Erupsi obat tipe makulopapular
-
Upload
adi-kurniawan -
Category
Documents
-
view
319 -
download
4
Transcript of Erupsi obat tipe makulopapular
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
1/33
PENDAHULUAN
Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang sangat mudah memberikan suatu
manifestasi klinis apabila timbul gangguan pada tubuh. Salah satu gangguan tersebut dapat
disebabkan oleh reaksi alergi terhadap suatu obat. Erupsi obat alergi atau allergic drug
eruption itu sendiri ialah reaksi alergi pada kulit atau daerah mukokutan yang terjadi sebagai
akibat pemberian obat dengan cara sistemik.1,2
Pemberian dengan cara sistemik di sini berarti obat tersebut masuk melalui mulut,
hidung, rektum, vagina, dan dengan suntikan atau infus. Sedangkan reaksi alergi yang
disebabkan oleh penggunaan obat dengan cara topikal, yaitu obat yang digunakan pada
permukaan tubuh mempunyai istilah sendiri yang disebut dermatitis kontak alergi.2,
!idak semua obat dapat mengakibatkan reaksi alergi ini. "anya beberapa golongan obat
yang 1# hingga # dari seluruh pemakainya akan mengalami erupsi obat alergi atau erupsi
obat. Sekitar 2$# pasien ra%at inap mengalami erupsi obat. &eberapa golongan yang sering
menyebabkan reaksi tersebut antara lain' obat anti inflamasi non steroid ()*+S-, antibiotik'
golongan beta lactam, sulfonamid, antikonvulsan, allopurinol. 2,
enurut /"), sekitar 2# dari seluruh jenis erupsi obat yang timbul tergolong 0serius
karena reaksi alergi obat yang timbul tersebut memerlesin pera%atan di rumah sakit bahkan
mengakibatkan kematian. Sindrom Steven$ohnson (SS- dan ekrolisis Epidermal !oksis
(E!- adalah beberapa bentuk reaksi serius tersebut. 3,4
Perlu ditegakkan diagnosa yang tepat dari gangguan ini memberikan manifestasi yang
serupa dengan gangguan kulit lain pada umumnya. +dentifikasi dan anamnesa yang tepat dari
penyebab timbulnya reaksi obat adalah salah satu hal penting untuk memberikan tatalaksana
yang cepat dan tepat bagi penderita dengan tujuan membantu meningkatkan prognosis serta
menurunkan angka morbiditas.
1
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
2/33
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
ama 5 !n. K6
7mur 5 89 tahun
enis kelamin 5 :aki$laki*lamat 5 Sandubaya $ ataram
*gama 5 "indu
!anggal pemeriksaan 5 12 *pril 2;18
6ekam edik 5 498113
II. Anamnesis
Keluhan Utama
Prov !& sejak 12 hari yang lalu,
keluhan muncul setelah pasien mendapatkan obat suntikan 3 hari yang lalu.
Keluhan muncul a%alnya terdapat bengkak di %ajah dan mata, serta tangan,
kemudian bintik kemerahan dan terasa gatal muncul di leher, dan seluruh badan,
keluhan terdapat kulit melepuh disangkal, keluhan mata merah, lesi pada bibir,
sakit menelan disangkal. 6i%ayat buang air kecil terasa nyeri disangkal. Keluhan
demam dirasakan sebelum keluhan bintik$bintik muncul, demam tidak terlalu
tinggi. Saat ini keluhan bengkak pada %ajah, mata, dan tangan sudah tidak ada,
namun keluhan bintik kemerahan masih ada dan terasa sangat gatal apalagi bila
berekeringat. akan minum dalam batas normal, &*& dalam batas normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya, pasien memiliki
ri%ayat kencing manis sejak 1; tahun yang lalu dan rutin mengkonsumsi obat
hingga saat ini. 6i%ayat alergi obat sebelumnya disangkal, ri%ayat alergi
makanan juga disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
!idak ada keluarga lain yang mengalami keluhan serupa.
Riwayat Peng!atan
Pasien sudah dira%at selama 12 hari di 6S7> Prov !& karena gula darah tinggi,
pasien juga memiliki keluhan batuk yang dicurigai !&?, saat dira%at pasien
mendapatkan antibiotik seftriakson selama 3 hari, kemudian di hari ke 4 antibiotik
2
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
3/33
diganti menjadi levofloksasin yang diberikan secara suntikan, setelah pemberian
obat ini keluhan pasien muncul, namun hari berikutnya obat tersebut tidak
diberikan lagi, dan telah diberikan obat gatal dari rumah sakit. Pasien menyangkal
telah mengkonsumsi jamu sebelumnya.
