eno modul 3

download eno modul 3

of 30

description

Sip

Transcript of eno modul 3

  • MODUL 3

    FILTRASI

    1. Pengertian Filtrasi

    Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair

    maupun gas) yang membawanya menggunakan suatu medium berpori atau

    bahan berpori lain untuk menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus

    yang tersuspensi dan koloid. Pada pengolahan air minum, Filtrasi digunakan

    untuk menyaring air hasil dari proses koagulasi flokulasi sedimentasi

    sehingga dihasilkan air minum dengan kualitas tinggi. Di samping mereduksi

    kandungan zat padat, filtrasi dapat pula mereduksi kandungan bakteri,

    menghilangkan warna, rasa, bau, besi dan mangan.

    2 Jenis-Jenis Filtrasi

    Pengolahan dengan menggunakan metode filtrasi atau penyaringan

    merupakan metode fisik yang dilakukan dalam mengolah air sebagai air

    minum. Proses filtrasi ini cara kerjanya bisa dipengaruhi oleh gravitasi ataupun

    Gambar 2.1 Filtrasi

  • tenaga putar. Ada beberapa jenis filtrasi yang digunakan dalam pengolahan air

    untuk air minum. Proses filtrasi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu filter pasir

    lambat, filter pasir cepat, filter karbon aktif dan filter karbon membrane.

    Gambar 2.1 Skema Metode Filter Pada Proses Filtrasi

    Berdasarkan kecepatan penyaringan, filtrasi dibagi menjadi dua yaitu :

    1. Slow Sand Filter (Saringan Pasir Lambat)

    Filtrasi dengan metode Slow Sand Filter merupakan penyaringan

    partikel yang tidak didahului oleh proses pengolahan kimiawi (koagulasi).

    Kecepatan aliran dalam media pasir ini kecil karena ukuran media pasir lebih

    kecil. Saringan pasir lambat lebih menyerupai penyaringan air secara alami.

    Filter pasir lambat adalah filter yang mempunyai kecepatan filtrasi lambat.

    Kecepatan filtrasi pada filter lambat sekitar 20 50 kali lebih lambat, yaitu

    sekitar 0,1 hingga 0,4 m/jam. Kecepatan yang lebih lambat ini disebabkan

    ukuran media pasir juga lebih kecil (effective size = 0,15 0,35 mm). Filter

    lambat digunakan untuk menghilangkan kandungan organic dan organism

    pathogen dari air baku. Filter pasir lambat ini efektif digunakan dengan

  • kekeruhan relatif rendah yaitu dibawah 50 NTU tergantung distribusi ukuran

    partikel pasir, ratio luas permukaan filter terhadap kedalaman dan kecepatan

    filtrasi.

    Filter pasir lambat bekerja dengan cara pembentukan lapisan gelatin

    atau biofilm yang disebut lapisan hypogeal atau Schmutzdecke. Lapisannya

    mengandung bateri, fungsi, protozoa, rotifer, dan larva serangga air.

    Schmutzdecke merupakan lapisan yang melakukan pemurnian efektif dalam

    pengolahan air minum. Dalam Schmutzdecke, partikel terperangkap dan

    organic yang terlarut akan terabsorbsi, diserap dan dicerna oleh bakteri, fungi,

    an protozoa. Proses utama Schmutzdecke adalah mechanical straining

    terhadap bahan tersuspensi dalam lapisan tipis yang berpori sangat kecil.

    Keuntungan dari filter lambat yaitu :

    a. Biaya kontruksi yang murah

    b. Rancangan dan operasinya sederhana

    c. Tidak perlu tambahan bahan kimia

    d. Variasi kualitas air baku tidak menggangu

    e. Tidak perlu banyak air untuk pencucian karena hanya dilakukan di

    bagian atas media tanpa backwash

    Sedangkan kerugiannya adalah filter pasir lambat adalah besarnya

    kebutuhan lahan sebagai akubat lambatnya kecepatan proses filtrasi.

  • Gambar 2.2 Skema filter pasir lambat

    2. Rapid Sand Filter (Saringan Pasir Cepat)

    Proses filtrasi dengan cara ini merupakan jenis unti filtrasi yang

    mampu menghasilkan debit air yang lebih banyak, namun kurang efektif

    untuk mengatasi bau dan rasa yang ada pada air yang disaring. Debit air

    yang cepat tersebut menyebabkan lapisan bakteri yang berguna untuk

    menghilangkan patogen namun membutuhkan proses desinfeksi yang

    lebih intensif. Arah aliran airnya dari bawah ke atas. Pada proses ini

    umumnya melakukan backwash atau pencucian saringan tanpa

    membongkar keseluruhan saringan.

    Media yang digunakan untuk proses Rapid Sand Filter tersusun dari

    pasir silica alami, anthrasit, atau pasir garnet yang memiliki variasi ukuran,

    bentuk dan komposisi kimia.

