarkan karakter yang lembut dan tegas dalam berbicara,
juga menampakkan sikap bijak dari suaranya tersebut.128
Jadi, daya tarik fisik narasumber saat siaran langsung atau on air adalah
suaranya yang lemah lembut, tegas dan karakter suara yang membawanya
menjadi orang yang bijaksana.
Faktor kesamaan antara komunikate (pendengar) dan komunikator
(narasumber) saat siaran langsung adalah kesamaan dalam hal ideologi dan
pengalaman. Kesamaan ideologi disini dimaksudkan kesamaan tujuan untuk
membangun keluarga yang Sakinah, Mawaddah dan Rahmah (SAMARA).
Sedangkan kesamaan pengalaman adalah antara komunikator (narasumber)
merasakan apa yang dihadapi oleh komunikatenya (pendengar).
123
Dewi Puspa Ningrum, Selaku Peserta Kajian off air. (Bekasi: Masjid Agung Al-
Barkah,13 Februari 2011). 124
Lutfiyah, Selaku Peserta Kajian off air. (Bekasi: Masjid Agung Al-Barkah,13 Februari
2011). 125
Yuhriyah, Selaku Peserta Kajian off air. (Bekasi: Masjid Agung Al-Barkah,13 Februari
2011). 126
Sry Widiaty, Selaku Peserta Kajian off air. (Bekasi: Masjid Agung Al-Barkah,13 Februari
2011). 127
Hj. Rosmalati, Selaku Peserta Kajian off air. (Bekasi: Masjid Agung Al-Barkah,13
Februari 2011). 128
Dewi Lestari, Selaku Peserta Kajian off air. (Bekasi: Masjid Agung Al-Barkah,13
Februari 2011).
Bagi pendengar yang sudah menikah, narasumber pun sudah menikah
sehingga narasumber merasakan manis-pahitnya rumah tangga. Maka, dapat
memberikan pengalamannya dalam mengarungi rumah tangganya. Sedangkan
bagi pendengar yang belum menikah dan berada dalam keadaan gelisah dalam
menanti jodohnya atau sudah dipertemukan namun masih dalam masa taáruf,
narasumber pun merasakan tahapan-tahapan yang dirasakan oleh
pendengarnya. Maka, narasumber dapat memberikan pencerahan terhadap
permasalahan-permasalahan pendengarnya.129
Faktor kemampuan narasumber dalam membawa diri untuk mendalami
suasana program sehingga membentuk suara yang mencirikan. Jenis suara
yang dimiliki narasumber adalah suara jenis bas, yaitu suaranya rendah namun
terkesan berat.130
Sehingga dapat membuat emosi dari suara tersebut. Juga
kemampuannya dalam menguasai tema dan menguasai keadaan.
b. Faktor Atraksi Komunikator pada Program Off air
Faktor daya tarik fisik. Tidak berbeda jauh dengan program on air. Daya
tarik fisik narasumber dalam program off air pun juga pada suaranya. Selain
pada suaranya, juga pada penampilannya, sikapnya dan caranya
mengexpresikan kata-kata dalam sebuah kalimat.
Setiap menghadiri acara kajian yang disiarkan secara off air selalu
menggunakan pakaian putih sehingga pusat perhatian pendengar tertuju
padanya. Sikapnya yang sopan, ramah tamah terhadap pendengarnya pun
menjadi data tariknya. Hal ini membuat interaksi antara narasumber dan
129
FGD (Fokus Group Discution) dengan anggota Samara atau peserta Samara off air di
Masjid Agung al-Barkah. (Bekasi: 13 Februari 2011) 130
Fatmawati Amir dan Ade Sofyan Mulazid. Cara Cepat Menjadi MC Handal. (Jakarta:
Kalam Pustaka, 2007), h. 64
pendengar pun menjadi hidup dan suasana menjadi hangat. Sedangkan,
expresinya diperlihatkan dengan gerakan tubuh dan perubahan raut wajah.
Jadi, faktor daya tarik fisik narasumber saat program off air adalah suara,
penampilan, sikapnya yang ramah tamah pada pendengar dan caranya
mengexpresikan kata-kata.131
Faktor kesamaan dan kemampuan narasumber tidak berbeda ketika
berbicara pada program on air dengan berbicara pada program off air. Karena
secara keseluruhan format dan sifatnya pun tidak berbeda.
3. Faktor Kekuasaan Tim Produksi Siaran Langsung
a. Kekuasaan Narasumber
Kekuasaan yang dimiliki narasumber termasuk dalam klasifikasi (1)
kekuasaan keahlian dan (2) kekuasaan rujukan:
Kekuasaan keahlian, yang dimiliki narasumber merupakan
pengalamannya sebagai narasumber selama ± 14 tahun. Hal ini didukung oleh
pengetahuan dan pemahamannya tentang Islam yang didapatkannya semenjak
berada dibangku Tsanawiyah yaitu tsanawiyah al-Baqiyatus Sholihat di
Bogor, sampai kuliah di PT.IQ Jakarta dengan jurusan Tarbiyah.
Lamanya menjadi narasumber, sekitar ± 14 tahun, tidak hanya dituangkan
pada , tetapi dibeberapa radio lainnya bahkan dibeberapa media lainnya.
Seperti, menjadi narasumber di Radio Gema Insani bahkan sampai menjadi
narasumber di RadarTV (TV-nya Radio Gema Insani), Radio Nurani Islam,
diberbagai instansi (seperti Telkom), kemudian menjadi narasumber
diberbagai stasiun televisi (seperti ANTV dan MetroTV), bahkan saat ini
131
FGD (Fokus Group Discution) dengan anggota Samara atau peserta Samara off air di
Masjid Agung al-Barkah. (Bekasi: 13 Februari 2011)
narasumber memiliki acara sendiri di Radio Dakta, yaitu kajian program
“Getar Kalam”, yang juga dikaji secara off air tiap minggunya di Masjid
Agung Al-Barkah Bekasi.132
Kekuasaan Rujukan, memberikan kekaguman pendengar terhadap
narasumber berasal dari kemampuannya dalam menguraikan kata-kata,
sehingga menjadi bahasa yang mudah dipahami dan menarik untuk didengar.
Hal ini disesuaikan, tipe pendengar yang membutuhkan pengarahan dalam
rumah tangganya. Perkataan yang dikeluarkan tidak menggurui, bahasanya
sangat lugas, dan ritme suaranya yang memiliki kebijakan dalam memberikan
solusi. Penyampaian materinya menyentuh hati pendengarnya, karena pesan
yang disampaikan berkaitan dengan perasaan pendengarnya.133
Kemudian, interaksi narasumber dengan pendengar yang sangat aktif.
Karena narasumber berusaha untuk merasakan apa yang sedang dirasakan oleh
pendengarnya. Terlebih saat kegiatan-kegiatan off air yang memberikan sikap
yang sopan, ramah-tamah, dan akrab dengan para pendengar. Juga
meluangkan waktu untuk dapat berinteraksi secara langsung atau face to face
kepada pendengar. Inilah, kemudian yang membuat pendengar mengagumi
narasumber karena sikap rendah hati dan bersahabat.134
b. Kekuasaan Penyiar
Kekuasaan yang dimiliki penyiar termasuk dalam klasifikasi kekuasaan
keahlian. Kekuasaan keahlian yang dimilikinya adalah kemampuannya
dibidang pengetahuan Islam. Pengetahuannya tentang Islam, membawa
132
Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program
Samara. (Bekasi: 15 Januari 2011) 133
Ibid. 134
FGD (Fokus Group Discution) dengan anggota Samara atau peserta Samara off air di
Masjid Agung al-Barkah. (Bekasi: 13 Februari 2011)
dirinya menjadi penyiar di program religi. Hal ini bertujuan untuk
menyeimbangkan pembicaraan dengan narasumber, sehingga suasana dalam
acara tersebut menjadi hangat.
Kemampuannya menjadi penyiar pun dimulainya saat berada di pesantren.
Dengan mengikuti lomba-lomba pidato dan menjadi pembawa acara.
