EVALUASI PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) …repository.umrah.ac.id/567/1/Karya Ilmiah...
Transcript of EVALUASI PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) …repository.umrah.ac.id/567/1/Karya Ilmiah...
EVALUASI PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN 2014
DI DESA LANCANG KUNING KECAMATAN BINTAN UTARA
Meiga Saputri, Afrizal, Bismar Arianto
Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Maritim Raja Ali Haji
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Alokasi dana desa dimaksudkan untuk membiayai program pemerintahan desa
dalam melaksanakan kegiatan pemerintah dan pemberdayaan masyarakat.
Pemberian alokasi dana desa merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk
menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembang mengikuti
pertumbuhan dari desa itu sendiri berdasarkan keanekaragaman, partisipasi,
otonomi asli, demokrasi dan pemberdayaan masyarakat.
Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui alokasi dana desa di
Desa Lancang Kuning Kecamatan Bintan Utara. Dalam pembahasan skripsi ini
adapun konsep operasional yang digunakan adalah teori Dunn (2003:610). Dalam
penelitian ini analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Dari hasil yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa Mengenai pengelolaan
dana desa di Desa Lancang Kuning dasarnya telah berjalan dengan baik. Semua
telah melakukan alokasi dana desa menggunakan juklak yang diterbitkan oleh
pemerintah, dan juga memahami isi buku tersebut. Mengenai besar penggunaan
dana alokasi dana desa, responden menyatakan peruntukan dana alokasi dana desa
adalah untuk keperluan desa. Hal ini telah sesuai dengan buku petunjuk yang telah
ditetapkan.
Agar pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Lancang Kuning berjalan dengan
baik, maka dalam penelitian di paparkan beberapa saran yang dapat menjadi
acuan oleh pihak Desa Lancang Kuning, adapun saran yang dapat diberikan salah
satunya alokasi dana desa sebaiknya benar-benar sesuai dengan juklak dan
petunjuk yang ada agar penggunaanya lebih terarah.
Kata Kunci : Evaluasi, kebijakan, Alokasi Dana Desa
ABSTRACT
The allocation of village funds intended to finance the village administration
in carrying out the activities of government and community empowerment. Giving
the village fund allocation is a manifestation of the fulfillment of the right to
organize the village in order to grow and develop its autonomy following the
growth of the village itself is based on diversity, participation, genuine autonomy,
democratization and empowerment.
The purpose of this study is basically to determine the allocation of funds in
the village of Lancang Kuning village District of North Bintan. In the discussion
of this thesis as for the operational concept used is the theory Dunn (2003 : 610 ).
In this study analysis used is descriptive qualitative.
Regarding the fund management in the village of Lancang Kuning village has
essentially been running well. All have done the village fund allocation using
guidelines issued by the government, and also understand the contents of the
book. Regarding the allocation of funds greater use of village funds, respondents
stated that the allocation of funds is a village fund allocation for village use. This
is in accordance with the instruction manual that has been set.
In order for the management of the Village Fund Allocation in the village of
Lancang Kuning goes well, then in research in the mentioned a few suggestions
that can become a reference for the village of Lancang Kuning, while the
suggestions are given one village fund allocation should be completely in
accordance with the guidelines and instructions there is so use is more focused.
Key : Evaluation, policy, allocation of village funds
PENDAHULUAN
ADD adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk Desa,
yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang
diterima oleh kabupaten, maka Desa Lancang Kuning sebagai bagian daerah di
Kabupaten Bintan berkewajiban untuk melaksanakan kebijakan ADD sesuai dasar
hukum yang telah ditetapkan pada Desa Lancang Kuning sudah menerapkannya.
