PP EPILEPSI

download PP EPILEPSI

of 25

Transcript of PP EPILEPSI

EPILEPSIPADA ANAKOLEH : MIRA AYU FEBRIAN DINI TSUWAEBAH ASLAMIYYAH R

LATAR BELAKANGSebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa epilepsi yang lebih dikenal masyarakat dengan berbagai nama, diantaranya ayan dan sawan, disebabkan atau dipengaruhi oleh kekuatan supranatural, dan tiap jenis serangan dikaitkan dengan nama roh atau setan (Djeno dan Misnahati, 2004). Kurangnya pengertian tentang epilepsi di kalangan keluarga dan masyarakat merupakan sebab utama mengapa masalah epilepsy belum dapat ditanggulangi dengan baik. Gambaran seperti itu masih cukup kental di masyarakat awam, sehingga terapinya menggunakan kekuatan spriritual. Selain itu, penyakit ini dikenal sebagai penyakit yang memalukan atau menakutkan dan merupakan penyakit menular melalui buih yang keluar dari mulut penderita yang terkena serangan,bahkan masih ada masyarakat yang menganggap sebagai upaya golek pesugihan" (2004, http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0404/19/05x1.htm.).

PENGERTIAN EPILEPSIEpilepsi menurut World Health Organization (WHO) merupakan gangguan kronik otak yang menunjukkan gejala-gejala berupa serangan-serangan yang berulang-ulang yang terjadi akibat adanya ketidaknormalan kerja sementara sebagian atau seluruh jaringan otak karena cetusan listrik pada neuron (sel saraf) peka rangsang yang berlebihan, yang dapat menimbulkan kelainan motorik, sensorik, otonom atau psikis yang timbul tiba-tiba dan sesaat disebabkan lepasnya muatan listrik abnormal sel-sel otak. (Gofir dan Wibowo, 2006, h. 3).

Penyebab spesifik dari epilepsi sebagai berikut : Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran Cidera kepala Tumor otak Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak. Radang atau infeksi pada otak dan selaput otak. Penyakit keturunan seperti fenilketonuria (fku), sclerosis tuberose dan neurofibromatosis dapat menyebabkan kejang-kejang yang berulang. Kecendrungan timbulnya epilepsi yang diturunkan.

ETIOLOGI

ETIOLOGI YANG LAINNYAA..Epilepsi Primer (Idiopatik)

Epilepsi Sekunder (Simtomatik)

Trauma lahir, Asphyxia neonatorum Cedera Kepala, Infeksi sistem syaraf Keracunan CO, intoksikasi obat/alcohol Demam, ganguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia) Tumor Otak Kelainan pembuluh darah.(Tarwoto, 2007)

fever / panas (these are called febrile seizures) genetic causes head injury / luka di kepala. infections of the brain and its coverings lack of oxygen to the brain/ kekurangan oksigen, terutama saat proses kelahiran. hydrocephalus/pembesaran ukuran kepala (excess water in the brain cavities) disorders of brain development / gangguan perkembangan otak.

Cidera, Hipotesis, Iskemia, Gengesis Otak tengah, thalamus, dan korteks serebri

Ketidakstabilan membran saraf Depolarisasi Neuron

Gangguan proses inhibasi dan eksistansi Neuron Hipersensitif

Lepas muatan listrik secara berlebihan Kejang/Epilepsi

KLASIFIKASI EPILEPSIa. Sawan Parsial Sawan parsial sederhana Sawan parsial kompleks b. Sawan Umum Sawan lena Sawan mioklonik Sawan klonik Sawan Tonik Sawan tonik-klonik Sawan atonik c. Sawan tak tergolongkan

MANIFESTASI KLINISA. Sawan Parsial Sawan parsial sederhana : sawan parsial dengan kesadaran tetap normal, dimulai dari satu bagian tubuh dan menjalar meluas ke daerah lain, sawan disertai halusinasi sederhana yang mengenai kelima panca indera. Sawan parsial kompleks : sawan kesadaran mula-mula baik kemudian baru menurun.

B. Sawan Umum Sawan lena : Pada sawan ini, kegiatan yang sedang dikerjakan terhenti, muka tampak membengong, bola mata dapat memutar ke atas, tak ada reaksi bila diajak bicara. Biasanya sawan ini berlangsung selama menit. Sawan mioklonik : Pada sawan mioklonik terjadi kontraksi mendadak, sebentar, dapat kuat atau lemah sebagian otot atau semua otot, seringkali atau berulang-ulang. Bangkitan ini dapat dijumpai pada semua umur.

