Eva Laporan Kasus Ckd

download Eva Laporan Kasus Ckd

of 57

Transcript of Eva Laporan Kasus Ckd

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    1/57

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Edem paru akut (EPA) adalah akumulas cairan di paru-paru yang terjadi secara

    mendadak. Hal ini dapat disebabkan oleh tekanan intravaskular yang tinggi (edem paru

    kardia) atau karena peningkatan permeabilitas membran kapiler (edem paru non cardiak)

    yang mengakibatkan terjadinya ekstravasasi cairan secara cepat sehingga terjadi gangguan

    pertukaran udara di alveoli secara progresif dan mengakibatkan hipoksia. Pada sebagian besar

    edem paru secara klinis mempunyai kedua aspek tersebut di atas sebab sangat sulit terjadi

    gangguan permeabilitas tanpa adanya gangguan pada mikrosirkulasi atau sebaliknya.

    !alaupun demikian penting sekali untuk menetapkan faktor mana yang dominan dari kedua

    mekanisme tersebut sebagai pedoman pengobatan.EPA adalah suatu keadaan ga"at darurat

    dengan tingkat mortalitas yang masih tinggi #.

    $enurut penelitian pada tahun #%%& secara keseluruhan terdapat '&& juta penderita

    edema paru di dunia. i nggris sekitr *# juta penderita edema paru yang perlu pengobatan

    dan penga"asan secara komprehensif. i Amerika +erikat diperkirakan ,, juta penduduk

    menderita edema. i erman juta penduduk. ni merupakan angka yang cukup besar yang

    perlu mendapat perhatian dari pera"at di dalam mera"at klien edema paru secara

    komprehensif bio psiko social dan spiritual #.

    Penyakit edem paru pertama kali di ndonesia ditemukan pada tahun #%'#. +ejak itu

    penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah sehingga sampai tahun #%/0 seluruh provinsi

    di ndonesia. +ejak pertama kali ditemukan jumlah kasus menunjukan kecenderungan

    meningkat baik dalam jumlah maupun luas "ilayah. i ndonesia insiden tersebar terjadi

    pada #%%/ dengan incidence rate (1)23,#% per #00.000 penduduk dan 4512*6. Pada

    tahun #%%% 1 menurun tajam sebesar #0#'6 namun tahun-tahun berikutnya 1 cenderung

    meningkat yaitu #,%% (tahun *000)7 #%*& (tahun *00*) dan *3/' (tahun *003) *.

    ari uraian di atas maka perlu kiranya pembahasan lebih sistematik dan detail

    terkait edem paru akut. !alaupun nantinya judul akan cenderung sangat luas karena edem

    paru akut tersebut bias dibagi berdasarkan penyebab dan manifestasi klinis.

    #

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    2/57

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    STATUS PASIEN

    II.1 IDENTITAS PASIEN

    8ama 9 :n. skandar ;usnadi

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    3/57

    panas badan maupun berkeringat malam hari. :iga hari +$1+ (?/?*0#,) pasien

    mengalami muntah dengan frekuensi 3-& kali?hari.@olume tiap kali muntah B

    gelas air mineral berisi makanan yang pasien makan sebelumnya dan tidak berisi

    darah. $untah selalu didahului rasa mual yang muncul beberapa saat setelah

    pasien makan atau minum sesuatu. +embilan hari sebelum pasien $1+ pasien

    mengeluh kedua kakinya bengkak. ;edua kaki tersebut bengkak secara bersamaan

    disadari pertama kali saat pasien baru bangun tidur. =engkak pada kedua kaki tidak

    disertai oleh rasa nyeri maupun kesemutan hanya saja kedua kakinya dirasakan

    pasien lebih lemah bila digunakan untuk berjalan. =engkak dikatakan tidak

    berkurang dengan beristirahat maupun dengan pemberian minyak urut. +emenjak

    timbulnya keluhan-keluhan diatas pasien merasa badannya lemah seperti tidak

    bertenaga. >emah dirasakan sepanjang hari hingga membuat pasien lebih banyak

    berbaring di tempat tidur.8afsu makan dikatakan pasien menurun.+elama sakit

    pasien hanya mau makan beberapa sendok bubur dan kadang kadang makanan

    tersebut dimuntahkan kembali oleh pasien. Pasien mengaku tidak mengalami panas

    badan baik sebelum maupun selama munculnya keluhan-keluhan diatas. Pasien

    juga tidak pernah mengalami nyeri pada pinggang belakang yang menjalar ke

    depan hingga ke lipat paha. =A= tidak mengalami perubahan dalam hal frekuensi

    dan konsistensi. Adanya =A= yang mengandung darah atau =A= kehitaman

    disangkal oleh pasien. =A; juga tidak mengalami perubahan dalam hal frekuensi

    volume dan "arna kencing. Pasien mengaku kencing C 3D sepanjang hari tersebut.

    Pasien juga menyangkal kencing yang ber"arna merah atau berbuih nyeri saat

    kencing maupun kencing yang berisi batu juga disangkal oleh pasien. +aat pasien

    diperiksa keluhan sesak nafas sudah agak berkurang namun pasien masih

    menggunakan * bantal saat tidur. Pasien sudah tidak batuk maupun muntah. ;edua

    kaki masih bengkak namun sudah berkurang dibandingkan dengan saat pasien

    baru $1+. =adan masih dirasakan lemah oleh pasien akan tetapi nafsu makan

    sudah meningkat dibandingkan saat pasien baru $1+. =A= normal dengan

    produksi kencing dikatakan sekitar satu botol air mineral sedang dengan "arna

    kuning agak pekat dan tidak berbuih.

    $. Riwaat Pena!it Dahulu

    - 1i"ayat sakit serupa 9 disangkal

    - 1i"ayat Hipertensi 9 pasien mengaku punya sakit darah tinggi sejak

    3 tahun yang lalu namun tidak pernah berobat dan

    3

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    4/57

    minum obat

    - 1i"ayat iabetes $ellitus 9 pasien sakit gula sejak , tahun yang lalu dan

    rutin minum obat glucophage

    - 1i"ayat Penyakit jantung 9 disangkal

    - 1i"ayat asma 9 disangkal

    - 1i"ayat Penyakit maag 9 disangkal

    - 1i"ayat penyakit ginjal 9 pasien mengaku se"aktu berobat di rumah

    sakit hermina memiliki sakit gangguan ginjal

    sejak # tahun yang lalu namu dia tidak

    mengetahui dengan pasti gangguan ginjal

    seperti

    apa dan tidak pernah rutin kontrol

    - 1i"ayat +; 9 disangkal

    - 1i"ayat Alergi obat 9 disangkal

    - 1i"ayat operasi 9 disangkal

    - 1i"ayat infeksi tenggorokan 9 disangkal

    - 1i"ayat kelainan kulit 9 disangkal

    %. Riwaat Pena!it Kelua"#a

    - :idak ada keluarga yang mengalami keluhan seperti ini

    - 1i"ayat Hipertensi 9 disangkal

    - 1i"ayat iabetes $ellitus 9 ibu pasien menderita sakit gula

    - 1i"ayat Asma 9 disangkal

    - 1i"ayat Penyakit jantung 9 disangkal

    e. Riwaat !ebia&aan '

    - 1i"ayat merokok 9 diakui # bungkus?hari

    -1i"ayat minum alkohol 9 diakui pasien

    - 1i"ayat olahraga 9 pasien jarang berolahraga

    - 1i"ayat makan 9 sehari 3 (tiga) kali konsumsi makanan manis

    dan asin ()

    (. Riwaat S)&ial E!)n)mi

    Pasien adalah seorang mantan pekerja di bidang kontraktor sudah berhenti , th

    ini. +ekarang sudah tidak bekerja. =iaya kesehatan ditanggung oleh bpjs mandiri.

    #. Riwaat *i+i

    &

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    5/57

    +ebelum sakit pasien makan tidak teratur tiga hingga empat kali sehari dengan

    nasi sayur tahu dan tempe terkadang daging telur dan ikan. arang mengonsumsi

    buah-buahan. =eberapa hari terakhir sejak sakit nafsu makan pasien menurun

    makan dalam jumlah sedikit. Pasien sering mengonsumsi makanan asin dan manis

    ,a&ien belum men-a#a ,)la ma!anna.

    I. PEMERIKSAAN ISIK

    Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal ## Agustus *0#, 9

    a. ;eadaan eher 9 @P tidak meningkat pembesaran kelenjar getah bening (-)

    deviasi trakea (-)

    k. :horak

    antung

    nspeksi 9 ictus codis tampak

    Palpasi 9 kuat angkat ictus cordis teraba * cm medial di4+ , linea

    $idclavikula sinistra pulsus parasternal (-) pulsus

    epigastrium (-)

    Perkusi

    ;anan jantung 9 4+ & linea sternalis deDtra

    Pinggang jantung 9 4+ 3 linea parasternalis sinistra

    ,

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    6/57

    ;iri jantung 9 4+ , * cm medial linea midclavicula sinistra

    Auskultasi 9 = - regular bising (-)

    ;esan 9 normal

    Paru-paru

    epan eDtra

    9 +imetris retraksi dinding dada

    ()

    Pal 9vocal fremitus kanan 2 kiri

    Per9 "e%u, %iba&al !e%ua

    la,an#an ,a"u

    Aus9 suara dasar vesikuler suara

    tambahan 9 "heeGing (-) ")n$hi

    567

    +inistra

    9 +imetris retraksi dinding dada

    ()

    Pal 9vocal fremitus kanan 2 kiri

    Per9 "e%u, %iba&al !e%ua

    la,an#an ,a"u

    Aus9 suara dasar vesikuler suara

    tambahan 9 "heeGing (-)

    ")n$hi567

    =elakang 9 +imetris retraksi dinding dada

    (-)

    Pal 9+tem fremitus kanan 2 kiri

    Per9 "e%u, %iba&al !e%ua

    la,an#an ,a"u

    Aus9 suara dasar vesikuler suara

    tambahan 9 "heeGing (-)

    ")n$hi567

    9 +imetris retraksi dinding dada

    (-)

    Pal 9+tem fremitus kanan 2 kiri

    Per9 "e%u, %iba&al !e%ua

    la,an#an ,a"u

    Aus9 suara dasar vesikuler suara

    tambahan 9 "heeGing (-)

    ")n$hi567

    epan =elakang

    Abdomen

    nspeksi 9 datar

    Auskultasi 9 =< () 8

    Perkusi 9 :impani Pekak alih (-) Pekak sisi (-)

    Palpasi 9 +upel88: (-) epigastrium8Hepar 9 tidak teraba >ien 9 tidakteraba :es undulasi (-)

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    7/57

    Ekstremitas

    +uperior nferior

    Akral dingin

    Edema

    +ianosis

    Pucat

    (-?-)

    (-?-)

    (-?-)

    (-?-)

    (-?-)

    5667,ittin#

    (-?-)

    5997

    II. PEMERIKSAAN PENUN:AN*

    Da"ah Rutin 0 A#u&tu& 201;

    Peme"i!&aan Ha&il Nilai N)"mal

    >ekosit 1J

    ;urang

    '

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    8/57

    b. 5aktor ;ondisi

    c. 5aktor nspirasi

    d. 5aktor Posisi

    e. 5aktor Proyeksi

    f. 5aktor +imetrisasi

    g. 5aktor :erpotong

    Pemba$aan )t)

    a. ;adua Apeks Paru

    b. 4orakan bronkovaskular

    c. ;eadaan parenkim paru

    d. +inus 4ostophrenikus

    e. iafragma

    f. antung

    g. +istema aringan >unak

    dan :ulang

    :ampak adanya processus spinosus &

    ada penampakan vertebra thorakalis -@

    :idak dapat dinilai

    ;lavicula menukik scapula tampak pada

    apeks paru

    +kapula tampak pada apeks paru

    klavikula menukik posisi jantung kesan

    lebih lebar

    arak antara median titik prosessus

    spinosus kanan-kiri C *mm

    +uperior9 tampak @4.@

    >ateral9 tampak aDilla ka-ki

    nferior9 tampak kesan batas sinus

    costophrenikus dan diafragma

    :idak ditemukan adanya infiltrate

    kavitas fibrosis maupun kalsifikasi=agian #?3 paru superior dan #?3 paru

    inferior bersih

    :ampak perivascular haGiness kedua

    paru

    ;esan lancip pada ka-ki

    :idak dapat dinilai

    :idak dapat dinilai

    :idak terdapat kelainan

    4ukup

    -

    =erbaring

    AP

    :idak simetris

    :idak terpotong

    :enang

    8ormal

    :idak normal

    8ormal

    -

    -

    8ormal

    ;esimpulan 9 E%ema Pa"u ba&al bilate"al

    3. Kimia Klini! 5Se"um7

    Pemeriksaan Hasil +atuan Harga normal

    *DS 3, ,0

    8atrium #&0 $mol?> #3, #&,

    4hlorida #00 $mol?> %, #0,

    Aseton - negatif

    %. U"inali&i&

    :eni& ,eme"i!&aan

    U"in len#!a,

    Ha&il Nilai Ru-u!an

    !arna ;uning ;uning

    /

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    9/57

    ernih Agak keruh ernih

    Ph ,., &.-/.0

    =erat jenis #0*0 #0#0-#030

    P")tein -

    Flukosa - -

    =ilirubin - -8itrit - -

    ;eton - -

    P=

    Leu!)&it /99 L,>P=

    +ilinder - -

    ;ristal - -

    E,itel 6 -

    Da"ah 66 ;0 RB3 -

    III. DATAR ABNORMALITAS

    Anamnesis

    #. sesak nafas

    *. batuk

    3. kaki bengkak

    &. mual muntah

    ,. lemah?lemas

    . 8afsu makan berkurang

    pemeriksaan fisik

    '. :ekanan darah #0?%0 mmHg

    /. 4onjungtiva palpebra anemis

    %. +ela iga melebar

    #0. 11 2 *&D? menit

    ##. 1onkhi di lapang paru

    Pemeriksaan penunjang

    #*. Eritrosit 3.*#3. Hb %.*

    #&. Ht *'

    #,. ureum #/&

    #. kreatinin %.*

    17. kalium &.'

