ETNISITAS DAN POLITIK LUAR NEGERI: RESPON TURKI...

23
ETNISITAS DAN POLITIK LUAR NEGERI: RESPON TURKI TERHADAP PENINDASAN ETNIS UYGHUR DI XINJIANG Oleh: Felicia Amelia S. (071012076) Abstrak. Etnis Uyghur merupakan sebuah etnis yang tinggal di kawasan barat Cina. Keberadaan etnis Uyghur yang berbeda dengan etnis mayoritas Cina dan penolakan etnis Uyghur untuk menjadi bagian dari Cina mengakibatkan tekanan dari Pemerintah Cina. Adanya tekanan pemerintah Cina ini menimbulkan resistansi dan separatisme etnis Uyghur. Tindakan pemerintah Cina memicu berbagai protes dan demonstrasi dari etnis Uyghur, hingga menimbulkan kerusuhan terbesar yang terjadi pada 5 Juli 2009. Turki yang memiliki ikatan primordialisme dengan Uyghur dari aspek kesamaan historis, budaya, bahasa dan agama bereaksi keras melalui protes Perdana Menteri Erdogan dan publik Turki melalui demonstrasi maupun media massa. Namun pada September 2010, kedua negara melakukan latihan militer bersama atas undangan Turki dan diikuti dengan berbagai kunjungan level tertinggi yang dilakukan oleh elit kedua negara, bahkan hubungan kedua negara menjadi semakin erat dengan adanya berbagai kerjasama dalam berbagai bidang yang digagas oleh Turki dan Cina. Menggunakan kerangka konsep dari motivasi-motivasi yang mendorong suatu negara untuk bereaksi terhadap konflik etnis yang melibatkan ikatan etnisnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor selain faktor afektif yang mempengaruhi sikap Turki terhadap etnis Uyghur yang mendiami wilayah Xinjiang dan hubungan Turki serta hubungannya dengan Cina. Kata Kunci: etnisitas, Turki, Uyghur, Cina, kebijakan, politik luar negeri Pendahuluan Berasal dari sejarah yang panjang, etnis wilayah Cina dan Asia Tengah merupakan suatu kawasan yang kaya akan pertemuan berbagai budaya dan etnis. Berbatasan secara langsung, dari berabad- abad kedua negara telah mengalami hubungan yang pasang surut, dari kerjasama melawan suku lain hingga berperang satu sama lain. Bangsa Proto Turki yang mendiami Asia Tengah dan Dinasti-dinasti Cina telah sejak dulu memiliki hubungan dekat mulai dari bidang budaya, perdagangan hingga ekspansi. Kedigdayaan etnis Turki di Asia Tengah berangsur hilang saat Imperium Uni Sovyet mulai melakukan ekspansi hingga ke kawasan Asia Tengah. Uni Sovyet sebagai kekuatan yang besar pada saat itu menguasai dataran Asia Tengah dan membagi-baginya kedalam beberapa wilayah yang berbeda. Taktik Uni Sovyet yang memecah wilayah kediaman bangsa Turki Asia Tengah tidak lain dikarenakan strategi Uni Sovyet untuk tidak membiarkan bangsa Turki bersatu dan pada akhirnya akan melakukan perlawanan terhadap supremasi Uni Sovyet di Asia Tengah.

Transcript of ETNISITAS DAN POLITIK LUAR NEGERI: RESPON TURKI...

ETNISITAS DAN POLITIK LUAR NEGERI: RESPON TURKI TERHADAPPENINDASAN ETNIS UYGHUR DI XINJIANG

Oleh: Felicia Amelia S.

(071012076)

Abstrak. Etnis Uyghur merupakan sebuah etnis yang tinggal di kawasan barat Cina. Keberadaanetnis Uyghur yang berbeda dengan etnis mayoritas Cina dan penolakan etnis Uyghur untukmenjadi bagian dari Cina mengakibatkan tekanan dari Pemerintah Cina. Adanya tekananpemerintah Cina ini menimbulkan resistansi dan separatisme etnis Uyghur. Tindakan pemerintahCina memicu berbagai protes dan demonstrasi dari etnis Uyghur, hingga menimbulkan kerusuhanterbesar yang terjadi pada 5 Juli 2009. Turki yang memiliki ikatan primordialisme dengan Uyghurdari aspek kesamaan historis, budaya, bahasa dan agama bereaksi keras melalui protes PerdanaMenteri Erdogan dan publik Turki melalui demonstrasi maupun media massa. Namun padaSeptember 2010, kedua negara melakukan latihan militer bersama atas undangan Turki dandiikuti dengan berbagai kunjungan level tertinggi yang dilakukan oleh elit kedua negara, bahkanhubungan kedua negara menjadi semakin erat dengan adanya berbagai kerjasama dalam berbagaibidang yang digagas oleh Turki dan Cina. Menggunakan kerangka konsep dari motivasi-motivasiyang mendorong suatu negara untuk bereaksi terhadap konflik etnis yang melibatkan ikatanetnisnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor selain faktor afektif yangmempengaruhi sikap Turki terhadap etnis Uyghur yang mendiami wilayah Xinjiang danhubungan Turki serta hubungannya dengan Cina.

Kata Kunci: etnisitas, Turki, Uyghur, Cina, kebijakan, politik luar negeri

PendahuluanBerasal dari sejarah yang panjang, etnis wilayah Cina dan Asia Tengah merupakan suatu kawasanyang kaya akan pertemuan berbagai budaya dan etnis. Berbatasan secara langsung, dari berabad-abad kedua negara telah mengalami hubungan yang pasang surut, dari kerjasama melawan sukulain hingga berperang satu sama lain. Bangsa Proto Turki yang mendiami Asia Tengah danDinasti-dinasti Cina telah sejak dulu memiliki hubungan dekat mulai dari bidang budaya,perdagangan hingga ekspansi. Kedigdayaan etnis Turki di Asia Tengah berangsur hilang saatImperium Uni Sovyet mulai melakukan ekspansi hingga ke kawasan Asia Tengah. Uni Sovyetsebagai kekuatan yang besar pada saat itu menguasai dataran Asia Tengah dan membagi-baginyakedalam beberapa wilayah yang berbeda. Taktik Uni Sovyet yang memecah wilayah kediamanbangsa Turki Asia Tengah tidak lain dikarenakan strategi Uni Sovyet untuk tidak membiarkanbangsa Turki bersatu dan pada akhirnya akan melakukan perlawanan terhadap supremasi UniSovyet di Asia Tengah.

Salah satu wilayah bangsa Turki di Asia Tengah, East Turkestan, merupakan wilayah yangterletak di sebelah barat Cina dan berbatasan langsung dengan Cina. Pasca pembagian wilayahAsia Tengah, Uni Sovyet di bawah kepemimpinan Stalin pada saat itu memberikan salah satuwilayah kediaman bangsa Turki tersebut, yaitu wilayah East Turkestan kepada Mao Zedong.Dengan penyerahan wilayah tersebut, maka East Turkestan telah menjadi milik Cina di bawahkekuasaan Mao Zedong. Wilayah East Turkestan yang dihuni oleh orang-orang Turki Uyghurhingga kini mendiami wilayah tersebut, yang sekarang disebut Xinjiang atau Sinkiang. Pascaruntuhnya Uni Sovyet, negara-negara Turki di Asia Tengah seperti Kazakhstan, Uzbekistan,Turkmenistan dan Kyrgiztan menerima kemerdekaan dan kini mereka menjadi negara berdaulat.Namun tidak demikian halnya dengan East Turkestan, etnis Uyghur di dalamnya terusmemperjuangkan kemerdekaan mereka dari Cina dan dengan adanya resistansi tersebut,pemerintah Cina terus melakukan tekanan terhadap etnis Uyghur yang mendiami Xinjiang.

LATAR BELAKANG MASALAHEtnis Uyghur merupakan kelompok etnis minoritas terbesar di Cina, dengan jumlah

kurang lebih sebesar 9,65 juta jiwa dan menduduki wilayah otonomi yang terbesar di Cina, yaituXinjiang Uyghur Autonomous Region. 1 Pada masa lampau Xinjiang yang terletak diantaraperbatasan kerajaan-kerajaan besar pada abad 18, yaitu Cina, India dan Rusia merupakan sebuahwilayah yang kaya akan peninggalan-peninggalan budaya dan sekarang wilayah Xinjiangberbatasan dengan beberapa negara seperti yang ditunjukkan di dalam peta dalam gambar 1.1.

Peta 1.1. Peta Wilayah Xinjiang (http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-pacific-16860974)

Etnis Uyghur berasal dari salah satu etnis Proto-Turki yang mendiami Asia Tengah.Mereka memiliki kesamaan budaya, sejarah dan agama dengan etnis-etnis Turki lain yangmendiami Asia Tengah hingga Republik Turki. Kedekatan mereka berasal dari adanya keturunanyang sama dan hal tersebut menciptakan suatu rasa primordialisme yang kuat diantara bangsa

1 Dolkun Kamberi, “Uyghur and Uyghur Identity”, Sino-Platonic Paper Vol. 150 (2005): 1, www.sino-platonic.org/complete/spp150_uyghurs.pdf (diakses 22 Februari 2013)

Turki, meskipun kini mereka telah terpecah menjadi beberapa negara berdaulat. 2 Perbedaanetnisitas antara Uyghur dan Han yang ada di Cina pada akhirnya memicu adanya diskriminasi dankerusuhan. Beberapa demonstrasi yang berujung pada kerusuhan terjadi setelah Xinjiang menjadibagian dari Cina, terutama pasca meninggalnya Mao Zedong dan berubahnya politik Cina dibawah Deng Xiaoping. 3 Beberapa demonstrasi yang terjadi adalah protes para mahasiswaUniversitas Xinjiang di Urumqi pada tahun 1988 dan 1989 yang memprotes represi pemerintahCina terhadap kebebasan dan kebudayaan mereka, serta meningkatnya tensi di Xinjiang terhadappemerintah Cina pada tahun 1990an. Seluruh kerusuhan ini selalu direspon tegas oleh pemerintahCina dengan menugaskan banyak pasukan di wilayah Xinjiang.4 Kerusuhan yang terbesar adalahpada tahun 2009, dimana terjadi kerusuhan antara minoritas etnis Uyghur dengan etnis Han diUrumqi, Xinjiang. Sekitar tahun 1950 pemerintah Cina memberlakukan kebijakan migrasidomestik etnis Han ke wilayah Xinjiang. Migrasi etnis Han menyebabkan banyak etnis Uyghurkehilangan pekerjaan dan jatuh dalam kemiskinan. Dalam bidang pendidikan, pemerintah Cinajuga memutuskan untuk membatasi kurikulum pendidikan yang mengajarkan bahasa dankebudayaan asli Uyghur. 5 Etnis Uyghur semakin merasa terancam akibat adanya rencanapemerintah Cina untuk melakukan modernisasi terhadap kota Kashgar yang merupakan pusatbudaya Uyghur.6

