Evaluasi keperawatan lansia

30
MAKALAH EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gerontik Disusun oleh:

Transcript of Evaluasi keperawatan lansia

Page 1: Evaluasi keperawatan lansia

MAKALAH

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gerontik

Disusun oleh:

2015

Page 2: Evaluasi keperawatan lansia

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang

diridhoi Allah SWT.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami

tentang Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Lansia. mudah-mudahan makalah

ini bisa membantu bagi calon bidan untuk bekal nanti di lapangan.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis

yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, September 2015

Penulis

i

Page 3: Evaluasi keperawatan lansia

DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ...............................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................1

B. Tujuan Penulisan............................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Evaluasi........................................................................................2

B. Fungsi Evaluasi..............................................................................................3

C. Kriteria Evaluasi.............................................................................................3

D. Tekhnik Evaluasi............................................................................................3

E. Komponen Evaluasi.......................................................................................6

F. Jenis Evaluasi.................................................................................................9

G. Tahap Evaluasi Keperawatan Lansia.............................................................9

H. Evaluasi Keperawatan Lansia........................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................16

B. Saran ..............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17

ii

Page 4: Evaluasi keperawatan lansia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesejahteraan sosial bagi lanjut usia sudah diatur oleh pemerintah

dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 43 tahun 2004 tentang Upaya

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.

Dalam PP tersebut dijelaskan bahwa kesejahteraan sosial bagi lanjut

usia meliputi tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun

spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman

lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga Negara untuk mengadakan

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang

sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi

hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara

obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakn sebelumnya.

Evaluasi merupakan suatu proses untuk menjelaskan secara sistematis

untuk mencapai obyektif, efisien, dan efektif, serta untuk mengetahui dampak

dari suatu kegiatan dan juga membantu pengambilan keputusan untuk

perbaikan satu atau beberapa aspek program perencanaan yang akan datang.

Evaluasi merupakan pengawasan manajerial untuk mendapat hasil yang

sesungguhnya dibandingkan dengan hasil yang diharapkan.oleh karena itu

evaluasi sangat di butuhkan setelah kita melakukan pengkajian, diagnosis,

perencanaan, dan pelaksanaan.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui evaluasi

asuhan keperawatan pada lansia.

1

Page 5: Evaluasi keperawatan lansia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi

Menurut Wilkinson (2007), secara umum evaluasi diartikan sebagai

proses yang disengaja dan sistematik dimana penilaian dibuat mengenai

kualitas, nilai atau kelayakan dari sesuai dengan membandingkan pada

kriteria yang diidentifikasi atau standar sebelumnya.

Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang

direncanakan, terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien, keluarga

dan perawat serta tenaga kesehatan professional lainnya menentukan

Wilkinson (2007):

1. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai

2. Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan

Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar dan dilanjutkan selama setiap

kontak perawat dengan pasien. Frekuensi evaluasi tergantung dari frekuensi

kontak yang ditentukan oleh status klien atau kondisi yang dievaluasi.

Contohnya adalah pada saat pasien baru datang dari ruang bedah maka

perawat akan mengevaluasi setiap 15 menit. Hari berikutnya mungkin

evaluasi akan dilakukan setiap 4 jam dan seterusnya.

Menurut Wilkinson (2007) juga, evaluasi yang efektif tergantung pada

langkah yang sebelumnya dilakukan. Kegiatan evaluasi tumpang tindih

dengan kegiatan pengkajian. Tindakan untuk mengumpulkan data adalah

sama tetapi yang membedakan adalah kapan dikumpulkan dan bagaimana

dilakukan. Pada tahap pengkajian, perawat menggunakan data untuk

membuat diagnosa keperawatan sedangkan pada tahap evaluasi, data

digunakan untuk mengkaji efek dari asuhan keperawatan terhadap diagnosa

keperawatan.