    Dasar filternya terdiri dari sistem pipa yang tersusun dari lateral

    dan manifold untuk mengalirkan air terolah yang penerimaan airnya

    diterima melalui lubang orifice yang diletakkan pada pipa lateral.

    Penggunaan manifold dan lateral bertujuan agar ditribusinya merata.

    Saat proses filtrasi berlangsung, terjadi penurunan debit air

    produksi akibat clogging atau pemampatan oleh kotoran yang tersaring

    dan tertahan pada media yang menyebabkan diameter pori mengecil. Hal

    ini ditandai oleh :

    1. Penurunan kapasitas produksi

    2. Peningkatan kehilangan energi (headloss) yang diikuti oleh

    kenaikan muka air di atas media filter.

    3. Penurunan kualitas air terproduksi.

    Teknik pencucian ini dapat dilakukan dengan menggunakan back

    washing, dengan kecepatan tertentu agar media filter terfluidisasi dan terjadi

  • tumbukan antar media sehingga kotoran yang menempel pada media akan

    lepas dan terbawa bersama aliran air.

    Dalam melakukan proses filtrasi dengan metode ini perlu diperhatikan

    beberapa hal. Mekanisme filtrasi dengan filter pasir cepat yaitu :

    a. Penyaringan secara mekanis (mechanical straining)

    b. Sedimentasi

    c. Adsorpsi atau gaya elektrokinetik

    d. Koagulasi di dalam filter bed

    e. Aktivitas biologis

    Pokok-pokok bagian yang perlu dikakukan dalam perencanaan proses

    filtrasi yaitu :

    1. Ukuran dan kedalaman media penyaring

    Media penyaring yang digunakan adalah bak filter. Bak ini merupakan

    tempat proses filtrasi berlangsung. Jumlah dan ukuran bak tergantung

    debit pengolahan (minimum menggunakan dua bak).

    2. Media filter.

    Media filter adalah bahan berbutir/granular yang mempunyai pori-

    pori. Air mengalir diantara pori-pori dan butiran maka terjadilah proses

    penyaringan disini. Media dapat tersusun oleh satu macam bahan (single

    media), dua macam (dual media), atau banyak media (multi media).

    Susunan media berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi :

    a. Seragam (uniform)

    b. Gradasi (stratified)

    c. Tercampur (mixed)

    3. Under Drain

  • Underdain merupakan bahan sistem pengaliran air yang telah melewati

    proses filtrasi yang terletak di bawah media filter. Fungsi under drain :

    a. Untuk mengalirkan air hasil penyaringan (air bersih) dan dialirkan

    ke clear well.

    b. Untuk mendistribusikan air keperluan back wash merata keseluruh

    media pasir.

    Underdrain terdiri atas:

    1. Orifice, yaitu lubang pada sepanjang pipa lateral sebagai jalan

    masuknya air dari media filter ke dalam pipa.

    2. Lateral, yaitu pipa cabang yang terletak di sepanjang pipa

    manifold.

    3. Manifold, yaitu pipa utama yang menampung air dari lateral

    dan mengalirkannya ke bangunan penampung air

    Gambar 2.3 Bagian-bagian filter

    Pengoperasian filter pasir cepat adalah sebagai berikut:

  • a. Selama proses berlangsung, partikel yang terbawa air tersaring di

    media filter. Air terus mengalir melewati media pasir dan

    penyangga kemudian masuk lubang/orifice, ke pipa lateral,

    terkumpul di pipa manifold, dan akhirnya air keluar menuju bak

    penampung (lihat Gambar 2.3).

    b. Partikel yang tersaring di media lama kelamaan akan menyumbat

    pori-pori media sehingga terjadi clogging (penyumbatan). Clogging

    meningkatkan headloss aliran air di media dan peningkatannya

    dapat dilihat dari meningkatnya permukaan air di atas media atau

    menurunnya debit filtrasi. Untuk menghilangkan clogging,

    dilakukan pencucian media.

    c. Pencucian dilakukan dengan cara memberikan aliran balik pada

    media (backwash), tujuannya untuk mengurai media dan

    mengangkat kotoran yang menyumbat pori-pori media filter. Aliran

    air dari manifold, ke lateral, keluar orifice, naik ke media hingga

    media terangkat, dan air dibuang melewati gutter yang terletak di

    atas media.

    d. Jika media filter telah bersih, filter dapat dioperasikan kembali.

    Gambar 2.4 Aliran air pada saat operasi filter

  • Gambar 2.5 Aliran air pada saat pencucian filter

    Tabel 2.1 Perbandingan Slow Sand Filter dan Rapid Sand Filter

  • 3. Filter Karbon

    Filter karbon merupakan metode karbon aktif dengan media

    granular (Granular Activated Carbon) merupakan proses filtrasi yang

    berfungsi untuk menghilangkan bahan-bahan organik, desinfeksi, serta

    menghilangkan bau dan rasa yang disebabkan oleh senyawa-senyawa

    organik. Selain fungsi tersebut juga digunakan untuk menyisihkan senyawa-

    senyawa organic dan menyisihkan partikel-partikel terlarut.