Kemampuannya berbicara dihadapan orang dan pengolahan kata dan suara
yang kemudian menjadikannya sebagai penyiar dan pembawa acara.
Pengalamannya sebagai penyiar sudah dijalaninya selama ±7,5 tahun.
Mulai seorang penyiar diacara umum di salah satu radio Bogor, musik
director, pembaca berita, sampai menjadi penyiar program religi di Radio
Dakta. Sudah banyak pengalaman dan pengetahuan yang didapatkannya
dibeberapa radio tempat bekerjanya.135
D. Faktor Keseimbangan Program Samara On air dan Off air
Faktor-faktor pendukung saling mendukungnya efektivitas program
Samara on air dan off air sebagai berikut:
1. Faktor Keseimbangan pada program Samara on air.
Radio Dakta memiliki karakter dan profesi sebagai radio Informasi
bernuansa Islam atau bisa langsung disebut sebagai radio Islam. Sesuai
dengan visinya, yaitu “Menjadi media informasi dan pembelajaran terbaik di
Indonesia yang bernafaskan Islam sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan
lingkungan.” Profesinya sebagai radio Islam, didukung dengan program-programnya
yang bernafaskan Islam, salah satunya adalah program Samara yang termasuk dalam
program Kajian Malam.
135
Wawancara dengan Muala Ahmad. Selaku Penyiar Program Religi. (Bekasi. 20
Desember 2010)
Pra produksi program Samara, ada beberapa hal yang dipersiapkan untuk
kelancaran produksi yakni, (a) persiapan penyiar dalam hal membuat skrip
naskah, melatih pernafasan, dan menjalin keakraban dengan narasumber saat
narasumber hadir sebelum siaran, dan (b) narasumber harus sudah mengetahui
tema yang akan dikaji, lebih baik lagi jika baca buku, mempertahankan mood-
nya sehingga tidak pasif saat siaran.
Yang terpenting saat pra produksi adalah mengontrol frekuensi atau sinyal
radio sehingga tidak menghambat jalannya produksi dan merugikan pendengar
karena tidak dapat menikmati siaran program yang dikehendakinya.
Hambatan atau gangguan lainnya, bukan hanya pada tim produksi, tetapi
juga karena gangguan alami dan buatan yang berkaitan dengan sinyal radio.
Maka, tugas dari operator untuk mengontrol ketepatan frekuensi dan jaringan.
Sehingga tidak menghadapi gangguan.136
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor produksi
program Samara on air adalah profesi Radio Dakta sebagai Radio Islam yang
membawa program-program bernuansa Islam, persiapan pra produksi tim
produksi, dan kerjasama tim produksi saat siaran. Akan tetapi, saat produksi
faktor yang paling berorientasi adalah faktor peranan narasumber.
136
Wawancara dengan Karyadi. Selaku Manajer Perusahaan Radio Dakta. (Bekasi , 20
November 2010)
2. Faktor Keseimbangan pada program Samara off air.
Keberhasilan program Samara secara on air berdampak pada kegiatan
Samara off air. Berdasarkan observasi partisipan, penulis menggambarkan
hasil pengamatannya sebagai berikut.
Kegiatan Samara off air dimulai dengan memberikan informasi atau pesan
berupa kajian. kajian berlangsung selama 2 jam, dimulai dari pukul 13.00-
14.45 WIB, 15 menit kemudian dikhususkan untuk tanya-jawab antar
narasumber dan pendengar. Kemudian dilanjutkan dengan muhasabah. Selama
kajian berlangsung, panitia menggelar bazar. Barang yang dijual adalah buku,
terutama buku karya Ustad Anwar Anshari Mahdum, selaku narasumber dan
makalah kajian. Sebelum diakhiri narasumber meminta kepada pendengar
untuk membawa biodata bagi yang ingin ditaárufkan pada minggu berikutnya.
Kemudian, ada penggalangan dana atau sedekah yang akan disumbangkan
kepada Yayasan miliknya yaitu, Yayasan El-dasi al-Isro.
Setelah kajian selesai, pendengar yang ingin berkonsultasi dapat langsung
menemui narasumber yang duduk di teras masjid bersama dengan keluarganya
(istri dan anaknya). Seperti gambar berikut:
Kajian Samara off air dihadiri pendengar Dakta (juga Samara) sebanyak
250 orang (ikhwan dan akhwat), bahkan terkadang lebih dari nominal
tersebut. Kebanyakan pendengar Dakta (khususnya Samara) adalah para
karyawan swasta, mahasiswa dan ibu rumah tangga yang berpendidikan. Para
pendengar lebih mengenal narasumbernya melalui kegiatan on air dan off air
dan kemampuan narasumber dalam menciptakan karya-karyanya di stand
bazarnya.
Jadi, faktor-faktor pendukung saling mendukungnya efektivitas program
Samara on air dan off air adalah (1) kerjasama tim produksi dalam
menyeimbangkan pra-produksi sampai produksi bahkan sampai pasca
produksi, (2) profesi radio sebagai Radio Islam, Radio Dakwah (3)
kemampuannya dalam mengolah kata-kata, dan (4) faktor komunikator yang
menunjukkan kredibilitasnya.
BAB V.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Melihat banyaknya masyarakat pendengar program Samara yang
kemudian menjadi anggota Samara, hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor efektivitas Program Samara dalam membentuk nilai keluarga Islami
adalah sebagai beriku:
1. Format yang digunakan adalah format Prolog Skrip Kasus, Prolog
Pendalaman Materi dengan Dua Arah, dan Tanya Jawab Multimedia.
Format ini berorientasi pada narasumber.
2. Efektivitas pesan yang menggunakan; (a) urutan pesan yang
menggunakan pola deduktif, (b) struktur pesan yang dibagi dua sisi
persoalan positif dan negatif, (c) imabauan pesan yang digunakan
adalah imbauan rasional, imbauan motivasi¸ dan imbauan emosional,
(d) abstraksi pesan meliputi, dead level abstracting, intensional, dan
isomorfisme, dan (e) pesan-pesan nonverbal yang menunjukkan
karakternya
3. Efektivitas komunikator yang menunjukkan; (a) kredibilitas, yang
menunjukkan prior ethos, (b) atraksi, dan (c) kekuasaan yang
digunakan adalah kekuasaan ahli dan kekuasaan rujukan.
4. Faktor pendukung saling keterkaitannya program Samara on air
dengan program Samara off air adalah sebagai berikut: (a) kerjasama
tim produksi dan keaktifan narasumber dalam menyeimbangkan pra-
produksi sampai produksi bahkan sampai pasca produksi, (b) kegiatan-
kegiatan off air yang dipublikasikan pada saat on air oleh narasumber,
(c) kemampuannya dalam mengolah kata, dan (d) faktor komunikator
yang menunjukkan kredibilitasnya.
Jadi, faktor-faktor efektivitas program Samara baik secara on air maupun
off air adalah peranan narasumber dalam kajian Samara.
B. SARAN
Saran-saran yang penulis berikan untuk perkembangan Program
Samara baik secara on air maupun off air adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya dalam format on air, waktu untuk berinteraksi atau dialog
pendengar dengan narasumber lebih lama dibandingkan waktu untuk
penyiar dengan narasumber dan prolog narasumber. Format untuk
prolog narasumber seperti format kultum (kuliah tujuh menit) supaya
pembahasan dan skrip solusi pendengar bisa memuaskan.
2. Hendaknya tim produksi program Samara bekerjasama dengan
lembaga-lembaga lain sehingga tidak hanya berdakwah disatu tempat
saja. Bisa didaerah-daerah lain yang membutuhkan perhatian.
Terutama lembaga perlindungan dan pendidikan untuk menjaga
generasi muda dari perrgaulan bebas dan dari perang pemikiran
(ghozwul fikri) yang menurunkan akhlak dan akidah manusia.