Meskipun evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan, evaluasi

bukan berarti akhir dari proses karena informasi digunakan untuk memulai

siklus yang baru. Setelah mengimplementasikan asuhan keperawatan, perawat

2

Page 6: Evaluasi keperawatan lansia

membandingkan respon pasien terhadap outcome yang telah direncanakan

dan menggunakan informasi ini untuk me-review asuhan keperawatan.

B. Fungsi Evaluasi

1. Menentukan perkembangan kesehatan klien.

2. Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.

3. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.

4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu.

5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.

C. Kriteria Evaluasi Keperawatan Lansia

1. Efektifitas: yang mengidentifikasi apakah pencapaian tujuan yang

diinginkan telah optimal.

2. Efisiensi: menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar

berguna atau bernilai dari program publik sebagai fasilitas yang dapat

memadai secara efektif.

3. Responsivitas: yang menyangkut mengkaji apakah hasil kebijakan

memuaskan kebutuhan/keinginan, preferensi, atau nilai kelompok

tertentu terhadap pemanfaatan suatu sumber daya.

D. Tehnik Evaluasi Keperawatan Lansia

1. Wawancara

Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang

berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut

dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untu menanyakan hal-hal

yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan

suatu komunikasi yang direncanakan.

Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang

masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin

hubungan antara perawat dengan klien. Selain itu wawancara juga

bertujuan untuk membantu klien memperoleh informasi dan

3

Page 7: Evaluasi keperawatan lansia

berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta

membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama

tahap pengajian.

Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan

komunikasi. Komunikasi keperawatan adalah suatu proses yang

kompleks dan memerlukan kemampuan skill komunikasi dan interaksi.

Komunikasi keperawatan biasanya digunaan untuk memperoleh riwayat

keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu teknik yang

berusaha untuk mengajak klien dan keluarga untuk bertuar pikiran dan

perasaan. Teknik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun

non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.

Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali

jawaban dan memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi :

mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan konta mata.

Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang penting dalam

pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu hal yang sulit

dipelajari. Tahapan wawancara / komunikasi :

a. Persiapan.

Sebelum melaukan komunikasi dengan klien, perawat harus

melakukan persiapan dengan membaca status klien. Perawat

diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada klien, karena

akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan

klien.

Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh

memaksa atau memberi kesempatan kepada klien kapan mereka

sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan

dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar

wawancara.

b. Pembukaan atau perkenalan

Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah

dengan memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu

4

Page 8: Evaluasi keperawatan lansia

yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan.

Perawat perlu memberikan informasi kepada klien mengenai data

yang terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana

menyimpannya dan siapa saja yang boleh mengetahuinya.

c. Isi / tahap kerja

Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah

pembicaraan pada masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang

perlu diperhatikan :

1) Fokus wawancara adalah klien

2) Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.

3) Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien

4) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien

5) Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya

6) Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien

untuk mengungkapkan perasaannya

7) Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.

d. Terminasi

Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara. Untuk itu klien

harus mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada

awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat

dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat mengambil

kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat

perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :

1) Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya

2) Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan

keluhan-keluhannya / pendapatnya secara bebas

3) Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman

dan nyaman bagi klien

4) Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian

5) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

5

Page 9: Evaluasi keperawatan lansia

6) Tidak bersifat menggurui

7) Memperhatikan pesan yang disampaikan

8) Mengurangi hambatan-hambatan

9) Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara

duduk)

10) Menghindari adanya interupsi

11) Mendengarkan penuh dengan perasaan

12) Memberikan kesempatan istirahat kepada klien

2. Pengamatan/observasi

Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk

memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.

Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra

lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari

observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi

klien melalui kepekaan alat panca indra.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :

a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara

terinci kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus

dilakukan), karena terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan

klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh menjadi tidak

murni). Misalnya : “Pak, saya akan menghitung nafas bapak dalam

satu menit”. Kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak

valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur

nafasnya.

b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien

c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca

dan dimengerti oleh perawat yang lain.

