F 3 - Asma Kehamilan

download F 3 - Asma Kehamilan

of 32

Transcript of F 3 - Asma Kehamilan

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    1/32

    BAB I

    LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

    Asma adalah penyakit paru yang heterogen dengan obstruksi saluran pernapasan yang

    sembuh sebagian atau total, spontan atau dengan terapi. Serangan umumnya singkat, walaupun

    jarang, asma dapat berakibat fatal. Secara tradisional asma dapat diklasifikasikan dua kelompok

    yaitu alergi (ekstrinsik) dan idiosinkrasi (intrinsik). Asma ekstrinsik merupakan asma yang

    dipicu oleh alergen atau mediator IgE. mumnya terdapat pada orang dengan riwayat keluarga

    memiliki penyakit alergi. Sedangkan asma intrinsik jika tidak ditemukan alergen spesifik sebagai

    pemicunya, dan terdapat pada pasien tanpa riwayat alergi dalam keluarganya.

    !i Indonesia pre"alensi asma berkisar #$% &. 'ada kehamilan pre"alensi asma adalah $

    &. *epustakaan lain menyatakan asma berpengaruh pada $+& wanita atau pada --.--- $

    %/.--- kehamilan di Amerika setiap tahunnya. 0ata $ rata morbiditas dan mortalitas pada

    wanita hamil sebanding dengan populasi umum.

    Asma bronkial merupakan salah satu penyakit saluran napas yang sering dijumpai dalam

    kehamilan dan persalinan. 'engaruh kehamilan terhadap timbulnya serangan asma selalu sama

    terhadap setiap penderita. 'ada seorang penderita asma, serangan tidak sama pada kehamilan

    pertama dan berikutnya. 'enyakit ini menimbulkan resiko yang serius pada wanita hamil. Asma

    yang tidak terkontrol dengan baik, dapat berpengaruh terhadap ibu dan janin.

    1erdapat risiko yang tidak baik pada ibu maupun janin, bila gejala asma memburuk.

    'enelitian menyatakan asma berhubungan dengan meningkatnya kematian perinatal dua kali

    lipat. Selain itu, juga meningkatkan risiko komplikasi berupa hiperemesis, preeklampsia, dan

    perdarahan, serta terjadi peningkatan angka kematian neonatal dan persalinan prematur. 2al ini

    menunjukkan betapa pentingnya penanganan aktif pasien hamil untuk menghindari eksaserbasi

    akut asma bronkhial.

    BAB II

    1

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    2/32

    TINJAUAN PUSTAKA DAN PERMASALAHAN

    . !efinisi

    !efinisi yang disepakati bersama dalam suatu konsensus internasional para ahli asma

    menyatakan bahwa asma adalah suatu kelainan inflamasi kronik saluran nafas. Sedangkan

    definisi yang banyak dianut saat ini adalah yang dikemukakan oleh The American Thoracic

    Society(+/) yaitu 3Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan

    bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang

    luas dan derajatnya dapat berubah$ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan3.

    4ila ditelaah lebih lanjut, definisi tadi dapat diuraikan menjadi5

    . Ada peningkatan respons trakea dan bronkus. 2al ini berarti bahwa jalan nafas penderita

    asma mempunyai respon yang lebih hebat terhadap berbagai rangsangan dibanding

    dengan orang normal.

    . Serangan asma jarang sekali hanya dicetuskan oleh satu macam rangsangan, tetapi oleh

    berbagai rangsangan.

    . *elainan tersebar luas pada kedua paru dan tidak hanya satu paru atau satu lobus paru.

    . !erajat serangan asma dapat berubah$ubah, misalnya obstruksi lebih berat pada malam

    hari dibanding dengan siang hari.

    . Epidemiologi

    're"alensi asma terjadi pada $6& populasi umum. 'ada kehamilan pre"alensinya $&.

    !i Indonesia pre"alensi asma berkisar #$% &. *epustakaan lain menyatakan asma berpengaruh

    pada $+& wanita atau pada --.--- $ %/.--- kehamilan di Amerika setiap tahunnya. 0ata $

    rata morbiditas dan mortalitas pada wanita hamil sebanding dengan populasi umum. 0ata $ rata

    mobilitas asma di Amerika adalah , per --.---.

    2

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    3/32

    're"alensi asma di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis kelamin, umur, status

    atopi, keturunan dan lingkungan. mumnya pre"alensi anak lebih tinggi tinggi daripada dewasa.

    . Etiologi dan 'atogenesis

    Sampai saat ini patogenesis maupun etiologi asma belum diketahui dengan pasti.

    4erbagai teori tentang patogenesis telah diajukan, tetapi yang paling disepakati oleh para ahli

    adalah yang berdasarkan gangguan saraf autonom dan sistem imun.

    Asma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran napas. Adanya inflamasi dan

    hiperakti"itas saluran napas dijumpai pada asma baik pada asma alergi maupun non$alergi. 7leh

    karena itu dikenal dua jalur untuk mencapai keadaan tersebut. 8alur imunologi utama didominasi

    oleh IgE dan jalur saraf otonom. 'ada jalur IgE , alergen yang masuk ke dalam tubuh akan diolah

    oleh A'9 (Antigen Presenting Cells), untuk selanjutnya hasil olahan alergen akan

    dikomunikasikan kepada sel 1h (1 helper). Sel ini akan memberikan instruksi melalui interleukin

    atau sitokin agar sel$sel plasma membentuk sel$ sel radang lain seperti mastosit, makrofag, sel

    epitel, eosinifil, neotrofil, trombosit, serta limfosit untuk kemudian mengeluarkan mediator$

    mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (':), leukotrin (;1), platelet activating factor

    ('A). 8alur non$ alergi selain merangsang sel inflamasi, juga merangsang sistem saraf

    otonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan hiperreakti"itas saluran napas.