3. Mengadakan training untuk membentuk keluarga yang Sakinah,
Mawaddah dan Rahmah. Karena banyak masyarakat yang belum
memahami hakikat keluarga yang Sakinah, Mawaddah dan Rahmah
(SAMARA). Serta untuk memberikan pemahaman untuk tidak
berlebihan dalam pernikahan sehingga melanggar aturan syar’i.
4. Melaksanakan kegiatan-kegiatan off air lainnya yang bertujuan untuk
mengharmoniskan hubungan keluarga. Misalnya seperti lomba
keluarga harmonis, seminar keluarga sehat, kuis-kuis keluarga untuk
pasangan untuk keterikatan ukhuwah antar keduanya.
5. Buat kantor khusus dan tim khusus untuk konsultasi keluarga baik
masalaha rumah tangga maupun proses taáruf. Sehingga pendengar
dapat lebih leluasa untuk berkonsultasi. Kegiatan ini termasuk dalam
kegiatan off air.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Fatmawati dan Ade Sofyan Mulazid. Cara Cepat Menjadi MC Handal.
(Ciputat: Kalam Pustaka, 2007).
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa: Suatu
pengatntar. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007).
Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. (Jakarta: Prenada Media Group,
2008)
Hamad, Ibnu. Komunikasi sebagai Wacana. (Jakarta: La Tofi Enterprise, 2010)
K, Septiawan Santana. Jurnalisme Kontemporer. ( Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2005).
Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Rosda Karya
Remaja, 2006)
Morissan. Media Penyiaran (Strategi mengelola radio dan tetlevisi). (Tangerang:
Ramdina Perkasa, 2005).
Mubarok, Ahmad. Psikologi Keluarga. (Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara, 2005).
M. Arifin, Tatang. Menyusun Rencana Penelitian. (Jakarta: Rajawali Press, 1968).
M. Romli, Asep Syamsul. Kamus Jurnalistik. ( Bandung: Simbiosa Rekatama,
2008).
________________ . Broadcast Journalism. ( Bandung: Nuansa, 2004).
Prayudha, Harley. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran.
(Malang: Bayumedia Publishing, 2005).
Rakhmat, Jalaluddin, M. SC. Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008).
________________ . Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005).
Suprayogo, Imam. Tobroni. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2003)
Uchajan Effendy, Onong. Dinamika Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Table Rekaman Pertama Format Program Siaran Samara
Mahligai Cinta Rumah Tangga, 10 Januari 2011
Segmen Strategi Priming Ket. Menit
Segmen ke-1 Sounder1 Kupinang Engkau dengan al-Qurán 1 menit
Pembukaan & Sapa
pendengar
Menanyakan kabar pendengar
Tease Bergabung dalam layanan interaktif
Sapa narasumber Menanyakan kabar narasumber 1 menit
Lead Publikasi tema 1 menit
Prolog 1 Tingkatan cinta dalam rumah
tangga
9 menit
Tease Tetap dalam program Samara 25 (detik)
Iklan1 Makaro Wisata (layanan umrah dan
haji), wakaf al-Qurán Brain Word,
molto ultra, alternatif bekam
5 menit
Segmen ke-2 Jingle1 Radio Dakta 107FM 2,5 menit
Adlibs1 Promosi program Danau Aulia
Sounder2 Kupinang Engkau dengan al-Qurán
Tease Bergabung dalam layanan interaktif
Dialog penyiar dan
narasumber (prolog
2)
Tanya1: Menurut Anda, bagaimana
jika ada yang berani melangkah
karena cinta, itu seperti apa?
Jawab1: komponen keluarga rumah
tangga butuh cinta, pemahaman
yang sama (seiman), kepercayaan
dan seksualitas.
Tanya2: apakah cinta identik
dengan seks?
Jawab2: tidak namun, seks
merupakan sebuah kebutuhan.
Tanya3: Sebenarnya kapan cinta itu
timbul?
Jawab3: Cinta itu tidak terbatas.
Tanya4: Apakah fisik berubah,
cinta juga berubah?
Jawab: tergantung orangnya. Jika
karena fisik maka akan berubah.
Tanya5: Lalu, bagaimana
menstabilkan rasa cinta?
Jawab5: niatkan cinta karena Allah.
(tease)
Tanya6: Haruskah, menyatakan
“saya cinta karena Allah” saat ingin
menikah?
Jawab6: Taáruf ini adalah proses
untuk menuju ke pernikahan. Jadi
harus sesuai dengan aturan Islam.
25 menit
Bukan kejadian seperti sekarang
ini.
Tease Tetap dalam program Samara 25 (detik)
Iklan2 Daily English 8 menit
Berita Dalam negeri dan luar negeri
Iklan (sponsor) Wakaf Makam Syarí, Belajar
Bahasa Arab
Segmen ke-3 Jingle2 Radio Dakta 107 FM 16 (detik)
Adlibs2 Air minum Kaskada 1 menit
Sounder3 Kupinang Engkau dengan al-Qurán 2 menit
Tease Bergabung dalam layanan interaktif 22 menit
Dialog pendengar
dan narasumber
(tanya jawab 1)
Menerima 5 penelpon;
Ambu, nusa Indah: Bagaimana
mengatasi ketidakseimbangan ilmu
antara suami-istri?
Anto, Bekasi: Bagaimana suami
melaksanakan amanahnya
sedangkan tidak mampu
memberikan nafkah (PHK)?
Ima, Kramat Jati:Suami sudah
berumur 60th
. Tapi masih
melakukan kemaksiatan. Apa yang
harus saya lakukan?
Novi: Istri yang diminta harus
selalu lebih dimata suami itu
bagaimana?
Wardi, Cikarang: Ingin menikah
akan tetapi sibuk, apa yang harus
saya lakukan?
Menjawab Ambu:Harus saling
tolelir dan bangun komunikasi yang
efektif.
Menjawab Anto:Istri harus
memberikan support kepada suami
dan selalu hadir disisi suaminya.
Menjawab Ima: Bersabar dan selalu
membimbing suaminya.
Menjawab Novi: Setiap manusia
pasti memiliki kekurangan.
Seharusnya harus saling mengisi
satu sama lain.
Menjawab Wardi: Rasulullah SAW
juga sibuk tetapi dia menikah. Jadi
bukan alas an untuk menunda
keinginan Anda untuk menikah.
Tease Tetap dalam program Samara
Iklan3 6 menit
Segmen ke-4 Sounder4 Kupinang Engkau dengan al-Qurán 2 menit
Dialog pendengar
dan narasumber
(tanya jawab 2) +
kesimpulan
Membacakan 5 SMS;
Nina, Depok: Bagaimana cara
untuk tetap optimis mencari
pasangan, sedangkan usia sudah
kepala 4?
Upi, Tambun: Bagaimana dengan
istri yang sulit menerima kehadiran
orang lain karena ditinggal
meninggal suaminya?
Menjawab Nina: Yakinlah bahwa
Allah telah menetapkan jodoh
untuk kita.
Menjawab Upi: Bukalah hatimu
untuk orang lain. Karena masih
banyak amalan yang bisa dilakukan
dengan suami barunya.
Syahrini, Purwakarta: Ciri akhwat
sholehah seperti apa?
…, Jakarta: Ikhtiar seorang akhwat
untuk mendapatkan ikhwan yang
soleh seperti apa?
Menjawab Syahrini dan …: Lihat
dari harta, keturunan, kecantikkan,
dan agamanya. Namun, utamakan
agamanya karena keuntungannya
berganda.
MD, Bekasi: Bagaimana dengan
taáruf yang diwarnai cinta sehingga
sulit melupakannya?
Menjawab MD: Itu hal yang wajar.
Asalkan jangan melupakan Allah
SWT.
Membacakan 2 facebook;
Brian: Sudah tidak bisa menahan
hawanafsunya, kemudian menikah
dengan seseorang yang ½ cintanya,
apakah dibolehkan dalam Islam?
Muslimah: Bagaimana untuk
menjaga kadar cinta?
Menjawab Brian: Cinta itu
21 menit
terbangun karena kebersamaan.
Menjawab Muslimah: Cinta yang
hakiki adalah cinta kita kepada
Allh, Rasul- Nya dan Jihad fi
sabilillah.