    18. F+ 3,0

    19. >eukosit urin

    20. Proten urin

    21. Eritrosit urin

    22. arah urin

    23. Epitel urin24. 1oentgent thoraks edem pulmonal bilateral

    %

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    10/57

    II.

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    11/57

    b. kulit9 ;ulit biasanya kering dan bersisik tidak jarang dijumpai

    timbunan kristal urea pada kulit muka dan dinamakan urea frost

    c. kelainan kardiovaskular9 hipertensi aterosklerosis kalsifikasi sistem

    vaskular

    - A&&. a!t)" Re&i!)

    iabetes mellitus atau hipertensi penyakit autoimun batu ginjal infeksi

    saluran kemih berat badan lahir rendah dan faktor social dan lingkungan

    seperti obesitas atau perokok berumur lebih dari ,0 tahun dan individu dengan

    ri"ayat penyakit ginjal dalam keluarga dan terekspos dengan bahan kimia

    - Tatala!&ana Dia#n)&ti!'

    a. menentukan derajat kerusakan ginjal dengan menggunakan laju filtrasi

    glomerulus

    erajat Penjelasan >5F

    (m>?menit?#'3m*)

    # ;erusakan ginjal dengan >5F normal atau M N %0

    * ;erusakan ginjal dengan >5F O ringan 0-/%

    3 ;erusakan ginjal dengan >5F O sedang 30-,%

    & ;erusakan ginjal dengan >5F O berat #,-*%

    , Fagal ginjal L#, atau dialisis

    b. pemeriksaan laboratorium9 hemoglobin ureum kreatinin natrium

    kalium chlorida albumin

    c. foto polos abdomen9 dapat terlihat batu radio opak

    d. pielografi intravena9 sekarang jarang digunakan karena kontras seriing

    tidak bisa mele"ati filter glomerolus di samping kekha"atiran

    terjadinya pengaruh toksisk oleh kontras terhadap ginjal yang sudah

    mengalami kerusakan

    e. ultrasonografi ginjal dapat memperlihatkan ukuran ginjal yang

    mengecil korteks yang menipis adanya hidronefrosis atau batu ginjal

    kista massa klasifikasi

    f. pemeriksaan pemindaan ginjal atau renografi dikerjakan bila ada

    indikasi.

    - Tatala!&ana te"a,i'

    ##

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    12/57

    a. anemia9 eritropoetin dengan dosis inisial ,0 u?kg @ 3 kali dalam

    seminggu. ika Hb meningkat C* gr?d> kurangi dosis pemberian

    menjadi * kali seminggu. $aksimum pemberian *00 u?kg dan tidak

    lebih dari tiga kali dalam seminggu

    atau transfusi darah misalnya Packed Red Cell (P14) dengan target

    hemoglobin adal ##-#* gr?d>.

    b. Fangguan gatrointestinal9 terapi simptomatik

    $ual9 anti mual9 ranitidine injeksi @ * D # amp

    c. +esak nafas9 berikan K* kanul 3>

    d. Hemodialisis

    - Tatala!&ana m)nit)"in#'@ital sign ;ondisi umum pemeriksaan lab9 ureum

    kreatinin Hb

    - Tatala!&ana E%u!a&i'

    diet9 rendah protein cukup asupan kalori

    perhatikan jumlah air minum dan pengeluaran setiap hari

    istirahat cukup

    mengikuti program Hemodialisis secara rutin dengan jad"al yang sudah

    ditentukan.

    Hindari rokok minum-minuman berenergi

    PROBLEM9 Hipertensi Frade

    - A&& !)m,li!a&i9 kerusakan organ target

    pada jantung 9 hipertrofi ventrikel kiri angina atau infark miokardium

    gagal jantung

    otak 9 stroke atau transient ischemic attack

    penyakit ginjal kronis

    penyakit arteri perifer

    retinopati

    - A&&. Eti)l)#i 'hipertensi essensial 9 tidak diketahui penyebabnya

    hipertensi sekunder 9 karena adanya penyakit ginjal dan penyakit lainnya

    faktor yang mempengaruhi hipertensi 9

    faktor yang tidak dapat dimodifikasi 9 umur jenis kelamin ras genetik

    faktor yang dapat dimodifikasi 9 obesitas asupan garam stress aktivitas fisik

    - Tatala!&ana Dia#n)&ti!9

    pemeriksaan tekanan darah rutin

    pemeriksaan kimia darah 9 kolesterol :F >> H> ureum kreatinin

    pemeriksaan rutin mata

    - Tatala!&ana Te"a,i9

    - >asiD *D0mg

    #*

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    13/57

    - @alsartan #D/0mg

    - +pironolactone #D*, mg

    - Tatala!&ana m)nit)"in#9 ;

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    14/57

    o Emboli lemak

    o Emboli cairan amnion

    o nhalasi bahan kimia

    o ;eracunan oksigen

    :idak langsung

    o +epsis

    o :rauma berat

    o +yok hipovolemik

    o :ransfusi darah berulang

    o >uka bakar

    o Pankreatitis

    o ;oagulasi intravaskular diseminata

    o Anafilaksis

    o Peningkatan tekanan kapiler paru

    *. +indrom kongesti vena

    Pemberian cairan yang berlebih

    :ransfusi darah

    3. Fagal ginjal

    &. Edema paru neurogenik

    ,. Edema paru karena ketinggian tempat (Altitude)

    . Penurunan tekanan onkotik

    +indrom nefrotik

    $alnutrisi

    Hiponatremia

    Tatala!&ana Dia#n)&ti! '

    hematologi? darah rutin fungsi ginjal elektrolit kadar protein urinalisa gas darah

    enGim jantung (4;-$= troponin ) dan =rain 8atriuretic Peptide (=8P) radiologi

    ekg echocardiografi E;F.

    Tatala!&ana m)nit)"in# '

    Hematologi rutin elektrolit kadar protein urinalisa gas darah radiologi :anda vital.

    Tatala!&ana te"a,i '

    iuretic obat vasodilator pulmonaldobutamin noradrenalinantiinflamasi

    #&

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    15/57

    II./ PRO*NOSIS

    ad vitam 9 dubia ad bonam

    ad sanam 9 dubia ad bonamad fungsionam 9 dubia ad bonam

    II.?. PRO*RESS NOTE

    :anggal ## Agutus *0#,

    +

    K

    ;eadaan umum

    ;esadaran

    :

    8

    11

    :

    ;epala

    $ata

    >eher

    :horaD

    4or

    Pulmo

    Abdomen

    Ekstremitas

    >ab

    A

    +esak nafas () sejak * hari +$1+ edema tungkai (?) KE

    () mual (-) pusing () $ () :erkontrol dengan Flucophage

    1i" hipertensi () =A= biasa =A; # botol aua sedang

    :ampak sakit sedang

    4ompos mentis

    #0?%0 mmHg

    /0 D?m

    *& D?m

    3,Q4

    normochepal

    ;onjungtivsa pucat ( ? ) sclera ikterik (-?-)

    ;F= membesar (-?-) @P ,*cm H*K

    sela iga melebar

    ktus kordis tak tampak ;onfigurasi jantung dalam batas normal

    = - regula bising jantung -?-

    :aktil fremitus kanan2kiri perkusi sonor seluruh lapang paru

    "heeGing(-?-) ronki ()

    atar =

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    16/57

    P nfus 8acl 0%6 / tpm

    ;anul nasal K* 3>? $enit

    @enflon

    nj. lasiD *D0 mg (@)

    Asam 5olat #D, $g (PK)

    4aco3 3D# tab (PK)

    @it b#* 3D#tablet (PK)

    valsartan # D /0 mg (PK)

    levemir #D#* unit (sc)

    novorapid 3D, unit (sc)

    monitor balance cairan?*& jam 9 2 *000cc K 2

    *'00cc -'00cc (#*.00-0'.00)

    pasang 4> pro H

    :anggal ## agustus *0#,

    +

    K

    ;eadaan umum

    ;esadaran

    :

    8

    11

    :

    ;epala

    $ata

    >eher

    :horaD

    4or

    Pulmo

    Abdomen

    sesak nafas berkurang

    :ampak sakit sedang

    4ompos mentis

    #,0?#00 mmHg

    /& D?m

    *0 D?m

    30Q4

    normochepal

    ;onjungtiva pucat ( ? ) sclera ikterik (-?-)

    ;F= membesar -?- terpasang 4>

    sela iga tak melebar

    ktus kordis tak tampak ;onfigurasi jantung dalam batas normal

    = - regula bising jantung -?-

    :aktil fremitus kanan2kiri perkusi sonor seluruh lapang paru

    "heeGing(-?-) ronki () minimal

    atar =< () normal tympani nyeri tekan (-) hepar?lien tidak

    teraba

    #

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    17/57

    Ekstremitas

    A

    P

    alam batas normal

    Edema paru akut perbaikan

    4; grade @ on HHipertensi grade dalam terapi

    $ tipe alam perbaikan

    @enflon

    >asiD *D0mg (@)

    Asam sulfat #D,mg (PK)

    4a4K3 3D# tab (PK)

    @it =#* 3D# tab (PK)

    @alsartan #D/0mg (PK)

    8ovorapid 3D, unit (sc)

    $onitor balance cairan?*& jam 9 9 3,0cc K 9'00&,0 2 ##,0

    -/00cc

    >ain lain terapi lanjut

    :anggal #* agustus *0#,

    +K

    ;eadaan umum

    ;esadaran

    :

    8

    11

    :

    ;epala

    $ata

    >eher

    :horaD

    4or

    Pulmo

    sesak nafas (-)

    :ampak sakit sedang

    4ompos mentis

    #30?/0 mmHg

    /* D?m

    #/ D?m

    30Q4

    normoochepal

    ;onjungtivsa pucat ( ? ) sclera ikterik (-?-)

    ;F= membesar (-?-) @P ,*cmH*0

    sela iga tak melebar

    ktus kordis tak tampak ;onfigurasi jantung dalam batas normal

    = - regula bising jantung -?-

    :aktil fremitus kanan2kiri perkusi sonor seluruh lapang paru

    "heeGing(-?-) ronki (-)

    #'

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    18/57

    Abdomen

    Ekstremitas

    A

    P

    atar =asiD *D0 mg (@)

    Asam folat #D, mg (PK)

    4a4K3 3D,00mg (PK)

    @it =#* 3D# tab (PK)

    @alsartab #D/0mg (PK)

    >evemir #D#* unit (+4)

    4airan peroral #000cc?hari

    $onitor balance cairan?*& jam 9 2 ,0cc K 2

    #,00ccm00 cc #&,0cc

    +pironalactone #D*,mg (PK)