Sejalan dengan pemaparan diatas tentang ADD, Penulis menemukan
kenyataan yang terlihat di Desa Lancang Kuning Kecamatan Bintan Utara, yaitu
sejumlah 70% ADD yang dipergunakan untuk pemberdayaan masyarakat desa
secara keseluruhan hanya mencakup belanja pembangunan fisik, adapun
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah desa namun tidak
mencakup hinggga 70% dan dapat dikatakan pemberdayaan masyarakat hanya
40% saja. Sedangkan sisanya lebih banyak digunakan untuk kegiatan pemerintah
desa. Oleh karena itu peneliti ingin mengevaluasi kembali pengelolaan Alokasi
Dana Desa tersebut untuk mengetahui apakah dana tersebut di gunakan secara
semestinya untuk belanja fisik maupun non fisik desa atau tidak. karena begitu
banyak usaha yang dimiliki oleh masyarakat namun tidak adanya bantuan hanya
sosialisasi dari pemerintah desa guna meningkatkan usaha yang di miliki oleh
masyarakat namun tidak ada tindak lanjut dari kegiatan tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang terkait dengan penggunaan ADD tersebut,
peneliti menjadi tertarik untuk mengevaluasi kembali kebijakan dalam
penggunaan ADD, Apakah ADD ini hanya diposisikan sebagai dana proyek
pembangunan saja, peneliti akan menggunakan ADD tahun 2014 sebagai salah
satu sumber untuk melihat dampak dari penggunaan kebijakan yang berjalan di
desa Lancang Kuning. Karena hal ini dilihat cenderung seperti transfer keuangan
saja dari Pemerintah Kabupaten ke Pemerintah Desa dan seluruh pembangunan
dikerjakan oleh Tim Pelaksana ADD atau diposisikan sebagai dana untuk
membangun wilayahnya sekaligus untuk meningkatkan kemampuan
masyarakatnya dan karena itu peneliti ingin mengetahui apa yang dirasakan oleh
masyarakat sekitar dengan adanyaa ADD tersebut setelah berjalannya program ini
selama kurang lebih 8 tahun. Peneliti mengetahui dana yang di peroleh oleh desa
Lancang Kuning adalah 357 juta pada tahun 2014 setelah dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan dana walau tidak besar, 307 juta pada tahun 2013, 281
juta pada tahun 2012 dan 220 juta pada tahun 2011. namun pemberdayaan yang
terjadi tidak terlihat begitu nyata. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di desa tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: ”EVALUASI KEBIJAKAN
PENGGUNAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN 2014 DI DESA
LANCANG KUNING KECAMATAN BINTAN UTARA “
BAHAN DAN METODE
1. Evaluasi
Banyak sekali pengertian yang membahas tentang kata-kata atau kalimat yang
menjabarkan tentang evaluasi yang dikemukakan oleh para ahli terutama ilmu
sosial.
2. Alokasi Dana Desa (ADD)
Desa secara administratif merupakan bentuk pemerintahan terkecil yang
dipimpin oleh Kepala Desa dari sebuah pemilihan secara langsung. Secara formal
pemerintah telah menerbitkan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 sebagai dasar
hukum yang mengatur segala sesuatu yang dianggap urgen bagi Desa. Secara
definitif, berdasarkan peraturan tersebut Desa atau dengan sebutan lain diartikan
sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai bentuk
pemerintahan pada level terbawah, aparatur desa merupakan ujung tombak dalam
pengurusan segala sesuatu yang sifatnya keadministrasian oleh masyarakat,
contohnya untuk keperluan administratif kependudukan (KTP, KK, Akta
Kelahiran, dll) maupun untuk kepentingan administratif lain misalnya untuk
pengurusan Surat keterangan Tidak Mampu, SKCK, SIUP, urusan – urusan
pertanahan ataupun surat keadministrasian lainnya.Untuk melaksanakan tugas dan
urusan tersebut maka diperlukan dukungan sumber daya baik personil, dana,
maupun peralatan/perangkat penunjang lainnya.
Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini adalah penelitian Deskriptif.
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Lancang Kuning Kecamatan Bintan Utara
3. Sumber Dan Jenis Data
Sehubungan dengan kebutuhan penulisan penelitian ini secara maksimal
diperlukan data-data yang akurat dan aktual. Untuk itu teknik pengumpulan
datanya terdiri dari :
a. Data Primer
b. Data Sekunder
4. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data
Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut :
a. Wawancara
b. Observasi.
c. Dokumentasi
HASIL
1. Efektifitas
Dari hasil wawancara yang dilakukan maka dapat dianalisis bahwa selama ini
pada Desa Lancang Kuning belum semua hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Harusnya dengan adanya ADD dapat dilakukan pemerataan pembangunan
sehingga lebih mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat desa. Namun
pada kenyataanya pembangunan serta pemberdayaan masyarakat masih belum
berjalan dengan baik dengan alasan dana yang belum memcukupi untuk
melakukaan semua program.