Riwayat Ssial
Sebelum sakit pasien merupakan pekerja s%asta, namun setelah pasien mengidap
kencing manis, pasien berhenti bekerja hingga saat ini.
III. Pemeriksaan "isik #Selasa$ %& A'ril &(%)*
• Keadaan umum 5 &aik
• Kesadaran 5 ?ompos mentis
•
!ekanan darah 5 12;@A; mm"g• adi 5 A9 kali@ menit, regular dan kuat angkat
• Pernapasan 5 2; kali@menit, regular, simetris
• Suhu aksila 5 8,9o ?
• Status giBi 5 Kesan cukup
Status +eneralis
• Kepala dan leher 5 bentuk kepala bulat, alopecia ($-, konjungtiva mata
anemis ($-, sclera ikterik ($-, refleks pupil (C@C-, pupil isokor, pembesaran
K
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
4/33
4
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
5/33
iambil !anggal 12$*pril$2;18
5
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
6/33
6
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
7/33
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
8/33
8
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
9/33
arah :engkap
Parameter Hasil
#(&/(0/&(%)*
Hasil
#(1/(0/&(%)*
Nilai ruukan
"
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
10/33
?G AA, A8, A2,; $ 2,; (Hl-
?" ;, ;,1 29,; $ 1,; (pg-
?"? 4,; 3,8 2,; $ 9,; (g@dl-
/&? 9,2 18,84 3,; F 11,; (1;@u:-
E) ;,3 ;,3 ;$1 (#-
&*S) ;,1 ;,1 ;$1 (#-
E7! 84,2 13,3 4;$9; (#-
:IP" 1A,; ;, 24$ (#-
)) 18, 1,23 $A (#-
P:! 2A8 9 14; F 3;; (1;@u:-
$ Elektrolit, ureum, kreatinin, S
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
11/33
!erapi sistemik
$ Kortikosteroid 5 124 mg @ 12 jam tappering off segera apabila keluhan
membaik
$ *ntihistamin 5 cetiriBine 1 D 1; mg
!erapi topikal&edak salisilat 2#
on$medikamentosa (edukasi-
a. Edukasi terhadap pasien dan keluarga bah%a penyakit ini merupakan penyakit
alergi yang disebabkan oleh penggunaan obat
b. Edukasi terhadap pasien dan keluarga untuk selalu memperhatikan apabila
terdapat reaksi alergi selanjutnya atau terdapat perburukan gejala, karena
apabila terdapat lesi lain yang lebih parah, presentase kesembuhannya juga
berbedac. Selalu memperhatikan jenis obat apapun yang dikonsumsi dan dipakai, baik
yang diminum atau pemakaian luar, serta jamu$jamuan, karena dapat
mencetuskan alergi, serta reaksi yang lebih parah daripada gejala saat ini
I4.Prgnsis
1. ua ad Gitam 5 bonam
2. ua ad Sanationam 5 dubia ad bonam
. ua ad Kosmetikam 5 bonam
11
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
12/33
PE5-AHASAN
Erupsi obat adalah respon abnormal seseorang terhadap bahan obat atau metabolitnya
yan terjadi selama atau setelah pemakaian obat dalam rentang dosis normal. Erupsi obat
eksantematosa (yang juga disebut morbiliformis atau erupsi obat makulopapular- adalah
erupsi akibat obat yang paling umum.3 +dentifikasi dan anamnesa yang tepat dari penyebab
timbulnya reaksi obat adalah salah satu hal penting untuk memberikan tatalaksana yang cepat
dan tepat bagi penderita.3
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
13/33
Pasien dengan infeksi "+G, tranplantasi sumsum tulang, atau infeksi tertentu yang
mendapatkan pengobatan rutin termasuk memiliki risiko tinggi. ?ontohnya, umumnya pasien
dengan infeksi mononukleosis yang dira%at dengan aminopenisilin mengalami erupsi
eksantematosa, dibandingkan dengan 4# pasien yang tidak memiliki gejala dan mengambil
obat yang sama. &eberapa ":* alel memberikan risiko yang lebih tinggi terhadap beberapa
reaksi hipersensitivitas sel !. 7mumnya pada kasus reaksi kutaneus yang berat, dimana
berhubungan secara spesifik terhadap tipe reaksi, obat kausatif, dan grup etnis. )rang Eropa
yang mengambil pengobatan carbamaBepine, ":*$*;1 dilaporkan berhubungan dengan
peningkatan risiko eDanthema makulopapular.3,4