    =icnat 3D,00 mg (PK)

    H Hari ini

    :anggal #3 agustus *0#,

    +

    K

    ;eadaan umum

    ;esadaran

    :

    8

    11

    :

    ;epala

    $ata

    sesak nafas (-)

    :ampak sakit sedang

    4ompos mentis

    #0?/0 mmHg

    /&/ D?m

    #/ D?m

    30Q4

    8ormochepal

    ;onjungtiva pucat ( ? ) sclera ikterik (-?-)

    #/

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    19/57

    >eher

    :horaD

    4or

    Pulmo

    Abdomen

    Ekstremitas

    A

    P

    ;F= membesar -?- @P ,* cmH*K

    sela iga tak melebar

    ktus kordis tak tampak ;onfigurasi jantung dalam batas normal

    = - regula bising jantung -?-

    :aktil fremitus kanan2kiri perkusi sonor seluruh lapang paru

    "heeGing(-?-) ronki (-)

    atar =< () normal tympani nyeri tekan (-) hepar?lien tidak

    teraba

    alam batas normal

    4; grade @

    ht grade terkontrol dengan antihipertensi

    $ tipe

    @enflon

    >asiD *D0 mg (@)

    Asam folat #D,mg (PK)

    4a4o3 3D,00 mg (PK)

    @alsartan #D&0 mg (PK)

    >evemir #D#* unit (+4)

    +pironalactone #D*, mg (PK)

    =icnat 3D,00 mg (PK)

    $onitor balance cairan ?*& jam 9 9 /,0cc K9 #000cc &,0 cc

    -00cc

    #%

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    20/57

    PEMBAHASAN

    +eorang laki laki berusia ,* tahun datang rumah sakit pusat angkatan darat Fatot

    +oebroto akarta pusat dengan keluhan sesak nafas kurang lebih * hari +$1+. . Pasien juga

    mengeluh batuk yang muncul bersamaan dengan keluhan sesak berisi dahak yang ber"arna

    putih dan kadang-kadang berbuih. Pasien juga mengalami muntah yang didahului rasa mual

    muncul beberapa saat setelah pasien makan atau minum sesuatu +elain itu kaki pasien juga

    bengkak secara bersamaan dan pasien mengalami muntah sebanyak B gelas yang didahului

    rasa mual hanya makan sedikit karena nafsu makan berkurang =A= normal dan =A;

    normal. +emenjak timbulnya keluhan-keluhan diatas pasien merasa badannya lemah seperti

    tidakmbertenaga. >emah dirasakan sepanjang hari hingga membuat pasien lebih banyak

    berbaring di tempat tidur pada pemeriksaan tanda vital pada tanggal ## agustus *0#,didapatkan tekanan darah #0?%0mmhg. alam kepustakaan disebutkan bah"a penyebab

    gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di ndonesia th. *000 meliputi9 Flomerulonefritis

    (&3%6) iabetes melitus (#/,6) Kbstruksi dan infeksi (#*/,6) Hipertensi (/&6)

    +ebab lain (#3,6). Pasien juga mempunyai ri"ayat hipertensi sejak , tahun yang lalu

    Akan tetapi pasien tidak pernah minum obat. 1i"ayat penyakit lain seperti diabetes melitus

    penyakit jantung serta asma disangkal demikian pula tidak ada ri"ayat trauma pada kedua

    ginjal. Pada pemeriksaan mata didapatkan conjungtiva anemis. Pada pemeriksaan

    ekstremitas terdapat edema pada kedua tungkai. Fambaran laboratorium 4; meliputi9 (#)

    sesuai dengan penyakit yang mendasarinya7 (*) penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan

    kadar ureum dan kreatinin serum serta penurunan >5F yang dihitung mempergunakan rumus

    ;ockcroft-Fault7 (3) kelainan biokimia"i darah meliputi penurunan kadar hemoglobin

    (anemia) peningkatan kadar asam urat hiper atau hipokalemia hiponatremia hiper atau

    hipokloremia hiperfosfatemia hipokalsemia asidosis metabolik dan (&) kelainan urinalisis

    yang meliputi proteinuria hematuria leukosuria cast isostenuria.

    ari hasil pemeriksaan darah lengkap pada kasus ini dijumpai adanya anemia ringan

    normokromik normositer (Hb %.* $4@ /, $4H4 *%) Pada darah didapatkan Eritrosit 3.*

    Hb %.* Ht *'ureum H #/& kreatinin H %., kalium &.' . Pada pasien juga dilakukan

    pemeriksaan foto thoraD AP dan didapatkan kesan adanya edema pulmonum. =erdasarkan

    hasil anamnesis pemeriksaan fisik dan penunjang maka pasien ini didiagnosis dengan 4;

    +tage @ karena secara klinis dijumpai 3 gejala?tanda klasik 4; yaitu edema anemia dan

    hipertensi ditambah penurunan fungsi ginjal yang ditandai dengan >5F L #,

    ml?menit?#'3m*. Penatalaksanaan 4; meliputi9 (#) terapi spesifik terhadap penyakit

    *0

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    21/57

    dasarnya (*) pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid (faktor komorbid tersebut

    antara lain gangguan keseimbangan cairan hipertensi yang tidak terkontrol infeksi traktus

    urinarius obat-obat nefrotoksik bahan radiokontras atau peningkatan aktivitas penyakit

    dasarnya) (3) memperlambat perburukan fungsi ginjal (restriksi protein dan terapi

    farmakologis)(&) pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular (pengendalian

    diabetes hipertensi dislipidemia anemia hiperfosfatemia dan terapi terhadap kelebihan

    cairan dan gangguan keseimbangan elektrolit) (,) pencegahan dan terapi terhadap

    komplikasi (anemiaosteodistrofi renal pembatasan cairan dan elektrolit) dan () terapi

    pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal.

    :erapi pengganti ginjal merupakan terapi definitif pada 4; stadium @. :erapi

    pengganti ginjal tersebut dapat berupa hemodialisis peritoneal dialisis dan transplantasi

    ginjal. Hemodialisis emergensi adalah salah satu pilihan hemodialisis yang dikerjakan pada

    pasien-pasien 4; dengan >5F L , ml?menit?#'3 m* dan atau bila ditemukan salah satu

    dari keadaan berikut9 (#) adanya keadaan umum yang buruk dan kondisi klinis yang nyata

    (*) serum kalium C me?> (3) ureum darah C *00 mg?d>(&) pH darah L '# (,) anuria

    berkepanjangan (C , hari) () serta adanya bukti fluid overload.& Pada kasus ini karena

    pasien menderita 4; stage @ maka telah terjadi kegagalan fungsi ginjal yang didukung

    dengan F51 ,03 m>?min?#'3 m*. +ehingga penatalaksanaan utama pada pasien ini ialah

    terapi pengganti ginjal berupa hemodialisis. Hemodialisis emergensi dipilih pada pasien ini

    karena dijumpai adanya uremic lung yang merupakan salah satu petanda terjadinya fluid

    overload.

    Anemia terjadi pada /0-%06 pasien 4;. $ekanisme terjadinya anemia pada 4;

    terutama disebabkan oleh defisiensi eritropoetin akibat menurunnya fungsi ginjal. Hal-hal

    yang lain yang ikut berperan dalam terjadinya anemia adalah9 defisiensi besi kehilangan

    darah (misalnya akibat perdarahan saluran cerna atau hematuria) massa hidup eritrosit yang

    pendek akibat terjadinya hemolisis defisiensi asam folat penekanan sumsum tulang oleh

    substansi uremik proses inflamasi akut maupun kronik. Evaluasi terhadap anemia dimulai

    saat kadar hemoglobin #0 gr 6 atau H4: 306 yang meliputi evaluasi terhadap status besi

    (+?:=4?ferritin) mencari sumber perdarahan morfologi eritrosit serta kemungkinan

    adanya hemolisis.& Pada kasus ini pasien mengalami anemia ringan normokromik

    normositer (Hb %&0 gr?d> H4: 3#*06 $4H *''0fl $4@ %#,0pg). Penyebab anemia

    masih ditelusuri dimana salah satu pemeriksaan penunjang yang direncanakan ialah

    pemeriksaan status besi (+?:=4?serum ferritin) untuk menyingkirkan kemungkinan

    defisiensi besi sebagai penyebab anemia pada pasien ini ;oreksi anemia pada penderita 4;

    *#

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    22/57

    dimulai pada kadar Hemoglobin L #0 gr?d> dengan target terapi tercapainya kadar

    hemoglobin antara ##-#* gr?d>. Pemberian tranfusi pada 4; harus dilakukan dengan hati-

    hati berdasarkan indikasi yang tepat dan pemantauan yang cermat. :ranfusi darah yang

    dilakukan secara tidak cermat dapat mengakibatkan kelebihan cairan tubuh dan hyperkalemia

    yang kita ketahui menyebabkan perburukan fungsi ginjal.

    Hipertensi merupakan salah satu temuan klinis lain yang juga sering dijumpai pada

    4;. Pada kasus ini pasien didapatkan dengan hipertensi grade tidak terkontrol

    terkontrol. ;ontrol terhadap tekanan darah sangat penting tidak hanya untuk menghambat

    perburukan 4; tetapi juga untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler.

    Penatalaksanaan hipertensi pada pasien 4; berupa diet rendah garam dan pemberian obat

    antihipertensi golongan A4E inhibitor dan atau Angiotensin 1eceptor =locker (A1=). A4E

    inhibitor dan A1= merupakan pilihan obat antihipertensi untuk pasien 4; karena keduanya

    mengurangi hipertensi glomerulus melalui * mekanisme yaitu9 (#) menurunkan tekanan

    darah sistemik dan menyebabkan vasodilatasi arteriol eferen7 dan (*) meningkatkan

    permeabilitas membran glomerulus dan menurunkan produksi sitokin fibrogenik. A1=

    mempunyai efek samping yang lebih sedikit dibandingkan A4E inhibitor (seperti batuk atau

    hiperkalemia) akan tetapi karena harga A1= lebih mahal maka biasanya A1=

    direkomendasikan bagi pasien yang tidak memberikan respon positif terhadap pengobatan

    dengan A4E inhibitor. Adapun target penurunan tekanan darah yang ingin dicapai pada

    pasien 4; tergantung pada kadar protein dalam urin pasien. Pada pasien dengan kadar

    protein urin C # gr?hari target tekanan darah yang diinginkan ialah L #*,?', mmHg

    sedangkan bila kadar protein dalam urin L # gr?hari target penurunan tekanan darah yang

    diharapkan ialah L #30?/0 mmHg.

    +alah satu manifestasi klinis yang sering dijumpai pada penderita 4; ialah edema

    paru. =erdasarkan mekanisme yang mendasarinya edema paru pada pasien dengan penyakit

    ginjal secara umum dibedakan menjadi9 (#) edema paru renal primer dan (*) edema paru

    sekunder sebagai konsekuensi renal dan jantung. Edema paru renal secara klasik berkaitan

    dengan adanya kelebihan volume cairan ekstraseluler sebagai akibat dari kegagalan eksresi

    air dan natrium. Edema paru mikrovaskular merupakan bentuk edema paru renal primer

    lainnya yang terjadi akibat adanya peningkatan permeabilitas kapiler paru yang mungkin

    disebabkan karena penurunan tekanan onkotik plasma. +edangkan edema paru sekunder

    sebagai konsekuensi ginjal dan jantung biasanya merupakan komplikasi dari kelainan jantung

    yang telah ada sebelumnya misalnya akibat kardiomiopati hipertensif anemik maupun

    uremikum. Pada 4; mekanisme utama yang mendasari terjadinya edema paru ialah fluid

    **

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    23/57

    overload akibat retensi cairan dan natrium. Akibatnya terjadi peningkatan tekanan hidrostatik

    pada kapiler paru yang diikuti oleh terjadinya transudasi cairan dari kapiler paru ke dalam

    ruang interstisial maupun alveolus paru. Adanya cairan yang mengisi ruang alveolus

    mengakibatkan gangguan pada proses difusi gas dari alveolus ke kapiler paru. +ecara klinis

    keadasan ini ditandai oleh adanya keluhan sesak nafas rhonki pada pemeriksaan fisik serta

    gambaran foto thoraD yang mengarah pada kesan suatu edema paru. Pada kasus ini pasien

    mengeluh sesak nafas dan batu berdahak disertai buih ditemukan rhonki () basal bilateral

    dan kesan edema pulmonum pada foto thoraDnya. :emuan-temuan ini mengarahkan dugaan

    adanya edema paru pada pasien ini. Pembatasan asupan air pada pasien 4; sangat perlu

    dilakukan untuk mencegah terjadinya edema dan komplikasi kardiovaskuler. Air yang masuk

    ke dalam tubuh dibuat seimbang dengan air yang keluar baik melalui urin maupun insesible

    "ater loss (!>) antara ,00 sampai /00 ml?hari (sesuai dengan luas permukaan tubuh) maka

    air yang masuk dianjurkan ,00 sampai /00 ml ditambah jumlah urin per hari. Pada pasien ini

    juga dilakukan pengaturan cairan masuk guna mencegah volume overload yang akan

    memperberat edema paru dan edema tungkai yang telah terjadi sebelumnya. Produksi urin

    pasien perhari rata-rata 00 ml ditambah !> (,00 ml) maka jumlah cairan keluar adalah

    ##00 ml sehingga cairan yang diberikan juga harus sejumlah itu. Pasien diasumsikan dapat

    minum # gelas?hari (R *,0 ml) sehingga cairan yang diberikan melalui jalur parenteral

    ialah 00 ml?hari S / tetes?menit. +elain dilakukan pembatasan cairan dilakukan pemberian

    diuretic untuk mengurangi overload cairan sehingga overload cairan yang terjadi di dalam

    tubuh dapat dikeluarkan melalui urin diuretic yang diberikan pada pasien ini adalah dengan

    pemberian >asiD *D0 mg (@) +pironalactone #D*, mg (PK).

