Pkm muhammad iqram tanoto copy (2)

25
i USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA POTENSI BIOMARKER MORTALIN PADA IKAN MEDAKA Oryzias javanicus SEBAGAI DETEKTOR DINI SENYAWA KARSINOGENIK DI PERAIRAN BIDANG KEGIATAN PKM-P Diusulkan oleh: Muhammad Iqram H41111006 (2011) Fitra Imam Pratama H41111323 (2011) Rusli H41112309 (2012) UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Transcript of Pkm muhammad iqram tanoto copy (2)

Page 1: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

i

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

POTENSI BIOMARKER MORTALIN PADA IKAN MEDAKA Oryzias

javanicus SEBAGAI DETEKTOR DINI SENYAWA KARSINOGENIK DI

PERAIRAN

BIDANG KEGIATAN

PKM-P

Diusulkan oleh:

Muhammad Iqram H41111006 (2011)

Fitra Imam Pratama H41111323 (2011)

Rusli H41112309 (2012)

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

ii

Pengesahan Usulan Tanoto Student Research Award (TSRA)

1. Judul Kegiatan :“ Penggunaan Ikan Medaka Celebensis

Oryzias celebensis Sebagai Indikator

Biologis Pada Perairan Tercemar”

2. Bidang Kegiatan : TSRA

3. Ketua Pelaksana Kegiatan : a. Nama : Muhammad Iqram

b. NIM : H41111006 c. Jurusan : Biologi

d. Universitas : Universitas Hasanuddin e. Alamat rumah dan no.telp : Jl. Perintis Kemerdekaan, KM. 19, RT. 01,

RW. 02, Kel. Pai, Kec. Biringkanaya,

Makassar (+6285247493864) f. Alamat email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang

5. Pendamping Kegiatan a. Nama Lengkap dan gelar : Dr. Irma Andriani S.Pi., M.Si.

b. NIDN : 0009087101 c. Alamat rumah dan No.telp : Jl. Pelita III Utara No. 8, Makassar

(+6285219311909)

6. Biaya Kegiatan Total

a. Tanoto Foundation : Rp. 12.450.000,-

b. Sumber lain : -

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan Makassar, 12 Juni 2014

Page 3: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………... ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. iii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. v

RINGKASAN…………………………………………………………………. vi

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………...... 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………........... 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………….......... 2

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………… 3

1.4 Urgensi Penelitian………………………………………………… 3

1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………….. 3

1.6 Luaran Penelitian…...................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………………………………………... 4

2.1 Pengertian Umum Pencemaran dan Jenis Limbah Pencemar…… 4

2.2 Bioindikator……………………………………………………… 6

2.3 Kelebihan Ikan Medaka Oryzias sp……………………………... 6

BAB 3 METODE PENELITIAN……………………………………… 7

3.1 Rancangan Penelitian……………………………………………. 7

3.2 Prosedur Penelitian……………………………………………… 8

3.2.1 Pengambilan sampel ikan dan larva………………………… 8

3.2.2 Penyiapan media dan larva ikan percobaan………………… 8

3.2.3 Pengamatan pengaruh dosis polutan setelah diberikan

dosis tertentu……………………………………………….. 8

3.2.4 Pengamatan pengaruh dosis polutan setelah diberikan

dosis tertentu dengan Analisis EDXRF……………………. 8

3.2.5 Pengamatan pertumbuhan larva ikan pasca pemaparan

logam berat…………………………………………………. 8

3.2.6 Analisis data………………………………………………... 8

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN……………………….. 9

Page 4: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

iv

4.1 Biaya Kegiatan………………………………………………… 9

4.2 Jadwal Kegiatan……………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 9

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota…………………………….. 12

Biodata Ketua……………………………………………………….. 12

Biodata Anggota (1)………………………………………………… 13

Biodata Anggota (2)………………………………………………… 14

Biodata Anggota (3)………………………………………………… 15

Biodata Dosen Pendamping…………………………………………. 16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan…………………………… 17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas. 19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana…………….. 20

Page 5: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

v

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Rekapitulasi biaya yang diusulkan…………………………………….. 9

2. Jadwal kegiatan PKM-Penelitian………………………………………... 9

Page 6: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

vi

RINGKASAN

Salah satu sumber pencemaran perairan adalah limbah industri yang mengandung logam berat yang secara sengaja maupun tidak dibuang ke laut.