3. Studi Dokumentasi

6

Page 10: Evaluasi keperawatan lansia

E. Komponen Evaluasi Keperawatan Lansia

Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen (Pinnell dan Meneses,

1986, hlm. 229-230) :

1. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.

a. Kriteria

Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpuln

data dan sebagai penentuan kesahihan data yang terkumpul. Semua

kriteria yang digunakan pada tahap evaluasi ditulis sebagai kriteria

hasil. Kriteria hasil menandakan hsil akhir asuhan keperawatan.

Sedangkan standar keperawatan digunakan sebagai dasar untuk

evaluasi praktik keperawatan secara luas. Kriteria hasil didefinisikan

sebagai sandar untuk menjelaskan respons atau hasil dari rencana

asuhan keperawatan. Hasil tersebut akan menjelaskan bagaimana

keadaan klien setelah dilakukan observasi.

Kriteria hasil dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour)

sebagaiman disebutkan dalam bab terdahulu, supaya dapat

diobservasi atau diukur dan kemudian dijelaskan dalam istilah yang

mudah dipahami. Idealnya, setiap hasil dapat dimengerti oleh setiap

orang yang terlibat dalam evaluasi.

b. Standar Praktik

Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi

praktik keperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan hal

yang harus dilaksanakan dan dapat digunakan sebagai suatu model

untuk kualitas pelayanan. Standar harus berdasarkan hasil penelitian,

konsep teori, dan dapat diterima oleh praktik klinik keperawatan saat

ini. Standar harus secara cermat disusun dan diuji untuk menentukan

kesesuaian dalam penggunaannya. Contoh pemakaian standar dapat

dilihat pada Standar praktik Keperawatan yang disusun oleh ANA.

c. Pertanyaan Evaluatif

Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu digunakan

pertanyaan evaluative (evaluative questions) sebagai dasar

7

Page 11: Evaluasi keperawatan lansia

mengevaluasi kualitas asuhan keperawatan dan respons klien

terhadap intervensi. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan

untuk mengevaluasi :

1) Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?

2) Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?

3) Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam

perencanaan?

4) Implementas : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang

akan diberikan?

5) Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan?

2. Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi.

Pada tahap ini kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan. Siapa

yang bertanggung jawab dalam pengumpulan data? Kapan data tersebut

diperoleh? Dan sarana apa yang akan digunakan untuk memperoleh data?

Perawat professional yang pertama kali mengkaji data klien dan

menyusun perencanaan adalah orang yang bertanggung jawab dalam

mengevaluasi respon klien terhadap intervensi yang diberikan. Perawat

lain yang membantu memberikan intervensi kepada klien harus

berpartisipasi dalam proses evaluasi. Validitas informasi meningkat jika

lebih dari satu orang yang ikut melakukan evaluasi.

3. Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.

Perawat memerlukn ketrampilan dalam berfikir kritis, kemampuan

menyelesaikan masalah, dan kemampuan mengambil keputusan klinik.

Kemampuan ini diperlukan untuk menentukan kesesuaian dan

pentingnya suatu data dengan cara membandingkan data evaluasi dengan

kriteria serta standar dan menyesuaikan asuhan keperawatan yang

diberikan dengan kriteria dan standar yang sudah ada. Pada tahap ini

perawat dituntut untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang

mungkin dapat memengaruhi efektifitas asuhan keperawatan.

8

Page 12: Evaluasi keperawatan lansia

4. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.

Pertama kali yang perlu dilaksanakan oleh perawat pada tahap ini adalah

menyimpulkan efektivitas semua intervensi yang telah dilaksanakan.

Kemudian menentkan kesimpulan pada setiap diagnosis yang telah

dilakukan intervensi. Yang perlu diingat disini adalah tidak mungkin

membuat suatu perencanaan 100% berhasil oleh karena itu memerlukan

suatu perbaikan dan perubhan-perubahan, sebaliknya tidak mungkin

perencanaan yang telah disusun 100% gagal. Untuk itu diperlukan

kejelian dalam menyusun perencanaan, intervensi yang tepat, dan menilai

respon klien setelah diintervensi seobjektif mungkin.

5. Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

Pada tahap ini perawat melakukan intervensi berdasarkan hasil

kesimpulan yang sudah diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan,

kriteria hasil, dan rencana asuhan keperawatan. Meskipun pengajian

dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan, aspek-aspek khusus

perlu dikaji ulang dan penambahan data untuk akurasi suatu asuhan

keperawatan.

F. Jenis Evaluasi Keperawatan Lansia

1. Evaluasi formatif (proses)

Fokus pada evaluasi proses (formatif)  adalah aktivitas dari proses

keperawatan dan hasil kualitas peayanan asuhan keperawatan. Evaluasi

proses harus dilaksanakan  segera setelah perencanaan keperawatan

diimplementasikan untuk membantu menilai efektivitas intervensi

tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuan

yang telah ditentukan tercapai. Metode pengumpulan data dalam evaluasi

proses terdiri atas analisis rencana asuhan keperawatan, pertemuan

kelompok, wawancara, observasi klien, dan menggunakan form evaluasi.

Ditulis pada catatan perawatan. Contoh: membantu pasien duduk

semifowler, pasien dapat duduk selama 30 menit tanpa pusing.

9

Page 13: Evaluasi keperawatan lansia

2. Evaluasi Sumatif (hasil)

Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan

sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Focus

evaluasi hasil (sumatif) adalah perubahan perilaku atau status kesehatan

klien pada akhir asuhan keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan

pada akhir asuhan keperawatan secara paripurna.

G. Tahap Evaluasi Keperawatan Lansia

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan

penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil, perlu

disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin

tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu

dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan

keluarga.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi

formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan,

sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.

Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian ternyata

tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya.

1. Dimensi dalam penilaian :

a. Keberhasilan dari tindakan keperawatan yang diakitkan dengan

pencapaian tujuan

b. Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk

uang, waktu, tanaga dan bahan/peralatan yang diperlukan

c. Kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang dilakukan

untuk memecahkan masalah dengan baik sesuai dengan pertimbangan

profesional

d. Kecukupan, menyinggung kelengkapan dari tindakan apakah semua

tindakan dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

10

Page 14: Evaluasi keperawatan lansia

2. Kriteria dan standar

Kriteria adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang

dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai.

Standar menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk

membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya. Standar akan

memberitahukan apakah tingkat pelaksanaan atau keadaan menunjukkan

keberhasilan atau tercapainya tujuan.

3. Pengukuran Hasil Penilaian

Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3 dimensi :

a. Keadaan fisik, misalnya peningkatan berat badan anak pada anak

dengan BB BGM

b. Psikologis dan sikap, misalnya berkembangnya sikap positif keluarga

terhadap anggota keluarga yang sakit setelah sebelumnya sempat

ditelantarkan

c. Pengetahuan dan perubahan perilaku, keluarga melaksanakan

petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan perawatan lansia dengan

keterbatasan aktivitas.

4. Alasan Pentingnya Penilaian :

a. Menghentikan tindakan/kegiatan yang tidak berguna

b. Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan

c. Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan

d. Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik keperawatan.

5. Metoda Penilaian

a. Observasi langsung : mengamati secara langsung perubahan yang

terjadi dalam keluarga.

b. Wawancara keluarga, yang berkaitan dengan perubahan sikap, apakah

telah menjalankan anjuran yang diberikan perawat

c. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan

yang dibuat dan tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana

d. Latihan simulasi, berguna dalam menentukan perkembangan

kesanggupan melaksanakan asuhan keperawatan.

11

Page 15: Evaluasi keperawatan lansia

H. Evaluasi Keperawatan Lansia

Dalam melakukan tindakan keperawatan, perlu dilakukan evaluasi

keperawatan, bagaimana melakukan evaluasi keperawatan? Mari kita bahas

tentang evaluasi keperawatan ini, bila ada kekurangan mohon dapat di

berikan masukan

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan

terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga

kesehatan lainnya.

Penilaian  dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan

rencana tindakan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan

kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

Penilaian keperawatan adalah mungukur keberhasilan dari rencana dan

pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi

kebutuhan klien.

