Embriologi Testis

7
Testis Embrio dikatakan secara genetik adalah pria apabila sel germinal primordial membawa kromosom seks komplek XY. Di bawah pengaruh dari gen SRY pada kromosom Y yang mengkode testis determining factor, korda seks primitif berkembang secara proliferatif dan masuk lebih dalam ke medula untuk membentuk testis atau ke dalam korda medula. Untuk menuju bagian hilus dari kelenjar, korda berpisah ke bagian untaian sel kecil yang nantinya akan menjadi tubulus dari rete testis. Selama perkembangan yang lebih lanjut, lapisan padat dari jaringan konektif fibrosa yaitu tunica albugenia memisahkan korda testis dari permukaan epitel (Langman, 2009). Gambar 2.5 A. Testis 8 minggu, B. Testis dan duktus genital 4 bulan

description

Embiologi testis mulai dari pembentukan pada minggu ke 7 sampai penurunan pada minggu-minggu terakhir sebelum kelahiran

Transcript of Embriologi Testis

Testis Embrio dikatakan secara genetik adalah pria apabila sel germinal primordial membawa kromosom seks komplek XY. Di bawah pengaruh dari gen SRY pada kromosom Y yang mengkode testis determining factor, korda seks primitif berkembang secara proliferatif dan masuk lebih dalam ke medula untuk membentuk testis atau ke dalam korda medula. Untuk menuju bagian hilus dari kelenjar, korda berpisah ke bagian untaian sel kecil yang nantinya akan menjadi tubulus dari rete testis. Selama perkembangan yang lebih lanjut, lapisan padat dari jaringan konektif fibrosa yaitu tunica albugenia memisahkan korda testis dari permukaan epitel (Langman, 2009).

Gambar 2.5 A. Testis 8 minggu, B. Testis dan duktus genital 4 bulan

Skema 2.1 Pengaruh sel germinal primordial pada gonad indiferenPada testis, sel-sel epitel coelom yang tumbuh di dalamnya (sel pra-sertoli), membentuk korda yang letaknya sedemikian dekat satu sama lain dan saling terjalin satu dengan yang lain (korda seksual, duktuli pluger) yang merupakan tempat tinggal sel germinal dan terhambatnya diferensiasi sel tersebut lebih lanjut oleh faktor-faktor inhibitorik. Di dalam mesenchyme yang tumbuh dari mesonefros muncul sel yang lebih besar dan memproduksi hormon, yaitu sel Leydig janin yang sudah memproduksi testosteron dari minggu ke-8 yang penting untuk kelanjutan perkembangan seksual yang spesifik pada janin.Pada minggu ke-10, anyaman korda seksual mulai memudar. Struktur tersebut membentuk tubulus seminiferus yang independen dan sangat berliku-liku yang memisahkan korteks dari epitel benih melalui lapisan jaringan ikat kasar (tunika albugenia). Kini sel-sel germinal tidak dapat lagi mencapai testis. Sisa sel-sel yang tersebar di korteks mulai berdegenerasi. Oleh karena saluran kecil sperma (tubulus seminiferus) berakhir buntu dan simpai testis menebal melalui tunica albugenia, pengeluaran sel germinal hanya dapat terjadi ke arah dalam. Agar penyaluran sperma dapat terjadi, terjadi diferensiasi duktus mesonefros yang berbatasan dengan testis menjadi duktus eferens dan bersatu di atas rete testisdengan tubulus seminiferus. Di bawah pengaruh testosteron, duktus Wolff di daerah gonad menjadi saluran epididimis dan ke arah distal menjadi saluran sperma (duktus deferens). Dari minggu ke-20 pada dasarnya testis sudah mencapai tahap diferensiasi tersebut, yang setelah lahir tetap berlangsung sampai pematangan seksual (pubertas) terjadi (Rohen & Drecoll, 2003).

Rohen, Johanes W, Drecoll, Elke Lutjen. 2003. Embriologi Fungsional, Perkembangan Sistem Fungsi Organ Manusia. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Langman, Sadler T. W. 2009. Embriologi kedokteran. Edisi 10. Jakarta: EGC