Tekanan demi tekanan yang dilakukan oleh pemerintah Cina, terutama terkait denganmigrasi etnis Han ke wilayah Xinjiang menciptakan suatu sensitifitas yang tinggi di antara etnisHan dan etnis Uyghur. Kerusuhan pada 5 Juli 2009 ini dimulai dari adanya insiden yang terjadiseminggu sebelumnya di sebuah pabrik mainan di timur kota Shaoguan yang terletak di provinsiGuangdong. Para pekerja dari etnis Han menganiaya para pekerja Uyghur hingga terdapat 2 orangyang tewas dan 61 lainnya terluka akibat adanya rumor pemerkosaan gadis Han yang dilakukanoleh pemuda Uyghur.7 Akibat dari peristiwa tersebut, banyak etnis Uyghur menyerang pusat-pusat bisnis etnis Han dan orang-orang Han di jalanan. Kerusuhan ini berlanjut hingga 6 Juli 2009,namun kali ini etnis Han yang menguasai jalanan dan melakukan vandalisme kepada pusat-pusatekonomi etnis Uyghur seraya meneriakkan seruan untuk menyerang etnis Uyghur. Aksi ini padaakhirnya dapat dihentikan oleh petugas keamanan.8 Meskipun demonstrasi berhasil dihentikan,demonstrasi kembali dilakukan oleh etnis Han pada tanggal 5 dan 6 September 2009 di Urumqi

2 Anonym, “Troubles Across the Turkestan, Contrasting Response to China’s Crackdown in Beijing”, TheEconomist, 16 July, 2009, http://www.economist.com/node/14052216 (diakses tanggal 23 Februari 2013)3 Gardner Bovingdon, “Autonomy In Xinjiang: Han Nationalist Imperatives And Uyghur Discontinent”, PolicyStudies No. 11 (2004): 8, scholarspace.manoa.hawaii.edu/bitstream/handle/10125/3492/PS011.pdf (diakses23 Februari 2013)4 Bovingdon, “Autonomy in Xinjiang”, 95 China Congressional-Excecutive Comission, Congressional-Executive Commission on China, Annual Report2007, 10 Oktober, 2007 http://www.gpo.gov/fdsys/pkg/CHRG-110hhrg38026/pdf/CHRG-110hhrg38026.pdf(diakses 24 Februari 2013)6 Raphael Israeli, “China’s Uyghur Problem”, Israel Journal of Foreign Affairs IV: I (2010): 92,israelcfr.com/documents/4-7-Raphael-Israeli.pdf (diakses 23 Februari 2013)7 Michael Clarke, “China, Xinjiang and the Internationalization of the Uyghur Issue”, 2,www98.griffith.edu.au/dspace/bitstream/handle/10072/.../70303_1.pdf (diakses 23 Februari 2013)8 Clarke, “China, Xinjiang and The Internationalization of the Uyghur Issue”, 2

sebagai balasan atas kerusuhan yang dilakukan oleh etnis Uyghur. Demonstrasi ini dibubarkanpaksa oleh petugas keamanan dan mengakibatkan lima orang tewas.9

Tekanan yang dilakukan oleh pemerintah Cina terhadap etnis Uyghur dan banyaknyakorban yang jatuh dalam kerusuhan memunculkan reaksi dari publik dan pemerintah Turki.10

Dilandasi oleh kedekatan etnis dengan Uyghur, Turki bereaksi keras terhadap tragedi tersebut.Publik Turki melakukan demonstrasi di Ankara dan Istanbul.11 Perdana Menteri Turki RecepTayyip Erdogan turut menyatakan dukungan terhadap demo anti Cina di depan Kedutaan BesarCina di Ankara yang dilakukan untuk memprotes tindakan pemerintah Cina sebagai suatu bentukgenosida dan mengkritik sikap pemerintah Cina yang cenderung tidak terlalu bereaksi terhadapperistiwa tersebut 12 , PM Erdogan juga mengancam akan membawa isu ini kepada DewanKeamanan PBB.13 Selain reaksi dari Perdana Menteri dan masyarakat sipil, media-media di Turkijuga memberikan perhatian lebih terhadap tragedi di Xinjiang. Mereka memberitakan peristiwatersebut dengan lengkap dan memberikan artikel khusus tentang hubungan etnisitas Uyghur-Turkiserta nasionalisme Turki.14

Namun situasi yang memanas diantara Cina dan Turki tidak berlangsung lama. Hubunganantara kedua negara menjadi normal kembali pada bulan September dan Oktober 2010.Membaiknya hubungan kedua negara ditandai dengan adanya latihan bersama antara pasukantempur udara Cina dan Turki. 15 Membaiknya hubungan Turki dan Cina juga tampak pada

9 UNHCR, “China Threatens Punishment for Rumors in Urumqi”, Radio Free Europe, 7 September 2009,http://www.unhcr.org, (diakses 25 Februari 2013)10 Etnis Uyghur sendiri memiliki ikatan etnisitas dengan Turki. Mereka dapat dikatakan sebagai bangsa TurkiKuno dan mendiami wilayah East Turkestan yang dulunya berada di Asia Tengah sebelum dikuasai olehDinasti Qing pada abad 18. Secara fisik, penduduk Uyghur memiliki penampilan fisik yang sama dengan Turki,berbicara bahasa Turki dan beragama Islam. Lihat Yitzak Shichor, “Lost Nations: Story from Uyghur Diaspora”http://www.forcedmigration.org/podcasts-videos-photos/video/uyghur (diakses 3 April 2013)11 Protes oleh publik Turki sebagian besar dilakukan oleh kelompok nasionalis Alperen Ocaklari dan orang-orang Uyghur yang mengumpulkan 500 orang untuk melakukan demonstrasi di depan Kedubes Cina diIstanbul.Anonym, “Turkey Stands Up for Uighur Brethren in Wake of China’s Brutality”, Todayszaman, 12 Juli, 2009,http://www.todayszaman.com (diakses 25 Februari 2013)12 Anonym, “Turkish PM Erdogan Likens Xinjiang Violence to ‘Genocide’”, 10 September 2009http://www.france24.com (diakses 25 Februari 2013)13 Igor Torbakov, “China-Turkey and Xinjiang : A Frayed Relationship”, Open Democracy, 5 Agustus 2009,http://www.opendemocracy.net/article/china-turkey-and-xinjiang-a-frayed-relationship (diakses 25Februari 2013)14 Reaksi media massa ditunjukkan dari beberapa komentar di media massa besar di Turki seperti Bügünyang menyebutkan “China should know that when East Turkestan is hurt, Turkey is hurt", di harian Sabahyang menyatakan “East Turkestan is bleeding” dan artikel yang ditulis oleh kolumnis Nizli Illicak yangberjudul “Although the riots failed to be successful today, they will open the way of hopes for tomorrow” danmedia massa yang paling berpengaruh di Turki, Hurriyet, edisi 8 Juli 2009, mengatakan bahwa petugaskeamanan Cina adalah yang pihak yang harus bertanggungjawab terhadap kekacauan tersebut“China-Turkey and Xinjiang: A Frayed Relationship”15 Latihan ini berlangsung pada 20 September 2010 hingga 4 Oktober 2010 di markas pasukan udara Konyayang terletak di bagian Anatolia.B. Raman, “China Engages Turkey to Neutralize Uighur Threat”, Rediff News, 17 Oktober 2012http://news.rediff.com (diakses 25 Februari 2013)

kunjungan resmi Perdana Menteri Cina Wen Jiabao ke Turki yang merupakan kunjungan resmipertama setelah konflik etnis terjadi. PM Wen Jiabao tiba di Ankara tanggal 7 Oktober 2010,tepat tiga hari setelah latihan militer bersama dan tinggal selama tiga hari di Turki. Di sisi lain,pemerintah Turki menolak kedatangan aktivis pembela hak etnis Uyghur, Rebiya Kadeer untukberkunjung ke Turki dan bergabung bersama masyarakat yang melakukan demonstrasi dalamkunjungan PM Wen Jiabao ke Turki. 16 Dalam kunjungan tersebut, PM Wen Jiabao bertemudengan PM Erdogan dan kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama bilateraldengan menetapkan tujuan kerjasama baru senilai USD 50 juta pada 2015 dan USD 100 juta pada2020.17 Kunjungan kenegaraan berikutnya dilakukan oleh Turki. Pada tanggal 28 Oktober 2010,Menteri Luar negeri Turki Ahmet Davutoglu memulai kunjungan selama enam hari di Cina.18

Dalam kunjungannya, Menlu Davutoglu menyampaikan beberapa hal yaitu rencana penambahankonsulat Turki di Cina dan peningkatan kerjasama strategis terkait peningkatan arus investasikedua negara.19

Hubungan yang semakin membaik diantara kedua negara tampak semakin jelas denganundangan Presiden Abdullah Gul terhadap Cina. Undangan Presiden Gul direspon dengan baikoleh Cina. Wakil Presiden Cina, Xi Jinping mengunjungi Turki pada Februari 2012. Dalamkunjungan Wakil Presiden Xi Jinping, PM Erdogan menyatakan komitmennya untuk mendukungkebijakan satu Cina, mengakui Republik Rakyat Cina sebagai representasi resmi dari semuaorang Cina, dan akan mendukung tindakan Cina dalam menumpas gerakan-gerakan separatis,termasuk di dalamnya gerakan East Turkestan yang dilakukan oleh etnis Uyghur. 20 Turkimembalas kunjungan Cina dengan kunjungan resmi PM Erdogan pada 8 April 2012 ke Xinjiangdan Beijing. Dalam kunjungannya ke Cina, PM Erdogan kembali menegaskan komitmennyauntuk mendukung Cina dalam menumpas gerakan separatis di Cina.21 Adanya perubahan sikapyang ditunjukkan oleh Turki terhadap etnis Uyghur ini menjadi perhatian utama dari penulis,yaitu akah penyebab dari perubahan sikap Turki terhadap Cina.

