EpiLepsi

78
Laporan Kasus Epilepsi Mochamad Ainun Najib 2009730029 Pembimbing : dr. Yunetti, Sp.A

Transcript of EpiLepsi

Page 1: EpiLepsi

Laporan KasusEpilepsi

Mochamad Ainun Najib

2009730029Pembimbing : dr. Yunetti, Sp.A

Page 2: EpiLepsi

Identitas Nama : An. S. H.Umur : 2 tahun 3 bulanTTL : Bekasi , 12-10-2012Jenis kelamin : Perempuan Nama ayah : Tn. SUsia : 40 tahun Pekerjaan : Buruh Nama Ibu : Ny. NPekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jati Bening RT 04 RW 14Tanggal masuk RS : 17 Januari 2015 pukul 07.00 WIBDokter yang merawat : Dr. Yunetti, Sp. A

Page 3: EpiLepsi

Anamnesis

Page 4: EpiLepsi

Aloanamnesis

• Keluhan Utama Kejang ± 1 jam SMRS

Page 5: EpiLepsi

Aloanamnesis • Riwayat penyakit sekarang

Menurut orang tua, pasien tiba-tiba mengalami kejang saat pasien sedang menonton tv, kejang berlangsung ± 40 menit, saat tiba di IGD RS Pondok Kopi pasien sudah tidak kejang, kejadian ini diawali dengan mata melirik ke arah kanan, kemudian pasien menjadi tidak bisa diajak berkomunkasi, berlangsung sekitar 5 menit, setelah itu tangan dan kaki kanan menjadi mengepal dan kaku tidak disertai kelojotan, tangan dan kaki kiri terlihat lemas,berlangsung sekitar 40 menit, kemudian kejang berhenti sendiri saat dalam perjalanan dibawa ke RS. Setelah kejang pasien menjadi seperti termenung dan kemudian menjadi tertidur.Tidak ada demam, riwayat terbentur kepala sebelum kejang tidak ada, riwayat muntah-muntah tidak ada, BAB dan BAK tidak ada keluhan.

Page 6: EpiLepsi

Aloanamnesis Riwayat Penyakit Dahulu : Umur 6 bulan

– Os kejang tiba-tiba tanpa disertai demam, penyakit penyerta lain, ataupun trauma kepala, kejang 1 x, durasi 15 menit.

Umur 1 tahun – Os kembali kejang tiba-tiba tanpa disertai demam atau sakit lain , kejang 1x, durasi

15 menit. Pasien dirawat. Pasien didiagnosa epilepsi oleh dokter. Diharuskan perawatan selama 2 tahun. Namun pasien hanya berobat selama 1 bulan karena merasa sudah sembuh.

– EEG, hasil mendukung dengan gejala klinis epilepsiUsia 1 tahun 11 bulan

– Os mengalami kejang kembali, kejang tiba-tiba tanpa demam, kejang 1x dengan durasi 30 menit, dibawa ke klinik di berikan stesolid 5 mg. Diberikan surat rujukan ke RS, akan tetapi orang tua membawa pasien pulang kerumah tanpa melanjutkan pemeriksaan selanjutnya.

Riwayat Penyakit Keluarga : Adik kandung dari ibu pasien pernah menderita epilepsi

Page 7: EpiLepsi

Aloanamnesis

• Riwayat Pengobatan : Usia satu tahun sudah di diagnosis epilepsi

oleh dokter, direncanakan pengobatan selama 2 tahun. Namun pasien hanya berobat selama 1 bulan.• Riwayat Kehamilan Ibu :

Ibu pasien rutin ANC di puskesmas , tidak terdapat kelainan/penyulit pada saat masa kehamilan. Tidak mengkonsumsi obat-obatan dan jamu yang mempengaruhi janin, tidak merokok dan menkonsumsi alkohol.

Page 8: EpiLepsi

Aloanamnesis

Riwayat Kelahiran

Pasien lahir ditolong dokter kandungan, lahir spontan, cukup bulan, saat lahir langsung menangis, BBL 2600gr, PB 48 cm. tidak ada kelainan atau cacat bawaan.