Kebanyakan ruam akibat obat merupakan self-limiting dan hanya berupa simptom
ringan. ayoritas manifestasi kulit dari erupsi obat merupakan eksantematosa (QA;#- atau
urtikaria (4$1;#-, namun persentase diatas bervariasi antar obat dan group pasien. &eberapa
pasien yang tidak merupakan immunocompromised , gejala kutaneus yang berat akibat obat
cukup jarang (dengan insiden J1 per 1;;; pasien-, meskipun dengan medikasi risiko tinggi.3
&elum didapatkan angka kejadian yang tepat terhadap kasus erupsi alergi obat, tetapi
berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, studi epidemiologi, uji klinis terapeutik obat
dan laporan dari dokter, pada penelitian di Pakistan, kejadian erupsi obat adalah 2 $ # dari
total pasien yang dira%at inap dengan pemakaian obat$obatan atau sebesar 14$2;# dari
keseluruhan efek samping pemakaian obat$obatan. !ipe yang sering terjadi adalah rash
makulopapular dan Steven Johnson Syndrome. 8,9
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
14/33
!ipe khusus erupsi ini adalah pustulosa eksantematosa generalisata akut (PEAC dalam erupsi obat dihasilkan dari bioaktivasi obat
menjadi intemediate reaktif. +ntemediate reaktif intraseluler ini mengikat protein sitoplasma
secara kovalen, kemudian dipresentasikan oleh "? kelas + kepada sel ! ?>AC.8,A
Erupsi makulopapular sering dikaitkan dengan penggunaan ampisillin, S*+>,
sulfonamid, antikonvulsan, allopurinol, tetrasiklin, eritromisis, fenobarbital, dan bahkan
retinoid.1,8 Penyebab utama adalah antibiotika R laktam, dan arti epilepsi. "arus diingat
bah%a tidak semua eksantem morbiliformis atau makulopapular diinduksi oleh obat. +nfeksi
tertentu khususnya virus dapat menginduksi eksantem yang sukar dibedakan dengan yang
diinduksi oleh obat. Kasus PE
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
15/33
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
16/33
*ngioedema terjadi bila pembengkakan juga terjadi pada dermis dan jaringan
subkutan, ditandai dengan edema setempat yang hanya berkembang pada lokasi tertentu saja.1
Edema biasanya simetris. >aerah predileksinya adalah bibir, kelopak mata, gentalia eksterna,
dan punggung tangan dan kaki.1,8 Edema pada glottis, laring dan lidah merupakan reaksi
edema yang paling berat dan tanpa pertolongan pertama dapat menLakibatkan kematian
akibat asfiksia. Penyebab tersering ialah penisilin, asam asetilsalisilat dan S*+>.1
7rtikaria selain diperantarai reaksi tipe +, juga dapat merupakan bagian dari reaksi
tipe +++. ekanisme terjadinya urtikaria diperantarai +gE, dan juga melalui pembentukan
kompeks imun. Penyebab tersering urtikaria adalah penisillin, asam asetisalisilat, dan S*+>
lain. Sebuah penelitian mengungkapkan bah%a antibiotika R$laktam (melalui mekanisme
alergi- bertanggung ja%ab pada sepertiga kasus, dan S*+> (melalui mekanisme
pseudoalergi- bertanggung ja%ab pada sepertiga kasus lainnya dari reaksi urtikaria yang
diinduksi obat.9
c. HiDed >rug Eruption (H>E-
H>E atau disebut juga eDantema fikstum adalah satu$satunya E)* yang selalu
diprovokasi oleh obat atau bahan kimia. !idak ada faktor etiologi lain yang dapat
mengelisitasi. H>E merupakan E)* yang sering dijumpai ketiga. E berupa
eritema dan vesikel berbentuk bulat atau lonjong dan biasanya numular, pada kasus yang
berat dapat timbul bula. !empat predileksi adalah di sekitar mulut, di daerah bibir dan daerah
penis pada laki$laki sehingga sering disangka penyakit kelamin karena berupa erosi yang
kadang$kadang cukup luas disertai eritema dan rasa panas setempat.1; :esi kemudian
meninggalkan bercak hiperpigmentasi yang lama dan baru hilang bahkan sering menetap.
Kelainan akan timbul berkali$kali pada tempat yang sama.