16 “China Engages Turkey to Neutralize Uighur Threat”17 Chris Zambelis, “Turkey Sacrifices Uyghur to Trade”, Asia Times Online, 19 Januari 2011http://www.atimes.com (diakses 25 Februari 2013)18 Dalam kunjungan selama 6 hari tersebut, Menlu Ahmet Davutoglu mengunjungi Beijing, Kashgar (kota tuapeninggalan budaya di Xinjiang) dan Urumqi, pusat kota dari Xinjiang dan tempat kerusuhan Juli 2009 terjadi.Anonym, “Turkish Foreign Minister Ahmet Davutoglu Will Pay A Week-long Visit To China for Talks OnBoosting Ties”, SilkRoutes.net, 22 oktober 2010,http://www.silkroutes.net/TurkishChineseRelations2010TurkiyeCin.htm (diakses 25 Februari 2013)19 Bulent Kilic, “Turkey, China and the Uyghur Connection”, Todayszaman, 29 Oktober 2010,http://www.todayszaman.com (diakses 25 Februari 2013)20 Anonym, “China Cautions Turkey Against ‘East Turkestan’ Forces”, China.org.cn, 22 Februari 2012http://www.china.org.cn (diakses 25 Februari 2013)21 Kunjungan ini mengejutkan banyak pengamat. Diantaranya adalah pengamat Hak Asasi Manusia di Cina,Jean-Pierre Cabestan, mengatakan bahwa “Akan sangat sulit bagi Turki untuk pergi ke tempat itu (Xinjiang)”Julia Famularo, “Erdogan Visits Xinjiang”, The Diplomat, 14 April 2012, www.thediplomat.com (diakses 25Februari 2013)

KERANGKA PEMIKIRANIkatan etnis dikatakan sebagai salah satu motif utama dari intervensi suatu negara

terhadap konflik etnis di negara lain.22 Selain itu ikatan etnis ini juga berpengaruh dalam politikluar negeri suatu negara. 23 Namun keputusan mereka untuk melakukan suatu intervensi didalamnya akan ditentukan oleh beberapa motivasi, yaitu motivasi afektif dan instrumental. 24

Motivasi afektif meliputi adanya perasaan kesamaan identitas atau kinship. Keberadaan ikatandan kinship tersebut menciptakan sebuah perasaan familial dan emosional yang ada di dalamsekelompok orang terhadap kelompok lain serta menciptakan suatu ikatan dan sentimen diantaramereka. 25 Sedangkan dalam motivasi instrumental, ikatan etnis berpengaruh terhadappengambilan keputusan negara terutama melalui publik domestik, yaitu melalui tekanan publikdan konstituen.26 Dalam sistem politik demokrasi, konstituen berperan penting dalam perpolitikanmelalui dukungan mereka terhadap partai yang berkuasa. Motivasi instrumental yang lainnyaadalah kondisi internasional dan keuntungan ekonomi. Kondisi internasional merupakan salahsatu aspek yang paling berpengaruh dalam pembuatan kebijakan suatu negara. Kondisiinternasional berkaitan langsung dengan kapabilitas yang dimiliki oleh tiap-tiap negara.Sedangkan dalam keuntungan ekonomi, Jiro Okamoto menyatakan bahwa keuntungan ekonomiberperan penting dalam pengambilan keputusan suatu negara.27

Dari adanya motivasi-motivasi suatu negara untuk melibatkan diri dalam suatu konflikyang menyangkut ikatan etnis, Heraclides menyatakan bahwa meskipun terkadang pertimbanganafektif akan mendorong suatu negara untuk bereaksi terhadap konflik etnis di negara lain dimananegara tersebut memiliki ikatan etnis, negara tersebut akan tetap mendasarkan politik luarnegerinya terhadap rasionalitas.28 Karena adanya kalkulasi rasional tersebut, jika negara merasabahwa usaha-usaha untuk berperan dalam konflik etnis tersebut terlalu memakan biaya,merugikan negaranya, tidak mampu menyediakan sumber daya atau solusi yang diperlukan olehetnisnya yang tertindas di negara lain, maka dukungan mereka akan menurun dan akanmelakukan usaha-usaha untuk menunjukkan kepedulian mereka dengan “biaya rendah” seperti

22 Jonathan Paquin & Michael Saideman, “Foreign Intervention in Ethnic Conflicts”,www.humansecuritygateway.com/documents/ISA_foreigninterventionethnicconflict.pdf: 5 dan David R.Davis & Will H. Moore, 1997, “Ethnicity Matters: Transnational Ethnic Alliances and Foreign PolicyBehaviour”, International Studies Quarterly (1997) 41: 172 http://mailer.fsu.edu/~whmoore/garnet-whmoore/research/moore2002.pdf (diakses 2 April 2013)23 David Carment et al, 2009, “The Internationalization of Ethnic Conflict : State, Society and Synthesis”,International Studies Review (2009) 11: 66 http://www.engagingconflict.it/ec/wp-content/uploads/2012/06/Carment-The-Internationalization-of-Ethnic-Conflict-State-Society-and-Synthesis.pdf (diakses 5 April 2013)24 “The Internationalization of Ethnic Conflict”, 6925Pierre van den Berghe, 1987 dalam Jack David Eller, “Ethnicity, Culture, And The Past”, Michigan QuarterlyReview Vol. XXXVI, no. 4 (Fall 1997) http://quod.lib.umich.edu/cgi/t/text/text-idx?cc=mqr;c=mqr;c=mqrarchive;idno=act2080.0036.411;rgn=main;view=text;xc=1;g=mqrg (diakses 1 Mei2013)26 Stephen M. Saideman, The Ties That Divide: Ethnic Politics, Foreign Policy, And International Conflict, (NewYork: Columbia University Press, 2001), 2227 Enrique O’Farril et al, “Economic Cooperation”, AGCI Cooperation Chilena, www.agci.cl (diakses 5 April2013)28 Heraclides (1991) dalam Carment, “The Internationalization of Ethnic Conflict”, 70

menunjukkan kepedulian, desakan untuk negosiasi diantara pemerintah pusat dan etnis yangterdapat di negara tersebut, atau berakhir dengan pembicaraan damai.29

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis mengajukan hipotesis bahwa terdapat faktor-faktor lain yang menjadi pertimbangan Turki dari tekanannya terhadap Cina terkait penindasanetnis Uyghur adalah adanya faktor-faktor lain yang menjadi pertimbangan di samping faktorafektif semata. Terdapat motivasi instrumental yang juga mempengaruhi.kebijakan luar negeriTurki terhadap Cina dan etnis Uyghur. Dalam motivasi instrumental ini, Turki akan dipengaruhioleh bagaimana ikatan etnis mempengaruhi politik domestik melalui konstituen di Turki. Selainitu, dalam kondisi internasional perlu dilihat bagaimana tradisi etnisitas di era pemerintahanPerdana Menteri Erdogan, apakah Turki masih mengedepankan Pan-Turkisme atau tidak. Kondisiinternasional ini juga dilihat dari bagaimana posisi Turki dan Cina saat ini, dimana mereka kinimerupakan negara-negara yang sedang berkembang pesat. Kemudian dalam faktor keuntunganekonomi, diketahui dari keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh oleh Turki dari hubunganbaiknya terhadap Cina.

IKATAN ETNISITAS ANTARA TURKI DAN UYGHURDitilik dari motivasi afektif, Turki dan Uyghur memiliki ikatan etnis yang ditunjukkan

dari kesamaan sejarah, keturunan, bahasa dan agama. Dari ikatan ini, pada akhirnya menciptakansuatu perasaan primordialisme diantara kedua kelompok. Pada awalnya, Xinjiang yang terletakdiantara perbatasan kerajaan-kerajaan besar pada abad 18, yaitu Cina, India dan Rusia merupakansebuah wilayah yang kaya akan peninggalan-peninggalan budaya. Di Cina, wilayah Xinjiangsering disebut dengan Western Countries atau Western Region mengacu pada letaknya yangberada di sebelah barat Cina. Sedangkan di luar Cina, Xinjiang sering disebut denganUyghuristan, East Turkistan, Chinese Turkistan atau Chinese Central Asia, mengacu padaletaknya yang berbatasan dengan negara-negara Asia Tengah seperti Kyrgistan, Kazakhstan,Afganishtan dan Mongolia.30 Nama Uyghur sendiri diambil dari dokumen Orkhun Kok-Turk,bangsa Turki kuno yang mendiami daerah Asia Tengah sebelum Uyghur, yang berarti “Kesatuan”dan dapat diartikan juga sebagai “koalisi” atau “federasi”.31

Bangsa Gok-Turks merupakan kerajaan Turki pertama yang besar dan menguasai dataranAsia Tengah.32 Namun kerajaan ini runtuh pada sekitar abad ke-7 Masehi. Bagian timur darikonfederasi ini menjadi terasimilasi dengan kebudayaan Cina, sedangkan bagian baratterasimilasi dengan kebudayaan Islam yang dibawa dari Timur Tengah. 33 Pembagian daerah

29 Alexis Heraclides, The Self-Determination of Minorities in International Relations, (Portland, OR: FrankClass, 1991), 4830Anonym, “China Cities and Provinces: Xinjiang Uygur Autonomous Region”, China Todayhttp://www.chinatoday.com/city/xinjiang.htm (diakses tanggal 23 Februari 2013)31 Bahasa ini kemudian muncul di ratusan literatur-literatur kuno Arab dan Cina tentang keberadaan bangsaUyghur yang mendiami Asia TengahKamberi, “Uyghur and Uyghur Identity”, 5.32 Gok-Turk atau Celestial Turk merupakan kerajaan bangsa Turki Kuno pertama yang muncul pada sekitarabad 5 Masehi.John Lawton, “The Cradle of The Turks”, Saudi Aramco World Vol 45 Number 2 (March/April 1994),

http://www.saudiaramcoworld.com/issue/199402/the.cradle.of.the.turks.htm (diakses 9 April 2013)33 Lawton, “The Cradle of The Turks”

kekuasaan menjadi daerah barat dan timur ini dibuat berdasarkan pembagian dari penguasa Gok-Turks, Kaghan Bumin, kepada anaknya, Mu-Han yang mendapatkan bagian timur, dan bagianbarat dikuasai oleh saudara laki-laki Bu-Min, Ishtemi.34 Keduanya melakukan ekspansi wilayah,dimana Mu-Han menguasai Cina bagian utara dan Ishtemi meluaskan kekuasaannya hingga dekatKerajaan Hephtalite. Dalam perkembangannya, bangsa Turki bagian barat menyerang kerajaanHephtalite di Asia Tengah dan meluaskan kerajaannya hingga jauh ke barat hingga berbatasanlangsung dengan Byzantium dan menguasai Jalur Sutera yang membentang dari Cina ke barat.Sebaliknya, kerajaan Turki Timur jatuh ke tangan dinasti Sui dari Cina.35

Namun kejayaan dari kerajaan Turki Barat tidak bertahan lama, Dinasti Tang kembalimenekan kerajaan Turki Barat dan kerajaan Turki Barat melemah akibat masalah internal daneksternal yang berasal ancaman dari Cina dan Arab.36 Empat tahun penuh peperangan terjadi danselanjutnya Qapaghan dari Kerajaan Turki Timur berusaha mempersatukan Kerajaan Turki Timurdan Barat, namun terubunuh oleh pemberontak dan digantikan oleh Bilge sebagai khagan yangbaru. Terbunuhnya khagan Bilge merupakan akhir dari kebesaran Kerajaan Turki di AsiaTengah.37 Klan Turki Uyghur yang merupakan salah satu klan dari kerajaan Turki yang telahruntuh kemudian membentuk suatu kerajaan besar yang disebut Uyghur Kaghanate 38 danmendiami daerah-daerah di sepanjang Jalur Sutra kuno seperti Kashgar, Urumqi dan Turfan sertaberbatasan langsung dengan Siberia, tepatnya di wilayah pegunungan Altaic, kini daerah tersebutberada di Xinjiang.39 Pasca disintegrasi dari kerajaan Uyghur, sekelompok orang bekas kerajaantersebut berdiam di cabang selatan Jalur Sutera yang dulunya didiami oleh bangsa Indo-Eropa dankemudian disebut dengan Qarakhan dan mendiami wilayah Kashgar. Percampuran ini menjadibangsa Uyghur yang ada sekarang dan wilayah tersebut kini merupakan wilayah Xinjiang diCina.40 Klan lain yang terpecah pasca disintegrasi Turki Uyghur yaitu Khwarizm-Shah menguasaiIran bagian utara dan bangsa Turki Seljuk yang pada awalnya menginvasi Transoxiana danmeluaskan wilayahnya hingga ke Anatolia dan bercampur dengan penduduk setempatmembentuk sebesar 85 persen dari etnis Turki yang mendiami Republik Turki sekarang.41