Berikut petikan wawancara dengan MJ yang menyatakan “saya lihat adalah
penggunaan ADD ini cukup baik namun masih perlu ditingkatkan apa lagi dalam
pemberdayaan mastarakat, ADD diharapkan juga dapat tersalur baik sesuai
dengan ketentuan yang ada di dalam petunjuk laksana atau juklak”.
Begitu juga ditambahkan dengan KO selaku kepala Desa Lancang Kuning
yang menyatakan “selama ini hasil yang diharapkan memang sudah cukup
optimal, namun tidak dipungkiri masih terdapat bayak kendala. Kadang-kadang
kita perlu mendahulukan apa yang penting, dan konsekuensinya hal ini keluar dari
proporsi yang sebenarnya”.
SR selaku Rukun Tetangga yang mewakili masyarakat juga menyatakan
“bahwa dalam penerapanya atau penyampaian dana tersebut sudah sesuai dengan
peraturan yang ada namun memang masih jauh dari yang diharapkan oleh
masyarakat”.
Dari hasil observasi yang dilakukan ditemukan bahwa untuk hasil selama ini
sudah cukup efektif, karena sebagian komponen yang ada di dalam juklak sudah
dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan. Harusnya Alokasi Dana
Desa untuk biaya pembanguan desa, untuk pemberdayaan masyarakat, untuk
memperkuat pelayanan publik di desa, untuk memperkuat partisipasi dan
demokrasi desa, untuk tujuan aparat desa, untuk tunjangan BPD, untuk
operasional pemerintahan desaa dan tidak boleh digunakan untuk kegiatan politik
atau kegiatan lainnya yang melawan hukum.
2. Efisiensi
Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa
penggunaan ADD sudah diusahakan sebaik mungkin agar dapat mencapai
tujuannya. Penggunaan dana ini sudah dilaukan untuk memenuhi kebutuhan Desa
baik itu dari segi operasional desa, pemberdayaan masyarakat dan segala
kepentingan yang ada di Desa. Walau dalam penerapannya Desa sudah
mengupayakan perataan penggunaan dana namun memang dana tersebut lebih
banyak digunakan untuk operasional desa. Namun hal ini tentunya dapat
membantu untuk pencapaian tujuan dari ADD sendiri yang mana kebijakan ini
dibuat untuk mengarahkan pembangunan desa yang lebih baik.
3. Kecukupan
Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
dalam pasal 72 ayat 1 huruf f, salah satu sumber pendapatan desa adalah berasal
dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima
kabupaten utnuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), pembagiannya
untuk setiap Desa secara proporsional yang merupakan Alokasi Dana Desa
(ADD). Selanjutnya dalam pengaggarannya setiap tahun ditetapkan dalam
peraturan Daerah Kabupaten Bintan tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD).
4. Responsivitas (responsiveness)
Alokasi Dana Desa di Desa Lancang Kuning sudah merata. Tujuan ADD
adalah untuk memperkuat kemampuan keuangan desa (APBDes), APBDes terdiri
dari dana ADD itu sendiri. Untuk memberi keleluasaan bagi desa dalam
mengelola persoalan pemerintahan, pembangunan serta sosial kemasyarakatan
desa, untuk mendorong terciptanya demokrasi desa, untuk meningkatkan
pendapatan dan pemerataan dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat
desa. Beberapa manfaat ADD bagii kabupaten/kota, kabupaten/kota dapat
menghemat tenaga untuk memberikan desa mengelola otonominya, tana terus
bergantung kepada kabupaten/kota. Kabupaten/kota bisa lebih berkonsentrasi
meneruskan pembangunan pelayanan publik untuk jangka panjang (tim FPPD,
2005). Manfaat yang dirasakan oleh desa Lancang Kuning adalah desa dapat
menghemat biaya pembangunan, karena desa dapat mengelola sendiri proyek
pembangunanya dan hasil-hasilnya dapat dipelihara secara baik demi
kelanjutannya. Desa Lancang Kuning memeroleh pemerataan pembangunan
sehingga lebih mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat desa. Desa
memperoleh kepastian anggaran untuk belanja operasional peemerintah desa.
Sebelum adanya ADD, belanja operasional pemerintah desa besarnya tidak pasti
desa dapat menangani permasalahan desa secara cepat tanpa harus lama
menunggu datangnya program dari pemerintah Daerah kabupaten/kota.