    Metode pengolahan karbon aktif prinsipnya adalah mengadsorbsi

    bahan pencemar menggunakan media karbon. Proses adsorbsi tergantung

    pada luas permukaan media yang digunakan dan berhubungan dengan luas

    total pori-pori yang terdapat dalam media. Agar proses absorbsi bisa

    dilakukan secara efektif diperlukan waktu kontak yang cukup antara

    permukaan media dengan air yang diolah sehingga nantinya zat pencemar

    dapat dihilangkan.

    Ada alternative lain yang bisa dilakukan jika waktu kontak tidak

    mencukupi, caranya yaitu dengan menaikan luas permukaan media dengan

    ukuran yang lebih kecil. Zat yang ada dalam air yang mengalami absorbsi

    berupa senyawa organik (menyebabkan bau dan rasa yang tidak

    diinginkan), trihalometane, serta VolatileOrganic coumpunds (VOCs).

    Instalasi pengolahan air minum biasanya menggunakan karbon aktif

    yang dilakukan sebelum proses ozonisasi karena secara umum unit

    pengolahan karbon aktif tidak dapat menyisihkan mikroorganisme patogen

    seperti virus dan bakteri. Selain itu, juga tidak efektif dalam menyisihkan

    kalsium (Ca) dan magnesium (Mn) yang menimbulkan kesadahan pada air,

    flour dan nitrat. Sedangkan media yang digunakan dapat berupa arang

    kayu, batok kelapa dan batubara.

  • Batubara merupakan media yang sering digunakan dalam unit

    pengolahan dengan menggunakan karbon aktif. Namun batubara yang

    digunakan yang telah mengalami proses pembakaran dengan temperature

    sedang dalam kondisi anaerob. Sehingga batubara tidak akan terbakar

    tetapi mengalami perubahan menjadi material karbon yang berpori

    (porous). Batubara tersebut diaktifkan melalui proses pemanasan dengan

    uap ar dan udara pada temperatur 1500 oF dan proses ini akan

    mengoksidasi permukaan dan pori-pori media.

    Hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan karbon aktif ini

    adalah debit pengolahan dan headloss yang tersedia, senyawa-senyawa

    organik yang terdapat dalam air baku, media yang digunakan, ukuran media

    karbon aktif, kecepatan filtrasi, waktu kontak, dan waktu pembersihan

    media karbon aktif. Media karbon aktif harus dibersihkan atau di regenerasi

    kembali dalam waktu tertentu karena media ini akan mengalami keadaan

    jenuh dimana kemampuan media untuk mengabsorbsi senyawa-senyawa

    organik dan polutan akan berkurang. Proses regenerasi karbon aktif ini

    dilakukan dengan tiga cara yaitu penguapan, pemanasan dan penggunaan

    bahan kimia.

    4. Filter Membran

    Filtrasi dengan menggunakan membran ini merupakan alternative yang

    digunakan untuk menggantikan filtrasi pasir lambat (slow sand filtration).

    Teknologi ini mengurangi biaya operasional dan instalasi. Teknologi membrane

    ini digunakan dalam instalasi pengolahan air dengan tujuan untuk

    menghasilkan air layak minum.

    Keunggulan dari membran ini adalah mempunyai ukuran yang lebih

    kecil, kapasitas pengolahan lebih besar, serta mampu menghasilkan air layak

    minum. Sistem membran ini umumnya dibedakan menjadi empat jenis yaitu

  • Reverse osmosis (RO), Elektrodialisis (ED), Ultrafiltrasi (UF), dan Mikrofiltrasi

    (MF).

    Tabel 2.2 Jenis-jenis Membran

    Jenis Membran Jari-jari Lubang (micron) Tekanan Kerja (psi)

    Reverse osmosis 0.0006 >500

    Elektrodialisis 0.001 Menggunakan potensial listrik

    Ultrafiltrasi 0.002-0.1 30-100

    Mikrofiltrasi 0.03-10 15-60

    Sumber: Susumu kawamura, Integrated Design Of Water Treatment

    Facilities,1991

    Media yang digunakan dalam pembuatan filter membran ada dalam

    berbagai jenis material dan metode pembuatannya. Media yang digunakan

    digolongkan menjadi media absolut dan nominal tergantung kemampuan

    untuk menahan partikel yang mempunyai ukuran sama atau lebih besar dari

    ukuran pada media. Media membrane digolongkan sebagai media absolute

    sedangkan untuk media nominal biasanya menggunakan bahan fiber glass,

    polimer serta keramik.