34 Lawton, “The Cradle of The Turks”35Zemarkhos, duta pertama yang dikirimkan oleh Byzantium, mengatakan bahwa kerajaan Turki bagian baratmerupakan suatu daerah yang makmur. Ishtemi menyambutnya dengan duduk di atas tahta dan tempattidur bertahtakan emas.Lawton, “The Cradle of The Turks”36 Pada saat itu Turki di bawah kepemimpinan Elterish dan akhirnya Elterish mampu melakukanpemberontakan dari Cina dan kembali mendirikan Kerajaan Turki Timur.Lawton, “The Cradle of The Turks”37 Lawton, “The Cradle of The Turks”38 Kebangkitan Uighur Khaganate menandai menyebarnya etnis Turki di Asia Tengah. Dari Siberia ke TimurTengah. Pada masa tersebut, kerajaan bangsa Uyghur menolong Dinasti Tang dari pemberontakan padaabad 755-763 Masehi dibawah kepemimpinan Kaghan Mou Yu.Daniel C. Waugh, “The Uighurs”, http://depts.washington.edu/silkroad/exhibit/uighurs/essay.html (diakses9 April 2013)39 Ismail Sloan, “History of the Uyghurs, Of Kashgar And Of Greater Turkestan”,http://www.anusha.com/uyghur-h.htm (diakses 9 April 2013)40 Waugh, “The Uighurs”41 Pierro Scaruffi, “A Timeline of The Turks”, http://www.scaruffi.com/politics/turks.html (diakses 10 April2013)

Dari hal tersebut, diketahui bahwa keduanya memiliki suatu kesamaan historis danberasald dari keturunan yang sama, yaitu Bangsa Proto-Turki di Asia Tengah. Selain kesamaanhistoris, Turki dan Uyghur juga memiliki ikatan dalam budaya, bahasa dan agama. Bahasa yangdigunakan oleh etnis Uyghur dan bahasa Turki memiliki akar yang sama, dimana bahasa yangmereka gunakan berasal dari bahasa Chagatay Turki di Asia Tengah dan Bahasa Turki sertabahasa Uyghur termasuk dalam cabang Timur dari bahasa Turki.42 Pada dasarnya, semua cabangTimur dari bahasa Turki memiliki kesamaan dan jika menguasai satu bahasa Turki, maka merekadipastikan akan dapat mengerti bahasa Turki lainnya. Perbedaan yang jelas diantara merekahanyalah masalah dialek.43 Kesamaan ini juga ditemui dalam tulisan. Tulisan yang digunakanoleh semua bangsa Turki pada awalnya adalah bahasa Orkhun atau bahasa penulisan Uyghur.Bahasa tersebut juga digunakan oleh Turki Anatolia.44 Pasca menyebarnya Islam pada sekitarabad 10 Masehi, etnis Uyghur mulai menggunakan tulisan-tulisan Arab. Pada masa lalu Turkijuga menggunakan tulisan ini, namun pada 1928 Mustafa Kemal Ataturk menggunakan hurufLatin untuk menggantikan penggunaan huruf Arab di Turki.45

Selain faktor historis, keturunan dan bahasa, agama juga merupakan hal yang sangatberpengaruh dalam ikatan etnisitas antara Turki dan etnis Uyghur. Etnis Uyghur menganut agamaIslam dengan tradisi-tradisi Sufi mistis. Agama Islam telah menggantikan keberadaan agamaBuddha di wilayah Xinjiang selama abad ke-10 Masehi atas pengaruh dari Arab dan dibawa olehpengaruh dari Satuk Bhugra Khan, orang Turki pertama yang memeluk agama Islam. 46 Kiniterdapat sekitar 400 masjid di Urumqi, pusat kota di Xinjiang dan terdapat China Islamic Instituteyang di dalamnya mengajarkan agama Islam dengan kurikulum yang berasal dari Asosiasi IslamCina.47 Agama Islam Sunni yang merupakan agama masyoritas di Turki dan Uyghur memilikikarakteristik yang sama. Agama Islam Sunni merupakan salah satu dari aliran agama Islam selainShiah.48 Islam Sunni ditandai dengan berdirinya empat sekolah filsafat keagamaan (fiqh) yangdidirikan pada abad ke-7 dan ke-8 dan menitikberatkan pada pelajaran-pelajaran moral dan agamadi dalam masyarakat. Agama Islam Sunni meluaskan pengaruhnya hingga dinasti Mughal dankekaisaran Ottoman, menyebar dari Asia Tengah hingga sub benua India, kepuluauan Indonesia

42 Nama Chagatay berasal dari nama anak kedua dari Jenghis Khan, ia tinggal di kawasan Asia Tengah danmembentuk suatu kekuatan yang besar. Bahasa Chagatay Turkic berpusat di kawasan Qarakhan yangterletak di sekitar Kashgar.London Uyghur Rensemble, “Uyghur Language”, http://www.uyghurensemble.co.uk/en-html/uy-language.html (diakses 12 April 2013)43 Anonym, “Uyghur Language”44 Burak Sansal, “Turkish Language”, http://www.allaboutturkey.com/dil.htm (diakses 12 April 2013)45 Sansal, “Turkish Language”46 Jeffrey Hays, “Uighurs, Uighur History, Life and Culture”,http://factsanddetails.com/china.php?itemid=162#06 (diakses 12 April 2013)47 Abdullah Bozkurt, “China Seeks Further Engagement from Turkey in Xinjiang”, 1 April 2012,http://www.todayszaman.com/news-276069-china-seeks-further-engagement-from-turkey-in-xinjiang-region.html (diakses 12 April 2013)48 Perbedaan antara Islam Sunni dan Syiah berawal dari siapa Caliph yang menggantikan Nabi Muhammadsetelah Nabi meninggal. Kaum Sunni mendukung Abu Bakar sebagai pengganti, dan kaum Syiah mendukungAli untuk menjadi pemimpin setelah Nabi.Anonym, “Sunni And Shi’a”, 19 Agustus 2009,http://www.bbc.co.uk/religion/religions/islam/subdivisions/sunnishia_1.shtml (diakses 7 Mei 2013)

dan barat Afrika. Penyebaran tersebut menyebabkan mayoritas dari etnis-etnis Turki menganutIslam Sunni yang diturunkan dari Asia Tengah dan Kekaisaran Ottoman.49 Praktek Islam Sunnimemandang bahwa kebiasaan untuk mengunjungi tempat penyembahan dan memuja keluargaNabi adalah hal yang tidak boleh dilakukan dan dalam kehidupan sehari-hari, Islam Sunni tidakmengenal adanya hierarki dan pemimpin spiritual tertinggi seperti di dalam Syiah. Kebanyakanorganisasi agama di Islam Sunni didanai oleh negara.50

Akibat dari adanya ikatan primordialisme yang ditimbulkan dari kesamaan-kesamaantersebut, tercipta suatu afiliasi yang erat dengan Turki. Turki menjadi salah satu tujuan utama daripelarian Uyghur dari Xinjiang. Keberadaan etnis Uyghur di Turki tidak dapat dilepaskan dariperan dua pemimpin Uyghur yang memimpin pengungsian tersebut, yaitu Isa Yusuf Alptekin danMehmet Emin Bugra.51 Keberadaan mereka di Turki merupakan simbol perjuangan pengungsiUyghur dalam perlawanannya terhadap Cina. Etnis Uyghur berhasil mendirikan beberapaorganisasi kemerdekaan East Turkestan seperti Eastern Turkestan Refugee Committee (DoğuTürkistan Göçmenler Derneği) pada 1950an dan jurnalnya yang bernama Doğu Türkistan, danorganisasi East Turkistan Foundation atau Doğu Türkistan Vakfi pada tahun 1976 yangmempromosikan budaya dan kehidupan sosial Uyghur52 hingga usaha Alptekin untuk membentukEast Turkestan World National Congress (ETNC) yang diadakan pertama kali di Istanbul pada1992. 53 Perjuangan dari Alptekin terus menurun dikarenakan usia yang telah lanjut. Selainmenurunnya perjuangan Alptekin, tekanan pemerintah Cina terhadap Turki terus meningkat.Dimulai pada sekitar tahun 1990, pemerintah Turki mulai memperketat kegiatan komunitasUyghur dan melarang etnis Uyghur terlibat di dalam politik, melakukan pidato-pidato sertamemperketat pemberian izin pengungsi. 54 Pada tahun 1993, ETNC telah sepenuhnya tidakdiijinkan untuk mengadakan kongresnya di Turki. Kini ETNC memindahkan markas mereka diMunich, Jerman. Namun perpindahan ini masih membuat ETNC tidak efektif. 55 Melemahnyaorganisasi kemerdekaan di Uyghur juga diperparah dengan adanya perpecahan dan perbedaanpendapat di dalam organisasi. Terdapat pihak yang menginginkan kemerdekaan penuh, namunsebagian hanya menginginkan otonomi yang lebih besar.56

49 Anonym, “Sunni And Shi’a”50 Anonym, “Sunni And Shi’a”51 Alptekin dan Bugra merupakan tokoh Uyghur yang berperan aktif dalam usaha untuk mencapai otonomipenuh negara East Turkestan. Mereka hidup berpindah-pindah dari Cina, Afghanistan, India hingga berakhirdi Turki untuk memimpin orang-orang Uyghur yang melarikan diri dari tekanan pemerintah Cina, terutamadi masa Open Door Policy pasca era MaoSchihor, Ethno-Diplomacy: The Uyghur Hitch in Sino-Turkish Relations, 1452 Schihor, “Virtual Transnationalism: Uygur Communities in Europe and the Quest for Eastern TurkestanIndependence”, 28853 Schihor, Ethno-Diplomacy: The Uyghur Hitch in Sino-Turkish Relations, 1954 Elena Ostrovskaya, “The Uyghur Project”, 8 Oktober 2010 http://orientalreview.org/2010/10/08/the-uyghur-project/ (diakses 17 April 2013)55 Shichor, Ethno-Diplomacy: The Uyghur Hitch in Sino-Turkish Relations, 2856 Shichor, “Limping On Two Legs: Uyghur Diaspora Organizations And The Prospects For Eastern TurkestanIndependence”, 122