    2iperreakti"itas saluran napas diduga sebagian didapat sejak lahir. 4erbagai keadaan

    dapat meningkatkan hiperreakti"itas saluran napas yaitu 5 inflamasi saluran napas, kerusakan

    epitel, mekanisme neurologis, gangguan intrinsik, dan obstruksi saluran napas.

    . 'atofisiologi

    7bstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus,

    penyumbatan mukus, serta edema dan inflamasi dinding bronkus. 7bstruksi bertambah berat

    3

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    4/32

    selama ekspirasi karena secara fisiologis saluran napas menyempit pada fase tersebut. 2al ini

    menyebabkan udara distal tempat terjadinya obstruksi terjebak tidak bisa diekspirasi. Selanjutnya

    terjadi peningkatan "olume residu, kapasitas residu fungsional (*0

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    5/32

    . 'eningkatan sekresi mukosa dan obstruksi saluran napas

    . 2iperinflasi paru dengan peningkatan "olume residu

    . 2iperakti"itas bronkial, yang diakibatkan oleh histamin, prostaglandin dan

    leukotrin.

    !egranulasi sel mast menyebabkan terjadinya asma dengan cara pelepasan mediator

    kimia, yang memicu peningkatan resistensi jalan napas dan spasme bronkus. 'ada kasus

    kehamilan alkalosis respiratori tidak bisa dipertahankan diawal berkurangnya "entilasi, dan

    terjadilah asidosis. 1erjadi juga perubahan nilai gas darah arteri pada kehamilan (penurunan

    '97dan peningkatan p2). 'asien dengan perubahan nilai gas darah arteri secara signifikan

    merupakan faktor risiko terjadinya hipoksemia maternal, hipoksia janin yang berkelanjutan dan

    gagal napas.

    .# :ejala *linis

    'ada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan

    pada waktu serangan tampak penderita bernapas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan tangan

    menyangga kedepan.

    :ambaran klinis asma klasik adalah serangan episodik batuk, mengi dan sesak napas.

    'ada awal serangan sering gejala tidak jelas, seperti rasa berat didada, dan pada asma alergi

    mungkin disertai pilek atau bersin, Beskipun pada mulanya batuk tanpa disertai sekret. tetapi

    pada perkembangan selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih, dan

    kadang$kadang purulen.

    anita hamil dengan eksaserbasi asma akan mengeluh dispneu, batuk yang produktif

    atau tidak, atau rasa tertekan di dada. :ejala yang ada bisa bertambah buruk pada malam hari

    dan didahului sebelumnya oleh rinitis alergi atau penyakit yang disebabkan oleh "irus. 'ada

    pemeriksaan fisik biasanya frekuensi pernapasan pasien meningkat, nadi cepat dan dapat terjadi

    peningkatan tekanan darah. 'ada auskultasi, suara pernapasan berkurang, whee@ing, dan waktu

    ekspirasi memanjang. Sebagai tambahan biasanya pasien menggunakan otot bantu napas.

    5

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    6/32

    'ada tahun ++, 1he >ational Asthma Education 'rogram ( >AE' ), membagi dalam

    tiga kategori atau kelompok yaitu ringan, sedang, dan berat, berdasarkan eksaserbasi gejala

    (whee@ing, batuk, dispneu atau ketiganya). 'embagian ini juga berdasarkan pada episode asma

    tiap minggu, fungsi paru$paru, frekuensi serangan asma pada malam hari, dan gangguan terhadap

    akti"itas sehari$hari.

    Sedangkan menurut berat ringannya gejala, asma dapat dibagi menjadi empat tahap

    yaitu5

    . Asma intermitten

    :ejala intermitten (kurang dari sekali seminggu), serangan singkat (beberapa jam sampai

    beberapa hari), gejala asma pada malam hari kurang dari kali sebulan, diantara serangan pasien

    bebas gejala dan fungsi paru normal, nilai A'E dan *?'C 6-& dari hasil prediksi, "anabilitas

    D-&.

    . Asma persisten ringan

    :ejala lebih dari kali seminggu, tetapi kurang dari kali per hari, serangan

    mengganggu aktifitas dan tidur, serangan asma pada malam hari lebih dari kali bulan, nilai

    A'E atau *?'C 6-& dari nilai prediksi, "ariabilitas -$-&.

    . Asma persisten sedang

    :ejala setiap hari, serangan mengganggu aktifltas dan tidur, serangan asma pada malam

    hari lebih dari kali seminggu, nilai A'E atau *?', antara /-$6-& nilai prediksi, "ariabilitas

    C-&.

    . Asma persisten berat

    :ejala terus menerus. sering mendapat serangan, gejala asma malam sering, aktifitas fisik

    terbatas karena gejala asma, nilai A'E atau *?'/-& nilai prediksi, "ariabilitas C -&.