Riwayat Alergi

Pasien tidak memiliki riwayat alergi

Page 9: EpiLepsi

Aloanamnesis

Riwayat makanan – ASI eksklusif 1 bulan– Usia 1 bulan sudah diberikan susu formula– Usia > 4 bulan diberikan bubur susu– Usia > 6 bulan diberikan nasi tim – Usia 15 bulan diberikan nasi keluarga

Page 10: EpiLepsi

Aloanamnesis Riwayat tumbuh kembang • Usia 3 bulan sudah berekasi terhadap bunyi• Usia 6 bulan sudah bisa mengangkat kepala• Usia 9 bulan sudah bisa merangkak• 1 tahun bisa bicara tapi kata-kata tidak jelas, sampai saat ini baru bisa

menyebutkan beberapa kata saja seperti “ibu”, “ayah”, “makan”.• Menurut keterangan dari orang tuanya, pasien bisa berjalan sekitar

usia 18 bulan, apabila berjalan sediki menyeret kaki sebelah kanan.• Usia 2 tahun masih belum bisa meloncat, tidak terlalu aktif seperti

teman seusianya.• Gerakan halus seperti memegang bola dan mainan tidak terlalu baik.

Page 11: EpiLepsi

Aloanamnesis

Riwayat Psikososial – Pasien lebih senang menyendiri dari pada bergaul

dengan teman-temannya. Tidak seaktif jika dibandingan dengan teman seusianya.

Riwayat Imunisasi• BCG 1x usia 1 bulan skar 3 mm• DPT 3x usia 2,4, dan 6 bulan• Polio 4x usia 0, 2, 4, dan 6 bulan • Hepatitis B 3x usia 0,1 dan 6 bulan• Campak 1x usia 9 bulan Kesan sesuai dengan program imunisasi pemerintah

Page 12: EpiLepsi

Pemeriksaan Fisik

Page 13: EpiLepsi

Pemeriksaan Fisik Keadaan umum • Kesadaran : somnolen (E3V3M5)• Keadaan Umum : Sakit sedang

Tanda vital:• Nadi : 96 x/menit, kuat angkat,

teratur• Respirasi : 30 x/menit• Jenis/tipe : thorakal • Suhu : 36.7 oC

Page 14: EpiLepsi

STATUS ANTROPOMETRI BB : 14 kgTB : 90 cm

Status GiziBB/U : 14/13 x 100 % = 107 (baik)TB/U : 90/92 x 100 % = 98 (baik)BB/TB : 15/14 x 100% = 107 (baik)LK : 47 cm (normocephal)

Sumber : NCHS

Kesimpulan status gizi BB/U : gizi baikTB/U : gizi baikBB/TB : gizi baik

Page 15: EpiLepsi

kulit : tidak ada sianosis, turgor kulit normalkelenjar limfe : tidak ada pembesara KGB.Kepala : normochepal

Ubun-ubun : menutup.Rambut : rambut pendek, warna hitam, tidak

rontok, distribusi merata.Mata : tidak cekung, konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterik,pupil isokhor, diameter 3 mm, reflek cahaya (+/+)

Hidung : tidak ada deviasi septum, sekret (-), epistaksis (-), napas cuping hidung (-)

Telinga : Normotia, sekret (-/-), serumen (-/-)Mulut : Bibir kering, sianosis (-),perdarahan

mukosa (-), perdarahan gusi (-).

Page 16: EpiLepsi

Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tyroid (-)

Thorax : I : Simetris dextra-sinistra, tidak ada bagian dada yang

tertinggal saat bernapas, retraksi dinding dada (-), scar (-), otot bantu pernapasan (-)

P : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus sama dextra-sinistra.

P : Sonor pada semua lapang paru, batas sonor- pekak setinggi ICS 6 linea midclavicularis dextra

A : Vesikuler (+/+), ronkhi -/-, wheezing -/-

Page 17: EpiLepsi

• JantungI : Iktus kordis tidak terlihat P : iktus kordis teraba 1 jari ke arah medial

LMCS ICS IVP : Batas jantung kiri atas di LMCS ICS II

Batas jantung kanan di linea parasternalis dextra ICS IV

Batas jantung kiri bawah di LMCS ICS IVA : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-),

gallop (-)

Page 18: EpiLepsi

Pemeriksaan Fisik

• Abdomen : I : perut terlihat datar P : supel, nyeri tekan (-), turgor kulit baik,

hepar & lien tidak terabaP : TympaniA : BU (+) normal

Page 19: EpiLepsi

Pemeriksaan Fisik

Ekstr. Atas : Akral hangat , RCT< 2 detik, terdapat kelemahan di tangan kanan. edema (-)

Ekstr. Bawah : Akral hangat , RCT< 2 detik, terdapat kelemahan di kaki kanan. edema (-)

