esai tanoto
-
Upload
adhana-poetryz -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of esai tanoto
-
8/2/2019 esai tanoto
1/3
Obat-obatan dalam bentuk tumbuh-tumbuhan dan mineral, telah ada jauh
lebih lama dari manusianya sendiri. Penyakit pada manusia dan nalurinya untuk
mempertahankan hidup, setelah bertahun-tahun, membawa manusia kepada
penemuan-penemuan penting. Naluri orang-orang primitif untuk menghilangkan
rasa sakit pada luka dengan merendamnya dalam air dingin atau menempelkan
daun segar pada luka atau bahkan menutupinya dengan lumpur, hanya
berdasarkan kepercayaan, merupakan penggunaan obat walaupun dalam bentuk
sederhana dan tidak diragukan lagi sudah berlangsung sangat lama. Dari dasar
permulaan inilah pekerjaan terapi dengan obat dimulai.
Setelah suatu bahan obat baru ditemukan dan dilakukan identifikasi secara
kimia dan fisikanya, maka farmakologi dasar atau sifat dari mekanisme kerja obat
dalam system tubuh harus ditentukan termasuk menentukan toksisitasnya. Suatu
penelitian harus dilakukan terhadap rute pemberian, kedudukan obat dalam tubuh,
laju penyerapan, pola distribusi dan konsentrasi zat aktif terikat di dalam plasma
darah, lama durasi kerjanya serta metode eliminasi obat dari dalam tubuh. Banyak
obat baru yang menggiurkan ditinggalkan karena potensinya menimbulkan
ketidakcocokan dan membahayakan. Untuk mencapai keamanan akan
penggunaan obat tersebut dibutuhkan seorang ahlifarmasis yang menguasai ilmu
kefarmasian dengan baik dan benar.
Penemuan dibidang obat-obatan terus berkembang dari zaman ke zaman.
Tablet kuno, tulisan-tulisan ramuan yang di tulis di batu 3000 tahun sebelum
masehi atau bahkan yang paling terkenal dari catatan-catatan yang ada adalah
Papyrus Ebers suatau kertas bertuliskan yang panjangnya enam puluh kaki dan
lebarnya satu kaki dari abad ke-16 sebelum masehi berisi formula-formula obat
dengan menguraikan lebih dari 800 resep serta sekitar 700 obat-obatan yangberbeda. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya manusia selalu ingin mencari
hal baru yang dapat meningkatkan kemakmuran dan kenyamanan hidupnya, maka
saya sebagai insan manusia juga memiliki keinginan yang sama denga para
pendahulu untuk terus mengembangkan cara untuk tetap sehat. Ketertarikan saya
akan beragamnya zat aktif yang tersedia di alam dan khasiatnya terhadap tubuh
menjadi alasan utama mengapa saya memilih farmasi.
-
8/2/2019 esai tanoto
2/3
Dengan semakin bertambahnya ilmu pengetahuan, tentu penerapan dalam
bidang farmasi ikut bertambah. Metode pada abad ke-16 tidaklah lagi sesuai
dengan kebutuhan manusia pada abad sekarang. Semakin cerdas pemikiran
manusia maka semakin besar keinginan untuk menemukan cara yang cepat, tepat,
nyaman dan aman dalam penggunaan obat. Serbuk yang dulunya merupakan
bentuk sediaan pilihan karena mudah dikonsumsi dan mudah diabsorpsi ternyata
telah tergantikan dengan sediaan tablet yang memiliki keuntungan lebih. Mungkin
saja untuk lima tahun mendatang, posisi tablet pun akan tergantikan dengan
sediaan yang lebih canggih lagi.