    6

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    7/32

    ./ !iagnosis

    !iagnosis asma ditegakkan berdasarkan urutan pemeriksaan berikut5

    . Anamnesis

    Secara klinis asma diduga bila ada gejala mengi, batuk, sesak nafas, dan riwayat

    pneumonia atau bronkitis yang berulang. 4atuk yang menetap dan berulang terutama

    sesudah pajanan berbagai @at tertentu, akti"itas, gangguan emosi, dan infeksi "irus. 4atuk

    pada asma menjadi lebih berat pada malam hari. >amun kadang$kadang gejala asma

    hanya berupa batuk$batuk kronik. 'enting juga diketahui dalam anamnesis adalah gejala$

    gejala yang membaik secara spontan atau dengan bronkodilator dan anti inflamasi, dan

    faktor$faktor yang dapat mencetuskan asma dan atopi dalam keluarga.

    . 'emeriksaan fisik

    2asil yang didapat tergantung stadium serangan, lamanya serangan serta jenis

    asmanya. 'ada asma yang ringan dan sedang, tidak ditemukan kelainan fisik di luar

    serangan. *adang$kadang dapat ditemukan penyakit lain sebagai penyakit penyerta

    berupa otitis media, konjungti"itis, rinitis, polip hidung, sinusitis atau hiperplasia tonsil.

    'ada inspeksi terlihat pernafasan yang cepat dan sukar, disertai batuk$batuk

    paroksismal, dan ekspirium memanjang. Saat inspirasi terlihat retraksi daerah supra

    kla"ikular, suprasternal, epigastrium, dan sela iga. 'ada asma kronik, terlihat bentuk

    toraks emfisematus, bongkok ke depan, sela iga melebar, dan diameter anteroposterior

    toraks bertambah. Saat serangan berat terlihat tanda$tanda kegelisahan sampai penurunan

    kesadaran, kesukaran berbicara, takikardi, penggunaan otot bantu nafas, sianosis,

    hiperinflasi, dan pulsus paradoksus. 'ada perkusi terdengar hipersonor di seluruh toraks,

    terutama bagian bawah posterior. !aerah pekak jantung dan hati mengecil.

    'ada auskultasi, awalnya terdengar bunyi nafas kasarmengeras. 4ila penyakit

    makin berat, mengi dapat terdengar baik saat ekspirasi maupun inspirasi. !alam keadaan

    normal, fase ekspirasi $ dari fase inspirasi. Saat serangan, fase ekspirasi

    7

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    8/32

    memanjang. 1erdengar juga ronki kering dan ronki basah serta suara lendir bila banyak

    sekresi bronkus.

    1anda$tanda yang berhubungan dengan tingkat obstruksi jalan nafas pada saat

    pemeriksaan umumnya sangat tergantung pada kemampuan pengamat. 2al yang lebihbaik adalah mencari tanda$tanda yang berhubungan dengan hiperinflasi dada, seperti

    hiperresonansi, retraksi subkostal, tarikan trakea dan tegangnya otot$otot skalenus.

    . ji faal paru

    ji faal paru yang paling sederhana adalah pemeriksaan arus puncak ekspirasi

    (A'E) dengan alat Bini right 'eak

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    9/32

    'emeriksaan ini dilakukan untuk memperlihatkan dan mengukur derajat

    hipereakti"itas bronkus yang terdapat pada penderita asma. Selain itu juga dilakukan bila

    ada kecurigaan asma namun tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik dan faal

    paru. ji pro"okasi ini dapat dilakukan dengan beban kerja, hiper"entilasi isokapnik,

    udara dingin, maupun dengan inhalasi spesifik atau nonspesifik.

    %. Analisa gas darah

    'emeriksaan ini hanya dilakukan pada asma yang berat.

    .% Efek *ehamilan 'ada Asma

    alaupun keadaan hiperresponsif bronkus berkurang selama kehamilan, penelitian

    terhadap perubahan beratnya asma selama kehamilan menunjukkan hasil yang jauh berbeda.

    :ejala asma ber"ariasi berdasarkan beratnya penyakit selama kehamilan. !ilaporkan sekitar

    wanita dengan gejala asma yang memberat dari sebelum hamil, mengalami perbaikan atau

    dengan gejala minimal, dan lainnya mengatakan gejala asma tidak berubah selama

    kehamilan.

    'asien asma memasuki kehamilan dengan masalah napas dan fungsi paru yang terbatas.

    'ada semua wanita hamil terjadi perubahan kapasitas dan fungsi paru, dan tekanan pada dinding

    toraks yang disebabkan oleh ekspansi dari uterus.

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    10/32

    'erubahan fisiologis saluran pernapasan selama kehamilan dapat mempengaruhi keadaan

    asma. 'erubahan kadar gas darah akibat asma akut dapat menyebabkan alkalosis respirarori

    fisiologis pada kehamilan, sehingga kadar '97yang normal atau meningkat akibat asma akut

    menunjukkan efek yang lebih membahayakan saluran pernapasan pada keadaan hamil dibanding

    keadaan tidak hamil.

    !ispneu pada kehamilan harus dibedakan dengan dispnu akibat asma. !an tentu saja,

    penderita asma selama kehamilan akan mengalami dispnu yang lebih berat selama kehamilan,

    yang dapat mengakibatkan hipoksia berat pada ibu dan janin.