    Berdasarkan struktur lubang medianya, filter membran dibedakan

    menjadi dua yaitu :

    1. Membran tipis (screen membrane)

    Membran tipis mempunyai lubang dengan bentuk lingkaran

    yang sempurna atau hampir sempurna yang tersebar secara acak pada

    permukaan membran. Membran dibuat melalui proses pelubangan

    menggunakan penembakan electron (nuclear track), dan penggoresan

  • (etch process). Membran ini digunakan pada proses analisi gravimetric,

    sitologi, analisis partikulat, analisis aerosol, dan penyaring darah.

    2. Membran tebal (depth membrane)

    Membran tebal mempunyai struktur permukaan yang tidak

    beraturan dan tampak kasar. Filter ini dibuat dari berbagai jenis

    polimer melalui proses pencetakan. Bahan utama yang digunakan

    adalah ester selulosa.

    Aplikasi membran yang digunakan berdasarkan ukuran pori-pori

    membran dan mekanisme kerja membran atau proses pemisahannya dapat

    dikelompokkan menjadi:

    a. Mikrofiltrasi

    Proses ini merupakan proses cross-flow tekanan rendah untuk

    memisahkan pertikel koloid dan tersuspensi. Ukuran pori yang digunakan

    yang sekitar 0,05 10 mikron. Kegunaan mikrofiltrasi dalam teknik

    lingkungan adalah mengisolasi coliform dari contoh air yang diteliti. Selain

    itu juga dapat digunakan untuk menyisihkan partikulat di udara yang akan

    digunakan sebagai bahan baku generator ozon. Namun penggunaan terus

    menerus akan menyebabkan tersumbat yang berakibat debit turun drastis

    dan bila ini terjadi maka membran harus diganti.

    b. Ultrafiltrasi

    Proses ini merupakan pemisahan efektif yang menggunakan

    membran dengan ukuran pori sekitar 0,005 10 mikron. Ultrafiltrasi

    mampu menyisihkan virus, bakteri, partikel koloid, dan senyawa organic

    berat bermolekul tinggi. Jika terjadi fouling maka membran harus diganti.

    Beberapa jenis membrane ultrafiltrasi tertentu dapat di backwash.

    Membrane ini tersusun atas dua lapisan yang sangat tipis dan lebih tebal

    diatasnya dengan pori-pori halus.

  • c. Dialisis

    Merupakan pemisahan solute dari ion atau zat berukuran pori

    sekitar 0,0005 0,1 mikron. Slarutan yang didialisis dipisahkan dari

    pelarutnya dengan membrane semipermeabel.

    d. Elektrodialisis,

    Merupakan proses pemisahan elektrokimia yang memindahkan

    ion melewati membrane semipermeabel dengan ukuran pori sekitar

    0,0005 0,01 mikron. Pada dasarnya sama dengan peruses dialysis hanya

    saj yang membedakan adalah pada driving force yang mempunyai gaya

    elektromotif sehingga akan menghasilkan tingkat transfer ion yang

    meningkat.

    Efisiensi dari elektrodialisis akan berkurang jika terjadi polarisasi

    konsentrasi serta timbulnya endapan yang menempel pada permukaan

    membran. Hal ini mengakibatkan kenaikan tegangan listrik yang diberikan

    untuk mempertahankan kualitas air yang diinginkan. Untuk mengolah air

    baku, diperlukan pengolahan pendahuluan untuk menghilangkan senyawa

    organik, besi, dan kekeruhan.

    e. Reverse Osmosis

    Reverse osmosis meliputi pemisahan pelarut (solvent), seperti air,

    dari larutan garam dengan menggunakan membran semi permeabel dan

    tekanan hidrostatik.ukuran pori sekitar 0,0005 0,008 mikron.

    3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Filtrasi

    Dalam proses filtrasi terjadi reaksi kimia dan fisika. Oleh karena itu

    perlu diperhatikan faktor-faktor yang berkaitan dan akan mempengaruhi

    kualitas hasil filtrasi. Faktor tersebut yaitu :

  • 1. Debit Filtrasi

    Debit yang terlalu besar menyebabkan tidak berfungsinya filter

    secara efisien. Sehingga proses filtasi tidak terjadi secara sempurna. Dan

    akibatnya aliran air terlalu cepat melewati rongga antara butiran media

    pasir. Hal in akan menyebabkan berkurangnya waktu kontak permukaan

    butiran media penyaring dengan air yang disaring. Dan kecepatan yang

    terlalu tinggi akan menyebabkan partikel terlalu halus tersaring.