• Otot : tidak ada atrofi. • Tulang : tidak ada

deformitas.• Sendi : tidak ada tanda-

tanda peradangan

Page 20: EpiLepsi

Pemeriksaan neurologis Refleks

Fisiologis Tungkai kanan

Tungkai kiri Lengan kanan Lengan kiri

Patela + +

Bicep + +

Tricep + +

Achiles + +

Refleks patologis

Tungkai kanan

Tungkai kiri Lengan kanan Lengan kiri

Babinski - -

Oppenheim - -

Hoffamn tromner

- -

Chadook - -

Gordon - -

Scaffer - -

Page 21: EpiLepsi

Meningeal sign

Kaku kuduk (-)

Lassegue > 70/> 70

Kernig >135/>135

Brudzinski 1 (-)

Brudzinski 2 (-)

Page 22: EpiLepsi

Nervus

I Tidak dilakukan

II Visus : tidak diperiksa Lapang pandang : normal Warna : tidak diperiksa

III, IV, VI Pupil : refleks cahaya langsung +/+, nistagmus tidak adaGerak bola mata : baik ke segala arah

V Motorik : baik Refleks kornea : +/+

VII Angkat alis, kerut dahi : tidak dilakukanTutup mata : baik, simetrisKembung pipi : tidak dilakukanRasa 2/3 anterior tidak dilakukan

Page 23: EpiLepsi

Nervus VIII Suara bisikan : tidak dilakukan

Rinne, webber, schwabach: tidak dilakukanBerdiri dengan mata terbuka : tidak dilakukanBerdiri dengan mata tertutup : tidak dilakukan

IX, X Arkus faring : simetrisUvula : terletak ditengah, simetrisDisfonia : tidak adaDisfagia : tidak ada

XI Menoleh kanan-kiri : dapat melawan tahananAngkat bahu : dapat melawan tahanan

XII Lidah : tidak ada deviasi, vasikulasi, atrofi maupun tremorMenjulurkan lidah : tidak dilakukan

Page 24: EpiLepsi

Pemeriksaan Fisik

• Genitalia A1M1P1

• Anorektal Tidak ada tanda-tanda inflamasi

Page 25: EpiLepsi

Pemeriksaan penunjang

.

Natrium 140 (32-145)

Kalium 4,06 (3.50-5.50)

clorida 110 (98-110)

Hb 17,7 (10,5-13,5)

Leukosit 13,7 (6-15)

Ht 37 (36-44)

Trombosit 276000 (200000-475000)

Basofil 0,3 (0.0-1)

Eosinofil 0,7 (1-3)

Neutrofil 70,7 (37-72)

Limfosit 22 (25-50)

monosit 6,3 (1-6)

Gula darah sewaktu 133 33-111

Page 26: EpiLepsi

Resume

Anak perempuan, usia 2 tahun 3 bulan, kejang satu jam sebelum masuk rumah sakit, kejang dengan frekuensi satu kali, berlangsung selama lebih dari 30 menit, kejang pada bagian tubuh sebelah kanan, ketika kejang berlangsung tangan kanan menjadi mengepal dan kaku pada tangan dan kaki kanan, sebelum kejang pasien melirik ke arah kanan, pandangan kosong dan tidak bisa diajak berkomunikasi, setelah kejang kesadaran menjadi menurun, pasien tertidur.

Page 27: EpiLepsi

Resume

riwayat kejang tiba-tiba pada usia 6 bulan, usia 1 tahun kembali kejang, dilakukan pemeriksaan EEG didiagnosa dokter epilepsi, direncanakan terapi OAE selama 2 tahun, namun pasien hanya menjalankannya 1 bulan. Usia 1 tahun 11 bulan pasien kembali mengalami kejang secara tiba tiba, frekuensi 1 kali, dengan durasi > 15 menit. adik dari ibu pasien menderita epilepsiriwayat kehamilan dan persalinan baik. Asi eksklusif hanya sampai usia 1 bulan.

Page 28: EpiLepsi

Resume

• Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 36,7◦C dan tanda vital lain normal. Lingkar kepala 47 cm (normocephal), pada pemeriksaan nerologis refleks fisiologis baik, refleks patologis tidak ada, dan meningeal sign tidak ada. Pada pemeriksaan laboratorium darah lengkap didapatkan leukosit yang meningkat.

Page 29: EpiLepsi

Diagnosa

• DIAGNOSA KERJA masuk RSepilepsi tipe kejang parsial kompleks.