Dari hasil observasi di temukan bahwa Desa Lancang Kuning tidak lagi hanya
tergantung pada swadaya masyarakat dalam mengelola pesoalan pemerintahan,
pembangunan serta sosial kemasyarakatan desa dapat mendorong terciptanya
demokrasi di desa. ADD dapat melatih masyarakat dan pemerintah desa untuk
bekerja sama, memunculkan kepercayaan antar pemerintah desa dengan
masyarakat desa dan mendorong adanya kesukarelaan masyarakat desa untuk
membangun dan memelihara desanya.
5. Perataan
Dari hasil observasi dapat dianalisa bahwa perataan dalam penggunaan ADD
di Desa Lancang Kuning sudah cukup baik. Hampir semua sudah mencapai
sasaran dengan tepat. Dalam pemanfaatan bantuan dana ADD, kemampuan
administratif atau manajer dalam mengatur instrumental input (komponen didalam
penndidikan) agar proses dapat berjalan sesuian tujuan dan membutuhkan
pemanfaatan ADD yang efektif dan efisien.
6. Ketetapan
Mengenai pengelolaan dana ADD di Desa Lancang Kuning dari hasil
observasi ditemukan bahwa pada dasarnya telah berjalan dengan baik. Semua
telah menerakan ADD menggunakan juklak yang ditertibkan oleh pemerintah dan
juga memahami isi buku tersebut mengenai besar penggunaan dana ADD,
responden menyatakan peruntukan dana. ADD adalah untuk keperluan desa. Hal
ini telah sesuai dengan buku petunjuk yang telah ditetapkan.
PEMBAHASAN
Untuk mendukung pembahasan mengenai pelaksanaan ADD di Desa Lancang
Kuning kabupaten Bintan, sangat membutuhkan kajian teori mengenai konsep –
konsep yang berkenaan dengan pembahasan yang diteliti dengan merujuk oleh
pendapat ahli dan sumber –sumber yang relevan, salah satu teori yang akan
digunakan dalam menjawab permasalahan di atas adalah teori evaluasi di mana
teori tersebut diharapkan dapat melihat kembali kebijakan penggunaan Dana
Alokasi Desa di desa Lancang Kuning.
1. Evaluasi
Banyak sekali pengertian yang membahas tentang kata-kata atau kalimat yang
menjabarkan tentang evaluasi yang dikemukakan oleh para ahli terutama ilmu
sosial.
Evaluasi dapat juga diartikan sebagai review, seperti yang diungkapkan
Menurut John Salindeho, seperti yang dikutip Al-Amin (2006:98) menjelaskan
bahwa :
“Evaluasi merupakan suatu sistem yang mengamati, meninjau kembali perbuatan
atau pelaksanaannya sendiri dan membandingkannya dengan pelaksanaan yang
dikehendaki atau yang sesungguhnya”.
Sebagai proses umpan balik pada saat kegiatan dilaksanakan, evaluasi juga
berarti tidak saja dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan semata, namun juga pada
saat proses kegiatan sedang berlangsung agar kegiatan dapat berjalan lancar dan
mencegah terjadinya penyimpangan atau pelanggaran sedini mungkin dan sekecil
mungkin. Evaluasi seperti ini dimaksudkan sebagai umpan balik dalam suatu
proses kegiatan.
Suatu program yang telah dijalankan perlu dievaluasi untuk melihat sejauh
mana program tersebut mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Untuk itu suatu program mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap keberhasilan suatu evaluasi dan sangat berguna serta
merupakan fungsi manajemen yang menentukan tercapainya tujuan didalam
organisasi secara berdaya guna dan berhasil guna. Evaluasi ini dapat diketahui
keberhasilan dan kekurangnya pada suatu program dalam rangka penyempurnaan
kebijakan yang terlebih dahulu, mempertimbangkan nilai-nilai positif, serta teknik
yang digunakan untuk melakukan penilaian demi tercapainya tujuan di dalam
organisasi tersebut, sehingga suatu kebijakan menimbulkan konsekuensi (hasil
efek atau akibat) dan membagi konsekuensi kebijakan menjadi dua jenis, yaitu ;
output dan outcome.