    2. Konsentrasi Kekeruhan

    Konsentrasi kekeruhan mempengaruhi efisiensi filtrasi karena

    kekeruhan yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori

    dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga filtrasi dibatasi seberapa

    besar konsentrasi kekeruhan dari air baku yang boleh masuk. Jika

    kekeruhan terlalu tinggi dilakukan pengolhana terlebih dahulu seperti

    koagulasi, flokulasi dan sedimentasi/ Debit Filtrasi, Konsentrasi Kekeruhan,

    Temperatur, Kedalaman media, Ukuran, dan Material, Tinggi Muka Air Di

    Atas Media Kehilangan Tekanan

    3. Temperatur

    Massa jenis, viskositas absolute dan viskositas kinematis akan

    mengalami perubahan jika suhu atau temperatur dari air mengalami

    perubahan. Selain itu daya tarik menarik diantara partikel halus penyebab

    kekeruhan juga akan mempengaruhi daya absorpsi dan efisiensi daya saring

    filter.

    4. Kedalaman media, Ukuran, dan Material

    Pemilihan media dan ukuran keputusan penting dalam perencanaan

    pembuatan bangunan filter dimana tebal tipisnya media menentukan

    lamanya pengaliran dan daya saring. Jika media terlalu tebal akan

    menyebabkan daya saring terlalu tinggi. Dan watu yang dibutuhkan untuk

    pengaliran lama.

    5. Tinggi Muka Air Di Atas Media Kehilangan Tekanan

  • Tinggi muka air diatas media mempengaruhi besarnya debit atau

    laju filtrasi dalam media. Muka air yang cukup tinggi diatas media

    meningkatkan daya tekan air untuk masuk kedalam pori dan juga

    meningkatkan laju filtrasi bila dalam filter dalam keadaan bersih. Muka air

    diatas media naik bila lubang pori tersumbat terjadi saat filter kotor.

    Tekanan yang cukup dibutuhkan aliran air untuk melewati lubang pori.

    4 Media Filter dan Distribusi Media

    Bagian filter yang berperan penting dalam melakukan penyaringan

    adalah media filter. Media Filter dapat tersusun dari pasir silika alami,

    anthrasit, atau pasir garnet. Media ini umumnya memiliki variasi dalam

    ukuran, bentuk dan komposisi kimia. Pemilihan media filter yang akan

    digunakan dilakukan dengan analisa ayakan (sieve analysis). Hasil ayakan suatu

    media filter digambarkan dalam kurva akumulasi distribusi (Gambar 7.5)

    untuk mencari ukuran efektif (effective size) dan keseragaman media yang

    diinginkan (dinyatakan sebagai uniformity coefficient).

    Effective Size (ES) atau ukuran efektif media filter adalah ukuran media

    filter bagian atas yang dianggap paling efektif dalam memisahkan kotoran

    yang besarnya 10 % dari total kedalaman lapisan media filter atau 10 % dari

    fraksi berat, ini sering dinyatakan sebagai d10 (diameter pada persentil 10).

    Uniformity Coefficient (UC) atau koefisien keseragaman adalah angka

    keseragaman media filter yang dinyatakan dengan perbandingan antara

    ukuran diameter pada 60 % fraksi berat terhadap ukuran efektif atau dapat

    ditulis: UC = d60/d10. d60 adalah diameter butiran pada persentil 60).

  • Gambar 2.6 Lembar untuk penggambaran hasil analisis ayakan pasir

    Berdasarkan jenis dan jumlah media yang digunakan dalam penyaringan,

    media filter dikategorikan menjadi:

    1. Single media

    Satu jenis media seperti pasir silika, atau dolomit saja. Filter cepat

    tradisional biasanya menggunakan pasir kwarsa. Pada sistem ini penyaringan

    SS terjadi pada lapisan paling atas sehingga dianggap kurang efektif karena

    sering dilakukan pencucian

  • 2. Dual media

    Misalnya digunakan pasir silica, dan anthrasit. Filter dual media sering

    digunakan filter dengan media pasir kwarsa di lapisan bawah dan antharasit

    pada lapisan atas. Keuntungan dual media:

    a. Kecepatan filtrasi lebih tinggi (10 - 15 m/jam)

    b. Periode pencucian lebih lama

    c. Merupakan peningkatan filter single media (murah)

    3. Multi media: misalnya digunakan pasir silica, anthrasit dan garnet atau

    dolomit. Fungsi multi media adalah untuk memfungsikan seluruh lapisan filter

    agar berperan sebagai penyaring.

    Susunan media berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi:

    Seragam (uniform), ukuran butiran media filter relatif sama dalam satu

    bak

    Gradasi (stratified), ukuran butiran media tidak sama dan tersusun

    bertingkat

    Tercampur (mixed), ukuran butiran media tidak sama dan bercampur

    Perhitungan persentase pasir yang dapat digunakan, pasir yang terlalu kecil,

    pasir yang terlalu besar dapat dihitung sebagai berikut:

    Persentase stok pasir yang dapat digunakan:

    Persentase pasir yang terlalu kecil:

    Pf = Pst10 - 0,1 Puse = Pst10 - 0,2 (Pst60 - Pst10)

    Puse = 2 (Pst60 - Pst10)

  • Persentase ukuran pasir yang terlalu besar:

    Keterangan:

    Pst10 adalah persentase pasir stok yang memenuhi ES sesuai kriteria yang

    diminta

    Pst60 adalah persentase pasir stok yang memenuhi ES x UC sesuai kriteria

    yang diminta

    5 Dimensi Bak Filter

    Luas permukaan bak filter tergantung pada jumlah bak, debit

    pengolahan, dan kecepatan (rate) filtrasi. Jumlah bak ditentukan berdasarkan

    debit pengolahan dengan rumus pendekatan: N = 1,2 Q0,5, dengan Q adalah

    debit pengolahan (mgd). Jumlah bak juga dapat ditentukan dengan batasan

    luas permukaan maksimum 100 m2 per bak. Jumlah bak minimum adalah dua.

