Etika keperawatan

21
ETIKA KEPERAWATAN Ns. ADE RAHMAN, S.Kep NUPN. 9910677110 2 nd Meeting

Transcript of Etika keperawatan

Page 1: Etika keperawatan

ETIKA KEPERAWATANNs. ADE RAHMAN, S.KepNUPN. 9910677110

2nd Meeting

Page 2: Etika keperawatan

ETIK DAN MORAL SEBAGAI LANDASAN DALAM

MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA PASIEN, KELUARGA DAN

MASYARAKAT

Page 3: Etika keperawatan

ETIK DAN MORAL SEBAGAI DALAM PELAYANAN

KEPERAWATAN SECARA PROFESIONAL

Page 4: Etika keperawatan

Etika profesi mengatur hubungan antara perawat sebagai pelaksana keperawatan atau pemberi bantuan dengan klien/masyarakat sebagai penerima bantuan.

Untuk dapat memberi bantuan yang sesuai dengan kebutuhan klien/masyarakat, perawat perlu memperhatikan nilai sosial yang terkait erat dalam profesi, yaitu :

1. Penguasaan pengetahuan yang mendalam2. Keterampilan teknis/motoris yang matang, yang

diperoleh melalui proses belajar mengajar di lahan praktik, dalam situasi nyata

3. Sikap pribadi dan profesional dalam memberikan pelayanan

Page 5: Etika keperawatan

Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang obyeknya adalah perilaku manusia, termasuk ilmu dasar memberi kekuatan kepada manusia. Oleh karena itu, etika disebut pula filsafat moral.

Filsafat moral yang menjadi dasar etika profesi digunakan pula untuk memecahkan masalah yang mengandung unsur etis.

Filsafat moral berarti keyakinan atau kepercayaan kepada Tuhan dari manusia untuk mempertanggungjawabkan perilakunya berdasarkan keputusan yang telah dibuat, dengan keyakinannya tentang kebenaran dan kebaikan keputusan tersebut.

Page 6: Etika keperawatan

Perbedaan etika dan moralSecara umum : Etika : ilmu yang memedomani

keputusan manusia tentang perilaku

Moral : perilaku manusia dengan menggunakan etika yang dipertanggungjawabkan kepada tuhan.

Page 7: Etika keperawatan

FILSAFATPengertian, tujuan,

pandangan,hidup,keyakinan, tindakan

AGAMAHubungan antara Tuhan

dan Manusia

ETIKAIlmu yang memdomani baik, buruk,

benar, salah, tindakan manusia berdasarkan pemikirannya

MORALGAMA (TEOLOGI)Ilmu yang memedomani keputusan tentang baik, jelek, benar, salah, dari tindakan manusia dan

wahyu Tuhan

Tindakan saya sebagai perawat

(benar/salah. Baik/buruk)

Hati nurani menggunakan

intelektual untuk memutuskan

moralitas tindakan manusia

ETIKA KEPERAWATAN

ETIKA KEDOKTERANStudi Moralitas manusia dalam profesi kesehatan

Page 8: Etika keperawatan

Moral

Adat/ kebiasaan

Perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan standar

perilaku dan nilai yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyrakat dimana tempat

dia tinggal

Page 9: Etika keperawatan

Pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat sangat mempengaruhi mutu asuhan keperawatan yang diterima oleh klien. Oleh karena asuhan keperawatan yang berkualitas maka perawat perlu outcome klien yang lebih baik (Bellato & Pereira, 2004 ; Nicklin, 2003).

Kondisi ini dapat tercapai apabila lingkungan kerja perawat yang berkualitas.

Lingkungan praktik profesional yang berkualitas merupakan nilai sentral pd praktik keperawatan yang etis dan memainkan peran penting dalam menurunkan situasi berbahaya yang disebabkan oleh ethnical distress dan moral residue.

Apa maksudnya??

Page 10: Etika keperawatan

Maksudnya adalah; apabila perawat memiliki autonomi, dukungan, dan kesempatan untuk mengembangkan profesionalitasnya, maka hal tersebut akan menghilangkan celah antara praktik yang etis dan penurunan ethical distress.

Salah satu permasalahan yang sering muncul di suatu rumah sakit adalah beban kerja perawat yang tidak seimbang..

Biasanya situasi di awali dari tahap perencanaan kebutuhan tenaga kerja perawat yang tidak sesuai dengan kapasitas kerja suatu institusi pelayanan.

Page 11: Etika keperawatan

Ferguson-Pare, 2004 :Apabila beban kerja tinggi maka ketelitian

dan keamanan kerja menjadi menurun.

Affonso (2003), mengingatkan ;Beban kerja perawat memiliki hubungan

yang signifikan terhadap keamanan pasien.

Nicklin, 2004 ;Pasien dan lingkungan kerja yang aman

akan meningkatkan outcome pasien.

