Sejarah turki usmani

29
SEJARAH TURKI USMANI I. PENDAHULUAN Sejarah Islam masa lalu penuh dengan nostalgia indah dan sekaligus kenangan pahit bagi umat Islam. Berbagai dinasti silih berganti memimpin umat ini. Tatkala satu dinasti hancur, muncul dinasti lain dengan coraknya masing-masing. Jatuhnya Baghdad akibat serangan pasukan Mongol pada tahun 1258 M bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah melainkan sekaligus mengawali masa kemunduran politik Islam secara drastis. Politik umat Islam menjadi terpecah-pecah menjadi sejumlah kerajaan kecil, seperti Dinasti Ilkhan, Dinasti Timuriyah, dan Dinasti Mamalik. Dinasti Usmani merupakan dinasti besar pertama yang lahir setelah kehancuran Baghdad. Kekuasaan Usmani meliputi Asia kecil, Eropa Timur sampai benteng Wina, Afrika Utara termasuk Negeri Sudan dan Somali, Jazirah Arab, negeri Syam termasuk Armeniadan Azerbayen dan yang lainnya. Kerajaan Turki Usmani merupakan kerajaan yang lebih lama kekuasaanya dibandingkan dengan kerajaan keduanya, kerajaan ini juga mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik dari bidang kemiliteran maupun daerah kekuasaannya. Begitu juga dalam bidang keilmuannya, meskipun pada masa kerajaan ini ijtihad menjadi sangat langkah. Penulis pada makalah kali ini mencoba membahas tentang pemikiran hokum islam pada masa Turki Usmani. II. PEMBAHASAN A. Berdiri dan Perkembangan Politiknya Dinasti Usmani berasal dari suku bangsa pengembara Qayigh Oghuz yang dipimpin oleh Sulaiman Syah. Dia mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa Mongol yang menyerang dunia Islam yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Khawarizmi Syah pada tahu 1219-1220. Sulaiman dan anggota sukunya lari ke arah barat dan meminta perlindungan kepada Jalaluddin, pemimpin terakhir Dinasti Khawarizmi Syah di Transoxiana. 1

Transcript of Sejarah turki usmani

Page 1: Sejarah turki usmani

SEJARAH TURKI USMANI

I. PENDAHULUAN

Sejarah Islam masa lalu penuh dengan nostalgia indah dan sekaligus kenangan pahit bagi umat Islam. Berbagai dinasti silih berganti memimpin umat ini. Tatkala satu dinasti hancur, muncul dinasti lain dengan coraknya masing-masing.

Jatuhnya Baghdad akibat serangan pasukan Mongol pada tahun 1258 M bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah melainkan sekaligus mengawali masa kemunduran politik Islam secara drastis. Politik umat Islam menjadi terpecah-pecah menjadi sejumlah kerajaan kecil, seperti Dinasti Ilkhan, Dinasti Timuriyah, dan Dinasti Mamalik.

Dinasti Usmani merupakan dinasti besar pertama yang lahir setelah kehancuran Baghdad. Kekuasaan Usmani meliputi Asia kecil, Eropa Timur sampai benteng Wina, Afrika Utara termasuk Negeri Sudan dan Somali, Jazirah Arab, negeri Syam termasuk Armeniadan Azerbayen dan yang lainnya.

Kerajaan Turki Usmani merupakan kerajaan yang lebih lama kekuasaanya dibandingkan dengan kerajaan keduanya, kerajaan ini juga mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik dari bidang kemiliteran maupun daerah kekuasaannya. Begitu juga dalam bidang keilmuannya, meskipun pada masa kerajaan ini ijtihad menjadi sangat langkah. Penulis pada makalah kali ini mencoba membahas tentang pemikiran hokum islam pada masa Turki Usmani.

II. PEMBAHASAN

A. Berdiri dan Perkembangan Politiknya

Dinasti Usmani berasal dari suku bangsa pengembara Qayigh Oghuz yang dipimpin oleh Sulaiman Syah. Dia mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa Mongol yang menyerang dunia Islam yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Khawarizmi Syah pada tahu 1219-1220. Sulaiman dan anggota sukunya lari ke arah barat dan meminta perlindungan kepada Jalaluddin, pemimpin terakhir Dinasti Khawarizmi Syah di Transoxiana. Jalaluddin menyuruh Sulaiman agar pergi ke arah Barat (Asia kecil). Kemudian mereka menetap di sana dan pindah ke Syam dalam rangka menghindari serangan Mongol. Dalam usahanya pindah ke Syam, pemimpim-pemimpin Turki mendapat kecelakaan yaitu hanyut di sungai Euprat (Efrat) yang karena banjir besar pada tahun 1228 akhirnya mereka terbelah menjadi dua kelompok yaitu, yang pertama ingin pulang ke negeri asalnya sedang yang kedua ingin meneruskan perjalanannya ke Asia kecil.

Di bawah pimpinan Ertogrul mereka mengabdikan dirinya kepada sultan saljuq, Alauddin yang sedang berperang melawan Bizantine. Atas kehebatan Ertogrul dan dukungan penuh dari anak buahnya pasukan saljuq mendapat kemenangan melawan Bizantine. Dan sebagai hadiahnya, sang Sultan berkenan memberikan sebidang wilayah di perbatasan Bizantine kepada Ertogrul , dan mereka menjadikan Sogud/Sukud sebagai pusat pemerintahannya.

1

Page 2: Sejarah turki usmani

Pada tahun 1289 Ertogrul meninggal dan meninggalkan seorang putra yang bernama Usman. Beliau diakui sebagai pendiri dinasti Usmaniyah. Setelah tahun 1300, Mongol berhasil menjatuhkan seljuq sehingga diproklamirkan berdirinya dinasti baru dengan nama Usmaniyah. Dinasti ini berkuasa kurang lebih selama tujuh abad dan dipimpin oleh 35 Sultan yang dimulai dari Usman I hingga Muhammad VI.