•DIAGNOSA BANDING : sinkop

Page 30: EpiLepsi

Rencana pemeriksaan

• Pemeriksaan SGOT/SGPT, fungsi ginjal• EEG• CT scanning/ MRI

Page 31: EpiLepsi

Terapi di IGD

• MedikamentosaOksigen 2 liter/menitIVFD Kaen 3A 1000 cc/hari = 15 tpmSibital( fenobarbital)dosis (2-10mg/kgbb/hari)

2x 60 mg

Terapi lebih lanjut pasien di rawat

Page 32: EpiLepsi

Follow up Tgl/Jam S O A P

17.01.201519.00

Pasien tidak kejang lagi,demam hilang timbul keluhan (-)

KU : Sakit ringanKesadaran : CMS : 37,8 °CN : 100x/mntRR : 30 x/mntPemeriksaan fisik dan neurologis kesan normal.

Kejang berulang dx Epilepsi

O2 nasal 2L/mntInfus K1B 1200 cc/hariParacetamol syr 3x1 1/2 cthCefotaxim 2x500mgLuminal 75 mg 2x1 (diberikan 12 jam setelah pemberian sibital)

18.01.2015 Tidak ada kejang, demam tidak ada, makan dan minum (+)

KU : Sakit ringan Kesadaran : CMS : 36,7°CN : 90x/mntRR : 30 x/mntPemeriksaan fisik dan neurologis kesan normal.

Kejang berulang dx. Epilepsi

Terapi lanjut

Page 33: EpiLepsi

Tgl/Jam S O A P

19.01.2015 Tidak ada kejang, demam tidak ada, makan dan minum (+)Hasil EEG : epilepsi

KU : Sakit ringan Kesadaran : CMS : 36,7°CN : 96 x/mntRR : 28 x/mnt

Kejang berulang dx. Epilepsi

Terapi lanjut

Pasien diizinkan pulang. (rawat jalan

Page 34: EpiLepsi

Terapi

• MedikamentosaOksigen 2 liter/menitIVFD Kaen 1B 1000 cc/hari = 15 tpmFenobarbital (luminal) 2x75 mgCefotaxim 2x500 mg dosis (50-100

mg/kgbb/hari)Paracetamol syr (140-210 mg/x)

Page 35: EpiLepsi

• DIAGNOSA KERJA keluar RSepilepsi tipe kejang parsial kompleks.

Penatalaksanaan :Pengobatan dengan obat anti epilepsi selama 2 tahun.

Page 36: EpiLepsi

Komunikasi &edukasi

• Patuh terhadap pengobatan karena pengobatan akan berlangsung lama.

• Apabila timbul kejang segera bawa ke dokter terdekat.

Page 37: EpiLepsi

Prognosis

• Dubia ad bonamPada penelitian terbaru memperlihatkan bahwa

70% kejang yang terjadi pada anak-anak dan dewasa yang baru terdiagnosis epilepsy dapat dikontrol dengan baik oleh pengobatan. Dan 30% orang yang mengalami kejang tidak memberikan responyang baik dengan pengobatan yang tersedia

Page 38: EpiLepsi

Analsisa Kasus

Page 39: EpiLepsi

• Pada anamnesis didapatkan Riwayat kejang berulang tanpa demam, pada kasus dibuktikan dengan mengalami kejang lebih dari 2 kali dalam satu tahun tanpa disertai dengan demam disetiap kejang.tidak terlihat gelisah, sebelum kejang pasieng terdiam selama ± 5 menit, tidak dapat diajak berkomunikasi, bola mata melirik ke arah kanan, bagian tubuh kanan menjadi lemas, kemudian terjadi kejang ± 30 menit, tangan menjadi mengepal, tidak kolojotan. Setelah kejang terjadi penurunan kesadaran, pasien tertidur.adik dari ibu pasien menderita epilepsi

Page 40: EpiLepsi

• Menurut International League Against Epilepsy (ILAE) dan International Bureau for Epilepsy (IBE) pada tahun 2005 epilepsi didefinisikan sebagai suatu kelainan otak yang ditandai oleh adanya faktor predisposisi yang dapat mencetuskan kejang epileptik, perubahan neurobiologis, kognitif, psikologis dan adanya konsekuensi sosial yang diakibatkannya. Definisi ini membutuhkan sedikitnya satu riwayat kejang epilepsi sebelumnya. 5

• Status epileptikus merupakan kejang yang terjadi > 30 menit atau kejang berulang tanpa disertai pemulihan kesadaran diantara dua serangan kejang.5

Page 41: EpiLepsi

• Kejang parsialMerupakan kejang dengan onset lokal pada satu

bagian tubuh dan biasanya disetai dengan aura .