Pencemaran oleh logam berat di perairan seperti kadmium (Cd), Merkuri (Hg), dan Timbal (Pb) menjadi ancaman serius bagi keseimbangan ekosistem dan kehidupan manusia. Selama ini pencemaran perairan dideteksi bilamana telah

muncul dampak pencemaran berupa perubahan sifat fisik perairan atau kematian organisme yang hidup diperairan tersebut bahkan setelah munculnya kematian

pada manusia. Fenomena seperti ini tentu saja berbahaya bagi keberlangsungan hidup manusia. Oleh karena itu dibutuhkan upaya deteksi dini terhadap keberadaaan polutan di suatu perairan.

Salah satu organisme perairan yang memenuhi persyaratan sebagai indikator biologis adalah ikan medaka. Ikan medaka bisa menjadi salah satu agen

indikator biologis itu karena bisa hidup dalam tekanan logam berat diperairan, memiliki kemampuan reproduksi tinggi, waktu pemijahan relatif singkat, tingkat adaptasinya tinggi yang dapat hidup di perairan air tawar maupun air laut,

menetap pada suatu perairan sehingga mudah dijadikan sampel, mudah untuk dikembangkan di dalam laboratorium. Jenis ikan medaka yang digunakan pada

penelitian ini adalah Oryzias celebensis karena merupakan ikan endemik lokal yang banyak ditemukan di Sulawesi Selatan dan belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu penelitian tentang pemanfaatan ikan medaka

celebensis Oryzias celebensis sebagai indikator biologis pada perairan tercemar perlu dilakukan.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yakni dengan memaparkan beberapa konsentrasi dosis logam berat. Kemudian untuk melihat kemampuan ikan medaka sebagai warning signal maka parameter yang dapat kita ambil yakni

disorientasi gerak, abnormalitas, serta untuk mengukur kadar logam berat yang terakumulasi pada tubuh ikan dengan menggunakan analisis EDXRF pada

beberapa konsentrasi logam yang berbeda.

Kata Kunci: Oryzias Celebensis, warning signal, uji EDXRF, indikator biologis

Page 7: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang penting terdiri dari banyak pulau,

memiliki berbagai lingkungan di masing-masing pulau seperti terumbu karang,

mangrove, dan hutan hujan. Perairan pesisir adalah salah satu ekosistem yang

memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi di wilayah laut yang diperpanjang

dari 6 ° 08 ' sampai 11 ° 15 ' lintang utara dari , dan dari 94 ° 45 'sampai 141 ° 05 '

bujur timur. Berdasarkan kelompok kerja regional pakar polusi darat ( UNEP,

2008), pemerintah Indonesia memiliki sekitar 103 titik yang akan dimonitor

berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Mengingat garis pantai laut Indonesia

adalah terpanjang di negara tropis, pemantauan air pesisir maupun air sungai

terhadap kondisi alamiah merupakan upaya besar tidak hanya dalam hal orang-

orang yang ahli, tetapi juga dalam hal sumber daya dan anggaran yang besar.

Pencemaran air merupakan masuknya mahluk hidup, zat, energi atau

komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar.

Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada

prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya

buangan limbah cair. Salah satu sumber pencemaran perairan adalah limbah

industri yang mengandung logam berat yang secara sengaja maupun tidak dibuang

ke laut. Umumnya logam berat pada suhu kamar tidak selalu berbentuk padat

melainkan ada yang berupa unsur cair, misalnya merkuri (Hg), timbal (Pb),

kadium (Cd), dan lain sebagainya Karena sifatnya yang susah diuraikan sehingga

jika dibiarkan secara terus menerus maka akan terakumulasi dan akan mencemari

area perairan baik sungai maupun di laut. Pencemaran oleh logam berat di

perairan seperti kadmium (Cd), Merkuri (Hg), dan Timbal (Pb) menjadi ancaman

serius bagi keseimbangan ekosistem dan kehidupan manusia.

Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu dilakukan tindakan sebaik

mungkin agar pencemaran tersebut tidak terlalu meluas. Selama ini pencemaran

perairan dideteksi bilamana telah muncul dampak pencemaran berupa perubahan

sifat fisik perairan atau kematian organisme yang hidup diperairan tersebut

bahkan setelah munculnya kematian pada manusia. Fenomena seperti ini tentu

Page 8: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

2

saja berbahaya bagi keberlangsungan hidup manusia. Oleh karena itu dibutuhkan

upaya deteksi dini terhadap keberadaaan polutan di suatu perairan.

