ESAI OKK
-
Upload
giovannianggastapaulikatunggal -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
description
Transcript of ESAI OKK
Lagu Kita Siapa yang Jaga?
Budaya. Sebuah kata yang amat singkat, namun memiliki berjuta makna. Budaya
dapat berbentuk karya seni, makanan, tarian, lagu, adat, perilaku, maupun suatu kebiasaan
yang telah melekat erat di dalam diri suatu masyarakat. Negeri tempat kita tinggal, tempat
kita lahir dan bernaung, Indonesia, tentu saja memiliki keunikan budayanya sendiri. Sebagai
negara yang memiliki wilayah yang luas, beribu-ribu pulau, dan beratus-ratus suku, pantaslah
bila Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tak terhitung jumlahnya. Namun sayangnya,
kurangnya rasa memiliki dan kurangnya kesadaran dari sebagian besar masyarakat Indonesia
menyebabkan banyaknya budaya bangsa ini yang mulai hilang dan pudar, atau bahkan diakui
oleh negara lain. Pantaskah kita sebagai pemuda pemudi bangsa ini berdiam diri? Pantaskah
kita tertawa diatas rapuhnya budaya yang mulai tergerus jaman?
Salah satu bentuk budaya yang terdapat di Indonesia adalah lagu dan musik yang
bersifat kedaerahan. Lagu-lagu ini, seperti halnya baju daerah, menjadi salah satu identitas
dan ciri khas dari daerah tersebut. Ada berapa banyak pulau di negeri ini? Ratusan? Ribuan?
Dengan demikian, ribuan juga lagu-lagu asli daerah Indonesia yang tercipta. Banyaknya
daerah yang terdapat di negeri ini pula yang turut mempengaruhi kayanya Indonesia akan
lagu daerah. Bila kita lihat, dari ujung Sumatera hingga tanah Papua, masing-masing
memiliki ciri khas musik dan lagu yang berbeda. Perbedaan ini dapat kita lihat dari segi
irama, musik pengiring, bahasa yang digunakan, hingga kegunaan lagu itu sendiri. Biasanya,
setiap daerah memiliki ciri khas irama lagu masing-masing. Lagu daerah pada umumnya
menggunakan bahasa sesuai dengan bahasa daerah setempat. Di Indonesia sendiri, hampir
semua prosesi adat memiliki lagu dan tarian tersendiri, dari mulai menyambut tamu,
pernikahan, bahkan kematian pun memiliki lagunya masing-masing. Hal ini menjadi salah
satu faktor beragamnya lagu daerah Indonesia. Fungsi dari lagu-lagu tersebut juga sangat
beragam, mengiringi permainan, menidurkan anak, sebagai sarana hiburan rakyat,
perjuangan, dan lain sebagainya.
“Kicir-kicir ini lagunya... lagu lama ya tuan, dari Jakarta. Saya menyanyi ya tuan
memang sengaja, untuk menghibur menghibur hati nan duka...” Kapan terakhir kali kita
mendengar lagu ini dinyanyikan di lingkungan sekitar kita? Sebulan yang lalu? Setahun yang
lalu? Atau bahkan bertahun-tahun yang lalu? Coba kita bandingkan dengan lagu-lagu barat,
hampir setiap hari kita dapat mendengar lagu-lagu tersebut, di televisi, radio, atau bahkan dari
handphone maupun ipod. Coba kita tanya anak-anak kecil di sekeliling kita, tahukah mereka
akan lagu Gundul-Gundul Pacul, Nona Manis Siapa yang Punya, atau Janger? Saya yakin
sebagian besar dari mereka akan menjawab tidak tahu. Coba tanyakan lagi, tahukah mereka
lagu That What Makes You Beautiful, One More Night, atau Call Me Maybe? Bukan hanya
tahu, mereka dengan lancar dapat menyanyikan lagu-lagu tersebut. Keadaan ini terasa begitu
miris. Di jaman yang serba modern ini, lagu-lagu daerah mulai terlupakan dan digantikan
oleh lagu-lagu kontemporer. Salah satu penyebabnya adalah perkembangan jaman yang tidak
dibarengi perkembangan rasa cinta terhadap budaya bangsa. Selain itu, hal tersebut dapat
terjadi karena pengaruh budaya asing yang masuk tanpa tersaring. Boleh saja bila kita ingin
menikmati lagu-lagu dari luar negeri, akan tetapi hendaknya kita tidak melupakan lagu-lagu
daerah Indonesia. Lagu-lagu tersebut adalah salah satu harta dan aset bangsa yang begitu
berharga. Sangat disayangkan bila harta tersebut disia-siakan dan tidak dijaga. Bila harta
tersebut diambil atau diakui hak milik oleh negara lain, barulah kita merasa kehilangan dan
kalang kabut. Seperti kasus lagu Rasa Sayange yang beberapa tahun silam diakui oleh negara
Malaysia, barulah semua khalayak ramai membicarakan dan mengakui lagu tersebut sebagai
lagu daerahnya. Apalah jadinya bila harta-harta tersebut habis diambil orang, negeri ini akan
kehilangan jati diri dan identitas dirinya.