    Berupakan hal yang sulit untuk memprediksi wanita mana yang penyakit asmanya

    memburuk selama hamil, namun ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk memprediksi

    keadaan ini, antara lain beratnya keluhan asma sebelum hamil, tidak ditemukannya penurunankonsentrasi IgE selama kehamilan. 'ada sebagian besar wanita, keluhan asma biasanya

    menyerupai pada keadaan sebelum hamil, tetapi pada beberapa kasus dapat menjadi lebih buruk

    dibanding sebelum hamil.

    .6 Efek Asma 'ada *ehamilan

    'engeluaran janin merupakan saat penting yang membutuhkan oksigenasi segera dan hal

    ini bergantung pada suplai oksigen dan arteri ibu, "enous return, cardiac output, dan arkulasi

    uteroplasenter. Bekanisme kompensasi bagi janin untuk melawan kondisi kekurangan oksigen

    adalah mempertahankan kadar 2b /gd; dan '7 mm2g.

    Asma yang tidak terkontrol baik atau asma yang berat dapat mengancam janin oleh

    karena mengakibatkan hipoksia yang berat pada ibu dan penurunan sirkulasi darah ke uterus. +

    *elompok wanita ini mempunyai risiko tinggi melahirkan bayi berat 8anin rendah (44;0) dan

    bayi prematur, hipoksia neonatal, komplikasi selama persalinan, dengan tingkat mortalitas

    10

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    11/32

    perinatal dan maternal yang tinggi pula. Gang termasuk dalam kelompok ini antara lain

    hiperemesis gra"idarum. perdarahan maternal, dan preeklampsia.

    7leh karena akibat yang ditimbulkan asma selama kehamilan, maka dianggap yang

    disertai asma adalah kehamilan risiko tinggi. >amun bayi yang lahir dan dari wanita yangmenderita asma (misalnya dari wanita dengan asma yang terkontrol) menunjukkan tidak ada

    perbedaan dalam hal berat bayi, nilai apgar, dan tingkat kelainan kongenital, dibandingkan

    dengan wanita yang tidak menderita asma.

    .+ 'enatalaksanaan

    'enanganan asma pada kehamilan harus dilakukan secara cepat, dengan tujuan

    menghilangkan gejala dan menjaga fungsi normal paru.

    1ujuan penatalaksanaan asma5

    H Benghilangkan dan mengendalikan gejala asma

    H Bencegah eksaserbasi serangan akut

    H Beningkatkan fungsi paru mendekati normal dan mempertahankan keadaan tersebut

    H Bengupayakan tercapainya tingkat akti"itas normal termasuk eercise

    H Benghindari efek samping karena obat

    H Bencegah terjadinya aliran udara yang irre"ersibel

    H Bencegah kematian karena asma

    'ada prinsipnya obat anti asma untuk mengontrol penyakit terdiri dari pengobatan

    pencegahan yang bersifat jangka panjang terutama antiinflamasi, serta pengobatan yang bersifat

    mengatasi serangan, efeknya segera dan waktu bekerjanya singkat dikenal sebagai bronkodilator.

    'engobatan asma jangka panjang didasarkan pada beratnya penyakit dan modifikasi

    dapat dilakukan sesuai kondisi. 4eberapa hal perlu diperhatikan yaitu5

    11

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    12/32

    . ntuk mencapai kondisi terkontrol, pengobatan dapat dimulai dari le"el maksimal sesuai

    berat penyakit, dan bila tercapai kondisi terkontrol diturunkan secara bertahap. Atau

    sebaliknya dimulai dengan pengobatan sesuai berat penyakit dan dinaikkan bila

    dibutuhkan.

    . >aikkan le"el pengobatan, bila tidak tercapai kondisi terkontrol atau keadaan asma

    menetap atau tidak ada perbaikan.

    . 1urunkan le"el pengobatan bila tercapai kondisi terkontrol yang stabil paling tidak

    bulan, secara bertahap diturunkan sampai tercapai pengobatan le"el serendah mungkin

    yang menghasilkan kondisi terkontrol seoptimal mungkin.

    . Setelah asma terkontrol tetap e"aluasi pengobatan berkala ($/ bulan sekali)

    #. 'ada kasus asma berat dengan penyakit penyerta atau dengan komplikasi maka

    selayaknya dirujuk kepada ahli paru.

    'rinsip penanganan penderita inpartu disertai asma sama dengan penanganan asma pada

    penderita yang tidak harmil. 4eberapa aspek penting dalam penanganan asma meliputi

    pencegahan, monitoring fungsi paru, dan terapi farmakologi.

    'encegahan dan tes fungsi paru

    'encegahan yang dianjurkan meliputi menghindari rangsangan potensial atau faktor

    pencetus, imunoterapi yang teratur sebelum kehamilan, dan memperoleh "aksin influen@a. 1es

    fungsi paru khususnya ?E' ( ?olume Ekspirasi 'aksa detik pertama), merupakan tes terbaik

    untuk menilai beratnya penyakit. A'E ( Arus 'uncak Ekspirasi ) berkaitan dengan ?E' dan

    indikator ini mudah diukur dengan spirometer. 'ada penderita asma berat yang inpartudianjurkan untuk memeriksa A'E dua kali sehari di rumah. 2al ini membantu penanganan

    dengan membandingkan nilai balas sebelum menggunakan F agonis dan untuk mendeteksi secara

    jelas perubahan kearah kekambuhan asma.