Kesimpulan Jalanilah duniamu sebab duniamu
yang akan mengantarkamu pada
akhirnya. Awali dengan cinta
kepada Allah, jadikan cinta kita
untuk mahligai cinta rumah tangga.
1 menit
Penutup Kupinag Engkau dengan al-Qurán 1 menit
Table Rekaman Kedua Format Program Siaran Samara
Meredam Api Cemburu, 17 Januari 2011
Segmen Strategi Priming Ket. Menit
Segmen ke-1 Sapa pendengar Menyapa pendengar 20 (detik)
Lead Publikasi tema 2 menit
Tease Bergabung dalam layanan interaktif
Iklan1 BMT al-Kautsar (dana
pemberdayaan), iklan motlo ultra,
Paket Umrah PT. Madinah Iman
Wisata
4 menit
Jingle1 Radio Dakta 107 FM 7 (detik)
Segmen ke-2 Sounder1 Kupinang Engkau dengan al-Qurán 1 menit
Tease Bergabung dalam layanan interaktif 24 (detik)
Sapa narasumber Menyapa narasumber 3 menit
Info kasus daí Kasus Ciketing
Prolog 1 Kewajaran rasa cemburu yang
bercermin pada Aisyah
6 menit
Dialog penyiar dan
narasumber (prolog 2)
Tanya1: apakah cemburu membawa
cinta?
Jawab1: Rasa cemburu
menandakkan kekhawatiran akan
dimiliki orang lain. Berkeinginan
untuk memiliki seseorang.
Tanya2: Bagaimana dengan
cemburu membawa curiga?
Jawab2: Curiga itu sifat suúdzon
yang berlebihan.
7 menit
Iklan 2 Wakaf Qurán Brain (LSM Umi
Maktum Voice), ta’lim bulanan,
jeko wisata, layanan Umrah
3 menit
Segmen ke-3 Sounder2 Kupinang Engkau dengan al-Qurán 24 (detik)
Tease Bergabung dalam layanan interaktif 1 menit
Dialog penyiar dan
narasumber (prolog 2)
Tanya3: Adakah trik-trik untuk
mengendalikan rasa cemburu?
Jawab3: pertama, lihat akar
permasalahannya, kedua tidak
langsung memfonis.
Tanya4: Solusi apa untuk orang
yang cemburunya super-duper?
Jawab4: Lagi,lagi kita harus pantau
permasalahannya sehingga apapun
yang menjadi permasalahan bisa
diklarifikasi.
12 menit
Tease Menggugah pendengar 3 menit
Dialog penyiar dan
narasumber (prolog 2)
Tanya5: Bagaimana dengan
cemburu yang mendatangkan pihak
ketiga?
Jawab5: Usahakan permasalahan
yang kecil kita redam, sebab jika
diceritakan maka akan membuka
aib. Selesaikan secara internal.
Tease Tetap dalam program Samara
Berita Dalam negeri dan luar negeri 3 menit
Sponsor Air minum kaskada 10 menit
Jingle 2 Radio Dakta 107 FM
Iklan 3 Camus Arabic, ta’lim bulanan,
program makam syarí, layanan
umrah PT. Madinah Iman Wisata,
program off air Getar Kalam.
Tease Bergabung dalam layanan interaktif 19 (detik)
Dialog pendengar dan
narasumber (tanya
jawab 1)
Menerima 4 penelpon;
Ambu Bilqis, Pd. Gede: Teknik
yang dilakukan supaya pasangan
tidak sedikit-sedikit cemburu?
Ade, Cikarang: (terputus)
Sri, Halim: Cintailah pasangan kita
karena Allah sehingga tidak
cemburu buta. (tanggapan)
Hamba Allah, Bekasi: Suami yang
tidak menjaga pandangan, dan apa
yang harus saya lakukan?
Menjawab Ambu: Jangan terlalu
atraktif dalam menyikapi sesuatu
yang tidak disukai. Kemudian
berbaik sangka terhadap sesuatu
yang sebenarnya tidak layak.
Membacakan 2 facebook
Norma: Suami suka pulang
terlambat, dan HPnya ada panggilan
dari wanita lain, kalau seperti ini
bagaimana?
Menjawab Norma&hamba Allah:
Istri harus bersikap arif. Mampu
menelaah kondisi. Boleh bertanya
kepada suami tapi lihat dulu kondisi
suami.
Heru: Cemburu kepada para
mujahid, bagaimana
merealisasikannya?
Menjawab Heru: Maksimal
memberikan kemampuan kita,
bersungguh-sungguh sehingga
kapasitas berjihad sesuai dengan
18 menit
kemampuan kita.
Tease Tetap dalam program Samara 10 (detik)
Iklan 4 Penanaman pohon oleh Walikota
Bekasi, Jasa Pengantar Jenazah
Lastamu(dakta peduli), ta’lim
bulanan, Dakta Peduli (bantuan
bencana).
5 menit
Segmen ke-4 Sounder3 Kupinang Engkau dengan al-Qurán 13 (detik)
Tease Bergabung dalam layanan interaktif 13(detik)
Dialog pendengar dan
narasumber (tanya
jawab 2) + kesimpulan
Menerima 1 penelpon;
Sifa, di Pd. Melati: mengenai
Hadist, “barang siapa yang
mencintai lawan jenisnya, kemudian
ia menyembunyikan rasa cintanya.
Kemudian mati, maka matinya
adalah masti syahid”, itu
maksudnya apa? Terus,
mengungkapkan perasaan ke
ikhwan hukumnya apa?
Menjawab Sifa: Boleh-boleh saja.
Bahkan Khodijah ra. Pernah
melakukan itu, akan tetapi harus
sesuai dengan aturan. Harus sesuai
dengan etika. Mengenai hadits, saya
belum pernah mendengar hadits
tersebut, coba dicek itu shahih/
tidak.
Membacakan 2 SMS;
Nita, Setu: Bolehkah cemburu
kepada calon suami, hingga timbul
rasa ragu?
Menjawab Nita: Cemburu juga
harus realistis dari segi mana. Tapi
apa yang harus dicemburui karena
dia bukan siapa-siapa. Cemburulah
yang wajar, dan cintailah pasangan
kita karena Allah.
…: Memergoki suami selingkuh,
yang akhirnya jadi benci. Adakah
tahapan cemburu itu?
Menjawab: Ini bukan proses
kecemburuan akan tetapi fakta.
26 menit
Penutup Kupinang Engkau dengan al-Qurán 10 (detik)
Table Rekaman Ketiga Format Program Siaran Samara
Nikah Beda Fikroh, 24 Januari 2011
Segmen Strategi Priming Ket. Menit
Segmen ke-1 Sounder Kupinang Engkau dengan al-Qurán 24 (detik)
Sapa pendengar Menyapa pendengar 54 (detik)
Lead Publikasi materi 1 menit
Tease Bergabung dalam layanan interaktif
Prolog1 Fikroh merupakan persamaan
pemahaman, visi+misi. Tidak
masalah menikah beda pemahaman,
karena pasti setiap manusia
memiliki perbedaan. Maka bersikap
arif dalam berumah tangga.
8 menit
Tease Bergabung dalam layanan interaktif 26 (detik)
Dialog penyiar dan
narasumber( prolog
2)
Tanya1: Bagaimana pendapat Bang
Aan mengenai kekhawatiran dalam
membina keluarga jika beda fikroh?
Jawab1: Islam kan menyatukan,
pada prinsip dasar pernikahan juga
menyatukan. Kemampuan kita
dengan arif menghadapi perbedaan
itu.
Tanya2: Kalau ada permasalahan,
gimana?
Jawab2: Permasalahan-
permasalahan rumah tangga itu
lumrah terjadi. Juga pada rumah
tangga Rasulullah, namun Beliau
menyikapinya dengan arif, dengan
bijaksana.
11 menit
Tease Tetap dalam program Samara 68 (detik)
Adlibs Workshow Seminar Anak 59 (detik)
Iklan Penanaman pohon oleh Walikota
Bekasi, Makaro Wisata (paket
umrah), Training kampung akhirat,
program off air Getar Kalam.