Pengukuran kadar pencemaran umumnya deteksi polutan di perairan

menggunakan teknik kimiawi. Teknik ini cenderung mahal dan limbahnya dapat

menimbulkan polutan baru bagi lingkungan manusia. Saat ini berkembang teknik

deteksi dini pencemaran zat atau bahan kimia di perairan dengan menggunakan

indikator biologis. Pada penelitian ini ingin diketahui jenis indicator biologis

untuk pencemaran perairan yang layak dan mudah diperoleh. Salah satu

organisme perairan yang memenuhi persyaratan sebagai indikator biologis adalah

ikan medaka. Ikan medaka bisa menjadi salah satu agen indikator biologis itu

karena bisa hidup dalam tekanan logam berat diperairan, memiliki kemampuan

reproduksi tinggi, waktu pemijahan relatif singkat, tingkat adaptasinya tinggi

yang dapat hidup di perairan air tawar maupun air laut, menetap pada suatu

perairan sehingga mudah dijadikan sampel, mudah untuk dikembangkan di dalam

laboratorium. Jenis ikan medaka yang digunakan pada penelitian ini adalah

Oryzias celebensis karena merupakan ikan endemik lokal yang banyak ditemukan

di Sulawesi Selatan dan belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu

penelitian tentang pemanfaatan ikan medaka celebensis Oryzias celebensis

sebagai indikator biologis pada perairan tercemar perlu dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian mengenai pencemaran di perairan selama ini dengan

menggunakan uji kadar bahan kimia dan fisika yang terkandung membutuhkan

biaya yang besar dan limbahnya sering menimbulkan polutan baru di lingkungan

sekitar. Oleh karena itu perlu diupayakan metode lain yang lebih aman yaitu

dengan menggunakan indikator biologis untuk deteksi dini pencemaran. Ikan

medaka celebensis Oryzias celebensis memiliki peluang untuk dapat dijadikan

sebagai indikator biologis, selain itu juga memanfaatkan ikan yang ada di

Sulawesi Selatan yang kurang mendapatkan perhatian oleh masyarakat. Dari

rumusan masalah ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

- Apakah ikan medaka celebensis Oryzias celebensis dapat dijadikan

sebagai agen warning signal bahwa perairan yang ditempati sudah

tercemar logam berat

Page 9: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

3

- Apakah ikan medaka celebensis Oryzias celebensis dapat dijadikan

sebagai agen bioassay atau bioindikator.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian tentang

penggunaan ikan medaka celebensis Oryzias celebensis sebagai indikator biologis

pada perairan tercemar adalah untuk mengetahui ikan medaka celebensis bisa

menjadi warning signal bahwa perairan yang mereka tempati telah tercemar. Lalu

menguji ikan medaka celebensis sebagai indikator biologis diperairan. Serta

memperkenalkan satu spesies ikan medaka celebensis Oryzias celebensis yang

bisa digunakan sebagai bioassay atau bioindikator.

1.4 Urgensi Penelitian

Penggunaan ikan medaka celebensis Oryzias celebensis sebagai indikator

biologis pada perairan tercemar penting dilakukan karena:

1. Menghasilkan alternatif indikator biologis baru sebagai upaya deteksi dini

pencemaran diperairan.

2. Memanfaatkan ikan endemik lokal di Sulawesi Selatan yang kurang

mendapat perhatian masyarakat.

3. Meningkatkan kapasitas keilmuan, penelitian, penyusunan kerangka berfikir

dan kemampuan kerjasama sebagai tim bagi mahasiswa.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap:

1.Pengembangan sistem deteksi pencemaran perairan melalui penggunaan ikan

medaka Oryzias celebensis bisa menjadi bioindikator pencemaran, metode ini

menjadi terobosan baru dalam deteksi pencemaran

2.Pengembangan kemampuan keilmuan dan keterampilan bagi mahasiswa dalam

melakukan penelitian. Mendidik mahasiswa untuk meniliti, mengagas ide,

belajar melakukan penelitian ilmiah serta bekerja sama sebagai sebuah tim

1.6 Luaran Penelitian

Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

1. Metode deteksi pencemaran pada ikan medaka.

2. Teknik bioassay menggunakan ikan medaka

Page 10: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

4

3. Peningkatan kapasitas sumber daya mahasiswa dalam bidang keilmuan

keterampilan masing-masing mahasiswa yang terlibat.