    12

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    13/32

    'enilaian untuk janin berupa5

    . ltrasonografi 5 untuk mengetahui pertumbuhan janin lebih dini

    . Bonitoring jantung janin

    . >on Stress 1est 5 digunakan untuk meyakinkan bahwa janin dalam keadaan baik

    4. *artu gerak janin harian5 memonitor gerakan janin. dengan mencatat setiap gerakan

    janin.

    'erawatan darurat

    'asien yang hamil dengan eksaserbasi berat penyakit asma membutuhkan perhatiankarena kegawatan janin akibat hipoksia ibu. ;akukan A49, dan tempatkan pasien dengan

    monitor jantung dan oimetry pulse. ;akukan intubasi bila ada indikasi untuk mencegah

    hipoksia pada fetus. Intubasi dan "entilasi mekanik dilakukan pada pasien yang hampir atau telah

    mengalami gagal napas atau pada penderita yang tidak mempunyai respon terhadap pengobatan

    dan bemanifestasi terjadinya gagal napas dan asidosis.

    'enanganan asma pada wanita hamil termasuk pemberian oksigen untuk

    mempertahankan kadar 'a7 C /- mm2g, atau saturasi oksigen sebesar +#&. *etidakmampuanmempertahankan 'a7 C /- mm2g merupakan indikasi untuk melakukan intubasi, dan

    kemungkinan persalinan darurat jika bayi belum aterm. 'ada semua pasien dengan gejala yang

    jelas, pemeriksaan gas darah arteri dan penggunaan oimetry pulse harus dilakukan. 'ada pasien

    dengan gejala yang nyata dan dengan kehamilan yang "iabel, dianjurkan melakukan fetal

    monitoring (untuk pemantauan denyut hitung janin secara berkelanjutan). Adanya gambaran

    denyut jantung abnormal C/- menit atau D- menit), membutuhkan konsultasi obstetri

    secepatnya.

    'ersalinan biasanya dapat berlangsung spontan akan tetapi bila penderita masih dalam

    serangan dapat diberi tindakan ekstraksi "akum atau forceps. 1indakan seksiosesarea atas

    indikasi asma jarang dilakukan. 'enderita asma yang melahirkan secara seksiosesarea lebih

    13

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    14/32

    berisiko mengalami komplikasi post partum dibandingkan dengan penderita asma yang

    melahirkan per"aginam.

    7bat$ 7bat mum

    Semua obat anti asma dapat digunakan secara luas, termasuk steroid sistemik. aman buat

    kehamilan dan menyusui. 1erapi yang kurang merupakan masalah utama dalam penanganan

    wanita hamil dengan asma. 4ahan inhalasi merupakan terapi utama untuk pengobatan asma. F$

    agonis menyebabkan relaksasi otot pernapasan. Anti inflamasi inhalasi dapat mengurangi

    pelepasan mediator radang yang diyakini sebagai penyebab sekresi dan bronkospasme.

    1erapi standar konser"atif yaitu F$adrenergik agonis direkomendasikan untuk asma

    ringan. Adrenergik F$agonis inhalasi atau oral ditambah dengan anti inflamasi inhalasi

    disarankan untuk asma sedang, dan F$agonis dan kortikosteroid oral direkomendasikan untuk

    asma yang berat. Saat ini kortikosteroid inhalasi meningkat penggunaannya untuk asma yang

    ringan dan sedang.

    *ategori 7bat 5

    A. 4ronkodilator

    *erja cepat dan sangat efektif, meningkatkan diameter jalan napas dan merelaksasikan

    otot polos jalan napas. F reseptor agonis lebih luas penggunaannya dan mempunyai efek

    sistemik yang kurang. Efektifitas sesudah inhalasi atau oral mempunyai masa kerja obat yang

    lebih lama. Albuterol, terbutaline, metaproterenol, dan bitolterol digunakan sebagai patokan

    dosis inhalasi. Salmetrol, juga F adrenoreseptor agonis, mempunyai masa kerja yang panjang( sekurang $ kurangnya jam ). 8adi efektif untuk pengobatan asma nokturnal.

    . >ama obat5 Albuterol ( 'ro"entil, ?entolin ), kategori 9

    14

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    15/32

    J$agonis untuk bronkospasme seperti epinefrin. Berelaksasikan otot polos bronkus

    melalui aksi F reseptor dengan efek minimal pada kontraksi otot jantung.

    !osis 5 $ puffs setiap $/ jam (+-mcg inhalasi)K tidak melebihi inhalasihari.

    . >ama obat5 Salmeterol ( Sere"ent ), kategori 9

    Berelaksasikan otot polos bronkiolus pada kondisi yang berhubungan dengan

    bronkitis, emfisema, asma, atau bronkiektasis. Efeknya dapat juga difasilitasi dengan

    ekspektoran.

    !osis 5 puffs ( mcg ) dua kalihari.

    4. Antikolinergik

    >ama obat5 Ipatropium ( Atro"ent ) kategori 4

    Secara kimiawi sama dengan atropin. Bempunyai efek anti sekresi dan bekerja lokal.

    Benghambat sekresi glandula serous dan seromukus pada mukosa hidung.

    !osis 5 $ puffs tiap $/ jam ( 6 mcgInhalasi)

    9. Bethylanthine

    Banfaat 1heophyllin sebagai anti asma berkurang sejak adrenoreseptor agonis dan obat anti

    inflamasi digunakan. 1heophyllin mempunyai batas terapeutik yang sempit.

