Dr. Syafruddin Yunus, SpS

Komite Medik RSMH Palembang

Dr. Syafruddin Yunus, SpS

Komite Medik RSMH Palembang

PENDAHULUAN

• Kemajuan teknologi kedokteran menyebabkan pergeseran paradigma pelayanan kedokteran

• Teknologi merubah pandangan soal etika

• Kasus GD memerlukan“kepastian” tindakan pelayanan

• Kasus GD meminta lebih perhatian masalah etika kedokteran

ETIKA

• NILAI2 DALAM MASYARAKAT

• KURUN WAKTU TERTENTU

• BERUBAH AKIBAT PERUBAHAN BUDAYA, IPTEK, PARADIGMA

• SANKSI BERSIFAT MORAL / PSIKOLOGIS

ETIKA KEDOKTERAN• ETIKA PROFESI

• TERIKAT DGN ETIKA & NORMA HUKUM DLM MASYARAKAT

• SUMBER : HIPOCRATES

• 6 NILAI POKOK : OTONOM, MANFAAT, KEADILAN, TIDAK MERUGIKAN, KERAHASIAN, KEJUJURAN

• INDONESIA : KODEKI

PROFESIONALISME

PENGETAHUAN & KETERAMPILAN( Benar - Salah )

+TATA NILAI ETIKA

( Baik - Buruk )

KEBAIKAN PASIEN (Pelayanan yg profesional & bermartabat)

GAWAT DARURAT

• Kamus Besar Bhs Indonesia ( P&K ) : – Gawat : situasi yg mengancam, dekat dgn kematian

– Darurat : Keadaan bahaya yg memerlukan

penanggulangan segera

• GD perlu tindakan medis segera !

• LIFE SAVING !!

• Kematian / Euthanasia.

DIAGNOSISDIAGNOSIS MATIMATI• Definisi tidak statis

• Mati klinis dan Mati Vegetatif

• Dengan alat canggih, fungsi KP dapat dipertahankan.

• SK IDI No.336/PB/A.488 , mati :– F. spontan pernafasan berhenti secara pasti– Terbukti ada kematian batang otak

• Resusitasi : pd kasus keraguan status kematian / berhentinya fungsi KP

EUTHANASIA

• Eu = “baik thanatos = “mati”

• “ Mercy killing”

• KODEKI :– Berpindah ke alam baka dengan tenang, aman– Waktu hidup akan berakhir, diringankan

penderitaannya– Mengakhiri penderitaan orang sakit dgn sengaja

atau permintaan pasien / keluarga sendiri

• Motivasi : tidak punya harapan lagi beban

MACAM EUTHANSIAMACAM EUTHANSIA

• E. AKTIF : Dokter/ Petugas secara SENGAJA mengakhiri kehidupan pasien

• E. PASIF ; Dokter / Petugas secara sengaja TIDAK LAGI memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang kehidupan

• AUTO-EUTHANASIA ; Pasien secara sengaja menolak bantuan medis yang dapat memperpanjang kehidupannya

DILEMATIS TINDAKAN MEDIK PADA PASIEN GAWAT DARURAT

MEMPERPANJANG

KEHIDUPAN

ATAU PENDERITAAN

?

PRO - KONTRA EUTHANASIA

• PRO : MENGHENTIKAN PENDERITAAN PASIEN

• KONTRA : PEMBUNUHAN TERSELUBUNG

EUTHANASIAMENURUT ETIK & MEDIKOLEGAL

di INDONESIA• “Dapat dilakukan” dgn pertimbangan ketat• Dasar etika :

– Sudah dipastikan adanya kematian batang otak– Kondisi kematian otak irreversibel– Mengakhiri penderitaan bukan mengakhiri kehidupan

• Dasar Medikolegal :– Belum ada aturan hukum euthanasia , – Yg ada yg tersirat dlm pasal2 KUHP tentang

hukuman bagi tindakan yg menyebabkan kematian / menghilangkan nyawa seseorang ( ps 340, 344, 345, 359 )

PENGHENTIAN TINDAKAN TEURAPETIK

• Penghentian tindakan terapetik harus diputuskan oleh dokter yang

berpengalaman dan sebaiknya hal ini dilakukan setelah konsultasi dengan dokter lain yang juga

berpengalaman selain harus pula mempertimbangkan keinginan pasien, keluarga

dan kualitas hidup yang diharapkan

Bbp cara pelaksanaan Euthansia Bbp cara pelaksanaan Euthansia (Flecher)(Flecher)

• Langsung & sukarela– pasien minta & pengakhiran dilakukan : bunuh diri !

• Tidak langsung - sukarela – pasien minta & tindakan bantuan dihentikan

• Langsung - tidak sukarela– pasien tidak minta & pengakhiran dilakukan :

pembunuhan !• Tidak langsung - tidak sukarela

– pasien tidak minta & tindakan dihentikan

YANG TERPENTING :

KOMUNIKASIKOMUNIKASI

KASUS GAWAT DARURAT MEMERLUKAN “ KEPASTIAN “ KASUS GAWAT DARURAT MEMERLUKAN “ KEPASTIAN “ TINDAKAN MEDISTINDAKAN MEDIS

PENANGANAN GAWAT DARURAT MEMERLUKAN PENANGANAN GAWAT DARURAT MEMERLUKAN PROFESIONALISMEPROFESIONALISME & ETIKA PROFESIETIKA PROFESI

PERLINDUNGAN & KEBAIKAN PASIEN SELALU PERLINDUNGAN & KEBAIKAN PASIEN SELALU DIUTAMAKANDIUTAMAKAN

GAWAT DARURAT ERAT DGN KEMATIAN & EUTHANASIAGAWAT DARURAT ERAT DGN KEMATIAN & EUTHANASIA GAWAT DARURAT ERAT DGN KEMATIAN & EUTHANASIAGAWAT DARURAT ERAT DGN KEMATIAN & EUTHANASIA

KEPUTUSAN PENGHENTIAN TINDAKAN TERAPEUTIK PD KEPUTUSAN PENGHENTIAN TINDAKAN TERAPEUTIK PD PASIEN GAWAT DARURAT DIAMBIL SECARA “KETAT”.PASIEN GAWAT DARURAT DIAMBIL SECARA “KETAT”. KEPUTUSAN PENGHENTIAN TINDAKAN TERAPEUTIK PD KEPUTUSAN PENGHENTIAN TINDAKAN TERAPEUTIK PD PASIEN GAWAT DARURAT DIAMBIL SECARA “KETAT”.PASIEN GAWAT DARURAT DIAMBIL SECARA “KETAT”.

BELUM ADA ATURAN HUKUMNYA DI INDONESIA, BELUM ADA ATURAN HUKUMNYA DI INDONESIA, NAMUN KELALAIAN TINDAKAN DAPAT DIJERAT DGN UU NAMUN KELALAIAN TINDAKAN DAPAT DIJERAT DGN UU & SANKSI YANG ADA& SANKSI YANG ADA

BELUM ADA ATURAN HUKUMNYA DI INDONESIA, BELUM ADA ATURAN HUKUMNYA DI INDONESIA, NAMUN KELALAIAN TINDAKAN DAPAT DIJERAT DGN UU NAMUN KELALAIAN TINDAKAN DAPAT DIJERAT DGN UU & SANKSI YANG ADA& SANKSI YANG ADA

“INFORM CONSENT” PERLU DIKEDEPANKAN “INFORM CONSENT” PERLU DIKEDEPANKAN