Untuk melestarikan dan menjaga budaya lagu-lagu daerah diperlukan kontribusi dari
berbagai pihak, seperti halnya pemerintah, guru dan pengajar, orangtua, dan seluruh lapisan
masyarakat Indonesia. Pelestarian budaya lagu-lagu daerah harus dilakukan sejak dini, salah
satu caranya adalah dengan menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa kepada anak-anak,
terutama kepada anak-anak TK dan SD, hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan
lagu daerah sebagai pengantar dan pengiring suatu permainan atau kegiatan di dalam kelas.
Lagu daerah juga harus menjadi salah satu mata pelajaran di pendidikan dasar, sehingga
murid-murid terbiasa dan mengenal lagu daerah semenjak dini. Selain itu pemerintah juga
harus ikut serta berperan dalam pelestarian lagu daerah, hal ini dapat dilakukan dengan cara
menetapkan salah satu hari dalam seminggu sebagai hari khusus lagu daerah. Di hari tersebut,
semua pusat perbelanjaan harus memutarkan lagu-lagu daerah, sehingga lambat laun
masyakarat akan terbiasa mendengarkan lagu-lagu daerah tersebut.Dengan demikian,
masyarakat akan lebih mengenal dan mencintai lagu-lagu daerah Indonesia. Cara lain yang
bisa dilakukan adalah lebih sering mengadakan lomba ataupun festival lagu daerah.
Sekarang, sudah lumayan banyak lomba paduan suara yang mengusung kategori folklore atau
lagu daerah. Lagu-lagu daerah tersebut dibawakan dengan cara yang unik dan menarik
sehingga tidak membosankan. Lagu-lagu tersebut diaransemen ulang tanpa mengubah intisari
lagu tersebut. Sehingga masyarakat dan penikmat musik akan lebih tertarik untuk mengenal
dan mempelajari lagu-lagu daerah Indonesia.
Dengan cara-cara tersebut, diharapkan rasa cinta terhadap budaya bangsa, terutama
lagu-lagu daerah, bisa tertanam erat di hati sanubari setiap warga Indonesia. Sehingga dengan
rasa cinta tersebut, setiap individu masyarakat Indonesia dapat memiliki kesadaran dan
kebutuhan untuk turut menjaga dan melestarikan lagu-lagu daerah Indonesia.
Daftar Pustaka
Internet
http://informasi-daftar.blogspot.com/2013/04/nama-nama-lagu-daerah-tradisional.html
http://www.dkn.go.id/site/index.php/ruang-opini/126-jumlah-pulau-di-indonesia
http://www.tempo.co/read/news/2007/11/17/055111760/Indonesia-dan-Malaysia-Mengkaji-Rasa-
Sayange
Sumber
Jessica Fedora Amadhea – Pelatih Paduan Suara 78 Youth Choir, Svara Prasetiya, dan PCMS CC
(beberapa pertanyaan pendukung)