Pada Dinasti Usmani raja-raja Dinasti Usmani bergelar Sultan dan sekaligus Kholifah. Sultan menguasai kekuasaan duniawi sedang Kholifah berkuasa di bidang agama/spiritual. Mereka semua mendapatkan kekuasaan secara turun temurun, akan tetapi tidak harus putra pertama yang berhak menjadi penggantinya. Bahkan pada perkembangan selanjutnya pergantian kekuasaan itu diserahkan kepada saudara sultan, bukan kepada anaknya. Didalam menjalankan kegiatan sultan/kholifah dibantu oleh seorang mufti atau lebih dikenal dengan sebutan Syaikhul-Islam (mewakili sultan/kholifah dalam melaksanakan wewenang agamanya) dan Shadrul-A'dham (perdana menteri) yang mewakili Kepala Negara dalam melaksanakan wewenang dunianya.

B. Kekuatan Militer dan Ekspansi Wilayah

Usmaniyah dikenal dengan keungulan militernya. Pecahnya perang dengan Bizantine pada masa Orkhan membuatnya mendirikan pusat pendidikan dan pelatihan militer, sehingga terbentuklah sebuah kesatuan militer yang disebut Yennisari atau dikenal dengan sebutan Inkisyariah. Pasukan Inkisyariah adalah tentara utama Dinasti Usmani yang terdiri dari bangsa Georgia dan Armenia yang baru masuk Islam, basis kesatuan ini berasal dari pemuda-pemuda tawanan perang.

Pembaharuan besar-besaran dalam tubuh organisasi militer oleh Orkhan dan Murad I tidak hanya dalam bentuk perombakan personil pimpinannya, tetapi juga perombakan dalam keanggotaannya. Seluruh pasukan militer dididik dan dilatih dalam asrama. Sehingga dengan pasukan tersebut Dinasti Usmani memiliki mesin perang yang paling kuat dan memberikan dorongan yang besar sekali bagi penaklukan negeri-negeri non muslim . Oleh karenanya pada masa Orkhan dapat ditakhlukkan Broessa (Turki), Izmir (Asia kecil), dan Ankara.

Pada masa Murad I, dinasti usmani menakhlukkan Balkan, Andrianopel (sekarang bernama Edirne, Turki), Macedonia, Sofia (Bulgaria) dan seluruh wilayah Yunani. Kemenangan gemilang tersebut membuat negeri-negeri Kristen yang terdiri atas Hongaria, Bulgaria, Serbia, Transsylvania dan Walacia (Rumania) menggempur Dinasti Usmani sehingga Murad I tewas.

Pada tahun 1402, Dinasti Usmani di bawah pemerintahan Bayazid I di gempur oleh pasukan Timur Lenk (penguasa mongol) yang jumlahnya kurang lebih sekitar 800.000 orang, sementara jumlah pasukan Bayazid120.000, dari pertempuran ini kemudian Bayazid tewas, berikut sejumlah besar pasukannya. Dan akibat kekalahan itu wilayah Usmani hampir seluruhnya jatuh ke tangan Timur Lenk.

Pada masa Muhammad II, Konstantinopel berhasil direbut sehingga dia memperoleh gelar al-fatih " sang penakhluk. Pada masa pemerintahan Salim I, ekspansi ke arah barat dialihkan ke timur, Persia, Syria dan Mesir berhasil dikuasainya. Putra Salim yang bernama Sulaiman I

2

Page 3: Sejarah turki usmani

melanjutkan ekspansi kea rah timur dan berhasil menakhlukkan Irak, Belgrado, kepulauan Rhodes Tunis dan Yaman. Sampai dengan masa

Sulaiman I wilayah kekuasaan Turki Usmani mencakup: Asia kecil, Armenia, Irak, Suria, Hijaz, dan Yaman untuk wilayah Asia: Mesir, Libya, Tunis, dan Aljazair untuk Wilayah Afrika: Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, Rumaniyah untuk wilayah di Eropa.

Pada masa Bayazid II, tentara Usmani sudah dibekali dengan senjata api. Pada masa Sulaiman al-Qanuni, dinasti ini telah mempunyai 300 kapal

C. PEMERINTAHAN

Sulaiman II adalah seorang negarawan yang sangat handal. Dia menyusun sebuah undang-undang yang diberi nama Multaqa al-Abhur. Karenanya, dia mendapat gelar al-Qanuni atau sang pembuat Undang-undang. Pada masanya, Usmaniyah mencapai masa keemasannya karena kesuksesannya di berbagai bidang, mulai bidang militer hingga masalah kesejahteraan.

Faktor yang mempengaruhi kejayaan Usmaniyah antara lain, adanya pemimpin yang cakap, kekuatan militer yang solid dan tersedianya tunjangan bagi pasukan serta penarikan pajak yang rendah sehingga mendapat simpati dari negeri-negeri taklukannya.

D. Pemikiran Hukum Islam masa Turki Usmani

Pada pertengahan abad ke-7 H sampai munculnya Majalah al-Ahkam al-'Adliyyah pada tahun 1286 H. Periode ini diawali dengan kelemahan semangat ijtihad dan berkembangnya taklid serta ta'assub (fanatisme) mazhab. Penyelesaian masalah fiqh tidak lagi mengacu pada Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW serta pertimbangan tujuan syara' dalam menetapkan hukum, tetapi telah beralih pada sikap mempertahankan pendapat mazhab secara jumud (konservatif). Upaya mentakhrij (mengembangkan fiqh melalui metode yang dikembangkan imam mazhab) dan mentarjih pun sudah mulai memudar.