)bat yang sering menyebabkan H>E ialah sulfonamide, barbiturate, trimethoprim dan
analgesic. 7kuran lesi bervariasi dari beberapa milimeter hingga sentimeter. >engan
pemberian obat inisial, lesi soliter dapat terbentuk. Pada pemberian ulang obat penyebab, lesi
terjadi tidak hanya pada lokasi biasanya, tapi juga pada tempat lain. 11
ekanisme terjadinya H>E diduga melalui reaksi tipe +++ dan +G. &eberapa obat
penyebab H>E adalah sulfonamid, tetrasiklin, barbiturat, fenaBon, fenitoin, trimetoprim, dan
analgesik.1,4
16
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
17/33
d. >ermatitis Eksfoliativa (Eritroderma-
>E atau eritroderma adalah terdapatnya eritema universal yang biasanya disertai
skuama. >E biasanya muncul dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari setelah
penggunaan obat. Erupsi berupa eritema diseluruh tubuh diikuti deskuamasi terutama pada
telapak tangan dan kaki. Proses dapat berlanjut beberapa minggu atau bulan setelah
penghentian obat. Pada eritroderma karena alergi obat terlihat eritema tanpa skuama, skuama
baru timbul pada stadium penyembuhan. 8,12
ekanisme yang pasti belum diketahui, diduga melalui mekanisme tipe +G. >E dapat
berasal dari erupsi eksantematosa jika obat penyebab masih dilanjutkan.2 >E selain diinduksi
obat, juga dapat merupakan perluasan penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya seperti
psoriasis, atau berkaitan dengan limfoma hodgkin, leukemia, dan keganasan lainnya.1,4
&anyak obat yang dapat menjadi penyebab >E, namun yang paling sering adalah sulfonamid,
penisilin, barbiturat, karbamaBepin, fenitoin, fenilbutason, allopurinol, dan garam emas.1
17
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
18/33
e. Purpura
Purpura adalah perdarahan di dalam kulit@mukosa berupa bercak@pembengkakan
ber%arna merah@kebiruan yang tidak hilang bila ditekan.1 Erupsi purpura dapat terjadi
sebagai ekspresi tunggal alergi obat. Erupsi biasanya simetris serta muncul di sekitar kaki,
termasuk pergelangan kaki atau tungkai bagian ba%ah dengan penyebar keatas. Erupsi terdiri
atas makula atau bercak kecil berbatas tegas ber%arna merah kecoklatan yang tidak hilang
dengan penekanan, dan disertai rasa gatal.1,4 Kelainan dapat berupa Petekie (makula merah,
diameter 2$ mm, merah, kemudian → coklat O akhirnya menghilang-, Ekimosis (makula
kebiruan, sedikit bengkak, diameter Q 2$ mm, letak kelainan lebih dalam' kemudian →
menguning O akhirnya menghilang-, Gebeses (purpura berbentuk linear-
,
"ematoma(kumpulan darah dalam jaringan kulit @ mukosa. &erjumlah cukup banyak → pembengkakkan
O fluktuasi-1
&eberapa obat penyebab purpura trombositopenik adalah asam asetilsalisilat,
karbamaBepin, indometasin, isoniaBid, nitrofurantoin, penisilinamin, fenitoin, dan derivatnya,
derivat piraBolon, Luinidin, sulfonamid, dan tiourasil. Sedangkan beberapa obat penyebab
18
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
19/33
purpura non trombositopenik adalah ampisilin, penisilin, sulfatrimetoprim, sulfonamid, asam
asetilsalisilat.4
f. Gaskulitis
Gaskulitis adalah radang pembuluh darah. Kelainan kulit dapat berupa palpable
purpura yang mengenai kapiler. Gaskulitis ditandai dengan adanya inflamasi dan nekrosis
pembuluh darah. &entuk tersering adalah vaskulitis yang mengenai kapiler dan venul.
Gaskulitis dapat hanya terbatas pada kulit, atau dapat melibatkan organ lain, antara lain hepar,
ginjal, dan sendi. 7kuran dan jumlah lesi bervariasi. &iasanya distribusi simetris pada
ekstremitas ba%ah dan daerah sakrum. Gaskulitis biasanya disertai demam, malaise, myalgia
dan anoreksia.,4 Gaskulitis clapat terjadi pada semua umur, dengar a%itan rata$rata pada
dekade kelima.
Gaskulitis yang diinduksi obat dianggap terjadi melalui mekanisme reaksi tipe +++, jadi
berhubungan dengan deposit kompleks imun. )bat hanya salah satu penyebab vaskulitis.2
)bat$obatan yang dianggap sebagai penyebab adalah penisilin, sulfonamid, tiourasil,
hidantoin, iodida, alopurinol, tiaBid, S*+>, antidepresan, antiaritmia.1
g. 6eaksi fotoalergik
Hotosensitivitas dapat berupa fenomena non imunologik fototoksik, atau reaksi
imunologik fotoalergik.2 6eaksi fotoalergik bergantung pada obat, respons imun dan cahaya.