4. Publikasi dalam bentuk jurnal nasional.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Umum Pencemaran dan Jenis Limbah Pencemar

Air merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat penting

bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Dengan perannya yang sangat

penting, air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/komponen lainnya.

Pencemaran air atau polusi air mempunyai pemahaman yang berbeda beda antara

satu dengan lainnya mengingat begitu banyak pustaka acuan yang merumuskan

definisi istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian

pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan

dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-

undang. Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak

pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-

komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut,

pencemaran air tanah dan pencemaran udara.

Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air,

pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau

dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air

oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1,

angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna

pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau

pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001). . Berdasarkan definisi pencemaran air,

penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat,

energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air

tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang

pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya

buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam,

atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat

berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran

Page 11: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

5

tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air

sampai ke tingkat tertentu. Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut

adalah tingkat kualitas air yang menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat

kualitas air belum sampai batas) dan tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai

ke batas atau melewati batas)

Secara umun jenis-jenis limbah, khususnya yang berasal dari industri

dapat digolongkan menjadi 5 macam, yaitu bahan-bahan organik yang terlarut,

anorganik termasuk unsur-unsur hara, organik yang tidak terlarut, anorganik yang

tidak terlarut, dan bahan radioaktif. Logam sendiri merupakan bahan atau zat

murni organik dan anorganik yang berasal dari kerak bumi. Secara alami siklus

perputaran logam adalah dari kerak bumi ke lapisan tanah, ke makhluk hidup, ke

dalam air, selanjutnya mengendap dan akhirnya kembali ke kerak bumi lagi

(Darmono. 1999). Sedangkan logam berat menurut Connell dan Miller (1995),

merupakan suatu logam dengan berat jenis lebih besar dari 5 gr/cm3 dan

mempunyai nilai atom lebih besar dari 21 dan terletak di bagian tingah daftar

periodik. Memiliki karakter yang lunak, berkilau, daya hantar panas dan listrik

yang tinggi, bersifat kimiawi, yaitu sebagai dasar pembentukan reaksi dengan

asam. Palar (2004) menambahkan, bahwa apabila akumulasi logam berat yang

masuk ke dalam tubuh berlebihan maka akan menjadi racun bagi tubuh.

Salah satu sumber pencemaran laut adalah limbah industri yang

mengandung logam berat yang secara sengaja maupun tidak dibuang ke laut.

Umumnya logam berat pada suhu kamar tidak selalu berbentuk padat me lainkan

ada yang berupa unsur cair, misalnya merkuri (Hg), timbal (Pb), kadium (Cd), dan

lain sebagainya. Dalam badan perairan, logam biasanya berada dalam bentuk ion-

ion, baik tunggal maupun berpasangan. Dari sekian banyak jenis pencemaran

lingkungan terutama diperairan, logam berat merupakan salah satu pencemaran

yang sangat berbahaya apabila tidak dilakukan pengendalian dan penanganan

yang serius. Karena sifatnya yang susah diuraikan sehingga jika dibiarkan secara

terus menerus maka akan terakumulasi dan akan mencemari area perairan baik

sungai maupun di laut. Pencemaran oleh logam berat di perairan seperti kadmium

(Cd), Merkuri (Hg), dan Timbal (Pb) menjadi ancaman serius bagi keseimbangan

ekosistem dan kehidupan manusia.

Page 12: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

6

2.2 Bioindikator

Bioindikator adalah "spesies atau kelompok spesies yang mencerminkan

keadaan abiotik maupun biotik dari lingkungan, merupakan dampak dari

perubahan lingkungan pada habitat, komunitas atau ekosistem selanjutnya ini

menunjukkan keragaman subset taksa atau seluruh keanekaragaman dalam suatu

wilayah" (Gerhardt, 2013). Spesies indikator memiliki sensitivitas tinggi untuk

merespon, mengidentifikasi, dan mengukur efek polutan pada lingkungan (Dale

dan Bayeler, 2001; Linton dan Warner, 2003; Salas et al, 2006; Zhou et al, 2008).

Beberapa kriteria dari organisme yang dapat dikembangkan sebagai

spesies indikator adalah (a) memiliki kepekaan untuk sejumlah kecil polutan, (b)

distribusi yang luas dengan cukup berlimpah, (c) memiliki kemampuan untuk

merekam dalam berbagai usia, (d) penanganan kemudahan dalam sampling dan

kultur laboratorium, (e) dapat diamati dosis-efek polutan, (f) penerapan di

berbagai wilayah geografis dan lingkungan ekologi, dan (e) memiliki relevansi

dengan kebijakan dan manajemen kebutuhan (Salas et al, 2006.; Zhou et al.,

2008).