Ulama merasa sudah cukup dengan mempelajari sebuah kitab fiqh dari kalangan mazhabnya, sehingga penyusunan kitab fiqh pada periode ini pun hanya terbatas pada meringkas dan mengomentari kitab fiqh tertentu. Di akhir periode ini pemikiran ilmiah berubah menjadi hal yang langka. Di samping itu, keinginan penguasa pun sudah masuk ke dalam masalah-masalah fiqh. Pada akhir periode ini dimulai upaya kodifikasi fiqh (hukum) Islam yang seluruhnya diambilkan dari mazhab resmi pemerintah Turki Usmani (Kerajaan Ottoman; 1300-1922), yaitu Mazhab Hanafi, yang dikenal dengan Majalah al-Ahkam al-'Adliyyah .

Sejak munculnya Majalah al-Ahkam al- 'Adliyyah sampai sekarang. Ada tiga ciri pembentukan fiqh Islam pada periode ini, yaitu:

3

Page 4: Sejarah turki usmani

1. Munculnya Majalah al-Ahkam al-'Adliyyah sebagai hukum perdata umum yang diambilkan dari fiqh Mazhab Hanafi;

2. Berkembangnya upaya kodifikasi hukum Islam; dan

3. Munculnya pemikiran untuk memanfaatkan berbagai pendapat yang ada di seluruh mazhab, sesuai dengan kebutuhan zaman.

Munculnya kodifikasi hukum Islam dalam bentuk Majalah al-Ahkam al-'Adliyyah dilatarbelakangi oleh kesulitan para hakim dalam menentukan hukum yang akan diterapkan di pengadilan, sementara kitab-kitab fiqh muncul dari berbagai mazhab dan sering dalam satu masalah terdapat beberapa pendapat. Memilih pendapat terkuat dari berbagai kitab fiqh merupakan kesulitan bagi para hakim di pengadilan, di samping memerlukan waktu yang lama. Oleh sebab itu, pemerintah Turki Usmani berpendapat bahwa harus ada satu kitab fiqh/hukum yang bisa dirujuk dan diterapkan di pengadilan.

Untuk mencapai tujuan ini dibentuklah sebuah panitia kodifikasi hukum perdata. Pada tahun 1286 H panitia ini berhasil menyusun hukum perdata Turki Usmani yang dinamai dengan Majalah al-Ahkam al-'Adliyyah yang terdiri atas 1.851 pasal. Setelah berhasil dengan penyusunan Majalah al-Ahkam al-'Adliyyah, para penguasa di negeri-negeri Islam yang tidak tunduk di bawah kekuasaan Turki Usmani mulai pula menyusun kodifikasi hukum secara terbatas, baik bidang perdata, pidana, maupun ketatanegaraan.

Pada abad ke-19 muncul berbagai pemikiran di kalangan ulama dari berbagai negara Islam untuk mengambil pendapat-pendapat dari berbagai mazhab serta menimbang dalil yang paling kuat diantara semua pendapat itu. Pengambilan pendapat dilakukan tidak saja dari mazhab yang empat, tetapi juga dari para sahabat dan thabi'in, dengan syarat bahwa pendapat itu lebih tepat dan sesuai. Bersumber dari berbagai pendapat atas pendapat terkuat dari berbagai mazhab, maka pada tahun 1333 H pemerintah Turki Usmani menyusun kitab hukum keluarga (al-Ahwal asy-Syakhsiyyah) yang merupakan gabungan dari berbagai pendapat mazhab.

Di dalam al-Ahwal asy-Syakhsiyyah ini terdapat berbagai pemikiran mazhab yang dianggap lebih sesuai diterapkan. Sejak saat itu bermunculanlah kodifikasi hukum Islam dalam berbagai bidang hukum. Pada tahun 1920 dan 1925 pemerintah Mesir menyusun kitab hukum perdata dan hukum keluarga yang disaring dari pendapat yang ada dalam berbagai kitab fiqh. Dengan demikian, seluruh pendapat dalam mazhab fiqh merupakan suatu kumpulan hukum dan boleh dipilih untuk diterapkan di berbagai daerah sesuai dengan kebutuhan.

KESIMPULAN

Daulah Usmaniyah berasal dari suatu kabilah yang hidup di Turkistan. Turki Usmani didirikan oleh Usman, dan Dinasti Usmani berkuasa kurang lebih selama tujuh abad. Dengan timbulnya daulah Usmaniyah Islam dapat kembali menunjukkan kegagah-perkasaan yang luar biasa dan menyambung usaha dan kemegahan yang lama sampai permulaan abad XX.

4

Page 5: Sejarah turki usmani

Dinasti Usmani melakukan ekspansi besar-besaran hingga mencakup wilayah yang sangat luas. Keunggulan dinasti ini adalah kekuatan militernya. Pada masa Ismail al-Qanuni, Turki Usmani mencapai masa keemasannya.

Dinasti ini mengalami kemunduran sejak wafatnya Ismail al-Qanuni hingga menyebabkan wilayah-wilayah taklukan memberontak dan membebaskan diri satu-persatu. Puncaknya, pada tahun 1924 sistem kekhalifahan Turki Usmani–yang merupakan kekhalifahan terakhir umat Islam–dihapuskan oleh Mustafa Kamal. M.ZAKARIYA MOCHTAR

DAFTAR PUSTAKA

Ali, K., Sejarah Islam (Tarikh Pra Modern), Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1985.A. Syafiq Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki, Jakarta,Logos, 1997.Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1995.Hamka, Sejarah Umat Islam III, Jakarta, Bulan Bintang, 1975.Harun Nasution, Islam ditinjau dari Beberapa Aspeknya I, Jakarta, UI Press, 1979.Mahayudin Yahya, Sejarah Islam, Fajar Bekti, ttMusyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik (Jakarta: Prenada Media, 2003)242Nurhakim, Moh., Sejarah dan Peradaban Islam, Malang: UMM Press, 2004.Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta, LESFI, 2003.Syed Mahmudannasir, Islam: Konsepsi dan sejarahnya, Bandung, Rosdakarya, 1995.