Suatu evaluasi dalam proses pengembangan dimaksudkan sebagai perbaikan
sistem dengan tujuan, Pertanggung jawaban kepada pemerintah dan masyarakat,
serta Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Segala sesuatunya yang dibuat
kemudian dilaksanakan baik itu merupakan Surat Keputusan, Undang-Undang,
Peraturan, Instruksi dan lain sebagainya untuk dapat melihat apakah bisa efektif
dan bermanfaat atau tidak, kesemuanya harus ada analisa melalui evaluasi. Dunn
(2003:610) menggambarkan kriteria-kriteria evaluasi kebijakan bahwa :
1. Efektivitas : berkenaan dengan apakah program/kebijakan tersebut
mencapai hasil (akibat) yang di harapkan, atau mencapai tujuan dari
diadakannya kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Efektivitas, yang secara
dekat berhubungan dengan rasinalitas teknis, selalu diukur dari unit
produk atau layanan atau nilai moneternya.
2. Efisiensi : berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlakukan untuk
menghasilkan tingkat efektifitas tertentu. Efisiensi yang merupakan
sinonim dari rasionalitas ekonomi adalah merupakan hubugnan antara
efektifitas dan usaha, yang terakhir umumnya di ukur dari ongkos
moneter.
3. Kecukupan : berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektifitas
memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan menumbuhkan adanya
masalah. Kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya hubungan antara
alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan
4. Perataan : kebijakan/program tersebut dilaksanakan merata serta
terpenuhinya seluruh kebutuhan.
5. Responsivitas : berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat
memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok
masyrakat tertentu. Ktiteria responsivitas adalah penting karena analisis
yang dapat memuaskan semua kriteria lainnya. Efektifitas, efisiensi,
kecukupan, kesamaan, masih gagal jika belum menanggapikebutuhan
aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu
kebijakan
6. Ketepatan : suatu hasil pelaksanaan yang dilihat dari kesesuaian biaya
dengan standar dan bentuk surat pertanggung jawaban yang sesuai dengan
ketentuan juklak dan juknis.
Berdasarkan sasaran dari evaluasi yang telah disebutkan diatas, sesuai yang
dimaksud dalam rencana penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui
bagaimana proses evaluasi dalam penggunaan dan pemanfaatan ADD di Desa
Lancang Kuning Kecamatan Bintan Utara guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
2. Alokasi Dana Desa (ADD)
Desa secara administratif merupakan bentuk pemerintahan terkecil yang
dipimpin oleh Kepala Desa dari sebuah pemilihan secara langsung. Secara formal
pemerintah telah menerbitkan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 sebagai dasar
hukum yang mengatur segala sesuatu yang dianggap urgen bagi Desa. Secara
definitif, berdasarkan peraturan tersebut Desa atau dengan sebutan lain diartikan
sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai bentuk
pemerintahan pada level terbawah, aparatur desa merupakan ujung tombak dalam
pengurusan segala sesuatu yang sifatnya keadministrasian oleh masyarakat,
contohnya untuk keperluan administratif kependudukan (KTP, KK, Akta
Kelahiran, dll) maupun untuk kepentingan administratif lain misalnya untuk
pengurusan Surat keterangan Tidak Mampu, SKCK, SIUP, urusan – urusan
pertanahan ataupun surat keadministrasian lainnya.Untuk melaksanakan tugas dan
urusan tersebut maka diperlukan dukungan sumber daya baik personil, dana,
maupun peralatan/perangkat penunjang lainnya.
Untuk itulah dalam Peramendagri 37/2007 pada bab IX tersebut juga
mengatur sumber pembiayaan bagi Desa dalam rangka memberikan pelayanan
pada masyarakat antara lain dari sumber – sumber Pendapatan Asli Desa, adanya
kewajiban bagi Pemerintah dari pusat sampai dengan Kabupaten/Kota untuk
memberikan transfer dana bagi Desa, hibah ataupun donasi. Salah satu bentuk
transfer dana dari pemerintah adalah Alokasi Dana Desa yang telah ditetapkan
sebesar 10% dari dana perimbangan pemerintahan pusat dan daerah yang diterima
masing – masing Pemerintah Kabupaten/Kota.
Dapat dianalogikan bahwa ADD merupakan DAU/DAK bagi Desa, dan bagi
sebagian banyak Desa, ADD adalah sumber pembiayaan utama karena memang
terbatasnya PADes. Untuk itu diharapkan aparatur Desa, utamanya Kepala Desa
lebih memposisikan ADD sebagai stimulan bagi pemberdayaan masyarakat dan
bukan hanya pada pembangunan prasarana fisik yang bermanfaat jangka pendek /
kecil kontribusinya bagi pemberdayaan masyarakat atau lebih – lebih sebagai
sumber penghasilan bagi aparatur desa.