2.3 Kelebihan Ikan Medaka Oryzias sp.

Ikan Oryzias atau ricefishes adalah indikator potensial dan spesies model

eksperimen bila dibandingkan dengan spesies indikator lainnya. Umumnya,

penelitian-penelitian telah memberitahu dengan detail tentang catatan sejarah ikan

medaka, fisiologis, morfologis, distribusi, dan informasi genom. Mereka memiliki

berbagai habitat hidup dari air tawar, payau, sampai air laut dengan distribusi di

daerah yang luas di Asia dari Jepang ke India, dan di sepanjang kepulauan Indo-

Australia di garis Wallace ke Timor, Sulawesi, dan Luzon (Berra, 2001, Takehana

dkk, 2005;. Ismail dan Yusof, 2011).

Umumnya, informasi yang paling lengkap di antara genus Oryzias adalah

Oryzias latipes (medaka jepang) yang telah menjadi hewan percobaan dalam

berbagai disiplin ilmu biologis seperti toksikologi, biokimia, fisiologi, filogeni

dan juga studi genom ( Ishikawa, 2000; Wittbrodt et al, 2002; Inoue dan Takei,

2002; Inoue dan Takei, 2003; Hamaguchi et al, 2004; Matsuda et al, 2002; .

Matsuda et al, 2003; . Takehana et al, 2005; Ismail dan Yusof, 2011) .

Dibandingkan dengan Oryzias latipes, ikan medaka lainnya terutama dari perairan

Page 13: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

7

Indonesia juga memiliki potensi yang sama dan mungkin memiliki manfaat lebih

sebagai ikan laboratorium.

Seperti dilansir Parenti ( 2008 ) 14 spesies dari 30 spesies ikan medaka di

dunia didistribusikan di sekitar perairan Indonesia dari Pulau Sumatera, Pulau

Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara kepulauan sampai Pulau

Timor. Dari fakta ini, kami optimis untuk menemukan catatan baru dan spesies

baru dan dapat mengembangkan sebagai spesies indikator untuk pemantauan

pesisir di perairan pesisir Indonesia. Salah satunya adalah Jawa medaka Oryzias

javanicus (Bleeker, 1854) Borneo (Ismail and Yusof, 2011).

Oryzias javanicus memiliki keuntungan lebih dari medaka Jepang karena

kemampuan mereka untuk hidup di air tawar dan air laut sebagai habitat mereka

(Inoue dan Takei, 2002). Selain itu, medaka jawa memiliki kemampuan untuk

dibudidayakan pada suhu lingkungan di laboratorium (Ismail dan Yusof, 2011).

Dengan demikian, Oryzias berpotensi sebagai organisme uji di laboratorium dan

juga sebagai indikator spesies di laut atau muara ekologi.

Ikan medaka celebensis Oryzias celebensis memiliki peluang untuk dapat

dijadikan sebagai indikator biologis, ikan medaka celebensis ini diupayakan

menjadi salah satu metode baru yang lebih aman untuk deteksi dini pencemaran.

Selain itu juga memanfaatkan ikan yang ada di Sulawesi Selatan yang kurang

mendapatkan perhatian oleh masyarakat.

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak linear dengan tiga perlakuan

yaitu:

1.Perendaman larva ikan medaka pada larutan yang mengandung merkuri (Hg),

dengan dosis dibawah batas ambang, batas ambang, dan diatas batas ambang

2.Perendaman larva ikan medaka pada larutan yang mengandung kadmium (Cd),

dengan dosis dibawah batas ambang, batas ambang, dan diatas batas ambang

3.Perendaman larva ikan medaka pada larutan yang mengandung timbal (Pb),

dengan dosis dibawah batas ambang, batas ambang, dan diatas batas ambang

Parameter yang diamati adalah tingkah laku larva ikan setelah perlakuan

berupa disorientasi gerak, abnormalitas, bentuk tubuh setelah berumur 1-2 bulan,

Page 14: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

8

dan kandungan logam berat dalam tubuh larva ikan 1-7 hari setelah pemaparan

diwadah perlakuan.