    >ama obat5 1eophyllin ( 1heo $ !ur, Aminophylline ), kategori 9

    Benghasilkan katekolamin eksogen dan menstimulasi pelepasan katekolamin endogen dan

    relaksasi muskulus diafragma, serta menyebabkan bronkodilatasi.

    !osis 5 /--$+-- mg hr dalam dua atau tiga kalihari.

    !. *ortikosteroid

    15

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    16/32

    Beliputi kortikosteroid oral (prednison), kortikosteroid inhalasi ( beclamethasone,

    flunisolide, triamcinolone), cromolyn dan nedocromil. 'enelitian menunjukkan efek yang

    stabil dengan penggunaan kortikosteroid. 'enggunaan aerosol lebih efektif untuk mengurangi

    efek sistemik pada terapi kortikosteroid. 'enggunaan yang lama akan mengurangi gejala dan

    meningkatkan fungsi paru pada pasien dengan asma ringan. 8ika bronkodilator inhalasi tidak

    berhasil, maka kortikosteroid iragulasi dapat dimulai.

    . >ama obat5 'rednison ( !eltason ), kategori 4

    Immunosupresan untuk terapi pada gangguan autoimun dapat mengurangi inflamasi

    dengan meningkatkan permeabilitas kapiler dan mengurangi akti"itas 'B>.

    !osis 5 #$/- mghr per oral dalam dua atau tiga kalihari.

    . >ama obat5 4eclomethasone ( 4eclo"ent, 4econase, ?ancenase). kategori 9

    Benghambat bronkokonstriksi, menyebabkan relaksasi otot polos, mungkin dapat

    mengurangi jumlah dan akti"itas sel inflamasi dan mengurangi hiperresponsif jalan

    napas.

    !osis 5 $# puffs dalam empat kalihari ( mcgpuffs).

    . 9romolyn (Intal), kategori 4

    Benghambat degranulasi pada sensitasi sel mast.

    !osis 5 $ puffs dalam empat kalihari (-,6 mcgspray).

    'erawatan lanjut di rumah sakit

    *riteria rawat rumah sakit 5

    a. 0espon tidak adekuat terhadap terapi

    16

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    17/32

    b. '7 kurang dari %- mm2g, adanya tanda gawat janin (penurunan gerakan,

    kardiotokodinamometri abnormal, kontraksi uterus)

    c. 'enggunaan pengobatan multipel (membutuhkan tiga atau lebih pengobatan

    secara bersamaan)

    d. 'enderita dengan riwayat asma berat yang memerlukan intubasi atau perawatan

    I9 dan kondisi transportasi yang kurang baik dan tempat tinggal ke rumah sakit.

    *riteria rawat I9 5

    . *esadaran menurun

    . 1erdapatnya aliran udara pernapasan yang kurang

    . 1erdapat tanda$tanda kelemahan, keadaan bertambah buruk atau

    memerlukan "entilasi mekanik

    . A'E?E', kurang dari #& nilai prediksi atau '97 lebih dari # mm2g.

    'erawatan lanjut di luar rumah sakit

    . *riteria untuk perawatan di rumah5

    i. :ejala dan pemeriksaan fisik mengalami perbaikan

    ii. 'asien dapat berjalan tanpa gangguan

    iii. A'E?E' lebih dari %-&

    i". 1idak ada gangguan pada janin

    . !isarankan untuk follow $ up $ hari dengan berkunjung ke 0S

    . 4erkunjung ke spesialis asma

    17

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    18/32

    .- 'encegahan

    $ 2indari faktor pencetus, seperti cuaca dingin (dengan memakai pakaian yang tebal) dan

    stress. 2indari akti"itas fisik pada keadaan udara dingin dan kelembaban rendah.

    $ Beningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang bergi@i secara teratur,

    cukup istirahat, dan olahraga.

    $ Bencuci sarung bantal, sprei, selimut dengan air hangat paling kurang minggu sekali.

    !i anjurkan untuk memakai kasur busa. 8ika tetap memakai kasur kapuk, di bungkus

    dengan plastik dan di rekatkan dengan selotip seperti membungkus kado.

    $ :anti furnitur berlapis kain dengan berlapis kulit.

    $ 9uci dengan air hangat semua mainan kain.

    $ 4ila memakai karpet, gantilah dengan tikar plastik.

    $ 2ilangkan lingkungan yang disukai kecoa seperti tempat lembab, sisa makanan, sampah

    terbuka, dll. :unakan pembasmi kecoa.

    $ 2indari adanya kebocoran atau sumber air yang bisa menimbulkan jamur, misalnya

    dinding kamar mandi, bak mandi, dll.

    $ payakan "entilasi rumah cukup.

    $ 2indarkan adanya tumpukan$tumpukan barang yang berdebu di rumah, sering

    membersihkan kipas angin sehingga tidak ada debu$debu yang menempel pada kipas

    tersebut yang dapat beterbangan di sekitar ruangan atau kamar bila kipas angin

    dihidupkan.

    $ Bemakai masker ketika bersih$bersih rumah atau melakukan akti"itas yang akan

    menyebabkan terpapar debu atau asap.

    $ Bembersihkan lantai dengan lap basahmengepel lantai setiap hari.