19
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
20/33
7G* (2;$3;;nm- terlibat pada sebagian besar reaksi fotoalergik. 6eaksi fotoalergik dapat
diinduksi oleh obat topikal atau sisternik.1
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
21/33
Pada pemeriksaan histopatologik didapati pustule intraepidermal atau subkorneal
yang dapat disertai edema dermis, vaskulitis, infiltrate polimorfonuklear perivaskuler dengan
eosinophil atau nekrosis fokal sel$sel keratinosit.
i. Eritema nodosum (E-
E merupakan E)* yang jarang terjadi. Kelainan kulit berupa eritema yang lunak
dan nodus yang nyeri dengan eritema diatasnya disertai gejala umum berupa demam, malese
dan artritis tidak biasa pada E yang diinduksi obat. >istribusi lesi simetris dengan tempat
predileksinya di daerah tungkai ba%ah. Pada kasus yang berat dapat mengenai paha dan
lengan. *%itan E cepat namun regresi perlahan. E dapat pula disebabkan oleh beberapa
penyakit lain misalnya tuberculosis, infeksi streptokokus, dan leprae.
21
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
22/33
)bat$obatan yang dianggap sering menyebabkan E adalah sulfonamid, bromida, dan
kontrasepsi oral.1 )bat$obatan lain seperti penisilin, barbiturat, dan salisilat lebih jarang
menyebabkan E.2
j. Eritema ultiforme (E-
Eritema ultiforme atau disebut juga "erpes iris, dermatostomatitis dan eritema
eksudativum multiforme merupakan erupsi mendadak dan rekuren pada kulit dan kadang$
kadang pada selaput lendir dengan gambaran bermacam$macam spectrum(polimorfik- dan
gambaran khas bentuk iris. Pada kasus yang berat disertai symptom konstitusi dan lesi
vesikel.14
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
23/33
Pada tipe vesikobulosa lesi mula$mula berupa macula, papul,dan urtika yang
kemudian timbul lesi vesikobulosa di tengahnya. &entuk ini dapaat juga mengenai selaput
lender. Pada pemeriksaan darah tepi tidak ditemukan kelainan, pada kasus yang berat dapat
terjadi anemia dan proteinuria ringan.
k. Sindroma Stevens ohnson (SS-
Sindrom Steven ohnson (SS- disebut juga eritema multiforme mayor merupakan
sindrom yang mengenai kulit, selaput lender dan orifisium dan mata dengan keadaan umum
bervariasi dari ringan sampai berat' kelainan paada kulit berupa eritema, vesikel@bula, dapat
disertai purpura.1
Penyebab utama dari SS adalah alergi obat(Q4;# kasus-. Penyebab lainnya adalahinfeksi, vaksinasi, penyakit graft-versus-host , neoplasma dan radiasi. &anyak obat yang
menjadi penyebab sindrom ini, yang tersering adalah sulfonamid, antikonvulsan aromatik,
beberapa S*+> dan alopurinol yang bertaggung ja%ab pada 2@ kasus SS. *minopenisillin
dan klormenaBon juga dilaporkan sebagai penyebab tersering. Penyakit ini serupa dengan
E! disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe ++ (sitolitik-.
23
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
24/33
l. ekrosis Epidermal !oksik (E!-
E! disebut juga Sindrom :yell merupakan penyakit yang berat, lebih berat daripada
SS, sehingga jika pengobatan tidak cepat dan tepat dapat menyebabkan kematian. E! ialah
penyakit berat, gejala terpenting ialah epidermolisis generalisata (karena sel sasarannya
adalah epidermis-, dapat disertai kelainan pada selaput lender di orifisium dan mata.,4 E!
disertai periode prodromal berupa demam, rhinitis, konjungtivitis, yang bertahan beberapa
hari hingga minggu yang dapat disertai dengan penurunan kesadaran(spoor$komatosa-,
selanjutnya lesi kulit berkembang cepat, biasanya dalam hari. *%alnya, pasien merasakan
seperti terbakar atau nyeri pada lesi eritema generalisata kemudian timbul banyak vesikel dan
bula dan dapat disertai dengan purpura. &ula dan pengelupasan kulit(epidermolisis- pada area
yang luas mengakibatkan tanda ikolsky positif pada kulit yang eritematosa, yaitu kulit yan
ditekan dan digeser maka kulit akan terkelupas.1.4
Komplikasi yang dapat terjadi adalah pada ginjal yang berupa nekrosis tubular akut
akibat terjadinya ketidakseimbangan cairan bersama$sama dengan glomerulonephritis.
24
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
25/33
>iagnosis banding E! adalah SS, >ermatitis kontak iritan karena baygon dan
Staphylococcus Scalded Skin Syndrome(SSSS).