Sawan klonik: Pada sawan ini tidak terjadi gerakan menyentak, repetitif, tajam, lambat, dan tunggal multiple di lengan, tungkai atau torso. Dijumpai terutama sekali pada anak. Sawan Tonik

: Pada sawan ini tidak ada komponen klonik, otot-otot hanya menjadi kaku pada wajah dan bagian tubuh bagian atas, flaksi lengan dan ekstensi tungkai. Sawan ini juga terjadi pada anak.

Sawan tonik-klonik : Pasien mendadak jatuh pingsan, otot-otot seluruh badan kaku. Kejang kaku berlangsung kira-kira menit diikutti kejang kejang kelojot seluruh tubuh. pembentukan ludah ketika kejang meningkat, mulut menjadi berbusa karena hembusan napas. Mungkin pula pasien kencing ketika mendapat serangan Sawan atonik : Pada keadaan ini otot-otot seluruh badan mendadak melemas sehingga pasien terjatuh. Kesadaran dapat tetap baik atau menurun sebentar.

C. Sawan Tak TergolongkanTermasuk golongan ini ialah bangkitan pada bayi berupa gerakan bola mata yang ritmik, mengunyah, gerakan seperti berenang, menggigil, atau pernapasan yang mendadak berhenti sederhana.

PENGOBATANPenatalaksanaan : a. Farmakoterapi b. Pembedahan

Jenis obat yang sering digunakan : 1. Phenobarbital (luminal). 2. Primidone (mysolin) 3. Difenilhidantoin (DPH, dilantin, phenytoin). 4. Carbamazine (tegretol). 5. Diazepam. 6. Nitrazepam (Inogadon). 7. Ethosuximide (zarontine). 8. Na-valproat (dopakene) 9. Acetazolamide (diamox). 10. ACTH

ASUHAN KEPERAWATAN EPILEPSI1. Pengkajian Observasi dan lakukan pengkajian selama dan setelah kejang, akan membantu dalam mengindentifikasi tipe kejang dan penatalaksanaannya. a. Selama serangan b. Sesudah serangan c. Riwayat sebelum serangan d. Riwayat penyakit Anamnesa Pemeriksaan Fisik a. Aktivitas b. Sirkulasi c. Eliminasi d. Makanan / cairan e. Integritas Ego f. Neurosensori g. Nyeri/kenyamanan h. Pernafasan i. Keamanan

PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Cairan serebrospinalis 2. Elektroensefalografi (EEG)

3. PencitraanCT Scan dan MRI

Angiografi Serebral

M R I

CT SCAN

Diagnosa Keperawatan1. Gangguan Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan otot pernapasan 2. Gangguan Perfusi jaringan serebral tidak efektif 3. Resiko terhadap cedera yang berhubungan dengan perubahan kesadaran, kerusakan kognitif selama kejang, atau kerusakan mekanisme perlindungan diri. 4. Gangguan Nyeri berhubungan dengan perubahan metabolisme, ditandai dengan : klien secara non verbal menunjukkan gambar yang mewakili rasa sakit yang dialami,menangis wajah meringis 5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan aturan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang pemajanan, atau kesalahan interpretasi informasi. 6. Gangguan Termoregulasi tidak efektif 7. Gangguan konsep diri 8. Gangguan kecemasan

INTERVENSI KEPERAWATANDiagnosa Tujuan Intervensi Rasional

Gangguan Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan otot pernapasan

Tupan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1X24jam pasien tidak mengalami gangguan pola napas. Tupen : RR dalam batas normal sesuai umur. Nadi dalam batas normal sesuai umur.

1. Buka pakaian pada daerah leher/dada, abdomen. 2. Masukkan spatel lidah/jalan napas buatan.

1. Memfasilitasi usaha bernapas/ekspansi dada.

3. Lakukan penghisapan sesuai indikasi. Kolaborasi Berikan tambahan O2

2. Dapat mencegah tergigitnya lidah, dan memfasilitasi saat melakukan penghisapan lendir, atau memberi sokongan pernapasan jika diperlukan. 3. Menurunkan risiko aspirasi atau asfiksia.

Kolaborasi Dapat menurunkan hipoksia serebral.

Diagnosa Resiko terhadap cedera yang berhubunga n dengan perubahan kesadaran, kerusakan kognitif selama kejang, atau kerusakan mekanisme perlindungan diri.