    Luas permukaan bak dihitung dengan rumus:

    dengan Vo adalah kecepatan filtrasi. Berdasarakan luas permukaan bak,

    ukuran bak (panjang dan lebar, atau diameter) dapat ditentukan. Ratio lebar

    terhadap panjang berkisar 1 : 1 hingga 1 : 2.

    Tinggi bak filter ditentukan dari tinggi total bahan yang terdapat di

    bak, meliputi underdrain, media penyangga, media filter dan air di atas media

    ditambah dengan tinggi jagaan (free board). Tinggi air di atas media

    direncanakan sekitar 90 sampai 120 cm.

    A = Q/V

    Pc = 100 - Pf - Puse

  • Persamaan Rose:

    dengan x adalah fraksi berat butiran media dengan ukuran di dan L adalah

    tebal media total.

    Besarnya kehilangan tekanan pada media filter dapat ditentukan

    dengan menggunakan percobaan piezometrik dalam skala laboratorium

    seperti terlihat pada Gambar 2.7. Gambar 2.7(a) memperlihatkan rangkaian

    alat yang digunakan untuk mengukur tinggi tekanan air (head) pada

    piezometer selama percobaan filtrasi berlangsung. Makin ke bawah lokasi titik

    sampling, maka head makin menurun (karena kehilangan tekanan atau

    headloss bertambah). Selama proses filtrasi berlangsung, head di setiap

    piezometer dicatat seperti digambarkan pada Gambar 2.7(b). Dengan

    bertambahnya waktu filtrasi, head makin menurun (karena terjadi clogging

    yang menyebabkan headloss meningkat), bahkan bisa mencapai head negatif,

    artinya tinggi muka air di piezometer berada di bawah dasar media filter.

    hL =

  • Gambar 2.7 Kehilangan tekanan pada filter, (a) percobaan piezemetrik

    (b) profil kehilangan tekanan selama proses filtrasi.

    Headloss pada proses filtrasi akan selalu meningkat sejalan dengan

    waktu operasi filtrasi. Naiknya headloss ini dapat digunakan untuk

    menentukan filter run atau siklus filtrasi, yaitu periode waktu operasi filtrasi

    di antara dua pencucian media. Filter run ditentukan dengan melakukan

    pencatatan kekeruhan pada efluen filter dan headloss yang terjadi selama

    filter beroperasi. Gambar 2.8 memperlihatkan hubungan antara headloss dan

    kekeruhan dengan waktu. Dengan mengacu pada besarnya kekeruhan

    maksimum pada efluen, waktu backwash dapat ditentukan. Waktu backwash

    juga dapat ditentukan dengan memberi batasan pada nilai headloss

    maksimum.

  • Gambar 2.8 Hubungan antara headloss dan kekeruhan dengan waktu operasi

    filter

    6 Hidrolika Pencucian (Backwashing)

    Filter pasir cepat, setelah digunakan dalam kurun waktu tertentu

    akan mengalami penyumbatan akibat tertahannya partikel halus dan koloid

    oleh media filter. Tersumbatnya media

    filter ditandai oleh:

    1. Penurunan kapasitas produksi (untuk filter constant head)

    2. Peningkatan kehilangan energi (head loss) yang diikuti oleh kenaikan muka

    air di atas media filter (untuk filter constant rate)

    3. Penurunan kualitas air produksi

    Jika keadaan ini tercapai, seperti ditunjukkan oleh adanya head yang

    negatif pada Gambar 2.7 b, maka filter harus dicuci. Teknik pencucian filter

  • cepat dapat dilakukan dengan menggunakan aliran balik (backwashing),

    dengan kecepatan tertentu agar media filter terfluidisasi dan terjadi

    tumbukan antar media. Tumbukan antar media menyebabkan lepasnya

    kotoran yang menempel pada media, selanjutnya kotoran yang telah

    terkelupas akan terbawa bersama dengan aliran air. Untuk meningkatkan

    kinerja backwashing, sering didahului dengan pencucian di permukaan

    (surface washing) dan/atau memberikan tekanan udara dari bawah dengan

    blower (air washing).

    Tujuan pencucian filter adalah melepaskan kotoran yang menempel

    pada media filter dengan aliran ke atas (upflow) hingga media terekspansi.