5 menit
Adlibs Pentas Seni Islam FOSMA SMAN
4 Bekasi
1 menit
Segmen ke-2 Sounder Kupinang Engkau dengan al-Qurán 68 (detik)
Tease Bergabung dalam layanan interaktif 30 (detik)
Dialog penyiar dan
narasumber (prolog
2)
Tanya3: apakah sekufu harus 1
ormas atau pergerakkan?
Jawab3: Satu profesi, karena
cenderung sering bertemu.
Mungkin ini cara Allah untuk
mempertemukan jodoh mereka.
Tanya4: Bagaimana dengan yang
19 menit
tidak memiliki pemikiran atau
pegangan?
Jawab4: Semua pasti punya
pegangan, punya pemikiran. Hanya
saja, jodoh itukan Allah yang
menakdirkan. Adapun nantinya
berbeda, maka yang harus dihadapi
adalah memahami pemahaman
tersebut dengan memberikan
pembelajaran kepada pasangan.
Tanya5: Jika terjadi seperti itu,
kemudian tarik-menarik anak untuk
menjadi kader itu seperti apa dan
bagaimana?
Jawab5: Yang terpenting adalah
anaknya masih berpegang teguh
pada agama Islam.
Tanya6: Perbedaan fikroh itukan
ada 2, positif dan negatif.
Bagaimana jika menikah dengan
orang yang memiliki fikroh negatif,
misalnya ahmadiyah?
Jawab6: Ahmadiyah itukan sudah
di tetapkan hukumnya, sesat, diluar
Islam. Maka sama saja dengan
orang yang menikah beda agama.
Dalam Islam itu haram, jadi sama
saja dia melakukan zina.
Tease Tetap dalam program Samara 3 (detik)
Berita dan sponsor
berita
Sponsor XL 4 menit
Jingle Radio Dakta 107 FM
Iklan Propolis (air liur lebah), Program
Dakta “KOBOI”, Seminar “Air
Bambu ewéw”
Jingle Radio Dakta 107 FM 6 (detik)
Adlibs Air minum Kaskada 2 menit
Segmen ke-3 Sounder Kupinang Engkau dengan al-Qurán 42 (detik)
Tease Bergabung dalam layanan interaktif 42 (detik)
Dialog pendengar
dan narasumber
(tanya jawab 1)
Menerima 4 penelpon
Lia, Pd. Kelapa: Bagaimana
solusinya kalau calon suami yang
banyak menuntut dan saat menikah
nanti harus mengikuti
keinginannya?
Menjawab Lia: Sebenarnya tidak
ada perjanjian sebelum menikah,
16 menit
adapun setelah menikah memang
istri harus mengikuti suami selagi
itu dalam aturan Islam.
Erni, Tj. Priok: Sering curhat
dengan teman yang mereka
menikah karena beda fikroh. Itu
bagaimana?
Boy, Bekasi: Beda fikroh itu tidak
masalah. (tanggapan).
Kaisa, Jatiasih: Orang yang sudah
menua namun keinginan untuk
melihat hal-hal yang enak
dipandang cukup besar, apakah itu
kodrat/sifat laki-laki?
Menjawab Erni: Harus saling
memahami antar satu sama lain.
Menjawab Boy: Itu hal yang wajar,
fitrahnya manusia. Yang penting
sekarang bagaimana memupuk
cinta kasih, rasa perhatian sehingga
kekuatan cintanya.
Tease Tetap dalam program Samara 61 (detik)
Iklan Penanaman pohon oleh Walikota
Bekasi, Ta’lim Radio Dakta,
Kongres Umat Islam, Program off
air Getar Kalam.
4 menit
Sounder Kupinang Engkau dengan al-Qurán 2 (detik)
Adlibs BMT al-Kautsar (dekorasi
walimah)
2 menit
Segmen ke-4 Sounder Kupinang Engkau dengan al-Qurán 3 (detik)
Tease Bergabung dalam layanan interaktif 3 (detik)
Dialog penyiar dan
narasumber (tanya
jawab 2)
Menerima 1 penelpon
Anto, Ampera: Berpoligami,
kemudian dia bercerai. Apa
solusinya?
Menjawab Anto: Mari lihat
poligami yang Rasul contohkan.
Bukan yang saat ini banyak terjadi.
Membacakan 2 SMS
Ani, Bekasi: Dalam proses taáruf,
ternyata merasa ada perbedaan
fikroh. Apakah boleh menghentikan
proses ini?
26 menit
Menjawab Ani: Tidak masalah jika
Anda merasa itu kurang baik, bisa
saja menghentikan proses tersebut.
Hendi, Cikarang: Setelah menikah
timbul ketidakcocokan, itu
bagaimana?
Menjawab Handi: diskusikan
dengan baik untuk mencari solusi.
Membacakan 2 facebook
Heru: Siap menikah, tak masalah
dengan perbedaan fikroh.
Sri: Apakah menolak ikhwan
diperbolehkan dalam Islam,
maksudnya beda kelompok?
Menjawab Sri: Tidak masalah, sah-
sah saja menolak karena beda
prinsip. Hanya saja tidak harus
membatasi dalam kelompok.
Seperti itu. Justru kalau pun
berbeda kelompok kita bisa saling
mengisi satu sama lain.
Kesimpulan Bersikap arif dan bijak dalam
menghadapi perbedaan pandangan
dalam rumah tangga
93 (detik)
Penutup Kata penutup 55 (detik)
Sounder Kupinang Engkau dengan al-Qurán 78 (detik)
Sumber informasi : Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum
Posisi : Narasumber Program Samara Dakta
Lokasi : Kantor Radio Dakta, jl. Griya Agus Salim no.77 Bekasi
Tanggal : Sabtu, 25 Desember 2010
Topik : Sejarah Program Samara Dakta
Diah : Siapa nyang mencetuskan program SAMARA dan siapa-siapa saja
yang bertanggung jawab dalam program ini?
Ustad : Awalnya dulu saya terlibat disemua acara termaksud penggagas juga,
SAMARA dan beberapa acara lain. Kemudian materi samara diisi oleh
Ustad Murhali Barda. Karena Ustad Murhali Barda ada masalah dan
dipenjara maka akhirnya saya yang mengisi samara sekarang. Sebenarnya
ini adalah salah satu program, termasuk saya juga punya kontribusi untuk
mengidekan acara samara, karena saya mengisi acara lain maka samara
diisikan oleh Ustad Murhali Barda secara on air. Selang beberapa lama
samara on air, kemudian juga dilakukan secara off air (kegiatan di luar
siaran) dan melibatkan langsung pendengar untuk datang ke dakta. Itu
dilaksanakan setiap di pekan ke-2/ bulan
Diah : Maksudnya acara off air seperti apa?
Ustad : Off air sebenarnya tujuannya sama ya,yaitu tidak lain bagaimana
membangun keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah tapi
tekanannya lebih kepada bagaimana rumah tangga itu terbina bisa lebih
baik dan orang yang belum berkeluarga juga segera mendapatkan
pendamping. Akhirnya dibuatlah biro jodoh samara. Ini yang kemudian
rekan-rekan yang lebih banyak tertariknya, masalah biro jodohnya
dibandingkan kajian ilmiahnya. Dan ternyata antusias rekan-rekan luar
biasa bergabung di biro jodoh samara dakta ini ± dari awal berdirinya
sekitar 300 peserta. Jadi tujuan off air itu untuk memperdalam kajian-
kajian kerumah tanggaan dan untuk ta’aruf, menjadi anggota samara. Dan
Alhamdulillah dari sekian waktu perjalanan samara sudah menta’arufkan,
menikahkan rekan-rekan yang bergabung dalam samara dakta.
Diah : biro jodoh ini dilakukan sejak kapan ustad?