Kejang parsial sederhana tanpa disertai penurunan kesadaran

Kejang parsial kompleks disertai dengan penurunan kesadaran.

dari anamnesis didapatkan tipe kejang yakni kejang parsial kompleks

Page 42: EpiLepsi

EtiologiEpilepsi Idiopatik

Pada 50% epilepsi anak, predisposi genetik, awitan < 3 tahun

Epilepsi Simptomatik

Kelainan/lesi SSP e.g: post trauma kapitis, infeksi SSP, ggn metabolik, asfiksia neonatorum, neurodegeneratif

Epilepsi Kriptogenik

Penyebabnya karena Sindrom West, Sindrom Lennox-Gastaut dan epilepsi mioklonik

Diklasifikasikan epilepsi idiopati, riwayat kehamilan, kelahiran tidak mendukung, tidak ada riwayat jatuh dengan kepala terbentur.

Page 43: EpiLepsi

Kesimpulan analisa kasus dari anamnesis

• Bahwa didapatkan kesesuaian anamnesis pada kasus dengan teori.

Page 44: EpiLepsi

Analisa kasus pemeriksaan fisik

• Pada keaadaan umum,tanda-tanda vital dan status generalis secara sistematis dalam batas normal.

• Pada pemeriksaan neurologi juga tidak didapatkan adanya kelainan

Kesimpulan : bawha didapatkan kesesuaian pemeriksaan fisik pada kasus dengan pemeriksaan fisik pada teori yang dijelaskan.

Page 45: EpiLepsi

Analisa kasus pada pemeriksaan penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal. Pada teori dijelaskan bahwa pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui faktor etiologi. Perlu diperiksa kadar glukosa dan elektrolit yang memudahkan timbulnya kejang.

Pada pasien ini tidak ditemukan penurunan atau peningkatan kadar elektrolit, begitu pula kadar glukosa darh pasien tidak menurun.

Sehingga dapat disingkirkan faktor gangguan elektrolit dan hipoglikemi pada pasien ini

Page 46: EpiLepsi

DIAGNOSISEpilepsi Sinkop

Awal epilepsi biasanya mendadak, mungkin ada aura singkat.

Awal sinkop bertahap, berangsur-angsur merasa gelap, kepanasan, mual, penglihatan kabur dan berkeringat.

Fenomena motorik pada epilepsi seringkali tonik atau tonik klonik; gerakan klonik sering menonjol dengan amplitudo dan frekuensi yang khas

Fenomena motorik pada sinkop biasanya flaksid.

inkontinesia biasa terjadi pada epilepsi Jarang terjadi pada sinkop

Lama seranagn epilepsi beberapa menit Biasanya sekitar 10 detik

Lidah tergigit biasa terjadi pada epilepsi Anagt jarang kejadian lidah tergigit

Muntah tidak biasa pada epilepsi Sering terjadi pada sinkop

Pasca serangan seringkali mengantuk, bingung, tertidur

Cepat sadar dan tidak bingung

Pencetus epilepsi tidak biasa Nyeri, emosi

Pernafasan penderita saat terjadi seranagn mendengkur, bahkan dapat berbusa

Pernapasan dangkal, dan lambat

Page 47: EpiLepsi

Analisa kasus pada penatalaksanaan di UGD

• Infus KAEN 3A diberikan karena glukosa darah pasien lebih tinggi dari nilai normal dan elektrolit dalam batas normal

• Rumatan dengan bb 14 kg = 1200 cc/hari• Pada kasus diberikan KAEN 3A 1000 cc/hari

JENIS DEKTROSA Na K Ca Cl Lak

Kaen 1B 37,5 38,5 - - 38,5 -

JENIS DEKTROSA Na K Ca Cl LAK

KAEN 3A 27 60 10 - 50 20

Page 48: EpiLepsi

Pasien diberikan luminal 75 mg x 2 untuk anti konvulsan yang long acting untuk mencegah kejang yang berulang dalam jangka waktu yang lama, dengan cara memblokir pelepasan muatan listrik di otak.

Luminal, golongan fenobarbital. Merupakan antikonvlusi terkuat, long acting, efektif untuk semua bangkitan epilepsi kecuali bangkitan lena.

Merupakan obat terpilih untuk epilepsi parsial kompleks.