5

Page 6: Sejarah turki usmani

Daftar Sultan Utsmaniyah

Kesultanan Utsmaniyah

Para sultan Dinasti Utsmaniyah menguasai wilayah kekuasaan transkontinental yang sangat luas mulai dari tahun 1299 hingga 1922. Pada puncak kejayaannya, Kesultanan Utsmaniyah berkuasa mulai dari Hungaria hingga ke bagian utara Somalia di sebelah selatan, dan dari Aljazair di sebelah barat hingga Irak di sebelah timur. Ibukotanya mula-mula adalah Bursa di Anatolia, kemudian dipindahkan ke Edirne pada tahun 1366 dan ke Konstantinopel atau Istanbul pada tahun 1453 setelah Kejatuhan Konstantinopel Kekaisaran Bizantium[1]

Daftar Sultan

Tabel di bawah ini berisi informasi para sultan Utsmaniyah, juga kalifah Utsmaniyah, diurutkan berdasarkan kronologi. Tughra adalah lambang atau tanda kaligrafi yang digunakan oleh para sultan Utsmaniyah yang dituliskan pada semua dokumen resmi dan uang koin, dan lebih melambangkan sang sultan daripada portret sang sultan. Kolom "Catatan" berisi informasi mengenai orangtua dan nasib tiap sultan. Bila pemerintahan seorang sultan tidak berakhir dengan kematian wajar, alasannya ditandai dengan cetak tebal. [2] Pada tahun 1617, hukum pergantian keturunan dalam Kesultanan ini diubah dari "siapa yang kuat akan menang" menjadi suatu sistem yang didasarkan atas tingkat senioritas agnatik (ekberiyet), yaitu tahta akan diteruskan oleh laki-laki tertua dalam keluarga. Ini menyebabkan sejak abad ke-17 sultan yang meninggal jarang digantikan oleh putranya, tetapi biasanya oleh seorang paman atau saudara laki-laki.[3] Sistem "senioritas agnatik" (agnatic seniority) dipertahankan sampai pembubaran kesultanan, meskipun pada abad ke-19 ada usaha yang gagal untuk mengganti dengan sistem "primogeniture" (keturunan tertua).[4]

# Sultan Potret Berkuasa sejak

Berkuasa hingga

Tughra Catatan

Emir GaziErtuğrul Bey أرطغرلغازی

Amîr Ghazi -The Esquire(b. 1191 - d.

1281)

1230 1281—[c]

Anak Kaya Alp Oğlu Süleyman Şah dan Haimā (Hayme) Ana;

Bertakhta hingga kematiannya.[5]

Ayah Osman Ghazi dan pemimpin terpilih dari klan Kayı dari suku Oghuz.

6

Page 7: Sejarah turki usmani

Emir GaziOsman Bey

بن عثمان أرطغرل

Amîr Fakhr ud-din

Othman-Al Ghazi - The

Esquire(b. 1258 - d.

1324)

1281 1299 —[c]

Anak Ertuğrul Ghazi dan Khālîma Khānum;

Dipilih oleh para Bey dan Ghazi dari suku Kayı sebagai pemimpin menggantikan ayahnya, Ertuğrul Ghazi, dan menjadi Amir oleh Âlâ ud-dîn Kayqubad III, Sultan Kesultanan Seljuq Anatolia Rûm.

Menjadi pemimpin yang berdaulat setelah kejatuhan Kesultanan Ikonium pada 27 Juli 1299.

Pendirian Kesultanan Utsmaniyah(27 Juli 1299 – 20 Juli 1402)

1

Osman IGHAZI (The

Warrior)BEY (The Esquire)

KARA (lit. The Land or The Black) for his

bravery

1299 1324 —[c]

Anak Ertuğrul Ghazi dan Khālîma Khānum;

On 27 Juli 1299, declared his independence from the Anatolian Seljuk Empire.

Berkuasa sampai wafat.[6]

2

Orhan IGHAZI (The

Warrior)BEY (The Esquire)

1324 1362

Putra Osman I dan Malhun (Māl) Khātûn;

Berkuasa sampai wafat.[7]

3

Murad IHÜDAVENDİG

ÂR - Khodāvandgār

-

(The God-like One)

(Sultan since 1383)

1362 15 Juni 1389

Anak Orhan I dan Nilufer Khātûn;

Terbunuh di medan Pertempuran Kosovo pada 15 Juni 1389.[8]

7

Page 8: Sejarah turki usmani

4Bayezid I

YILDIRIM (The Thunderbolt)

15 Juni 1389

20 Juli 1402

Anak Murad I dan Gül-Çiçek Khātûn;

Tertangkap pada Pertempuran Ankara (de facto akhir masa pemerintahan);

Meninggal di pengasingan Akşehir pada 8 Maret 1403.[9]

Ottoman Interregnum[d]

(20 Juli 1402 – 5 Juli 1413)

—İsa Çelebi

The Co-Sultan of Anatolia

1403 1405 —

Setelah Pertempuran Ankara pada 20 Juli 1402, İsa Çelebi mengalahkan Musa Çelebi dan mulai menguasai bagian barat wilayah Anatolia selama kurang lebih dua tahun.

Dikalahkan oleh Mehmed Çelebi pada Pertempuran Ulubat pada 1405.

Dibunuh pada tahun 1406.