    5aktor utama penyebab perburukan fungsi ginjal adalah terjadinya hiperfiltrasi

    glomerulus. +alah satu cara untuk mengurangi keadaan tersebut adalah dengan pembatasan

    asupan protein. Pembatasan asupan protein mulai dilakukan pada >5F 0 ml?menit?#'3m*.

    umlah protein yang dianjurkan ialah 0 - 0/g?kg==?hari yang mana 03,-0,0 gram

    diantaranya sebaiknya merupakan protein dengan nilai biologis tinggi. umlah kalori yang

    diberikan sebesar 30-3, kkal?kg==?hari. iet rendah garam (*-3 gr?hari) juga dianjurkan

    sebagai upaya untuk mencegah volume overload sekaligus sebagai terapi nonfarmakologis

    untuk mengatasi hipertensi.3& Pada pasien ini diberikan diet tinggi kalori 3, kkal?kg==?hari

    dan rendah protein (0/ gr?kg==?hari) serta diet rendah garam (*,0 mg?hari).

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    24/57

    yang banyak dipakai adalah kalsium karbonat (4a4K3) dan kalsium asetat. Pada pasien ini

    diberikan 4a4K3 dengan dosis 3 D ,00 mg.

    BAB III

    TIN:AUAN PUSTAKA

    III.1 De(ini&i

    Edem paru akut adalah akumulasi cairan di interstisial dan alveoulus paru yang

    terjadi secara mendadak. Hal ini dapat disebabkan oleh tekanan intravaskular yang tinggi

    (edem paru kardiak) atau karena peningkatan permeabilitas membran kapiler (edem paru

    non kardiogenik) yang mengakibatkan terjadinya ekstravasasi cairan secara cepat

    sehingga terjadi gangguan pertukaran udara di alveoli secara progresif dan

    mengakibatkan hipoksia(#)

    .

    Edem paru didefinisikan sebagai akumulasi cairan di interstisial dan alveolus.

    Penyebab edem paru(#*)9

    ;ardiogenik atau edem paru hidrostatik atau edem hemodinamik. ;ausa9 infark

    miokars hipertensi penyakit jantung katup eksaserbasi gagal jantung sistolik?

    diastolik dan lainnya.

    8onkardiogenik? edem paru permeabilitas meningkat. ;ausa9 A> dan A1+.

    !alaupun penyebab kedua jenis edem paru tersebut berbeda namun

    membedakannya terkadang sulit karena manifestasi klinisnya yang mirip. ;emampuan

    membedakan penyebab edem paru sangat penting karena berimplikasi pada

    penanganannya yang berbeda. (#3)

    Edema paru-paru merupakan penimbunan cairan serosa atau serosanguinosa

    secara berlebihan di dalam ruang interstisial dan alveolus paru-paru. ika edema timbul

    akut dan luas sering disusul kematian dalam "aktu singkat(#)

    .Edema paru-paru mudah timbul jika terjadi peningkatan tekanan hidrostatik

    dalam kapiler paru-paru penurunan tekanan osmotik koloid seperti pada nefritis atau

    kerusakan dinding kapiler. inding kapiler yang rusak dapat diakibatkan inhalasi gas-gas

    yang berbahaya peradangan seperti pada pneumonia atau karena gangguan lokal proses

    oksigenasi(#*3&).

    Penyebab yang tersering dari edema paru-paru adalah kegagalan ventrikel kiri

    akibat penyakit jantung arteriosklerotik atau stenosis mitralis. Edema paru-paru yang

    disebabkan kelainan pada jantung ini disebut juga e%ema ,a"u !a"%i)#eni! sedangkan

    *&

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    25/57

    edema paru yang disebabkan selain kelainan jantung disebut e%ema ,a"u n)n

    !a"%i)#eni!(#3).

    Edema paru nonkardiogenik adalah penimbunan cairan pada jaringan interstisial

    paru dan alveolus paru yang disebabkan selain oleh kelainan jantung (#3&,).

    III.2 Anat)mi %an i&i)l)#i&

    +ecara harafiah pernapasan berarti pergerakan oksigen dari atmosfer menuju ke

    sel-sel dan keluarnya karbon dioksida dari sel-sel ke udara bebas. Proses pernapasan

    terdiri dari beberapa langkah di mana sistem pernapasan sistem saraf pusat dan sistem

    kardiovaskuler memegang peranan yang sangat penting. Pada dasarnya sistem

    pernapasan terdiri dari suatu rangkaian saluran udara yang menghantarkan udara luar

    agar bersentuhan dengan membran kapiler alveoli yang merupakan pemisah antara

    sistem pernapasan dengan sistem kardiovaskuler(/#3).

    +aluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung faring

    laring trakea bronkus dan bronkiolus atau bronkiolus terminalis. +aluran pernapasan

    dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh membran mukosa yang bersilia. ;etika udara

    masuk ke dalam rongga hidung udara tersebut disaring dihangatkan dan dilembabkan.

    ;etiga proses ini merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epiteltoraks bertingkat bersilia dan bersel goblet (/#3).

    +etelah bronkiolus terminalis terdapat asinus yang merupakan unit fungsional

    paru-paru yaitu tempat pertukaran gas. Asinus terdiri dari (#) bronkiolus respiratorius

    yang terkadang memiliki kantung udara kecil atau alveoli pada dindingnya (*) duktus

    alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoli dan (3) sakusalveolaristerminalis,

    merupakan struktur akhir paru-paru(#&).

    Alveolus pada hakekatnya merupakan suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh

    suatu jalinan kapiler maka batas antara cairan dan gas membentuk suatu tegangan

    permukaan yang cenderung mencegah suatu pengembangan pada "aktu inspirasi dan

    cenderung kolaps pada "aktu ekspirasi. :etapi untunglah alveolus dilapisi oleh Gat

    lipoprotein yang dinamakan surfaktan yang dapat mengurangi tegangan permukaan dan

    mengurangi resistensi terhadap pengembangan pada "aktu inspirasi dan mencegah

    kolaps alveolus pada "aktu ekspirasi (#3).

    1uang alveolus dipisahkan dari interstisium paru oleh sel epitel alveoli tipe

    yang dalam kondisi normal membentuk suatu barrier yang relatif non-permeabel

    *,

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    26/57

    terhadap aliran cairan dari interstisium ke rongga-rongga udara. 5raksi yang besar ruang

    interstisial dibentuk oleh kapiler paru yang dindingnya terdiri dari satu lapis sel endotel

    di atas membran basal sedang sisanya merupakan jaringan ikat yang terdiri dari jalinan

    kolagen dan jaringan elastik fibroblas sel fagositik dan beberapa sel lain. 5aktor

    penentu yang penting dalam pembentukan cairan ekstravaskular adalah perbedaan

    tekanan hidrostatik dan onkotik dalam lumen kapiler dan ruang interstisial serta

    permeabilitas sel endotel terhadap air solut dan molekul besar seperti protein plasma.

    5aktor-faktor penentu ini dijabarkan dalam hukum starling (#3).

    III.

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    27/57

    o ;eracunan oksigen

    :idak langsung

    o +epsis

    o :rauma berat

    o +yok hipovolemik

    o :ransfusi darah berulang

    o >uka bakar

    o Pankreatitis

    o ;oagulasi intravaskular diseminata

    o Anafilaksis

    o Peningkatan tekanan kapiler paru

    /. +indrom kongesti vena

    Pemberian cairan yang berlebih

    :ransfusi darah

    %. Fagal ginjal

    #0. Edema paru neurogenik

    ##. Edema paru karena ketinggian tempat (Altitude)

    #*. Penurunan tekanan onkotik

    +indrom nefrotik

    $alnutrisi

    Hiponatremia

    Penin#!atan Pe"meabilita& Ka,ile"

    *'

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    28/57

    Edema paru biasanya disebabkan peningkatan tekanan pembuluh kapiler paru

    dan akibat peningkatan permeabilitas kapiler alveolar. Edema paru akibat

    peningkatan permeabilitas kapiler paru sering juga disebut acute respiratory distress

    syndrome (A1+)(%#,#).

    Pada keadaan normal terdapat keseimbangan antara tekanan onkotik

    (osmotik) dan hidrostatik antara kapiler paru dan alveoli. :ekanan hidrostatik yang

    meningkat pada gagal jantung menyebabkan edema paru. +edangkan pada gagal

    ginjal terjadi retensi cairan yang menyebabkan volume overload dan diikuti edema

    paru. Hipoalbuminemia pada sindrom nefrotik atau malnutrisi menyebabkan tekanan

    onkotik menurun sehingga terjadi edema paru(%).

    Pada tahap a"al terjadinya edema paru terdapat peningkatan kandungan

    cairan di jaringan interstisial antara kapiler dan alveoli. Pada edema paru akibat

    peningkatan permeabilitas kapiler paru dipikirkan bah"a kaskade inflamasi timbul

    beberapa jam kemudian yang berasal dari suatu fokus kerusakan jaringan tubuh.

    8eutrofil yang teraktivasi akan beragregasi dan melekat pada sel endotel yang

    kemudian menyebabkan pelepasan berbagai toksin radikal bebas dan mediator

    inflamasi seperti asam arakidonat kinin dan histamin. Proses kompleks ini dapat

    diinisiasi oleh berbagai macam keadaan atau penyakit dan hasilnya adalah kerusakan

    endotel yang berakibat peningkatan permeabilitas kapiler alveolar. Alveoli menjadi

    terisi penuh dengan eksudat yang kaya protein dan banyak mengandung neutrofil

    dan sel inflamasi sehingga terbentuk membran hialin. ;arakteristik edema paru

    akibat peningkatan permeabilitas kapiler paru adalah tidak adanya peningkatan

    tekanan pulmonal (hipertensi pulmonal) (%#,##%).

    Aspirasi cairan lambung dapat menyebabkan A1+. =erat ringannya edema

    paru berhubungan dengan derajat pH asam lambung dan volume cairan yang

    teraspirasi. Asam lambung akan tersebar di dalam paru dalam beberapa detik saja

    dan jaringan paru akan terdapat (buffered) dalam beberapa menit sehingga cepat

    menimbulkan edema paru(%).

    Tenggelam (near drowning). Edema paru dapat terjadi pada mereka yang

    selamat dari tenggelam dari air ta"ar atau air laut. Autopsi penderita yang tidak bisa

    diselamatkan menunjukan perubahan patologis paru yang sama dengan perubahan

    pada edema paru karena sebab lain. Pada saat tenggelam korban biasanya

    mengaspirasi sejumlah air. Air ta"ar adalah hipotonis dan air laut adalah hipertonis

    relatif terhadap darah yang menyebabkan pergerakan cairan melalui membran

    */

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    29/57

    alveolar-kapiler ke dalam darah atau ke dalam paru. 1esultante perubahan

    konsentrasi elektrolit dalam darah sebanding dengan volume cairan yang

    diabsorpsi(#0#%).