Efek samping pada anak adalah agitasi

Page 49: EpiLepsi

• Pada kasus kejang yang terjadi termasuk kejang parsial akan tetapi pasien di tatalaksana dengan pengobatan fenobarbital sementara pada rujukan disebutkan bahwa drug of choice adalah

Page 50: EpiLepsi

• Dosis fenobarbital anak 5-10 mg/kgbb/hari = 70-140 mg/hari

Pada kasus diberikan 150 mg/hari

Page 51: EpiLepsi

Analisa kasus pada rencana pemeriksaan

• SGOT/SGPTdapat digunakan untuk mengetahui apakah hati

bekerja dengan baik karena akan diberikan pengobatan jangka panjang.

Page 52: EpiLepsi

EEG• EEG adalah pemeriksaan penting untuk

diagnosis epilepsy karena EEG dapat merekam aktivitas listrik pada otak. EEG aman digunakan dan tanpa rasa sakit.

Page 53: EpiLepsi

• EEG memperlihatkan pola normal dan abnormal dari aktivitas listrik otak. Beberapa pola abnormal mungkin terjadi dengan beberapa kondisi yang berbeda tidak hanya pada kejang. Seperti pada trauma kepala, stroke, tumor otak atau kejang. Ahli saraf mungkin akan mengartikan gelombang sebagai bentuk abnormalitas epilepsy atau gelombang epilepsy. Hal ini termasuk spike, sharp waves and spike-and wave discharge.

Page 54: EpiLepsi

• Gelombang spike dan sharp pada area spesifik diotak seperti pada lobus temporal kiri mengindikasikan kejang parsial mungkin berasal dari area tersebut. Disisi lain, kejang umum primer diperkirakan dari lepasan gelombang spike and wave yang menyebar luas pada kedua hemisfer otak. Terutama jika berasal dari kedua hemisfer pada saat yang bersamaan

Page 55: EpiLepsi

Tinjauan Pustaka

Page 56: EpiLepsi

Definisi

Kejang • Manifestasi pergerakan mendadak dan tidak terkontrol

oleh kejang involunter saraf otak

Epilepsi

• Kelainan otak ditandai adanya faktor predisposisi yang dapat mencetuskan kejang epileptik, perubahan neurobiologis, kognitif, psikologis dan adanya konsekuensi sosial yang diakibatkannya

Page 57: EpiLepsi

Epidemiologi

Negara berkembang 100/100.000

Laki-laki > Perempuan

Anak berusia < 2 tahun (262/100.000 kasus)

Page 58: EpiLepsi

Klasifikasi**menurut International Leugeu Against Epilepsy (ILAE) 1981

Kejang Parsial (fokal)

A. Parsial SederhanaGejala motorik, Gejala sensorik,

Gejala otonomik, Gejala psikik

B. Parsial KompleksAwalnya parsial sederhana,

lalu ggn kesadaranGgn kesadaran pada

mulainya

C. Kejang parsial dengan generalisasi sekunder

Page 59: EpiLepsi

Kejang Umum

• Lena/absens klonik • Mioklonik tonik-klonik• Tonik atonik

Kejang epileptik yang tak tergolongkan

Page 60: EpiLepsi

Patogenesis

Kejang disebabkan karena ada ketidakseimbangan antara pengaruh inhibisi dan eksitatori pada otak

Ketidakseimbangan bisa terjadi karena :

• Kurangnya transmisi inhibitori – Contoh: setelah pemberian

antagonis GABA, atau selama penghentian pemberian agonis GABA (alkohol, benzodiazepin)

• Meningkatnya aksi eksitatori meningkatnya aksi glutamat atau aspartat

Page 61: EpiLepsi

Gejala

Kejang Parsial Simpleks

• Déjà vu• Perasaan senang/takut tiba tiba• Kebas• Gerakan tidak terkontrol• Halusinasi

Kejang Parsial Kompleks

• Mencucu atau mengunyah• Melakukan gerakan sama berulang• Melakukan gerakan tidak jelas• Menendang atau meninju berulang• Menggumam

Page 62: EpiLepsi

Kejang Tonik Klonik (Epilepsy Grand Mal)

• Aura • Tahap tonik atau kaku• Tahap klonik atau kelojotan

Page 63: EpiLepsi

Diagnosis

Anamnesis•Pola serangan•Lama serangan•Gejala sebelum dan sesudah serangan•Riw sblmny