3.2 Prosedur Penelitian

3.2.1 Pengambilan sampel ikan dan larva

Ikan diambil dari sungai dan perairan sawah menggunakan gill net yang

kemudian dibiakkan dalam aquarium di dalam sekretariat himpunan mahasiswa

biologi UNHAS hingga diperoleh larva ikan medaka yang berumur 1 minggu

pasca menetas.

3.2.2 Penyiapan media dan larva ikan percobaan

Membuat media tempat pemaparan logam Kadmium (Cd), Merkuri (Hg),

dan Timbal (Pb) pada ikan medaka Oryzias celebensis dalam bentuk larutan yang

disimpan dalam cawan atau wadah yang sesuai, dengan 3 tingkat konsentrasi

untuk masing-masing jenis logam dan satu media kontrol dengan memakai air

biasa. Untuk tiap konsentrasi logam diisi tiga ekor ikan sebagai pembanding.

Kemudian dibiarkan selama 1-7 hari.

3.2.3 Pengamatan pengaruh dosis polutan setelah diberikan dosis tertentu

Setelah ikan berada dalam larutan logam berat selama 1-7 hari, perubahan

perilaku larva ikan diamati. Parameternya berupa disorientasi gerak, abnormalitas.

3.2.4 Pengamatan pengaruh dosis polutan setelah diberikan dosis tertentu dengan

Analisis EDXRF

Setelah dipaparkan logam berat selama 1-7 hari. Kemudian dilakukan

pengamatan pengaruh dosis polutan setelah diberikan dosis tertentu dengan

Analisis EDXRF, yakni teknologi pendeteksian kadar logam berat dengan metode

penyinaran X-Ray.

3.2.5 Pengamatan pertumbuhan larva ikan pasca pemaparan logam berat

Setelah pemaparan logam berat terhadap ikan, maka akan dipelihara

selama 1-2 bulan. Kemudian ikan yang sudah dipelihara, diamati perubahan yang

terjadi. Parameternya berupa kecepatan pertumbuhannya, struktur tubuhnya, dan

kemungkinan abnormalitas yang terjadi

3.2.6 Analisis data.

Data yang berkaitan dengan disorientasi gerak dan abnormalitas larva ikan

Page 15: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

9

setelah dewasa disajikan secara deskriptif. Sedangkan data mengenai kandungan

logam yang terkandung dalam ikan disajikan dalam bentuk tabel data statistik.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Biaya Kegiatan

Tabel 1. Rekapitulasi biaya yang diusulkan

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1. Peralatan Penunjang Rp. 3.120.000,-

2. Bahan habis pakai Rp. 4.360.000,-

3. Perjalanan Rp. 3.120.000,-

4. Lain-lain Rp. 1.850.000,-

Jumlah Rp. 12.450.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Jadwal Kegiatan PKM-Penelitian

No. Kegiatan

Juli Agustus Septem

ber

Oktober Novemb

er

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Survei Lapangan

2. Persiapan Aquarium

3. Penangkapan Ikan

4. Pemeliharaan ikan

hingga menghasilkan

larva

5. Pemaparan logam

berat pada larva

6. Uji EDXRF

7. Pemeliharaan larva

ikan hingga menjadi

dewasa

8. Final Report

DAFTAR PUSTAKA

Berra, T.M., 2001. Freshwater Fish Distribution. Academic Press, San Diego,

CA.

Connel, DW. dan GJ. Miller. 1983. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran .

Terjemahan Yanti Koestoer. 1995. Uuniversitas Indonesia Press. Jakarta.

Hal. 90-167.

Page 16: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

10

Dale, V.H., and S.C. Beyeler. 2001. Challenges in the development and use of

ecological indicators. Ecological Indicators, (1): 3–10.

Darmono., 1999. Kadmium (Cd) Dalam Lingkungan Dan Pengaruhnya Terhadap

Kesehatan Dan Produktivitas Ternak . [online]

http://peternakan.litbang.deptan.go.id/ fullteks/wartazoa/wazo81-5.pdf.

[diakses 25 Oktober 2013].

Gerhardt, A..2013. Bioindicator Species and their use in biomonitoring. In;

Environmental Monitoring, Vol.1. Hilary I. Inyang and John L. Daniels

(Editor). Access: http://www.eolss.net/outlinecomponents/Environmental-

Monitoring.aspx

Hamaguchi, S., Toyazaki, Y., Shinomiya, A., Sakaizumi, M., 2004. The XX–XY

sex-determination system in Oryzias luzonensis and O. mekongensis

revealed by the sex ratio of the progeny of sex-reversed fish. Zool. Sci. 21,

1015–1018.