Tujuan Tupan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1X24jam Cedera pada pasien tidak terjadi.

Intervensi 1. Kaji karakteristik kejang pasien.

Rasional 1. Untuk mengetahui seberapa besar tingkatan kejang yang dialami pasien sehingga pemberian intervensi berjalan baik. 2. Benda tajam dapat melukai dan mencederai fisik pasien.

Tupen : Dapat mengurangi cedera pada pasien.

2. Jauhkan pasien dari benda-benda tajam / berbahaya untuk pasien. 3. Segera letakan sendok dimulut pasien, yaitu diantara rahang.

3. Dengan meletakan sendok diantara rahang atas dan rahang bawah, maka resiko pasien menggigit lidahnya tidak terjadi, dan jalan nafas pasien menjadi lebih lancar.

Diagnosa

Tujuan

Intervensi Kolaborasi : Pemberian obat anti kejang

Rasional Kolaborasi : Obat anti kejang dapat mengurangi derajat kejang yang dialami pasien sehingga resiko untuk cedera pun berkurang

Diagnosa Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan aturan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang pemajanan, atau kesalahan interpretasi informasi.

Tujuan Tupan : Setelah diberikan asuhan keperawatan 1X24jam keluarga klien tidak bertanya lagi tentang penyakit, perawatan dan kondisi klien. Tupen : pengetahuan keluarga meningkat. keluarga mengerti dengan proses penyakit epilepsy

Intervensi 1. Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. 2. Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien.

Rasional 1. pendidikan merupakan salah satu faktor penentu tingkat pengetahuan seseorang. 2. untuk mengetahui seberapa jauh informasi yang telah mereka ketahui,sehingga pengetahuan yang nantinya akan diberikan dapat sesuai dengan kebutuhan keluarga. 3. untuk meningkatkan pengetahuan keluarga.

3. Jelaskan pada keluarga klien tentang penyakit kejang demam melalui penkes.

Diagnosa

Tujuan

Intervensi4. Beri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan hal yang belum dimengerti. 5. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan pada klien.

Rasional4. untuk mengetahui seberapa jauh informasi yang sudah dipahami

5.agar keluarga dapat memberikan penanngan yang tepat jika suatu-waktu klien mengalami kejang berikutnnya.

Diagnosa Gangguan konsep diri

Tujuan Tupan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1X24jam gangguan konsep diri pasien teratasi. Tupen : Pasien menerima penyakitnya.

Intervensi 1. Memotivasi pasien dan keluarga untuk menerima kenyataan tentang penyakitnya. 2. Jangan terlalu melakukan proteksi terhadap pasien

Rasional 1. Untuk mengurangi kekhawatiran pasien dan keluarga.

2.Agar pasien merasa tidak terkucilkan atau terlalu diperhatikan yang membuat pasien merasa tidak nyaman atau risih

KESIMPULANEpilepsi merupakan gejala kompleks dari banyak gangguan fungsi otak yang dikarakteristikkan oleh kejang berulang. Kejang merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktivitas motorik, atau gangguan fenomena sensori. Penyebab epilepsy dibagi dua, epilepsy primer (idiopatik) dan epilepsy sekunder (simtomatik).

Pertolongan Pertama Pada Kejang/Epilepsi

Petama lakukan :Baringkan

anak/pasien, dan kepala menoleh kesampingJauhkan

dari benda-benda

tajamJangan Jangan

menahan kejang

memasukan apapun ke dalam mulut anak, sebab anak mungkin akan menggigit lidahnya selama serangan mendadak, menyisipkan benda dimulutnya kemungkinan tak banyak membantu. Anda malah mungkin tergigit, atau parahnya, tangan anda malah memetahkan gigi si anakBersikap

tenang, karna akan menenangkan anak/pasien paska kejangPanggil

ambulans/kirim k RS apa bila dalam keadaan : kejang pertama, kejang memanjang, atau status epileptikus.

TUGAS PERAWAT DALAM MENANGANI PASIEN EPILEPSI Membantu pasien epilepsi menerima keadaan penyakitnya Mendidik Pasien agar mengerti : Epilepsi bukan penyakit menular Dapat berkurang/hilang bila berobat teratur Terangkan cara pertolongan pertama pada kejang Berperan dalam deteksi dini dan pengobatan dasar penyakit epilepsi

HATUR NUHUN WASSALAMUALAIKUM ^^