Pada masa sekarang ini, ahli farmasi lagi gencar-gencarnya
mengembangkan teknik formulasi atau modifikasi dari suatu sediaan daripada
menemukan suatu zat baru yang diduga berkhasiat. Kenapa? Karena dalam
penemuan zat aktif baru akan memerlukan waktu yang sangat lama untuk
menelitinya sampai diputuskan zat aktif tersebut aman dikonsumsi. Konsep
pemikiran inilah yang ingin saya gunakan pada lima tahun mendatang setelah
saya lulus. Konsep pemikiran untuk menghasilkan ide dan kreasi dalam dunia
farmasi. Memberikan sentuhan seni dalam formulasi.
Pemikiran ini terinspirasi dari bagaimana tablet konvensional yang
dikonsumsi tiga kali sehari dapat diubah menjadi hanya sekali seminggu. Sediaan
yang begitu dimakan langsung habis melepaskan zat aktifnya dalam waktu 3 jam
dapat dimodifikasi dengan cara Gastroretentive Drugs Delivery System dimana
sediaan tersebut seperti tablet dapat tetap mengambang di lambung, mengembang
sehingga tidak dapat melewati pylorus menuju usus halus, tenggelam di lambung
akibat densitasnya yang besar atau bahkan melekat pada dinding mukosa lambung
sehingga dapat melepaskan zat aktifnya selama 12 jam. Inspirasi ini juga sayaperoleh saat mengetahui bahwa tidak semua obat aman terhadap lambung, maka
dikembangkanlah suatu faormulasi agar obat tersebut tidal hancur di lambung
tetapi langsung menuju usus ataupun kolon. Bahkan, yang paling maju lagi
sekarang adalah system penghantaran obat tertargetyang langsung menuju lokasi
penyakit di dalam tubuh agar berikatan dengan reseptor spesifik obat tersebut
sehingga tidak menimbulkan banyak efek samping yang menggangu aktivitas
metabolisme normal manusia.
-
8/2/2019 esai tanoto
3/3
Itulah yang saya bayangkan betapa waaahh nya ide dan pemikiran yang
dihasilkan oleh otak manusia. Mampu untuk mengembangkan sesuatu yang ada
untuk mendapatkan hasil yang lebih dan lebih baik lagi. Ya. Lima tahun kedepan
saya juga ingin seperti mereka. Saya ingin memodifikasi sediaan tidak hanya
langsung menuju lokasi penyakit tapi langsung berhubungan dengan biomolekuler
tubuh. Tidak lagi bertarget organ, jaringan atau sel tapi langsung bermain dengan
gen dan DNA yang merupakan sumber atau kode genetic pengatur segala fungsi
dan aktivitas tubuh manusia. Suatu individu yang menderita penyakit, jika obat
yang diberikan langsung bekerja pada susunan kode genetiknya maka semua efek
sisa dari penyakit dapat juga dihilangkan dan penyembuhan juga kan lebih total.
Oleh karena itu, untuk mencapainya banyak hal-hal yang harus saya
lakukan terutama persiapan pemantapan konsep ilmu kefarmasian yang lebih
mendalam lagi. Mulai dari sekarang saya telah mengikuti berbagai macam
pelatihan atau seminar yang berbasiskan ilmu farmasi. Melatih kemampuan dan
keterampilan dengan sering ikut serta dalam kegiatan keprofesian di farmasi.
Mengembangkan fungsi otak, EQ ataupun SQ dan menetapkan tujuan serta
keinginan yang kuat untuk melakukan semua hal dengan bersungguh-sungguh.
Setiap manusia yang menghasratkan sukses atau menginginkan yang
sebaik-baiknya dari kehidupan sekarang ini. Tak ada manusia bisa mendapat
kesuksesan dari hidup yang merangkak-rangkak, kehidupan yang setengah-
setengah. Tak ada yang merasa dia itu termasuk kelas dua atau terpaksa hidup
sebagai kelas dua. Kalau anda percaya bisa berhasil, anda akan betul-betul
berhasil.(D.J Schwartz,1978). Jika telah terbukti banyak orang yang berhasil,
maka saya juga harus berhasil karena saya juga adalah manusia.