    Pneumonia. Pemeriksaan histologis dan mikroskop elektron edema paru

    pada infeksi paru menunjukan perubahan yang sama dengan edema paru karena

    peningkatan permeabilitas kapiler paru. $ekanisme dikarenakan terjadinya reaksi

    inflamasi sehingga mengakibatkan kerusakan endotel (#0).

    Emboli lemak. $ekanisme terjadinya emboli lemak sampai saat ini masih

    belum jelas. >emak netral yang mengemboli paru jelas berasal dari lemak dalam

    sumsum tulang yang dilepaskan oleh tenaga mekanik. $ungkin triolein dari lemak

    netral sebagian dihidrolisis menjadi asam lemak bebas oleh lipoprotein lipase dalam

    paru dan kerusakan utama pada paru disebabkan oleh asam lemak bebas. 8amun

    demikian sebagian kerusakan paru mungkin terjadi melalui hipertensi pulmonal

    yang disebabkan oleh embolisasi trombositopenia yang diinduksi oleh lemak yang

    bersirkulasi atau koagulasi dan lisis fibrin dalam paru. Apa pun penyebabnya

    gambaran histologisnya sama dengan edema paru karena peningkatan permeabilitas

    dengan gambaran tambahan berupa globul lemak dalam pembuluh darah kecil dan

    lemak bebas dalam ruang alveolar. Emboli lemak banyak ditemukan pada kasus

    patah tulang panjang terutama femur atau tibia(#0).

    Inalasi baan kimia toksik. nhalasi bahan kimia toksik dapat menyebabkan

    lesi paru seperti yang disebabkan oleh inhalasi asap. Edema paru dilaporkan dapat

    disebabkan akibat paparan terhadap fosgen klorin oksida nitrogen oGon sulfur

    dioksida oksida metalik uap asam dan uap bahan kimia kompleks lainnya. 5osgen

    adalah gas yang sangat reaktif dan banyak dihasilkan oleh industri-industri

    penghasil polimer pharmaceutical dan metalurgi. +enya"a induk fosgen adalah

    chloroform dan gas fosgen merupakan metabolit toksiknya. ika terhisap oleh

    manusia pada konsentrasi tertentu menyebabkan edema paru-paru akibat adanya

    gangguan keseimbangan cairan yang ada dan meningkatkan peroksida lipid dan

    permeabilitas pembuluh darah (#0*0).

    !eracunan oksigen. Kksigen dalam konsentrasi tinggi ternyata toksik

    terhadap paru. Edema paru dapat terjadi *& '* jam setelah terpapar oksigen #006.

    >esi yang ditimbulkan secara histologis mirip dengan edema paru yang ditimbulkan

    akibat peningkatan permeabilitas kapiler paru. i ba"ah mikroskop elektron

    perubahan dini yang terjadi adalah penebalan ruang interstisial oleh cairan edema

    *%

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    30/57

    yang berisi serat fibrin leukosit trombosit dan makrofag. ni terjadi sebelum

    tampak kerusakan endotel(%).

    "epsis. +eptikemia karena basil gram negatif infeksi ekstrapulmonal

    merupakan faktor penyebab penting edema paru karena peningkatan permeabilitas

    kapiler paru(%).

    Inalasi asap dan luka bakar saluran napas. ;erusakan saluran napas telah

    lama diketahui menjadi penyebab mortalitas utama pada penderita luka bakar dan

    sekarang jelas bah"a inhalasi asap tanpa luka bakar termis juga menjadi penyebab

    kematian utama. enis kerusakan saluran napas tergantung dari jenis bahan yang

    terbakar dan Gat kimia yang terkandung di dalam asap yang ditimbulkan (3).

    Pankreatitis. Pelepasan Gat-Gat seperti tripsin fosfolipase A dan kalikrein

    selama pankreatitis diduga mendasari mekanisme terjadinya edema paru. :ingginya

    konsentrasi protein cairan edema menyokong diagnosis ini (%#%).

    Sin%")m K)n#e&ti ena

    Peningkatan tekanan kapiler paru dan edema paru dapat terjadi pada

    penderita dengan kelebihan cairan intravaskular dengan ukuran jantung normal.

    Ekspansi volume intravaskular tidak perlu terlalu besar untuk terjadinya kongesti

    vena karena vasokontriksi sistemik dapat menyebabkan pergeseran volume darah ke

    dalam sirkulasi sentral. +indrom ini sering terjadi pada penderita yang mendapat

    cairan kristaloid atau darah intravena dalam jumlah besar terutama pada penderita

    dengan gangguan fungsi ginjal ataupun karena gagal ginjal itu sendiri (terjadi

    retensi air). Pemberian kortikosteroid menyebabkan gangguan kongesti vena lebih

    lanjut(%#0) +indrom kongesti vena (fluidoverload) ini sering terjadi pada penderita

    dengan trauma yang luas yang mendapat cairan dalam jumlah besar untuk

    menopang sirkulasi. Pada fase penyembuhan terjadilah edema paru. ;eadaan ini

    sering dikacaukan dengan gagal jantung kiri atau A1+ (acute respiratory distress

    syndrome)(%).

    E%em Pa"u Neu")#eni!

    ;eadaan ini terjadi pada penderita yang mengalami trauma kepala kejang-

    kejang atau peningkatan tekanan intrakranial yang mendadak. iduga dasar

    mekanisme edema paru neurogenik adalah adanya rangsangan hipotalamus (akibat

    penyebab di atas) yang menyebabkan rangsangan pada sistem adrenergik yang

    kemudian menyebabkan pergeseran volume darah dari sirkulasi sistemik ke sirkulasi

    pulmonal dan penurunan IcomplianceJ ventrikel kiri. Akibatnya terjadi penurunan

    30

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    31/57

    pengisian ventrikel kiri T tekanan atrium kiri meningkat dan terjadilah edema paru.

    (#0#%).

    Pada penderita dengan trauma kepala edema paru dapat terjadi dalam "aktu

    singkat. $ekanisme neurogenik mungkin dapat menjelaskan terjadinya edema paru

    pada penderita pemakai heroin(#0#/).

    E%em Pa"u Ka"ena Ketin##ian Tem,at

    Penyakit ini secara khas menyerang orang-orang muda yang berada pada

    ketinggian di atas *'00 meter (%000 kaki). Penyebab keadaan ini tidak diketahui

    diduga mekanismenya adalah hipoksia karena ketinggian menyebabkan

    vasokontriksi arteriole paru dan kegiatan yang berlebih (e#ercise$ merangsang

    peningkatan kardiak output dan peningkatan tekanan arteri pulmonal akibatnya

    terjadilah edema paru (#0###%).

    Fejala-gejala yang paling sering ditemukan adalah batuk napas pendek

    muntah-muntah dan perasaan nyeri dada. Fejala-gejala tersebut terjadi dalam 3

    jam setelah tiba di tempat yang tinggi (#0###%).

    :idak semua orang menderita penyakit ini bahkan orang-orang yang terkena

    penyakit ini pun tidak mendapatkan gejala-gejala setiap kali terkena pengaruh

    tempat tinggi itu. ;esembuhan dapat terjadi dalam "aktu &/ jam serta selanjutnya

    penderita dapat tetap bertempat tinggal di tempat tinggi tanpa gejala-gejala.

    Pengobatan suportif dapat diberikan bila ada indikasi(#0###%).

    =agaimanapun penyakit ini dapat kambuh kembali setelah penderita kembali

    ke daerah yang letaknya tinggi setelah berkunjung meski singkat ke daerah yang

    terletak lebih rendah.(#0###%).

    E%em Pa"u Ka"ena Sin%")m Ne(")ti!

    !alaupun edema hampir selalu ditemukan untuk beberapa "aktu dalam

    perjalanan penyakit dan merupakan tanda yang mendominasi pola klinis namun

    merupakan tanda yang paling variabel di antara gambaran terpenting sindroma

    nefrotik terutama edema paru(#0#,).

    $ekanisme terbentuknya edema sangat kompleks7 beberapa faktor adalah9

    (#)Penurunan tekanan koloid osmotik plasma akibat penurunan konsentrasi albumin

    serum7 bertanggungja"ab terhadap pergeseran cairan ekstraselular dari

    kompartemen intra-vaskular ke dalam interstisial dengan timbulnya edema dan

    penurunan volume intravaskular. (*) Penurunan nyata eksresi natrium kemi akibat

    peningkatan reabsorpsi tubular. $ekanisme meningkatnya reabsorpsi natrium tidak

    3#

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    32/57

    dimengerti secara lengkap tetapi pada prinsipnya terjadi akibat penurunan volume

    intravaskular dan tekanan koloid osmotik. :erdapat peningkatan ekskresi renin dan

    sekresi aldosteron. (3)Retensi air(/#,).

    Penurunan tekanan koloid osmotik plasma dan retensi seluruh natrium yang

    dikonsumsi saja tidaklah cukup untuk berkembangnya edema pada sindrom nefrotik.

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    33/57

    Edem paru terjadi jika terdapat perpindahan cairan Udari darah ke ruang

    interstisial atau ke alveoli yang melebihi jumlah pengembalian cairan ke dalam

    pembuluh darah dan aliran cairan ke sistem pembuluh limfe. alam keadaan normal

    terjadi pertukaran dari cairan koloid dan solute dari pembuluh darah ke ruangan

    interstisial. +tudi eksperimental membuktikan bah"a hukum +tarling dapat diterapkan

    pada sirkulasi paru sama dengan sirkulasi sistemik.

    V(iv-int)2;fW(Piv-Pint) df(iv-int)X

    V 2 kecepatan transudasi dari pembuluh darah ke ruang interstisial

    Piv 2 tekanan hidrostatik intravaskular

    Pint 2 tekanan hidrostatik interstisial

    iv 2 tekanan osmotik koloid intravaskular

    int 2 tekanan osmotik koloid interstisial

    f 2 koefisien refleksi protein

    ;f 2 kondukstan hidraulik

    *. +istem >imfatik

    +istem limfatik ini dipersiapkan untuk menerima larutan koloid dan cairan

    balik dari pembuluh darah. Akibat tekanan yang lebih negatif di daerah interstisialperibronkhial dan perivaskular. engan peningkatan kemampuan dari interstisium

    alveolar ini cairan lebih sering meningkat jumlahnya di tempat ini ketika kemampuan

    memompa dari saluran limfatik tersebut berlebihan. =ila kapasitas dari saluran limfe

    terlampaui dalam hal jumlah cairan maka akan terjadi edema. iperkirakan pada

    pasien dengan berat '0 kg dalam keadaan istirahat kapasitas sistem limfe kira-kira *0

    ml?jam. Pada percobaan didapatkan kapasitas sistem limfe bisa mencapai *00 ml?jam

    pada orang de"asa dengan ukuran rata-rata. ika terjadi peningkatan tekanan atrium

    kiri yang kronik sistem limfe akan mengalami hipertrofi dan mempunyai kemampuan

    untuk mentransportasi filtrat kapiler dalam jumlah yang lebih besar yang dapat

    mencegah terjadinya edem. +ehingga sebagai konsekuensi terjadinya edema

    interstisial saluran nafas yang kecil dan pembuluh darah akan terkompresi (#&)

    E%em Pa"u Ka"%i)#eni!

    Edem paru kardiogenik atau edem volume overload terjadi karena

    peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler paru yang menyebabkan peningkatan

    filtrasi cairan transvaskular ketika tekanan interstisial paru lebih besar daripada

    33

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    34/57

    tekanan pleural maka cairan bergerak menuju pleura visceral yang menyebabkan efusi

    pleura. +ejak permeabilitas kapiler endotel tetap normal maka cairan edem ayng

    meninggalkan sirkulasi memiliki kandungan protein yang rendah. Peningkatan

    tekanan hidrostatik di kapiler pulmonal biasanya berhubungan dengan peningkatan

    tekanan vena pulmonal akibat peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan

    tekanan atrium kiri. Peningkatan ringan tekanan atrium kiri (#/-*, mmHg)

    menyebabkan edema di perimikrovaskuler dan ruang interstisial peribronkovaskular.

    ika tekanan atrium kiri meningkat lebih tinggi (C*,) maka cairan edem akan

    menembus epitel paru membanjiri alveolus. ;ejadian tersebut akan menimbulkan

    lingkaran setan yang terus memburuk oleh proses sebagai berikut (3&).