    Umumnya tinggi ekspansi sebesar 15 sampai 35% (Droste, 1997). Lama

    pencucian sekitar 3 hingga 15 menit. Ada beberapa sistem pencucian filter,

    yaitu:

    Menggunakan menara air

    Interfilter

    Pompa backwash

    Untuk menghitung head pompa pencucian atau tinggi menara, maka

    harus dihitung headloss melalui media, dasar filter (under drain), dan sistem

    perpipaan pada saat awal backwash. Saat awal backwash, tekanan air

    backwash harus mampu memecahkan media yang kemungkinan memadat

    akibat adanya kotoran yang melekat pada permukaan media. Tekanan air

    backwash juga harus mampu mengangkat pasir hingga ketinggian tertentu

    (terfluidasi).

    Besarnya kecepatan backwash ditentukan melalui persamaan :

    Vb = Vs 4,5

  • Porositas media terekspansi (e) bergantung pada kecepatan backwash dan

    kecepatan

    pengendapan partikel:

    Dimana :

    Vb = Kecepatan backwash

    Vs = Kecepatan pengendapan partikel

    7 Sistem Underdrain

    Sistem underdrain adalah sistem pengaliran air di bawah media filter

    setelah air melewati proses penyaringan. Persyaratan sistem underdrain

    adalah:

    a. dapat mendukung media di atasnya

    b. distribusi merata pada saat pencucian

    Kriteria untuk sistem underdrain adalah sebagai berikut:

    i. Dasar filter dapat terdiri dari sistem perpipaan yang tersusun dari

    lateral dan manifold, dimana air diterima melalui lubang orifice yang

    diletakkan pada pipa lateral.

    ii. Kecepatan pencucian 36 m/jam (600 l/m2.menit), dengan tinggi

    ekspansi sebesar 15 cm sehingga headloss = 25 cm.

    iii. Manifold dan lateral ditujukan agar distribusi merata, headloss 1 - 3 m

    dengan kriteria sistem manifold - lateral:

    a. Perbandingan luas orifice/filter = 0,0015 - 0,005

    e = (

    )

  • b. Perbandingan luas lateral/ orifice = 2 - 4

    c. Perbandingan luas manifold/lateral = 1,5 - 3 d. Diameter orifice = 0,6 - 2 cm.

    e. Jarak antara orifice = 7,5 - 30 cm

    f. Jarak antara lateral = orifice.

    Gambar 2.9 sampai 2.12 di bawah ini adalah bentuk sistem underdrain

    dengan model

    orifice-lateral-manifold dan bentuk sistem underdrain lainnya.

    Gambar 2.9 Sistem underdrain dengan model manifoldpipe

    Gambar Sistem underdrain dengan model perforated plate

  • 8 Desain Perencanaan Unit Filtrasi

    1. Media Pasir

    Kriteria Desain

    1. Distribusi media pasir

    Nomor Ayakan

    Ukuran Bukaan (mm)

    % Komulatif Lolos

    140 0,105 0,2

    100 0,149 0,9

    70 0,210 4,0

    50 0,297 9,9

    40 0,420 21,8

    30 0,590 39,4

    20 0,840 59,8

    18 1,000 66,5

    16 1,190 74,4

    12 1,680 93,3

    8 2,380 96,8

    6 3,360 100,0

    2. ES = Efective Size filter : 0,35 0,5 = 0,6

    3. UC= Uniform Coefficient : 1,3 1,7 = 1,3

    %kumulatif lolos ES

    Nilai P10 : 0,55 diplotkan kegrafik sebagai ukuran bukaan dan diperoleh

    %kumulatif lolos sebesar 40 %

    %kumulatif lolos ES

    Nilai P60 : 0,78 diplotkan kegrafik sebagai ukuran bukaan dan diperoleh

    %kumulatif lolos sebesar 59%

    %kumulatif lolos Pusable

    ( )

    ( )

    % Ukuran Bukaan Ptoo fine

    ( )

    ( )

  • Nilai Ptoo fine : 36,2% diplotkan kegrafik sebagai %kumulatif lolos dan diperoleh ukuran bukaan sebesar 0,27 mm Ukuran Bukaan Ptoo fine

    Nilai Ptoo coarse : 74% diplotkan kegrafik sebagai %kumulatif lolos dan diperoleh ukuran bukaan sebesar 1 mm Kesimpulan

    Ptoo fine dan Ptoo coarse sebesar 0,27mm dan 1 mm. Ini menunjukkan diameter

    bukaan yang efektif dan efisien digunakan dalam filtrasi, Jadi no ayakan yang

    digunakan 18, 20, 30, 40, 50, 70

    2 Media Antrasit

    8 Desain Perencanaan Unit Filtrasi

    1. Media Pasir

    Kriteria Desain

    1. Distribusi media pasir

    Nomor Ayakan

    Ukuran Bukaan (mm)