Usatd : sebenarnya biro jodoh dilakukan sebelum acara samara itu ada. Bahkan
dakta, saya sudah 13 tahun disini. Dulu ada namanya SAKINAH (SAtukan
KasIh sesuai sunNAH) ini adalah nama awalnya. Tapi kemudian lama jeda
karena kepengurusan tidak ada, maka setelah perjalanan setelah diisi oleh
Ustad Murhali di acara on airnya sekitar kurang lebih 6 tahun belakangan
sampai terus berjalan dan Alhamdulillah program on airnya lancar dan
biro jodohnya pun berjalan dan kajian yang kita tuju dalam kajian samara
ini, ya membangun paradigma rumah tangga Islam yang lebih baik. Dari
mulai bagaimana menangani problematika rumah tangga seperti
perceraian, sampai hal-hal yang mendasar bagaimana caranya mencari
pendamping hidup, itu satu paket kajian.
Diah : pengisi pertama program samara? Dan apakah ustad satu tim?
Ustad : ustad Murhali Barda. Kita satu tim. Saya, Ustad Murhali Barda dan
bapak Warsono waktu itu satu tim mengelola program samara on air yang
kemudian dilanjutkan dengan program biro jodoh.
Diah : berapa banyak yang sudah dita’arufkan?
Ustad : banyak ya,,saya sendiri di luar dakta itu juga walaupun mereka dengar
dari dakta,mungkin banyak juga ya,sekitar 17an orang.
Diah : sifatnya seperti apa ustad?
Ustad : sifatnya konsultasi, terus mereka datang. Kan ada biodata ya, yang
diserahkan kesini. Bagi mereka yang ingin ta’aruf nanti diserahkan kepada
kita, ada biodata dan foto. Nanti tidak langsung kita pertemukan, hanya
memperlihatkan biodatanya saja dulu. Baru nanti dita’arufkan melalui
obrolan.
Diah : bobotnya lebih banyak mana ustad, pembinaan keluarga Islam atau
moment ta’arufnya?
Ustad : kalau on airnya kita lebih kepada pembinaannya, kalau off airnya juga
sebenarnya 50-50. Jadi persentasenya hampir samalah.
Diah : kalau acara off airnya lebih banyak ta’arufnya atau konsultasinya?
Ustad : dua-duanya juga. Kadang masalah-masalah terlambat nikah itu yang
paling banyak.
Diah : kenapa mengambil nama samara?
Ustad : samara itu kita singkat dari sakinah, mawaddah, wa rahmah. Hal ini
terinspirasi dari surat ar-Rum. Karena kebutuhan yang mendasar dari
hidup ini adalah keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Semua
materi daktakan sudah terkafer, mulai dari acara akidah, fikih, kajian
tafsir, kristologi, masalah akhlak. Secara umum kita sudah pos-poskan.
Secara spesifik kajian keluarga inikan belum makanya kita masukkan
program samara.
Diah : apakah terinspiradi juga dari fenomena-fenomena masyarakat?
Ustad : ya setiap program pasti terinspirasi dari fenomena yang ada di
masyarakat. Misalnya kajian yang ada secara sistematik. Problematika
yang dipertanyakan di kajian-kajian, seperti misalnya saya di kajian getar
kalam, itu lebih banyak kemasalah-masalah keluarga, lebih banyak
keproblematika gelisah belum mendapat pendamping. Nah ini, bagaimana
supaya pertanyaan-pertanyaan ini kemudian dikhususkan. Makanya kita
selalu berharap kepada narasumbernya ketika ada yang bertanya tentang
samara dialihkan, ketika kajian akidah bertanya tentang samara dialihkan.
Jadi khusus pertanyaan-pertanyaan samara itu ada di posnya sendiri. Dan
hampir semua memang mempunyai problem itu. Untuk mengantisipasi
supaya pertanya tidak melebar, maka kita pos-poskan kajiannya sehingga
lebih spesifik.
Diah : samara dimulai dari tahun berapa?
Ustad : secara pastinya saya lupa, 8 tahun kebalakang dari sekarang. Karena
dakta sekarang sudah 17 tahun.
Diah : proses pemikiran yang melahirkan program samara itu seperti apa?
Ustad : jadi awalnya program samara itu dari materi-materi religi itukan ada dua,
maksudnya hanya ada 2 waktu yaitu pagi dan sore (bada subuh dan jam 5
sebelum magrib). Acaranya cuma satu namanya antatas alwanah religi
(anda bertanya kami menjawab). Karena nama ini bersifat universal maka
pertanyaannya apa saja, mulai dari persoalan fikih, hukum waris, sampai
kepersoalan rumah tangga. Dan ada 2 narasumber yang mengawali, dulu,
yaitu Ustad Sulaiman Jaka dan Ustad Hafiz Ahsan Almahdani, mereka
yang mengawali kajian keislaman. Dan perkembangan berikiutnya karena
umat ini semakin haus dengan kajian-kajian keislaman sementara
kapasitas sang ustad untuk mengisi setiap harinya juga tidak bisa maka
kita tambah ustadnya yang memiliki spesifikasi keilmuan masing-masing.
Mulai dari persoalan tafsir, persoalan akidah, persoalan akhlak, kemudian
ada shaqofah islamiyah dan lebih spesifik lagi adalah masalah keluarga.
Jadi ini diharapkan ada interperensi untuk masing-masing ilmunya.
Misalnya untuk kajian fikih ke ustad ini. Sebenarnya semua ustad bisa
menjawab, akan tetapi supaya tidak melebar.
Diah : nama samara singkatan dari sakinah, mawaddah, wa rahmah. Dari ustad
sendiri maksud dari istilah tersebut apa?
Ustad : ya, sakinah itu mempunyai arti ketenangan. Jadi sebenarnya tujuan dari
acara samara selain membawa paradigma berpikir keluarga Islam, juga
agar menjadi lebih baik, juga supaya nilai-nilai Islam itu menjadi bagian
yang tak akan terpisahkan dari hubungan keluarga. Sebab adanya
kesadaran untuk melakukan syariat Islam itu baru tingkatan, sedangkan ini
harus memiliki pemahaman yang sempurna. Sebab ffakta yang ada
dilapangan terutama masyarakat dan keluarga Islam ini, mereka itukan
belum seutuhnya memahami keluarga yang Islami itu seperti apa. Hanya
baru sebatas teoritis bahwa kekeluargaan ini diawali dengan pernikahan.
Sementara proses pernikahannya pun kita ketahui bahwa kita ini sudah
sangat terkontaminasi dengan gaya-gaya barat, oleh gaya-gaya hedonism.
Contoh kecil mengenai perayaan atau walimatul ursy-nya, kita ini kan
masih sangat rentan sekali, bahkan ketika melakukan kegiatan-kegiatan
walimah, akad nikahnya dilakukan secara syar’i akan tetapi perayaannya
mengikuti gaya di luar syariat. Misalnya hiburan yang berlebihan, tabaruj
di dalamnya. Itu tidak diperhatikan.hal-hal seperti itu yang ingin kita gagas
dalam kajian samara itu dan tentu saja tujuannya agar menjadi rumah
tangga yang berkah. Rumah tangga yang berkah itu diawali dengan proses
pencarian jodoh yang berkah juga. Bukan saat orang selesai menikah, ini
perlu direnungkan dan perlu dicanangkan. Seperti misalnya anak yang
sholeh itu bukan saat mereka terlatih, tetapi dari proses buat anak.
Kita harapkan bahwa keluarga sakinah ini berawal dari proses, atau saya
selalu mengingatkan pada dasar keinginan kita berkeluarga untuk apa? Itu
penting. Sebab orang yang sudah memahami hakikat berkeluarga pada
awal ketika dia melangkah sudah paham akan tanggung jawabnya. Ketika
dia sudah mempunyai seorang istri. Kemapanan dia untuk menerima anak,
karena jika dia belum siap menerima anak maka dia belum mencapai
kualitas rumah tangga yang baik.
Diah : apa tujuan yang ingin dicapai dalam program samara dakta?
Ustad : membina rumah tangga yang berkah dan sejahtera. Kalau berkah pasti
mendapat ridho Allah. kita tidak mentargetkan orang dalam rumah tangga
harus bahagia, justru harus berkah karena dalam keberkahan pasti ada
kebahagiaan. Tapi, belum tentu dalam kebahagiaan ada keberkahan.