    - meningkatnya kongesti paru akan menyebabkan desaturasi menurunnya pasokan

    oksigen miokard dan akhirnya semakin memburuknya fungsi jantung

    - hipoksemia dan meningkatnya cairan di paru menimbulkan vasokonstriksi

    pulmonal sehingga meningkatkan tekanan ventrikel kanan. Peningkatan tekanan

    ventrikel kanan melalui mekanisme interdependensi ventrikel akan semakin

    menurunkan fungsi ventrikel kiri

    - insufesiensi sirkulasi akan menyebabkan asidosis sehingga memperburuk fungsi

    jantung.

    Penghapusan cairan edem dari ruang udara paru tergantung pada transpor

    aktif natrium dan klorida melintasi barier epitel yang terdapat pada membran apikal

    sel epitel alveolar tipe dan serta epitel saluran nafas distal. 8atrium secara aktif

    ditranspor keluar ke ruang instrstisial dengan cara 8a?;-A:Pase yang terletak pada

    membran basolateral sel tipe . Air secara pasif mengikuti kemungkinan melalui

    auaporins yang merupakan saluran air yang ditemukan terutama pada epitel alveolar

    sel tipe (3&)

    3&

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    35/57

    Edem paru akut kardiogenik ini merupakan bagian dari spektrum klinis Acute

    Heart 5ailure +yndrome (AH5+). AH5+ ini didefinisikan sebagai munculnya gejala

    dan tanda secara akut yang merupakan sekunder dari fungsi jantung yang tidak

    normal (#3&).

    +ecara patofisiologi edem paru kardiogenik ditandai dengan transudai cairan

    dengan kandungan protein yang rendah ke paru akibat terjadinya peningkatan

    tekanan di atrium kiri dan sebagian kapiler paru. :ransudasi ini terjadi tanpa

    perubahan pada permeabilitas atau integritas dari membran alveoli-kapiler dan hasil

    3,

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    36/57

    akhir yang terjadi adalah penurunan kemampuan difusi hiposemia dan sesak nafas

    (#3&)

    +eringkali keadaan ini berlangsung dengan derajat yang berbeda-beda.

    ikatakan pada stage # distensi dan keterlibatan pembuluh darah kecil di paru akibat

    peningkatan tekanan di atrium kiri dapat memperbaiki pertukaran udara di paru dan

    meningkatkan kemampuan difusi dari gas karbon monoksida. Pada keadaan ini akan

    terjadi sesak nafas saat melakukan aktivitas fisik dan disertai ronkhi inspirasi akibat

    terbukanya saluran nafas yang tertutup (#3&)

    Apabila keadaan berlanjut hingga derajat berikutnya atau stage * edem

    interstisial diakibatkan peningkatan cairan pada daerah interstisial yang longgar

    dengan jaringan perivaskular dari pembuluh darah besar hal ini akan mengakibatkan

    hilangnya gambaran paru yang normal secara radiografik dan petanda septum

    interlobuler (garis kerley =). Pada derajat ini akan terjadi kompetisi untuk

    memperebutkan tempat antara pembuluh darah saluran nafas dan peningkatan

    jumlah cairan di daerah di interstisium yang longgar tersebut dan akan terjadi

    pengisian di lumen saluran nafas yang kecil yang menimbulkan refleks

    nronkokonstriksi. ;etidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi aka mengakibatkan

    terjadinya hipoksemia yang berhubungan dengan ventilasi yang semakin memburuk.

    Pada keadaan infark miokard akut misalnya beratnya hipoksemia berhubungan

    dengan tingkat peningkatan tekanan baji kapiler paru. +ehingga seringkali ditemukan

    manifestasi klinis takipnea (#*&)

    Pada proses yang terus berlanjut atau meningkat menjadi stage 3 dari edem

    paru tersebut proses pertukaran gas sudah menjadi abnormal dengan hipoksemia

    yang berat dan seringkali hiperkapnea. Alveolar yang sudah terisi cairan ini terjadi

    akibat sebagian besar saluran nafas yang besar terisi cairan berbusa dan mengandung

    darah yang seringkali dibatukkan keluar oleh si pasien. +ecara keseluruhan kapasitas

    vital dan volume paru semakin berkurang di ba"ah normal. :erjadi pirai dari kanan

    ke kiri pada intrapulmonal akibat perfusi dari alveoli yang telah terisi cairan.

    !alaupun hiperkapnea yang terjadi pada a"alnya tetapi apabila keadaan semakin

    memburuk maka dapat terjadi hiperkapnea dengan asidosis respiratorik akut apalagi

    bila pasien sebelumnya telah menderita penyakit paru obstruktif kronik. alam hal

    ini terapi morfin yang telah diketahui memiliki efek depresi pada pernafasan apabila

    akan dipergunakan harus dengan pemantau yang ketat(#3&)

    3

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    37/57

    Edem paru kardiogenik disebabkan oleh peningkatan tekanan hidrostatik

    maka sebaliknya edem paru nonkardiogenik disebabkan oleh peningkatan

    permeabilitas pembuluh darah paru yang menyebabkan meningkatnya cairan dan

    protein masuk ke dalam interstisial paru dan alveolus. 4airan edem paru

    nonkardiogenik memiliki kadar protein tinggi karena membran pembuluh darah lebih

    permeabel untuk dile"ati oleh moleku besar seperti protein plasma. =anyaknya

    cairan edem tergantung pada luasnya edem interstisial ada atau tidak adanya cidera

    pada epitel alveolar dan acute lung injury di mana terjadi cedera epitel alveolar yang

    menyebabkan penurunan kemampuan untuk menghilangkan cairan alveolar (#&,).

    III.;. Mani(e&ta&i Klini&

    Fejala paling umum dari pulmonary edem adalah sesak nafas. ni mungkin adalah

    penimbunan yang berangsur-angsur jika prosesnya berkembang secara perlahan atau ia

    dapat mempunyai penimbulan yang tiba-tiba pada kasus dari pulmonary edem akut.

    Fejala-gejala umum lain mungkin termasuk mudah lelah lebih cepat mengembangkan

    sesak nafas daripada normal dengan aktivitas yang biasa (dyspnea on eDertion) nafas

    yang cepat (takipnea) kepeningan atau kelemahan (3&,*3).

    :ingkat oksigen darah yang rendah (hypoDia) mungkin terdeteksi pada pasien-pasien dengan pulmonary edem. >ebih jauh atas pemeriksaan paru-paru dengan

    stethoscope dokter mungkin mendengar suara-suara paru yang abnormal seperti rales

    atau crakles (suara-suara mendidih pendek yang terputus-putus yang berkoresponden

    pada muncratan cairan dalam alveoli selama bernafas (3&**).

    $anifestasi klinis edem paru secara spesifik juga dibagi dalam 3 stadium (*3)9

    +tadium #

    Adanya distensi dan pembuluh darah kecil paru yang prominen akan

    memperbaiki pertukaran gas di paru dan sedikit meningkatkan kapasitas difusi gas

    4K. ;eluhan pada stadium ini mungkin hanya berupa adanya sesak nafas saat

    bekerja. Pemeriksaan fisik juga tak jelas menemukan kelainan kecuali mungkin

    adanya ronkhi pada saat inpsirasi karena terbukanya saluran nafas yang tertutup saat

    inspirasi.

    +tadium *

    3'

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    38/57

    Pada stadium ini terjadi edem paru interstisial. =atas pembuluh darah paru

    menjadi kabur demikian pula hilus juga menjadi kabur dan septa interlobularis

    menebal (garis kerley =). Adanya penumpukan cairan di jaringan kendor interstisial

    akan lebih memperkecil saluran nafas kecil terutama di daerah basal oleh karena

    pengaruh gravitasi. $ungkin pula terjadi refleks bronkhokonstriksi. +ering terdengar

    takipnea. $eskipun hal ini merupakan tanda gangguan fungsi ventrikel kiri tetapi

    takipnea juga membantu memompa aliran limfe sehingga penumpukan cairan

    interstisial diperlambat. Pada pemeriksaan spirometri hanya terdapat sedikit

    perubahan saja.

    +tadium 3

    Pada stadium ini terjadi edem alveolar. Pertukaran gas sangat terganggu terjadi

    hipoksemia dan hipokapsia. Penderita nampak sesak sekali dengan batuk berbuih

    kemerahan. ;apasitas vital dan volume paru yang lain turun dengan nyata. :erjadi

    right to left intrapulmonary shunt. Penderita biasanya menderita hipokapsia tetapi

    pada kasus yang berat dapat terjadi hiperkapnia dan acute respiratory acidemia. Pada

    leadaan ini morphin harus digunakan dengan hati-hati (ngram dan =raun"ald#%//).

    Edem paru yang terjadi setelah infark miokard akut biasanya akibat hipertensi

    kapiler paru. 8amun percobaan pada anjing yang dilakukan ligasi arteriakoronaria

    terjadi edem paru "alaupun tekanan kapiler paru normal yang dapat dicegah dengan

    pemberian indomethacin sebelumnya. iperkirakan bah"a dengan menghambat

    cyclooDgenase atau cyclic nucleotide phosphodiesterase akan mengurangi edem paru

    sekunder akibat peningkatan permeabilitas alveolar-kapiler. Pada manusia masih

    memerlukan penelitian lebih lanjut. ;adang-kadang penderita dengan nfark $iokard

    Akut dan edem paru tekanan kapiler parunya normal. Hal ini mungkin disebabkan

    lambatnya pembersihan cairan edem secara radiografi meskipun tekanan kapiler parusudah turun atau kemungkinan lain pada beberapa penderita terjadi peningkatan

    permeabilitas alveolus kapiler parus ekunder oleh karena adanya isi sekuncup yang

    reendah seperti pada cardiogenic shock lung.

    Edem paru kardiogenik ini merupakan spektrum klinis Acute Heart 5ailure

    +yndrome (AH5+). AH5+ didefinisikan sebagai9 munculnya gejala dan tanda secara

    akut yang merupakan sekunder dari fungsi jantung yang tidak normal. European

    +ociety of 4ardiology (E+4) membagi AH5+ menjadi klasifikasi yaitu(&,*&)9

    E+4 # 9 Acute decompensated Heart 5ailure

    3/

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    39/57

    E+4 * 9 Hypertensive acute heart failure

    E+4 3 9 Pulmonary oedema

    E+4 & 9 4ardiiogenik shockY

    E+4 , 9 High output failure AH5 pada sepsis

    E+4 9 1ight heart failure

    =ila edem paru kardiogenik disebabkan oleh peningkatan tekanan hidrostatik

    maka sebaiknya edem paru nonkardiogenik disebabkan oleh peningkaan

    permeabilitas pembuluh darah paru yang menyebabkan meningkatnya cairan dan

    protein masuk ke dalam interstisial paru dan alveolus. 4airan edem paru

    nonkardiogenik memiliki kadar protein kadar proein tinggi karena membran

    pembuluh darah lebih permeabel untuk dile"ati oleh protein plasma. Akumulasi

    cairan edem ditentukan oleh keseimbangan antara kecepatan filtrasi cairan ke dalam

    paru dan kecepaan cairan tersebu dikeluarkan dari alveoli dan interstisial (&,*&).

    III./. Dia#n)&i&

    :ampilan klinis edem paru kardiogenik dan nonkardiogenik mempunyai

    beberapa kemiripan.

    Anamne&i&Anamnesis dapat menjadi petunjuk ke arah kausa edem paru misalnya adanya

    ri"ayat sakit jantung ri"ayat gejala yang sesuai dengan gagal jantung kronik. Edem

    paru akut kardiak kejadiannya sangat cepat dan terjadi hipertensi pada kapiler paru

    secara ekstrim. ;eadaan ini merupakan pengalaman yang yang menakutkan bagi pasien

    karena mereka batuk-batuk dan seperti seseorang yang akan tenggelam (#,).

    ;has pada edem paru non kardiogenik didapatkan bah"a a"itan penyakit ini

    berbeda-beda tetapi umumnya akan terjadi secara cepat. Penderita sering sekali

    mengeluh tentang kesulitan bernapas atau perasaan tertekan atau perasaan nyeri pada

    dada. =iasanya terdapat batuk yang sering menghasilkan riak berbusa dan ber"arna

    merah muda. :erdapat takipnue serta denyut nadi yang cepat dan lemah biasanya

    penderita tampak sangat pucat dan mungkin sianosis.(*3&,#/#%*0).