Semua klasifikasi terangkum pada tabel berikut 5
Pada pasien ini klasifikasi yang termasuk adalah tipe makulopapular, yang disebabkan
oleh antibiotik golongan Luinolone. Erupsi tipe makulopapular dan sindrom Stevens$ohnson,
ecrolysis epidermal toDic, pustulosis eksantematosa generalisata akut, Drug Reaction with
osinophilia and Systemic Symptom( DRSS Syndrome- atau sindroma >6ESS yang sering
juga dikenal sebagai Drug !ypersensitivity Syndrome" atau !ypersensitivity Syndrome
Reaction ("S6- adalah kumpulan gejala dan merupakan reaksi idiosinkratik, yang berkaitan
dengan sel$!, reaksi hipersensitivitas tipe 3. *ntigen penampil sel (*P?- menghasilkan
hapten, yang menampilkan fragmen protein atau peptide dari suatu obat atau metabolitnya
kepada sel ! naiv. >imana sel ! spesifik antigen tersebut akan berkembang biak,
menginfiltrasi kulit dan melepaskan sitokin, kemokin, dan mediator proinflamasi lainnya
yang menimbulkan tanda dan gejala dari ruam akibat obat. &erdasarkan konsep teori
25
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
26/33
alternatif (interaksi farmakologi obat dengan reseptor imun-, molekul kecil dari obat atau
metabolismenya yang tidak merupakan antigen sempurna, mengaktifkan sel ! secara
langsung berikatan dengan reseptor sel !.3,18
:aporan adanya reaksi anafilaktik +gE terhadap kuinolon tampaknya terus meningkat,
kemungkinan disebabkan penggunaan agent tersebut. Studi in$vitro menyebutkan adanya
tingkat reaksi silang yang cukup tinggi antara kuinolon, namun tidak ada studi klinis untuk
mengkonfirmasi hal ini. Erupsi dermal tampak terlihat pada 2# pasien yang menggunakan
kuinolon. *da bukti bah%a obat dengan spesifik sel ! bertanggung ja%ab atas adanya reaksi
makulopapular dari kuinolon. Kuinolon dapat menyebabkan kontra reaksi pada tubuh.
?iprofloDacin (?PH-, fluorokuinolon yang paling sering digunakan menyebabkan kontra
reaksi ruam pada 1$2 # dari total pasien. 6eaksi yang paling banyak dilaporkan umumnya
terjadi reaktif dan menyebabkan urticaria, angio$oedema dan anaphylaDis. 6eaksi tersebut
menunjukkan adanya respons alergi +gE tipe +. 7ntuk membuktikan, anfredi et al
melakukan serangkaian test yang bertujuan mendeteksi reaksi antibodi +gE terhadap ?PH
dan kuinolon lain.9,11,12
6eaksi hipersensitifitas yang muncul belakangan, umumnya dalam bentuk eDanthema
yang berbeda juga dapat terjadi pada pera%atan menggunakan kuinolon dan diperkirakan
berhubungan dengan sel !. eski demikian, hubungan immunogenisitas kuinolon terhadap
sel ! dan ciri$cirinya belum dilakukan studi secara mendetail. Kesimpulannya, kuinolon
dapat memunculkan efek reaksi hipersensitifas yang tertunda dan secara spesifik dapat
menstimulasi sel !. Kuinolon dapat berinteraksi dengan berbagai macam reseptor sel ! pada
manusia.9,11
26
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
27/33
!abel obat$obatan yang dapat mencetuskan SS$!E berdasarkan derajat severitas 518
Penegakkan diagnosis erupsi obat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, akan diuraikan diba%ah ini 5
a. *namnesis 5 adanya lesi yang ada a%alnya lesi muncul pada batang tubuh, kemudian
ke leher, dan ekstremitas atas hingga menyebar kearah ba%ah secara simetris. :esi
bisa menyebar ke daerah intertriginosa, namun tidak sampai mengenai kaki dan
mukosa, serta telapak tangan. *danya hubungan antara timbulnya erupsi dengan
penggunaan obat sehingga perlu ditanyakan obat$obat@jamu yang didapat, kelainan
yang timbul akut atau beberapa hari setelah konsumsi obat. Erupsi obat dapat terjadi
3$13 hari setelah pemakaian obat, namun bisa juga terjadi beberapa hari setelah
pemakaian obat tesebut dihentikan. 6asa gatal juga dapat terjadi disertai demam yang
biasanya subfebril.
Pada pasien diatas dalam anamnesis didapatkan adanya ruam bintik$bintik kemerahan
di seluruh tubuh yang sebelumnya didahului oleh demam yang tidak terlalu tinggi dan
berkaitan dengan penggunaan injeksi antibiotik levofloksasin, sehingga dapat
termasuk dalam erupsi obat.