Diah : parameter keberhasilannya seperti apa?
Ustad : kita sudah menikahkan skitar 20 pasangan, tingkat pemahaman yang
lebih baik dalam menghadapi problematika rumah tangga dan jodoh,
mereka mau lebih sabar tentang bagaimana menyikapi takdir atau
seterusnya, itu terlihat saat mencari pendamping mereka bilang sudah
iktiar dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah semata. Materi
bagaimana menyikapi takdir.
Diah : langkah kedepan yang dilakukan untuk mengembangkan program
samara?
Ustad : akan melakukan kajian-kajian intensif untuk membentuk keluarga yang
sakinah diberbagai majelis ta’lim. Kita sudah melakukan program di luar
dengn bekerjasama beberapa majelis ta’lim dan rumah sakit. Saya
berkeinginan kajian samara ini lebih intensif jadi bisa bekerja sama dengan
sinwa dan majelis samara. Hal ini dikarenakan pemahaman masyarakat
yang belum utuh masalah kerumah tanggaan, yang perlu diperhatikan
bukan hanya yang belum menikah juga yang sudah menikah. supaya
memberikan arti dan orientasi dakwah dalam berkeluarga.
Sumber informasi : Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum
Posisi : Narasumber Program Samara Dakta
Lokasi : Kantor Radio Dakta, jl. Griya Agus Salim no.77 Bekasi
Tanggal : Sabtu, 15 Januari 2011
Topik : Data narasumber (Biodata Narasumber)
Diah : Sudah berapa lama kerja di Radio Dakta?
Ustad : Saya di Radio Dakta sudah ± 13 tahun. Sejak saya masih kuliah di PT. IQ
Jakarta. Itu juga karena tarikan dari teman saya. Maksudnya menggantikan
teman saya jadi pembicara disini.
Diah : Dulu mengisi acara apa?
Ustad : Awal, acara tadarus Qurán. Acara tadarusan lewat telepon.
Diah : Di Radio Dakta, posisi apa saja yang sudah di dapatkan?
Ustad : Dulu saya pernah menjadi program director karena kontribusi saya untuk
Radio Dakta. Dulu Radio Dakta manajemennya sangat tidak ahli.
Kemudian, saya memberikan ide-ide, karena saya kan aktif di PMII, jadi
saya diskusi dengan teman-teman. Kemudian, saya ajukan ide tersebut dan
akhirnya diterima dan saya diajukan sebagai program director. Tapi, saya
merasa tidak nyaman, karena tidak siaran dan tidak bekerja apa-apa.
Hanya mengontrol saja. Sedangkan saya orangnya aktif, maka saya
mengundurkan diri setelah beberapa bulan dan meminta untuk menjadi
narasumber kembali. Ya… akhirnya diterima. Saya jadi bisa mengudara
lagi.
Diah : Selain di Radio Dakta, dimana lagi ustad mengisi acara?
Ustad : Saya jadi narasumber di Radio Gema anisa di Cikarang. Bahkan sekarang
merambah ke tv, dengan nama radar tv, di metrotv, ANTV, bahkan
kemarin saya di tawarin mengisi di Indosiar. Mengenai. Radio NURIS
(dulu mengisi rutin) diBintaro. Juga sebagai penasehat di Tabbloid Islam
Bekasi, dan tabloid bekam. Juga di instansi-instansi seperti Telkom, dan
lain-lain.
Sumber informasi : Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum
Posisi : Narasumber Program Samara Dakta
Lokasi : Kantor Radio Dakta, jl. Griya Agus Salim no.77 Bekasi
Tanggal : Sabtu, 26 Februari2011
Topik : Format Program Samara on air
Diah : Format di Samara Dakta itu tidak ada lagunya, kenapa?
Ustad : Sebetulnya ada. Tergantung dari narasumber kalau sedang moodnya
turun kita putarkan lagu, terkadang juga tidak.
Diah : Jadi, sifatnya kondisional, tidak tetap?
Ustad : Iya, kondisional. Tergantung juga pada banyaknya pertanyaan. Kasihan
kalau kita putarkan lagu, sedangkan banyak pertanyaan yang harus
dijawab. Jadi, pemutaran lagu sifatnya kondisional tergantung mood
narasumber dan pertanyaan yang masuk.
Diah : Kalau pemutaran lagu, biasanya lagu seperti apa yang diputar?
Ustad : Semua lagu-lagu yang religi. Di Dakta ka nada dua lagu yaitu, lagu religi
dan lagu-lagu pop-religi.
Diah : Biasanya yang menentukan siapa?
Ustad : Biasanya saya yang memilih, terkadang operator. Yang penting terkait
dengan masalah tema.
Diah : Jadi, bisa dikatakan format yang digunakan tidak terancang akan tetapi
kondisional?
Ustad : Tidak. Jadi, teman-teman operator inikan, dia melihat materi. Misalnya
materi tentang Jihad, dia mengexpresikan dengan lagu IZZIS. Sedangkan
kalau Samara, pilih lagu-lagu yang mendekati tentang pernikahan. Jadi, itu
sudah diformat dan mereka harus mengexpresikannya sendiri. Terkadang
juga ada yang minta. Pendengar minta di putarkan lagu.
Diah : Jadi, sifat kondisional yang seperti apa jika pemutaran lagu dilakukan?
Ustad : Iya, sebetulnya, bukan hanya menarik atau tidaknya materi. Akan tetapi,
terkadang mood dari narasumbernya. Narasumber juga harus mengolah
pemikiran karena biasanya saya saat datang jam 8. Saya tanya ke Maula
materinya, kemudian kita tidak langsung, karena harus ada yang dipikirkan
maka bisa diputarkan lagu. Jadi, belum ada gambaran untuk berbicara apa.
Jadi, kita harus seimbang atau kerjasama antara narasumber, penyiar, dan
operator. Tetapi, juga harus disesuaikan dengan komposisi adanya iklan.
Saya itukan banyak yang dengar, jadi saya harus memperhatikan apa yang
saya katakan. Takutnya tidak sepaham dengan pendengar, dan malah
menimbulkan konflik, maka kita harus memperhatikan perkataan-
perkataan sehingga diterima oleh pendengar. Itu fungsi pemutaran lagu.
Jadi, kita tidak ada konsep khusus untuk pemutaran lagu.
Diah : Kemudian, apa fungsi penggunaan sounder dan kenapa lagunya seperti
itu?
Ustad : Radio Dakta ini tidak ada juklak. Maksudnya ketentuan untuk
menentukan lagu. Adanya lagu, sounder sebenarnya itu adalah
pengexpresian narasumber dan operator. Jadi, musik dan pembicara harus
seimbang dan sesuai. Pemilihan lagu tersebut untuk mencirikan acara
tersebut. Maka, harus sesuai dengan kajian yang disajikan.
Diah : Berapa lama penyampaian prolog?
Ustad : Saya tidak pernah menghitung, tapi yang pasti lebih lama segmen yang
kedua. Biasanya setelah prolog itukan iklan, masuk lagi. Ya… mungkin
sekitar 10-15 menit, atau bahkan kurang dari 10 menit.
Diah : Kemudian, kenapa ada dialog antara penyiar dan narasumber dan apa
fungsi?
Ustad : Penyiar harus banyak berexpresi ketika tidak ada pertanyaan. Dia harus
mewakilkan bagi seorang yang mendengar. Seakan-akan dialah yang
mendengarkan dan bertanya. Makanya, penyiar itu harus yang cerdas.
Kadang-kadang ada penyiar yang cerdas kemudian narasumbernya
terbawa. Jadi, penyiar itu harus cerdas membawa keadaan menjadi hidup.
Bukan hanya sekedar membuka dan menutup acara, tetapi juga bagaimana
agar acara ini lebih hidup. Sepuasan sebuah acar itu selain narasumbernya,
juga penyiarnya. Juga sebagai pemancing, atau insert-insert. Karena radio
itukan didengar jadi harus banyak bicara jangan sampai ada kekosongan.