    Peme"i!&aan i&i!

    :erdapat takipnea ortopnea (menifestasi lanjutan). :akikardia hipotensi atau

    teknan darah bisa meningkat. Pasien biasanya dalam posisi duduk agar dapat

    mempergunakan otot-otot bantu nafas dengan lebih baik saat respirasi atau sedikit

    3%

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    40/57

    membungkuk ke depan akan terlihat retraksi inspirasi pada sela interkostal dan fossa

    supraklavikula yang menunjukan tekanan negatif intrapleural yang besar dibutuhkan

    pada saat inpsirasi batuk dengan sputuk yang ber"arna kemerahan (pink frothy sputum)

    serta @P meningkat. Pada pemeriksaan paru akan terdengar ronki basah setengah

    lapangan paru atau lebih dan terdapat "heeGing. Pemeriksaan jantung dapat ditemukan

    ditemukan gallop bunyi jantung 3 dan &. :erdapat juga edem perifer akral dingin

    dengan sianosis (sda). an pada edem paru non kardiogenik didapatkan khas bah"a

    Pada pemeriksaan fisik pada perkusi terdengar keredupan dan pada pemeriksaan

    auskultasi di dapat ronki basah dan bergelembung pada bagian ba"ah dada(&).

    Peme"i!&aan ,enun-an#

    Peme"i!&aan Lab)"at)"ium

    Pemeriksaan laboratorim yang relevan diperlukan untuk mengkaji etiologi edem

    paru. Pemeriksaan tersebut diantaranya pemeriksaan hematologi? darah rutin fungsi

    ginjal elektrolit kadar protein urinalisa gas darah enGim jantung (4;-$= troponin )

    dan =rain 8atriuretic Peptide (=8P). =8P dan prekursornya pro =8P dapat digunakan

    sebagai rapid test untuk menilai edem paru kardiogenik pada kondisi ga"at darurat.

    ;adar =8P plasma berhubungan dengan pulmonary artery occlusion pressure left

    ventricular end-diastolic pressure dan left ventricular ejection fraction. ;hususnya pada

    pasien gagal jantung kadar pro =8P sebesar #00pg?ml akurat sebagai prediktor gagal

    jantung pada pasien dengan efusi pleura dengan sensitifitas %#6 dan spesifitas %36

    (>orraine et al) . 1ichard dkk melaporkan bah"a nilai =8P dan Pro =8P berkorelasi

    dengan >@ filling pressure (pasuate *00&). Pemeriksaan =8P ini menjadi salah satu tes

    diagnosis untuk menegakkan gagal jantung kronis berdasarkan pedoman diagnosis dan

    terapi gagal jantung kronik Eropa dan Amerika. =ukti penelitian menunjukan bah"a pro

    =8P?=8P memiliki nilai prediksi negatif dalam menyingkirkan gagal jantung dari

    penyakit penyakit lainnya.

    Ra%i)l)#i

    Pada foto thoraD menunjukan jantung membesar hilus yang melebar pedikel

    vaskuler dan vena aGygos yang melebar serta sebagai tambahan adanya garis kerley A =

    dan 4 akibat edema instrestisial atau alveolar seperti pada gambaran ilustrasi (4remers

    *0#0 harun n saly *00%). >ebar pedikel vaskuler L 0 mm pada foto thoraD postero-

    anterior terlihat pada %06 foto thoraD normal dan lebar pedikel vaskuler C /,6

    ditemukan /06 pada kasus edem paru. +edangkan vena aGygos dengan diameter C ' mm

    dicurigai adanya kelainan dan dengan diameter C #0 mm sudah pasti terdapat kelainan

    &0

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    41/57

    namun pada posisi foto thoraD telentang dikatakan abnormal jika diameternya C #, mm.

    Peningkatan diameter vena aGygos C 3 mm jika dibandingkan dengan foto thoraD

    sebelumnya terkesan menggambarkan adanay overload cairan ().

    Faris kerley A merupakan garis linier panjang yang membentang dari perifer

    menuju hilus yang disebabkan oleh distensi saluran anastomose antara limfatik perifer

    dengan sentral. Faris kerley = terlihat sebagai garis pendek dengan arah horiGontal #-*

    cm yang terletak dekat sudut kostofrenikus yang menggambarkan adanya edem septum

    interlobuler. Faris kerley 4 berupa garis pendek bercabang pada lobus inferior namun

    perlu pengalaman untuk melihatnya karena terlihat hampir sama dengan pembuluh darah

    ().

    Fambar foto thoraD dapat dipakai untuk membedakan edem paru kardiogenik dan

    edem paru non krdiogenik. !alaupun tetap ada keterbatasan yaitu antara lain bah"a

    edem tidak akan tampak secara radiologi sampai jumlah air di paru meningkat 306.

    =eberapa masalah teknik juga dapat mengurangi sensitivitas dan spesifitas rontgen paru

    seperti rotasi inspirasi ventilator posisi pasien dan posisi film (#0**).

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    42/57

    5oto thoraD lateral menunjukan adanya edemainterstitial yang mencolok dan efusi pleura.

    5oto menunjukan adanya kardiomegali efusi

    pleura bilateral dan opasitas alveolar pada

    pasien dengan edema paru.

    5oto menunjukkan edema paru akut pada pasien

    yang diketahui memiliki iskemik kardiomiopati.

    itemukan ;erley = lines (tebal # mm dan

    panjang # cm) di lobus ba"ah dan ;erley Alines di lobus atas

    &*

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    43/57

    %at&s 'ing

    Pneumonia dengan komplikasi syok septik

    dan A1+. nfiltrar alveolar diffus tampak

    tidak merata dan terjadi bilateral dengan

    gambaran bronkogram udara (panah) yang

    merupakan karakteristik dari 84PE dan

    cedera paru akut. $eskipun terlibat lobus

    kiri atas relatif bersih

    Fambaran 1adiologi posisi AP menunjukkan

    opasitas alveolar bilateral pada pasien

    dengan perdarahan subarachnoid yang

    berkembang menjadi edema paru neurogenik

    &3

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    44/57

    4:-+can

    4:-+can resolusi tinggi dapat menunjukkan konsolidasi "ilayah udara luas

    yang mungkin memiliki distribusi yang dominan di daerah paru-paru.

    +ebuah pola retikuler dengan distribusi anterior mencolok sering ditemuin

    pada 4:-+can pada penderita A1+ hal ini terkait dengan durasi tekanan-

    dikendalikan ventilasi invers-rasio.

    E!h)!a"%i)#"a(i

    Pemeriksaan ini merupakan baku emas untuk mendeteksi disfungsi ventrikel kiri.

    Ekhokardiografi dapat mengevaluasi fungsi miokard dan fungsi katup sehingga dapat

    dipakai dalam mendiagnosis penyebab edem paru (&,*&*,)

    &&

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    45/57

    EK*

    Pemeriksaan E;F bias 8ormal atau seringkali didapatkan tanda-tanda iskemik

    atau infark miokard akut dengan edema paru. Pasien dengan krisis hipertensi gambaran

    E;F biasanya menunjukan gambaran hipertrofi ventrikel kiri. Pasien dengan edem paru

    kardiogenik tetapi yang non iskemik biasanya menunjukan gambaran gelombang :

    negative yang melebar dengan V: memanjang yang khas dimana akan membaik dalam

    *& jam setelah klinis stabil dan menghilang dalam # minggu. Penyebab dari non iskemik

    ini belum diketahui tetapi beberapa keadaan yang dikatakan dapat menjadi penyebab

    antara lain9 iskemia sub-endokardial yang berhubungan dengan peningkatan tekanan

    pada dinding peningkatan akut dari tonus simpatis kardiak yang berhubungan dengan

    peningkatan tekanan pada dinding peningkatan akut dari tonus simpatis kardiak atau

    peningkatan elektrikal akibat perubahan metabolic atau katekolamin (&,).

    Kate"i&a&i Pulm)nal

    Pengukuran tekanan baji pulmonal (pulmonary artery occlusion pressure?PAKP)

    dianggap sebagai pemeriksaan baku emas untuk menentukan penyebab edem paru akut

    (*,).

    Algoritma diagnosis edem paru kardiogenik dan non kardiogenik9 (*&*,)

    &,

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    46/57

    III.?. Penatala!&anaan

    Penatala!&anaan e%em ,a"u n)n !a"%i)#eni!'

    a. +upportif

    $encari dan menterapi penyebabnya. Zang harus dilakukan adalah 9

    - support kardiovaskular

    - terapi cairan

    - renal support

    - pengelolaan sepsis

    b. @entilasi

    $enggunakan ventlasi protective lung atau protocol ventilasi A1+ net

    Pengobatan yang dilakukan di arahkan terhadap penyakit primer yang menyebabkan

    terjadinya edema paru tersebut disertai pengobatan suportif terutama mempertahankan

    oksigenasi yang adekuat dan optimalisasi hemodinamik sehingga diharapkan

    &

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    47/57

    mekanisme kompensasi tubuh akan bekerja dengan baik bila terjadi gagal

    multiorgan(*#,#).

    Pemberian oksigen sering berguna untuk meringankan dan menghilangkan

    rasa nyeri dada dan bila memungkinkan dapat dicapai paling baik dengan

    memberikan tekanan positif terputus-putus. ;ebutuhan untuk intubasi dan ventilasi

    mekanik mungkin akan semakin besar sehingga pasien harus dira"at di unit

    pera"atan intensif (4

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    48/57

    noradrenalin mungin diperlukan untuk mempertahankan tekanan darah sistemik dan

    curah jantung yang cukup terutama pada pasien dengan sepsis (vasodilatasi sistemik)

    (%#%).

    nhalasi 8K telah digunakan sebagai vasodilator arteri pulmonal yang selektif.

    ;arena diberikan secara inhalasi sehingga terdistribusi pada daerah di paru-paru yang

    menyebabkan vasodilatasi. @asodilatasi yang terjadi pada alveoli yang terventilasi

    akan memperbaiki disfungsi ventilasi?perfusi sehingga dengan demikian fungsi

    pertukaran gas membaik. 8K secara cepat diinaktivasi oleh hemoglobin sehingga

    mencegah reaksi sistemik(%)

    +trategi terapi suportif terkini yang dalam uji coba9 (%)

    #. Perbaikan metode ventilator (beberapa cara terbaru)

    >ungprotective ventilation dengan higher PEEP

    [ 8on invasive positive pressure ventilation

    [ High freuency ventilation

    [ :racheal gas insuflation

    [ Proportional- assist ventilation

    [ nverse ratio ventilation dan air"ay pressure-release ventilation

    *. +urfactant replacement therapy dengan memakai aerosol surfaktan sintetishasilnya mengece"akan tetapi dengan memakai natural mamalia surfactant dan

    perbaikan alat aerosol terbukti memperbaiki stabilitas alveolar mengurangi

    insidens atelektasis?intrapulmonary shunting. $eningkatkan efek antibakterial dan

    antiinflamasi.

    3. EDtra corporeal gas eDchange Prone positioning terbukti baik dalam oksigenasi

    karena terjadi shift perfusi dan perbaikan gas eDchage 5luorocarbon liuid-assisted

    gas eDchange

    &. Antiinflamasi

    a. fluorokortikoid dosis tinggi

    b. anti endotoDin monoclonal antibody

    c. anti :85-a

    d. anti >-#

    e. activated protein 4

    f. antioksidan g. #. 8-asetilsistein

    &/

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    49/57

    ,. prosistein oDygen free radical scavenger &. precursor flutathine h. agonis?inhibitor

    prostaglandin

    . ketokonaGol \ inhibitor daripada tromboksan dan leukotrien?menekan

    pembentukan dan pelepasan :85-a dari makrofag

    '. lisofilin dan pentoksifilin \ suatu fosfordiesterase inhibitor memperlambat

    kemotaksis neutrofil k. anti >-/ platelet activating factor inhibitor l. enhance

    resolution of alveolar edema dengan vasopresor?b* agonis m. enhance repair of >

    alveolar epithelial barrier dengan hepatocyte gro"th factor dankeratinocyte gro"th

    factorY

    Penatala!&anaan e%em ,a"u !a"%i)#eni!(*&*,)

    9

    +asarannya adalah mencapai oksigenasi adekuat memelihara stabilitas

    hemodinamik dan mengurangi stress miokard dengan menurunkan preload dan afterload.