SIKAP PUBLIK DOMESTIK TURKI TERHADAP PENINDASAN ETNIS UYGHURPasca kerusuhan besar di Xinjiang tanggal 5 dan 6 Juli 2009, Perdana Menteri Erdogan

mengecam peristiwa tersebut sebagai “genosida” dan ditindaklanjuti dengan protes publik Turkididepan Kedutaan Cina di Ankara dan Istanbul. Demonstrasi ini berpusat di Caglayan Square untukmenekan pemerintah Turki supaya bereaksi terhadap penindasan etnis Uyghur di Xinjiang.Mereka membawa bendera Turki dan menyerukan ikatan etnis, budaya dan agama antara Turkidan Uyghur. Protes besar ini dilakukan oleh etnis Uyghur yang tinggal di Turki dan publik Turkiyang mendukung etnis Uyghur. 57Demonstrasi dan tuntutan terhadap pemerintah Turki untukmelakukan boikot terhadap Cina dibentuk oleh organisasi East Turkestan yang merupakan wadahasosiasi etnis Uyghur di Turki, yaitu East Turkestan Culture And Solidarity Association(DTKDD). Demonstrasi ini dilakukan di depan kedutaan Cina di Ankara. 58 Demonstrasi laindilakukan di Istanbul, diorganisir oleh organisasi ultranasionalis Alperen Ocaklari, organisasipemuda dari Great Union Party (BBP), partai sayap kanan Islamis Turki. Ribuan orangmelakukan protes di Caglayan Square di Istanbul dan berjalan hingga Konsulat Cina di Istanbul.Dalam rally tersebut, pemimpin Felicity Party atau Saadat Party yang merupakan partai Islamisyang anti Barat dan Israel, Numan Kurtumulus, memberikan pidato kecaman terhadap pemerintahCina. Ia menyatakan bahwa apa yang terjadi di Xinjiang bukanlah konflik etnis, namun konflikagama, sehingga semua orang Muslim harus membela etnis Uyghur yang tertindas. Ia jugamendesak pemerintah untuk memanggil duta besar Cina dan memberikan peringatan.59 Dalamkesempatan tersebut, Presiden Partai Nationalist Great Union Party (BBP), Yalcin Topcu jugamenggunakan momen tersebut untuk meminta pemerintah bereaksi atas tindakan pasukan militerCina.60

Kecaman lain banyak dilakukan oleh IHH Humanitarian Relief Foundation yangmerupakan NGO Islamis Turki. Presiden IHH, Bulent Yıldırım menyatakan seruan bagi paraMuslim di Turki untuk bersatu dalam menyelamatkan saudara-saudara Muslim mereka yangberada di Cina.61 Selain dari partai BBP dan Felicity Party, protes lain dilakukan oleh pemimpinpartai Nationalist Movement Party (MHP) Turki, Devlet Bahceli yang mengkritik sikap lambatdari pemerintah Turki. Bahceli juga memprotes sikap pemerintah Turki yang tidak memanggilDuta Besar dan Konsulat Cina terkait dengan kerusuhan di Xinjiang. Dalam protesnya, MHPmengkritik AKP dan PM Erdogan yang mengusung berbagai agenda internasional di dalamplatform partainya, namun reaksi yang diberikan hanyalah sebatas protes tanpa ada tindakan

57 Para demonstran menyerukan seruan “Protect our brethren” dan mendesak pemerintah agar bereaksiterhadap Cina. Dalam demonstrasi tersebut mereka juga melakukan pembakaran bendera Cina dan barang-barang CinaAnonym, “Thousands of Turks Protest China Violence: Crowds Urges Government to Intervene, WantsBoycott of Chinese Goods”, http://www.nbcnews.com/id/31877977/#.UWPgjWcRv0I (diakses 11 Mei 2013)58 Emrullah uslu, “Ankara Anxiously Monitors The Xinjiang’s Crisis”, Eurasia Daily Monitor Volume 6, Issue130, 8 Juli 2009, http://www.jamestown.org/single/?tx_ttnews[tt_news]=35234 (diakses 11 Mei 2013)59 Anonym, “Turkey Keeps Protest Against China Violence in Uyghur Region”, Voice of Nations Azerbaijan, 14Juli 2009, http://en.baybak.com/turkey-keeps-protests-against-china-violence-in-uighur-region.azr (diakses14 Mei 2013)60 Emrullah Uslu, “Ankara Anxiously Monitors The Xinjiang’s Crisis”61 Anonym, “Turkey Keeps Protest Against China Violence in Uyghur Region”

berarti dari pemerintah.62 Untuk diketahui, partai MHP adalah partai politik sayap kanan Turkiyang ultranasionalis dan mengusung agenda nasionalisme Turki dalam interaksinya dengan duniainternasional.63 Sedangkan dari AKP sendiri, mereka memilih untuk tidak menyerang Cina sepertihalnya yang telah disampaikan oleh protes-protes dari partai yang lain.

AKP mendapatkan dukungan dari sebagian besar masyarakat Turki, terutama masyarakatyang menganut Islam moderat dan sekularisme di Turki, baik dari golongan liberalis, religius,maupun kelas-kelas yang ada. Strategi AKP dan kesiapan menghadapi pemilu merupakan salahsatu alasan di balik banyaknya konstituen dari AKP. Dukungan konstituen terutama datang darikelas menengah dan pebisnis-pebisnis Anatolia, yang merasa diuntungkan dengan adanyakebijakan ekonomi liberal AKP. 64 Selain dari kelas menengah dan pebisnis, AKP jugamendapatkan dukungan dari populasi Muslim konservatif, minoritas agama lain dan etnisminoritas di Turki.65 Tersebarnya konstituen AKP di berbagai wilayah ini mengantarkan AKPuntuk meraih suara yang tinggi dalam sistem pemilu demokrasi, yaitu sebesar 34% danmendapatkan 363 kursi parlemen pada November 2002, 47% suara atau 341 kursi parlemen padapemilu Juli 2007, dan 50% persen suara atau 326 kursi parlemen pada pemilu 2011.66

Dilihat dari pihak-pihak yang gencar melakukan protes terhadap pemerintah Turki terkaitetnis Uyghur, diketahui bahwa partai-partai dan LSM yang melakukan protes dan demonstrasitersebut didominasi oleh partai dan LSM yang bersifat nasionalis Pan-Turkisme dan Islamis yangmelihat etnis Uyghur sebagai saudara mereka.67 Partai ultranasionalis dan Islamis ini merupakansalah satu kategori dalam nasionalisme Turki yang sering disebut dengan ülkücü dan mengacupada kelompok ultranasionalis sayap kanan dengan misi Islamisasi Turki dan Pan-Turkisme.68

Partai-partai dan gerakan nasionalis di Turki mendasarkan gerakan mereka pada Islam, ikatandarah dan sejarah. Basis utama dari gerakan nasionalis adalah agama yaitu Islam, dannasionalisme yaitu darah Turki dari seluruh bangsa Turki Asia Tengah, tempat asal dari etnisTurki Anatolia. Mereka menyebut bangsa seluruh bangsa Turki dari Republik Turki Anatoliahingga Asia Tengah sebagai soy, yang berarti ikatan darah, dan irk yang berarti ras.69 Pihakultranasionalis ini terdapat dalam partai MHP, partai BBP dan organisasinya yaitu AlperenOcaklari. Agenda mereka adalah membawa pan-Turkisme, Islamisme dan anti-Barat. Merekamenentang bergabungnya Turki ke Uni Eropa dan mendukung gerakan aliansi Turki-TimurTengah- Asia Tengah yang mengumandangkan nilai-nilai historis yang sama. Kombinasi agama-

62 Emrullah Uslu, “Ankara Anxiously Monitors The Xinjiang’s Crisis”63 Justin Huggler, “Turkish Far Right On The Rise”, The Independent, 20 April 1999,http://www.independent.co.uk/news/turkish-far-right-on-the-rise-1088461.html (diakses 14 Mei 2013)64 Sambur, “The Great Transformation Of Political Islam in Turkey”, 12365 Sambur, “The Great Transformation Of Political Islam in Turkey”, 12366 William Chislett, “Turkey’s Islamist AK Party Wins Third Terms Of Single-Party Rule: Time To Create ALiberal Secular State”, Elcano Isntitute 14 Juni 2011(http://www.realinstitutoelcano.org/wps/portal/rielcano_eng/Content?WCM_GLOBAL_CONTEXT=/elcano/elcano_in/zonas_in/ari106-2011 (diakses 14 Mei 2013)67 Anonym, “Tension Runs High As China Cracks Down in Uyghur Riots”, Today’s Zaman 7 Juli 2009,http://www.todayszaman.com/newsDetail_getNewsById.action?load=detay&link=180125&bolum=100(diakses 14 Mei 2013)68 Jenny White, Muslim Nationalism And The New Turks, (Princeton University Press: 2012),6469 White, Muslim Nationalism And The New Turks, 66

nasionalisme ini muncul sebagai reaksi atas Islam moderat dan bersahabat dengan Barat yangdiusung oleh partai AKP.70 Dari gambar 3.2, perolehan suara dan posisi MHP dan BBP dan partailain di parlemen jauh berada di bawah AKP. AKP memperoleh 360 kursi di parlemen padapemilu 2002, 341 kursi di pemilu 2007, dan 327 kursi di pemilu 2011. Partai lainnya, CHPmemperoleh 178 kursi pada pemilu 2002, 112 kursi pada 2007 dan 135 kursi pada pemilu 2011.Partai MHP memperoleh 70 kursi pada 2007 da 53 kursi pada pemilu 2011. Dari perbandinganjumlah suara dan kursi, posisi AKP di parlemen dan kekuatannya untuk pengambilan kebijakanlebih besar daripada partai-partai lainnya.71

AKP dan Politik Luar Negeri TurkiPasca berakhirnya Perang Dingin yang membagi dunia kedalam dua kekuatan besar,

ideologi politik luar negeri Turki juga mengalami perubahan. Di bawah pemerintahan partai AKP,Turki melakukan pembaharuan terhadap politik luar negerinya. Berbeda dengan pemerintahTurki sebelumnya di bawah Perdana Menteri Turgut Ozal yang Islamis dan memperhatikanikatan budaya antara Turki dan negara-negara yang memiliki ikatan etnis dengan Turki di AsiaTengah72, politik luar negeri Turki di bawah partai AKP memiliki kecenderungan untuk tidakterikat dengan etnisitas dan ikatan budaya jika ikatan tersebut bertentangan dengan kepentingannegara.73 Beberapa faktor seperti kesamaan ideologi, etnisitas, keagamaan dan sebagainya akanmenjadi pertimbangan jika memiliki kesesuaian dengan politik luar negeri Turki. Turkimerancang politik luar negeri dengan dasar kepentingan nasional dan jika kepentingan nasionalyang menjadi dasar dari politik luar negeri tersebut tidak sejalan atau memiliki kontradiksidengan faktor-faktor kesamaan identitas, maka pengambil keputusan akan cenderungmengabaikannya demi memperoleh kepentingan nasional.74

Politik luar negeri Turki di masa AKP tidak dapat dilepaskan dari peran Ahmet Davutoglu,penasihat politik luar negeri Perdana Menteri Erdogan pasca terpilihnya AKP pada 2002 danMenteri Luar Negeri Turki pada tahun 2009. Davutoglu melakukan reinterpretasi terhadap Turkidi masa lalu dan masa sekarang dengan buku yang ditulisnya, Strategic Depth yang hingga kinimerupakan dasar dari politik luar negeri Turki. Pemikiran Davutoglu terdiri dari historical depthdan geographical depth. Dalam historical depth, Turki akan memanfaatkan potensi geopolitikyang dimilikinya, karena Turki memiliki lokasi geografi yang unik dan berbatasan denganbeberapa wilayah. Davutoglu melihat terdapat tiga hinterland yang akan menjadi area regionaldari pengaruh Turki, yaitu Balkan, Timur Tengah dan Kaukasus; di dekat basin maritim LautHitam, Laut Mediterania dan Teluk Kaspia; serta dekat basin kontinental yang meliputi Eropa,