TUJUAN

Tujuan umum :

1. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal

2. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

Tujuan khusus :

1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan

2. Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum

3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan

4. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan

5. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum

tercapai

12

Page 16: Evaluasi keperawatan lansia

MANFAAT :

1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien

2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan keperawatan

yang diberikan

3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan

4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam

proses keperawatan

5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan

keperawatan

KRITERIA :

1. Kriteria Proses (evaluasi proses) : menilai jalannya pelaksanaan proses

keperawatan sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan klien. Evaluasi

proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan

dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan.

2. Kriteria keberhasilan (evaluasi hasil/sumatif) : menilai hasil asuhan

eperawatan yang diperlihatkan dengan perubahan tingkah laku klien.

Evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara

paripurna.

TEKNIK PENILAIAN :

1. Wawancara

2. Pengamatan

3. Studi dokumentasi

LANGKAH-LANGKAH EVALUASI :

1. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi

2. Mengumpulkan data baru tentang klien

3. Menafsirkan data baru

4. Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku

5. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan

13

Page 17: Evaluasi keperawatan lansia

6. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan

MENGUKUR PENCAPAIAN TUJUAN :

1. Kognitif : meliputi pengetahuan klien terhadap penyakitnya, mengontrol

gejala, pengobatan, diet, aktifitas, persediaan alat, resiko komplikasi,

gejala yang harus dilaporkan, pencegahan, pengukuran dan lainnya.

A. Interview : recall knowledge (mengingat), komprehensif (menyatakan

informasi dengan kata-kata klien sendiri), dan aplikasi fakta

(menanyakan tindakan apa yang akan klien ambil terait dengan status

kesehatannya)

B. Kertas dan pensil

2. Affektif : meliputi tukar-menukar perasaan, cemas yang berurang,

kemauan berkomunikasi, dsb.

A. Observasi secara langsung

B. Feedback dari staf esehatan yang lainnya

3. Psikomotor : observasi secara langsung apa yang telah dilakukan oleh lien

4. Perubahan fungsi tubuh dan gejala

HASIL EVALUASI :

1. Tujuan tercapai : jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan

2. Tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukkan perubahan sebagian

dari standar dan kriteria yang telah ditetapan

3. Tujuan tidak tercapai : jika klien tidak menunjukkan perubahan dan

kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru.

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERTANYAKAN DALAM

EVALUASI :

1. Kecukupan informasi

2. Relevansi faktor-faktor yang berkaitan

3. Prioritas masalah yang disusun

14

Page 18: Evaluasi keperawatan lansia

4. Kesesuaian rencana dengan masalah

5. Pertimbangan fator-faktor yang unik

6. Perhatian terhadap rencana medis untuk terapi

7. Logika hasil yang diharapkan

8. Penjelasan dari tindakan keperawatan yang dilakukan

9. Keberhasilan rencana yang telah disusun

10. Kualitas penyusunan rencana

11. Timbulnya masalah baru.

15

Page 19: Evaluasi keperawatan lansia

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesejahteraan sosial bagi lanjut usia sudah diatur oleh pemerintah

dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 43 tahun 2004 tentang Upaya

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, yang mana dalam PP tersebut

dijelaskan bahwa kesejahteraan sosial bagi lanjut usia meliputi tata kehidupan

dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa

keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman lahir batin yang memungkinkan

bagi setiap warga Negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri,

keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta

kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.

B. Saran

Setelah membaca makalah ini,diharapkan ada kritik dan saran yang

dapat membangun sehinggakami dapat menyempurnakan makalah kami.

16

Page 20: Evaluasi keperawatan lansia

DAFTAR PUSTAKA

Kholid,Ahmad. 2010. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA. http://masmamad.blogspot.com. Diakses bulan maret

2010

Setriadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha

Ilmu

yenichrist . 2008. Pelaksanaan & Evaluasi Keperawatan Keluarga.

www.google.com. Diakses bulan maret 2010

yenichrist . 2008. Evaluasi Keperawatan. www.google.com. Diakses bulan maret

2010

17