Pemeriksaan Fisik

•Riw trauma kepala•Gangguan kongenital•Gangguan neurologik fokal atau difus

Pemeriksaan Penunjang

•EEG•CT Scan•MRI

Page 64: EpiLepsi

Protokol penatalaksanaan kejang akut dan status epileptikus pada anak

Pastikan jalan napas, pernapasan dan sirkulasi baik

1-5 mnt Diazepam 0,3 mg/kg iv, maks 10 mg 0,5-0,75 mg/kg PR Midazolam 0,2 mg/kg imKejang belum berhenti dalam 10-15 mnt

10 mnt Diazepam 0,3 mg/kg iv, maks 10 mg 0,5-0,75 mg/kg PR Midazolam 0,2 mg/kg im15 menit fenitoin 20 mg/kg iv max 1 gr iv drip 20 mnt dalam 50 ml NaCl35 mnt fenobarbital 20 mg/kg iv, bolus 5-10 mnt

Bila dalam 10 menit masih terjadi kejang lanjutkan ke tahap terapi epileptikus refrakterMidazolam bolus 0.2 mg/kg dilanjutkan drip 0.02-0.4 mg/kg/jam

Page 65: EpiLepsi

Pendekatan monoterapi

• Tujuan utama : mengendalikan bangkitan epilepsi dg satu jenis obat

• Obat yg dipilih adl obat yg terbaik atau paling sesuai utk bangkitan tertentu dan penderita sendiri

• Apabila obat pertama jelas2 terbukti tdk efektif setelah mencapai dosis maksimum, maka obat jenis kedua harus diberikan

• Penghentian obat pertama secara mendadak tidak dianjurkan karena akan menimbulkan bangkitan ulang, penurunan dosis dianjurkan 20% dari dosis total harian setiap 5 kali waktu paruh obat

Page 66: EpiLepsi

Tatalaksana terapi

• Non farmakologi:– Amati faktor pemicu– Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya :

stress, OR, konsumsi kopi atau alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan, dll.

• Farmakologi : menggunakan obat-obat antiepilepsi

Page 67: EpiLepsi

Obat-obat anti epilepsiObat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:

• Inaktivasi kanal Na menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan listrik

• Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat

Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik:• agonis reseptor GABA meningkatkan transmisi inhibitori dg

mengaktifkan kerja reseptor GABA contoh: benzodiazepin, barbiturat

Page 68: EpiLepsi

• menghambat GABA transaminase konsentrasi GABA meningkat contoh: Vigabatrin

• menghambat GABA transporter memperlama aksi GABA contoh: Tiagabin

• meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien mungkin dg menstimulasi pelepasan GABA dari non-vesikular pool contoh: Gabapentin

Page 69: EpiLepsi

Pemilihan obat : Tergantung pada jenis epilepsinya

Kejang parsial

Kejang Umum (generalized seizures)

Tonic-clonic Abscense Myoclonic, atonic

Drug of choice

Karbamazepin

FenitoinValproat

ValproatKarbamazepi

nFenitoin

EtosuksimidValproat

Valproat

Alternatives

LamotriginGabapentinTopiramatTiagabinPrimidon

Fenobarbital

LamotriginTopiramatPrimidon

Fenobarbital

Clonazepam

Lamotrigin

Klonazepam

LamotriginTopiramatFelbamat

Page 70: EpiLepsi

DOSIS OBAT ANTIEPILEPSI

• Fenobarbital : 2-10 mg/kgBB/hari• Fenitoin : 5-10 mg/kgBB/hari• Karbamazepin : 10-30 mg/kgBB/hari• Asam Valproat : 15-30 mg/kgBB/hari• Nitrazepam : 0,1-1 mg/kgBB/hari• Klonazepam : 0,03-0,1 mg/kgBB/hari• Primidon : 15-30 mg/kgBB/hari• ACTH : 10-30 mg/kgBB/hari• Asetazolamid : 20-25 mg/kgBB/hari

• PERDOSSI. Pedoman Tatalaksana Epilepsi. Ed. 3. Jakarta. 2008

Page 71: EpiLepsi

Diagnosa positif

Mulai pengobatan dg satu AEDPilih berdasar klasifikasi kejang

dan efek samping

Sembuh ?Ya

Efek samping dapat ditoleransi ?

TidakYa

Turunkan dosisKualitas hidupoptimal ?

Ya Tidak

Lanjutkan terapi

Tidak

Efek samping dapat ditoleransi ?