70 White, Muslim Nationalism And The New Turks, 6771 Turkish Grand National Assembly, “General Elections Result-Turkey”,http://electionresources.org/tr/assembly.php?election (diakses 14 Juni 2013)72 Abdullah Yuvaci & Salih Dogan, “Geopolitics, Geoculture And Turkish Foreign Policy”, Geopolitics In 21st

Century, December 2012: 10(http://www.academia.edu/2565092/Geopolitics_Geoculture_and_Turkish_Foreign_Policy) diakses 29 Mei201373 Idris Bal, Turkish Foreign Policy In Post Cold War Era, (Florida: Brown Walker Press, 2004), 8874 Bal, Turkish Foreign Policy In Post Cold War Era, 88

Asia Selatan, Asia Tengah dan Asia Timur.75 Berdasarkan pandangan Strategic Depth, Davutoglumencanangkan visi dari politik luar negeri Turki yang berlandaskan pada penghargaan akankebebasan dan keadilan, konsep zero problem with neighbours, pengembangan hubungan dengannegara-negara di sekitar, serta diplomasi pro-aktif.76 Unsur-unsur tersebut menjadi dasar daripolitik luar negeri Turki yang tidak hanya terpaku pada Eropa, namun bersifat fleksibel. Selain itu,terdapat unsur lain seperti politik luar negeri multi-dimensional yang berarti berhenti dari politikluar negeri yang condong pada dasar keamanan dan identitas.77 Dalam aplikasinya, politik luarnegeri multi-dimensi Turki, isu-isu ekonomi mendapatkan porsi yang lebih besar. Turki memulaidengan peningkatan hubungan perdagangan melalui perjanjian-perjanjian di berbagai kawasanseperti Timur Tengah, Asia Tengah dan Asia Timur.78 Konsep diplomasi pro-aktif juga bertujuanpada alasan-alasan ekonomi dan pembukaan pasar baru, mengingat adanya stagnansi ekonomi dinegara-negara Eropa.79

Di bawah ideologi yang dibawa AKP, politik luar negeri Turki berubah menjadi duamodel politik luar negeri yang dinamis. Model yang pertama adalah model strategis tradisional,yaitu hubungan strategis dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Model strategis yangkedua didasarkan pada faktor ekonomi yang meningkatkan independensi Turki dari AmerikaSerikat dan Eropa. Independensi ini diakibatkan oleh tekanan publik terhadap pemerintah AKPuntuk menemukan pasar baru, karena pertumbuhan ekonomi yang dinamis berkaitan dengantumbuhnya golongan menengah dan borjuis Anatolia yang menjadi basis dari konstituen AKP.80

Tuntutan untuk memperluas pasar juga merupakan salah satu faktor yang melatarbelakangi sikapaktif AKP dalam mencari kerjasama ekonomi yang menguntungkan di Timur Tengah, negara-negara Balkan dan negara dengan perekonomian yang sedang berkembang pesat seperti Cina.81

Di bawah AKP, Turki melihat Cina sebagai salah satu isu politik luar negeri yangpenting. PM Erdogan mengunjungi Cina pada tahun 2003 dimana agenda ini adalah salah satuagenda pemerintah pertama yang dibacakan di parlemen pada 2003. 82 Perhatian khusus yangdiberikan Turki terhadap Cina berkaitan dengan kerjasama dan pertumbuhan ekonomi yang ingindicapai oleh pemerintah Turki. Faktor yang lain adalah memburuknya hubungan Turki dan Israelakibat serangan Israel pada armada Turki yang membawa bantuan ke Gaza . Akibatnya padaOktober 2010 jet militer Cina diundang oleh Turki, menggantikan posisi Israel dan AS yang

75 Gulbahar Yeken Aktas, “Turkish Foreign Policy: New Concepts And Reflection”, (M.Sc. Thesis, Middle EastTechnical University, 2010), 5676 Aktas, “Turkish Foreign Policy: New Concepts And Reflection, 6577 Aktas, “Turkish Foreign Policy: New Concepts And Reflection, 8278 Yuvaci & Dogan, “Geopolitics, Geoculture And Turkish Foreign Policy”, 1479 Ziya Onis, “Multiple Faces Of The “New” Turkish Foreign Policy: Underlying Dynamics And Critics”, InsightTurkey, Vol. 13, No. 1,http://cesran.org/index.php?option=com_content&view=article&id=1213%3Amultiple-faces-of-the-new-turkish-foreign-policy-underlying-dynamics-and-a-critique&catid=216%3Aanalyses-on-turkey-and-neighbourhood&Itemid=336&lang=en (diakses 29 Mei 2013)80 Gokhan Bacik, “Evisioning The Asia-Pacific Century: Turkey Between United States And China”, TodaysZaman, 9 Desember 2011, http://www.todayszaman.com/newsDetail_getNewsById.action?newsId=265222(diakses 29 Mei 2013)81 Bacik, “Evisioning The Asia-Pacific Century: Turkey Between United States And China”82 Bacik, “Evisioning The Asia-Pacific Century: Turkey Between United States And China”

sebelumnya selalu mengadakan latihan militer bersama dengan Turki. 83 Sikap Turki terhadapCina ini merupakan bagian dari politik luar negeri multi-dimensional Turki. Turki juga akanmendapatkan pasar baru dengan hubungannya dengan Cina, karena salah satu faktor tetapbertahannya AKP adalah pertumbuhan ekonomi yang pesat dan keberadaan pasar-pasar baru,serta bervariasinya kerjasama Turki-Cina seperti dalam transportasi, tekstil, dan konstruksi, yangpada akhirnya membuat perusahaan menengah mendapatkan kesempatan yang besar untukberpartisipasi.84

KERJASAMA STRATEGIS TURKI DENGAN CINASeperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di bawah AKP, hubungan Turki dengan Cina

merupakan salah satu hal penting yang menjadi poin utama dalam agenda politik luar negeri. Darikondisi internasional yang telah dijelaskan dalam politik luar negeri AKP, keuntungan ekonomiyang menjadi salah satu motivasi instrumental juga memberikan peran yang besar dalamperubahan sikap Turki terhadap Cina terkait isu Uyghur.

Sejak dulu, isu Uyghur selalu membayangi hubungan bilateral Turki dan Cina. Namun diera Erdogan, hubungan baik dengan Cina menjadi salah satu isu penting, dibuktikan denganadanya beberapa kunjungan resmi yang menjadi agenda kedua negara. Eratnya hubungan Turkidan Cina ini akan membawa keuntungan ekonomi yang tidak sedikit bagi Turki. Beberapakerjasama yang akan dilakukan adalah melalui kerjasama perdagangan dimana Cina merupakanmitra impor terbesar ketiga bagi Turki, sedangkanm bagi Cina, Turki hanya menduduki peringkatke-20 dari negara yang menjadi target impor Cina periode 2009.85 Untuk menutupi deficit neracaTurki terhadap Cina, kedua negara sepakat untuk menggunakan Yuan dan Lira Turki dalamperdagangan bilateral serta perjanjian perdagangan untuk meningkatkan volume perdaganganbilateral antara Turki dan Cina dari USD 17 Miliar kepada USD 50 miliar dalam jangka waktu 5tahun.86

Keuntungan lainnya adalah pada pembangunan infrastruktur dan railway di Turki.Perusahaan konstruksi Cina, Chinese Civil Engineering Construction Corp. telah memulaipekerjaannya untuk membangun rel sepanjang 533 km di Istanbul-Ankara yang memperpendekwaktu tempuh kedua kota dari 7 jam menjadi 3 jam. Pemerintah Cina juga memberikan pinjamansebesar USD 1,28 miliar untuk pembangunan rel dari Inonu dan Kosekoy yang melewati teras-teras pegunungan dan direncanakan akan dibuka pada tahun 2013.87 Kerjasama antara Turki danCina dalam pembangunan rel kereta cepat ini merupakan awal dari proyek besar yang digagasCina. Cina memiliki ambisi untuk membangun sebuah jalan rel cepat yang akan menghubungkanCina, Asia Tengah (melewati Kazakhstan), Rusia dan Eropa Barat untuk memperluas pasar Cinamenuju Eropa.88 Dalam ambisinya tersebut, Cina akan membutuhkan Turki untuk menempatkan

83 Bacik, “Evisioning The Asia-Pacific Century: Turkey Between United States And China”84 Bacik, “Evisioning The Asia-Pacific Century: Turkey Between United States And China”85 Atilla Sandikli, China: A New Super Power? Dimension Of Power, Energy And Security, Bilgesam Publication,(Istanbul: 2010), 22986 Selcuk Colakoglu, “Turkey-China Relations: Seeking A Strategic Partnership”87 Zhang Haizhou, “High-speed Rail Will Set The Pace in Turkey”, China Daily, 13 Juli 2011,http://www.chinadaily.com.cn/cndy/2011-07/13/content_12888952.htm (diakses 22 Mei 2013)88 F. William Engdahl, “Eurasian Economic Boom And Geopolitics: China’s Land Bridge to Europe: The China-Turkey High Speed Railway”, Global Research 27 April 2012, http://www.globalresearch.ca/eurasian-

jalur relnya sebagai jalan masuk ke Eropa. Rel yang dibangun Cina di Turki akan menjadipenghubung dari kota Kars kepada batas timur Armenia dan berlanjut ke dekat batas Yunani danBulgaria kemudian ke negara-negara Uni Eropa.89 Untuk rencana selanjutnya, Turki dan Cinatelah mengadakan pembicaraan untuk membangun jalur rel kedua. Turkey States Railways, agensiTurki yang menangani setiap pembangunan jalur rel kereta cepat, menyatakan rencana Turkiuntuk membangun 6000 kilometer jalur kereta cepat pada 2023, tepat pada perayaan 100 tahunberdirinya Republik Turki.90 Proyek ini merupakan salah satu langkah yang dilakukan untukambisi Cina membangun kembali Jaur Sutra Modern yang pada masa lampau digunakan sebagaijalur perdagangan yang melintasi Asia, Eropa dan Timur Tengah untuk mencapai pasar-pasaryang potensial di kawasan-kawasan tersebut. 91 Jalur Sutra modern ini direncanakan akanmelintasi beberapa daerah di Cina, tepatnya daerah Liangyungang, via Xinjiang dan Asia Tengah,melintasi Timur Tengah dan Turki. 92 Dalam rencana ini, Turki merupakan salah satu negaraterpenting yang memegang peran sebagai pintu masuk ke pasar Eropa.93 Pembangunan JalurSutra Modern ini juga akan menguntungkan Turki karena Turki juga berencana akan membangunjalur Trans-Eurasia yang akan menghubungkan Turki dengan sisi Asia dan sisi Eropa. Jika jalurini berhasil dibuat, maka Turki akan memperpendek transportasi ke Cina dan Asia Tengah hingga50%.94