Berdasarkan ketentuan pasal 18 Permendagri Nomor 37 tahun 2007 tentang
pengelolaan keuangan desa salah satu sumber pendapatan desa adalah berasal dari
bagian dana perimbangan keuangan Pusat dan Daerah yang diterima Kabupaten
untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), pembagiannya untuk setiap
Desa secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa (ADD). Selanjutnya
dalam penganggarannya setiap tahun ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang
dijabarkan dalam Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD.desa juga perlu
diberikan Petunjuk Teknis Pengelolaan Alokasi dana Desa.
a. Maksud dan Tujuan Alokasi Dana Desa (ADD)
1. Maksud
ADD dimaksudkan untuk memberikan stimulan pembiayaan program
Pemerintahan Desa dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan dan
pemberdayaan masyarakat.
2. Tujuan
Tujuan pemberian ADD adalah :
a. Meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam melaksanakan
pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai
kewenangannya.
b. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara
partisipasif sesuai dengan potensi desa;
c. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan
kesempatan berusaha bagi masyarakat desa;
d. Mendorong peningkatan swadaya dan gotong-royong masyarakat di desa.
b. Prinsip Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
1. Pengelolaan keuangan ADD merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari pengelolaan keuangan desa dalam APB Desa;
2. Seluruh kegiatan yang didanai oleh ADD direncanakan, dilaksanakan dan
dievaluasi secara terbuka dengan melibatkan unsur lembaga
kemasyarakatan di desa.
3. Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara administrasi,
teknis dan hukum;
4. ADD dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat, terarah, dan
terkendali serta harus selesai pada akhir bulan Desember.
5. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai indikator keberhasilan
pelaksanaan ADD antara lain :
a. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang ADD dan penggunaannya;
b. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Musrenbang Desa dan
pelaksanaan pembangunan desa;
c. Terjadi sinergi antara kegiatan yang dibiayai ADD dengan program-
progran pemerintah lainnya yang ada di desa;
d. Tingginya kontribusi masyarakat dalam bentuk swadaya msyarakat
terhadap pembangunan yang dilaksanakan di desa;
e. Tingkat penyerapan tenaga kerja lokal pada kegiatan pembangunan desa;
f. Kegiatan yang didanai sesuai dengan yang telah direncanakan dalam APB
Desa;
g. Terjadinya peningkatan pendapatan asli desa.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa Alokasi
Dana Desa di desa Lancang Kuning selama ini sudah berjalan dengan baik dan
telah mencoba memenuhi kebutuhan desa maupun masyarakat Desa Lancang
Kuning. Hal ini dapat dilihat dari sebagian komponen yang ada di dalam juklak
sudah dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan. Seperti Alokasi
dana desa untuk biaya pembangunan desa, untuk pemberdayaan masyarakat,
untuk memperkuat pelayanan publik desa, untuk memperkuat partisipasi dan
demokrasi desa, untuk tunjangan aparat desa, untuk tunjangan BPD, unutk
operasional pemerintahan desa dan tidak boleh digunakan untuk kegiatan politik
atau kegiatan lainnya yang melawan hukum.
Penggunaan ADD sudah diusahakan sebaik mungkin agar dapat mencapai
tujuannya. Penggunaan dana bantuan tersebut sudah dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan desa baik itu dari segi operasional desa, pemberdayaan masyarakat dan
segala kepentingan yang ada di desa. Hal ini tentunya dapat membantu untuk
pencapaian tujuan dari ADD sendiri yang mana kebijakan ini dibuat untuk
mengarahkan pembangunan desa yang lebih baik.
Alokasi Dana Desa yang diberikan kepada pihak Desa Lancang Kuning sudah
mencapai hasil yang baik yang mana pihak desa melaporkan penggunaan ADD
kepada pihak terkait. Hal ini tentu saja memberikan dampak baik terhadap
efektifitas penggunaan dana ADD tersebut yang mana Desa merasa terbantu
dengan adanya kebjakan ini sehinggga dapat memberikan hasil yang baik
terhadap kelangsungan pemberdayaan, pemerintahan serta pembangunan di Desa
Lancang Kuning. Hanya saja penggunaan dana ini tidak begitu tampak untuk
pemberdayaan masyarakat tetapi lebih kepada operasional desa namun kebutuhan-
kebutuhan itu telah disesuaikan dengan aturan yang ada.