    +istematikanya 9

    - Posisi setengah duduk

    - Kksigen terapi

    - $orphin @ *, mg

    - iuretik- 8itroglyserin

    - notropik

    =ukti penelitian menunjukan bah"a pilihan terapi yang terbaik adalah vasodilator

    intravena sedini mungkin (8itroglyserin nitropruside) dan diuretika dosis rendah.

    8itrogliserin merupakan terapi lini pertama pada semua pasien AH5 dengan tekanan darah

    sistolik C %,-#00 mmHg dengan dosis *0 mikrogram?min sapai *00 mikrogram?min

    (rekomendasi E+4 A). =ahkan dosis yang sangat rendah (L 0, mikogram?kg?min) dari

    nitroglycerin akan menurunkan >@E dan >@E+ tanpa turunnya tekanan darah dan perfusi

    perifer. =ila dibandingkan dengan diuretik maka nitroglycerin memiliki beberapa keuntungan

    yaitu lebih efektif dalam mengontrol edem paru berat dengan profil hemodinamik yang lebih

    stabil. Penurunan "all stress dan >@EP yang leih cepat tanpa menurunkan 4K (*&*,).

    =erikut adalah algoritma penatalaksanaan edem paru akut kardiogenik berdasarkan

    E+4 *0#*. +istematikanya yakni sebagai berikut (*,)9

    #. Pada pasien yang telah mendapatkan pengobatan diuretic dosis yang direkomendasikan

    sebesar *,D dari dosis oral yang biasanya diberikan. apat diulang jika diperlukan.

    &%

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    50/57

    *. K* saturasi dengan pulse oDimeter L%0 atau PaK*L0 dapat diberikan yang terkait

    dengan peningkatan resiko mortalitas jangka pendek. Kksigen tidak boleh digunakan

    secara rutin pada pasien non-hipoksemia karena menyebabkan vasokonstriksi dan

    penurunan curah jantung.

    3. =iasanya dimulai dengan K* &0-06 dititrasi sampai +aK* C %06 hati-hati pada pasien

    yang mempunyai resiko retensi 4K*.

    &. 4ontoh pemberian morfin &-/ mg ditambah metoclopramide #0 mg observasi adanya

    depresi pernafasan dapat diulang jika diperlukan.

    ,. Akral dingin tekanan darah rendah produksi urine yang sedikit bingung?kesadaran

    menurun iskemik miokardial.

    . 4ontoh mulai pemberian infus dobutamine *, mikrogr?kg?menit dosis dinaikkan *D

    lipat tiap #, menit tergantung respon (titrasi dosis dibatasi jika terdapat takikardia

    aritmia atau iskemik). osisC*0 mikrogr?kg?menit jarang sekali diperlukan. =ahkan

    dobutamine mungkin memiliki aktivitas vasodilator ringan sebagai akibat dati stimulasi

    beta-* adrenoseptor.

    '. Pasien harus diobservasi ketat secara regular (gejala denyut dan ritme jantung +pK*tekanan darah sistolik produksi urine) sampai stabil dan pulih.

    /. 4ontoh mulai pemberian infus 8F: #0 mikrogram?menit dan dosis dinaikkan *D lipat

    tiap #0 menit tergantung respon biasanya titrasi naiknya dosis dibatasi oleh hipotensi.

    osisC#00 mikrogram?min jarang sekali diperlukan.

    %. 1espon yang adekuat ditandai dengan berkurangnya dyspnea diuresis yang adekuat

    (produksi urine C#00 ml?jam dalam * jam pertama) peningkatan saturasi K* dan

    biasanya terjadi peurunan denyut jantung dan frekuensi pernafasan yang seharusnya

    terjadi dalam #-* jam pertama. Aliran darah perifer juga dapat meningkatkan seperti

    yang ditandai oleh penurunan vasokonstriksi kulit peningkatan suhu kulit dan perbaikan

    dalam "arna kulit. +erta adanya penurunan ronkhi.

    #0. +etelah pasien nyaman dan diuresis yang stabil telah dicapai ganti terapi @ dengan

    pengobatan diuretic oral.

    ,0

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    51/57

    ##. $enilai gejala yang relevan dengan H5 (dypnea ortopnea paroDysmal nocturnal

    dyspnea) komorbiditas (misalnya nyeri dada akibat iskemia miokard) dan efek samping

    pengobatan (misalnya simptomatik hipotensi). $enilai tanda-tanda kongesti?edem perier

    dan paru denyut dan irama jantug tekanan darah perfusi perifer frekuensi pernafasan

    serta usaha pernafasan. E;F (ritme?iskemia dan infark) dan kimia darah? hematologi

    (anemia gangguan elektrolit gagal ginjal) juga harus diperiksa. Pulse oDymetry (atau

    pengukuran gas darah arteri) harus diperiksa dan diperiksakan ekokardiografi jika belum

    dilakukan.

    #*. Produksi urine L #00 ml?jam dalam #-* jam pertama adalah respon a"al pemberian

    diuretic @ yang tidak adekuat (dikonfirmasi melalui kateter urine).

    #3. Pada pasien dengan tekanan darah masih rendah? shock dipertimbangkan diagnosis

    alternative (emboli paru misalnya) masalah mekanis akut dan penyakit katup yang berat

    (terutama stenosis aorta). ;ateterisasi artei paru dapat mengnditifikasi pasien dengan

    tekanan pengisian ventrikel kiri yang tidak adekuat (lebih tepat dalam menyesuaikan

    terapi vasoaktif)

    #&. =alon pompa intra aorta atau dukungan sirkulasi mekanik lainnya harus dipertimbangkan

    pada pasien yang tidak terdapat kontraindikasi

    #,. 4PAP dan 8PP@ harus dipertimbagkan pada pasien yang tidak terdapat kontraindikasi.

    @entilasi non-invasif continuous positive air"ay pressure dan non-invasive intermittent

    positive pressure ventilation (8PP@) mengurangi dyspnea dan meningkatkan nilai

    fisiologis tertentu (misalnya saturasi oksigen) pada pasien dengan edema paru akut.

    8amun penelitian 14: besar yang terbaru menunjukan bah"a ventilasi non-invasif

    tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap penurunan angka kematian bila

    dibandingkan dengan terapi standar termasuk nitrat (dalam %06 dari pasien) dan opiate

    (di ,#6 dari pasien). Hasil ini berbeda dengan penelitian dari metaanalisis sebelumnya

    dengan studi yang lebih kecil. @entilasi non-invasif dapat digunakan sebagai terapi

    tambahan untuk meringanan gejala pada pasien dengan edem paru dan gangguan

    pernafasan parah atau pada pasien yang kondisinya gagal membaik dengan terapi

    farmakologis. ;ontraindikasi untuk penggunaan ventilasi non invasive meliputi

    hipotensi muntah kemungkinan pneumothoraD dan depressed consciousness.

    ,#

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    52/57

    #. ipertimbangkan untuk dilakukan pemasangan intubasi endotrakeal dan ventilasi

    invasive jika hipoksemia memburuk gagal upaya pernafasan meningkatnya

    kebingungan?penurunan tingkat kesadaran dll.

    #'. $eningkatkan dosis loop diuretic hingga setara dengan furosemide ,00 mg

    #/. ika tidak ada respon terhadap penggandaan dosis diuretic meskipun tekanan pengisian

    ventrikel kiri adekuat (baik disimpulkan atau diukur secara langsung) maka mulai infus

    dopamine *, mikrogram?kg?menit. osis yang lebih tinggi tidak dianjurkan untuk

    meningkatkan diuresis

    #%. ika langkah #' dan #/ tidak menghasilkan diuresis yang adekuat dan pasien tetap terjadi

    edem paru maka ultrafiltasi terisolasi venovenous harus dipertimbangkan.

    III..Pen$e#ahan

    alam hal tindakan-tindakan pencegahan tergantung pada penyebab dari pulmonary

    edema beberapa langkah-langkah dapat diambil. Pencegahan jangka panjang dari penyakit

    jantung danserangan-serangan jantung kenaikan yang perlahan ke ketinggian-ketinggian

    yang tinggi atau penghindaran dari overdosis obat dapat dipertimbangkan sebagai

    pencegahan. Pada sisi lain beberapa sebab sebab mungkin tidak sepenuhnya dapat dihindari

    atau dicegah seperti A1+ yang disebabkan oleh infeksi atau trauma yang berlimpahan.

    III.. K)m,li!a&i

    ;ebanyakan komplikasi-komplikasi dari pulmonary edema mungkin timbul dari

    komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan penyebab yang mendasarinya. >ebih

    spesifik pulmonary edema dapat menyebabkan pengoksigenan darah yang dikompromikan

    secara parah oleh paru-paru. Pengoksigenan yang buruk (hypoDia) dapat secara potensial

    menjurus pada pengantaran oksigen yang berkurang ke organ-organ tubuh yang berbeda

    seperti otak.

    III.10. P")#n)&i&

    Prognosis tergantung pada penyakit dasar dan faktor penyebab?pencetus yang

    dapat diobati. !alaupun banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui mekanisme

    terjadinya edema paru nonkardiogenik akibat peningkatan permeabilitas kapiler paru

    perbaikan pengobatan dan teknik ventilator tetapi angka mortalitas pasien masih cukup

    ,*

    http://www.totalkesehatananda.com/heartattack1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/heartattack1.htmlhttp://www.totalkesehatananda.com/heartattack1.html
  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    53/57

    tinggi yaitu C ,06. =eberapa pasien yang bertahan hidup akan didapatkan fibrosis pada

    parunya dan disfungsi pada proses difusi gas?udara. +ebagian pasien dapat pulih kembali

    dengan cukup baik "alaupun setelah sakit berat dan pera"atan 4< yang lama (*3%#%*0*3).

    BAB I

    KESIMPULAN

    Edem paru bias dibagimenjadikardiogenikdan non kardiogenik. Edema paru non

    kardiogenik terjadi akibat dari transudasi cairan dari pembuluh-pembuluh kapiler paru-paru

    ke dalam ruang interstisial dan alveolus paru-paru yang diakibatkan selain kelainan pada

    jantung. ;elainan tersebut bisa diakibatkan oleh peningkatan tekanan hidrostatik atau

    penurunan tekanan onkotik (osmotik) antara kapiler paru dan alveoli dan terjadinya

    peningkatan permeabilitas kapiler paru yang bisa disebabkan berbagai macam penyakit atau

    yang sering disebut dengan acute respiratory distress

    syndrom.+edangkanpadakardiogenikatau edem paru hidrostatik atau edem

    hemodinamikkarenainfark miokars hipertensi penyakit jantung katup eksaserbasi gagal

    jantung sistolik? diastolik dan lainnya.

    ,3

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    54/57

    Fambaran klinis yang didapat dapat berupa kesulitan bernapas atau perasaan tertekan

    atau perasaan nyeri pada dada. =iasanya terdapat batuk yang sering menghasilkan riak

    berbusa dan ber"arna merah muda. :erdapat takipne serta denyut nadi yang cepat dan lemah

    biasanya penderita tampak sangat pucat dan mungkin sianosis. Pada pemeriksaan fisik pada

    perkusi terdengar keredupan dan pada pemeriksaan auskultasi di dapat ronki basah dan

    bergelembung pada bagian ba"ah dada

    Pada pemeriksaan foto toraks memperlihatkan adanya infiltrat-infiltrat bilateral yang

    difus kadang-kadang satu paru-paru terserang lebih hebat dari paru-paru lainnya.

    Pemeriksaan analisa gas darah dan 4: +can toraks juga dapat membantu menegakkan

    diagnosis serta memberikan petunjuk dalam pengobatan.:ermasuk jika kardiogenik perlu

    pemeriksaan E;F dan Ekhokhardiografi.

    Pengobatan edema paru ditujukan kepada penyakit primer yang menyebabkan

    terjadinya edema paru tersebut disertai pengobatan suportif terutama mempertahankan

    oksigenasi yang adekuat (dengan pemberian oksigen dengan teknik-teknik ventilator) dan

    optimalisasi hemodinamik (retriksi cairan penggunaan diuretik dan obat vasodilator

    pulmonal

    PATOISIOLO*I KASUS

    ,&

  • 7/23/2019 Eva Laporan Kasus Ckd

    55/57

    ALUR KETERKAITAN MASALAH

    ,,

    >emas konjungtiva

    anemis () Hb (O)

    mcv mch mchch

    Edema

    :ungkai

    $ual muntah

    4ek AF