    % Komulatif Lolos

    140 0,105 0,2

    100 0,149 0,9

    70 0,210 4,0

    50 0,297 9,9

    40 0,420 21,8

    30 0,590 39,4

    20 0,840 59,8

    18 1,000 66,5

    16 1,190 74,4

    12 1,680 93,3

    8 2,380 96,8

    6 3,360 100,0

    2. ES = Efective Size filter : 1

    3. UC= Uniform Coefficient : 1,7

    %kumulatif lolos ES

    Nilai P10 : 0,55 diplotkan kegrafik sebagai ukuran bukaan dan diperoleh

    %kumulatif lolos sebesar 74,4 %

    %kumulatif lolos P60

  • Nilai P60 : 0,78 diplotkan kegrafik sebagai ukuran bukaan dan diperoleh

    %kumulatif lolos sebesar 95%

    %kumulatif lolos Pusable

    ( )

    ( )

    % Ukuran Bukaan Ptoo fine

    ( )

    ( )

    Nilai Ptoo fine : 70,28% diplotkan kegrafik sebagai %kumulatif lolos dan diperoleh ukuran bukaan sebesar 0,925 mm Ukuran Bukaan Ptoo fine

    Nilai Ptoo coarse : 111,48% jika diplotkan kegrafik melewati 100%kumulatif lolos. Jadi ukuran dbukaan maksimum digunakan Kesimpulan Ptoo fine dan Ptoo coarse sebesar 0,95mm dan ukuran maksimum untuk Ptoo coarse.

    Ini menunjukkan diameter bukaan yang efektif dan efisien digunakan dalam filtrasi,

    Jadi no ayakan yang digunakan 6, 8, 12, 16, 18, 20

    3 Filter dan Underdrain

    Kriteria Desain :

    Q = 0,0732 m3/detik

    Vf = 1,37 L/detik.m2

    Luas total filter

    Konversi debit (Q)

    Q = 0,0732

    x

    = 73,2 liter/detik

    Jadi :

    A =

    =

    = 53,43 m2

    Jumlah filter

    n = 12

  • n = 12

    = 3,25 4 buah

    Luas masing-masing filter

    a =

    a =

    = 18 m2

    1. Menghitung underdrain untuk masing-masing filter

    a. Perencanaan orifice

    Luas orifice total

    Rasio luas orifice adalah (1,5 sampai 5) x 10-3

    aorifice = (2x10-3) x a

    aorifice = (2x10-3) x 18 m2 = 0,036 m2

    Diameter orifice

    Kriteria desain untuk diameter orifice adalah

    hingga

    inch

    Dorifice =

    inchi

    Konversi :

    Dorifice =

    inchi x 0,0254

    = 0,0127 m

    Luas orifice

    aorifice1 =

    aorifice1 =

    ( ) = 1,2x10-4 m2

    Jumlah orifice

    orifice =

    orifice =

    = 300 buah

    Jarak orifice

    Berdasarkan kriteria desain, jarak orifice adalah 3-12 inchi di bagian tengah.

    Pada perencanaan ini digunakan 7 inch.

    2. Perencanaan Lateral

    Luas lateral total

    Rasio luas lateral terhadap luas orifice yang dilayani adalah (2 sampai 4) : 1.

    Pada perencanaan ini luas rasio yang digunakan 4.

  • alateral = luas rasio x aorifice

    alateral = 4 x 0,036 m2 = 0,144 m2

    Panjang dan Lebar filter

    Untuk single filter P:L = 1:1,5 L = 1,5 P

    a = PxL

    a = Px1,5P

    P =

    =

    = 3,5 m

    Jadi :

    L = 1,5 P

    L = 1,5 x 3,5 m = 5,25 m

    Jumlah lateral

    Pada perencanaan, panjang manifold harus lebih kecil dari panjang filter. Dari

    hasil perhitungan didapati bahwa panjang filter adalah 3,5 m, sehingga diasumsikan

    bahwa panjang manifold adalah 4 m. Dan untuk jarak lateral harus mendekati jarak

    orifice, maka diambil sebesar 6 inch atau 0,2 m.

    lateral =

    + 1

    lateral =

    + 1 = 17,5 18 lateral

    Luas tiap lateral

    atiap lateral =

    =

    = 0,008 m2/lateral

    Kecepatan lateral

    Vlateral =

    < 0,2 m/s

    Vlateral =

    < 0,2 m/s Memenuhi KD

    3. Perencanaan manifold

    Luas maniford

    Rasio luas manifold adalah 1,5 3

    Pada perencanaan ini digunakan rasio luas sebesar 3.

    amanifold = 3 x

    amanifold = 3 x 0,144 m2 = 0,432 m2

    Kecepatan manifold

  • Vmanifold =

    < 0,5 m/detik

    VmanifJold =

    =0,067m/detik