27
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
28/33
anifestasi klinis tipe makulopapular 5 jenis erupsi bermacam$macam, dan bertingkat
mulai dari makula yang ber%arna pucat, hingga eritema yang meluas dan lesi
makulopapular, yang biasanya bera%al dari batang tubuh, leher, ekstremitas atas,
hingga menyebar ke ba%ah secara simetris.
b. Pemeriksaan Klinis (Kelainan kulit yang ditemukan- 5 adanya kelainan klinis sesuai
dengan jenis masing$ masing reaksi. Penghentian obat yang diikuti penurunan gejala
klinis merupakan petunjuk kemungkinan erupsi disebabkan oleh obat tersebut. Perlu
diperhatikan distribusi lesi yang menyebar, simetris atau setempat, bentuk kelainan
yang timbul (urtikaria, purpura, eksantema, papul, eritroderma, eritema nodusum-.
Pada erupsi obat tipe makulopapular dapat ditemukan lesi yang ber%arna pucat, atau
makula yang ber%arna pink sampai merah seperti %arna daging salmon ( salmon-
colored macules-.
Pada pemeriksaan fisik pada pasien ditemukan adala makula disertai papul multipel
dengan dasar eritema, simetris, ini sangat mengarah pada gejala erupsi obat tipe
makulopapular.
c. Pemeriksaan khusus ' saat ini belum ditemukan cara yang cukup sensitif dan dapat
dipercaya untuk mendeteksi erupsi obat alergik. amun terdapat beberapa
pemeriksaan yang dapat dilaksanakan untuk membantu memastikan penyebab erupsi
obat alergik 5,8
#$ uji tempel (patch test)
28
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
29/33
%$ uji tusuk (prick&scratch test)
'$ uji provokasi (eposure test)
Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh :obera,dkk, dimana melakukan
tes single-blind oral challenge menggunakan golongan Luinolone (diambil
jenis obat- kemudian masing$masing obat diberikan dari dosis terendah hingga
dosis maksimal, kemudian diamati reaksi alergi yang terjadi, baik manifestasi
kulit, tekanan darah dan denyut nadi, sebelum dan sesudah peningkatan dosis.A
Pemeriksaan tersebut memerlukan persiapan khusus untuk menghadapi kemungkinan reaksi
anafilaksis, dan hanya bisa dilakukan saat pasien sembuh, tujuannya untuk menentukan obat
yang menyebabkan erupsi tersebut.
Selain itu pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap,
dan pemeriksaan darah tepi untuk melihat peningkatan eosinofil.
Pengobatan erupsi obat alergik belum memuaskan, antara lain karena kesukaran dalam
memastikan penyebabnya, apakah oleh obatnya sendiri atau metabolitnya. Pengobatan dibagi
dalam5 9
a. Pengobatan kausal 5 >ilaksanakan dengan menghindari obat tersangka (apabila obat
tersangka telah dapat dipastikan-. >ianjurkan pula untuk rnenghindari obat yang
mempunyai struktur kimia dengan obat tersangka (satu golongan-.
b. Pengobatan simtomatik
Pengobatan dapat diberikan secara 15
Sistemik
• Kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid sangat penting pada alergi obat sistemik. )bat
kortikosteroid yang sering digunakan adalah tablet prednisone dengan dosis 1$2
mg@kg&&@hari. Pada kelainan urtikaria, eritema, dermatitis medikamentosa, purpura, eritema
nodusum, eksantema fikstum, dan PE
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
30/33
*ntihistamin yang bersifat sedative dapat juga diberikan, jika terdapat rasa gatal.