Inoue, K., Takei, Y., 2002. Diverse adaptability in Oryzias species to high

environmental salinity. Zool. Sci. 19, 727–734.

Inoue, K., Takei, Y., 2003. Asian medaka fishes offer new models for studying

mechanisms of seawater adaptation. Comp. Biochem. Physiol. B 136, 635–

645..

Ishikawa, Y., 2000. Medakafish as a model system for vertebrate developmental

genetics. BioEssays 22, 487–495.

Ismail, A., S. Yusof. 2011. Effect of mercury and cadmium on early life stages of

Java medaka (Oryzias javanicus): A potential tropical test fish. Marine

Pollution Bulletin, (63): 347–349.

Linton, D.M., G.F. Warner. 2003. Biological indicators in the Caribbean coastal

zone and their role in integrated coastal management. Ocean & Coastal

Management, (46): 261–276.

Matsuda, M., Nagahama, Y., Shinomiya, A., Sato, T., Matsuda, C., Kobayashi, T.,

Morrey, C.E., Shibata, N., Asakawa, S., Shimizu, N., Hori, H.,

Hamaguchi, S., Sakaizumi, M., 2002. DMY is a Yspecific DM-domain

gene required for male development in the medaka fish. Nature 417, 559–

563.

Page 17: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

11

Palar H. 1994. Pencemaran dan toksikologi logam berat. Penerbit Rineka Cipta.

Jakarta.

Parenti, L.R. 2008. A phylogenetic analysis and taxonomic revision of ricefishes,

Oryzias and relatives (Beloniformes, Adrianichthyidae). Zoological

Journal of the Linnean Society, 154, pp. 494–610.

Salas, F., C. Marcosa, J.M. Neto, J. Patrı́ cio, A. Pe´rez-Ruzafa, J.C. Marques.

2006. User- friendly guide for using benthic ecological indicators in coastal

and marine quality assessment. Ocean & Coastal Management, (49): 308–

331

Setiawan, 2001, Makalah Produsen atau Konsumen; Siapa Dilindungi Hukum,

Jakarta

Takehana, Y., K. Naruse, M. Sakaizumi. 2005. Molecular phylogeny of the

medaka fishes genus Oryzias (Beloniformes: Adrianichthyidae) based on

nuclear and mitochondrial DNA sequences. Molecular Phylogenetics and

Evolution, (36): 417–428.

Wittbrodt, J., Shima, A., Schartl, M., 2002. Medaka—a model organism from the

far East. Nat. Rev. Genet. 3, 53–64.

Zhou, Q., J. Zhang, J. Fu, J. Shi, G. Jiang.2008. Review: Biomonitoring: an

appealing tool for assessment of metal pollution in the aquatic ecosystem.

Analytica Chimica Acta, (606): 135–150.

Page 18: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

12

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

BIODATA KETUA

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Muhammad Iqram

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Program Studi Biologi

4 NIM H41111006

5 Tempat dan Tanggal Lahir Tanabatue, 22 Maret 1994

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085247493864

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN 177

Tanabatue

SMPN 3

Libureng SMAN 1 Camba

Jurusan IPA

Tahun Masuk- Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar

dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari

ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah

satu persyaratan dalam pengajuan hibah dalam program PKM-Penelitian.

Page 19: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

13

BIODATA ANGGOTA (1)

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Fitra Imam Pratama

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Program Studi Biologi

4 NIM H41111323

5 Tempat dan Tanggal Lahir Sungguminasa, 23 Maret 1993

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085256177835

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD INPRES

Antang III

SMPN 23

Makassar

SMAN 12

Makassar

Jurusan IPA

Tahun Masuk- Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar

dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari

ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah

satu persyaratan dalam pengajuan hibah dalam program PKM-Penelitian.

Page 20: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

14

BIODATA ANGGOTA (2)

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Rusli

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Program Studi Biologi

4 NIM H41112309

5 Tempat dan Tanggal Lahir Sinjai, 05 April 1992

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085394633519

B. Riwayat Pendidikan.

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN. 40

Erasa

SMPN. 5 Sinjai

Selatan

SMAN. 1

Tellulimpoe

Jurusan IPA

Tahun Masuk- Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar

dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari

ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima

sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah

satu persyaratan dalam pengajuan hibah dalam program PKM-Penelitian.