Selain dalam kerjasama perdagangan, Turki juga akan memperoleh keuntungan dalamrencana pembangunan reaktor nuklirnya. Kunjungan PM Erdogan ke Cina pada tanggal 9 April2012 tersebut juga digunakan untuk menandatangani kesepakatan kerjasama pembangunan danpenelitian nuklir antara kedua negara, dan yang kedua adalah Perjanjiang Penggunaan NuklirSecara Damai. 95 Peningkatan kerjasama nuklir antara Turki dan Cina dilakukan mengingatkebutuhan Turki untuk mencari partner yang sesuai untuk pembangunan reaktor nuklir keduanya

economic-boom-and-geopolitics-china-s-land-bridge-to-europe-the-china-turkey-high-speed-railway/30575(diakses 22 Mei 2013)89 Engdahl, “Eurasian Economic Boom And Geopolitics: China’s Land Bridge to Europe: The China-TurkeyHigh Speed Railway”90 Haizhou, “High-speed Rail Will Set The Pace in Turkey”,91 Anna Beth Keim, “Can China And Turkey Forge A New Silk Road?”, Yale Global Online, 18 Januari 2013,http://yaleglobal.yale.edu/content/can-china-and-turkey-forge-new-silk-road (diakses 22 Mei 2013)92 Kamalpour, “The New Silk Road”, Islamic Finance News, 6 Juni 2012, 1www.assaif.org/.../New+Silk+Road+Forum.pdf (diakses 23 Mei 2013)93Jika Jalur Sutra Modern ini terealisasikan, maka jalur dari Lianyungang hingga Rotterdam via Jalur SutraModern ini akan menurunkan waktu tempuh perdagangan dari Cina-Eropa dari 20-40 hari kepada 11 haridan menyediakan pasar baru bagi Cina.Andrew C. Kuchins & Thomas M. Sanderson, The Northern Distribution Network And The Modern Silk Road,Center For Strategic And International Studies, (Washington: 2009), 19,csis.org/files/publication/091217_Kuchins_NorthernDistNet_Web.pdf (diakses 23 Mei 2013)94 Ai Yang, “Silk Road Will Keep Sino-Turkish Trade On The Move”, China Daily, 9 Oktober 2010,http://www.chinadaily.com.cn/china/2010-10/09/content_11388872.htm (diakses 14 Juni 2013)95 News Wires, “Turkish PM Boosts Nuclear Cooperation With China Visit, France24 9 April 2012,http://www.france24.com/en/20120409-turkish-premier-erdogan-nuclear-cooperation-china-uighurs-xinjiang (diakses 22 Mei 2013)

yang terletak di provinsi utara Sinop.96 Terdapat kandidat lain selain Cina yaitu Rusia, KoreaSelatan dan Jepang. Namun Cina merupakan salah satu partner terkuat karena Cina bersediamembangun reaktor nuklir di Sinop tanpa adanya jaminan seperti yang diminta oleh KoreaSelatan.97

Keuntungan lain yang akan didapatkan Turki adalah dari keinginan Turki untukbergabung dengan Shanghai Cooperation Organization (SCO) yang beranggotakan Cina, Rusia,Kazakhztan, Kyrgisztan, Tajikistan dan Uzbekistan dengan tujuan untuk meningkatkanperdagangan bebas dan memimalisir ancaman terorisme antar batas wilayah. Saat ini Turkimemiliki keinginan untuk bergabung dengan SCO akibat ketidakpuasannya terhadap Uni Eropa.98

Dalam SCO, Cina merupakan sebuah kekuatan besar di dalamnya mengingat posisinya sebagaipendiri SCO. Pada Juli 2012, Cina melalui Presiden Hu Jintao memberikan persetujuan untukmenjadikan Turki sebagai dialogue partner SCO.99 Turki menyadari arti penting dari Cina danRusia untuk pembangunan berkelanjutan Turki serta keinginan Turki untuk bergabung denganSCO dan mencapai tujuan sebagai salah satu negara 10 World’s Top Economy.100

KESIMPULANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan etnisitas Uyghur dan Turki

Anatolia, dimana terdapat perubahan sikap pemerintah Turki pada saat kerusuhan di Xinjiangpada tahun 2009. Bermula dari kecaman keras PM Erdogan terhadap Cina dan reaksi-reaksi daripublik Turki, hingga pada akhirnya sikap Turki mengalami perubahan terhadap Cina. Perubahansikap Turki ditandai dengan peningkatan kerjasama dan kunjungan-kunjungan yang diadakanoleh elit kedua negara. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah etnisitas antara Uyghurdan Turki kurang berpengaruh karena dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan lain selainfaktor afektif, yaitu faktor instrumental yang dapat dikategorikan dalam politik domestik,keuntungan ekonomi dan kondisi internasional. Faktor afektif merupakan faktor-faktor yangmelihat ikatan etnis dalam arti kesamaan sejarah, budaya, dan agama.

Lemahnya ikatan etnis dalam perubahan kebijakan luar negeri Turki terhadap Cinadipengaruhi oleh semakin kuatnya faktor instrumental. Faktor instrumental yang dimaksudmeliputi politik domestik, kondisi internasional dan keuntungan ekonomi. Faktor domestik dilihatdalam dua hal yaitu siapakah pihak yang melakukan protes terhadap tindakan pemerintah Cinadan sifat sekuler-multi dimensional dari politik luar negeri Turki dibawah partai AKP. Pelakuprotes adalah bukan konstituen partai AKP, yang merupakan partai berkuasa. Para pemrotesadalah konstituen Partai BBP, MHP dan Partai Saadat yang berideologi Islamis dan

96 Anonym, “Turkey, China Sign Two Nuclear Agreements During PM’s Visit”, Hurriyet, 10 April 2012,http://www.hurriyetdailynews.com/turkey-china-sign-two-nuclear-agreements-during-pms-visit.aspx?pageID=238&nid=18032 (diakses 22 Mei 2013)97 Dan Yurman, “Carving Up Turkey’s Nuclear Energy Market”, 16 Agustus 2012,http://ansnuclearcafe.org/2012/08/16/carving-up-turkeys-nuclear-energy-market/ (diakses 22 Mei 2013)98 Alyson J.K. Bailes et al., “The Shanghai Cooperation Organization”, SIPRI Policy Paper No. 17 (2007), 1,www.peacepalacelibrary.nl/ebooks/.../SIPRI_Policypaper17%5B1%5D.pdf (diakses 23 Mei 2013)99 Zhang Qian, “SCO Accepts Afghanistan As Observer, Turkey As Dialogue Partner”, Xinhua, 7 Juni 2012,http://english.peopledaily.com.cn/90883/7839137.html (diakses 23 Mei 2013)100 Anonym, “Is Turkey Serious About Becoming SCO Member State?”, Xinhua, 9 Februari 2013,http://www.china.org.cn/opinion/2013-02/09/content_27934748.htm (diakses 23 Mei 2013)

ultranasionalis Pan-Turkisme. Sebaliknya, konstituen AKP lebih bersifat sekularis dan Islammoderat yang tidak terlalu terpengaruh dengan isu-isu etnisitas. Konstituen AKP pun memilikiperbandingan lebih banyak dibandingkan dengan partai-partai lain sehingga isu etnisitas inicenderung tidak terlalu berpengaruh terhadap pengambilan kebijakan yang dilakukan partai. Darifaktor politik luar negeri, di bawah AKP Turki berlandaskan pada sekularitas dan memilikiideologi yang berlandaskan multi-dimensional, dimana pemikiran tersebut mengakibatkan Turkitidak lagi terpaku pada AS dan Eropa, namun ke timur seperti negara-negara Timur Tengah,Balkan dan Asia Timur. Cina merupakan salah satu negara yang dianggap penting dalam politikluar negeri AKP, mengingat kekuatan ekonomi Cina dan kebutuhan Turki untuk mencari pasarbaru untuk meningkatkan perekonomiannya.

Dalam faktor kondisi internasional, meningkatnya kekuatan Cina sebagai kekuatanekonomi dunia serta menurunnya perekonomian negara-negara Eropa turut mendorong Turkiuntuk mempertimbangkan hubungannya dengan Cina. Dalam keuntungan ekonomi, Turkimendapatkan banyak keuntungan dari kerjasama strategis dengan Cina, seperti kerjasamaperdagangan, pembangunan proyek railway yang menjadi proyek besar Turki, pembangunanJalur Sutra Modern untuk memperkecil waktu transportasi dari Asia ke Eropa dan sebaliknya,pembangunan reaktor nuklir yang dibutuhkan Turki serta keanggotaan SCO dimana keanggotaanini akan memperdalam kerjasama Turki dengan negara-negara kaya energi di Asia Tengah untukmenutupi kebutuhan Turki yang semakin mengingkat akan energi.

DAFTAR PUSTAKA

Aktas, Gulbahar Yeken, “Turkish Foreign Policy: New Concepts And Reflection”, (M.Sc. Thesis,Middle East Technical University, 2010)

Alyson J.K. Bailes et al., “The Shanghai Cooperation Organization”, SIPRI Policy Paper No. 17(2007), www.peacepalacelibrary.nl/ebooks/.../SIPRI_Policypaper17%5B1%5D.pdf(diakses 23 Mei 2013)

Anonym, “China Cautions Turkey Against ‘East Turkestan’ Forces”, China.org.cn, 22 Februari2012 http://www.china.org.cn (diakses 25 Februari 2013)

Anonym, “China Cities and Provinces: Xinjiang Uygur Autonomous Region”, China Today,http://www.chinatoday.com/city/xinjiang.htm (diakses tanggal 23 Februari 2013)

Anonym, “Is Turkey Serious About Becoming SCO Member State?”, Xinhua, 9 Februari 2013,http://www.china.org.cn/opinion/2013-02/09/content_27934748.htm (diakses 23 Mei2013)

Anonym, “Sunni And Shi’a”, BBC, 19 Agustus 2009,http://www.bbc.co.uk/religion/religions/islam/subdivisions/sunnishia_1.shtml (diakses 7Mei 2013)

Anonym, “Tension Runs High As China Cracks Down in Uyghur Riots”, Today’sZaman 7 Juli2009,http://www.todayszaman.com/newsDetail_getNewsById.action?load=detay&link=180125&bolum=100 (diakses 14 Mei 2013)

Anonym, “Thousands of Turks Protest China Violence: Crowds Urges Government to Intervene,Wants Boycott of Chinese Goods”, NBC,http://www.nbcnews.com/id/31877977/#.UWPgjWcRv0I (diakses 11 Mei 2013)

Anonym, “Troubles Across the Turkestan, Contrasting Response to China’s Crackdown inBeijing”, The Economist, July 16th 2009, http://www.economist.com/node/14052216(diakses tanggal 23 Februari 2013)

Anonym, “Turkey Keeps Protest Against China Violence in Uyghur Region”, Voice of NationsAzerbaijan, 14 Juli 2009, http://en.baybak.com/turkey-keeps-protests-against-china-violence-in-uighur-region.azr (diakses 14 Mei 2013)

Anonym, “Turkey Stands Up for Uighur Brethren in Wake of China’s Brutality”, Todayszaman,12 Juli 2009 http://www.todayszaman.com (diakses 25 Februari 2013)