Kecuali pada urtikaria, efeknya kurang kalau dibandingkan dengan kortikosteroid.1,2
• !opikal
Pengobatan topikal bergantung pada keadaan kelainan kulit, apakah kering atau basah. Kalau keadaan kering, seperti apda eritema atau urtikaria, dapat diberikan emolient
dan bedak, contohnya bedak salisilat 2# ditambah dengan antipruritus, misalnya menthol T $
1# untuk mengurangi rasa gatal. Kalau keadaan membasah seperti dermatitis medikamentosa
perlu dikompres, misalnya kompres larutan asam salisilat 1#. Pada bentuk purpura dan
eritema nodusum tidak diperlesin pengobatan topikal. Pada eksantema fikstum jika kelainan
membasah dapat diberikan kompres dan jika kering dapat diberi krim kortikosteroid,
misalnya krim hidrokortison 1# atau 2,4#. Pada eritroderma dengan kelainan berupa eritema
yang menyeluruh dan skuamasi dapat diberi salep lanolin 1;# yang dioleskan sebagian$
sebagian.1
Pada pasien diberikan terapi kortikosteroid sistemik injeksi 124 mg@12 jam sampai
gejala menghilang kemudian tapering off segera. Pada pasien ini juga diberikan antihistamin
cetiriBine 1D1;mg, dan terapi topikal berupa bedak salicyl 2#. enurut Shear dkk, bah%a
dosis pemberian prednisone pada erupsi obat yakni 1$2 mg@kg&&@hari. 2
Pada dasarnya erupsi kulit karena obat akan menyembuh bila obat penyebabnya dapat
diketahui dan segera disingkirkan. *kan tetapi pada beberapa bentuk, misalnya eritroderma
dan kelainan$kelainan sindrom :eyll dan sindrom Steven$ohnson, prognosis dapat menjadi
buruk bergantung pada luas kulit yang terkena.8 Erupsi obat tipe makulopapular juga dapat
berkembang menjadi eritroderma atau SS@!E, dapat juga berkembang menjadi Drug Rash
with osinophilia and Systemic Symptoms (>6ESS-.18
30
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
31/33
KESI5PULAN
>ilaporkan pasien laki$laki, usia 89 tahun, masuk rumah sakit 12 hari yang lalu
karena gula darah pasien tinggi, kemudian 3 hari setelah pera%atan pasien mengeluh batuk,
sehingga dira%at bersama dengan spesialis paru, olehnya diberikan antibiotik spektrum luas
yakni seftriakson sembari menunggu hasil rontgen dada dan sputum &!*. Setelah hasil
rontgen dada menunjukkan kecurigaan !&? aktif, dokter mengganti terapi seftriakson
menjadi levofloksasin karena hasil sputum &!* belum ada, namun setelah injeksi
levofloksasin diberikan pasien mengeluh muncul bintik$bintik kemerahan di seluruh
tubuhnya, %ajah dan mata pasien bengkak, disertai demam sebelumnya, setelah keluhan
muncul, injeksi obat tersebut langsung dihentikan.
&anyak tipe erupsi yang dapat disebabkan oleh obat, dan tiap obat dapat memicu
timbulnya erupsi obat alergi. )leh karena itu sebelum memberikan terapi obat, harus
dipertimbangkan besar kecilnya resiko, keuntungan serta kerugian dari terapi tersebut.
>engan mengetahui imunopatogenesis, faktor resiko, manifestasi klinis E)* dan edukasi
pada pasien, serta penulisan resep yang tepat dapat menurunkan morbiditas E)*.
*pabila terjadi E)* dan obat tersangka penyebab erupsi tersebut telah dapat
dipastikan, maka sebaiknya kepada penderita diberikan catatan berupa kartu kecil yang
memuat jenis obat tersebut (serta golongannya-. Kartu tersebut dapat ditunjukkan bilamana
diperlesin, sehingga dapat dicegah pajanan ulang yang memungkinkan terulangnya erupsi
obat alergik.
31
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
32/33
DA"3AR PUS3AKA
1. "amBah, ., 2;1;, Erupsi )bat *lergik, dalam >juanda dkk, +lmu Penyakit Kulit dan
Kelamin, edk. 8, akarta, &adan Penerbit HK7+, hh. 143$14A.
2. Shear ", Kno%les S6. ?utaneous 6eactions to >rugs. +n 5 /olff K, Stern. Eksantematosa >rug Eruptions. Engl ed 2;12'885232$
4;1. >o%nloaded from nejm.org
4. ?ahyanur 6, Kosnoe S, Sukmana . Sindrom "ipersensitivitas )bat. +ndon ed
*ssoc, Golum5 81, omor5 3, *pril 2;118. &lume E, Elston >. >rug Eruption. e% Iork 5 Emedicine (7pdated 2;1 *pril A'
cited 2;18 *pril 1-.
9. 6iedl *, ?asillas *. *dverse >rug 6eactions5 !ypes and !reatment )ptions. *m
Ham Physician. 2;; (cited 2;18 *pril 2;-. *vailable from 5
http5@@%%%.aafp.org@afp@2;;@11;[email protected].
A. !hong, &I. 7pdate on the anagement of *ntibiotic *llergy. *llergy *sthma +mmunol
6es. 2;1; *pril'2(2-599$A8
. :obera !, et al. *llergy to uinolones5 :o% ?ross$reactivity to :evofloDacin. +nvestig
*llergol ?lin +mmunol 2;1;' Gol. 2;(9-5 8;9$811
1;. &aldo &*, Pham ". ?lassification and >escriptions of *llergic 6eactions to >rugs.
+n 5 ?linical *spects, >iagnosis, echanisms, Structure$*ctivity 6elationships.
Springer ScienceC&usiness edia, ::? ' 2;1. P 14$4.
11.
-
8/17/2019 Erupsi obat tipe makulopapular
33/33