Page 21: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

15

BIODATA DOSEN PENDAMPING

a. Nama Lengkap : Dr. Irma Andriani S.Pi., M.Si.

b. NIDN : 0009087101

c. Tempat/tanggal lahir : Makassar, 09 Agustus 1971

d. Jenis Kelamin : Perempuan

e. Bidang Keahlian : Genetika dan Reproduksi Ikan

f. Kantor/Unit Kerja : Jurusan Biologi

g. Alamat Kantor : JL. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea 90245

Telepon/Fax : -

h. Alamat Rumah : Jl. Pelita III Utara No.8, Makassar

Telepon/Fax : 085219311909

i. Pendidikan :

No. Perguruan Tinggi Kota dan

Negara

Tahun Lulus Bidang Studi

1 SI Fakultas Perikanan

IPB

Bogor dan

Indonesia 1996

Budidaya

Perikanan

2 S2 IPB Bogor dan

Indonesia 2000 Biologi

3

S3 IPB

Bogor dan

Indonesia

2012

Program Studi

Akuakultur

Page 22: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

No Material Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya total (Rp)

1. Gill Net 10 meter Rp. 10.000,- Rp. 100.000,-

2. Aerator 6 unit Rp. 50.000,- Rp. 300.000,-

3. Pompa Air Aquarium dan Saringan

12 unit Rp. 70.000,- Rp. 840.000,-

4. Cawan Petri 12 buah Rp. 25.000,- Rp. 300.000,-

5. Aquarium 12 unit Rp. 150.000,- Rp. 1.800.000,-

6. Sero-sero 2 buah Rp. 10.000,- Rp. 20.000,-

Sub Total Rp. 3.120.000,-

2. Bahan Habis Pakai

No Material Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya total (Rp)

1. Kertas dan tinta 1 paket Rp. 250.000,- Rp. 250.000,-

2. Kadmium (Cd) 30 gram Rp. 11.000,- Rp. 330.000,-

3. Timbal (Pb) 30 gram Rp. 11.500,- Rp. 345.000,-

4. Kertas Label 1 pc Rp. 10.000,- Rp. 10.000,-

5. Merkuri (Hg) 20 gram Rp. 30.000,- Rp. 600.000,-

6. Aquadest 5 liter Rp. 25.000,- Rp.125.000,-

7. Analisis EDXRF 30 sampel Rp. 90.000,- Rp. 2.700.000,-

Sub Total Rp. 4.360.000,-

3. Perjalanan

No Material Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya total (Rp)

1. Transport lokal (Makassar) 4 orang Rp.300.000,- Rp.1.200.000,-

2. Transport luar (Maros) 4 orang Rp.300.000,- Rp.1.200.000,-

3. Biaya Pemantauan Ikan ( 1

bulan) 4 orang Rp.180.000,- Rp.720.000,-

Sub Total Rp.3.120.000,-

Page 23: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

17

4. Lain-lain

No Material Kuantitas Harga Satuan (Rp) Biaya total (Rp)

1. Final Report 1 paket Rp. 350.000,- Rp. 350.000,-

2. Publikasi Jurnal + Seminar Nasional

1 kali Rp. 1.000.000,- Rp. 1.000.000,-

3. Administrasi (Data Sekunder) 1 paket Rp. 500.000,- Rp. 500.000,-

Sub Total Rp. 1.850.000,-

Page 24: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

18

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama dan NIM Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi Waktu

(jam/minggu)

Uraian

Tugas

1.

Muhammad Iqram

H41111006 Biologi

Lingkungan

dan Kelautan

12

jam/minggu

Peneliti

Utama

2.

Fitra Imam Pratama

H41111323 Biologi

Lingkungan dan

Kelautan

10

jam/minggu

Asisten

Peneliti

4

Rusli

H41111006 Biologi

Lingkungan dan

Kelautan

10

jam/minggu

Asisten

Peneliti

Page 25: Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)

19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muhammad Iqram

NIM : H41111006

Program Studi : Biologi

Fakultas : MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-Penelitian saya dengan judul

“Penggunaan Ikan Medaka Celebensis Oryzias celebensis Sebagai Indikator

Biologis Pada Perairan Tercemar” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2014

bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana

lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan

ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang

berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas

negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan

sebenar-benarnya.

Makassar, 12 Juni 2014