Emir (Amir)Süleyman

ÇelebiThe First Sultan of Rumelia

20 Juli 1402

17 Februari 1411[10]

Mendapatkan gelar Sultan Rumelia untuk bagian wilayah Eropa dari kerajaannya, beberapa waktu setelah kekalahan bani Utsmaniyah di Pertempuran Ankara pada tanggal 20 Juli 1402

Dibunuh pada tanggal 17 Februari 1411.[11]

— Musa ÇelebiThe Second

Sultan of Rumelia

18 Februari

1411

5 Juli 1413[12]

— Acquired the title of The Sultan of Rumelia for the European portion of the empire[13]on 18 Februari 1411, just after the death of Süleyman

8

Page 9: Sejarah turki usmani

Çelebi. Terbunuh pada 5 Juli

1413 oleh pasukan Mehmed Çelebi di Pertempuran Çamurlu Derbent dekat Samokov di Bulgaria.[14]

Mehmed Çelebi

The Sultan of Anatolia

1403 - 1406

(Sultan of the Eastern Anatolian Territory)

1406 - 1413

(The Sultan of Anatolia)

5 Juli 1413 —

Menguasai bagian timur Anatolia sebagai co-Sultan setelah kekalahan Pertempuran Ankara pada 20 Juli 1402.

Mengalahkan İsa Çelebi pada Pertempuran Ulubat pada 1405.

Menjadi penguasa tunggal wilayah Anatolia di Kesultanan Utsmaniyah setelah kematian İsa pada tahun 1406.

Memperoleh kedudukan Sultan Utsmaniyah Mehmed I Khan setelah kematian Musa pada 5 Juli 1413.

Kebangkitan Kesultanan Utsmaniyah(5 Juli 1413 – 29 Mei 1453)

5

Mehmed IÇELEBİ (The

Affable)KİRİŞÇİ (lit.

The Bowstring Maker) for his

support

5 Juli 1413

26 Mei 1421

Anak Bayezid I dan Devlet Khātûn;

Berkuasa sampai wafat.[15]

6Murad IIKOCA (The

Great)

25 Juni 1421

1444

Anak Mehmed I dan Âminā (Emine) Khātûn;[16]

Sukarela mengasingkan diri demi putranya, Mehmed II.[17]

9

Page 10: Sejarah turki usmani

7Mehmed II

FATİH (The Conqueror)

1444 1446

Anak Murad II dan Hadice Âlime Hümâ Khātûn;[18]

Menyerahkan tahta kepada ayahnya setelah diminta kembali.[17]

—Murad IIKOCA (The

Great)1446

3 Februari

1451

Masa pemerintahan kedua;

Dipaksa kembali bertakhta setelah terjadi pemberontakan Yanisari;[19]

Berkuasa sampai wafat.[16]

Perkembangan Kesultanan Utsmaniyah(29 Mei 1453 – 11/12 September 1683)

—Mehmed II

FATİH (The Conqueror)

3 Februari

1451

3 Mei 1481

Masa pemerintahan kedua;

Conquered Constantinople in 1453;

Berkuasa sampai wafat.[20]

8Bayezid IIVELÎ (The

Saint)

19 Mei 1481

25 April 1512

Anak Mehmed II dan Mükrîme (Sitt-î Mû’kārîmā) Khātûn;

Mengasingkan diri; Meninggal dekat

Didymoteicho pada 26 Mei 1512.[21]

9

Selim IYAVUZ (The

Stern)(Caliph Of

Muslims Since 1517)

25 April 1512

21 September 1520

Anak Bayezid II dan Kül-Bahār Khātûn;

Berkuasa sampai wafat.[22]

10

Suleiman IMUHTEŞEM

(Yang Agung)

or KANÛNÎ (The Lawgiver)

30 September 1520

6 or 7 September 1566

Putra Selim I dan A’ishā Hafîzā (Ayşe Hafsa) Vâlidā Sultân;

Berkuasa sampai wafat.[23]

10

Page 11: Sejarah turki usmani

11

Selim IISARI (The

Yellow-The Blond)

29 September 1566

21 Desembe

r 1574

Anak Suleiman I dan Hürrem (Khûrrām or Kārimā) Haseki Sultân;

Berkuasa sampai wafat.[24]

12 Murad III22

Desember 1574

16 Januari 1595

Anak Selim II dan Afîfe Nûr-Banû Vâlidā Sultân;

Berkuasa sampai wafat.[25]

13 Mehmed IIIADLÎ (The Just)

27 Januari 1595

20 or 21 Desembe

r 1603

Anak Murad III dan Sâfiyā Vâlidā Sultân;

Berkuasa sampai wafat;[26]

14Ahmed I

BAKHTÎ (The Fortunate)

21 Desembe

r 1603

22 Novembe

r 1617

Anak Mehmed III dan Handan Vâlidā Sultân;

Berkuasa sampai wafat.[27]

15Mustafa IDELİ (The

Intestable)

22 Novembe

r 1617

26 Februari

1618

Anak Mehmed III dan Fûldâne Valide Sultan;

Diturunkan karena cacat mental dan digantikan keponakannya Osman II.[28]

16Osman IIGENÇ (The

Young)

26 Februari

1618

19 Mei 1622

Anak Ahmed I dan Mâh-Firûze Hadice (Khadija) Vâlidā Sultân;

Diturunkan melalui pemberontakan Yanisari pada 19 Mei 1622;

Dibunuh pada 20 Mei 1622 oleh Wasir Agung Kara Davud Paşa (Black Da'ud Pasha).[29]

11

Page 12: Sejarah turki usmani

—Mustafa IDELİ (The

Intestable)

20 Mei 1622

10 September 1623

Masa pemerintahan kedua;

Kembali bertahta setelah pembunuhan keponakan laki-lakinya, Osman II;

Diturunkan karena cacat mental dan dipenjara hingga meninggal di Istanbul pada tanggal 20 Januari 1639.[28]

17Murad IVGHAZI (The

Warrior)

10 September 1623

8 or 9 Februari

1640

Anak Ahmed I dan Mâh-Peyker Kösem Vâlidā Sultân;

Berkuasa sampai wafat.[30]

18Ibrahim IDELİ (The Arrage)

9 Februari

1640

8 Agustus 1648

Anak Ahmed I dan Mâh-Peyker Kösem Vâlidā Sultân;

Diturunkan pada 8 Agustus 1648 melaui kudeta yang dipimpin oleh Sheikh ul-Islam;

Dicekik mati di Istanbul pada 18 Agustus 1648[31]

at the behest of the Grand Vizier Mevlevî Mehmed Paşa (Sofu Mehmed Pasha).