ASPEK ANATOMI DAN EMBRIOLOGI TESTISTurunnya (desensus) testis ke dalam skrotum merupakan suatu proes kompleks yang melibatkan beberapa factor anatomis maupun hormonal. Proses desensus testis terdiri atas dua tahap. Pada tahap pertama terjadi proses desensus transabdominal, yaitu penurunan tetis dari abdomen ke inguinal. Pada tahap kedua terjadi desensus testis dari region inguinal ke skrotuma.Perkembangan seksualTraktus urogenitalis berasal dari birai urogenital yang kemudian berproliferasi membentuk birai genital. Dari sinilah kemudian terbentuk gonad primitive. Birai urogenital pada janin laki laki dan perempuan identik sampai usia 7-8 minggu masa gestasi. Diferensiasi seksual dimulai oleh gen SRY pada kromosom Y yang memacu pembentukan testis. Mullerian Inhibiting substance (MIS) juga mempunyai peran dalam diferensiasi gonad. Mullerian Inhibiting substance menyebabkan regresi duktus Mulleri, sedangkan testosterone menyebabkan duktus Wolfii berkembang lebih lanjut menjadi epididimis, vas deferens dan vesikula seminalisb.Gubernakulum testisPembesaran gubernakulum testis pada waktu pergerakan transabdominal dikenal sebagai swelling reaction atau gubernacular outgrowth. Hal ini disebabkan oleh pembelahan el sera peningkatan asam hialuronat dan glikosaminoglikan. Asam hialuronat bersifat hidrofilik, menyebabkan ujung gubernakulum membesar (bulky) dan bersifat gelatinous, selanjutnya gubernakulum mengecil, mengikat testis dan epididimis bagian kaudal ke skrotum sehingga terjadi proses penurunan. Bagian proksimal gubernakulum akan memendek selama proses desensus ini. Proses ini mungkin merupakan mekanisme yang penting dalam memposisikan testis ke inguinal ring sehingga dengan tekanan intraabdominal akan menekan testis keluar dari abdomen. Proses ini terjadi pada usia gestasi 8-15 minggu. c.Ligament suspensori kranialisPada janin ligament suspensori kranialis mengalami regresi sehingga memungkinkan desensus testis, dan ini merupakan salah satu factor penting dalam desensus testis. d.Tekanan intraabdominalTekanan intraabdominal merupakan factor penting dalam proses desensus testis dari rongga abdomen, tekanan intraabdominal ini tidak banyak berperan dalam fase transabdominal tetapi penting untuk testis melewati prosesus vaginalis. Meskipun masih controversial, proses desensus testis transabdominal berhubungan dengan regresi ligament suspensori kranialis, pembesaran gubernakulum ke arah kaudal serta penarikan gubernakulum ke arah urogenital ridge. Hasil akhir dari proses ini adalah turunnya testis ke inguinal. Desensus testis melalui kanalis inguinalis memerlukan prosesus vaginalis dan tekanan intraabdomen yang akan mendorong testis melalui kanalis inguinalis masuk ke dalam skrotum. Penurunan ingiunoskrotal membutuhkan migrasi gubernakulum bersamaan dengan memanjangnya prosesus vaginalis.

ASPEK HORMONAL DESENSUS TESTISProses desensus testis transabdominal diatur oleh pembesaran gubernakulum dan regresi ligament suspensori kranialis. Proses desensus testis selain dipengaruhi oleh factor mekanis juga dipengaruhi oleh beberapa hormone meliputi Mullerian inhibiting substance (MIS), androgen, genitofemoral nerve (GFN), dan calcitonin gene related peptide (CGRP).a. Mullerian inhibiting substance (MIS)MIS adalah suatu glikoprotein dengan berat molekul 140 kDA yang dihasilkan oleh el sertoli dan berfungsi untuk regresi duktus Mulleri. Gen yang mengatur MRI terdapat pada kromosom 19p13.3. beberapa fungsi lain dari MIS adalah berperan pada diferensiasi awal testis, maturasi paru pranatal dan maturasi sel germinal pasca natal. Pada fase awal desensus testis MIS juga berperan dan ini dibuktikan dengan beberapa penelitian pada binatang seperti terdapatnya retensi ductus Mulleri pada gonad yang maldescent atau pada persistent Mullerian duct syndrome ditemukan kriptokirmus dan gubernakulum yang tipis dan memanjang.b. AndrogenSampai saat ini mekanisme peran androgen dalam turunnya testis belum diketahui secara pasti. Selama proses desensus testis intraabdominal, androgen berperan dalam regresi ligament suspensori kranialis. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa androgen mempengaruhi migrasi dan pertumbuhan gubernakulum pada fase inguinoskrotal penurunan testis melalui GFN dan neurotransmitter CGRP. Tahap migrasi yang kedua dari inguinal ke skrotum lebih tergantung pada androgen, hal ini terbukti dari tingkat kesuksesan terapi hormonal. Semakin tinggi letak testis maka semakin rendah tingkat keberhasilan terapi hormonal dalam stimulasi aksis HPG untuk menginduksi penurunan testis. Peningkatan LH tidak hanya menyebabkan peningkatan kadar androgen tetapi juga merangsang sel Leydig untuk menghasilkan produk lain yaitu insulin like factor: (INSL3) yang juga berperan dalam proses desensus testis.c. Genitofemoral nerve (GFN)Genitofemoral nerve dianggap berperan dalam proses desensus testisd. Calcitonin gene realted peptide (CGRP)Meskipun tidak ada perubahan sekuens patogenik yang ditemukan pada jalur CGRP pada pasien dengan kriptokirmus namun CGRP dianggap berperan dalam obliterasi prosesus vaginalis setelah testis turun karena dalam percobaan invitro CGRP menyebabkan fusi prosesus vaginalis.