Anonym, “Turkey, China Sign Two Nuclear Agreements During PM’s Visit”, Hurriyet, 10 April2012, http://www.hurriyetdailynews.com/turkey-china-sign-two-nuclear-agreements-during-pms-visit.aspx?pageID=238&nid=18032 (diakses 22 Mei 2013)

Anonym, “Turkish Foreign Minister Ahmet Davutoglu Will Pay A Week-long Visit To China forTalks On Boosting Ties”, 22 Oktober 2010,http://www.silkroutes.net/TurkishChineseRelations2010TurkiyeCin.htm (diakses 25Februari 2013)

Anonym, “Turkish PM Erdogan Likens Xinjiang Violence to ‘Genocide’”, Radio Free Europe,10 September 2009, http://www.france24.com (diakses 25 Februari 2013)

Bacik, Gokhan, “Evisioning The Asia-Pacific Century: Turkey Between United States AndChina”, Todays Zaman, 9 Desember 2011,http://www.todayszaman.com/newsDetail_getNewsById.action?newsId=265222 (diakses29 Mei 2013)

Bal, Idris, Turkish Foreign Policy In Post Cold War Era, (Florida: Brown Walker Press, 2004)

Bovingdon, Gardner, “Autonomy In Xinjiang: Han Nationalist Imperatives And UyghurDiscontinent”, Policy Studies No. 11 (2004), 8,scholarspace.manoa.hawaii.edu/bitstream/handle/10125/3492/PS011.pdf (diakses 23Februari 2013)

Bozkurt, Abdullah, “China Seeks Further Engagement from Turkey in Xinjiang”, Todayszaman,1 April 2012, http://www.todayszaman.com/news-276069-china-seeks-further-engagement-from-turkey-in-xinjiang-region.html (diakses 12 April 2013)

Carment, David, et al, 2009, “The Internationalization of Ethnic Conflict : State, Society andSynthesis”, International Studies Review (2009) 11,http://www.engagingconflict.it/ec/wp-content/uploads/2012/06/Carment-The-Internationalization-of-Ethnic-Conflict-State-Society-and-Synthesis.pdf (diakses 5 April2013)

China Congressional-Excecutive Comission, “Congressional-Executive Commission on China,Annual Report 2007”, 10 Oktober 2007, 14, http://www.gpo.gov/fdsys/pkg/CHRG-110hhrg38026/pdf/CHRG-110hhrg38026.pdf (diakses 24 Februari 2013)

Clarke, Michael, “China, Xinjiang and The Internasionalization Of The Uyghur Issue”, GriffithAsia Institute, www98.griffith.edu.au/dspace/bitstream/handle/10072/.../70303_1.pdf(diakses 23 Februari 2013)

Colakoglu, Selcuk, “Turkey-China Relations: Seeking A Strategic Partnership”, 24 April 2012,http://uyghuramerican.org/article/turkey-china-relations-seeking-strategic-partnership.html (diakses 20 Mei 2013)

Eller, Jack David, “Ethnicity, Culture, And The Past”, Michigan Quarterly Review Vol. XXXVI,no. 4 (Fall 1997) http://quod.lib.umich.edu/cgi/t/text/text-idx?cc=mqr;c=mqr;c=mqrarchive;idno=act2080.0036.411;rgn=main;view=text;xc=1;g=mqrg (diakses 1 Mei 2013)

Engdahl, F. William, “Eurasian Economic Boom And Geopolitics: China’s Land Bridge toEurope: The China-Turkey High Speed Railway”, Global Research 27 April 2012,http://www.globalresearch.ca/eurasian-economic-boom-and-geopolitics-china-s-land-bridge-to-europe-the-china-turkey-high-speed-railway/30575 (diakses 22 Mei 2013)

Famularo, Julia, “Erdogan Visits Xinjiang”, The Diplomat, 14 April 2012, www.thediplomat.com(diakses 25 Februari 2013)

Haizhou, Zhang, “High-speed Rail Will Set The Pace in Turkey”, China Daily, 13 Juli 2011,http://www.chinadaily.com.cn/cndy/2011-07/13/content_12888952.htm (diakses 22 Mei2013)

Hays, Jeffrey, “Uighurs, Uighur History, Life and Culture”,http://factsanddetails.com/china.php?itemid=162#06 (diakses 12 April 2013)

Heraclides, Alexis, The Self-Determination of Minorities in International Relations, (Portland,OR: Frank Class, 1991)

Huggler, Justin, “Turkish Far Right On The Rise”, The Independent, 20 April 1999,http://www.independent.co.uk/news/turkish-far-right-on-the-rise-1088461.html (diakses14 Mei 2013)

Israeli, Raphael, “China’s Uyghur Problem”, Israel Journal of Foreign Affairs IV: I (2010), 92,israelcfr.com/documents/4-7-Raphael-Israeli.pdf? (diakses 23 Februari 2013)

Kamalpour, “The New Silk Road”, Islamic Finance News, 6 Juni 2012, 1,www.assaif.org/.../New+Silk+Road+Forum.pdf (diakses 23 Mei 2013)

Kamberi, Dolkun, “Uyghur and Uyghur Identity”, Sino-Platonic Paper Vol. 150 May 2005, 1,www.sino-platonic.org/complete/spp150_uyghurs.pdf? (diakses 22 Februari 2013)

Keim, Anna Beth, “Can China And Turkey Forge A New Silk Road?”, Yale Global Online, 18Januari 2013, http://yaleglobal.yale.edu/content/can-china-and-turkey-forge-new-silk-road(diakses 22 Mei 2013)

Kuchins, Andrew C., & Thomas M. Sanderson, The Northern Distribution Network And TheModern Silk Road, Center For Strategic And International Studies, (Washington: 2009),csis.org/files/publication/091217_Kuchins_NorthernDistNet_Web.pdf (diakses 23 Mei2013)

Lawton, John, “The Cradle of The Turks”, Saudi Aramco World Vol 45 Number 2 (March/April1994), http://www.saudiaramcoworld.com/issue/199402/the.cradle.of.the.turks.htm(diakses 9 April 2013)

Livny, Avital, “Faith In The Electorate: Islam Solution to Vote Volatility in Turkey”, September2012, 2 www.stanford.edu/~alivny/.../Faith%20in%20the%20Electorate.pdf (diakses 14Mei 2013)

London Uyghur Rensemble, “Uyghur Language”, http://www.uyghurensemble.co.uk/en-html/uy-language.html (diakses 12 April 2013)

News Wires, “Turkish PM Boosts Nuclear Cooperation With China Visit, France24 9 April 2012,http://www.france24.com/en/20120409-turkish-premier-erdogan-nuclear-cooperation-china-uighurs-xinjiang (diakses 22 Mei 2013)

O’Farril Enrique, et al, “Economic Cooperation”, AGCI Cooperation Chilena, www.agci.cl(diakses 5 April 2013)

Onis, Ziya, “Multiple Faces Of The “New” Turkish Foreign Policy: Underlying Dynamics AndCritics”, Insight Turkey, Vol. 13, No. 1,http://cesran.org/index.php?option=com_content&view=article&id=1213%3Amultiple-faces-of-the-new-turkish-foreign-policy-underlying-dynamics-and-a-

critique&catid=216%3Aanalyses-on-turkey-and-neighbourhood&Itemid=336&lang=en(diakses 29 Mei 2013)

Ostrovskaya, Elena, “The Uyghur Project”, 8 Oktober 2010http://orientalreview.org/2010/10/08/the-uyghur-project/ (diakses 17 April 2013)

Paquin, Jonathan & Michael Saideman, “Foreign Intervention in EthnicConflicts”,www.humansecuritygateway.com/documents/ISA_foreigninterventionethnicconflicts.pdf (diakses 2 April 2013)

Qian, Zhang, “SCO Accepts Afghanistan As Observer, Turkey As Dialogue Partner”, Xinhua, 7Juni 2012, http://english.peopledaily.com.cn/90883/7839137.html (diakses 23 Mei 2013)

Raman, B., “China Engages Turkey to Neutralize Uighur Threat”, Rediff News, 17 Oktober 2012http://news.rediff.com (diakses 25 Februari 2013)

Saideman, Stephen M., “Is Everything About The Relatives? Dyadic Analyses of theInternational Relations of Ethnic Conflict”,http://isanet.ccit.arizona.edu/archive/saideman.html (diakses 7 Mei 2013)

Sandikli, Atilla, China: A New Super Power? Dimension Of Power, Energy And Security,Bilgesam Publication, (Istanbul: 2010)

Sansal, Burak, “Turkish Language”, http://www.allaboutturkey.com/dil.htm (diakses 12 April2013)

Scaruffi, Pierro, “A Timeline of The Turks”, http://www.scaruffi.com/politics/turks.html (diakses10 April 2013)

Sloan, Ismail, “History of the Uyghurs, Of Kashgar And Of Greater Turkestan”,http://www.anusha.com/uyghur-h.htm (diakses 9 April 2013)

Torbakov, Igor, “China-Turkey and Xinjiang : A Frayed Relationship”, Open Democracy, 5Agustus 2009, http://www.opendemocracy.net/article/china-turkey-and-xinjiang-a-frayed-relationship (diakses 25 Februari 2013)

Turkish Grand National Assembly, “General Elections Result-Turkey”,http://electionresources.org/tr/assembly.php?election (diakses 14 Juni 2013)

UNHCR, “China Threatens Punishment for Rumors in Urumqi”, Radio Free Europe, 7 September2009, http://www.unhcr.org, (diakses 25 Februari 2013)

Waugh, Daniel C., “The Uighurs”,http://depts.washington.edu/silkroad/exhibit/uighurs/essay.html (diakses 9 April 2013)

White, Jenny, Muslim Nationalism And The New Turks, (Princeton University Press: 2012)

Yang, Ai, “Silk Road Will Keep Sino-Turkish Trade On The Move”, China Daily, 9 Oktober2010, http://www.chinadaily.com.cn/china/2010-10/09/content_11388872.htm (diakses 14Juni 2013)

Yitzak Shichor, “Limping On Two Legs: Uyghur Diaspora Organizations And The Prospects ForEastern Turkestan Independence”, Central Asia And The Caucasus No. 5 (48) 2007,www.academia.edu (diakses 7 Mei 2013)

Yitzak Shichor, “Limping On Two Legs: Uyghur Diaspora Organizations And The Prospects ForEastern Turkestan Independence”, Central Asia And The Caucasus No. 5 (48) 2007,www.academia.edu (diakses 7 Mei 2013)

Yurman, Dan, “Carving Up Turkey’s Nuclear Energy Market”, 16 Agustus 2012,http://ansnuclearcafe.org/2012/08/16/carving-up-turkeys-nuclear-energy-market/ (diakses22 Mei 2013)

Yuvaci, Abdullah & Salih Dogan, “Geopolitics, Geoculture And Turkish Foreign Policy”,Geopolitics In 21st Century, December 2012, 10(http://www.academia.edu/2565092/Geopolitics_Geoculture_and_Turkish_Foreign_Policy (diakses 29 Mei 2013)

Zambelis, Chris, “Turkey Sacrifices Uyghur to Trade”, Asia Times Online, 19 Januari 2011http://www.atimes.com (diakses 25 Februari 2013)