19Mehmed IV

AVCI (The Hunter)

8 Agustus 1648

8 Novembe

r 1687

Anak Ibrahim I dan Turhan Hadice (Khadija) Vâlidā Sultân;

Diturunkan pada 8 November 1687 setelah kekalahan Utsmaniyah di Pertempuran Mohács Kedua;

Meninggal di Edirne pada 6 Januari 1693.[32]

Stagnasi Kesultanan Utsmaniyah(11/12 September 1683 – 20 Oktober 1827)

12

Page 13: Sejarah turki usmani

20 Suleiman II8

November 1687

22 Juni 1691

Anak Ibrahim I dan Sâliha Dil-Âşûb (Dilâshûb) Vâlidā Sultân;

Berkuasa sampai wafat.[33]

21Ahmed II

KHAN GHAZI (The Warrior

Prince)

22 Juni 1691

6 Februari

1695

Anak Ibrahim I dan Hatice (Khadija) Mû’azzez İkinci Haseki Sultân;

Berkuasa sampai wafat.[34]

22Mustafa IIGHAZI (The

Warrior)

6 Februari

1695

22 Agustus

1703

Anak Mehmed IV dan Mâh-Pârā Ummetullah (Emetullah) Râbi’a Gül-Nûsh (Gül-Nûş) Vâlidā Sultân;

Diturunkan pada 22 Agustus 1703 karena pemberontakan Yanisari yang dikenal sebagai Kejadian Edirne;

Meninggal di Istanbul pada tanggal 8 Januari 1704.[35]

23 Ahmed III22

Agustus 1703

1 or 2 Oktober

1730

Anak Mehmed IV dan Mâh-Pârā Ummetullah (Emetullah) Râbi’a Gül-Nûsh (Gül-Nûş) Vâlidā Sultân;

Diturunkan karena pemberontakan Yanisari yang dipimpin oleh Patrona Halil;

Meninggal pada tanggal 1 Juli 1736.[36]

24

Mahmud IGHAZI (The

Warrior)KAMBUR (The Hunchback)

2 Oktober

1730

13 Desembe

r 1754

Anak Mustafa II dan Sâliha Sebkat-î Vâlidā Sultân;

Berkuasa sampai wafat.[37]

13

Page 14: Sejarah turki usmani

25Osman IIISOFU (The

Devout)

13 Desembe

r 1754

29 or 30 Oktober

1757

Anak Mustafa II dan Şâh-Süvar (Shah-Sûvar) Vâlidā Sultân;

Berkuasa sampai wafat.[38]

26Mustafa III

YENİLİKÇİ (The First

Innovative)

30 Oktober

1757

21 Januari 1774

Anak Ahmed III dan Âminā Mehr-î-Shâh (Emine Mihr-î-Şâh) İkinci Kadın Efendi;

Berkuasa sampai wafat.[39]

27

Abd-ul-Hamid I

The Servant of God

21 Januari 1774

6 or 7 April 1789

Anak Ahmed III dan Râbi’a Sharm-î (Şerm-î) Kadın Efendi;

Berkuasa sampai wafat.[40]

28

Selim IIIBESTEKÂR

(The Composer)

7 April 1789

29 Mei 1807

Anak Mustafa III dan Mehr-î-Shâh (Mihr-î-Şâh) Vâlidā Sultân;

o Diturunkan karena pemberontakan Yanisari yang dipimpin oleh Kabakçı Mustafa yang menentang reformasinya;

Dibunuh oleh pembunuh misterius Istanbul pada 28 Juli 1808[41] at the behest of Ottoman Sultan Mustafa IV.

29 Mustafa IV 29 Mei 1807

28 Juli 1808

Anak Abd-ul-Hamid I dan Bash Iqbal Nushatzaza (Nüzhet-Zâde / Nükhet-Sedâ) Khānum Effendi;

Diturunkan karena pemberontakan yang dipimpin oleh Alemdar Mustafa Pasha;

14

Page 15: Sejarah turki usmani

Dieksekusi Istanbul pada 17 November 1808[42] by order of Ottoman Sultan Mahmud II.

30Mahmud II

ISLAHÂTÇI (The

Reformer)

28 Juli 1808

1 Juli 1839

Anak Abd-ul-Hamid I dan Naksh-î-Dil (Nakş-î-Dil) Haseki Vâlidā Sultân (adoptive mother of Mahmud II);

Membubarkan para Yanisari sebagai akibat dari Insiden yang Menguntungkan pada 1826;

Berkuasa sampai wafat.[43]

Kemunduran Kesultanan Utsmaniyah(20 Oktober 1827 – 24 Juli 1908)

31

Abd-ul-Mejid I

TANZİMÂTÇI (The Strong Reformist or

The Advocate of

Reorganization)

1 Juli 1839

25 Juni 1861

Anak Mahmud II dan Bezm-î-Âlem Vâlidā Sultân;

Mengumumkan Perintah Kerajaan "Hatt-i Sharif" dari Gülhane (Tanzimât Fermânı)]] yang meluncurkan periode reformasi dan reorganisasi Tanzimat pada tanggal 3 November 1839 atas usulan tokoh reformasi Grand Vizier Koca Mustafa Reşid Pasha (Great Mustafa Rashid Pasha);