    18

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    19/32

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    20/32

    . !ata Administrasi 'asiena. >ama mur 5 An 0 # tahun

    b. >o. register 5 $

    c. Status kepegawaian 5 $

    d. Status sosial 5 Benengah ke bawah

    . !ata !emografis

    a. Alamat 5 1anjung 0aman

    b. Agama 5 Islam

    c. Suku 5 8awa

    d. 'ekerjaan 5 $

    e. 4ahasa Ibu 5 8awa

    20

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    21/32

    f. 8enis *elamin 5 ;aki$laki

    . !ata 4iologik

    a. 1inggi 4adan 5 - cm

    b. 4erat 4adan 5 % kg

    c. 2abitus 5 asthenikus

    a. Anamnesis

    *eluhan tama 5 keluar cacing pada saat 4A4 sejak hari yang lalu

    0iwayat 'enyakit Sekarang 5

    $*eluar cacing pada saat 4A4 sejak hari yang lalu, frekuensi 4A4 kali, tidak encer,

    tidak berlendir, tidak berdarah

    $ 0iwayat demam sebelumnya (L) hari yang lalu, demam tidak tinggi, tidak menggigil,

    tidak berkeringat, tidak disertai kejang

    $ 0iwayat mual (L), muntah ($)

    $ >afsu makan menurun (L)

    $ >yeri di daerah ulu hati ($), perut terasa kembung ($)

    $ 4erat badan turun (L) tapi ibu pasien tidak tahu berapa kilogram penurunannya

    $ :atal di daerah anus yang meningkat pada malam hari ($)$ 'asien suka bermain di tanah dan tidak menggunakan sandal

    $ 'asien sering jajan makanan di luar rumah

    0iwayat 'enyakit !ahulu 5

    $ 'asien pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya M,# tahun yang lalu dan berobat

    ke 'uskesmas

    0iwayat 'enyakit *eluarga 5

    $ 1idak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini

    b. 'emeriksaan 8asmani

    21

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    22/32

    1anda ?ital 5

    *eadaan umum 5 sakit sedang

    *esadaran 5 compos mentis cooperati"e>adi 5 6menit

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    23/32

    $ 'emeriksaan darah rutin (;E!, 2b, 2t, ;eukosit, 1rombosit)

    $ 'emeriksaan feses rutin (makroskopis dan mikroskopis)

    ./ !iagnosis

    Ascariasis

    BAB III

    PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

    . Betode 'enyuluhanBetode penyuluhan yang dilakukan adalah metode penyuluhan berkelompok yang

    dilakukan di puskesmas, serta metode penyuluhan perorangan dengan cara diskusi arah kepada

    pasien dan keluarga pasien.

    . Inter"ensi

    Seperti yang telah dijelaskan pada 4A4 II mengenai penatalaksanaan Ascariasis, maka

    pada pasien ini dilakukan beberapa inter"ensi baik secara pre"entif, promotif, kuratif, maupun

    rehabilitatif. Secara pre"entif, pada pasien ini dijelaskan bahwa pasien harus membiasakan pola

    hidup bersih dan sehat (contoh 5 pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum

    makan, setiap habis dari toilet, setelah memegang benda kotor, setelah selesai bermain yang

    berkontak dengan tanah), buang air besar di 9 tidak di sembarang tempat, menghindari kontak

    dengan tanah yang mungkin terkontaminasi kotoran manusia, menjaga agar kuku untuk selalu

    dipotong pendek, bersih O terawat, membiasakan untuk selalu mandi kali sehari menggunakan

    sabun, tidak jajan makanan di sembarang tempat, serta memakai sandal atau sepatu saat ke luar

    rumah. 7rang tua pasien agar mencuci, mengupas atau memasak semua sayuran mentah dan

    buah$buahan, serta melindungi makanan dari tanah dan mencuci atau memanaskan makanan

    apapun yang jatuh di lantai

    23

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    24/32

    Secara promotif, pasien dan keluarga pasien perlu dijelaskan mengenai penyakit

    ascariasis, gejala$gejala serta cara penularannya. Selain itu, pasien dan keluarga juga perlu untuk

    dijelaskan mengenai pentingnya mengonsumsi makanan yang bergi@i seimbang untuk

    meningkatkan daya tahan tubuh, istirahat cukup minimal 6 jam sehari, serta pentingnya pola

    hidup bersih dan sehat.

    Secara kuratif, pada pasien diberikan pirantel pamoat tablet (single dose) dan

    "itamin 4 kompleks P tablet. Secara rehabilitatif, perlu dianjurkan kepada pasien dan

    keluarga pasien (orang tua) untuk meningkatkan asupan makanan yang bergi@i untuk

    meningkatkan daya tahan tubuh, kontrol teratur ke 'uskesmas, serta segera bawa anak ke

    'uskesmas atau 0S bila gejala bertambah parah (batuk keringproduktif, sesak nafas, bunyi nafas

    menciut, berat badan makin turun, diarekonstipasi, 4A4 berlendirberdarah, nyeri perut, perut

    kembung, pucat).