Dan membantu narasumber untuk aktif berbicara.
Diah : Kenapa call interaktif dibuka saat jam 9?
Ustad : Iya. Karena pendengar itu tidak semua mendengarkan dari awal jam
siaran, jam 8. Mereka ada yang baru bergabung, tiba-tiba langsung
pertanyaan. Sedangkan mereka belum tahu kajiannya itu seperti apa. Jadi
bisa saja penempatan waktu call interaktif jam 9 itu, untuk pendengar yang
baru bergabung supaya juga mendapat informasi yang cukup detail.
Sumber informasi : Wawancara dengan Maula Ahmad
Posisi : Penyiar Program Religi
Lokasi : Kantor Radio Dakta, jl. Griya Agus Salim no.77 Bekasi
Tanggal : Sabtu, 15 Januari 2011
Topik : Data penyiar (Biodata Penyiar)
Diah : Sudah berapa lama jadi penyiar?
Maula : Saya sudah 7,5 tahun jadi penyiar. Sejak saya masuk kuliah semester 1.
Diah : Memang masuk kuliah tahun berapa?
Maula : Saya masuk kuliah dari tahun 2004 lulus 2008 di Bogor.
Diah : Kalau di Radio Dakta sudah berapa lama menjadi penyiar?
Maula : Saya masuk bulan Juni 2010 dan sekarang sudah 7-8 bulanlah saya
menjadi penyiar diradio Dakta.
Diah : Sebelumnya, bekerja diradio mana saja?
Maula : Selama kuliah magang di radio, disalahsatu radio di Bogor. Terus kerja
Broadcast di Islamic center Jakarta, nama radionya JIV. Selama 1 tahun,
sebagai penyiar program. Awal masuk saya jadi penyiar, kemudian saya
diangkat sebagai music director. Tapi, karena saya merasa tidak ada
perkembangan saya pindah kesini.
Diah : Saat kuliah dulu, memang kuliahnya jurusan broadcast atau tidak?
Maula : Tidak. Saya kuliah jurusan Pemikiran dan Pendidikan Islam di
Universitas Ibnu Kholdun Bogor.
Diah : Kemudian bisa terjun ke broadcast cerita bagaimana?
Maula : Awal masuk kuliah saya memang tertarik ke pendidikan. Kemudian, ada
tawaran di dunia broadcast saya ambil. Kebetulan dulu disalah satu
pesantren setara Gontor, saya ikut lomba ceramah dan pidato, juga sering
memandu acara. Makanya saya coba untuk terjun ke dunia broadcast dan
ternyata ada bakat, saya teruskan sampai sekarang.
Diah : Biasanya apa yang dipersiapkan saat menjelang siaran?
Maula : Yang dipersiapkan keakraban dengan narasumber, pemahaman topik, dan
berusaha menyeimbangi narasumber.
FOTO-FOTO KEGIATAN SAMARA OFF AIR
Peserta off air, tanggal 13 Februari 2011
Kegiatan off air tanggal 20 Februari 2011
Penyampaian materi
Bazar el-Dasi al Isro,
foto tgl 20 Februari 2011
DATA SMS PROGRAM SAMARA ON AIR
Program Samara Senin, 10 Januari 2011. Mahligai Cinta Rumah Tangga
No Nama Nomer Pesan
1 0 0818
04709628
IRA di PLUIT,assaLAMU 'alaiQum ustadz,bgni
ustadz sy prnh di doaQan mntan suami, biar sy
kawin cere apakah bs dkbulkan? sy memang prnah
mnyakiti dia, tp sy sudah mint m"f berkali kli tp ga
di m"fkn pdhl dia jg pnya slh ustadz,terus dia suka
njelek2kin sy di depan org, pdhl sy jg udh brusa
baik kepda kluarganya,trimaksh atas jwbnya ustadz
2 0 021
93094115
Dakta, mw tnya ni. sebsar ap si dosa org yg brzinah.
djwb y dakta. tx :) trs gmn cra btobat'y. @rizka
3 0 0852
15685852
Ass data" iis di sntr"mf sy mu tnya tpi di lwr
tma"klo tko bku dt di jkt ad y di mna........?trma ksi
wss.
4 0 021
92254918
Ass.Ust.Sy mencintai ihwan lewat sms tanpa tahu
wajah..Tapi saya tidak bsa nikah denganya karena
sudah di jodohkan ortu dgan ikhwan lain.Gimana
solusinya.SABILA
5 0 0815
86523498
Assalamualaikum.barakallahufik,ust.ana mo
tanya.dr kcil hngga skrng,na blm pernh yg nama'a
Pacaran.blhkah,ana ingn dpt jodh yg blm prnh
Pacran jg...?Jazakallah(ukhti:Bekasi)
6 0 0858
11604836
mini jakarta Assalamu alaikum. ustadz gmna cranya
spya qta bsa menyayangi mertua dngn spnuh hti ?
ustadz do"akn sya spy dksh jdoh llaki yg
soleh,syukron ustadz
7 0 0852
82530520
Ass. Pa kbr ustad? Syahidin d purwakarta. Ustad
bgmna mngenl akhwat yg soleh tuk d jadikan istri.
Htur nuhun
8 0 021
98598874
Asslmlkum sy putri sholeha dibks.Ust sy prnah
brtemu seorng ikhwan,tp lewat tlp nyasar stiap
diajak ketemuan alasannya sibuk,bagaimana ya ust
tolong jelaskan.
DATA FACEBOOK SAMARA ON AIR
Samara Dakta
<<Tema Samara, 10 Januari 2011>>
Rekan Dakta,
Kajian Samara bersama Bang Aan & Maula, akan mengangkat tema:
***Mahligai Cinta Rumah Tangga***
...Simak pembahasannya di Radio Dakta 107 fm, pukul 20:00-22:00 WIB
atau Audio Streaming di www.dakta.com
Dan bagi Rekan yang ingin bertanya, silahkan tulis di komentar/pesan
Samara Dakta.!Lihat Selengkapnya
Dakta 107 FM | bijak • cerdas
www.dakta.com
Radio Dakta 107 FM adalah radio dialog informasi yang berkomitmen
memberikan pencerahan dan mencerdaskan umat. Dalam kiprahnya selama
17 tahun mempunyai populasi pendegar sebanyak 1,9 juta orang* mayoritas
berusia produktif dengan pengeluaran perbulan rata-rata lebih dari satu
juta rupiah
03 Januari jam 21:13 · SukaTidak Suka · · Lihat 19 KomentarSembunyikan
Komentar (19) · Bagikan
Permatahati Buwana dan 12 orang lainnya menyukai ini.
Komentar 1 :Fitriyyah Nikmatul Muharomah insya 4wl
03 Januari jam 21:21 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
Komentar 2 : Mas Gio Kok dah jauh bgt kajiannya.. Smoga bs dengerin &
gak plng mlm lagi..
03 Januari jam 22:00 · SukaTidak Suka
Komentar 3 : Mas Gio kok sepi comment...lom pada berumah tangga lom
tahu mahligainya nih Bang Aan & Mas Maula...
Komentar 4 : Yg serius kayaknya Mas Maula sekarang..:)
10 Januari jam 20:02 · SukaTidak Suka · 2 orangMemuat...
Komentar 5 : Fikri Kiki Fauzi bagaimana mw cari tw tentang dia,mw
nanya ke orang tuanya jauh,nanya sama temennya, jwbnya pada gtw (cari
tw aja sendiri). Punya solusi ga ustad?.
10 Januari jam 20:03 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
Komentar 6: Fitriyyah Nikmatul Muharomah klo aku pgn serius tp...kyna
ortu msh blm pcy pd diriku..he...mdhn2n prlhn bs cpt tercpai.AMIN..
10 Januari jam 20:04 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
Komentar 7: Fikri Kiki Fauzi @mas maula: ana bgt tuh... qeqeqe
10 Januari jam 20:05 melalui Facebook Seluler · Suka