Page 12: Etika keperawatan

PENTINGNYA ETIK DAN MORAL SEBAGAI LANDASAN DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PEMBERIAN ASUHAN/PELAYANAN

Page 13: Etika keperawatan

Praktik keperawatan, termasuk etika keperawatan, mempunyai beberapa dasar penting seperti advokasi, akuntabilitan , loyalitas, kepedulian, rasa haru dan menghormati martabat manusia. Diantara berbagai pernyataan ini yang lazim termasuk dalam standar praktik keperawatan dan telah menjadi bahan kajian dalam waktu lama adalah advokasi, akuntabilitas dan loyalitas (fry, 1991; lih. Creasia, 1991)

Page 14: Etika keperawatan

1. AdvokasiIstilah advokasi sering digunakan dalam konteks

hokum yang berkaitan dengan upaya melindungi hak-hak manusia bagi mereka yang tidak mampu membela diri. Arti advokasi menurut ikatan perawat amerika/ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapa pun”.

Pada dasarnya peran perawat sebagai advokat pasien adalah member informasi dan member bantuan kepada pasien atas keputusan apa pun yang dibuat pasien. Member informasi berarti menyediakan penjelasan atau informasi sesuai dibutuhkan pasien

Page 15: Etika keperawatan

Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran nonaksi. Dalam menjalankan petan aksi, perawat memberikan keyakinan kepada pasien bahwa mereka mempunyai hak dan tanggung jawab dalam menentukan pilihan atau keputusan sendiri dan tidak tertekan dengan pengaruh orang lain. Sedangkan peran nonaksi mengandung arti pihak advokat seharusnya menahan diri untuk tidak mempengaruhi keputusan pasien (Kohnke, 1982; lih. Megan 1991).

Dalam menjalankan peran sebagai advokat, perawat harus menghargai pasien sebagai individu yang memiliki berbagai karakteristik. Dalam hal ini perawat memberikan perlindungan terhadap martabat dan nilai-nilai manusiawi pasien selama dalam keadaan sakit.

Page 16: Etika keperawatan

2. Akuntabilitas Akuntabilitas merupakan konsep yang sangat penting

dalam praktik keperawatan. Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut (Kozier, erb 1991).

Fry (1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua komponen utama, yakni tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan dilihat dari praktik keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat dibenarkan atau absah.

Akuntabilitas adapat dipandang dalam suatu kerangkaistem hierarki, dimulai dari tingkat individu, tingkat intuisi/professional dan tingkat social (Sullivian, Decker, 1988; lih. Kozier Erb, 1991).

Page 17: Etika keperawatan

Pada tingkat individu atau tingkat pasien, akuntabilitas direfleksikan dalam proses pembuatan keputusan tingkat perawat, kompetensi, komitmen dan integritas.

Pada tingkat intuisi, akuntabilitas direfleksikan dalam pernyataan falsafah dan tujuan bidang keperawatan atau audit keperawatan.

Pada tingkat professional, akuntabilitas direfleksikan dalam standar praktik keperawatan.

Sedangkan pada tingkat soisal, direfleksikan dalam undang-undang yng mengatur praktik keperawatan.

Page 18: Etika keperawatan

3. Loyalitas.Loyalitas merupakan suatu konsep yang pelbagai segi,

meliputi simpati, pedulu dan hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat.ini berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain sebagai nilai dan tujuan sendiri.hubungan profesional dipertahnkan dengan cara menyusun tujuan bersama, menepati janji, menentukan masalah dan prioritas serta mengupayakan pencapaian kepuasan bersama (Jameton, 1984; Fry, 1991; lih. Creasia, 1991).

Loyalitas merupakan elemen pembentuk kombinasi manusia yang memoertahankan dan memperkuat anggota masyarakat keperawatan dalam mencapai tujuan. Dalam mempertahankan loyalitas, tidak berarti tidak terjadi konflik

Page 19: Etika keperawatan

Loyalitas dapat mengancam asuhan keperawatan, bila terhadap anggota profesi atau teman sejawat, loyalitas lebih penting dari asuhan keperawatan.

Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan berbagai pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap perawat, baik loyalitas terhadap pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun profesi.

Page 20: Etika keperawatan

Untuk mewujudkan ini, AR. Tabbner (1981; lih. Creasia, 1991) mengajukan berbagai argumentasi.

Masalah pasien lain tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan perawata harus bijaksana bila informasi dari pasien harus didiskusikan secara profesional.

Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat dan berbagai persoalan, yang berkaitan dengan pasien, rumah sakit atau pekerja rumah sakit, harus didiskusikan dengan umum (terbuka dengan masyarakat).

Perawat hatus menghargai dan memberi bantuan kepada teman sejawat. Kegagalan dalam melakukan hal ini dapat menurunkan penghargaan dan kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan.

Pandangan masyarakat terhadap profesi keperawatan ditentukan oleh kelakuan anggota profesi (perawat). Perawat harus menunjukan loyalitas terhadap profesi dengan berprilaku secara tepat pada saat bertugas.

Page 21: Etika keperawatan

THANK YOU