Alokasi Dana Desa di Desa Lancang Kuning sudah merata guna memenuhi
kegiatan pemerintah desa maupun memenuhi kegiatan masyarakat. Tujuan ADD
adalah untuk memperkuat kemampuan keuangan desa (APBDes) juga sudah
terlihat di Desa Lancang Kuning namun untuk pembagiannya menjadi satu
dengan dana ADD tersebut. Untuk memberikan keleluasaan bagi desa dalam
mengelola persoalan pemerintahan, pembangunan serta sosial kemasyarakatan
desa, untuk mendorong terciptanya demokasi desa. Untuk meningkatkan
pendapatan dan pemerataan dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat
desa.
Mengenai pengelolaan dana ADD di Desa Lancang Kuning dasarnya telah
diusahakan berjalan dengan baik dan mencukupi kegiatan yang ada. Mengenai
besar penggunaan dana ADD, responden menyatakan peruntukan ADD adalah
untuk keperluan Desa dan masyarakat. Hal ini telah sesuai dengan buku petunjuk
yang telah ditetapkan.
B. Saran
Agar pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Lancang Kuning berjalan
dengan baik, maka dalam penelitian di paparkan beberapa saran yang dapat
menjadi acuan oleh pihak Desa Lancang Kuning, adapun saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut :
1. Alokasi dana desa akan lebih baik jika di posisikan dengan matang dan
sesuai dengan juklak dan petunjuk yang ada sehingga penggunaanya lebih
terarah sehingga tidak adanya tumpang tindih pengeluaran.
2. Penggunaan Alokasi Dana Desa ini diharapkan akan lebih mengarah pada
pembangunan masyarakat dan desa tidak hanya berfokus pada operasional
desa sehingga memproirotaskan kepentingan masyarakat desa.
.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Awang, azam. 2010. Implementasi Pemberdayaan Pemerintah Desa. Yogyakarta:
penerbit Pustaka Pelajar
Moleong, Lexy J. , 2001, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Penerbit PT.
Remaja Rosdakarya.
FPPD, tim. 2007, Alokasi Dana Desa, yogyakarta : Penerbit FPPD (Forum
Pengembangan Pembaharuan Desa)
Agustino, Leo. Dasar-dasar kebijakan publik. Bandung: penerbit CV alfabeta.
Bungin, Burhan. 2005, metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan
kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya, jakarta : penerbit: kencana,2010
Nugroho D. Riant 2003 Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.
Jakarta : Elex Media komputindo
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kialitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabet
Muhammad Nazir, 2003.Metode Penelitian. Jakarta:ghalia Indonesia.
Sumaryadi, L Nyoman, 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta :Citra Utama
Sudriamunawar, Haryono. 200. inovasi, partisipasi, dan Good Governance, Jakarta:
Yayasan Obor Indinesia.
Sunyoto Usaman, 2008. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Sulistiyani, A.T 2004. Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Yogyakarta:
Gaya Media.
Sumber Jurnal
Guma, Subhan “Peran Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan Pendapatan Di Desa
Bolangitang satu kecamatan Bolangitang Kbupaten Bolang Mongdow Utara”.
Tanggal 18 januari 2016, Senin, jam 14.20 wib,
http://www.perpustakaan.kemenkue.go.id
Habibillah Darma, Ahmad “Evaluasi Pelaksanaan”. Tanggal 20 april 2016, Senin,
Jam 10.05 wib, digital_1355544_+27974-evaluasipelaksanaan-tinjauanliteratur.pdf
Mahfudz, “Analisis Dampak Alokasi Dana Desa (ADD) Terhadap Pemberdayaan
Masyarakat Dan Kelembagaan Desa”. Tanggal 1 Maret 2016 senin, jam 14.40 wib,
analisisdampakalokasidanadesa(ADD)terhadap.pdf.
Juliansyah, Datuk “Studi Tentang Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa
Salimbatu Kecamatan Tanjung Palas Tengah Kabupaten Bulungan”. Tanggal 1
Maret 2016 Senin, jam 15.05 wib, http://ejurnaladd(06-22-13-12-48-08).pdf.
Sumber Dokumen
Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia No 6 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Desa
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 72 Tahun 2005 Tentang Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No 37 tahun 2007 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa