Ev.pend3 hp-df

39
PENGADMINISTRASIAN TES OBYEKTIF DAN TES URAIAN Pengaministrasian tes yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah pelaksanaan tes dimulai dari proses penyuntingan naskah tes, penggandaan naskah tes, pelaksanaan tes. A. Penyuntingan Suatu naskah tes terdiri dari beberapa butir soal. Penyusunan butir tes menjadi perangkat tes harus mempertimbangkan beberapa hal yang memungkinkan peserta tes dapat me- ngadakan kemampuan terbaiknya dalam me- ngerjakan tes tersebut.

Transcript of Ev.pend3 hp-df

Page 1: Ev.pend3 hp-df

PENGADMINISTRASIAN TES OBYEKTIF DAN TES URAIAN

Pengaministrasian tes yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah pelaksanaan tes dimulai dari proses penyuntingan naskah tes, penggandaan naskah tes, pelaksanaan tes.

A. Penyuntingan

Suatu naskah tes terdiri dari beberapa butir soal. Penyusunan butir tes menjadi perangkat tes harus mempertimbangkan beberapa hal yang memungkinkan peserta tes dapat me-ngadakan kemampuan terbaiknya dalam me-ngerjakan tes tersebut.

Page 2: Ev.pend3 hp-df

B. Penggandaan Naskah Tes• Penggandaan tes sebaiknya terpisah antara

lembar tes dan lembar jawaban. Penilaian ini akan lebih memudahkan bagi peserta tes dalam menentukan, tempat menjawab tes yang diberikan.

C. Pelaksanaan Tes• Cara pelaksanaan tersebut antara lain: • 1. Open vs close books• 2. Tes diumumkan vs dirahasiakan• 3. Tes lisan vs tes tertulis

Page 3: Ev.pend3 hp-df

D. Pengadministrasian tes uraian

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam peng-administrasian tes uraian:

1. Pembuatan petunjuk umum sama dengan tes obyektif

2. Pembuatan petunjuk khusus pada tes uraian

3. Lembar jawaban tes uraian dapat mengguna-nakan kertas folio

4. Penulisan butir soal hendaknya sederhana dan mudah dimengerti

5. Penggandaan tes dapat diselenggarakan seca-ra open-close books, diumumkan, dirahasia- kan, dan lisan-tertulis.

Page 4: Ev.pend3 hp-df

PENGOLAHAN HASIL TES• A. Menentukan Skala Penilaian

Skala penilaian yang dilakukan guru sangatlah bervariasi. Beberapa skala penilaian :

1.Skala Bebas 2. Skala 1 – 10

3.Skala 1 – 100 4. Skala Huruf

• B. Menentukan Distribusi Nilai• 1. Distribusi nilai berdasarkan standar mutlak• 2. Distribusi nilai berdasarkan standar relatif

Page 5: Ev.pend3 hp-df

C. Langkah-langkah pengolahan hasil penilaian tes obyektif

1. Salinlah format lembar jawaban di atas tranparansi

2. Pindahkan kunci jawaban ke dalam tranparansi dengan memberi tanda lingkaran pada jawaban yang sesuai

3. Hitung jumlah butir yang benar, untuk menghindari kekeliruan hitung pula jawaban yang salah

D. Langkah-langkah pengolahan hasil penilaian tes uraian

1. Ambillah lembar jawaban ujian peserta

2. Lembar jawaban mereka yang diperoleh di atas diperiksa dengan menggunakan pedoman penilaian yang dikembangkan penulis soal.

Page 6: Ev.pend3 hp-df

3. Setelah semua lembar jawaban selesai diperiksa untuk butir tes pertama, catatlah skor masing-masing peserta tes

4. Selanjutnya setiap butir tes diperiksa jawabannya seperti memeriksa butir tes pertama

5. Dengan menggunakan pedoman penilaian periksalah lembar jawaban tes semua peserta tes

6. Setelah semua lembar jawaban diperiksa dan skor seluruh pertanyaan sudah dijumlahkan, untuk setiap peserta maka penyebaran skor untuk seluruh peserta tes akan cenderung mendekati kurva normal

Page 7: Ev.pend3 hp-df

VALIDITAS TES

A. Pengertian Validitas TesValiditas didefinsikan sebagai ukuran seberapa

cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Tes hanya dapat melakukan fung-sinya dengan cermat kalau ada “Sesuatu yang diukurnya”. Jadi untuk dikatakan valid, tes harus mengukur sesuatu dan melaku-kannya dengan cermat.

B. Uji Validitas

Suatu tes dikatakan memiliki validitas bila hasilnya sesuai dengan kriterium. Sebagai kriterium adalah nilai rata-rata ulangan harian yang tercatat dalam daftar nilai.

Page 8: Ev.pend3 hp-df

( ) ( )( ){ } ( ){ }2222 ∑∑∑ ∑

∑∑∑−−

−=

YYNXXN

YXXYNrxy

rxy : Koefisien validitas N : Jumlah Testeex : Nilai rata-rata harian suatu bidang studi

y : Nilai dari tes yang akan dicari koefisien

validitasnya

Kriteria-kritreria Validitas

0,80 < < 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik)

0,60 < < 0,80 validitas tinggi (baik)

0,40 < < 0,60 validitas sedang (cukup)xyr

xyr

xyr

Page 9: Ev.pend3 hp-df

• 0,20 < < 0,40 validitas rendah

• (kurang)

• 0,00 < < 0,20 validitas sangat

• rendah

• < 0,00 tidak valid

Contoh :

• Misalkan nilai rata-rata harian tes matematika adalah X dan nilai hasil tes yang akan dicari koefisien validitasnya adalah Y. Data nilai tersebut disusun dalam bentuk tabel seperti dibawah ini.

xyr

xyr

xyr

Page 10: Ev.pend3 hp-df

Subyek X Y X2 Y2 XY

AniBetiDodiEdiFeri

GogonHaniIdaJoniKiki

6575869776

6676968676

36254925643681494936

36364936813664364936

36304930723672424936

∑ 66 67 450 459 452

N = 10

Page 11: Ev.pend3 hp-df

})67()459(10{})66()450(10{

)67()66()452(1022 −−

−=xyr

)44894590()43564500(

44224520

−−−=

81,05985,120

98

14544

98 ===

Page 12: Ev.pend3 hp-df

RELIABILITAS TES

A.Pengertian Reabilitas Tes

Reabilitas mengandung pengertian konsistensi, keterhandalan, keajegan suatu pengukuran.

Reabilitas mengandung pengertian bahwa suatu hasil tes menunjukkan hasil yang relatif tidak berbeda bila pengukuran dilakukan berulang kali terhadap subyek yang sama.

Page 13: Ev.pend3 hp-df

Cara-cara mencari besarnya koef. Reliabilitas

1. Metode bentuk paralel

Metode ini menggunakan dua buah tes yang memp kesamaan tujuan, tkt kesukaran dan susunan, tetapi butir-butir soal yg berbeda. Hasilnya dikorelasikan

2. Metode tes ulang

Metode ini menggunakan sebuah tes yg dicobakan dua kali dan hasilnya dikorelasikan

3. Metode belah dua

Metode ini menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali. Berikut ini rumus yang digunaka dalam metode belah dua

Page 14: Ev.pend3 hp-df

B. Formula Spearman - Brown

Formula ini digunakan untuk tes objektif

Prinsip penggunaan formula Spearman – BROWN adalah dengan menghitung koefisien korelasi di antara kedua belahan sebagai koefisien reliabilitas bagian (setengah) dari alat evaluasi tersebut, yang dinotasikan dengan r

rumus produk moment dengan angka kasar dari Karl Pearson, yaitu :

21

21

Page 15: Ev.pend3 hp-df

Dengan :•n = banyak subyek,•X1 = kelompok data belahan pertama,•X2 = kelompok data belahan kedua

Untuk menghitung koefisien reliabilitas alat evaluasi keseluruhan (satu perangkat), Spearman-Brown mengemukakan rumus :

( ) ( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑

∑ ∑∑−−

−=

2

222

2

121

2121

XXnXXn

XXXXnr

21

21

Page 16: Ev.pend3 hp-df

Kriteria Reliabilitas r11 ≤ 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah0,20 < r11 ≤ 0,40 derajat reliabiltas rendah0,40 < r11 ≤ 0,60 derajat reliabiltas sedang0,60 < r11 ≤ 0,80 derajat reliabiltas tinggi0,80 < r11 ≤ 1,00 derajat reliabiltas sangat tinggi

21

21

21

21

r1

2rr11 +

=

Page 17: Ev.pend3 hp-df

Syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan rumus di atas adalah :

1. Butir soal pada kedua belahan harus setara, yaitu banyak butir soal harus. Butir soal pada belahan pertama dengan pasangannya pada belahan kedua memuat konsep yang sama, derajat kesukaran yang sama, dengan indikator yang sama pula.

2. Rumus diatas hanya berlaku untuk “power test” dan tidak diperuntukkan bagi “speed test”.

Page 18: Ev.pend3 hp-df

Sebagai contoh untuk perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan fomula Spearman-Brown ini, kita lihat data hasil tes matematika pada tabel di bawah ini. Dengan teknik belah dua metode ganjil-genap diperoleh dua kelompok data seperti tampak pada tabel berikut ini :

Page 19: Ev.pend3 hp-df

Subyek Skor

Nomor ganjil (X1)

SkorNomor genap

(X2)X1. X2

ABCDEFGHIJ

5555453112

5443422331

2520201516106332

∑ X1 = 36 ∑X2 = 31 ∑ X1X2 = 120

∑ = 156 ∑ = 10921

X 22

X

Page 20: Ev.pend3 hp-df

Koefisien reliabilitas setengah bagian tes tersebut dapat dicari seperti di bawah ini :

)31)109(10()36)156(10(

)31()36()120(10222

121

−−−=r

)129()264(

84= 262179455,0=

Jadi koefisien reliabilitas seluruh tes adalah :

63,0455,01

455,0211 =

+= x

r

Page 21: Ev.pend3 hp-df

= ∑2

2

11 11 t

i

s

s

n

nr

Rumus yang digunakan

Koefisien Reliabilitas Tes bentuk Uraian

n : banyak butir soal (item)

∑ Si2 : jumlah varians skor setiap item

St2 : varians skor total

Dimana rumus varians adalah sebagai berikut

( )

nn

xx

s∑ ∑−

=

2

2

2

n : banyak peserta tes

Page 22: Ev.pend3 hp-df

Sebagai contoh perhatikan data berikut• Hasil Tes Matematika Bentuk Uraian

Subyek Nomor Soal Skor Total(xt)1 2 3 4 5

ABCDEF

10108795

1085385

201510121810

251812102015

352518102030

1007653427565

xi 49 39 85 100 138 411

xi2 419 287 1293 1818 3574 30199

si 1,77 2,36 3,85 5,02 8,16 18,46

si2 3,14 5,58 14,81 25,22 66,67 340,92

Page 23: Ev.pend3 hp-df

Dari tabel di atas diperoleh

∑ Si2 = 3,14 + 5,58 + 14,81 + 25,22 + 66,67 = 115,42

st2 = 340,92

Sehingga

= ∑2

2

11 11 t

i

s

s

n

nr

83,092,340

42,1151

15

511 =

=r

Koefisien reliabilitas tersebut menyatakan bahwa soal yang dibuat relibilitasnya sangat tinggi

Page 24: Ev.pend3 hp-df
Page 25: Ev.pend3 hp-df

UJI TINGKAT KESUKARAN, DAYA PEMBEDA, DAN POLA JAWAB SOAL

A.Pengertian Tingkat Kesukaran butir soal/TesTingkat kesukaran butir tes ditunjukkan oleh persentase jumlah murid yang dapat menjawab soal dengan benar.

Rumus menghitung tingkat kesukaran butir soal :

Keterangan : P = Tingkat kesukaran B = Jumlah siswa yang menjawab benar J = Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

JB

P =

Page 26: Ev.pend3 hp-df

Kriteria indeks kesukaran

• P = 0,00 sangat sukar• 0,00 < P ≤ 0,30 sukar

• 0,30 < P ≤ 0,70 sedang

• 0,70 < P < 1,00 mudah• P = 1,00 terlalu mudah

Contoh :Data analisis sebuah butir soal dengan alternatif jawaban A, B, C, D yang dikerjakan oleh 24 murid. Kunci jawaban B. Jumlah murid yang menjawab benar 17

Page 27: Ev.pend3 hp-df

Alternatif jawaban : A (B) C D12 murid rangking atas Menjawab : 0 12 0 012 murid rangking bawah Menjawab : 2 5 3 2

Berdasarkan data tersebut, dengan menggunakan rumus maka tingkat kesu-karan butir soal tersebut adalah :

JB

P = 0,71 2417 ==

Page 28: Ev.pend3 hp-df

B. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal adalah indeks yang menunjukkan kemampuan butir soal

membedakan kelompok murid yang berprestasi tinggi dengan kelompok murid berprestasi

rendah.

Langkah-langkah menentukan indeks daya pembeda

1. Susunlah urutan peserta tes mulai dari skor tertinggi sampai ke skor terendah.

2. Bagilah peserta tes menjadi dua kelompok yang sama jumlahnya.

3. Hitung daya pembeda butir soal menggunakan rumus

Page 29: Ev.pend3 hp-df

Setengah dari total keseluruhan peserta tes

• Keterangan :• DP = daya pembeda butir soal• Ba = jumlah kelompok skor atas• Bb = jumlah kelompok skor bawah

TBb-Ba

DP21

=

:T21

Page 30: Ev.pend3 hp-df

Contoh penerapan rumus menghitung daya pembeda.

Data analisis sebuah butir soal dengan alternatif jawaban A, B, C, D yang dikerjakan oleh 24 murid. Kunci jawaban B

Kriteria Daya Pembeda DP ≤ 0,00 sangat jelek 0,00 < DP ≤ 0,20 jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 baik 0,70 < DP ≤ 1,00 sangat baik

Page 31: Ev.pend3 hp-df

Jumlah murid yang menjawab benar 17

Alternatif jawaban : A (B) CD

12 murid rangking atas Menjawab : 0 12 0 012 murid rangking bawah Menjawab : 2 5 3 2

Dengan menggunakan rumus menghitung indeks daya Pembeda

0,58.24

512TBb-Ba

DP21

21

=−==

Page 32: Ev.pend3 hp-df

C. Pola Jawaban Soal

Pola jawaban soal adalah distribusi atau penyebaran penjawab soal dalam memilih alternatif jawaban pada bentuk soal pilihan ganda.

Pola jawaban soal diperoleh dengan menghitung banyaknya peserta tes yang memilih jawaban A, B, C, atau D.

Dari hasil pengamatan atau perhitungan pola jawaban soal dapat diketahui efektifas pengecoh (distractor).

Page 33: Ev.pend3 hp-df

• PERBAIKAN BUTIR SOAL

• A. Ciri-ciri Soal yang perlu diperbaiki

• Sekurang-kurangnya ada lima ciri butir soal yang perlu diperbaiki.

• Kelima ciri dimaksud adalah :

1.Koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor keseluruhan rendah.

2.Koefisien-koefisien antara skor butir soal dengan skor keseluruhan rendah.

3.Tingkat kesukaran terlalu tinggi.

Page 34: Ev.pend3 hp-df

4. Daya pembeda rendah.

5. Pengecoh kurang berfungsi.

B. Langkah-langkah Memperbaiki Butir Soal

– Membuat Kartu Telaah

– Membaca soal dengan seksama

– Mencocokkan soal dengan rumusan kriteria

– Merevisi/memperbaiki soal

Page 35: Ev.pend3 hp-df

PENETAPAN NILAI BERDASARKAN PAP

Pengertian PAP

PAP adalah suatu cara menentukan kelulusan seorang dengan menggunakan sejumlah kriteria. Kriteria dalam proses pembelajaran selalu mengacu pada indikator.

Penyusunan Butir Soal untuk PAP

Dalam penyusunan butir soal untuk PAP, terdapat ketentuan-ketentuan sebagai berikut

1.Menentukan hasil kemampuan belajar yang

akan diukur dan cara pengukuran yang paling

tepat untuk menilai kemampuan tersebut.

Page 36: Ev.pend3 hp-df

2.Pada PAP ini, tingkat kesukaran soal tidak diperhatikan, karena maksud soal ini bukan membedakan siswa klp atas dgn siswa klp bawah, tetapi melihat tingkat penguasaan siswa terhadap bahan.

3.Pada PAP ini, daya pembedaan tidak diperhatikan, namun yang menjadi titik perhatian adalah daya serap siswa.

Manfaat PAP• PAP bermanfaat untuk diterapkan dalam

hal-hal sebagai berikut :

Page 37: Ev.pend3 hp-df

1. Dalam penempatan seseorang pada rentetan kegiatan belajar

2. PAP banyak digunakan untuk mendiagnosis kemampuan seseorang dalam proses pembelajaran

3. Pemberian tes secara periodik berdasar PAP dapat memonitor kemajuan setiap siswa dalam proses pembelajaran

4. PAP dapat digunakan untuk penilaian pelaksanaan kurikulum

5. PAP banyak digunakan pada program baru yang berlatar belakang kegiatan inovasi

6. PAP dapat digunakan untuk melacak kemampuan khusus pada siswa dalam satu bidang studi

Page 38: Ev.pend3 hp-df

PENETAPAN PENILAIAN BERDASARKAN PAN

A. Pengertian dan ciri-ciri Penilaian Acuan Norma (PAN)

PAN memiliki pengertian sebagai pemberian nilai yang mengacu pada suatu kelompok. PAN menunjukkan dimana peringkat seseorang dalam kelompok orang yang mengikuti tes

Ciri-ciri PAN adalah sebagai berikut :

1. PAN dapat digunakan untuk menentukan status dalam hubungannya dengan penampilan orang lain yang mengikuti tes tersebut

Page 39: Ev.pend3 hp-df

2. PAN menekankan perbedaan individu

3. PAN diusahakan menghasilkan keragaman antara pengikut tes

4. PAN lebih mengarah pada pengukuran kategorik yang umum dari kemampuan siswa

5. PAN menyajikan ikhtisar mengenai tingkat siswa pada umumnya mengenai beberapa bidang studi

6. PAN menghasilkan ukuran yang realiabel tentang tingkat prestasi siswa dalam suatu bidang studi

7. PAN ditujukan untuk menunjukkan suatu tingkat pencapaian dalam rentangan yang luas dalam perbandingan dengan individu lain dalam kelompok norma