Menerima Islâhat Hatt-ı Hümayun (Edik Reformasi Kesultanan) (Islâhat Fermânı) pada tanggal 18 Februari 1856;

Berkuasa sampai wafat.[44]

15

Page 16: Sejarah turki usmani

32Abd-ul-Aziz

I25 Juni 1861

30 Mei 1876

Anak Mahmud II dan Pertav-Nihâl (Pertevniyâl) Vâlidā Sultân;

Diturunkan oleh menteri-menterinya;

Ditemukan mati (bunuh diri atau dibunuh) lima hari kemudian.[45]

33 Murad V 30 Mei 1876

31 Agustus

1876

Anak Abd-ul-Mejid I dan Shāvk-Efzâ (Şevk-Efzâ) Vâlidā Sultân;

Diturunkan karena keinginannya untuk mereformasi kesultanan;

Diperintahkan untuk tinggal di Istana Çırağan hingga ia meninggal pada 29 Agustus 1904.[46]

34 Abd-ul-Hamid IIULU HAN

(The Sublime Khan)

31 Agustus

1876

27 April 1909

Anak Abd-ul-Mejid I dan Tîr-î-Müjgan Üçüncü Kadın Efendi; and later the adoptive son of Rahime Perestû (Piristû) Vâlidā Sultân (adoptive mother of Abdul Hamid II).

Pendirian Kekuasaan Konstitusional Pertama pada tanggal 23 November 1876 kemudian ditangguhkan pada 13 Februari 1878;

Restorasi Kekuasaan Konstitusional Kedua pada tanggal 3 Juli 1908;

Diturunkan setelah Insiden 31 Maret (pada 13 April 1909);

Dikurung di Istana Beylerbeyi hingga meninggal pada tanggal

16

Page 17: Sejarah turki usmani

10 Februari 1918.[47]

Pembubaran Kesultanan Utsmaniyah[e]

(24 Juli 1908 – 30 Oktober 1918)

35

Mehmed VREŞÂD

(The True Path Follower)

27 April 1909

3 Juli 1918

Anak Abd-ul-Mejid I dan Gül-Cemâl Dördüncü Kadın Efendi;

Memerintah sebagai pemimpin ("figurehead") Mehmed Talât, İsmail Enver, dan Ahmed Cemal (Djemal) Pashas sampai wafat.[48]

Pembagian Kesultanan Utsmaniyah(30 Oktober 1918 – 1 November 1922)

36

Mehmed VIVÂHİD-ÜD-

DÎN

(The Unifier of Religion

(Islam) or The Oneness of

Islam)

4 Juli 1918

1 Novembe

r 1922

Anak Abd-ul-Mejid I dan Gül-İstü (Gülistan Münire) Dördüncü Kadın Efendi;

Kesultanan Utsmaniyah dihapuskan;

Meninggalkan Istanbul pada 17 November 1922;

Mati di pengasingan di Sanremo, Italia pada 16 Mei 1926.[49]

Republican Caliphate( 18 November 1922 – 3 Maret 1924 )

Abd-ul-Mejid IIHALİFE

(The Last Ottoman Caliph Of

Islam)

18 Novembe

r 1922

3 Maret 1924

—[c]

Anak Abd-ul-Aziz I dan Hayrân-î-Dil Kadın Efendi;[50]

Dipilih sebagai caliph oleh "Grand National Assembly of Turkey" (TBMM);

Diasingkan setelah pembubaran kalifat;[51]

Meninggal di Paris, Perancis pada tanggal 23 Agustus 1944.[52]

Lihat pula

17

Page 18: Sejarah turki usmani

Wikimedia Commons memiliki kategori mengenai Daftar sultan Utsmaniyah

Kesultanan Utsmaniyah Dinasti Utsmaniyah

Referensi

1. ^ Stavrides 2001, p. 212. ^ Quataert 2005, p. 913. ^ Quataert 2005, p. 924. ^ Karateke 2005, pp. 37–545. ^ "Sultan Osman Gazi". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses

pada 6 Februari 2009.6. ^ "Sultan Osman Gazi". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses

pada 6 Februari 2009.7. ^ "Sultan Orhan Gazi". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses

pada 6 Februari 2009.8. ^ "Sultan Murad Hüdavendigar Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and

Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.9. ^ "Sultan Yıldırım Beyezid Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism.

Diakses pada 6 Februari 2009.10. ^ Nicholae Jorga: Geschishte des Osmanichen (Trans :Nilüfer Epçeli) Vol 1 Yeditepe

yayınları, İstanbul,2009,ISBN 975-6480-17-3 p 31411. ^ Nicholae Jorga: Geschishte des Osmanichen (Trans :Nilüfer Epçeli) Vol 1 Yeditepe

yayınları, İstanbul, 2009, ISBN 975-6480-17-3 p 31412. ^ Joseph von Hammer:Osmanlı Tarihi cilt I (condensation: Abdülkadir Karahan),

Milliyet yayınları, İstanbul. p 58-60.13. ^ Prof. Yaşar Yüce-Prof. Ali Sevim: Türkiye tarihi Cilt II, AKDTYKTTK Yayınları, İstanbul,

1991 p 74-7514. ^ Joseph von Hammer:Osmanlı Tarihi cilt I (condensation: Abdülkadir Karahan),

Milliyet yayınları, İstanbul. p. 58-60.15. ^ "Sultan Mehmed Çelebi Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism.

Diakses pada 6 Februari 2009.16. ^ a b "Sultan II. Murad Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism.

Diakses pada 6 Februari 2009.17. ^ a b "Chronology: Sultan II. Murad Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and

Tourism. Diakses pada 7 April 2009.18. ^ "Fatih Sultan Mehmed Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism.