Tingkatkan dosis Turunkan dosisTambah AED 2

TidakYa

Sembuh? Hentikan AED1Tetap gunakan

AED2

Pertimbangkan,Atasi dg tepat

Ya Tidak

lanjutlanjut

ALGORITMA TATALAKSANA

EPILEPSI

Page 72: EpiLepsi

lanjutan

Lanjutkan terapi

Tidak sembuh

Tidak kambuhSelama > 2 th ?

ya tidak

Hentikan pengobatan

Kembali keAssesment

awal

Efek samping dapat ditoleransi ?

YaTidak

Hentikan AED yang tdk efektif,Tambahkan AED2 yang lain

Tingkatkan dosisAED2, cek interaksi,

Cek kepatuhan

Sembuh ?

TidakYa

Lanjutkan terapi Rekonfirmasi diagnosis,Pertimbangkan pembedahan

Atau AED lain

Page 73: EpiLepsi

Pemberian obat antiepilepsi pada anak

• Terjadi defisiensi kognitif spesifik akibat : bangkitan epilepsi, faktor etiologi, munculnya bangkitan pada usia dini, sering mengalami bangkitan, dan obat antiepilepsi

• Pengaruh beberapa obat antiepilepsi :• Fenobarbital →hiperaktif• Fenitoin (dosis tinggi)→enselofati progresif, retardasi mental

dan penurunan kemampuan membaca• Karbamazepin dan asam valproat →gangguan kognitif ringan• Valproat (dosis tinggi)→mengganggu fungsi motorik

Page 74: EpiLepsi

Efek obat antiepilepsi pada anak

• Jurnal Pediatr Neurologi. th 2008 : obat2 antiepilepsi (asam valproat, carbamazepin, oxcarbazepin) dapat menurunkan densitas tulang pada anak.

• Perlu monitoring pemakaian jangka panjang pada anak, di samping perlu dipertimbangkan pemberian suplemen utk tulang.

Page 75: EpiLepsi

Syarat-syarat penghentian obat antiepilepsi

• Penderita sekurang-kurangnya 2 tahun bebas bangkitan

• Gambaran EEG normal• Harus dilakukan secara bertahap, umumnya 25

% dari dosis semula setiap bulan dalam jang waktu 3-6 bulan

• Bila penderita menggunakan lebih dari 1 OAE maka penghentian dimulai dari 1 OAE yang bukan utama

Page 76: EpiLepsi

Prognosis

• Semakin tua, semakin tinggi kemungkinan kekambuhannya

• Epilepsi simtomatik• Penggunaan lebih dari 1 OAE• Masih mendapatkan satu atau lebih bangkitan

setelah diberikan terapi.• Kekambuhan akan semakin kecil

kemungkinannya apabila penderita telah bebas bangkitan 3-5 tahun.

Page 77: EpiLepsi
Page 78: EpiLepsi

Daftar pustaka • http://www.epilepsy.ca/eng/content/sheet.html• http://www.searo.who.int/LinkFiles/Technical_documents_Ment-134.pdf• Tjahjadi,P.,Dikot,Y,Gunawan,D. Gambaran Umum Mengenai Epilepsi. In : Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press. 2005. p119-127.• Heilbroner, Peter. Seizures, Epilepsy, and Related Disorder, Pediatric Neurology: Essentials for General Practice. 1 st ed.

2007• http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15816939• Octaviana F. Epilepsi. In: Medicinus Scientific Journal of pharmaceutical development and medical application. Vol.21

Nov-Des 2008. p.121-2.• http://www.who.int/mental_health/neurology/epilepsy_atlas_introdion.pdf• http://www.epilepsyfoundation.org/about/statistics.cfm• http://epilepsiindonesia.com/pengobatan/epilepsi-dan-anak/pahami-gejala-epilepsi-pada-anak-2• http://www.epilepsysociety.org.uk/AboutEpilepsy/Whatisepilepsy/Causesofepilepsy• Shorvon SD. HANDBOOK OF Epilepsy Treatment Forms, Causes and Therapy in Children and Adults.2nd ed. America:

Blackwell Publishing Ltd. 2005• Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Prose-Proses Penyakit. Ed: 6. Jakarta: EGC• Aminoff MJ dkk. Clinical Neurology. 6th ed. New York: McGraw-Hill.• Wilkinson I. Essential neurology. 4th ed. USA: Blackwell Publishing. 2005• PERDOSSI. Pedoman Tatalaksana Epilepsi. Ed. 3. Jakarta. 2008• http://www.medscape.com/viewarticle/726809• Kliegman. Treatment of Epilepsy.Nelson Textbook of Pediatrics. Philadelphia: Saundres Elsevier. 2008. 593(6)