    24

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    25/32

    BAB IV

    PELAKSANAAN

    'ada kasus ini, seperti yang telah dijelaskan pada 4A4 II mengenai penanganan masalah

    Ascariasis, penanganan masalah yang dilakukan untuk penanganan penyakit pasien adalah

    meminum obat sesuai waktunya, memakan makanan yang bergi@i, menjalankan pola hidup

    bersih dan sehat, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, setiap habis dari toilet, setelah

    memegang benda kotor, setelah selesai bermain yang berkontak dengan tanah, buang air besar di

    9 tidak di sembarang tempat, menghindari kontak dengan tanah yang mungkin terkontaminasi

    kotoran manusia, menjaga agar kuku untuk selalu dipotong pendek, bersih O terawat, tidak jajan

    makanan di sembarang tempat, memakai sandal atau sepatu saat ke luar rumah, serta kontrol

    teratur sesuai jadwalnya ke 'uskesmas. 'ada pasien ini dianjurkan untuk memeriksa

    pemeriksaan darah rutin (;E!, 2b, 2t, ;eukosit, 1rombosit) dan pemeriksaan feses rutin

    (makroskopis dan mikroskopis).

    4erikut ini adalah gambar$gambar mengenai penanganan permasalahan yang terjadi

    untuk pasien ini 5

    25

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    26/32

    :ambar . 'enderita Ascariasis

    :ambar . 'enyuluhan Ascariasis

    26

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    27/32

    :ambar . 7bat Ascariasis

    :ambar . 'ola 2idup 4ersih dan Sehat

    27

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    28/32

    :ambar .# Bencuci 1angan dengan Sabun

    :ambar ./ 4A4 di 8amban yang Sehat

    28

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    29/32

    :ambar .% 1idak 8ajan di Sembarang 1empat

    29

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    30/32

    :ambar .6 Bemakai Alas *aki Saat *eluar 0umah atau 4ermain di luar 0umah

    BAB V

    MONITORING DAN EVALUASI

    'ada pasien ini dilakukan pemonitoran perkembangan pemulihan penyakit pasien. ;ima

    hari setelah pasien berobat untuk pertama kalinya, didapatkan pasien merasa sudah tidak ada

    cacing yang keluar pada saat 4A4, pasien sudah tidak demam, tidak mual, dan tidak muntah,

    namun nafsu makan masih kurang dan berat badan belum ada peningkatan. 'ada pemeriksaan

    fisik tidak didapatkan kelainan apapun. !ari segi perilaku dan kebiasaan pasien, pasien sudah

    meminum obat yang diberikan dari puskesmas dan sudah mulai mengonsumsi makanan sehat O

    seimbang setiap hari walaupun nafsu makan masih kurang. 'asien sudah mulai memakai sandal

    saat bermain di luar, tidak lagi jajan makanan di luar rumah, sudah membiasakan diri untuk

    mencuci tangan pakai sabun sebelum dan setelah makan, serta setelah 4A4 ataupun memegang

    benda$benda kotor lainnya dan setelah bermain di luar rumah. *esan yang didapatkan dari

    perkembangan pemulihan penyakit pasien setelah lima hari adalah sudah adanya perbaikan

    perilaku kesehatan, serta sudah ada perbaikan penyakit yang diderita pasien.

    30

  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    31/32

    Daftar pustaka

    . orld 2ealth 7rgani@ation (27). Water related diseases: Ascariasis. 9ommunicable

    !iseases (9!S) and ater, Sanitation and 2ealth unit (S2) A"ailable at 0;5

    http5www.who.intwaterQsanitationQhealthdiseases ascariasisen. Accessed on Bay -.

    . Bardiana and !jarismawati. Helminthiosis Prevalence Among Compulsory Learning of

    Public School Children In The Slum Areas f Poverty !limination Integrated Program in

    "a#arta Province. 8urnal Ekologi *esehatan ?ol. % >o. , Agustus --6 5 %/+ R %%.

    . 2aburchak, !a"id 0. Ascariasis$ !i"ision of Infectious !isease, Bedical 9ollege of

    :eorgia. A"ailable at 0;5 http5emedicine.medscape.com article#-$o"er"iew.

    Accessed on Bay -.

    . Shoff, illiam 2. PediatricAscariasis$ !epartment of Emergency Bedicine, 2ospital of

    the ni"ersity of 'ennsyl"ania. A"ailable at 0;5

    http5emedicine.medscape.comarticle++/6$o"er"iewAccessed on Bay -.

    #. Syamsu, Gohandromeda.Ascariasis% &espons Ig! dan 'paya Penanggulangannya. 'rogram

    Studi Imunologi 'rogram 'asca Sarjana ni"ersitas Airlangga.

    /. Soedarto, ++#.Helmintologi (edo#teran. Edisi ke . E:9. 8akarta.

    %. 8agota S9, +6/. Albenda@ole, a 4road Spectrum Anthelmintic, in the 1reatment of

    Intenstinal >ematode and 9estode Infection5 A Bulticenter Study in /- 'atients.

    9lin.1her K 6 5 /$, +6/.

    31

    http://www.who.int/water_sanitation_health/diseases/http://emedicine.medscape.com/%20article/212510-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/996482-overviewhttp://www.who.int/water_sanitation_health/diseases/http://emedicine.medscape.com/%20article/212510-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/996482-overview
  • 8/11/2019 F 3 - Asma Kehamilan

    32/32

    6. Sudarmo,SS.:arna 2erry. --. 4uku Ajar Ilmu *esehatan Anak5 Infeksi dan 'enyakit

    1ropis. 8akarta5 4alai 'enerbit