Diakses pada 6 Februari 2009.19. ^ Kafadar 1996, p. xix20. ^ "Chronology: Fatih Sultan Mehmed Han". Republic of Turkey Ministry of Culture

and Tourism. Diakses pada 15 Juli 2010.21. ^ "Sultan II. Bayezid Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism.

Diakses pada 6 Februari 2009.

18

Page 19: Sejarah turki usmani

22. ^ "Yavuz Sultan Selim Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

23. ^ "Kanuni Sultan Süleyman Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

24. ^ "Sultan II. Selim Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

25. ^ "Sultan III. Murad Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

26. ^ "Sultan III. Mehmed Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

27. ^ "Sultan I. Ahmed". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

28. ^ a b "Sultan I. Mustafa". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

29. ^ "Sultan II. Osman Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

30. ^ "Sultan IV. Murad Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

31. ^ "Sultan İbrahim Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

32. ^ "Sultan IV. Mehmed". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

33. ^ "Sultan II. Süleyman Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

34. ^ "Sultan II. Ahmed Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

35. ^ "Sultan II. Mustafa Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

36. ^ "Sultan III. Ahmed Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

37. ^ "Sultan I. Mahmud Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

38. ^ "Sultan III. Osman Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

39. ^ "Sultan III. Mustafa Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

40. ^ "Sultan I. Abdülhamit Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

41. ^ "Sultan III. Selim Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

42. ^ "Sultan IV. Mustafa Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

43. ^ "Sultan II. Mahmud Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

44. ^ "Sultan Abdülmecid Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

19

Page 20: Sejarah turki usmani

45. ^ "Sultan Abdülaziz Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

46. ^ "Sultan V. Murad Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

47. ^ "Sultan II. Abdülhamid Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

48. ^ "Sultan V. Mehmed Reşad Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

49. ^ "Sultan VI. Mehmed Vahdettin Han". Republic of Turkey Ministry of Culture and Tourism. Diakses pada 6 Februari 2009.

50. ^ Asfiroğlu 1992, p. 1351. ^ Asfiroğlu 1992, p. 1752. ^ Asfiroğlu 1992, p. 14

Bibliografi

Asfiroğlu, Orhan Gâzi (1992) (dalam bahasa Turkish). Son halife, Abdülmecid. Tarihin şahitleri dizisi. Istanbul: Burak Yayınevi. ISBN 9789757645177. OCLC 32085609.

Duran, Tülay (1999) (dalam bahasa Turkish). Padişah Portreleri (Portraits of the Ottoman Empire's Sultans). Sirkeci: Association of Historical Research and Istanbul Research Centre. ISBN 9789756926079. OCLC 248496159.

Findley, Carter V. (2005). The Turks in World History. New York: Oxford University Press US. ISBN 9780195177268. OCLC 54529318. Diakses pada 29 April 2009.

Glazer, Steven A. (1996) [Research completed January 1995]. "Chapter 1: Historical Setting". di dalam Metz, Helen Chapin. A Country Study: Turkey. Country Studies (edisi ke-5th). Washington, D.C.: Federal Research Division of the Library of Congress. ISBN 9780844408644. OCLC 33898522. Diakses pada 22 April 2009.

Kafadar, Cemal (1996). Between Two Worlds: The Construction of the Ottoman State. Berkeley, CA: University of California Press. ISBN 9780520206007. OCLC 55849447. Diakses pada 18 April 2009.

Karateke, Hakan T. (2005). "Who is the Next Ottoman Sultan? Attempts to Change the Rule of Succession during the Nineteenth Century". di dalam Weismann, Itzchak; Zachs, Fruma. Ottoman Reform and Muslim Regeneration: Studies in Honour of Butrus Abu-Manneb. London: I. B. Tauris. ISBN 9781850437574. OCLC 60416792. Diakses pada 2 Mei 2009.

d'Osman Han, Nadine Sultana (2001). The Legacy of Sultan Abdulhamid II: Memoirs and Biography of Sultan Selim bin Hamid Han. Foreword by Manoutchehr M. Eskandari-Qajar. Santa Fe, NM: Sultana Pub. OCLC 70659193. Diakses pada 2 Mei 2009.

Peirce, Leslie P. (1993). The Imperial Harem: Women and Sovereignty in the Ottoman Empire. New York: Oxford University Press US. ISBN 9780195086775. OCLC 243767445. Diakses pada 19 April 2009.

Quataert, Donald (2005). The Ottoman Empire, 1700–1922 (edisi ke-2nd). Cambridge University Press. ISBN 9780521839105. OCLC 59280221. Diakses pada 18 April 2009.

Stavrides, Theoharis (2001). The Sultan of Vezirs: The Life and Times of the Ottoman Grand Vezir Mahmud Pasha Angelović (1453–1474). Leiden: Brill Publishers. ISBN 9789004121065. OCLC 46640850. Diakses pada 18 April 2009.

20

Page 21: Sejarah turki usmani

Sugar, Peter F. (1993). Southeastern Europe under Ottoman Rule, 1354–1804 (edisi ke-3rd). Seattle: University of Washington Press. ISBN 9780295960333. OCLC 34219399. Diakses pada 18 April 2009.

Toprak, Binnaz (1981). Islam and Political Development in Turkey. Leiden: Brill Publishers. ISBN 9789004064713. OCLC 8258992. Diakses pada 19 April 2009.

Uğur, Ali (2007) (dalam bahasa Turkish). Blue Imperialism. Istanbul: Çatı Publishing. ISBN 9758845873. OCLC 221203375. Diakses pada 19 April 2009.

Toynbee, Arnold J. (1974). "The Ottoman Empire's Place in World History". di dalam Karpat, Kemal H.. The Ottoman State and Its Place in World History. Social, Economic and Political Studies of the Middle East. 11. Leiden: Brill Publishers. ISBN 9789004039452. OCLC 1318483. Diakses pada 2 Mei 2009.

vv

21